BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum KPP Pratama Penjaringan
|
|
- Suharto Gunawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum KPP Pratama Penjaringan 1. Sejarah Singkat KPP Pratama Penjaringan Setelah mengalami proses dan dengan berjalannya waktu perbaikan tata kelolaorganisasi maka sejak tanggal 23 Juni Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Penjaringan terbentuk sesuai dengan Keputusan Direktur Jendral pajak Nomor : KEP-86/PJ/2007 Tanggal 11 Juni 2007 tentang Penerapan Organisasi, Tata Kerja, dan Saat Mulai Beroprasinya KPP Pratama dan Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan Di Lingkungan Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Di Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Selain Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Pusat. KPP Pratama Penjaringan dipimpin oleh seorang kepala kantor yang mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, memberikan penyuluhan, dan konsultasi pajak di daerah yang menjadi wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan. Sesuai dengan kedudukan organisasi Kantor Pelayanan mempunyai tugas dan fungsi sebagai pelayanan teknis di bidang perpajakan, melaksanakan pemungutan pajak, pemeriksaan pajak, pengawasan dan konsultasi pajak serta ekstensifikasi perpajakan sebagai upaya memaksimalkan pendapatan negara disektor pajak yang pemungutannya dibebankan kepada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Penjaringan. 42
2 43 2. Visi dan Misi KPP Pratama Penjaringan a. Visi KPP Pratama Jakarta Penjaringan Visi KPP Pratama Jakarta Penjaringan adalah menjadi institusi pemerintah penghimpun pajak negara yang terbaik dan dipercaya masyarakat. b. Misi KPP Pratama Jakarta Penjaringan Misi KPP Pratama Jakarta Penjaringan dibagi atas: 1) Fiskal Menyelenggarakan fungsi administrasi perpajakan dengan menerapkan Undang-undang Perpajakan secara adil dalam rangka membiayai penyelenggaraan negara demi kemakmuran rakyat. 2) Ekonomi Mendukung kebijaksanaan pemerintah dalam mengatasi permasalahan ekonomi bangsa dengan kebijaksanaan perpajakan yang meminimalkan distorsi. 3) Politik Mendukung proses demokratisasi bangsa. 4) Kelembagaan Senantiasa memperbaharui diri, selaras dengan aspirasi masyarakat dan teknologi perpajakan dengan administrasi perpajakan mutakhir.
3 44 3. Keadaan Monografi Wilayah Kerja KPP Pratama Jakarta Penjaringan adalah Kecamatan Penjaringan Kota Madya Jakarta Utara, yang terdiri atas 2 ( dua ) Kelurahan yaitu: a. Kelurahan penjaringan b. Kelurahan penjagalan 4. Kondisi dan Karakteristik Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Tahun Pajak Pekerjaan Bebas Jumlah WPOP SPT 1770 Tabel 4.1 Data KPP Pratama Jakarta Penjaringan WPOP yang Melakukan Pekerjaan Bebas Jumlah WPOP yang melaporkan SPT Jumlah WPOP yang membayar pajak Jumlah Penerimaan PPH pasal 21 dari WPOP Jumlah Penerimaan PPH pasal 21 dari WP Persentase penerimaan Pajak dari WPOP ,858 8,369 2, ,501,451 90,829,494, % ,549 15,913 3, ,709,717 19,472,436, % ,146 19,067 6, ,441,216 21,311,877, % ,049 18,977 7, ,530,841 28,392,099, % ,909 19,732 6, ,911,224 49,208,441, % ,260 8,097 6, ,667,238 70,563,376, % Sumber: Data sekunder yang diolah dari TIP Direktorat Jendral Pajak Tabel diatas menunjukan bahwa KPP Pratama Jakarta Penjaringan terus berusaha untuk menambah jumlah wajib pajaknya. Hal itu terlihat dari jumlah wajib pajak yang mendaftarkan diri, melaporkan SPT, maupun yang membayar pajak terus bertambah setiap tahunnya. Hal tersebut juga digambarkan pada grafik berikut:
4 45 20,000 15,000 10,000 5,000 0 Jumlah WPOP SPT 1770 Jumlah WPOP yang melaporkan SPT Jumlah WPOP yang membayar pajak Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Gambar 4.1 Data KPP Pratama Jakarta Penjaringan WPOP yang Melakukan Pekerjaan Bebas Sumber: Data sekunder diolah menggunakan Ms.Excell, Struktur Organisasi Kepala Kantor Kasubag Umum Kasi Penagihan Kasi Pemeriksaan & Kepatuhan Internal Kasi Wakson II Kasi Wakson II Kasi Wakson II Kasi Wakson II Kasi Ekstensifikasi Kasi PDI Kasi Pelayanan AR Wakson II AR Wakson II AR Wakson II AR Wakson II Ketua Kelompok Fungsional Ketua Kelompok Fungsional Ketua Kelompok Fungsional Ketua Kelompok Fungsional Gambar 4.2 Struktur Organisasi KPP Pratama Jakarta Penjaringan Sumber: Profil KPP Pratama Jakarta Penjaringan
5 46 6. Tugas dan Fungsi Setiap Bagian a. Sub Bagian Umum Sub Bagian Umum bertugas mengkoodinasikan tugas pelayanan kesekretariatan dengan cara mengatur kegiatan tata usaha kepegawaian, keuangan serta rumah tangga dan perlengkapan untuk menunjang kelancaran tugas kantor. b. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) Seksi Pengolahan Data dan Informasi bertugas melakukan pengumpulan, dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen dokumen perpajakan, mengurus tata usaha penerimaan penerimaan perpajakan, pengalokasian PBB dan BPHTB, pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan e-spt dan e-filling, serta penyiapan laporan kerja. c. Seksi Pelayanan Seksi Pelayanan bertugas melakukan penetapan dan penertiban serta produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan SPT, serta penerimaan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan register wajib pajak, serta melakukan kerjasama perpajakan. d. Seksi Penagihan Seksi Penagihan bertugas melakukan penatausahaan piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, penghasilan aktif, usulan penghapusan piutang pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan
6 47 e. Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal Seksi Pemeriksaan bertugas melakukan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak, serta administrasi pemeriksaan. Selain itu seksi ini juga melakukan pemantauan terhadap berjalannya SOP, agar berjalan sesuai ketentuan. f. Seksi Ekstensifikasi Seksi Ekstensifikasi bertugas melakukan pengamatan potensi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, penilaian objek pajak dalam rangka ekstensifikasi pajak. g. Seksi Pengawasan dan Konsultasi (Waskon) Seksi Waskon dalam KPP Pratama Jakarta Penjaringan terbagi atas 4 wilayah berdasarkan kelurahan yang terdapat di kecamatan Penjaringan, yaitu: 1) Waskon 1 yaitu Kelurahan Penjaringan 2) Waskon 2 yaitu Kelurahan Penjagalan 3) Waskon 3 yaitu Kelurahan Penjaringan 4) Waskon 4 yaitu Kelurahan Penjagalan B. Gambaran Umum Responden Dalam Bab ini penulis akan membahas mengenai hasil penelitian dan analisisnya yang telah dilakukan. Data penelitian ini diolah dengan menggunakan software program SPSS AMOS versi 21.0 dan SPSS versi Dalam penelitian ini penulis menggunakan data primer Berdasarkan data yang diperoleh dari KPP Pratama Jakarta Penjaringan, Jakarta Utara, jumlah WPOP yang melakukan pekerjaan bebas yang efektif per 31 Maret 2013 yaitu sebanyak Dan sampel yang disebar dalam penelitian ini sebanyak 130 responden.
