KAJIAN OPTIMASI UNTUK MENINGKATKAN PROFITABILITAS PADA PT. PISMATEX, PEKALONGAN. Disusun Oleh : FARIS ANDINOVA YULIAWAN H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN OPTIMASI UNTUK MENINGKATKAN PROFITABILITAS PADA PT. PISMATEX, PEKALONGAN. Disusun Oleh : FARIS ANDINOVA YULIAWAN H"

Transkripsi

1 KAJIAN OPTIMASI UNTUK MENINGKATKAN PROFITABILITAS PADA PT. PISMATEX, PEKALONGAN Disusun Oleh : FARIS ANDINOVA YULIAWAN H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

2 ABSTRAK Faris Andinova Yuliawan. H Kajian Optimasi Untuk Meningkatkan Profitabilitas Pada PT. Pismatex, Pekalongan. Di bawah bimbingan H. Musa Hubeis. Dalam proses produksi, PT. Pismatex menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan produk. Sumber daya ini sifatnya terbatas, untuk itu perusahaan harus mengalokasikan penggunaannya secara efisien agar tidak terjadi pemborosan. Dalam hal ini perusahaan perlu melakukan optimasi untuk mencapai tujuannya, yaitu mencapai keuntungan maksimum. Optimasi yang mungkin dilakukan adalah dengan memaksimalkan produksi atau dengan minimisasi biaya. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui jumlah produk yang dihasilkan agar mencapai keuntungan optimal, ( 2) Mengidentifikasi keterbatasan yang dihadapi PT. Pismatex dalam proses produksinya dan (3) Mengkaji perubahan keuntungan yang mungkin terjadi setelah dilakukan optimasi pada perusahaan PT. Pismatex. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, studi literatur, dan dokumentasi perusahaan. Data yang digunakan meliputi data penjualan aktual tahun 2008, tingkat produksi tahun 2008 dan jumlah tenaga kerja tahun Data yang diperoleh diformulasikan ke dalam model Linear Programming dan diolah dengan bantuan software LINDO. PT. Pismatex memproduksi busana muslim, akan tetapi produk yang diteliti hanya sebatas produk sarung, karena produk ini merupakan produk unggulan perusahaan. Selain itu, produk yang lain baru diproduksi beberapa tahun belakangan, maka masih bersifat pengembangan. Sarung yang diproduksi PT. Pismatex terdiri dari 28 jenis. Dalam penelitian ini, produk sarung dikategorikan menjadi lima kelompok berdasarkan kesamaan jenis benang yang digunakan dan kemiripan harga jualnya. Tujuan pengelompokkan produk adalah memudahkan formulasi model. Formulasi model terdiri dari fungsi tujuan, yaitu memaksimalkan keuntungan perusahaan dan fungsi kendala, yaitu kendala bahan baku (kebutuhan benang), kendala jam tenaga kerja langsung, kendala jam mesin dan kendala permintaan. Berdasarkan hasil optimasi pada model, PT. Pismatex dapat mencapai keuntungan Rp Angka ini melebihi keuntungan yang dicapai perusahaan pada kondisi aktualnya (Rp ). Hasil optimasi pada penggunaan seluruh sumber daya menunjukkan masih terdapat sumber daya yang belum termanfaatkan sepenuhnya. Hal ini terlihat dari adanya nilai pada slack/surplus, yang menunjukkan masih terdapat sisa pada pemakaian sumber daya. Namun demikian, pada kendala bahan baku dan permintaan terdapat beberapa nilai slack/surplus 0, artinya terdapat nilai positif pada reduced cost yang menunjukkan penambahan tingkat keuntungan sebesar nilai reduced cost.

3 KAJIAN OPTIMASI UNTUK MENINGKATKAN PROFITABILITAS PADA PT. PISMATEX, PEKALONGAN SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh: FARIS ANDINOVA YULIAWAN H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

4 INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN KAJIAN OPTIMASI UNTUK MENINGKATKAN PROFITABILITAS PADA PT. PISMATEX, PEKALONGAN SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh: Faris Andinova Yuliawan H Menyetujui, September 2009 Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA Dosen Pembimbing Mengetahui, Dr. Ir. Jono Mintarto Munandar, M. Sc Ketua Departemen Tanggal Lulus :

5 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Pekalongan pada tanggal 18 Juli Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara pasangan Mu Anas Budi Setyono,SH dan Noviyanti. Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Muhammadyah III Pekajangan pada tahun 1999, kemudian melanjutkan pendidikan menengah pertama di SLTP Muhammadyah Pekajangan. Pada tahun 2002, Penulis kembali melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 2 Pekalongan. Selanjutnya pada tahun 2005, Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) dengan sistem Mayor Minor dan diterima di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM), IPB. Selama duduk di bangku perkuliahan penulis aktif dalam organisasi, diantaranya adalah Organisasi Mahasiswa Daerah Ikatan Mahasiswa Pekalongan- Batang (OMDA Imapeka) sebagai ketua umum pada tahun kepengurusan dan Centre of Management atau lebih dikenal COM@ sebagai Direktur Finance pada tahun kepengurusan Selain itu penulis juga aktif mengikuti acara-acara seminar yang diadakan di IPB dan pernah berpartisipasi dalam kepanitian. iii

