AUDIT PROSES ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT K LAPORAN MAGANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "AUDIT PROSES ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT K LAPORAN MAGANG"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT PROSES ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT K LAPORAN MAGANG Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi HALIDA RAMADHANI FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPOK JUNI 2014

2

3

4 KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan limpahan karunia-nya laporan ini dapat diselesaikan. Penulisan laporan magang ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi di Fakultas Ekonomi. Penulis menyadari bahwa selama proses perkuliahan di Fakultas Ekonomi sampai proses penyusunan laporan magang ini, banyak pihak yang telah membantu, mendukung, dan membimbing sehingga laporan magang ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada: 1. Kedua orang tua yang selalu mendukung, membimbing, dan mencurahkan kasih sayang serta doa yang tak terhingga selama ini. Terima kasih atas semangat dan doa yang selalu diberikan, belum ada kata yang dapat cukup untuk menggambarkan rasa sayang dan terima kasih kepada Bapak dan Ibu. 2. Kakak penulis satu-satunya, Aditya Perdana Putra yang telah memberikan semangat, doa dan dorongan bagi penulis dalam menyelesaikan laporan. 3. Bapak Robert Porhas Tobing S.E., MBA selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan, dan masukan yang sangat berharga bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini. 4. Bapak Agung Nugroho Soedibyo S.E., M.Ak dan Bapak Kurnia Irwansyah Rais S.E., M.Ak, selaku dosen penguji yang telah menyediakan waktu dan pikiran serta memberikan masukan yang sangat berguna dalam usaha penyempurnaan laporan magang ini. Terima kasih telah meluluskan penulis hingga akhirnya resmi menjadi sarjana. 5. Seluruh dosen dan asisten dosen FEUI yang telah memberikan pengetahuan dan pelajaran yang sangat berharga bagi penulis. Semoga penulis dapat menggunakan ilmu tersebut sebaik-baiknya. iv

5 6. KAP ABC, selaku tempat penulis melaksanakan kegiatan magang selama periode Januari-April 2014 dan telah memberikan kesempatan serta pengalaman yang berharga selama kegiatan magang berlangsung. 7. Pada seluruh anggota I division khususnya kak Elwi yang memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam pelaksanaan magang serta memberi masukan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan magang. 8. Adiprastowo Rustamaji, terima kasih atas segala kesediaan waktu, pengorbanan, dan kesabaran yang tiada henti untuk selalu mendengar semua cerita penulis dan memberi semangat. 9. Eva Ngalisca Astyorini, Rika Fauzana Akhinov, Fiona Mussri Astuti, Putri Nur Astiwi serta seluruh teman-teman FEUI Terima kasih telah memberikan warna selama kehidupan perkuliahan penulis. 10. Dwi Agustin Anggraeni dan Nurhanifa. Terima kasih atas persahabatan dan kesediannya mendengarkan segala cerita dan keluh kesah penulis. Sukses selalu untuk kita semua. 11. Semua pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih atas segala bantuan, dukungan, semangat dan doa yang diberikan kepada penulis. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dari semua pihak yang telah mendampingi dan membantu penulis. Penulis berharap laporan magang ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pengembangan ilmu. Depok, 27 Juni 2014 Halida Ramadhani v

6

7 ABSTRAK Nama Program Studi Judul : Halida Ramadhani : S1 Akuntansi : Audit Proses atas Laporan Keuangan Konsolidasi PT K Laporan magang ini membahas mengenai audit proses atas laporan keuangan konsolidasi PT K yang dilakukan oleh KAP ABC. Penyusunan laporan keuangan konsolidasi PT K dilakukan oleh KAP ABC dengan teknik reperformance karena PT K tidak membuat laporan keuangan konsolidasi internal. Teknik tersebut memungkinkan auditor untuk menyusun laporan keuangan konsolidasi berdasarkan hasil audit atas laporan keuangan induk dan anak perusahaan. Audit pada anak perusahaan dilakukan oleh KAP lain sehingga KAP ABC sebagai auditor grup perusahaan harus melakukan pengendalian atas kinerja auditor anak perusahaan sesuai ketentuan dalam International Standard on Auditing (ISA) 600 mengenai audit grup perusahaan. Kata Kunci: Laporan keuangan konsolidasi, reperformance, audit grup perusahaan vii

8 ABSTRACT Name Study Program Title : Halida Ramadhani : S1 Accounting : Audit Process on Consolidated Financial Statement of PT K This internship report discusses about the audit process on consolidated financial statement done by KAP ABC. Consolidated financial statement prepared by KAP ABC with reperformance technique because PT K doesn t make any internal consolidated financial statement. The technique make possible for auditor to prepare the consolidated financial statement based on audit result in parent and subsidiaries financial statement. Audit in subsidiary done by other KAP, thus KAP ABC as group auditor have to do controls on subsidiary auditor s performance as comply in International Standard on Auditing (ISA) 600 about audit of group. Key Words: Consolidated financial statement, reperformance, audit of group viii

9 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... vi ABSTRAK... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Pelaksanaan Magang Tujuan Penulisan Laporan Magang Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang Pelaksanaan Kegiatan Magang Latar Belakang Topik Penulisan Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang Sistematika Penulisan LANDASAN TEORI Pelaporan Keuangan Berbasis Kepemilikan Saham Teori Konsolidasi Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi Kriteria Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi Proses Audit Laporan Keuangan Konsolidasi Tahap Perencanaan dan Penyusunan Strategi Audit Pelaksanaan dan Review Auditor Anak Perusahaan Penerapan dan Pengujian atas Penyajian dan Pengungkapan Akumulasi Bukti Audit pada Tahap Akhir Evaluasi Akhir Penerbitan Laporan Auditor Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tatakelola Perusahaan Kertas Kerja Audit Tujuan Pembuatan Kertas Kerja Audit Pengelompokkan Kertas Kerja Audit Jenis Kertas Kerja Audit Kertas Kerja Audit atas Laporan Keuangan Konsolidasi PROFIL PERUSAHAAN Profil KAP Profil Perusahaan Sejarah Singkat, Permodalan, dan Pemegang Saham Kegiatan Usaha ix

10 3.2.3 Struktur Kepemilikan PEMBAHASAN DAN ANALISIS Ikhtisar Kebijakan Akuntansi PT K Analisis Proses Audit Laporan Keuangan Konsolidasi PT K Evaluasi Pengendalian Anak Perusahaan dan Transaksi Antar Perusahaan Penyelesaian Kertas Kerja Audit atas Laporan Keuangan Konsolidasi Penyusunan Draft Laporan Keuangan Konsolidasi Pengungkapan Saldo Akun dan Catatan Laporan Keuangan Konsolidasi Komunikasi dengan Pihak Manajemen Pengisian Audit Checklist Laporan Keuangan Konsolidasi Evaluasi Keberlangsungan Usaha Klien Tahap Finalisasi Laporan Keuangan Konsolidasi Pelaksanaan Review Audit Pemberian Opini Laporan Keuangan Konsolidasi Pertemuan Akhir dengan Manajemen dan Komite Audit Penerbitan Laporan Keuangan Konsolidasi KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR REFERENSI LAMPIRAN x

11 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Contoh Daftar Pembanding (Checklist) Penyelesaian Audit Tabel 3.1 Struktur Permodalan PT K 31 Desember Tabel 3.2 Kelompok Usaha Anak Perusahaan PT K Tabel 3.3 Struktur Kepemilikan PT K pada Anak Perusahaan Tahun Tabel 4.1 Komponen Instruksi Audit Anak Perusahaan Tabel 4.2 Ringkasan Pengungkapan Catatan Laporan Keuangan PT K Tabel 4.3 Checklist Audit Grup PT K Tabel 4.4 Perhitungan Altman's Z-Score Tabel 4.5 Data Keuangan PT K untuk Perhitungan Z-score Tabel 4.6 Checklist Pertemuan Manajemen dan Komite Audit xi

12 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Metode Pelaporan Keuangan Berdasarkan Kepemilikan... 7 Gambar 3.1 Struktur Organisasi KAP ABC Gambar 4.1 Alur Proses Penyelesaian Kertas Kerja Audit atas Laporan Keuangan Konsolidasi Gambar 4.2 Ilustrasi Penggabungan Saldo Akun Kas Audited PT K Gambar 4.3 Ilustrasi Perhitungan Saldo Akhir Utang Dagang Pada Laporan Keuangan Konsolidasi Audited PT K Gambar 4.4 Alur Penyusunan Pengungkapan Saldo Akun dan Catatan Laporan Keuangan Konsolidasi Gambar 4.5 Alur Pelaksanaan Review Audit xii

13 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Contoh Form Data Request Lampiran 2 Contoh Instruksi Audit Anak Perusahaan Lampiran 3 Contoh Surat Representasi Manajemen Lampiran 4 Contoh Opini Laporan Keuangan Konsolidasi Lampiran 5 Contoh Checklist Finalisasi Laporan Keuangan Lampiran 6 Contoh Rincian Checklist Tambahan xiii

14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Magang Dalam menghadapi era globalisasi, persaingan di dunia bisnis semakin ketat. Begitu pula dengan persaingan yang terjadi antar sumber daya manusia, mengingat sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang penting dalam mencapai keberhasilan perusahaan. Untuk dapat bersaing dalam dunia bisnis khususnya tenaga kerja, sumber daya manusia diharapkan memiliki kemampuan, kompetensi dan kualitas diri dari segi karakter yang lebih unggul dibandingkan pesaingnya. Melihat kondisi tersebut, Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi mengadakan program magang sebagai sarana dalam meningkatkan kualitas mahasiswa di dunia tenaga kerja. Dengan diadakannya program magang, mahasiswa memiliki kesempatan untuk mengaplikasikan seluruh ilmu yang didapat selama menempuh masa perkuliahan terkait relevansi konsep dan teori dengan penerapan praktik langsung secara profesional. Selain itu, mahasiswa juga dapat mengasah kemampuan softskills yang dimiliki seperti kemampuan manajemen waktu dalam menyelesaikan pekerjaan, kemampuan berkomunikasi dengan rekan kerja maupun atasan, kemampuan bekerja sama dalam tim, kemampuan untuk menyelesaikan suatu permasalahan serta melatih jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab atas kewajiban yang diberikan. 1.2 Tujuan Penulisan Laporan Magang Penulisan laporan magang wajib dilaksanakan bagi para mahasiswa yang telah menyelesaikan program magang. Laporan magang ini berisi tentang penjelasan seluruh aktivitas yang dilaksanakan oleh mahasiswa yang berkaitan selama kegaiatan magang berlangsung. Beberapa tujuan dari penulisan laporan magang antara lain adalah: 1. Memberikan gambaran dalam audit proses atas laporan keuangan konsolidasi. 1

