BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agustus 1993 dengan no izin praktik SI-1416/MK.17/1993, Kemudian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agustus 1993 dengan no izin praktik SI-1416/MK.17/1993, Kemudian"

Transkripsi

1 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah KAP Wartono KAP Wartono mendirikan izin praktik pada tanggal 31 Agustus 1993 dengan no izin praktik SI-1416/MK.17/1993, Kemudian izin praktik diperbarui pada tanggal 23 Desember 1998 dengan no izin praktik dan diperbarui lagi pada tanggal 9 Mei 2012 dengan no izin AP KAP Wartono tercatat mendirikan ijin usaha pada tanggal 13 Agustus dengan no ijin usaha KEP-292/KM.6/2003, mempunyai no register akuntan yaitu D KAP Wartono menjadi anggota IAI dengan no dan juga menjadi anggota IAPI dengan no Visi dan Misi KAP Wartono Visi dan Misi KAP Wartono adalah menjadi kantor akuntan publik yang professional, berkompeten dan independen untuk memberikan kepuasan kepada masyarakat dengan menyajikan hasil kerja yang obyektif dan berkualitas. Visi dan misi tersebut akan selalu dijadikan acuan dalam memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat. Kantor Akuntan publik Wartono akan senantiasa berusaha meningkatkan kualitas pelayanan dan hasil kerja kepada pengguna jasa. Oleh karenanya,

2 kantor akuntan publik Wartono meyakini bahwa hal tersebut hanya dapat dicapai dengan peningkatan kualitas SDM. Kegiatan peningkatan SDM pada Kantor Akuntan Publik Wartono dilakukan dengan pmbelajaran internal dan eksternal. Pembelajaran internal untuk menambah pengetahuan dan kualitas SDM, dilakukan oleh pimpinan rekan (managing partner), para manager, dan supervisor. Pembelajaran eksternal dilakukan dengan mengikutsertakan SDM Kantor Akuntan Publik Wartono dalam pelatihan,kursus, seminar, konvensi dalm bidang: akuntansi, pengauditan, perpajakan, keuangan dan manajemen. 3. Bidang Layanan Jasa KAP Wartono a. Akuntansi dan Keuangan Sektor Publik Dalam era otonomi daerah, masing- masing daerah diberi kewenangan untuk mengelola dana secara mandiri oleh pemerintah pusat. Guna memberikan pertanggungjawaban kepada publik secara transparan, kepala daerah wajib membuat laporan pertanggungjawaban yang terdiri atas: perhitungan APBD, nota perhitungan APBD, laporan arus kas dan neraca daerah. Dalam kaitan ini Kantor Akuntan Publik Wartono siap memberikan jasa sebagai berikut: 1) Penyusunan neraca dan arus kas pemerintah daerah dan perusahaan daerah 2) Penyusunan sistem akuntansi keuangan daerah (SAKD)

3 3) Audit (Keungan dan Kinerja) perusahaan daerah 4) Pengauditan Dana Kampanye Parpol dan Pilkada 5) Penyusunan laporan pertanggungjawaban kepala daerah 6) Pendampingan penyampaian laporan pertanggungjawaban kepala daerah b. Pemeriksaan Umum (General Audit) Para pelaku usaha (pemegang saham, pemilik modal, kreditur, investor, dan lain-lain) menghendaki transparansi bagi manajer atau ekskutif untuk melaporkan kegiatannya. Untuk menjamin dapat dipercayainya laporan keuangan, Kantor Akuntan Publik Wartono memberikan jasa pemeriksaan umum (general audit) dengan tujuan memberikan pendapat (opini) atas kewajaran penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum. Laporan keuangan yang diaudit berguna dalam rangka memberikan laporan manajemen kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yaitu: 1) Permohonan atau perpanjangan kredit bank 2) Merger atau akuisisi 3) Negosiasi pembelian saham perusahaan yang bersangkutan oleh perusahaan

4 c. Pemeriksaan Operasional/ Manajemen Dalam menjalankan aktivitasnya, manajemen atau ekskutif dituntut untuk dapat bekerja secara efektif dan efisien. Untuk menilai efektivitas dan efisiensi Kantor Akuntan Publik Wartono menawarkan jasa pemeriksaaan operasional. Cakupan/lingkup pemeriksaan ini, antara lain: 1) Menilai apakah sistem akuntansi dan pelaporannya sudah cukup memadai. 2) Menilai efektivitas dan efisiensi kegiatan operasi suatu badan usaha atau institusi. 3) Menilai apakah cara-cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan/sasaran tertentu telah dilaksanakan dengan biaya minimal. 4) Menilai efektivitas kerja, saluran distribusi, pemasaran, dan lain-lain. 5) Menilai apakah suatu program telah dilaksanakan secara efektif, efisien dan ekonomis. d. Pemeriksaan Khusus dan Review Diperlukan pemeriksaaan untuk tujuan tertentu, Kantor Akuntan Publik Wartono siap memenuhi apa yang diinginkan, misalnya: 1) Menetapkan besarnya kerugian karena faktor kecurangan.

5 2) Menetapkan besarnya hak dan kewajiban, dalam hal pemutusan hubungan kerja (PHK). 3) Menjadi penengah secara adil dan independen dalam hal membantu pihak-pihak yang bersengketa. 4) Mereview nilai perusahaan, nilai penyertaan modal, bagian keuntungan dan lain-lain. 5) Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Aset dan Kewajiban yang tidak mencakup Modal Pemilik. 6) Mereview pendapatan dan biaya, ringkasan usaha, Laporan usaha menurut keluarga produk, Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Kas. 7) Unsur, akun (rekening) atau pos-pos dalam laporan keuangan. 8) Kepatuhan terhadap perjanjian kontrak yang telah disepakati atau peraturan yang berkaitan dengan laporan keuangan auditan. e. Bantuan Akuntansi Klien tidak dapat menyelenggarakan pembukuan secara mandiri, jasa bantuan akuntansi KAP Wartono memberikan pemecahan dalam penyelenggaraan bantuan pembukuan klien. Klien dapat melakukan efisiensi ketenagakerjaan, karena sebagian besar pekerjaaan menjadi tanggung jawab Kantor Akuntan Publik Wartono. Jasa itu antara lain:

