IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 24 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan Cimory adalah perusahaan pengolaan susu segar yang memiliki prospek yang potensial di dalam menyediakan aneka hidangan makanan dan minuman berbahan dasar susu. Selain memproduksi, Cimory memiliki peternakan dan sebuah resto yang berfungsi sebagai tempat untuk memasarkan produk hasil olahannya. PT. Cimory adalah salah satu anak perusahaan dari Macro Group yang menyediakan berbagai macam aneka pangan berbasis protein. berdirinya pada tahun 2004 di Jl Raya Puncak KM 77. Melihat respon masyarakat yang positif, maka Cimory memutuskan untuk membuka sebuah resto pada tahun 2006 untuk menyediakan produk-produk olahan yang berbahan dasar susu segar. Sampai saat ini Cimory memiliki beberapa jenis produk olahan yang diproduksi (Tabel 5). Tabel 5. Produk olahan PT. Cimory Cisarua Bogor No. Produk Rasa Kemasan 1. Keju 2. Susu Pasteurisasi Original 3. Susu Yoghurt 4. Yoghurt Drink Original (asam) Botol (250 ml) Stirred Yoghurt Bluebarry, mangga, Cup (100 ml) strawberry dan jeruk 5. Kue dan makanan

2 25 Gambar 3. Yoghurt Drink 250 ml Gambar 4. Stirred Yoghurt 400 ml Peternakan sapi yang menjadi sumber utama penghasil susu segar Cimory adalah KUD Giri Tani Cibereum Sukabumi, KUD Cipanas dan KUD mega mendung. Adapun standar-standar yang diberlakukan Cimory untuk semua peternaknya yaitu sesuai dengan yang ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI), diantaranya bakteri < , lemak 3,8 % dan solid 17-18%. Pengiriman susu dilakukan sebanyak dua (2) kali sehari, yaitu pada pagi dan sore. susu dari KUD diantar ketempat produksi Cimory menggunakan mobil bermuatan kapasitas liter, yang kemudian susu langsung diproses untuk dijadikan susu olahan berupa yoghurt Struktur Organisasi Cimory adalah salah satu anak perusahaan dari Makro Group yang memproduksi produk dari bahan dasar susu. Makro Group memiliki Empat (4) anak perusahaan yang mengelola berbagai produk pangan berbasis protein, yaitu: Tabel 6. Anak perusahaan Makro Group No. Perusahaan Produk olahan 1. PT. Makroprima Panganutama Daging 2. PT. Cisarua Mountain Dairy Susu 3. PT. Java egg Specialities Telur 4. PT. Indosoya sumber Protein Kacang Kedelai

3 26 Struktur organisasi PT. Cimory dapat dilihat pada Lampiran 2. Tugas dan tangggungjawab dari masing-masing bagian dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pemilik saham (Owner) Pimpinan tertinggi PT. Cimory adalah pemilik saham (Owner) yang bertanggung jawab merancang dan merencanakan sebuah produk dan sistem proses produksi yang terbaik. 2. Manajemen Bisnis Tanggung jawab dari bagian ini adalah sebagai penerima laporan penuh dari Manajer umum, dapat dikatakan manajemen bisnis ini sebagai wakil dari pemegang saham yang berhubungan secara langsung dengan pihak-pihak manajemen atau bagian-bagian di dalam perusahaan. Selain itu, manajemen bisnis bertanggungjawab menerjemahkan tujuan umum yang ditetapkan owner kepada manajemen tingkat menengah secara lebih khusus agar semua tujuan dapat berjalan dan tercapai dengan baik. 3. Manajer Umum Manajemen umum bertanggung jawab menerjemahkan tujuan khusus menjadi Standart Opration Prosedur (SOP) bersama dengan manajemen bisnis kepada semua manajer bagian yang ada di bawahnya, yaitu Manajer Researh Inovation Quality Asurance (RIQA), Manajer keuangan, Manajer gudang, Manajer produksi, Manajer pemeliharaan (Maintenance). Selain itu, bertanggungjawab mengenai keseimbangan sistem dimasing-masing bagian secara menyeluruh dengan cara menganalisis laporan-laporan yang diberikan oleh semua manajer bagian. 4. Manajer RIQA

4 27 Bertanggung jawab pada inovasi dan mutu dari sebuah produk yang dihasilkan PT. Cimory melalui penelitian yang dilakukan setiap harinya. RIQA memiliki bawahan langsung, yaitu kepala bagian yang memimpin beberapa supervisor, diantaranya : a. Supervisor Quality Control (QC), berfungsi mengawasi proses produksi dititik-titik kritis seperti memeriksa keadaan susu, saat susu sampai di tabung penerimaan susu, pada saat proses pengolahan dan disaat susu akan dipasarkan. b. Supervisor Quality Asurance (QA), bertanggung jawab apabila terjadi masalah pada produk yang dihasilkan seperti masalah mutu susu, biasanya susu yang dihasilkan pada hari tertentu QA menyimpan sampelnya sampai produk yang dihasilkan semua habis terjual atau sampai habis batas waktu kadaluarsanya. QA ikut bertanggung jawab menjaga citra baik perusahaan dengan memeriksa semua bahan baku produk yang dikirim oleh semua pemasok seperti cup, botol dan lain sebagainya. c. R&D (Research and Development), R&D adalah bagian dari RIQA yang bertanggungjawab mengembangkan produk yang dihasilkan agar produk yang dihasilkan tersebut diminati dan disukai oleh semua konsumen biasanya melalui sebuah penelitian, seperti pengembangan, atau penambahan rasa dari yoghurt dan lain sebagainya. 5. Manajer Keuangan Bertanggungjawab mengawasi dan mengelola keuangan perusahaan secara menyeluruh 6. Manajer Gudang Bertanggungjawab merencanakan dan mengendalikan bahan baku dari hilir hingga hulu atau dari barang dipesan/pengiriman purchase order (PO) hingga barang siap dikirim kepada konsumen.

5 7. Manajer pemeliharaan (Maintenance) Bertanggungjawab pada mesin yang beroperasi, baik merawat, memperbaiki maupun mengganti perangkat yang rusak pada mesin. 8. Manajer Produksi Bertanggungjawab pada proses produksi, dari bahan baku (input) tiba di mesin produksi hingga produk berubah menjadi output, misal mengatur produksi yoghurt dengan rasa yang beraneka dalam 1 (satu) hari dan mampu memastikan input dapat berubah menjadi output dengan 28 proses yang sesuai dengan SOP. Di setiap lini produksi terdapat masing masing foreman yang bertanggungjawab atas jenis produk yang dihasilkan yaitu : foreman produksi keju, foreman produksi kue-kue, foreman susu pasteurisasi dan foreman susu yoghurt. Setiap foreman memiliki leader-leader disetiap jenis produk yang diproduk. Seperti leader pada lini susu yoghurt terdapat leader yoghurt drink, leader yoghurt stirred dan leader yoghurt seat. Leader ini bertanggungjawab secara langsung dengan produk yang diproduksi dan harus dapat berproduksi sesuai dengan SOP yang telah ditentukan Ketenagakerjaan Jumlah tenaga kerja PT. Cimory Cisarua Bogor berjumlah 150 orang yang terbagi dalam 3 (tiga) shift. Tabel 7. Jam kerja karyawan Jumlah tenaga Shift Jam kerja 50 1 (satu) (dua) (tiga)

6 29 Karyawan yang tersedia berjumlah 50 orang di setiap shifnya, diantaranya pekerja bagian yoghurt berjumlah 13 orang. Cimory memiliki beberapa reward untuk karyawan berprestasi seperti kenaikan gaji, ataupun pemberian bonus. Selain itu, Cimory memberikan fasilitas berlibur setiap tahunnya untuk semua karyawannya dan memiliki mobil antar jemput untuk karyawan yang bertempat tinggal jauh dari lokasi pabrik Supply Chain Management (SCM) Keberhasilan Cimory dalam mengelola produknya dapat dilihat dari bagaimana Cimory mengelola rantai pasoknya dari hulu hingga hilir, yaitu dari peternak penghasil susu segar hingga pemasar tahap akhir (Gambar 5) Aliran Produk PT. Cimory memiliki beberapa pemasok susu utama yang berperan penting dalam pembuatan produk susu yoghurt. Ada 3 (tiga) pemasok yang dipercaya oleh Cimory untuk mengirimkan susu segarnya setiap hari, yaitu Usha Kecil Menengah (UKM) Giri Tani 14 ton, UKM Mega Mendung 2 ton dan Cipanas 2-2,5 ton. Pengiriman susu dilakukan sebanyak 2 (dua) kali sehari (Senin hingga hari Sabtu). Ada beberapaa kriteria yang harus dipenuhi oleh pemasok (UKM) diantaranya kadar mikroba yang memenuhi standar (< CFU/ml), total solid 17-18% dan kadar lemak 3,8 %. Pada saat susu tiba ditangki penerimaan Cimory, susu diperiksa kembali dengan uji alkohol 70% untuk mengetahui tingkat asam laktat pada susu. Selain itu, dilakukan pula uji karbonat untuk mengetahui, ada atau tidak pengawet dalam susu segar yang dikirim oleh pemasok. Setelah melewati beberapa tes susu siap untuk diproduksi dan dijadikan beberapa macam jenis produk yoghurt. Setelah menjadi susu yoghurt, produk siap untuk dipasarkan seperti Cimory Milk Plus, Cimory Daily Shop, Resto

7 Cimory, Indomaret, Alfa mart, Giant, Hypermart dan tempat belanja lainnya. 30 KUD Giri Tani Resto Cimory Konsumen KUD Mega Pabrik Cimory Kedai Cimory, Konsumen KUD Cipanas Keterangan Kantor Pusat Cimory Milk Plus Konsumen Aliran Produk Aliran Uang dan Cimory Dairy Shop Konsumen Gambar 5. SCM PT. Cimory Aliran Informasi dan Uang Untuk pusat informasi semua ditangani oleh kantor pusat Cimory. Mulai dari permintaan produk kepemasok selama 1 minggu, kebutuhan produk dari semua distributor dan kantor pusat harus secara berkesinambungan berhubungan dengan manajemen pabrik Cimory untuk bertukar informasi. Untuk pemesanan produk Cimory, seperti yoghurt diatur oleh manajemen kantor pusat dan dengan pembayaran susu kepada pemasok semua ditangani oleh kantor pusat. Untuk harga optimal dari setiap liter susu yang dibeli dilihat dari seberapa baik susu yang diterima Cimory, 2 (dua) faktor yang menjadi acuan nilai dari 1 (satu) liter susu adalah kandungan mikroba dan total solid. Semakin banyak mikroba yang terkandung di dalam susu semakin murah harga susu yang dapat diterima peternak dan semakin tinggi kadar solid yang ada dalam susu semakin tinggi harga untuk 1 (satu) liter susu. Pengecekan kandungan ini dilakukan oleh pihak pabrik (bagian RIQA)

