BOKS 1 PENELITIAN PERSISTENSI INFLASI SULAWESI TENGGARA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BOKS 1 PENELITIAN PERSISTENSI INFLASI SULAWESI TENGGARA"

Transkripsi

1 1 PENELITIAN PERSISTENSI INFLASI SULAWESI TENGGARA 1. Overview Inflasi Inflasi adalah kecenderungan naiknya harga-harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus (Korteweg, 1973; Auckley, 1978, Boediono, 2001). Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut sebagai inflasi kecuali bila kenaikan harga itu meluas kepada barang-barang yang lain. Inflasi yang terus menerus sering disebut sebagai inflasi yang persisten. Marques (2005) mendefinisikan persistensi inflasi sebagai kecepatan tingkat inflasi untuk kembali ketingkat ekuilibriumnya setelah timbulnya suatu shock. Derajat persistensi yang tinggi menunjukkan lambatnya tingkat inflasi ke tingkat alamiahnya. Sebaliknya derajat persistensi yang rendah menunjukkan cepatnya tingkat inflasi untuk kembali ke tingkat alamiahnya. Shock dimaksud antara lain dapat berupa kebijakan pemerintah, gangguan distribusi, bencana alam dan perubahan cuaca. Inflasi Sulawesi Tenggara yang direpresentasikan oleh inflasi Kota Kendari pada 10 tahun terakhir (pasca krisis) tercatat rata-rata sebesar 9,42%, dengan tingkat inflasi terendah sebesar - 3,70% dan tertinggi sebesar 25,37% (y.o.y). Tingkat inflasi terendah di Kota Kendari selama periode pengamatan terjadi pada awal tahun 2000 (Januari) yang didorong oleh penurunan harga-harga setelah mengalami inflasi yang sangat tinggi pada tahun 1998 hingga semester pertama tahun 1999, yang merupakan dampak dari krisis moneter dan politik yang terjadi di Indonesia. Sementara inflasi tertinggi terjadi pada triwulan IV-2005 (Oktober) yang merupakan dampak dari kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga bahan bakar minyak yang mendorong kenaikan harga komoditas lainnya Inflasi Kendari Inflasi Nasional Jan 00 Sep 00 May 01 Jan 02 Sep 02 May 03 Jan 04 Sep 04 May 05 Jan 06 Sep 06 May 07 Jan 08 Sep 08 May 09 Jan 10 Grafik 1 Inflasi IHK Kota Kendari dan Nasional (% yoy), sumber: BPS

2 Dari grafik 1 di atas terlihat bahwa pergerakan inflasi Kota Kendari searah dengan pergerakan inflasi nasional, namun rata-rata pergerakannya lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat inflasi nasional. Dari grafik 1 juga dapat dilihat bahwa adanya dugaan inflasi di Kota Kendari memiliki derajat persistensi yang cukup tinggi. Kondisi tersebut disebabkan oleh masih tingginya tingkat ketergantungan Sulawesi Tenggara terhadap ketersediaan pasokan komoditi dari daerah lainnya. Namun perlu penelaahan lebih lanjut untuk membuktikan dugaan tingginya derajat persistensi inflasi Kota Kendari. Dalam penelitian ini, persistensi inflasi daerah yang akan diukur adalah inflasi Kota Kendari yang merupakan representasi inflasi Sulawesi Tenggara, yang meliputi inflasi umum, disagregasi inflasi (core inflation, administered price dan volatile inflation), inflasi pra-itf dan pasca-itf serta inflasi komoditas yang memiliki total sumbangan ±50% terhadap inflasi. Adapun metode yang akan dipergunakan adalah model Autoregresive (AR). Selain itu untuk mendapatkan perbandingan hasil estimasi akan dipergunakan juga model Bootstrap dan Rolling Regression. 2. Hasil Estimasi Persistensi Inflasi Hasil estimasi terhadap inflasi umum dengan menggunakan model AR menunjukkan bahwa inflasi umum Kota Kendari memiliki derajat persistensi yang cukup tinggi yakni sebesar 0,82. Hasil tersebut juga terkonfirmasi dengan hasil estimasi menggunakan metode bootstrap (BS) dan rolling regression yaitu masing-masing sebesar 0,81 dan 0,86. Inflasi Kota Kendari berdasarkan kelompoknya menunjukkan derajat persistensi yang cukup tinggi selama periode pengamatan yaitu rata-rata sebesar 0,87 (grafik 2). Kelompok komoditas yang memiliki derajat persistensi paling tinggi adalah kelompok kesehatan yakni sebesar 0,93. Sementara kelompok yang memiliki derajat persistensi paling rendah adalah kelompok bahan makanan yaitu sebesar 0,74. bahan makanan pendidikan makanan jadi sandang perumahan transpor kesehatan Grafik 2. Persistensi Inflasi Kelompok Komoditas. 35

3 Hasil estimasi derajat persistensi komoditas terpilih di Kota Kendari menunjukkan nilai yang cukup tinggi dengan rata-rata sebesar 0,85. Dari 20 komoditas terpilih, terdapat 15 komoditas yang memiliki derajat persistensi di atas 0,80. Derajat persistensi inflasi paling tinggi dimiliki oleh komoditas rokok kretek filter yaitu sebesar 0,92. Komoditas yang memiliki derajat persistensi diatas 0,80 sebagian besar merupakan komoditas yang termasuk dalam kelompok perumahan dan makanan jadi yang juga memiliki derajat persistensi yang cukup tinggi masingmasing sebesar 0,90 dan 0,88. Berdasarkan disagregasi inflasi, komoditas-komoditas tersebut termasuk dalam kelompok disagregasi administered price dan core inflation yang juga memiliki derajat persistensi yang cukup tinggi yaitu 0,92 dan 0,82. kembung gula bawal pisang cakalang angkutan kontrak listrik tukang emas nasi beras rokok mitan semen seng akademi bensin layang kretek filter Grafik 3. Persistensi Inflasi Komoditas Terpilih 3. Sumber Persistensi Inflasi Sebagaimana umumnya yang terjadi di daerah lain di Indonesia, inflasi yang terjadi di Kota Kendari bukan hanya disebabkan oleh faktor fundamental seperti tingginya permintaan agregat (agregat demand), namun lebih banyak didorong oleh adanya permasalahan struktural perekonomian seperti buruknya kondisi infrastruktur jalan dan pelabuhan, perubahan cuaca, faktor musiman (hari raya keagamaan), pola pembentukan harga baik pada level distributor 36

