BAB III PELAKSANAAN MAGANG. C2 No. 01 Bintaro Jaya Sektor VII Tangerang Selatan.

Transkripsi

1 BAB III PELAKSANAAN MAGANG 3.1 Pengenalan Lingkungan Kerja Sebelum penulis melaksanakan kegiatan magang, terlebih dahulu penulis mengajukan surat permohonan magang yang ditujukan kepada Kantor Akuntan Publik Tri Purwanto yang beralamat di Bintaro Trade Center Blok C2 No. 01 Bintaro Jaya Sektor VII Tangerang Selatan. Pada hari pertama pelaksanaan magang, penulis terlebih dahulu menemui Bapak Tri Purwanto selaku pimpinan KAP Tri Purwanto untuk diberikan pengarahan mengenai peraturan yang berlaku seperti waktu jam kerja, waktu istirahat, pembimbing, serta berbagai pelayanan jasa yang ditawarkan oleh KAP Tri Purwanto yang meliputi Audit atas Laporan Keuangan (General Audit), Review atas Laporan Keuangan, Jasa Perpajakan, Jasa Pelatihan, Jasa Pengembangan Sistem, dan Penyusunan Laporan Keuangan. Kemudian penulis dikenalkan dengan para staff senior dan junior audit di Kantor Akuntan Publik Tri Purwanto. Dalam proses pelaksanaan magang yang dilaksanakan oleh penulis selama kurang lebih 1,5 bulan sejak tanggal 15 Januari 2015 sampai dengan tanggal 27 Februari 2015 di KAP Tri Purwanto, penulis ditempatkan pada suatu tim audit yang akan melaksanakan audit terhadap PT. ABC. Penulis dihadapkan pada suatu pekerjaan yang berkaitan dengan pemeriksaan terhadap aset tetap PT. ABC. 40

2 41 Penulis di dampingi oleh Bapak Agatha Raharjo selaku pembimbing yang merupakan ketua audit dari tim tersebut. Dalam melaksanakan kegiatan kerja, apabila penulis menemui kendala dalam melaksanakan tugas yang diberikan, penulis diberi kemudahan untuk bertanya kepada pembimbing atau karyawan di KAP tersebut. Selama melaksanakan magang di KAP Tri Purwanto, penulis banyak diberikan pekerjaan terhadap PT. ABC yang bertempat di Cibinong. 3.2 Kegiatan Selama Magang Selama melaksanakan magang penulis selalu berusaha menjalin komunikasi yang baik dengan para karyawan dan pimpinan agar penulis memperoleh data data yang ada, baik data tersebut diperoleh secara langsung melalui wawancara terhadap para karyawan atau pengamatan secara langsung terhadap apa saja yang menjadi kegiatan kerja sebagai masukan penulis dalam menyusun laporan magang ini. Penulis diberikan berbagai pengarahan dan salah satu pengarahan yang diberikan oleh pihak KAP adalah tata cara yang berlaku pada Kantor Akuntan Publik tersebut, yakni: 1. Hari kerja setiap hari senin sampai dengan jumat dengan jam kerja yang dimulai pada pukul sampai dengan pukul Berpakaian rapi dan sopan 3. Berperilaku sopan

3 42 4. Bersikap jujur, disiplin dan bertanggung jawab 5. Menjaga komunikasi dengan baik Selama kegiatan magang berlangsung, penulis banyak sekali mendapatkan pengalaman, manfaat serta pengetahuan yang berharga seperti keterampilan dan kerja sama antar karyawan dan juga komunikasi yang harus tetap terjalin antar unit lainnya agar terjadi hubungan yang harmonis yang mana hal tersebut tidak dapat penulis dapatkan sebelumnya dalam kegiatan perkuliahan. Penulis melakukan kegiatan magang di KAP Tri Purwanto terdiri dari dua (2) kegiatan, yaitu kegiatan rutin dan kegiatan non rutin yang dilakukan penulis selama kegiatan magang berlangsung Kegiatan Rutin Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan penulis setiap hari, atau lebih sering penulis lakukan dalam pelaksanaan proses magang. Pada penugasan yang diberikan oleh salah satu klien KAP Tri Purwanto, kegiatan rutin yang penulis kerjakan selama magang antara lain: 1. Memeriksa laporan keuangan yang telah di audit Yaitu penulis memeriksa kembali hasil audit atas laporan keuangan suatu klien. Memeriksa apakah ada kesalahan dalam pengetikan kata, penjumlahan dan juga korelasi antara Laporan Keuangan dengan Catatan Atas Laporan Keuangan

