BUSINESS BLUEPRINT IMPLEMENTASI SAP BUSINESSOBJECTS PROFITABILITY AND COST MANAGEMENT PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) TBK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BUSINESS BLUEPRINT IMPLEMENTASI SAP BUSINESSOBJECTS PROFITABILITY AND COST MANAGEMENT PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) TBK"

Transkripsi

1 BUSINESS BLUEPRINT IMPLEMENTASI SAP BUSINESSOBJECTS PROFITABILITY AND COST MANAGEMENT PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) TBK James Tandy BINUS University, Jl. Kebon Jeruk Raya No.27. Kemanggisan/Palmerah Jakarta Barat 11530, Telp/Fax: / , jamestandyup@gmail.com Ricky BINUS University, Jl. Kebon Jeruk Raya No.27. Kemanggisan/Palmerah Jakarta Barat 11530, Telp/Fax: / , vxricky@gmail.com Yudiana BINUS University, Jl. Kebon Jeruk Raya No.27. Kemanggisan/Palmerah Jakarta Barat 11530, Telp/Fax: / , yudiana_lyn@yahoo.com Dosen pembimbing: Johan, S.Kom., MM. BINUS University, Jl. Kebon Jeruk Raya No.27. Kemanggisan/Palmerah Jakarta Barat 11530, Telp/Fax: / ABSTRAK Business blueprint digunakan untuk mendokumentasikan proses bisnis AS IS dan proses bisnis TO BE dalam implementasi SAP BusinessObjects Profitability and Cost Management (PCM) untuk kepentingan pembuatan laporan Route Profitability actual mainbrand. Dalam fase business blueprint ini, metodologi analisis yang dilakukan adalah dengan analisis sistem yang berjalan, analisis kebutuhan pengguna, identifikasi masalah dan solusi, serta analisis resiko dan isu. Output yang dihasilkan adalah business blueprint implementasi PCM dengan 22 buah project deliverables yang salah satunya adalah detil terminologi struktur yang ada di dalam PCM serta hasil analisis resiko dan isu. Simpulan yang didapatkan yaitu dengan menggunakan metode implementasi ASAP, sistem SAP BusinessObjects PCM dapat menjawab gaps yang ada dan akan secara langsung menggantikan peran dari sistem pre-co- PA dan CO-PA yang ada untuk menghasilkan Route Profitability actual mainbrand. Business blueprint is used for documenting AS IS business processes and TO BE business processes in the implementation of SAP BusinessObjects Profitability and Cost Management

2 (PCM) for the purpose of Route Profitability actual mainbrand reporting. In the business blueprint phase, the methodology of the analysis is conducted by analyzing the current running system, user requirements, problem identification and solutions, as well as analysis of the risks and issues. The output is a business blueprint itself for the implementation of PCM with 22 pieces of project deliverables, one of which is detailed in terms of the existing structures in the PCM and the analysis of risks and issues. Conclusions are obtained by using the method of implementation: ASAP, SAP BusinessObjects PCM system can answer the gaps that exist and will directly replace the role of the pre-co-pa and CO-PA system which is there to produce Route Profitability actual mainbrand. Kata kunci: BusinessObjects, Profitability, Cost Management, Business Blueprint. PENDAHULUAN Dunia teknologi informasi yang terus berubah secara signifikan dan kemampuan organisasi untuk merespon tantangan-tantangan dan peluang-peluang seiring dengan perubahan tersebut dengan lebih cepat dari kompetitor sejenis akan menjadi tolak ukur apakah dirinya mampu untuk selangkah lebih maju. Organisasi-organisasi yang bergerak di bidang ekonomi secara global dihadapkan kepada kompetisi, tekanan atas peraturan-peraturan yang dilakukan oleh pemerintah setempat, serta tingginya tingkat ketidakpastian yang ada. Di dalam lingkungan seperti ini, munculah sebuah kebutuhan akan pengambilan keputusan (decision-making) yang lebih ditingkatkan. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk merupakan maskapai penerbangan pertama dan terbesar di Indonesia yang kini melayani lebih dari 50 rute destinasi domestik dan internasional. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sendiri telah mengimplementasikan salah satu produk unggulan dari konsep ERP (Enterprise Resource Planning), yaitu SAP, yang memiliki modul terlengkap dan telah menjadi best practice dunia. Di dalam SAP sendiri dikenal adanya BusinessObjects, yaitu sebuah komponen pendukung dalam hal performance management, planning, reporting, analisis, serta manajemen informasi perusahaan dan pada 2007 telah resmi menjadi SAP BusinessObjects 5.1 pada versi terbarunya. Terdapat beberapa produk dari SAP BusinessObjects 5.1 dimana salah satunya adalah EPM (Enterprise Performance Management) yang mengelola SAP BusinessObjects PCM (Profitability and Cost Management). PCM ini lah yang tengah dipersiapkan oleh Garuda Indonesia untuk mengatasi masalah akan banyaknya waktu yang terbuang akibat sistem yang sekarang berjalan sebagian masih secara manual. Sedangkan bagi Garuda Indonesia sebagai perusahaan yang bergerak di bidang penerbangan (aviation), SAP BusinessObjects PCM akan dibangun dengan pendekatan Profitability Management (PM) dan akan menghasilkan laporan berupa Route Profitability (RP) yang akan menjadi central role dari industri penerbangan yang bertujuan untuk memberikan flight performance dari tiap-tiap rute penerbangan yang ada yang terdiri dari informasi untuk pricing decisions akan seberapa besar profit yang dihasilkan oleh sebuah rute penerbangan, seberapa besar revenue yang didapatkan, serta seberapa tinggi costs yang dihabiskan untuk sebuah rute tersebut. Route Profitability (RP) tersebut diharapkan dapat memberikan dukungan kepada direksi/eksekutif untuk keperluan pengambilan keputusan bagi pencapaian tujuantujuan strategis perusahaan (pricing atau network development decision). Sesuai dengan state of art (tinjauan pustaka) yang ada pada jurnal ilmiah internasional yang dipublikasikan oleh Vantage (sebuah SAP BusinessObjects Consulting Services Team) tahun 2008, implementasi dari produk SAP BusinessObjects Profitability and Cost Management di dalam industri penerbangan pertama kali dilakukan oleh SAS (Scandinavian Airlines) yang telah berhasil memberikan solusi atas tantangan bisnis dalam mengelola dan memantau biaya-biaya dari semua kegiatan, meningkatkan fungsi laporan Route Profitability, mengidentifikasi rute yang tidak menguntungkan, sehingga dapat menghasilkan keputusan strategis yang lebih optimal. Maka atas dasar latar belakang ini, penulis mengangkat topik SAP BusinessObjects Profitability & Cost Management (PCM) ke dalam skripsi dengan judul Business Blueprint Implementasi SAP BusinessObjects Profitability & Cost Management Route Profitability Actual Mainbrand PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk untuk memenuhi kebutuhan perusahaan di dalam keperluan untuk memaksimalkan proses decision making dengan menggunakan sistem yang baru dengan SAP BusinessObjects. Tujuan penelitian adalah mempelajari proses bisnis

3 dalam industri penerbangan Garuda Indonesia, menganalisis proses-proses pada sistem yang berjalan dalam menghasilkan laporan Route Profitability Actual Mainbrand, menganalisis masalah-masalah yang ada pada sistem yang berjalan, menganalisis proses-proses yang ditawarkan oleh SAP BusinessObjects PCM beserta dengan fungsi-fungsi dari setiap struktur PCM yang ada di dalam nya, dan merancang business blueprint SAP BusinessObjects PCM dengan pendekatan dasar Activity- Based Costing (ABC) untuk keperluan kustomisasi SAP BusinessObjects PCM di masa mendatang dan dalam hal mendukung proses implementasi PCM yang berjalan pada PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. METODE PENELITIAN Metode pengumpulan data dengan melakukan studi lapangan wawancara yaitu penulis melakukan wawancara (tanya jawab) langsung dengan pengguna (user) dari proyek SAP BusinessObjects PCM untuk mendapatkan business requirements yang dibutuhkan. Serta dengan program magang dimana dalam proses pengumpulan data, penulis juga menjalankan program magang (internship) secara langsung sesuai dengan jam kerja yang ditentukan oleh PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Selama melakukan praktek kerja, penulis juga meminta bimbingan dan pelatihan dari karyawan-karyawan yang bekerja di perusahaan dengan mengikuti aturan dan prosedur yang telah ditentukan. Selain itu penulis juga melakukan studi kepustakaan untuk melakukan tinjauan pada buku-buku yang berkaitan dengan topik penulisan skripsi untuk mendapatkan landasan teori yang berhubungan serta informasiinformasi terkait lainnya yang diperlukan. Metode analisis yang dilakukan dalam perancangan business blueprint untuk proyek implementasi PCM adalah dengan melakukan analisis sistem yang berjalan mengenai roses-proses yang ada di dalam sistem yang berjalan sekarang dapat dianalisis melalui hasil wawancara pengguna selama masa magang, analisis terhadap kebutuhan user, setelah melakukan analisis terhadap sistem yang berjalan sekarang, lalu dilakukan analisis terhadap kebutuhan user mengenai sistem PCM yang akan dibangun melalui wawancara pengguna., melakukan identifikasi masalah dan solusi yaitu identifikasi masalahmasalah yang ada pada sistem yang sedang berjalan sekarang yang didapatkan dengan analisis fit/gap agar sistem yang akan dibangun dapat menjadi solusi atas masalah-masalah yang ada, dan terakhir melakukan analisis isu dan analisis resiko yaitu analisis resiko dilakukan agar dapat mempersiapkan segala resiko yang mungkin dapat terjadi di berbagai tahapan implementasi PCM, baik di awal pengerjaan proyek sampai tahapan terakhir go live dan support. Selain melakukan analisis resiko, juga dilakukan analisis isu, dimana analisis isu juga merupakan bagian dari manajemen proyek yang dilakukan untuk menganalisis masalah-masalah yang sedang terjadi di dalam pengerjaan proyek implementasi PCM. Metode implementasi yang digunakan dalam proyek SAP BusinessObjects PCM adalah dengan menggunakan metode ASAP (Accelerate SAP) melalui fase kedua yaitu business blueprint, dimana kami mengumpulkan business requirements yang ada dengan melakukan analisis proses bisnis AS IS dan analisis kebutuhan pada proses bisnis TO BE yang akan diimplementasikan. HASIL DAN BAHASAN Garuda Indonesia merupakan salah satu perusahaan milik negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa penerbangan yang berfokus pada tingkatan pasar menengah ke atas, karena produk yang ditawarkan merupakan jenis premium services, baik untuk jasa pengangkutan penumpang (pax) dalam one-way atau return flight ataupun barang (cargo). Garuda Indonesia juga melayani setiap kegiatan kenegaraan yang dilakukan oleh instansi pemerintahan Republik Indonesia terkait dengan berbagai wilayah kunjungan. Pasar yang dijangkau oleh Garuda Indonesia meliputi service area IBB (Indonesia Bagian Barat), IBT (Indonesia Bagian Tengah), ASA (Asia), JKC (Japan Korea China), SWP (South West Pacific), EUR (Eropa), dan MEA (Middle East) dimana perusahaan telah memiliki lebih dari 50 rute penerbangan baik domestik ataupun internasional dan rata-rata berhasil melakukan lebih dari penerbangan dalam kurun waktu satu tahun. Untuk menghasilkan sebuah laporan Route Profitability, pengguna (user) harus melalui enam proses secara keseluruhan, yaitu: 1. Mengumpulkan data utama operasional dan revenue dari unit feeder data yang bersangkutan (data collection). Tabel 3.1. Nama data dan penyedia data untuk pemrosesan laporan Nama Data AFL (Aircraft Flight Log) dan fuel burnt Penyedia Data JKTOSGA (Operation Support) dan JKTCTGA (Fleet Management)