15 2 2. Membandingkan relevansi konsep dan teori dengan praktik dalam prosedur konsolidasi laporan keuangan. 3. Membandingkan relevansi konsep dan teori dengan praktik dalam audit grup perusahaan. 4. Mengidentifikasi permasalahan serta kekurangan dan kelebihan yang terjadi dalam audit proses atas laporan keuangan konsolidasi. 1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang Program magang ini dilaksanakan di KAP ABC, salah satu Kantor Akuntan Publik yang berada di Jakarta. Penulis ditempatkan sebagai Junior Auditor dalam divisi Audit Assurance. Kegiatan magang berlangsung selama tiga bulan sejak tanggal 02 Januari 2014 sampai dengan 02 April Jam kerja yang diikuti sesuai dengan aturan kantor yaitu hari Senin sampai Jumat dimulai pukul dan berakhir pukul Pelaksanaan Kegiatan Magang Selama kegiatan pelaksanaan magang, penulis mendapatkan kesempatan untuk bergabung dengan divisi Audit Assurance. Pada minggu pertama, para peserta kegiatan magang diwajibkan untuk mengikuti training selama satu minggu. Dalam training tersebut, peserta magang diajarkan mengenai dasar kegiatan audit, sistem dan metode yang digunakan ketika melakukan audit. Pada minggu kedua, kegiatan efektif magang mulai dilaksanakan. a. PT T Penulis mendapatkan penugasan pertama untuk membantu tim audit yang menangani audit per 31 Desember 2013 pada klien PT T selama tiga minggu. PT T merupakan perusahaan penyedia jasa audit lingkungan dan konstruksi yang merupakan anak perusahaan PT R. PT R bergerak dalam bidang pembangunan konstruksi serta memiliki beberapa anak perusahaan yang juga diaudit oleh tim penulis. Dalam penugasan di PT T, penulis melakukan audit atas sembilan akun, yaitu akun investasi, kas dan setara kas, utang bank, utang lain-lain, perpajakan,

16 3 ekuitas, beban operasi dan pendapatan (beban) lain-lain. PT T merupakan klien tahun pertama KAP ABC. Tugas yang diberikan kepada penulis adalah membuat kertas kerja audit setiap akun. Kertas kerja audit tersebut berisi prosedur audit atas suatu akun seperti konfirmasi pada akun kas dan bank serta utang bank dengan pihak terkait, kemudian lead schedule yang berisi angka per komponen akun serta dibandingkan dengan trial balance dan general ledger PT T, lalu prosedur audit lain seperti subsequent test dan vouching atas bukti transaksi yang dilakukan. Namun, hanya tugas tersebut yang dikerjakan oleh penulis dalam penugasan PT T karena penyusunan kertas kerja audit utama dan reporting dilakukan oleh Supervisor Auditor. b. PT K Penugasan kedua yang diterima penulis adalah audit per 31 Desember 2013 untuk PT K yaitu klien yang menjadi topik di dalam penulisan laporan magang ini. PT K merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jual beli aspal, handling equipment seperti forklift, dan heavy equipment seperti escavator serta memiliki 18 anak perusahaan yang mayoritas kegiatan usahanya serupa. Kegiatan yang dilakukan berfokus kepada audit PT K sebagai induk perusahaan dan repeformance laporan keuangan konsolidasi PT K. Sedangkan untuk anak perusahaan diaudit oleh KAP lain. PT K merupakan klien berlanjut dari KAP ABC sehingga pihak Manager In Charge dan Supervisor Auditor telah memahami ruang lingkup bisnis klien dengan baik. Penulis ditempatkan dengan seorang Senior Auditor yang beberapa waktu sebelumnya telah memulai proses audit terlebih dahulu di PT K. Pada masa awal penugasan, penulis diberikan tanggung jawab untuk mengisi kertas kerja audit seluruh akun-akun yang ada di laporan keuangan PT K serta melakukan prosedur audit yang diperlukan. Setelah pengisian kertas kerja audit induk selesai, penulis membantu Senior Auditor untuk mengisi kertas kerja audit konsolidasi PT K dengan merujuk pada angka audited dalam laporan keuangan anak perusahaan yang diaudit oleh KAP lain. Untuk mendapatkan keyakinan atas hasil laporan audit anak perusahaan, Supervisor Auditor dan Manager In Charge dalam

17 4 penugasan audit PT K melakukan review dan tanya jawab kepada auditor anak perusahaan untuk mengetahui prosedur audit apa saja yang telah dilakukan. Setelah itu, penulis juga turut membantu dalam proses analisis dan eliminasi akun tertentu atas transaksi yang terjadi pada induk perusahaan dengan anak perusahaan dan anak perusahaan dengan sesama anak perusahaan. Hingga pada akhir penugasan penulis juga melakukan penyusunan draft report laporan keuangan konsolidasi PT K. c. PT A Penugasan terakhir yang diterima oleh penulis adalah audit per 31 Desember pada PT A. PT A bergerak pada bidang manufaktur aluminium. Dalam penugasan terakhir ini, penulis melakukan audit seluruh akun PT A dengan mengisi kertas kerja audit dan melakukan prosedur audit yang diperlukan. PT A merupakan klien berlanjut dari KAP ABC dan termasuk perusahaan dengan skala yang kecil yang bidang usahanya tidak terlalu kompleks sehingga dalam melakukan fieldwork audit tidak membutuhkan waktu yang lama. 1.5 Latar Belakang Topik Penulisan Penugasan yang diterima penulis dalam proses audit grup perusahaan PT K selama menjalani magang membuat penulis tertarik untuk menjadikannya sebagai topik pembahasan dalam penyusunan laporan magang. Hal ini disebabkan karena proses audit yang dilakukan meliputi audit pada induk perusahaan dan pengisian kertas kerja audit atas laporan keuangan konsolidasi dengan menggabungkan saldo audited induk dan anak perusahaan. Selain itu, audit pada anak perusahaan dilakukan oleh auditor yang berbeda sehingga auditor KAP ABC harus melakukan suatu review kepada auditor anak perusahaan untuk memperoleh keyakinan mengenai hasil pekerjaan yang dilakukan serta kecukupan seluruh bukti yang didapatkan oleh auditor anak perusahaan dalam menjalankan tugasnya. 1.6 Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang Penulisan laporan magang ini difokuskan pada audit proses atas laporan konsolidasi PT K untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013.

18 5 Ruang lingkup ini dipilih karena penulis paling banyak terlibat dalam penugasan perusahaan tersebut. Hal-hal yang akan dibahas meliputi keseluruhan audit proses dari tahap awal yaitu audit pada PT K sebagai induk perusahaan, lalu dilanjutkan penyusunan kertas kerja audit atas laporan keuangan konsolidasi dengan menggabungkan saldo audited induk dan anak perusahaan, kemudian penyusunan draft laporan keuangan konsolidasi sampai dengan penerbitan laporan keuangan konsolidasi PT K. 1.7 Sistematika Penulisan Laporan magang ini disusun dengan sistematika sebagai berikut: - Bab 1 : Pendahuluan Bab ini berisi mengenai latar belakang pelaksanaan magang, tujuan penulisan laporan magang, tempat dan waktu pelaksanaan magang, pelaksanaan kegiatan magang, latar belakang topik penulisan, ruang lingkup penulisan laporan magang, serta sistematika penulisan. - Bab 2 : Landasan Teori Bab ini menjelaskan mengenai teori yang berkaitan dengan konsolidasi dan kertas kerja audit seperti teori konsolidasi, tujuan penyusunan laporan keuangan konsolidasi, kriteria penyusunan laporan konsolidasi, proses konsolidasi laporan keuangan, dan kertas kerja audit. Selain itu, bab ini juga akan membahas mengenai kertas kerja konsolidasi dan penyelesaian audit laporan keuangan konsolidasi. - Bab 3 : Profil Perusahaan Bab ini memberikan gambaran singkat mengenai profil dari kantor akuntan publik tempat penulis melaksanakan kegiatan magang serta perusahaan yang akan dibahas (PT K) beserta seluruh anak perusahaan mencakup struktur perusahaan dan aktivitas usaha yang dijalankan secara umum.

19 6 - Bab 4 : Pembahasan Bab ini menguraikan audit proses atas laporan keuangan konsolidasi PT K sesuai dengan tujuan dan ruang lingkup penulisan yang ditentukan. - Bab 5 : Kesimpulan dan Saran Bab ini merupakan bagian terakhir dari laporan magang ini yang berisi kesimpulan analisis yang dilakukan dalam audit proses atas laporan keuangan konsolidasi pada bab sebelumnya serta saran dan masukan yang diberikan oleh penulis terkait permasalahan serta kekurangan dalam proses tersebut.

20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pelaporan Keuangan Berbasis Kepemilikan Saham Pada umumnya, perusahaan seringkali melakukan penguasaan kepemilikan pada perusahaan lain dengan berbagai perjanjian dan untuk beberapa alasan. Alasan yang mendasari penguasaan kepemilikan tersebut antara lain untuk memperoleh keuntungan dengan mengendalikan perusahaan lain, sebagai salah satu sarana untuk dapat masuk ke dalam pasar yang baru, memastikan pasokan atas bahan baku serta input produksi lain, dan untuk melakukan pembatasan risiko. Kepemilikan atas perusahaan lain tersebut dapat berpengaruh pada pencatatan akuntansi. Namun, pencatatan akun investasi atas saham tidak hanya bergantung pada tingkat kepemilikan suatu perusahaan terhadap perusahaan lain, tetapi juga bergantung pada tingkat pengendalian/pengaruh yang dimiliki. Tingkat kepemilikan dan pengendalian tersebut yang menjadi dasar apakah laporan keuangan kedua perusahaan harus disusun secara konsolidasi atau perusahaan investor hanya menyajikannya sebagai investasi atas saham berdasarkan fair value method, equity method, dan cost method. 0% 20% 50% 100% Pengaruh tidak signifikan Pengaruh Signifikan Pengendalian Fair value method Equity method Konsolidasi Equity method / Cost method Gambar 2.1 Metode Pelaporan Keuangan Berdasarkan Kepemilikan Sumber: Baker,

