BAB II TINJAUAN PUSTAKA Jantung Elektrofisiologi jantung Aktivitas listrik jantung merupakan perubahan permeabilitas membran sel,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA Jantung Elektrofisiologi jantung Aktivitas listrik jantung merupakan perubahan permeabilitas membran sel,"

Transkripsi

1 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jantung Elektrofisiologi jantung Aktivitas listrik jantung merupakan perubahan permeabilitas membran sel, yang menyebabkan terjadinya pergerakan ion yang keluar-masuk melalui saluran ion khusus pada membran sel tersebut. Pada saat potensial membran terpolarisasi, terjadi distribusi yang tidak seimbang dari ion-ion dimana Na + dan Cl - lebih banyak berkumpul di luar, sedangkan K + dan anion organik lebih banyak berkumpul di dalam membran sel. Ion-ion yang sejenis cenderung membentuk persamaan elektron di dalam dan di luar sel mengakibatkan distribusi yang tidak seimbang, sehingga timbul suatu gaya tarik menarik antara ion-ion, dimana pada bagian dalam sel, ion cenderung bermuatan negatif, sedangkan pada bagian luar sel, ion cenderung bermuatan positif (terutama Na + ). Membran sel otot jantung menjadi permeabel terhadap K + dan Cl -, sedikit permeabel terhadap Na +, dan tidak permeabel terhadap anion organik. Untuk mempertahankan gradien tertentu agar ion-ion dapat berdifusi terus melalui kanal ion, pada membran sel terdapat suatu carrier transport sistem (Na + -K + ATP-ase) yang dikenal sebagai pompa sodium, dimana fungsinya adalah memompa Na + ke luar dan K + masuk ke dalam sel (Cunningham, 2002; Guyton and Hall, 1996; Syaifuddin, 2009; Thaler, 2013).

2 4 Gambar 1. Resting Potential Membran pada Sel. (Sumber : Bear dan Rintoul, 2014) Ion-ion memiliki muatan listrik sehingga pada waktu sel otot jantung dalam keadaan polarisasi terdapat perbedaan muatan bagian luar dan bagian dalam sel (resting membrane potensial) sebesar kira-kira 95 mv, dengan muatan intraseluler lebih negatif dibandingkan muatan ekstraseluler sehingga ditulis -95 mv. Apabila sel-sel otot jantung dirangsang oleh ion listrik, tekanan, suhu, panas, K + atau obat-obatan yang menghambat aktivitas pompa sodium, akan terjadi perubahan potensial membran muatan dalam sel menjadi positif, sedangkan muatan di luar sel berubah menjadi negatif, proses ini dinamakan depolarisasi. Apabila membran melakukan depolarisasi dari -95 mv mencapai treshold atau nilai ambang batas untuk sel jantung yaitu -70 mv, maka perubahan voltase ini akan menjadi pemicu untuk membuka kanal ion Na + secara mendadak, sehingga terjadilah pengaliran Na + masuk ke dalam sel (Gambar 2). Perpindahan muatan positif yang tiba-tiba masuk dari luar ke dalam sel mengakibatkan potensial membran secara mendadak pula berubah dari nilai negatif menjadi positif. (Guyton dan Hall, 1996; Karim dan Kabo, 1996; Syaifuddin, 2009).

3 5 Gambar 2. Proses Depolarisasi pada Sel. (Sumber : Bear dan Rintoul, 2014) Kemudian setelah rangsangan, sel otot jantung akan kembali pada polaritas semula, proses ini disebut repolarisasi, dimana repolarisasi dilakukan oleh pompa membran yang membalik aliran ion (Thaler, 2013) Sistem Konduksi Jantung Jantung merupakan sistem elektromekanikal dimana sinyal listrik untuk miokardium berkontraksi timbul akibat penyebaran impuls listrik pada miokardium. Ada beberapa sifat khusus yang dimiliki oleh jaringan khusus pada miokardium yang berfungsi sebagai penghantar daya listrik ini, yaitu : 1. automatisasi, kemampuan menghasilkan suatu impuls secara spontan, 2. irama, yaitu pembentukan impuls yang teratur, 3. daya konduksi, yaitu kemampuan untuk menyalurkan impuls, 4. dan daya rangsang, yaitu kemampuan bereaksi terhadap rangsang. Karena sifat-sifat tersebut jantung membentuk suatu sistem penghantar impuls yang disebut sistem konduksi jantung (Syaifuddin, 2009; Dharma, 2010).

4 6 Sistem konduksi jantung terdiri dari beberapa sel otot jantung yang memiliki sifat-sifat khusus dalam penghantaran listrik di jantung (Gambar 3 ). Adapun struktur dari sistem konduksi tersebut adalah sebagai berikut : a. nodus sinoatrial (nodus SA), terletak di posterior atrium kanan dengan ukuran panjang 5-10µm. Nodus SA berperan dalam pencetus listrik pada jantung ( pacemaker cell). Kecepatan frekuensi ritmis intrinsik nodus SA sebesar kali/menit (Thaler, 2013). b. jalur internodus, adalah sel jantung yang mengimpulskan listrik langsung antara nodus SA dan nodus atrioventrikular (nodus AV) yang kemudiandisebarkan melalui otot atrium (Jones, 2008). c. nodus atrioventrikular (nodus AV), terletak pada septum atrium, di bawah dinding posterior atrium kanan dekat muara sinus koronarius. Jaringan pada nodus AV terhubung dengan berkas His. Nodus AV memiliki konduksi yang lebih rendah sehingga memungkinkan adanya perlambatan impuls sebelum impuls masuk ke ventrikel. Kecepatan frekuensi ritmis intrinsik nodus AV sebesar kali/menit (Jones, 2008; Syaifuddin, 2009). d. berkas His, terletak pada bagian atas dari septum interventrikular, dimana berkas ini akan menyebarkan impuls ke cabang berkas kanan dan cabang berkas kiri. Cabang berkas kanan akan membawa arus listrik menuju sisi kanan septum intraventrikular menuju apeks ventrikel kanan, sedangkan cabang berkas kiri akan membawa arus listrik menuju fasikulus septum (dinding otot yang memisahkan ventrikel kiri dan kanan), fasikulus

5 7 anterior (dinding anterior ventrikel kiri), dan fasikulus posterior (dinding posterior ventrikel kanan) (Thaler, 2013). e. serabut Purkinje akan menyebarkan impuls listrik dari ujung cabang berkas ke ventrikel, dari endokardium ke epikardium, untuk mencetuskan depolarisasi. Kecepatan frekuensi ritmis intrinsik sistem Purkinje adalah kali/menit (Brosche, 2011; Jones, 2008; Syaifuddin, 2009). Gambar 3. Sistem Knduksi pada Jantung (Sumber : Jones, 2008) Jantung melakukan kontraksi diawali dengan adanya pencetus listrik jantung dari nodus SA yang melakukan depolarisasi secara spontan. Impuls listrik akan menyebar ke seluruh atrium sehingga atrium berkontraksi. Impuls kemudian mengalir ke nodus AV dimana pada nodus AV terjadi perlambatan konduksi listrik selama 1/10 detik, agar ejeksi darah pada atrium selesai sebelum kontraksi dilanjutkan ke ventrikel. Impuls berjalan ke berkas His dan segera bercabang menjadi cabang berkas kanan dan cabang berkas kiri serta fasikulinya akan berujung pada serabut Purkinje. Serabut Purkinje inilah yang menghantarkan arus listrik ke dalam miokardiorum ventrikel, sehingga menyebabkan ventrikel

6 8 berkontraksi. Selesai berdepolarisasi, sel miokardium mengalami masa refrakter singkat, yang artinya sel tersebut akan kebal terhadap rangsangan lebih lanjut. Sel miokardium akan melakukan repolarisasi agar dapat dirangsang kembali (Syaifuddin, 2009; Thaler 2013). Gambar 4. Proses Depolarisasi pada Jantung. (Sumber : Jones, 2008) Proses depolarisasi dan repolarisasi tersebut akan terekam oleh elektrokardiograf melalui permukaan tubuh membentuk gelombang P, Q, R, S, dan T EKG EKG merupakan akronim dari elektrokardiografi, elektrokardiograf, dan elektrokardiogram, tergantung penggunaan kata dan fungsinya.

