ANALISIS OPTIMASI PRODUKSI YOGHURT PADA PT. CIMORY CISARUA BOGOR. Oleh HENDRA KUSUMAH H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS OPTIMASI PRODUKSI YOGHURT PADA PT. CIMORY CISARUA BOGOR. Oleh HENDRA KUSUMAH H"

Transkripsi

1 ANALISIS OPTIMASI PRODUKSI YOGHURT PADA PT. CIMORY CISARUA BOGOR Oleh HENDRA KUSUMAH H PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

2 ANALISIS OPTIMASI PRODUKSI YOGHURT PT. CIMORY CISARUA BOGOR SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh HENDRA KUSUMAH H PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

3 Judul Nama NIM : Analisis Optimasi Produksi Yoghurt pada PT. Cimory Cisarua Bogor : Hendra Kusumah : H Menyetujui, Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing, DEA NIP Mengetahui, Ketua Departemen Dr.Ir. Jono M. Munandar, M.Sc NIP Tanggal Lulus:

4 RINGKASAN HENDRA KUSUMAH. H Optimasi Produksi Susu Yoghurt pada PT Cimory Cisarua Bogor. Di bawah bimbingan H. MUSA HUBEIS. PT. Cimory adalah salah satu perusahaan yang menghasilkan produk olahan susu sapi, yaitu Fresh Milk, Yogurt dan Frozen Food. Selain berproduksi, Cimory memiliki resto yang selalu dipadati oleh pengunjung. Pada akhir pekan, khususnya Sabtu dan Minggu Cimori dapat menarik dua (2) ribu konsumen untuk berkunjung dan menikmati sajian khas yaitu yoghurt dengan berbagai citarasa. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menentukan kombinasi produk optimal; (2) mengkaji keuntungan maksimal yang didapat dari produksi optimal; (3) menentukan alokasi sumber daya untuk mencapai titik optimum produksi; (4) menganalisis perubahan pada kondisi optimum, jika terjadi perubahan parameter model produksi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara, sedangkan data sekunder berasal dari bahan pustaka, artikel, jurnal, data internal perusahaan dan hasil penelitian terdahulu. Pengolahan data kualitatif dilakukan secara deskriptif dan data kuantitatif dengan software LINDO (Linier Interactive and Discrete Optimizer) untuk memperoleh tingkat produksi dan penggunaan sumber daya optimal. Hasil penelitian ini adalah kondisi sumber daya yang digunakan baik bahan baku susu segar maupun bahan penolong masih berlebih (surplus). Yoghurt drink hasil optimal menunjukan bahwa jumlah produk yang ada pada kondisi aktual masih berlebih, berbanding terbalik dengan produk yoghurt stirred yang jumlahnya kurang dari kombinasi produk optimal. Dalam kombinasi ini, produk dengan potensi mencapai keuntungan optimal adalah susu yoghurt stirred. Keuntungan aktual perusahaan selama bulan yang diuji (tahun 2010) Rp dan keuntungan perusahaan pada kondisi optimum setelah diolah oleh software Lindo adalah Rp , yang artinya perusahaan masih dapat menerima keuntungan tambahan Rp Untuk menguji solusi optimal awal dilakukan dengan dua (2) skenario, yaitu peningkatan biaya bahan baku susu segar dari Rp menjadi Rp dan pengurangan TKL untuk bagian pengemasan yoghurt stirred. Dari kedua skenario, solusi optimal didapatkan nilai keuntungan terbesar pada skenario dua (2) dengan keuntungan total Rp dan keuntungan terbesar kedua pada solusi optimum Rp , serta keuntungan terbesar ketiga pada skenario satu (1) Rp

5 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 18 September Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Dedi Kusnadi dan Ibu Isdayanti. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah dasar Negeri (SDN) Sasana Wiyata 1 Bogor pada Tahun Setelah menyelesaikan pendidikan SDN, melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Bogor dan menyelesaikan pendidikannya pada tahun Pada Tahun tahun 2006 penulis berhasil menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 5 Bogor. Setelah menyelesaikan pendidikan menengah atas, melanjutkan sekolah di Program Diploma Institut Pertanian Bogor (IPB) Jurusan Perencanaan dan Pengendalian Produksi (PPMJ) dan pada tahun 2009 penulis dapat menyelesaikan kuliahnya di Program PPMJ, selanjutnya melanjutkan kuliah di Program Sarjana Ahli Jenis Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Manajemen (FEM) IPB dan Lulus pada Tahun iii

6 KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi berjudul Analisis Optimasi Perencanaan Produksi Yoghurt Pada PT. Cimory Cisarua Bogor Yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Alih Jenis, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Manajemen (FEM) Institut Pertanian Bogor (IPB). Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan Skripsi ini, maka diharapkan kritik dan saran agar Skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pihakpihak lain yang memerlukannya.. Bogor, April 2012 Penulis iv

7 UCAPAN TERIMA KASIH Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis banyak dibantu dan dibimbing oleh berbagai pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Prof.Dr.Ir.H.MusaHubeis,MS,Dipl.Ing,DEA. selaku dosen pembimbing yang bersedia membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini. 2. Nurhadi,STP,MM dan Alim Setiawan S,STP,MSi sebagai penguji yang banyak memberikan masukan kepada Penulis. 3. Seluruh dosen pengajar pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Manajemen (FEM) Institut Pertanian Bogor (IPB). 4. Keluarga tercinta di rumah yang telah memberikan banyak bantuan materil dan non materil dalam penyusunan Skripsi ini. 5. Mr. Donny yang telah memberi kesempatan bagi penulis untuk dapat melakukan penelitian. 6. Bapak Deni yang telah bersedia memberikan masukan kepada penulis. 7. Bapak Ochin selaku pegawai PT. Cimory yang banyak memberikan masukan dan pengetahuan kepada penulis. 8. Iwan Irawan yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan. 9. Erwin Hakim, Aulia Miftah, M. Putra, dan semua temen yang ada di FEM IPB yang tidak bisa disebutkan satu per satu. 10. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan Skripsi ini, semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT. Akhir kata semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak-pihak lain yang memerlukannya v

8 DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... iii iv viii x xi I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian... 4 II. TINJAUAN PUSTAKA Susu Segar Susu Homogenisasi Susu Pasteurusasi Susu UHT Susu Kental Susu Bubuk Susu Yoghurt Standar Susu Segar Pengertian Perencanaan Produksi Optimasi Program Linear Bentuk Umum Model LP Teori Dualitas Analisis Pasca Optimal Lindo Penelitian Terdahulu yang Relevan III. METODE PENELITIAN vi

9 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Lokasi danwaktu Penelitian Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Prusahaan Struktur Organisasi Ketenaga Kerjaan Supply Chain Management Aliran Produk Aliran Informasi dan Uang Proses Produksi Susu Yoghurt Perencaan aggregat Pemasaran Perumusan Model Linear Programming Penentuan Pengubah Keputusan Perumusan Fungsi kendala Analisis Primal Analisis Dual Status Penggunaan Bahan Baku Susu Segar Status Penggunaan Bahan Pembantu Status penggunaan Jam Tenaga kerja Langsung Status Penggunaan Jam Kerja Mesin Status Permintaan Yoghurt Stirred Analisis Sensitivitas Analisis Sensitivitas Nilai Koefisien Fungsi Tujuan Analisis Sensitivitas Nilai Sebelah Kanan Kendala Analisis Post Optimal Post Optimal Skenario Post Optimal Skenario Implikasi manajerial KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

10 DATAR TABEL No. Halaman 1. Populasi sapi perah Indonesia Syarat mutu susu segar berdasarkan SNI Skema primal dan dual Jenis maksimisasi dan minimisasi dari bentuk standar Produk olahan PT. Cimori Cisarua Bogor Anak perusahaan Makro Group Jam kerja karyawan Kapasitas produksi aktual Pengubah jenis Yoghurt Keuntungan Yoghurt per Cup Koefisien Susu Segar Koefisien bahan penolong gula pasir Koefisien bahan penolong pemanis Koefisien pewarna alami Koefisien bakteri Koefisien jam tenaga kerja langsung Kombinasi optimum produk Yoghurt Status penggunaan bahan baku susu segar Status penggunaan bahan pembantu gula pasir Status penggunaan ahan pembantu pemanis Status penggunaan bahan pembantu pewarna Status penggunaan bahan pembantu bakteri Status penggunaan jam tenaga kerja langsung Perbandingan jam kerja aktual dan jam kerja optimal Status penggunaan jam kerja mesin pasteurisasi Status Penggunaan jam kerja mesin inkubasi Status Penggunaan jam kerja mesin homogenisasi Status Penggunaan jam kerja mesin mixing Status penggunaan jam kerja mesin pengemas Status permintaan bulanan Yoghurt Stirred Analisis sensitivitas nilai koefisien fungsi tujuan Kepekaan ketersediaan bahan baku Susu Segar Kepekaan ketersediaan gula pasir Kepekaan ketersediaan perasa Kepekaan ketersediaan pewarna Kepekaan ketersediaan bakteri Kepekaan ketersediaan jam tenaga kerja Kepekaan ketersediaan produk permintaan Keuntungan produk Yoghurt Drink dan Stirred Skenario viii

11 40. Kombinasi poduk optimum Skenario Perubahan jam kerja mesin kemasan Yoghurt Stirred Perubahan jam kerja tenaga kerja langsung Keuntungan produk Yoghurt Drink dan Stirred Skenario Kombinasi produk optimal produk Yoghurt Drink ix

12 DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1. Konsumsi susu Indonesia dalam liter per kapita 1 2. Kerangka pemikiran penelitian Yoghurt Drink 250 ml Plain Yoghurt 400 ml Supply Chain Manajemen PT. Cimory Proses produksi susu Yoghurt x

13 LAMPIRAN No. Halaman 1. Daftar pertanyaan wawancara Struktur organisasi Peta proses operasi Kapasitas produksi Biaya produksi untuk Yoghurt Koefisien jam mesin Analisis lindo optimal Sensitivitas pada mesin produksi Yoghurt Input Lindo skenario Input Lindo skenario Kombinasi dari skenario 1 dan Denah area produksi xi

