ANALISIS BUTIR SOAL DAN KEMAMPUAN BAHASA INDONESIA SISWA SMK DALAM UJIAN NASIONAL TAHUN 2011

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS BUTIR SOAL DAN KEMAMPUAN BAHASA INDONESIA SISWA SMK DALAM UJIAN NASIONAL TAHUN 2011"

Transkripsi

1 ANALISIS BUTIR SOAL DAN KEMAMPUAN BAHASA INDONESIA SISWA SMK DALAM UJIAN NASIONAL TAHUN 2011 Fahmi Peneliti Muda di Pusat Penilaian Pendidikan, Balitbang Kemdikbud ABSTRACT The aim of the research is to compare the proportional correct and the vocational senior high school students ability in the National Final Examination. There are three sets of test analyzed in the research. The analysis done by using Bigsteps software. The sample of the research is students each set of test. The result of the analysis shows that the proportional correct of Indonesian Language subject is medium. The proportional correct of set 1 of the test is 0,000, set 2 is 0,295, and set 3 is 0,000. The average of the linking items proportional correct in set 1 is -0,800, set 2 is -1,096, and set 3 is -0,800. Meanwhile, the proportional correct of non linking items in set 1 is 0,088, set 2 is 0,416, and set 3 is 0,088. North Sumatera Province gets the highest average of the National Final Examination grade for Indonesian Language subject. The average is 7,77. Meanwhile, the lowest average is 6,36, reached by Central Sulawesi Province. Keywords: proportional correct, mean, equating, linking item (anchor item) ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan tingkat kesukaran butir soal dan kemampuan siswa SMK dalam Ujian Nasional (UN). Paket tes yang dianalisis sebanyak 3 paket dan analisis butir soal dilakukan menggunakan software Bigsteps. Sampel dalam penelitian ini sebanyak siswa setiap paket tes. Dari hasil analisis diperoleh informasi bahwa tingkat kesukaran Ujian Nasional Bahasa Indonesia SMK termasuk kategori sedang. Tingkat kesukaran Ujian Nasional paket 1adalah 0,000, paket 2adalah 0,295, dan paket 3adalah 0,000. Rata-rata tingkat kesukaran soal linking paket 1adalah -0,800, paket 2 adalah -1,096, paket 3 adalah - 0,800. Tingkat kesukaran butir soal non linking paket 1 adalah 0,088, paket 2 adalah 0,416, dan paket 3 adalah 0,088. Rata-rata nilai Ujian Nasional Bahasa Indonesia nasional tertinggi adalah Provinsi Sumatera Utara (7,77) dan nilai rata-rata terendah adalah Provinsi Sulawesi Tengah (6,36) Kata kunci: Tingkat kesukaran, mean, equating(penyetaraan), linking(anchoritem) VALUE, Jurnal Evaluasi & Asesmen Pendidikan, Vol.I/No.01/Juni/

2 Fahmi LATAR BELAKANG Dalam Undang Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada Bab XVI pasal 57 sampai dengan 59dijelaskan bahwa dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional dilakukan evaluasi penilaian sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Lebih lanjut dinyatakan bahwa evaluasi peserta didik dilakukan oleh lembaga yang mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan, dan sistematik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan. Kegiatan evaluasi tersebut dapat dilaksanakan secara baik bila dilakukan secara profesional dan melembaga. Evaluasi pendidikan dilaksanakan oleh guru, sekolah, dan pemerintah. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 24 tahun 2005 diamanatkan bahwa Pusat Penilaian Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Nasional mempunyai tugas untuk mengembangkan sistem penilaian pendidikan. Dalam rangka menilai pencapaian standar nasional, Pusat Penilaian Pendidikan (PUSPENDIK) dan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah melakukan penilaian yang bersifat nasional yaitu Ujian Nasional (UN) mulai dari jenjang pendidikan SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK. Ujian Nasional berfungsi untuk mengukur sejauh mana program pendidikan telah tercapai sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku.selain itu, Ujian Nasional SMP, SMA, dan SMK, maupun Ujian UN SD berfungsi sebagai alat penentu keberhasilan (sertifikasi) siswa dalam menyelesaikan suatu jenjang pendidikan, sebagai alat seleksi bagi siswa yang hendak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, serta sebagai masukan untuk perbaikan mutu pendidikan bagi pengelola pendidikan, baik di tingkat sekolah, daerah, maupun di tingkat pusat. Salah satu alat ukur yang digunakan untuk memperoleh informasi mengenai siswa terhadap materi pelajaran adalah dalam bentuk tes prestasi belajar. Hasil tes prestasi belajar (hasil pengukuran) diharapkan dapat memberikan gambaran atau informasi yang akurat, serta dapat dipercaya. Tes prestasi belajar dituntut untuk memenuhi segala persyaratan bagi sebuah alat ukur yang baik. Menurut Saifudin Azwar (1987), mutu informasi yang didapat dari hasil pengetesan ditentukan oleh mutu tes, sedangkan mutu tes ditentukan oleh mutu butir soal yang dirakit dalam testersebut. Pengujian mutu setiap butir soal dilakukan melalui analisis butir soal, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Penggunaan tes objektif khususnya tes pilihan ganda sudah banyak dilakukan guru atau lembaga, misalnya pada tes formatif, tes subsumatif ataupun tes sumatif. Sedangkan dalam skala yang lebih besar, misalnya pada Ujian Nasional. Tes sebagai alat ukur dalam Ujian Nasional untuk jenjang SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK disusun di tingkat pusat dan untuk jenjang SD/MI disusun di tingkat provinsi. Paket tes terdiri dari paket tes utama, paket tes susulan, dan paket tes cadangan yang disusun dan dirakit dari kisi-kisi yang sama sehingga seluruh paket tes yang digunakan diharapkan tetap dalam koridor paralel VALUE, Jurnal Evaluasi & Asesmen Pendidikan, Vol.I/No.01/Juni/

3 Analisis Butir Soal dan Kemampuan Bahasa Indonesia Siswa SMK Dalam Ujian Nasional Tahun 2011 secara sempurna. Dalam Ujian Nasional tahun 2011 paket tes yang digunakan dikelompokkan ke dalam tiga zone, yaitu cluster Barat, cluster Tengah, dan cluster Timur. Namun demikian sangat sulit membuat tes yang paralel secara sempurna. Tes yang paralel tidak menjamin tingkat kesulitan setiap paket tes akan sama dengan paket tes lainnya. Selalu ada perbedaan tingkat kesulitan, walaupun kecil sekali. Di lain pihak, hasil tes seharusnya memberikan informasi kemampuan peserta tesyang tidak diintervensi oleh perbedaan tingkat kesukaran paket tes. Dua orang siswa yang kemampuan matematikanya sama, maka nilai tes matematikanya harus setara terlepas dari paket tes mana yang dikerjakannya. Oleh karena itu, jika beberapa paket tes digunakan pada suatu penilaian, maka sangat penting dilakukan penyetaraan antar paket tes. Penyetaraan (equiting) antara paket tes dilakukan untuk meletakkan hasil tes berupa tingkat kesukaran dan skor siswa dalam satu skala yang sama. Dalam Ujian Nasional jenjang SMK tahun 2011 khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia perlu penyetaraan antara paket tes, sehingga kemampuan siswa yang mengerjakan paket tes yang berbeda dapat dibandingkan. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas terdapat beberapa masalah mengenai paket tes yang digunakan dalam Ujian Nasional (UN) SMK tahun 2011 yaitu: 1. Bagaimanakah penyebaran tingkat kesukaran butir soal mata pelajaran Bahasa Indonesia UN SMK tahun 2011? 2. Bagaimanakah penyebaran nilai mata Pelajaran Bahasa Indonesia siswa SMK dalam UNSMK tahun 2011? 3. Bagaimanakah perbandingan nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam UN SMK tahun 2011 antar provinsi? Tujuan Studi Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari studi ini adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi penyebaran tingkat kesukaran soal pada perangkat Ujian Nasional yang berbeda untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia UN SMK tahun Mengidentifikasi penyebaran nilai mata Pelajaran Bahasa Indonesia siswa SMK dalam UN tahun Membandingkan kemampuan Bahasa Indonesia siswa SMK dalam UN tahun 2011 antar provinsi. VALUE, Jurnal Evaluasi & Asesmen Pendidikan, Vol.I/No.01/Juni/