7 9 Elektrokardiografi adalah suatu metode untuk mempelajari kerja otot jantung yang tercatat pada grafik potensial listrik yang disebabkan oleh aktivitas listrik otot jantung dan terdeteksi pada permukaan tubuh, sehingga dapat membantu diagnosa abnormalitas jantung dan kecenderungan atau perubahan fungsi jantung Elektrokardiograf Elektrokardiograf merupakan alat perekam aktivitas bioelektrik jantung dengan menggunakan sadapan yang diletakkan pada permukaan tubuh, dimana hasilnya akan terlihat pada monitor. Berdasarkan banyaknya saluran ( channel ) pencatat, elektrokardiograf dibagi menjadi single, triple atau multiple channel. Elektrokardiograf dilengkapi dengan tombol seleksi atuomatic P wave, baseline stabilizer, centering device, standardization control device yang berfungsi untuk mengatur kecepatan rekaman, voltase, dan waktu selama pencatatan (Battaglia, 2007). Elektroda terbuat dari materi-materi yang dapat menjamin resistensi yang rendah antara kulit tubuh dan permukaan elektroda. Berdasarkan polaritasnya, elektroda EKG dibagi menjadi elektroda positif ( anode), negatif ( katode), dan netral ( groundelectrode ). Diperlukan gel untuk memperoleh gambaran EKG yang jelas dan resistensi antara elektrode maupun kulit menjadi serendah mungkin (Battaglia, 2007). Terdapat dua jenis sadapan yaitu sadapan ekstremitas dan sadapan dada (precordial). Sadapan ekstremitas terdiri dari tiga buah sadapan ekstremitas (bipolar limb)dan satu buah sadapan ekstremitas diperkuat ( unipolar limb) dan sadapan dada (precordial) terdiri dari enam sadapan.

8 10 Gambar 5. Sadapan Bipolar Standar (Segitiga Einthoven). RA = right arm, LA = left arm, LL = left leg, avr = augmented Voltage Right arm, avl = augmented Voltage Left arm, avf = augmented Voltage left Foot. (+) elektroda positif, (-) elektroda negatif. (Sumber : Dharma, 2010) Sadapan bipolar terdiri dari sadapan I, II, dan III. Pada sadapan I, ujung negatif elektrokardiograf dihubungkan dengan lengan kanan dan ujung positif pada lengan kiri. Pada sadapan II, ujung negatif elektrokardiograf dihubungkan dengan lengan kanan dan ujung positif tungkai kiri. Pada sadapan III, ujung negatif elektrokardiograf dihubungkan dengan lengan kiri dan ujung positifnya pada tungkai kiri. Ketiga sadapan ini membentuk segitiga sama sisi dan jantung tepat berada di tengah yang disebut segitiga Einthoven. Jika ketiga sadapan dipisah, maka sadapan I merupakan aksis horizontal dan membentuk sudut 0 o, sadapan II membentuk sudut 60 o dan sadapan III membentuk sudut 120 o dari jantung (Gambar 5). Aksis listrik ini disebut sistem referensi aksial dan digunakan untuk menghitung aksis jantung (Guyton dan Hall, 1996; Dharma, 2010).

9 11 Sadapan unipolar diberi tanda avl ( augmented voltage left arm), avr (augmented voltage right arm), dan avf ( augmented voltage left foot). Pada sadapan precordial terdiri dari V1, V2, V3, V4, V5, dan V6 ( Guyton dan Hall, 1996; Dharma, 2010; Thaler, 2013) Elektrokardiogram Rekaman aktivitas elektrik akibat proses depolarisasi dan repolarisasi pada jantung (elektrokardiogram) terekam pada sebuah kertas grafik panjang dengan garis peneraan tipis berukuran 1x1 mm dan garis peneraan tebal 5x5 mm yang berjalan secara vertikal dan horizontal. Grafik rekaman ini menyatakan tegangan listrik terhadap waktu. Kecepatan pencatatan mesin EKG ada yang 25 mm/detik dan 50 mm/detik, dengan penggunaannya disesuaikan kebutuhan. Untuk kecepatan 25 mm/detik, dapat memudahkan memperkirakan frekuensi jantung, dan pada kertas EKG setiap 1 mm mewakili tegangan 0,1 mv (pada sumbu vertikal) membutuhkan waktu 0,04 detik (pada sumbu horizontal) untuk menghasilkan gelombang P, Q, R, S, dan T. Sedangkan untuk kecepatan 50 mm/detik, digunakan untuk memudahkan pengukuran gelombang P, kompleks QRS, dan gelombang T, dan pada kertas EKG setiap 1 mm mewakili tegangan 0,5 mv (pada sumbu vertikal) membutuhkan waktu 0,02 detik untuk menghasilkan gelombang P, Q, R, S, dan T (Atkins, et.al., 1995; Battaglia, 2007; Guyton dan Hall, 1996; Thaler, 2013). Adapun parameter normal EKG pada anjing yang diamati dapat terlihat pada Tabel 1.

10 12 Gambar 6. Gelombang P, Q, R, S, dan T pada EKG Tabel 1. Parameter Normal EKG pada Anjing Parameter Frekuensi Denyut Jantung (bpm) Anak anjing Anjing Ras Kecil Standar Anjing Ras Besar Rhythme Sadapan II Interval gelombang (s) Gelombang P Gelombang PR Kompleks QRS Interval QT Segmen ST Nilai Normal sinus Sinus arritmia Penyimpangan pacemaker atrium Maks. <0.04 s 0.05 s (pada Anjing Ras Besar) 0.06 sampai 0.13 s Maks s ( <20 kg) Maks s ( >20 kg) 0.15 sampai 0.25 s Depresi <0.2 mv Elevasi <0.15 mv Amplitude (mv) Gelombang P Gelombang R MEA Sumber: Tilley,et.al., <0.4 mv Maks 2.5 mv (<20 kg) Maks. 3.0 mv (>20 kg) +40 sampai +100

11 13 Pembacaan parameter EKG dapat dilakukan pada semua sadapan. Namun sadapan yang sering digunakan adalah pada sadapan II dikarenakan sadapan II searah dengan arah jantung, sehingga memudahkan pembacaan EKG. Depolarisasi dan repolarisasi impuls listrik pada jantung, akan menentukan arah grafik gelombang P, Q, R, S, dan T (Gambar 7). Gambar 7. Bentuk Gelombang P, Q, R, S, dan T pada EKG. (Sumber: Putra, 2011) Gelombang P mewakili aktivasi listrik pada atria miokardium sewaktu mengadakan depolarisasi. Setengah bagian pertama gelombang P mewakili depolarisasi atrium kanan dan setengah bagian yang lain mewakili depolarisasi