6 1) Pencatatan data akuntansi digunakan untuk penyusunan bukubuku dan catatan-catatan akuntansi, dan jika diperlukan dapat memberikan bimbingan kepada SDM klien. 2) Kompilasi (penyusunan) laporan keuangan untuk pengajuan pinjaman, pengajuan tender/lelang, persyaratan kualifikasi atau untuk kepentingan lainnnya. 3) Rekonsiliasi data akuntansi diberikan jika terdapat ketidaksesuaian antara catatan akuntansi dengan fisik. f. Penyusunan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Sistem Informasi Akuntansi (SIA) mempunyai peran pokok dalam pengambilan keputusan, terutama mengenai pengalokasian sumber daya ekonomi secara efektif dan efisien, yang diharapkan dapat menjamin keamanan harta dan diterapkannya kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan. Dalam era globalisasi dan adanya persaingan usaha yang sangat ketat, informasi menjadi salah satu syarat kelangsungan hidup usaha. Tanpa diciptakan informasi yang cepat, akurat, dan relevan manajemen dapat salah dalam mengambil keputusan. Kantor Akuntan Publik Wartono siap membantu memenuhi kriteria informasi tersebut. Jasa yang diberikan KAP Wartono antara lain: 1) Pengolahan informasi akuntansi secara manual maupun komputerisasi.

7 2) Pendesainan dan pengaplikasian struktur pengendalian intern: struktur organisasi, prosedur pengendalian, formulir, praktik yang sehat, dan lain-lain. 3) Penyusunan sistem akuntansi beru secara menyeluruh maupun parsial. 4) Perluasan sistem informasi karena pengembangan usaha atau kegiatan usaha baru. 5) Perbaikan atau pembenahan prosedur pengolahan informasi akuntansi yang sudah digunakan. 6) Bimbingan penerapan sistem informasi bagi staf pelaksana. g. Perpajakan Peraturan pajak silih berganti dengan cepat, seringkali tidak dapat diikuti para wajib pajak, padahal Undang- Undang (UU) Pajak mewajibkan terhadap siapapun wajib pajak untuk memenuhi sesuai peraturan pajak yang berlaku. Untuk memenuhi kewajiban sesuai dengan peraturan pajak tersebut, Kantor Akuntan Publik Wartono dapat melayani keperluan perpajakan antara lain: 1) Membantu melakukan perencanaan pajak agar pajak dapat diatur atau besar pajak lebih ringan tanpa melanggar peraturan pajak yang berlaku. 2) Membantu menyelenggarakan pembukuan, menghitung pajak, dan mengisi SPT.

8 3) Membantu menyelesaikan masalah perpajakan yang timbul antara wajib pajak atau pemeriksa pajak Jika dikehendaki, dapat membantu pengurusan keberatan dan banding, bahkan memeperjuangkan sampai sidang di BPSP. h. Penyusunan Anggaran dan Sistem Anggaran Anggaran merupakan hal penting dalam pengelolaan perusahaan, misalnya perencanaan, pengendalian, pengkoordinasian kegiatan dan pengukuran kinerja. Kesesuaian antara anggaran dengan realisasinya akan dibandingkan untuk melihat pencapaian target yang diharapkan. Dalam beberapa hal, perbandingan anggaran dengan realisasi dapat dijadikan salah satu standar untuk menilai kinerja pelaksanaanya. Pelayanan jasa KAP Wartono mencakup penyusunan dan sistem anggaran antara lain: 1) Penyusunan anggaran periodic (kas, laba rugi dan neraca) 2) Penyusunan anggaran untuk kegiatan khusus 3) Memfungsikan anggaran sebagai alat pengendalian atau pengawasan 4) Membantu dalam pelaksanaan kegiatan (realisasi) anggaran i. Studi Kelayakan dan Usulan Proyek Studi Kelayakan mencakup kegiatan analisis dan evaluasi terhadap rencana kegiatan/proyek, meliputi aspek organisasi dan manajemen, pemasaran, teknis, keuangan dan ekonomi. Tujuan studi ini untuk memberikan rekomendasi layak tidaknya usulan

9 kegiatan/proyek didanai. KAP Wartono siap memberikan Studi kelayakan yang diperlukan antara lain sebagai berikut: 1) Membangun suatu proyek baru atau perluasan proyek lama. 2) Mendirikan kantor cabang, perwakilan atau usaha baru. 3) Memperoleh fasilitas pinjaman/kredit dari bank atau lembaga keuangan lainnya. 4) Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh ijin investasi dari Badan Koordinasi Penanaman Modal, baik dala rangka PMDN maupun modal asing (PMA). j. Jasa Manajemen Jasa manajemen yang ditawarkan oleh KAP Wartono adalah menyelenggarakan rekrutmen tenaga kerja (khusunya bidang: akuntansi, pengauditan, perpajakan, dan keuangan) yang dibutuhkan perusahaan atau institusi lainnya. Sumber daya manusia yang baik adalah orang professional (mempunyai keahlian dan berpengalaman cukup). KAP wartono mampu menyediakan tenaga kerja untuk mendukung laju perkembangan perusahaan, memberikan pelatihan yang memadai sesuai dengan bidang yang diminta, serta memberikan pengawasan dan garansi atas tenaga kerja yang kami siapkan. Selama periode tertentu, kami senantiasa menjalin komunikasi dan kerjasama dengan klien untuk menjamin tenaga

10 kerja yang kami siapkan memenuhi kualifikasi yang diinginkan perusahaan. B. Analisis Data Pembahasan 1. Prosedur KAP dalam melakukan pengujian pengendalian transaksi pembelian Sebelum auditor melakukan pengujian pengendalian transaksi pembelian, auditor memberikan kuesioner tentang pengendalian intern klien, kemudian klien mengisinya sesuai dengan keadaan klien. Setelah kuesioner dilengkapi kemudian auditor mempelajari kuesioner tersebut untuk memahami pengendalian intern klien. Untuk memahami pengendalian intern klien auditor dapat meminta dokumen yang berhubungan tentang sistem informasi akuntansi perusahaan. Seperti struktur organisasi, sejarah perusahaan, sampel dokumen yang diperlukan, catatan akuntansi yang digunakan dan bagan air atau flowchart, serta daftar akun yang digunakan klien dalam mencatat transaksi bisnis perusahaan. Kuesioner untuk pengujian pengendalian ini wajib diisi untuk menguji klien baru, jika untuk menguji klien lama tidak perlu memberikan kuesioner lagi karena data yang diberikan tahun kemarin akan sama dengan tahun sebelumnya. Setelah auditor memahami pengendalian intern klien, auditor menentukan kemungikan kesalahan yang dapat terjadi akibat dari lemahnya pengendalian intern perusahaan. Selanjutnya auditor