4 maupun pedagang, ekspektasi inflasi (inflation ecpectation) dan adanya ketergantungan dengan daerah lain dalam memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat yang kesemuanya sifatnya dapat dikatakan persisten. Kondisi infrastruktur jalan saat ini dalam kondisi yang kurang baik, dimana 78,30% kondisi jalan provinsi masuk dalam kategori rusak berat dan ringan. Dengan panjang jalan yang mengalami kerusakan tersebut memberikan gangguan terhadap kelancaran distribusi khususnya dari sisi biaya. Selain adanya perpanjangan waktu pengiriman akibat kerusakan jalan yang paling minim berimplikasi pada biaya bahan bakar yang bertambah. Selain itu, kondisi jalan yang rusak telah mendorong masyarakat daerah sekitar untuk melakukan pungutan-pungutan perbaikan jalan yang juga menambah biaya pengiriman. Sementara itu infrastruktur pelabuhan masih terkendala pada terbatasnya fasilitas pelabuhan baik dari sisi luas maupun infrastruktur pendukungnya, yang mengakibatkan sering terhambatnya aktivitas bongkar muat yang pada gilirannya juga menimbulkan biaya tinggi. Faktor musiman disisi kondisi alam, wilayah provinsi Sulawesi Tenggara merupakan daerah kepulauan, sehingga aktivitas transportasi banyak dilakukan melalui sarana transportasi laut. Dengan demikian kelancaran aktivitas distribusi barang sangat tergantung pada kondisi cuaca. Faktor musiman seperti hari raya keagamaan, juga menjadi pendorong meningkatnya harga-harga terutama pada saat puasa dan menjelang hari raya lebaran karena meningkatnya permintaan barang konsumsi oleh masyarakat. Hal ini terjadi karena sebagian besar penduduk Sulawesi Tenggara beragama Islam. Sementara itu ketergantungan pasokan dari daerah lain terkonfirmasi berdasarkan penelitian Identifikasi Asal Barang Yang Memberikan Sumbangan Terhadap Inflasi Kota Kendari serta depth interview yang dilakukan oleh Bank Indonesia Kendari kepada pelaku usaha, memperlihatkan bahwa 80% komoditas yang dikonsumsi masyarakat Kota Kendari berasal dari luar wilayah Kota Kendari. Hal ini menunjukkan bahwa belum terdapat sentra produksi komoditas di Kota Kendari yang dapat mencukupi pasokan kebutuhan konsumsi masyarakat Kota Kendari. Sementara itu, panjangnya jalur distribusi dalam artian perpindahan tangan dari produsen ke konsumen juga turut menambah biaya pengadaan pasokan. Jika terjadi kenaikan harga, maka pada setiap pelaku usaha juga akan melakukan penyesuaian harga, sehingga semakin panjang jalur distribusi semakin banyak penyesuaian harga yang terjadi dan menyebabkan harga melonjak tinggi. Dari hasil survei Bank Indonesia Kendari juga diketahui bahwa, jika terjadi kenaikan harga, setiap pelaku usaha tidak hanya melakukan penyesuaian kenaikan harga saja tapi juga penyesuaian kenaikan margin keuntungan sehingga semakin meningkatkan lonjakan harga selain dari kenaikan harga komoditas itu sendiri. 37

5 Selain beberapa hal tersebut diatas, penyebab persistensi inflasi juga disebabkan oleh seringnya terjadi kenaikan harga, yaitu berdasarkan hasil penelitian Pembentukan Harga Produk Manufaktur, menunjukkan bahwa dalam satu tahun lebih dari 80% dari pedagang retailer pada masing-masing kelompok komoditas melakukan kenaikan harga rata-rata hingga 5x. Kelompok bahan makanan merupakan kelompok komoditas yang seluruhnya melakukan penyesuaian kenaikan harga sebanyak 5x dalam setahun. Sementara, rata-rata 7% dari pedagang retailer melakukan kenaikan harga antara 6-10x dalam satu tahun (Grafik 15). Kelompok perumahan merupakan kelompok yang memiliki proporsi kenaikan harga sebanyak 6-10% dalam setahun yang paling banyak dibandingkan kelompok lainnya yaitu sebesar 19%. Ekspektasi merupakan representasi dari kejadian yang akan datang (future). Misalnya ketika akan terjadi kenaikan harga BBM, para pelaku ekonomi akan meresponnya. Untuk menjaga agar tetap bisa bertahan, suka tidak suka, harga jual harus dinaikkan, karena adanya kenaikan biaya input. Ketika harapan penghasilan masa depan berkurang, tindakan yang rasional adalah mempertahankan margin keuntungan. Transportasi 100% 1 5 Transportasi 87% 10% Pendidikan, Rekreasi&OR Kesehatan 89% 97% 11% 6 10 > 10 Pendidikan, Rekreasi&OR Kesehatan 100% 100% Sandang 98% Sandang 98% Perumahan 81% 4% 15% Perumahan 9 4% 4% Jadi Bahan 97% 100% 0% 20% 40% 60% 80% 100% Jadi 62% 38% Bahan 50% 50% 0% 50% 100% Sebanding Lebih kecil Lebih besar Grafik 4. Frekuensi Menaikkan Harga Grafik 5 Respon Kenaikan Harga 4. Sumber Persistensi Inflasi Komoditas Terpilih Pada studi ini dilakukan analisa terhadap sumber persistensi inflasi komoditas pada lima komoditas dengan derajat persistensi inflasi yang paling tinggi namun terlebih dahulu mengeluarkan komoditas yang harganya ditentukan oleh pemerintah yaitu bensin, minyak tanah, dan menggabungkan komoditas yang memiliki jenis yang sama, seperti rokok kretek filter dan rokok kretek menjadi rokok. Lima komoditas yang akan dilakukan analisa adalah rokok, ikan layang, seng, semen dan beras. Penyebab persistensi pada bahasan ini akan dilihat dari sisi asal barang, jalur distribusi, alur dan alat transportasi serta informasi lainnya yang didapatkan berdasarkan survei dan penelitian sebelumnya. 38