12 14 atrium kiri. Gelombang P yang normal dapat berupa defleksi positif dan defleksi negatif (pada avr). Nilai normal durasi dan amplitudo gelombang P pada anjing yaitu 0,04 detik dan 0,4 mv. Kepentingan gelombang P yaitu untuk menandakan adanya aktivitas atria, menunjukkan arah aktivitas atrium, dan menunjukan tandatanda dilatasi atrium (Gavahan, 2003; Syaifuddin, 2009). Gelombang Q adalah defleksi negatif yang ditimbulkan oleh arus depolarisasi yang berjalan menjauhi sadapan. gelombang Q menggambarkan awal dari fase depolarisasi ventrikel. Kepentingan gelombang Q yaitu menunjukan adanya infark otot jantung. Gelombang Q yang normal harus memenuhi kriteria yaitu berupa defleksi negatif. Gelombang R adalah defleksi positif pertama dari kompleks QRS. Menggambarkan fase depolarisasi ventrikel. Kepentingan gelombang R untuk menandakan adanya pembesaran ventrikel kiri dan hambatan pada serabut jantung kiri atau left bundle branch block. Gelombang S adalah defleksi negatif sesudah gelombang R. Gelombang S menggambarkan fase depolarisasi ventrikel kanan. Kepentingan gelombang S yaitu untuk mengetahui adanya pembesaran ventrikel kanan dan hambatan pada serabut jantung kanan atau right bundle branch block. Gelombang S yang normal berupa defleksi negatif dan di ikuti gelombang R. Gelombang T merupakan gambaran fase repolarisasi ventrikel, yaitu kondisi dimana sel memulihkan elektronegativitas di dalam diri agar dapat dirangsang kembali. Gelombang ini muncul sesaat sesudah berakhirnya segmen. Arah normal gelombang T sesuai dengan arah gelombang utama kompleks. Kepentingan gelombang T yaitu untuk mengetahui adanya infark jantung dan gangguan elektrolit. Kompleks QRS menggambarkan seluruh fase

13 15 depolarisasi ventrikel atau penyebaran impuls di seluruh ventrikel. Secara klinis memiliki arti yang sangat penting dari seluruh gambaran EKG (Gavahan, 2003; Martin, 2007; Schwartz et al., 2002; Syaifuddin; 2009; Thaler, 2013). Interval PR adalah arah antara permulaan gelombang P sampai dengan permulaan Kompleks QRS. Interval PR mewakili waktu yang dibutuhkan oleh impuls dari nodus SA berjalan melewati nodus AV sampai ke berkas His. Gangguan konduksi sepanjang jalur ini akan menyebabkan perubahan interval. Interval QT meliputi kompleks QRS, segmen ST, dan gelombang T. Dengan demikian, Interval QT mengukur waktu dari awal depolarisasi ventrikel hingga akhir repolarisasi ventrikel (Gavahan, 2003; Syaifuddin; 2009; Thaler, 2013). Segmen PR adalah garis lurus yang berjalan dari akhir gelombang P sampai awal kompleks QRS. Segmen PR menunjukkan waktu dari akhir depolarisasi atrium sampai awal depolarisasi ventrikel. Segmen ST adalah garis lurus yang menghubungkan akhir kompleks QRS dengan awal gelombang T. Segmen ST menunjukkan waktu dari akhir depolarisasi ventrikel sampai awal repolarisasi ventrikel (Thaler, 2013). Frekuensi denyut jantung adalah jumlah berapa kali jantung berdenyut selama satu menit. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi frekuensi denyut jantung adalah jenis hewan, jenis kelamin, ukuran tubuh, umur, latihan, status reproduksi, status kesehatan, dan psikologis. Frekuensi denyut jantung terendah diperoleh pada saat istrihat, berbaring, atau berguling. Sedangkan pada saat duduk atau berdiri mengakibatkan ketegangan sirkulasi lebih cepat (Tilley,et.al., 2008).

14 16 Aksis jantung ( Mean Electical Axis (MEA)) menggambarkan kumpulan vektor gelombang depolarisasi ventrikel pada bidang vertikal (frontal) yang diukur dari titik 0 acuan, dimana titik ini sama dengan 0 o atau searah sadapan I. Aksis yang terletak di atas garis ini bernilai negatif dan yang terletak di bawah garis bernilai positif. Normalnya aksis jantung akan berada diantara -30 o dan 90 o, dimana aksis yang berada di atas -30 o disebut left axis deviation, sedangkan yang berada di bawah 90 o disebut right axis defiation. Perhitungan aksis jantung yang akurat dapat dilakukan dengan menggunakan keenam sadapan ekstremitas. Diagram hexaxial keenam sadapan menggambarkan posisi jantung dalam plana vertikal (Gambar 8). Untuk perhitungan aksis jantung, dibutuhkan minimal dua sadapan, dimana dua sadapan yang paling bagus menggambarkan aktivitas bioelektrik jantung secara keseluruhan adalah sadapan I dan sadapan avf dikarenakan sumbunya saling tegak lurus (Aminullah 2014; Morris et al., 2008). Gambar 8. Diagram Hexaxial pada Sadapan Ekstremitas. (Sumber : Morris et.al., 2008)

15 Anjing Pelacak Anjing dengan ras tertentu seperti Belgian Melanois, Doberman, German Sherperd, Golden Retriever, Labrador, dan Rottweiler digunakan oleh kepolisian untuk membantu tugas kepolisian seperti mendeteksi bahan peledak, mendeteksi narkotik, penjagaan atau patroli, memecahkan kasus criminal, dan Search and Rescue (SAR). Anjing akan dilatih sesuai kebutuhan oleh pelatih anjing yang ditugaskan (Larkin dan Stockman, 2001; Saleh, 2009) Kerangka Konsep Jantung memiliki fungsi sebagai kontraksi, yang artinya jantung mempunyai tugas memompa darah ke seluruh tubuh. Kontraksi jantung diawali dengan adanya impuls pada nodus SA secara spontan yang menyebabkan atrium berkontraksi yang dilanjutkan menuju nodus AV, mengikuti percabangan berkas His, dan berujung pada serabut Purkinje yang menyebabkan ventrikel berkontraksi. Agar kontraksi jantung dapat bekerja dengan baik, ada beberapa faktor intrinsik dan ekstrinsik yang dapat mempengaruhi kerja jantung. Faktor ekstrinsik meliputi pakan yang diberi, bagaimana cara pemeliharaan, dan habitat anjing tersebut. Faktor intrinsik meliputi breed, status kesehatan, dan status reproduksi. Kontraksi jantung yang dipengaruhi oleh aktivitas bioelektrik jantung dapat terekam pada elektrokardiogram berupa gelombang P, Q, R, S, dan T, dengan konfigurasi elektrokardiogramnya. Jika salah satu gelombang tersebut tidak terdeteksi atau konfigurasi elektrokardiogramnya melebihi parameter normalnya, maka dapat diindikasikan bahwa jantung tersebut mengalami fungsi yang abnormal. Untuk memastikan kelainan jantung atau adanya fungsi yang abnormal selain melihat

16 18 kembali ke faktor yang mempengaruhi kerja jantung, juga diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk penegakan diagnostiknya. JANTUNG FAKTOR INTERNAL Breed Status Kesehatan Status Reproduksi FUNGSI JANTUNG BIOELEKTRIK JANTUNG FAKTOR EKSTERNAL Pakan Manajemen Pemeliharaan Latihan Habitat ELEKTROKARDIOGRAM 1. DENYUT JANTUNG 2. GELOMBANG P 3. KOMPLEKS QRS 4. INTERVAL PR 5. INTERVAL QT 6. SEGMEN ST Gambar 9. Kerangka Konsep Penelitian

KONSEP DASAR EKG. Rachmat Susanto, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.MB (KV)

KONSEP DASAR EKG. Rachmat Susanto, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.MB (KV) KONSEP DASAR EKG Rachmat Susanto, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.MB (KV) TIU Setelah mengikuti materi ini peserta mampu memahami konsep dasar EKG dan gambaran EKG normal. TIK Setelah mengikuti materi ini peserta

Lebih terperinci

Normal EKG untuk Paramedis. dr. Ahmad Handayani dr. Hasbi Murdhani

Normal EKG untuk Paramedis. dr. Ahmad Handayani dr. Hasbi Murdhani Normal EKG untuk Paramedis dr. Ahmad Handayani dr. Hasbi Murdhani Anatomi Jantung & THE HEART Konsep dasar elektrokardiografi Sistem Konduksi Jantung Nodus Sino-Atrial (SA) - pada pertemuan SVC dg atrium

