ANALISIS ITEM DENGAN PENDEKATAN IRT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS ITEM DENGAN PENDEKATAN IRT"

Transkripsi

1 ANALISIS ITEM DENGAN PENDEKATAN IRT (DENGAN BANTUAN APLIKASI PROGRAM BILOG-MG) A. PENDAHULUAN Analisis butir soal secara modern menggunakan Item Response Theory (IRT) merupakan suatu teori yang menggunakan fungsi matematika untuk menghubungkan antara peluang menjawab benar suatu soal dengan kemampuan siswa. Hambleton & Swaminathan (1985: 9-10) menyatakan teori respons butir atau Item Respon Theory (IRT) merupakan salah satu cara untuk menilai kelayakan butir dengan membandingkan rerata penampilan butir terhadap tampilan bukti kemampuan kelompok yang diramalkan oleh model. Tujuan utama teori respons butir dikembangkan adalah untuk mengatasi kelemahan teori tes klasik yang tidak independent terhadap kelompok peserta yang mengerjakan tes maupun terhadap tes yang diujikan. Hambleton Swaminathan, & Rogers (1991: 5) mengungkapkan secara umum ciri-ciri respon butir diantaranya adalah; 1) karakteristik butir tidak tergantung peserta ujian, 2) skor yang digambarkan peserta ujian tidak tergantung pada tes, 3) model yang lebih menekankan pada tingkat butir daripada tes, 4) tidak mensyaratkan secara ketat tes paralel untuk menaksir reliabilitas, dan 5) menguraikan sebuah ukuran keputusan untuk tiap skor kemampuan yakni ada hubungan fungsional antara peserta tes dengan tingkat kemampuan yang dimiliki. Terdapat beberapa model pengukuran yang biasanya dipakai dalam melakukan analisis butir soal menurut IRT. Pemilihan model yang tepat akan mengungkap keadaan yang sebenarnya dari data tes sebagai hasil pengukuran. Salah satu model analisis butir dengan IRT adalah menggunakan tiga model logistik. Model pengukuran tersebut dibedakan berdasarkan jumlah parameter butir yang dimasukkan ke dalam model, yaitu model satu parameter logistik (1-PL), dua parameter logistik (2-PL), dan tiga parameter parameter logistik (3-PL). Pada model logistik satu parameter, probabilitas peserta tes untuk menjawab benar suatu butir soal ditentukan oleh satu karakteristik butir, yaitu indeks kesukaran Analisis Item dengan Pendekatan IRT Page 1

2 butir. Model logistik dua parameter, probabilitas peserta tes untuk menjawab benar suatu butir soal ditentukan oleh dua karakteristik butir, yaitu indeks kesukaran dan indeks daya beda. Sementara model logistik tiga parameter ditentukan oleh tiga karakteristik butir, yaitu indeks kesukaran butir soal, indeks daya pembeda, dan parameter tebakan semu. Analisis item menggunakan IRT haruslah memenuhi asumsi yang disyaratkan. Asumsi yang umum digunakan secara luas oleh model-model IRT ialah asumsi unidimensional, local independent dan invarian parameter. Dalam laporan ini, pengujian asumsi secara empiris hanya dilakukan untuk memenuhi asumsi unidimensi. Unidimensi artinya dimensi karaktersitik peserta yang diukur oleh tes itu tunggal. Tes yang telah diukur diharapkan hanya mengukur satu karakter atau kemampuan saja. Namun dalam kenyataanya sangat sulit untuk mengukur satu karakter saja mengingat adanya berbagai faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran seperti faktor kognitif, kepribadian, kecemasan, motivasi, kemampuan bertindak cepat, dan tendensi menebak jawaban. Oleh karena itu untuk memenuhi asumsi faktor yang paling dominan mempengaruhi kinerja tes dibandingkan dengan tujuan disusunnya suatu tes. Apabila faktor dominan yang muncul sudah sesuai dengan tujuan disusunnya suatu tes maka asumsi unidimensi telah terpenuhi. Dalam tugas ini, kemampuan yang dianalisis adalah kemampuan siswa menguasai kompetensi pada mata pelajaran Matematika Sekolah Menengah Atas (SMA) yang sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan Ujian Nasional Matematika SMA tahun pelajaran 2009/2010 sebagaimana yang tertuang dalam Permendiknas nomor 75 tahun Data berasal dari tes Uji Coba Ujian Nasional Matematika 2009/2010 putaran 1 di SMAN 3 Yogyakarta. Soal pada tes tersebut dibuat oleh Tim MGMP Matematika provinsi Yogyakarta yang memuat 40 item soal berbentuk pilihan ganda dan tes ujicoba UN di SMAN 3 Yogyakarta diikuti oleh 217 testee/siswa. Analisis item ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik/kualitas butir yang baik secara empiris. Uji asumsi yang digunakan juga dibatasi untuk uji asumsi unidimensi saja, sementara asumsi indepensi lokal dan invarians tidak diuji. Analisis Item dengan Pendekatan IRT Page 2

3 B. ANALISIS DATA 1. Pengujian Asumsi Unidimensi Pengujian unidimensi dilakukan untuk mengetahui apakah tes yang digunakan mengukur satu macam trait yaitu mengukur kemampuan siswa SMA pada mata pelajaran matematika. Uji asumsi unidimensi dilakukan melalui analisis faktor menggunakan program SPSS. Analisis faktor menghendaki bahwa matrik data harus memiliki korelasi yang cukup agar dapat dilakukan analisis faktor. Untuk menguji apakah terdapat korelasi antar dimensi digunakan uji Bartlett test of sphericity. Jika hasilnya signifikan berarti berarti matrik korelasi memiliki korelasi signifikan dengan sejumlah dimensi. Uji lain yang digunakan untuk melihat interkorelasi antar variabel dan dapat tidaknya analisis faktor dilakukan adalah dengan measure of sampling adequacy (MSA). Menurut Imam Ghozali (2006: 304) jika nilai MSA 0.05 maka analisis faktor dapat dilakukan. Hasil uji MSA dan uji Bartlett s ditampilkan dalam tabel berikut: Tabel 1. Hasil uji Bartlett test of sphericity dan KMO-MSA Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy..634 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 1.594E3 Df 780 Sig..000 Tabel di atas memberi informasi uji Bartlett s hasilnya signifikan karena nilai signifikansinya adalah 0,000 yang berarti bahwa terdapat korelasi antar dimensi. Disamping itu, nilai MSA dari data yang dianalisis 0.05 sehingga analisis faktor dapat diteruskan. Untuk mendapatkan item-item yang mengukur dimensi yang sama, dilakukan proses ekstraksi sehingga dihasilkan beberapa faktor. Banyak faktor Analisis Item dengan Pendekatan IRT Page 3

4 yang terbentuk ditunjukkan oleh komponen yang mempunyai eigenvalue >1 yang terlihat dalam tabel berikut: Tabel 2. Hasil Ekstraksi Analisis Faktor Hasil analisis faktor menunjukkan bahwa terdapat 15 faktor yang nilai eigennya lebih dari 1, sehingga dapat dikatakan bahwa 40 item yang dianalisis mengelompok ke dalam 15 faktor. Kelima belas faktor tersebut menjelaskan sekitar 62, 909% dari total varians. Hasil ini menunjukkan bahwa faktor pertama dapat menjelaskan 12,227% dari total varians. Eigenvalue faktor pertama nilainya lebih dari dua kali eigenvalue faktor kedua, sehingga dapat dikatakan bahwa faktor-faktor tersebut telah membentuk faktor yang dominan. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Naga (1992: 297) kalau eigenvalue faktor pertama nilai beberapa kali nilai eigenvalue faktor kedua, sedangkan eigenvalue faktor kedua dan seterusnya adalah hampir sama maka dapat dikatakan bahwa syarat unidimensi sudah terpenuhi. Apabila dilihat dari component matrix maka jumlah item yang berkumpul pada faktor pertama sudah dominan yaitu sebanyak 25 item dari 40 item yang dianalisis (62,5%). Gambaran yang lebih jelas dari uji unidimensi ini dapat dilihat pada gambar berikut: Analisis Item dengan Pendekatan IRT Page 4

5 Gambar 1. Scree Plot Analisis Faktor Berdasarkan hasil analisis faktor dan diperjelas dengan scree plot di atas, maka dapat disimpulkan bahwa asumsi unidimensi telah dapat terpenuhi padatugas ini, meskipun dengan standar yang tidak terlalu ketat. Karena pada dasarnya sangat sulit memenuhi syarat unidimensi secara ketat, sebagaimana yang dinyatakan oleh Hambleton & Swaminathan (1985: 17) pada praktiknya asumsi unidimensi sulit untuk dipenuhi secara ketat karena adanya faktor lain seperti faktor kognitif, personality, faktor administrasi dalam tes, seperti kecemasan, dan motivasi. 2. Uji Kecocokan Model a. Pemeriksaan tahap awal Sebelum menentukan item yang cocok dengan model, maka perlu dilaksanakan pemeriksaan tahap awal terlebih dahulu. Pemeriksaan tahap awal dilakukan dengan analisis butir secara klasik. Salah satu cara analisis butir secara klasik adalah dengan analisis korelasi biserial. Biasanya butir yang tidak memadai pada analisis butir secara klasik, akan tidak memadai juga pada model IRT (Naga, 1992:296). Dengan demikian sejak awal kita sudah mengambil sikap terhadap semua butir yang tidak memadai tersebut. Jika butir tersebut ditolak, maka mereka tidak usah kita teruskan ke pencocokan model selanjutnya. Analisis Item dengan Pendekatan IRT Page 5

6 Untuk melakukan pemeriksaan tahap awal dapat dianalisis menggunakan program BILOG-MG. Hasil analisis secara klasik dapat diperoleh informasinya dari output BILOG fase 1 yang menginformasikan tentang banyaknya peserta tes yang menjawab benar, proporsi peluang menjawab benar dibagi peluang menjawab salah serta koefisien korelasi biserial. Nilai correlation biserial merupakan representasi dari daya pembeda item (item discriminan). Menurut Ebel & Fresbie (1986: 234) correlation biserial menggambarkan hubungan antara skor pada item tes dan skor pada total tes untuk setiap testee. Biserial yang bernilai positif tinggi menggambarkan kecendrungan testee yang berskor tinggi untuk menjawab benar dan testee yang berskor salah memberikan jawaban. Nilai biserial yang negatif menggambarkan hubungan yang berlawanan, dimana testee yang memiliki skor tinggi salah menjawab item tersebut, sedangkan testee dengan skor rendah benar menjawab item yang bersangkutan. Dalam melakukan analisis item untuk memilih item yang baik, maka item dengan biserial yang negatif sebaiknya dikeluarkan dari model. Bahkan Ebel & Fresbie (1986: 234) menyatakan bahwa item yang memiliki daya pembeda kecil dari 0,2 merupakan item yang tidak bagus. Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Fernandes (1984: 10) yang mengatakan butir yang memiliki daya pembeda lebih besar dari 0,2 dikatakan baik. Merujuk kepada pendapat Ebel & Fresbie dan Fernandes di atas, maka dalam analisis item ini, item dengan korelasi biserial dibawah 0,2 tidak ikut di analisis karena akan mengganggu proses analisis (program BILOG tidak dapat melanjutkan hasil analisis karena adanya hasil yang tidak signifikan). Apabila item yang dikeluarkan hanya item yang memiliki biserial negatif saja, maka berdasarkan analisis yang telah dilaksanakan pada analisis 3-PL datanya tidak komplit di-run sehingga tidak dapat diperoleh informasi yang dibutuhkan. Hasil analisis fase 1 pada program BILOG memberi informasi bahwa terdapat 7 item yang nilai biserialnya dibawah 0.2, termasuk di dalamnya 2 item yang memiliki nilai biserial negatif. Ketujuh item ini tidak diikutkan untuk analisis Analisis Item dengan Pendekatan IRT Page 6

7 agar tidak menganggu tahap selanjutnya baik pada model 1-PL, 2-PL maupun 3-PL. Item tersebut adalah item nomor 1, 18, 24, 26, 27, 29, 37. Setelah tujuh item tersebut dikeluarkan, maka program BILOG dijalankan kembali dengan hanya menganalisis 33 item yang tersisa. Berdasarkan hasil analisis fase 1 yang baru diperoleh informasi bahwa tidak ada lagi item yang memiliki korelasi biserial negatif, sehingga langkah berikutnya dapat dilakukan uji kecocokan model berdasarkan output fase 2. b. Analisis Kecocokan Model Uji kecocokan model dimaksudkan untuk melihat apakah item-item yang dianalisis sesuai dengan model 1-PL, 2-PL atau 3-PL. Satu cara untuk melihat item yang cocok dengan model adalah menggunakan pengujian statistik chi-square. Pengujian kecocokan model ini dapat dianalisis menggunakan program BILOG. Setelah analisis data dengan program BILOG dilakukan maka pada output fase 2 dihasilkan statistik kecocokan suatu butir dengan model atau goodness of fit statistic. Program BILOG menggunakan statistik uji likelihood ratio chi-square untuk menguji kecocokan model. Item yang cocok adalah item dengan nilai probabilitas chi-square yang signifikan, yaitu item yang memiliki probabilitas chisquare 0.05 (karena kriteria yang digunakan dalam kasus ini adalah 0.05). Berdasarkan nilai probabilitas chi-square pada output fase 2, maka dapat disimpulkan jumlah item yang cocok pada masing-masing model adalah sebagai berikut: Tabel 3. Hasil Analisis Kecocokan Model No. Model Logistik Jumlah item fit % Nomor item 1. 1-PL 27 82% 2,3,4,6,7,8,9,11,12,13,14,15,17,19,20,21,25,28,30, 32,33,34,35,36,38,39, PL 32 97% 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,19,20, 21,22,23,25,28,30,32,33,34,35,36,38,39, PL % 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,19,20, 21,22,23,25,28,30,31,32,33,34,35,36,38,39,40 Analisis Item dengan Pendekatan IRT Page 7

8 Berdasarkan analisis item yang telah dilakukan, maka dapat dilihat bahwa model 3 parameter logistik lebih banyak menghasilkan item yang fit dibanding model 1-PL atau 2-PL. Keseluruhan item yang dianalisis fit dengan dengan model 3 parameter logistik. Sehingga dapat dikatakan untuk melakukan estimasi parameter item uji coba ujian nasional matematika putaran 1 SMAN 3 Yogyakarta lebih cocok di analisis menggunakan IRT dengan model 3 parameter logistik. C. HASIL ANALISIS ESTIMASI PARAMETER ITEM Teori respon butir memuat dua parameter, yaitu parameter butir dan parameter peserta. Parameter ciri peserta menyatakan ciri peserta dengan kemampuan, sedangkan parameter butir dinyatakan melalui model logistik yang cocok. Dalam kasus ini karena model yang cocok adalah model 3 paramater, maka estimasi parameter butir dinyatakan dalam bentuk daya beda (a i ), indeks kesukaran item (b i ), serta tebakan /pseudo guessing (c i ). Hasil estimasi parameter tersebut dapat dilihat pada output program BILOG fase Indeks Kesukaran Item (b i ) Tingkat kesukaran butir merupakan fungsi dari kemampuan seseorang (Djemari Mardapi, 1991: 11). Seseorang yang memiliki kemampuan tinggi akan merasa mudah mengerjakan butir soal, sebaliknya mereka yang memiliki kemampuan rendah akan merasa sulit menjawab butir soal. Tingkat kesukaran butir bergerak dari skala b pada teori respon butir. Tapi pada prakteknya butir yang dinyatakan baik adalah butir yang memiliki tingkat kesukaran (b i ) berkisar diantara -2 b +2. Butir yang memiliki tingkat kesukaran dekat atau di bawah skala -2 menunjukkan butir soal tersebut termasuk kategori mudah. Sedangkan butir yang memiliki tingkat kesukaran (b) dekat atau terletak di atas skala +2,00 menunjukkan butir soal tersebut termasuk kategori sukar (Hambleton, Swaminathan,& Rogers, 1991: 13). Tingkat kesukaran item dari ouput BILOG-MG dapat dilihat pada nilai Threshold di output fase2. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh informasi Analisis Item dengan Pendekatan IRT Page 8

9 tingkat kesukaran seluruh item bergerak dari nilai -1,7280 sampai dengan Klasifikasi tingkat kesukaran item disajikan sebagai berikut: Tabel 4. Hasil Analisis Parameter Indeks Kesukaran Item No Indeks kesukaran (b i ) Kategori 1 b i > 2.0 Kurang baik b i 2.0 Baik 29 3 b i < -2.0 Kurang baik Total item 33 Jumlah Nomor item item 4 19,23,25,32 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15, 16,17,20,21,22,28,30,31,33,34, 35,36,38,39, Berdasarkan tabel di atas diperoleh informasi bahwa sekitar 88% dari keseluruhan item memiliki tingkat kesukaran yang baik. Informasi ini membuktikan bahwa sekitar 88% dari kesuluruhan butir tes telah mampu menggambarkan fungsi dari kemampuan seseorang. Dimana testee yang memiliki kemampuan tinggi akan merasa mudah mengerjakan butir soal, sebaliknya mereka yang memiliki kemampuan rendah akan merasa sulit menjawab butir soal. Sedangkan 12% lagi memiliki termasuk butir yang sulit karena memiliki indeks kesukaran lebih dari 2.0. Jika tes cenderung sulit artinya sebagian tingkat kemampuan peserta didik cenderung rendah. 2. Parameter Indeks Daya Beda (a i ) Parameter indeks daya beda (a i ) adalah kemiringan kurva karakteristik butir di titik b i pada skala k emampuan tertentu. Karena merupakan kemiringan, berarti semakin besar kemiringannya maka semakin besar indeks daya beda butir tersebut. Secara teoritis daya beda butir terletak pada skala a. Namun dalam prakteknya nilai a i terletak antara 0 sampai 2 (Hambleton, Swaminathan & Rogers, 1991: 15). Analisis Item dengan Pendekatan IRT Page 9

10 Indeks daya beda item dari ouput BILOG-MG dapat dilihat pada nilai slope yang terdapat di output fase2. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh informasi indeks daya beda seluruh item berada pada kisaran nilai sampai dengan Klasifikasi indek daya beda item dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5. Hasil Analisis Indeks Daya Beda Item No Indeks daya beda (a i ) Kategori 1 a i > 2.0 Kurang baik a i 2.0 Baik Total item 33 Jumlah Nomor item item 3 22,31, ,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15, 16,17,19,20,21,23,25,28,30,32, 33,34,36,38,39,40 Berdasarkan tabel di atas diperoleh informasi bahwa sekitar 91% item soal memiliki daya pembeda item yang baik. Hal ini membuktikan bahwa sekitar 91% dari keseluruhan item-item tes matematika memiliki kemampuan untuk mempertegas perbedaan di antara peserta yang dapat menjawab dengan benar dan menjawab dengan salah. 3. Parameter Tebakan semu (c i ) Parameter c i adalah ciri butir yang berkaitan dengan faktor kebetulan peserta menjawab butir itu dengan benar. Model ini berlaku untuk butir dengan respon yang bersifat dikotomi yaitu butir yang skornya benar dan salah. Parameter ini menggambarkan probabilitas peserta dengan kemampuan rendah menjawab dengan benar suatu butir yang mempunyai indeks kesukaran yang tidak sesuai dengan kemampuan peserta tersebut. Nilai c i berkisar antara 0 sampai 1. Suatu butir dikatakan baik jika nilai c i tidak lebih dari 1/k, dengan k banyaknya pilihan jawaban. Dalam tes matematikan ini karena pilihan jawaban ada 5, maka nilai nilai c i untuk setiap butir hendaknya tidak lebih dari 1/5 atau tidak melebihi 0.2. Analisis Item dengan Pendekatan IRT Page 10

11 Parameter tebakan item dari ouput BILOG-MG dapat dilihat pada nilai asymptote yang terdapat di output fase2. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh informasi indeks tebakan seluruh item berada pada kisaran nilai 0,1040 sampai dengan 0,2580. Klasifikasi pseudo guessing item dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 6. Hasil Analisis Tebakan Semu Item No Indeks tebakan Kategori Jumlah Nomor item (c i ) item 1 a i > 0.20 Kurang 9 2,4,6,13,20,23,28,36,39 baik 2 a i 0.20 Baik 26 3,5,7,8,9,10,11,12,14,15,16,17,19, 21,22,25,30,31,32,33,34,35,38,40 Data dari tabel di atas menginformasikan bahwa sekitar 27% dari keseluruhan item di atas dijawab benar disebabkan karena adanya unsur kebetulan. D. IDENTIFIKASI KUALITAS ITEM Berdasarkan analisis fit model dan estimasi parameter di atas, maka dapat ditentukan berapa banyak item yang baik yang memenuhi kriteria IRT. Untuk mengetahui kualitas item secara empiris dapat digunakan ketentuan dari Hulin, Drasgow dan Parsons (1983: 16-25) dengan kriteria baik, kurang baik, dan tidak baik. Kriteria masing-masing parameter sebagai berikut: a. Item tergolong baik apabila item cocok dengan model, memiliki indeks kesukaran sampai 2.0, indeks daya pembeda butir 0.0 sampai 2.0, dan peluang tebakan tidak lebih dari 0.2 b. Item tergolong kurang baik apabila item cocok dengan model, memiliki indeks kesukaran kurang dari -2.0 atau lebih dari 2.0, indeks daya pembeda butir lebih dari 2.0, dan peluang tebakan lebih dari 0.2 c. Item tergolong tidak baik, jika tidak cocok dengan model. Berikut ditampilkan nilai estimasi parameter keseluruhan butir tes uji coba ujian nasional Matematika yang berjumlah 40 butir. Analisis Item dengan Pendekatan IRT Page 11

12 Tabel 7. Nilai Estimasi Parameter Setiap Butir ITEM Daya beda Indeks kesukaran Tebakan fit model kategori ITEM01 *-* tidak baik ITEM02 0,750-0,553 0,232 cocok kurang baik ITEM03 1,636-0,525 0,199 cocok baik ITEM04 1,289 0,207 0,203 cocok kurang baik ITEM05 1,664-1,728 0,190 cocok baik ITEM06 0,865-1,226 0,201 cocok kurang baik ITEM07 1,470 0,415 0,177 cocok baik ITEM08 1,177-1,704 0,194 cocok baik ITEM09 1,350-0,561 0,165 cocok baik ITEM10 1,502 0,093 0,170 cocok baik ITEM11 1,141-1,354 0,186 cocok baik ITEM12 0,921-1,608 0,189 cocok baik ITEM13 0,978-1,566 0,210 cocok kurang baik ITEM14 0,852-1,348 0,192 cocok baik ITEM15 1,279-0,745 0,174 cocok baik ITEM16 1,610-0,826 0,163 cocok baik ITEM17 1,037 1,190 0,140 cocok baik ITEM18 *-* tidak baik ITEM19 0,943 2,095 0,175 cocok kurang baik ITEM20 1,012 0,637 0,224 cocok kurang baik ITEM21 1,277-1,270 0,197 cocok baik ITEM22 2,605 1,046 0,136 cocok kurang baik ITEM23 0,690 2,806 0,204 cocok kurang baik ITEM24 *-* tidak baik ITEM25 0,931 2,227 0,145 cocok kurang baik ITEM26 *-* tidak baik ITEM27 *-* tidak baik ITEM28 0,931 1,414 0,258 cocok kurang baik ITEM29 *-* tidak baik ITEM30 1,165 1,161 0,186 cocok baik ITEM31 3,259 1,183 0,179 cocok kurang baik ITEM32 1,249 2,850 0,104 cocok kurang baik ITEM33 1,555 1,319 0,186 cocok baik ITEM34 1,089-0,147 0,199 cocok baik ITEM35 2,119 1,134 0,193 cocok kurang baik ITEM36 0,978 1,067 0,206 cocok kurang baik ITEM37 *-* tidak baik ITEM38 1,427 0,784 0,162 cocok baik ITEM39 1,037 1,016 0,223 cocok kurang baik ITEM40 0,638 1,687 0,183 cocok baik Keterangan: *-* tidak dianalisis karena memiliki korelasi biserial yang rendah Analisis Item dengan Pendekatan IRT Page 12

13 Berdasarkan 40 total butir soal tes ujicoba ujian nasional di SMAN 3 Yogyakarta, maka ada terdapat 7 item atau sekitar 17.5% item yang tidak ikut dianalisis karena memiliki korelasi biserial yang kurang baik. Ketujuh item tersebut tidak ikut dianalisis sehingga tidak ada informasi parameter yang diperoleh. Karena tidak memenuhi persyaratan analisis IRT, maka ketujuh item tersebut tergolong item yang tidak baik. Kualitas butir keseluruhan butir tes dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 8. Klasifikasi Kualitas Item No Kategori Jumlah % Nomor item item 1 Baik 18 45% 3,5,7,8,9,10,11,12,14,15,16,17,21,30,3 3,34,38,40 2 Kurang baik % 2,4,6,13,19,20,22,23,25,28,31,32,35,36,39 3 Tidak baik % 1, 18, 24, 26, 27, 29, 37 Jumlah 40 Dari keseluruhan item tes ujicoba ujian nasional matematika, terdapat 45% item yang memiliki karakteristik/kualitas yang baik, dimana item tersebut fit dengan model dan memenuhi estimasi parameter daya pembeda, tingkat kesukaran dan tebakan semu yang baik. Sekitar 15% item tergolong kurang baik karena ada salah satu atau beberapa kriteria estimasi paremeter item yang tidak memenuhi kriteria item yang baik, baik itu parameter daya pembeda, tingkat kesukaran atau tebakan semu. Analisis Item dengan Pendekatan IRT Page 13

14 Frequency Friyatmi/ E. HASIL ANALISIS ESTIMASI PARAMETER PESERTA Parameter ciri peserta menyatakan ciri peserta dengan kemampuan. Estimasi kemampuan peserta dapat dilihat pada output BILOG fase 3. Berdasarkan output 3 program BILOG diperoleh informasi bahwa rerata kemampuan siswa adalah sebesar dengan empirical reliability sebesar Rerata kemampuan yang bernilai minus menunjukkan bahwa sebagaian besar siswa cenderung memiliki kemampuan yang rendah. Sebagaimana yang terlihat dalam grafik ability berikut: Gaussian Fit to Ability Scores for Group: Ability Gambar 2. Grafik Estimasi Kemampuan Siswa Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa kecendrungan proporsi siswa yang memiliki kemampuan rendah lebih besar dibandingkan yang memiliki kemampuan tinggi. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa wajar saja tidak ada soal yang mudah bagi siswa karena kemampuan mereka sendiri relatif rendah. Analisis Item dengan Pendekatan IRT Page 14

15 Probability Friyatmi/ F. KURVA KARAKTERISTIK BUTIR Kurva karakteristik butir atau Item Characteristic Curve (ICC) menggambarkan hubungan performansi subyek pada suatu butir dan perangkat laten yang mendasarinya. Menurut (Djemari Mardapi, 1991: 6) kurva karaktersitik butir merupakan fungsi matematika yang menyatakan hubungan antara peluang sukses menjawab suatu butir dengan kemampuan yang diukur oleh butir. Hubungan ini merupakan fungsi regresi nonlinier skor butir terhadap trait atau kemampuan yang diukur oleh tes. Bentuk kurva ini pada prinsipnya merupakan kurva ogive, yaitu kurva frekuensi kumulatif. Pada kurva karakteristik butir diperoleh gambaran tentang hubungan kemampuan siswa pada suatu butir dan parameter pada butir tersebut, yaitu tingkat kesukaran, daya beda dan parameter tebakan. Salah satu contoh hubungan tersebut dapat dilihat pada kurva karakteristik butir 2 berikut: 1.0 Item Characteristic Curv e: ITEM02 a = b = c = c 0.2 b Ability Gambar 3. Kurva Karakteristik Butir Soal nomor 2 Kurva diatas memperlihatkan hubungan kemampuan subjek dan estimasi parameter butir 2 dengan tingkat kesulitan butir , indeks daya menunjukkan kecuraman kurva dan pseudo guessing Analisis Item dengan Pendekatan IRT Page 15

16 Gabungan kurva karakteristik butir seluruh item yang fit dengan model 3 parameter logistik dapat dilihat pada gambar berikut: Matrix Plot of Item Characteristic Curv es Gambar 4. Kurva Karakteristik Butir Seluruh Item Gambar 4 di atas menggambarkan karakteristik 33 butir soal yang fit dengan model 3 parameter logistik. Secara berurutan kurva tersebut adalah ICC untuk butir 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,19,20,21,22,23,25,28,30,31,32,33,34,35,36,38, 39,40. Setiap butir memiliki karakteristik dan bentuk yang berbeda-beda tergantung kepada besarnya tingkat kesukaran, indeks daya pembeda soal dan parameter tebakan masing-masing butir. Semakin besar nilai pseudo guessing suatu item, maka akan semakin ke atas gambar kurva karakteristik butir. Kecuraman kurva masingmasing item juga berbeda-beda tergantung kepada besarnya slope atau indeks daya pembeda butir. Kurva yang landai menunjukkan butir tersebut memiliki daya pembeda yang rendah. Analisis Item dengan Pendekatan IRT Page 16

17 Information Standard Error Friyatmi/ G. INFORMASI TES Nilai informasi menunjukkan keandalan dan keakuratan suatu pengukuran tes. Besarnya nilai fungsi informasi dari suatu tes tidak langsung muncul pada output program BILOG tetapi harus dihitung secara manual. Tetapi secara kasat mata dapat kita lihat pada grafik berikut: Subtest: TES Scale Score 0 Gambar 5. Kurva Informasi Tes Berdasarkan gambar 5 di atas maka dapat diprediksi nilai fungsi informasi tes maksimal tercapai pada kemampuan siswa sebesar 1,2. Sedangkan garis merah menunjukkan kesalahan pengukuran. Semakin besarnya nilai fungsi informasi maka akan semakin kecil kesalahan pengukuran. Analisis Item dengan Pendekatan IRT Page 17

18 DAFTAR BACAAN Djemari Mardapi. (2008). Teknik penyusunan instrumen tes dan nontes. Yogyakarta: Mitra Cendikia.. (1991). Konsep dasar teori respon butir. Perkembangan dalam bidang Pengukuran Pendidikan. Yogyakarta. Cakrawala pendidikan Nomor 3 th X. Ebel, R.L. & Frisbie, D.A. (1986). Essentials of Educational Measurement. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Fernandes, HJX. (1984). Evaluation of Educational Programs. Jakarta: National Planning Evaluation and Curriculum Development. Naga, D.S. (1992). Pengantar Teori Sekor Pada Pengukuran Pendidikan. Jakarta: Penerbit Gunadharma. Hambleton, R.K & Swaminathan, Hariharan. (1985). Item Response Theory: Principles and Applications. Boston: Kluwer-Nijhoff Publishing. Hambleton, R.K & Swaminathan, Hariharan & Rogers. (1991). Fundamental of Item Response Theory. Newbury Park: Sage Publication Inc. Hulin, C.L. et all. (1983). Item Response Theory Application to Psychological Measurement. Homewood: Dow Jones-Irwin. Imam Ghozali (2006). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Analisis Item dengan Pendekatan IRT Page 18

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Statistik skor mahasiswa UAS TPB IPB mata kuliah Fisika

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Statistik skor mahasiswa UAS TPB IPB mata kuliah Fisika 6 c. Menghitung sebaran pilihan jawaban dan reliabilitas soal. 3. Penerapan teori respon butir dengan menggunakan model IRT 1PL, IRT 2PL, dan IRT 3PL. a. Pengujian asumsi model IRT b. Menghitung parameter

Lebih terperinci

Kata Kunci: Analisis Butir Tes, Teori respons butir, soal matematika

Kata Kunci: Analisis Butir Tes, Teori respons butir, soal matematika Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui kualitas karakteristik Butir Tes Matematika pada Tes Buatan MGMP Kota Makassar Didasarkan pada Teori Respons Butir. Penelitian ini adalah penelitian

Lebih terperinci

: <Dr: SamsuCjfadi, M.Kpm

: <Dr: SamsuCjfadi, M.Kpm KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA IKama Vnit %erja y/arasum6er :

Lebih terperinci

Keakuratan Hasil Analisis Butir Menurut Teori Tes Klasik dan Teori Respons Butir Ditinjau dari Ukuran Sampel

Keakuratan Hasil Analisis Butir Menurut Teori Tes Klasik dan Teori Respons Butir Ditinjau dari Ukuran Sampel Keakuratan Hasil Analisis Butir Menurut Teori Tes Klasik dan Teori Respons Butir Ditinjau dari Ukuran Sampel Kana Hidayati Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

ABSTRAK.

ABSTRAK. 1 PERBEDAAN FUNGSI INFORMASI ITEM PADA TES PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA BENTUK PILIHAN GANDA YANG MENGGUNAKAN PENSKORAN KONVENSIONAL DAN KOREKSI Purwo Susongko Universitas Pancasakti Tegal Kusumatirto@gmail.com

Lebih terperinci

Partial Credit Model (PCM) dalam Penskoran Politomi pada Teori Respon Butir

Partial Credit Model (PCM) dalam Penskoran Politomi pada Teori Respon Butir Vol. 9, No.1, 39-48, Juli 2012 Partial Credit Model (PCM) dalam Penskoran Politomi pada Teori Respon Butir Safaruddin 1, Anisa, M. Saleh AF Abstrak Dalam pelaksanaan tes uraian, penskoran biasanya dilakukan

Lebih terperinci

Jurnal Evaluasi Pendidikan Volume 4, No 1, Maret 2016 (58-68) Online:

Jurnal Evaluasi Pendidikan Volume 4, No 1, Maret 2016 (58-68) Online: Volume 4, No 1, Maret 2016 (58-68) Online: http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/jep KARAKTERISTIK BUTIR SOAL UJIAN SEMESTER DAN KEMAMPUAN SISWA DI KABUPATEN MUARO JAMBI 1) Melly Elvira, 2) Samsul

Lebih terperinci

PERSYARATAN ANALISIS INSTRUMEN SEBAGAI PRASYARAT KETEPATAN HASIL ANALISIS DALAM PENELITIAN PENDIDIKAN

PERSYARATAN ANALISIS INSTRUMEN SEBAGAI PRASYARAT KETEPATAN HASIL ANALISIS DALAM PENELITIAN PENDIDIKAN PERSYARATAN ANALISIS INSTRUMEN SEBAGAI PRASYARAT KETEPATAN HASIL ANALISIS DALAM PENELITIAN PENDIDIKAN Syarifah Dosen FIS Universitas Negeri Medan Abstract Clasical test theory uses a very simple measurement

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DATA 4.1 Profile Responden

BAB 4 ANALISA DATA 4.1 Profile Responden BAB 4 ANALISA DATA 4.1 Profile Responden Pada penelitian ini, peneliti telah menyusun profile responden yang dibagi kedalam beberapa macam, yakni berdasarkan: 1. Nama pusat kebugaran langganan responden

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Badan Pusat Statistik (BPS) sejak sampel. Berikut jumlah perusahaan yang berpartisipasi:

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Badan Pusat Statistik (BPS) sejak sampel. Berikut jumlah perusahaan yang berpartisipasi: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, objek penelitian adalah karyawan-karyawan dengan jabatan manajer pada perusahaan manufaktur yang ada di kota Semarang yang

Lebih terperinci

PERBEDAAN KETEPATAN ESTIMASI TINGKAT KESUKARAN BUTIR TES PILIHAN GANDA PADA PENSKORAN KOREKSI DAN KONVENSIONAL DENGAN PENERAPAN MODEL RASCH

PERBEDAAN KETEPATAN ESTIMASI TINGKAT KESUKARAN BUTIR TES PILIHAN GANDA PADA PENSKORAN KOREKSI DAN KONVENSIONAL DENGAN PENERAPAN MODEL RASCH PERBEDAAN KETEPATAN ESTIMASI TINGKAT KESUKARAN BUTIR TES PILIHAN GANDA PADA PENSKORAN KOREKSI DAN KONVENSIONAL DENGAN PENERAPAN MODEL RASCH Purwo Susongko (Universitas Pancasakti Tegal) Kusumatirto@gmail.com

Lebih terperinci

Nur Hidayanto FBS Universitas Negeri Yogyakarta

Nur Hidayanto FBS Universitas Negeri Yogyakarta Analisis Hasil Uji Kompetensi Pelajaran Bahasa Inggris dengan Model Logistik Nur Hidayanto FBS Universitas Negeri Yogyakarta email: nur_hidayanto@uny.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

Lebih terperinci

Aplikasi IRT dalam Analisis Aitem Tes Kognitif

Aplikasi IRT dalam Analisis Aitem Tes Kognitif Buletin Psikologi ISSN 0854-7108 2016, Vol. 24, No. 2, 64 75 Aplikasi IRT dalam Analisis Aitem Tes Kognitif Firmanto Adi Nurcahyo 1 Fakultas Psikologi Universitas Pelita Harapan Surabaya Abstract Item

Lebih terperinci

PENSKORAN POLITOMI DALAM TEORI RESPON BUTIR MENGGUNAKAN GRADED RESPONSE MODEL (GRM) Kata Kunci: Item Respon Teori (IRT), Graded Response Model (GRM)

PENSKORAN POLITOMI DALAM TEORI RESPON BUTIR MENGGUNAKAN GRADED RESPONSE MODEL (GRM) Kata Kunci: Item Respon Teori (IRT), Graded Response Model (GRM) PENSKORAN POLITOMI DALAM TEORI RESPON BUTIR MENGGUNAKAN GRADED RESPONSE MODEL (GRM Azhar Rezky Wahyudi*, Anisa, Nasrah Sirajang Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245 *Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi merupakan salah satu bagian dari proses pembelajaran. Evaluasi itu

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi merupakan salah satu bagian dari proses pembelajaran. Evaluasi itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Evaluasi merupakan salah satu bagian dari proses pembelajaran. Evaluasi itu sendiri adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas

Lebih terperinci

KEBERFUNGSIAN BUTIR DIFERENSIAL PERANGKAT TES UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (UASBN) MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KOTA KENDARI

KEBERFUNGSIAN BUTIR DIFERENSIAL PERANGKAT TES UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (UASBN) MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KOTA KENDARI KEBERFUNGSIAN BUTIR DIFERENSIAL PERANGKAT TES UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (UASBN) MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KOTA KENDARI Oleh : Zulkarnain Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap:

Lebih terperinci

Perbandingan Penskoran Dikotomi dan Politomi dalam Teori Respon Butir untuk Pengembangan Bank Soal Matakuliah Matematika Dasar

Perbandingan Penskoran Dikotomi dan Politomi dalam Teori Respon Butir untuk Pengembangan Bank Soal Matakuliah Matematika Dasar Vol. 9, No.2, 95-113, Januari 2013 Perbandingan Penskoran Dikotomi dan Politomi dalam Teori Respon untuk Pengembangan Bank Soal Matakuliah Matematika Dasar Anisa 1 Abstrak Teori Respon merupakan pendekatan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENGUKURAN NILAI ULET PESERTA DIDIK SMA DI SMA NEGERI 1 BULUSPESANTREN

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENGUKURAN NILAI ULET PESERTA DIDIK SMA DI SMA NEGERI 1 BULUSPESANTREN PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENGUKURAN NILAI ULET PESERTA DIDIK SMA DI SMA NEGERI 1 BULUSPESANTREN Ambar Retno SMA Negeri 1 Buluspesantren Kab. Kebumen e-mail: ambarretnossi@gmail.com Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau research &

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau research & BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau research & development (R & D) dengan menggunakan model pengembangan instrumen yang dikemukakan oleh

Lebih terperinci

PENYETARAAN HORISONTAL PERANGKAT TES UJICOBA UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMA PROGRAM IPA DI SMAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PENYETARAAN HORISONTAL PERANGKAT TES UJICOBA UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMA PROGRAM IPA DI SMAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 PENYETARAAN HORISONTAL PERANGKAT TES UJICOBA UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMA PROGRAM IPA DI SMAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Harani SMA Negeri 1 Yogakarta haranimpd@gmail.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

ESTIMASI KESALAHAN PENGUKURAN PERANGKAT SOAL UJI COBA UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN EKONOMI SMA DI KABUPATEN BANJARNEGARA

ESTIMASI KESALAHAN PENGUKURAN PERANGKAT SOAL UJI COBA UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN EKONOMI SMA DI KABUPATEN BANJARNEGARA Prosiding Seminar Nasional 9 Mei 2015 ESTIMASI KESALAHAN PENGUKURAN PERANGKAT SOAL UJI COBA UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN EKONOMI SMA DI KABUPATEN BANJARNEGARA Khotimah Marjiastuti Program Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian Secara garis besar variabel penelitian mengenai keterbandingan reliabilitas berdasar metode penskoran number-right score dengan metode penskoran correction

Lebih terperinci

PENINGKATAN KOMPETENSI TENAGA PENDIDIK DALAM PENGEMBANGAN TES MENGGUNAKAN METODE EQUATING

PENINGKATAN KOMPETENSI TENAGA PENDIDIK DALAM PENGEMBANGAN TES MENGGUNAKAN METODE EQUATING SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VIII dan Periset Sains Kimia di Era Program Studi Pendidikan FKIP UNS Surakarta, 14 Mei 2016 MAKALAH PENDAMPING PARALEL A ISBN : 978-602-73159-1-4 PENINGKATAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Penelitian survei

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Penelitian survei BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Penelitian survei adalah suatu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner

Lebih terperinci

PSIKOMETRI. Oleh: Prof. Dr. I Wayan Koyan, M.Pd. Pascasarjana Undiksha Singaraja

PSIKOMETRI. Oleh: Prof. Dr. I Wayan Koyan, M.Pd. Pascasarjana Undiksha Singaraja PSIKOMETRI Oleh: Prof. Dr. I Wayan Koyan, M.Pd. Pascasarjana Undiksha Singaraja 1 BAB I PENGUKURAN A. PENGERTIAN 1. PSIKOMETRI a. PSIKOMETRI ADALAH KOMBINASI DARI PENGUKURAN DAN STATISTIKA (KERLINGER b.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu penelitian 4.2. Data dan Metode Pengambilan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu penelitian 4.2. Data dan Metode Pengambilan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu penelitian Penelitian dilakukan terhadap pengunjung Daiji Raamen yang terletak di Jalan Pajajaran No. 7. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian explanatory atau penelitian tingkat penjelasan. Berdasarkan jenis penelitian explanatory

Lebih terperinci

Penelitian menggunakan alat ukur berupa kuesioner, dengan penilaian 6 tingkat dengan norma sebagai berikut:

Penelitian menggunakan alat ukur berupa kuesioner, dengan penilaian 6 tingkat dengan norma sebagai berikut: Lampiran 1. Pengolahan data statistik Survei dilakukan kepada para karyawan di kantor pos pasar baru, dengan sampel sebanyak 50 karyawan. Kantor ini dipilih karena tidak hanya merupakan kantor cabang saja,

Lebih terperinci

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5. HASIL DAN PEMBAHASAN 61 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Analisis Pada sub bab ini akan diuraikan hasil analisis data yang diperoleh dari pendapat responden melalui penyebaran kuesioner dan wawancara yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

Togu P. Marpaung, Normalina Napitupulu, Rachmad Sitepu

Togu P. Marpaung, Normalina Napitupulu, Rachmad Sitepu Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 02, No. 03 (2014), pp. 289 298. ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASYARAKAT KOTA MEDAN KE PERPUSTAKAAN UMUM KOTA MEDAN Togu P. Marpaung, Normalina Napitupulu,

Lebih terperinci

KEBERFUNGSIAN ITEM DIFFERENSIAL PADA PERANGKAT TES UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI JAWA TENGAH. Samsul Hadi

KEBERFUNGSIAN ITEM DIFFERENSIAL PADA PERANGKAT TES UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI JAWA TENGAH. Samsul Hadi KEBERFUNGSIAN ITEM DIFFERENSIAL PADA PERANGKAT TES UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI JAWA TENGAH Samsul Hadi samsul2340@yahoo.co.id A. Pendahuluan Ujian akhir secara nasional dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah dasar pendidikan nasional. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan ISSN 2252-6676 Volume 8, No. 3, Desember 2017 http://www.jurnalpedagogika.org - email: jurnalpedagogika@yahoo.com KARAKTERISTIK TES ENTRY BEHAVIOUR MATERI KIMIA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan membahas mengenai metodologi penelitian yang digunakan antara lain, desain penelitian, populasi dan sampel dan definisi operasional dari variabel yang dijadikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL

BAB IV ANALISIS HASIL BAB IV ANALISIS HASIL A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Berikut hasil yang telah diperoleh

Lebih terperinci

Suhariyono, Sriyono, Nur Ngazizah

Suhariyono, Sriyono, Nur Ngazizah Akurasi pendekatan Classical Test Theory dan pendekatan Item Response Theory dalam menganalisis soal UAS Fisika semester genap kelas X SMA Negeri di Purworejo Tahun Pelajaran 2013/2014 Suhariyono, Sriyono,

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM KRIAN ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM KRIAN ABSTRAK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM KRIAN 1) Nurul Afida 2) Edy Sulistiyawan 1) S1 Program Statistika, FMIPA, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya 2) Program

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Data Penelitian Di dalam sub bab berikut ini akan dijelaskan secara detail mengenai data-data yang dipergunakan dalam penelitian ini. 3.1.1 Jenis dan Sumber Data

Lebih terperinci

Heri Retnawati Abstrak

Heri Retnawati Abstrak Mengidentifikasi Bias Butir Perangkat Tes Matematika UN 003 dengan Menggunakan Indeks Volume Sederhana dan Perbandingan Likelihood pada Teori Respons Butir Multidimensi Heri Retnawati Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK SOAL UASBN MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA TAHUN PELAJARAN 2008/2009

KARAKTERISTIK SOAL UASBN MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA TAHUN PELAJARAN 2008/2009 57 KARAKTERISTIK SOAL UASBN MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA TAHUN PELAJARAN 2008/2009 CHARACTERISTICS OF THE TEST ITEMS IN THE NATIONAL STANDARD SCHOOL FINAL EXAMINATION

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. wajah yang dibeli di Larissa Aesthetic Center Semarang, Selain itu juga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. wajah yang dibeli di Larissa Aesthetic Center Semarang, Selain itu juga BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Responden Data responden yang telah diperoleh dari kuesioner akan dibagi berdasarkan usia, jenis kelamin responden, status pekerjaan, jasa perawatan

Lebih terperinci

Perbandingan Nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Mata Pelajaran Matematika SMA Program IPA Tahun Pelajaran 2010/2011

Perbandingan Nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Mata Pelajaran Matematika SMA Program IPA Tahun Pelajaran 2010/2011 Perbandingan Nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Mata Pelajaran Matematika SMA Program IPA Tahun Pelajaran 2010/2011 Fahmi Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN PROGRAM QUEST. Didik Setyawarno Pendidikan IPA FMIPA UNY Yogyakarta, 18 November 2016

ANALISIS DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN PROGRAM QUEST. Didik Setyawarno Pendidikan IPA FMIPA UNY Yogyakarta, 18 November 2016 ANALISIS DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN PROGRAM QUEST Didik Setyawarno Pendidikan IPA FMIPA UNY Yogyakarta, 18 November 2016 ANALISIS DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN PROGRAM QUEST Untuk melakukan analisis butir

Lebih terperinci

Abstrak Pengembangan Bank Soal Matematika. Oleh : Heri Retnawati Jurdik Matematika FMIPA UNY Yogyakarta. Abstrak

Abstrak Pengembangan Bank Soal Matematika. Oleh : Heri Retnawati Jurdik Matematika FMIPA UNY Yogyakarta. Abstrak Abstrak Pengembangan Bank Soal Matematika Oleh : Heri Retnawati Jurdik Matematika FMIPA UNY Yogyakarta Abstrak Evaluasi memegang peranan penting bagi dunia pendidikan. Dengan adanya evaluasi, peserta didik

Lebih terperinci

Skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi. oleh Mahanani

Skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi. oleh Mahanani ANALISIS SOAL INTERNATIONAL COMPETITIONS AND ASSESSMENTS FOR SCHOOLS (ICAS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ITEM RESPONSE THEORY (IRT) DAN CLASSICAL TEST THEORY (CTT) Skripsi disusun sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

Analisis Dan Simulasi Dengan Program Win-Gen (Strategi Dalam Mengkonstruk Instrumen Soal)

Analisis Dan Simulasi Dengan Program Win-Gen (Strategi Dalam Mengkonstruk Instrumen Soal) Analisis Dan Simulasi Dengan Program Win-Gen (Strategi Dalam Mengkonstruk Instrumen Soal) Risky Setiawan FIP IKIP Veteran Semarang Email : setiawan.risky@gmail.com ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 75 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Hasil Penelitian a. Uji itas Angket yang telah disebarkan kemudian di uji validitasnya dengan menggunakan program Statistical

Lebih terperinci

Perbandingan Nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Mata Pelajaran Matematika SMA Program IPA Tahun Pelajaran 2010/2011

Perbandingan Nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Mata Pelajaran Matematika SMA Program IPA Tahun Pelajaran 2010/2011 Perbandingan Nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Mata Pelajaran Matematika SMA Program IPA Tahun Pelajaran 2010/2011 Fahmi Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disebarkan sebanyak 45 kuesioner dan yang dapat diolah sebanyak 40 kuisioner. Grafik 4.1.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disebarkan sebanyak 45 kuesioner dan yang dapat diolah sebanyak 40 kuisioner. Grafik 4.1. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden Penelitian ini ditujukan pada bank yang berada di Bandung Pusat dengan responden bersyarat yaitu seorang manajer bank. Dalam hal ini peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2000). Dalam penelitian ini metode penelitian

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Ekonomi FE UNY

Program Studi Pendidikan Ekonomi FE UNY LEMBAR KERJA Topik: Uji Validitas dengan Analisis Faktor Tujuan: Untuk menguji tingkat validitas konstruk seperangkat instrumen, kuesioner atau angket Contoh Masalah: Apakah butir-butir yang dikembangkan

Lebih terperinci

TEORI RESPON ITEM DENGAN PENDEKATAN MODEL LOGISTIK SATU PARAMETER

TEORI RESPON ITEM DENGAN PENDEKATAN MODEL LOGISTIK SATU PARAMETER TEORI RESPON ITEM DENGAN PENDEKATAN MODEL LOGISTIK SATU PARAMETER SKRIPSI Oleh: VITARIA NUGRAHENI J2E 006 038 PROGRAM STUDI STATISTIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan model penelitian korelasional. Pendekatan kuantitatif menekankan analisa pada data angka yang

Lebih terperinci

VALIDITAS DAN RELIABILITAS

VALIDITAS DAN RELIABILITAS VALIDITAS DAN RELIABILITAS UJI VALIDITAS Validitas dalam bahasa sederhana digunkan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur. Validitas dapat diuji

Lebih terperinci

r P1, r P2,..., r p30 r R1, r R2,..., r R30

r P1, r P2,..., r p30 r R1, r R2,..., r R30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN Metode Penelitian ini merupakan perbandingan reliabilitas tes hasil belajar matematika berdasar metode penskoran number-right score dan metode

Lebih terperinci

Jurnal Evaluasi Pendidikan Volume 3, No 1, Maret 2015 (12-25) Online:

Jurnal Evaluasi Pendidikan Volume 3, No 1, Maret 2015 (12-25) Online: Jurnal Evaluasi Pendidikan Volume 3, No 1, Maret 2015 (12-25) Online: http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/jep PENYETARAAN VERTIKAL TES MATEMATIKA SMP DENGAN TEORI RESPONS BUTIR MODEL RASCH Prodi

Lebih terperinci

STRUKTUR DIMENSI KEPUTUSAN MAHASISWA UNTUK MEMBELI SMARTPHONE SAMSUNG GALAXY CORE NAMA :INDAHPERMATASARI NPM : PEMBIMBING : HERNAMA, SE, MM.

STRUKTUR DIMENSI KEPUTUSAN MAHASISWA UNTUK MEMBELI SMARTPHONE SAMSUNG GALAXY CORE NAMA :INDAHPERMATASARI NPM : PEMBIMBING : HERNAMA, SE, MM. STRUKTUR DIMENSI KEPUTUSAN MAHASISWA UNTUK MEMBELI SMARTPHONE SAMSUNG GALAXY CORE NAMA :INDAHPERMATASARI NPM :13212670 PEMBIMBING : HERNAMA, SE, MM. 1.1Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Kebutuhan mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ariani Arsad, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ariani Arsad, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2011 tentang Kriteria kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan dan penyelenggaraan ujian sekolah/madrasah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DAN ANALISIS SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS KIMIA SMA KELAS X BERDASARKAN CLASSICAL TEST THEORY DAN ITEM RESPONSE THEORY

PENGEMBANGAN DAN ANALISIS SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS KIMIA SMA KELAS X BERDASARKAN CLASSICAL TEST THEORY DAN ITEM RESPONSE THEORY PENGEMBANGAN DAN ANALISIS SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS KIMIA SMA KELAS X BERDASARKAN CLASSICAL TEST THEORY DAN ITEM RESPONSE THEORY Nahadi, Wiwi Siswaningsih, dan Ana Rofiati Jurusan Pendidikan Kimia, FPMIPA

Lebih terperinci

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN DENGAN SPSS 15 Oleh : Hendry PENDAHULUAN

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN DENGAN SPSS 15 Oleh : Hendry PENDAHULUAN 1 TEORI ONLINE E-LEARNING Research And Statistics Consulting www.teorionline.net Phone : 021-8341 4694 / 0856-9752-3260 Email : openstatistik@yahoo.co.id / klik.statistik@gmail.com UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR ANALISIS FAKTOR

ANALISIS FAKTOR ANALISIS FAKTOR ANALISIS FAKTOR ANALISIS FAKTOR Analisis factor digunakan untuk menemukan hubungan sejumlah variable yang bersifat independent dengan yang lain Analisis Faktor merupakan teknik untuk mengkombinasikan pertanyaan

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0 Analisis interaksi antarvariabel 0 Interdependence 0 Deteksi multikolinearitas

Pendahuluan. 0 Analisis interaksi antarvariabel 0 Interdependence 0 Deteksi multikolinearitas Pendahuluan 0 Analisis interaksi antarvariabel 0 Interdependence 0 Deteksi multikolinearitas Tujuan 0 Tujuan utama: 0 Menjelaskan struktur hubungan di antara banyak variabel dalam bentuk faktor/variabel

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR TES OBJEKTIF UJIAN AKHIR SEMESTER MAHASISWA UNIVERSITAS TERBUKA BERDASARKAN TEORI TES MODERN

ANALISIS BUTIR TES OBJEKTIF UJIAN AKHIR SEMESTER MAHASISWA UNIVERSITAS TERBUKA BERDASARKAN TEORI TES MODERN ANALISIS BUTIR TES OBJEKTIF UJIAN AKHIR SEMESTER MAHASISWA UNIVERSITAS TERBUKA BERDASARKAN TEORI TES MODERN Dewi Juliah Ratnaningsih (djuli@ut.ac.id) Isfarudi FMIPA-UT, Jl. Cabe Raya, Pondok Cabe, Pamulang

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas dan Instrumen Data Uji kualitas dan instrumen data digunakan untuk mengetahui bagaimana data yang dipakai, apakah telah memenuhi kriteria validitas

Lebih terperinci

PENYETARAAN (EQUATING) SKOR BIOLOGI SMA BERDASARKAN HASIL UJIAN NASIONAL TAHUN 2010/2011

PENYETARAAN (EQUATING) SKOR BIOLOGI SMA BERDASARKAN HASIL UJIAN NASIONAL TAHUN 2010/2011 PENYETARAAN (EQUATING) SKOR BIOLOGI SMA BERDASARKAN HASIL UJIAN NASIONAL TAHUN 2010/2011 Rumondang Purwati Peneliti di Pusat Penilaian Pendidikan, Kemdikbud E-mail: rumondangpurwati@yahoo.com ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O (Sugiyono, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O (Sugiyono, 2013) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuasi eksperimen. Pada kuasi eksperimen, subjek

Lebih terperinci

Karakteristik Butir Tes dan Analisisnya. Oleh: Heri Retnawati

Karakteristik Butir Tes dan Analisisnya. Oleh: Heri Retnawati Karakteristik Butir Tes dan Analisisnya Oleh: Heri Retnawati Pada suatu pengukuran baik di dunia pendidikan maupun sosial, diperlukan instrument yang baik. Untuk memeroleh suatu instrumen yang baik, prosedur

Lebih terperinci

RINGKASAN. Kata kunci: Teori Tes Klasik, Teori Respon Butir

RINGKASAN. Kata kunci: Teori Tes Klasik, Teori Respon Butir PENERAPAN TEORI UJI KLASIK DAN TEORI RESPON BUTIR DALAM MENGEVALUASI BUTIR SOAL (Studi Kasus : Soal Ujian Akhir Semester Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor Mata Kuliah Fisika Tahun Ajaran

Lebih terperinci

Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF)

Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) Volume 3 Nomor 2 2013 ISSN : 2089-6158 33 TEORI PENGUKURAN DALAM PENDIDIKAN Nonoh Siti Aminah Program Studi Pendidikan Fisika, PMIPA FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia Abstrak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan kepada 47 orang guru BK SLTA (5, SMA, 1 MA, dan 9 SMK) di Salatiga, seperti yang dapat dilihat dalam tabel 4.1 di bawah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Penelitian ini termasuk dalam penelitian pengembangan dengan mengembangkan instrumen penilaian hasil belajar kognitif matematika berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan pada PT. Rezeki Supermarketing sebuah perusahaan retail tradisional yang terletak di Jakarta, dengan mengambil

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT TES TRY OUT UN SMP BIDANG STUDI MATEMATIKA UNTUK PEMBENTUKAN BANK SOAL

PENGEMBANGAN PERANGKAT TES TRY OUT UN SMP BIDANG STUDI MATEMATIKA UNTUK PEMBENTUKAN BANK SOAL 135 PENGEMBANGAN PERANGKAT TES TRY OUT UN SMP BIDANG STUDI MATEMATIKA UNTUK PEMBENTUKAN BANK SOAL Prodi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan PPs UNY, Universitas Negeri Yogyakarta fiekanarifa@gmail.com,

Lebih terperinci

Saintia Matematika ISSN: Vol. 02, No. 04 (2014), pp

Saintia Matematika ISSN: Vol. 02, No. 04 (2014), pp Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 02, No. 04 (2014), pp. 313 321. SUATU KAJIAN TENTANG PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS PEMBANTU JATI UTOMO BINJAI Nida Elhaq, Pasukat Sembiring, Djakaria Sebayang

Lebih terperinci

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan KARAKTERISTIK METODE PENYETARAAN SKOR TES UNTUK DATA DIKOTOMOS PMIPA FKIP UNS nonoh_nst@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menemukan: 1) akurasi estimasi parameter item pada test equating

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Seperti yang dikemukakan pada pendahuluan bahwa yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah uji validitas konstruk soal- soal ujian nasional mata pelajaran bahasa indonesia

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan ditunjukkan hasil perhitungan analisis data penelitian serta pembahasannya yang meliputi gambaran umum lokasi penelitian, karakteristik responden, uji validitas,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Berdasarkan karakteristik masalah dalam penelitian ini maka desain penelitian menggunakan pengujian beda rata-rata. Di mana pengujian beda ratarata merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. Penelitian ini di mulai dengan merumuskan variabel penelitian melalui

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. Penelitian ini di mulai dengan merumuskan variabel penelitian melalui 48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini di mulai dengan merumuskan variabel penelitian melalui berbagai penelitian terdahulu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Instrumen pengukur sejauh mana penguasaan kompetensi suatu bidang keilmuan seseorang dapat diketahui dengan melakukan tes. Tes memiliki berbagai macam

Lebih terperinci

THE ACCURACY OF THE FIXED PARAMETER CALIBRATION METHOD: STUDY OF MATHEMATICS NATIONAL EXAMINATION TEST

THE ACCURACY OF THE FIXED PARAMETER CALIBRATION METHOD: STUDY OF MATHEMATICS NATIONAL EXAMINATION TEST AKURASI METODE KALIBRASI FIXED PARAMETER: STUDI PADA PERANGKAT UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN MATEMATIKA SMP Negeri 1 Kertak Hanyar Kalimantan Selatan, Universitas Negeri Yogyakarta dina_rty@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

Pendeteksian Bias Tes dan Butir Perangkat Soal Matematika Ujian Nasional SLTP Berdasarkan Teori Respons-Butir ABSTRAK

Pendeteksian Bias Tes dan Butir Perangkat Soal Matematika Ujian Nasional SLTP Berdasarkan Teori Respons-Butir ABSTRAK Pendeteksian Bias Tes dan Butir Perangkat Soal Matematika Ujian Nasional SLTP Berdasarkan Teori Respons-Butir ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) karakteristik perangkat soal ditinjau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian korelasional. Desain penelitian korelasional dipilih oleh peneliti karena desain

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data yang akurat dalam penelitian. Pertanyaan yang diuji adalah sebanyak 24

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data yang akurat dalam penelitian. Pertanyaan yang diuji adalah sebanyak 24 60 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Validitas Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana point pertanyaan yang ada pada lembar kuesioner dapat digunakan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengaruh Customer Value dan Brand Image terhadap Customer Loyalty Nasabah

BAB III METODE PENELITIAN. Pengaruh Customer Value dan Brand Image terhadap Customer Loyalty Nasabah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Sehubungan dengan permasalahan yang diangkat oleh peneliti yaitu : Pengaruh Customer Value dan Brand Image terhadap Customer Loyalty Nasabah Bank BTN cabang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM TUJUAN ANALISIS FAKTOR

GAMBARAN UMUM TUJUAN ANALISIS FAKTOR GAMBARAN UMUM TUJUAN ANALISIS FAKTOR 1. Latar Belakang Analisis faktor adalah alat analisis statistik yang dipergunakan untuk mereduksi faktor-faktor yang mempengaruhi suatu variabel menjadi beberapa set

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Fakultas : FMIPA Program Studi : Pendidikan IPA Mata Kuliah/Kode : Teori Respon Butir / SSC 213 Jumlah SKS : Teori = 1 ; Praktek = 1 Semester : VII Mata Kuliah Prasyarat/kode

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL DENGAN ANBUSO Oleh: Ali Muhson

ANALISIS BUTIR SOAL DENGAN ANBUSO Oleh: Ali Muhson ANALISIS BUTIR SOAL DENGAN ANBUSO Oleh: Ali Muhson A. Pendahuluan Untuk mendapatkan instrumen berkualitas tinggi, selain dilakukan analisis secara teori (telaah butir berdasarkan aspek isi, konstruksi,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai data yang diteliti oleh penulis. Statistik deskriptif meliputi nilai minimum,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG PERNIKAHAN DINI DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR

IDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG PERNIKAHAN DINI DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR Saintia Matematika Vol. 2, No. 1 (2014), pp. 1 11. IDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG PERNIKAHAN DINI DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR Aswin Bahar, Gim Tarigan, Pengarapen Bangun Abstrak. Pernikahan dini merupakan

Lebih terperinci

Validitas Konstruk (construct validity) dalam Pengembangan Instrumen Penilaian Non-Kognitif

Validitas Konstruk (construct validity) dalam Pengembangan Instrumen Penilaian Non-Kognitif Validitas Konstruk (construct validity) dalam Pengembangan Instrumen Penilaian Non-Kognitif Kana Hidayati dan Caturiyati Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY ABSTRAK Pada tahun pelajaran 2004/2005 telah

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL DENGAN PENDEKATAN CLASSICAL TEST THEORY DAN ITEM RESPONSE THEORY. Wiwin Mistiani Teacher Training and Tarbiyah Faculty, IAIN Palu

ANALISIS BUTIR SOAL DENGAN PENDEKATAN CLASSICAL TEST THEORY DAN ITEM RESPONSE THEORY. Wiwin Mistiani Teacher Training and Tarbiyah Faculty, IAIN Palu ANALISIS BUTIR SOAL DENGAN PENDEKATAN CLASSICAL TEST THEORY DAN ITEM RESPONSE THEORY Wiwin Mistiani Teacher Training and Tarbiyah Faculty, IAIN Palu Abstract The test is one of the easiest and most inexpensive

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. yang memotivasi konsumen untuk berolah raga arung jeram serta menguji

BAB IV ANALISIS DATA. yang memotivasi konsumen untuk berolah raga arung jeram serta menguji BAB IV ANALISIS DATA A. Penjelasan Penelitian Pada bab empat ini akan dilakukan pembahasan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan. Penelitian ini dirancang sebagai suatu penelitian deskriptif komparatif.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI KIMIA. Oleh: Fatnan Asbupel 1, Damris M 2, Aulia Sanova 3

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI KIMIA. Oleh: Fatnan Asbupel 1, Damris M 2, Aulia Sanova 3 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI KIMIA Oleh: Fatnan Asbupel 1, Damris M 2, Aulia Sanova 3 1 Alumni Prodi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP Universitas Jambi 2 Staff Pengajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini akan menjelaskan mengenai objek dan subjek penelitian, jenis data

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini akan menjelaskan mengenai objek dan subjek penelitian, jenis data BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan menjelaskan mengenai objek dan subjek penelitian, jenis data teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional, pengujian kualitas instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry. kota Semarangyang pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry.

BAB III METODE PENELITIAN. pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry. kota Semarangyang pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah konsumen di kota Semarangyang pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry. 3.2. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi

Lebih terperinci

REDUKSI VARIABEL KRITERIAALTERNATIF RESTORAN DENGAN METODE FACTOR ANALYSIS

REDUKSI VARIABEL KRITERIAALTERNATIF RESTORAN DENGAN METODE FACTOR ANALYSIS REDUKSI VARIABEL KRITERIAALTERNATIF RESTORAN DENGAN METODE FACTOR ANALYSIS Ai Nurhayat, S.Si.,MT. Jurusan Teknik Industri Sekolah tinggi Teknologi Bandung ABSTRAK Pada tahun 2017 telah terjadi kenaikan

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH PENELITIAN TIM PASCASARJANA (TAHUN I) MODEL ASESMEN KOMUNIKATIF YANG TERSKALA BAKU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH PENELITIAN TIM PASCASARJANA (TAHUN I) MODEL ASESMEN KOMUNIKATIF YANG TERSKALA BAKU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA PENDIDIKAN LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH PENELITIAN TIM PASCASARJANA (TAHUN I) MODEL ASESMEN KOMUNIKATIF YANG TERSKALA BAKU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA Ketua Tim Peneliti Dr. Agus Widyantoro NIDN 0008036008

Lebih terperinci

Jurnal Media Pendidikan Matematika J-MPM Vol. 2 No. 1, ISSN

Jurnal Media Pendidikan Matematika J-MPM Vol. 2 No. 1, ISSN TINGKAT KESUKARAN, DAYABEDA, KONSISTENSI INTERNAL BUTIR DITINJAU PENGUJIAN SEREMPAK-PARSIAL DAN KONTEN UJI PADA TES SELEKSI MASUK IKIP MATARAM TAHUN 2011/2012 Jumailiyah Dosen FIP IKIP Mataram E-mai: -

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

STUDI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF 156 STUDI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF Budi Kurniawan 1, Ono Wiharna 2, Tatang Permana 3 Universitas Pendidikan Indonesia Jl.

Lebih terperinci