8 31 dan informasi seberapa besar harga setiap liternya langsung diinformasikan kepada kantor pusat Proses produksi Susu Yoghurt Setelah kandungan nutrisi dan mikroba susu segar diperiksa yaitu dari bakteri colicom, total bakteri serta bakteri asam laktat kemudian susu mengalami proses penghilangan bau dan kemudian disimpan dalam suhu mininal 4 o C atau maksimal 8 0 C. setelah itu, susu mengalami proses pasteurisasi selama 30 detik dalam suhu C. Pemasok susu Tangki awal Tangki Penyimpanan Proses Pasteurisasi Yoghurt Drink Proses Inkubasi Proses Homogenisasi Mixing Yoghurt Stirred Mixing Proses Inkubasi Pengemasan Pengemasan Penyimpanan Gambar 6. Proses produksi Susu Yoghurt

9 32 Setelah proses pasteurisasi selesai, susu dibagi ke dalam dua (2) jenis yoghurt, yaitu : 1. Yoghurt drink adalah jenis yoghurt cair seperti susu segar yang dikemas dalam botol plastik, setelah lulus tes uji ditangki penyimpanan, maka susu melewati proses pasteurisasi pada sebuah saluran mesin untuk menuju ke proses inkubasi selama 7-8 jam. Pada proses inkubasi susu harus bertahan pada suhu C. Cimory mempunyai tiga (3) mesin inkubasi untuk yoghurt drink. Setelah melewati proses inkubasi selesai, proses selanjutnya adalah proses homogenisasi untuk penyamaan globula-globula lemak susu. Setelah proses homogenisasi selesai susu masuk kedalam tangki penyimpanan susu untuk dicanpur dengan perasa dan pewarna alami yang telah diracik oleh bagian QC. Cimory memiliki empat (4) tangki penyimpanan kapasitas 850 kg untuk yoghurt drink. Setelah pencampuran selesai, susu akan dimasukan kedalam botol kemasan secara otomatis oleh mesin. Kapasitas mesin filling adalah /7 jam. Susu yang telah dikemas susu akan dimasukan ke dalam storage room (ruang pendingin). 2. Yoghurt stirred adalah yoghurt berbentuk cream seperti es krim yang ditempatkan dalam cup ukuran sedang 100 ml. Setelah susu melewati proses pasteurisasi susu akan masuk ke dalam tangki inkubasi selama Tujuh (7) jam pemanasan pada suhu C. Setelah proses ini selesai susu dimasukan ke dalam tanki mixing untuk dicampur dengan bahan lain seperti pewarna, selai, perasa. Kemudian susu dikemas kedalam cup secara manual dengan tenaga manusia. Cimory memiliki satu (1) mesin inkubator untuk yoghurt Stirred. Setelah semua proses selesai susu disimpan dalam storage room dengan suhu penyimpanan untuk semua jenis yoghurt adalah 5 0 C (Lampiran 3) Perencanaan Aggregat Perencanaan bahan baku pada PT. Cimory berawal dari sebuah informasi marketing, yaitu berbentuk sales forecast. Sales forecast ini merupakan

10 33 perkiraan penjualan selama satu (1) minggu berdasarkan permintaan pasar. Dalam sales forecast, Untuk mengetahui kemampuan produksi, pihak marketing berkoordinasi dengan production planning untuk menentukan production forecast selama satu (1) minggu. Production planning harus melihat kemampuan atau kapasitas produksi terpasang pada bulan tertentu, hari kerja (regular dan over time), dan jadwal maintenance pada mesin dalam menentukan rencana produksi mingguan untuk produksi yoghurt drink dan yoghurt stirred. Dalam menentukan kapasitas ada beberapa hal yang harus di pertimbangkan, dalam hal ini adalah kapasitas inplant yaitu : 1. Kapasitas Desain dalam satu (1) Bulan Kapasitas desain diukur dari berapa lama mesin inkubator berproduksi, karena mesin ini adalah mesin yang memiliki rentang waktu terlama di dalam proses produksi, yaitu tujuh (7) jam/satu kali proses. Kemampuan mesin dalam memproduksi produk dapat diukur dengan cara perhitungan seperti persamaan berikut: Kapasitas Desain/ bulan = Jumlah waktu kerja /bulan/jam Cycle time/ bulan/jam Efisiensi.(2) X a. Simulasi perhitungan kapasitas desain untuk pembuatan yoghurt drink dan yoghurt stirred Keterangan: Jumlah waktu kerja = 16 jam X 25 hari kerja = 400 jam/bulan Total Istirahat 1 jam Cycle time mesin inkubator = 7 jam/satu kali proses Kapasitas desain = 400 jam/bulan = 58 kali proses/bulan 7 jam/sekali proses Dari perhitungan diatas dapat dijelaskan bahwa kapasitas desain untuk pembuatan yoghurt drink dan yoghurt stirred adalah 58 X liter =

11 34 liter susu segar, atau botol yoghurt drink dan cup yoghurt stirred. b. Simulasi perhitungan kapasitas efektif untuk pembuatan yoghurt drink dan stirred Kapasitas efektif 350 jam/bulan = = 7 jam/sekali proses 50 kali proses/bulan Dari perhitungan diatas dapat dijelaskan bahwa kapasitas efektif untuk pembuatan yoghurt drink dan yoghurt stirred adalah 50 X liter = liter susu segar, atau X 0.19 = botol yoghurt drink dan X 0.09 = cup yoghurt stirred. Dari perhitungan kapasitas desain dan aktual, dapat dihitung utilisasi dan efisiensi mesin. Tabel 8. Kapasitas produksi aktual Kemasan / bulan yoghurt drink (Botol) yoghurt stirred (Cup) 323,864 39, ,327 38, ,301 32, ,083 32, ,778 32, ,102 36,782 Nilai utilitas didapat dari nilai kapasitas aktual dibagi dengan nilai kapasitas desain setiap disetiap bulannya. efisiensi didapatkan dari nilai aktual dibagi dengan nilai kapasitas efektif. Hasil dari nilai utilitas dan efisiensi dapat dilihat pada lampiran Pemasaran Membuat produk yang bermutu adalah motto dari Cimory. Dengan aneka jenis rasa dan produksi kontinu setiap hari Cimory memiliki pemasaran yang

12 cukup diseluruh pulau Jawa. Selain produknya bermutu, Cimory memiliki pemasaran sangat baik untuk produknya, Seperti pada Hypermarket, Giant, Indomaret, Alfamart. Selain itu, Cimory memiliki beberapa tempat penjualan pribadi yang diberi nama Cimory Milk Plus dan Cimory Dairy Shop. Khusus untuk daerah Bogor tempat penjualannya (resto) bersatu dengan pabrik Cimory. Untuk saat ini cimory baru akan merencanakan membuka pabrik baru di daerah Sentul Bogor dan Semarang untuk menambah kapasitas produksi dan media untuk meluaskan jaringan pemasarannya 4.6. Perumusan Model Linear Programming Penentuan Peubah Keputusan Analisis optimasi yang dilakukan pada PT. Cimory ini bertujuan memaksimumkan keuntungan perusahaan, peubah keputusan ditentukan dari jumlah keuntungan dari produk yang dijual setiap bulan nya oleh PT.Cimory. Produk yang menjadi peubah penelitian diambil dari data penjualan selama tahun 2010, seperti dimuat pada Tabel 9. Tabel 9. Peubah jenis yoghurt Tahun Bulan Yoghurt Drink Jenis Yoghurt Yoghurt Stirred Juli X 11 X 21 Agustus X 12 X September X 13 X 23 Oktober X 14 X 24 November X 15 X 25 Desember X 16 X 26 Berdasarkan data yang diperoleh, besarnya keuntungan perusahaan dari menjual susu yoghurt drink dan stirred jumlahnya berfluktuatif setiap bulannya (Tabel 10).

13 36 Tabel 10. Keuntungan Yoghurt per cup Keuntungan/ kemasan (Rp) Tahun Bulan yoghurt drink yoghurt strred Juli Agustus September Oktober November Desember Keuntungan ini diperoleh dari hasil pengurangan pendapatan total setiap bulannya dikurangi biaya produksi selama (1) satu bulan. Dapat dilihat bahwa keuntungan yang didapat oleh PT. Cimory setiap bulannya berubah-ubah, dikarenakan penggunaan bahan baku dan bahan pendukung yang berbeda jumlahnya (Lampiran 5). Formulasi persamaan fungsi tujuan yang diperoleh berdasarkan metode penelitian berikut : 2 6 Maks Z= (TR ij TC ij ) X ij i=1 J=1 2 6 Z= A ij X ij i=1 J=1 Z= A 11 X 11 + A 12 X 12 + A A ij X ij...(3) Keterangan : Z = Nilai fungsi tujuan / keuntungan yang ingin Dimaksimumkan (Rp) TRij = Kontribusi penerimaan dari produk ke-i pada bulan ke-j (Rp)

14 37 TCij = Kontribusi biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk ke-i pada bulan ke-j (Rp) Aij = Kontribusi keuntungan per satuan yang dihasilkan dari produk ke-i pada bulan ke-j (Rp) Xij = Jumlah aktivitas produksi dari produk ke-i pada bulan ke-j (m) i = Jenis produk yang dihasilkan (1 = Susu yoghurt drink ; 2 = yoghurt Stirred) j = Periode produksi selama enam (6) bulan Dari perhitungan di atas, dapat dirumuskan fungsi tujuan untuk memaksimumkan keuntungan dari dua (2) jenis yoghurt yang diproduksi : Maks Z = 1182 X X X X X X X X X X X X Perumusan Fungsi Kendala Kendala merupakan faktor pembatas dalam pengambilan keputusan yang meliputi sumberdaya yang dimiliki perusahaan. Untuk menghasikan yoghurt yang beraneka macam jenis dan rasa, banyak bahan baku yang diperlukan dalam proses produksinya seperti susu, gula, perasa, pewarna, penguat rasa, bakteri dan kemasan. Untuk banyaknya pengadaan bahan baku tersebut harus mempertimbangkan beberapa faktor penunjang, agar bahan baku yang diperlukan tersebut mencukupi kapasitas produksi yang diinginkan. Faktor penunjang adalah : rentang waktu susu segar yang baik dan kapasitas mesin per hari. Maka dari itu, manajemen harus mampu menghitung berapa kapasitas optimum per hari dari bahan baku yoghurt yang harus tersedia, agar keefektifan produksi dan keuntungan perusahaan dapat meningkat.