14 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sapi perah merupakan hewan ternak penghasil susu yang sangat dominan dibandingkan ternak perah lainnya seperti kambing dan kuda, karena susu sapi termasuk jenis minuman yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat umum di Indonesia. Sapi perah juga menghasilkan susu dengan keseimbangan nutrisi sempurna yang tidak dapat digantikan bahan makanan lain, hal ini pun menjadi sebab mengapa susu sapi menjadi minuman yang digemari oleh masyarakat Indonesia secara umum. Dari tahun ke tahun konsumsi susu masyarakat Indonesia terus meningkat seperti yang tergambar pada Gambar 1. Dari tahun konsumsi terus meningkat. Pada tahun 2010 yang lalu konsumsi susu perkapita di Indonesia naik hingga mencapai 11,7 liter (Irawan, 2011 ). (Sumber : Chen, 2009) Gambar 1. Konsumsi susu Indonesia (dalam liter per kapita ) Kenaikan konsumsi susu harus sebanding dengan kenaikan jumlah sapi perah yang menjadi sumber utama dari produksi susu, seperti yang terlihat pada

15 Tabel 1. ini belum sepenuhnya tercapai, karena lebih dari setengah kebutuhan susu di Indonesia masih mengandalkan impor dari Negara lain seperti yang disampaikan Wakil Menteri Pertanian, yaitu 40% pasokan susu di Indonesia masih dipenuhi dari impor, sisanya didapat dari produksi susu lokal. Untuk tahun 2011, Indonesia diharapkan mampu mencukupi kebutuhan susu hingga 75% dari kebutuhan aktual. Tabel 1. Populasi sapi perah Indonesia Tahun (Sumber : Direktorat Jendral Petenakan, 2009) Untuk menambah daya konsumsi masyarakat dan daya saing dari produk susu, ada banyak olahan sangat potensial dalam memberikan cita rasa bagi konsumen. SK Dirjen Peternakan No. 17 Tahun 1983, dijelaskan jenis-jenis susu meliputi susu segar, susu murni, susu pasteurisasi dan susu sterilisasi. Jenis olahan susu yang lain yang juga banyak digemari oleh masyarakat adalah susu yoghurt. Yoghurt adalah jenis minuman berbahan dasar susu yang diolah melalui fermentasi bakteri. Secara umum, minuman yoghurt dibuat dari bahan dasar kacang kedelai dan susu kambing, namun secara mayoritas orang mengenal minuman ini terbuat dari bahan dasar susu sapi. Pada awalnya, minuman ini ditemukan secara spontan dikarenakan bakteri liar yang hidup pada tas kulit kambing yang dibawa oleh bangsa Bulgar, orang Nomadic yang mulai bermigrasi ke Eropa pada abad ke-2 Masehi. Yoghurt terbentuk dari dua buah bakteri yang bermanfaat bagi kesehatan, yaitu bakteri Lactobacillus Bulgaricus dan Streptococus Thermopillus. Selain dari bakteri tersebut, yogurt mengandung vitamin B-kompleks, yaitu B1, B2, B3 dan B6, serta asam folat, asam pantotenat dan biotin. PT. Cimori adalah salah satu Resto yang menyediakan aneka jenis makanan terbuat dari susu. Yoghurt adalah salah satu jenis hidangan yang 2

16 3 paling dicari oleh konsumen yang berkunjung. Selain Resto, Cimori memiliki pabrik pengolalaan susu dan peternakan sapi perah yang dikelola langsung oleh manajemen. Hal ini dikarenakan untuk menjaga mutu susu yang didapat beserta mutu olahan susunya. Pada akhir pekan, khususnya Sabtu dan Minggu Cimory dapat menarik dua (2) ribu konsumen untuk berkunjung dan menikmati sajian khasnya. Untuk menjaga kepuasan konsumen, Cimory harus menyediakan produk yang dipesan oleh konsumen, misal yoghurt dengan berbagai macam rasa yang disajikan, maka dihitung tingkat optimum jumlah produksi dari jenis yoghurt yang diproduksi. Tingkat optimum ini berguna untuk mencapai titik maksimum keuntungan yang akan dicapai perusahaan dalam mengelola sumber daya dan kegiatan produksi secara efektif Perumusan masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana kombinasi produk yoghurt yang optimal? 2. Berapa keuntungan optimum yang didapatkan Cimory dan berapa selisih keuntungan optimum dengan keuntungan aktual yang didapatkan? 3. Bagaimana alokasi sumber daya untuk mencapai titik optimum produksi? 4. Bagaimana perubahan pada kondisi optimum, jika terjadi perubahan parameter pada model? 1.3. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah : 1. Menentukan kombinasi produk optimal 2. Mengetahui keuntungan maksimal yang didapat Cimory, jika tingkat produksinya optimal 3. Menentukan alokasi sumber daya untuk mencapai titik optimum produksi 4. Menganalisis perubahan pada kondisi optimum, jika terjadi perubahan pada parameter model produksi.

17 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini berfokus pada identifikasi dan analisis faktor-faktor yang menjadi kendala, peubah dan tujuan, untuk mengoptimalkan produksi yoghurt yang nantinya dapat memaksimumkan keuntungan perusahaan.

18 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Susu Segar Menurut Saleh (2011), Susu segar merupakan cairan yang berasal dari kambing atau sapi yang sehat dan bersih. Susu diperoleh dengan cara pemerahan yang benar dan kandungan alaminya tidak dikurangi, atau ditambah sesuatu apapun dan belum mendapat perlakuan apapun. Selain itu, susu segar yang baik adalah belum mengalami perubahan warna, rasa, kekentalan, bau, berat jenis, kekentalan, titik beku, titik didih dan tingkat keasamannya. Warna susu bergantung pada beberapa faktor, seperti jenis ternak dan pakannya. Warna susu normal biasanya berkisar dari putih kebiruan hingga kuning keemasan. Warna putihnya merupakan hasil dispersi cahaya dari butiran-butiran lemak, protein dan mineral yang ada di dalam susu. Lemak dan beta karoten yang larut menciptakan warna kuning, sedangkan apabila kandungan lemak dalam susu diambil, warna biru akan muncul. Susu terasa sedikit manis dan asin (gurih) disebabkan adanya kandungan gula laktosa dan garam mineral di dalam susu. Rasa susu sendiri mudah sekali berubah bila terkena benda-benda tertentu, misalnya makanan ternak penghasil susu, kerja enzim dalam tubuh ternak, bahkan wadah tempat menampung susu yang dihasilkan nantinya. Bau susu umumnya sedap, namun juga sangat mudah berubah bila terkena faktor di atas. Berat jenis air susu adalah 1,028 kg/l. Penetapan berat jenis susu harus dilakukan tiga (3) jam setelah susu diperah, sebab berat jenis ini dapat berubah, dipengaruhi oleh perubahan kondisi lemak susu ataupun gas di dalam susu. Viskositas susu berkisar antara 1,5-2 cp, yang dipengaruhi oleh bahan padat susu, lemak dan suhu susu. Titik beku susu di Indonesia adalah -0,520 C, sedangkan titik didihnya adalah 100,16 C. Titik didih dan titik beku ini akan mengalami perubahan

19 6 apabila dilakukan pemalsuan susu dengan penambahan air yang terlalu banyak karena titik didih dan titik beku air berbeda. Susu segar mempunyai sifat amfoter, artinya dapat berada di antara sifat asam dan sifat basa. Secara alami ph susu segar berkisar 6,5 6,7. Bila ph susu lebih rendah dari 6,5, berarti terdapat kolostrum ataupun aktivitas bakteri (Saleh, 2011). Jenis-jenis olahan susu adalah: susu homogenisasi, susu pasteurisasi, susu Ultra High Temperature (UHT), Yogurt, susu kental manis, susu bubuk Susu Homogenisasi Susu homogen adalah susu yang telah mengalami homogenisasi. Proses homogenisasi bertujuan untuk menyeragamkan besarnya globulaglobula lemak susu. Apabila setelah proses homogenisasi dilakukan penyimpanan pada suhu o C selama 48 jam, maka tidak terjadi pemisahan krim pada susu. Di dalam susu yang belum dihomogenisasi, globula-globula lemak ini besarnya tidak seragam, yaitu 2-10 mikrometer. Proses homogenisasi terjadi karena adanya tekanan yang tinggi dari pompa pada alat homogenizer. Susu yang dihomogenisasi selanjutnya ditampung dalam tangki pemanas (pasteurizer) untuk melewati plate heat exchanger. Suhu keluaran dari alat ini dapat mencapai suhu o C dan menuju tangki pasteurisasi. Alat untuk menyeragamkan globula-globula lemak tersebut disebut homogenizer (Herdita, 2010) Susu Pasteurisasi Pasteurisasi adalah perlakuan panas yang diberikan pada bahan baku dengan suhu di bawah titik didih, yaitu pemanasan di bawah C. Standar pasteurisasi menggunakan suhu C selama 30 menit, atau pada suhu 71 0 C selama 15 detik. Kemudian segera didinginkan sampai 10 o C dan diperlakukan secara aseptis lalu disimpan pada suhu maksimum 4,4 0 C. ada beberapa macam cara pasteurisasi, yaitu holder method atau Low Long Temperature (LTLT) dan High Temperature Short Time

20 7 (HTST). Pada metode HTST susu dipanaskan selama detik menggunakan alat pemanas berbentuk lempengan (plate type heat exchanger) pada suhu 71, C. sedangkan pasteurisasi dengan metode LTLT, susu dipanaskan pada suhu 65 0 C selama 30 menit (Asmita, 2009) Susu UHT Susu UHT merupakan susu yang sangat higienis, karena bebas dari seluruh mikroba (patogen/penyebab penyakit dan pembusuk), serta spora, sehingga potensi kerusakan mikrobiologis sangat minimal, bahkan hampir tidak ada. Kontak panas yang sangat singkat pada proses UHT, yaitu tidak kurang dari C selama 2 detik menyebabkan mutu sensori (warna, aroma dan rasa khas susu segar) dan mutu zat gizi, relatif tidak berubah. Susu UHT dikemas dengan enam (6) lapis kertas, plastik polyethylene, dan alumunium foil yang mampu melindungi susu dari udara luar, cahaya, kelembaban, aroma luar dan bakteri. Susu UHT dalam kemasan aseptik ini tahan disimpan dalam suhu kamar sampai 10 bulan, tanpa bahan pengawet. Dengan kemasan tersebut, susu terhindar dari bakteri perusak minuman dan tetap segar, serta aman untuk dikonsumsi (Hariyadi, 2011) Susu Kental Susu kental adalah susu segar yang sebagian kandungan airnya diuapkan. Rataan KA susu kental 40 %. Dengan KA yang rendah, daya simpan susu yang lebih lama. Apabila akan diminum, susu kental harus di encerkan lagi dengan air panas atau air hangat. Susu kental ada dua (2) macam, yaitu susu kental tidak manis dan susu kental manis. Perbedaan pada keduanya adalah pada proses penambahan gula yang dilakukan pada pembuatan susu kental manis. Pembuatan susu kental melalui tiga (3) langkah yaitu penyaringan, standarisasi dan pemanasan untuk mengurangi kadar air susu sampai batas tertentu. Kandungan susu kental lebih rendah dari susu segar (Asmita, 2009).