11 menentukan aktivitas pengendalian yang diperlukan untuk mendeteksi dan mencegah salah saji potensial. Auditor akan menyusun prosedur audit untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif. Auditor memfokuskan pengujiannya pada bagian yang sistem pengendalian intern lemah dan menimbulkan salah saji potensial. Prosedur pengujian pengendalian yang dilakukan oleh auditor KAP Wartono terhadap transaksi pembelian adalah sebagai berikut: a. Auditor KAP Wartono membuktikan asersi keberadaan dan keterjadian Untuk membuktikan keberadaan dan keterjadian, auditor harus melakukan pengamatan terhadap pemisahan fungsi. 1) Bagian pembelian harus terpisah dari fungsi penerimaan barang. Pemisahan kedua fungsi ini dimaksudkan untuk menciptakan pengecekan intern terhadap transaksi pembelian. fungsi pembelian berkewajiban untuk mendapatkan penjual yang dapat dipercaya dari pemasok barang yang diperlukan oleh perusahaan. Sedangkan fungsi penerimaan barang mempunyai wewenang untuk menolak barang yang dikirim oleh pemasok, yang tidak sesuai dengan barang yang tercantum dalam surat order pembelian 2) Bagian pembelian harus terpisah dari fungsi akuntansi. Dalam sistem pembelian, fungsi akuntansi yang

12 melaksanakan pencatatan utang dan persediaan barang harus dipisahkan dari fungsi operasi yang melakukan transaksi pembelian. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kekayaan perusahaan dan menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi, selain itu dapat mencegah kecurangan bagi karyawan untuk mengubah catatan akuntansi untuk menutupi kecurangan yang dilakukannya. 3) Bagian Penerimaan barang harus tepisah dari fungsi penyimpanan barang. Fungsi penerimaan barang nerupakan fungsi operasi yang bertanggung jawab atas penerimaan atau penolakan barang yang dikirim oleh pemasok. Fungsi penyimpanan merupakan fungsi yang bertanggung jawab atas penyimpanan barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan barang. Kedua fungsi ini perlu dipisahkan karena kegiatan penerimaan barang memerlukan keahlian mengenai barang dan pengetahuan mengenai syarat-syarat pembelian dan kegiatan penyimpanan barang memerlukan keahlian dalam pengelolaan penyimpanan barang dan pelayanan pengambilan barang bagi pemakai.

13 Auditor memeriksa otorisasi persetujuan atas surat order pembelian. Pengamatan dilakukan dengan cara memeriksa tanda tangan dalam dokumen sumber dan dokumen pendukung transaksi pembelian Auditor kemudian mengambil sampel transaksi pembelian dan register bukti kas keluar dan lakukan verifikasi terhadap tanggal,nama pemasok, dan jumlah moneter maupun non moneter. Auditor juga melakukan pemeriksaan terhadap dokumen sumber maupun dokumen pendukung. Pengamatan ini bertujuan untuk membuktikan adanya pemisahan fungsi yaitu fungsi operasi, fungsi penyimpanan, dan fungsi akuntansi penanganan sistem pembelian. Kemudian pengamatan ini membuktikan bahwa setiap transaksi pembelian dilaksanakan lebih dari unit organisasi sehingga tercipta adanya pengecekan intern dalam setiap pengecekan tersebut. b. Auditor KAP Wartono membuktikan asersi kelengkapan Auditor memeriksa kelengkapan transaksi pembelian dengan memeriksa bukti digunakannya formulir bernomor urut tercetak dan pertanggungjawaban pemakaian formulir tersebut. Contoh formulir tersebut adalah surat order pembelian dan laporan penerimaan barang. Formulir bernomor urut tercetak ini berfungsi untuk menghindari adanya transaksi yang belum dicatat atau adanya transaksi yang dicatat secara ganda.

14 Auditor memeriksa nomor urut bukti kas keluar yang dicatat dalam register kas keluar yang bertujuan agar auditor memperoleh keyakinan bahwa semua bukti kas keluar sudah dicatat di dalam register kas keluar. Jika dalam pemeriksaan terhadap bukti kas keluar auditor menjumpai adanya nomor bukti kas yang keluar yang tidak ada, maka auditor meminta pertanggungjawaban kepada fungsi utang. Untuk melakukan pemeriksaan auditor dapat mengambil sampel bukti kas keluar yang disetujui kemudian dilakukan pengusutan ke dokumen dan catatan akuntansi. Hal ini dilakukan auditor untuk memperoleh keyakinan bahwa dalam transaksi tersebut sudah benar dan mempunyai dokumen yang lengkap dan memperoleh keyakinan apakah transaksi itu sudah dicatat kedalam catatan akuntansi yang benar. c. Auditor KAP Wartono membuktikan asersi Penilaian dan alokasi Pada transaksi pembelian untuk membuktikan penilaian dan alokasi, auditor mengambil sampel transaksi pembelian dari register bukti kas keluar. Selanjutnya auditor memeriksa terhadap bukti adanya persetujuan pembelian. Auditor juga melakukan pengecekan independen untuk meyakini sudah melakukan pengecekan atau belum terhadap transaksi pencantuman harga barang dan keakuratan perhitungan dalam bukti kas keluar. Untuk memperoleh keyakinan bahwa tidak terjadi kekeliruan posting jumlah moneter dan akun auditor memeriksa adanya