15 1. Koefisien bahan baku Bahan baku adalah produk awal untuk menciptakan output yoghurt. Bahan baku ini dijadikan kendala dalam model program linear, karena semua bahan baku terbatas. Koefisien bahan baku sebagai berikut : a. Susu segar Susu segar adalah bahan baku utama dalam pembuatan susu yoghurt. Ketersedian bahan baku susu yang tersedia sangat terbatas dikarenakan Cimory mencari susu yang memiliki mutu yang baik dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan PT. Cimory. Susu segar dikirim setiap hari oleh pemasok sampai ditempat produksi untuk setiap jenis yoghurt memiliki kapasitas isi kemasan yang berbeda (Tabel 11). Tabel 11. Koefisien susu segar Bulan Juli Jenis Yoghurt Kebutuhan Produk Susu yang Koefisien Segar dihasilkan yang RHS (liter) (kemasan) dihasilkan , Agustus , September Yoghurt , oktober Drink , November , Desember , Juli , Agustus , September Yoghurt , oktober Stirred , November , Desember ,

16 39 Untuk kapasitas pengiriman setiap harinya pemasok tidak memiliki batasan yang tetap, dikarenakan syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan PT. Cimory (Tabel 11). Berdasarkan Tabel 11. dapat disusun model ketidaksamaan sebagai fungsi kendala ketersediaan susu segar yaitu : 0,193 X ,087 X 21 <= ,193 X ,087 X 22 <= ,193 X ,087 X 23 <= ,193 X ,087 X 24 <= ,193 X ,087 X 25 <= ,193 X ,087 X 26 <= Koefisien Bahan penolong Untuk membuat susu Yoghurt beraneka rasa, diperlukan beberapa bahan penolong, yaitu : a. Gula Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis ke dalam makanan atau minuman. Untuk setiap jenis yoghurt per kemasan memiliki kandungan gula berbeda (Tabel 12).

17 40 Tabel 12. Koefisien bahan penolong gula pasir Bulan Juli Jenis yoghurt Produk Kebutuhan yang Koefisien Gula Pasir dihasilkan yang RHS (liter) (kemasan) dihasilkan , Agustus , September Yoghurt , oktober Drink , November , Desember , Juli , Agustus , September yoghurt , oktober Stirred , November , Desember , Berdasarkan Tabel 12, Model ketidaksamaan untuk fungsi kendala ketersediaan gula pasir disusun berikut : 0,04 X ,016 X 21 <= ,04 X ,016 X 22 <= ,04 X ,016 X 23 <= ,04 X ,016 X 24 <= ,04 X ,016 X 24 <= ,04 X ,016 X 26 <= b. Pemanis alami Pemanis buatan adalah bahan tambahan berupa senyawa kimia yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan, atau

18 minuman. Pemanis ini ditambahkan untuk menguatkan rasa manis pada susu yoghurt. Kapasitas pemanis pada setiap Yoghurt berbeda-beda. Untuk melihat berapa banyak pemanis yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Koefisien bahan Penolong pemanis Bulan Juli Jenis Yoghurt Kebutuhan Pemanis (liter) Produk yang dihasilkan (kemasan) Koefisien yang dihasilkan RHS , Agustus , September Yoghurt , oktober Drink , November , Desember , Juli , Agustus , September Yoghurt , oktober Stirred , November , Desember , Berdasarkan Tabel 13, Model ketidaksamaan untuk fungsi kendala ketersediaan bahan penolong pemanis dapat disusun berikut : 0,00024 X ,00013 X 21 <= 120 0,00024 X ,00013 X 22 <= 120 0,00024 X ,00013 X 23 <= 120 0,00024 X ,00013 X 24 <= 120 0,00024 X ,00013 X 25 <= 120

19 42 0,00024 X ,00013 X 26 <= 120 c. Pewarna Alami Pewarna/zat aditif adalah bahan yang ditambahkan kepada makanan atau minuman untuk meningkatkan nilai mutu dari produk yang di produksi. Untuk pewarna sendiri berfungsi untuk meningkatkan warna buah yang ada didalam susu yoghurt. Untuk pewarna sendiri masing-masing yoghurt memiliki kadar berbeda (Tabel 14). Tabel 14. Koefisien pewarna alami Bulan Juli Jenis yoghurt Kebutuhan pewarna (liter) Produk yang dihasilkan (kemasan) Koefisien yang dihasilkan RHS , Agustus , September Yoghurt , Oktober Drink , November , Desember , Juli , Agustus , September Yoghurt , oktober Stirred , November , Desember , Berdasarkan Tabel 14. Model ketidaksamaan untuk fungsi kendala ketersediaan pewarna alami dapat disusun berikut : 0,00019 X ,000075X 21 <= 100 0,00019 X ,000075X 22 <= 100 0,00019 X X 23 <= 100

20 43 0,00019 X ,000075X 24 <= 100 0,00019 X ,000075X 25 <= 100 0,00019 X ,000075X 26 <= 100 d. Bakteri Tabel 15. Koefisien bakteri Bulan Juli Jenis yoghurt Fungsi dari bakteri ini untuk mengasamkan susu, agar menjadi yoghurt. Bakteri yang digunakan untuk mengasamkan susu adalah bakteri X. Koefisien untuk masing-masing jenis yoghurt dapat dillihat pada Tabel 14. RHS untuk bakteri adalah perjumlahan kebutuhan yoghurt drink dan yoghurt stirred. Karena penggunakan bakteri sangat terbatas jadi kapasitas penggunaan tidak bisa berlebih. Untuk 250 liter sama dengan penggunaan satu (1) botol bakteri. Kebutuhan Bakteri (Botol) Produk yang dihasilkan (kemasan) Koefisien yang dihasilkan RHS , Agustus , September Yoghurt , Oktober Drink , November , Desember , Juli , Agustus , September yoghurt , Oktober Stirred , November , Desember ,

21 Berdasarkan Tabel 15, Model ketidaksamaan untuk fungsi kendala ketersediaan bakteri dapat disusun berikut : 44 0,00077 X ,000348X 21 <= 264 0,00076 X , X 22 <= 274 0,00078 X ,000348X 23 <= 269 0,00077 X , X 24 <= 234 0,00078 X , X 25 <= 215 0,00079 X , X 26 <= Kendala ketersediaan jam tenaga kerja langsung Tenaga kerja langsung pada PT. Cimory Cisarua Bogor berjumlah 150 orang (3 shift). Untuk bagian produksi pembuatan yoghurt sendiri, karyawan langsung yang bekerja berjumlah 19 orang terbagi dalam 3 shift dan 2 Shift. Ketersediaan jam tenaga kerja langsung digunakan untuk memproduksi susu yoghurt untuk dijadikan dasar perhitungan kendala. Hal ini dikarenakan adanya hubungan jam kerja kerja dengan tenaga kerja yang berkaitan langsung dengan produksi susu yoghurt. ketersediaan dan nilai koefisien jam tenaga kerja langsung untuk proses produksi susu yoghurt dapat dilihat pada Tabel 16.

22 45 Tabel 16. Koefisien jam Tenaga kerja langsung Tahun 2010 Bulan Jam kerja/ bulan (jam) Produksi (kemasan) Koefisien (jam/kemasan) RHS Juli , Agustus 88, , September 87, , Oktober 76, , November , Desember 73, , Bulan Jam kerja/ Produksi Koefisien bulan (jam) (kemasan) (jam/kemasan) Juli 72, , Agustus 71, , September 61, , Oktober 61, , November 62, , Desember 68, , Berdasarkan nilai koefisien dan nilai total ketersediaan jam kerja TKL yang telah diperoleh, maka fungsi kendala jam tenaga kerja langsung dapat disusun berikut : 0,00026 X 11 <= 525 0,00026 X 12 <= 525 0,00026 X 13 <= 525 0,00026 X 14 <= 525 0,00027 X 15 <= 525 0,00026 X 16 <= 525 0,00186 X 21 <= 525

23 46 0,00186 X 22 <= 525 0,00189 X 23 <= 350 0,00190 X 24 <= 350 0,00189 X 25 <= 350 0,00187 X 26 <= Kendala ketersediaan jam kerja mesin Cimory memiliki beberapa mesin yang berbeda fungsi dan kegunaannya yaitu mesin pasteurisasi, mesin inkubasi, mesin mixing, mesin filling dan mesin homogenisasi. Kapasitas mesin dan waktu operasinya memiliki batasan berbeda untuk setiap jenis yoghurt yang diproduksi. Nilai koefisien pada fungsi kendala jam kerja mesin, merupakan lamanya (jam) penggunaan mesin yang dibutuhkan untuk memproduksi satu satuan produk susu yoghurt. Ketersediaan jam kerja mesin merupakan kemampuan maksimal mesin untuk digunakan dalam proses produksi. Ketersedian ini merupakan hasil perkalian dari lamanya pemakaian maksimum sebuah mesin selama satu hari dengan jumlah hari kerja di PT. Cimory Cisarua Bogor selama 1 (satu) bulan. Rinciannya sebagai berikut : Untuk mengetahui ketersediaan jam kerja mesin digunakan rumus : Dimana : (4) Dij = koefisien jam kerja mesin ke-i untuk memproduksi satu satuan Produk j (jam/satu satuan produk) dimana, i=1 untuk mesin pateurisasi, i=2 mesin inkubator, i=3 untuk mesin homogenisasi,

24 47 i=4 mesin Mixing akhir, i=5 untuk mesin filling Berdasarkan Lampiran 5. Fungsi kendala jam kerja mesin dapat ditentukan sebagai berikut: a. Kendala Jam Kerja Mesin Pasteurisasi Mesin pasteurisasi digunakan oleh kedua jenis produk. Prosesnya dilakukan selama 30 detik dengan suhu C. kapasitas isi untuk mesin ini adalah 250 liter yang beroperasi 525 jam per bulan Lampiran 6. disusun koefisien untuk jam kerja mesin, yaitu: 0,00003 X ,00003 X 21 <= 525 0,00003 X ,00003 X 22 <= 525 0,00003 X ,00003 X 23 <= 525 0,00003 X ,00003 X 24 <= 525 0,00003 X ,00003X 25 <= 525 0,00003 X ,00003 X 26 <= 525 b. Kendala Jam Kerja Mesin Inkubator Mesin inkubator adalah mesin pemanas C. selain untuk pemanasan susu, mesin ini berguna untuk menjaga suhu agar tetap stabil. mesin inkubator yoghurt drink berjumlah 3 (tiga) mesin dan mesin inkubator yoghurt stirred yang digunakan berjumlah Satu (1) mesin dengan kapasitas liter. mesin ini sekali proses seberlangsung selama 7 jam. Kapasitas jam kerja mesin untuk yoghurt drink 525 jam per bulan dan untuk yoghurt stirred 350 per bulannya. Dari Lampiran 6 dapat di susun koefisien untuk mesin inkubator adalah : 0, X 11 <= 525 0, X 12 <= 525 0, X 13 <= 525