4 OTP (On Time Performance) RAPID GA CRAS (Cargo Revenue Accounting System) JKTOGGA (Ground Support) JKTWPGA (Revenue Management) JKTGFGA (Unit Cargo) 1.a. 1.b. 1.c. 1.d. Semua data yang diperlukan oleh user (pengguna) yang dikumpulkan dari berbagai bagian penyedia data akan disimpan di dalam sebuah alamat server: Pertama kali, user akan memroses data asli operasional AFL (Aircraft Flight Log) yang telah diterima dari bagian operation support (JKTOSGA) berformat Excel yang terdiri dari 34 kolom field, beserta data asli fuel burn dari bagian fleet management (JKTCTGA) yang juga masih berformat Excel dengan 10 kolom field. Kemudian, kedua data asli tersebut dibentuk menjadi data gabungan yang terdiri dari 22 kolom field, Kedua, mengumpulkan data asli operasional On Time Performance (OTP) yang didapatkan dari bagian ground operation (JKTOGGA). Ketiga, menerima data asli revenue RAPID (pax revenue) dalam dua format yaitu.txt (incomplete) dan Excel (complete) yang didapatkan dari bagian revenue management (JKTWPGA), dimana user akan menggunakan data yang telah lengkap yaitu format Excel, dan Terakhir, menerima data asli revenue CRAS (Cargo Revenue Accounting System) dalam dua format yaitu.txt (incomplete) dan Excel (complete) yang diterima dari unit cargo (JKTGFGA), dimana user akan menggunakan data yang telah lengkap yaitu format Excel, 2. Mengubah format data asli menjadi format data Route Profitability. 2.a. User mengganti format data operasional asli AFL dan fuel burn berupa field: aircraft type, branch office, pax on board, flight number, dan departure/arrival date yang telah dikumpulkan sebelumnya, lalu disimpan dengan format baru.txt (contoh PAX txt). Contoh perubahan format sebagai berikut: Tabel 3.2. Perubahan format aircraft type pada data asli AFL RP C C 7NG 738 Tabel 3.3. Perubahan format branch office pada data asli AFL SEL NRT PEK OSA RP ICN TYO BJS KIX AFL PVG SPL RP SHA AMS

5 Tabel 3.4. Perubahan format flight number pada data asli AFL RP b. 2.c. 2.d. User mengganti format data operasional asli OTP berupa field: aircraft type, departure/arrival city, serta date yang telah dikumpulkan sebelumnya, lalu disimpan dengan format baru.txt (contoh OTP_ txt). User mengganti format data asli revenue RAPID berupa field: flight number dan departure/arrival city yang telah dikumpulkan sebelumnya, lalu disimpan dengan format baru.txt (contoh ZRP_ txt). User mengganti format data asli revenue CRAS berupa field: flight number dan departure/arrival city yang telah dikumpulkan sebelumnya, lalu disimpan dengan format baru.txt (contoh CGO txt). 3. Melakukan data maintenance. 3.a. Untuk memasukkan value dari data operasional dan revenue yang telah ada ke dalam karakteristik precopa berupa aircraft type, departure/arrival city, citypair, flight number, flight route, roundtrip route, roundtrip flight number, service area, dan service type, maka pertama menggunakan transaction code "KES1" untuk membuat derivasi yang berasal dari data AFL dan fuel burn, OTP, RAPID, dan CRAS. Value-value utama melalui KES1 3.b. Kedua, untuk membentuk rute yang saling berkaitan antara flight number, flight route, service area, dan roundtrip flight number, maka menggunakan derivation rule 11 dengan transaction code "KEDE". Selanjutnya, menggunakan derivation rule 12 untuk memasangkan flight route dengan roundtrip route. Dan terakhir, menggunakan derivation rule 13 untuk memasangkan service area dengan service type. 3.c. Ketiga, melakukan perhitungan yang berkaitan dengan jarak dan seat configuration, seperti ASK (Available Seat per Kilometer), RPK (Revenue Pax Kilometer), ATK pax (Available Tone Kilometer), ATK cargo (Available Tone Kilometer), Freight Mail, dan lain sebagainya dengan menggunakan transaction code "ZRPMM" 4. Mengunggah data operasional dan data revenue ke dalam pre-copa. Pre-COPA Merupakan proses awal yang ditambahkan karena perusahaan memerlukan laporanlaporan RP lainnya yang lebih komprehensif, oleh karena itu ditambahkan sebuah proses pre-co-pa (dibuat di dalam SAP ECC 6.0 melalui pemograman ABAP) yang bertujuan untuk menyaring, memetakan, dan mempersiapkan data awal, sehingga hal ini dapat memastikan bahwa data yang akan masuk ke dalam CO-PA nantinya merupakan data yang sudah valid. 4.a. Melakukan upload data operasional dan revenue sesuai dengan template yang telah ditentukan yaitu dengan format.txt. Untuk data operasional melalui path sistem SAP - ZRPMM - Regular Processing - Data Upload - Operational, sedangkan untuk data revenue melalui path sistem SAP - ZRPMM - Regular Processing - Data Upload - Revenue. 4.b. Memroses data harian (daily) yang telah diunggah ke pre-co-pa dengan membuat summary bulanan (monthly) dengan path sistem SAP - Route Profitability - Regular Processing - Data Processing Summarize

6 5. Mengecek validitas data di dalam pre-copa 5.a. Memastikan kesiapan untuk tahapan terakhir selanjutnya dengan pengecekan ulang di dalam pre-co-pa mengenai data operasional apakah semuanya telah sesuai dengan format bulanan (monthly) atau belum. Serta memastikan bahwa tidak ada data operasional yang masih dalam bentuk harian (daily) melalui path sistem SAP - Route Profitability - Regular Processing - Data Upload. 5.b. Memastikan kesiapan untuk tahapan terakhir selanjutnya dengan pengecekan ulang di dalam pre-co-pa mengenai data pax revenue apakah semuanya telah sesuai dengan format bulanan (monthly) atau belum. Serta memastikan bahwa tidak ada data pax revenue yang masih dalam bentuk harian (daily) melalui path sistem SAP - Route Profitability - Regular Processing - Data Upload. 5.c. Memastikan kesiapan untuk tahapan terakhir selanjutnya dengan pengecekan ulang di dalam pre-co-pa mengenai data freight revenue apakah semuanya telah sesuai dengan format bulanan (monthly) atau belum. Serta memastikan bahwa tidak ada data freight revenue yang masih dalam bentuk harian (daily) melalui path sistem SAP - Route Profitability - Regular Processing - Data Upload. 6. Melakukan upload data ke dalam CO-PA CO-PA Perusahaan menggunakan CO-PA (Controlling Profitability Analysis) untuk melakukan analisis profitabilitas dari dua segmentasi bisnis yang terbagi atas jasa pengangkutan penumpang (pax carried service) dan jasa pengangkutan barang (air cargo service) serta untuk memberikan informasi berdasarkan pasar yang dijangkau oleh Garuda Indonesia yang meliputi service area IBB (Indonesia Bagian Barat), IBT (Indonesia Bagian Tengah), ASA (Asia), JKC (Japan Korea China), SWP (South West Pacific), EUR (Eropa), dan MEA (Middle East) guna keperluan pengambilan keputusan bagi bagian penjualan, pemasaran, dan manajemen eksekutif. Laporan yang dihasilkan dikenal dengan sebutan Route Profitability yang diproses oleh CO-PA, namun hanya berupa dua tipe, yaitu RP Regular dan RP Actual Charter. Terdapat banyak pemrosesan yang masih dilakukan secara manual dengan menggunakan Microsoft Excel untuk menghasilkan RP tersebut. 6.a. Data operasional dan data revenue yang telah dicek ulang validitasnya akan diunggah ke dalam sistem CO-PA dengan path sistem SAP - Route 6.b. Profitability - Regular Processing - COPA Postings - Posting to COPA. Mengunggah data mengenai fuel surcharge di dalam sistem CO-PA secara manual yang diterima dari bagian reveue management dalam bentuk Excel dengan menggunakan transaction code "KEFC". 6.c. Mengevaluasi data yang telah diunggah tersebut mengenai : - Seat Load Factor (SLF) di atas 100%, - On Time Performance (OTP) di atas 100%, - Flight interrupted dengan flight number, dan - Flight number, flight route, service area, roundtrip route, roundtrip flight. Identifikasi masalah dan solusi sebagai berikut: a. Sistem yang berjalan sekarang belum mampu untuk melakukan standarisasi format data untuk menjadi laporan RP akhir. Detil masalah: Data dari berbagai sumber masih berbentuk spreadsheet dan masih harus dilakukannya konversi nama field dari data asli menjadi format standar laporan RP, serta masih harus melakukan konversi format spreadsheet menjadi bentuk text (.TXT) pada saat keperluan upload pre-copa. Solusi: Pembangunan sistem yang mampu memroses data operasional, cost dan revenue dengan menggunakan SAP Business Warehouse untuk kepentingan standarisasi format data dan setelah itu data yang ada akan terintegrasi dengan SAP BusinessObjects PCM.