6 Kelompok Komoditas Asal Barang Jalur Distribusi Alur Transportasi Bahan Beras Unaaha dan petani-pedagang-distributorpengecer-konsumen Sidrap-Bajoe-Kolaka-Kendari- Sulawesi Selatan Anduonohu Ikan Perairan Maluku, Produsen - Distributor Perairan Maluku-Kendari Menui (Sulawesi pengecer Menui-Wawotobi-Kendari Tengah), Kendari Jadi Rokok Surabaya Produsen-distributor-grosirretailer Perumahan Semen Makassar dan Produsen- distributor-sub Surabaya distributor-pengecer-konsumen Seng Jakarta Produsen - Distributor pengecer Tabel 6. Penyebab Persistensi Inflasi Surabaya Kendari Makassar Bajoe Kolaka Kendari Surabaya - Kendari Jakarta Kendari 5. Kesimpulan dan Saran Dari hasil penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain : a. Inflasi kota Kendari persisten tinggi dengan derajat persistensi 0,82, yang didorong oleh persistensi pada kelompok komoditas yang memiliki derajat persistensi berkisar antara 0,74 0,90. Berdasarkan disagregasi, kelompok inflasi administered price dan core memiliki derajat persisteni yang cukup tinggi yaitu 0,92 dan 0,82 sementara volatile food hanya sebesar 0,78. b. Dari 20 komoditas penyumbang inflasi tertinggi yang diukur, terdapat 14 komoditas yang memiliki derajat persistensi >0,80, dengan rokok kretek filter sebagai komoditas yang memiliki derajat persistensi paling tinggi dan ikan kembung sebagai komoditas yang memiliki derajat persistensi paling rendah. c. Penyebab persistensi inflasi di Kota Kendari sebagaimana umumnya yang terjadi di daerah lain di Indonesia, inflasi yang terjadi di Kota Kendari bukan hanya disebabkan oleh faktor fundamental seperti tingginya permintaan agregat (agregat demand), namun lebih banyak didorong oleh adanya permasalahan struktural perekonomian seperti buruknya kondisi infrastruktur jalan dan pelabuhan, perubahan cuaca, faktor musiman (hari raya keagamaan), pola pembentukan harga baik pada level distributor maupun pedagang, ekspektasi inflasi (inflation ecpectation) dan adanya ketergantungan dengan daerah lain dalam memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat. 39

7 Dari hasil analisis dapat disampaikan beberapa saran rekomendasi yang dapat menjadi bahan pertimbangan dalam upaya pengendalian inflasi agar tidak persisten tinggi, yaitu : a. Masih tingginya ketergantungan Sulawesi Tenggara terhadap daerah lain serta jumlah distributor yang relatif sedikit diduga berpotensi membuka ruang lebih lebar bagi pedagang untuk menaikkan harga. Oleh karena itu, diperlukan peran pemerintah daerah yang lebih optimal antara lain melalui peningkatan peran pemerintah daerah dalam menjaga kecukupan pasokan serta mempengaruhi pembentukan harga dengan melakukan pengawasan yang berlanjut serta antisipatif terhadap kecukupan pasokan. b. Dalam memenuhi pasokan kebutuhan dalam kota Kendari, khususnya komoditas yang bisa dihasilkan sendiri seperti beras, diperlukan peran pemerintah daerah untuk mendorong peningkatan produksi melalui peran perusahaan daerah maupun swasta untuk berinvestasi di sektor komoditas tersebut yang sumber pembiyaannya dapat melibatkan sektor perbankan. c. Biaya distribusi yang cukup tinggi juga menjadi salah satu faktor yang cukup berpengaruh terhadap kenaikan harga baik pada level distributor maupun pedagang retail. Oleh karena itu, peningkatan sarana infrastruktur seperti jalan, pelabuhan dan pergudangan sangat diperlukan guna menjaga kelancaran arus distribusi barang. d. Perlu adanya perluasan kewenangan pemerintah daerah, selain melakukan pengawasan juga melakukan pengaturan harga guna melindungi konsumen. e. TPID perlu membangun awareness masyarakat akan adanya target inflasi yang ditetapkan oleh Bank Indonesia bersama dengan pemerintah, pembentukan awareness tersebut diperlukan untuk membentuk ekspektasi inflasi masyarakat serta membentuk masyarakat yang kritis akan perkembangan harga-harga konsumsi. 40

BOKS PERSISTENSI INFLASI STUDI DI KOTA PALANGKA RAYA DAN SAMPIT BOKS 2. PERSISTENSI INFLASI STUDI DI KOTA PALANGKA RAYA DAN SAMPIT

BOKS PERSISTENSI INFLASI STUDI DI KOTA PALANGKA RAYA DAN SAMPIT BOKS 2. PERSISTENSI INFLASI STUDI DI KOTA PALANGKA RAYA DAN SAMPIT BOKS 2. PERSISTENSI INFLASI STUDI DI KOTA PALANGKA RAYA DAN SAMPIT Pendahuluan Perubahan perilaku inflasi dapat terjadi karena adanya perubahan substansial ataupun shock dalam perekonomian. Perubahan tersebut

Lebih terperinci

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm -1,52% yoy 0,35% ytd 0,35% avg yoy 1 7,11% Beras.

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm -1,52% yoy 0,35% ytd 0,35% avg yoy 1 7,11% Beras. Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara mtm -1,52% yoy 0,35% ytd 0,35% avg yoy 1 7,11% Inflasi Komoditas Utama Beras Minyak Goreng Daging Ayam Ras Cabai Rawit Bawang Merah Tomat Sayur Cakalang Inflasi Sulawesi

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2017

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2017 RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2017 TPI dan Pokjanas TPID INFLASI IHK Inflasi 2017 Terkendali Dan Berada Pada Sasaran Inflasi Inflasi IHK sampai dengan Desember 2017 terkendali dan masuk dalam kisaran sasaran

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI NOVEMBER 2016

RELEASE NOTE INFLASI NOVEMBER 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI NOVEMBER 2016 Inflasi Bulan November 2016 Didorong Harga Pangan

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER

RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER INFLASI IHK Inflasi September 2017 Terkendali Inflasi IHK sampai dengan September 2017 terkendali dan mendukung pencapaian sasaran inflasi 2017. Pada bulan September inflasi