25 48 0, X 14 <= 525 0, X 15 <= 525 0, X 16 <= 525 0, X 21 <= 350 0, X 22 <= 350 0, X 23 <= 350 0, X 24 <= 350 0, X 25 <= 350 0, X 26 <= 350 c. Kendala Mesin Homogenisasi Mesin homogenisasi digunakan untuk yoghurt drink. Kapasitas isi untuk mesin ini adalah 10 ton dan waktunya proses berlangsung dalam waktu 1 jam. Jam kerja mesin yang tersedia dalam satu (1) bulan berjumlah 525 jam. Dari Lampiran 6 dapat dirumuskan koefisien untuk mesin homogenisasi adalah : 0,0001 X 11 <= 525 0,0001 X 12 <= 525 0,0001 X 13 <= 525 0,0001 X 14 <= 525 0,0001 X 15 <= 525 0,0001 X 16 <= 525 d. Kendala Mesin Mixing Mesin mixing memiliki kapasitas isi sebanyak 850liter/mesin, waktu proses selama 10 menit. ada tiga (3) mesin untuk yoghurt drink dan tiga (3) mesin untuk yoghurt stirred. Dari Lampiran 6 dapat disusun koefisien fungsi kendala berikut : 0, X 11 <= 525 0, X 12 <= 525 0, X 13 <= 525

26 49 0, X 14 <= 525 0, X 15 <= 525 0, X 16 <= 525 0,0002 X 21 <= 350 0,0002 X 22 <= 350 0,0002 X 23 <= 350 0,0002 X 24 <= 350 0,0002 X 25 <= 350 0,0002 X 26 <= 350 e. Kendala Jam Kerja Mesin Pengemasan Untuk mesin pengemas (fiiling) digunakan tenaga langsung mesin untuk yoghurt drink berkapasitas isi botol per jam. Dan untuk yoghurt stirred pengisian ke dalam cup dilakukan oleh manusia dengan kapasitas per jam 600 cup. RHS 525 adalah jam kerja untuk yoghurt drink (3 shift) selama 1 bulan dan RHS 350 untuk yoghurt stirred (2 shift) selama 1 bulan. Berdasarkan Lampiran 6 dapat disusun koefisien kendala jam kerja mesin pengemasan berikut : 0,0002 X 11 <= 525 0,0002 X 12 <= 525 0,0002 X 13 <= 525 0,0002 X 14 <= 525 0,0002 X 15 <= 525 0,0002 X 16 <= 525 0,00167 X 21 <= 350 0,00167 X 22 <= 350 0,00167 X 23 <= 350 0,00167 X 24 <= 350 0,00167 X 25 <= 350

27 50 0,00167 X 26 <= Kendala Permintaan Untuk produk yoghurt stirred selain untuk dipasarkan secara langsung juga ada beberapa konsumen yang memasan secara rutin setiap harinya. Untuk pemesan tetap, Cimori harus menyediakan tidak kurang dari cup perbulannnya. Untuk kendala permintaan sebagai berikut : X 21 >= X 22 >= X 23 >= X 24 >= X 25 >= X 26 >= Analisis Primal Analisis primal digunakan untuk melihat kombinasi produksi yang seharusnya diproduksi oleh perusahaan agar perusahaan memperoleh keuntungan yang optimal. Keputusan yang dibentuk pada model Linear Programming terdiri dari 12 peubah dan dibatasi oleh 12 macam kendala. Untuk menghasilkan LP optimum diperlukan 12 langkah (step) iterasi. Hasil lindo untuk optimasi produk yoghurt Cimory dapat dilihat pada Lampiran 7. Berdasarkan hasil olahan software Lindo output optimal yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 17.

28 51 Tabel 17. Kombinasi optimum produk yoghurt Bulan peubah Kondisi aktual (Kemasan) Kondisi optimal (Kemasan) Perbedaan Persentase Selisih (%) Juli X11 323, ,138 75, Agustus X12 337, ,561 72, September X13 334, ,251 72, Oktober X14 288, ,643 67, November X15 263, ,020 70, Desember X16 277, ,894 72, Juli X21 39, , , Agustus X22 38, , , September X23 32, , , Oktober X24 32, , , November X25 32, , , Desember X26 36, , , Pada Tabel 17, diketahui bahwa untuk produk yoghurt drink pada kondisi aktual lebih besar daripada kondisi optimal. Hal ini tunjukan oleh hasil yang di dapat bernilai positif, yaitu selama periode enam (6) bulan yogurt drink mengalami produksi berlebih. Kondisi berlebih tertinggi terdapat pada bulan Agustus dan Desember 2010, yaitu dan , yang berarti perusahaan harus mengurangi produk berlebih dan menggantinya dengan produk lain, yaitu yoghurt stirred. Untuk produksi yoghurt stirred belum mencapai kondisi optimal ditunjukan oleh tanda negatif dihasilkan. Selisih negatif yang terbesar pada tahun 2010 terjadi pada bulan Agustus (-171,075). Hal ini menunjukan bahwa produksi yoghurt stirred masih jauh dari tingkat optimal yang seharusnya dicapai. Kondisi negatif ini didasarkan pada kebutuhan berlebih pada saat bulan puasa (Ramadhan, 2010) dan perusahaan belum mampu untuk

29 52 memperhitungkan berapa produksi optimum untuk membuat yoghurt stirred pada bulan tersebut. Bedasarkan analisis primal yang ditunjukan pada Tabel 16 dan penjelasan yang telah dijabarkan produksi yoghurt stirred masih jauh dari tingkat optimal yang seharusnya dicapai. Maka dari itu, perusahaan perlu meningkatkan produksi susu yoghurt stirred dan mengurangi produksi susu yoghurt drink untuk mencapai tingkat optimum produksi. Total keuntungan aktual yang diperoleh perusahaan untuk memproduksi susu yoghurt drink dan stirred selama periode Enam (6) bulan tahun 2010 sebesar Rp sedangkan hasil analisis optimasi berdasarkan software Lindo denan keuntungan optimal Rp , Selisih Rp didapat perusahaan apabila berproduksi secara optimal Analisis Dual Jumlah produksi susu yoghurt setiap bulannnya sangat dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya yang dimiliki. Ketersediaan sumber daya dapat dikatakan terbatas, atau tidak terbatas dilihat berdasarkan nilai hasil dual yang didapatkan. Analisis dual merupakan penilaian terhadap sumber daya yang dimiliki dengan menilai hasil slack, atau surplus dan nilai dual. Nilai sumber daya terbatas dilihat dengan nilai slack sama dengan nol. Nilai slack menunjukan sumber daya langka, atau terbatas, sehingga disebut kendala aktif. Kendala aktif dapat diartikan sangat memengaruhi keuntungan optimal perusahaan. Untuk nilai slack atau surplus lebih dari nol dapat diartikan bahwa sumber daya yang tersedia adalah berlebih yang disebut juga dengan kendala tidak aktif (pasif). Kendala pasif ini dapat diartikan bahwa sumber daya tersedia tidak memengaruhi keuntungan optimal perusahaan. Nilai dual merupakan nilai harga sumber daya yang menunjukkan besarnya pengaruh terhadap nilai fungsi tujuan akibat penambahan, atau pengurangan pada nilai sebelah kanan kendala. Nilai dual positif pada sumber

30 daya terbatas menunjukkan bahwa setiap penambahan sumber daya satu satuan, akan meningkatkan nilai fungsi tujuan nilai dual. Nilai dual negatif pada sumber daya terbatas menunjukkan bahwa setiap penambahan sumber daya satu (1) satuan, akan menurunkan nilai fungsi tujuan nilai dual tersebut. Nilai dual sama dengan nol menunjukkan bahwa sumberdaya dinyatakan berlebih dan berstatus kendala tidak aktif (pasif). Nilai dual tersebut menunjukkan penambahan, atau pengurangan pada sumber daya tidak akan mempengaruhi nilai fungsi tujuan Status Penggunaan Bahan Baku Susu Segar Jumlah bahan baku susu segar untuk pembuatan yoghurt drink dan stirred untuk setiap bulannya melebihi kapasitas produksi aktual. Hal ini ditunjukan oleh nilai surplus disetiap bulannya selama periode yang dianalisis oleh LP. Secara rinci hasil analisis dual penggunaan bahan baku susu segar dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Status penggunaan bahan baku Susu Segar Bulan Slack or Surplus Dual prices (Rp) Juli ,00000 Agustus 707 0,00000 September ,00000 Oktober ,00000 November ,00000 Desember , Tabel 18 menunjukkan adanya nilai lebih dari nol pada kolom Slack or Surplus setiap bulannya. Hal ini berarti status penggunaan bahan baku susu segar dalam kondisi berlebih (surplus) dan nilai dualnya sama dengan nol setiap bulan, artinya penggunaan bahan susu segar setiap bulan termasuk kendala tidak aktif yang tidak akan mempengaruhi nilai fungsi tujuan, apabila terjadi penambahan, atau pengurangan pada bahan

31 baku susu segar. Nilai surplus terbesar ditunjukkan pada bulan November dan Desember 2010, yaitu liter dan liter. Hal ini dikarenakan perusahaan terlalu banyak menerima pasokan susu dari peternak yang ada. Bedasarkan kebijakan perusahaan untuk susu yang berlebih dapat disalurkan, atau dijual kembali kepada perusahaan lain, seperti diamond Es krim. Untuk menanggulangi kelebihan susu, maka perusahaan memutuskan untuk memasok susu dari dua (2) peternak, yaitu dari peternak Giri Tani dan Mega Mendung Status Penggunaan Bahan Pembantu Bahan baku pembantu untuk membuat yoghurt terdiri dari beberapa jenis produk, yaitu : a. Gula Gula pasir dijadikan kendala di dalam mengoptimalkan jumlah yoghurt yang diproduksi. Selain itu, jumlah persediaan gula pasir untuk setiap bulan masih melebihi kapasitas aktual, dikarenakan manajemen menerapkan sistem level stok pada setiap bahan pembantu. Untuk level stok gula pasir adalah dua (2) ribu liter per sekali kirim. Artinya pemasok gula pasir dapat mengirim kembali kepada Cimory setelah gula digudang mencapai liter. Dengan pengiriman gula yang tetap (20 liter per sekali kirim). Tabel 19. Status penggunaan bahan pembantu gula pasir Bulan Slack or Surplus Dual prices (Rp) Juli ,00000 Agustus ,00000 September ,00000 Oktober ,00000 November ,00000 Desember ,

32 Tabel 19 menunjukkan gula pasir merupakan kendala tidak aktif, yang ditunjukkan dengan nilai lebih dari nol pada kolom Slack or Surplus setiap bulannya. Status penggunaan gula pasir berada dalam kondisi berlebih (surplus) dan nilai dualnya sama dengan nol setiap bulan, artinya penggunaan gula pasir setiap bulan masih lebih kecil daripada ketersediaannya di gudang. Nilai surplus terbesar ditunjukkan pada bulan Desember 2010 sebesar liter. Hal ini dikarenakan perusahaan sengaja melakukan penyimpanan gula untuk mengantisipasi permintaan yang tinggi menjelang tahun baru, khususnya yang datang ke Resto Cisarua Bogor. b. Pemanis Tabel 20. Status penggunaan bahan pembantu gula pasir Bulan Slack or Surplus Dual prices (RP) Juli 33,2 0,00000 agustus 29,2 0,00000 September 32,9 0,00000 Oktober 43 0,00000 November 49,6 0,00000 Desember 46,5 0, Pada Tabel 20, ditunjukan bahwa pemanis merupakan kendala tidak aktif (pasif), dikarenakan nilai surplus lebih dari nol. Untuk nilai surplus tertinggi selama periode analisis ditunjukan pada bulan November dan Desember, karena permintaaan yoghurt cukup tinggi, maka perusahaan harus menyediakan bahan pemanis yang cukup banyak.