15 pengecekan terhadap posting ke buku pembantu dan jurnal. Auditor mengambil rekapitulasi bulanan jumlah kolom- kolom rupiah rupiah dalam register bukti kas keluar dan membandingkannya dengan jumlah yang diposting dalam akun yang bersangkutan dengan buku besar. 2. Penentuan resiko pengendalian transaksi pembelian serta dampaknya terhadap prosedur audit selanjutya Sebelum auditor melaksanakan pengujian pengendalian terhadap transaksi pembelian. Auditor akan memperkirakan taksiran resiko pengendalian yang bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas desain dan operasi pengendalian intern entitas dalam rangka pencegahan atau pendeteksian salah saji material di dalam laporan keuangan. a. Tahap- tahap penaksiran resiko adalah sebagai berikut: 1) Auditor harus mempertimbangkan pengetahuan yang diperoleh dari pemahaman atas pengendalian intern Tahapan ini dilakukan auditor untuk mengidentifikasi salah saji potensial dan untuk mengetahui faktor apa saja yang berdampak pada resiko pengendalian, untuk itu auditor perlu mempertimbangkan jawaban dan komentar atas kuesioner mengenai pengendalian intern. 2) Auditor melakukan identifikasi kemungkinan salah saji potensial

16 Setelah melakukan pemahaman atas pengendalian intern auditor mengidentifikasi salah saji potensial yang dapat terjadi dalam asersi yang berkaitan dengan setiap saldo akun siignifikan. 3) Auditor melakukan identifikasi pengendalian yang diperlukan untuk mencegah atau salah saji Setelah auditor mengidentifikasi salah saji potensial yang dapat terjadi dalam asersi yang berkaitan dengan setiap saldo akun signifikan. Kemudian Auditor melakukan identifikasi pengendalian yang diperlukan untuk mencegah salah saji. 4) Auditor melakukan pengujian pengendalian untuk menentukan efektivitas desain dan operasi pengendalian intern Auditor mengembangkan pengujian pengendalian terhadap setiap pengendalian yang diperlukan untuk setiap asersi yang bertujuan untuk menentukan efektivitas desain dan operasi pengendalian intern. 5) Auditor melakukan evaluasi terhadap bukti dan menentukan resiko pengendalian Penaksiran resiko pengendalian untuk asersi laporan keuangan dinyatakan dari hasil evaluasi bukti yang diperoleh dari prosedur yang digunakan untuk memperoleh pemahaman atas pengendalian intern dan pengujian pengendalian. Bukti yang di kumpulkan auditor dapat berupa bukti dokumen, bukti

17 elektronik, perhitungan, lisan atau bukti fisik. Bukti-bukti ini dapat meningkatkan tingkat keyakinan auditor untuk mendukung kesimpulan mengenai keefektivitasan suatu pengendalian. Jika bukti yang dikumpulkan tidak mendukung berbagai kesimpulan, tingkat keyakinan auditor menjadi berkurang. Penaksiran resiko pengendalian dapat dinyatakan dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif, dalam bentuk kualitatif misalnya menyatakan resiko rendah, menengah, atau tingginya suatu pengendalian atas suatu transaksi yang dapat mendeteksi salah saji tertentu. Dalam bentuk kuantitatif menyatakan bahwa terdapat 50% resiko pengendalian yang bersangkutan tidak dapat dicegah atau mendeteksi salah saji tertentu. b. Dampak Penentuan Resiko Pengendalian terhadap Prosedur Audit Selanjutnya Apabila auditor tidak menemukan kesalahan yang signifikan berarti auditor dapat menyimpulkan pengendalian berjalan efektif, dan resiko pengendalian yang ditetapkan rendah. Penetapan resiko pengendalian transaksi pembelian yang rendah memiliki peranan dalam penetapan rancangan pengujian substantif atas saldo pembelian, karena resiko pengendalian yang rendah, bukti audit dan pos-pos yang akan diuji akan lebih sedikit jika dibandingkan dengan resiko pengendalian yang ditetapkan

18 tinggi, sehingga luas lingkup pengujian substantif menjadi lebih sempit. Dengan memahami sistem pengendalian intern pada transaksi pembelian, auditor dapat menetapkan jenis pengujian dan jumlah bukti yang harus dikumpulkan, serta pos-pos yang perlu diperiksa dalam menilai kewajaran laporan keuangan. Sebelum auditor melakukan pengujian substantif, auditor harus mempunyai keyakinan dan pemahaman yang cukup tentang sistem pengendalian intern perusahaan. Setelah itu auditor menetapkan resiko pengendalian, yang akan berpengaruh kepada auditor dalam mengumpulkan bukti dan memilih pos yang akan diuji dalam pengujian substantif. Jika sistem pengendalian intern klien lemah maka auditor akan memperluas lingkup dari pengujian substantif yaitu dengan memperbanyak sampel, karena pada sistem pengendalian yang lemah akan terjadi banyak salah saji jika diakumulasikan akan menjadi material. Auditor dapat melanjutkan ke pengujian substantif dengan membandingkan tingkat resiko pengendalian final dengan tingkat resiko pengendalian yang direncanakan. Jika tingkat resiko pengendalian final tidak sama dengan tingkat resiko pengendalian yang direncanakan, maka auditor harus mengubah tingkat pengujian substantif sebelum auditor mendesain pengujian

19 substantif khusus untuk menampung tingkat resiko deteksi yang dapat diterima. 3. Sikap auditor dalam menemukan temuan kelemahan-kelemahan dari pengujian pengendalian terhadap transaksi pembelian Apabila auditor menemukan temuan dari beberapa kelemahankelemahan dalam pengendalian intern transaksi pembelian, maka sikap auditor dalam menemukan kelemahan- kelemahan itu dengan mendokumentasikan berbagai temuan kelemahan untuk dibuat rekomendasi, kemudian dijadikan manajemen letter. Manajemen letter bertujuan untuk perbaikan manajemen, auditor akan menyampaikan beberapa kelemahan dalam pengendalian intern perusahaan beserta saran perbaikan di dalam manajemen letter. Kemudian setelah auditor memberikan saran perbaikan akan ada jawaban dari manajemen untuk menjawab saran perbaikan dari auditor. Berikut kemungkinan temuan kelemahan auditor serta sikap auditor dalam menyikapi temuan dari transaksi pembelian tersebut: a. Auditor menemukan fungsi pembelian yang tidak terpisah dari fungsi penerimaan barang Fungsi pembelian yang tidak terpisah dari fungsi penerimaan barang ini dapat mengakibatkan diterimanya barang yang tidak sesuai dengan barang yang dipesan oleh perusahaan, dan diterimanya barang pada waktu yang tidak sesuai dengan yang ditentukan dalam surat order pembelian.

