THE POTENTIAL USE AND DEVELOPMENT OF COMPUTERIZED ADAPTIVE TESTING IN ORGANIZATIONAL AND INDUSTRIAL SETTING 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "THE POTENTIAL USE AND DEVELOPMENT OF COMPUTERIZED ADAPTIVE TESTING IN ORGANIZATIONAL AND INDUSTRIAL SETTING 1"

Transkripsi

1 THE POTENTIAL USE AND DEVELOPMENT OF COMPUTERIZED ADAPTIVE TESTING IN ORGANIZATIONAL AND INDUSTRIAL SETTING 1 Aries Yulianto Faculty of Psychology, University of Indonesia Abstract Computers are still rarely used for test administration in Indonesia. On the other hand, there is a significant increase in the use of computers by individual or organizations in the country. Therefore, there is a possibility to develop computerized test administration in Indonesia. Computers provide an objective, efficient, and reliable means for delivering assessment services to clients. Computerized test administration can be done by displaying all of the items to every test taker (Computerized Test or CT) or by displaying items adapted to the examinee s ability (Computerized Adaptive Test or CAT). CAT permits the selection and administration of items that are individually tailored to the trait level of the examinee, with the potential of substantial item and time savings. CAT selects and administers only those items that provide the most psychometric information at a given ability level, eliminating the need to administer items that have very low or very high endorsement probabilities given a particular examinee s ability level. To do this, CAT is built on a foundation laid by item response theory (IRT) measurement model. CAT is widely research and use over 3 decades, especially in U.S, for measure academic achievement, personality measurement, or neuropsychological status. Unfortunately; this was not done in Indonesia. An evaluation research of the effectiveness of CAT in Indonesia was done by Yulianto (2006) using Ravens Advanced Progressive Matrices test performance (APM). This research found that CAT consumed less time than CT and PPT. The research also found that CAT administered lesser items (12 as average) and lesser time than conventional method, CT and paper-pencil test (total of 36 items). This Article describes the potential use and development of CAT as an effective test method, especially in industrial and organizational setting. Pendahuluan Bidang psikologi industri dan organisasi (PIO) merupakan salah satu bidang psikologi yang perkembangannya paling cepat (Kaplan & Saccuzzo, 2005). Walaupun demikian, masyarakat awam sering kali menganggap bahwa PIO sama dengan manajemen sumber daya manusia atau sejenisnya seperti yang dipelajari dalam ilmu ekonomi atau manajemen. Hal ini mungkin terjadi karena keduanya sama-sama mempelajari manusia dalam organisasi atau perusahaan. Menurut Berry (dalam Kaplan & Saccuzzo, 2005), bidang PIO berbeda dengan bidang manajemen karena adanya penggunaan tes terstruktur. Dengan demikian, berkecimpung dalam bidang PIO tidak akan terlepas dari pengukuran atau penggunaan tes psikologi. Walaupun pengukuran dapat dilakukan dengan tes atau dengan metode lain, tes memiliki kelebihan dibandingkan metode lain. Friedenberg (1995) mengemukakan bahwa dibandingkan dengan metode pengukuran lain, seperti wawancara atau work sample, tes psikologi baku memiliki kelebihan karena lebih informatif, adil, dan memiliki atribut psikometri yang baik. Pengetesan yang biasa dilakukan selama ini merupakan administrasi paper-pencil test (PPT). Sayangnya sebagian besar tes psikologi yang digunakan saat ini diragukan kehandalan dan keakuratannya. Seperti telah diketahui, sebagian besar tes psikologi yang banyak digunakan saat ini, khususnya dalam seleksi, 1 Paper presented at Biennial International Conference on Industrial and Organizational Psychology 2007, Jogyakarta, Indonesia, August, 9-11, BIENNIAL INTERNATIONAL CONFERENCE ON I/O PSYCHOLOGY

2 merupakan tes yang sudah lama digunakan. Sering kali Psikolog menggunakan tes yang sama selama 20 tahun bahkan lebih, seperti Kraepelin, Pauli, Raven s Progressive Matrice (RPM), atau Culture Fair Intelligence Test (CFIT). Terbiasa mengerjakan tes karena diberikan berulang kali, mengikuti latihan psikotes, dan membaca buku tes yang banyak dijual di toko buku, merupakan beberapa faktor turut serta dalam berkurangnya kehandalan dan keakuratan tes psikologi yang sering dipakai saat ini. Dapat dipastikan bahwa perusahaan atau organisasi yang menggunakan tes psikologi yang kurang handal dan akurat akan mengalami kerugian. Dari penelitian Jacobs et. al (dalam Kaplan & Saccuzzo, 2005) diketahui bahwa penggunaan prosedur seleksi yang akurat bagi supir bus dapat mengurangi $ per tahun. Dengan pesatnya perkembangan komputer serta luasnya pemanfaatan di berbagai bidang beberapa tahun belakangan ini, memungkinkan pemanfaatan komputer dalam pengadministrasian tes psikologi di Indonesia. Saat ini hampir di setiap kantor atau organisasi telah memiliki komputer. Bahkan hampir di setiap bidang pekerjaan pun telah banyak melibatkan komputer dibandingkan menggunakan kertas. Selain itu, penggunaan komputer di rumah pun makin marak dilakukan. Kondisi ini menyebabkan orang menjadi terbiasa untuk menggunakan komputer, baik untuk membantu pekerjaannya atau kegiatan lainnya. Hal ini didukung oleh harga beli komputer yang makin terjangkau. Beragam jenis komputer dapat digunakan, mulai dari personal computer (PC), laptop, hingga palmtop. Komputer dapat digunakan untuk mengadministrasi, menyekor, dan menginterpretasikan tes, atau untuk membuat tugas-tugas baru dan mengukur kemampuan yang tidak dapat dilakukan oleh prosedur tradisional (Kaplan & Saccuzzo, 2005). Komputer berguna dalam mengontrol variabel stimulus (item tes) dan respons. Dari sisi stimulus, melalui komputer kita dapat dengan mudah untuk menciptakan gerakan, kedalaman, kecepatan, ataupun karakteristik lain yang sebelumnya sulit dilakukan dengan PPT. Sedangkan dari sisi respons, komputer memungkinkan untuk mengukur kecepatan respons, selain mengurangi pekerjaan untuk menyekor respons penempuh tes (Landy, Shankster, & Kohler, 1994). Beberapa tes telah dikembangkan karena pemanfaatan komputer ini. Untuk seleksi pilot, Park dan Lee (dalam Landy, Shankster, & Kohler, 1994) memberikan tugas gerak perseptual dan kognisi yang diadministrasikan melalui komputer. Berkaitan dengan performa, penempuh tes menilai CT lebih positif serta memperkecil perbedaan budaya dibandingkan PPT (Friendenberg, 1995, Murphy & Davidshofer, 2001). Bunderson et. al (1989) mengemukakan bahwa computerized testing (CT) dilakukan dengan mengadministrasikan tes melalui komputer. Dengan demikian, pengadministrasian tes, penyekoran, dan interpretasi skor setiap penempuh tes sekaligus dilakukan oleh komputer. Untuk mengadministrasikan tes, item-item tes yang semula berada dalam kertas dipindahkan ke dalam komputer. Dengan demikian, penempuh tes tidak lagi membaca soal dan menjawab pada buku soal atau lembar jawaban, tetapi melihat soal pada layar monitor dan menjawab menggunakan keyboard, mouse, touch pen, atau touch screen. Dalam penerapan CT di bidang pendidikan misalnya, Graduate Record Examination Computer-Based Test (GRE-CBT) mulai digunakan pada tahun 1992 di Amerika Serikat (Schaeffer, Steffen, Golub-Smith, Mills, & Durso, 1995). Pengadministrasian tes yang biasa dilakukan atau konvensional adalah dengan memberikan set item tes yang sama pada semua penempuh tes dan tes dimulai dengan item dengan tingkat kesukaran rendah. Sayangnya, dengan memberikan seluruh item tes menyebabkan pengetesan cukup panjang sehingga dapat menimbulkan kelelahan. Akibatnya, kelelahan dapat mempengaruhi performa tes sehingga skor tes yang dihasilkan tidak menunjukkan kemampuan sebenarnya. Atau dengan kata lain, tes menjadi tidak akurat. Selain kelelahan, motivasi mengerjakan tes juga dapat mempengaruhi performa tes. Karena semua penempuh tes mendapatkan set item tes yang sama, penempuh tes yang memiliki kemampuan tinggi akan merasa bosan karena harus mengerjakan item yang sangat mudah dirinya. Begitu juga sebaliknya dengan penempuh tes yang memiliki kemampuan rendah; bagi dirinya sebagian tes yang dikerjakan merupakan item yang sulit. Karena item yang diberikan kepada dirinya tidak sesuai dengan kemampuannya, motivasi mengerjakan tes pada kedua kelompok penempuh tes ini menjadi rendah. Akibatnya, performa yang ditunjukkan skor tes menjadi lebih rendah dari kemampuan sebenarnya. Hal ini terjadi baik dalam administrasi PPT maupun CT. Komputer dapat digunakan untuk memberikan item yang sesuai dengan kemampuan penempuh tes. Pemanfaatan komputer seperti ini disebut sebagai Computerized Adaptive Testing (CAT). Penyebutan BIENNIAL INTERNATIONAL CONFERENCE ON I/O PSYCHOLOGY