Lebih terperinci

Laporan Pendahuluan Elektrokardiogram (EKG) Oleh Puji Mentari

Laporan Pendahuluan Elektrokardiogram (EKG) Oleh Puji Mentari Laporan Pendahuluan Elektrokardiogram (EKG) Oleh Puji Mentari 1106053344 A. Pengertian Tindakan Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu pencatatan grafis aktivitas listrik jantung (Price, 2006). Sewaktu impuls

Lebih terperinci

TUGAS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT INTERPRETASI DASAR EKG

TUGAS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT INTERPRETASI DASAR EKG TUGAS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT INTERPRETASI DASAR EKG Disusun untuk memenuhi tugas mandiri keperawatan gawat darurat Dosen Setiyawan S.Kep.,Ns.,M.Kep. Disusun oleh : NUGKY SETYO ARINI (P15037) PRODI D3

Lebih terperinci

Ditulis pada Rabu, 20 September :47 WIB oleh damian dalam katergori Pemeriksaan tag EKG, ECG, pemeriksaan, elektromedis

Ditulis pada Rabu, 20 September :47 WIB oleh damian dalam katergori Pemeriksaan tag EKG, ECG, pemeriksaan, elektromedis - V1 di garis parasternal kanan sejajar dengan ICS 4 berwarna merah Elektrokardiografi (EKG) Ditulis pada Rabu, 20 September 2017 08:47 WIB oleh damian dalam katergori Pemeriksaan tag EKG, ECG, pemeriksaan,

Lebih terperinci

JANTUNG 4 RUANG POMPA ATRIUM KA/KI, VENTRIKEL KA/KI SISTEM HANTAR KHUSUS YANG MENGHANTARKAN IMPULS LISTRIK DARI ATRIUM KE VENTRIKEL : 1.

JANTUNG 4 RUANG POMPA ATRIUM KA/KI, VENTRIKEL KA/KI SISTEM HANTAR KHUSUS YANG MENGHANTARKAN IMPULS LISTRIK DARI ATRIUM KE VENTRIKEL : 1. ELEKTROKARDIOGRAFI ILMU YANG MEMPELAJARI AKTIFITAS LISTRIK JANTUNG ELEKTROKARDIOGRAM (EKG) SUATU GRAFIK YANG MENGGAMBARKAN REKAMAN LISTRIK JANTUNG NILAI DIAGNOSTIK EKG PADA KEADAAN KLINIS : ARITMIA JANTUNG

Lebih terperinci

A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung

A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung Materi 3 Kardiovaskular III A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung Tujuan a. Mengukur tekanan darah arteri dengan cara palpasi b. Mengukur tekanan darah arteri dengan cara auskultasi Dasar Teori

Lebih terperinci

INTERPRETASI ELEKTROKARDIOGRAFI STRIP NORMAL HIMPUNAN PERAWAT GAWAT DARURAT DAN BENCANA INDONESIA SULAWESI UTARA

INTERPRETASI ELEKTROKARDIOGRAFI STRIP NORMAL HIMPUNAN PERAWAT GAWAT DARURAT DAN BENCANA INDONESIA SULAWESI UTARA INTERPRETASI ELEKTROKARDIOGRAFI STRIP NORMAL HIMPUNAN PERAWAT GAWAT DARURAT DAN BENCANA INDONESIA SULAWESI UTARA PENDAHULUAN Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari rekaman aktivitas listrik jantung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dua ruang yaitu atrium kiri (sinister) dan kanan (dexter), dan dua ventrikel sinister

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dua ruang yaitu atrium kiri (sinister) dan kanan (dexter), dan dua ventrikel sinister BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomifisiologi Jantung Anjing Secara anatomi, jantung anjing memiliki empat ruang yang terbagi atas dua ruang yaitu atrium kiri (sinister) dan kanan (dexter), dan dua ventrikel

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 32 HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Fisik Keseluruhan anjing yang dipergunakan pada penelitian diperiksa secara klinis dan dinyatakan sehat sesuai dengan klasifikasi status klas I yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh dimana pada saat memompa jantung otot-otot jantung (miokardium) yang bergerak. Untuk fungsi tersebut, otot

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 4 ruang yaitu atrium kiri dan kanan, ventrikel kiri dan kanan, serta memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 4 ruang yaitu atrium kiri dan kanan, ventrikel kiri dan kanan, serta memiliki BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi dan Fisiologi Jantung Berdasarkan struktur anatomi, jantung hewan mamalia terbagi menjadi 4 ruang yaitu atrium kiri dan kanan, ventrikel kiri dan kanan, serta memiliki

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian B. Tujuan tindakan C. Indikasi, kontra indikasi, dan komplikasi tindakan Indikasi tindakan Kontraindikasi

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian B. Tujuan tindakan C. Indikasi, kontra indikasi, dan komplikasi tindakan Indikasi tindakan Kontraindikasi BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu sinyal yang dihasilkan oleh aktivitas listrik otot jantung. EKG ini merupakan rekaman informasi kondisi jantung yang diambil dengan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Gambar 2.1 Anatomi Jantung

BAB II TEORI DASAR. Gambar 2.1 Anatomi Jantung 4 BAB II TEORI DASAR 2.1. Jantung Jantung merupakan otot tubuh yang bersifat unik karena mempunyai sifat membentuk impuls secara automatis dan berkontraksi ritmis [4], yang berupa dua pompa yang dihubungkan

Lebih terperinci

Sinyal ECG. ECG Signal 1

Sinyal ECG. ECG Signal 1 Sinyal ECG ECG Signal 1 Gambar 1. Struktur Jantung. RA = right atrium, RV = right ventricle; LA = left atrium, dan LV = left ventricle. ECG Signal 2 Deoxygenated blood Upper body Oxygenated blood Right

Lebih terperinci

SOP ECHOCARDIOGRAPHY TINDAKAN

SOP ECHOCARDIOGRAPHY TINDAKAN SOP ECHOCARDIOGRAPHY N O A B C FASE PRA INTERAKSI TINDAKAN 1. Membaca dokumentasi keperawatan. 2. Menyiapkan alat-alat : alat echocardiography, gel, tissu. 3. Mencuci tangan. FASE ORIENTASI 1. Memberikan

Lebih terperinci

AKTIFITAS LISTRIK JANTUNG. Potensial Aksi Pada Jantung

AKTIFITAS LISTRIK JANTUNG. Potensial Aksi Pada Jantung AKTIFITAS LISTRIK JANTUNG Potensial Aksi Pada Jantung Pendahuluan Jantung : Merupakan organ vital Fungsi Jantung : Memompakan darah ke seluruh tubuh. Jantung terletak pada rongga dada sebelah kiri. Batas

Lebih terperinci

ECG ElectroCardioGraphy. Peralatan Diagnostik Dasar, MRM 12

ECG ElectroCardioGraphy. Peralatan Diagnostik Dasar, MRM 12 ECG ElectroCardioGraphy Elektrokardiografi - merekam grafik aktivitas listrik (potensi) yang dihasilkan oleh sistem konduksi dan miokardium jantung selama depolarisasi / re-polarisasi siklus. Akhir 1800-an

Lebih terperinci

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin Identifikasi Karakter Temporal dan Potensial Listrik Statis dari Kompleks QRS dan Segmen ST Elektrokardiogram (EKG) Pada Penderita dengan Kelainan Jantung Hipertrofi Ventrikel Kiri Hariati 1, Wira Bahari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang . BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontraksi sel otot jantung untuk menyemprotkan darah dipicu oleh potensial aksi yang menyapu ke seluruh membrane sel otot. Jantung berkontraksi, atau berdenyut secara

Lebih terperinci

ELEKTROKARDIOGRAM ANJING PELACAK SUBDIREKTORAT SATWA KEPOLISIAN DAERAH BALI SKRIPSI

ELEKTROKARDIOGRAM ANJING PELACAK SUBDIREKTORAT SATWA KEPOLISIAN DAERAH BALI SKRIPSI ELEKTROKARDIOGRAM ANJING PELACAK SUBDIREKTORAT SATWA KEPOLISIAN DAERAH BALI SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Tugas Dan Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Kedokteran Hewan Oleh Ridhanisa