20 Saran auditor adalah sebaiknya dilakukan pemisahan fungsi pembelian dan fungsi penerimaan barang karena untuk melakukan pengecekan intern terhadap transaksi pembelian. Dalam transaksi ini fungsi pembelian bertugas untuk mendapatkan penjual yang dapat dipercaya sebagai pemasok. Sedangkan fungsi penerimaan barang bertugas untuk menjamin barang yang dikirim oleh pemasok sesuai dengan barang yang dipesan oleh fungsi pembelian. b. Auditor menemukan formulir tidak bernomor urut tercetak Hal ini dapat menyebabkan formulir yang tidak diotorisasi dan tidak dapat dipertanggungjawabkan secara keseluruhan. Hal ini mengakibatkan adanya transaksi yang tidak dicatat dala bukti kas keluar dan juga akan terjadi kemungkinan transaksi yang dicatat lebih dari satu kali. Saran auditor adalah sebaiknya formulir harus bernomor urut karena formulir yang bernomor urut tercetak akan mengurangi terjadinya transaksi yang dicatat lebih dari satu kali. Penggunaan formulir bernomor urut tercetak akan dapat dipertanggungjawabkan oleh yang memiliki wewenang dalam dalam menggunakan formulir tersebut. Formulir yang dibatalkan akibat keliru penulisannya atau rusak tetap harus disimpan untuk dipertanggungjawabkan. Aktivitas pengendalian ini ditujukan untuk menjamin asersi kelengkapan transaksi pembelian.

21 c. Terjadinya surat order pembelian yang tidak diotorisasi oleh fungsi pembelian atau pejabat yang lebih tinggi Hal ini dapat mengakibatkan diterimanya barang dan timbulnya kewajiban yang tidak dibutuhkan oleh perusahaan. Sehingga auditor memberikan saran agar surat order pembelian diotorisasi oleh fungsi pembelian atau pejabat lain yang lebih tinggi. Surat permintaan pembelian dibuat berdasarkan otorisasi umum (anggaran operasi atau anggaran investasi) dan otorisasi dari manajer yang berwenang. Aktivitas pengendalian ini dibuktikan untuk menjamin asersi penilaian atau alokasi pada transaksi pembelian. d. Bukti kas keluar beserta dokumen pendukungnya yang tidak distempel lunas oleh fungsi pengeluaran kas setelah cek dikrimkan kepada pemasok Hal ini dapat mengakibatkan penggunaan dokumen atau bukti-bukti pembayaran tersebut untuk digunakan kedua kalinya dalam proses pembayaran. Bukti kas keluar merupakan dokumen yang digunakan unuk memberikan otorisasi fungsi pengeluaran kas untuk mengisi cek dan mengirimkannya ke pemasok. Bukti kas keluar ini dibuat oleh fungsi pencatat utang berdasarkan dokumen pendukung yaitu surat order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok.

22 Auditor memberikan saran agar semua bukti pembayaran distempel lunas oleh fungsi pengeluaran kas setelah cek dikirimkan kepada pemasok. Hal ini untuk mencegah bukti- bukti tersebut digunakan lebih dari satu kali dalam proses pembayaran.

23 C. Temuan 1. Kelebihan Berdasarkan analisis dan pembahasan terhadap evaluasi pelaksanaan pengujian pengendalian terhadap transaksi pembelian, dapat diketahahui bahwa : a. KAP Wartono telah melakukan prosedur audit sesuai standar yang berlaku yaitu dengan membuktikan tiga asersi yaitu, asersi keberadaan dan keterjadian, asersi kelengkapan, asersi penilaian dan alokasi b. Auditor memberikan saran perbaikan yang tepat dan sesuai dengan standar yang berlaku dalam menghadapi kelemahan dari sistem pengendalian intern c. KAP Wartono telah melaksanakan standar pekerjaan lapangan yang kedua dari Standar Profesional Akuntan Publik yaitu Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan d. Hasil pengukuran resiko pengendalian dapat mempengaruhi rancangan sifat, saat, dan lingkup pengujian substantif. Semakin tinggi tingkat penetapan risiko pengendalian pada suatu asersi, maka semakin tinggi juga kemungkinan terjadinya salah saji material pada asersi tersebut. Semakin tinggi kemungkinan salah saji maka semakin banyak bukti pendukung yang diperlukan

24 auditor dari pengujian substantif untuk memberikan kepastian yang layak bahwa salah saji material akan terdeteksi dan dihilangkan dari laporan keuangan. 2. Kelemahan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan diatas dapat diketahui bahwa dalam membuktikan asersi keberadaan dan keterjadian, auditor tidak memeriksa otorisasi pada fungsi penerimaan barang. Untuk membuktikan barang yang sudah diterima sesuai surat order pembelian yang diterbitkan seharusnya auditor melakukan pemeriksaan terhadap otorisasi pada fungsi penerimaan barang, selain itu auditor juga perlu melakukan pemeriksaan pada dokumen yang dikirimkan oleh fungsi penerimaan ke bagian pencatat utang sebagai bukti barang yang telah diterima dari pemasok telah diperiksa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karena adanya pembelian dagangan secara kredit. kepercayaan. Utang usaha sering kali berbeda jumlah saldo utang usaha

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karena adanya pembelian dagangan secara kredit. kepercayaan. Utang usaha sering kali berbeda jumlah saldo utang usaha BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian utang usaha Menurut Munawir, (2007:18) utang dagang adalah utang yang timbul karena adanya pembelian dagangan secara kredit. Jadi dapat disimpulkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT Minggu ke-6 MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT Program Studi Akuntansi STIE PELITA NUSANTARA KONSEP MATERIALITAS Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang

Lebih terperinci

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh auditor independen dalam

Lebih terperinci

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis.

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis. SA Seksi 710 PERTIMBANGAN KHUSUS DALAM AUDIT BISNIS KECIL Sumber : PSA No. 58 PENDAHULUAN 01. Pernyataan Standar Auditing yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia diterapkan dalam audit informasi

Lebih terperinci

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: SA Seksi 326 BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran atau pertukaran yang siap dan bebas digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi merupakan suatu alat yang sangat penting bagi manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan organisasi perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penulisan secara umum yang akan ditulis.