7 b. Sistem yang berjalan sekarang masih secara manual untuk melakukan input-tan data ke dalam sistem yang ada. Detil masalah: Data operasional dan revenue pada sistem yang lama masih harus dimasukkan secara manual ke dalam sistem oleh pengguna melalui tiga tahapan yang rentan dengan kesalahan data input dan memerlukan waktu yang cukup lama untuk diselesaikan. Solusi: Pembangunan sistem yang mampu memroses data yang telah disimpan dan dengan format yang telah terstandarisasikan di dalam SAP Business Warehouse ke dalam struktur line items berupa sejumlah costs dan revenue untuk diolah di dalam SAP BusinessObjects PCM secara sistematis, sedangkan pada sistem yang baru nantinya data operasional akan langsung dihasilkan oleh SAP BusinessObjects BPC (Business Process Consolidation) untuk dipakai di dalam PCM. c. Sistem yang bejalan sekarang belum mampu menghasilkan laporan Route Profitability yang lebih informatif dan sistem yang berjalan sekarang juga belum mampu memastikan tercapainya proses pengambilan keputusan dalam bidang keuangan secara lebih akurat. Detil masalah: Saat ini, informasi yang dihasilkan pada laporan akhir masih sebatas informasi mengenai Seat Load Factor (SLF), On Time Performance (OTP), dan Flight Interrupted saja. Serta keputusan yang diambil oleh eksekutif sebagai hasil dari analisis atas laporan Route Profitability selama ini hanya berdasarkan pengalaman-pengalaman yang dimiliki, sehingga tujuan perusahaan untuk menekan biaya dan memaksimalkan profit menjadi tidak signifikan. Solusi: Pembangunan sistem yang mampu melakukan kalkulasi menggunakan satu platform saja secara otomatis untuk menghasilkan informasi yang lebih mendalam pada laporan Route Profitability mengenai: 1. Contribution Margin 1, 2. Contribution Margin 2, 3. Contribution Margin 3, 4. Route Result 1, dan 5. Route Result 2. Secara umum, penggunaan PCM di dalam Garuda Indonesia dapat menunjang pengendalian (controlling) atas costs yang diperlukan dengan lebih cepat dan lebih mudah, menampilkan analisis yang dapat diandalkan, menggunakan pendekatan Activity-Based Costing (ABC) untuk menetapkan biaya-biayanya, memahami sumber daya mana saja yang sedang dipakai oleh tiap departemen, serta mengoptimalisasikan/ menurunkan biaya-biaya untuk mencapai keunggulan kompetitif, dan bagi Garuda Indonesia sebagai perusahaan yang bergerak di bidang penerbangan, SAP BusinessObjects PCM akan menghasilkan laporan berupa Route Profitability (RP) yang akan menjadi central role dari industri penerbangan yang bertujuan untuk memberikan flight performance dari tiap-tiap rute penerbangan yang ada, yang terdiri dari informasi untuk pricing decisions yang akan berkaitan langsung dengan bagian pemasaran. Laporan Route Profitability (RP) tersebut diharapkan dapat memberikan dukungan kepada direksi/eksekutif untuk keperluan pengambilan keputusan bagi pencapaian tujuan-tujuan strategis perusahaan. Selain dengan pricing decisions, dapat pula diambil keputusan berupa route & network development decisions. SAP BusinessObjects PCM di Garuda Indonesia akan dibangun atas 3 bentuk model yang berbeda. Perbedaan dari ketiganya didasarkan atas cost object yang akan digunakan untuk membentuk laporan RP yang dimaksud. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa di dalam SAP BusinessObjects PCM terdapat sejumlah komponen-komponen yang harus dibangun sesuai dengan kebutuhan dari pengguna. Komponenkomponen SAP BusinessObjects PCM yang dibutuhkan untuk membangun sistem yang baru sesuai dengan kebutuhan pelaporan RP (Route Profitability) Garuda Indonesia terdiri atas enam buah terminologi struktur, assignments, view builder, books, security, dan rules manager.

8 Terminologi struktur di dalam pemodelan SAP BusinessObjects PCM merepresentasikan elemenelemen struktural dari sebuah PCM model seperti departemen, data finansial, resources, dan drivers. Semua layar struktur akan menampilkan main hierachy di sebelah kanan yang menggambarkan struktur-struktur yang telah diidentifikasi sebelumnya sesuai dengan kebutuhan dari perusahaan. Di dalam setiap main hierarchy, terdapat sejumlah attribute hierarchy. Tampilan PCM juga akan memberikan detail area yang mempunyai beberapa fungsi yang akan memfasilitasi pengguna untuk merekam informasi tambahan selama pengguna mengoperasikan PCM, seperti untuk mencatat memo, dan lain sebagainya. Main hierarchy merupakan sebuah tempat dimana items dari struktur dibuat, sedangkan attribute hierarchy akan menampilkan elemen-elemen yang serupa di dalamnya. Strukturstruktur yang tersedia dan yang akan digunakan di dalam SAP BusinessObjects PCM untuk menghasilkan laporan RP (Route Profitability) versi acrtual mainbrand adalah sebagai berikut: 1. Version Struktur ini akan memberikan akses kepada pengguna untuk pemrosesan sebuah laporan yang dapat terdiri dari beberapa versi yang berbeda sesuai dengan yang dibutuhkan. Dengan adanya struktur version ini, pengguna dapat memroses versi laporan actual mainbrand dan jenis versi RP lainnya. Dengan menggunakan SAP BusinessObjects PCM, pengguna dapat membangun beberapa versi lainnya juga seperti untuk keperluan laporan versi budgeting. 2. Period Struktur ini mendukung sebuah pemodelan jangka waktu yang bersifat multi level yang merepresentasikan subdivisi dari sebuah model. Periode ini juga akan menentukan seberapa sering laporan RP actual mainbrand akan dihasilkan, seperti apakah laporan RP akan dibuat setiap kuartal ataupun setiap semester di dalam tahun yang berjalan. Dalam pelaporan RP, di Garuda Indonesia periode terbagi menjadi dua tipe berdasarkan modelnya. 3. Responsibility Center Dikenal juga sebagai sebuah cost center atau sekumpulan unit bisnis. Struktur ini akan mepresentasikan sebuah struktur hierarki dari unit bisnis, departemen, ataupun cost centers. Sebagai contoh, saat pengguna memasukan line items berupa cost, maka harus terhubung dengan RC (responsibility center) yang bersangkutan. Struktur RC juga menyediakan RC unassigned yaitu sebuah predefined line items yang dapat digunakan untuk mengakomodasikan sebuah value yang tidak dapat dihubungkan dengan RC manapun, seperti contohnya digunakan untuk mengakomodasikan nilai revenue pax dan cargo ke dalam SAP BusinessObjects PCM. Seperti yang disebutkan pada sub bab sebelumnya bahwa Garuda Indonesia akan menggunakan cost center, profit center, dan internal order (khusus untuk pelaporan RP versi charter) di dalam SAP ECC 6.0 sebagai responsibility center-nya untuk SAP BusinessObjects PCM. Cost center yang diambil dari SAP FI-CO berada pada tingkatan yang detil yang berkaitan dengan laporan RP. Cost center yang detil ini akan dikumpulkan menjadi satu di dalam sebuah atribut. Sejumlah cost center milik perusahaan tersebar di berbagai wilayah operasional yang dijalankan Garuda Indonesia, yaitu Indonesia Bagian Barat, Indonesia Bagian Timur, Asia, Eropa, Timur Tengah, Cina-Korea-Jepang dan Australia-Asia Pasifik. 4. Line Items Digunakan untuk merepresentasikan sebuah tingkatan dasar (base level) dari cost dan revenue. Yang harus menjadi perhatian bahwa tidak ada akun G/L yang akan secara eksplisit muncul di dalam PCM. PCM akan hanya menggunakan line item untuk menampilkan value fields seperti yang telah tedefinisikan di dalam CO-PA untuk membangun RP sebelumnya. Setiap jenis laporan RP (Route Profitability) yang dibutuhkan oleh perusahaan dibedakan berdasarkan struktur laporannya itu sendiri. Struktur-struktur tersebut direpresentasikan berdasarkan line items. Main hierarchy dari line items akan terdiri dari semua line items yang digunakan di semua laporan RP. Sejalan dengan struktur responsibility center, akan terdapat mapping antara cost center, line item, dan cost element. Garuda Indonesia akan memiliki tiga grup main hierarchy atas line items. Tiga grup line items tersebut akan digunakan untuk mengakomodasikan proses rekonsiliasi di dalam RP actual regular antara jumlah yang didapat dari SAP Financial/Controlling dan sistem operasional (AFL, fuel burn, OTP, pax revenue, dan cargo revenue) yang dimana grup tersebut dibagi menjadi tiga pengelompokan, yaitu:

9 FICO line items group (F_+ID) Digunakan untuk mengakomodasikan cost dan revenue yang diambil dari SAP Financial/Controlling untuk membangun laporan RP. Awalan digunakan untuk membedakan line items yang sama di dalam grup main hierarki yang berbeda. Operational line items group (O_+ID) Digunakan untuk mengakomodasikan cost atau revenue yang diambil dari sistem operasional (AFL fuel burn, OTP, pax revenue, dan cargo revenue) atau kalkulasi. Nilai dari indikator operasional seperti RTK, ASK, RPK, dan sebagainya akan secara langsung diterima oleh sistem PCM melalui data yang dihasilkan oleh SAP BusinessObjects BPC (Business Process Consolidation). Final line items group (ID) Digunakan untuk menyimpan nilai rekonsiliasi antara cost dan revenue yang ada pada operational line item group dan FICO line item group. SAP FI akan menjadi base allocation di dalam proses rekonsiliasi. 5. Activity Driver Struktur activity drivers merepresentasikan pengukuran yang bersifat kuantitatif dari proses-proses yang terlibat di dalam masing-masing line items untuk menghasilkan output berupa nilai numerik. Garuda Indonesia akan menggunakan struktur ini untuk mengalokasikan sejumlah line items (cost dan revenue). Maka dari itu, struktur ini akan memiliki tiga buah grup yang berbeda. Tiga grup ini dibedakan menjadi: Basic activity driver (AD_B_+ID) Digunakan untuk merepresentasikan driver dasar untuk menghitung driver lainnya atau cost serta revenue dengan berupa value yang telah diberikan (given value). Contohnya adalah frekuensi, jarak, konfigurasi seat, payload, pax carried, fuel price, flight hour, dan blocked hour per rute. Formulated activity driver (AD_B_+ID) Digunakan untuk merepresentasikan driver yang diambil dari driver lainnya atau line item value lainnya yang telah dihitung/diformulasikan. Contohnya adalah ASK dan RPK, Revenue activity driver (AD_R_+ID) Digunakan untuk merepresentasikan jumlah revenue yang akan digunakan sebagai dasar proses alokasi. Contohnya adalah net revenue pax dan net revenue cargo. 6. Cost Object Merupakan struktur terakhir di dalam terminologi yang digunakan untuk membangun sistem SAP BusinessObjects PCM, dimana cost object akan menjadi struktur yang menyusun dan menganalisis profitabilitas dari rute yang ada. SAP BusinessObjects PCM akan menggunakan 4 dari 5 struktur cost object yang tersedia di dalam sistem untuk mendeskripsikan dan menganalisa profitabilitas dari tiap rute secara mendalam dari setiap tingkatan yang ada. Dari empat jenis cost object yang berbeda tersebut, laporan RP dengan versi actual regular hanya akan menggunakan dua jenis cost object, yaitu cost object pertama dan cost object kedua. Berikut penjelasan detil mengenai proses bisnis dan sistem yang baru untuk menghasilkan laporan RP (Route Profitability) actual mainbrand dengan menggunakan SAP BusinessObjects PCM: 1. Melakukan pengumpulan data a. Costs dan revenue yang didapatkan dari bagian operasional. Seluruh bagian operasional, dalam hal ini meliputi JKTOSGA (Operation Support), JKTCTGA (Fleet Management), dan JKTOGGA (Ground Support), dimana bagian JKTOSGA dan JKTCTGA akan tetap menggunakan sistem IOCS (Integrated Operational Control System) sama seperti pada saat peggunaan sistem yang lama untuk menghasilkan nilai costs. Pada sistem yang terdahulu, sistem IOCS menghasilkan data operasional yang terdiri dari AFL (Aircraft Fuel Log), fuel burn, dan OTP (On Time Performance), tetapi pada sistem yang baru ini data

10 tersebut akan masih tetap dihasilkan oleh bagian operasional, namun data operasional tersebut nantinya akan diterima oleh SAP BusinessObjects BPC (Business Process Consolidation) yang nantinya hasil akhir pemrosesan di dalam BPC akan diberikan ke dalam sistem PCM, sehingga langsung dapat digunakan di dalam keperluan pelaporan tanpa harus diproses kembali. Sedangkan untuk menghasilkan nilai revenue, sama halnya pada sistem yang lama dimana bagian JKTWFGA (Revenue Management) dan JKTGFGA (Unit Cargo) akan menggunakan sistem AGRA (Air Reservation Garuda Indonesia) atau yang lebih dikenal sebagai flown revenue-nya untuk menghasilkan nilai pax revenue, sedangkan untuk menghasilkan nilai cargo revenue bagian unit cargo akan tetap menggunakan sistem CRAS (Cargo Revenue Accounting System). Data costs dan revenue yang dihasilkan masing-masing sistem operasional akan berupa format Excel (spreadsheet) seperti pada sistem sebelumnya, namun untuk memenuhi kebutuhan pengguna untuk tidak lagi menjalankan aktivitas data format dan data conversion secara manual, maka diberikan solusi berupa pemakaian data bridge yang juga merupakan salah satu keunggulan PCM untuk keperluan data format dan data conversion. Data bridge adalah sebuah fitur di dalam PCM yang dapat memfasilitasi data import dari berbagai jenis format file yang dibutuhkan. Dengan adanya data bridge, maka format data akan menjadi terstandarisasi secara sistematis sesuai dengan yang akan digunakan di dalam PCM nantinya. Di dalam data bridge terbagi menjadi tiga buah tipe file yang berbeda, yaitu: 1. Input files Merupakan data yang akan diimpor ke dalam data bridge yang dapat berasal dari berbagai jenis format yang ada, seperti Microsoft Excel. 2. Spesification files Setiap masing-masing input file memiliki sebuah spesification file yang mendefinisikan skrip dan menyatakan bagaimana sumber asal data tersebut akan digunakan, seperti tabel apa yang akan digunakan, baris dan kolom apa yang tidak akan digunakan. 3. Control files Memberikan informasi tentang nama dan lokasi penyimpanan input file ataupun spesification file, karena dua file tersebut akan disimpan di dalam sebuah control file. b. Costs dan revenue yang dihasilkan oleh SAP Financial. Nilainya didapatkan secara real-time (terintegrasi) dengan semua cost centers dan profit centers karena telah menggunakan SAP FI. Data tersebut akan secara up-to-date terhubung dengan tempat penyimpannya yaitu SAP Business Warehouse yang secara otomatis juga telah memiliki standarisasi yang sama dengan data yang akan digunakan oleh PCM. Setelah costs dan revenue dari operasional terhubung dengan data bridge dan yang berasal dari SAP Financial juga terhubung dengan SAP Business Warehouse, maka SAP BusinessObjects PCM dapat bersinkronisasi dengan dua data source tersebut untuk membentuk line items yang merupakan salah satu struktur di dalam PCM. 2. Identifikasi struktur PCM Identifikasi struktur dimulai dari penentuan version dari laporan RP yang digunakan yaitu actual mainbrand, periode laporan, cakupan pooling dari responsibility center yang diinginkan, dan jenis cost object yang diinginkan di dalam pelaporan. 3. Penggunaan view builder PCM Melakukan drag and drop jenis line items apa saja yang ingin ditampilkan di dalam laporan RP oleh key users, sehingga hasilnya nanti akan dipublikasikan ke dalam books untuk digunakan juga oleh end users di branch offices.

11 4. Penggunaan books PCM Setelah key users selesai mendesain layout tampilan untuk laporan Route Profitability versi actual mainbrand pada tahapan identifikasi view builder, maka selanjutnya tampilan tersebut akan disimpan dan diberi penamaan sesuai dengan jenis laporan yang telah dibuat, sehingga pada akhirnya baik key users ataupun end users akan dapat menggunakan PCM di dalam bentuk books. SIMPULAN DAN SARAN Dalam tugas akhir dapat disimpulkan beberapa hal berdasarkan pada pembahasan dari bab-bab sebelumnya, yaitu: Pada industri penerbangan Garuda Indonesia, perusahaan mengoperasikan sistem IOCS (Integrated Operational Control System) untuk menghasilkan data operasional berupa Aircraft Fuel Log, fuel burn, dan On Time Performance. Begitu pula halnya untuk menghasilkan data revenue, perusahaan mengoperasikan sistem AGRA (Air Reservation Garuda Indonesia) untuk pax revenue dan CRAS (Cargo Revenue Accounting System) untuk cargo revenue. Laporan RP (Route Profitability) Garuda Indonesia digunakan untuk kepentingan pengambilan keputusan. Untuk keperluan menghasilkan laporan Route Profitability actual mainbrand pada sistem yang berjalan, pengguna harus melewati enam tahapan, yakni mengumpulkan data utama, mengubah format data asli menjadi format Route Profitability, melakukan data maintenance, mengunggah data ke dalam pre-co-pa, mengecek validitas data di dalam pre-co-pa, dan terakhir melakukan upload data ke dalam CO-PA. Metode implementasi SAP BusinessObjects Profitability and Cost Management (PCM) yang digunakan adalah Accelerate SAP (ASAP). Penulis membuat business blueprint untuk menjawab kebutuhan pengguna pada sistem yang baru dengan menggunakan PCM dan sekaligus memberikan solusi atas masalah-masalah yang timbul pada sistem yang berjalan sekarang, yaitu: 1. Ketidakmampuan sistem untuk melakukan standarisasi format data dengan solusi menggunakan data bridge pada PCM, 2. Sistem yang berjalan masih mengharuskan pengguna untuk melakukan input-an data secara manual dengan solusi struktur line items PCM dan ditambah dukungan dari modul SAP BusinessObjects BPC (Business Process Consolidation), dan 3. Sistem yang ada belum mampu untuk menghasilkan Route Profitability yang lebih informatif, sehingga sistem belum mampu memastikan tercapainya proses pengambilan keputusan dalam bidang keuangan secara lebih akurat. Solusi dengan menggunakan struktur line items dan komponen activity drivers agar dapat menghasilkan informasi yang lebih mendetil di dalam Route Profitability. Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: Meningkatkan kualitas dari segi manajemen waktu untuk memastikan implementasi PCM dapat tercapai dengan baik sesuai timeframe, Melakukan kegiatan user acceptance test secara seksama, Memaksimalkan pemberian user training PCM kepada pengguna, baik key users ataupun end users. dan Mengoptimalkan fungsi dari SAP BusinessObjects Business Process Consolidation (BPC). REFERENSI Anonymous. (n.d.). (2008). The Need for Profitability and Cost Management: An Oracle Thought Leadership (Online), diakses pada 24 Desember 2012 dari Anonymous. (n.d.). (2012). Fit/Gap Analysis. BusinessObjects. (2006). BusinessObjects: User s Guide. Version 5.1..BusinessObjects, United States of America. BusinessObjects. (2006). Enterprise Performance Management: Aligning People, Process, and Technology. BusinessObjects, United States of America. Cambridge Advanced Learner s Dictionary