4 Fahmi Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan masukan kepada semua pihak tentang tingkat karakteristik butir soal khususnya tingkat kesukaran dan keterbandingan kemampuan siswa antarprovinsi dan nasional serta dapat menjadi masukan bagi pengelola pendidikan untuk memperbaiki sistem dan mutu pendidikan. METODE PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMKyang mengikuti Ujian Nasional (UN)utama Tahun Sampel dalam penelitian ini diambil menggunakan teknik stratified random sampling dan jumlah siswa yang menjadi sampel sebanyak siswa dari tiap paket Ujian Nasional. Provinsi yang menggunakan paket Ujian yang sama dikelompokkan dalam cluster yang sama. 1 sebanyak 15 provinsi, cluster 2 sebanyak 11 provinsi, dan cluster 3 sebanyak 4 provinsi. Penyetaraan skor menggunakan teori Rasch Model (satu parameter). Skema tes mengikuti pola Non Equavalent Anchor Test (NEAT). Disebut tidak ekuivalenkarenaada tiga kelompok siswa dari 3 paket tes yang digunakan, kelompok siswa pertama (cluster 1), kelompok siswa kedua (cluster 2), dan kelompok siswa ketiga (cluster 3)masingmasing kelompok mengerjakan paket tes berbeda dan diasumsikan ketiga kelompok siswa tersebut mempunyai kemampuan yang berbeda atau tidak sama. Untuk mengukur perbedaan kemampuan ketiga kelompok siswa tersebut digunakan soal anchor (soal linking) dan untuk menganalisis tingkat kesukaran soal dan kemampuan siswa menggunakan software BIGSTEPS dan Microsoft Excel. Pertama-tama dilakukan analisis butir soal paket 1 sebagai paket tes referensi, kemudian dilakukan proses equiting (penyeteraan) dengan menggunakan fixed item parameter calibration (kallibrasi dengan parameter butir soal anchor telah ditentukan) dengan paket 2 dan paket 3. KAJIAN LITERATUR Menurut Crocker dan Algina (1986), menyatakan bahwa dua skor hasil pengukuran yang menggunakan instrumen X dan instrumen Y dapat disetarakan skornya jika kedua instrumen mengukur kemampuan atau trait yang sama. Menurut Hambleton (1991) penyetaraan skor adalah membandingkan skor yang diperoleh dari perangkat tes yang satu (X) dan skor yang diperoleh dari perangkat tes lainnya (Y) yang dilakukan melalui proses penyetaraan skor pada kedua perangkat tes tersebut. Berdasarkan pengertian di atas, penyetaraan merupakan prosedur yang dilakukan secara sistematis berdasarkan data empiris untukmenyetarakan skor dari dua perangkat tes berbeda sehingga skor tersebut barada pada skala yang sama dan dapat dilakukan perbandingan secara langsung. VALUE, Jurnal Evaluasi & Asesmen Pendidikan, Vol.I/No.01/Juni/

5 Analisis Butir Soal dan Kemampuan Bahasa Indonesia Siswa SMK Dalam Ujian Nasional Tahun 2011 HASIL DAN PEMBAHASAN Paket tes dan jumlah soal mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam Ujian Nasional SMK seperti pada tabel 1 berikut: Tabel 1.Mata Pelajaran, Paket Tes, Jumlah Soal UNBahasa Indonesia. No Kelompok Mata Pelajaran Kode Mata Uji Jumlah Soal Total Link 1 SMK-Tek B. Indonesia E SMK-Par B. Indonesia E SMK-Akun B. Indonesia E No. Soal Linking 1,5,20,2 2,24 1,5,20,2 2,24 1,5,20,2 2,24 Kode Paket Tes Utama Dari tabel 1, seluruh siswa SMK dari bidang keahlian kelompok teknik, kelompok pariwisata, dan kelompok akuntansi mengikuti Ujian Nasional Bahasa Indonesia. Tiap kelompok keahlian dalam Ujian Nasional SMK menggunakan paket tes yang sama pada setiap cluster. Provinsi pada cluster 1 menggunakan paket 1, provinsi pada cluster 2 menggunakan paket 2, dan provinsi pada cluster 3 menggunakan paket 3. Jumlah soal Bahasa Indonesia dalam Ujian Nasional sebanyak 50 butir soal termasuk 5 soal linking (anchor item). Hasil analisis butir soal linking tersebut setelah diequiting dapat dilihat pada tabel 2 berikut. Tabel 2. Rata-rata Tingkat Kesukaran Soal Ujian Nasional Bahasa Indonesia SMK Antar Mata Pelajaran Statistik Bahasa Indonesia Linking Mean -0,800-1,096-0,800 SD 0,588 0,490 0,470 Non Linking Mean 0,088 0,416 0,088 SD 1,066 1,055 1,038 Total Mean 0,000 0,295 0,000 SD 1,059 1,078 1,034 Soal linking mata pelajaran Bahasa Indonesia termudah adalah cluster 2 dan tersulit adalah cluster 1 dan 3. Standar deviasi tingkat kesukaran soal linking pada cluster 1 lebih besar dibandingkan dengan standar deviasi tingkat kesukaran soal linking pada cluster 2 dan cluster 3, hal ini menunjukkan penyebaran tingkat kesukaran soal linking pada cluster 1 lebih bervariasi dibandingkan dengan penyebaran soal linking pada cluster 2 dan cluster 3. Soal non linking mata pelajaran Bahasa Indonesia termudah adalah cluster 1 dan 3, sedangkan yang tersulit adalah cluster 2. Standar deviasi tingkat kesukaran soal non linking pada cluster 1 lebih besar dibandingkan dengan standar deviasi tingkat kesukaran soal non linking pada cluster 2 dan cluster 3, hal ini menunjukkan penyebaran tingkat kesukaran soal non linking pada cluster 1 lebih bervariasi dibandingkan dengan cluster 2 dan cluster 3. Total soal (50 soal) untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia yang termudah adalah 1 VALUE, Jurnal Evaluasi & Asesmen Pendidikan, Vol.I/No.01/Juni/