3 adaptif ini karena komputer digunakan untuk mengatur item yang akan diberikan selanjutnya kepada penempuh tes terkait dengan respons pada item sebelumnya. Berbeda dengan CT konvensional yang menampilkan semua item yang sama kepada semua penempuh tes, CAT tidak hanya sekedar memindahkan item ke dalam komputer tetapi memberikan item sesuai dengan kemampuan penempuh tes. Hal ini mengakibatkan penempuh tes yang memiliki kemampuan tinggi akan mendapatkan item yang berbeda dibandingkan individu yang memiliki kemampun lebih rendah (Wainer, 1990). Hal ini dapat disamakan dengan pertandingan atletik lompat tinggi, dimana ketinggian rintangan disesuaikan dengan hasil lompatan atlet tersebut sebelumnya. Apabila atlet berhasil melompati rintangan, maka ketinggian akan ditambah; begitu juga sebaliknya, apabila tidak berhasil, maka ketinggiannya akan dikurangi. Sebenarnya pengadministrasian tes yang adaptif bukanlah hal yang baru dalam pengetesan psikologi. Tes Inteligensi Stanford-Binet (SB) yang dikembangkan tahun 1905 sebenarnya merupakan pengadministrasian tes yang adaptif karena diadministrasikan secara individual untuk mendapatkan tingkat kesukaran yang sesuai untuk setiap penempuh tes. Beberapa prinsip pengadministrasian tes SB merupakan prinsip dasar pengadministrasian CAT. Misalnya item tes yang tersedia; Binet memilih item untuk setiap tingkatan usia kronologis apabila kira-kira 50% dari anak-anak pada usia tersebut dapat menjawab benar. Prinsip selanjutnya, prinsip memberikan item pertama; item tes yang pertama diberikan berdasarkan perkiraan tester mengenai kemampuan setiap penempuh tes. Konsekuensinya, apabila diperoleh informasi awal mengenai kemampuan seorang penempuh tes, maka item pertama yang diberikan dapat berbeda dengan penempuh tes lain dengan tingkat usia kronologis yang sama. Pemberian item selanjutnya ditentukan berdasarkan respons penempuh tes pada item sebelumnya. Apabila sebagian besar item dapat dijawab benar dari suatu tingkatan usia, maka yang akan diberikan selanjutnya adalah item untuk tingkatan usia yang lebih tinggi. Demikian sebaliknya, apabila penempuh tes tidak mampu menjawab sebagian besar item dari suatu tingkatan usia, maka selanjutnya akan diberikan item dari tingkatan usia lebih rendah. Prosedur menghentikan pemberian tes juga dapat berbeda satu penempuh tes dengan penempuh tes yang lain. Penghentian tes kepada setiap penempuh tes dilakukan apabila telah diperoleh ceiling level dan basal level. Dalam mendapatkan IQ, walaupun dihitung berdasarkan jumlah item yang dijawab benar, setiap item dibobot sesuai dengan tingkatan usianya. Pengadministrasian tes yang adaptif melalui komputer ini dimungkinkan karena pendekatan pengukuran yang menggunakan item response theory (IRT). Pada pendekatan pengukuran teori klasik, diasumsikan error pengukuran berlaku sama untuk semua orang dan item tes harus disusun berdasarkan tingkat kesukaran (Embretson & Reise, 2000). Kedua asumsi ini tidak berlaku dalam IRT dimana urutan item tidak menjadi relevan (Wainer & Mislevy, 1990). Hal ini dimanfaatkan oleh CAT dalam menyesuaikan pemberian item dengan kemampuan individu penempuh tes. CAT menggunakan dasar IRT untuk menciptakan sebuah algoritma dimana setiap penempuh tes mendapatkan sebuah tes yang merupakan pengukuran yang baik terhadap individu tersebut (Embretson & Reise, 2000). Apabila penempuh tes tidak dapat menjawab benar pada item yang diberikan, maka komputer akan memberikan item dengan kesukaran yang lebih rendah. Sebaliknya, apabila penempuh tes dapat menjawab benar, item yang diberikan selanjutnya adalah item dengan kesukaran lebih tinggi. Konsekuensinya, seorang penempuh tes akan mendapatkan set item tes yang berbeda. Dengan demikian, CAT berbasis IRT biasanya akan berisi item yang lebih sedikit dibandingkan pengetesan dengan pendekatan teori klasik (Embretson & Reise, 2000). Hal ini didukung oleh hasil penelitian Sims dan Clark (2005) yang hanya membutuhkan 50% dari kesuluruhan item tes kepribadian, Schedule of Nonadaptive and Adaptive Personality (SNAP). Begitu juga dengan tes prestasi belajar, pada penelitian Olsen (dalam Bunderson et. al, 1989) hanya dibutuhkan 30% hingga 50% dari keseluruhan item tes yang ada. Pada penelitian Yulianto (2006), CAT hanya mengadministrasikan 33% item APM dengan keakuratan yang sama dengan saat tes diadministrasikan PPT. Dengan berkurangnya jumlah item yang diberikan kepada penempuh tes, maka secara langsung akan mengurangi jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengadministrasikan tes (Bunderson dkk, 1989). Dengan demikian, CAT membutuhkan waktu administrasi tes yang lebih singkat dibandingkan PPT maupun CT secara konvensional, namun dengan keakuratan yang tinggi. Pengadministrasian tes melalui CAT mulai dikembangkan sekitar tahun 1970-an. Hal ini ditandai dengan diadakannya konferensi CAT pertama di Washington, Amerika Serikat, pada tahun Perkembangan penggadministrasian tes melalui CAT sangat meningkat pesat. Pada tahun 1990-an hanya sekitar ratusan CAT, namun menjadi lebih dari satu juta pada tahun 1999 (Wainer, 2000). Dalam sejarah BIENNIAL INTERNATIONAL CONFERENCE ON I/O PSYCHOLOGY

4 pengembangannya, CAT digunakan pertama kali pada seleksi personel dan klasifikasi di industri, pemerintahan, dan militer. The Computerized Adaptive Testing version of the Armed Services Vocational Aptitude Battery (CAT-ASVAB) merupakan salah satu tes kemampuan manusia yang telah diteliti secara seksama dalam sejarah pengetesan modern (Segall & Moreno, 1999). Dipersiapkan sejak tahun 1979 dan mulai digunakan pada bulan September 1990, CAT-ASVAB merupakan batere tes adaptif berskala besar yang diadministrasikan dalam situasi berisiko besar. Walaupun CAT merupakan inovasi terbaru dalam pengetesan yang telah digunakan pada program pengetesan berskala besar, sayangnya penerapannya terbatas oleh industri dalam seleksi personel (Overton et. al, 1997). Wainer (2000) mencatat pengadminstrasian melalui CAT dalam empat tes berskala besar, yaitu Graduate Record Examination (GRE), Graduate Management adminision Test (GMAT), the Test of English as Foreign Language (TOEFL), dan Armed Services Vocational Aptitude Battery (ASVAB). Sayangnya hanya ASVAB yang digunakan untuk seleksi personel, sedangkan ketiga tes lainnya dilakukan pada bidang pendidikan. Di Indonesia seiring maraknya pemanfaatan komputer dalam segala bidang, sayangnya tidak diikuti pemanfaatan untuk pengadministrasian tes psikologi di Indonesia. Pengembangan CT konvensional telah dilakukan oleh beberapa lembaga dalam skala kecil, misalnya untuk seleksi mahasiswa pada beberapa perguruan tinggi maupun seleksi dan penempatan karyawan di sejumlah perusahaan. Namun seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa pengadministrasian tes secara konvensional, baik PPT maupun CT, memiliki kelemahan yang disebabkan lamanya waktu pengadministrasian tes. Dampaknya, kelelahan dan motivasi pengerjaan tes yang dialami setiap penempuh tes menyebabkan performa tes tidak sesuai dengan kemampuan sebenarnya. Dengan demikian, sebenarnya pengadministrasian tes melalui CAT dapat dimulai dikembangkan karena memiliki potensi, baik peralihan dari CT menjadi CAT maupun pengembangan dari awal. Berdasarkan informasi dan publikasi yang ada, saat ini belum dilakukan pengaplikasian CAT di Indonesia, terutama di bidang PIO. Padahal bidang PIO memiliki potensi penggunaan dan pengembangan CAT karena memiliki kebutuhan pengetesan yang besar dan memungkinkan penggunaan fasilitas yang telah dimiliki. Pendekatan Item Response Theory Pendekatan Item Response Theory (IRT) tidak berorientasi pada tes, tetapi berorientasi pada item tes (Hambleton dkk, 1991). Pendekatan IRT meletakkan sebuah dimensi kemampuan atau sifat dimana item tes bergantung pada respons dari individu penempuh tes (Wainer & Mislevy, 1990). Dengan kata lain, kemampuan individu (disebut theta atau θ) dan kemampuan item berada pada sebuah dimensi yang sama. Dengan demikian, dapat dilakukan perbandingan antar individu penempuh tes maupun perbandingan antar item-item tes. Perbandingan kemampuan penempuh tes dengan kemampuan item tes ini tidak dapat dilakukan pada pengukuran dengan pendekatan teori klasik. Pengukuran dengan pendekatan teori klasik (classical true score model) yang dikemukakan oleh Spearman menganggap bahwa karakteristik item tergantung pada kelompok individu dimana tes tersebut diujikan, yangdisebut sebagai group-dependent (Hambleton, Swaminathan, & Rogers, 1991)). Hal ini dapat terjadi apabila kelompok individu untuk pengujian tes berbeda dengan kelompok individu yang menjadi sasaran tes dibuat. Apabila kemampuan kelompok individu pada saat pengujian tergolong rendah, maka item-item tes cenderung menjadi sulit. Demikian sebaliknya, apabila kemampuan kelompok individu pengujian tes tergolong tinggi, maka item-item cenderung menjadi mudah. Apabila item-item tes ini diadministrasikan, kemampuan individu yang terukur akan dipengaruhi oleh kemampuan item tersebut. Pada tes dengan item yang sulit, individu akan cenderung dianggap memiliki kemampuan yang rendah. Begitu juga sebaliknya, tes dengan item yang mudah akan cenderung menganggap individu memiliki kemampuan yang tinggi. Hal ini menjelaskan bahwa kemampuan individu dipengaruhi oleh karakteristik item, yang disebut test-dependent (Embretson & Reise, 2000). Dari penjelasan di atas diketahui bahwa pada pendekatan klasik kemampuan item dipengaruhi oleh kemampuan uji coba dan kemampuan individu dipengaruhi oleh kemampuan item. Hal ini menyebabkan kesulitan untuk dapat membandingkan kemampuan antar individu yang mengerjakan tes berbeda serta sulit untuk membandingkan kemampuan item tes yang berbeda yang diujikan pada kelompok individu berbeda. BIENNIAL INTERNATIONAL CONFERENCE ON I/O PSYCHOLOGY

5 Selain itu, standard error of measurement (SEM) pada pendekatan teori klasik diasumsikan bersifat konstan untuk semua penempuh tes dan kondisi tes serta berlaku spesifik (Embretson & Reise, 2000). Konsekuensinya, semua item tes diadministrasikan pada setiap penempuh tes. Tabel 1 memberikan perbandingan antara pendekatan teori klasik dan pendekatan IRT yang dikemukakan oleh Embretson dan Reise (2000). Tabel 1 Perbandingan pendekatan teori klasik dengan pendekatan IRT Pendekatan Teori Klasik 1. SEM berlaku untuk semua skor pada populasi tertentu. 2. Semakin banyak item, semakin reliabel suatu tes. 3. Perbandingan skor tes dari beberapa form akan optimal apabila form-form tersebut paralel. 4. Unbiased estimates dari properti item bergantung dari sampel yang representatif. 5. Skor tes diinterpretasi dengan membandingkan posisinya dalam kelompok normatif. 6. Skala interval diperoleh dengan distribusi skor normal. 7. Bentuk item campuran (mixed item format) menyebabkan pengaruh yang tidak seimbang pada skor total tes. 8. Perubahan skor tidak dapat dibandingkan secara berarti ketika tingkat skor awal berbeda. 9. Analisis faktor terhadap item biner menghasilkan obyek, bukan faktor. 10. Karakteristik item tidaklah penting untuk properti psikometri. Pendekatan Item Response Theory 1. Antar skor memiliki SEM berbeda, tapi dapat digeneralisasikan antar populasi. 2. Tes dengan sedikit item dapat lebih reliabel dibandingkan tes dengan banyak item. 3. Perbandingan skor tes dari beberapa form akan optimal apabila derajat kesukaran bervariasi diantara individu. 4. Unbiased estimates dari properti item dapat diperoleh dari sampel yang tidak representatif. 5. Skor tes diinterpretasi dengan dibandingkan dengan item. 6. Skala interval diperoleh dengan menerapkan model pengukuran yang tepat. 7. Bentuk item campuran dapat mengarahkan skor tes secara optimal. 8. Perubahan skor dapat dibandingkan secara berarti ketika tingkat skor awal berbeda. 9. Analisis faktor terhadap data mentah membuat informasi analisis faktor secara maksimal. 10. Karakteristik item dapat berhubungan secara langsung dengan properti psikometri. Ada tiga model yang sering digunakan dalam pendekatan IRT berdasarkan parameter item yang dipertimbangkan, yaitu model 1 parameter logistik (1 PL), 2 PL, dan 3 PL. Pada model 1 PL, hanya parameter kesukaran item (disimbolkan b) yang dipertimbangkan. Selain b, daya beda item (disimbolkan a) menjadi pertimbangan pada model 2 PL. Model 3 PL mempertimbangkan b, a, dan c (guessing parameter) dan biasanya digunakan pada item dengan pilihan jawaban. Semua parameter item diestimasi dalam satuan yang sama, yaitu satuan logit. Berbeda dengan teori klasik yang skor tesnya diperoleh dengan menghitung jawaban benar, penyekoran dalam IRT dilakukan untuk mendapatkan perkiraan kemampuan individu dalam kontinum kemampuan. Tiga metode penyekoran yang biasa digunakan adalah Maximum Likelihood (ML), MAP (maximum a posterori), dan EAP (expected a posteriori). Computerized Adaptive Testing Computerized adaptive testing (CAT) merupakan generasi kedua dari penggunaan komputer untuk pengetesan (Bunderson et. al, 1989). CAT merupakan salah satu penerapan dari pengukuran dengan pendekatan IRT. Adaptif memiliki pengertian bahwa item yang diberikan sesuai dengan kemampuan setiap penempuh tes, sehingga setiap individu akan mendapatkan seperangkat item yang berbeda. CAT menggunakan dasar IRT untuk menciptakan sebuah algoritma dimana setiap penempuh tes mendapatkan sebuah tes yang merupakan pengukuran yang baik terhadap individu tersebut (Embretson & Reise, 2000). Apabila penempuh tes tidak dapat menjawab benar pada item yang diberikan, maka komputer akan memberikan item yang memiliki derajat kesukaran yang lebih rendah. Apabila penempuh tes tidak dapat menjawab benar, komputer akan memberikan item yang memiliki derajat kesukaran lebih rendah. BIENNIAL INTERNATIONAL CONFERENCE ON I/O PSYCHOLOGY