7 48 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Komposisi responden berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Presentase Jumlah perempuan 36 20% Jumlah laki-laki % Total % Sumber: Data primer diolah menggunakan Ms. Excell, 2013 Berdasarkan Tabel di atas dapat diidentifikasikan bahwa komposisi responden berdasarkan jenis kelamin dalam penelitian ini yaitu responden yang berjenis kelamin Perempuan berjumlah 36 orang ( 20% ), sedangkan responden yang berjenis kelamin Laki-laki berjumlah 104 orang ( 80% ). Hal ini menunjukan bahwa mayortas wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas KPP Pratama Penjaringan yaitu berjenis kelamin Laki-laki. Maka dapat disimpulkan bahwa wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Jakarta Penjaringan lebih didominasi laki-laki. Mayoritas wajib pajak laki-laki memilih untuk berwirausaha, oleh sebab itu pemerintah diharapkan memberikan lapangan pekerjaan yang lebih banyak untuk golongan pria, agar dapat bekerja di perusahaan atau tempat-tempat pemerintahan, sehingga wajib pajak laki-laki dapat lebih mengeksplor pendidikan dan keahliannya disamping hanya sebagai wiraswastawan. 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Umur Komposisi responden berdasarkan umur adalah sebagai berikut:
8 49 Tabel 4.3 Komposisi Responden Berdasarkan Umur Umur Jumlah Presentase Jumlah umur % Jumlah umur % Jumlah umur % Jumlah umur % Jumlah umur > % Total % Sumber: Data primer diolah menggunakan Ms. Excell, 2013 Berdasarkan Tabel di atas dapat diidentifikasikan bahwa komposisi umur responden dalam penelitian ini yaitu responden yang berumur tahun berjumlah 36 orang ( 27.69% ), responden yang berumur tahun berjumlah 32 orang ( 24.62% ), responden yang berumur tahun yaitu berjumlah 23 orang (17.69%), responden yang berumur antara tahun berjumlah 11 orang (8.46%), sedangkan >40 tahun berjumlah 28 orang (21.54%). Hal ini menunjukan bahwa mayoritas wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas di KPP Pratama Penjaringan adalah wajib pajak pada usia produktif yaitu berumur antara 20 sampai 35 tahun, yang berjumlah 52.31% dari total WPOP yang dijadikan sampel penelitian. 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pendidikan Komposisi responden berdasarkan pendidikan adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Komposisi Responden Berdasarkan Penndidikan Pendidikan Jumlah Presentase SMU % DIII % S % S % Lainnya % Total % Sumber: Data primer diolah menggunakan Ms. Excell, 2013
9 50 Berdasarkan Tabel di atas dapat diidentifikasikan bahwa komposisi responden berdasarkan tingkat pendidikan dalam penelitian ini yaitu responden yang berpendidikan SMU berjumlah 78 orang (69%), responden yang berpendidikan DIII berjumlah berjumlah 18 orang (13.85% ), responden yang yang berpendidikan S1 berjumlah 31 orang (23.85%), responden yang yang berpendidikan S2 berjumlah 2 orang ( 1.54% ), dan lain-lain berjumlah 1 orang (0.77% ). Hal ini menunjukan bahwa mayortas wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas KPP Pratama Penjaringan yaitu berpendidikan SMU sebesar 60%. Oleh sebab itu maka pemerintah harus lebih memperhatikan masyarakat strata pendidikan SMU kebawah yang lebih banyak melakukan pekerjaan bebas atau berwiraswasta, agar kesejahteraan dan prospek usaha mereka lebih berkembang, contohnya dengan memberikan Kredit Usaha Rakyat (KUR), peminjaman modal, mendirikan koperasi dan memberikan beasiswa kepada wiraswasta muda yang ingin mengembangkan usahanya. 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjadi Wajib Pajak Komposisi responden berdasarkan lama menjadi wajib pajak adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Komposisi Responden Berdasarkan Lama Menjadi Wajib Pajak Lama Menjadi Wajib Pajak Jumlah Presentase 1-5 tahun % 6-10 tahun % tahun % >15 tahun % Total % Sumber: Data primer diolah menggunakan Ms. Excell, 2013
10 51 Berdasarkan Tabel di atas dapat diidentifikasikan bahwa komposisi responden berdasarkan lama waktunya menjadi wajib pajak dalam penelitian ini adalah, jumlah responden yang menjadi wajib pajak selama 1-5 tahun 92 orang (70.77%), responden yang menjadi wajib pajak selama 6-10 tahun 24 orang (18.46%), responden yang menjadi wajib pajak selama tahun 6 orang (4.62%), dan diatas >15 tahun berjumlah 8 orang (6.15%). Hal ini menunjukan bahwa mayortas wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas KPP Pratama Penjaringan telah menjadi wajib pajak selama 1-5 tahun. C. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 1. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, diketahui jumlah sampel (N) adalah 130 data responden. Gambaran variabelvariabel penelitian yaitu Kesadaran Wajib Pajak (X1), Pengetahuan dan pemahaman Wajib Pajak (X2), Sanksi Perpajakan (X3), Pelayanan Fiskus (X4), dan Kepatuhan Wajib Pajak (Y1) disajikan dalam tabel statistik deskriptif yangmenunjukkan angka kisaran teoritis dan sesungguhnya, rata-rata standar deviasiyang dapat dilihat dalam tabel 4.6. Pada tabel tersebut disajikan kisaran teoritisyang merupakan kisaran atas bobot jawaban yang secara teoritis didesain dalamkuesioner dan kisaran sesungguhnya yaitu nilai terendah sampai nilai tertinggiatas bobot jawaban responden yang sesungguhnya.
11 52 Tabel 4.6 Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation X X X X Y Valid N (listwise) 130 Sumber: Data primer diolah menggunakan SPSS 20, 2013 Variabel pertama yaitu Kesadaran Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki nilai minimum sebesar 15 nilai maksimum 25, nilai rata-rata 21,75 dan standar deviasi 2,224. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa Kesadaran Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Peribadi KPP Pratama Jakarta Penjaringan, Jakarta Utara yang dijadikan sampel sangat tinggi. Hal ini karena nilai rata-rata Kesadaran Membayar Pajak Wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas sebesar 21,75 lebih mendekati nilai maksimum yaitu sebesar 25. Standar deviasi sebesar 2,224 di bawah nilai rata-rata berarti masing-masing sampel penelitian memiliki tingkat Kesadaran Membayar Pajak yang hampir sama. Variabel kedua yaitu Pengetahuan dan pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan memiliki nilai minimum sebesar 12 nilai maksimum 25, nilai rata-rata 21,03 dan standar deviasi 2,339. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa Pengetahuan dan Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan di KPP Pratama Jakarta Penjaringan, Jakarta Utara yang dijadikan sampel sangat tinggi.hal ini karena nilai rata-rata Pengetahuan dan Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan sebesar 21,03 lebih mendekati nilai maksimum yaitu sebesar 25. Standar deviasi sebesar 2,339 di bawah nilai rata-rata berarti masing-masing sampel penelitian
12 53 memiliki tingkat Pengetahuandan Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan yang hampir sama. Variabel yang ketiga yaitu Sanksi Perpajakan, nilai minimumnya sebesar 10 nilai maksimum 25, nilai rata-rata 20,39 dan standar deviasi 2,763. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa Sanksi Perpajakan di KPP Pratama Jakarta Penjaringan, Jakarta Utara yang dijadikan sampel sangat tinggi.hal ini karena nilai rata-rata Sanksi Perpajakan sebesar 20,39 lebih mendekati nilai maksimum yaitu sebesar 25. Standar deviasi sebesar 2,763 di bawah nilai rata-rata berarti masing-masing sampel memiliki nilai yang hampir sama. Variabel yang keempat yaitu Pelayanan Fiskus, nilai minimumnya sebesar 9 nilai maksimum 25, nilai rata-rata 19,77 dan standar deviasi 3,365. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa Pelayanan Fiskus di KPP Pratama Jakarta Penjaringan, Jakarta Utara yang dijadikan sampel cukup baik.hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata Pelayanan Fiskus sebesar 19,77 lebih mendekati nilai maksimumnya yaitu sebesar 25. Standar deviasi sebesar 3,365 di bawah nilai ratarata berarti masing-masing sampel memiliki nilai yang hampir sama. Variabel yang keempat adalah Tingkat Kepatuhan Wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas memiliki nilai minimum sebesar 14 nilai maksimum 25, nilai rata-rata 21,43 dan standar deviasi 2,213. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa Tingkat Kepatuhan Wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas di KPP Pratama Jakarta Penjaringan, Jakarta Utara yang dijadikan sampel sangat tinggi. Hal ini karena nilai rata-rata Tingkat Kepatuhan Wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas yaitu