BAB I PENDAHULUAN. penulisan secara umum yang akan ditulis. BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini menjelaskan mengenai dasar pemilihan topik, masalah yang diangkat, tujuan melakukan penulisan, serta kerangka pikir penulisan secara umum yang akan ditulis. 1.1.

Lebih terperinci

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT SA Seksi 312 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam mempertimbangkan risiko dan materialitas pada saat perencanaan

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN SA Seksi 322 PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN Sumber: PSA No. 33 PENDAHULUAN 01 Auditor mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan sifat, saat, dan lingkup

Lebih terperinci

BAB IV HASIL KEGIATAN MAGANG Gambaran Umum KAP Bayudi Watu Semarang Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu dan Rekan merupakan sebuah perusahaan yang

BAB IV HASIL KEGIATAN MAGANG Gambaran Umum KAP Bayudi Watu Semarang Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu dan Rekan merupakan sebuah perusahaan yang BAB IV HASIL KEGIATAN MAGANG Gambaran Umum KAP Bayudi Watu Semarang Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu dan Rekan merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa akuntan. KAP Bayudi Watu dan Rekan

Lebih terperinci

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN Pengendalian Intern : Rencana organisasi dan semua metode, prosedure serta kebijaksanaan, yang terkoordinasi dalam suatu unit usaha, dengan tujuan : a. Mengamankan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Auditing Secara umum auditing adalah suatu proses sistematika untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 330. Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai

Standar Audit SA 330. Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai SA 0 Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai SA Paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR AUDIT 0 RESPONS AUDITOR TERHADAP RISIKO YANG TELAH DINILAI (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perizinan Usaha Bentuk Usaha. Kantor Akuntan Publik Faisal Riza.

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perizinan Usaha Bentuk Usaha. Kantor Akuntan Publik Faisal Riza. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Bentuk, Bidang, dan Perizinan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Kantor Akuntan Publik Faisal Riza., Ak CA CPA adalah Kantor Akuntan Publik terdaftar yang menyediakan jasa professional dibidang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem.

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem. BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Secara umum, pengendalian internal merupakan bagian dari masingmasing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Akuntansi Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki sistem dan prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan standar operasional perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen.

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Audit Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

5. Memastikan bahwa tidak ada kewajiban perusahaan yang belum dicatat per tanggal neraca

5. Memastikan bahwa tidak ada kewajiban perusahaan yang belum dicatat per tanggal neraca Subsequent Event Subsequent Events adalah : Peristiwa atau transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca tetapi sebelum diterbitkannya Laporan Audit Mempunyai akibat yang material terhadap laporan keuangan

Lebih terperinci

Ch.8. Mempertimbangkan Pengendalian Internal

Ch.8. Mempertimbangkan Pengendalian Internal Ch.8 Mempertimbangkan Pengendalian Internal Definisi Pengendalian Internal (SA 315.4) Proses yang dirancang, diimplementasikan, dan dipelihara oleh pihak yang bertanggungjawab atas kelola, manajemen, dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. mengolah atau mengorganisir dokumen dokumen yang ada tujuannnya untuk

BAB II KAJIAN TEORI. mengolah atau mengorganisir dokumen dokumen yang ada tujuannnya untuk 8 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Para ahli mendefenisikan pengertian sistem akuntansi tidak jauh berbeda yaitu mengolah atau mengorganisir dokumen dokumen yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sebagaimana penulis ketahui pihak manajemen di dalam suatu perusahaan pasti menginginkan keuntungan yang optimal di dalam

Lebih terperinci

PROSES KONFI RMASI. SA Seksi 330. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN

PROSES KONFI RMASI. SA Seksi 330. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN SA Seksi 330 PROSES KONFI RMASI Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang proses konfirmasi dalam audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Auditing Menurut Arens, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. Auditing adalah suatu proses pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan

Lebih terperinci

AUDIT OPERASIONAL ATAS PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA KLINIK PURI MEDICAL

AUDIT OPERASIONAL ATAS PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA KLINIK PURI MEDICAL AUDIT OPERASIONAL ATAS PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA KLINIK PURI MEDICAL Nama : Bunga Anisah Harared NPM : 21212526 Pembimbing

Lebih terperinci

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit Standar Prof SA Seksi 3 1 2 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2: CAKUPAN AUDIT

PERTEMUAN 2: CAKUPAN AUDIT PERTEMUAN 2: CAKUPAN AUDIT A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai cakupan atau jenis-jenis audit termasuk didalamnya adalah audit khusus atau investigasi. Melalui pembelajaran ini,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Audit Definisi auditing menurut Jusup (2014:10) adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT

KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT SA Seksi 325 KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT Sumber: PSA No. 35 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan untuk mengidentifikasi dan melaporkan

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan. Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban

Daftar Pertanyaan. Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban Daftar Pertanyaan Petunjuk Pengisian Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban yang disediakan dengan singkat dan jelas dan sandainya Bapak/Ibu berkeberatan mencantumkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Auditing Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati. Auditing merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan harus melaporkan hasil laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan modal, laporan arus kas,

Lebih terperinci

BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: Bukti Audit BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: "Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN SA Seksi 319 PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN Sumber : PSA No. 69 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang pertimbangan auditor atas pengendalian intern klien

Lebih terperinci

Standar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa

Standar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa SA 0 Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa SA Paket 00.indb //0 0::0 AM STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN AUDIT TERKAIT DENGAN ENTITAS YANG MENGGUNAKAN SUATU ORGANISASI

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN Bp/ Ibu/ Sdr dimohon untuk mengisi data demografi pada kotak di samping pertanyaan atau memberikan tanda ( ) pada tempat yang telah disediakan : Nama Responden : Nama KAP : Jenis Kelamin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pengertian Sistem Akuntansi Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi akuntansi