33 56 c. Pewarna Tabel 21. Status penggunaan bahan pembantu pewarna Bulan Slack or Surplus Dual prices (Rp) Juli 37,2 0,00000 Agustus 34,1 0,00000 September 36,3 0,00000 Oktober 44,3 0,00000 November 49,5 0,00000 Desember 47,1 0,00000 Dari hasil Tabel 21 dapat dijelaskan bahwa bahan penolong pewarna masih berlebih dan dimasukan ke dalam kendala tidak aktif (pasif). Untuk surplus tertinggi berada pada bulan November dan Desember yaitu 49,1 dan 47,1 liter. Jadi untuk meminimaliskan berlebihnya sumber daya, perusahaan harus mengoptimalkan jumlah produksi agar keuntungan yang didapatkan optimal. d. Bakteri Tabel 22. Status penggunaan bahan pembantu bakteri Bulan Slack or Surplus Dual prices (Rp) Juli Agustus September Oktober November Desember Berdasarkan Tabel 22 untuk bakteri slack or surplus bernilai nol berbeda dengan kendala lain. Untuk dual prices terbesar terdapat pada bulan Agustus (Rp ) yang berarti apabila perusahaan dapat memproduksi susu dengan menggunakan bakteri sebesar satu

34 57 satuan, maka perusahaan (Rp ). mendapatkan keuntungan dual price Status Penggunaan Jam Tenaga Kerja Langsung Tenaga kerja langsung (TKL) pada PT. Cimory merupakan tenaga kerja tetap yang bekerja secara langsung disetiap langkah proses produksi yoghurt, baik untuk jenis Drink, atau stirred. Tenaga kerja yang dimiliki PT. Cimory berjumlah 150 orang untuk tiga (3) shift. Untuk pembuatan yoghurt sendiri karyawan yang ada berjumlah 19 orang untuk 3 shift pekerja yoghurt drink dan 2 shift untuk pekerja yoghurt stirred. Khusus untuk tenaga kerja yoghurt stirred, apabila pekerjaan telah selesai dan waktu masih tersedia, maka karyawan akan menyelesaikan pekerjaaan untuk produk yang lain. Untuk itu, agar tidak terjadi pemborosan tenaga kerja, maka tenaga kerja harus dimanfaatkan seoptimal mungkin. Analisis dual penggunaan jam tenaga kerja langsung terhadap produksi yoghurt drink dan yoghurt stirrred PT. Cimory dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23. Status penggunaan jam tenaga kerja langsung Bulan Jenis Slack or Surplus Dual prices (Rp) Juli 460,50 0,00 Agustus 456,21 0,00 September 456,82 0,00 Drink Oktober 467,64 0,00 November 472,89 0,00 Desember 471,73 0,00 Juli 135,18 0,00 Agustus 135,18 0,00 September 0, ,48 Stirred Oktober 0, ,29 November 0, ,26 Desember 0, ,90

35 Tabel 23 menunjukan bahwa yoghurt drink masih ada pemborosan waktu kerja karyawan, yang ditunjukan hasil slack or surplus yang lebih besar dari nol dan nilai dual prices sama dengan nol. Nilai surplus terbesar untuk yoghurt drink ada pada bulan November dan Desember 2010, yaitu 472,89 jam dan 471,73 jam dikarenakan jumlah produksi tidak optimal. Untuk itu, perusahaan harus memperhitungkan dan memaksimalkan jam kerja karyawan, seperti mengoptimalkan jumlah shift setiap harinya. Dari hasil pengurangan kelebihan jam kerja dengan waktu kerja aktual dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24. Perbandingan jam kerja aktual dan jam kerja optimal Bulan Jenis Slack or Surplus Jam Jam kerja aktual optimal Juli Agustus September Drink Oktober November Desember Untuk mengoptimalkan jam kerja karyawan, maka pengurangann shift kerja untuk yoghurt drink baiknya dilakukan. Untuk jam kerja karyawan yoghurt stirred termasuk kendala berstatus aktif karena nilai slack or surplus bernilai nol dan nilai dual lebih dari nol. Untuk nilai dual terbesar ada pada bulan desember yaitu ,90. artinya bahwa apabila perusahaan menaikan tenaga kerja satu (1) satuan, maka perusahaan mendapat keuntungan Rp Hal ini dikarenakan pada bulan Desember terjadi peningkatan permintaan susu yoghurt stirred Status Penggunaan Jam kerja Mesin Jam kerja mesin dimasukan ke dalam kendala karena penggunaannya harus dioptimalkan setiap harinya. Untuk mesin di bagian

36 yoghurt drink dan yoghurt stirred ada beberapa macam, tetapi memiliki fungsi yang sama. Dari hasil olahan Lindo diketahui semua penggunaan jam kerja mesin masih berlebih (kendala pasif), karena nilai slack or surplus bernilai lebih nol dan nilai dual bernilai nol. a. Mesin Pasteurisasi Tabel 25 Status penggunaan jam kerja mesin pasteurisasi Bulan Slack or Surplus Dual prices (Rp) Juli 511,30 0,00 Agustus 510,78 0,00 September 511,58 0,00 Oktober 512,86 0,00 November 513,66 0,00 Desember 513,29 0,00 59 Berdasarkan Tabel 25, kendala ini termasuk kendala tidak aktif, dikarenakan jam mesin yang tersedia untuk produksi masih berlebih, dengan surplus terbesar pada bulan Desember 2010.

37 60 b. Mesin Inkubasi Tabel 26. Status penggunaan jam kerja mesin inkubasi Bulan Jenis Slack or Surplus Dual prices (Rp) Juli 203,42 0,00 Agustus 182,12 0,00 September 185,12 0,00 Drink Oktober 239,04 0,00 November 274,85 0,00 Desember 259,46 0,00 Juli 78,39 0,00 Agustus 78,39 0,00 September 110,00 0,00 Stirred Oktober 111,27 0,00 November 110,00 0,00 Desember 107,44 0,00 Berdasarkan Tabel 26, kendala ini termasuk kendala pasif, karena penggunaan jam mesin belum optimal, disebabkan nilai slack or suplus yang lebih dari nol dan nilai dual prices sama dengan nol. Untuk pemakaian jam mesin yang belum optimal terjadi pada bulan November dan Desember 2010, yaitu untuk yoghurt drink 274, 85 jam dan 259,46 jam dan untuk yoghurt stirred 110 jam dan 107, 44 jam c. Mesin Homogenisasi Tabel 27. Status penggunaan jam kerja mesin homogenisasi Bulan Slack or Surplus Dual prices (Rp) Juli 500,19 0,00 Agustus 498,55 0,00 September 498,78 0,00 Oktober 502,93 0,00 November 505,70 0,00 Desember 504,51 0,00

38 61 Berdasarkan Tabel 27, mesin homogenisasi masih mengalami surplus jam kerja dikarenakan nilai slack or surplus lebih dari nol dan nilai dual prices sama dengan nol. Surplus tertinggi ada pada bulan November dan Desember, yaitu 505,7 jam dan 504,51 jam d. Mesin Mixing Sama dengan mesin lainnya, untuk mesin mixing masih terjadi kelebihan jam kerja, akibat nilai slack or surplus bernilai lebih dari nol dan nilai dual prices sama dengan nol. Nilai surplus terbesar terdapat pada bulan November Untuk melihat nilai surplus or slack mesin mixing dapat dilihat pada Tabel 28. Tabel 28. Status penggunaan jam kerja mesin mixing Bulan Slack or Surplus Dual prices (Rp) Juli 508,88 0,00 Agustus 507,80 0,00 September 507,96 0,00 Oktober 510,66 0,00 November 512,46 0,00 Desember 511,69 0,00 Juli 308,08 0,00 Agustus 308,08 0,00 September 312,97 0,00 Oktober 313,93 0,00 November 312,97 0,00 Desember 312,57 0,00

39 62 e. Kemasan Tabel 29. Status penggunaan jam kerja mesin pengemas Bulan Slack or Surplus Dual prices (Rp) Juli 475,38 0,00 Agustus 472,08 0,00 September 472,55 0,00 Oktober 480,88 0,00 November 486,40 0,00 Desember 484,02 0,00 Juli 0, ,75 Agustus 0, ,94 September 40,75 0,00 Oktober 42,36 0,00 November 40,75 0,00 Desember 37,44 0,00 Berdasarkan Tabel 29, mesin kemas masih mengalami surplus jam kerja, karena nilai dari slack or surplus lebih nol dan nilai dual sama dengan dengan nol. Untuk yoghurt stirred pengemasan dilakukan manual oleh tenaga manusia, berbeda dengan yoghurt drink yang menggunakan mesin. Untuk yoghurt stirred tidak semua jam kerja mesin berlebih, karena pada bulan Juli dan Agustus kendala ini termasuk kendala aktif, karena jam mesin sudah terpakai secara maksimum dan apabila perusahaan menambah satu (1) satuan jam kerja mesin maka perusahaan mendapatkan keuntungan dual prices Rp ,75 dan Rp , Status Permintaan Bulanan Yoghurt Stirred Cimory memiliki beberapa konsumen tetap yang memesan susu yoghurt dengan kapasitas telah ditentukan. Konsumennya adalah pemilik kedai Cimory yang ada di tempat-tempat perbelanjaan. Sistem pembeliannya adalah pembelian terputus, yaitu Cimory tidak ikut campur