21 Susu bubuk Susu bubuk adalah susu segar yang diuapkan semua kandungan airnya. Jenis dari susu bubuk adalah susu penuh (whole milk), susu bubuk skim dan susu bubuk krim. Pembuatan susu ini melalui tahap-tahap berapa perlakuan pendahuluan, pemanasan pendahuluan, pengeringan dan pengepakan (Asmita, 2009) Susu Yoghurt Kata diambil dari bahasa Turki yoğurt berasal dari kata sifat yoğun, yang berarti padat dan tebal, atau dari kata kerja yoğurmak, yang berarti memijat dan kemungkinan berarti membuat padat aslinya sebagaimana yoghurt dibuat. Yoghurt dibuat dengan memasukkan bakteri spesifik ke dalam susu di bawah suhu yang dikontrol dan kondisi lingkungan, terutama dalam produksi industri. Bakteri merombak gula susu alami dan melepaskan asam laktat sebagai produk sisa. Keasaman meningkat menyebabkan protein susu untuk membuatnya padat. Keasaman meningkat (ph =4-5) juga menghindari proliferasi bakteri patogen yang potensial. Di Amerika Serikat, dinamai yoghurt, produk harus berisi bakteri Streptococcus salivarius subsp. thermophilus dan Lactobacillus delbrueckii subsp. bulgaricus. Pada kebanyakan negara, produk mungkin disebut yoghurt hanya jika bakteri hidup ada di produk akhir. Produk yang telah dipasteurisasi, yang tidak punya bakteri hidup, disebut susu fermentasi (minuman). Yoghurt yang telah dipasteurisasi memiliki rentang hidup panjang dan tidak membutuhkan kulkas. Yoghurt kaya akan protein, beberapa vitamin B dan mineral yang penting. Yoghurt memiliki lemak sebanyak susu darimana asalnya dibuat. Hal lainnya struktur laktosa yoghurt dirusak, maka yoghurt bisa dikonsumsi orang yang alergi terhadap susu (Widodo, 2002).

22 9 2.2 Standar Susu Segar Di dalam Standar Nasional Indonesia (SNI ) Susu Segar nomor dijelaskan bahwa Susu Segar adalah susu murni yang tidak mendapat perlakuan apa pun kecuali proses pendinginan dan tanpa mempengaruhi kemurniannya. Agar aman dikonsumsi dan digunakan untuk proses pengolahan selanjutnya, susu segar harus memenuhi syarat-syarat tertentu (BSN, 1998). Tabel 2. Syarat mutu susu segar berdasarkan SNI No Parameter 1 Standar Susu Syarat Berat Jenis (BJ) pada suhu 27 Oc Minimal 1,0280 Kadar Kering Minimal 3,0 % Bahan Kering Tanpa Lemak (BKTL) Minimal 8,0 % atau Solid non Fat (SNF) Kadar Protein Minimal 2,7 % Cemaran logam berbahaya : a. Timbal (Pb) Maksimum 0,3 ppm b. Seng (Zn) Maksimum 0,5 ppm c. Merkuri (Hg) Maksimum 0,5 ppm d. Arsen (As) Maksimum 0,5 ppm Organoleptik : warna, bau, rasa dan Tidak ada perubahan kekentalan Kotoran dan benda asing Negatif Cemaran mikroba : a. Total Kuman Maksimum CFU/ml b. Salmonella Negatif c. Eschericia coli (pathogen) Negatif d. Coliform 20 CFU/ml e. Streptococcus group B Negatif f. Streptococcus aureus 100 CFU/ml Jumlah sel radang Maksimum /ml Uji katalase Maksimum 3 cc Uji reduktase 2 5 jam Residu antibiotik, pestisida dan sesuai dengan insektisida peraturan yang berlaku Uji Alkohol (70 %) Negatif Derajat Asam 6 7 Osh Uji pem Negatif Alsuan Titik Beku 0,520 s/d 0,560 0 C (Sumber : BSN, 1998)

23 Pengertian Perencanaan Produksi Menurut Handoko (2002), manajemen produksi dan operasi merupakan usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya (faktor produksi) seperti tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah dan sebagainya. Dalam proses transformasi, bahan mentah dan tenaga kerja diubah menjadi berbagai produk atau jasa. Suatu sistem produksi merupakan proses pengubahan masukan-masukan sumber daya menjadi barang-barang dan jasa-jasa yang lebih berguna. Masukan-masukan ke dalam sistem ini adalah bahan mentah, tenaga kerja, modal, energi dan informasi. Masukan-masukan ini diubah menjadi barangbarang dan/atau jasa-jasa oleh teknologi proses yang merupakan metode, atau cara tertentu yang digunakan untuk proses transformasi. Menurut Assauri (1999), proses produksi dapat diartikan sebagai cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahanbahan dan dana). Komponen atau unsur struktural yang membentuk sistem produksi terdiri dari bahan (material), mesin dan peralatan, tenaga kerja, modal, energi, informasi dan tanah. Sedangkan komponen, atau unsur fungsional seperti supervisi, perencanaan, pengendalian, koordinasi dan kepemimpinan yang berkaitan dengan manajemen dan organisasi. 2.4 Optimasasi Menurut Nasendi dan Anwar dalam Asmita (2009), optimasi adalah serangkaian proses mendapatkan gugus kondisi yang diperlukan untuk mendapatkan hasil terbaik dalam situasi tersebut. Dengan pendekatan normatif dapat diketahui bahwa optimasi mengidentifikasikan penyelesaian terbaik suatu masalah yang diarahkan pada maksimisasi, atau minimisasi melalui fungsi tujuan. Optimasi adalah suatu pendekatan normatif untuk mengidentifikasikan suatu penyelesaian terbaik dalam pengambilan keputusan suatu permasalahan.

24 11 Dalam optimasi ini, perusahaan akan mendapatkan hasil terbaik sesuai dengan batasan yang diberikan. Optimasi merupakan pencapaian suatu keadaan yang terbaik, yaitu pencapaian suatu solusi masalah yang diarahkan pada batas maksimum dan minimum (Soekartawi, 1992). Persoalan optimasi meliputi optimasi tanpa kendala dan optimasi dengan kendala. Dalam optimasi tanpa kendala, faktorfaktor yang menjadi kendala terhadap suatu fungsi tujuan diabaikan, sehingga dalam menentukan nilai maksimum atau minimum tidak terdapat batasan untuk berbagai pilihan peubah yang tersedia. Pada optimasi dengan kendala, faktorfaktor yang menjadi kendala pada fungsi tujuan diperhatikan dan ikut menentukan titik maksimum dan minimum fungsi tujuan (Faris, 2009). Optimasi dengan kendala pada dasarnya merupakan persoalan dalam menentukan nilai peubah-peubah suatu fungsi menjadi maksimum atau minimum, dengan memperhatikan keterbatasan-keterbatasan yang ada. Keterbatasan tersebut meliputi semua faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi seperti lahan, tenaga kerja dan modal (Supranto, 1988). 2.5 Program Linear Menurut Mulyono (1991), Program linear (Linear Programming/LP) merupakan salah satu teknik Operations Research (OR) yang digunakan paling luas dan diketahui dengan baik. Ia merupakan metode matematika dalam mengalokasikan sumber daya yang langka untuk mencapai tujuan tunggal, seperti memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan biaya. LP banyak diterapkan dalam membantu penyelesaian masalah ekonomi, industri, militer, sosial, dan lain-lain. LP berkaitan dengan penjelasan suatu dunia nyata sebagai suatu model matematika yang terdiri atas sebuah fungsi tujuan linear dan sistem kendala linear. Menurut Heizer dan Render (2005), LP adalah suatu teknik matematik yang didesain untuk membantu para manajer operasi dalam merencanakan dan

25 12 membuat keputusan untuk mengalokasikan sumber daya yang ada. Operasional awalnya memerlukan persyaratan berikut : a. Persoalan LP bertujuan untuk memaksimalkan, atau meminimalkan kuantitas (umumnya berupa laba atau biaya). Sifat umum ini disebut sebagai fungsi tujuan (objective function) dari suatu persoalan LP. Tujuan utama suatu perusahaan pada umumnya adalah memaksimalkan keuntungan pada jangka panjang. Dalam kasus sistem distribusi suatu perusahaan angkutan atau penerbangan, tujuan pada umumnya meminimalkan biaya. b. Adanya batasan (constraints) atau kendala, yang membatasi tingkat sampai dimana sasaran dapat dicapai. c. Harus ada beberapa alternatif tindakan yang dapat diambil. d. Tujuan dan batasan dalam permasalahan pemprograman linear harus dinyatakan dalam hubungan dengan ketidaksamaaan, atau persamaan linear. Pemprograman linear adalah sebuah alat deterministik, yang berarti bahwa semua parameter model diasumsikan ketahui dengan pasti (Taha, 1996). Untuk mengembangkan model matematik dapat dimulai dengan menjawab ketiga (3) pertanyaan berikut : a. Apakah peubah dari masalah yang ada? b. Apa batasan yang harus dikenakan atas peubah untuk memenuhi batasan sistem yang dimodel tersebut? c. Apa tujuan (sasaran)yang harus dicapai untuk menentukan pemecahan optimum (terbaik) dari semua nilai yang layak dari peubah tersebut? Bentuk Umum Model LP Pada setiap masalah penerapan LP, ditentukan pengubah keputusan, fungsi tujuan dan sistem kendala, yang bersama-sama membentuk suatu model matematika dari dunia nyata. Bentuk umum model LP adalah : Maksimumkan (minimumkan) Z..(1)