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2016

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2016 Inflasi 2016 Cukup Rendah dan Berada dalam Batas

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2017

RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2017 RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2017 TPI dan Pokjanas TPID Harga Pangan Dorong Inflasi Oktober 2017 Tetap Rendah INFLASI IHK Inflasi IHK sampai dengan Oktober 2017 terkendali dan mendukung pencapaian sasaran

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI JANUARI 2017

RELEASE NOTE INFLASI JANUARI 2017 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI JANUARI 2017 Inflasi Bulan Januari 2017 Meningkat, Namun Masih

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH PERKEMBANGAN INFLASI ACEH Pada Desember 2011, inflasi 1 tahunan Aceh tercapai di angka 3,43% (yoy), jauh lebih rendah dibanding inflasi Desember 2010 yang sebesar 5,86% (yoy). Penurunan tekanan inflasi

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI MARET 2017

RELEASE NOTE INFLASI MARET 2017 RELEASE NOTE INFLASI MARET 2017 TPI dan Pokjanas TPID INFLASI IHK Panen Dorong Deflasi Maret 2017 Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat mengalami deflasi 0,02% (mtm) di bulan Maret (Tabel 1). Deflasi bulan

Lebih terperinci

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1 Penurunan Harga Pangan dan Komoditas Energi Dorong Deflasi IHK Bulan Februari Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan Februari 2016 mengalami deflasi. Deflasi IHK pada bulan ini mencapai -0,09% (mtm). Realisasi

Lebih terperinci

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm -0,68% yoy 2,28% ytd -0,94% avg yoy 1 6,41% Beras.

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm -0,68% yoy 2,28% ytd -0,94% avg yoy 1 6,41% Beras. Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara mtm -0,68% yoy 2,28% ytd -0,94% avg yoy 1 6,41% Inflasi Komoditas Utama Beras Minyak Goreng Daging Ayam Ras Cabai Rawit Bawang Merah Tomat Sayur Cakalang Inflasi Sulawesi

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI JULI 2017

RELEASE NOTE INFLASI JULI 2017 RELEASE NOTE INFLASI JULI 2017 INFLASI IHK Inflasi Juli 2017 Terkendali Inflasi Juli 2017 terkendali sehingga masih mendukung pencapaian sasaran inflasi 2017 sebesar 4,0±1%. Inflasi Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm 2,86% yoy 3,67% ytd 1,90% avg yoy 1 6,51% Beras.

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm 2,86% yoy 3,67% ytd 1,90% avg yoy 1 6,51% Beras. Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara mtm 2,86% yoy 3,67% ytd 1,90% avg yoy 1 6,51% Inflasi Komoditas Utama Beras Minyak Goreng Daging Ayam Ras Cabai Rawit Bawang Merah Tomat Sayur Cakalang Inflasi Sulawesi

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2016

RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2016 Koreksi Harga Paska Idul Fitri Dorong Deflasi Agustus

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2017

RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2017 RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2017 Koreksi Harga Pangan dan Faktor Musiman Dorong Deflasi Agustus INFLASI IHK Inflasi Agustus 2017 terkendali sehingga masih mendukung pencapaian sasaran inflasi 2017 sebesar

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2016

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter - Bank Indonesia, Pusat Kebijakan Ekonomi

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2017

RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2017 RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2017 TPI dan Pokjanas TPID INFLASI IHK Inflasi April 2017 Terkendali Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat mengalami inflasi 0,09% (mtm) di bulan April (Tabel 1). Inflasi IHK

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2017

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2017 RELEASE NOTE INFLASI MEI 2017 INFLASI IHK Inflasi Mei 2017 Terkendali Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat mengalami inflasi 0,39% (mtm) di bulan Mei (Tabel 1). Inflasi IHK bulan ini meningkat dibanding

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2016

RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2016 Inflasi Ramadhan 2016 Cukup Terkendali INFLASI IHK Mtm

Lebih terperinci

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm 0,01% yoy 0,78% ytd -0,93% avg yoy 1 6,83% Beras.

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm 0,01% yoy 0,78% ytd -0,93% avg yoy 1 6,83% Beras. Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara mtm 0,01% yoy 0,78% ytd -0,93% avg yoy 1 6,83% Inflasi Komoditas Utama Beras Minyak Goreng Daging Ayam Ras Cabai Rawit Bawang Merah Tomat Sayur Cakalang Inflasi Sulawesi

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2016

RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2016 Tekanan Inflasi di Bulan Oktober 2016 Cukup Terkendali

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI JULI 2016

RELEASE NOTE INFLASI JULI 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI JULI 2016 Inflasi Lebaran 2016 Cukup Terkendali INFLASI IHK Mtm

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian suatu negara dapat ditinjau dari variabelvariabel makroekonomi yang mampu melihat perekonomian dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Variabelvariabel

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH PERKEMBANGAN INFLASI ACEH Selama triwulan III-2011, inflasi 1 tahunan Aceh kembali melonjak. Menurut Berita Resmi Statistik (BRS) inflasi yang dirilis oleh BPS Aceh, inflasi tahunan Aceh berturut-turut

Lebih terperinci

PERSIAPAN MENJELANG BULAN RAMADHAN & HARI RAYA IDUL FITRI

PERSIAPAN MENJELANG BULAN RAMADHAN & HARI RAYA IDUL FITRI HIGH LEVEL MEETING PERSIAPAN MENJELANG BULAN RAMADHAN & HARI RAYA IDUL FITRI Denpasar, 18 Mei 2017 PERKEMBANGAN INFLASI NASIONAL 2 PERKEMBANGAN INFLASI NASIONAL 3 9.00 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 Inflasi

Lebih terperinci

Boks 2 PEMBENTUKAN HARGA, STRUKTUR PASAR DAN JALUR DISTRIBUSI KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI DI KOTA KENDARI

Boks 2 PEMBENTUKAN HARGA, STRUKTUR PASAR DAN JALUR DISTRIBUSI KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI DI KOTA KENDARI Boks 2 PEMBENTUKAN HARGA, STRUKTUR PASAR DAN JALUR DISTRIBUSI KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI DI KOTA KENDARI Perekonomian Sulawesi Tenggara terus dihadapkan pada inflasi yang cukup tinggi dan selalu berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai Undang-undang (UU) No. 3 tahun 2004 Pasal 7, tugas Bank