6 Sebaliknya, apabila penempuh tes dapat menjawab benar, item yang diberikan selanjutnya adalah item dengan kesukaran lebih tinggi. Dengan demikian, CAT berbasis IRT biasanya berisi lebih sedikit item dan memiliki standard error of measurement (SEM) yang lebih kecil dibandingkan pengukuran PPT yang biasa atau konvensional (Embretson & Reise, 2000). Alur pengadministrasian CAT dapat dilihat pada gambar Mulai dengan perkiraan kemampuan awal 2. Memilih dan menampilkan item yang optimal 3. mengevaluasi respons penempuh tes Tidak 6. Hentikan Tes Ya 5. Aturan berhenti terpenuhi? 4. Estimasi skor dan standard error score Gambar 1. Alur CAT Embretson dan Reise (2000) mengemukakan lima faktor yang perlu diperhatikan dalam CAT, yaitu: 1. Item bank. Tujuan dari CAT adalah untuk mengadministrasikan serangkaian item yang dapat memberikan informasi dan efisiensi yang maksimal untuk setiap penempuh tes. Oleh karena itu, tidak semua item tes yang tersedia diberikan pada setiap penempuh tes, berbeda dengan paper-pencil test atau CT konvensional yang memberikan semua item tes yang ada kepada setiap penempuh tes. Karena tujuan pengetesan adalah untuk mengukur dengan baik keseluruhan rentang kemampuan, maka idealnya tersedia sebuah item bank yang berisi sejumlah item yang memiliki kemampuan daya beda tinggi dengan parameter kesukaran tersebar diantara rentang kemampuan (Embretson & Reise, 2000). Embretson dan Reise (2000) menyarankan sekitar 100 buah item yang ada dalam item bank. Sebelum memasukkan item-item ke dalam bank, selain perlu dilakukan reviu, perlu dilakukan kalibrasi untuk menyesuaikan skala pengukuran. Jumlah subyek uji coba yang dibutuhkan dalam proses kalibrasi tergantung dari model IRT yang digunakan. Drasgrow (dalam Zickar et. Al, 1999) menyarankan 200 sampel untuk model 2 PL. ASVAB-CAT memiliki lebih dari buah item dalam item bank yang berasal dari kalibrasi orang tentara (Segall & Moreno, 1999), sedangkan item bank untuk seleksi pemogram komputer pada State Farm Insurance Company terdiri dari 164 item (Overton et. Al, 1997). Karena menggunakan pendekatan IRT, item-item baru dapat ditambahkan ke dalam item bank. Untuk mendapatkan item bank yang baik perlu dilakukan penelitian yang membutuhkan waktu. 2. Mengadministrasikan item pertama. Apabila diasumsikan kemampuan penempuh tes dalam populasi terdistribusi secara normal, maka dapat dimulai dengan parameter kesukaran sebesar -0,5 hingga 0,5. Apabila diperoleh informasi mengenai kemampuan penempuh tes dalam kontinum kemampuan, maka informasi tersebut dapat digunakan untuk memilih tingkat kesulitan pada butir soal di awal. Rata-rata kemampuan (θ) dari populasi penempuh tes dapat digunakan sebagai perkiraan kemampuan sehingga dapat menjadi optimal (Thissen & Mislevy, 1990). Item bank juga seharusnya dalam jumlah yang cukup sehingga pemilihan item secara acak dapat terjadi, sehingga tidak semua penempuh tes menerima item pertama yang sama. Di lain pihak, beberapa penguji lebih suka untuk memulai dengan butir soal yang mudah sehingga penempuh tes memiliki pengalaman berhasil dalam menjawab, dengan demikian mengurangi kecemasan dalam mengerjakan tes (Embretson & Reise, 2000). BIENNIAL INTERNATIONAL CONFERENCE ON I/O PSYCHOLOGY

7 3. Pemberian skor. Dalam IRT ada tiga metode utama untuk mengestimasi kemampuan penempuh tes, yaitu ML (maximum likelihood), MAP (maximum a posterori), dan EAP (expected a posteriori). Beberapa peneliti tidak menganjurkan penggunaan informasi sebelumnya (MAP dan EAP) karena dapat berpotensi untuk mempengaruhi skor. Misalnya, apabila sedikit item yang diadministrasikan, maka tingkat kemampuan yang diestimasikan akan tertarik ke arah nilai rata-rata dari distribusi awal. Selain itu, pola respons yang sama akan mendapatkan skor tes yang berbeda. Kelebihannya dibandingkan ML adalah dapat memperkirakan kemampuan penempuh tes meskipun menjawab benar atau salah pada semua item. Sedangkan kelebihan ML adalah tidak bias, efisien, dan error diasumsikan berdistribusi normal Embretson & Reise, 2000). Pemilihan metode penyekoran berdasarkan kelebihan dari setiap metode. 4. Pemilihan item berikutnya. Maximum item information adalah strategi yang paling sering digunakan, selain minimum expected posterior standard deviation (Thiessen & Mislevy, 1990). Pada strategi maximum information item yang dipilih adalah item yang memiliki parameter kesukaran mendekati perkiraan kemampuan penempuh tes saat itu. Sedangkan pada metode Bayesian, item yang dipilih adalah item yang dapat memaksimalkan expected posterior precision. Dalam perkembangan selanjutnya, pemilihan item terkait dengan metode content balancing dan item exposure control. 5. Menghentikan Tes. Pengadministrasian item tidak berlangsung terus menerus. Ada dua kriteria umum untuk menghentikan administrasi CAT, yaitu variable length atau fixed length. Pada variable length atau disebut target precision (Thissen & Mislevy, 1990), administrasi CAT berhenti ketika SEM sudah mencapai batasan yang telah ditetapkan. menyebut kriteria ini sebagai. Kelebihannya adalah sesuai dengan pendekatan teori klasik yang menggunakan asumsi equal measurement error variance serta cocok untuk beberapa analisis statistik yang mempertimbangkan measurement error. Kriteria kedua, fixed length atau maximum number of items (Thissen & Mislevy, 1990), tes dihentikan apabila sejumlah item telah diadministrasikan. Kelebihannya adalah mudah untuk dilakukan dan penggunaan item dapat diperkirakan dengan tepat. Keduanya kriteria ini dapat digabungkan, apabila kemungkinan akan kehabisan item sebelum target keakuratan tercapai (khususnya apabila hanya sedikit jumlah item yang tersedia). Menurut Embretson dan Reise (2000), penggunaan SEM untuk menghentikan pengadministrasian tes disarankan untuk dipilih karena memanfaatkan algoritma dari CAT. Selain itu, Thissen dan Mislevy (1990), mengajukan pemberhentian item setelah selang waktu tertentu. Pengggunaan batas waktu ini tidak dianjurkan untuk power test, tapi akan memberikan keuntungan pada speed test. Penentuan SEM bervariasi antara satu peneliti dengan penelti lain, misalnya Ury (dalam Thissen & Mislevy, 1990) menggunakan SEM 0,3162 karena sama dengan reliabilitas konvensional sebesar 0,9. Sedangkan menurut Hornke (2000), dengan SEM 0,38, akan sepadan dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,85. Di lain pihak, Blais dan Raiche (2002) menemukan apabila SEM 0,40 maka SEM dari tingkat kemampuan individu hanya berbeda sebesar 0,03. Bunderson dkk (1989) mencatat beberapa kelebihan dari CAT, yaitu: (1) meningkatkan kontrol dalam menampilkan item, (2) meningkatkan keamanan tes, (3) memperkaya kemampuan tampilan, (4) diperoleh skor yang sama dengan waktu yang lebih singkat, (5) mengurangi error of measurement, dan (6) meningkatkan penyekoran dan pelaporan. Green (dalam Wainer, 1990) juga mengemukakan kelebihan dari CAT, yaitu: (1) meningkatkan keamanan tes, (2) individu dapat bekerja sesuai dengan kemampuannya, (3) setiap individu tetap produktif karena ditantang mengerjakan soal yang sulit, (4) mengatasi masalah yang terjadi dengan lembar jawaban, (5) tes diskor segera, (6) item dapat ditambahkan ke dalam tes, dan (7) dapat menggunakan item yang beragam. Jette, Haley, & Wei Tao (2007) menambahkan kelebihan CAT, yaitu kemampuan untuk memperbarui dan memperbaiki item bank. Tabel 2 memberikan perbandingan antara dua penempuh tes dari penelitian Yulianto (2006) dengan menggunakan 36 item APM sebagai item bank. Pada penelitian ini, item pertama yang diberikan dipilih secara acak dengan parameter kesukaran antara -0,5 hingga 0,5 dan item berikutnya dipilih berdasarkan item yang memberikan informasi maksimum terhadap perkiraan kemampuan awal (maximum item information). Metode ML digunakan untuk penyekoran dan tes berhenti apabila SEM dari skor 0,40. Pada penempuh tes AA, komputer secara acak memperkirakan kemampuannya sebesar -0,11 (theta = - BIENNIAL INTERNATIONAL CONFERENCE ON I/O PSYCHOLOGY