Lebih terperinci

KETERAMPILAN DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN ELEKTROKARDIOGRAFI (EKG)

KETERAMPILAN DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN ELEKTROKARDIOGRAFI (EKG) KETERAMPILAN DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN ELEKTROKARDIOGRAFI (EKG) Buku Pedoman Keterampilan Klinis FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2017 LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIS KETERAMPILAN

Lebih terperinci

PENGGUNAAN LOGIKA FUZZY PADA KLASIFIKASI POLA ABNORMALITAS JANTUNG

PENGGUNAAN LOGIKA FUZZY PADA KLASIFIKASI POLA ABNORMALITAS JANTUNG PENGGUNAAN LOGIKA FUZZY PADA KLASIFIKASI POLA ABNORMALITAS JANTUNG Roni Kartika Pramuyanti1) Teknik Elektro USM Jl. Soekarno Hatta Tlogosari Semarang Email : ronikartika@ymail.com1) 1) digambarkan oleh

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 Jantung merupakan organ otot

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA

UNIVERSITAS GADJAH MADA UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Jl. Farmako Sekip Utara Yogyakarta Buku 2: RKPM Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan Modul Pembelajaran Pertemuan ke-9 Modul

Lebih terperinci

Identifikasi Karakter Temporal dan Potensial Listrik Statis Pada Elektrokardiografi (EKG) akibat Penyakit Otot Jantung Myocardial Infarction (MI)

Identifikasi Karakter Temporal dan Potensial Listrik Statis Pada Elektrokardiografi (EKG) akibat Penyakit Otot Jantung Myocardial Infarction (MI) Identifikasi Karakter Temporal dan Potensial Listrik Statis Pada Elektrokardiografi (EKG) akibat Penyakit Otot Jantung Myocardial Infarction (MI) Andi Naslisa Bakpas1, Wira Bahari Nurdin, dan Sri Suryani

Lebih terperinci

Intro. - alifis.wordpress.com

Intro. - alifis.wordpress.com Intro. Manusia tidak bisa melihat, merasa, mencium atau menyadari keberadaan listrik dengan inderanya, baik untuk muatan maupun untuk medan listriknya. Baru pada akhir abad 18 hal-hal mengenai listrik

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA

UNIVERSITAS GADJAH MADA UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Jl. Farmako Sekip Utara Yogyakarta Buku 2: RKPM Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan Modul Pembelajaran Pertemuan ke-12 Modul

Lebih terperinci

Jurnal Einstein 2 (3) (2014): Jurnal Einstein. Available online

Jurnal Einstein 2 (3) (2014): Jurnal Einstein. Available online Jurnal Einstein Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/einstein RANCANG BANGUN INSTRUMENTASI ELEKTROKARDIOGRAFI BERBANTUAN PC MENGGUNAKAN SOUNDSCOPE Evi Ulandari dan Ridwan Abdullah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengecek alat EKG. Penulis membandingakan dengan alat simulator pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengecek alat EKG. Penulis membandingakan dengan alat simulator pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berdasarkan hasil penelitian penulis saat dilaboratorium pada 21 desember 2016 bertempat di RS PKU Muhammadiyah bahwasannya, alat simulator pasien pada

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER

STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER Tujuan Pembelajaran Menjelaskan anatomi dan fungsi struktur jantung : Lapisan jantung, atrium, ventrikel, katup semilunar, dan katup atrioventrikular Menjelaskan

Lebih terperinci

dampak autotransfusi preoperatif, intraoperatif sederhana, dan intraoperatif pencucian terhadap aktivitas listrik jantung.

dampak autotransfusi preoperatif, intraoperatif sederhana, dan intraoperatif pencucian terhadap aktivitas listrik jantung. 2 dampak autotransfusi preoperatif, intraoperatif sederhana, dan intraoperatif pencucian terhadap aktivitas listrik jantung. TINJAUAN PUSTAKA Autotransfusi Darah untuk transfusi dibedakan menjadi dua tipe,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Fisioanatomi Jantung

TINJAUAN PUSTAKA Fisioanatomi Jantung 5 TINJAUAN PUSTAKA Fisioanatomi Jantung Anatomi jantung terdiri dari empat ruang yaitu atrium kanan dan kiri, serta ventrikel kanan dan kiri yang dipisahkan oleh septum. Jantung dibungkus oleh suatu lapisan

Lebih terperinci

Cara Kerja Sistem Saraf Simpatik dan Parasimpatik loading...

Cara Kerja Sistem Saraf Simpatik dan Parasimpatik loading... Cara Kerja Sistem Saraf Simpatik dan Parasimpatik loading... Saraf simpatik dan parasimpatik termasuk ke dalam sistem saraf tak sadar. Saraf simpatik berpangkal pada sumsum tulang belakang (medula spinalis)

Lebih terperinci

KELISTRIKAN DALAM TUBUH. MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Mekanika dan Keelektromagnetan yang dibina oleh Bapak Sutarman dan Ibu Erni Yulianti

KELISTRIKAN DALAM TUBUH. MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Mekanika dan Keelektromagnetan yang dibina oleh Bapak Sutarman dan Ibu Erni Yulianti KELISTRIKAN DALAM TUBUH MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Mekanika dan Keelektromagnetan yang dibina oleh Bapak Sutarman dan Ibu Erni Yulianti Oleh Off A Ghufron Nurpatriya Krisna () Rifka Amilia

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 8 Adaptasi hewan (kelompok AP,AIS,AIP) Torakotomi (kelompok AP,AIS,AIP) H + 2 H+2 H - 14 H-14 Teranestesi sempurna H Awal recovery H+7 Pengambilan darah simpan 30% total darah (kelompok AP) Post transfusi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan ergonomi. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan ergonomi. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan ergonomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan di kelompok pengrajin batik tulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensial permukaan tubuh (Sumber: Clark Jr, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensial permukaan tubuh (Sumber: Clark Jr, 2010). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya seluruh fungsi dan aktivitas tubuh melibatkan listrik. Tubuh manusia menghasilkan sinyal listrik dari hasil aksi elektrokimia sel-sel tertentu dan listrik

Lebih terperinci

Klasifikasi dan Pengenalan Pola pada Sinyal EKG Berdasarkan Sifat Keacakan (Entropy) dengan 6 Channel

Klasifikasi dan Pengenalan Pola pada Sinyal EKG Berdasarkan Sifat Keacakan (Entropy) dengan 6 Channel Klasifikasi dan Pengenalan Pola pada Sinyal EKG Berdasarkan Sifat Keacakan (Entropy) 6 Channel Jaenal Arifin 1, Oyas Wahyunggoro 2, Rudy Hartanto 3 Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEOI Simulator ECG adalah sinyal tiruan aktifitas jantung yang banyak digunakan baik oleh tenaga medis maupun teknisi lainya yang berkaitan dengan penggunaan alat perekam aktifitas listrik

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. 1. Dosen Pembimbing 2. Pembimbing Lapangan 3. Bagian Lab TelkoMedika 4. TelkoMedika

KATA PENGANTAR. 1. Dosen Pembimbing 2. Pembimbing Lapangan 3. Bagian Lab TelkoMedika 4. TelkoMedika ABSTRAK Kerja Praktik merupakan suatu program kurikuler yang dirancang untuk menciptakan pengalaman kerja tertentu bagi mahasiswa di Universitas Telkom yang menempuh perkuliahan selama enam semester. Dengan

Lebih terperinci

KETERAMPILAN DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN ELEKTROKARDIOGRAFI (EKG)

KETERAMPILAN DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN ELEKTROKARDIOGRAFI (EKG) KETERAMPILAN DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN ELEKTROKARDIOGRAFI (EKG) Buku Pedoman Keterampilan Klinis FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIS KETERAMPILAN

Lebih terperinci

ANATOMI JANTUNG MANUSIA

ANATOMI JANTUNG MANUSIA ANATOMI JANTUNG MANUSIA Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas proses pengangkutan berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari organ penggerak yang disebut

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. EKG Elektrokardiogram, lebih sering digunakan untuk menunjukkan perangkat.