13 54 sebesar 21,43 lebih mendekati nilai maksimum yaitu sebesar 25. Standar deviasi sebesar 2,213 di bawah nilai rata-rata berarti masing-masing sampel penelitian memiliki Tingkat Kepatuhan Wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas yang hampir sama. D. Analisis Model Struktural 1. Confirmatory Factor Analysis (CFA) Konstruk Eksogen Nilai loading factor dari masing-masing indikator menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0.5, sehingga tidak ada indikator yang didrop dari model. Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa model dengan chi-square dengan probabilitas belum fit, tetapi chi-square sensitif terhadap jumlah sampel. Oleh sebab itu kita melihat kriteria yang lain, yaitu GFI, AGFI, TLI namun tidak ada yang memenuhi nilai fit, yaitu di atas Nilai RMSEA juga sudah fit namun hanya sedikit berada di atas
14 55 Gambar 4.3 CFA Konstruk Eksogen Sumber: Data primer diolah menggunakan AMOS 21, 2013 Berdasarkan hasil diatas maka dilakukan modifikasi konstruk dengan menghapus indikator yang memiliki nilai estimasi dibawah Pengujian setelah mengapus beberapa indikator dibawah batas estimasi 0.05 menghasilkan nilai goodness of fit yang masih belum fit, sebagai berikut:
15 56 Gambar 4.4 Modifikasi CFA Konstruk Eksogen Sumber: Data primer diolah menggunakan AMOS 21, 2013 Berdasarkan hasil diatas maka dilakukan kembali modifikasi struktur dengan mengkorelasikan eror10 dengan eror11, eror15 dengan eror18, eror16 dengan eror19, dan eror17 dengan eror18. Pengujian setelah mengkorelasikan menghasilkan nilai goodness of fit yang sangat baik, sebagai berikut:
16 57 Gambar 4.5 CFA Konstruk Eksogen fit Sumber: Data primer diolah menggunakan AMOS 21, 2013 Chi-square dengan nilai probabilitas terlihat sangat fit. Nilai GFI, AGFI, dan TLI terlihat sangat baik yaitu di atas batas kritis sebesar 0.90, dan nilai RMSEA juga baik 0,025 sesuai yang disyaratkan yaitu berada di bawah Nilai loading factor dari masing-masing indikatorpun menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0.5, sehingga tidak ada indikator yang didrop dari model, dan model sudah fit. 2. Confirmatory Factor Analysis (CFA) Konstruk Endogen Nilai loading factor dari masing-masing indikator menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0.5, sehingga tidak ada indikator yang didrop dari model. Hasil uji
17 58 chi-square menunjukkan bahwa model dengan chi-square dengan probabilitas sudah fit. Kriteria yang lain, yaitu GFI, AGFI, TLI telah memenuhi nilai fit, yaitu di atas Nilai RMSEA juga sudah fit berada di atas hasil penelitianpun menunjukkan tidak ada satupun indikator yang memiliki nilai estimasi dibawah 0.50, maka dapat disimpulkan bahwa model telah fit. Gambar 4.6 CFA Konstruk Endogen Sumber: Data primer diolah menggunakan AMOS 21, 2013 E. Estimasi Persamaan Causality Model Structure Setelah dilakukan konfirmatori faktor analisis untuk tiap variable, selanjutnya dilakukan estimasi Causality Model Stuctural dengan memasukan indikator yang telah diuji dengan konfirmatori. Estimasi model tersebut menghasilkan tampilan sebagai berikut:
18 59 Gambar 4.7 Hasil Analisis Causality Model Structure Sumber: Data primer diolah menggunakan AMOS 21, 2013 Model persamaan struktural ini ternyata belum memenuhi kriteria model fit yaitu ditujukan dengan chi-square yang masih sangat besar,dengan probability 0,007. Begitu juga dengan kriteria-kriteria lainnya seperti GFI yang bernilai 0,875, dan AGFI 0,828 masih berada dibawah syarat fit yang ditentukan yaitu 0,90 walaupun nilai RMSEA 0,050 sudah fit berada dibawah 0,08. Oleh karena itu dilakukan modifikasi kembali dengan mengapus indikator variabel endogen (Y) yang memiliki nilai estimasi mendekati 0.50 dan memasukan Modification Indices yang ditampilkan oleh hasil analisis AMOS maka didapatkan model seperti berikut:
19 60 Gambar 4.8 Hasil Analisis Causality Model Structure Sumber: Data primer diolah menggunakan AMOS 21, 2013 Setelah dilakukan modifikasi dengan menghapus dua indikator variabel endogen dan memasukan semua modifikasi, maka didapatkan model yang fit, dimana Chi-square dengan nilai probabilitas terlihat sangat fit. Nilai GFI terlihat sangat baik yaitu di atas batas kritis sebesar 0.90, walaupun nilai AGFI sebesar masih di bawah 0.9 namun dikatakan nilai ini marjinal dan memenuhi syarat fit. begitupun nilai TLI dan CFI telah memenuhi kriteria fit yaitu berada diatas Nilai RMSEA sebesar 0,033 juga telah sesuai kriteria yang disyaratkan yaitu berada di bawah maka dapat ditarik kesimpulan bahwa model penelitian sudah fit dan dapat digunakan dalam penelitian. Regression Weights: (Group number 1 - Default model) Estimate S.E. C.R. P Label Kepatuhan <--- Kesadaran par_19 Kepatuhan <--- Pengetahuan par_20 Kepatuhan <--- Sanksi par_21 Kepatuhan <--- Fiskus par_22
20 61 Rangkuman hasil pengujian hipotesis dalam dengan menggunakan model penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 4.7 Rangkuman Hasil Uji Hipotesis No. Hipotesis Critical Prob. Koefisien Hasil Hipotesis ratio 1 Pengaruh kesadaran Positif sebesar H1 ditolak terhadap kepatuhan 0.188,851, namun 2 Pengaruh pengetahuan dan pemahaman terhadap kepatuhan ,947 -,180 3 Sanksi kesadaran terhadap kepatuhan 0.822,441,551 4 Pengaruh pelayanan fiskus terhadap kepatuhan ,899 -,031 Sumber: Data primer diolah menggunakan AMOS 21, 2013 tidak signifikan Negatif sebesar namun tidak signifikan Positif sebesar namun tidak signifikan Negatif sebesar namun tidak signifikan H2 ditolak H3 ditolak H4 ditolak Dari rangkuman hasil regresi diatas, dengan menggunakan model ini, semua hipotesis dikatakan ditolak, karena tidak ada satupun variabel independen atau eksogen yang berpengaruh terhadap variabel dependen atau endogen. Hal ini dapat dilihat dari nilai C.R yang semuanya berada dibawah 2 dan P yang berada diatas tingkat signifikansi Berdasarkan analisis tersebut, maka dilakukan kembali evaluasi terhadap model, dengan merubah model penelitian. F. Reformulasi Causality Model Structure Untuk memecahkan persoalan dalam penelitian sebelumnya penulis mencoba melakukan modifikasi pada model semula. Modifikasi dilakukan dengan merubah jumlah variabel eksogen dan endogen yang semula variabel eksogen berjumlah 4 variabel, dan satu variabel endogen, dirubah menjadi hanya 3 variabel eksogen yaitu Pengetahuan dan Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan,
21 62 Sanksi Perpajakan, Pelayanan Fiskus. Sedangkan variabel kesadaran wajib pajak dirubah menjadi variabel endogen seperti variabel endogen sebelumnya yaitu Kepatuahn Wajib Pajak. 1. Confirmatory Factor Analysis (CFA) Eksogen Model 3 Konstruk Nilai loading factor dari masing-masing indikator menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0.5, sehingga tidak ada indikator yang didrop dari model. Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa model dengan chi-square dengan probabilitas belum fit, tetapi chi-square sensitif terhadap jumlah sampel. Oleh sebab itu kita melihat kriteria yang lain, yaitu GFI, AGFI, TLI namun tidak ada yang memenuhi nilai fit, yaitu di atas Nilai RMSEA juga belum fit karena berada di bawah Gambar 4.9 CFA Eksogen 3 Konstruk Sumber: Data primer diolah menggunakan AMOS 21, 2013