6 Fahmi dan 3, sedangkan yang tersulit adalah cluster 2. Standar deviasi tingkat kesukaran di ketiga cluster relatif sama, hal ini menunjukkan penyebaran tingkat kesukaran diketiga cluster relatif sama. Penyebaran soal linking tiap mata pelajaran antar cluster disajikan dalam grafik berikut: Grafik 4.1 Perbandingan Tingkat Kesukaran soal linking Bahasa Indonesia Ujian Nasional SMK Antara 1 dan 2. 1,01) lebih mudah dibandingkan dengan soal linking pada cluster 1 (-0,56). Tingkat kesukaran soal linking nomor 20 pada cluster 1 (-1,53) lebih mudah dibandingkan dengan soal linking pada cluster 2 (-0,97). Tingkat kesukaran soal linking nomor 22 pada cluster 2 (-0,57) lebih mudah dibandingkan dengan soal linking pada cluster 2 (- 0,3). Tingkat kesukaran soal linking nomor 24 pada cluster 1 (-0,42) lebih sulit dibandingkan dengan soal linking pada cluster 2 (-0,70). Grafik 4.2 Perbandingan Tingkat Kesukaran Soal Linking Bahasa Indonesia Ujian Nasional SMK Antara 2 dan 3. Dari grafik 4.1 di atas, tingkat kesukaran soal linking Bahasa Indonesia termudah pada cluster 1 adalah butir soal nomor 20 (-1,75) dan butir soal tersulit adalah nomor 22 (-0,3). Tingkat kesukaran soal linking termudah pada cluster 2 adalah butir soal nomor 20 (-1.67) dan butir soal tersulit adalah nomor 22 (-0,57). Tingkat kesukaran soal linking nomor 1 pada cluster 2 (-1,53) lebih mudah dibandingkan dengan soal linking pada cluster 2 (-0,97). Tingkat kesukaran soal linking nomor 5 pada cluster 2 (- Dari grafik 4.2 di atas, tingkat kesukaran soal linking Bahasa Indonesia termudah pada cluster 2 adalah butir soal nomor 20 (-1,67) dan butir soal tersulit adalah nomor 22 (-0,57). Tingkat kesukaran soal linking termudah pada cluster 1 adalah butir VALUE, Jurnal Evaluasi & Asesmen Pendidikan, Vol.I/No.01/Juni/

7 Analisis Butir Soal dan Kemampuan Bahasa Indonesia Siswa SMK Dalam Ujian Nasional Tahun 2011 soal nomor 20 (-1.27) dan butir soal tersulit adalah nomor 24 (-0,38). Tingkat kesukaran soal linking nomor 1 pada cluster 2 (-1,53) lebih sulit dibandingkan dengan soal linking pada cluster 3 (-1,34). Tingkat kesukaran soal linking nomor 5 pada cluster 2 (- 1,01) lebih mudah dibandingkan dengan soal linking padacluster 3 (-0,61). Tingkat kesukaran soal linking nomor 20 pada cluster 2 (-1,67) lebih mudah dibandingkan dengan soal linking pada cluster 3 (-1,27). Tingkat kesukaran soal linking nomor 22 pada cluster 2 (-0,57) lebih mudah dibandingkan dengan soal linking pada cluster 3 (- 0,40). Tingkat kesukaran soal linking nomor 24 pada cluster 2 (-0,70) lebih mudah dibandingkan dengan soal linking pada provinsi cluster 3 (-0,38). Grafik 4.3 Perbandingan Tingkat Kesukaran Soal Linking Bahasa Indonesia Ujian Nasional SMK Antara 1 dan 3. Dari grafik 4.3 di atas, tingkat kesukaran soal linking Bahasa Indonesia termudah pada cluster 1 adalah butir soal nomor 20 (-1,75) dan butir soal tersulit adalah nomor 22 (-0,3). Tingkat kesukaran soal linking termudah pada cluster 3 adalah butir soal nomor 20 (-1.27) dan butir soal tersulit adalah nomor 24 (-0,38). Tingkat kesukaran soal linking nomor 1 pada cluster 1 (-0,97) lebih sulit dibandingkan dengan tingkat kesukaran soal linking pada cluster 3 (- 1,34). Tingkat kesukaran soal linking nomor 5 pada cluster 1 (-0,56) lebih sulit dibandingkan dengansoal linking pada cluster 3 (-0,61). Tingkat kesukaran soal linking nomor 20 pada cluster 1 (- 1,75) lebih mudah dibandingkan dengan soal linking pada cluster 3 (-1,27). Tingkat kesukaran soal linking nomor 22 pada cluster 1 (-0,30) lebih sulit dibandingkan dengansoal linking pada provinsi cluster 3 (-0,40). Tingkat kesukaran soal linking nomor 24 pada cluster 1 (-0,42) lebih mudah dibandingkan dengan soal linking pada provinsi cluster 3 (-0,38). Tingkat Kesukaran Butir Soal Non Linking Tingkat kesukaran dan selisih tingkat kesukaran antar cluster dapat dilihat pada grafik dan tabel berikut. VALUE, Jurnal Evaluasi & Asesmen Pendidikan, Vol.I/No.01/Juni/

8 Fahmi Grafik 4.16 Tingkat Kesukaran Soal Non Linking Ujian Nasional Bahasa Indonesia SMK Antar 1 dan 2. Grafik 4.17Tingkat Kesukaran Soal Non Linking Ujian Nasional Bahasa IndonesiaSMK Antar 2 dan 3. Dari grafik 4.16 di atas, tingkat kesukaran soal Bahasa Indonesia tersulit yang digunakan pada cluster 1 adalah butir soal nomor 41 (2,01) dan termudah adalah butir soal nomor 28 (-2,19). Tingkat kesukaran soal Bahasa Indonesia yang digunakan padacluster 2 tersulit adalah butir soal nomor 49 (2,70) dan termudah adalah butir soal nomor 28 (-1,55). Butir soal pada cluster 1 lebih sulit dari cluster 2, yaitu butir soal nomor 3, 4, 10, 11, 12, 16, 18, 19, 21, 26, 27, 29, 32, 34, 35, 37, 38, 40, 42, 45, 48, dan 50. Butir soal pada provinsi cluster 1 lebih mudah dari cluster 2, yaitu butir soal nomor 2, 6, 7, 8, 9, 13, 14, 15, 17, 23, 25, 28, 30, 31, 33, 36, 39, 41, 43, 44, 46, 47, dan 49. Dari grafik 4.17 di atas, tingkat kesukaran soal Bahasa Indonesia tersulit yang digunakan pada cluster 2 adalah butir soal nomor 49 (2,70) dan termudah adalah butir soal nomor 28 (-1,55). Tingkat kesukaran soal Bahasa Indonesia yang digunakan padacluster 3 tersulit adalah butir soal nomor 35 (2,60) dan termudah adalah butir soal nomor 23 (-1,85). Butir soal pada cluster 2 lebih sulit dari cluster 3 adalah butir soal nomor 2, 4, 6, 7, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 23, 30, 32, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, dan 49. Butir soal pada cluster 2 lebih mudah dari cluster 3 adalah butir soal nomor 3, 8, 9, 10, 25, 26, 27, 28, 29, 31, 33, 34, 35, dan 50. Selisih tingkat kesukaran butir soal pada cluster 1 dan cluster 3 seperti ditunjukkan pada tabel 4.3. VALUE, Jurnal Evaluasi & Asesmen Pendidikan, Vol.I/No.01/Juni/