8 0,11), sedangkan penempuh tes BB diberikan theta = -0,22. Keduanya diberikan item 17 sebagai item pertama karena memiliki kesukaran mendekati perkiraan kemampuan awal keduanya (b=-0,10). Karena keduanya dapat menjawab benar, maka kemampuannya belum dapat diperkirakan sehingga diberikan theta tertinggi (theta = 4,00). Item 36 adalah item yang memiliki nilai b mendekati theta keduanya (b=2,21), sehingga diberikan sebagai item kedua. Baik tes AA dan BB ternyata tidak dapat menjawab benar sehingga diberikan theta = 1,05. Karena SEM skor masih di atas 0,40 maka tes dilanjutkan dengan memberikan item 35 yang memiliki b=1,18. AA mendapatkan theta sebesar 0,47 karena menjawab salah, sedangkan theta sebesar 1,77 diberikan kepada BB karena menjawab benar. Karena SE dari theta keduanya masih besar, tes masih dilanjutkan. Selanjutnya, AA diberikan item yang berbeda dengan BB karena memiliki theta yang berbeda. Di akhir tes (item ke 11), keduanya diberikan item 27, namun karena AA menjawab salah sedangkan BB menjawab benar, maka AA mendapat theta lebih kecil dibandingkan BB (0,87 < 1,82). Karena kedua theta ini memiliki SE yang sama atau lebih kecil dari 0,40, maka tes dihentikan untuk keduanya. Theta terakhir ini menjadi perkiraan skor tes untuk AA dan BB. Dari hasil ini diketahui hanya diperlukan 11 item untuk mengadministrasikan tes dibandingkan 36 item yang biasa dilakukan pada administrasi APM dengan PPT. Tabel 2. Perbandingan respons dua penempuh CAT pada penelitian Yulianto (2006) Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Mengembangkan CAT Untuk mengembangkan CAT, khususnya di bidang industri dan organisasi, ada dua faktor yang perlu diperhatikan, yaitu faktor sistem dan faktor manusia. Sistem merupakan media dalam komputer untuk mengadministrasikan tes. Oleh karena itu, perangkat lunak dan perangkat keras komputer perlu menjadi perhatian. i. Perangkat lunak. Bagaimana item diadministrasikan ditentukan oleh perangkat lunak yang digunakan. Perangkat lunak dapat dikembangkan sendiri atau menggunakan perangkat lunak yang telah ada, seperti Fasttest Pro yang dikeluarkan oleh Assessment Systems, Amerika Serikat (dapat dilihat di Apabila mengggunakan perangkat lunak yang telah ada, fasilitas yang tersedia mungkin terbatas dan tidak memenuhi kebutuhan khusus dari tujuan pengetesan. Walaupun kemungkinan membutuhkan biaya yang lebih besar, fasilitas yang dibutuhkan dapat tersedia dengan membangun perangkat lunak sendiri. Perangkat lunak harus diujicobakan sebelum mulai diaplikasikan untuk pengetesan sebenarnya (Green, 1990). BIENNIAL INTERNATIONAL CONFERENCE ON I/O PSYCHOLOGY

9 ii. Perangkat keras. Perangkat keras yang dibutuhkan terkait dengan perangkat lunak yang digunakan, misalnya dalam untuk menjalankan perangkat lunak penelitian Ackerman et. Al (1999) dibutuhkan prosesor minimal 486/66 Mhz dengan RAM minimal 16MB. Spesifikasi yang lebih rendah digunakan untuk menjalankan ASVAB-CAT, yaitu prosesor minimal 33 Mhz dengan RAM minimal 4MB (Segall & Moreno, 1999). Apabila akan ditampilkan item tes dengan gambar berwarna, maka diperlukan monitor dan grafik komputer yang cukup baik, terlebih lagi apabila melibatkan video atau gambar bergerak seperti yang dilakukan oleh Drasgow et. al (1999). Penambahan headphone atau pengeras suara perlu dilakukan apabila tes melibatkan pengadministrasian suara, misalnya yang dilakukan Vispoel (1999) untuk membuat tes bakat musik. Selain tampilan, cara penempuh tes berespons juga perlu diperhatikan, apakah menggunakan keyboard, mouse, atau media yang lain, terlebih lagi apabila tes bersifat speed test. Dalam berespons terhadap item tes, penempuh tes juga dipengaruhi faktor internal, selain kemampuan yang diukur oleh tes. Artinya, performa yang ditunjukkan oleh tes tidak selalu menunjukkan kemampuan sebenarnya. Untuk itu perlu diperhatikan dua faktor internal, yaitu kecemasan dan motivasi mengerjakan tes. i. Kecemasan tes. Situasi pengetsan dapat menimbulkan kecemasan saat individu mengerjakan tes (Hembree, dalam Tonidandel, 2002). Bagi individu yang belum pernah atau tidak terbiasa dengan komputer, mengerjakan tes dengan komputer akan menimbulkan kecemasan tersendiri. Dampak kecemasan terhadap performa tes masih kontradiktif. Walaupun dari sejumlah penelitian diketahui bahwa peningkatan kecemasan dapat menurunkan performa tes (Wise, 1997), Tonidandel et. al, (2002) tidak menemukan adanya hubungan antara performa tes dengan kecemasan. Hal ini juga didukung oleh Anastasi dan Urbina (1997) bahwa hubungan negatif antara kecemasan dan performa tidak terjadi pada penempuh tes dengan inteligensi tinggi. Dari penelitian Kim dan McLean (1995) ditemukan bahwa penempuh tes yang tidak termotivasi memiliki kecemasan yang lebih tinggi, dan sebaliknya. ii. Motivasi. Performa tes seorang individu sangat dipengaruhi oleh bagaimana ia termotivasi untuk mengerjakan tes. Penempuh tes yang termotivasi memiliki performa yang lebih tinggi dibandingkan penempuh tes yang tidak termotivasi (Kim & McLean, 1995). Karena sifatnya yang adaptif, CAT akan memberikan item tes yang lebih sulit kepada penempuh tes yang lebih mampu, dan sebaliknya. Dalam penelitian Betz dan Weiss (dalam Tonidandel et. al, 2002) menemukan bahwa penempuh tes yang menganggap tes yang dikerjakan lebih mudah memiliki motivasi yang tinggi dibandingkan penempuh tes yang menganggap mengerjakan tes lebih sulit. Kesimpulan Dalam setiap pengetesan psikologi, khususnya dalam bidang industri dan organisasi, selalu diharapkan hasil yang diperoleh akurat dalam waktu yang cepat. Dalam penggunaan tes psikologi, PPT merupakan bentuk administrasi yang paling umum dilakukan di Indonesia. Namun ternyata bentuk administrasi ini memiliki kekurangan, misalnya keamanan tes atau kebocoran tes (yang paling sering terjadi), kesalahan penyekoran, perlu waktu lama untuk menyekor serta interpretasi skor tes, melibatkan banyak kertas, dan item yang mampu ditampilkan sangat terbatas. Di lain pihak, penggunaan komputer yang semakin meningkat, khususnya dalam bidang industri dan organisasi, memungkinkan dimanfaatkan untuk pengetesan psikologis. CT bukan membantu penyekoran dan interpretasi dari PPT, tetapi juga sekaligus mengadministrasikan, menyekor, dan menginterpretasikan tes. CT dapat menampilkan item yang sebelumnya tidak dapat dilakukan PPT serta menghindari kesalahan prosedur pengetesan dan penyekoran tes. Dengan menggunakan dasar IRT, CAT tidak hanya sekedar memindahkan item dari PPT ke dalam komputer, tetapi meng-administrasikan item tes yang sesuai dengan kemampuan penempuh tes. Akibatnya, CAT hanya mengadministrasikan sedikit item tes dengan waktu yang lebih singkat namun dengan keakuratan yang tinggi. Berbeda dengan PPT, untuk menggunakan CAT dalam industri dan organisasi diperlukan pengembangan terlebih dahulu. Misalnya, diperlukan waktu sekitar 5 tahun untuk mengembangkan sistem dan setelah BIENNIAL INTERNATIONAL CONFERENCE ON I/O PSYCHOLOGY

10 melakukan serangkaian uji coba selama 6 tahun, CAT-ASVAB mulai digunakan tahun 1996 (Segall & Moreno, 1999). Selain waktu pengembangan, biaya pengembangan yang cukup besar perlu menjadi faktor pertimbangan. Dibutuhkan dana $5,152,544 untuk mengubah Minnesota Comprehensive Assessments menjadi CAT (Peterson et. Al, 1995). Namun waktu pengembangan dan biaya yang besar ini akan sangat berarti dengan kelebihan yang dimiliki CAT dibandingkan PPT atau CT konvensional. Pengembangan CAT, terutama dalam industri dan organisasi, menjadi tantangan sekaligus kemajuan dalam perkembangan pengukuran psikologis di Indonesia. Referensi Ackerman, T. A., Evans, J., Park, K., Tamassia, C., & Turner, R. (1999). Computer Assessment using Visual Stimuli: a Test of Dermatological Skin Disorders. Dalam Fritz Drasgow & Julie B. Olson- Buchanan. Innovations in Computerized Assessment. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers. Anastasi, A., & Urbina, S. (1997). Psychological Testing. 7 th ed. New Jersey: Prentice-Hall Inc. Blais, J. & Raiche, G. (2002). Some Features of the sampling distribution of the ability estimate in computerized adaptive testing according to two stopping rules. Makalah disajikan pada 11 th International Objective Measurement Workshop, New Orleans, April 2002 (tidak dipublikasikan). Bunderson, C.V., Inouye, D. K., & Olsen, J.B. (1989) The Four Generations of Computerized Educational Measurement. Dalam Robert L. Linn. Educational Measurement. 3 rd ed. New York: American Council on Education & Macmillan Publishing Company. Cohen, Ronald J. & Swerdlik, Mark E. (1999). Psychological Testing and Assessment: an introduction to tests and measurement. 4 th ed. California: Mayfield Publishing Company. Dragow, F., Olson-Buchanan, J. B., Moberg, P. J. (1999). Dalam Fritz Drasgow & Julie B. Olson- Buchanan. Innovations in Computerized Assessment. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers. Embretson, S.E, & Reise, S.P. (2000). Item Response Theory for Psychologist. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc. Friendenberg, Lisa. (1995). Psychological Testing: Design, Analysis, and Use. Massachusetts: Allyn & Bacon. Green, B.F. (1990). System Design and Operations. Dalam H. Wainer, N.J. Dorans, R. Flugher, & B.F. Green. Computerized Adaptive Testing: a Primer. New Jersey: Lawrance Erlbaum Associates, Publishers. Hambleton, R.K., Swaminathan, H, & Rogers, H.J. (1991). Fundamental of Item Response Theory. California: Sage Publications, Inc. Hornke, L.F. (2000). Item Response Times in Computerized Adaptive Testing. Psicolόgica. 21, Jette, Alan M., Haley, Stephen M.; & Wei Tao. (2007). Prospective Evaluation of the AM-PAC-CAT in Outpatient Rehabilitation Settings. Physical Therapy; April 2007; 87, 4; Academic Research Library, 385. Kaplan, R.M., & Saccuzzo, D.P. (2005). Psychological Testing: Principes, Applications, and issues. 6 th ed. CA: Thomson-Wadworth. Kim, J. & McLean, J.E. (1995). The Influence of Examinee Test-Taking Motivation in Computerized Adaptive Testing. Makalah disajikan pada the Annual Meeting of the National Council on Measurement in Education. (tidak diterbitkan). Landy, Frank J; Shankster, Laura L; Kohler, & Stacey, S. (1994). Personnel selection and placement Annual Review of Psychology; ProQuest Social Science Journals, 45, Murphy, K.R., & Davidshofer, K.O. (2001). Psychological Testing: Principles and Applications. 5 th ed. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Overton, R.C., Harms, H.J., Taylor, L.R., & Zickar, M.J. (1997). Adaptive to Adaptive Testing. Personnel Psychology; Proquest Psychology Journals, 50, 1, Peterson, K. A., Davison, M.L., Hjelseth, L., Angermeyr, J., Hodges, T., Kochmann, R., Mattson, D., Weiss, D.J., (1995). Computerizing Statewide Educational Assessments in Minnesota: A Report on the Cost and Feasibility of Converting the Minnesota Comprehensive Assessments to a Computerized Adaptive Format. Minnesota: Office of Educational Accountability, College of Education and Human Development, University of Minnesota. BIENNIAL INTERNATIONAL CONFERENCE ON I/O PSYCHOLOGY