21 8 Fair value method digunakan ketika induk perusahaan memiliki kepemilikan kurang dari 20% atas anak perusahaan. Atas kondisi tersebut dapat dikatakan bahwa induk perusahaan hanya memiliki sedikit atau tidak sama sekali memiliki pengaruh terhadap anak perusahaan. Berdasarkan PSAK 58 mengenai aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual & operasi yang dihentikan, investasi tersebut dapat dikatakan sebagai held for trading. Induk perusahaan mendapat keuntungan atas investasi ini dari perubahan harga yang terjadi. Perlakuan akuntansi secara umum dan pelaporan investasi ini adalah penentuan nilainya menggunakan fair value serta mencatat timbulnya unrealized gains and loses pada laba rugi. Berdasarkan equity method, investasi awal dicatat pada biaya perolehannya. Kemudian dapat terjadi penyesuaian atas keuntungan (kerugian) yang didapat anak perusahaan serta pembagian dividen. Induk perusahaan melakukan pencatatan atas keuntungan perusahaan sesuai proporsi kepemilikannya sebagai pendapatan investasi dan kerugian dicatat sebagai kerugian atas investasi pada anak perusahaan. Sedangkan, dividen yang diterima dari anak perusahaan dicatat sebagai pengurang atas investasi. Dengan menggunakan cost method, pencatatan investasi yang pada awal perolehan investasi induk perusahaan dicatat berdasar harga perolehan investasi. Pembagian dividen dari anak perusahaan dicatat sebagai pendapatan dividen, tidak ada penyesuaian lain yang harus dicatat oleh induk perusahaan sehingga kurang memberikan informasi yang akurat. 2.2 Teori Konsolidasi Terdapat beberapa teori yang dapat berpengaruh pada isu konsolidasi (Baker, 2012). Teori-teori tersebut adalah: 1. Proprietary theory Proprietary theory menyatakan bahwa anak perusahaan merupakan perpanjangan tangan dari induk perusahaan. Aset, liabilitas, pendapatan, serta beban anak perusahaan dianggap sebagai aset, liabilitas, pendapatan

22 9 dan beban induk perusahaan. Hal tersebut menyebabkan perlakuan konsolidasi secara pro rata yaitu induk perusahaan mengonsolidasi bagian dari aset, liabilitas, pendapatan dan beban anak perusahaan sebesar kepemilikan induk perusahaan. 2. Parent company theory Teori ini menjelaskan bahwa induk perusahaan memiliki kendali terhadap seluruh aset dan liabilitas anak perusahaan terhadap anak perusahaan yang mayoritas kepemilikannya ada di induk perusahaan. Hal tersebut menyebabkan laporan keuangan konsolidasi memasukan seluruh aset, liabilitas, pendapatan dan beban anak perusahaan. 3. Entity theory Teori ketiga ini menyatakan bahwa anak perusahaan merupakan entitas yang terpisah dari induk perusahaan. Dengan menggunakan teori ini, muncul istilah controlling dan noncontrolling interest. Kedua pihak ini dianggap sebagai kelompok yang berbeda. Dalam laporan konsolidasi, masing-masing pihak memiliki komponen ekuitas dan tidak ada pihak yang lebih ditekankan satu sama lainnya. Sehingga akun-akun aset, liabilitas, pendapatan, dan beban anak perusahaan dimasukkan ke dalam laporan keuangan konsolidasi tanpa perlakuan khusus kepada masingmasing pihak. 2.3 Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi merupakan laporan yang menyajikan posisi keuangan dan hasil kegiatan operasi dari induk perusahaan sebagai entitas pengendali dan anak-anak perusahaan sebagai entitas yang dikendalikan, dimana kedua entitas tersebut merupakan satu kesatuan perusahaan. Berdasarkan PSAK 4 (revisi 2009), induk perusahaan yang memilki pengendalian terhadap anak perusahaan harus menyiapkan laporan keuangan dalam basis konsolidasi. Laporan keuangan konsolidasi memiliki kelebihan, antara lain:

23 10 1. Memberikan gambaran secara nyata mengenai total sumber daya perusahaan gabungan antara induk dan anak perusahaan kepada para pemegang saham, kreditur, dan pihak yang berkepentingan lainnya. 2. Memberikan informasi mengenai pengaruh dari kegiatan operasi anak perusahaan terhadap kesehatan dan masa depan perusahaan secara keseluruhan sebagai satu entitas. Namun, selain memiliki kelebihan, laporan keuangan konsolidasi juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu: 1. Ketika terdapat salah satu perusahaan yang memiliki kinerja buruk, kinerja tersebut dapat ditutupi dengan perusahaan lain yang memiliki kinerja baik. 2. Secara keseluruhan laba konsolidasi tidak hanya diatribusikan untuk induk perusahaan. 3. Rasio keuangan berdasarkan laporan keuangan konsolidasi tidak menggambarkan kondisi induk perusahaan maupun anak perusahaan dalam membentuk entitas konsolidasi. 4. Terdapat banyak informasi tambahan yang perlu diungkapkan untuk dapat memberikan penyajian yang wajar. 2.4 Kriteria Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi PSAK 4 mengenai Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri menjelaskan bahwa laporan keuangan konsolidasi dibuat dengan menggabungkan seluruh perusahaan yang dikendalikan oleh satu entitas induk perusahaan. Pengendalian dianggap ada apabila induk perusahaan memiliki penyertaan baik secara langsung maupun tidak langsung lebih dari 50% pada suatu perusahaan. Namun, apabila penyertaan kepemilikan kurang dari 50%, pengendalian juga dianggap ada apabila dapat dibuktikan dengan beberapa kondisi seperti: 1. Memiliki kekuasaan yang melebihi 50% dari hak suara berdasarkan perjanjian dengan investor lain.

24 11 2. Mempunyai kendali untuk menentukan kebijakan keuangan serta operasi perusahaan berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian. 3. Memiliki wewenang untuk menunjuk atau memberhentikan mayoritas pengurus dan pengendali entitas. 4. Mampu untuk menguasai suara mayoritas pada rapat pengurus dan mengendalikan entitas melalui pengurus perusahaan. Penyertaan secara langsung dapat digambarkan dengan kondisi ketika suatu perusahaan memiliki mayoritas saham dari perusahaan lain. Sedangkan penyertaan tidak langsung digambarkan ketika saham dari suatu perusahaan dimiliki satu perusahaan atau lebih yang berada dalam pengendalian yang sama. Berdasarkan IFRS 10: Consolidated Financial Statement, terdapat perbedaan dari kriteria pengendalian induk terhadap anak perusahaan. Investor, dalam hal ini adalah induk perusahaan dianggap memiliki pengendalian terhadap anak perusahaan jika memiliki seluruh kriteria berikut: 1. Kekuasaan atas anak perusahaan. Ketika induk perusahaan memiliki kemampuan untuk mengarahkan aktivitas yang secara signifikan mempengaruhi imbal hasil anak perusahaan. 2. Eksposur atau hak atas imbal hasil yang bervariasi dari keterlibatan induk terhadap anak perusahaan. 3. Kemampuan untuk menggunakan kekuasaan induk terhadap anak perusahaan dalam mempengaruhi imbal hasil induk perusahaan. Perbedaan kriteria pengendalian pada PSAK 4 dan IFRS 10 tersebut telah diatasi dengan terbitnya PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian. PSAK 65 telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada 19 Desember PSAK ini akan menggantikan PSAK 4, karena PSAK 4 revisi 2013 hanya akan mengatur mengenai laporan keuangan tersendiri. PSAK 65 mulai berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2015.

25 Proses Audit Laporan Keuangan Konsolidasi Tahap Perencanaan dan Penyusunan Strategi Audit Berdasarkan International Standard on Auditing (ISA) 600 mengenai audit grup perusahaan, tim audit yang melaksanakan proses audit pada laporan keuangan konsolidasi harus menetapkan rencana dan menyusun strategi audit. Rencana dan strategi tersebut kemudian akan di review kembali oleh Partner Engagement dalam penugasan audit. Setelah penetapan rencana dan strategi audit, auditor diharapkan untuk memperoleh pemahaman atas grup perusahaan, komponen/anak perusahaan serta lingkungan perusahaan. Pemahaman tersebut antara lain mengenai bagaimana pengendalian yang terdapat dalam grup perusahaan, proses konsolidasi termasuk instruksi yang diberikan manajemen grup perusahaan terhadap anak perusahaan, serta menilai risiko salah saji material pada grup perusahaan. Sesuai dengan penjelasan sebelumnya, auditor grup perusahaan harus memiliki pemahaman atas pengendalian pada grup perusahaan dan proses konsolidasi. Pemahaman tersebut dapat diperoleh dengan melakukan suatu tes keefektifan operasi pengendalian perusahaan secara menyeluruh dan cakupan pekerjaan yang dilaksanakan dalam proses konsolidasi. Dalam memperoleh pemahaman lebih jauh terkait proses konsolidasi, auditor grup perusahaan harus mendesain dan menjalankan prosedur audit tambahan atas proses konsolidasi, mengevaluasi kesesuaian, kecukupan, dan akurasi penyesuaian reklasifikasi, serta memastikan bahwa kebijakan akuntansi dan akhir periode pelaporan telah diterapkan secara konsisten oleh grup perusahaan Pelaksanaan dan Review Auditor Anak Perusahaan Proses audit pada anak perusahaan dapat dilakukan oleh auditor yang berbeda. Terkait hal tersebut, auditor induk perusahaan yang bertindak sebagai auditor grup perusahaan harus memperoleh pemahaman mengenai auditor anak perusahaan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah auditor anak perusahaan memahami dan patuh terhadap etika yang relevan dalam audit grup perusahaan serta independen. Selain itu, pemahaman dilakukan untuk menilai kompetensi dari