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai Undang-undang (UU) No. 3 tahun 2004 Pasal 7, tugas Bank BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai Undang-undang (UU) No. 3 tahun 2004 Pasal 7, tugas Bank Indonesia adalah mencapai dan menjaga kestabilan nilai Rupiah, yang salah satunya adalah dalam bentuk

Lebih terperinci

Grafik 1. Perkembangan Inflasi Secara Bulanan di Pekanbaru dan Nasional. Nasional (data mulai tahun 2005)

Grafik 1. Perkembangan Inflasi Secara Bulanan di Pekanbaru dan Nasional. Nasional (data mulai tahun 2005) Boks 2 PERKEMBANGAN INFLASI DI PROVINSI RIAU 1 Perkembangan inflasi di kota Pekanbaru menunjukkan kecenderungan lebih tinggi dibandingkan dengan nasional. Hal ini antara lain disebabkan karena kelompok

Lebih terperinci

Boks 3. KEBIJAKAN PENTARGETAN INFLASI DAN IMPLEMENTASINYA PADA TINGKAT PEREKONOMIAN REGIONAL

Boks 3. KEBIJAKAN PENTARGETAN INFLASI DAN IMPLEMENTASINYA PADA TINGKAT PEREKONOMIAN REGIONAL Boks 3. KEBIJAKAN PENTARGETAN INFLASI DAN IMPLEMENTASINYA PADA TINGKAT PEREKONOMIAN REGIONAL Inflasi merupakan indikator stabilitas perekonomian yang menjadi fokus perhatian dalam kebijakan makroekonomi

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2017

RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2017 RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2017 INFLASI IHK Inflasi Juni 2017 Terkendali Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat mengalami inflasi 0,69% (mtm) di bulan Juni (Tabel 1). Inflasi IHK pada periode puasa dan lebaran

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI FEBRUARI 2017

RELEASE NOTE INFLASI FEBRUARI 2017 RELEASE NOTE INFLASI FEBRUARI 217 TPI dan Pokjanas TPID INFLASI IHK Inflasi Bulan Februari 217 Terkendali Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat,23% (mtm) di bulan Februari. Inflasi di bulan ini

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI SULAWESI BARAT a No. 01/01/76/Th. X, 4 Januari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DESEMBER 2015 MAMUJU INFLASI 1,70 PERSEN Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 82 kota di Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS INFLASI MARET 2016

ANALISIS INFLASI MARET 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) ANALISIS INFLASI MARET 2016 Komoditas Pangan Dorong Inflasi IHK Maret INFLASI IHK Mtm

Lebih terperinci

Laporan Analisis Pengendalian Inflasi Daerah RINGKASAN. INFLASI IHK SULUT (mtm) INFLASI FEBRUARI 2017 IHK BULANAN KOMODITAS UTAMA FEBRUARI 2017

Laporan Analisis Pengendalian Inflasi Daerah RINGKASAN. INFLASI IHK SULUT (mtm) INFLASI FEBRUARI 2017 IHK BULANAN KOMODITAS UTAMA FEBRUARI 2017 Jan-12 Apr-12 Jul-12 Okt-12 Jan-13 Apr-13 Jul-13 Okt-13 Jan-14 Apr-14 Jul-14 Okt-14 Jan-15 Apr-15 Jul-15 Okt-15 Jan-16 Apr-16 Jul-16 Okt-16 Jan-17 Kantor Perwakilan Bank Indonesia INFLASI IHK SULUT (mtm)

Lebih terperinci

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1. Inflasi Januari 2016 Melambat dan Terkendali

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1. Inflasi Januari 2016 Melambat dan Terkendali Inflasi Januari 2016 Melambat dan Terkendali Inflasi pada awal tahun 2016 mengalami perlambatan dibandingkan dengan bulan lalu. Pada Januari 2016, inflasi IHK tercatat sebesar 0,51% (mtm), lebih rendah

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER 2016

RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER 2016 Tekanan Inflasi di Bulan September 2016 Cukup Terkendali

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Inflasi di Pulau Jawa

IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Inflasi di Pulau Jawa IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Inflasi di Pulau Jawa Selama periode 2001-2010, terlihat tingkat inflasi Indonesia selalu bernilai positif, dengan inflasi terendah sebesar 2,78 persen terjadi pada

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN HARGA : JANUARI 2008

LAPORAN PERKEMBANGAN HARGA : JANUARI 2008 LAPORAN PERKEMBANGAN HARGA : JANUARI 2008 No.20.11.2.01.08 A. INFLASI BULAN JANUARI 2008 I. Inflasi bulan Januari 2008 sebesar 1,77% (m-t-m), sumbangan terbesar berasal dari inflasi kelompok bahan makanan

Lebih terperinci

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi September 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi September 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI BARAT Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi September 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat September 2017, Mamuju Inflasi 0,01 persen. Berdasarkan hasil Survei Harga

Lebih terperinci

Analisis Pola Pembentukan Harga Barang Kebutuhan Pokok Penyumbang Inflasi Pasar Tradisional di Kota Dumai ANY WIDAYATSARI HJ.

Analisis Pola Pembentukan Harga Barang Kebutuhan Pokok Penyumbang Inflasi Pasar Tradisional di Kota Dumai ANY WIDAYATSARI HJ. Analisis Pola Pembentukan Harga Barang Kebutuhan Pokok Penyumbang Inflasi Pasar Tradisional di Kota Dumai ANY WIDAYATSARI HJ. INDRI YOVITA, SE Fakultas Ekonomi Universitas Riau Kampus Bina Widya, Simpang

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2016

RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2016 Penurunan Harga BBM dan Panen Raya Dorong Deflasi Bulan

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Tren melambatnya perekonomian regional masih terus berlangsung hingga triwulan III-2010. Ekonomi triwulan III-2010 tumbuh 5,71% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan

Lebih terperinci

2007 No

2007 No LAPORAN PERKEMBANGAN HARGA : DESEMBER 200 2007 No.20.11.2.12.07 A. INFLASI BULAN DESEMBER 2007 I. Inflasi bulan Desember sebesar 1,10% (m-t-m), sumbangan terbesar berasal dari inflasi kelompok bahan makanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggambarkan bahwa telah terjadi inflasi (Rahardja Manurung, 2001) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggambarkan bahwa telah terjadi inflasi (Rahardja Manurung, 2001) : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Inflasi Inflasi adalah gejala kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus-menerus. Dari defenisi ini, ada tiga komponen yang harus dipenuhi untuk menggambarkan

Lebih terperinci

Inflasi IHK 2015 Berada dalam Sasaran Inflasi Bank Indonesia

Inflasi IHK 2015 Berada dalam Sasaran Inflasi Bank Indonesia Inflasi IHK 2015 Berada dalam Sasaran Inflasi Bank Indonesia Inflasi di bulan Desember menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan bulan lalu dan lebih tinggi dari historisnya. Inflasi

Lebih terperinci

2008 No

2008 No LAPORAN PERKEMBANGAN HARGA : FEBRUARI 2008 2008 No.20.11.2.02.08 I. Inflasi bulan Februari 2008 sebesar 0,65% (m-t-m), sumbangan terbesar berasal dari kelompok bahan makanan sebesar 0,41% Perkembangan

Lebih terperinci

2008 No

2008 No LAPORAN PERKEMBANGAN HARGA : MARET 2008 2008 No.20.11.2.03.08 I. Inflasi bulan Maret 2008 sebesar 0,95% (m-t-m), sumbangan terbesar berasal dari kelompok bahan makanan sebesar 0,38% Perkembangan harga

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI SULAWESI BARAT a No. 52/09/76/Th. X, 1 September 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI AGUSTUS 2016 MAMUJU DEFLASI -0,79 PERSEN Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 82 kota di

Lebih terperinci

RINGKASAN HASIL PENELITIAN KOMODITAS-KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI PALEMBANG DAN PROSES PEMBENTUKAN HARGANYA

RINGKASAN HASIL PENELITIAN KOMODITAS-KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI PALEMBANG DAN PROSES PEMBENTUKAN HARGANYA Suplemen 3 RINGKASAN HASIL PENELITIAN KOMODITAS-KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI PALEMBANG DAN PROSES PEMBENTUKAN HARGANYA Bank Indonesia Palembang bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BANYUWANGI NOPEMBER 2014 INFLASI 1,22 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BANYUWANGI NOPEMBER 2014 INFLASI 1,22 PERSEN BPS KABUPATEN BANYUWANGI No. 11//3510/Th.I, 01 Desember PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BANYUWANGI NOPEMBER INFLASI 1,22 PERSEN Pada bulan Banyuwangi mengalami Inflasi sebesar 1,22 persen lebih

Lebih terperinci

I. Inflasi bulan Oktober sebesar 0,79%, sumbangan terbesar berasal dari kelompok bahan makanan sebesar 0,44%, dan kelompok sandang sebesar 0,11%.

I. Inflasi bulan Oktober sebesar 0,79%, sumbangan terbesar berasal dari kelompok bahan makanan sebesar 0,44%, dan kelompok sandang sebesar 0,11%. LAPORAN PERKEMBANGAN HARGA : OKTOBER 200 2007 No.20.11.2.10.07 I. Inflasi bulan Oktober sebesar 0,79%, sumbangan terbesar berasal dari kelompok bahan makanan sebesar 0,44%, dan kelompok sandang sebesar

Lebih terperinci

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Oktober 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Oktober 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI BARAT Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Oktober 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat Oktober 2017, Mamuju Deflasi 0,48 persen. Berdasarkan hasil Survei Harga

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI SULAWESI BARAT a No. 6/11/76/Th. IX, November 015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI OKTOBER 015 MAMUJU INFLASI 0,13 PERSEN Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 8 kota di Indonesia

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN KELOMPOK BIDANG EKONOMI DAN KEBIJAKAN PUBLIK

LAPORAN PENELITIAN KELOMPOK BIDANG EKONOMI DAN KEBIJAKAN PUBLIK LAPORAN PENELITIAN KELOMPOK BIDANG EKONOMI DAN KEBIJAKAN PUBLIK STRATEGI KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFLASI DI DAERAH PASCA KEBIJAKAN BARU SUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) : Studi di Provinsi D.I.Yogyakarta

Lebih terperinci

2007 No

2007 No LAPORAN PERKEMBANGAN HARGA : SEPTEMBER 200 2007 No.20.11.2.09.07 I. Inflasi bulan September sebesar 0,80%, sumbangan terbesar berasal dari kelompok bahan makanan sebesar 0,47%, kelompok pendidikan, rekreasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH PERKEMBANGAN INFLASI ACEH Inflasi Aceh pada triwulan I tahun 2013 tercatat sebesar 2,68% (qtq), jauh meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang minus 0,86% (qtq). Secara tahunan, realisasi inflasi

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI SULAWESI BARAT a No. 25/05/76/Th. IX, 4 Mei 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI APRIL 2015 MAMUJU INFLASI 0,09 PERSEN Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 82 kota di Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

Boks 2. Ketahanan Pangan dan Tata Niaga Beras di Sulawesi Tengah

Boks 2. Ketahanan Pangan dan Tata Niaga Beras di Sulawesi Tengah Boks 2. Ketahanan Pangan dan Tata Niaga Beras di Sulawesi Tengah Pertanian merupakan sumber utama mata pencaharian penduduk Sulawesi Tengah dengan padi, kakao, kelapa, cengkeh dan ikan laut sebagai komoditi

Lebih terperinci

INFLASI KOTA TARAKAN BULAN JUNI 2015

INFLASI KOTA TARAKAN BULAN JUNI 2015 BPS KOTA TARAKAN No. 07/07/6571/Th.IX, 01 Juli 2015 INFLASI KOTA TARAKAN BULAN JUNI 2015 Mulai bulan Januari 2014 tahun dasar penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) menggunakan 2012 = 100 (sebelumnya

Lebih terperinci

ANALISIS PERSISTENSI INFLASI JAWA TIMUR : SUATU PENDEKATAN SISI PENAWARAN

ANALISIS PERSISTENSI INFLASI JAWA TIMUR : SUATU PENDEKATAN SISI PENAWARAN ANALISIS PERSISTENSI INFLASI JAWA TIMUR : SUATU PENDEKATAN SISI PENAWARAN JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Fatimah Hidayati 0910210047 Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Derajat Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

Boks 2 MANGENTE POLA PERDAGANGAN BAWANG MERAH DI MALUKU

Boks 2 MANGENTE POLA PERDAGANGAN BAWANG MERAH DI MALUKU Boks 2 MANGENTE POLA PERDAGANGAN BAWANG MERAH DI MALUKU Boks 1 Komoditas Penyumbang Inflasi Ambon Triwulan I-2013 menjabarkan bahwa bawang putih, bawang merah, cakalang asap, dan pisang merupakan komoditas

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH PERKEMBANGAN INFLASI ACEH Perkembangan inflasi tahunan Provinsi Aceh pada triwulan I-2012 bergerak searah dengan tren inflasi nasional yang kembali menanjak yaitu mencapai 3,67% (yoy), naik dari sebelumnya

Lebih terperinci

Perkembangan Perekonomian Terkini. Peluang Pengembangan Perekonomian. Proyeksi Perekonomian Ke depan

Perkembangan Perekonomian Terkini. Peluang Pengembangan Perekonomian. Proyeksi Perekonomian Ke depan 01 02 03 Perkembangan Perekonomian Terkini Peluang Pengembangan Perekonomian Proyeksi Perekonomian Ke depan 2 Produk Domestik Regional Bruto Nasional Balikpapan Kaltim Industri Konstruksi Transportasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH PERKEMBANGAN INFLASI ACEH Hingga pertengahan tahun 2013, inflasi tahunan Aceh berada pada tren yang meningkat. Realisasi inflasi tahunan Aceh pada triwulan laporan sebesar 3,45% (yoy) dengan inflasi triwulanan

Lebih terperinci

POINTER ARAH KEBIJAKAN TERKAIT PENYEDIAAN DAN PASOKAN DAGING SAPI. Disampaikan pada: Bincang Bincang Agribisnis

POINTER ARAH KEBIJAKAN TERKAIT PENYEDIAAN DAN PASOKAN DAGING SAPI. Disampaikan pada: Bincang Bincang Agribisnis POINTER ARAH KEBIJAKAN TERKAIT PENYEDIAAN DAN PASOKAN DAGING SAPI Disampaikan pada: Bincang Bincang Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Deputi Bidang Pangan dan Pertanian 2016 Permasalahan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDIKATOR SEKTOR RIIL TERPILIH

PERKEMBANGAN INDIKATOR SEKTOR RIIL TERPILIH Mei 2015 PERKEMBANGAN INDIKATOR SEKTOR RIIL TERPILIH Survei Konsumen Mei 2015 (hal. 1) Survei Penjualan Eceran April 2015 (hal. 13) PERKEMBANGAN INDIKATOR SEKTOR RIIL TERPILIH Mei 2015 Alamat Redaksi :

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI SULAWESI BARAT a No. 06/02/76/Th. X, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JANUARI 2016 MAMUJU DEFLASI -0,06 PERSEN Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 82 kota di

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI SULAWESI BARAT a No. 16/03/76/Th. IX, 2 Maret 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI FEBRUARI 2015 MAMUJU DEFLASI -1,13 PERSEN Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 82 kota di Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 Januari 2013 Kinerja Ekonomi Daerah Cukup Kuat, Inflasi Daerah Terkendali Ditengah perlambatan perekonomian global, pertumbuhan ekonomi berbagai daerah di Indonesia

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 01/05/62/Th. IX, 4 Mei 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Bulan April 2015 di Kota Palangka Raya terjadi inflasi sebesar 0,08 persen. Laju inflasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN 41/08/73/Th. XVIII, 4 AGUSTUS PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI JULI PROVINSI SULAWESI SELATAN INFLASI 1,17 PERSEN Pada, Provinsi Sulawesi Selatan terjadi inflasi

Lebih terperinci

INFLASI KOTA TARAKAN BULAN JANUARI 2015

INFLASI KOTA TARAKAN BULAN JANUARI 2015 BPS KOTA TARAKAN No. 02/02/6571/Th.IX, 02 Februari 2015 INFLASI KOTA TARAKAN BULAN JANUARI 2015 Mulai bulan Januari 2014 tahun dasar penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) menggunakan 2012 = 100 (sebelumnya

Lebih terperinci

Pola Inflasi Ramadhan. Risiko Inflasi s.d Akhir Tracking bulan Juni Respon Kebijakan

Pola Inflasi Ramadhan. Risiko Inflasi s.d Akhir Tracking bulan Juni Respon Kebijakan Pola Inflasi Ramadhan 1 Tracking bulan Juni 2014 2 Risiko Inflasi s.d Akhir 2014 3 Respon Kebijakan 4 Pola Inflasi Ramadhan Bila mengamati pola historis inflasi selama periode Ramadhan-Idul Fitri, umumnya

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH PERKEMBANGAN INFLASI ACEH Inflasi Aceh masih berada pada tren penurunan yang terjadi sejak pertengahan tahun lalu. Pada periode laporan, laju inflasi Aceh adalah 0,22% (yoy) jauh lebih rendah dibandingkan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN 66/12/73/Th. XVIII, 1 Desember PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI NOPEMBER PROVINSI SULAWESI SELATAN INFLASI 1,41 PERSEN Pada ember, Provinsi Sulawesi Selatan terjadi

Lebih terperinci

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016 RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016 EKONOMI NASIONAL KONDISI EKONOMI NASIONAL TRIWULAN II 2016 INFLASI=2,79% GROWTH RIIL : 2,4% Ekonomi Nasional dapat tumbuh lebih dari 5,0% (yoy) pada triwulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI DESEMBER 2014 INFLASI 2,52 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI DESEMBER 2014 INFLASI 2,52 PERSEN BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KEDIRI No. 01/01/3571/Th.XVI, 2 Januari 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI DESEMBER 2014 INFLASI 2,52 PERSEN Pada bulan Desember 2014 Kota Kediri mengalami

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH PERKEMBANGAN INFLASI ACEH BAB 2 Inflasi Aceh yang dihitung berdasarkan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) di dua kota yaitu Banda Aceh dan Lhokseumawe pada triwulan III tahun 2012 tercatat sebesar 2,07%

Lebih terperinci

Laporan Analisis Pengendalian Inflasi Daerah

Laporan Analisis Pengendalian Inflasi Daerah Kantor Perwakilan Bank Indonesia INFLASI DI AWAL TAHUN 2017 DIPICU OLEH KENAIKAN TARIF YANG DIATUR PEMERINTAH INFLASI IHK SULUT (% mtm) mtm 1,10 % 1,6 % ytd 1,10 % avg (2012-2016) 5,20 % Inflasi Komoditas