26 13 Dengan syarat : a ij x j (, =, ) untuk semua i (i = 1,2, m) semua x j 0 Keterangan : X j : banyaknya kegiatan j, dimana j = 1,2, n. berarti disini terdapat n peubah keputusan z : nilai fungsi tujuan c j : sumbangan per unit kegiatan j, untuk masalah maksimisasi c j menunjukan keuntungan atau penerimaan per unit, sementara untuk kasus minimisasi menunjukan biaya perunit b j : jumlah sumber daya i (i = 1,2,.,m) a ij : banyaknya sumber daya i yang dikonsumsi sumber daya j Model LP mengandung asumsi-asumsi implisit tertentu yang harus dipenuhi agar definisinya sebagai suatu masalah LP menjadi absah, yaitu: 1. Linearity dan additivity Syarat utama dari LP adalah bahwa fungsi tujuan dan semua kendala harus linear. Dengan kata lain, jika kendala melibatkan dua (2) peubah keputusan maka, dalam diagram dimensi dua (2) LP akan berupa suatu garis lurus. Begitu juga, suatu kendala yang melibatkan tiga (3) peubah akan menghasilkan suatu bidang datar dan kendala yang melibatkan n peubah akan menghasilkan hyperplane (bentuk geometrik rata) dalam ruangan berdimensi n. LP mensyaratkan bahwa jumlah peubah kriteria dan jumlah penggunaan sumber daya bersifat aditif, yaitu tak adanya penyesuaian pada perhitungan peubah kriteria, karena terjadi interaksi. 2. Divisibility Asumsi ini berarti bahwa nilai solusi yang diperoleh X j tidak harus berupa bilangan bulat. Ini berarti nilai X j dapat terjadi pada nilai pecah manapun, karena peubah keputusan merupakan peubah kebalikan dari peubah diskrit atau bilangan bulat.

27 14 3. Deterministic Dalam LP, semua parameter model (c j, a ij, dan b i ) diasumsikan diketahui konstan. LP secara tak langsung mengasumsikan suatu masalah keputusan dalam suatu kerangka statis, dimana semua parameter diketahui dengan kepastian. Dalam kenyataannya, parameter model jarang bersifat deterministik, karena mencerminkan kondisi masa depan maupun sekarang dan keadaan masa depan jarang diketahui dengan pasti. Ada beberapa cara untuk mengatasi ketidakpastian parameter dalam model LP. Dalam hal ini, analisis sensitivitas adalah suatu teknik yang dikembang untuk menguji nilai solusi, bagaimana kepekaannya terhadap perubahan-perubahan parameter. Ada beberapa macam cara dalam memecahkan permasalahan LP. Salah satunya menggunakan metode analisis grafis. Pendekatan solusi secara grafik (graphical solution approach) dapat digunakan jika terdapat dua (2) buah peubah keputusan, tetapi ketika terdapat lebih dari dua (2) peubah, maka tidak mungkin menggunakan metode analisis grafis digunakan. Untuk memecahkan masalah LP dengan tiga (3) atau lebih peubah lebih efektif menggunakan metode simpleks yang umum dikenal sebagai algoritma simpleks Teori Dualitas Masalah dual adalah sebuah masalah LP yang diturunkan secara matematik dari suatu model LP primal. Dalam kebanyakan pembahasan LP, masalah dual didefinisikan untuk berbagai bentuk masalah primal. Hal ini bergantung pada jenis batasan, tanda dari peubah, dan arti dari optimisasi (Taha, 1999). Untuk melihat pengembangan masalah dual dapat dilihat pada Tabel 3.

28 15 Tabel 3. Skema primal dan dual Peubah Primal X 1 X 2..X j...x n Sisi kanan dari batasan dual C 1 C 2...C j...c n Koefisien sisi kiri dari batasan dual a 11 a 21 a m1 a 12..a 1j...a 1m a 22..a 2j...a 2m a m2..a mj...a mn b 1 b 2 b m y 1 y 2 y m Peubah dual Batasan dual ke-j Tujuan dual Tabel 4. Jenis maksimisasi dan minimisasi dari bentuk standar Tujuan Dual Primal Standar Tujuan Batasan Peubah Maksimisasi Minimisasi Tidak dibatasi Minimisasi Maksimisasi Tidak dibatasi 1. Untuk setiap batasan primal terdapat sebuah peubah dual. 2. Untuk setiap peubah primal terdapat sebuah batasan dual. 3. Koefisien batasan dari sebuah peubah primal membentuk koefisien sisi kiri dari batasan dual yang bersesuaian dan koefisien tujuan dari peubah yang sama menjadi sisi kanan dari batasan dual.

29 16 Peraturan-peraturan ini menunjukan bahwa masalah dual akan memiliki m peubah (y 1,y 2,. y m) dan n batasan (bersesuaian dengan X 1, X 2,.,X n Analisis Pasca Optimal Atau Analisis Sensitivitas Seorang analisis jarang dapat menentukan parameter model LP seperti (c j,b i,a ij ) dengan pasti, karena nilai parameter ini adalah fungsi dari beberapa uncontrolable variabel. Misalnya, permintaan masa depan, biaya bahan mentah dan harga energi sebagai sumber daya tak dapat diperkirakan dengan tepat sebelum masalah diselesaikan. Sementara itu solusi optimum model LP didasarkan pada parameter ini. Akibatnya analisis perlu mengamati pengaruh perubahan parameter terhadap solusi optimum. Analisis perubahan parameter dan pengaruhnya terhadap solusi LP dinamakan post optimality analysis. Post optimality menunjukan bahwa analisis ini terjadi setelah diperoleh solusi optimum (Mulyono, 1991). Melalui analisis sensitivitas dapat dievaluasi pengaruh perubahanperubahan parameter dengan sedikit tambahan perhitungan berdasarkan tabel simpleks optimum. Namum, jika perubahan-perubahan terlalu banyak, meka perhitungan post optimum dapat menjadi meletihkan, sehingga lebih efisien, jika menyelesaikan kembali masalah LP dengan metode simpleks. Dalam analisis sensitivitas, perubahan-perubahan parameter dikelompokan menjadi : 1. Perubahan koefisien fungsi tujuan (c j ) 2. Perubahan konstan sisi kanan (b i ) 3. Perubahan kendala atau koefisien matriks A 4. Penambahan peubah baru 5. Penambahan kendala baru

30 Lindo Linear Integrated Discret Optimizer (Lindo) adalah program komputer yang digunakan untuk aplikasi LP, yaitu suatu pemodelan matematik yang digunakan untuk mengoptimalkan suatu tujuan dengan berbagai kendala yang ada. LP merupakan bagian dari management science atau penelitian operasional. Program Lindo ini diciptakan oleh profesor Linus Scrage dari Scrage dari Graduate School of business, Chicago. Dari sudut pandang teori sistem, program ini menghendaki masukan model matematik LP dengan format standar. Masukan tersebut akan diolah dengan proses tertentu, agar menghasilkan keluaran. Hasil olahan program sebagai keluaran sistem, dapat ditampilkan dalam dua (2) format, yaitu format Lindo dan format simpleks. Format simpleks di lain pihak, merupakan hasil olahan program yang masih mentah dan masih merupakan keluaran langsung dari program yang perlu dikembangkan lagi agar lebih bermanfaat dalam proses pembuatan keputusan manajerial. Selama peubah-peubah dalam program sasaran linear juga mengikuti sifat linear, maka Lindo dapat digunakan (Siswanto, 2007) 2.7 Penelitian Terdahulu yang Relevan Wardhani (2010) melakukan penelitian di Pengalengan Kabupaten Bandung Jawa Barat dengan tema optimasi produksi susu pasteurisasi. Fungsi tujuan dan kendala yang didapat ditabulasi dari data keuntungan koperasi, nilai koefisien dan kesediaan sumber daya, yang selanjutnya persamaan dari tabulasi tersebut menghasilkan persamaan dan pertidaksamaan yang diolah dengan alat bantu program konmputer LINDO. Dalam realisasinya terlebih dahulu dibentuk model LP yang terdiri dari fungsi tujuan yang diperoleh dari hasil perhitungan perkembanngan keuntungan penjulan susu pasteurisasi dan pembentukan kendala dengan memilih sumber daya yang menjadi kendala dalam produksi susu pasteurisasi adalah bahan baku, tenaga kerja langsung, mesin packaging,

31 18 serta bahan baku tambahan berupa kemasan prepack, Kemasan Cup strawberry, kemasan cup coklat, job order prepack, job order cup strawberry,dan job order cup coklat. Hasil yang di dapat dalam penelitian ini adalah adanya sistem produksi berdasarkan pesanan membawa kerugian bagi KPS (Koperasi Peternak Susu) pengalengan baik dalam pemanfaatan sumber daya maupun keuntungan. Sistem yang dikemukakan di atas menyebabkan KPS tidak dapat mengoptimalkan pemanfaatan seluruh bahan baku susu segar yang disediakan untuk produksi susu pasteurisasi. Selama periode amatan, rataan persentase susu segar yang dapat diolah menjadi susu paterisasi hanya 54,8% dari total susu yang dialokasikan manajemen, padahal jika KPS mampu mengoptimalkan pemanfaatan susu segar yang diolah menjadi susu pasteurisasi, maka KPS pengalengan memiliki peluang meningkatkan keuntungan 78,62%. System job order berdampak negattif pada keuntungan KPS pengalengan, karena menyebabkan KPS pengalengan kehilangan keuntungan potensial 4% dari total keuntungan pada kondisi aktual. Dampak negatif dari sistem ini dapat dihilangkan dengan meningkatkan kapasitas jam kerja tenaga kerja langsung minimal 12% dan ketersediaan mesin packing minimal 11%. Pada kondisi tersebut, KPS memiliki peluang untuk meningkatkan keuntungan 10,57 % dari keuntungan pada kondisi aktual. Lestari (2009) melakukan penelitian di PT Istana Alam Dewi Tara, Sawangan Kota Depok, dengan tema penelitian Optimasi Produksi Adenium dan Aglaonema. Peubah keputusan dalaam penelitian ini mencakup beberapa kombinasi produk tanaman hias Adenium dan Aglaonema. Tujuan penelitian ini memaksimumkan keuntungan perusahaan berdasarkan sumber daya yang dimiliki. Dalam hal ini terdapat 30 peubah keputusan untuk Adenium dan delapan (8) peubah keputusan untuk Aglaonema. Untuk mendapatkan koefisien peubah pada fungsi tujuan dapat dilakukan dengan menghitung margin contribution. Kendala fungsi yang dimasukan adalah kendala lahan, kendala

32 19 indukan Adenium dan Aglaonema, kendala media tanam, kendala plot, kendala pupuk, kendala pestisida, kendala bonggol adenium, kendala tenaga kerja, kendala permintaan, hasil yang didapat adalah hasil kombinasi produksi optimal berbeda dengan hasil aktualnya, dimana sebagian besar jumlah produksi aktual lebih banyak dari produksi optimalnya. Dikarenakan pembagian sumber daya yang tidak efisien, maka keuntungan perusahaan yang beroperasi secara optimal dengan asumsi bahwa semua produk terjual Rp , didapatkan selisih keuntungan aktual dan optimal senilai Rp , atau 62,32 % dari keuntungan aktual. pada Istana Alam Dewi Tara dilakukan dua (2) skenario post optimal, yaitu menurunkan harga jual produk 61% dan pengurangan jam tenaga kerja 50%.