9 Analisis Butir Soal dan Kemampuan Bahasa Indonesia Siswa SMK Dalam Ujian Nasional Tahun 2011 Grafik 4.18Tingkat Kesukaran Soal Non Linking Ujian Nasional Bahasa IndonesiaSMK Antar 1 dan 3. Nilai rata-rata Ujian Nasional Bahasa Indonesia SMK setelah diequiting dengan cluster 1 sebagai referensi dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut. Tabel 4.2 Nilai rata-rata Ujian Nasional Bahasa Indonesia SMK. NO. PROVINSI NILAI RATA-RATA 1 DKI JAKARTA 7,36 2 JAWA BARAT 7,60 3 JAWA TENGAH 7,75 4 DI YOGYAKARTA 7,68 5 JAWA TIMUR 7,75 6 ACEH 6,80 Dari grafik 4.18 di atas, tingkat kesukaran soal Bahasa Indonesia tersulit yang digunakan pada cluster 1 adalah butir soal nomor 41 (2,01) dan termudah adalah butir soal nomor 28 (-2,19). Tingkat kesukaran soal Bahasa Indonesia yang digunakan padacluster 3 tersulit adalah butir soal nomor 35 (2,60) dan termudah adalah butir soal nomor 23 (-1,85). Butir soal pada cluster 1 lebih sulit dari cluster 3, yaitu butir soal nomor 4, 6, 7, 8, 9, 13, 14, 15, 16, 17, 23, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 44, 45, 46, dan 48. Butir soal padacluster 1 lebih mudah dari cluster 3,yaitu butir soal nomor 2, 3, 8, 9, 13, 14, 15, 17, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 35, 43, 47, 49, dan 50. Selisih tingkat kesukaran butir soal pada cluster 1 dan cluster 3 seperti ditunjukkan pada tabel SUMATERA UTARA 7,77 8 SUMATERA BARAT 7,06 9 RIAU 7,24 10 JAMBI SUMATERA SELATAN LAMPUNG 7,34 13 KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TENGAH 7,01 15 KALIMANTAN SELATAN 6,90 16 KALIMANTAN TIMUR 7,00 17 SULAWESI UTARA 7,23 18 SULAWESI TENGAH 6,36 19 SULAWESI SELATAN 7,23 20 SULAWESI TENGGARA 6,65 21 MALUKU 7,18 22 BALI 7,39 VALUE, Jurnal Evaluasi & Asesmen Pendidikan, Vol.I/No.01/Juni/

10 Fahmi 23 NUSA TENGGARA BARAT 6,57 24 NUSA TENGGARA TIMUR 6,56 25 PAPUA 7,09 26 BENGKULU 7,17 27 MALUKU UTARA 7,08 28 BANGKA BELITUNG 6,99 29 GORONTALO 6,88 30 BANTEN 7,45 31 KEPULAUAN RIAU 7,16 32 SULAWESI BARAT 6,62 33 PAPUA BARAT 7,02 NASIONAL 7,49 Dari Tabel 4.2 di atas, nilai rata-rata Ujian Nasional Bahasa Indonesia tertinggi adalah Provinsi Sumatera Utara (7,77) dan nilai terendah adalah Provinsi Sulawesi Tengah (6,36). Nilai rata-rata Ujian Nasional Bahasa Indonesia di bawah nilai rata-rata nasional terdapat di Provinsi DKI Jakarta, Aceh, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua, Bengkulu, Maluku Utara, Bangka Belitung, Gorontalo, Banten, Kepulauan Riau, Sulawesi Barat, dan Provinsi Papua Barat. Nilai rata-rata Ujian Nasional Bahasa Indonesia di atas rata-rata nasional terdapat di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Di Yagyakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan. SIMPULAN Secara umum tingkat kesukaran soal Bahasa Indonesia SMK dalam Ujian Nasional 2011 adalah sedang kecuali paket soal yang digunakan pada cluster 2. Tingkat kesukaran soal linking diketiga cluster adalah sedang, penyebaran tingkat kesukaran soal antar cluster seperti pada tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3 Tingkat Kesukaran Soal Linking Antar. No. Soal Ratarata 1-0,97-1,53-1,34-1,28 5-0,56-1,01-0,61-0, ,75-1,67-1,27-1, ,3-0,57-0,04-0, ,42-0,7-0,38-0,50 Soal linking Bahasa Indonesiatersulit adalah nomor 22 (-0,30) dan termudah adalah butir soal nomor 20 (-1,56). Paket soal Ujian Nasional diketiga cluster adalah sedang, paket soal yang paling mudah adalah paket soal yang digunakan pada cluster 1 (0,00) dan cluster 3 (0,00) dan paket soal termudah adalah pada cluster 2 (0,295). Nilai rata-rata Nasional Ujian Nasional Bahasa Indonesia SMK adalah 7,49. Nilai rata-rata tertinggi adalah Provinsi Sumatera Utara (7,77) dan nilai rata-rata terendah adalah Provinsi Sulawesi Tengah (6,36). VALUE, Jurnal Evaluasi & Asesmen Pendidikan, Vol.I/No.01/Juni/

11 Analisis Butir Soal dan Kemampuan Bahasa Indonesia Siswa SMK Dalam Ujian Nasional Tahun 2011 SARAN Dari hasil simpulan di atas diperlukan saran-saran sebagai berikut: 1) Paket soal yang digunakan dalam Ujian Nasional sedapat mungkin dibuat/disusun separalel mungkin, sehingga tingkat kesukaran paket soal antar provinsi relatif sama, 2) Provinsi dengan nilai Ujian Nasional di bawah ratarata nasional atau masih rendah perlu melakukan pembinaan kepada sekolah-sekolah agar nilai Ujian Nasional tahun depan dapat ditingkatkan. DAFTAR PUSTAKA Crosker, Linda dan James Algina. Introduction To Classical & Modern Test Theory. New York: Holt, Rinehart and Wiston. Inc Saifudin Azwar, 1987.Test Prestasi, Liberty, Yogyakarta. Hambleton, R. K., Swaminathan, H., & Rogers, H. J. (1991). Fundamentals of item response theory. Newbury Park, CA: Sage. VALUE, Jurnal Evaluasi & Asesmen Pendidikan, Vol.I/No.01/Juni/

Perbandingan Nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Mata Pelajaran Matematika SMA Program IPA Tahun Pelajaran 2010/2011

Perbandingan Nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Mata Pelajaran Matematika SMA Program IPA Tahun Pelajaran 2010/2011 Perbandingan Nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Mata Pelajaran Matematika SMA Program IPA Tahun Pelajaran 2010/2011 Fahmi Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

Perbandingan Nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Mata Pelajaran Matematika SMA Program IPA Tahun Pelajaran 2010/2011

Perbandingan Nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Mata Pelajaran Matematika SMA Program IPA Tahun Pelajaran 2010/2011 Perbandingan Nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Mata Pelajaran Matematika SMA Program IPA Tahun Pelajaran 2010/2011 Fahmi Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009 ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT

Lebih terperinci

PENYETARAAN (EQUATING) SKOR BIOLOGI SMA BERDASARKAN HASIL UJIAN NASIONAL TAHUN 2010/2011

PENYETARAAN (EQUATING) SKOR BIOLOGI SMA BERDASARKAN HASIL UJIAN NASIONAL TAHUN 2010/2011 PENYETARAAN (EQUATING) SKOR BIOLOGI SMA BERDASARKAN HASIL UJIAN NASIONAL TAHUN 2010/2011 Rumondang Purwati Peneliti di Pusat Penilaian Pendidikan, Kemdikbud E-mail: rumondangpurwati@yahoo.com ABSTRACT

Lebih terperinci

VALUE Jurnal Evaluasi & Asesmen Pendidikan

VALUE Jurnal Evaluasi & Asesmen Pendidikan VALUE Jurnal Evaluasi & Asesmen Pendidikan Volume I/No. 01/Juni/ 2012 Diterbitkan oleh: Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ii VALUE Jurnal

Lebih terperinci

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor), Babi Aceh 0.20 0.20 0.10 0.10 - - - - 0.30 0.30 0.30 3.30 4.19 4.07 4.14 Sumatera Utara 787.20 807.40 828.00 849.20 871.00 809.70 822.80 758.50 733.90 734.00 660.70 749.40 866.21 978.72 989.12 Sumatera

Lebih terperinci

Fungsi, Sub Fungsi, Program, Satuan Kerja, dan Kegiatan Anggaran Tahun 2012 Kode. 1 010022 Provinsi : DKI Jakarta 484,909,154

Fungsi, Sub Fungsi, Program, Satuan Kerja, dan Kegiatan Anggaran Tahun 2012 Kode. 1 010022 Provinsi : DKI Jakarta 484,909,154 ALOKASI ANGGARAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN YANG DILIMPAHKAN KEPADA GUBERNUR (Alokasi Anggaran Dekonsentrasi Per Menurut Program dan Kegiatan) (ribuan rupiah) 1 010022 : DKI Jakarta 484,909,154

Lebih terperinci

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi Tabel., dan Padi Per No. Padi.552.078.387.80 370.966 33.549 4,84 4,86 2 Sumatera Utara 3.48.782 3.374.838 826.09 807.302 4,39 4,80 3 Sumatera Barat.875.88.893.598 422.582 423.402 44,37 44,72 4 Riau 454.86

Lebih terperinci

PENYETARAAN HASIL UJIAN SEKOLAH/MADRASAH PENDAHULUAN Pendidikan nasional diselenggarakan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia

PENYETARAAN HASIL UJIAN SEKOLAH/MADRASAH PENDAHULUAN Pendidikan nasional diselenggarakan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia PENYETARAAN HASIL UJIAN SEKOLAH/MADRASAH PENDAHULUAN Pendidikan nasional diselenggarakan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia untuk mendukung pembangunan nasional. Peningkatan

Lebih terperinci

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN Pembangunan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Tahun 2016 PERUMAHAN PERBATASAN LAIN2 00 NASIONAL 685.00 1,859,311.06 46,053.20 4,077,857.49 4,523.00 359,620.52 5,293.00 714,712.50 62,538.00 1,344,725.22

Lebih terperinci

UJIAN SEKOLAH/MADRASAH 12/14/2016

UJIAN SEKOLAH/MADRASAH 12/14/2016 //0 UJIAN SEKOLAH/MADRASAH merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran dan muatan lokal sesuai dengan standar kompetensi lulusan US/M diselenggarakan pada

Lebih terperinci

C UN MURNI Tahun

C UN MURNI Tahun C UN MURNI Tahun 2014 1 Nilai UN Murni SMP/MTs Tahun 2014 Nasional 0,23 Prov. Sulbar 1,07 0,84 PETA SEBARAN SEKOLAH HASIL UN MURNI, MENURUT KWADRAN Kwadran 2 Kwadran 3 Kwadran 1 Kwadran 4 PETA SEBARAN

Lebih terperinci

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011 TABEL 1 GAMBARAN UMUM No. Provinsi Lembaga Pengelola Pengunjung Judul Buku 1 DKI Jakarta 75 83 7.119 17.178 2 Jawa Barat 1.157 1.281 72.477 160.544 3 Banten 96 88 7.039 14.925 4 Jawa Tengah 927 438 28.529

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL UJIAN NASIONAL PENDIDIKAN KESETARAAN TAHUN 2015

ANALISIS HASIL UJIAN NASIONAL PENDIDIKAN KESETARAAN TAHUN 2015 . 1 ANALISIS HASIL UJIAN NASIONAL PENDIDIKAN KESETARAAN TAHUN 2015 Dra. Th. Nuraeni Ekaningrum, MPd. MARET 2016 Kategori hasil UN dapat dikelompokkan sebagai berikut: 2 NILAI KETERANGAN N > 85 A = SANGAT

Lebih terperinci

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara. LAMPIRAN I ZONA DAN KOEFISIEN MASING-MASING ZONA Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Zona 5 Zona 6 Koefisien = 5 Koefisien = 4 Koefisien = 3 Koefisien = 2 Koefisien = 1 Koefisien = 0,5 DKI Jakarta Jawa Barat Kalimantan

Lebih terperinci

ALOKASI ANGGARAN. No Kode Satuan Kerja/Program/Kegiatan Anggaran (Ribuan Rp) (1) (2) (3) (4) 01 Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta

ALOKASI ANGGARAN. No Kode Satuan Kerja/Program/Kegiatan Anggaran (Ribuan Rp) (1) (2) (3) (4) 01 Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 103 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI TAHUN

Lebih terperinci

Jumlah Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur yang Tersedia pada Hotel Bintang Menurut Provinsi,

Jumlah Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur yang Tersedia pada Hotel Bintang Menurut Provinsi, yang Tersedia pada Menurut, 2000-2015 2015 yang Tersedia pada ACEH 17 1278 2137 SUMATERA UTARA 111 9988 15448 SUMATERA BARAT 60 3611 5924 RIAU 55 4912 7481 JAMBI 29 1973 2727 SUMATERA SELATAN 61 4506 6443

Lebih terperinci

2

2 2 3 c. Pejabat Eselon III kebawah (dalam rupiah) NO. PROVINSI SATUAN HALFDAY FULLDAY FULLBOARD (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. ACEH

Lebih terperinci

No : 0062/SDAR/BSNP/IX/ September 2015 Lampiran : satu berkas Perihal : Surat Edaran UN Perbaikan Tahun Pelajaran 2014/2015

No : 0062/SDAR/BSNP/IX/ September 2015 Lampiran : satu berkas Perihal : Surat Edaran UN Perbaikan Tahun Pelajaran 2014/2015 No : 0062/SDAR/BSNP/IX/2015 25 September 2015 Lampiran : satu berkas Perihal : Surat Edaran UN Perbaikan Tahun Pelajaran 2014/2015 Yang terhormat 1. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi 2. Kepala Kantor Wilayah

Lebih terperinci

U r a i a n. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pendidikan Nonformal dan Informal

U r a i a n. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pendidikan Nonformal dan Informal SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI TAHUN

Lebih terperinci

No : 0067/SDAR/BSNP/I/ Januari 2016 Lampiran : satu berkas Perihal : Ujian Nasional bagi Peserta Didik pada Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK)

No : 0067/SDAR/BSNP/I/ Januari 2016 Lampiran : satu berkas Perihal : Ujian Nasional bagi Peserta Didik pada Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK) No : 0067/SDAR/BSNP/I/2016 7 Januari 2016 Lampiran : satu berkas Perihal : Ujian Nasional bagi Peserta Didik pada Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK) Yang terhormat: 1. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi 2.

Lebih terperinci

RAKOR UN & UJIAN SEKOLAH 2017

RAKOR UN & UJIAN SEKOLAH 2017 RAKOR UN & UJIAN SEKOLAH 2017 KEBIJAKAN UJIAN NASIONAL DAN UJIAN SEKOLAH 2017 1. UN merupakan penilaian hasil belajar oleh Pemerintah. Pelaksanaan UN dilakukan melalui UNBK. Jika UNBK tidak dapat dilaksanakan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No.53/09/16 Th. XVIII, 01 September 2016 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA SELATAN MARET 2016 GINI RATIO SUMSEL PADA MARET 2016 SEBESAR

Lebih terperinci

SURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016

SURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016 SURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016 1 PILAR 1 PILAR 2 PILAR 3 SURVEI NASIONAL 2013 Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan mengamanatkan Otoritas Jasa Keuangan untuk

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016 No. 11/02/82/Th. XVI, 1 Februari 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016 GINI RATIO DI MALUKU UTARA KEADAAN SEPTEMBER 2016 SEBESAR 0,309 Pada September 2016, tingkat ketimpangan

Lebih terperinci

Pembimbing : PRIHANDOKO, S.Kom., MIT, Ph.D.

Pembimbing : PRIHANDOKO, S.Kom., MIT, Ph.D. ANALISIS BENCANA DI INDONESIA BERDASARKAN DATA BNPB MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING DATA MINING MAHESA KURNIAWAN 54412387 Pembimbing : PRIHANDOKO, S.Kom., MIT, Ph.D. Bencana merupakan peristiwa yang dapat

Lebih terperinci

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL PROVINSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL PROVINSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015 JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL PROVINSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN NO PROVINSI LAKI-LAKI PEREMPUAN Total 1 ACEH 197 435 632 2 SUMATERA UTARA 1,257 8,378 9,635 3 SUMATERA BARAT 116 476 592

Lebih terperinci

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT No. 42 / IX / 14 Agustus 2006 PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2005 Dari hasil Susenas 2005, sebanyak 7,7 juta dari 58,8 juta rumahtangga

Lebih terperinci

Jumlah Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur yang Tersedia pada Hotel Bintang Menurut Provinsi,

Jumlah Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur yang Tersedia pada Hotel Bintang Menurut Provinsi, Menurut, 2000-2016 2015 ACEH 17 1.278 2.137 20 1.503 2.579 SUMATERA UTARA 111 9.988 15.448 116 10.732 16.418 SUMATERA BARAT 60 3.611 5.924 61 3.653 6.015 RIAU 55 4.912 7.481 58 5.206 7.832 JAMBI 29 1.973

Lebih terperinci

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh No.1368, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Hasil Pemetaan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG HASIL PEMETAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG

Lebih terperinci

Penyetaraan (Equating) Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) Dengan Teori Tes Klasik

Penyetaraan (Equating) Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) Dengan Teori Tes Klasik Penyetaraan (Equating) Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) Dengan Teori Tes Klasik Arniati Prasedyawati Herkusumo Peneliti pada Pusat Penilaian Pendidikan Abstrak: Sejak diberlakukannya Ujian

Lebih terperinci

Nomor : 0094/SDAR/BSNP/III/ Maret 2018 Lampiran : satu berkas Perihal : Revisi Kedua POS UN Tahun Pelajaran 2017/2018

Nomor : 0094/SDAR/BSNP/III/ Maret 2018 Lampiran : satu berkas Perihal : Revisi Kedua POS UN Tahun Pelajaran 2017/2018 Nomor : 0094/SDAR/BSNP/III/2018 5 Maret 2018 Lampiran : satu berkas Perihal : Revisi Kedua POS UN Tahun Pelajaran 2017/2018 Yang terhormat: 1. Kepala Dinas Provinsi 2. Kepala Kantor Wilayah Kementerian

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016 BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK No.39/07/Th.XX, 17 Juli 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016 GINI RATIO PADA MARET 2017 SEBESAR

Lebih terperinci

Analisis Hasil Ujian Nasional Madrasah Tsanawiyah Tahun 2008

Analisis Hasil Ujian Nasional Madrasah Tsanawiyah Tahun 2008 Analisis Hasil Ujian Nasional Madrasah Tsanawiyah Tahun 2008 Oleh : Asep Sjafrudin, M.Si 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sebagai jenjang terakhir dalam program Wajib Belajar 9 Tahun Pendidikan Dasar

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN BADAN PUSAT STATISTIK No.06/02/81/Th.2017, 6 Februari 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN GINI RATIO MALUKU PADA SEPTEMBER 2016 SEBESAR 0,344 Pada September 2016,

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 897/KPTS/M/2017 TENTANG BESARAN REMUNERASI MINIMAL TENAGA KERJA KONSTRUKSI PADA

Lebih terperinci

Hasil Ujian Nasional 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Hasil Ujian Nasional 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA Hasil Ujian Nasional 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 01 Ujian Nasional tahun 2016 Mengukur capaian kompetensi siswa berdasar Standar Kompetensi Lulusan Peta capaian kompetensi

Lebih terperinci

INDEK KOMPETENSI SEKOLAH SMA/MA (Daya Serap UN Murni 2014)

INDEK KOMPETENSI SEKOLAH SMA/MA (Daya Serap UN Murni 2014) F INDEK KOMPETENSI SEKOLAH SMA/MA (Daya Serap UN Murni 2014) Kemampuan Siswa dalam Menyerap Mata Pelajaran, dan dapat sebagai pendekatan melihat kompetensi Pendidik dalam menyampaikan mata pelajaran 1

Lebih terperinci

Jumlah Ternak yang dipotong di rumah potong hewan (RPH) menurut Provinsi dan Jenis Ternak (ekor),

Jumlah Ternak yang dipotong di rumah potong hewan (RPH) menurut Provinsi dan Jenis Ternak (ekor), Sapi ACEH 25055 25902 18002 23456 22172 19693 9931 27698 26239 35601 36014 36287 30145 11316 10986 13231 SUMATERA UTARA 22557 22578 17050 21686 20380 19275 20816 24077 19676 28901 31926 32163 21761 24434

Lebih terperinci

Estimasi Kesalahan Sampling Riskesdas 2013 (Sampling errors estimation, Riskesdas 2013)

Estimasi Kesalahan Sampling Riskesdas 2013 (Sampling errors estimation, Riskesdas 2013) Lampiran Estimasi Kesalahan Sampling Riskesdas 2013 (Sampling errors estimation, Riskesdas 2013) Berikut ini beberapa contoh perhitungan dari variabel riskesdas yang menyajikan Sampling errors estimation

Lebih terperinci

PANDUAN. Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2

PANDUAN. Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2 PANDUAN Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2 Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN No.54/9/13/Th. XIX, 1 ember 2016 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN GINI RATIO PADA MARET 2016 SEBESAR 0,331 Pada 2016, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jenis komparatif. Pengertian metode deskriptif menurut Nazir (2003:54) adalah suatu metode dalam

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Indeks Tendensi Konsumen III-2017 Provinsi Nusa Tenggara Timur No. 10/11/53/Th. XX, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Indeks Tendensi Konsumen III-2017 Secara umum kondisi ekonomi dan tingkat optimisme

Lebih terperinci

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan. S ensus Penduduk, merupakan bagian terpadu dari upaya kita bersama untuk mewujudkan visi besar pembangunan 2010-2014 yakni, Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis dan Berkeadilan. Keberhasilan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG PENETAPAN ALOKASI DANA DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017 MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

RAPAT KOORDINASI TEKNIS PEMINDAIAN UJIAN NASIONAL TAHUN Jakarta, 21 Maret 2018

RAPAT KOORDINASI TEKNIS PEMINDAIAN UJIAN NASIONAL TAHUN Jakarta, 21 Maret 2018 RAPAT KOORDINASI TEKNIS PEMINDAIAN UJIAN NASIONAL TAHUN 2018 Diselenggarakan Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik), Balitbang, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta, 21 Maret 2018 KEPANITIAAN

Lebih terperinci

HASIL Ujian Nasional SMP - Sederajat. Tahun Ajaran 2013/2014

HASIL Ujian Nasional SMP - Sederajat. Tahun Ajaran 2013/2014 HASIL Ujian Nasional SMP - Sederajat Tahun Ajaran 213/21 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta, 13 Juni 21 1 Ringkasan Hasil Akhir UN - SMP Tahun 213/21 Peserta UN 3.773.372 3.771.37 (99,9%) ya

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN No.54/09/17/I, 1 September 2016 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN GINI RATIO PADA MARET 2016 SEBESAR 0,357 Daerah Perkotaan 0,385 dan Perdesaan 0,302 Pada

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN GENDER DAN INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER Provinsi DKI Jakarta TAHUN 2011

INDEKS PEMBANGUNAN GENDER DAN INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER Provinsi DKI Jakarta TAHUN 2011 No. 07/01/31/Th. XV, 2 Januari 2013 INDEKS PEMBANGUNAN GENDER DAN INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER Provinsi DKI Jakarta TAHUN 2011 1. Indeks Pembangunan Gender (IPG) DKI Jakarta Tahun 2011 A. Penjelasan Umum

Lebih terperinci

- 1 - KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/HUK/2018 TENTANG PENETAPAN PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN TAHUN 2018

- 1 - KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/HUK/2018 TENTANG PENETAPAN PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN TAHUN 2018 - 1 - KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/HUK/2018 TENTANG PENETAPAN PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN TAHUN 2018 MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Analisis Butir Tes, Teori respons butir, soal matematika

Kata Kunci: Analisis Butir Tes, Teori respons butir, soal matematika Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui kualitas karakteristik Butir Tes Matematika pada Tes Buatan MGMP Kota Makassar Didasarkan pada Teori Respons Butir. Penelitian ini adalah penelitian

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH FEBRUARI 2016 BADAN PUSAT STATISTIK. 29/03/Th. XIX, 15 Maret 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016 RUPIAH TERAPRESIASI 3,06 PERSEN TERHADAP DOLAR AMERIKA Rupiah terapresiasi 3,06 persen

Lebih terperinci

Strategi Guru Pembelajar Pasca-UKG

Strategi Guru Pembelajar Pasca-UKG Strategi Guru Pembelajar Pasca-UKG Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Purwadi Sutanto Direktur Pembinaan SMA Hasil Uji Kompetensi Guru 2015 120000 100000 80000 60000 40000 Rata-rata

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 454, 2016 ANRI. Dana. Dekonsentrasi. TA 2016. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.366, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan. Organisasi. Tata Kerja. Perubahan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN KONSUMSI MARET 2017

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN KONSUMSI MARET 2017 No. 41/07/36/Th.XI, 17 Juli 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN KONSUMSI MARET 2017 GINI RATIO PROVINSI BANTEN MARET 2017 MENURUN Pada 2017, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Banten yang diukur

Lebih terperinci

HASIL SELEKSI SNMPTN 2017

HASIL SELEKSI SNMPTN 2017 HASIL SELEKSI SNMPTN 2017 Ketua Panitia Pusat SNMPTN-SBMPTN 2017 Jakarta, 26 April 2017 TAHAP PENGISIAN DATA PDSS Data yang digunakan untuk pemeringkatan dan kelayakan adalah data yang diisikan oleh sekolah

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH JULI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH JULI 2015 BADAN PUSAT STATISTIK No. 78/08/Th. XVIII, 18 Agustus 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH JULI 2015 JULI 2015 RUPIAH TERDEPRESIASI 1,25 PERSEN TERHADAP DOLAR AMERIKA Rupiah terdepresiasi 1,25 persen

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan. No.1562, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK INDONESIA MARET 2017 MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK INDONESIA MARET 2017 MENURUN No.39/07/15/Th.XI, 17 Juli 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK INDONESIA MARET 2017 MENURUN GINI RATIO PADA MARET 2017 SEBESAR 0,335 Pada Maret 2017, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 13/02/12/Th. XX, 06 Februari 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN GINI RATIO PADA SEPTEMBER 2016 SEBESAR 0,312 Pada ember

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BADAN AKREDITASI NASIONAL ( BAN PAUD DAN PNF ) NOMOR: 024/BAN PAUD DAN PNF/AK/2017

KEPUTUSAN BADAN AKREDITASI NASIONAL ( BAN PAUD DAN PNF ) NOMOR: 024/BAN PAUD DAN PNF/AK/2017 KEPUTUSAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL ( BAN PAUD DAN PNF ) NOMOR: 024/BAN PAUD DAN PNF/AK/2017 TENTANG ALOKASI KUOTA AKREDITASI BAP PAUD DAN PNF TAHUN 2018

Lebih terperinci

Ujian Nasional. Kebijakan Perubahan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Anies R. Baswedan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Ujian Nasional. Kebijakan Perubahan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Anies R. Baswedan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Kebijakan Perubahan Ujian Nasional Anies R. Baswedan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan disampaikan dalam konferensi pers Jakarta, 23 Januari 2015

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEMAMPUAN SISWA SMP NEGERI DAN SWASTA TERHADAP HASIL UN

PERBEDAAN KEMAMPUAN SISWA SMP NEGERI DAN SWASTA TERHADAP HASIL UN PERBEDAAN KEMAMPUAN SISWA SMP NEGERI DAN SWASTA TERHADAP HASIL UN 2011-2012 Safari Peneliti Utama di Pusat Penilaian Pendidikan, Balitbang Kemdikbud. E-mail: safari_puspendik@yahoo.com. ABSTRACT The objective

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN, www.bpkp.go.id PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER- 786/K/SU/2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR KEP-58/K/SU/2011

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsetrasi. Perubahan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsetrasi. Perubahan. No.526, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsetrasi. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. Kriteria Sampel Nama Provinsi

DAFTAR LAMPIRAN. Kriteria Sampel Nama Provinsi DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Proses Pemilihan Sampel Penelitian Kriteria Sampel No Nama Provinsi Sampel 1 2 3 4 1 Provinsi Aceh 1 2 Provinsi Sumatera Utara 2 3 Provinsi Sumatera Barat 3 4 Provinsi Riau 4

Lebih terperinci

Nomor : 0090/SDAR/BSNP/I/ Januari 2018 Lampiran : 7 lembar Perihal : Penambahan Mata Pelajaran dan Kisi-kisi USBN SMA Tahun Pelajaran 2017/2018

Nomor : 0090/SDAR/BSNP/I/ Januari 2018 Lampiran : 7 lembar Perihal : Penambahan Mata Pelajaran dan Kisi-kisi USBN SMA Tahun Pelajaran 2017/2018 Nomor : 0090/SDAR/BSNP/I/2018 29 Januari 2018 Lampiran : 7 lembar Perihal : Penambahan dan Kisi-kisi USBN SMA Tahun Pelajaran 2017/2018 Yang terhormat: 1. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi 2. Kepala Kantor

Lebih terperinci

PEMBAGIAN KUOTA PELAKSANAAN ASESMEN ONLINE PEGAWAI KEMENDIKBUD TAHUN 2017

PEMBAGIAN KUOTA PELAKSANAAN ASESMEN ONLINE PEGAWAI KEMENDIKBUD TAHUN 2017 Catatan: 1. Jumlah peserta asesmen pada tabel berikut tidak termasuk JFU peserta asesmen yang ditunjuk menjadi Petugas Pendamping. 2. JFU peserta asesmen yang ditunjuk sebagai Petugas Pendamping Utama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, sehingga sasaran untuk supervisi akademik adalah guru.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, sehingga sasaran untuk supervisi akademik adalah guru. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pada pasal 39 menyatakan pengawasan pada pendidikan formal dilakukan

Lebih terperinci

DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA

DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA Drs. Razali Ritonga, MA (Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS RI) Disampaikan di Lokakarya Perkawinan Anak, Moralitas Seksual, dan Politik

Lebih terperinci

KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR HK.03.01/VI/432/2010 TENTANG

KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR HK.03.01/VI/432/2010 TENTANG KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.03.01/VI/432/2010 TENTANG DATA SASARAN PROGRAM KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS

Lebih terperinci

DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA

DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA Drs. Razali Ritonga, MA (Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS RI) Disampaikan di Lokakarya

Lebih terperinci

DISPARITAS PRASARANA SMA ANTAR PROVINSI DI INDONESIA. Pusat Data dan Statistik Pendidikan Setjen, Kemdikbud 2014

DISPARITAS PRASARANA SMA ANTAR PROVINSI DI INDONESIA. Pusat Data dan Statistik Pendidikan Setjen, Kemdikbud 2014 DISPARITAS PRASARANA SMA ANTAR PROVINSI DI INDONESIA Setjen, Kemdikbud LATAR BELAKANG Tujuan pendidikan nasional adalah Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

Lebih terperinci

Analisis Hasil Ujian Nasional Madrasah Aliyah Negeri Tahun 2008

Analisis Hasil Ujian Nasional Madrasah Aliyah Negeri Tahun 2008 Analisis Hasil Ujian Nasional Madrasah Aliyah Negeri Tahun 2008 Oleh : Asep Sjafrudin, M.Si 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)

Lebih terperinci

Laporan Keuangan UAPPA-E1 Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Tahun 2014 (Unaudited) No Uraian Estimasi Pendapatan

Laporan Keuangan UAPPA-E1 Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Tahun 2014 (Unaudited) No Uraian Estimasi Pendapatan Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Rp2.334.880.785 B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN B.1 Pendapatan Negara dan Hibah Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah pada Tahun Anggaran 2014

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Statistik skor mahasiswa UAS TPB IPB mata kuliah Fisika

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Statistik skor mahasiswa UAS TPB IPB mata kuliah Fisika 6 c. Menghitung sebaran pilihan jawaban dan reliabilitas soal. 3. Penerapan teori respon butir dengan menggunakan model IRT 1PL, IRT 2PL, dan IRT 3PL. a. Pengujian asumsi model IRT b. Menghitung parameter

Lebih terperinci

Nomor : 0093/SDAR/BSNP/III/ Maret 2018 Lampiran : satu berkas Perihal : Revisi POS USBN Tahun Pelajaran 2017/2018

Nomor : 0093/SDAR/BSNP/III/ Maret 2018 Lampiran : satu berkas Perihal : Revisi POS USBN Tahun Pelajaran 2017/2018 Nomor : 0093/SDAR/BSNP/III/2018 12 Maret 2018 Lampiran : satu berkas Perihal : Revisi POS USBN Tahun Pelajaran 2017/2018 Yang terhormat: 1. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi 2. Kepala Kantor Wilayah Kementerian

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa : 1. Indikasi adanya ledakan penduduk di Indonesia yang ditunjukkan beberapa indikator demografi menjadikan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 123 TAHUN 2014 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1652, 2014 KEMENDIKBUD. Mutu Pendidikan. Aceh. Sumatera Utara. Riau. Jambi. Sumatera Selatan. Kepulauan Bangka Belitung. Bengkulu. Lampung. Banten. DKI Jakarta. Jawa

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK SOAL UASBN MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA TAHUN PELAJARAN 2008/2009

KARAKTERISTIK SOAL UASBN MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA TAHUN PELAJARAN 2008/2009 57 KARAKTERISTIK SOAL UASBN MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA TAHUN PELAJARAN 2008/2009 CHARACTERISTICS OF THE TEST ITEMS IN THE NATIONAL STANDARD SCHOOL FINAL EXAMINATION

Lebih terperinci

Nomor : 0091/SDAR/BSNP/II/ Februari 2018 Lampiran : satu berkas Perihal : POS USBN Tahun Pelajaran 2017/2018

Nomor : 0091/SDAR/BSNP/II/ Februari 2018 Lampiran : satu berkas Perihal : POS USBN Tahun Pelajaran 2017/2018 Nomor : 0091/SDAR/BSNP/II/2018 7 Februari 2018 Lampiran : satu berkas Perihal : POS USBN Tahun Pelajaran 2017/2018 Yang terhormat: 1. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi 2. Kepala Kantor Wilayah Kementerian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ariani Arsad, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ariani Arsad, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2011 tentang Kriteria kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan dan penyelenggaraan ujian sekolah/madrasah

Lebih terperinci

Tabel Lampiran 39. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Bawang Merah Menurut Propinsi

Tabel Lampiran 39. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Bawang Merah Menurut Propinsi Tabel 39., dan Bawang Merah Menurut 6.325 7.884 854.064 7,4 7,4 2 Sumatera 25.43 9.70 3.39 2.628 7,50 7,50 3 Sumatera Barat 8.57 3.873.238.757 6,59 7,90 4 Riau - - - - - - 5 Jambi.466.80 79 89 8,9 6,24

Lebih terperinci

11 Juni Oleh: Rosidin

11 Juni Oleh: Rosidin ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA STATISTIK PENDIDIKAN Orientasi Sistem Informasi Manajemen dan Orientasi Peningkatan Kemampuan Tenaga Teknis dan Laporan 11 Juni 2003 Oleh: Rosidin Bagian Data dan Informasi

Lebih terperinci

Pertumbuhan Simpanan BPR/BPRS. Semester I Tahun 2013

Pertumbuhan Simpanan BPR/BPRS. Semester I Tahun 2013 Pertumbuhan Simpanan BPR/BPRS Semester I Tahun 2013 DAFTAR ISI Pertumbuhan Simpanan pada BPR/BPRS Grafik 1 10 Dsitribusi Simpanan pada BPR/BPRS Tabel 9 11 Pertumbuhan Simpanan Berdasarkan Kategori Grafik

Lebih terperinci

DALAM JABATAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017

DALAM JABATAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi DALAM JABATAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017 SERTIFIKASI

Lebih terperinci

Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS

Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS Semester I Tahun 2015 Divisi Statistik, Kepesertaan, dan Premi Penjaminan Direktorat Penjaminan dan Manajemen Risiko DAFTAR ISI Jumlah BPR/BPRS Peserta Penjaminan Grafik

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, - 1 - SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BKN. Kantor Regional. XIII. XIV. Pembentukan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BKN. Kantor Regional. XIII. XIV. Pembentukan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA No.1058, 2014 BKN. Kantor Regional. XIII. XIV. Pembentukan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 20 TAHUN 20142014 TENTANG PEMBENTUKAN KANTOR REGIONAL XIII DAN KANTOR REGIONAL XIV

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk adalah salah satu input pembangunan ekonomi. Data

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk adalah salah satu input pembangunan ekonomi. Data 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Jumlah penduduk adalah salah satu input pembangunan ekonomi. Data jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 sampai 2015 menunjukkan kenaikan setiap tahun. Jumlah penduduk

Lebih terperinci

Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS

Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS Semester II Tahun 2014 Divisi Statistik, Kepesertaan, dan Premi Penjaminan Direktorat Penjaminan dan Manajemen Risiko DAFTAR ISI Jumlah BPR/BPRS Peserta Penjaminan Grafik

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 132 /PMK.02/2010 TENTANG INDEKS DALAM RANGKA PENGHITUNGAN PENETAPAN TARIF PELAYANAN PNBP PADA BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha)

Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha) Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha) Kawasan Hutan Total No Penutupan Lahan Hutan Tetap APL HPK Jumlah KSA-KPA HL HPT HP Jumlah Jumlah

Lebih terperinci

Lampiran: 2380/H/TU/2015 4 Mei 2015

Lampiran: 2380/H/TU/2015 4 Mei 2015 1 Lampiran: 2380/H/TU/2015 4 Mei 2015 NO Kepala Dinas Pendidikan 1 Provinsi DKI Jakarta 2 Provinsi Jawa Barat 3 Provinsi Jawa Tengah 4 Provinsi DI Yogyakarta 5 Provinsi Jawa Timur 6 Provinsi Aceh 7 Provinsi

Lebih terperinci

Nomor : 7396/H/TU/ Juni 2014 Lampiran : 1 berkas Hal : Petunjuk Teknis Penulisan Ijazah Tahun Pelajaran 2013/2014

Nomor : 7396/H/TU/ Juni 2014 Lampiran : 1 berkas Hal : Petunjuk Teknis Penulisan Ijazah Tahun Pelajaran 2013/2014 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Alamat Kantor: Jalan Jenderal Sudirman, Gedung E lantai 2, Senayan, Jakarta 10270 Telepon: (021) 572-5031, 573-3129, 573-7102, 579-00313;

Lebih terperinci