22 63 Berdasarkan hasil diatas maka dilakukan modifikasi konstruk dengan menghapus indikator yang memiliki nilai estimasi dibawah Pengujian setelah mengapus beberapa indikator dibawah batas estimasi 0.05 menghasilkan nilai goodness of fit yang masih belum fit, sebagai berikut: Gambar 4.10 Modifikasi CFA Eksogen 3 Konstruk Sumber: Data primer diolah menggunakan AMOS 21, 2013 Berdasarkan hasil diatas maka dilakukan kembali modifikasi struktur dengan mengkorelasikan beberapa indikator. Pengujian setelah mengkorelasikan menghasilkan nilai goodness of fit yang sangat baik, sebagai berikut:
23 64 Gambar 4.11 CFA Eksogen 3 Konstruk fit Sumber: Data primer diolah menggunakan AMOS 21, 2013 Chi-square dengan nilai probabilitas terlihat sangat fit. Nilai GFI, AGFI, dan TLI terlihat sangat baik yaitu di atas batas kritis sebesar 0.90, dan nilai RMSEA juga baik 0,000 sesuai yang disyaratkan yaitu berada di bawah Nilai loading factor dari masing-masing indikatorpun menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0.5, sehingga tidak ada indikator yang didrop dari model, dan model sudah fit. 2. Confirmatory Factor Analysis (CFA) Endogen Model 2 Konstruk Nilai loading factor dari masing-masing indikator menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0.5, sehingga tidak ada indikator yang didrop dari model. Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa model dengan chi-square dengan probabilitas belum fit, tetapi chi-square sensitif terhadap jumlah sampel. Oleh sebab itu kita melihat kriteria yang lain, yaitu GFI, AGFI, TLI namun hanya
24 65 GFI memenuhi nilai fit diatas 0.9 sedangkan AGFI masih marginal. Begitupun nilai TLI dan CFA masih berada dibawah kriteria Nilai RMSEA juga belum fit karena berada pada tingkat marjinal hanya sedikit di bawah Gambar 4.12 CFA Eksogen 2 Konstruk Sumber: Data primer diolah menggunakan AMOS 21, 2013 Berdasarkan hasil diatas maka dilakukan modifikasi konstruk dengan menghapus indikator yang memiliki nilai estimasi dibawah Pengujian setelah mengapus beberapa indikator dibawah batas estimasi 0.05 menghasilkan nilai goodness of fit yang masih belum fit, sebagai berikut:
25 66 Gambar 4.13 Modifikasi CFA Eksogen 2 Konstruk fit Sumber: Data primer diolah menggunakan AMOS 21, 2013 Setelah dilakukan modifikasi dengan menghapus dua indikator variabel endogen, maka didapatkan model yang fit, dimana Chi-square dengan nilai probabilitas terlihat sangat fit. Nilai GFI, AGFI, dan TLI terlihat sangat baik yaitu di atas batas kritis sebesar 0.90, dan nilai RMSEA juga baik 0,000 sesuai yang disyaratkan yaitu berada di bawah Nilai loading factor dari masing-masing indikatorpun menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0.5, sehingga tidak ada indikator yang didrop dari model, dan model sudah fit. 3. Reformulasi Causality Model Structure Setelah dilakukan konfirmatori faktor analisis untuk tiap variable, selanjutnya dilakukan estimasi Causality Model Stuctural dengan memasukan indikator yang telah diuji dengan konfirmatori. Estimasi model tersebut menghasilkan tampilan sebagai berikut:
26 67 Gambar 4.14 Hasil Analisis Reformulasi Causality Model Structure Sumber: Data primer diolah menggunakan AMOS 21, 2013 Model persamaan struktural ini ternyata belum memenuhi kriteria model fit yaitu ditujukan dengan chi-square yang masih sangat besar,dengan probability 0,006. Begitu juga dengan kriteria-kriteria lainnya seperti GFI yang bernilai 0,880, dan AGFI 0,826 masih berada dibawah syarat fit yang ditentukan yaitu 0,90 walaupun nilai RMSEA 0,051 sudah fit berada dibawah 0,08. Oleh karena itu dilakukan modifikasi kembali dengan mengapus indikator variabel endogen (Y) yang memiliki nilai estimasi mendekati 0.50 dan memasukan Modification Indices yang ditampilkan oleh hasil analisis AMOS maka didapatkan model seperti berikut:
27 68 Gambar 4.15 Hasil Modifikasi Reformulasi Causality Model Structure Sumber: Data primer diolah menggunakan AMOS 21, 2013 Setelah dilakukan modifikasi dengan menghapus satu indikator variabel eksogen dan memasukan semua modifikasi, maka didapatkan model yang fit, dimana Chi-square dengan nilai probabilitas terlihat sangat fit. Nilai GFI terlihat sangat baik yaitu di atas batas kritis sebesar 0.90, walaupun nilai AGFI sebesar masih di bawah 0.9 namun dikatakan nilai ini marjinal dan memenuhi syarat fit, begitupun nilai TLI dan CFI telah memenuhi kriteria fit yaitu berada diatas Nilai RMSEA sebesar 0,041 juga telah sesuai kriteria yang disyaratkan yaitu berada di bawah maka dapat ditarik kesimpulan bahwa model penelitian sudah fit dan dapat digunakan dalam penelitian. Dengan perubahan model penelitian, didapatkan model yang fit. Hal ini terlihat dari beberapa indeks kesesuaian model yang nilainya baik, hasil dari analisis data dengan menggunakan AMOS 21.0 adalah sebagai berikut:
28 69 Tabel 4.8 Evaluasi Kriteria Goodness of fit Indeces No Kriteria Hasil Model Fit Nilai Kritis Estimasi Model 1 Chi Square Sekecil mungkin Baik 2 Probability Baik 3 GFI Baik 4 AGFI Marjinal 5 TLI Baik 6 CFI Baik 7 RMSEA Baik Sumber: Data primer diolah menggunakan AMOS 21, 2013 Chi-square dengan nilai probabilitas terlihat sangat fit. Nilai GFI, terlihat sangat baik yaitu di atas batas kritis sebesar 0.90 walaupun nilai AGFI masih marginal, begitupun nilai TLI dan CFI telah memenuhi kriteria fit yaitu berada diatas Nilai RMSEA sebesar 0,041 juga telah sesuai kriteria yang disyaratkan yaitu berada di bawah maka dapat ditarik kesimpulan bahwa model penelitian sudah fit dan dapat digunakan dalam penelitian. G. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan terhadap data yang digunakan dalam analisis model awal secara keseluruhan, dengan menggunakan AMOS versi Hasil uji normalitas dapat dilihat yang menunjukkan nilai minimum, maksimum, skewness, kurtosis, critical ratio untuk masing-masing variabel dan total nilai multivariate. Nilai multivariate pada uji normalitas data sebesar 19,202. Nilai tersebut diatas ± 1,96 (critical ratio pada tingkat signifikansi 0,05) dan ± 2,58 (critical ratio pada tingkat signifikansi,05), sehingga dapat dikatakan bahwa data yang digunakan secara multivariate mempunyai sebaran yang tidak normal.
29 70 H. Bootsrapping Salah satu cara untuk mengatasi adanya data non-normal secara multivariate adalah menggunakan prosedur yang dikenal dengan bootsrap. Teknik bootsrap pertama kali dikembangkan oleh Elfron (1979 dan 1982) dan dikembangkan oleh Kotz dan Johnson (1922). Istilah bootsrap diambil dari to pull one self up by the bootsraps yang memiliki makna bahwa sampel original (asli) akan menghasilkan tambahan ganda berikutnya. Jadi bootsrap merupakan prosedur resampling (pen-sample-an kembali) dimana sampel asli atau original diperlakukan sebagai populasi (Gozali, 2005:149). Hasil prosedur bootsrap pada penelitian ini adalah sebgai berikut: The model fit better in 41 bootstrap samples. It fit about equally well in 0 bootstrap samples. It fit worse or failed to fit in 89 bootstrap samples. Testing the null hypothesis that the model is correct, Bollen-Stine bootstrap p =.687 Pada model original tanpa bootsrap nilai chi-square = dengan probabilitas Sedangkan hasil probabilitas Bollen Strine Bootsrap = yang menyatakan bahwa model tidak dapat ditolak dan hasil konsisten dengan hasil chi-square model original yang juga tidak dapat menolak hipotesis nol. Program AMOS juga memberikan output bootsrap distribution dengan prosedur Bollen Stine.