12 Greenwood, T. G. (2008). Process: Cost Management. Journal of Cost Management (Online), Volume 4, No. 19, diakses pada 24 Desember 2012 dari Hollander, Anita S., & Eric, L. Denna. (2000). Accounting, Information Technology, and Business Solutions. Second Edition. McGrawHill, Singapore. Jay, Rabi. (2008). The Complete Reference: Essential Guide for SAP Implementation. First Edition. McGrawHill, United States of America. Kamus Besar Bahasa Indonesia Laudon, C. Kenneth, Laudon, P. Jane. (2012). Management Information System: Managing the Digital Firm. Twelfth Edition. Prentice Hall. United States of America. Orbán I. (2009). Questions about profitability analysis of the Hungarian family farm businesses. Agrarian prospects XIII. Sustainable development of an agrarian sector challenges and risks. Prague. Panigoro, Warno. (2010). Jurnal Economic Resources: Analisis Profitabilitas Perusahaan PT Cahaya Nusa Sulutarindo (Online), Volume 11, No.31, diakses pada 24 Desember 2012 dari Rainer, R.K., Turban, E.F., Richard, E. Potter. (2008). Introduction to Information Systems: Supporting and Transforming Business. First Edition. Wiley, United States of America. Robert, L. Tichacek. (2008). Effective Cost Management (Online), diakses pada 24 Desember 2012 dari SAP AG. (2004). SAP Controlling. Release 46C. SAP AG, Germany. SAP AG. (2006). AC605 Profitability Analysis. Release 2006 Q2. SAP AG, Germany. SAP AG. (2006). SAP01: Fundamentals. Version 2006 Q2. SAP AG, Germany. Satzinger, John W., Robert, B. Jackson, Stephen, D. Burd. (2009). Object-Oriented Analysis and Design with the Unified Process. Fifth Edition. Course Technology Cengage Leaning. Sennahati. (2009). Analisis Likuiditas dan Profitabilitas pada PT Graha Sarana Duta Makassar (Online), diakses pada 24 Desember 2012 dari Wallace, F. Thomas. (2008). ERP: Making It Happen. Second Edition. John Wiley & Sons, Inc. Canada. Weygandt, Kimmel. (2012). Managerial Accounting: Tools for Business Decision Making. Sixth Edition. John Wiley & Sons, Inc. United States of America. RIWAYAT PENULIS James Tandy lahir di Jakarta pada 30 Desember Penulis menamatkan pendidikan S1 di BINUS University dalam bidang Ilmu Komputer Jurusan Sistem Informasi pada tahun Ricky lahir di Palembang pada 26 Oktober Penulis menamatkan pendidikan S1 di BINUS University dalam bidang Ilmu Komputer Jurusan Sistem Informasi pada tahun Saat ini bekerja sebagai SAP Consultant Trainee di PT Metrodata Electronics, Tbk. Yudiana lahir di Selat Panjang pada 9 April Penulis menamatkan pendidikan S1 di BINUS University dalam bidang Ilmu Komputer Jurusan Sistem Informasi pada tahun 2013.

BAB 1 PENDAHULUAN. telah menyebar luas di berbagai aspek kehidupan manusia. akurat, sehingga membuat organisasi memiliki keunggulan kompetitif.

BAB 1 PENDAHULUAN. telah menyebar luas di berbagai aspek kehidupan manusia. akurat, sehingga membuat organisasi memiliki keunggulan kompetitif. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia teknologi informasi yang terus berubah secara signifikan dan kemampuan organisasi untuk merespon tantangan-tantangan dan peluangpeluang seiring dengan perubahan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Sejarah perusahaan dimulai pada saat Presiden Soekarno mendesak pengusaha dan para warga Aceh mengumpulkan dana untuk

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI JASA REPARASI KAPAL PADA PT. DOK & PERKAPALAN KODJA BAHARI (PERSERO) GALANGAN II

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI JASA REPARASI KAPAL PADA PT. DOK & PERKAPALAN KODJA BAHARI (PERSERO) GALANGAN II ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI JASA REPARASI KAPAL PADA PT. DOK & PERKAPALAN KODJA BAHARI (PERSERO) GALANGAN II Shelly Susilawati 1, Veronika Kris Andriyanti 2, Elvina Rahardi 3, Sugiarto

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM ERP MODUL PROJECT MANAGEMENT PADA CLIENT PT. JIVA VENTURES (STUDI KASUS : PT. BEST PLANTATION INTERNATIONAL)

PENGEMBANGAN SISTEM ERP MODUL PROJECT MANAGEMENT PADA CLIENT PT. JIVA VENTURES (STUDI KASUS : PT. BEST PLANTATION INTERNATIONAL) PENGEMBANGAN SISTEM ERP MODUL PROJECT MANAGEMENT PADA CLIENT PT. JIVA VENTURES (STUDI KASUS : PT. BEST PLANTATION INTERNATIONAL) Devi, Deborah Kristianti Sitompul, Stephanie Veronica Watuna, Yanti Bina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk memiliki teknologi informasi yang berperan dalam mendukung

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk memiliki teknologi informasi yang berperan dalam mendukung BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada era globalisasi teknologi sudah semakin berkembang pesat. Setiap perusahaan dituntut untuk memiliki teknologi informasi yang berperan dalam mendukung perkembangan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN IMPLEMENTASI SAP R/3 MODUL MATERIAL MANAGEMENT (STUDI KASUS: SAP ECC 6.0 PADA BADAN OPERASI BERSAMA PT. BSP-PERTAMINA HULU)

STUDI KELAYAKAN IMPLEMENTASI SAP R/3 MODUL MATERIAL MANAGEMENT (STUDI KASUS: SAP ECC 6.0 PADA BADAN OPERASI BERSAMA PT. BSP-PERTAMINA HULU) STUDI KELAYAKAN IMPLEMENTASI SAP R/3 MODUL MATERIAL MANAGEMENT (STUDI KASUS: SAP ECC 6.0 PADA BADAN OPERASI BERSAMA PT. BSP-PERTAMINA HULU) Zanela Violeta Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bagian keuangan merupakan bagian yang memegang peranan sangat penting dalam suatu perusahaan, bagian ini merupakan suatu garis hidup dari suatu bisnis atau usaha.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ERP (Enterprise Resource Planning) merupakan sebuah konsep sistem yang

BAB 1 PENDAHULUAN. ERP (Enterprise Resource Planning) merupakan sebuah konsep sistem yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ERP (Enterprise Resource Planning) merupakan sebuah konsep sistem yang dirancang untuk mengintegrasikan seluruh area fungsi dalam sebuah perusahaan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

Perencanaan Sumber Daya

Perencanaan Sumber Daya MODUL PERKULIAHAN Perencanaan Sumber Daya Accounting and Finance in System Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh Program Magister Teknik B11536BA Pascasarjana Industri (M-203) 07 Abstract

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Data, Informasi, dan Pengetahuan

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Data, Informasi, dan Pengetahuan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Teori-Teori Umum 2.1.1.1 Pengertian Data, Informasi, dan Pengetahuan Laudon & Laudon (2012: 15) mendefinisikan bahwa, Data merupakan sekumpulan fakta-fakta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu paradigma baru bagi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Berbeda dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu paradigma baru bagi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Berbeda dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang terjadi pada akhir abad ke-20 telah membawa suatu paradigma baru bagi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Berbeda dengan pandangan para

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 7

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 7 ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 7 Pengertian ERP adalah aplikasi sistem informasi manajemen terintegrasi untuk bisnis/organisasi yang mencakup multi fungsionalitas seperti penjualan, pembelian,

Lebih terperinci

BAB 1 ASUMSI PERANAN PENGANALISIS SISTEM

BAB 1 ASUMSI PERANAN PENGANALISIS SISTEM BAB 1 ASUMSI PERANAN PENGANALISIS SISTEM Informasi adalah sebuah sumber organisasi dimana harus diatur secara baik seperti sumber daya lainnya. Biaya dihubungkan dengan proses informasi. Proses Informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi pada era globalisasi saat ini berkembang dengan sangat pesat. Dengan adanya teknologi informasi, maka dapat membantu berbagai kegiatan di semua

Lebih terperinci

PENERAPAN SIX SIGMA PADA IMPLEMENTASI SAP MODUL TRAINING & EVENT MANAGEMENT DI PT.TELKOM

PENERAPAN SIX SIGMA PADA IMPLEMENTASI SAP MODUL TRAINING & EVENT MANAGEMENT DI PT.TELKOM PENERAPAN SIX SIGMA PADA IMPLEMENTASI SAP MODUL TRAINING & EVENT MANAGEMENT DI PT.TELKOM Arief Purnomo¹, Wiyono.², Retno Novi Dayawati³ ¹Teknik Informatika,, Universitas Telkom Abstrak Untuk menghadapi

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN ANALISIS 73 BAB V HASIL DAN ANALISIS 1.1. Hasil 1.1.1. Konsep LCC Berdasarkan data primer hasil interview bahwa konsep penerapan LCC pada Citilink Garuda Indonesia sebagai berikut: LCC Citilink Garuda Indonesia

Lebih terperinci

Company Profile Advitama Prima Solusi

Company Profile Advitama Prima Solusi Company Profile Advitama Prima Solusi Solution First 1 Selamat Datang Selamat datang di profil perusahaan kami yang merupakan tempat kami berbagi pemikiran, pengalaman, dan pengetahuan kami kepada anda

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Piramida Sistem Informasi Pada kondisi sekarang ini, hampir seluruh pekerjaan yang ada telah disusun secara sistem. Sistem adalah suatu hal yang menghubungkan suatu hal dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi merupakan teknologi yang dapat digunakan untuk membantu manusia dalam memproses data untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E */**

APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E */** APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E */** SAP (System Application and Product in data processing ) Pertemuan 6 PENGENALAN SAP SAP is Systems, Applications, Products in Data processing Founded in 1972 by 5