40 mengenai produk yang telah dibeli. Berdasarkan hasil Pengolahan Lindo untuk Permintaan yoghurt Stirred yang optimal dapat dilihat pada Tabel 30. Tabel 30. Status permintaan bulanan Yoghurt Stirred Bulan Slack or Surplus Dual prices Juli ,00 0,00 Agustus ,00 0,00 September ,00 0,00 Oktober ,00 0,00 November ,00 0,00 Desember ,00 0,00 63 Dari Tabel 30, permintaan termasuk ke dalam kendala tidak aktif karena untuk produksi yoghurt stirred masih berlebih setiap bulannya. Untuk surplus terbesar terjadi pada bulan Juli dan Agustus 2010, dikarenakan manajemen mengantisipasi adanya permintaan berlebih disaat liburan sekolah dan puasa Ramadhan. 4.9 Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kepekaan model setelah hasil optimasi ada, disamping berfungsi mengetahui sejauhmana hasil optimasi dapat diperlakukan pada kondisi dan situasi berbeda. Pengaruh perubahan dapat dilihat dari selang kepekaan yang terdiri dari batas kenaikan (allowable increase) dan penurunan (allowable decrease). Jika perubahan masih dalam selang increase dan decrease maka tidak akan terjadi perubahan pada kombinasi produk optimal. Tetapi, jika terjadi perubahan diluar batasan yang ada, maka nilai dari kombinasi optimal dapat berubah. Semakin kecil selang kepekaan maka semakin peka terhadap perubahan nilai optimal. Analisis sensitivitas terbagi atas dua bagian yaitu analisis sensitivitas nilai koefisien fungsi tujuan dan analisis sensitivitas nilai sebelah kanan kendala atau Right Hand Side (RHS).

41 Analisis Sensitivitas Nilai Koefisien Fungsi Tujuan Analisis sensitivitas nilai koefisien fungsi tujuan berguna untuk mengetahui tingkat perubahan dari nilai fungsi tujuan, yaitu apabila tujuan yang telah optimal mengalami perubahan, dan mengetahui sejauhmana nilai koefisien fungsi tujuan dapat digunakan agar tidak merubah nilai dari kombinasi produk yang dihasilkan. Hasil analisis sensitivitas nilai koefisien fungsi tujuan model LP pada kondisi optimal selama periode yang dianalisis untuk produksi susu yoghurt drink dan yoghurt stirred pada PT. Cimory dapat dilihat pada Tabel 31. Tabel 31. Analisis sensitivitas nilai koefisien fungsi tujuan Tahun 2010 Bulan Jenis Yoghurt Peubah Current Coef Allowable Increase Allowable Decrease Juli X , Agustus X , September X , Drink Oktober X , November X , Desember X , Juli X INFINITY 874,8 Agustus X INFINITY 827,9 September X INFINITY 466,4 Stirred Oktober X INFINITY 444,7 November X INFINITY 516,3 Desember X INFINITY 787 Tabel 31 menunjukan bahwa untuk yoghurt drink memiliki batas atas (allowable increase) dan batas bahwa (allowable decrease) untuk semua bulan yang dianalisis. Untuk produk yoghurt drink di bulan Juli perubahan yang diperbolehkan agar kombinasi tetap optimum adalah menaikan koefisien hingga Rp ,6149, atau menjaga agar koefisien tetap pada kondisi awal. Berbeda dengan yoghurt stirred yang hanya memiliki batasan bahwa saja (allowable Decrease). Seperti pada bulan

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rinadya Yoghurt yang berlokasi di Bukit Asri Ciomas Blok A5 No. 9, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 23 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Marbella Bakery merupakan salah satu produsen roti di Jakarta Timur khususnya di sekitar kelurahan Pekayon. Usaha ini didirikan oleh Bapak J. Hoeru

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Puyuh Bintang Tiga (PPBT) yang berlokasi di Jalan KH Abdul Hamid Km 3, Desa Situ Ilir Kecamatan Cibungbulang,

Lebih terperinci

BAB IV. METODE PENELITIAN

BAB IV. METODE PENELITIAN BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di milk treatment (MT) Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan, jalan Raya Koperasi No.1 Pangalengan, Kab.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Sub Terminal Agribisnis (STA) Rancamaya yang berlokasi di Jl. Raya Rancamaya Rt 01/01, Kampung Rancamaya Kidul, Desa Rancamaya,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produksi adalah suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output) yang berupa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Adolina PTPN IV Medan, Sumatera Utara. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

OPTIMASI PROFIT PADA PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE DI PT. XYZ

OPTIMASI PROFIT PADA PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE DI PT. XYZ JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 2 No.1 ; Juni 2015 OPTIMASI PROFIT PADA PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE DI PT. XYZ NINA HAIRIYAH Jurusan Teknologi Industri

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI Proses produksi PT Amanah Prima Indonesia dimulai dari adanya permintaan dari konsumen melalui Departemen Pemasaran yang dicatat sebagai pesanan dan

Lebih terperinci

ANALISIS OPTIMASI PRODUKSI YOGHURT PADA PT. CIMORY CISARUA BOGOR. Oleh HENDRA KUSUMAH H

ANALISIS OPTIMASI PRODUKSI YOGHURT PADA PT. CIMORY CISARUA BOGOR. Oleh HENDRA KUSUMAH H ANALISIS OPTIMASI PRODUKSI YOGHURT PADA PT. CIMORY CISARUA BOGOR Oleh HENDRA KUSUMAH H24097054 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Perumusan Fungsi Tujuan Berdasarkan metode penelitian, perumusan model program linear didahului dengan penentuan variabel keputusan, fungsi tujuan, dan kendala. Fungsi tujuan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Denah Pabrik MT KPBS Pangalengan

Lampiran 1. Denah Pabrik MT KPBS Pangalengan Lampiran 1. Denah Pabrik MT KPBS Pangalengan 140 Lanjutan Lampiran 1. Keterangan: 1. Milk Reception Scale 2. Milk Reception Vat 3. Prepack Machine 4. Auto Cup Sealling Machine 5. Lempeng Penukar Panas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Operation Research (OR) digunakan dalam penyelesaian masalahmasalah manajemen untuk meningkatkan produktivitas, atau efisiensi. Metode dalam Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL LINEAR PROGRAMMING

ANALISIS MODEL LINEAR PROGRAMMING VII ANALISIS MODEL LINEAR PROGRAMMING 7.1. Penentuan Model Linear Programming Produksi Tempe Dampak kenaikan harga kedelai pada pengrajin tempe skala kecil, menengah, dan besar dianalisis dengan menggunakan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong)

OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong) OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong) Ai Nurhayati 1, Sri Setyaningsih 2,dan Embay Rohaeti 2. Program Studi Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Rinadya Yoghurt Rinadya Yoghurt merupakan usaha rumahtangga yang bergerak dalam bidang pengolahan susu segar yaitu memproduksi yoghurt. Usaha ini

Lebih terperinci

Dualitas Dalam Model Linear Programing

Dualitas Dalam Model Linear Programing Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c Dualitas Dalam Model Linear Programing Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi KONSEP

Lebih terperinci

Makalah Manajemen Kewirausahaan USAHA PRODUKSI MINUMAN YOGURT KACANG MERAH. Disusun Oleh : Mega Ayu Puspitasari ( )

Makalah Manajemen Kewirausahaan USAHA PRODUKSI MINUMAN YOGURT KACANG MERAH. Disusun Oleh : Mega Ayu Puspitasari ( ) Makalah Manajemen Kewirausahaan USAHA PRODUKSI MINUMAN YOGURT KACANG MERAH Disusun Oleh : Mega Ayu Puspitasari ( 08307144033 ) PROGRAM STUDI KIMIA JURDIK KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGATAHUAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Dalam setiap perusahaan berusaha untuk menghasilkan nilai yang optimal dengan biaya tertentu yang dikeluarkannya. Proses penciptaan nilai yang optimal dapat

Lebih terperinci

Optimalisasi Pengadaan Tandan Buah Segar (TBS) Sebagai Bahan Baku Produksi Crude Palm Oil dan Palm Kernel PT. Ukindo-Palm Oil Mill

Optimalisasi Pengadaan Tandan Buah Segar (TBS) Sebagai Bahan Baku Produksi Crude Palm Oil dan Palm Kernel PT. Ukindo-Palm Oil Mill Petunjuk Sitasi: Pasaribu, M. F., & Puspita, R. (2017). Optimalisasi Pengadaan Tandan Buah Segar (TBS) Sebagai Bahan Baku Produksi Crude Palm Oil dan Palm Kernel PT. Ukindo-Palm Oil Mill. Prosiding SNTI

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Perusahaan Terbatas Amico mulai didirikan tahun 2000 oleh Bapak Krisman. Pada awal berdiri, perusahaan bergerak sebagai distributor produk

Lebih terperinci

VII. KEPUTUSAN PRODUKSI AKTUAL DAN OPTIMAL

VII. KEPUTUSAN PRODUKSI AKTUAL DAN OPTIMAL VII. KEPUTUSAN PRODUKSI AKTUAL DAN OPTIMAL 7.1 Keputusan Produksi Aktual Keputusan produksi aktual adalah keputusan produksi yang sudah terjadi di P4S Nusa Indah. Produksi aktual di P4S Nusa Indah pada

Lebih terperinci

BAB V STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN SAPI PERAH KUD GIRI TANI

BAB V STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN SAPI PERAH KUD GIRI TANI BAB V STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN SAPI PERAH KUD GIRI TANI 5.1. Segmenting, Targeting, dan Positioning Susu sapi Perah KUD Giri Tani Penetapan segmenting, targeting, dan positioning yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permintaan produk yang tinggi dari pelanggan akan membuat perusahaan semakin giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

Lebih terperinci

Pembuatan Yogurt. 1. Pendahuluan

Pembuatan Yogurt. 1. Pendahuluan Pembuatan Yogurt 1. Pendahuluan Yoghurt merupakan salah satu olahan susu yang diproses melalui proses fermentasi dengan penambahan kultur organisme yang baik, salah satunya yaitu bakteri asam laktat. Melalui

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KONDISI PERUSAHAAN a. Proses Produksi Proses produksi merupakan rangkaian operasi yang dilalui bahan baku baik secara fisik maupun kimia untuk meningkatkan nilai tambah dan nilai