11 Schaeffer, G.A., Steffen, M., Golub-Smith, M.L., Mills, C.N., Durso, R. (1995). The Introduction and Comparability of the Computer Adaptive GRE General Test. GRE Board Report No aP, August New Jersey: Educational Testing Service. Segall, D.O., & Moreno, K.E. (1999). Development of the Computerized Adaptive Testing version of the Armed Services Vocational Aptitude Battery. Dalam ritz Drasgow & Julie B. Olson-Buchanan. Innovations in Computerized Assessment. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers. Simms, L.J., & Clark, L.A. (2005) Validation of a Computerized Adaptive Version of Schedule of Nonadaptive and Adaptive Personality (SNAP). Psychological Assessment, vol. 17, no. 1, Thissen, D., & Mislevy, R. J. (1990). Testing Algorithms. Dalam H. Wainer, N.J. Dorans, R. Flugher, & B.F. Green, Computerized Adaptive Testing: a Primer. New Jersey: Lawrance Erlbaum Associates, Publishers. Tonidandel, S., Quinones, M.A., & Adams, A.A. (2002). Computer-Adaptive Testing: The Impact of Test Characteristics on Perceived Performance and Test Taker s Performance. Journal of Applied Psychology, Vol. 87, No. 2, Vispoel, W.P. (1999). Creating Computerized Adaptive Tests of Music Aptitude: Problems, Solutions, and Failure Directions. Dalam Dalam Fritz Drasgow & Julie B. Olson-Buchanan. Innovations in Computerized Assessment. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers. Wainer, H. & Mislevy, R.J. (1990) Item Response Theory, Item Calibration, and Proficiency Estimation. Dalam H. Wainer, N.J. Dorans, R. Flugher, & B.F. Green, Computerized Adaptive Testing: a Primer. New Jersey: Lawrance Erlbaum Associates, Publishers. Wainer, H. (1990). Introduction and History. Dalam H. Wainer, N.J. Dorans, R. Flugher, & B.F. Green. Computerized Adaptive Testing: a Primer. New Jersey: Lawrance Erlbaum Associates, Publishers. Wainer, H. (2000). CATs: Whither and Whence. Psicológica. 21, Wise, S.L. (1997). Examinee Issues in CAT. Makalah disajikan pada the Annual Meeting of the National Council on Measurement in Education. (Tidak diterbitkan) Yulianto, Aries (2006). Pengaruh Bentuk Administrasi Tes dan Batas Waktu terhadap Skor Advanced Progressive Matrices. Tugas akhir Program Magister Psikologi, Kekhususan Psikometri, Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia (tidak diterbitkan). Depok: Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia. Zickar, M.J., Overton, R.C., Taylor, L.R., & Harms, H.J. (1999) The Development of Computerized Selection System for Computer Programmers in a Financial Services Company. Dalam Fritz Drasgow & Julie B. Olson-Buchanan. Innovations in Computerized Assessment. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers. BIENNIAL INTERNATIONAL CONFERENCE ON I/O PSYCHOLOGY

Computerized Adaptive Testing: Pemanfaatan Psikologis dari Komputer untuk Pengetesan Psikologis

Computerized Adaptive Testing: Pemanfaatan Psikologis dari Komputer untuk Pengetesan Psikologis Prosiding Konferensi Nasional Sistem Informasi 2008: Indonesia Modern dalam Budaya Informasi. Yogyakarta, 14-15 Januari 2008. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Kelompok Keahlian Informatika

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS COMPUTERIZED ADAPTIVE TESTING: Studi eksperimental dengan Raven s Advance Matrices Test

EFEKTIVITAS COMPUTERIZED ADAPTIVE TESTING: Studi eksperimental dengan Raven s Advance Matrices Test EFEKTIVITAS COMPUTERIZED ADAPTIVE TESTING: Studi eksperimental dengan Raven s Advance Progressive Matrices Test Aries Yulianto 27 Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia ABSTRAK Salah satu kegiatan dalam

Lebih terperinci

COMPUTERIZED ADAPTIVE TESTING (CAT) SALAH SATU ALTERNATIF PENGGANTI PAPER BASED TEST (PBT)

COMPUTERIZED ADAPTIVE TESTING (CAT) SALAH SATU ALTERNATIF PENGGANTI PAPER BASED TEST (PBT) COMPUTERIZED ADAPTIVE TESTING (CAT) SALAH SATU ALTERNATIF PENGGANTI PAPER BASED TEST (PBT) Handaru Catu Bagus Peneliti Pertama di Puspendik Balitbang Kemdikbud Email: handcab@gmail.com ABSTRAK Selama ini,

Lebih terperinci

STRATEGI PEMILIHAN BUTIR ALTERNATIF PADA TES ADAPTIF UNTUK MENINGKATKAN KEAMANAN TES

STRATEGI PEMILIHAN BUTIR ALTERNATIF PADA TES ADAPTIF UNTUK MENINGKATKAN KEAMANAN TES STRATEGI PEMILIHAN BUTIR ALTERNATIF PADA TES ADAPTIF UNTUK MENINGKATKAN KEAMANAN TES Agus Santoso FMIPA Universitas Terbuka Jakarta email: aguss@mail.ut.ac.id ABSTRAK Rancangan tes adaptif terkomputerisasi

Lebih terperinci

ADMINISTRASI UJIAN NASIONAL (UN) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COMPUTERIZED ADAPTIVE TESTING (CAT) *)

ADMINISTRASI UJIAN NASIONAL (UN) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COMPUTERIZED ADAPTIVE TESTING (CAT) *) ADMINISTRASI UJIAN NASIONAL (UN) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COMPUTERIZED ADAPTIVE TESTING (CAT) *) THE NATIONAL EXAM ADMINISTRATION BY USING COMPUTERIZED ADAPTIVE TESTING (CAT) MODEL Handaru Catu Bagus Puspendik

Lebih terperinci

EFISIENSI DAN AKURASI COMPUTERIZED ADAPTIVE TESTING PADA SISTEM UJIAN AKHIR SEMESTER UNIVERSITAS TERBUKA

EFISIENSI DAN AKURASI COMPUTERIZED ADAPTIVE TESTING PADA SISTEM UJIAN AKHIR SEMESTER UNIVERSITAS TERBUKA EFISIENSI DAN AKURASI COMPUTERIZED ADAPTIVE TESTING PADA SISTEM UJIAN AKHIR SEMESTER UNIVERSITAS TERBUKA Agus Santoso (aguss@ut.ac.id) Jurusan Statistika FMIPA Universitas Terbuka ABSTRACT Universitas

Lebih terperinci

PEMILIHAN BUTIR ALTERNATIF PADA TES ADAPTIF UNTUK PENINGKATAN KEAMANAN TES. Agus Santoso FMIPA Universitas Terbuka

PEMILIHAN BUTIR ALTERNATIF PADA TES ADAPTIF UNTUK PENINGKATAN KEAMANAN TES. Agus Santoso FMIPA Universitas Terbuka PEMILIHAN BUTIR ALTERNATIF PADA TES ADAPTIF UNTUK PENINGKATAN KEAMANAN TES Agus Santoso FMIPA Universitas Terbuka email: aguss@ut.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan mendesksripsikan pengaruh pemilihan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Statistik skor mahasiswa UAS TPB IPB mata kuliah Fisika

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Statistik skor mahasiswa UAS TPB IPB mata kuliah Fisika 6 c. Menghitung sebaran pilihan jawaban dan reliabilitas soal. 3. Penerapan teori respon butir dengan menggunakan model IRT 1PL, IRT 2PL, dan IRT 3PL. a. Pengujian asumsi model IRT b. Menghitung parameter

Lebih terperinci

Psikometri. Analisis Item 1

Psikometri. Analisis Item 1 Psikometri Modul ke: Analisis Item 1 Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Test items are the units that make up a test and the means through which

Lebih terperinci

16 Dapatkah Prestasi Akademik Mahasiswa diprediksi dari Kecerdasan Umum Non-Verbal?

16 Dapatkah Prestasi Akademik Mahasiswa diprediksi dari Kecerdasan Umum Non-Verbal? 16 Dapatkah Prestasi Akademik Mahasiswa diprediksi dari Kecerdasan Umum Non-Verbal? ARIES YULIANTO Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia Abstrak Pembelajaran yang menekankan aplikasi di perguruan tinggi

Lebih terperinci

Psikometri. Reliabilitas 1

Psikometri. Reliabilitas 1 Psikometri Modul ke: Reliabilitas 1 Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Apa itu Reliabilitas? reliability is a synonym for dependability or consistency Tests that

Lebih terperinci

PEMILIHAN BUTIR SOAL PADA RANCANGAN TES ADAPTIF BERDASARKAN EFFICIENCY BALANCED INFORMATION

PEMILIHAN BUTIR SOAL PADA RANCANGAN TES ADAPTIF BERDASARKAN EFFICIENCY BALANCED INFORMATION PEMILIHAN BUTIR SOAL PADA RANCANGAN TES ADAPTIF BERDASARKAN EFFICIENCY BALANCED INFORMATION Agus Santoso (aguss@ut.ac.id) Jurusan Statistika FMIPA Universitas Terbuka ABSTRAK Salah satu metode pemilihan

Lebih terperinci

Keakuratan Hasil Analisis Butir Menurut Teori Tes Klasik dan Teori Respons Butir Ditinjau dari Ukuran Sampel

Keakuratan Hasil Analisis Butir Menurut Teori Tes Klasik dan Teori Respons Butir Ditinjau dari Ukuran Sampel Keakuratan Hasil Analisis Butir Menurut Teori Tes Klasik dan Teori Respons Butir Ditinjau dari Ukuran Sampel Kana Hidayati Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

PSIKOMETRI. Oleh: Prof. Dr. I Wayan Koyan, M.Pd. Pascasarjana Undiksha Singaraja

PSIKOMETRI. Oleh: Prof. Dr. I Wayan Koyan, M.Pd. Pascasarjana Undiksha Singaraja PSIKOMETRI Oleh: Prof. Dr. I Wayan Koyan, M.Pd. Pascasarjana Undiksha Singaraja 1 BAB I PENGUKURAN A. PENGERTIAN 1. PSIKOMETRI a. PSIKOMETRI ADALAH KOMBINASI DARI PENGUKURAN DAN STATISTIKA (KERLINGER b.