Lebih terperinci

System Application and Product (SAP) in Data Processing

System Application and Product (SAP) in Data Processing System Application and Product (SAP) in Data Processing http://en.wikipedia.org/wiki/sap_ag http://priandoyo.wordpress.com/2007/03/30/ belajar-sap-r3-dari-mana/ http://www.sap-img.com/sap-introduction.htm

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil kegiatan studi kelayakan yang dimulai dari pengumpulan, analisa dan pengolahan data dengan menggunakan metode Information Economics pada rencana

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE JOB ORDER COSTING PADA PT ASTHA BERIBIS GRAFIKA

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE JOB ORDER COSTING PADA PT ASTHA BERIBIS GRAFIKA PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE JOB ORDER COSTING PADA PT ASTHA BERIBIS GRAFIKA Nerissa - 1401113332 Rudipan Kusuma - 1401115350 BINUS UNIVERSITY Jl. Kebon Jeruk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perencanaan finansial yang akurat, sesuai dengan kondisi bisnis, baik di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. perencanaan finansial yang akurat, sesuai dengan kondisi bisnis, baik di dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi di dalam dunia bisnis tidak lepas kaitannya dengan sisi ekonomi dari bisnis. Segala bentuk implementasi teknologi informasi selalu

Lebih terperinci

Munifah, Retno Wulan Damayanti, Haryono Setiadi Jurusan Teknik Industri, Universitas Sebelas Maret

Munifah, Retno Wulan Damayanti, Haryono Setiadi Jurusan Teknik Industri, Universitas Sebelas Maret PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET DENGAN METODE PROTOTYPING SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN EFISIENSI INTERNAL Munifah, Retno Wulan Damayanti, Haryono Setiadi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SOFTWARE ERP MICROSOFT DYNAMICS NAVISION UNTUK MODUL SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

IMPLEMENTASI SOFTWARE ERP MICROSOFT DYNAMICS NAVISION UNTUK MODUL SUPPLY CHAIN MANAGEMENT IMPLEMENTASI SOFTWARE ERP MICROSOFT DYNAMICS NAVISION UNTUK MODUL SUPPLY CHAIN MANAGEMENT Eriyanto Vetanusi, Lindawati, Veronika, Noerlina N Bina Nusantara University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Jakarta

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA KARYA ILMIAH E-BISNIS Enterprise Resources Planning (ERP) Sebagai Proses Otomatisasi Pengolaaan Informasi Pada Perusahaan Oleh : DASRI (09.11.3367) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 Enterprise Resources Planning

Lebih terperinci

REFERENSI. Brady, J.A.; Monk, E.F.; Wagner, B.J. (2008). Concept in Enterprise Resource Planning. Course Technology Thomson Learning, Canada.

REFERENSI. Brady, J.A.; Monk, E.F.; Wagner, B.J. (2008). Concept in Enterprise Resource Planning. Course Technology Thomson Learning, Canada. 223 REFERENSI Brady, J.A.; Monk, E.F.; Wagner, B.J. (2008). Concept in Enterprise Resource Planning. Course Technology Thomson Learning, Canada. Duncan, Tom. 2005. Principles of Advertising & IMC. Second

Lebih terperinci

Aplikasi Perencanaan Biaya Pengembangan dan Implementasi Software Berbasis Activity-based Costing. Panca Rahardiyanto

Aplikasi Perencanaan Biaya Pengembangan dan Implementasi Software Berbasis Activity-based Costing. Panca Rahardiyanto Aplikasi Perencanaan Biaya Pengembangan dan Implementasi Software Berbasis Activity-based Costing Panca Rahardiyanto Latar Belakang Pengembangan software secara in-house atau out sourcing Perusahaan membutuhkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM MARKETING EXPENSES REQUEST PADA PT. DIPA PHARMALAB

PERANCANGAN SISTEM MARKETING EXPENSES REQUEST PADA PT. DIPA PHARMALAB PERANCANGAN SISTEM MARKETING EXPENSES REQUEST PADA PT. DIPA PHARMALAB Jimmy Susanto BINUS UNIVERSITY, JAKARTA, jimmy.susanto12@gmail.com Rudy, S.Kom., M.M. BINUS UNIVERSITY, JAKARTA, rudy@binus.edu PENDAHULUAN

Lebih terperinci

RENCANA IMPLEMENTASI SISTEM ERP EPICOR ISCALA 2.3 SR3 MODUL SALES MANAGEMENT PADA PT. X

RENCANA IMPLEMENTASI SISTEM ERP EPICOR ISCALA 2.3 SR3 MODUL SALES MANAGEMENT PADA PT. X RENCANA IMPLEMENTASI SISTEM ERP EPICOR ISCALA 2.3 SR3 MODUL SALES MANAGEMENT PADA PT. X Tika Oktora Arifiani 1301058226 Jennie Sutanty 1301058926 Agustina Pertiwi 1301066322 Pembimbing : Johan S.Kom, MM

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM ERP BERBASIS SAP BUSINESS ONE PADA PT. HFD

IMPLEMENTASI SISTEM ERP BERBASIS SAP BUSINESS ONE PADA PT. HFD IMPLEMENTASI SISTEM ERP BERBASIS SAP BUSINESS ONE PADA PT. HFD Felix Suryadi Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Delbert Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia dan Hendy Hartono

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, teknologi informasi serta persaingan yang kompetitif menjadi pilihan bagi perusahaan untuk mampu bertahan dan konsisten dalam

Lebih terperinci

PERANCANGAN DATA WAREHOUSE UNTUK DEMOGRAFI, PERKEMBANGAN PRODUK DAN PROMOSI PADA MANDIRI TABUNGAN RENCANA DI PT.BANK MANDIRI(PERSERO) TBK.

PERANCANGAN DATA WAREHOUSE UNTUK DEMOGRAFI, PERKEMBANGAN PRODUK DAN PROMOSI PADA MANDIRI TABUNGAN RENCANA DI PT.BANK MANDIRI(PERSERO) TBK. PERANCANGAN DATA WAREHOUSE UNTUK DEMOGRAFI, PERKEMBANGAN PRODUK DAN PROMOSI PADA MANDIRI TABUNGAN RENCANA DI PT.BANK MANDIRI(PERSERO) TBK. Nita Uswatun Hasanah Alfiana Binus University, Jakarta, DKI Jakarta,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis dalam dunia usaha. Persaingan yang semakin ketat membuat perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis dalam dunia usaha. Persaingan yang semakin ketat membuat perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi berdampak pada perubahan proses bisnis dalam dunia usaha. Persaingan yang semakin ketat membuat perusahaan harus bergerak cepat dalam

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG

BAB III TEORI PENUNJANG BAB III TEORI PENUNJANG 3.1 Teori Penunjang Proyek Akhir Di dalam melaksanakan Proyek Akhir di PT Pertamina (Persero) Aviation Region III kita mempunyai bekal ilmu yang di dapat dari perkuliahan khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi perusahaan di bidang apapun. Dengan menguasai teknologi dan

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi perusahaan di bidang apapun. Dengan menguasai teknologi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini, teknologi dan informasi memiliki peranan yang sangat penting bagi perusahaan di bidang apapun. Dengan menguasai teknologi dan informasi yang

Lebih terperinci

EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) BERBASIS ORACLE PADA MODUL ORDER MANAGEMENT (STUDI KASUS : PT.

EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) BERBASIS ORACLE PADA MODUL ORDER MANAGEMENT (STUDI KASUS : PT. EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) BERBASIS ORACLE PADA MODUL ORDER MANAGEMENT (STUDI KASUS : PT. JAR) Angeline Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Richard Nawijaya

Lebih terperinci

Pengelolaan Proyek Sistem Informasi Manajemen Ruang Lingkup Proyek. Sistem Informasi Bisnis Pertemuan 2-3

Pengelolaan Proyek Sistem Informasi Manajemen Ruang Lingkup Proyek. Sistem Informasi Bisnis Pertemuan 2-3 Pengelolaan Proyek Sistem Informasi Manajemen Ruang Lingkup Proyek Sistem Informasi Bisnis Pertemuan 2-3 Gambaran Klasik Kegagalan Manajemen Proyek SI Definisi Ruang Lingkup Proyek adalah acuan semua pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan berbagai perbaikan dan kualitas dari dalam perusahaan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan berbagai perbaikan dan kualitas dari dalam perusahaan. Salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia bisnis di Indonesia dari masa ke masa terasa semakin kompetitif. Agar setiap perusahaan memiliki keunggulan kompetitif maka diperlukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ERP adalah sebuah paket software yang mengintegrasikan semua informasi dalam perusahaan seperti informasi keuangan dan akuntansi (Finance & Accounting), informasi sumber

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PADA PT. ARTHA JAYA GRAPRINT DENGAN PENDEKATAN UNIFIED PROCESS BERORIENTASI OBJEK

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PADA PT. ARTHA JAYA GRAPRINT DENGAN PENDEKATAN UNIFIED PROCESS BERORIENTASI OBJEK PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PADA PT. ARTHA JAYA GRAPRINT DENGAN PENDEKATAN UNIFIED PROCESS BERORIENTASI OBJEK Hersanto Binus University Jl. O No. 3 RT.007 RW.010, Kelurahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Implementasi sistem ERP (Enterprise Resources Planning) merupakan teknologi informasi yang memiliki peranan penting dan berinteraksi dengan sistem informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAH 7 SIMPULAN DAN SARAN

BAH 7 SIMPULAN DAN SARAN BAH 7 SIMPULAN DAN SARAN BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan Simpulan yang dapat ditarik dari perancangan Sistem Informasi Manufaktur pada proses penanganan bahan baku di PT. "X" dalam menciptakan kinerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. proses globalisasi dan merupakan sebuah fenomena yang memberikan perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. proses globalisasi dan merupakan sebuah fenomena yang memberikan perubahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi dan sistem informasi merupakan faktor penting dalam proses globalisasi dan merupakan sebuah fenomena yang memberikan perubahan secara dramatis pada

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini, sistem terkomputerisasi banyak digunakan pada berbagai bidang. Teknologi informasi akan terus berkembang karena meningkatnya kebutuhan

Lebih terperinci

TRANSACTION PROCESSING

TRANSACTION PROCESSING TRANSACTION PROCESSING Enterprise System : ENTERPRISE SYSTEM Pusat sistem suatu perusahaan yang menjamin informasi dapat disebarkan keseluruh fungsi bisnis dan semua level manajemen untuk mendukung berjalannya