Lebih terperinci

OPTIMALISASI USAHA AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU

OPTIMALISASI USAHA AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU OPTIMALISASI USAHA AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU Akhmad Sarifudin, Djaimi Bakce, Evy Maharani Fakultas Pertanian Universitas Riau Hp: 085271968335; Email: akhmad_agb08@yahoo.com ABSTRACT The purpose

Lebih terperinci

LINDO. Lindo dapat digunakan sampai dengan 150 kendala dan 300 variabel

LINDO. Lindo dapat digunakan sampai dengan 150 kendala dan 300 variabel LINDO Pegertian: Lindo (Linear Interactive Discrete Optimize) adalah paket program siap pakai yang digunakan untuk memecahkan masalah linear, integer dan quadratic programming. Kemampuan: Lindo dapat digunakan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Pondok Menteng Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Susu Kambing. Dipasteurisasi 70 o C. Didinginkan 40 o C. Diinokulasi. Diinkubasi (sampai menggumpal) Yoghurt.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Susu Kambing. Dipasteurisasi 70 o C. Didinginkan 40 o C. Diinokulasi. Diinkubasi (sampai menggumpal) Yoghurt. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa proses pengolahan susu kambing menjadi yoghurt. Melalui beberapa tahapan yang digambarkan melalui bagan alir dbawah ini

Lebih terperinci

Dasar-dasar Optimasi

Dasar-dasar Optimasi Dasar-dasar Optimasi Optimasi Linier Interpretasi Hasil Lindo diambil dari buku Introduction to Operations Research, Sixth Edition, Frederick S. Hillier, Gerald J. Lieberman, McGraw-Hill, Inc., International

Lebih terperinci

Dualitas Dalam Model Linear Programing

Dualitas Dalam Model Linear Programing Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c Dualitas Dalam Model Linear Programing Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi KONSEP

Lebih terperinci

VI. ANALISIS OPTIMALISASI PRODUKSI BENIH IKAN HIAS AIR TAWAR PADA TAUFAN S FISH FARM

VI. ANALISIS OPTIMALISASI PRODUKSI BENIH IKAN HIAS AIR TAWAR PADA TAUFAN S FISH FARM VI. ANALISIS OPTIMALISASI PRODUKSI BENIH IKAN HIAS AIR TAWAR PADA TAUFAN S FISH FARM 6.1 Perumusan Model Untuk merumuskan model interger programming, tahap awal yang dilakukan adalah merumuskan fungsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan kemajuan ekonomi dewasa ini. memacu pertumbuhan industri di segala bidang, termasuk industri hasil

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan kemajuan ekonomi dewasa ini. memacu pertumbuhan industri di segala bidang, termasuk industri hasil I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan kemajuan ekonomi dewasa ini memacu pertumbuhan industri di segala bidang, termasuk industri hasil pertanian atau agroindustri yang banyak dikonsumsi

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2010. Lokasi penelitian berada di PT Perikanan Nusantara Cabang Benoa, Bali (Peta lokasi kantor PT Perikanan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. subsistem agribisnis hulu peternakan (upstream agribusiness) yakni kegiatan

I. PENDAHULUAN. subsistem agribisnis hulu peternakan (upstream agribusiness) yakni kegiatan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan peternakan yang mampu memberikan peningkatan pendapatan peternak rakyat yang relatif tinggi dan menciptakan daya saing global produk peternakan adalah paradigma

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ( ICBP ) merupakan produsen berbagai produk konsumen bermerek yang mapan dan terkemuka dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode-metode ilmiah dari teori-teori yang digunakan dalam penyelesaian persoalan untuk menentukan model program linier dalam produksi.. 2.1 Teori

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada sayuran organik PT. Masada Organik Indonesia secara optimal. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pada sayuran organik PT. Masada Organik Indonesia secara optimal. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah pola pengadaan dan tingkat pengadaan pada sayuran organik PT. Masada Organik Indonesia secara optimal. Penelitian

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Proses pembagian tugas pada lantai produksi dibagi menjadi 17 bagian, yaitu: 1. Direktur a. Merencanakan arah, strategi, dan kebijakan perusahaan dalam rangka mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan produksi adalah suatu kegiatan yang berkenaan dengan penentuan apa yang harus diproduksi, berapa banyak diproduksi dan sumber daya apa yang dibutuhkan

Lebih terperinci

Suplemen Majalah SAINS Indonesia

Suplemen Majalah SAINS Indonesia Suplemen Majalah SAINS Indonesia Edisi November 2016 Suplemen Agrotek Pertanian (MSI 1 1 10/26/2016 7:19:48 PM 2 Edisi November 2016 Suplemen Majalah SAINS Indonesia Suplemen Agrotek Pertanian (MSI 2 2

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Koperasi Dalam Perkembangan Agribisnis Persusuan Koperasi memiliki peran penting bagi perkembangan agribisnis persusuan di beberapa negara di dunia termasuk Indonesia.

Lebih terperinci

Wawancara dengan Informan Kunci. 2. Bagaimana sejarah berdirinya perusahaan ini? percontohan pertanian terpadu

Wawancara dengan Informan Kunci. 2. Bagaimana sejarah berdirinya perusahaan ini? percontohan pertanian terpadu Lampiran 1 : Foto Lampiran 2 : hasil Wawancara Wawancara dengan Informan Kunci 1. Sejak kapan perusahaan ini berdiri? Sejak Tahun 2006 2. Bagaimana sejarah berdirinya perusahaan ini? Perusahaan ini

Lebih terperinci

4.1.2 Struktur Organisasi Milkfood Barokah

4.1.2 Struktur Organisasi Milkfood Barokah 30 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Milkfood Barokah Milkfood Barokah merupakan usaha mikro yang memiliki kegiatan usaha memproduksi minuman susu olahan. Milkfood Barokah

Lebih terperinci

Formulasi dengan Lindo. Dasar-dasar Optimasi. Hasil dengan Lindo 1. Hasil dengan Lindo 2. Interpretasi Hasil. Interpretasi Hasil.

Formulasi dengan Lindo. Dasar-dasar Optimasi. Hasil dengan Lindo 1. Hasil dengan Lindo 2. Interpretasi Hasil. Interpretasi Hasil. Formulasi dengan Lindo Dasar-dasar Optimasi Optimasi Linier Interpretasi Hasil Lindo diambil dari buku Introduction to Operations Research, Sixth Edition, Frederick S Hillier, Gerald J Lieberman, McGraw-Hill,

Lebih terperinci

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Produksi Produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasi masukan (input) menjadi hasil keluaran

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI SUSU OLAHAN (Studi Kasus : Unit Usaha Sapi Perah KUD Mitrayasa, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat)

OPTIMALISASI PRODUKSI SUSU OLAHAN (Studi Kasus : Unit Usaha Sapi Perah KUD Mitrayasa, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat) OPTIMALISASI PRODUKSI SUSU OLAHAN (Studi Kasus : Unit Usaha Sapi Perah KUD Mitrayasa, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat) Oleh : SIESKA RIDYAWATI A14103047 PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Lebih terperinci

Jurnal Agri Sains Vol, 1 No.02 (2017) Optimasi Produksi Crude Palm Oil (cpo) Dan Inti Sawit (Kernel) Studi Kasus PT. Mega Sawindo Perkasa

Jurnal Agri Sains Vol, 1 No.02 (2017) Optimasi Produksi Crude Palm Oil (cpo) Dan Inti Sawit (Kernel) Studi Kasus PT. Mega Sawindo Perkasa JAS Jurnal Agri Sains Vol, 1 No.02 (2017) e-issn :2581-0227 http://ojs.umb-bungo.ac.id/index.php/jas/index Optimasi Produksi Crude Palm Oil (cpo) Dan Inti Sawit (Kernel) Studi Kasus PT. Mega Sawindo Perkasa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Tirta Sibayakindo PT. Tirta Sibayakindo adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang produksi air minum dalam kemasan (AMDK) bermerek

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dari UD. Wingko Babat Pak Moel sebagai berikut: a. Data permintaan wingko pada tahun 2016.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dari UD. Wingko Babat Pak Moel sebagai berikut: a. Data permintaan wingko pada tahun 2016. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan dan Pengolahan Data Untuk menganalisi permasalahan pengoptimalan produksi, diperlukan data dari UD. Wingko Babat Pak Moel sebagai berikut: a. Data permintaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sejak tahun 2011 yang memproduksi pupuk. UMKM Pupuk PAZ s Bio

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sejak tahun 2011 yang memproduksi pupuk. UMKM Pupuk PAZ s Bio BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Objek Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer merupakan salah satu UMKM yang dikenal di Bondowoso Jawa Timur sebagai salah satu industri yang berdiri

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MARTABAK MANIS

MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MARTABAK MANIS VI. MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MARTABAK MANIS Persediaan sangat dipengaruhi oleh permintaan akan produk jadi tersebut yaitu martabak manis. Tingkat persediaan juga berubah-ubah dipengaruhi permintaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat CV.CITA NASIONAL. dengan merk dagang Susu Segar Nasional, produk lainnya yaitu yogurt

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat CV.CITA NASIONAL. dengan merk dagang Susu Segar Nasional, produk lainnya yaitu yogurt BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum 4.1.1 Sejarah Singkat CV.CITA NASIONAL Perusahaan CV Cita nasional adalah perusahaan milik perseorangan yang bergerak dalam pengelolaan susu murni

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan Permata Hijau Group (PHG) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau Group

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Di dalam dunia logistik, pendistribusian barang sudah menjadi bagian penting dan sangat diperhatikan. Distribusi merupakan langkah untuk memindahkan dan memasarkan

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Jasa Putra Plastik merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan plastik padat. Perusahan ini telah dibangun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Pengusahaan Yoghurt di Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Pengusahaan Yoghurt di Indonesia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Pengusahaan Yoghurt di Indonesia Industri pengolahan susu baik berskala kecil maupun berskala besar memiliki peranan penting dan strategis bagi perkembangan agribisnis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. produk, yaitu Kain Grey dan Kain Cambric. Pada 1999, PC GKBI dapat memproduksi

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. produk, yaitu Kain Grey dan Kain Cambric. Pada 1999, PC GKBI dapat memproduksi BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Perusahaan Perjalanan lahirnya Pabrik Cambric Gabungan Koperasi Batik Indonesia (PC GKBI) tidak terlepas dari sejarah kesenian ukir dan gambar yang mulai memasuki

Lebih terperinci

PENCATATAN PERSEDIAAN PAKAN APUNG SPLA12-5 DI PT X UNIT LAMPUNG RECORDING OF STOCK OF FLOATING FEED SPLA12-5 IN THE PT X UNIT LAMPUNG