33 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Operation Research (OR) digunakan dalam penyelesaian masalahmasalah manajemen untuk meningkatkan produktivitas, atau efisiensi. Metode dalam Teknik OR yang paling banyak digunakan salah satunya adalah LP. Tujuan tunggal dari penelitian ini adalah untuk mengoptimalkan keuntungan dari produksi Yoghurt di PT. Cimory Cisarua Bogor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2. Kegiatan penelitian dimulai dengan mempelajari proses produksi yang ada, khususnya produk Yoghurt Cimory dan selanjutnya dilakukan perumusan masalah, yaitu : a. Peubah keputusan, yaitu unsur-unsur dalam persoalan yang dapat dikendalikan oleh pengambil keputusan, atau disebut sebagai instrumen b. Tujuan (objective), Penetapan tujuan membantu pengambil keputusan memusatkan perhatian pada persoalan dan pengaruhnya terhadap organisasi. c. Kendala (constraint), yaitu pembatas-pembatas terhadap alternatif tindakan yang tesedia. Setelah perumusan masalah diketahui, dilakukan pembentukan model secara kuantitatif untuk menjadi input program LINDO. Hasil yang didapatkan adalah berupa hasil optimal dari produk yang telah ditetapkan, sumber daya yang harus digunakan, serta sensitivitas tingkat keuntungan. Keputusan akhir menjadi aplikasi manajerial yang sebelumnya dilakukan upaya membandingkan antara hasil olahan peneliti menggunakan software LINDO dengan produksi optimal dari manajemen perusahaan yang sudah ada.

34 21 PT. Cimory Bogor Alur Proses Produksi Perumusan Masalah Pembentukan Model (Kuantitatif) Penentuan peubah keputusan Perumusan fungsi kendala (Constraints) Perumusan fungsi tujuan (Objectif) Input LINDO ( Linear Programming) Analisis Optimal Kombinasi produk Optimal Alokasi Sumber daya Analisis Sensitivitas Analisis Post Optimal Analisis pasca optimal akan menunjukan bagaimana perubahan kondisi optimal awal, jika terjadi perubahan terhadap kendala dan tujuan Lokasi dan Waktu Penelitian Optimasi produksi Susu Yoghurt Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian Penelitian dilakukan di PT. Cimory yang terletak dikawasan puncak Cisarua Bogor. Sejak awal Oktober 2011-Januari 2012

35 Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data primer yang digunakan berupa hasil wawancara dengan pihak perusahaan, terutama terkait dengan bagian produksi. Data sekunder merupakan data pelengkap yang didapatkan dari pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini, diantaranya dokumendokumen perusahaan yang relevan untuk penelitian ini. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah : 1. Data gambaran umum perusahaan meliputi sejarah, lokasi, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi, pemasaran dan proses produksi. 2. Data biaya bahan baku produksi (khususnya yoghurt). 3. Data historis produksi perusahaan, yaitu kebutuhan bahan baku yang digunakan, jam kerja langsung, data permintaan pesanan, persediaan bahan baku, kapasitas mesin dan data subcount yang bekerjasama dengan PT. Cimory seperti peternakan sapi perah dan lain-lain. Pengumpulan data berupa kegiatan survei lapangan, wawancara, dokumentasi dan penelitian pustaka. Tahapannya sebagai berikut : 1. Studi Literatur Data yang diperlukan dan dikumpulkan dengan cara membaca dan mempelajari buku literatur, serta sumber-sumber yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti. 2. Wawancara Wawancara (Lampiran 1) merupakan pengumpulan data dengan cara tanya jawab langsung dengan pihak bersangkutan, diantaranya dengan pihak produksi, akuntasi dan pemasaran. 3. Dokumentasi Metode ini merupakan cara mengumpulkan data dengan menggunakan dokumen-dokumen perusahaan yang relevan dengan penelitian.

36 Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data kualitatif dilakukan secara deskriptif, meliputi gambaran dan kondisi perusahaan. Sedangkan pengolahan data secara kuantitatif dilakukan untuk mencari tingkat produksi optimal. Data kuantitatif berupa harga jual tiap produk, jumlah penerimaan penjualan tiap produk, biaya produksi, laba, jumlah permintaan dan ketersediaan sumber daya perusahaan. Data diolah dengan software LINDO (Linier Interactive and Discrete Optimizer) yang merupakan salah satu program komputer untuk aplikasi LP, yaitu pemodelan matematik yang digunakan untuk mengoptimalkan suatu tujuan dengan berbagai kendala yang ada. Hasil pengolahan dari software LINDO ini akan diperoleh tingkat produksi dan penggunaan sumber daya optimal yang diperoleh dan nilai analisis sensitivitas tingkat keuntungan, serta alternatif ketersediaan sumber daya dalam mengubah solusi optimum.

37 24 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan Cimory adalah perusahaan pengolaan susu segar yang memiliki prospek yang potensial di dalam menyediakan aneka hidangan makanan dan minuman berbahan dasar susu. Selain memproduksi, Cimory memiliki peternakan dan sebuah resto yang berfungsi sebagai tempat untuk memasarkan produk hasil olahannya. PT. Cimory adalah salah satu anak perusahaan dari Macro Group yang menyediakan berbagai macam aneka pangan berbasis protein. berdirinya pada tahun 2004 di Jl Raya Puncak KM 77. Melihat respon masyarakat yang positif, maka Cimory memutuskan untuk membuka sebuah resto pada tahun 2006 untuk menyediakan produk-produk olahan yang berbahan dasar susu segar. Sampai saat ini Cimory memiliki beberapa jenis produk olahan yang diproduksi (Tabel 5). Tabel 5. Produk olahan PT. Cimory Cisarua Bogor No. Produk Rasa Kemasan 1. Keju 2. Susu Pasteurisasi Original 3. Susu Yoghurt 4. Yoghurt Drink Original (asam) Botol (250 ml) Stirred Yoghurt Bluebarry, mangga, Cup (100 ml) strawberry dan jeruk 5. Kue dan makanan

38 25 Gambar 3. Yoghurt Drink 250 ml Gambar 4. Stirred Yoghurt 400 ml Peternakan sapi yang menjadi sumber utama penghasil susu segar Cimory adalah KUD Giri Tani Cibereum Sukabumi, KUD Cipanas dan KUD mega mendung. Adapun standar-standar yang diberlakukan Cimory untuk semua peternaknya yaitu sesuai dengan yang ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI), diantaranya bakteri < , lemak 3,8 % dan solid 17-18%. Pengiriman susu dilakukan sebanyak dua (2) kali sehari, yaitu pada pagi dan sore. susu dari KUD diantar ketempat produksi Cimory menggunakan mobil bermuatan kapasitas liter, yang kemudian susu langsung diproses untuk dijadikan susu olahan berupa yoghurt Struktur Organisasi Cimory adalah salah satu anak perusahaan dari Makro Group yang memproduksi produk dari bahan dasar susu. Makro Group memiliki Empat (4) anak perusahaan yang mengelola berbagai produk pangan berbasis protein, yaitu: Tabel 6. Anak perusahaan Makro Group No. Perusahaan Produk olahan 1. PT. Makroprima Panganutama Daging 2. PT. Cisarua Mountain Dairy Susu 3. PT. Java egg Specialities Telur 4. PT. Indosoya sumber Protein Kacang Kedelai

39 26 Struktur organisasi PT. Cimory dapat dilihat pada Lampiran 2. Tugas dan tangggungjawab dari masing-masing bagian dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pemilik saham (Owner) Pimpinan tertinggi PT. Cimory adalah pemilik saham (Owner) yang bertanggung jawab merancang dan merencanakan sebuah produk dan sistem proses produksi yang terbaik. 2. Manajemen Bisnis Tanggung jawab dari bagian ini adalah sebagai penerima laporan penuh dari Manajer umum, dapat dikatakan manajemen bisnis ini sebagai wakil dari pemegang saham yang berhubungan secara langsung dengan pihak-pihak manajemen atau bagian-bagian di dalam perusahaan. Selain itu, manajemen bisnis bertanggungjawab menerjemahkan tujuan umum yang ditetapkan owner kepada manajemen tingkat menengah secara lebih khusus agar semua tujuan dapat berjalan dan tercapai dengan baik. 3. Manajer Umum Manajemen umum bertanggung jawab menerjemahkan tujuan khusus menjadi Standart Opration Prosedur (SOP) bersama dengan manajemen bisnis kepada semua manajer bagian yang ada di bawahnya, yaitu Manajer Researh Inovation Quality Asurance (RIQA), Manajer keuangan, Manajer gudang, Manajer produksi, Manajer pemeliharaan (Maintenance). Selain itu, bertanggungjawab mengenai keseimbangan sistem dimasing-masing bagian secara menyeluruh dengan cara menganalisis laporan-laporan yang diberikan oleh semua manajer bagian. 4. Manajer RIQA