Lebih terperinci

Prosedur Menjalankan Program

Prosedur Menjalankan Program Prosedur Menjalankan Program Gambar 4. 55 Login Page : Taowi ERP Login page merupakan halaman awal saat memasuki web Taowi ERP dimana halaman ini digunakan oleh user ketika mereka ingin menggunakan sistem.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut dengan istilah Official schedule adalah schedule. penerbangan yang dihasilkan oleh operations center system dan dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut dengan istilah Official schedule adalah schedule. penerbangan yang dihasilkan oleh operations center system dan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perusahaan yang bergerak di industri airlines, produk utama yang dijual kepada konsumen adalah: tempat, waktu dan tujuan perjalanan yang disebut dengan istilah

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Kata Kunci: ITIL V3, ITIL v3 Service Strategy, Service Asset, Service Structure, Service Provider Type, Service Unit, Bisnis Unit

ABSTRAKSI. Kata Kunci: ITIL V3, ITIL v3 Service Strategy, Service Asset, Service Structure, Service Provider Type, Service Unit, Bisnis Unit ABSTRAKSI PT. RST merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan Abrasive, Cutting Tools and Technical Equipment. PT.RST memiliki sebuah sistem berbasis ERP yang digunakan untuk mengelola

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen pada CV. Kusuma Agung Mandiri Palembang

Sistem Informasi Manajemen pada CV. Kusuma Agung Mandiri Palembang Seminar Perkembangan dan Hasil Penelitian Ilmu Komputer (SPHP-ILKOM) 461 Sistem Informasi Manajemen pada CV. Kusuma Agung Mandiri Palembang Boby* 1, Marta Dilia Kosasih 2, Ervi Cofriyanti 3 1,2,3 STMIK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, seiring dengan perkembangan perangkat keras komputer, perangkat lunak juga mengalami perkembangan yang pesat, terutama pada perangkat

Lebih terperinci

Part 2. Management Support System (MSS)

Part 2. Management Support System (MSS) Part 2. Management Support System (MSS) Pendahuluan Teknologi Management Support System ( MSS ) dapat diintegrasikan dengan CBIS. Dimana teknologi Management Support System ( MSS ) adalah interaktif sehingga

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENERAPAN FITUR SAP BUSINESS ONE SESUAI DENGAN USER REQUIREMENT PADA PT MITRA BUANA KOMPUTINDO

OPTIMALISASI PENERAPAN FITUR SAP BUSINESS ONE SESUAI DENGAN USER REQUIREMENT PADA PT MITRA BUANA KOMPUTINDO OPTIMALISASI PENERAPAN FITUR SAP BUSINESS ONE SESUAI DENGAN USER REQUIREMENT PADA PT MITRA BUANA KOMPUTINDO Fransisca (Binus University, Jl. Haji Senin no.64 Kemanggisan, Jakarta Barat, 087885885493, fransisca.lim.91@gmail.com

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : TEAMs, Pengadaan Asset, SAP EAM, Material Management, Line Item, Sistem Terintegrasi. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : TEAMs, Pengadaan Asset, SAP EAM, Material Management, Line Item, Sistem Terintegrasi. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Setiap perusahaan membutuhkan asset dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Sebelum sebuah material menjadi sebuah asset, terjadi proses pengadaan asset. Untuk dapat mengatur asset dengan baik,

Lebih terperinci

Pertemuan 3. Manajemen Proyek Perangkat Lunak. Proses Dalam Manajemen PL

Pertemuan 3. Manajemen Proyek Perangkat Lunak. Proses Dalam Manajemen PL Pertemuan 3 Manajemen Proyek Perangkat Lunak Proses Dalam Manajemen PL Manajemen proyek merupakan lapisan pertama dalam proses rekayasa perangkat lunak skala besar. Untuk menuju pada proyek yang berhasil,

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PENERAPAN APLIKASI ERP (ENTERPRISE RESOURCE PLANNING) PADA PT. BLAZER INDO GARMEN SKRIPSI. Oleh : Yusyonin

STUDI KELAYAKAN PENERAPAN APLIKASI ERP (ENTERPRISE RESOURCE PLANNING) PADA PT. BLAZER INDO GARMEN SKRIPSI. Oleh : Yusyonin STUDI KELAYAKAN PENERAPAN APLIKASI ERP (ENTERPRISE RESOURCE PLANNING) PADA PT. BLAZER INDO GARMEN SKRIPSI Oleh : Andy Tanujaya 1000837170 Feberina Dian Sari 1000837826 Yusyonin 1000880111 Universitas Bina

Lebih terperinci

ANALYSIS AND DESIGN INFORMATION SYSTEM LOGISTICS DELIVERY SERVICE IN PT REPEX WAHANA

ANALYSIS AND DESIGN INFORMATION SYSTEM LOGISTICS DELIVERY SERVICE IN PT REPEX WAHANA ANALYSIS AND DESIGN INFORMATION SYSTEM LOGISTICS DELIVERY SERVICE IN PT REPEX WAHANA Stephanie Surja 1 ; Lius Steven Sanjaya 2 1,2 Information Systems Department, School of Information Systems, BINUS University

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT

BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT 124 BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT 4.1 Evaluasi Perspektif dalam IT Balanced Scorecard Sesudah menetapkan ukuran dan sasaran strategis dari masing-masing perspektif IT balanced

Lebih terperinci

Kata kunci : Sistem informasi, UML, Penggajian

Kata kunci : Sistem informasi, UML, Penggajian PEMODELAN SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN (STUDI KASUS: DOSEN TIDAK TETAP STIKOM DINAMIKA BANGSA JAMBI) Brestina Gultom Dosen tetap STIKOM Dinamika Bangsa Jambi Program Studi Informasi, STIKOM Dinamika Bangsa;

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 3195

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 3195 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 3195 IMPLEMENTASI SISTEM PRODUKSI BERBASIS ODOO PADA PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE TBK DENGAN METODOLOGI ASAP IMPLEMENTATION

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PEMBELIAN, DAN PERSEDIAAN MATERIAL PADA PT MITRA SINERGI ADHITAMA

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PEMBELIAN, DAN PERSEDIAAN MATERIAL PADA PT MITRA SINERGI ADHITAMA PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PEMBELIAN, DAN PERSEDIAAN MATERIAL PADA PT MITRA SINERGI ADHITAMA 1 Ria Ayu Anggraini Binus University, Jakarta Barat, DKI Jakarta, Indonesia Tanty Oktavia,

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN APLIKASI ORDER TRACKING UNTUK BAGIAN PURCHASING BERBASIS WEB PADA PT.ABC

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN APLIKASI ORDER TRACKING UNTUK BAGIAN PURCHASING BERBASIS WEB PADA PT.ABC PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN APLIKASI ORDER TRACKING UNTUK BAGIAN PURCHASING BERBASIS WEB PADA PT.ABC Budi Handoko 1 ; Yulita 2 ; Yen lina Prasetio, S.Kom., MCompSc 3 1,2,3 Computer Science Department,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi sebagai infrastruktur yang mampu menangani pengelolaan data dan

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi sebagai infrastruktur yang mampu menangani pengelolaan data dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat cepat menyebabkan meningkatnya kebutuhan yang semakin kompleks di berbagai aspek kehidupan. Sistem informasi sebagai infrastruktur

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) YULIATI, SE, MM

ERP (Enterprise Resource Planning) YULIATI, SE, MM ERP (Enterprise Resource Planning) YULIATI, SE, MM ERP (Enterprise Resource Planning) ERP (Enterprise Resource Planningi) atau sering juga disebut Perencanaan Sumber Daya Perusahaan : Merupakan, sebuah

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM ERP BERBASIS SUNFISH MODUL PRODUCTION PADA PT. GARUDA TWINJAYA

EVALUASI SISTEM ERP BERBASIS SUNFISH MODUL PRODUCTION PADA PT. GARUDA TWINJAYA EVALUASI SISTEM ERP BERBASIS SUNFISH MODUL PRODUCTION PADA PT. GARUDA TWINJAYA Stella Gloria, Dennis, Manda Kusuma Wardhani Yuliana Lisanti Binus University, Jln. Kebon Jeruk Raya no. 27, Kebon Jeruk Jakarta

Lebih terperinci

DATABASE DESIGN PADA PT. CAKRA PRIMA PERKASA

DATABASE DESIGN PADA PT. CAKRA PRIMA PERKASA DATABASE DESIGN PADA PT. CAKRA PRIMA PERKASA Jennifer Lovely Limah Universitas Bina Nusantara, Jalan Kebon Jeruk Raya Blok Samudra No.27, Jakarta Barat, 081369311122, jenniferlovelylimah@yahoo.com Gabriel

Lebih terperinci

Christin Adelina Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia. Helenna Priscilia Setiawan Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia dan

Christin Adelina Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia. Helenna Priscilia Setiawan Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia dan PERENCANAAN STRATEGI SISTEM INFORMASI ENTERPRISE RESOURCES PLANNING (ERP) DENGAN METODE BUSINESS PROCESS MANAGEMENT (BPM) PADA PT ESTETIKA SE LARAS (DEPARTEMEN HUMAN RESOURCES DAN GENERAL AFFAIR) Christin

Lebih terperinci

MANAJEMEN RUANG LINGKUP PROYEK. Manajemen Proyek Teknologi Informasi

MANAJEMEN RUANG LINGKUP PROYEK. Manajemen Proyek Teknologi Informasi 1 MANAJEMEN RUANG LINGKUP PROYEK Manajemen Proyek Teknologi Informasi Prolog 2 Manajemen Proyek : Proses Inisiasi (Initiating) Proses Perencanaan (Planning) Proses Pelaksanaan (Execution) Proses Pengendalian

Lebih terperinci

http://www.brigidaarie.com INPUT [ Source ] [ Requirements ] Process ACTIVITIES (TASKS), CONSTRAINTS, RESOURCES PROCEDURES TOOLS & TECHNIQUES OUTPUT [ Results ] [ Product ] [ Set of Goals ] [ Standards