26 13 auditor anak perusahaan yang dapat dinilai berdasarkan pemahaman mereka terhadap audit dan standar lain yang berlaku dalam audit grup perusahaan, kemampuan khusus (sebagai contoh pemahaman terhadap industri yang spesifik), serta pemahaman dalam kerangka penyusunan laporan keuangan yang membantu auditor grup perusahaan dalam tanggung jawabnya. Pemahaman terhadap auditor anak perusahaan juga bermanfaat untuk mengetahui apakah auditor anak perusahaan melakukan pekerjaannya sesuai dengan lingkup peraturan yang ada dan apakah auditor grup perusahaan dapat terlibat untuk mendapatkan bukti audit yang memadai. Auditor grup perusahaan juga harus melakukan komunikasi secara berkala dengan auditor anak perusahaan. Komunikasi ini dilakukan untuk memberi keyakinan bahwa prosedur audit yang dilakukan auditor anak perusahaan telah memadai. Auditor induk perusahaan biasanya menjadwalkan pertemuan dengan auditor anak perusahaan sebagai sarana komunikasi mengenai progress audit yang telah dicapai serta isu dan temuan dalam audit pada anak perusahaan. Auditor grup perusahaan dapat mengirimkan suatu instruksi audit kepada anak perusahaan yang dapat berguna sebagai panduan auditor anak perusahaan dalam pelaksanaan audit dan mengirimkan kuesioner untuk diisi oleh auditor anak perusahaan. Atas hasil pekerjaan auditor anak perusahaan, auditor grup perusahaan seperti yang disyaratkan dalam ISA 600 perlu melaksanakan evaluasi terhadap kecukupan dan kesesuaian bukti audit yang didapatkan. Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan bahwa bukti audit yang didapatkan telah cukup dan sesuai Apabila hasil kerja auditor anak perusahaan dinilai kurang memadai, auditor grup perusahaan dapat melakukan prosedur tambahan yang diperlukan Penerapan dan Pengujian atas Penyajian dan Pengungkapan Auditor grup perusahaan harus memiliki bukti agar penyajian dan pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasi yang memadai yang dapat diperoleh dengan cara melakukan prosedur untuk mendapatkan pemahaman dan pengendalian untuk tujuan penyajian pengungkapan, kemudian melakukan pengujian pengendalian yang berhubungan dengan pengungkapan, dan prosedur

27 14 substantif. Prosedur substantif dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh keyakinan bahwa seluruh informasi yang dibutuhkan serta jumlah saldo disajikan dan diungkapkan dengan tepat dalam laporan keuangan. Contoh dari prosedur substantif yang dapat dilakukan auditor grup perusahaan antara lain: 1. Penelaahan kontrak utang untuk menentukan aset perusahaan yang digunakan sebagai jaminan. 2. Penggunaan daftar pembanding untuk pengungkapan agar dapat menentukan apakah seluruh pengungkapan yang dibutuhkan telah disajikan dalam laporan keuangan dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku. 3. Penelaahan laporan keuangan secara menyeluruh untuk menilai apakah pengungkapan akun telah diklasifikasikan dengan benar seperti pada aset lancar dan tidak lancar serta membaca catatan tambahan (footnote disclosure). 4. Rekonsoliasi saldo atas pengungkapan tambahan dengan informasi yang telah diperiksa dan didukung dengan kertas kerja terkait. Pengungkapan dan penyajian atas kewajiban kontijensi dan kejadian setelah tanggal neraca sering dianggap memiliki risiko yang tinggi karena tidak seluruh informasi yang dibutuhkan diungkapkan dalam penjelasan tambahan di laporan keuangan. Kewajiban kontinjensi merupakan potensi utang yang dapat terjadi di masa depan pada pihak ketiga atas jumlah yang belum dapat dipastikan dan disebabkan dari aktivitas lampau. Kewajiban kontijensi yang memiliki jumlah material harus diungkapkan dalam penjelasan tambahan. Auditor grup perusahaan dapat melakukan beberapa prosedur tambahan untuk dapat mendeteksi adanya kewajiban kontijensi seperti tanya jawab dengan manajemen, penelaahan notulensi pertemuan RUPS, serta menganalisis biaya hukum apabila terdapat indikasi tuntutan hukum. Pada kejadian setelah tanggal neraca, penelaahan harus dilakukan seluruh transaksi dan kejadian yang muncul setelah tanggal neraca untuk menentukan

28 15 apakah terdapat transaksi dan kejadian tersebut yang mempengaruhi penyajian serta pengungkapan laporan keuangan tahun berjalan. Prosedur yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi kejadian setelah tanggal neraca antara lain tanya jawab dengan manajemen, penelaahan atas pencatatan yang dibuat setelah tanggal neraca, dan permintaan surat representasi. Terdapat dua jenis kejadian setelah tanggal neraca yang harus dievaluasi oleh auditor grup perusahaan, yaitu: 1. Kejadian yang berdampak langsung pada laporan keuangan dan membutuhkan penyesuaian. Contoh atas kejadian ini adalah ketika salah satu pelanggan yang memiliki saldo hutang dalam jumlah material kepada perusahaan mengumumkan kebangkrutan karena kondisi keuangan yang memburuk. Jumlah hutang pelanggan tersebut tergolong material bagi perusahaan, sehingga harus dilakukan penyesuaian atas saldo akun piutang pada laporan keuangan. 2. Kejadian yang tidak berdampak langsung pada laporan keuangan, tetapi memerlukan pengungkapan. Contoh atas kejadian ini adalah penggabungan usaha atau akuisisi. Penggabungan usaha atau akuisisi yang dilakukan perusahaan perlu diungkapkan dalam laporan keuangan, namun tidak perlu dilakukan penyesuaian akun karena dianggap tidak terlalu signifikan mempengaruhi laporan keuangan. Berdasarkan PSAK 4, terdapat panduan mengenai pengungkapan yang dibuat dalam laporan keuangan konsolidasi. Pengungkapan tersebut meliputi: 1. Sifat hubungan antara induk dan anak perusahaan apabila induk tidak memiliki secara langsung maupun tidak langsung lebih dari setengah suara atas anak perusahaan. 2. Alasan mengapa atas kepemilikan lebih dari setengah kekuasaan secara langsung maupun tidak langsung tidak diikuti adanya pengendalian.

29 16 3. Periode pelaporan anak perusahaan dan alasan penggunaan tanggal atau periode tersebut apabila berbeda dengan periode penyusunan laporan keuangan induk dan konsolidasi. 4. Sifat dan luas restriksi signifikan seperti akibat perjanjian pinjaman yang diterima dalam kemampuan anak perusahaan untuk mentransfer dana ke induk dalam bentuk dividen atau pembayaran kembali pinjaman atau uang muka. 5. Rincian yang menunjukan dampak perubahan bagian kepemilikan induk pada anak perusahaan yang tidak menyebabkan hilangnya pengendalian. 6. Keuntungan atau kerugian yang timbul apabila pengendalian atas anak perusahaan hilang, dan: a. Porsi dari keuntungan atau kerugian yang dapat diatribusikan pada sisa investasi anak terdahulu dengan nilai wajar pada tanggal kehilangan pengendalian. Pos keuntungan atau kerugian yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif (apabila tidak disajikan secara terpisah dalam laporan laba rugi komprehensif) Akumulasi Bukti Audit pada Tahap Akhir Setelah penelaahan atas kejadian yang terjadi setelah tanggal neraca, auditor grup perusahaan melakukan pengumpulan akumulasi bukti audit pada tahap akhir. Secara garis besar terdapat lima jenis akumulasi bukti audit pada tahap akhir yang akan dijelaskan pada bagian selanjutnya. 1. Prosedur Analitis Akhir Prosedur analitis akhir dilakukan sebagai penelaahan akhir apabila terdapat salah saji material atau masalah keuangan yang tidak disebutkan dan membantu auditor agar lebih objektif terhadap laporan keuangan. Prosedur ini umumnya dilakukan oleh partner

30 17 yang telah memiliki pemahaman yang baik terhadap klien dan bisnisnya, kemudian pengetahuan tersebut digabungkan dengan prosedur analitis yang dapat membantu kegiatan pengawasan. 2. Evaluasi Asumsi Kelangsungan Usaha (Going Concern) Kegiatan evaluasi kelangsungan usaha klien dilakukan untuk melihat apakah terdapat ketidakpastian substansial terkait kemampuan klien dalam melanjutkan usahanya setidaknya dalam waktu satu tahun. Auditor menggunakan prosedur analitis, kemudian melakukan diskusi dengan manajemen mengenai kemungkinan adanya kesulitan keuangan, dan mengumpulkan informasi terkait bisnis klien untuk memberi penilaian kemungkinan terjadinya kesulitan keuangan untuk tahun selanjutnya. 3. Surat Representasi Manajemen Surat representasi manajemen dibuat oleh manajemen dengan kop perusahaan dan ditujukan kepada auditor serta ditandatangani oleh pimpinan perusahaan. Apabila klien menolak untuk membuat surat representasi ini, maka dapat menyebabkan munculnya opini dengan pengecualian bahkan tidak ada opini. Tujuan pembuatan surat representasi adalah untuk menekankan bahwa manajemen bertanggung jawab atas penilaian laporan keuangan, sebagai pengingat apabila terdapat potensi salah saji atau hal yang tidak disajikan dalam laporan keuangan, dan sebagai dokumentasi jawaban dari pihak manajemen atas tanya jawab mengenai aspek audit. 4. Pertimbangan Informasi yang Menyertai Laporan Keuangan Dasar Dalam kondisi tertentu, klien dapat memasukkan informasi tambahan diluar komponen laporan keuangan dasar yang berguna bagi manajemen atau pihak ketiga pengguna laporan. Standar audit

31 18 tidak mendefinisikan/membatasi informasi tambahan agar dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Namun auditor harus dapat jelas memisahkan tanggung jawab pelaporan atas laporan keuangan utama dan untuk informasi tambahan. 5. Membaca Informasi Lain dalam Laporan Tahunan Auditor harus membaca informasi lain yang dimasukkan dalam laporan tahunan mengenai laporan keuangan. Informasi lain ini merupakan informasi yang bukan merupakan bagian dari laporan keuangan tetapi disajikan bersama laporan keuangan Evaluasi Hasil Pada tahap selanjutnya, auditor grup perusahaan harus memutuskan apakah bukti audit telah memadai dan tepat untuk diakumulasi dan dapat menjamin laporan keuangan konsolidasi telah disajikan sesuai prinsip akuntansi yang berlaku serta diterapkan secara konsisten dengan tahun sebelumnya. Evaluasi dapat dilakukan dengan penelaahan dokumentasi atas audit keseluruhan untuk menentukan apakah seluruh hal material atas transaksi, akun, dan pengungkapan telah diuji dengan memadai setelah mempertimbangkan seluruh kondisi audit. Untuk dapat membantu dalam melakukan evaluasi, auditor dapat menggunakan daftar pembanding (checklist) penyelesaian audit sebagai pengingat ketika terdapat hal yang terlewatkan. Tabel 2.1 mengilustrasikan daftar pembanding audit. Tabel 2.1 Contoh Daftar Pembanding (Checklist) Penyelesaian Audit 1. Pemeriksaan dokumen audit tahun sebelumnya Ya Tidak a. Apakah berkas audit tahun sebelumnya diaudit untuk area yang menekankan pada tahun berjalan? b. Apakah berkas permanen ditelaah untuk menemukan bagian yang dapat mempengaruhi tahun berjalan?