4 43 2. Memasukan data dan mengolah secara komputerisasi Yaitu penulis menginput data yang diberikan oleh klien dan mengolah data tersebut dalam Microsoft Excel. 3. Mengisi Kertas Kerja Pemeriksaan Penulis mengisi kertas kerja pemeriksaan yang bertujuan untuk mendukung opini auditor, dan juga sebagai bukti bahwa auditor telah melaksanakan audit sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik. 4. Melakukan Vouching atas Pendapatan dan Beban Yaitu melakukan pemeriksaan bukti pendukung atau dokumendokumen yang mendukung suatu transaksi untuk menentukan kewajaran dan kebenarannya. 5. Membuat Worksheet Membuat worksheet yang berisi akun harta, utang, modal, pendapatan, dan beban selama tahun berjalan. Worksheet ini nantinya digunakan sebagai bukti bahwa auditor telah menjalankan proses audit. 6. Membuat Daftar Rincian Aktiva Tetap Penulis melakukan pengecekan dengan membuat daftar rincian aktiva tetap serta menghitung penyusutan aktiva tetap tersebut. 7. Melakukan Cash Opname Penulis memeriksa kecocokan saldo di laporan keuangan dengan jumlah kas secara fisik untuk memastikan tidak terjadi adanya

5 44 perbedaan antara saldo fisik dengan saldo yang tertera dalam laporan keuangan. 8. Melakukan Pemeriksaan Fisik Aktiva Tetap Penulis memeriksa secara fisik aktiva tetap yang menjadi penambahan pada tahun berjalan. Memeriksa apakah benar terjadi pembelian aktiva tetap yaitu dengan melihat secara fisik kondisi aktiva tersebut. 9. Melakukan Reklasifikasi Terhadap Akun Pendapatan dan Beban Reklasifikasi berarti menjurnal balik suatu akun ke akun yang sejenis dikarenakan suatu alasan tertentu. Penulis ditugaskan untuk melakukan reklasifikasi akun pendapatan dan beban pada tahun berjalan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam mencocokkan laporan hasil audit tahun berjalan dengan laporan audit tahun sebelumnya. 10. Mengikuti Kegiatan In House Training Kegiatan In House Training diadakan setiap bulan di Kantor Akuntan Publik Tri Purwanto. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM dan juga meng-upgrade pengetahuan para SDM.

6 Kegiatan Non Rutin Selama kegiatan rutin yang dilakukan penulis, penulis juga melakukan kegiatan non rutin yang dilakukan selama magang di KAP Tri Purwanto antara lain adalah: 1. Menanyakan data yang kurang lengkap kepada klien Penulis diberi tugas menghubungi klien untuk menanyakan dan meminta data yang belum diberikan oleh klien misalnya data mengenai rekening koran bank, daftar rincian piutang dan hutang, daftar piutang karyawan, dll. 2. Membantu tim audit lain ketika membutuhkan bantuan, misalnya merekap data pelanggan, data pemegang saham, data aset tetap, piutang dll. 3. Melakukan diskusi dengan tim audit lain ketika penulis mempunyai masalah dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh ketua tim audit. Saat penulis mempunyai masalah dalam melaksanakan tugas, maka penulis harus bertanya dan berdiskusi dengan tim audit lain untuk mendapatkan solusi yang terbaik dalam menjalankan proses audit. 4. Membantu tim audit lain menyusun Kertas Kerja Audit. Penulis membantu menyusun Kertas Kerja Audit dengan rapi agar memudahkan tim audit dalam mencari data yang diperlukan di dalam ordner.

7 Masalah yang Ditemui Pada Unit Kerja Setiap orang dalam melakukan suatu hal ada kalanya melakukan suatu masalah, baik yang dilakukan secara langsung, maupun tidak langsung. Penulis mendapatkan tugas untuk mengaudit laporan keuangan dari PT. ABC yang merupakan salah satu klien dari Kantor Akuntan Publik Tri Purwanto. Selama menjalani proses pemeriksaan, penulis secara langsung melihat masalah-masalah yang terjadi yang sedikit menghambat penulis dan tim dalam melakukan pemeriksaan. a. Masalah Kelengkapan Data Perusahaan yang di Audit Saat sedang melakukan pemeriksaan data-data khususnya dalam pengujian pendapatan dan beban (vouching), penulis dan ketua tim menemukan datadata voucher serta bukti pendukung yang tidak lengkap. Bukti pendukung tersebut banyak yang jumlahnya material. Selain voucher dan bukti pendukung, Penulis juga tidak mendapatkan data yang Penulis butuhkan dalam mengaudit akun aset tetap. Data tersebut yaitu Data Rincian Aset Tetap secara keseluruhan beserta dengan perhitungan penyusutannya. Penulis tidak mendapatkan data ini dikarenakan bagian akuntansi pada perusahaan klien tidak membuat data terkait rincian aset tetap. Yang membuat data terkait aset tetap adalah bagian logistik, tetapi data yang dibuat oleh bagian logistik hanya sebatas pada nama aset tetap beserta dengan harga perolehannya saja, tidak ada data mengenai perhitungan penyusutan. Data ini dibutuhkan untuk mengisi kertas kerja pemeriksaan akun aset tetap. Untuk melengkapi data tersebut, Penulis dan tim audit