Lebih terperinci

Psikometri Reliabilitas 2

Psikometri Reliabilitas 2 Modul ke: Psikometri Reliabilitas 2 Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Perhitungan Reliabilitas 2 TIPE-TIPE RELIABILITAS Test-Retest Reliability Alternate-Form Reliability

Lebih terperinci

PERBEDAAN KETEPATAN ESTIMASI TINGKAT KESUKARAN BUTIR TES PILIHAN GANDA PADA PENSKORAN KOREKSI DAN KONVENSIONAL DENGAN PENERAPAN MODEL RASCH

PERBEDAAN KETEPATAN ESTIMASI TINGKAT KESUKARAN BUTIR TES PILIHAN GANDA PADA PENSKORAN KOREKSI DAN KONVENSIONAL DENGAN PENERAPAN MODEL RASCH PERBEDAAN KETEPATAN ESTIMASI TINGKAT KESUKARAN BUTIR TES PILIHAN GANDA PADA PENSKORAN KOREKSI DAN KONVENSIONAL DENGAN PENERAPAN MODEL RASCH Purwo Susongko (Universitas Pancasakti Tegal) Kusumatirto@gmail.com

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TES ADAPTIF PADA SISTEM UJIAN ONLINE UNIVERSITAS TERBUKA

PENGEMBANGAN TES ADAPTIF PADA SISTEM UJIAN ONLINE UNIVERSITAS TERBUKA Kode/Nama Rumpun Ilmu: 796/Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING PENGEMBANGAN TES ADAPTIF PADA SISTEM UJIAN ONLINE UNIVERSITAS TERBUKA Tim Peneliti: Dr. Agus Santoso, M.Si,

Lebih terperinci

Konstruksi Alat Ukur Psikologi

Konstruksi Alat Ukur Psikologi MODUL PERKULIAHAN Konstruksi Alat Ukur Psikologi Pengantar Tes dan Pengukuran Psikologi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 01 61032 Dian Misrawati, M.Psi Psikolog

Lebih terperinci

Psikometri NORMA 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi.

Psikometri NORMA 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi. Psikometri Modul ke: 11 NORMA 1 Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Karakteristik Norma Menunjukkan posisi/kedudukan seseorang dalam kelompok

Lebih terperinci

Abstrak Pengembangan Bank Soal Matematika. Oleh : Heri Retnawati Jurdik Matematika FMIPA UNY Yogyakarta. Abstrak

Abstrak Pengembangan Bank Soal Matematika. Oleh : Heri Retnawati Jurdik Matematika FMIPA UNY Yogyakarta. Abstrak Abstrak Pengembangan Bank Soal Matematika Oleh : Heri Retnawati Jurdik Matematika FMIPA UNY Yogyakarta Abstrak Evaluasi memegang peranan penting bagi dunia pendidikan. Dengan adanya evaluasi, peserta didik

Lebih terperinci

Psikometri Validitas 1

Psikometri Validitas 1 Modul ke: Psikometri Validitas 1 Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Pengertian: VALIDITAS Berkaitan dengan apa yang diukur oleh tes dan seberapa tepat tes mengukur

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN : Orientasi kuliah : Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan, gambaran umum perkuliahan, dan rencana pembelajaran matakuliah psikologi eksperimen. Media & buku sumber 1 1.1 Mahasiswa memahami tujuan, arah,

Lebih terperinci

SILABI. Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar Cara Pengajaran. : memahami dan menjelaskan definisi pengukuran

SILABI. Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar Cara Pengajaran. : memahami dan menjelaskan definisi pengukuran SILABI 1. Fakultas / Program Studi : FMIPA / Pendidikan Fisika 2. Mata Kuliah & Kode : Teori dan Teknik Pengukuran Pendidikan / 3. Jumlah SKS : Teori 2 SKS 4. Semester dan Waktu : VIII / 100 menit 5. Kompetensi

Lebih terperinci

KESTABILAN ESTIMASI PARAMETER KEMAMPUAN PADA MODEL LOGISTIK ITEM RESPONSE THEORY DITINJAU DARI PANJANG TES

KESTABILAN ESTIMASI PARAMETER KEMAMPUAN PADA MODEL LOGISTIK ITEM RESPONSE THEORY DITINJAU DARI PANJANG TES KESTABILAN ESTIMASI PARAMETER KEMAMPUAN PADA MODEL LOGISTIK ITEM RESPONSE THEORY DITINJAU DARI PANJANG TES Ilham Falani 1, Siti Ayu Kumala 2 Program Studi Teknik Industri, Universitas Indraprasta PGRI

Lebih terperinci

Analisis Dan Simulasi Dengan Program Win-Gen (Strategi Dalam Mengkonstruk Instrumen Soal)

Analisis Dan Simulasi Dengan Program Win-Gen (Strategi Dalam Mengkonstruk Instrumen Soal) Analisis Dan Simulasi Dengan Program Win-Gen (Strategi Dalam Mengkonstruk Instrumen Soal) Risky Setiawan FIP IKIP Veteran Semarang Email : setiawan.risky@gmail.com ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

Psikometri. Aplikasi uji Reliabilitas dan. Validitas

Psikometri. Aplikasi uji Reliabilitas dan. Validitas Psikometri Modul ke: Aplikasi uji Reliabilitas dan Fakultas Psikologi Validitas Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Perhitungan Manual Uji Reliabilitas 2 Kruder-Richardson (K-R 20) =

Lebih terperinci

ABSTRAK.

ABSTRAK. 1 PERBEDAAN FUNGSI INFORMASI ITEM PADA TES PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA BENTUK PILIHAN GANDA YANG MENGGUNAKAN PENSKORAN KONVENSIONAL DAN KOREKSI Purwo Susongko Universitas Pancasakti Tegal Kusumatirto@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tes adalah bentuk penilaian khusus yang umumnya terdiri dari seperangkat

BAB I PENDAHULUAN. Tes adalah bentuk penilaian khusus yang umumnya terdiri dari seperangkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tes adalah bentuk penilaian khusus yang umumnya terdiri dari seperangkat pertanyaan yang diberikan dalam periode waktu yang ditetapkan dengan kondisi yang sebanding

Lebih terperinci

EFEK SELEKSI AITEM BERDASAR DAYA DISKRIMINASI TERHADAP RELIABILITAS SKOR TES. Saifuddin Azwar Universitas Gadjah Mada

EFEK SELEKSI AITEM BERDASAR DAYA DISKRIMINASI TERHADAP RELIABILITAS SKOR TES. Saifuddin Azwar Universitas Gadjah Mada 1 EFEK SELEKSI AITEM BERDASAR DAYA DISKRIMINASI TERHADAP RELIABILITAS SKOR TES Saifuddin Azwar Universitas Gadjah Mada Seventy three items of IPA (science) test used in the 2006 University of Gadjah Mada

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL PILIHAN GANDA UJIAN AKHIR SEMESTER MAHASISWA DI UNIVERSITAS TERBUKA DENGAN PENDEKATAN TEORI TES KLASIK

ANALISIS BUTIR SOAL PILIHAN GANDA UJIAN AKHIR SEMESTER MAHASISWA DI UNIVERSITAS TERBUKA DENGAN PENDEKATAN TEORI TES KLASIK ANALISIS BUTIR SOAL PILIHAN GANDA UJIAN AKHIR SEMESTER MAHASISWA DI UNIVERSITAS TERBUKA DENGAN PENDEKATAN TEORI TES KLASIK Dewi Juliah Ratnaningsih (djuli@ut.ac.id) Isfarudi Nuraini Soleiman FMIPA-UT,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan, dan klinis (Anastasi dan Urbina, 1997; Aslam, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan, dan klinis (Anastasi dan Urbina, 1997; Aslam, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Psikologi adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia. Terdapat banyak cara untuk mempelajari perilaku manusia, salah satunya adalah dengan menggunakan

Lebih terperinci

Aplikasi IRT dalam Analisis Aitem Tes Kognitif

Aplikasi IRT dalam Analisis Aitem Tes Kognitif Buletin Psikologi ISSN 0854-7108 2016, Vol. 24, No. 2, 64 75 Aplikasi IRT dalam Analisis Aitem Tes Kognitif Firmanto Adi Nurcahyo 1 Fakultas Psikologi Universitas Pelita Harapan Surabaya Abstract Item

Lebih terperinci

EFEK SELEKSI AITEM BERDASAR DAYA DISKRIMINASI TERHADAP RELIABILITAS SKOR TES

EFEK SELEKSI AITEM BERDASAR DAYA DISKRIMINASI TERHADAP RELIABILITAS SKOR TES BULETIN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA VOLUME 17, NO. 1, 2009: 28 32 ISSN: 0854 7108 EFEK SELEKSI AITEM BERDASAR DAYA DISKRIMINASI TERHADAP RELIABILITAS SKOR TES Saifuddin Azwar Fakultas

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BEBERAPA KRITERIA EMPIRIK PADA ANALISIS BUTIR. Oleh Dali S. Naga

BEBERAPA KRITERIA EMPIRIK PADA ANALISIS BUTIR. Oleh Dali S. Naga BEBERAPA KRITERIA EMPIRIK PADA ANALISIS BUTIR Oleh Dali S. Naga Abstract. Aside of the theoretical framework, item analysis has established several empirical criteria for the determination of the quality

Lebih terperinci

Psikometri. Pengantar Psikometri. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Psikometri. Pengantar Psikometri. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Modul ke: Psikometri Pengantar Psikometri Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. RAPEM PSIKOMETRI Judul Mata Kuliah : Psikometri Semester : Genap 2014/2015 Sks : 3 Kode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Contohnya di bidang pendidikan, tes psikologi digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Contohnya di bidang pendidikan, tes psikologi digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Psikologi merupakan salah satu cabang ilmu yang berperan untuk mempelajari perilaku manusia. Untuk mempelajari perilaku manusia ini, para ahli psikologi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KECURANGAN PESERTA UJIAN MELALUI METODE PERSON FIT

IDENTIFIKASI KECURANGAN PESERTA UJIAN MELALUI METODE PERSON FIT IDENTIFIKASI KECURANGAN PESERTA UJIAN MELALUI METODE PERSON FIT Herwin dan Heriyati Universitas Negeri Yogyakarta, a21_herwin@yahoo.co.id, 082347789847 SDN 250 Bulu Soppeng, winunm@gmail.com, 082291216750

Lebih terperinci

Partial Credit Model (PCM) dalam Penskoran Politomi pada Teori Respon Butir

Partial Credit Model (PCM) dalam Penskoran Politomi pada Teori Respon Butir Vol. 9, No.1, 39-48, Juli 2012 Partial Credit Model (PCM) dalam Penskoran Politomi pada Teori Respon Butir Safaruddin 1, Anisa, M. Saleh AF Abstrak Dalam pelaksanaan tes uraian, penskoran biasanya dilakukan

Lebih terperinci

P EDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

P EDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan VALIDITAS ISI ALAT UUKUR PENELITIAN: KONSEP DAN PANDUAN PENILAIANNYA Helli Ihsan Universitas Pendidikan Indonesia Helli_psi@upi.edu P EDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan Abstrak Ada banyak definisi tentang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN INTELEGENSI (CFIT) DAN POTENSI PERFORMA KERJA (DARI HASIL KRAEPELIN TEST) PADA CALON KARYAWAN BANK SWASTA DI JAWA TIMUR

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN INTELEGENSI (CFIT) DAN POTENSI PERFORMA KERJA (DARI HASIL KRAEPELIN TEST) PADA CALON KARYAWAN BANK SWASTA DI JAWA TIMUR HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN INTELEGENSI (CFIT) DAN POTENSI PERFORMA KERJA (DARI HASIL KRAEPELIN TEST) PADA CALON KARYAWAN BANK SWASTA DI JAWA TIMUR Ninik Setiyowati Jurusan Psikologi Universitas Negeri Malang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah dasar pendidikan nasional. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN DWI NINGSIH ARIANI Dr. Maya Rosmayati Ardiwinata, M. Si 1 Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

MENYUSUN INSTRUMEN YANG VALID Dalam menyusun dan menganalisis instrument non tes pada makalah ini, kami menggunakan Skala Likert supaya dalam