40 27 Bertanggung jawab pada inovasi dan mutu dari sebuah produk yang dihasilkan PT. Cimory melalui penelitian yang dilakukan setiap harinya. RIQA memiliki bawahan langsung, yaitu kepala bagian yang memimpin beberapa supervisor, diantaranya : a. Supervisor Quality Control (QC), berfungsi mengawasi proses produksi dititik-titik kritis seperti memeriksa keadaan susu, saat susu sampai di tabung penerimaan susu, pada saat proses pengolahan dan disaat susu akan dipasarkan. b. Supervisor Quality Asurance (QA), bertanggung jawab apabila terjadi masalah pada produk yang dihasilkan seperti masalah mutu susu, biasanya susu yang dihasilkan pada hari tertentu QA menyimpan sampelnya sampai produk yang dihasilkan semua habis terjual atau sampai habis batas waktu kadaluarsanya. QA ikut bertanggung jawab menjaga citra baik perusahaan dengan memeriksa semua bahan baku produk yang dikirim oleh semua pemasok seperti cup, botol dan lain sebagainya. c. R&D (Research and Development), R&D adalah bagian dari RIQA yang bertanggungjawab mengembangkan produk yang dihasilkan agar produk yang dihasilkan tersebut diminati dan disukai oleh semua konsumen biasanya melalui sebuah penelitian, seperti pengembangan, atau penambahan rasa dari yoghurt dan lain sebagainya. 5. Manajer Keuangan Bertanggungjawab mengawasi dan mengelola keuangan perusahaan secara menyeluruh 6. Manajer Gudang Bertanggungjawab merencanakan dan mengendalikan bahan baku dari hilir hingga hulu atau dari barang dipesan/pengiriman purchase order (PO) hingga barang siap dikirim kepada konsumen.

41 7. Manajer pemeliharaan (Maintenance) Bertanggungjawab pada mesin yang beroperasi, baik merawat, memperbaiki maupun mengganti perangkat yang rusak pada mesin. 8. Manajer Produksi Bertanggungjawab pada proses produksi, dari bahan baku (input) tiba di mesin produksi hingga produk berubah menjadi output, misal mengatur produksi yoghurt dengan rasa yang beraneka dalam 1 (satu) hari dan mampu memastikan input dapat berubah menjadi output dengan 28 proses yang sesuai dengan SOP. Di setiap lini produksi terdapat masing masing foreman yang bertanggungjawab atas jenis produk yang dihasilkan yaitu : foreman produksi keju, foreman produksi kue-kue, foreman susu pasteurisasi dan foreman susu yoghurt. Setiap foreman memiliki leader-leader disetiap jenis produk yang diproduk. Seperti leader pada lini susu yoghurt terdapat leader yoghurt drink, leader yoghurt stirred dan leader yoghurt seat. Leader ini bertanggungjawab secara langsung dengan produk yang diproduksi dan harus dapat berproduksi sesuai dengan SOP yang telah ditentukan Ketenagakerjaan Jumlah tenaga kerja PT. Cimory Cisarua Bogor berjumlah 150 orang yang terbagi dalam 3 (tiga) shift. Tabel 7. Jam kerja karyawan Jumlah tenaga Shift Jam kerja 50 1 (satu) (dua) (tiga)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Susu Segar

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Susu Segar 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Susu Segar Menurut Saleh (2011), Susu segar merupakan cairan yang berasal dari kambing atau sapi yang sehat dan bersih. Susu diperoleh dengan cara pemerahan yang benar dan kandungan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Usaha Kecil Menengah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Usaha Kecil Menengah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Usaha Kecil Menengah Pengertian Usaha Kecil Menengah (UKM) menurut Keputusan Presiden RI No. 99 tahun 1998, yaitu kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Susu

TINJAUAN PUSTAKA. Susu TINJAUAN PUSTAKA Susu segar Susu adalah susu murni yang belum mendapat perlakuan apapun kecuali proses pendinginan tanpa mempengaruhi kemurniannya. Susu murni adalah cairan yang berasal dari ambing sapi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 24 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan Cimory adalah perusahaan pengolaan susu segar yang memiliki prospek yang potensial di dalam menyediakan aneka hidangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah Dalam perekonomian Indonesia Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Sistem Produksi Secara umum produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Operation Research (OR) digunakan dalam penyelesaian masalahmasalah manajemen untuk meningkatkan produktivitas, atau efisiensi. Metode dalam Teknik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Dalam setiap perusahaan berusaha untuk menghasilkan nilai yang optimal dengan biaya tertentu yang dikeluarkannya. Proses penciptaan nilai yang optimal dapat

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produksi adalah suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output) yang berupa

Lebih terperinci

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Produksi Produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasi masukan (input) menjadi hasil keluaran

Lebih terperinci

OPTIMASI PROFIT PADA PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE DI PT. XYZ

OPTIMASI PROFIT PADA PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE DI PT. XYZ JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 2 No.1 ; Juni 2015 OPTIMASI PROFIT PADA PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE DI PT. XYZ NINA HAIRIYAH Jurusan Teknologi Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, salah satu bahan pangan asal ternak yang dapat digunakan adalah susu. Susu merupakan bahan makanan yang istimewa bagi manusia

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rinadya Yoghurt yang berlokasi di Bukit Asri Ciomas Blok A5 No. 9, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya. SUSU a. Definisi Susu Air susu termasuk jenis bahan pangan hewani, berupa cairan putih yang dihasilkan oleh hewan ternak mamalia dan diperoleh dengan cara pemerahan (Hadiwiyoto, 1983). Sedangkan menurut

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, dan (6) Hipotesis Penelitian.

Lebih terperinci

LINEAR PROGRAMMING. Pembentukan model bukanlah suatu ilmu pengetahuan tetapi lebih bersifat seni dan akan menjadi dimengerti terutama karena praktek.

LINEAR PROGRAMMING. Pembentukan model bukanlah suatu ilmu pengetahuan tetapi lebih bersifat seni dan akan menjadi dimengerti terutama karena praktek. LINEAR PROGRAMMING Formulasi Model LP Masalah keputusan yang biasa dihadapi para analis adalah alokasi optimum sumber daya yang langka. Sumber daya dapat berupa modal, tenaga kerja, bahan mentah, kapasitas

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Puyuh Bintang Tiga (PPBT) yang berlokasi di Jalan KH Abdul Hamid Km 3, Desa Situ Ilir Kecamatan Cibungbulang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Memahami konsumen di seluruh dunia tentang pendapat mereka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Memahami konsumen di seluruh dunia tentang pendapat mereka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memahami konsumen di seluruh dunia tentang pendapat mereka terhadap aktivitas pemasaran global merupakan topik penting untuk perusahaan perusahaan multinasional, namun

Lebih terperinci

Pembuatan Yogurt. 1. Pendahuluan

Pembuatan Yogurt. 1. Pendahuluan Pembuatan Yogurt 1. Pendahuluan Yoghurt merupakan salah satu olahan susu yang diproses melalui proses fermentasi dengan penambahan kultur organisme yang baik, salah satunya yaitu bakteri asam laktat. Melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Susu Susu adalah salah satu bahan makanan alami yang berasal dari ternak perah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Susu Susu adalah salah satu bahan makanan alami yang berasal dari ternak perah 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Susu Susu adalah salah satu bahan makanan alami yang berasal dari ternak perah yang sehat dan bersih yang digunakan untuk bahan utama makanan yang sangat komplit. Susu merupakan

Lebih terperinci

BAB IV. METODE PENELITIAN

BAB IV. METODE PENELITIAN BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di milk treatment (MT) Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan, jalan Raya Koperasi No.1 Pangalengan, Kab.

Lebih terperinci

Food SUSU SUSU. Mitos. Minum BISA PACU TINGGI BADAN? Susu BISA GANTIKAN. for Kids. Makanan Utama? pada Bumil. Edisi 6 Juni Vol

Food SUSU SUSU. Mitos. Minum BISA PACU TINGGI BADAN? Susu BISA GANTIKAN. for Kids. Makanan Utama? pada Bumil. Edisi 6 Juni Vol Edisi 6 Juni Vol 4 2016 Food for Kids I N D O N E S I A SUSU BISA GANTIKAN Makanan Utama? Mitos Minum Susu pada Bumil SUSU BISA PACU TINGGI BADAN? Love Milk Food for Kids I N D O N E S I A DAFTAR ISI Edisi

Lebih terperinci

TEKNOLOGI HASIL TERNAK. Kuliah ke 2

TEKNOLOGI HASIL TERNAK. Kuliah ke 2 TEKNOLOGI HASIL TERNAK Kuliah ke 2 METODE PRESERVASI DAGING, SUSU DAN TELUR 1. Penggunaan panas atau PROSES TERMAL (THERMAL PROCESSING) 2. Penurunan suhu atau PENDINGINAN DAN PEMBEKUAN (COOLING AND FREEZING)

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI SUSU OLAHAN (Studi Kasus : Unit Usaha Sapi Perah KUD Mitrayasa, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat)

OPTIMALISASI PRODUKSI SUSU OLAHAN (Studi Kasus : Unit Usaha Sapi Perah KUD Mitrayasa, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat) OPTIMALISASI PRODUKSI SUSU OLAHAN (Studi Kasus : Unit Usaha Sapi Perah KUD Mitrayasa, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat) Oleh : SIESKA RIDYAWATI A14103047 PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Rinadya Yoghurt Rinadya Yoghurt merupakan usaha rumahtangga yang bergerak dalam bidang pengolahan susu segar yaitu memproduksi yoghurt. Usaha ini

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR

OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR SKRIPSI MAULANA YUSUP H34066080 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Koperasi Dalam Perkembangan Agribisnis Persusuan Koperasi memiliki peran penting bagi perkembangan agribisnis persusuan di beberapa negara di dunia termasuk Indonesia.