32 19 2. Pengendalian internal a. Apakah pengendalian internal dipahami dengan baik? b. Apakah ruang lingkup memadai sehubungan dengan penilaian risiko pengendalian? c. Apakah kekurangan signifikan dan kelemahan material dilaporkan secara tertulis oleh manajemen? 3. Dokumen umum a. Apakah hasil pertemuan dan resolusi ditelaah, dibuat abstraksi, dan ditindaklanjuti? b. Apakah berkas permanen diperbarui? c. Apakah kontrak dan perjanjian penting ditelaah dan diabstraksi, disalin, atau diunduh untuk memastikan bahwa klien mematuhi persyaratan legal? Sumber: Arens, et al, Penerbitan Laporan Auditor Untuk menentukan suatu laporan auditor yang memadai dapat diterbitkan, auditor harus mengumpulkan akumulasi bukti audit serta melakukan evaluasi seluruh langkah penyelesaian audit. Penerbitan suatu laporan memiliki risiko yang tinggi karena konsekuensi penerbitan laporan yang tidak benar sangat besar bagi auditor. Pemberian opini atas laporan keuangan konsolidasi dilakukan oleh auditor grup perusahaan dengan mempertimbangkan kondisi pada induk dan anak perusahaan sebagai satu kesatuan entitas Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tatakelola Perusahaan Setelah proses audit dilaksanakan, auditor grup perusahaan mengkomunikasikan beberapa hal kepada pihak yang bertanggung jawab atas

33 20 tatakelola grup perusahaan. Hal-hal yang perlu dikomunikasikan antara lain mengenai overview keterlibatan auditor grup perusahaan dalam audit yang dijalankan auditor anak perusahaan, evaluasi atas hasil kerja auditor anak perusahaan yang dapat mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkan, kondisi apabila terdapat pembatasan akses informasi dalam audit grup perusahaan, dan apabila ada fraud atau indikasinya yang melibatkan manajemen grup perusahaan, manajemen anak perusahaan, atau karyawan lainnya yang memiliki posisi signifikan dalam pengendalian grup perusahaan. Dalam memenuhi peraturan yang disyaratkan dalam International Standard on Auditing (ISA) 230 mengenai dokumentasi audit, auditor grup perusahaan terkait audit yang dijalankannya harus membuat beberapa dokumentasi seperti: 1. Analisis atas anak perusahaan dan indikasi mengenai anak perusahaan yang signifikan dan pekerjaan yang dilakukan dalam informasi keuangan anak perusahaan. 2. Nature, waktu, dan cakupan keterlibatan auditor grup perusahaan atas pekerjaan yang dilakukan auditor anak perusahaan seperti evaluasi auditor grup perusahaan terhadap dokumentasi audit auditor anak perusahaan dan kesimpulan audit. 3. Komunikasi tertulis antara auditor grup perusahaan dan auditor anak perusahaan mengenai perysaratan audit pada audit grup perusahaan. 2.6 Kertas Kerja Audit International Standard on Auditing (ISA) 230 menyatakan bahwa dokumentasi audit adalah catatan atas prosedur audit yang diterapkan, bukti audit yang didapatkan, dan kesimpulan yang dicapai auditor dalam suatu perikatan kerja. Bentuk, isi, dan lingkup dari dokumentasi audit dapat dipengaruhi oleh faktor seperti: 1. Ukuran dan kompleksitas dari perusahaan

34 21 2. Nature atas prosedur audit yang dijalankan 3. Risiko salah saji material yang diidentifikasi 4. Bukti audit yang didapatkan 5. Metodologi audit yang digunakan Kertas kerja audit merupakan salah satu dari dokumentasi audit yang harus disimpan auditor. Auditor harus menyiapkan dan menjaga kertas audit tersebut karena mengandung informasi yang penting dan berguna dalam pelaporan keuangan. Bentuk dan isi dari kertas kerja audit didesain dan disesuaikan untuk dapat memenuhi kebutuhan perikatan. Informasi dalam kertas kerja audit tidak hanya bersumber dari analisis yang dibuat oleh auditor, tetapi juga dapat berisi berkas dari klien seperti rekonsiliasi bank, rincian atas suatu akun, dan analisis umur piutang. Selain bersumber dari auditor dan klien, informasi dari pihak ketiga juga dapat di masukkan ke dalam kertas kerja audit seperti jawaban konfimasi bank dan hutang piutang Tujuan Pembuatan Kertas Kerja Audit Kertas kerja audit memiliki beberapa tujuan, antara lain: 1. Mendukung opini auditor mengenai kewajaran laporan keuangan yang diaudit. 2. Memberikan bukti bahwa audit telah direncanakan dan dijalankan sesuai dengan International Standard Auditing serta peraturan legal yang berlaku seperti Standar Profesional Akuntan Publik. 3. Sebagai referensi apabila terdapat pertanyaan terkait laporan keuangan dari pihak klien maupun dari pihak lain seperti bank dan petugas pajak. 4. Sebagai persiapan dalam penugasan audit tahun berikutnya, sebagai contoh :

35 22 a. Untuk mengecek saldo awal per masing-masing akun. b. Untuk bahan pembelajaran bagi staf audit yang baru ditugaskan dalam audit klien tersebut. c. Untuk mengetahui masalah-masalah yang terjadi pada audit sebelumnya sehingga dapat dilakukan perbaikan dan berguna dalam penyusunan rencana audit selanjutnya Pengelompokkan Kertas Kerja Audit Berdasarkan penggunaannya, kertas kerja audit dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu berkas tahun berjalan (Current File), berkas permanen (Permanent File), dan berkas korespondensi (Correspondence File). Penjelasan lebih lanjut atas ketiga pengelompokkan tersebut adalah: 1. Berkas Tahun Berjalan (Current File) Berkas ini berisi data-data kertas kerja yang digunakan pada tahun berjalan seperti neraca saldo, berita acara pemeriksaan kas, rekonsiliasi bank, rincian akun-akun tertentu sebagai contoh rincian piutang dan persediaan. 2. Berkas Permanen (Permanent File) Berkas ini berisi data-data kertas kerja yang digunakan untuk periode beberapa tahun, misalnya akta pendirian perusahaan, Standard Operation Procedure keuangan (SOP) perusahaan, serta kontrak perjanjian bank, pekerjaan, dan sewa guna usaha.

36 23 3. Berkas Korespondensi (Correspondence File) Berkas korespondensi merupakan berkas mengenai komunikasi yang dilakukan dengan klien seperti surat, , dan fax Jenis Kertas Kerja Audit Dalam menjalankan suatu audit, terdapat beberapa jenis kertas kerja yang digunakan. Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai jenis kertas kerja audit secara garis besar: 1. Program Audit Program audit adalah daftar prosedur audit untuk keseluruhan area audit. Dalam program audit selalu terdapat daftar prosedur audit yang dilakukan, asersi yang ingin dicapai atas masing-masing prosedur audit, ukuran sampel, dan waktu pelaksanaan pengujian. Umumnya, terdapat sebuah program audit yang berisi daftar prosedur audit untuk setiap akun yang di audit. 2. Daftar Skedul Kertas Kerja Audit Daftar skedul umumnya terdiri dari dua, yaitu skedul utama (lead schedule) dan skedul pendukung (supporting schedule). Skedul utama yaitu kertas kerja yang digunakan untuk meringkas informasi yang dicatat dalam skedul pendukung terhadap akunakun yang berkaitan, sedangkan skedul pendukung adalah kertas kerja yang berisi rincian untuk memverifikasi unsur-unsur akun yang terkandung dalam laporan keuangan. Pada beberapa kasus, auditor dapat meminta klien untuk menyusun skedul tersebut yang ditandai dengan tanda khusus yaitu PBC (Prepared By Client). 3. Ringkasan Jurnal Penyesuaian dan Reklasifikasi Munculnya jurnal penyesuaian dan reklasifikasi berasal dari dua kondisi yang berbeda. Jurnal penyesuaian merupakan jurnal yang muncul akibat koreksi atas kesalahan klien terkait masalah

37 24 penerapan standar akuntansi. Sedangkan jurnal reklasifikasi muncul akibat kesalahan klien dalam menyajikan akun dalam laporan keuangan dengan saldo yang tepat. Untuk keperluan pelaporan, ketika terjadi penyesuaian dan reklasifikasi kedua jurnal tersebut harus dimasukkan ke dalam Working Balance Sheet dan Working Profit and Loss untuk mendapatkan saldo akhir akun yang tepat. Dalam pembuatan kedua jurnal, auditor juga harus melakukan konfirmasi ke pihak klien apakah mereka setuju dengan jurnal-jurnal tersebut sebagai bahan pertimbangan akhir apakah jurnal harus dibuat atau tidak. 4. Working Balance Sheet dan Working Profit and Loss Working Balance Sheet dan Working Profit and Loss merupakan suatu daftar yang berisi saldo trial balance klien tahun berjalan sebelum penyesuaian dan reklasifikasi, kolom penyesuaian dan reklasifikasi yang dilakukan serta saldo akhir setelah dilakukan audit. Pencantuman saldo akhir tahun sebelumnya yang telah diaudit dapat berguna sebagai perbandingan dan pembuatan prosedur analitis. Setiap angka yang tercantum dalam Working Balance Sheet dan Working Profit and Loss akan didukung oleh angka dalam skedul utama setiap pos akun. 2.7 Kertas Kerja Audit atas Laporan Keuangan Konsolidasi International Standard on Auditing (ISA 700) mengenai pembentukan opini atas laporan keuangan menyatakan sebagai berikut: The auditor shall evaluate whether the financial statements are prepared, in all material respects, in accordance with the requirements of the applicable financial reporting framework. This evaluation shall include consideration of the qualitative aspects of the entity s accounting practices. Untuk melaksanakan hal ini auditor dapat melakukan prosedur reperformance atas laporan keuangan konsolidasi. Kertas kerja audit konsolidasi merupakan kertas kerja audit yang digunakan untuk membantu proses reperformance laporan keuangan gabungan