Lebih terperinci

Akuntansi Publik Drs. Ketut Muliartha RM & Rekan ABSTRAK

Akuntansi Publik Drs. Ketut Muliartha RM & Rekan ABSTRAK Judul : Prosedur Pengujian Substantif Terhadap Piutang Usaha Oleh Kantor Akuntansi Publik Drs. Ketut Muliartha RM & Rekan Nama : Ni Wayan Lestari Moni Nim : 1406013031 ABSTRAK Auditing adalah suatu proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan semakin berkembangnya berbagai bidang usaha. Ketatnya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan semakin berkembangnya berbagai bidang usaha. Ketatnya persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi yang sedang ditingkatkan oleh pemerintah Indonesia mengakibatkan semakin berkembangnya berbagai bidang usaha. Ketatnya persaingan yang semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki era pasar bebas dan globalisasi sekarang ini. Tingkat persaingan di dalam dunia usaha semakin tinggi. Oleh karena itu, setiap perusahaan dituntut

Lebih terperinci

PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT)

PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT) PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT) Disampaikan oleh M. HUSNI MUBAROK, SE. M.SI.Ak. CA MAULAN IRWADI, SE.M MSI,.Ak.CA PREVIEW GENERAL AUDIT 1. DEFINISI 2. TUJUAN 3.TANGGUNG JAWAB LAP. KEU 4.CARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diantara pelaku bisnis semakin meningkat. Para pelaku bisnis melakukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. diantara pelaku bisnis semakin meningkat. Para pelaku bisnis melakukan berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan semakin pesatnya dunia usaha sekarang ini, maka persaingan diantara pelaku bisnis semakin meningkat. Para pelaku bisnis melakukan berbagai usaha agar

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN DALAM PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN DALAM PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN DALAM PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KETUA PELAKSANA: Dra. ENDAH SULISTYOWATI, SE., M.S.A, Ak ANGGOTA: DEMAS RIZKI FAUZI ZAIN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto Mandiri dibatasi pada hal-hal berikut ini: a. Mengidentifikasikan kelemahan sistem pengendalian

Lebih terperinci

UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN

UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN SA Seksi 317 UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN Sumber: PSA No. 31 PENDAHULUAN 01 Seksi mengatur sifat dan lingkup pertimbangan yang harus dilakukan oleh auditor independen dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan serangkaian bagian yang saling tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

1.1 Pengertian Auditing

1.1 Pengertian Auditing 1.1 Pengertian Auditing Secara umum Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan - pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi,

Lebih terperinci

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit.

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit. SA Seksi 722 INFORMASI KEUANGAN INTERIM Sumber : PSA No. 73 PENDAHULUAN 01. Seksi ini memberikan pedoman mengenai sifat, saat, dan lingkup prosedur yang harus diterapkan oleh akuntan publik dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. informasi disajikan dalam laporan keuangan.

BAB II LANDASAN TEORI. informasi disajikan dalam laporan keuangan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori Akuntansi pada dasarnya merupakan sistem pengolahan informasi yang menghasilkan keluaran yang berupa informasi akuntansi. Sistem akuntansi mengajarkan sistem pengolahan,

Lebih terperinci

pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi

pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi a. Sifat Siklus Akuntansi Sifat siklus akuntansi suatu entitas atau perusahaan berisi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kepemilikan surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha untuk semakin maju lebih efektif. Semakin maju dunia usaha dan semakin berhasilnya perusahaan,

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen)

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen) DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL (Variabel Independen) No Pertanyaan Jawaban Kuesioner I. 1. 2. 3. 4. 5. II. 6. 7. 8. 9. Independensi Auditor internal mengemukakan pendapatnya dengan bebas tanpa mendapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pembelian 2.1.1 Pengertian Pembelian Pembelian adalah transaksi pembelian terjadi antara perusahaan dengan pemasok atau pihak penjual. Barang-barang yang dibeli dapat berupa

Lebih terperinci

Bab II Elemen dan Prosedur SIA

Bab II Elemen dan Prosedur SIA Bab II Elemen dan Prosedur SIA Pertanyaan Dalam Merancang SIA 1. Bagaimana mengorganisasi kegiatan agar aktivitas bisnis berjalan dengan efektif dan efisien? 2. Bagaimana mengumpulkan dan memproses data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. Barezky Total CV. Barezky Total adalah termasuk dalam Usaha Mikro, Kecil,

Lebih terperinci

A. PENGERTIAN CLIENT REPRESENTATION LETTER

A. PENGERTIAN CLIENT REPRESENTATION LETTER A. PENGERTIAN CLIENT REPRESENTATION LETTER Dalam suatu general audit/financial audit (pemeriksaan umum), akuntan public pada akhir pemeriksaannya harus mengeluarkan laporan akuntan public yang terdiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang, sedangkan Nafarin (2009: 9)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang, sedangkan Nafarin (2009: 9) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prosedur 1. Pengertian Prosedur Prosedur tidak hanya melibatkan aspek financial saja, tetapi aspek manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. Pembinaan Akuntan Departemen Keuangan Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. Pembinaan Akuntan Departemen Keuangan Republik Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Kantor Akuntan Publik Herman, Dody, Tanumihardja & REKAN atau biasa disebut KAP HDT & REKAN merupakan merger dari beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Sistem dan Prosedur Ada beberapa pengertian sistem dan prosedur, diantaranya adalah sebagai berikut : Menurut Mulyadi (2008: 4) Sistem adalah suatu jaringan prosedur

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi sangat berperan penting dalam menyajikan informasi yang dibutuhkan oleh pihak yang berkepentingan dalam informasi akuntansi

Lebih terperinci

SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH. Sumber: PSA No.

SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH. Sumber: PSA No. SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH Sumber: PSA No. 62 PENDAHULUAN KETERTERAPAN 01 Seksi ini berisi standar untuk pengujian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA Audit operasional adalah audit yang dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektivitas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. Jalan Raya Joglo, Kembangan, Jakarta Barat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. Jalan Raya Joglo, Kembangan, Jakarta Barat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) Faisal Riza Ak., CA., CPA., merupakan Kantor Akuntan Publik bersetifikat yang didirikan pada

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab V Simpulan dan Saran BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, penulis menyimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Penerapan sistem informasi

Lebih terperinci

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014 (24 November) Akuntan 49.348 50.879 52.270 53.800 53.800*) Akuntan Publik 928 995 1.016 1.003 1.055 KAP 408 417 396 387 394 Cabang KAP

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu proses yang di pengaruhi oleh dewan direksi