DAFTAR ISTILAH. EKG Elektrokardiogram, lebih sering digunakan untuk menunjukkan perangkat. DAFTAR ISTILAH EKG Elektrokardiogram, lebih sering digunakan untuk menunjukkan perangkat. Sinyal EKG Lebih sering digunakan untuk menunjukkan sinyal kelistrikan jantung. xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

PERBANDINGAN STABILITAS ELEKTROKARDIOGRAM PADA ANJING DOMESTIK YANG DIANESTESI ANTARA KETAMIN, PROPOFOL DAN KOMBINASINYA I PUTU GEDE YUDHI ARJENTINIA

PERBANDINGAN STABILITAS ELEKTROKARDIOGRAM PADA ANJING DOMESTIK YANG DIANESTESI ANTARA KETAMIN, PROPOFOL DAN KOMBINASINYA I PUTU GEDE YUDHI ARJENTINIA PERBANDINGAN STABILITAS ELEKTROKARDIOGRAM PADA ANJING DOMESTIK YANG DIANESTESI ANTARA KETAMIN, PROPOFOL DAN KOMBINASINYA I PUTU GEDE YUDHI ARJENTINIA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

Penggunaan Program Matlab Pada Analisa Interval PR Dan Interval RR Sinyal Jantung

Penggunaan Program Matlab Pada Analisa Interval PR Dan Interval RR Sinyal Jantung Penggunaan Program Matlab Pada Analisa Interval PR Dan Interval RR Sinyal Jantung Roni Kartika Pramuyanti 1 Teknik Elektro, Universitas Semarang 1 penulis.ronikartika@ymail.com Abstrak Jantung merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jantung merupakan salah satu organ tubuh yang sangat vital, karena jantung

I. PENDAHULUAN. Jantung merupakan salah satu organ tubuh yang sangat vital, karena jantung I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jantung merupakan salah satu organ tubuh yang sangat vital, karena jantung berfungsi untuk memompakan darah ke seluruh jaringan tubuh. Jika terjadi gangguan pada jantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya peningkatan tekanan pengisian (backward failure), atau kombinasi

BAB I PENDAHULUAN. adanya peningkatan tekanan pengisian (backward failure), atau kombinasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal jantung terjadi ketika jantung tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh dengan jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan metabolik tubuh (forward failure), atau

Lebih terperinci

Rekayasa Biomedik Terpadu untuk Mendeteksi Kelainan Jantung

Rekayasa Biomedik Terpadu untuk Mendeteksi Kelainan Jantung JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 4, NOMOR 2 JUNI 2008 Rekayasa Biomedik Terpadu untuk Mendeteksi Kelainan Jantung Yoyok Cahyono, Endang Susilo R, dan Yossy Novitaningtyas Jurusan Fisika-FMIPA, Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jantung merupakan salah satu organ terpenting dalam tubuh manusia. Jantung yaitu organ otot (muskular) berongga yang memompa darah lewat pembuluh darah sehingga

Lebih terperinci

EVALUASI KERJA ELECTROCARDIOGRAPH (ECG) RSUD ZAINOEL ABIDIN LAPORAN KULIAH KERJA PRAKTIK

EVALUASI KERJA ELECTROCARDIOGRAPH (ECG) RSUD ZAINOEL ABIDIN LAPORAN KULIAH KERJA PRAKTIK EVALUASI KERJA ELECTROCARDIOGRAPH (ECG) RSUD ZAINOEL ABIDIN LAPORAN KULIAH KERJA PRAKTIK DILAKSANAKAN PADA : RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ZAINOEL ABIDIN (RSUDZA) Jl. Daud Beureuh No.108 Banda Aceh Oleh: LEDYANA

Lebih terperinci

PENGENALAN CITRA REKAMAN ECG ATRIAL FIBRILATION DAN NORMAL MENGGUNAKAN DEKOMPOSISI WAVELET DAN K-MEAN CLUSTERING

PENGENALAN CITRA REKAMAN ECG ATRIAL FIBRILATION DAN NORMAL MENGGUNAKAN DEKOMPOSISI WAVELET DAN K-MEAN CLUSTERING PENGENALAN CITRA REKAMAN ECG ATRIAL FIBRILATION DAN NORMAL MENGGUNAKAN DEKOMPOSISI WAVELET DAN K-MEAN CLUSTERING Mohamad Sofie 1*, Eka Nuryanto Budi Susila 1, Suryani Alifah 1, Achmad Rizal 2 1 Magister

Lebih terperinci

Potensial membran adalah tegangan yang melintasi suatu membran sel yang berkisar dari sekitar -50 hingga -200 milivolt (tanda minus menunjukkan bahwa

Potensial membran adalah tegangan yang melintasi suatu membran sel yang berkisar dari sekitar -50 hingga -200 milivolt (tanda minus menunjukkan bahwa Potensial membran adalah tegangan yang melintasi suatu membran sel yang berkisar dari sekitar -50 hingga -200 milivolt (tanda minus menunjukkan bahwa di dalam sel bersifat negatif dibandingkan dengan di

Lebih terperinci

Identifikasi dan Klasifikasi Pola Sinyal EKG Berdasarkan Sifat Keacakan (Entropy)

Identifikasi dan Klasifikasi Pola Sinyal EKG Berdasarkan Sifat Keacakan (Entropy) Identifikasi dan Klasifikasi Pola Sinyal EKG Berdasarkan Sifat Keacakan (Entropy) Jaenal Arifin 1, Hanung Adi Nugroho 2 Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik, Universitas Gadjah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembuluh darah secara teratur dan berulang. Letak jantung berada di sebelah kiri

I. PENDAHULUAN. pembuluh darah secara teratur dan berulang. Letak jantung berada di sebelah kiri I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jantung merupakan salah satu rongga organ berotot yang memompa darah ke pembuluh darah secara teratur dan berulang. Letak jantung berada di sebelah kiri bagian dada diantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang pesat mempermudah manusia dalam mencapai kebutuhan hidup. Hal tersebut telah merambah segala bidang termasuk dalam bidang kedokteran.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id 40 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini dibahas tentang rangkaian proses pengolahan data EKG. Bagian pertama dibahas proses pengambilan data EKG dan hasil ekstraksi fitur EKG

Lebih terperinci

Elektrokardiogram Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) yang Teranestesi Kombinasi Ketamin-Silasin

Elektrokardiogram Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) yang Teranestesi Kombinasi Ketamin-Silasin Jurnal Ilmu dan Kesehatan Hewan, Februari 2015 Vol 3 No 1: 11-16 Elektrokardiogram Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) yang Teranestesi Kombinasi Ketamin-Silasin Electrocardiogram of Long Taied Macaque

Lebih terperinci

Kontrol Dari Kecepatan Denyut Jantung

Kontrol Dari Kecepatan Denyut Jantung Kontrol Dari Kecepatan Denyut Jantung Pacemaker akan menyebabkan jantung berdenyut ± 100X permenit, dalam kenyataannya jantung akan berdenyut antara 60-140 kali permenit tergantung kebutuhan. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PEMBELAJARAN THE SIX STAGE METHOD (SSM) DENGAN DISKRIPTIF TENTANG HASIL INTERPRETASI EKG ARITMIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