38 25 induk dan anak perusahaan berdasarkan suatu prosedur tertentu. Akun yang terdapat dalam laporan keuangan konsolidasi dihasilkan dengan menjumlahkan saldo audited akun pada laporan keuangan induk dan anak perusahaan, kemudian dikurangi dengan saldo kepemilikan dan transaksi antar perusahaan (eliminasi). Laporan posisi keuangan konsolidasi dan laba rugi dibentuk dengan menyajikan kolom saldo laporan keuangan induk perusahaan, kolom saldo laporan keuangan anak perusahaan, kolom eliminasi, dan kolom saldo konsolidasi. Kolom eliminasi terbagi atas kolom debet dan kredit. Kolom saldo konsolidasi pada kertas kerja audit konsolidasi ditempatkan paling akhir karena merupakan hasil saldo akhir kertas kerja konsolidasi. Kolom ini merupakan hasil penggabungan saldo audited akun induk dan anak perusahaan kemudian dikurangi kolom eliminasi. Pada dasarnya, seorang auditor tidak diperkenankan menyusun laporan keuangan konsolidasi karena penyusunan laporan keuangan konsolidasi merupakan tanggung jawab manajemen perusahaan. Namun, auditor dapat melakukan reperformance atas laporan keuangan konsolidasi. Reperformance merupakan teknik audit untuk memperoleh bukti audit yang tepat memadai untuk mendukung pernyataan pendapat auditor atas laporan keuangan konsolidasian. Istilah tersebut didapat berdasarkan International Standard Auditing (ISA) 300 mengenai bukti audit. Dalam melaksanakan reperformance, auditor grup perusahaan menyusun laporan keuangan konsolidasi berdasarkan hasil audit yang telah dilaksanakan pada induk dan anak perusahaan. Hal tersebut yang membedakan antara reperformance dengan kompilasi laporan keuangan konsolidasi, karena konteks dalam kompilasi laporan keuangan konsolidasi adalah penyusunan laporan keuangan induk dan anak perusahaan yang saldonya belum diaudit.

SPR Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan

SPR Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan SPR 00 Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan SA Paket 000.indb //0 0:: AM STANDAR PERIKATAN REVIU 00 PERIKATAN UNTUK REVIU ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk reviu atas laporan keuangan

Lebih terperinci

AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL

AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL Siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali, berfokus pada akuisisi sumber daya modal melalui utang berbunga dan ekuitas pemilik dan pembayaran

Lebih terperinci

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 00 Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 ::0 AM STANDAR AUDIT 00 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode

Lebih terperinci

Standar Audit SA 510. Perikatan Audit Tahun Pertama Saldo Awal

Standar Audit SA 510. Perikatan Audit Tahun Pertama Saldo Awal SA 0 Perikatan Audit Tahun Pertama Saldo Awal SA paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR PERIKATAN AUDIT 0 PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode

Lebih terperinci

Chapter V KERTAS KERJA PEMERIKSAAN (AUDIT WORKING PAPERS)

Chapter V KERTAS KERJA PEMERIKSAAN (AUDIT WORKING PAPERS) Chapter V KERTAS KERJA PEMERIKSAAN (AUDIT WORKING PAPERS) Pengertian Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) adalah : Semua berkas/dokumentasi prosedur audit dan temuan pemeriksaan, yang dikumpulkan oleh auditor

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN MAGANG. C2 No. 01 Bintaro Jaya Sektor VII Tangerang Selatan.

BAB III PELAKSANAAN MAGANG. C2 No. 01 Bintaro Jaya Sektor VII Tangerang Selatan. BAB III PELAKSANAAN MAGANG 3.1 Pengenalan Lingkungan Kerja Sebelum penulis melaksanakan kegiatan magang, terlebih dahulu penulis mengajukan surat permohonan magang yang ditujukan kepada Kantor Akuntan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DAN LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI (PSAK 4/IAS 7)

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DAN LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI (PSAK 4/IAS 7) LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DAN LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI (PSAK 4/IAS 7) 19 Juni 2012 Universitas Bakri Aris Suryanta Laporan Keuangan Konsolidasi Definisi Kriteria Pengendalian Prosedur Konsolidasi

Lebih terperinci

Topik 6 : Kertas Kerja Pemeriksaan (Audit Working Papers)

Topik 6 : Kertas Kerja Pemeriksaan (Audit Working Papers) Topik 6 : Kertas Kerja Pemeriksaan (Audit Working Papers) Tujuan : Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa mampu memahami : 1. Pengertian kertas kerja pemeriksaan 2. Tujuan kertas kerja pemeriksaan 3.

Lebih terperinci

Standar Audit SA 230. Dokumentasi Audit

Standar Audit SA 230. Dokumentasi Audit SA 0 Dokumentasi Audit SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 DOKUMENTASI AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi menyajikan informasi keuangan di berbagai entitas dalam dunia usaha. Salah satu entitas usaha yaitu perusahaan yang menjalankan aktivitas untuk memperoleh

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMERIKSAAN

PERENCANAAN PEMERIKSAAN PERENCANAAN PEMERIKSAAN PERENCANAAN SA yang berlaku umum mengenai pekerjaan lapangan yang pertama mengharuskan dilakukannya perencanaan yang memadai. Auditor harus melakukan perencanaan kerja yang memadai

Lebih terperinci

5. Memastikan bahwa tidak ada kewajiban perusahaan yang belum dicatat per tanggal neraca

5. Memastikan bahwa tidak ada kewajiban perusahaan yang belum dicatat per tanggal neraca Subsequent Event Subsequent Events adalah : Peristiwa atau transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca tetapi sebelum diterbitkannya Laporan Audit Mempunyai akibat yang material terhadap laporan keuangan

Lebih terperinci

PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT)

PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT) PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT) Disampaikan oleh M. HUSNI MUBAROK, SE. M.SI.Ak. CA MAULAN IRWADI, SE.M MSI,.Ak.CA PREVIEW GENERAL AUDIT 1. DEFINISI 2. TUJUAN 3.TANGGUNG JAWAB LAP. KEU 4.CARA

Lebih terperinci

STANDAR PERIKATAN AUDIT

STANDAR PERIKATAN AUDIT EXPOSURE DRAFT EXPOSURE DRAFT STANDAR PERIKATAN AUDIT ( SPA ) 300 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN Exposure draft ini diterbitkan oleh Dewan Standar Profesi Institut Akuntan Publik Indonesia

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN SA Seksi 322 PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN Sumber: PSA No. 33 PENDAHULUAN 01 Auditor mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan sifat, saat, dan lingkup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan perusahaan tidak terlepas dari perekonomian suatu negara. Perusahaan baru akan tumbuh secara cepat jika memiliki perekonomian yang baik dan sehat.

Lebih terperinci

ISU AUDIT TERKAIT ASET DAN LIABILITAS PENGAMPUNAN PAJAK

ISU AUDIT TERKAIT ASET DAN LIABILITAS PENGAMPUNAN PAJAK PERTANYAAN DAN JAWABAN TJ 07 IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA ISU AUDIT TERKAIT ASET DAN LIABILITAS PENGAMPUNAN PAJAK KOMITE ASISTENSI DAN IMPLEMENTASI STANDAR PROFESI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan. Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban

Daftar Pertanyaan. Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban Daftar Pertanyaan Petunjuk Pengisian Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban yang disediakan dengan singkat dan jelas dan sandainya Bapak/Ibu berkeberatan mencantumkan

Lebih terperinci

KERTAS KERJA PEMERIKSAAN (Audit Working Papers)

KERTAS KERJA PEMERIKSAAN (Audit Working Papers) KERTAS KERJA PEMERIKSAAN (Audit Working Papers) Merupakan mata rantai yang menghubungkan catatan klien dengan laporan audit. Oleh karenanya kertas kerja merupakan alat penting dalam profesi akuntan publik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Harjanto (1999, dalam Santosa, 2015), perkembangan dunia usaha dan globalisasi perekonomian Indonesia menyebabkan kebutuhan terhadap jasa akuntan publik dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian audit.

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian audit. BAB II LANDASAN TEORI II.1. Audit II.1.1 Pengertian Audit Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian audit. William F. Messier, Steven M. Glover dan Douglas F. Prawitt yang diterjemahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan untuk mengambil keputusan baik secara internal maupun oleh pihak

BAB I PENDAHULUAN. keuangan untuk mengambil keputusan baik secara internal maupun oleh pihak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan rangkuman kinerja perusahaan untuk melaporkan setiap aktivitas yang dilakukan, mulai dari aktivitas operasional, investasi, dan pembiayaan.

Lebih terperinci

Standar Audit SA 800. Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus

Standar Audit SA 800. Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus SA 00 Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus SA Paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 00 PERTIMBANGAN KHUSUS AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan wajib membuat laporan keuangan pada setiap periode pembukuaan. Tujuan dari pembuatan laporan keuangan tersebut adalah untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1. Definisi Audit Menurut Alvin A.Arens dan James K.Loebbecke Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence

Lebih terperinci

REPRESENTASI MANAJEMEN

REPRESENTASI MANAJEMEN SA Seksi 333 REPRESENTASI MANAJEMEN Sumber: PSA No. 17 PENDAHULUAN 01 Seksi ini mensyaratkan auditor untuk memperoleh representasi tertulis dari manajemen sebagai bagian dari audit yang dilaksanakan sesuai

Lebih terperinci

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit.