MENYUSUN INSTRUMEN YANG VALID Dalam menyusun dan menganalisis instrument non tes pada makalah ini, kami menggunakan Skala Likert supaya dalam MENYUSUN INSTRUMEN YANG VALID Dalam menyusun dan menganalisis instrument non tes pada makalah ini, kami menggunakan Skala Likert supaya dalam penafsiran instrumen dapat disimpulkan. Menurut Popham (1995:187)

Lebih terperinci

TEORI RESPON ITEM DENGAN PENDEKATAN MODEL LOGISTIK SATU PARAMETER

TEORI RESPON ITEM DENGAN PENDEKATAN MODEL LOGISTIK SATU PARAMETER TEORI RESPON ITEM DENGAN PENDEKATAN MODEL LOGISTIK SATU PARAMETER SKRIPSI Oleh: VITARIA NUGRAHENI J2E 006 038 PROGRAM STUDI STATISTIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Psikometri Validitas 2

Psikometri Validitas 2 Modul ke: Psikometri Validitas 2 Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. VALIDITAS KRITERIA 2 Validitas Kriteria Validitas Kriteria menunjukkan efektivitas suatu tes dalam

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DAN ANALISIS SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS KIMIA SMA KELAS X BERDASARKAN CLASSICAL TEST THEORY DAN ITEM RESPONSE THEORY

PENGEMBANGAN DAN ANALISIS SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS KIMIA SMA KELAS X BERDASARKAN CLASSICAL TEST THEORY DAN ITEM RESPONSE THEORY PENGEMBANGAN DAN ANALISIS SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS KIMIA SMA KELAS X BERDASARKAN CLASSICAL TEST THEORY DAN ITEM RESPONSE THEORY Nahadi, Wiwi Siswaningsih, dan Ana Rofiati Jurusan Pendidikan Kimia, FPMIPA

Lebih terperinci

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan KARAKTERISTIK METODE PENYETARAAN SKOR TES UNTUK DATA DIKOTOMOS PMIPA FKIP UNS nonoh_nst@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menemukan: 1) akurasi estimasi parameter item pada test equating

Lebih terperinci

1

1 Importance of Item Analysis Item Analysis Arti & Pemanfaatannya Strength and weakness of question item Specification of question item Problem in question item Revision Sl Selection Dripa Sjabana Director

Lebih terperinci

KONSISTENSI PARAMETER TES. Rustam (Universitas Terbuka) Abstrak

KONSISTENSI PARAMETER TES. Rustam (Universitas Terbuka) Abstrak KONSISTENSI PARAMETER TES Rustam (Universitas Terbuka) Abstrak The study was amied at findding out the consistency of test parameters in which sample size of the same population change. The population

Lebih terperinci

: <Dr: SamsuCjfadi, M.Kpm

: <Dr: SamsuCjfadi, M.Kpm KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA IKama Vnit %erja y/arasum6er :

Lebih terperinci

Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan : 2. Perkembangan pada abad ke-20

Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan : 2. Perkembangan pada abad ke-20 TIU : Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan definisi inteligensi dari berbagai pendekatan, serta terutama memahami konsep inteligensi dari pendekatan psikometri serta mampu melakukan asesmen parsial

Lebih terperinci

Oleh: Oe : Yasfin Fajri

Oleh: Oe : Yasfin Fajri Pengembangan Computer Adaptive Testing Untuk Mengukur Kecepatan Dan Ketepatan Pemahaman Teks Berbahasa Inggris Oleh: Oe : Yasfin Fajri - 5105100074 Latar Belakang Masalah Manfaat Memahami Bacaan Dengan

Lebih terperinci

TES KELOMPOK : TES INTELIGENSI & TES MINAT DAN BAKAT. Kuliah 9 Pengantar Psikodiagnostik

TES KELOMPOK : TES INTELIGENSI & TES MINAT DAN BAKAT. Kuliah 9 Pengantar Psikodiagnostik TES KELOMPOK : TES INTELIGENSI & TES MINAT DAN BAKAT Kuliah 9 Pengantar Psikodiagnostik Pengantar : Tes Kelompok Tes kelompok biasanya digunakan pada bidang pendidikan, pemerintahan, industri, dan militer

Lebih terperinci

PSIKOMETRI. Pengantar Psikometri MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 01

PSIKOMETRI. Pengantar Psikometri MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 01 MODUL PERKULIAHAN PSIKOMETRI Pengantar Psikometri Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 01 B41616BA Mutiara Pertiwi, M.Psi Abstract Modul ini berisi tentang pengantar

Lebih terperinci

Panduan Penggunaan AnBuso 2015

Panduan Penggunaan AnBuso 2015 COVER DAFTAR ISI COVER...i DAFTAR ISI... ii Pendahuluan...1 Hal yang Baru...1 Kerangka Isi...2 Input Data...3 Menu Identitas... 3 Menu Jawaban... 7 Laporan Peserta...7 Menu Laporan Objektif... 8 Menu Laporan

Lebih terperinci

Pendekatan Regresi Logistik dalam Pendektesian DIF

Pendekatan Regresi Logistik dalam Pendektesian DIF Pendekatan Regresi Logistik dalam Pendektesian DIF Oleh: Kana Hidayati Jurusan Pendidkan Matematika FMIPA UNY ABSTRAK Kegiatan pengukuran dalam bidang pendidikan sangat memerlukan suatu alat ukur yang

Lebih terperinci

ANALISIS ITEM DENGAN PENDEKATAN IRT

ANALISIS ITEM DENGAN PENDEKATAN IRT ANALISIS ITEM DENGAN PENDEKATAN IRT (DENGAN BANTUAN APLIKASI PROGRAM BILOG-MG) A. PENDAHULUAN Analisis butir soal secara modern menggunakan Item Response Theory (IRT) merupakan suatu teori yang menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL A. PENDAHULUAN

ANALISIS BUTIR SOAL A. PENDAHULUAN ANALISIS BUTIR SOAL A. PENDAHULUAN Tes adalah suatu pernyataan, tugas atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait atau atribut pendidikan dan psikologi. Setiap butir

Lebih terperinci

Pengembangan Perangkat Lunak Tes Berbasis Komputer untuk Fisika SMA Kelas X Semester 1

Pengembangan Perangkat Lunak Tes Berbasis Komputer untuk Fisika SMA Kelas X Semester 1 Pengembangan Perangkat Lunak Tes Berbasis Komputer untuk Fisika SMA Kelas X Semester 1 Inayati Juwita Sari 1,a), Fauzi Bakri 1,b), A. Handjoko Permana 1,c) dan Dewi Muliyati 1,d) 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. psikologi dituntut harus mampu mengungkap aspek-aspek psikologis dengan

BAB I PENDAHULUAN. psikologi dituntut harus mampu mengungkap aspek-aspek psikologis dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Penggunaan tes psikologi semakin berkembang pesat seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai kegunaan tes. Masyarakat kian menyadari bahwa tes

Lebih terperinci

ANALISIS DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN PROGRAM QUEST. Didik Setyawarno Pendidikan IPA FMIPA UNY Yogyakarta, 18 November 2016

ANALISIS DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN PROGRAM QUEST. Didik Setyawarno Pendidikan IPA FMIPA UNY Yogyakarta, 18 November 2016 ANALISIS DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN PROGRAM QUEST Didik Setyawarno Pendidikan IPA FMIPA UNY Yogyakarta, 18 November 2016 ANALISIS DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN PROGRAM QUEST Untuk melakukan analisis butir

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

P - 16 ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA DENGAN MENGGUNAKAN GRADED RESPONSE MODELS (GRM)

P - 16 ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA DENGAN MENGGUNAKAN GRADED RESPONSE MODELS (GRM) P - 16 ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA DENGAN MENGGUNAKAN GRADED RESPONSE MODELS (GRM) Budi Manfaat Jurusan Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah IAIN Syekh Nurjati Cirebon e-mail: budi_manfaat@yahoo.com

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROGRAM PASCASARJANA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROGRAM PASCASARJANA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROGRAM PASCASARJANA Alamat: Karangmalang Yogyakarta 55281 Telepon : 0274 586168 Psw. 229, 550836 -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

DIFFERENTIAL ITEM FUNCTIONING (KEBERBEDAAN FUNGSI BUTIR)

DIFFERENTIAL ITEM FUNCTIONING (KEBERBEDAAN FUNGSI BUTIR) DIFFERENTIAL ITEM FUNCTIONING (KEBERBEDAAN FUNGSI BUTIR) Oleh: Muh. Ilyas Ismail * ABSTRACT: This paper theoretically deals some aspects related to Differential Item Functioning (DIF), consisting of Test

Lebih terperinci

KEBERFUNGSIAN BUTIR DIFERENSIAL PERANGKAT TES UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (UASBN) MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KOTA KENDARI

KEBERFUNGSIAN BUTIR DIFERENSIAL PERANGKAT TES UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (UASBN) MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KOTA KENDARI KEBERFUNGSIAN BUTIR DIFERENSIAL PERANGKAT TES UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (UASBN) MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KOTA KENDARI Oleh : Zulkarnain Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2000). Dalam penelitian ini metode penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR TES OBJEKTIF UJIAN AKHIR SEMESTER MAHASISWA UNIVERSITAS TERBUKA BERDASARKAN TEORI TES MODERN

ANALISIS BUTIR TES OBJEKTIF UJIAN AKHIR SEMESTER MAHASISWA UNIVERSITAS TERBUKA BERDASARKAN TEORI TES MODERN ANALISIS BUTIR TES OBJEKTIF UJIAN AKHIR SEMESTER MAHASISWA UNIVERSITAS TERBUKA BERDASARKAN TEORI TES MODERN Dewi Juliah Ratnaningsih (djuli@ut.ac.id) Isfarudi FMIPA-UT, Jl. Cabe Raya, Pondok Cabe, Pamulang

Lebih terperinci

Validitas KriteriaSubtes EAS 4 Ketelitian dan Kecepatan Visual. Herlina Siwi Widiana Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan

Validitas KriteriaSubtes EAS 4 Ketelitian dan Kecepatan Visual. Herlina Siwi Widiana Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Validitas KriteriaSubtes EAS 4 Ketelitian dan Kecepatan Visual Herlina Siwi Widiana Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan ] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji validitas subtes EAS 4 Kecepatan

Lebih terperinci

METODE KALIBRASI DAN DESAIN TES BERDASARKAN TEORI RESPONS BUTIR (IRT) 2

METODE KALIBRASI DAN DESAIN TES BERDASARKAN TEORI RESPONS BUTIR (IRT) 2 ISSN 2442-3041 Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 1, No. 3, September - Desember 2015 STKIP PGRI Banjarmasin METODE KALIBRASI DAN DESAIN TES BERDASARKAN TEORI RESPONS BUTIR (IRT) 2 Dina Huriaty

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL ISMUBA (AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB) KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 5

ANALISIS BUTIR SOAL ISMUBA (AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB) KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 5 ANALISIS BUTIR SOAL ISMUBA (AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB) KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 5 Lismawati Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Prof. Dr.