Lebih terperinci

Homogenisasi, Separasi, Susu Steril

Homogenisasi, Separasi, Susu Steril PENGOLAHAN SUSU Homogenisasi, Separasi, Susu Steril Materi 10 TATAP MUKA KE-10 Semester Genap 2015-2016 BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas

Lebih terperinci

Pengawetan dengan Suhu Tinggi

Pengawetan dengan Suhu Tinggi Pengawetan dengan Suhu Tinggi Pengawetan dengan suhu tinggi adalah salah satu dari sekian banyak metode pengawetan makanan yang sering digunakan. Metode ini sebenarnya sudah sangat familier dalam aktivitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Susu Kambing. Dipasteurisasi 70 o C. Didinginkan 40 o C. Diinokulasi. Diinkubasi (sampai menggumpal) Yoghurt.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Susu Kambing. Dipasteurisasi 70 o C. Didinginkan 40 o C. Diinokulasi. Diinkubasi (sampai menggumpal) Yoghurt. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa proses pengolahan susu kambing menjadi yoghurt. Melalui beberapa tahapan yang digambarkan melalui bagan alir dbawah ini

Lebih terperinci

MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12

MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12 MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12 MIKROORGANISME MAKANAN DAN KEMASAN Bahan pangan mempunyai mikroflora spesifik yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu yang baru keluar dari kelenjar mamae melalui proses pemerahan merupakan suatu sumber bahan pangan yang murni, segar, higienis, bergizi, serta mengandung sejumlah

Lebih terperinci

Teti Estiasih - THP - FTP - UB

Teti Estiasih - THP - FTP - UB 1 2 Merupakan proses thermal yang menggunakan suhu Blansing: perlakuan pendahuluan pada buah dan sayuran Pasteurisasi dan sterilisasi merupakan proses pengawetan pangan 3 Blansing air panas Blansing uap

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu

TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu Susu adalah sekresi yang dihasilkan oleh mammae atau ambing hewan mamalia termasuk manusia dan merupakan makanan pertama bagi bayi manusia dan hewan sejak lahir (Lukman

Lebih terperinci

VII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN TINGKAT KINERJA

VII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN TINGKAT KINERJA VII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN TINGKAT KINERJA 7.1. Analisis Penilaian Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Penelitian ini menggunakan analisis Importance Performance Analysis (IPA) dan Costumer

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Optimalisasi Distribusi Sistem distribusi adalah cara yang ditempuh atau digunakan untuk menyalurkan barang dan jasa dari produsen

Lebih terperinci

PEMBUATAN YOGHURT SUSU SAPI DENGAN BANTUAN MIKROORGANISME DALAM PLAIN YOGHURT MENGGUNAKAN ALAT FERMENTOR

PEMBUATAN YOGHURT SUSU SAPI DENGAN BANTUAN MIKROORGANISME DALAM PLAIN YOGHURT MENGGUNAKAN ALAT FERMENTOR TUGAS AKHIR PEMBUATAN YOGHURT SUSU SAPI DENGAN BANTUAN MIKROORGANISME DALAM PLAIN YOGHURT MENGGUNAKAN ALAT FERMENTOR (MANUFACTURE OF COW S MILK YOGHURT WITH THE HELP OF MICROORGANISMS IN PLAIN YOGHURT

Lebih terperinci

Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang

Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang AgroinovasI Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang Pisang kaya akan karbohidrat dan mempunyai kandungan gizi yang baik yaitu vitamin (provitamin A, B dan C) dan mineral

Lebih terperinci

BLANSING PASTEURISASI DAN STERIISASI

BLANSING PASTEURISASI DAN STERIISASI PENGOLAHAN TERMAL I BLANSING PASTEURISASI DAN STERIISASI TIM DOSEN PENGAMPU BRAWIJAYA UNIVERSITY 2013 outline 1 PENDAHULUAN 4 STERILISASI 3 PASTEURISASI 2 BLANCHING PENDAHULUAN MERUPAKAN PROSES THERMAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Yoghurt merupakan salah satu bentuk produk minuman hasil pengolahan susu yang memanfaatkan mikroba dalam proses fermentasi susu segar menjadi bentuk produk emulsi

Lebih terperinci

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri PENANGANAN Jenis Kerusakan Bahan Pangan Kerusakan mikrobiologis Kerusakan mekanis Kerusakan fisik Kerusakan biologis Kerusakan kimia Kerusakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia banyak sekali dijual olahan susu fermentasi, salah satunya adalah yoghurt. Yoghurt memiliki nilai gizi yang lebih besar daripada susu segar karena terjadi

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA

KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA Muhammad Saeful Afwan 123020103 Pembimbing Utama (Ir. H. Thomas Gozali,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi yang digunakan dalam pengolahan susu oleh sebagian besar peternak sapi perah adalah proses homogenisasi dan proses pendinginan. Proses homogenisasi adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Percobaan Pembuatan yoghurt dari kacang merah Bahan : Kacang merah = 250 gram Aquadest = 1000 ml Gula pasir = 7,5 gram Susu Skim = 70 gram Jumlah Kultur = Lactobacillus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya kesadaran masyarakat Indonesia akan kebutuhan gizi dan bertambahnya tingkat pendapatan mayarakat, menyebabkan permintaan bahan pangan yang

Lebih terperinci

Chemistry In Our Daily Life

Chemistry In Our Daily Life Chemistry In Our Daily Life Pembuatan Yogurt 1. Pendahuluan Yoghurt merupakan salah satu olahan susu yang diproses melalui proses fermentasi dengan penambahan kultur organisme yang baik, salah satunya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. juga mengandung beberapa jenis vitamin dan mineral. Soeparno (2009)

I. PENDAHULUAN. juga mengandung beberapa jenis vitamin dan mineral. Soeparno (2009) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daging merupakan bahan pangan yang penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi manusia. Selain mutu proteinnya tinggi, daging juga mengandung asam amino essensial yang lengkap

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 23 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Marbella Bakery merupakan salah satu produsen roti di Jakarta Timur khususnya di sekitar kelurahan Pekayon. Usaha ini didirikan oleh Bapak J. Hoeru

Lebih terperinci

4.1.2 Struktur Organisasi Milkfood Barokah

4.1.2 Struktur Organisasi Milkfood Barokah 30 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Milkfood Barokah Milkfood Barokah merupakan usaha mikro yang memiliki kegiatan usaha memproduksi minuman susu olahan. Milkfood Barokah

Lebih terperinci

Pendahuluan, Telur Cair, Telur Asin

Pendahuluan, Telur Cair, Telur Asin PENGOLAHAN TELUR Pendahuluan, Telur Cair, Telur Asin Materi 8 TATAP MUKA KE-8 Semester Genap 2015-2016 BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Produksi Menurut Salvatore (2001), produksi merujuk pada transformasi dari berbagai input atau sumberdaya menjadi output berupa barang atau

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR OPTIMASI PEMBUATAN COCOGURT MENGGUNAKAN FERMENTOR SERTA KULTUR CAMPURAN

LAPORAN TUGAS AKHIR OPTIMASI PEMBUATAN COCOGURT MENGGUNAKAN FERMENTOR SERTA KULTUR CAMPURAN LAPORAN TUGAS AKHIR OPTIMASI PEMBUATAN COCOGURT MENGGUNAKAN FERMENTOR SERTA KULTUR CAMPURAN Lactobacillus sp. DAN Streptococcus sp. DENGAN VARIASI SUKROSA DAN POTONGAN BUAH MANGGA Optimization of Manufacturing

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Sub Terminal Agribisnis (STA) Rancamaya yang berlokasi di Jl. Raya Rancamaya Rt 01/01, Kampung Rancamaya Kidul, Desa Rancamaya,

Lebih terperinci

Makalah Manajemen Kewirausahaan USAHA PRODUKSI MINUMAN YOGURT KACANG MERAH. Disusun Oleh : Mega Ayu Puspitasari ( )

Makalah Manajemen Kewirausahaan USAHA PRODUKSI MINUMAN YOGURT KACANG MERAH. Disusun Oleh : Mega Ayu Puspitasari ( ) Makalah Manajemen Kewirausahaan USAHA PRODUKSI MINUMAN YOGURT KACANG MERAH Disusun Oleh : Mega Ayu Puspitasari ( 08307144033 ) PROGRAM STUDI KIMIA JURDIK KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGATAHUAN

Lebih terperinci

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar. pengertian Bahan Pangan Hewani dan Nabati dan pengolahannya Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pangan asal tumbuhan (nabati) dan bahan pangan asal hewan (hewani).

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan Penelitian, Kerangka pemikiran, Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia. Susu pasteurisasi. Badan Standardisasi Nasional ICS

SNI Standar Nasional Indonesia. Susu pasteurisasi. Badan Standardisasi Nasional ICS SNI 01-3951-1995 Standar Nasional Indonesia Susu pasteurisasi ICS 13.040.30 Badan Standardisasi Nasional SNI 01-3951-1995 Daftar isi Daftar isi...i Pendahuluan... 1 Spesifikasi... 1 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Pengusahaan Yoghurt di Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Pengusahaan Yoghurt di Indonesia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Pengusahaan Yoghurt di Indonesia Industri pengolahan susu baik berskala kecil maupun berskala besar memiliki peranan penting dan strategis bagi perkembangan agribisnis

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat

Lebih terperinci

Susu segar-bagian 1: Sapi

Susu segar-bagian 1: Sapi Standar Nasional Indonesia Susu segar-bagian 1: Sapi ICS 67.100.01 Badan Standardisasi Nasional Copyright notice Hak cipta dilindungi undang undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh

Lebih terperinci

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-9

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-9 PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-9 Produk Susu Evaporasi dan Konsentrasi (Lanjutan) Sweetened Condenced Mttk (Susu kental Manis) Sweeted condenced milk adalah pengurangan air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi globalisasi dunia saat ini mendorong persaingan diantara para pelaku bisnis yang semakin ketat. Di Indonesia sebagai negara berkembang, pembangunan

Lebih terperinci

SUSU EVAPORASI, SUSU KENTAL, SUSU BUBUK

SUSU EVAPORASI, SUSU KENTAL, SUSU BUBUK PENGOLAHAN SUSU SUSU EVAPORASI, SUSU KENTAL, SUSU BUBUK Materi 11 TATAP MUKA KE-11 Semester Genap 2015-2016 BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas

Lebih terperinci

Pengaruh waktu dan Nutrien dalam pembuatan yoghurt dari susu dengan starter plain Lactobacillus Bulgaricus menggunakan alat fermentor

Pengaruh waktu dan Nutrien dalam pembuatan yoghurt dari susu dengan starter plain Lactobacillus Bulgaricus menggunakan alat fermentor TUGAS AKHIR Pengaruh waktu dan Nutrien dalam pembuatan yoghurt dari susu dengan starter plain Lactobacillus Bulgaricus menggunakan alat fermentor ( The Influence of Time and Nutrient in The Manufacture