Lebih terperinci

AUDIT SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA

AUDIT SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA BAB 18 AUDIT SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA Siklus penggajian dan personalia (payroll and personnel cycle) melibatkan pekerjaan dan pembayaran kepada semua karyawan. Penilaian dan pengalokasian biaya

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO IV.1 Perencanaan Audit Operasional Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju, peranan sistem dalam kegiatan perusahaan sangatlah penting dalam membangun kepentingan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan sistem informasi dewasa ini menuntut perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan sistem informasi dewasa ini menuntut perusahaan-perusahaan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan sistem informasi dewasa ini menuntut perusahaan-perusahaan kedalam persaingan yang semakin ketat dan kompetitif. Perusahaan berlomba-lomba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance Government) telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah daerah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang

Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang Pada Standar Pekerjaan Lapangan #1 (PSA 05) menyebutkan bahwa Pekerjaan (audit) harus direncanakan sebaik-baiknya, dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya Perencanaan audit meliputi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelian Pembelian dapat juga dikatakan sebagai procurement atau pangadaan barang. Mulyadi (2008:298) mengatakan bahwa Pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan

Lebih terperinci

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan?

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan? Nama Perusahaan Dilengkapi oleh Jabatan : PT. PP LONDON SUMATRA INDONESIA TBK : PROCUREMENT & HUMAN RESOURCES : MANAGER & STAFF FUNGSI PEMBELIAN A. Umum Ya Tidak Ket. 1 Apakah struktur organisasi telah

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA 22 BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA A. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Kas Pengertian Kas Dalam bahasa sehari-hari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN SISTEM DAN PROSEDUR 1. Pengertian Sistem Adanya sistem dalam sebuah organisasi maupun kelompok dalam melakukan kegiatan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk

Lebih terperinci

PERBEDAAN ANTARA AUDITING DAN AKUNTANSI

PERBEDAAN ANTARA AUDITING DAN AKUNTANSI BAB XI. AUDITING AUDITING ; pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti atas informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Konsep Penjualan Penjualan merupakan aktivitas yang penting dalam suatu perusahaan. Kegagalan dalam aktivitas penjualan akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kontinuitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Sistem Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci

SURAT PERIKATAN AUDIT

SURAT PERIKATAN AUDIT SA Seksi 320 SURAT PERIKATAN AUDIT Sumber: PSA No. 55 Lihat Seksi 9320 untuk Interpretasi Seksi ini PENDAHULUAN 01 Tujuan Seksi ini adalah untuk memberikan panduan tentang: a. Persetujuan dengan klien

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Salah satu fungsi dari akuntan publik adalah menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan.

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK

TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK Tujuan Audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Kas Pada umumnya kas dikenal juga dengan uang tunai yang didalam neraca kas masuk dalam golongan aktiva lancar yang sering mengalami perubahan akibat transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi menyajikan informasi keuangan di berbagai entitas dalam dunia usaha. Salah satu entitas usaha yaitu perusahaan yang menjalankan aktivitas untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Berdasarkan Peraturan Walikota Bandung Nomor 1404 tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja badan pengelolaan

Lebih terperinci

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI Akun dan Kelas Transaksi Dalam Siklus Penjualan Serta Penagihan Tujuan keseluruhan dari audit siklus

Lebih terperinci

Berilah tanda silang (X) pada kolom yang sesuai menurut Anda. SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju R : Ragu-Ragu

Berilah tanda silang (X) pada kolom yang sesuai menurut Anda. SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju R : Ragu-Ragu 63 KUESIONER PENELITIAN Identitas Responden: 1. Nama KAP : 2. Nama : 3. Jenis Kelamin : L / P 4. Pendidikan D3 S1 S2 S3 5. Jabatan Auditor Junior Auditor Senior Manajer Partner 6. Umur :. tahun 7. Lama

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. dilakukan penulis untuk mengetahui jenis usaha yang dijalankan oleh perusahaan,

BAB IV PEMBAHASAN. dilakukan penulis untuk mengetahui jenis usaha yang dijalankan oleh perusahaan, BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Survei Pendahuluan Sebelum melaksanakan audit keuangan pada PT Simran Jaya, penulis terlebih dahulu melakukan survei pendahuluan kepada perusahaan yang akan di audit. Hal ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan sasaran utama bagi seorang auditor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan sasaran utama bagi seorang auditor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan sasaran utama bagi seorang auditor eksternal yang berprofesi sebagai akuntan publik. Terkait dengan itu, bahwa laporan keuangan sudah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kompetitif, bukan hanya dengan perusahaan dalam negeri namun dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan kompetitif, bukan hanya dengan perusahaan dalam negeri namun dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan di Indonesia saat ini harus mampu bertahan dalam era globalisasi. Dalam era globalisasi perusahaan harus mengikuti aturan yang berlaku didunia Internasional

Lebih terperinci

BUKTI AUDIT. Akuntansi Pemeriksan I. Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

BUKTI AUDIT. Akuntansi Pemeriksan I. Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA BUKTI AUDIT Akuntansi Pemeriksan I Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA Perbedaan Bukti audit dengan Bukti Hukum dan Ilmiah Karakteristik Bukti untuk Eksperimen Ilmiah, Kasus Hukum, dan Audit atas Laporan

Lebih terperinci

KASUS 1 ANALISIS ATAS CALON KLIEN AUDIT POTENSIAL PRAKTIKUM AUDITING

KASUS 1 ANALISIS ATAS CALON KLIEN AUDIT POTENSIAL PRAKTIKUM AUDITING KASUS 1 ANALISIS ATAS CALON KLIEN AUDIT POTENSIAL PRAKTIKUM AUDITING Oleh: Nina Dayu Lutfiyanti 115020305111007 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2014 Pertanyaan Diskusi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. penulis mengharapkan adanya masukan dan kritik serta saran yang membangun

KATA PENGANTAR. penulis mengharapkan adanya masukan dan kritik serta saran yang membangun 1 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, pada akhirnya dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul Materialitas dan Risiko Audit ini dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Coso dalam Hartadi (1999: 92) pengendalian intern

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Coso dalam Hartadi (1999: 92) pengendalian intern BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern Menurut Coso dalam Hartadi (1999: 92) pengendalian intern merupakan suatu proses yang dijalankan oleh dewan

Lebih terperinci