Lebih terperinci

Dasar-dasar Metode Penelitian

Dasar-dasar Metode Penelitian Dasar-dasar Metode Penelitian Modul ke: Validitas dan Reliabilitas Penelitian Kuantitatif Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Reno Laila Fitria Apa itu Rencana Penelitian (Research

Lebih terperinci

KLASIFIKASI SISWA KELAS UNGGULAN MENGGUNAKAN FUZZY C-MEANS

KLASIFIKASI SISWA KELAS UNGGULAN MENGGUNAKAN FUZZY C-MEANS KLASIFIKASI SISWA KELAS UNGGULAN MENGGUNAKAN FUZZY C-MEANS Nunik Mariastuti Wijilestari, Moch. Hariadi Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 60

Lebih terperinci

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Program Studi : Psikologi Nama Mata Kuliah : Pengantar Tes Psikologi

Lebih terperinci

EFEK PEMUSATAN DATA TERHADAP PARAMETER ITEM BERBASIS CLASICAL TEST THEORY (CTT)

EFEK PEMUSATAN DATA TERHADAP PARAMETER ITEM BERBASIS CLASICAL TEST THEORY (CTT) SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-21 Surakarta, 22 Oktober 2016 EFEK PEMUSATAN

Lebih terperinci

ANALISIS DATA UJIAN NASIONAL MATEMATIKA BERDASARKAN PENSKORAN MODEL RASCH DAN MODEL PARTIAL CREDIT

ANALISIS DATA UJIAN NASIONAL MATEMATIKA BERDASARKAN PENSKORAN MODEL RASCH DAN MODEL PARTIAL CREDIT Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 ANALISIS DATA UJIAN NASIONAL MATEMATIKA BERDASARKAN PENSKORAN MODEL RASCH

Lebih terperinci

PENYETARAAN (EQUATING) SKOR BIOLOGI SMA BERDASARKAN HASIL UJIAN NASIONAL TAHUN 2010/2011

PENYETARAAN (EQUATING) SKOR BIOLOGI SMA BERDASARKAN HASIL UJIAN NASIONAL TAHUN 2010/2011 PENYETARAAN (EQUATING) SKOR BIOLOGI SMA BERDASARKAN HASIL UJIAN NASIONAL TAHUN 2010/2011 Rumondang Purwati Peneliti di Pusat Penilaian Pendidikan, Kemdikbud E-mail: rumondangpurwati@yahoo.com ABSTRACT

Lebih terperinci

PERFORMANCE ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN MUSIK *) ABSTRAK

PERFORMANCE ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN MUSIK *) ABSTRAK PERFORMANCE ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN MUSIK *) oleh: Hanna Sri Mudjilah Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta { HYPERLINK "mailto:lirabarasizebua@yahoo.co.id" \h } ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

Program Sarjana Ilmu Administrasi Universitas Indonesia. Seleksi dan Penempatan

Program Sarjana Ilmu Administrasi Universitas Indonesia. Seleksi dan Penempatan 1 Program Sarjana Ilmu Administrasi Universitas Indonesia Seleksi dan Penempatan » Pengertian Seleksi» Tahapan dan Prinsip Seleksi» Proses Seleksi» Tes dalam Seleksi Karyawan 2 1. Noe, R.A., Hollenbeck,

Lebih terperinci

AKURASI METODE CONCORDANCE BERDASARKAN PANJANG TES DAN UKURAN SAMPEL

AKURASI METODE CONCORDANCE BERDASARKAN PANJANG TES DAN UKURAN SAMPEL Jurnal Evaluasi Pendidikan Volume 8, Nomor 1, Maret 2017 DOI: doi.org/10.21009/jep.081.01 AKURASI METODE CONCORDANCE BERDASARKAN PANJANG TES DAN UKURAN SAMPEL Imbuh Yuwono Pusdiklat BMKG Jakarta FMIPA

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Fakultas : FMIPA Program Studi : Pendidikan IPA Mata Kuliah/Kode : Teori Respon Butir / SSC 213 Jumlah SKS : Teori = 1 ; Praktek = 1 Semester : VII Mata Kuliah Prasyarat/kode

Lebih terperinci

Modul ke: Teori Tes. Klasik vs Modern. Fakultas PSIKOLOGI. Mutiara Pertiwi, M.Psi. Program Studi PSIKOLOGI.

Modul ke: Teori Tes. Klasik vs Modern. Fakultas PSIKOLOGI. Mutiara Pertiwi, M.Psi. Program Studi PSIKOLOGI. Modul ke: Teori Tes Klasik vs Modern Fakultas PSIKOLOGI Mutiara Pertiwi, M.Psi Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Teori Tes Klasik Template Modul Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK SOAL UASBN MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA TAHUN PELAJARAN 2008/2009

KARAKTERISTIK SOAL UASBN MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA TAHUN PELAJARAN 2008/2009 57 KARAKTERISTIK SOAL UASBN MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA TAHUN PELAJARAN 2008/2009 CHARACTERISTICS OF THE TEST ITEMS IN THE NATIONAL STANDARD SCHOOL FINAL EXAMINATION

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi merupakan salah satu bagian dari proses pembelajaran. Evaluasi itu

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi merupakan salah satu bagian dari proses pembelajaran. Evaluasi itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Evaluasi merupakan salah satu bagian dari proses pembelajaran. Evaluasi itu sendiri adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) Mata Kuliah : Psikometri Kode Mata Kuliah : PSI-206 Jumlah SKS : 3 Waktu Pertemuan : 150 menit Kompetensi Dasar : 1. Penguasaan metodologi penelitian psikologi Indikator

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Penelitian ini termasuk dalam penelitian pengembangan dengan mengembangkan instrumen penilaian hasil belajar kognitif matematika berdasarkan

Lebih terperinci

STUDI MENGENAI GAMBARAN HARDINESS PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENGERJAKAN SKRIPSI DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

STUDI MENGENAI GAMBARAN HARDINESS PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENGERJAKAN SKRIPSI DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN STUDI MENGENAI GAMBARAN HARDINESS PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENGERJAKAN SKRIPSI DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN AININ RAHMANAWATI ABSTRAK Mahasiswa, sebagai anggota dari pendidikan tinggi

Lebih terperinci

Pengaruh Adaptasi Waktu Administrasi yang disebabkan Penggunaan Lembar Jawaban Komputer terhadap Hasil CFIT 3 A dan 3 B

Pengaruh Adaptasi Waktu Administrasi yang disebabkan Penggunaan Lembar Jawaban Komputer terhadap Hasil CFIT 3 A dan 3 B Jurnal Psikologi Volume 45, Nomor 1, 2018: 52 65 DOI: 10.22146/jpsi.30853 ISSN 0215-8884 (Print) ISSN 2460-867X (Online) https://jurnal.ugm.ac.id/jpsi Pengaruh Adaptasi Waktu Administrasi yang disebabkan

Lebih terperinci

PROGRAM QUEST SALAH SATU CARA MENINGKATKAN VALIDITAS INTERNAL PENELITIAN BAHASA INDONESIA

PROGRAM QUEST SALAH SATU CARA MENINGKATKAN VALIDITAS INTERNAL PENELITIAN BAHASA INDONESIA PROGRAM QUEST SALAH SATU CARA MENINGKATKAN VALIDITAS INTERNAL PENELITIAN BAHASA INDONESIA Pujiati Suyata Universitas Ahmad Dahlan Abstract This article aims at improving the role of Indonesia language

Lebih terperinci

Perbedaan Motivasi Berprestasi Ditinjau Dari Orientasi Pusat Kendali Pada Mahasiswa. Atrie Bintan Lestari. Hendro Prabowo, SPsi

Perbedaan Motivasi Berprestasi Ditinjau Dari Orientasi Pusat Kendali Pada Mahasiswa. Atrie Bintan Lestari. Hendro Prabowo, SPsi Perbedaan Motivasi Berprestasi Ditinjau Dari Orientasi Pusat Kendali Pada Mahasiswa Atrie Bintan Lestari Hendro Prabowo, SPsi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL DAN KEMAMPUAN BAHASA INDONESIA SISWA SMK DALAM UJIAN NASIONAL TAHUN 2011

ANALISIS BUTIR SOAL DAN KEMAMPUAN BAHASA INDONESIA SISWA SMK DALAM UJIAN NASIONAL TAHUN 2011 ANALISIS BUTIR SOAL DAN KEMAMPUAN BAHASA INDONESIA SISWA SMK DALAM UJIAN NASIONAL TAHUN 2011 Fahmi Peneliti Muda di Pusat Penilaian Pendidikan, Balitbang Kemdikbud E-mail: ffahmi6@gmail.com ABSTRACT The

Lebih terperinci

Overview : Pengantar Psikodiagnostik. Kuliah 1 Pengantar Psikodiagnostik

Overview : Pengantar Psikodiagnostik. Kuliah 1 Pengantar Psikodiagnostik Overview : Pengantar Psikodiagnostik Kuliah 1 Pengantar Psikodiagnostik Aturan dalam Kelas 1. Keterlambatan : 15 menit, setelah 15 menit tidak absen 2. HP dimatikan/ SILENT 3. Mengumpulkan tugas tepat

Lebih terperinci

Dasar-dasar Metode Penelitian

Dasar-dasar Metode Penelitian Dasar-dasar Metode Penelitian Modul ke: Cara Mencari bahan dan sumber pustaka Jurnal dan buku referensi Fakultas Psikologi Kutipan dan menulis referensi Operasionalisasi Variabel Program Studi Psikologi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE KEMUNGKINAN MAKSIMUM DAN BAYES DALAM MENAKSIR KEMAMPUAN PESERTA TES PADA RANCANGAN TES ADAPTIF ABSTRAK

PERBANDINGAN METODE KEMUNGKINAN MAKSIMUM DAN BAYES DALAM MENAKSIR KEMAMPUAN PESERTA TES PADA RANCANGAN TES ADAPTIF ABSTRAK PERBANDINGAN METODE KEMUNGKINAN MAKSIMUM DAN BAYES DALAM MENAKSIR KEMAMPUAN PESERTA TES PADA RANCANGAN TES ADAPTIF Agus Santoso Jurusan Statistik FMIPA Universitas Terbuka eail:aguss@ut.ac.id ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

RELIABILITAS ORDINAL PADA METODE TEST-RETEST

RELIABILITAS ORDINAL PADA METODE TEST-RETEST RELIABILITAS ORDINAL PADA METODE TEST-RETEST Yaqozho Tunnisa 1, Rianti Setiadi 2 Departemen Matematika, FMIPA UI, Kampus UI Depok 16424 tunnisa.yaqozho@gmail.com 1, ririnie@yahoo.com.sg 2 Abstrak Dalam

Lebih terperinci

Statistika Psikologi 2

Statistika Psikologi 2 Modul ke: Statistika Psikologi 2 Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Sampling, Sampling Distribution, Confidence Intervals, Effect Size, dan Statistical Power SAMPLING Teknik menentukan sampel dari

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 207

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 207 DAFTAR ISI Abstrak i Lembar Pernyataan ii Kata Pengantar iii Ucapan Terima Kasih iv Daftar Isi v Daftar Tabel Vii Daftar Gambar Viii Daftar Grafik vix BAB I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Penelitian

Lebih terperinci

Psikometri NORMA 2. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi.

Psikometri NORMA 2. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi. Psikometri Modul ke: NORMA 2 Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Norma Posisi/kedudukan seseorang dalam kelompok patokan, acuan Unit skala yang

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : INVENTORI KODE MATAKULIAH / SKS = IT / 2 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : INVENTORI KODE MATAKULIAH / SKS = IT / 2 SKS TIU : Mahasiswa memahami dasar diagnostik melalui tes inventory dan Pauli TIK :. Mahasiswa mengetahui sejarah permbangan beberapa tes inventory (EPPS, 6 PF, MMPI, MBTI, Kuder, RMIB, CBCL/4-8, BDI, STAI,

Lebih terperinci