PERBANDINGAN METODE PEMBELAJARAN THE SIX STAGE METHOD (SSM) DENGAN DISKRIPTIF TENTANG HASIL INTERPRETASI EKG ARITMIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN 1 PERBANDINGAN METODE PEMBELAJARAN THE SIX STAGE METHOD (SSM) DENGAN DISKRIPTIF TENTANG HASIL INTERPRETASI EKG ARITMIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rokok 2.1.1. Definisi Rokok Rokok adalah hasil olahan dari tembakau terbungkus yang meliputi kretek dan rokok putih yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bergerak dari tempat yang berpotensial tinggi ke tempat berpotensial rendah,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bergerak dari tempat yang berpotensial tinggi ke tempat berpotensial rendah, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Listrik 2.1.1 Pengertian Listrik adalah suatu energi, bahkan energi listrik begitu memegang peranan penting bagi kehidupan kita. Listrik adalah suatu muatan yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF. Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain

BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF. Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF 2.1 Ganglia basalis dan subthalamik nukleus Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain dalam menghasilkan gerakan motorik terutama

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian tentang profil nilai fisiologis kardiorespirasi dan suhu tubuh Macaca fascicularis tersedasi (nilai rataan denyut jantung, nafas, suhu tubuh dan EKG) pada perbedaan

Lebih terperinci

JANTUNG dan PEREDARAN DARAH. Dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

JANTUNG dan PEREDARAN DARAH. Dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO JANTUNG dan PEREDARAN DARAH Dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO Jantung merupakan organ utama dalam system kardiovaskuler. Jantung dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan

Lebih terperinci

PENUNTUN KETERAMPILAN KLINIK IV BLOK 2.5 (EKG, RJP 2)

PENUNTUN KETERAMPILAN KLINIK IV BLOK 2.5 (EKG, RJP 2) UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS KEDOKTERAN Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan no. 94 Padang Telp.: 0751-31746 Fax.: 32838 PENUNTUN KETERAMPILAN KLINIK IV BLOK 2.5 (EKG, RJP 2) BAGIAN 2 SEMESTER 4 TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

Sistem Instrumentasi Sinyal Electrocardiography untuk Analisa Dinamika Jantung

Sistem Instrumentasi Sinyal Electrocardiography untuk Analisa Dinamika Jantung Sistem Instrumentasi Sinyal Electrocardiography untuk Analisa Dinamika Jantung Eko Agus Suprayitno Bidang Keahlian Teknik Elektronika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember 60111 Surabaya, Indonesia Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang dan tujuan pembuatan proyek akhir. Materi yang dibahas adalah latar belakang, tujuan, perumusan masalah, batasan masalah, serta metodologi

Lebih terperinci

Penemuan klinis penting yang boleh dikaitkan dengan kejadian palpitasi :

Penemuan klinis penting yang boleh dikaitkan dengan kejadian palpitasi : PENDAHULUAN ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK Ventrikel takikardia umumnya mencerminkan tingkat ketidakstabilan hemodinamik. Tandatanda gagal jantung kongestif ialah hipotensi, hipoksemia, distensi vena jugularis

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 6 PEREKAMAN EKG, INFUS PUMP DAN PEMANTAUAN CVP

PRAKTIKUM 6 PEREKAMAN EKG, INFUS PUMP DAN PEMANTAUAN CVP Station 1: Perekaman EKG PRAKTIKUM 6 PEREKAMAN EKG, INFUS PUMP DAN PEMANTAUAN CVP Gambaran Umum/Persiapan EKG merupakan tindakan non invasif yang dapat memberikan gambaran tentang aktivitas listrik jantung

Lebih terperinci

Neuromuskulator. Laboratorium Fisiologi Veteriner PKH UB 2015

Neuromuskulator. Laboratorium Fisiologi Veteriner PKH UB 2015 Neuromuskulator Laboratorium Fisiologi Veteriner PKH UB 2015 STRUKTUR SARAF 3/12/2015 2 SIFAT DASAR SARAF 1. Iritabilitas/eksisitaas : kemampuan memberikan respon bila mendapat rangsangan. Umumnya berkembang

Lebih terperinci

ADVANCED ECG INTERPRETATION ARITMIA DISRITMIA. Oleh : Bambang Sutikno

ADVANCED ECG INTERPRETATION ARITMIA DISRITMIA. Oleh : Bambang Sutikno ADVANCED ECG INTERPRETATION ARITMIA Oleh : Bambang Sutikno DISRITMIA Kelainan/gangguan dalam kecepatan, irama, tempat asal impuls, atau gangguan konduksi yang menyebabkan perubahan dalam urutan normal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia pada saat ini. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2002 sedikitnya 6 juta kematian di

Lebih terperinci

ABSTRAK. Pemodelan Kecerdasan Buatan Untuk Pengenalan Citra Elektrokardiografi (EKG) Oleh: Imam Tazi, M.Si

ABSTRAK. Pemodelan Kecerdasan Buatan Untuk Pengenalan Citra Elektrokardiografi (EKG) Oleh: Imam Tazi, M.Si 1 ABSTRAK Pemodelan Kecerdasan Buatan Untuk Pengenalan Citra Elektrokardiografi (EKG) Oleh: Imam Tazi, M.Si Penelitian kecerdasan buatan untuk mengenali pola semakin banyak dilakukan dan dibutuhkan. Pada

Lebih terperinci

Pengantar Elektrofisiologi Jantung

Pengantar Elektrofisiologi Jantung Pengantar Elektrofisiologi Jantung Erwin, S.Kep., Ners Session I Disampaikan pada Seminar Nasional Kardiovaskular : Peran perawat dalam asuhan keperawatan pasien dengan Sindrome Koronaria Akut, Jum at,

Lebih terperinci

Sistem Konduksi Jantung. Heart Conduction System

Sistem Konduksi Jantung. Heart Conduction System TINJAUAN PUSTAKA Sistem Konduksi Jantung Ahmad Handayani Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Email: ahmadhandayani@yahoo.com Abstrak:

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK ELEKTROKARDIOGRAM (EKG) PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

KARAKTERISTIK ELEKTROKARDIOGRAM (EKG) PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR KARAKTERISTIK ELEKTROKARDIOGRAM (EKG) PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR Putu Martana, Abdul Rakhmat, H.Ismail Mahasiswa S1 Ilmu

Lebih terperinci

SIMULATOR ECG BERBASIS PC SEBAGAI ALAT BANTU AJAR PENGOLAHAN SINYAL BIOMEDIS

SIMULATOR ECG BERBASIS PC SEBAGAI ALAT BANTU AJAR PENGOLAHAN SINYAL BIOMEDIS SIMULATOR ECG BERBASIS PC SEBAGAI ALAT BANTU AJAR PENGOLAHAN SINYAL BIOMEDIS Achmad Rizal 1, Ibnu Yudha Setiadi 2,Rita Magdalena 3, Vera Suryani 4 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro STT Telkom 4 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Anatomi dan fungsi jantung Jantung berfungsi sebagai pompa dengan empat kamar pada sistem peredaran darah. Pemompaan utama adalah oleh ventrikel, sedangkan atrial berfungsi untuk

Lebih terperinci

PROFIL GAMBARAN EKG MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PROFIL GAMBARAN EKG MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PROFIL GAMBARAN EKG MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA NURWANDINI SESARIA PUTRI (G.0007125) dkk FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 PERNYATAAN Dengan

Lebih terperinci

BIOFISIKA SEL KULIAH SMT IVA FAKULTAS KEDOKTERAN UWKS Paul S. Poli/Biofisika/2006 1

BIOFISIKA SEL KULIAH SMT IVA FAKULTAS KEDOKTERAN UWKS Paul S. Poli/Biofisika/2006 1 BIOFISIKA SEL KULIAH SMT IVA FAKULTAS KEDOKTERAN UWKS 2006 Paul S. Poli/Biofisika/2006 1 Selamat pagi!!! Paul S. Poli/Biofisika/2006 2 SEL PEKA RANGSANGAN Sel-sel yg dapat dirangsang utk membentuk aliran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segmen ST yang persisten dan peningkatan biomarker nekrosis miokardium.