8 47 harus membantu klien untuk menghitung penyusutan aset tetap. Selain itu juga Penulis harus segera mengkonfirmasikan kekurangan data perusahaan. Tetapi apabila setelah dikonfirmasi kelengkapan data tidak juga didapat, maka penulis diharuskan untuk melakukan pencatatan terhadap kekurangan kelengkapan data tersebut. b. Masalah Pengarsipan Data Dari kebanyakan data yang ada, masih banyak terdapat salah dalam pengarsipan data di dalam ordner. Misalnya, untuk dokumen terkait dengan peralatan diklat yang seharusnya berada di dalam ordner khusus aset peralatan diklat, tetapi oleh perusahaan dimasukkan ke dalam ordner khusus aset peralatan kantor. Selain itu, masalah juga terjadi pada penempatan voucher dan bukti pendukung seperti kwitansi pembelian terkait dengan penambahan aset tetap pada tahun berjalan yang mana bukti pendukung tidak dilampirkan ke dalam voucher. Hal ini tentu saja menyulitkan Penulis dan tim dalam melakukan pencarian sehingga memakan waktu yang lebih lama. c. Masalah Komunikasi dengan Pihak Klien Dalam proses audit, penulis menyadari adanya kesulitan bagi penulis dan tim audit dalam berkomunikasi dengan pihak klien. Hal ini dikarenakan pada saat penulis dan tim membutuhkan suatu data, pihak klien merespon permintaan tim audit dengan sangat lambat. Data yang diberikan tidak langsung diberi secara keseluruhan, melainkan diberikan secara berangsur

9 48 angsur. Penulis merasa sulitnya komunikasi ini menjadikan proses audit berlangsung lebih lama. d. Masalah Pembagian Tugas yang Kurang Jelas Kurangnya koordinasi dalam suatu tim audit menyebabkan ketidakjelasan dalam pembagian tugas. Hal ini dikarenakan pada saat melaksanakan suatu audit, antara partner, manager dan anggota tim audit lainnya tidak berada dalam suatu ruangan yang sama sehingga kurang terjalin komunikasi di antara anggota tim sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan suatu audit 3.4 Pemecahan Masalah Pada Unit Kerja Untuk mengatasi atau memecahkan suatu permasalahan tentunya akan lebih baik apabila dilakukan identifikasi penyebab-penyebab permasalahan yang terjadi. Karena itu akan mempermudah dalam proses pemecahan masalah itu sendiri. Yang kemudian diteruskan sebagai alternatif solusi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Dalam hal ini penulis mencoba mengemukakan solusi dari masing-masing masalah yang dihadapi tersebut, antara lain: a. Masalah Kelengkapan Data Perusahaan Dalam permasalahan ini penulis menyarankan agar setiap data di simpan dengan baik dan rapih. Data-data tersebut dimasukkan kedalam suatu ordner sehingga tidak ada data yang hilang. Selanjutnya ordner tersebut disimpan di tempat yang aman, rapi dan mudah terlihat sehingga pada saat data tersebut dibutuhkan tidak memerlukan waktu yang lama untuk memperolehnya.

10 49 b. Masalah Pengarsipan Data Solusi yang dapat penulis berikan yaitu seharusnya semua data di klasifikasikan sesuai dengan ordner yang telah dibuat. Dokumen peralatan diklat harus berada dalam ordner khusus untuk aset peralatan diklat, begitu juga dengan dokumen peralatan kantor. Selain itu, untuk bukti pendukung dari voucher atas penambahan aset tetap seharusnya disatukan dalam voucher sehingga dapat memudahkan tim audit dalam melakukan pemeriksaan. Jika bukti pendukung dipisah dengan voucher, hal ini akan menyulitkan tim audit dan juga klien itu sendiri karena harus bekerja dua kali untuk mencocokkan bukti pendukung dengan voucher c. Masalah Komunikasi dengan Pihak Klien Dalam mengatasi masalah ini, penulis memiliki saran untuk pihak klien agar tidak mempersulit tim audit ketika membutuhkan data yang diperlukan. Pihak klien harus lebih komunikatif dan cepat merespon apa yang sedang tim audit butuhkan. d. Masalah Pembagian Tugas yang Kurang Jelas Penulis memiliki saran untuk masalah pembagian tugas yang kurang jelas ini sebaiknya dalam setiap penugasan audit, suatu tim audit terdiri dari dari auditor junior, auditor senior, manager dan partner. Agar dapat menghasilkan suatu tim audit yang berkualitas baik maka diperlukan adanya koordinasi yang baik antar anggota tim. Selain itu, diperlukan adanya perhatian dari partner dan manager yang berfungsi untuk

11 50 mengawasi dan mereview pekerjaan rekan satu timnya yang berada di bawah tingkatan struktur dari suatu tim.