PENCATATAN PERSEDIAAN PAKAN APUNG SPLA12-5 DI PT X UNIT LAMPUNG RECORDING OF STOCK OF FLOATING FEED SPLA12-5 IN THE PT X UNIT LAMPUNG PENCATATAN PERSEDIAAN PAKAN APUNG SPLA12-5 DI PT X UNIT LAMPUNG RECORDING OF STOCK OF FLOATING FEED SPLA12-5 IN THE PT X UNIT LAMPUNG Alvino Yudhistria 1, Luluk Irawati 2, Sri Handayani 2 1 Mahasiswa,

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Optimalisasi Distribusi Sistem distribusi adalah cara yang ditempuh atau digunakan untuk menyalurkan barang dan jasa dari produsen

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan

Lebih terperinci

Chemistry In Our Daily Life

Chemistry In Our Daily Life Chemistry In Our Daily Life Pembuatan Yogurt 1. Pendahuluan Yoghurt merupakan salah satu olahan susu yang diproses melalui proses fermentasi dengan penambahan kultur organisme yang baik, salah satunya

Lebih terperinci

III DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH

III DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH III DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH 3.1 Deskripsi Masalah Produksi yoghurt pada tingkat industri terdiri atas tiga tahap. Tahap pertama adalah pengadukan jenis yoghurt yang dihasilkan dari susu yang telah

Lebih terperinci

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING BAB 3 LINEAR PROGRAMMING Teori-teori yang dijelaskan pada bab ini sebagai landasan berpikir untuk melakukan penelitian ini dan mempermudah pembahasan hasil utama pada bab selanjutnya. 3.1 Linear Programming

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. maka para pengusaha AMDK berusaha mengemas tempat untuk air agar konsumen

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. maka para pengusaha AMDK berusaha mengemas tempat untuk air agar konsumen BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Air Minum dalam Kemasan Ketika perkembangan zaman semakin menuntut segalanya harus lebih praktis, maka para pengusaha AMDK berusaha mengemas tempat untuk air agar konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu perusahaan selalu berusaha untuk mendapatkan laba yang maksimal. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang kompleks dalam mengambil

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Sejarah Umum Perusahaan PT. Mitra Manis Sentosa merupakan produsen makanan ringan yang didirikan pada tahun 1986. Bentuk badan hukum dari perusahaan ini adalah perseroan terbatas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Percobaan Pembuatan yoghurt dari kacang merah Bahan : Kacang merah = 250 gram Aquadest = 1000 ml Gula pasir = 7,5 gram Susu Skim = 70 gram Jumlah Kultur = Lactobacillus

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen Pasar konsumen terdiri dari seluruh individu dan rumah tangga yang membeli atau mendapatkan barang dan jasa untuk keperluan pribadi. Konsumen itu sendiri terdiri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan motif laba. Pada era krisis global yang dialami

Lebih terperinci

2. Metode MODI (Modified Distribution) / Faktor Pengali (Multiplier)

2. Metode MODI (Modified Distribution) / Faktor Pengali (Multiplier) 2. Metode MODI (Modified Distribution) / Faktor Pengali (Multiplier) Metode MODI disebut juga metode Faktor Pengali atau Multiplier. Cara iterasinya sama seperti Metode Batu Loncatan. Perbedaan utama terjadi

Lebih terperinci

VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK

VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK Terdapat dua konsep nilai tambah yang digunakan dalam menganalisis beberapa kasus, yaitu nilai tambah produk akibat pengolahan dan nilai tambah perolehan pelaku

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan jarak

BAB III PEMBAHASAN. kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan jarak BAB III PEMBAHASAN A. Perencanaan Menu Diet Diabetes Mellitus Diet DM di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta diberikan dengan cara tiga kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, dan (6) Hipotesis Penelitian.

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pengumpulan Data

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pengumpulan Data BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilaksanakan selama 1 bulan, terhitung mulai tanggal 28 Mei 2013 sampai 28 Juni 2013, sesuai dengan izin yang diberikan oleh Kepala Cabang PT. Mega

Lebih terperinci

VI ANALISIS OPTIMALISASI PRODUKSI TANAMAN HIAS UNTUK VEGA PADA PT GODONGIJO ASRI

VI ANALISIS OPTIMALISASI PRODUKSI TANAMAN HIAS UNTUK VEGA PADA PT GODONGIJO ASRI VI ANALISIS OPTIMALISASI PRODUKSI TANAMAN HIAS UNTUK VEGA PADA PT GODONGIJO ASRI 6.1 Perumusan Model Analisis optimalisasi produksi tanaman hias untuk VEGA pada penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

Fakultas Pertanian Unlam ABSTRACT

Fakultas Pertanian Unlam ABSTRACT Optimalisasi Kombinasi Cabang Usahatani Tanaman Pangan untuk Memperoleh Pendapatan Maksimum di Wilayah Transmigrasi Km 38 Kelurahan Sei Gohong Kecamatan Bukit Batu Provinsi Kalimantan Tengah Masniati,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 LAMPIRAN Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 Lampiran 2. Rincian Luas Lahan dan Komponen Nilai Input Petani

Lebih terperinci

Analisis Sensitifitas DALAM LINEAR PROGRAMING

Analisis Sensitifitas DALAM LINEAR PROGRAMING Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c Analisis Sensitifitas DALAM LINEAR PROGRAMING Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Magister Agribisnis Universitas Jambi Suatu analisis

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Produksi Proses Produksi

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Produksi Proses Produksi HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Produksi Proses Produksi Proses produksi adalah suatu rangkaian operasi yang dilalui bahan baku baik secara fisik maupun kimia untuk meningkatkan nilai tambah dan nilai jualnya.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor peternakan merupakan salah satu pilar dalam pembangunan agribisnis di Indonesia yang masih memiliki potensi untuk terus dikembangkan. Komoditi peternakan mempunyai

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Biaya Produksi Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk dengan penambahan biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap (fixed cost) adalah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Data populasi sapi perah dan produksi susu

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Data populasi sapi perah dan produksi susu I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perkembangan gaya hidup masyarakat pada saat ini tak terkecuali masyarakat Indonesia yang lebih mengutamakan kesehatan maka banyak produk kesehatan yang menjadi

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. = tujuan atau target yang ingin dicapai. = jumlah unit deviasi yang kekurangan ( - ) terhadap tujuan (b m )

BAB III PEMBAHASAN. = tujuan atau target yang ingin dicapai. = jumlah unit deviasi yang kekurangan ( - ) terhadap tujuan (b m ) BAB III PEMBAHASAN A. Penyelesaian Perencanaan Produksi dengan Model Goal Programming Dalam industri makanan khususnya kue dan bakery, perencanaan produksi merupakan hasil dari optimisasi sumber-sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada masa sekarang ini industri manufaktur telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada masa sekarang ini industri manufaktur telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa sekarang ini industri manufaktur telah berkembang sangat pesat. Persaingan dalam dunia industri menjadi sangat ketat. Untuk menyikapi fenomena tersebut perusahaan

Lebih terperinci

TUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI. Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt

TUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI. Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt TUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt Disusun Oleh : Yatin Dwi Rahayu 1006578 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Produksi Menurut Salvatore (2001), produksi merujuk pada transformasi dari berbagai input atau sumberdaya menjadi output berupa barang atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur yang menghasilkan pelumas (oli). PT. Federal Karyatama berusaha untuk tepat

Lebih terperinci

TINGKAT PENDAPATAN UNIT USAHA SUSU PASTEURISASI PADA KOPERASI SUSU WARGA MULYA KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

TINGKAT PENDAPATAN UNIT USAHA SUSU PASTEURISASI PADA KOPERASI SUSU WARGA MULYA KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA TINGKAT PENDAPATAN UNIT USAHA SUSU PASTEURISASI PADA KOPERASI SUSU WARGA MULYA KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA (Revenue Rate of Pasteurized Milk Unit of "Warga Mulya" Economic Enterprise Sleman Regency Yogyakarta)

Lebih terperinci

MAKSIMALISASI KEUNTUNGAN USAHA ROTI DAN BROWNIS PADA INDUSTRI SYARIAH BAKERY DI KELURAHAN TANAMODINDI KECAMATAN PALU SELATAN KOTA PALU

MAKSIMALISASI KEUNTUNGAN USAHA ROTI DAN BROWNIS PADA INDUSTRI SYARIAH BAKERY DI KELURAHAN TANAMODINDI KECAMATAN PALU SELATAN KOTA PALU e-j. Agrotekbis 5 (1) : 36-45, Februari 217 ISSN : 2338-311 MAKSIMALISASI KEUNTUNGAN USAHA ROTI DAN BROWNIS PADA INDUSTRI SYARIAH BAKERY DI KELURAHAN TANAMODINDI KECAMATAN PALU SELATAN KOTA PALU Maximization

Lebih terperinci

MAKSIMALISASI KEUNTUNGAN USAHA ROTI DAN BROWNIS PADA INDUSTRI SYARIAH BAKERY DI KELURAHAN TANAMODINDI KECAMATAN PALU SELATAN KOTA PALU

MAKSIMALISASI KEUNTUNGAN USAHA ROTI DAN BROWNIS PADA INDUSTRI SYARIAH BAKERY DI KELURAHAN TANAMODINDI KECAMATAN PALU SELATAN KOTA PALU e-j. Agrotekbis 4 (2) :217-226, April 216 ISSN : 2338-311 MAKSIMALISASI KEUNTUNGAN USAHA ROTI DAN BROWNIS PADA INDUSTRI SYARIAH BAKERY DI KELURAHAN TANAMODINDI KECAMATAN PALU SELATAN KOTA PALU Maximization

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR

OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR SKRIPSI MAULANA YUSUP H34066080 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang berperan menyediakan pangan hewani berupa daging, susu, dan telur yang mengandung zat gizi

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia. Susu pasteurisasi. Badan Standardisasi Nasional ICS

SNI Standar Nasional Indonesia. Susu pasteurisasi. Badan Standardisasi Nasional ICS SNI 01-3951-1995 Standar Nasional Indonesia Susu pasteurisasi ICS 13.040.30 Badan Standardisasi Nasional SNI 01-3951-1995 Daftar isi Daftar isi...i Pendahuluan... 1 Spesifikasi... 1 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan dalam PT. Sinar Sanata Electronic Industry secara garis besar dapat dilihat

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kelangkaan merupakan hal yang tidak bisa dihindari. Hal ini menjadi masalah utama ketika keinginan manusia yang tidak terbatas berhadapan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Supply chain adalah jaringan entitas-entitas yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Entitas yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menjelaskan beberapa hal mengenai perusahaan yang menjadi tempat penelitian, yaitu PT. XYZ. Beberapa hal tersebut adalah sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang

Lebih terperinci