Lebih terperinci

Grafik 1.21 Perkembangan Bongkar Barang

Grafik 1.21 Perkembangan Bongkar Barang Grafik 1.21 Perkembangan Bongkar Barang 1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan I-2012 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Perlambatan tersebut didorong

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI SULAWESI BARAT a No. 38/07/76/Th. IX, 1 Juli 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JUNI 2015 MAMUJU INFLASI 0,95 PERSEN Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 82 kota di Indonesia

Lebih terperinci

I N D E K S H A R G A K O N S U M E N D A N I N F L A S I

I N D E K S H A R G A K O N S U M E N D A N I N F L A S I I N D E K S H A R G A K O N S U M E N D A N I N F L A S I 2015-2016 Kerjasama : Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Dan Badan Pusat Statistik Kota Semarang KATA PENGANTAR Perubahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. juga menunjukkan keseimbangan antara penawaran dan permintaan barang dan jasa.

I. PENDAHULUAN. juga menunjukkan keseimbangan antara penawaran dan permintaan barang dan jasa. I. PENDAHULUAN 1.1. U M U M Secara umum proses pembangunan di bidang ekonomi masih terus berlangsung meskipun belum secepat yang diharapkan. Untuk mengukur keberhasilan pembangunan tersebut perlu diukur

Lebih terperinci

Dampak Banjir Terhadap Inflasi

Dampak Banjir Terhadap Inflasi Dampak Banjir Terhadap Inflasi Praptono Djunedi, Peneliti Badan Kebijakan Fiskal Siapa yang merusak harga pasar hingga harga itu melonjak tajam, maka Allah akan menempatkannya di dalam neraka pada hari

Lebih terperinci

INFLASI KOTA TARAKAN BULAN FEBRUARI 2015

INFLASI KOTA TARAKAN BULAN FEBRUARI 2015 BPS KOTA TARAKAN No. 03/03/6571/Th.IX, 02 Maret 2015 INFLASI KOTA TARAKAN BULAN FEBRUARI 2015 Mulai bulan Januari 2014 tahun dasar penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) menggunakan 2012 = 100 (sebelumnya

Lebih terperinci

INFLASI KOTA TARAKAN BULAN NOVEMBER 2015

INFLASI KOTA TARAKAN BULAN NOVEMBER 2015 BPS KOTA TARAKAN No. 12/12/6571/Th.IX, 01 Desember 2015 INFLASI KOTA TARAKAN BULAN NOVEMBER 2015 Mulai bulan Januari 2014 tahun dasar penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) menggunakan 2012 = 100 (sebelumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik

BAB I PENDAHULUAN. negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang sangat ditakuti oleh semua negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Di sisi penawaran, hampir keseluruhan sektor mengalami perlambatan. Dua sektor utama yang menekan pertumbuhan ekonomi triwulan III-2012 adalah sektor pertanian dan sektor jasa-jasa mengingat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN IHK/INFLASI KOTA MANADO

PERKEMBANGAN IHK/INFLASI KOTA MANADO No. 14/03/Th. VIII, 3 Maret 2014 PERKEMBANGAN IHK/INFLASI KOTA MANADO Kota Manado pada bulan Februari 2014 mengalami deflasi sebesar 0,23 persen. Laju inflasi tahun kalender sebesar 0,83 persen dan inflasi

Lebih terperinci

(Harga Berlaku) Rp Milyar

(Harga Berlaku) Rp Milyar RINGKSN EKSEKUTIF KIN EKONOI REGIONL ZON SUTER BGIN TENGH 1 TRIWULN I - 2008 I. ssesmen akro-ekonomi Regional elambatnya pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan banyak kalangan pada tahun 2008 telah tercermin

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. Juli Indeks optimis pesimis periode krisis ekonomi global 0.00

SURVEI KONSUMEN. Juli Indeks optimis pesimis periode krisis ekonomi global 0.00 SURVEI KONSUMEN Juli - 2010 Indeks 150.00 125.00 100.00 75.00 optimis pesimis 50.00 25.00 0.00 periode krisis ekonomi global 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 1 2 3 4 5 6 7 2007 2008 2009 2010 Indeks Keyakinan

Lebih terperinci

Inflasi: perubahan secara umum atas harga-harga barang dan jasa pada rentang waktu tertentu. Inflasi berdampak dan menjadi dasar dalam pengambilan

Inflasi: perubahan secara umum atas harga-harga barang dan jasa pada rentang waktu tertentu. Inflasi berdampak dan menjadi dasar dalam pengambilan Kajian Komoditi Pemicu Inflasi dan Program Unggulan Penanggulangan Inflasi di Kota Jambi Dr. Junaidi, SE, M.Si Dr. Tona Aurora Lubis, SE, MM Seminar: Komoditi Pemicu Inflasi Kota Jambi Bappeda Kota Jambi,

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

Kinerja CARLISYA PRO MIXED 29-Jan-16 NAV: 1,707.101 Total Dana Kelolaan 12,072,920,562.29 - Pasar Uang 0-90% - Deposito Syariah - Efek Pendapatan Tetap 10-90% - Syariah - Efek Ekuitas 10-90% - Ekuitas Syariah 12.37% 48.71% 38.92%

Lebih terperinci

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI BAB 7 OUTLOOK EKONOMI BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI Perekonomian Gorontalo pada triwulan II- diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-. Kondisi ini diperkirakan didorong oleh proyeksi kenaikan

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen SURVEI KONSUMEN Desember 2013 Konsumsi rumah tangga diindikasikan semakin menguat pada bulan Desember 2013. Hal ini tercermin dari meningkatnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Desember 2013 menjadi 116,5

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BANYUWANGI JULI 2014 INFLASI 0,24 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BANYUWANGI JULI 2014 INFLASI 0,24 PERSEN BPS KABUPATEN BANYUWANGI No. 07/Juli/3510/Th.I, 04 Agustus PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BANYUWANGI JULI INFLASI 0,24 PERSEN Pada bulan Juli mengalami inflasi sebesar 0,24 persen lebih rendah

Lebih terperinci