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit. SA Seksi 722 INFORMASI KEUANGAN INTERIM Sumber : PSA No. 73 PENDAHULUAN 01. Seksi ini memberikan pedoman mengenai sifat, saat, dan lingkup prosedur yang harus diterapkan oleh akuntan publik dalam melakukan

Lebih terperinci

SURAT PERIKATAN AUDIT

SURAT PERIKATAN AUDIT SA Seksi 320 SURAT PERIKATAN AUDIT Sumber: PSA No. 55 Lihat Seksi 9320 untuk Interpretasi Seksi ini PENDAHULUAN 01 Tujuan Seksi ini adalah untuk memberikan panduan tentang: a. Persetujuan dengan klien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Go public merupakan salah satu strategic planning yang dapat diambil

BAB I PENDAHULUAN. Go public merupakan salah satu strategic planning yang dapat diambil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Go public merupakan salah satu strategic planning yang dapat diambil oleh perseroan terbatas dalam mengembangkan usahanya. Saat suatu perseroan terbatas mengambil keputusan

Lebih terperinci

BUKTI AUDIT. Akuntansi Pemeriksan I. Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

BUKTI AUDIT. Akuntansi Pemeriksan I. Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA BUKTI AUDIT Akuntansi Pemeriksan I Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA Perbedaan Bukti audit dengan Bukti Hukum dan Ilmiah Karakteristik Bukti untuk Eksperimen Ilmiah, Kasus Hukum, dan Audit atas Laporan

Lebih terperinci

KERTAS KERJA PEMERIKSAAN

KERTAS KERJA PEMERIKSAAN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN AUDIT WORKING PAPERS 2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 7-1 General Audit Dalam menjalankan General Audit KAP harus berpedoman pada SPAP

Lebih terperinci

BAB 22 AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI

BAB 22 AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI BAB 22 AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI Ada empat kaarakteristik siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali yang akan mempengaruhi audit atas akun-akun adalah sebagai berikut: 1. Secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

Pertemuan 1 AUDITING

Pertemuan 1 AUDITING Pertemuan 1 AUDITING PENGERTIAN AUDITING (SUKRISNO AGUS) Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis 2), oleh pihak yang independen 3), terhadap laporan keuangan 1) yang telah disusun

Lebih terperinci

Standar audit Sa 500. Bukti audit

Standar audit Sa 500. Bukti audit Standar audit Sa 500 Bukti audit SA paket 500.indb 1 Standar Audit Standar audit 500 BuKti audit (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk dimulai pada atau setelah tanggal: (i) 1 Januari

Lebih terperinci

Chapter 7-b Kertas Kerja Audit. Presentation Outline

Chapter 7-b Kertas Kerja Audit. Presentation Outline Chapter 7-b Kertas Kerja Audit SA Seksi 339 (PSA No. 15) 1 Presentation Outline A. Overview B. Tujuan Dokumentasi Audit C. Fungsi Kertas Kerja D. Jenis Kertas Kerja Audit E. Faktor yang mempengaruhi pertimbangan

Lebih terperinci

BAGIAN AUDIT DILAKSANAKAN OLEH AUDITOR INDEPENDEN LAIN

BAGIAN AUDIT DILAKSANAKAN OLEH AUDITOR INDEPENDEN LAIN SA Seksi 543 BAGIAN AUDIT DILAKSANAKAN OLEH AUDITOR INDEPENDEN LAIN Sumber: PSA No. 38 Lihat SA Seksi 9543 untuk Interpretasi Seksi ini. PENDAHULUAN 01 Seksi ini berisi panduan bagi auditor independen

Lebih terperinci

Standar Audit SA 570. Kelangsungan Usaha

Standar Audit SA 570. Kelangsungan Usaha SA 0 Kelangsungan Usaha SA paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 KELANGSUNGAN USAHA (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1. Pengertian Entitas Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari unit tersebut sebagai fokusnya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Auditing Menurut Alvin A. arens dan james K. Loebbecke (2003,1) pengertian auditing adalah sebagai berikut : Auditing adalah merupakan akumulasi dan evaluasi bukti

Lebih terperinci

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2015 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI

Lebih terperinci

IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA

IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA PERTANYAAN DAN JAWABAN 01 IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA Penerapan Berbasis I Secara Proposional Sesuai Ukuran Kompleksitas Suatu Entitas KOMITE ASISTENSI DAN IMPLEMENTASI STANDAR PROFESI INSTITUT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. PSAK 1 tentang penyajian laporan keuangan. a. Definisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 330. Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai

Standar Audit SA 330. Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai SA 0 Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai SA Paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR AUDIT 0 RESPONS AUDITOR TERHADAP RISIKO YANG TELAH DINILAI (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan

Lebih terperinci

Chapter V KERTAS KERJA PEMERIKSAAN (AUDIT WORKING PAPERS)

Chapter V KERTAS KERJA PEMERIKSAAN (AUDIT WORKING PAPERS) Chapter V KERTAS KERJA PEMERIKSAAN (AUDIT WORKING PAPERS) Pengertian Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) adalah : Semua berkas/dokumentasi prosedur audit dan temuan pemeriksaan, yang dikumpulkan oleh auditor

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Audit Definisi auditing menurut Jusup (2014:10) adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 500. Bukti Audit

Standar Audit SA 500. Bukti Audit SA 00 Bukti Audit SA paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 00 BUKTI AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten),

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karena adanya pembelian dagangan secara kredit. kepercayaan. Utang usaha sering kali berbeda jumlah saldo utang usaha

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karena adanya pembelian dagangan secara kredit. kepercayaan. Utang usaha sering kali berbeda jumlah saldo utang usaha BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian utang usaha Menurut Munawir, (2007:18) utang dagang adalah utang yang timbul karena adanya pembelian dagangan secara kredit. Jadi dapat disimpulkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Audit atas Beban Dibayar Dimuka pada PT ACES Tbk

ABSTRAK. : Audit atas Beban Dibayar Dimuka pada PT ACES Tbk ABSTRAK Nama Program Studi Judul : Dhamar Yudho Aji : Diploma III Akuntansi : Audit atas Beban Dibayar Dimuka pada PT ACES Tbk Laporan magang ini berisi mengenai proses audit atas beban dibayar dimuka

Lebih terperinci

ASET Aset Lancar Kas dan setara kas 1.429.755 1.314.091 1.020.730 Investasi jangka pendek 83.865 47.822 38.657 Investasi mudharabah - - 352.512 Piutang usaha Pihak berelasi 14.397 20.413 30.670 Pihak ketiga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen.

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Audit Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian

Lebih terperinci

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT Minggu ke-6 MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT Program Studi Akuntansi STIE PELITA NUSANTARA KONSEP MATERIALITAS Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir

BAB II LANDASAN TEORI. karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Auditing Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan, karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir pemeriksaannya akan

Lebih terperinci

Akuntansi Publik Drs. Ketut Muliartha RM & Rekan ABSTRAK

Akuntansi Publik Drs. Ketut Muliartha RM & Rekan ABSTRAK Judul : Prosedur Pengujian Substantif Terhadap Piutang Usaha Oleh Kantor Akuntansi Publik Drs. Ketut Muliartha RM & Rekan Nama : Ni Wayan Lestari Moni Nim : 1406013031 ABSTRAK Auditing adalah suatu proses

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) SAK ETAP yaitu standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia yang bertujuan untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL KEGIATAN MAGANG Gambaran Umum KAP Bayudi Watu Semarang Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu dan Rekan merupakan sebuah perusahaan yang

BAB IV HASIL KEGIATAN MAGANG Gambaran Umum KAP Bayudi Watu Semarang Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu dan Rekan merupakan sebuah perusahaan yang BAB IV HASIL KEGIATAN MAGANG Gambaran Umum KAP Bayudi Watu Semarang Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu dan Rekan merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa akuntan. KAP Bayudi Watu dan Rekan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

A. PENGERTIAN CLIENT REPRESENTATION LETTER

A. PENGERTIAN CLIENT REPRESENTATION LETTER A. PENGERTIAN CLIENT REPRESENTATION LETTER Dalam suatu general audit/financial audit (pemeriksaan umum), akuntan public pada akhir pemeriksaannya harus mengeluarkan laporan akuntan public yang terdiri

Lebih terperinci

Standar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 :0: AM STANDAR AUDIT 0 Pengendalian mutu untuk audit atas laporan keuangan (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan

Lebih terperinci

SA Seksi 508 LAPORAN AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDITAN. Sumber: PSA No. 29. Lihat SA Seksi 9508 untuk interprestasi Seksi ini PENDAHULUAN

SA Seksi 508 LAPORAN AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDITAN. Sumber: PSA No. 29. Lihat SA Seksi 9508 untuk interprestasi Seksi ini PENDAHULUAN SA Seksi 508 LAPORAN AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDITAN Sumber: PSA No. 29 Lihat SA Seksi 9508 untuk interprestasi Seksi ini PENDAHULUAN 01 Seksi ini berlaku untuk laporan auditor yang diterbitkan berkaitan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agustus 1993 dengan no izin praktik SI-1416/MK.17/1993, Kemudian

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agustus 1993 dengan no izin praktik SI-1416/MK.17/1993, Kemudian BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah KAP Wartono KAP Wartono mendirikan izin praktik pada tanggal 31 Agustus 1993 dengan no izin praktik SI-1416/MK.17/1993, Kemudian

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 3 LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 1. Kombinasi bisnis melalui perolehan saham PSAK No. 22 mendefinisikan kombinasi bisnis sebagai suatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi memperoleh

Lebih terperinci

Standar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa

Standar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa SA 0 Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa SA Paket 00.indb //0 0::0 AM STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN AUDIT TERKAIT DENGAN ENTITAS YANG MENGGUNAKAN SUATU ORGANISASI

Lebih terperinci

PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL

PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL SA Seksi 323 PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL Sumber: PSA No. 56 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi sebagai berikut: Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui

Lebih terperinci

AUDITING INVESTASI. SA Seksi 332. Sumber: PSA No. 07

AUDITING INVESTASI. SA Seksi 332. Sumber: PSA No. 07 SA Seksi 332 AUDITING INVESTASI Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN TERHADAP KETERTERAPAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam mengaudit investasi dalam efek, yaitu efek utang dan efek ekuitas,

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key words: information qualitative characterstics, financial statement, SAK ETAP. ix Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Key words: information qualitative characterstics, financial statement, SAK ETAP. ix Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Financial statement becomes important in the decision making process in a company, does information qualitative characterstics are needed in reporting financials statement. In order to produce

Lebih terperinci

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh auditor independen dalam

Lebih terperinci

SA Seksi 551 PELAPORAN ATAS INFORMASI YANG MENYERTAI LAPORAN KEUANGAN POKOK DALAM DOKUMEN YANG DISERAHKAN OLEH AUDITOR. Sumber: PSA No.