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL EVALUASI IMPLEMENTASI SAP. 4.1 Analisis Kesesuaian Sistem dengan Kebutuhan Perusahaan

BAB 4 HASIL EVALUASI IMPLEMENTASI SAP. 4.1 Analisis Kesesuaian Sistem dengan Kebutuhan Perusahaan 96 BAB 4 HASIL EVALUASI IMPLEMENTASI SAP 4.1 Analisis Kesesuaian Sistem dengan Kebutuhan Perusahaan Untuk menganalisa kesesuaian sistem dengan kebutuhan perusahaan digunakan metode analisa Fit/Gap. Analisa

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Referensi : 1. Management Information Systems : A Managerial End User Perspective, James A. O'Brien 2. Management Information Systems, Raymond McLeod, Jr. Sistem Informasi dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Enterprise Resource Planning (ERP)

BAB 2 LANDASAN TEORI Enterprise Resource Planning (ERP) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Enterprise Resource Planning (ERP) Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan sistem yang mengintegrasikan antara perancangan, manajemen, dan semua sumber daya

Lebih terperinci

MODUL ERP (I) JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Dukungan Modul ERP Idealnya ERP Menyediakan dukungan terhadap Fungsi penjualan Fungsi pengadaan persediaan material, pengadaan

Lebih terperinci

Manajemen Ruang Lingkup Dalam Proyek PERTEMUAN 4 HERU LESTIAWAN, M.KOM

Manajemen Ruang Lingkup Dalam Proyek PERTEMUAN 4 HERU LESTIAWAN, M.KOM Manajemen Ruang Lingkup Dalam Proyek PERTEMUAN 4 HERU LESTIAWAN, M.KOM Definisi Ruang Lingkup Proyek adalah acuan semua pekerjaan yang termasuk harus dikerjakan dalam rangka menghasilkan produk proyek,

Lebih terperinci

BAH 7 SIMPULAN DAN SARAN

BAH 7 SIMPULAN DAN SARAN BAH 7 SIMPULAN DAN SARAN BAB7 SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan Sistem infonnasi merupakan suatu cara bagi perusahaan dalam upaya memenangkan kompetisi bisnis dengan menciptakan keunggulan internal sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang penting bagi suatu perusahaan. Dengan adanya teknologi informasi, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. yang penting bagi suatu perusahaan. Dengan adanya teknologi informasi, maka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi pada masa kini, telah menjadi suatu kebutuhan yang penting bagi suatu perusahaan. Dengan adanya teknologi informasi, maka proses-proses yang ada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi dan informasi pada era modern ini mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Penggunaan aplikasi tidak hanya tertuju pada kebutuhan unit bisnis tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT Pertamina (Persero) adalah dengan melakukan implementasi sistem Enterprise

BAB I PENDAHULUAN. PT Pertamina (Persero) adalah dengan melakukan implementasi sistem Enterprise BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu inisiatif besar dalam proses transformasi yang dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) adalah dengan melakukan implementasi sistem Enterprise Resource Planning

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK DENGAN UML (Studi Kasus: SMP N 1 Jambi)

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK DENGAN UML (Studi Kasus: SMP N 1 Jambi) ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK DENGAN UML (Studi Kasus: SMP N 1 Jambi) Lola Yorita Astri, ST, M.S.I Program Studi Sistem Komputer, STIKOM Dinamika Bangsa Jambi astri0206@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. JAMSOSTEK (PERSERO) DENGAN METODE ENTERPRISE ARCHITECTURE

PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. JAMSOSTEK (PERSERO) DENGAN METODE ENTERPRISE ARCHITECTURE PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. JAMSOSTEK (PERSERO) DENGAN METODE ENTERPRISE ARCHITECTURE Afif Iswardhana Barmansyah Bina Nusantara University, Jakarta081285326611, afifiswardhana@ymail.com

Lebih terperinci

ABSTRAK. viii. Kata Kunci: Jaringan, Konstruksi, Pelaporan, Proyek, Sistem Informasi. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. viii. Kata Kunci: Jaringan, Konstruksi, Pelaporan, Proyek, Sistem Informasi. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. PLN (Persero) merupakan perusahaan penyedia jasa kelistrikan di Indonesia dan Unit Pelaksana Konstruksi Jaringan Jawa Bali 5 (UPK JJB 5) merupakan bisnis di bawah PT. PLN (Persero) yang dibentuk

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PERSEDIAAN PADA PT NUR ISLAMI TOUR AND TRAVEL

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PERSEDIAAN PADA PT NUR ISLAMI TOUR AND TRAVEL ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PERSEDIAAN PADA PT NUR ISLAMI TOUR AND TRAVEL Titan; Devyano Luhukay; Yohannes Kurniawan Information Systems Department, School of Information Systems,

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN (STUDI KASUS: DOSEN TIDAK TETAP STIKOM DINAMIKA BANGSA JAMBI)

PEMODELAN SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN (STUDI KASUS: DOSEN TIDAK TETAP STIKOM DINAMIKA BANGSA JAMBI) PEMODELAN SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN (STUDI KASUS: DOSEN TIDAK TETAP STIKOM DINAMIKA BANGSA JAMBI) Brestina Gultom Program Studi Informasi, STIKOM Dinamika Bangsa, Jambi Jl. Jend Sudirman Jambi 36138

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN RENCANA PENERAPAN SOFTWARE ERP (ENTERPRISE RESOURCE PLANNING)

STUDI KELAYAKAN RENCANA PENERAPAN SOFTWARE ERP (ENTERPRISE RESOURCE PLANNING) STUDI KELAYAKAN RENCANA PENERAPAN SOFTWARE ERP (ENTERPRISE RESOURCE PLANNING) Henny Hendarti, Yuliana Lisanti,Yuna Wijaya Binus University Jln. KH. Syahdan No. 9, Kemanggisan Jakarta Barat, 11480 E-mail

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin tinggi menuntut perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja berbagai elemen di dalam organisasi/perusahaan. Salah satu cara untuk mewujudkan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN LANJUTAN. Dea Arri Rajasa, SE., S.Kom

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN LANJUTAN. Dea Arri Rajasa, SE., S.Kom SISTEM INFORMASI MANAJEMEN LANJUTAN Dea Arri Rajasa, SE., S.Kom SEKILAS TENTANG ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ERP (Enterprise Resource Planning) menyediakan informasi tunggal untuk

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM ERP WAREHOUSE MANAGEMENT

PENGEMBANGAN SISTEM ERP WAREHOUSE MANAGEMENT PENGEMBANGAN SISTEM ERP WAREHOUSE MANAGEMENT MENGGUNAKAN ODOO PADA PT PUTRI DAYA USAHATAMA DENGAN METODE ASAP DEVELOPING OF ERP WAREHOUSE MANAGEMENT SYSTEM USING ODOO IN PT PUTRI DAYA USAHATAMANA WITH

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini, teknologi informasi sudah tidak asing lagi di dunia bisnis. Perkembangan teknologi informasi dapat menyebabkan juga berkembangnya persaingan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SMA NEGERI XYZ

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SMA NEGERI XYZ ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SMA NEGERI XYZ Titan; Devyano Luhukay; Yohannes Kurniawan Information Systems Department, School of Information Systems, Binus University Jln. K.H.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. industri membutuhkan pembaharuan yang akan mendukung kegiatan mereka.

BAB 1 PENDAHULUAN. industri membutuhkan pembaharuan yang akan mendukung kegiatan mereka. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dari waktu ke waktu pada seluruh bidang industri membutuhkan pembaharuan yang akan mendukung kegiatan mereka. Pembaharuan yang dimaksudkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA BERBASIS WEB

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA BERBASIS WEB PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA BERBASIS WEB Devie Firmansyah, S.Kom., M.Kom 1, Rudi Nugraha 2 1,2 Program Studi Sistem Informasi STMIK LPKIA Jln. Soekarno Hatta No. 456 Bandung 40266,

Lebih terperinci

Sistem Informasi Rekam Medis pada Puskesmas Sematang Borang

Sistem Informasi Rekam Medis pada Puskesmas Sematang Borang Seminar Perkembangan dan Hasil Penelitian Ilmu Komputer (SPHP-ILKOM) 605 Sistem Informasi Rekam Medis pada Puskesmas Sematang Borang Supermanto* 1, Ervi Cofriyanti 2 1,2 STMIK Global Informatika MDP Jl.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era teknologi yang semakin lama semakin pesat. Teknologi sudah menjadi suatu bagian penting dalam kehidupan. Teknologi membantu mempermudah proses kerja yang terjadi

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN BASIS DATA PELAYANAN, PERAWATAN DAN PENGOBATAN BERBASIS APLIKASI DESKTOP PADA PUSKESMAS KECAMATAN CILANDAK

ANALISIS DAN PERANCANGAN BASIS DATA PELAYANAN, PERAWATAN DAN PENGOBATAN BERBASIS APLIKASI DESKTOP PADA PUSKESMAS KECAMATAN CILANDAK Universitas Bina Nusantara Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2012/2013 ANALISIS DAN PERANCANGAN BASIS DATA PELAYANAN, PERAWATAN DAN PENGOBATAN BERBASIS APLIKASI DESKTOP

Lebih terperinci

ABSTRAK. vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. vi Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian menggunakan DODAF sebagai framework dalam pengembangan pemodelan proses bisnis pada sistem informasi e-learning. E-learning adalah media pembelajaran elektronik berbasis web yang digunakan

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan sistem informasi (TI/SI) memberikan

BABI PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan sistem informasi (TI/SI) memberikan 1 BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan sistem informasi (TI/SI) memberikan dampak pada berkembangnya proses bisnis. Proses bisnis dengan dukungan TI dapat dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat telah menjangkau aktivitas manusia baik secara individual maupun organisasional. Teknologi informasi telah bertransformasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi dan perkembangan industri teknologi informasi dewasa ini telah meningkatkan tekanan terhadap perusahaan dan bisnis yang dijalankan untuk tetap dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ERP merupakan salah satu cara untuk mengintegrasikan aspek-aspek yang ada dalam perusahaan. Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2005, p.11) Enterprise Resource Planning

Lebih terperinci