30 71 ML discrepancy (implied vs sample) (Default model) ** **** ****** ********* ******* ************ *********** N = ******* Mean = **** S. e. = ** ** * * * Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suryanto (2011) hasil bootstraping dapat dilihat bahwa estimasi parameter konsisten antara model original (tanpa bootstrapping) dengan model setelah bootstrapping. Dengan demikian berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model penelitian ini layak digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Selain itu, data yang tidak normal dijelaskan bahwa psycological data are often poorly characterized by the normal distribution (Curran et. al. 1996; Miccheri, 1989 dalam Tomarken dan Waller (2005). Secara teknik, dalam SEM, multivariate normality is a sufficient but not necessary condition for realizing the desirate of normal theory estimator (Bollen, 1989 dalam Tomarken dan Waller, 2005). Atas dasar penjelasan teoritis tersebut, maka dapat dilanjutkan pada analisis tahap berikutnya meskipun data tidak memenuhi asumsi normalitas.
31 72 I. Pengujian Validitas Convergent Validity adalah pengujian indikator-indikator suatu konstruk laten yang harus konvergen/share (berbagi) dengan proporsi varian yang tinggi. Penilaian convergent validity dilihat dari nilai factor loading. Berikut tabel 4.30 merupakan nilai factor loading masing-masing konstruk sebagai berikut: Tabel 4.9 Standardized Loading Factor dalam Full Model Estimate S.E. C.R. P Label Y1.4 <--- Kesadaran Y1.3 <--- Kesadaran *** par_1 X1.1 <--- Pengetahuan X1.2 <--- Pengetahuan *** par_2 X1.4 <--- Pengetahuan *** par_3 X1.5 <--- Pengetahuan *** par_4 X2.1 <--- Sanksi X2.2 <--- Sanksi *** par_5 X2.5 <--- Sanksi *** par_6 X3.1 <--- Fiskus X3.4 <--- Fiskus *** par_7 X3.5 <--- Fiskus *** par_8 X3.3 <--- Fiskus *** par_9 Y2.5 <--- Kepatuhan *** par_10 Y2.4 <--- Kepatuhan *** par_11 Y2.2 <--- Kepatuhan *** par_12 Y2.1 <--- Kepatuhan Y2.3 <--- Kepatuhan *** par_13 Sumber: Data primer diolah menggunakan AMOS 21, 2013 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa masing-masing konstruk dalam full model berpengaruh pada signifikansi 0,05.
32 73 J. Pengujian Reliabilitas Reliabilitas adalah ukuran konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah variabel bentukan yang menunjukkan derajad sampai dimana masingmasing indikator itu mengindikasikan sebuah variabel bentukan yang umum. Hasil perhitungan reliabilitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Keterangan: Construct Reliability = ( Std Loading ) ( Std Loading ) + εj 1. Standardized loading diperoleh langsung dari standardized loading untuk tiap-tiap indikator. 2. εj adalah measurement eror = 1 (standardized loading) 2 Hasil perhitungan: 1. Sum Standardized Loading Kesadaran : = Pengetahuan dan Pemahaman : = Sanksi Perpajakan : = Pelayanan Fiskus : = Kepatuhan : ,707 = Sum measurement Eror Kesadaran : = Pengetahuan dan Pemahaman : = Sanksi Perpajakan : = Pelayanan Fiskus : = Kepatuhan : = Hasil perhitungan construct reliability Kesadaran : Pengetahuan dan Pemahaman : 0.733
33 74 Sanksi Perpajakan : Pelayanan Fiskus : Kepatuhan : Reliabilitas untuk masing-masing konstruk ternyata tinggi, hampir semuanya diatas nilai cut off 0.7, hanya variabel kesadaran yang berada tipis dibawah nilai cut off yaitu sebesar Cara lain menghitung reliabilitas adalah dengan menggunakan variance extracted, dengan perhitungan sebagai berikut: Variance extracted = Std Loading Std Loading + εj Hasil perhitungan: 1. Sum of Squarred Standardized Loading Kesadaran : = Pengetahuan dan Pemahaman : = Sanksi Perpajakan : = Pelayanan Fiskus : = Kepatuhan : ,707 2 = Hasil perhitungan variance extracted: Kesadaran : Pengetahuan dan Pemahaman : Sanksi Perpajakan : Pelayanan Fiskus : Kepatuhan : Reliabilitas untuk masing-masing konstruk dengan menggunakan metode ini ternyata marginal, tiga variabel yaitu kesadaran fiskus dan kepatuhan berada diatas nilai cut off 0.5, hanya variabel kesadaran yangdan dua variabel yaitu
34 75 pemahaman dan pengetahuan, serta sanksi perpajakan berada dibawah nilai cut off yaitu sebesar dan K. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk melihat pengaruh antara variabel dependen terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis dengan menggunakan AMOS dapat dilihat dari nilai Critical ratio yang harus berada diatas 2 dan nilai probabilitas yang harus berada dibawah 0.05.Sedangkan besarnya korelasi dapat dilihat dari nilai estimasinya.hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 4.10 Rangkuman Hasil Uji Hipotesis Reformulasi Model No. Hipotesis Critical Prob. Koefisien Hasil Hipotesis ratio 1 Pengaruh pengetahuan Signifikan positf H1 diterima dan pemahaman terhadap kesadaran sebesar Pengaruh sanksi Negatif sebesar H2 ditolak terhadap kesadaran namun tidak signifikan 3 Pengaruh fiskus Positif sebesar H3 ditolak terhadap kesadaran namun tidak signifikan 4 Pengaruh kesadaran Negatif sebesar H4 ditolak terhadap kepatuhan namun tidak signifikan 5 Pengaruh pengetahuan Positif sebesar H5 ditolak dan pemahaman terhadap kepatuhan namun tidak signifikan 6 Pengaruh sanksi Signifikan positif H6diterima terhadap kepatuhan sebesar Pengaruh pelayanan Positif sebesar H7 ditolak fiskus terhadap kepatuhan namun tidak signifikan Sumber: Data primer diolah menggunakan AMOS 21, 2013 Model persamaan struktural berdasarkan hasil Output Standardized Regression Weight dapat ditulis sebagai berikut : Y1 = X X X3 + z1 Y2= Y X X X3 + z2
35 76 1. Pengaruh Pengetahuan dan Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan terhadap Tingkat Kesadaran Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas Pengujian hipotesis pertama (H1) menghasilkan nilai Critical ratio 2.582>2, dan nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05, hal ini menunjukkan bahwa tingkat pemahaman dan pengetahuan wajib pajak tentang peraturan perpajakan berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kesadaran membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Sedangkan nilai koefisien menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara pengetahuan dan pemahaman wajib pajak tentang peraturan perpajakan dengan tingkat kesadaran membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan dan pemahaman seorang wajib pajak tentang peraturan perpajakan maka akan meningkatkan kesadaran wajib pajak tersebut untuk membayar pajak. Begitu pula sebaliknya, jika semakin rendah tingkat pengetahuan dan pemahaman seorang wajib pajak tentang peraturan perpajakan maka akan menurunkan kesadaran wajib pajak tersebut untuk membayar pajak. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi tingkat pemahaman dan pengetahuan wajib pajak tentang peraturan perpajakan maka semakin tinggi pula kesadaran wajib pajak. Jadi untuk meningkatkan kesadaran wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, fiskus harus melakukan penyuluhan kepada wajib pajak tentang pentingnya
36 77 membayar pajak, agar pengetahuan dan pemahaman wajib pajak tentang peraturan perpajakan meningkat. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama yaitu Pengetahuan dan Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan berpengaruh positif terhadap Tingkat Kesadaran Membayar Pajak Wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas di Lingkungan KPP Pratama Jakarta Penjaringan, Jakarta Utara, diterima. 2. Pengaruh Sanksi Perpajakan terhadap Tingkat Kesadaran Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas Pengujian hipotesis kedua (H2) menghasilkan nilai Critical ratio 0.578<2, dan nilai probabilitas 0.564>0.05, hal ini menunjukkan bahwa Sanksi Perpajakan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Sedangkan nilai koefisien menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara Sanksi perpajakan dengan tingkat kesadaran wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Hal tersebut berarti bahwa Sanksi Perpajakan memiliki hubungan negatif namun tidak berpengaruh terhadap kesadaran Wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis kedua yaitu sanksi perpajakan berhubungan secara positif namun tidak berpengaruh terhadap tingkat kesadaran wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. di Lingkungan KPP Pratama Jakarta Penjaringan, Jakarta Utara, ditolak.