Lebih terperinci

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING (Laporan Penelitian) Oleh PUTRI CYNTIA DEWI JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PETANIAN

Lebih terperinci

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Mingguke-5

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Mingguke-5 PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Mingguke-5 Teknologi Pengawetan dan Produk Susu Cair (Lanjutan). Pengaruh Pasteurisasi (pemanasan) terhadap sifat fisik dan kimia susu Pemanasan dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Susu Susu merupakan bahan pangan yang baik bagi manusia karena mengandung zat gizi yang tinggi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Susu adalah suatu

Lebih terperinci

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R USAHA TELUR ASIN NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M (0610963043) R. YISKA DEVIARANI S (0610963045) SHANTY MESURINGTYAS (0610963059) WIDIA NUR D (0610963067) YOLANDA KUMALASARI (0610963071) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB LANDASAN TEORI Efisiensi Menurut Vincent Gaspersz (998, hal 4), efisiensi adalah ukuran yang menunjukan bagaimana baiknya sumber daya digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan output Efisiensi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Produk 2.1.1 Susu Kita mengenal beberapa bahan makanan yang mengandung sedikit atau tidak sama sekali bagian-bagian yang sangat diperlukan (vital) untuk tubuh kita. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan Yoghurt Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan Yoghurt Page 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Protein sebagai salah satu komponen gizi yang dibutuhkan manusia. Protein ini dapat diperoleh dari bahan nabati ataupun hewani. Dari bahan hewani salahs atunya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik sekali untuk diminum. Hasil olahan susu bisa juga berbentuk mentega, keju,

BAB I PENDAHULUAN. baik sekali untuk diminum. Hasil olahan susu bisa juga berbentuk mentega, keju, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu adalah suatu sekresi kelenjar susu dari sapi yang sedang laktasi, atau ternak lain yang sedang laktasi, yang diperoleh dari pemerahan secara sempurna (tidak

Lebih terperinci

KAJIAN OPTIMASI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA KECIL MENENGAH USAHA DAGANG PRAKTIS MAGETAN JAWA TIMUR

KAJIAN OPTIMASI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA KECIL MENENGAH USAHA DAGANG PRAKTIS MAGETAN JAWA TIMUR KAJIAN OPTIMASI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA KECIL MENENGAH USAHA DAGANG PRAKTIS MAGETAN JAWA TIMUR Oleh LINGGAR WREDA RETNIANTO H24104037 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SILVI DIANA SHOFI L0C

TUGAS AKHIR SILVI DIANA SHOFI L0C TUGAS AKHIR Pengaruh Suhu dan ph Dalam Pembuatan Minuman Probiotik Sari Buah Nanas (Ananas Comosus) Dengan Starter Lactobacillus Bulgaricus Menggunakan Alat Fermentor ( The Influence of Temperature and

Lebih terperinci

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING BAB 3 LINEAR PROGRAMMING Teori-teori yang dijelaskan pada bab ini sebagai landasan berpikir untuk melakukan penelitian ini dan mempermudah pembahasan hasil utama pada bab selanjutnya. 3.1 Linear Programming

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gizi yang tinggi seperti protein, lemak, mineral dan beberapa vitamin lainnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gizi yang tinggi seperti protein, lemak, mineral dan beberapa vitamin lainnya 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Susu Susu merupakan salah satu pangan asal ternak yang memiliki kandungan gizi yang tinggi seperti protein, lemak, mineral dan beberapa vitamin lainnya (Suwito dan Andriani,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun 2011 sebanyak ekor yang tersebar di 35 Kabupaten/Kota.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun 2011 sebanyak ekor yang tersebar di 35 Kabupaten/Kota. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produksi Susu di Jawa Tengah, Kabupaten Banyumas, dan Kabupaten Semarang Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang menjadi pusat pengembangan sapi perah di Indonesia

Lebih terperinci

Susu merupakan makanan pelengkap dalam diet manusia

Susu merupakan makanan pelengkap dalam diet manusia PROSES PEMBUATAN DAN ANALISIS MUTU YOGHURT Marman Wahyudi 1 Susu merupakan makanan pelengkap dalam diet manusia sehari-hari dan merupakan makanan utama bagi bayi. Ditinjau dari komposisi kimianya, susu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep program linier ditemukan dan diperkenalkan pertamakali oleh George Dantzig yang berupa metode mencari solusi masalah program linier dengan banyak variabel keputusan.

Lebih terperinci

LINIEAR PROGRAMMING MATEMATIKA BISNIS ANDRI HELMI M, S.E., M.M.

LINIEAR PROGRAMMING MATEMATIKA BISNIS ANDRI HELMI M, S.E., M.M. LINIEAR PROGRAMMING MATEMATIKA BISNIS ANDRI HELMI M, S.E., M.M. INTRODUCTION Masalah keputusan yang biasa dihadapi para analis adalah alokasi optimum sumber daya yang langka. Sumber daya dapat berupa modal,

Lebih terperinci

Mentega dan Es Krim. Materi 13 TATAP MUKA KE-13 Semester Genap BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

Mentega dan Es Krim. Materi 13 TATAP MUKA KE-13 Semester Genap BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK PENGOLAHAN SUSU Mentega dan Es Krim Materi 13 TATAP MUKA KE-13 Semester Genap 2015-2016 BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jenderal

Lebih terperinci

Inovasi Olahan dan Limbah Meningkatkan SDM dan Ekonomi Petani

Inovasi Olahan dan Limbah Meningkatkan SDM dan Ekonomi Petani Agro inovasi Inovasi Olahan dan Limbah Meningkatkan SDM dan Ekonomi Petani Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Jl. Ragunan No.29 Pasar Minggu Jakarta Selatan www.litbang.deptan.go.id 2 AgroinovasI

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kelangkaan merupakan hal yang tidak bisa dihindari. Hal ini menjadi masalah utama ketika keinginan manusia yang tidak terbatas berhadapan dengan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Bakteriosin HASIL DAN PEMBAHASAN Bakteriosin merupakan senyawa protein yang berasal dari Lactobacillus plantarum 2C12. Senyawa protein dari bakteriosin telah diukur konsentrasi dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu merupakan produk hewani yang umum dikonsumsi oleh manusia mulai dari anak-anak hingga dewasa karena kandungan nutrisinya yang lengkap. Menurut Codex (1999), susu

Lebih terperinci

TUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI. Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt

TUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI. Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt TUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt Disusun Oleh : Yatin Dwi Rahayu 1006578 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar yang dapat memuaskan keinginan maupun kebutuhan. Produk dapat dibedakan

BAB I PENDAHULUAN. pasar yang dapat memuaskan keinginan maupun kebutuhan. Produk dapat dibedakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Yang (2008), produk merupakan apapun yang dapat ditawarkan ke pasar yang dapat memuaskan keinginan maupun kebutuhan. Produk dapat dibedakan menjadi dua tipe,

Lebih terperinci

TINGKAT PENDAPATAN UNIT USAHA SUSU PASTEURISASI PADA KOPERASI SUSU WARGA MULYA KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

TINGKAT PENDAPATAN UNIT USAHA SUSU PASTEURISASI PADA KOPERASI SUSU WARGA MULYA KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA TINGKAT PENDAPATAN UNIT USAHA SUSU PASTEURISASI PADA KOPERASI SUSU WARGA MULYA KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA (Revenue Rate of Pasteurized Milk Unit of "Warga Mulya" Economic Enterprise Sleman Regency Yogyakarta)

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno-Hatta (BBKPSH) merupakan unit pelaksana teknis (UPT) lingkup Badan Karantina Pertanian yang berkedudukan di Bandara Udara Internasional

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2010. Lokasi penelitian berada di PT Perikanan Nusantara Cabang Benoa, Bali (Peta lokasi kantor PT Perikanan

Lebih terperinci

Pengaruh Suhu Dalam Pembuatan Minuman Probiotik Sari Buah Melon (Curcumismelo L.) Dengan Starter Lactobacillus Bulgaricus Menggunakan Fermentor

Pengaruh Suhu Dalam Pembuatan Minuman Probiotik Sari Buah Melon (Curcumismelo L.) Dengan Starter Lactobacillus Bulgaricus Menggunakan Fermentor LAPORAN TUGAS AKHIR Pengaruh Suhu Dalam Pembuatan Minuman Probiotik Sari Buah Melon (Curcumismelo L.) Dengan Starter Lactobacillus Bulgaricus Menggunakan Fermentor ( The Influence of Temperature in The

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Potong Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha penggemukan. Penggemukan sapi potong umumnya banyak terdapat di daerah dataran tinggi dengan persediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan tentang gizi mendorong orang untuk mendapatkan bahan pangan yang sehat dan berkualitas agar dapat diandalkan untuk meningkatkan dan memenuhi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ekonomi, perubahan pola hidup, peningkatan kesadaran gizi, dan perbaikan

I. PENDAHULUAN. ekonomi, perubahan pola hidup, peningkatan kesadaran gizi, dan perbaikan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permintaan pangan hewani (daging, telur, dan susu) dari waktu ke waktu cenderung meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, perubahan pola hidup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tempe merupakan produk pangan khas Indonesia berbahan kedelai yang diolah melalui fermentasi kapang Rhizopus oligosporus. Tempe sangat familiar dikalangan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil olahan fermentasi sudah banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain. Salah satu yang populer

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembuatan starter di pondok pesantren pertanian Darul Fallah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembuatan starter di pondok pesantren pertanian Darul Fallah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Proses Pembuatan Starter Proses pembuatan starter di pondok pesantren pertanian Darul Fallah bogor meliputi langkah-langkah sebagai berikut, dapat dilihat pada Gambar 1.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode-metode ilmiah dari teori-teori yang digunakan dalam penyelesaian persoalan untuk menentukan model program linier dalam produksi.. 2.1 Teori

Lebih terperinci

Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Post-Thawing Ditinjau dari Waktu Reduktase dan Angka Katalase

Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Post-Thawing Ditinjau dari Waktu Reduktase dan Angka Katalase Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Post-Thawing Ditinjau dari Waktu Reduktase dan Angka Katalase MURNI SARI, IDA BAGUS NGURAH SWACITA, KADEK KARANG AGUSTINA Laboratorium Kesmavet, Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci