Asahi Yusuf Syarif 1) ; Udisubakti Ciptomulyono 2) ; Tri Joko Wahyu Adi 1) Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
|
|
- Ade Sanjaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENENTUAN PRIORITAS PROYEK PEMBANGUNAN UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK JANGKA PANJANG SAMPAI DENGAN TAHUN 2025 DI BALI DENGAN PENDEKATAN ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) Asahi Yusuf Syarif 1) ; Udisubakti Ciptomulyono 2) ; Tri Joko Wahyu Adi 1) 1) Manajemen Proyek 2) Manajemen Industri Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya ABSTRAK Pada saat ini sistem kelistrikan di pulau Bali telah terpasang sistim transmisi satu sambungan kabel bawah laut dengan kapasitas 150 kv, yang menghubungkan pulau Jawa ke pulau Bali tetapi telah beberapa kali mengalami gangguan/kerusakan akibat kondisi lokasi selat Bali. Untuk pemenuhan kebutuhan listrik yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, khususnya di Bali maka suplai daya listrik dilakukan sebagian besar melalui transmisi daya listrik dari Jawa ke Bali mengingat jumlah pembangkit di Bali sangat sedikit jumlah dengan kapasitas yang kecil pula. Dalam pengembangan pembangunan untuk pemenuhan kebutuhan listrik tersebut perlu adanya pemilihan prioritas pembangunan yang akan dikembangkan sebagai pilot project pengembangan sistim jaringan listrik dan sistim pembangkit listrik Jawa-Madura-Bali. Penelitian ini bertujuan untuk membantu menentukan prioritas pembangunan yang akan dikembangkan untuk pemenuhan kebutuhan listrik, khususnya di Bali, sehingga pengembangannya akan lebih terfokus dan terarah. Metode yang digunakan dalam pemilihan tersebut adalah Analytic Network Process (ANP), dimana proses pemilihan didasarkan pada kriteria-kriteria yang telah ditentukan, namun dengan memperhitungkan pula ketergantungan atau dependensi antar kriteria itu sendiri. Sistem jaringan listrik dan sistem pembangkit yang menjadi alternatif dalam penentuan prioritas pembangunan untuk pemenuhan kebutuhan listrik di Bali yang direncanakan Perusahaan Listrik Negara (PLN) adalah Instalasi Kabel Laut dengan Teknologi Gas Insulated-Line, Instalasi Kabel Laut dengan Teknologi Horizontal Direct Drilling, Instalasi Kabel pada Jembatan; Instalasi Pembangkit Baru dengan Tenaga Air, Batu Bara, Gas Bumi, Panas Bumi dan Bio Massa. Sedangkan kriteria yang digunakan adalah kriteria finansial, kriteria ekonomis, kriteria strategi, kriteria teknologi dan konstruksi serta kriteria dampak lingkungan Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi pendukung keputusan dalam penentuan prioritas proyek untuk kebutuhan listrik jangka panjang sampai dengan tahun 2025 serta memberikan usulan rekomomendasi strategis pelaksanaan proyek yang sesuai Kata kunci: Sistem JAMALI, Sistem Interkoneksi, Pembangkit Listrik, Analytic Network Process (ANP) PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perkembangan peningkatan kebutuhan tenaga listrik di Jawa-Madura-Bali untuk tahun-tahun mendatang, maka perlu juga disiapkan kemungkinan pulau Jawa dan pulau Bali dapat dihubungkan dengan sistim jaringan transmisi dengan kapasitas 500 kv yang lebih baik termasuk pembangunan pembangkit tenaga listrik. Untuk itu diperlukan persiapan dalam pengembangan pembangunan untuk pemenuhan kebutuhan listrik
2 sebagai pilot project pengembangan sistim jaringan listrik dan sistim pembangkit listrik Jawa-Madura-Bali. Sehingga terjadi pemilihan prioritas pembangunan yang akan dikembangkan, khususnya untuk Bali. Dalam penentuan prioritas proyek pembangunan sistem jaringan listrik dan sistem pembangkit listrik yang akan dilaksanakan, memilki pengertian untuk mengidentifikasi dan menilai proyek pembangunan yang ada berdasarkan kriteria tertentu (Masum dan Tabucanon, 1991), dalam hal ini adalah sistem jaringan listrik dan sistem pembangkit listrik. Alternatif proyek pembangun untuk pemenuhan kebutuhan listrik jangka panjang ini adalah alternatif pertama instalasi kabet laut (Submarine cables Instalation) dengan tiga jenis teknologi konstruksi yaitu Teknologi HDD, Teknologi GIL (Gas I nsulation Line) dan Teknologi Jembatan dengan pemasangan kabel di bawah jembatan Alternatif kedua adalah instalasi saluran udara (Over headlines Instalation) dan allternatif ketiga adalah instalasi pembangkit baru (Power house Instalation). Sedangkan tinjauan kriteria dalam proyek ini adalah faktor pertumbuhan ekonomi,faktor potensi teknis alam/lapangan, faktor tata ruang, faktor optimalisasi sarana dan prasarana yang ada, faktor desain-jenis konstruksi, serta faktor biaya pembangunan proyek sistem jaringan dan penambahan pembangkit baru. Sehingga dilaksanakan pemilihan prioritas dengan menggunakan Multi Criteria Decision Making (MCDM, yang mampu mengidentifikasi kriteria mana yang paling penting dalam penentuan prioritas pembangunan sistem pembangkit listik dan sistem jaringan listrik. Dengan memperhitungkan adanya kemungkinan dependensi antar kriteria, maka metode MCDM yang akan digunakan adalah Analytic Network Process. Permasalahan 1. Bagaimana membuat kriteria keputusan dan model keputusan dalam menentukan prioritas proyek pembangunan sistem jaringan listrik dan sistem pembangkit Listrik untuk Pemenuhan Listrik Jangka Panjang sampai dengan tahun 2025 di Bali. 2. Menentukani kriteria keputusan dan membangun model keputusan dalam pemenuhan kebutuhan listrik jangka panjang di Bali berdasarkan kriteria-kriteria keputusan tentang sistem ketenagalistrikan memenuhi kebutuhan listrik jangka panjang sampai dengan tahun Memilih prioritas proyek pembangunan sistem jaringan listrik dan sistem pembangkit listrik untuk pemenuhan kebutuhan listrik di Bali. Batasan Masalah Dalam penelitian ini yang menjadi batasan masalah meliputi hal-hal sebagai berikut : 1) Penelitian hanya dilakukan pada proyek-proyek sudah ada dan direncanakan akan dikerjakan oleh PLN jangka panjang sampai tahun ) Kriteria-kriteria yang digunakan adalah kriteria berdasarkan hasil brainstorming dan riset yang dilakukan sebelumnya. 3) Asumsi yang dipakai adalah para Pakar mempunyai kemampuan yang tinggi dalam memberikan penilaian terhadap setiap alternatif dalam penentuan hubungan ketergantungan serta para Decision Maker mempunyai kemampuan yang tinggi dalam penentuan nilai/tingkat kepentingan dan ketergantungan kriteria/proyek yang ada sehingga tidak perlu diragukan lagi kekonsistensian jawaban dari decision maker. 4) Pemilihan prioritas menggunakan metode Analytical Network Process (ANP) Tujuan Dengan penulisan penelitian ini diharapkan memberikan gambaran dan mengkaji petumbuhan kebutuhan listrik dalam mencari alternatif proyek pembangunan pemenuhan kebutuhan listrik dalam rentang waktu sampai dengan B-5-2
3 METODA Manajemen Proyek Pengertian dari manajemen proyek adalah kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengendalikan sumber daya organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan sumber daya tertentu. Dasar-dasar Pengambilan Keputusan Dari beberapa definisi pengambilan keputusan yang ditemukan, dapat dirangkum bahwa pengambilan keputusan di dalam suatu organisasi merupakan hasil suatu proses komunikasi dan partisipasi yang terus menerus dari keseluruhan organisasi. Hasil keputusan tersebut dapat merupakan pernyataan yang disetujui antar alternatif atau antar prosedur untuk mencapai tujuan tertentu. Multi Criteria Decision Making (MCDM) Proses pengambilan keputusan adalah proses pemilihan tindakan ataupun arah tindakan dari berbagai alternatif sehingga dari proses tersebut akan memberikan suatu hasil yang optimal berdasarkan beberapa optimasi kriteria. Analisa keputusan pada system yang kompleks, istilah multiple criteria, multiple objective, dan multiple attribute digunakan untuk menggambarkan masalah yang komplek tersebut, namun multiple criteria decision making (MCDM) telah menjadi istilah yang diterima untuk semua teknik yang berhubungan dengan multiple objective decision making (MODM) ataupun multiple attribute decision making (MADM). (Tabucanon, 1988). Prinsip Dasar Analytic Network Process (ANP) Prinsip Dasar Analytic Network Process (ANP) adalah berpikir analitis, pengambulan keputusan dalam metodologi ANP berdasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut (Saaty, 1999) dalam Nugroho (2002) : Penyusunan struktur jaringan Penentuan prioritas Konsistensi logis Sistem Kelistrikan Indonesia Sistem kelistrikan di Indonesia sepenuhnya dikelola oleh PLN sebagai perusahaan negara yang mengemban misi melayani akan kebutuhan tenaga listrik bagi seluruh masyarakat. Selain PLN dengan anak perusahaannya Pembangkitan Jawa- Madura-Bali (PJB), Indonesia Power dan pihak swasta (capital power) juga berperan di dalam penyediaan tenaga listrik tetapi hanya sebatas unit pembangkitan. Peran serta PLN dalam menyediakan tenaga listrik di Indonesia dapat di kelompokkan dalam dua kegiatan operasi yaitu Wilayah Jawa, Madura dan Bali (Jamali) serta Wilayah Luar Jawa Sistem penyediaan tenaga listrik untuk pulau Jawa, Madura dan Bali dilakukan secara terpadu atau interkoneksi, sehingga organisasi kegiatan operasi di wilayah ini dipisahkan antara kegiatan pembangkitan, penyaluran dan distribusi. Unit pembangkitan PLN yang ada kebanyakan berada di daerah Jawa Bagian Utara. Unit pembangkitan tersebut terhubung dalam interkoneksi jaringan transmisi 500 kv. Sedangkan untuk wilayah Madura dan Bali terhubung interkoneksi dengan menggunakn kabel bawah laut. Sistem tenaga listrik Jawa-Madura-Bali merupakan sistem tenaga listrik yang terbesar di Indonesia. Sistem ini mengkonsumsi hampir 80% dari tenaga listrik yang diproduksi. Oleh karena itu pengendalian operasi pada sistem ini akan mempunyai nilai yang sangat strategis dalam meningkatkan efisiensi penyaluran tenaga listrik kepada konsumen. B-5-3
4 Sistem Jaringan Listrik Interkoneksi secara ekonomi menguntungkan karena hanya sedikit mesin yang diperlukan sebagai cadangan untuk bekerja pada beban puncak (kapasitas cadangan) dan sedikit mesin yang bekerja tanpa beban yang diperlukan untuk mengatasi lonjakan beban yang tidak diharapkan (cadangan putar). Pengurangan mesin itu dimungkinkan karena sebuah perusahaan dapat meminta tambahan daya kepada perusahaan untuk tetangganya. Interkoneksi juga memungkinkan suatu perusahaan memanfaatkan sumber daya yang paling ekonomis dan mungkin bagi suatu perusahaan akan lebih murah untuk membeli daya dari tetangganya dibandingkan dengan harus membangkitkan daya itu dengan pembangkitnya yang sudah kuno. a. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) b. Teknologi Gas-Insulated Transmission Lines (GIL) c. Kabel Laut dengan Teknologi Horizontal Directional Drilling (HDD) d. Teknologi Jembatan Panjang Pembangkit Listrik Secara garis besar perusahaan pembangkit listrik di Indonesia dikelompokkan menjadi dua, yaitu pembangkit untuk kepentingan umum dan pembangkit untuk kepentingan sendiri. Pembangkit untuk kepentingan umum sebagian besar dipasok oleh PT. PLN (Persero) dan sebagian kec il dipasok oleh perusahaan listrik swasta, yang sering disebut IPP ( Independent Power Producer), dan koperasi. Sedangkan pembangkit untuk kepentingan sendiri sering disebut captive power, yang diusahakan oleh swasta untuk kepentingan operasi perusahaannya. Pembangkit Tenaga Listrik terdiri dari beberapa jenis,sesuai dengan klasifikasinya.jenis-jenis pembangkit tenaga listrik adalah sebagai berikut: a. Energi Tak Terbarukan : Pembangkit Listrik Tenaga Batubara Pembangkit Listrik Tenaga Gas Bumi b. Energi Terbarukan: Pembangkit Listrik Tenaga Air. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa HASIL DAN DISKUSI Model keputusan untuk pemilihan proyek ini yang berupa pengambilan keputusan dengan menggunakan metode ANP (Analytic Network P rocess) adalah membandingkan baik kriteria kualitatif ataupun kuantitatif dengan menggunakan bobot dan prioritas berdasarkan kebijakan-kebijakan, kemudian informasi tersebut diolah untuk mendapatkan perangkingan dari suatu alyternatif-alternatif. Untuk menguji validitas model yang diusulkan, dilakukan implementasi untuk pemilihan dan penjadwalan pembangunan proyek listrik sistem Jawa Bali untuk memenuhi permintaan listrik jangka panjang sampai tahun Pengumpulan Data Model yang dikembangkan membangun model keputusan untuk pemilihan proyek ini yang berupa pengambilan keputusan dengan menggunakan metode ANP (Analytic Network Process) adalah membandingkan baik kriteria kualitatif ataupun kuantitatif dengan menggunakan bobot dan prioritas berdasarkan kebijakan-kebijakan, kemudian informasi tersebut diolah untuk mendapatkan perangkingan dari suatu alternatif-alternatif. Untuk menguji validitas model yang diusulkan, dilakukan implementasi untuk pemilihan dan penjadwalan pembangunan proyek listrik sistem Jawa Bali untuk memenuhi permintaan listrik jangka panjang sampai tahun B-5-4
5 Pada bagian pertama akan dibahas uraian/rincian kriteria evaluasi proyek yang diperoleh dari narasumber representatif, kemudian pembobotan kepentingan relatif setiap kriteria dan evaluasi serta analisa output solusi MCDM dengan metoda ANP yang dikembangkan. Nilai Investasi Finansial Tingkat IRR Pencapaian NPV Payback Periode Harga Jual Listrik Ekonomi Pertumbuhan Penduduk Tujuan: Pemenuhan Kebutuhan Listrik sesuai Kebijakan Energi Nasional Teknologi dan Konstruksi Tingkat Kebutuhan Energi Listrik Pertumbuhan PDRB Jenis Teknologi Penguasaan Teknologi Masa Konstruksi Struktur Modal Strategis Kebijakan Energi Nasional Kebijakan Wilayah Dampak Lingkungan Pencemaran udara Kondisi air tanah Keseimbangan ekosistem Perubahan sosial dan budaya Gambar 1. Kriteria Keputusan Pembangunan Kebutuhan Listrik di Bali Jangka Panjang sampai tahun 2025 Pendefinisian Alternatif Proyek Alternatif proyek kebutuhan listrik di Bali, telah direncakan dalam skema Rancangan Kelistrikan Nasional Jangka Panjang yang meliputi proyek sebagai berikut : Alternatif Proyek Pembangkit Listrik Baru Interkoneksi Dengan Sistem Ketenagalistrikan Jawa-Madura-Bali Energi Terbarukan Energi Fosil Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) Air Panas Bumi Biomassa Gas Bumi Batu bara Kabel Baw ah Laut dengan teknologi Gas Insulated Line (GIL) Kabel Baw ah Laut dengan teknologi Horizontal Direct Drilling (HDD) Kabel pada Jembatan Jaw a Bali Gambar 2. Skema Keputusan Pembangunan Kebutuhan Listrik di Bali Jangka Panjang sampai dengan tahun 2025 B-5-5
6 Tabel 1. Alternatif Proyek Pemenuhan Kebutuhan Listrik Di Bali Berdasarkan Masing- Masing Sistem Kelistrikan Sistem Interkoneksi - Kabel Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi 500kV - Kabel bawah laut dengan teknologi Gas Insulated Line (GIL) - Kabel bawah laut dengan teknologi Horizontal Directional Drilling (HDD) Pendefinisian Kriteria Pemilihan Proyek Pembangkit Baru - Pembangkit Listrik Tenaga Air - Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara - Pembangkit Listrik Tenaga Gas Bumi - Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi - Pembangkit Listrik Tenaga Bio Massa Penetapan daftar kriteria dan obyektif yang dirumuskan dan akan diimplementasikan pada penelitian ini diturunkan dari kebijakan energi nasional dan menampung berbagai narasumber dibidang energi dari berbagai organisasi. Seperti telah diperlihatkan model keputusan ini terdiri 5 kriteria utama dengan kelompok intensitas kualitatif sub kriterianya sebanyak 18 macam.dengan 2 alternatif sistem dan 9 proyek alternatif obyektif Kriteria Finansial Kriteria Finansial dalam hal ini sebagai proses capital budgeting merupakan proses mengevaluasi dan memilih investasi jangka panjang yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, meliputi pembuatan proposal investasi jangka panjang; mereview, menganalisis, dan memilih diantara proposal-proposal; dan mengimplementasikan serta memberikan follow-up atas proyek yang terpilih. Terdapat 4 sub kriteria finansial yang dipertimbangkan oleh perencana dari nara sumber yang dilibatkan dalam penelitian ini, juga penilaian intensitas kualitas relatif setiap proyek berdasarkan preferensi subyektif evaluator. a. Sub-kriteria Nilai Investasi b. Sub-Kriteria Internal Rate of Return (IRR) c. Sub Kriteria Net Present Value (NPV) d. Sub-kriteria Payback Periode ( BEP) Kriteria Ekonomis Kriteria ini untuk mengakomodasi munculnya fungsi ekonomi nasional regional akibat terjadi suatu proyek pembangunan pemenuhan kebutuhan listrik. Narasumber dan respondens dalam penilitian ini membagi kriteria ekonomis menjadi 4 kategori subkriteria. a. Sub Kriteria Harga Jual Listrik b. Sub-kriteria pertumbuhan penduduk c. Sub-kriteria Tingkat Kebutuhan Listrik d. Sub Kriteria Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kriteria Teknologi dan Konstruksi. Kriteria ini diturunkan berkaitan dalam Pembangunan suatu proyek berasal dari teknologi dan konstruksi yang akan dilaksanakan dalam pembangunan suatu proyek. Pemilihan suatu proyek seharusnya mengeksploitasi dan mempertimbangkan dampak berganda dari keterkaitan teknologi dan konstruksi dalam pelaksanaannya. Karenanya pemilihan teknologi dan rentang konstruksi suatu proyek menjadi sangat penting dan membutuhkan pendekatan kualitatif untuk evaluasinya. a. Sub-kriteria Jenis Teknologi b. Sub-kriteria Penguasaan Teknologi c. Sub-kriteria Masa Konstruksi B-5-6
7 Kriteria Strategis Mempertimbangkan konsensus untuk memasukkan kriteria strategis dalam evaluasi alternatif proyek pembangkit di Indonesia. disepakati oleh para narasumber. dari kriteria evaluasi ini akan diturunkan beberapa sub kriteria evaluasi sebagai berikut: sub-kriteria struktur modal, sub-kriteria kebijakan energi nasional, dan sub-kriteria kebijakan tata ruang wilayah. Pada kenyataannya, Prediksi perkembangan makro ekonomi pada masa sekarang sampai dengan masa yang akan datang, terutama yang mempengaruhi perkembangan ketenagalistrikan nasional khususnya di Bali memunculkan beberapa perkiraan gejala antara lain adanya krisis (ekonomi dan politik), era globalisasi, pelaksanaan konservasi energi, Demand Side Management (DSM), Perkembangan teknologi yang menghasilkan peralatan-peralatan yang effisien, Skenario pembangunan pembangkit tenaga listrik diluar skenario Rencana Umum Kelistrikan Nasional (RUKN). a. Sub-kriteria Struktur Modal b. Sub-kriteria Kebijakan Energi Nasional c. Sub-kriteria Kebijakan Tata Ruang Wilayah Kriteria dampak lingkungan hidup Mempertimbangkan konsensus yang diambil diantara narasumber juga parameter yang diperoleh dari studi kepustakaan maupun dokumen studi kelayakan proyek terkait. maka dalam penelitian ini. Untuk parameter lain, sulit diperoleh parameter yang kuantitatif dari dampak pembangunan suatu proyek. a. Sub-kriteria kualitas air dan tanah b. Sub-kriteria keseimbangan ekosistem c. Sub-kriteria dampak pencemaran udara d. Sub-kriteria dampak perubahan sosial Pembuatan Model ANP Setelah dilakukan penentuan kriteria penilaian dan alternatif proyek pembangunan kebutuhan listrik yang akan dipilih, kriteria-kriteria dan alternatif tersebut dibentuk sebuah model network yuntuk mengidentifikasikan hubungan saling mempengaruhi secara logika. Kriteria-kriteria yang ada dikelompokan dalam lima klaster dan satu klaster alternatif, yaitu klaster Finansial, Ekonomi, Teknologi&Konstruksi, Strategi, Dampak Lingkungan dan alternatif. Berikut ini merupakan model network, untuk setiap klaster dan alternatif. Gambar 3.Model ANP Proyek Pembangunan Kebutuhan Listrik B-5-7
8 Hubungan saling mempengaruhi yang terjadi antara satu elemen dengan elemen yang lain dalam satu cluster disebut dengan hubungan Innerdepende, sedangkan hubungan antara satu elemen dengan elemen lain yang ada di dalam cluster lain disebut dengan outer dependence. Pada gambar berikut digambarkan network ANP yang terdiri dari hubungan innerdependence dan outer dependence secara keseluruhan kriteria dan subkriteria yang terdapat didalamnya. Tanda panah pada gambar berikut menunjukkan pengaruh, pangkal anak panah bearti elemen kriteria yang mempengaruhi, sedangkan arah panah masuk bearti elemen yang dipengaruhi. Tiap kriteria digambarkan dengan warna yang berbeda. Kecuali pada anak panah warna hitam merupakan hubungan prefrensi terhadap alternatif berdasarkan masing-masing sub-kriteria pada kriteria. Penentuan Alternative Rangking Dari nilai pembobotan yang telah diperoleh maka dapat dilakukan perangkingkan setiap alternatif. Tabel berikut merupakan hasil dari perangkingan tersebut. Bobot pada kolom total adalah eigenvektor yang dihasilkan dari limiting supermatrix pada kondisi steady state. Bobot pada kolom normal adalah bobot yang telah dinormalisasi sehingga jumlah totalnya adalah satu. Sedangkan pada kolom ideal adalah bobot ideal dengan nilai terbesar sama dengan satu yang diperoleh dengan membagi bobot pada kolom normal dengan nilai terbesarnya. Pada Tabel 2. terlihat bahwa melakukan rangking terhadap alternatif. Tabel 2. Nilai Pembobotan Serta Perangkingan Graphic Alternatives Total Normal Ideal Ranking KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan GIL HDD Jembatan Jawa-Bali PLT Batu Bara PLT Bio Massa PLT Gas Bumi PLT Panas Bumi PLTA SUTET Kriteria yang digunakan sebagai acuan penentuan prioritas pengembangan Prioritas Proyek Pembangunan Untuk Pemenuhan Kebutuhan Listrik Jangka Panjang sampai dengan Tahun 2025 di Bali terdiri dari lima klaster dengan sebagai 18 subkriteria. Kriteria tersebut adalah: a. Finansial, yang terdiri dari Nilai Investasi, Tingkat Internal Rate of Return, Pencapaian NPV dan Payback Periode. b. Ekonomi, yang terdiri dari Harga Jual Listrik, Tingkat Kebutuhan Energi Listrik, Pertumbuhan PDRB dan Pertumbuhan Penduduk. c. Teknologi dan Konstruksi, yang terdiri dari Jenis Teknologi, Penguasaan Teknologi dan Masa Konstruksi. d. Strategi, yang terdiri dari Kebijakan Energi Nasional, Kebijakan Tata Ruang Wilayah dan Struktur Modal e. Dampak Lingkungan, yang terdiri dari Pencemaran Udara, Kondisi Air dan Tanah, Keseimbangan Ekosistem serta Perubahan Sosial dan Budaya B-5-8
9 Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut di atas, prioritas Proyek Pembangunan Untuk Pemenuhan Kebutuhan Listrik Jangka Panjang sampai dengan Tahun 2025 di Bali yang akan dikembangkan dengan menggunakan pendekatan ANP adalah sebagai sistem interkoneksi dengan Jaringan SUTET 500 kv dan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Bio Massa, Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara, Pembangkit Listrik Tenaga Gas Bumi, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi sistem interkoneksi kabel laut dengan teknologi Gas Insulated Line, sistem interkoneksi kabel laut dengan teknologi Horizontal Direct Drilling dan sistem interkoneksi kabel pada Jembatan Jawa-Bali serta Pembangkit Listrik Tenaga Air. Saran. Berikut ini merupakan saran bagi dalam pengembangan Prioritas Proyek Pembangunan Untuk Pemenuhan Kebutuhan Listrik Jangka Panjang sampai dengan Tahun 2025 di Bali dan saran untuk penelitian selanjutnya. 1. Penelitian ini bisa dijadikan dalam salah satu dasar pendukung pengambilan keputusan untuk pemenuhan kebutuhan listrik di Bali. 2. Prioritas Proyek untuk Kebutuhan Listrik di Bali yang tersusun ini bisa dibuat sebagai skenario perencanaan proyek pembangunan yang dibagi dalam tiga skenario, yaitu : a. Skenario Jangka Pendek, meliputi sistem interkoneksi dengan Jaringan SUTET 500kV dan sistem Pembangkit Tenaga Bio Massa. b. Skenario Jangka Menengah, meliputi sistem Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara, Pembangkit Listrik Tenaga Gas Bumi, dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi c. Skenario Jangka Panjang, meliputi sistem interkoneksi kabel laut dengan teknologi Gas Insulated Line, sistem interkoneksi kabel laut dengan teknologi Horizontal Direct Drilling dan sistem interkoneksi kabel pada Jembatan Jawa- Bali serta Pembangkit Listrik Tenaga Air. 3. Validasi hubungan Inner Dependency dan Outer Dependency untuk setiap kriteria dalam penelitian ini bisa lanjutkan untuk penelitian berikutnya 4. Penelitian ini bisa dilanjutkan dengan memasukan kriteria regulasi energi dan pertambangan karena saat penelitian ini disusun regulasi energi dan pertambangan masih belum dibuat. 5. Penelitian ini tidak mencakup kriteria politik karena sangat bersifat subyektif dan tidak bisa diukur, sehingga untuk penelitian berikutnya bisa dimasukan kriteria politik sebagai faktor kriteria dalam pengambilan keputusan. DAFTAR PUSTAKA Ciptomulyono, Udisubakti (2000). Pengembangan Model Optimasi Keputusan Multikriteria-MCDM (Multi Criteria Decision Making) Untuk Evaluasi Dan Pemilihan Proyek. Laporan Hasil Penelitian Direktorat Jendral Pendidikan Nasional Teknik Industri FTI-ITS.Surabaya. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, 11 Maret 2003, Pedoman dan Pola Tetap Pengembangan Industri Ketenagalistrikan Nasional Findiastuti, Weny (2004). Penentuan Prioritas Pengembangan Kelompok Industri Kecil Menengah di Kabupaten Bangkalan Dengan Pendekatan Analytic Network Process (ANP). Tesis Teknik Industri-ITS. Surabaya. Kadir, Abdul (1989). Energi, Universiy of Indonesia Press. Mangkusubroto, Kuntoro (1987). Analisa Keputusan. Penerbit ITB, Bandung. Pemerintah Provinsi Bali Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (2004). Rencana B-5-9
10 Umum Kelistrikan Daerah Provinsi Bali Tahun Pemerintah Provinsi Bali Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Priambodo, Agoes (2005). Perencanaan Sistem Tenaga Listrik Di Jawa-Madura-Bali. Tesis Magister Manajemen Teknologi-ITS. Surabaya PT.PLN UBD Jatim, Data & Statistik PLN Jatim 2001 PT.PLN (Persero), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Tahun 2003, edisi 14 Nopember Saaty, Thomas.L (2001). Decision Making with Dependence and Feedback The Analytic Network Process. RWS Publication. Sub Direktorat Konservasi Energi, Setahun Program DSM, 2003 Zuhal (1995). Ketenagalistrikan Indonesia. PT. Ganeca Prima. B-5-10
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
75 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dari serangkaian perhitunganperhitungan dan analisa-analisa yang telah dilakukan sesuai dengan permasalahan yang ada. Disamping itu disampaikan
Lebih terperinciPENENTUAN PRIORITAS ALTERNATIF BOILER UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN STEAM DI PT. TPC INDO PLASTIC & CHEMICALS
PENENTUAN PRIORITAS ALTERNATIF BOILER UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN STEAM DI PT. TPC INDO PLASTIC & CHEMICALS Zainul Abidin, Rianto B. Adihardjo, dan Haryono Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut
Lebih terperinciPEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING
PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING Akhmad Rusli 1, *), dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1, 2) Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN PT PLN (Persero) merupakan perusahaan penyedia jasa kelistrikan terbesar di Indonesia. Proses dalam meningkatkan usahanya, PT PLN (Persero) tidak dapat melepaskan perhatiannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Energi listrik dalam era sekarang ini sudah merupakan kebutuhan primer, dengan perkembangan teknologi, cara hidup, nilai kebutuhan dan pendapatan perkapita serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional, penyediaan tenaga listrik di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional, penyediaan tenaga listrik di Indonesia tidak hanya semata-mata dilakukan oleh PT PLN (Persero) saja, tetapi juga dilakukan
Lebih terperinciOleh: Putri Narita Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M. Eng. Sc
PEMILIHAN PRIORITAS PENGEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI KECIL MENENGAH POTENSIAL DI KABUPATEN BANGKALAN PASCA PEMBANGUNAN JEMBATAN SURAMADU DENGAN METODE DELPHI DAN ANP Oleh: Putri Narita 2505 100 117 Pembimbing:
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Kata Kunci analytical hierarchy process, analytic network process, multi criteria decision making, zero one goal programming.
PENENTUAN MULTI CRITERIA DECISION MAKING DALAM OPTIMASI PEMILIHAN PELAKSANA PROYEK Chintya Ayu Puspaningtyas, Alvida Mustika Rukmi, dan Subchan Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciPEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS
PEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS Kristophorus Kanaprio Ola 1) dan Tri Joko Wahyu Adi 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi
Lebih terperinciANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM)
ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) Ema Dwi Saputri 1) dan Putu Artama Wiguna 2) 1,2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN ENERGI GEOTERMAL DI INDONESIA
IDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN ENERGI GEOTERMAL DI INDONESIA Aan Zainal M 1), Udisubakti Ciptomulyono 2) dan I K Gunarta 3) 1) Program Studi Magister Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 14 LANDASAN TEORI 2.1 Proses Hierarki Analitik 2.1.1 Pengenalan Proses Hierarki Analitik Proses Hierarki Analitik (Analytical Hierarchy Process AHP) dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty dari Wharton
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI
KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI J. PURWONO Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Disampaikan pada: Pertemuan Nasional Forum
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor ketenagalistrikan menjadi bagian yang menyatu dan tak terpisahkan dari pertumbuhan ekonomi suatu negara, juga merupakan komponen yang sangat penting bagi pembangunan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Latar Belakang Pembangunan Sektor Energi Dan Ketenaga Listrikan Di Indonesia Dengan luas daratan sebesar 1,9 juta km 2 ditambah dengan luas wilayah dari zone ekonomi eksklusif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan berkembangnya perekonomian dan industri, maka disadari pula pentingnya penghematan energi
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
69 BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Dari hasil pengumpulan dan pengolahan data pada bab sebelumnya, maka dapat dilakukan analisa terhadap hasil perhitungan yang telah dilakukan sebagai berikut : 5.1 Analisa
Lebih terperinciALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL
ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL Teras, R. Sutjipto Tantyonimpuno Laboratorium Manajemen Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS Telp 031-5939925, fax
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Definisi Manajemen Robbins dan Coultier (2012) menyatakan bahwa manajemen mengacu pada proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan
Lebih terperinciSISTEM TENAGA LISTRIK
SISTEM TENAGA LISTRIK SISTEM TENAGA LISTRIK Sistem Tenaga Listrik : Sekumpulan Pusat Listrik dan Gardu Induk (Pusat Beban) yang satu sama lain dihubungkan oleh Jaringan Transmisi sehingga merupakan sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. apabila terjadi gangguan di salah satu subsistem, maka daya bisa dipasok dari
1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Permintaan energi listrik di Indonesia menunjukkan peningkatan yang cukup pesat dan berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Dalam rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kv, yang membentang sepanjang Pulau Jawa-Bali. Sistem ini merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik untuk Kabupaten Kulon Progo disuplai melalui sistem distribusi energi listrik Provinsi DIY. Di mana sistem ketenagalistrikan di DIY merupakan bagian
Lebih terperinciPenerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Dalam Evaluasi Agen Pangkalan LPG 3 kg
Prosiding INSAHP5 Semarang,14 Mei 2007 ISBN :... Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Dalam Evaluasi Agen Pangkalan LPG 3 kg Evi Yuliawati Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wilayah Indonesia dan terletak di pulau Jawa bagian tengah. Daerah Istimewa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu provinsi dari 33 provinsi di wilayah Indonesia dan terletak di pulau Jawa bagian tengah. Daerah Istimewa Yogyakarta di
Lebih terperinciBAB III METODE FUZZY ANP DAN TOPSIS
BAB III METODE FUZZY ANP DAN TOPSIS 3.1 Penggunaan Konsep Fuzzy Apabila skala penilaian menggunakan variabel linguistik maka harus dilakukan proses pengubahan variabel linguistik ke dalam bilangan fuzzy.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan suatu energi, khususnya energi listrik di Indonesia semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan suatu energi, khususnya energi listrik di Indonesia semakin berkembang menjadi kebutuhan yang tak terpisahkan dari kebutuhan masyarakat sehari-hari seiring
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUMBER ENERGI ALTERNATIF TERTENTU DI JAWA TIMUR
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUMBER ENERGI ALTERNATIF TERTENTU DI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan
Lebih terperinci2 Di samping itu, terdapat pula sejumlah permasalahan yang dihadapi sektor Energi antara lain : 1. penggunaan Energi belum efisien; 2. subsidi Energi
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI SUMBER DAYA ENERGI. Nasional. Energi. Kebijakan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 300) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciANALISIS PEMBANGUNAN PLTU MADURA KAPASITAS 2 X 200 MW SEBAGAI PROGRAM MW PT. PLN BAGI PEMENUHAN KEBUTUHAN LISTRIK DI PULAU MADURA
ANALISIS PEMBANGUNAN PLTU MADURA KAPASITAS 2 X 200 MW SEBAGAI PROGRAM 10.000 MW PT. PLN BAGI PEMENUHAN KEBUTUHAN LISTRIK DI PULAU MADURA OLEH : MUHAMMAD KHAIRIL ANWAR 2206100189 Dosen Pembimbing I Dosen
Lebih terperinciPEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGINTEGRASIKAN CLUSTER ANALYSIS, ANP DAN TOPSIS SERTA ALOKASI ORDER DENGAN BEBERAPA FUNGSI TUJUAN
Sidang Tesis PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGINTEGRASIKAN CLUSTER ANALYSIS, ANP DAN TOPSIS SERTA ALOKASI ORDER DENGAN BEBERAPA FUNGSI TUJUAN Disusun oleh : Ivan Angga Shodiqi NRP : 2509 203 011 Dibimbing
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan potensi ekonomi yang cukup kuat di Asia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PENENTUAN PRIORITAS PERENCANAAN TRANSPORTASI JANGKA PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM)
PENGEMBANGAN MODEL PENENTUAN PRIORITAS PERENCANAAN TRANSPORTASI JANGKA PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) Oleh: Indah Apriliana Sari (2508.201.002) Pembimbing Ko-pembimbing
Lebih terperinciPEMILIHAN PEMASOK COOPER ROD MENGGUNAKAN METODE ANP (Studi Kasus : PT. Olex Cables Indonesia (OLEXINDO))
PEMILIHAN PEMASOK COOPER ROD MENGGUNAKAN METODE ANP (Studi Kasus : PT. Olex Cables Indonesia (OLEXINDO)) Triwulandari S. Dewayana 1, Ahmad Budi W. 2 Jurusan Teknik Industri, FTI - Universitas Trisakti
Lebih terperinciBAB IV PENGEMBANGAN METODA PEMILIHAN SKEMA KPS
BAB IV PENGEMBANGAN METODA PEMILIHAN SKEMA KPS Pengelolaan air minum pada beberapa daerah di Indonesia saat ini dilaksanakan secara kerjasama antara PDAM dan pihak swasta. Meskipun begitu, PDAM dan swasta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berjalannya waktu, permintaan akan tenaga listrik di Indonesia terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan salah satu kebutuhan penting dalam kehidupan manusia. Seiring dengan berjalannya waktu, permintaan akan tenaga listrik di Indonesia terus meningkat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keharusan yang harus dipenuhi. Ketersediaan energi listrik yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyumas khususnya kota Purwokerto dewasa ini banyak melakukan pembangunan baik infrastuktur maupun non insfrastuktur dalam segala bidang, sehingga kebutuhan
Lebih terperinciPENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA
PENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA Virgeovani Hermawan 1 1 Mahasiswa Magister Teknik Sipil Konsentrasi Manajemen Proyek Konstruksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. dengan kebutuhan energi yang semakin meningkat. Pemenuhan kebutuhan energi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan peradaban manusia, tidak hanya berkaitan dengan masalahmasalah sosial ekonomi, politik, regulasi dan lingkungan, namun juga terkait dengan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Audit Energi dengan Pendekatan Metode MCDM-PROMETHEE untuk Konservasi serta Efisiensi Listrik di Rumah Sakit Haji Surabaya Thoriq Rizkani Adiprama dan Udisubakti
Lebih terperinci2012, No.28 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Usaha penyediaan tenaga listrik adalah pengadaan te
No.28, 2012 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KETENAGALISTRIKAN. Tenaga Listrik. Kegiatan. Usaha. Penyediaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5281) PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian 15 16
Lebih terperinciMODEL ANALYTICAL NETWORK PROCESS UNTUK PEMILIHAN TEKNOLOGI DATA CENTER (STUDI KASUS PPID-DISPENDIK JATIM)
MODEL ANALYTICAL NETWORK PROCESS UNTUK PEMILIHAN TEKNOLOGI DATA CENTER (STUDI KASUS PPID-DISPENDIK JATIM) Ethanty Paramita Nugrahini 5208100052 JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI INSTITUT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman maka tingkat pendidikan pada masyarakat mengalami peningkatan. Oleh karena itu masyarakat memandang bahwa pendidikan pada tingkat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah-langkah Penyusunan Tugas Akhir Mulai Studi Pendahuluan Identifikasi dan Perumusan Masalah Studi Pustaka Pengumpulan Data Pengolahan Data Analisis Data Penulisan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS KEBIJAKAN FIT (FEED IN TARIFF) ENERGI BARU DAN TERBARUKAN DI INDONESIA. Nanda Avianto Wicaksono dan Arfie Ikhsan Firmansyah
EFEKTIVITAS KEBIJAKAN FIT (FEED IN TARIFF) ENERGI BARU DAN TERBARUKAN DI INDONESIA Nanda Avianto Wicaksono dan Arfie Ikhsan Firmansyah Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK
PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat Penelitian Untuk menganalisis data dari hasil penelitian ini dengan menggunakan software LEAP (Long-range Energi Alternatives Planning system). 3.2 Bahan Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE STUDI SEKURITI SISTEM KETERSEDIAAN DAYA DKI JAKARTA & TANGERANG
BAB III METODE STUDI SEKURITI SISTEM KETERSEDIAAN DAYA DKI JAKARTA & TANGERANG 2007-2016 Dari keterangan pada bab sebelumnya, dapat dilihat keterkaitan antara kapasitas terpasang sistem pembangkit dengan
Lebih terperinciPenggalian Kriteria Vendor Teknologi Informasi di Pondok Pesantren Mojokerto Jawa Timur Berdasarkan Metode Analytic Network Process
A803 Penggalian Kriteria Vendor Teknologi Informasi di Pondok Pesantren Mojokerto Jawa Timur Berdasarkan Metode Analytic Network Process Defit Setya Ike, Bekti Cahyo Hidayanto, Hanim Maria Astuti Jurusan
Lebih terperinciBAB 3 PEMODELAN, ASUMSI DAN KASUS
BAB 3 PEMODELAN, ASUMSI DAN KASUS 3.1 Kerangka Pemodelan Kajian Outlook Energi Indonesia meliputi proyeksi kebutuhan energi dan penyediaan energi. Proyeksi kebutuhan energi jangka panjang dalam kajian
Lebih terperinciPEMILIHAN STRATEGI KEBIJAKAN PEMBINAAN UMKM DI DINAS KUMKM DAN PERDAGANGAN PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS
PEMILIHAN STRATEGI KEBIJAKAN PEMBINAAN UMKM DI DINAS KUMKM DAN PERDAGANGAN PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS Dino Caesaron 1), Leksani B. R. 2 ) Program Studi Teknik Industri-Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan Listrik Negara ( PLN ) mempunyai sistem transmisi listrik di Pulau Jawa yang terhubung dengan Pulau Bali dan Pulau Madura yang disebut dengan sistem interkoneksi
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Marantha. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return.
ABSTRAK Dalam memasuki era globalisasi, Indonesia dituntut untuk mempersiapkan dirinya agar dapat bersaing khususnya dalam bidang ekonomi. Perekonomian Indonesia sekarang dapat dikatakan sudah mulai meningkat
Lebih terperinciPENERAPAN FUZZY ANALYTICAL NETWORK PROCESS DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN
PENERAPAN FUZZY ANALYTICAL NETWORK PROCESS DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN Oleh : Manis Oktavia 1209 100 024 Dosen Pembimbing : Drs. I Gusti Ngurah Rai Usadha, M.Si Sidang Tugas Akhir - 2013
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.327, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Menajer Energi Bidang Bangunan Gedung.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.327, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Menajer Energi Bidang Bangunan Gedung. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK
Lebih terperinciAnalysis Of Financial Feasibility Study Reprocessing Sample Table Waste Water Project at Cilacap Coal Power Plant
ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL INVESTASI PEMANFAATAN AIR LIMBAH SAMPLE TABLE PLTU CILACAP Analysis Of Financial Feasibility Study Reprocessing Sample Table Waste Water Project at Cilacap Coal Power
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciAnalisis Krisis Energi Listrik di Kalimantan Barat
37 Analisis Krisis Energi Listrik di Kalimantan Barat M. Iqbal Arsyad Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura iqbalarsyad@yahoo.co.id Abstract Electrical sector plays important
Lebih terperinciABSTRAK. Berdasarkan data-data yang telah diolah oleh penulis, maka diperolehlah suatu hasil perhitungan yang diestimasi sebagai berikut: ESTIMASI
ABSTRAK Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kelayakan investasi perluasan usaha melalui pembukaan cabang Toko X dengan menggunakan metode Capital Budgeting. Untuk mengevaluasi kelayakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Studi kelayakan..., Arde NugrohoKristianto, FE UI, Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber energi listrik mengalami peningkatan inovasi di setiap tahunnya khususnya di bidang sumber energi terbarukan, hal ini dikarenakan jumlah penelitian, dan permintaan
Lebih terperinci[ BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI ] 2012
logo lembaga [ PKPP F.1 ] [ Optimalisasi Sistem Energi untuk Mendukung Ketahanan Energi dan Pembangunan Ekonomi Koridor 6 ] [ Adhi Dharma Permana, M. Sidik Boedyo, Agus Sugiyono ] [ BADAN PENGKAJIAN DAN
Lebih terperinciStudi Perencanaan Pembangunan PLTU Batubara Asam Asam650 MW 10 Unit DalamRangkaInterkoneksi Kalimantan - Jawa. OLEH : Gilang Velano
Studi Perencanaan Pembangunan PLTU Batubara Asam Asam650 MW 10 Unit DalamRangkaInterkoneksi Kalimantan - Jawa OLEH : Gilang Velano 2204 100 050 Dosen Pembimbing 1 Ir. Syarifuddin Mahmudsyah, M.Eng Dosen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kondisi saat ini, ketergantungan masyarakat akan energi listrik sangatlah tinggi, sehingga dituntut ketersediaan dan keandalan yang tinggi dari pemegang kuasa
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN
1 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan kebutuhan tenaga listrik dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan ekonomi dan penduduk di Indonesia. Kebutuhan tenaga listrik meningkat setiap tahun. Berdasarkan
Lebih terperinciI Putu Surya Atmaja. Proceeding Seminar Tugas Akhir
ANALISIS KEBUTUHAN LISTRIK BERKAITAN DENGAN PENYUSUNAN TARIF LISTRIK REGIONAL DI DAERAH PROVINSI BALI GUNA MEMENUHI PASOKAN ENERGI LISTRIK 10 TAHUN MENDATANG I Putu Surya Atmaja Jurusan Teknik Elektro-FTI,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya AHP adalah suatu teori umum tentang pengukuran yang digunakan untuk menemukan skala rasio baik dari perbandingan berpasangan yang diskrit maupun
Lebih terperinciPENENTUAN JALUR TRANSMISI SUTET
PENENTUAN JALUR TRANSMISI SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) MENGGUNAKAN METODE ANP-PROMETHEE (Study kasus : Gardu Induk Pemalng-Gardu Induk Madirancang) Indar Nurtrihansyah, Udisubakti Ciptomulyono.
Lebih terperinciPDF Compressor Pro. Kata Pengantar
Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi --- 1 Kata Pengantar Alhamdulillahi robbil alamin, puji syukur kami sampaikan ke hadirat Allah SWT, karena Jurnal Tekinfo (Jurnal Ilmiah Teknik Industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebaiknya dilakukan analisis prioritas terhadap alternatif-alternatif tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seringkali sebuah organisasi dihadapkan dengan suatu masalah dimana organisasi tersebut mengalami kesulitan dalam memilih suatu alternatif dari sejumlah alternatif
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.326, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Manajer Energi Bidang Industri.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.326, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Manajer Energi Bidang Industri. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciINFRASTRUKTUR ENERGI DI PROVINSI BANTEN
INFRASTRUKTUR ENERGI DI PROVINSI BANTEN Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Banten Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) Jl. Raya Palima Pakupatan, Curug Serang; Telp / Fax : 0254
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Profil Perusahaan Pada 1992 Pemerintah Indonesia mengeluarkan deregulasi sector ketenagalistrikan. Proses ini berawal dengan diterbitkannya Keputusan Presiden
Lebih terperinciGambar 3.1 Sistem Tenaga Listrik Jawa Bali
BAB III SISTEM TENAGA LISTRIK JAWA BALI 3.1 Gambaran Umum Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa Bali (STLJB) untuk sisi tegangan ekstra tinggi dan tegangan tinggi dikelola oleh PT PLN (Persero) Penyaluran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkiraan kapasitas pembangkit tenaga listrik.(dikutip dalam jurnal Kelistrikan. Indonesia pada Era Millinium oleh Muchlis, 2008:1)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan salah satu kebutuhan masyarakat yang sangat penting dan sebagai sumber daya ekonomis yang paling utama yang dibutuhkan dalam suatu kegiatan usaha.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai peralatan listrik. Berbagai peralatan listrik tersebut dihubungkan satu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk keperluan penyediaan tenaga listrik bagi pelanggan, diperlukan berbagai peralatan listrik. Berbagai peralatan listrik tersebut dihubungkan satu sama lain mempunyai
Lebih terperinciMateri Paparan Menteri ESDM
Materi Paparan Menteri ESDM Rapat Koordinasi Infrastruktur Ketenagalistrikan Jakarta, 30 Maret 2015 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Energi Untuk Kesejahteraan Rakyat Gambaran Umum Kondisi Ketenagalistrikan
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
41 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Pilihan Analisis Untuk menganalisis kelayakan usaha untuk dapat melakukan investasi dalam rangka melakukan ekspansi adalah dengan melakukan penerapan terhadap
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Multi Criteria Decision Making (MCDM) adalah suatu metode pengambilan keputusan untuk menetapkan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif berdasarkan beberapa kriteria tertentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Arief Hario Prambudi, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah suatu pembangkit listrik dimana energi listrik dihasilkan oleh generator yang diputar oleh turbin uap yang memanfaatkan
Lebih terperinciUsuslan Pemilihan Supplier Bahan Baku PVC Ballon di CV MD Sport Dengan Metode Analytical Network Process
Ususlan Pemilihan Supplier Bahan Baku PVC Ballon di CV MD Sport Dengan Metode Analytical Network Process Y.M. Kinley Aritonang, Irene Novita Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri, Universitas
Lebih terperinciMANFAAT DEMAND SIDE MANAGEMENT DI SISTEM KELISTRIKAN JAWA-BALI
MANFAAT DEMAND SIDE MANAGEMENT DI SISTEM KELISTRIKAN JAWA-BALI 1. Kondisi Kelistrikan Saat Ini Sistem Jawa-Bali merupakan sistem interkoneksi dengan jaringan tegangan ekstra tinggi 500 kv yang membentang
Lebih terperinciSELEKSI PENERIMAAN CALON KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS
SELEKSI PENERIMAAN CALON KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS Sri Lestari IBI Darmajaya t4ry09@yahoo.com ABSTRACT One factor supporting human resource development is qualification. The selection of employees
Lebih terperinciKEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI. Disampaikan oleh
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI REGULASI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN ENERGI ANGIN Disampaikan oleh Abdi Dharma Saragih Kasubdit
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permintaan kebutuhan listrik nasional mengalami peningkatan yang signifikan setiap tahunnya. Setiap tahunnya, pertumbuhan rata-rata permintaan listrik di Indonesia berada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk lebih kurang 252,20 juta jiwa dan jumlah penduduk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk lebih kurang 252,20 juta jiwa dan jumlah penduduk tersebut tidak terbagi merata ke seluruh wilayah Indonesia
Lebih terperinciKebijakan Pemerintah Di Sektor Energi & Ketenagalistrikan
Kebijakan Pemerintah Di Sektor Energi & Ketenagalistrikan DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Kebijakan Pemerintah Di Sektor Energi dan Pembangkitan
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM TENAGA LISTRIK. Oleh : Bambang Trisno, MSIE
PERENCANAAN SISTEM TENAA LISTRIK Oleh : Bambang Trisno, MSIE PRORAM STUDI LISTRIK TENAA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI BANDUN 19 JUNI 2006 PERENCANAAN SISTEM TENAA LISTRIK I. PENDAHULUAN Struktur
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Studi Pendahuluan. Identifikasi dan Perumusan Masalah. Studi Pustaka. Pengumpulan Data.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah-langkah Penyusunan Tugas Akhir Mulai Studi Pendahuluan Identifikasi dan Perumusan Masalah Studi Pustaka Pengumpulan Data Pengolahan Data Analisis Data Penulisan
Lebih terperinciINTEGRASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN GOAL PROGRAMMING DALAM OPTIMASI PEMILIHAN ALTERNATIF PEMASOK DI PT. XYZ INDONESIA POWER
INTEGRASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN GOAL PROGRAMMING DALAM OPTIMASI PEMILIHAN ALTERNATIF PEMASOK DI PT. XYZ INDONESIA POWER Juwita Metrihayu Rahmadani dan Udisubakti Ciptomulyono Program
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi kelistrikan nasional berdasarkan catatan yang ada di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral hingga akhir 2014 menunjukkan total kapasitas terpasang pembangkit
Lebih terperinciRENCANA UMUM KETENAGALISTRIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR: 1213 K/31/MEM/2005 TENTANG RENCANA UMUM KETENAGALISTRIKAN NASIONAL DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL JAKARTA, 25 April
Lebih terperinciPENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN JENIS KEGIATAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DI PT. SPIL DENGAN PENDEKATAN AHP
PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN JENIS KEGIATAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DI PT. SPIL DENGAN PENDEKATAN AHP Juliette Willeke Sandy, Udisubakti Ciptomulyono Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian Model Pemilihan Skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta dalam Investasi Air Minum Menggunakan Proses Jaringan Analitis (ANP) ini merupakan penelitian yang bersifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hutan adalah sumber kekayaan alam yang mampu memberikan manfaat yang sangat besar. Hasil yang diperoleh dari hutan merupakan aset yang sangat berharga dan menjanjikan.
Lebih terperinciANALISA PILIHAN INVESTASI ANTARA APARTEMEN DAN LANDED HOUSE UNTUK KAWASAN MILIK PT. X DI SIDOARJO
ANALISA PILIHAN INVESTASI ANTARA APARTEMEN DAN LANDED HOUSE UNTUK KAWASAN MILIK PT. X DI SIDOARJO Dwi Joko Fachrur Rozi 1) dan I Ketut Gunarta 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Load Flow atau studi aliran daya di dalam sistem tenaga merupakan studi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Load Flow atau studi aliran daya di dalam sistem tenaga merupakan studi yang mengungkapkan kinerja dan aliran daya (nyata dan reaktif) untuk keadaan tertentu ketika
Lebih terperinciSTUDI PERENCANAAN PLTP 2X2,5 MW UNTUK KETENAGALISTRIKAN DI LEMBATA NUSA TENGGARA TIMUR
STUDI PERENCANAAN PLTP 2X2,5 MW UNTUK KETENAGALISTRIKAN DI LEMBATA NUSA TENGGARA TIMUR Cherian Adi Purnanta 2205 100 147 Dosen pembimbing : Ir. Syariffuddin M, M.Eng Ir. Teguh Yuwono PENDAHULUAN Salah
Lebih terperinci