37 78 3. Pengaruh Pelayanan Fiskus terhadap Tingkat Kesadaran Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas Pengujian hipotesis ketiga (H3) menghasilkan nilai Critical ratio 0.355<2, dan nilai probabilitas 0.723>0.05, hal ini menunjukkan bahwa pelayanan fiskus tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Sedangkan nilai koefisien menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara pelayanan fiskus dengan tingkat kesadaran wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Hal tersebut berarti bahwa pelayanan fiskus memiliki hubungan positif namun tidak berpengaruh terhadap kesadaran Wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis ketiga, yaitu pelayanan fiskus berhubungan secara positif namun tidak berpengaruh terhadap tingkat kesadaran wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas di Lingkungan KPP Pratama Jakarta Penjaringan, Jakarta Utara, ditolak. 4. Pengaruh Kesadaran Membayar Pajak terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas Pengujian hipotesis keempat (H4) menghasilkan nilai Critical ratio >2, dan nilai probabilitas 0.727<0.05, hal ini menunjukkan bahwa kesadaran membayar pajak tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Sedangkan nilai koefisien menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara
38 79 kesadaran membayar pajak dengan tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Muliari dan Setiawan (2009:19) bahwa kesadaran wajib pajak secara parsial berpengaruh positif dan signifikan pada kepatuhan pelaporan wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas.penelitian ini juga bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Arum (2012:6) yang menyatakan bahwa kesadaran wajib pajak memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Jadi untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak, fiskus harus melakukan penyuluhan kepada wajib pajak tentang pentingnya membayar pajak, agar kesadaran wajib pajak meningkat. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat yaitu Kesadaran Membayar Pajak berpengaruh positif terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas di Lingkungan KPP Pratama Penjaringan Jakarta Utara, ditolak. 5. Pengaruh Pengetahuan dan Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan terhadap Tingkat Kesadaran Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas Pengujian hipotesis kelima (H5) menghasilkan nilai Critical ratio 1.515>2, dan nilai probabilitas 0.130<0.05, hal ini menunjukkan bahwa tingkat pemahaman dan pengetahuan wajib pajak tentang peraturan perpajakan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kesadaran membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Sedangkan nilai koefisien
39 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara pengetahuan dan pemahaman wajib pajak tentang peraturan perpajakan dengan tingkat kesadaran membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Walaupun tidak berpengaruh namun pengetahuan dan pemahaman menjadi hal yang penting untuk ditumbuhkan agar tingkat kepatuahnan wajib pajak dapat terus meningkat. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis kelima yaitu Pengetahuan dan Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan berpengaruh positif terhadap Tingkat Kesadaran Membayar Pajak Wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas di Lingkungan KPP Pratama Jakarta Penjaringan, Jakarta Utara, ditolak. 6. Pengaruh Sanksi Perpajakan terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas Pengujian hipotesis keenam (H6) menghasilkan nilai Critical ratio 2,237>2, dan nilai probabilitas 0.025<0.05, hal ini menunjukkan bahwa sanksi perpajakan berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Sedangkan nilai koefisien menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara sanksi perpajakan dengan tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat pemahaman seorang wajib pajak tentang sanksi perpajakan maka akan meningkatkan tingkat kepatuhan wajib pajak tersebut. Begitu pula sebaliknya, jika semakin rendah
40 81 tingkat pemahaman seorang wajib pajak tentang sanksi perpajakan maka akan menurunkan tingkat kepatuhan wajib pajak tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Arum (2009:6) yang menyatakan bahwa sanksi pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat pemahaman wajib pajak tentang sanksi pajak maka tingkat kepatuhan pajak akan semakin tinggi. Berdasarkan penjelasan diatas, maka untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak, fiskus harus menjelaskan tentang sanksi perpajakan dan membuat peraturan yang tegas tentang sanksi perpajkan tersebut. Maka hipotesis keenam, yaitusanksi Perpajakan berpengaruh positif terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas di Lingkungan KPP Pratama Jakarta Penjaringan, Jakarta Utara, diterima. 7. Pengaruh Pelayanan Fiskus terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas Pengujian hipotesis ketujuh (H7) menghasilkan nilai Critical ratio <2, dan nilai probabilitas 0.625>0.05, hal ini menunjukkan bahwa Pelayanan Fiskus tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Sedangkan nilai koefisien menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara pelayanan Fiskus dengan tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Hal tersebut berarti bahwa Pelayanan Fiskus memiliki hubungan positif namun tidak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib pajak orang pribadi yang
41 82 melakukan pekerjaan bebas. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratama (2012) yang menyatakan bahwa pelayanan kantor pelayanan pajak (variabel independen) tidak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas (variabel dependen). Berdasarkan penjelasan diatas, maka pelayanan fiskus tidak berhubungan secara positif namun tidak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Namun fiskus harus lebih meningkatkan pelayanannya, hal ini dapat dilakukan dengan lebih meningkatkan kualitas pelayanan dan menyediakan kotak saran bagi wajib pajak untuk menyampaikan kritik dan sarannya. Fiskus juga dapat melakukan sosialisasi dengan cara memberikan penyuluhan ataupun pelatihan tentang tata cara pengisian SPT atau pembayaran pajak, hal ini dapat dilakukan untuk menimbulkan motivasi bagi wajib pajak untuk melaksanakan kewajibannya selaku wajib pajak. Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketujuh, yaitu Pelayanan Fiskus berpengaruh positif terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas di Lingkungan KPP Pratama Jakarta Penjaringan, Jakarta Utara, ditolak.
BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Penjaringan
BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Penjaringan Setelah mengalami proses dan dengan berjalannya waktu perbaikan tata kelolaorganisasi maka sejak
Lebih terperinciBAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG
BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG Bab ini akan memaparkan analisis terhadap faktor-faktor yang menentukan keputusan hutang pada pemilik usaha tenun dengan menggunakan Theory Planned
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Data diambil menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada konsumen Indomaret Point Pandanaran di kota Semarang. Populasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. contact person kepada WP yang telah diwajibkan menggunakan e-filing
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Analisis Karakteristik Responden Data penelitian yang digunakan adalah primer yang diperoleh dengan mengajukan beberapa pertanyaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Responden Pada bab IV ini akan menampilkan hasil penelitian yang berupa gambaran umum objek penelitian dan data deskriptif serta menyajikan hasil komputasi
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Umum KPP Pratama Medan Polonia. 443/KMK 01/2001, maka pada awal tahun 2002 berdirilah Kantor Pelayanan
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Umum KPP Pratama Medan Polonia Sesuai dengan keputusan Menteri Keungan Republik Indonesia No. 443/KMK 01/2001, maka pada awal tahun 2002 berdirilah Kantor Pelayanan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Demografi Responden Dalam Bab ini penulis akan membahas mengenai hasil penelitian dan analisisnya yang telah dilakukan. Data penelitian ini diolah dengan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat Pada tahun 1976, Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor
Lebih terperinciBAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan
BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI 5.1 Deskripsi Umum Sampel Penelitian Setelah dilakukan penyebaran kuesioner kepada responden maka hasil kuesioner yang layak dan secara penuh mengisi kuesioner berjumlah 134
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/ Subyek Penelitian 1. Sejarah Smartphone Xiaomi Salah satu perusahaan yang memproduksi smartphone adalah Xiaomi. Xiaomi sendiri mulai menjual
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Penelitian yang bertujuan untuk meneliti adanya pengaruh persepsi biaya, persepsi kenyamanan, dan persepsi resiko terhadap minat beli situs tokobagus.com. Karena itulah
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman merupakan salah satu instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang terletak di Jalan Ring Road
Lebih terperinciBab 4. Hasil Penelitian dan Analisis Data
Bab 4 Hasil Penelitian dan Analisis Data 4.1. Profil Objek Penelitian dan Data Diskriptif SMP Negeri 3 Banyubiru merupakan unit sekolah baru (USB) yang didirikan pada tahun 2007. Sekolah ini mulai beroperasi
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan dilakukan pengujian dan analisis model berdasarkan data kuesioner yang terkumpul untuk menjawab pertanyaan penelitian dan hipotesis yang telah diajukan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Responden Demi memberikan deskripsi mengenai responden yang menjadi obyek penelitian, penulis membuat karakteristik responden dimana dalam penelitian
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN
BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Kosambi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kosambi dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 132/PMK.01/2006
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK DAN METODE PENGUMPULAN DATA
BAB 3 OBJEK DAN METODE PENGUMPULAN DATA 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Kosambi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kosambi dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 132/PMK.01/2006
Lebih terperinciBAB III OBYEK PENELITIAN. III.1.1. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kalideres
BAB III OBYEK PENELITIAN III.1. Latar Belakang Obyek Penelitian III.1.1. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kalideres Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kalideres adalah instansi vertikal Direktorat
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN
BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Tebet adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak ( DJP) yang berada
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat penerimaan SUOT-
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat penerimaan SUOT- RD sebagai salah satu media evaluasi pembelajaran. Melalui penelitian ini
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat Pada tahun 1976, Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor Inspeksi Pajak. Pada saat itu masih
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Pasar Rebo Menurut pengumuman Nomor PENG-03/PJ.09/2007 tentang pengumuman, menjelaskan pembentukan Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Kantor Sekretariat Pemerintah Provinsi Bali
BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kantor Sekretariat Pemerintah Provinsi Bali Kantor Sekretariat Pemerintah Daerah Provinsi Bali terletak di jalan Niti Mandala Renon Denpasar dengan perangkat Daerah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. langsung kepada responden yang mengisi kuesioner pada aplikasi google form di
30 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengumpulan Data Pada penelitian ini, yang menjadi objek penelitiannya adalah mahasiswa program studi akuntansi Universitas Islam Indonesia. Kuesioner
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini bertujuan untuk mengungkap hasil analisis data penelitian dan pembahasannya. Pembahasan diawali dengan dimulai hasil statistik deskriptif yang bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM OBYEK/SUBYEK PENELITIAN 1. Obyek dan Subyek Penelitian Objek dalam penelitian ini yaitu Centro yang ada di Mall Ambarrukmo Plaza Jl. Laksda Adisucipto
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Obyek Penelitian. Universitas Trisakti angkatan sebagai respondennya. Dari penyebaran kuesioner
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Obyek Penelitian 1. Gambaran Umum Responden Objek penelitian yang ditetapkan adalah mahasiswa Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti angkatan 2006-2010
Lebih terperinciBAB III OBJEK PENELITIAN. Januari 2002 di Jalan Letjen S. Parman Nomor 102, Jakarta Barat berdasarkan
BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan III.1.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Grogol Petamburan didirikan pada tanggal 1 Januari 2002 di Jalan Letjen S. Parman
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN
BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. ObjekPenelitian Objek Penelitian dalam penulisan ini adalah sebuah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di Tebet yang melayani wajib pajak dalam pelaporan dan pelunasan yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purwokerto.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN C. Deskripsi Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden yang telah ditentukan yaitu responden Wajib Pajak Orang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Responden dari penelitian ini berasal dari 1 Kota 4 Kabupaten yang ada di Provinsi D.I.Yogyakarta, meliputi Bantul, Gunung
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil analisa data Pengaruh Customer Experience dan Perceived Quality terhadap Brand Trust Guna Meningkatkan Customer Loyalty dengan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Grogol Petamburan Jakarta Barat merupakan salah satu kecamatan di wilayah Jakarta Barat, wilayah ini tidak hanya digunakan sebagai kawasan tempat tinggal namun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dikategorikan sebagai explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif a. Analisis Deskriptif Statistik Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Responden Berdasarkan jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu sebanyak 135 responden, dengan kriteria jenis kelamin, usia, pendidikan, lama
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN BELAWAN
BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN BELAWAN A. Sejarah Singkat KPP Pratama Medan Belawan Sebagai gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan semula bernama Kantor Pelayanan Pajak Medan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak. kerelaan nilai dalam membayar pajak sebagai berikut :
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Hasil Jawaban Responden 4.1.1 Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Variabel kepatuhan wajib pajak memiliki tiga buah indikator yang dijelaskan terdiri
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisis Konfirmatori Analisis faktor konfirmatori dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. teknik sampling, definisi operasional variabel dan teknik analisis yang digunakan. A. Desain Penelitian
digilib.uns.ac.id 23 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian berisi tentang desain penelitian, populasi, sampel dan teknik sampling, definisi operasional variabel dan teknik analisis yang digunakan.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. PROFIL KOPERASI CU PUNDHI ARTA
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. PROFIL KOPERASI CU PUNDHI ARTA Koperasi CU Pundhi Arta merupakan koperasi simpan pinjam yang berbadan hukum Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta dengan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Karakterisitik Responden. dapat di jelaskan pada tabel sebagai berikut;
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Karakterisitik Responden Berdasarkan hasil perhitungan responden dalam penelitian ini, di klasifikasikan menjadi tiga karakteristik dengan frekuensi keseluruhan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Jenderal Pajak Nomor KEP-112/PJ/2007 tanggal 9 Agustus 2007 tentang Penerapan
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Sukabumi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukabumi terbentuk berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-112/PJ/2007 tanggal 9
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam
BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam Pada tahun 1987 Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor Inspeksi Pajak.