BAB I PENDAHULUAN. segmen ST yang persisten dan peningkatan biomarker nekrosis miokardium. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMAEST) adalah sindrom klinis yang ditandai dengan gejala khas iskemia miokardium disertai elevasi segmen ST yang persisten

Lebih terperinci

Ekstraksi Parameter Temporal Sinyal ECG Menggunakan Difference Operation Method

Ekstraksi Parameter Temporal Sinyal ECG Menggunakan Difference Operation Method 194 Ekstraksi Parameter Temporal Sinyal ECG Menggunakan Difference Operation Method Abdul Yasak *, Achmad Arifin Jurusan Teknik Elektro, ITS Surabaya 60 Phone : (62 31) 594 7302, Fax : (62 31) 593 1237

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kafein banyak terkandung dalam kopi, teh, minuman cola, minuman berenergi, coklat, dan bahkan digunakan juga untuk terapi, misalnya pada obatobat stimulan, pereda nyeri,

Lebih terperinci

SISTEM CARDIO VASCULAR

SISTEM CARDIO VASCULAR SISTEM CARDIO VASCULAR SISTEM CARDIO VASKULAR PENDAHULUAN ANATOMI JANTUNG FUNGSI UTAMA DAN MANFAAT DENYUT JANTUNG SIFAT OTOT JANTUNG GERAKAN JANTUNG FUNGSI JARINGAN VASKULAR ANATOMI JARINGAN VASKULAR DARAH

Lebih terperinci

Curah jantung. Nama : Herda Septa D NPM : Keperawatan IV D. Definisi

Curah jantung. Nama : Herda Septa D NPM : Keperawatan IV D. Definisi Nama : Herda Septa D NPM : 0926010138 Keperawatan IV D Curah jantung Definisi Kontraksi miokardium yang berirama dan sinkron menyebabkan darah dipompa masuk ke dalam sirkulasi paru dan sistemik. Volume

Lebih terperinci

SYARAF. Gamaliel Septian Airlanda

SYARAF. Gamaliel Septian Airlanda SYARAF Gamaliel Septian Airlanda Tujuan Mahasiswa dapat mengetahui bentuk fisik dan mekanisme molekuler yang terjadi dalam neuron beserta fungsinya dalam menghantarkan informasi Struktur dan Fungsi Neuron

Lebih terperinci

listrik Gaya fundamental Berkas Elektron Sinar - X Hukum Coloumb Induksi Tabung Katoda Tabung Televisi Isolator dan konduktor Sistem Syaraf

listrik Gaya fundamental Berkas Elektron Sinar - X Hukum Coloumb Induksi Tabung Katoda Tabung Televisi Isolator dan konduktor Sistem Syaraf listrik Gaya fundamental Berkas Elektron Hukum Coloumb Sinar - X Induksi Tabung Katoda Isolator dan konduktor Tabung Televisi Mesin penginduksi Sistem Syaraf Medan Listrik Potensial listrik Ikan Listrik

Lebih terperinci

STRUKTUR JANTUNG RUANG JANTUNG KATUP JANTUNG tiga katup trikuspidalis dua katup bikuspidalis katup mitral Katup pulmonal Katup aorta Arteri Koroner

STRUKTUR JANTUNG RUANG JANTUNG KATUP JANTUNG tiga katup trikuspidalis dua katup bikuspidalis katup mitral Katup pulmonal Katup aorta Arteri Koroner Pengertian Kardiovaskuler Sistem Kardiovaskuler yaitu sistem peredaran darah di dalam tubuh. Sistem Kardiovaskuler terdiri dari darah,jantung dan pembuluh darah. Jantung terletak di dalam mediastinum di

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PORTABEL TENSIMETER DAN ELEKTROKARDIOGRAF BERBASIS MIKROKONTROLLER ARDUINO

RANCANG BANGUN PORTABEL TENSIMETER DAN ELEKTROKARDIOGRAF BERBASIS MIKROKONTROLLER ARDUINO TUGAS AKHIR SF 141501 RANCANG BANGUN PORTABEL TENSIMETER DAN ELEKTROKARDIOGRAF BERBASIS MIKROKONTROLLER ARDUINO DENTA ISMAIL FAUZI NRP 1112100069 Dosen Pembimbing Endarko, Ph.D Jurusan Fisika Fakultas

Lebih terperinci

RACHMAT AYU DEWI HARYATI

RACHMAT AYU DEWI HARYATI PROFIL ELEKTROKARDIOGRAM PADA DOMBA LOKAL (Ovis aries) SETELAH PENANAMAN IMPLAN SEMEN TULANG HIDROKSIAPATIT-KITOSAN DAN HIDROKSIAPATIT-TRIKALSIUM FOSFAT PADA TULANG TIBIA RACHMAT AYU DEWI HARYATI FAKULTAS

Lebih terperinci

DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF

DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF Sistem syaraf bertanggung jawab dalam mempertahankan homeostasis tubuh (kesetimbangan tubuh, lingkungan internal tubuh stabil) Fungsi utamanya adalah untuk:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. aktivitas berteknologi tinggi mengakibatkan manusia sering kali berhubungan

I. PENDAHULUAN. aktivitas berteknologi tinggi mengakibatkan manusia sering kali berhubungan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya kemajuan teknologi memberikan banyak kemudahan bagi manusia. Namun demikian, kemajuan yang sangat pesat dari teknologi tersebut juga memberikan dampak negatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun fungsional dari pengisian atau pompa ventrikel (Yancy et al., 2013).

BAB I PENDAHULUAN. maupun fungsional dari pengisian atau pompa ventrikel (Yancy et al., 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis akibat kelainan struktural maupun fungsional dari pengisian atau pompa ventrikel (Yancy et al., 2013). Prevalensi gagal

Lebih terperinci

BIOLISTRIK PADA SISTEM SARAF A. Hasil

BIOLISTRIK PADA SISTEM SARAF A. Hasil BIOLISTRIK PADA SISTEM SARAF A. Hasil normal alkohol Saraf 3.50 menit 2.30 menit Otot 3.40 menit 1.20 menit B. Pembahasan Pada praktikum kali ini, praktikan mengamati kontraksi otot gastrocnemius pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengolahan citra digital, jaringan saraf tiruan,dan backpropagation.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengolahan citra digital, jaringan saraf tiruan,dan backpropagation. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada penelitian ini terdapat beberapa tinjauan pustaka diantaranya adalah tinjauan pustaka tentang jantung, elektrokardiograf, elektrokardiogram, pengolahan citra digital, jaringan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan farmakologitoksikologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan Desa Kepakisan

Lebih terperinci

0.1% kasus di rumah sakit di Amerika Serikat dengan usia rata-rata 67 tahun dan lakilaki

0.1% kasus di rumah sakit di Amerika Serikat dengan usia rata-rata 67 tahun dan lakilaki 1. Definisi Atrial flutter merupakan bentuk aritmia berupa denyut atrium yang terlalu cepat akibat aktivitas listrik atrium yang berlebihan ditandai dengan denyut atrial rata-rata 250 hingga 350 kali per

Lebih terperinci

Rancang Bangun Kalibrator Elektrokardiogram Design and construct of Electrocardiogram Calibrator

Rancang Bangun Kalibrator Elektrokardiogram Design and construct of Electrocardiogram Calibrator Rancang Bangun Kalibrator Elektrokardiogram Design and construct of Electrocardiogram Calibrator Willa Olivia 1 dan Arfian Ahmad 2 1 Biomedical Engineering, RS Primer-Jatinegara, Jakarta. 2 Dosen Prodi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan MAKALAH INFARK MIOKARD AKUT

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan MAKALAH INFARK MIOKARD AKUT MAKALAH INFARK MIOKARD AKUT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infark miokard akut mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibart suplai darah yang tidak adekuat, sehingga aliran darah koroner

Lebih terperinci