SA Seksi 551 PELAPORAN ATAS INFORMASI YANG MENYERTAI LAPORAN KEUANGAN POKOK DALAM DOKUMEN YANG DISERAHKAN OLEH AUDITOR. Sumber: PSA No. SA Seksi 551 PELAPORAN ATAS INFORMASI YANG MENYERTAI LAPORAN KEUANGAN POKOK DALAM DOKUMEN YANG DISERAHKAN OLEH AUDITOR Sumber: PSA No. 36 Lihat SA Seksi 9553 untuk Interpretasi Seksi ini PENDAHULUAN 01

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM ) Balai Kartini Jakarta, 16 Juni 2016 Exposure Draft Standar Akuntansi Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, Auditing sudah menjadi hal yang tidak asing lagi di kalangan perusahaan. Hal ini sebagaimana yang diatur dalam berbagai aturan hukum mengenai perlunya

Lebih terperinci

Pelaporan Keu.Entitas Nir Laba (PSAK no 45 revisi 2011) Pelaporan akuntansi secara umun (PSAK no 01)

Pelaporan Keu.Entitas Nir Laba (PSAK no 45 revisi 2011) Pelaporan akuntansi secara umun (PSAK no 01) 1). Standar Auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan

Lebih terperinci

ENTITAS KONSOLIDASI DAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

ENTITAS KONSOLIDASI DAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI ENTITAS KONSOLIDASI DAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Laporan keuangan konsolidasi (consolidated financial statements) menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi induk perusahaan (entitas pengendali)

Lebih terperinci

PRAKTIKUM PENGAUDITAN & PDE MODUL 1: KERTAS KERJA NERACA, KERTAS KERJA LABA RUGI, SURAT PERIKATAN, RENCANA PEMERIKSAAN

PRAKTIKUM PENGAUDITAN & PDE MODUL 1: KERTAS KERJA NERACA, KERTAS KERJA LABA RUGI, SURAT PERIKATAN, RENCANA PEMERIKSAAN PRAKTIKUM PENGAUDITAN & PDE MODUL : KERTAS KERJA NERACA, KERTAS KERJA LABA RUGI, SURAT PERIKATAN, RENCANA PEMERIKSAAN OLEH: EKO ARIE WICAKSONO 5366 STAR PRO BPKP BATCH UNIVERSITAS LAMPUNG 6 ASET Keterangan

Lebih terperinci

SA Seksi 534 PELAPORAN ATAS LAPORAN KEUANGAN YANG DISUSUN UNTUK DIGUNAKAN DI NEGARA LAIN. Sumber: PSA No. 71 PENDAHULUAN

SA Seksi 534 PELAPORAN ATAS LAPORAN KEUANGAN YANG DISUSUN UNTUK DIGUNAKAN DI NEGARA LAIN. Sumber: PSA No. 71 PENDAHULUAN SA Seksi 534 PELAPORAN ATAS LAPORAN KEUANGAN YANG DISUSUN UNTUK DIGUNAKAN DI NEGARA LAIN Sumber: PSA No. 71 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor independen yang berpraktik di Indonesia

Lebih terperinci

PSAK 66 PENGATURAN BERSAMA

PSAK 66 PENGATURAN BERSAMA PSAK 66 PENGATURAN BERSAMA Agenda 1. 2. 3. 4. Standar Pengaturan Bersama PSAK 66 Pengaturan Bersama Ilustrasi Pengaturan Bersama Diskusi PSAK 39 Kerjasama Operasi BOT BTO Perkembangan PSAK PSAK 12 Pengendalian

Lebih terperinci

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA 0 Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA Paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 0 penggunaan PEKERJAAN PAKAR AUDITOR (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada

Lebih terperinci

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: SA Seksi 326 BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2: KONSEP DASAR AKUNTANSI PAJAK

PERTEMUAN 2: KONSEP DASAR AKUNTANSI PAJAK PERTEMUAN 2: KONSEP DASAR AKUNTANSI PAJAK A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Akuntansi komersial dan perpajakan, mahasiswa harus mampu dan memahami : 2.1.Laporan Keuangan Komersial

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang didasarkan pada teori yang mendukung dengan perbandingan PSAK 1 dan IAS 1 tentang penyajian laporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasional rutin perusahaan, terutama aset tetap (fixed asset). Aset tetap

BAB I PENDAHULUAN. operasional rutin perusahaan, terutama aset tetap (fixed asset). Aset tetap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap organisasi memiliki sarana yang akan dicapai, baik bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, yaitu memperoleh laba dan menaikkan nilai perusahaan.

Lebih terperinci

Kendala Penyajian Laporan Keuangan Pada Perusahaan CV.FATUHA

Kendala Penyajian Laporan Keuangan Pada Perusahaan CV.FATUHA Kendala Penyajian Laporan Keuangan Pada Perusahaan CV.FATUHA Risye Ayuliawati Herlina Program Studi Akuntansi STIE STEMBI, riseayu19@gmail.com Abstrak Tujuan Mengetahui bagaimana implementasi penyusunan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 501. Bukti Audit - Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan

Standar Audit SA 501. Bukti Audit - Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan SA 0 Bukti Audit - Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan SA paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 BUKTI AUDIT PERTIMBANGAN SPESIFIK ATAS UNSUR PILIHAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk

Lebih terperinci

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP Nia Herlina Program Studi Akuntansi STIE STEMBI, niaherlina01@gmail.com Abstrak Tujuan_Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Standar

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan Keuangan Konsolidasi PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. 4 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Laporan Keuangan Konsolidasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 4 tentang Laporan Keuangan Konsolidasi disetujui

Lebih terperinci

PSAK 22 : Kombinasi Bisnis IFRS 3- Business Combination

PSAK 22 : Kombinasi Bisnis IFRS 3- Business Combination PSAK 22 : Kombinasi Bisnis IFRS 3- Business Combination 22 PSAK - 22 ISI Metode Akuisisi Akuntansi dan Pengukuran setelah Pengakuan Awal Pengungkapan Pedoman Aplikasi Efektif berlaku 2011 Menggantikan

Lebih terperinci

Gambar 4.43 Struktur Menu Program Keseluruhan

Gambar 4.43 Struktur Menu Program Keseluruhan 202 4.3 Perancangan Struktur Menu Struktur menu program dibagi menjadi dua bagian, yaitu menu auditor dan menu manager. Berikut struktur menu dari menu utama: Manager Masuk Auditor Menu Utama Pimpinan

Lebih terperinci

Pertanyaan. Pertanyaan ini berhubungan dengan prosedur audit. (Sumber : Weningtyas, 2006 ) Tidak. selalu. Pernah. kadang

Pertanyaan. Pertanyaan ini berhubungan dengan prosedur audit. (Sumber : Weningtyas, 2006 ) Tidak. selalu. Pernah. kadang KUESIONER Mohon Bapak / Ibu / Saudara menjawab pertanyaan di bawah ini dengan tanda ( ) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan diri Bapak / Ibu / Saudara. 1 ini berhubungan dengan prosedur audit.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Arens, Beasley dan Elder (2011: 4)

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Arens, Beasley dan Elder (2011: 4) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Audit Adapun pengertian auditing dirinci oleh beberapa pakar sebagai berikut: Menurut Arens, Beasley dan Elder (2011: 4) Auditing is the accumulation and evaluation

Lebih terperinci

BAB IV Hasil Kegiatan Magang

BAB IV Hasil Kegiatan Magang BAB IV Hasil Kegiatan Magang 4.1 Gambaran umum Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu & Rekan Semarang Kantor Akuntan Publik (KAP) BAYUDI WATU & REKAN berdiri di Jakarta pada tanggal 7 februari 1978.Drs. Bayudi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Akuntansi Pengertian Akuntansi (Accounting) menurut Hasiholan (2014:1) : Akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikasikan kejadian-kejadian ekonomi

Lebih terperinci

Penerapan SA Berbasis ISA Secara Proporsional. Sesuai Ukuran dan Kompleksitas Suatu Entitas KOMITE ASISTENSI DAN IMPLEMENTASI STANDAR PROFESI

Penerapan SA Berbasis ISA Secara Proporsional. Sesuai Ukuran dan Kompleksitas Suatu Entitas KOMITE ASISTENSI DAN IMPLEMENTASI STANDAR PROFESI TANYA DAN JAWAB TJ 01 IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA Penerapan SA Berbasis ISA Secara Proporsional Sesuai Ukuran dan Kompleksitas Suatu Entitas KOMITE ASISTENSI DAN IMPLEMENTASI STANDAR PROFESI

Lebih terperinci

TUGAS PRAKTIK AUDITING MODUL 1 DISUSUN OLEH : DAULAT HASIBUAN AKBAR ANWARI LUBIS MUCHTI WIRAHADINATA

TUGAS PRAKTIK AUDITING MODUL 1 DISUSUN OLEH : DAULAT HASIBUAN AKBAR ANWARI LUBIS MUCHTI WIRAHADINATA TUGAS PRAKTIK AUDITING MODUL 1 DISUSUN OLEH : DAULAT HASIBUAN 130522063 AKBAR ANWARI LUBIS 130522064 MUCHTI WIRAHADINATA 130522065 DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

PSAK TERBARU. Dr. Dwi Martani. 1-2 Juni 2010

PSAK TERBARU. Dr. Dwi Martani. 1-2 Juni 2010 Akuntansi Keuangan serta Workshop PSAK Terbaru" 1 PSAK TERBARU Dr. Dwi Martani Tiga Pilar Standar Akuntansi 2 Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) SAK-ETAP Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik Standar akuntansi

Lebih terperinci

SPR Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas

SPR Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas SPR 0 Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas SA Paket 000.indb //0 0:: AM STANDAR PERIKATAN REVIU 0 REVIU ATAS INFORMASI KEUANGAN INTERIM YANG DILAKSANAKAN

Lebih terperinci

Tanggapan Atas Exposure Draft PSAK 1 (Revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan

Tanggapan Atas Exposure Draft PSAK 1 (Revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan Edisi : VII/Juli 2009 Tanggapan Atas Exposure Draft PSAK 1 (Revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan Oleh: Rian Ardhi Redhite Beny Kurniawan Keduanya Auditor pada KAP Syarief Basir & Rekan Pada

Lebih terperinci

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah; dan 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat.

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah; dan 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat. Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah; dan 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/SEOJK.03/2015 TENTANG TRANSPARANSI

Lebih terperinci

ED PSAK 4. exposure draft

ED PSAK 4. exposure draft ED PSAK 4 exposure draft PERNYATAAN Standar Akuntansi Keuangan LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI Diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Grha Akuntan, Jalan Sindanglaya No.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan ekspansi ke berbagai negara di Dunia. Dalam menjalankan usahanya

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan ekspansi ke berbagai negara di Dunia. Dalam menjalankan usahanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dan perdagangan dunia saat ini banyak perusahaan melakukan ekspansi ke berbagai negara di Dunia. Dalam menjalankan usahanya principal (pemilik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perizinan Usaha Bentuk Usaha. Kantor Akuntan Publik Faisal Riza.

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perizinan Usaha Bentuk Usaha. Kantor Akuntan Publik Faisal Riza. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Bentuk, Bidang, dan Perizinan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Kantor Akuntan Publik Faisal Riza., Ak CA CPA adalah Kantor Akuntan Publik terdaftar yang menyediakan jasa professional dibidang

Lebih terperinci

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI Per (Tidak Diaudit) ASET 31 Desember 2010 ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Ketiga Piutang Lainlain Pihak Ketiga Persediaan Bersih Biaya Dibayar di

Lebih terperinci