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM. A. Sejarah singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam
BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM A. Sejarah singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam Pada tahun 1987 Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor Inspeksi Pajak.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data. Tujuan penelitian dapat dicapai dengan pengumpulan data dari masing-masing
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Tujuan penelitian dapat dicapai dengan pengumpulan data dari masing-masing variabel penelitian. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri
Lebih terperinciWith AMOS Application
ASUMSI DAN PERSYARATAN PADA STRUCTURAL EQUATION MODELLING (SEM) With AMOS Application Eko Budi Setiawan, S.Kom., M.T. Asumsi dan persyaratan penting saat menggunakan SEM 1. Sample Size 2. Normalitas Data
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Indosat, Telkomsel,XL,yang bergerak di bidang service dan product.service nya
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan PT.Nexwave adalah perusahaan yang bergerak dibidang telekomunikasi mobile jaringan yg mempunyai customer: Huawei, Nokia, Ericsson, H31, Indosat,
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat
BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT 2.1. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat Pada tahun 1976, Kantor Pelayanan Pajak Pratama masih disebut Kantor Inspeksi
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA
BAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA A. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Sawah Besar Dua Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Sawah Besar Dua dibentuk
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan 1. Sejarah Singkat KPP Pratama Medan Belawan Sebagai gambaran umum
Lebih terperinciData Deskriptif Keterangan Jumlah %
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Gambaran Umum Responden Gambaran umum responden dapat dilihat melalui profil responden. Profil responden pada penelitian ini meliputi kepemilikan NPWP, jenis kelamin, usia,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian 1. Gambaran Objek Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah produk Eiger. PT. Eigerindo Multi Produk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis pendekatan dan penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengambil sampel secara langsung dari populasi,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. digunakan untuk menggambarkan kondisi jawaban responden untuk masing-masing
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada Bab IV ini disajikan gambaran data penelitian yang diperoleh dari hasil jawaban responden, proses pengolahan data dan analisis hasil pengolahan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A.Sejarah Umum Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan
16 BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI A.Sejarah Umum Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan Sejarah umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Sebelum diterapkannya sistem administrasi perpajakan modern, Kantor
29 BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Sejarah Singkat KPP Madya Tangerang Sebelum diterapkannya sistem administrasi perpajakan modern, Kantor Pelayanan Pajak Madya Tangerang, dimana struktur organisasinya
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
PENDEKATAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELLING (SEM) UNTUK ANALISA PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN DI INDUSTRI MANUFAKTUR (STUDI KASUS PT. FERRO SIDOARJO) Sonny Faizal 1) dan Indung Sudarso
Lebih terperinciBAB III PROFIL PERUSAHAAN. 3.1 Gambaran umum KPP Pratama Bandung Cibeunying. Sejarah pajak mula mula berasal dari Negara perancis pada jaman
BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Gambaran umum KPP Pratama Bandung Cibeunying Sejarah pajak mula mula berasal dari Negara perancis pada jaman pemerintahan Napoleon Bonaparte, yang pada jamannya beliau terkenal
Lebih terperinciLIMA Dinamika Fakta Empirik
LIMA Dinamika Fakta Empirik Data yang diperoleh dirasakan melalui uji indikator variabel, yang dinilai berdasarkan nilai reratanya, serta uji model yang dikembangkan dalam penelitian ini. Uji indikator
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan
14 BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan Sebagai gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Setelah melalui beberapa tahap kegiatan penelitian, dalam bab IV ini diuraikan analisis hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Analisis
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Studi Literatur Dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini harus sesuai dengan Metode penelitian, langkah awal yaitu melakukan studi literatur dan jurnal yang
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 1.1. Desain Penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan penelitian menggunakan metode Kausalitas, digunakan untuk meneliti pada pupolasi atau sampel tertentu, pengumpulan
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN
BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Jakarta Duren Sawit Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Duren Sawit yang dibentuk sebagai bagian dari
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Pekanbaru terletak antara 101º 14ʼ - 101º 34ʼ Bujur Timur dan 0º 25ʼ -
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1.1 Kota Pekanbaru Kota Pekanbaru terletak antara 101º 14ʼ - 101º 34ʼ Bujur Timur dan 0º 25ʼ - 0º 45ʼ Lintang Utara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Direktorat Jendral Pajak (DJP) merupakan Direktorat Jendral di bawah Kementerian Keuangan Indonesia yang mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
53 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Responden Pada penelitian ini, peneliti menyebar 150 buah kuesioner dan jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 100 kuesioner. Kuesioner yang tidak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi
23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi adalah kelompok subyek yang hendak digeneralisasikan oleh hasil penelitian (Sugiyono, 2014). Sedangkan Arikunto (2010) menjelaskan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA PEKANBARU TAMPAN
BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA PEKANBARU TAMPAN 1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Pekanbaru Tampan KPP Pratama Pekanbaru Tampan, didirikan pada tahun 2002 berlokasi di Jalan Arengka
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kebayoran, Jakarta Selatan selama penelitian. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang dipilih sebagai tempat penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Industri ini mengacu pada kegiatan operasional percetakan dan obyek penelitian ini ialah untuk mengetahui besarnya pengaruh Kepercayaan Pelanggan dan Kualitas
Lebih terperinciPengaruh Budaya Perusahaan, Kedisiplinan dan Kepuasan Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan dengan Metode Structural Equation Modeling
Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.2, Juni 2013, pp.88-95 ISSN 2302-495X Pengaruh Budaya Perusahaan, Kedisiplinan dan Kepuasan Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan dengan Metode Structural Equation Modeling
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN PETISAH. semula bernama Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara. Kantor Pelayanan Pajak
BAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN PETISAH A. Sejarah Singkat KPP Pratama Medan Petisah Sebagai gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah semula bernama Kantor
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek penelitian. Obyek dalam penelitian ini adalah tempat hiburan karaoke Princess Syahrini F-KTV di Yogyakarta.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat KPP Wajib Pajak Besar Dua. Sejarah ini dimulai ketika pada tahun 2002,Boediono yang menjabat sebagai
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum KPP Wajib Pajak Besar Dua 1. Sejarah Singkat KPP Wajib Pajak Besar Dua Sejarah ini dimulai ketika pada tahun 2002,Boediono yang menjabat sebagai Menteri Keuangan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
103 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Survei Dari 25 kantor LPND sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 11 Tahun 2005, No. 81 Tahun 2006, No. 08 Tahun 2008, dan No. 09 Tahun 2008,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dilakukan pengujian dan analisis model berdasarkan data kuesioner yang terkumpul untuk menjawab pertanyaan peneltian dan hipotesis yang telah diajukan
Lebih terperinciDr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.
Structural Equation Modeling (SEM) adalah alat analisis statistik yang dipergunakan untuk menyelesaikan model bertingkat secara serempak yang tidak dapat diselesaikan oleh persamaan regresi linear. SEM
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. D.I.Yogyakarta. Sedangkan subjek penelitian adalah Wajib Pajak orang
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Kantor Pelayanan Pajak di Provinsi D.I.Yogyakarta. Sedangkan subjek penelitian adalah Wajib Pajak orang pribadi, dimana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau penelitian terapan yang mana didalamnya terdapat solusi atas suatu permasalahan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang merupakan salah satu angkutan umum
51 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Objek Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang merupakan salah satu angkutan umum massal yang dikelola Pemerintah melalui
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh guru PAUD di Salatiga, dengan menggunakan sampel guru PAUD di Salatiga yang diambil dari 3 kecamatan
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Satistik deskriptif masing masing variabel penelitian ini ditampilkan untuk mempermudah dalam mengetahui tanggapan umum responden terhadap
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa responden yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa pada Universitas
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA. semula bernama Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara. Kantor Pelayanan Pajak
BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA A. Sejarah Singkat KPP Pratama Medan Belawan Sebagai gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan semula bernama Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara. Kantor
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pratama Bangka Selindung, Pangkal Pinang. Pengumpulan data dilaksanakan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM Penelitian ini dilakukan terhadap fiskus yang terdaftar pada KPP Pratama Bangka Selindung, Pangkal Pinang. Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran
Lebih terperinciBAB II PROFIL KPP PRATAMA LUBUK PAKAM. Direktorat Jenderal Pajak perlu diubah, baik dilevel kantor pusat sebagai pembuat
BAB II PROFIL KPP PRATAMA LUBUK PAKAM A. Sejarah Instansi Untuk mengimplementasikan konsep administrasi perpajakan modern yang beriorentasi pada pelayanan dan pengawasan, maka stuktur organisasi Direktorat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Secara keseluruhan, bab ini berisi tentang desain penelitian, ruang lingkup penelitian,
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya. Sehingga informasi yang dihasilkan dapat dipercaya
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Profil Responden 4.1.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penerapan Self Assessment System dan Kualitas Pelayanan Pajak terhadap
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian mengenai pengaruh Penerapan Self Assessment System dan Kualitas Pelayanan Pajak terhadap Kepatuhan
Lebih terperinci95 1. Identitas Responden Jenis Kelamin : Usia : Pendidikan Terakhir :. Petunjuk Pengisian Kuesioner a. Bacalah dengan cermat setiap butir pernyataan
94 Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KEPEMIMPINAN INTRAPERSONALTERHADAP ORGANIZATIONAL COMMITMENT MELALUI CALLING DAN MEMBERSHIP (Studi pada SMA Negeri 1 Sumbawa besar, SMA Negeri 1 Lape, SMA Negeri
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. perpaduan dari beberapa unit organisasi yaitu : pemeriksaan kas bendaharawan pemerintah.
BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Organisasi Direktorat Jenderal Pajak pada mulanya merupakan perpaduan dari beberapa unit organisasi yaitu : Jawatan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
58 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif a. Analisis Deskriptif Statistik Deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian Fungsi analisis deskriptif adalah untuk memberikan gambaran umum tentang data yang telah diperoleh. Gambaran umum ini bisa menjadi acuan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
33 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Responden Pada penelitian ini jumlah sampel yang digunakan adalah pemilik usaha laundry di Surabaya, sebanyak 120 responden. Dengan Menggunaan metode
Lebih terperinciBAB III. III.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Matraman KPP ini merupakan pecahan dari KPP Jakarta Timur I yang telah
BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN III.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Matraman Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Matraman merupakan Kantor Pajak Type A yang berdiri pada bulan
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel
3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi Penelitian dilaksanakan pada 12 Februari 2016 hingga13 April 2016 di Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Pemilihan lokasi dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tiga Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang terdiri dari dua di wilayah Jakarta Barat dan satu di wilayah Tangerang.
Lebih terperinci