6 KATA PENGANTAR Alhamdulillaahi Rabbil aalamiin, segala puji dan syukur hanya milik Allah SWT, karena atas segala rahmat dan karunia-nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul Kajian Optimasi Untuk Meningkatkan Profitabilitas Pada PT. Pismatex, Pekalongan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Dalam penyusunan skripsi ini penulis dibantu oleh banyak pihak baik secara moril maupun materil dan secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, memberikan arahan, petunjuk, saran, motivasi dan kemudahan kepada penulis. 2. Bapak Dr. Ir. Ma mun Sarma, MS, M.Ec dan Ibu Farida Ratnadewi, SE, MM selaku dosen penguji yang telah banyak memberi masukan dalam penyusunan skripsi ini. 3. Papa dan Mamaku tercinta yang telah dengan tulus ikhlas mendidik dan merawatku hingga aku mampu berdiri sendiri. 4. Mas Alen dan Adek-adekku tersayang (Nopan dan Ita) yang telah memberikan indahnya rasa persaudaraan serta kasih sayangnya. 5. Maulisa Dwi Haryaning yang seringkali menemani dan membantuku dalam penyusunan skripsi. 6. Bapak Ricsa yang telah mengijinkan dilakukannya penelitian di PT. Pismatex, Pak Bambang, Bu Ijah, Mas Slamet dan Mas Lukman yang telah membantu dalam proses pengambilan data. 7. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Manejemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB. 8. Levi, Feri, Heni, Try, Rara, Riri, Anggi, Tawang, Dewi (The Crew). 9. Fandy, Momon, Galih, Iqbal, Wibi, Eko, Sandi (Pobsi). 10. Lutfan, Epe, Nope, Nina, Indri, Lonik, Dinda, Furi, Yeyen, Uti, Ka Duta (SePS). iv

7 11. Semua anak-anak Manajemen 42 yang telah memberi banyak pelajaran hidup selama kuliah. 12. Teman-Teman seperjuangan Manajemen 41, 43 dan Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan atas kebaikan teman-teman semua. Penulis sangat menyadari masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam skripsi ini, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa mendatang, agar bermanfaat bagi pembaca. Bogor, 31 Agustus 2009 Penulis v

8 DAFTAR ISI ABSTRAK Halaman RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian... 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sarung Industri Manufaktur Sistem Produksi Faktor Produksi Perusahaan Profitabilitas Perusahaan Optimasi Produksi Model Optimasi Linear Programming Analisis Sensitivitas Lindo Penelitian Terdahulu yang Relevan III.METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Lokasi dan Waktu Penelitian Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Perumusan Model Linear Programming Hasil Optimasi Fungsi Tujuan Hasil Optimasi Penggunaan Sumber Daya Analisis Sensitivitas Implikasi Manajerial iii iv ix x vi

9 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

10 DAFTAR TABEL No. Halaman 1. Data penjualan produk sarung pada tahun Tenaga kerja PT. Pismatex Jam kerja pihak manajemen PT. Pismatex, Pekalongan Sistem shifting karyawan unit produksi PT. Pismatex, Pekalongan Peubah keputusan Kontribusi keuntungan kelompok produk Pemakaian bahan baku Pembagian jumlah tenaga kerja per shift Ketersediaan jam tenaga kerja langsung Koefisien kebutuhan jam tenaga kerja langsung Ketersediaan jam mesin Tingkat produksi sarung dalam kondisi aktual dan optimal di PT. Pismatex pada tahun Keuntungan penjualan aktual sarung pada tahun Hasil optimasi penggunaan benang Hasil optimasi penggunaan jam tenaga kerja langsung Hasil optimasi penggunaan jam mesin Hasil optimasi penggunaan jumlah permintaan Analisis sensitivitas nilai koefisien fungsi tujuan Selang kepekaan ketersediaan bahan baku Selang kepekaan ketersediaan jam TKL Selang kepekaan ketersediaan jam mesin Selang kepekaan ketersediaan jumlah permintaan viii

11 DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1. Manufaktur sebagai proses input-output Kurva kemungkinan produksi Kurva isorevenue Kurva penerimaan maksimum Kerangka pemikiran penelitian ix

12 DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Struktur organisasi PT. Pismatex Flow chart produksi sarung Rincian peubah keputusan Daftar harga produk Jumlah dan hari kerja produksi Persentase produksi tiap produk Data rincian penjualan produk Formulasi model Hasil optimasi x

13 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini permasalahan yang menjadi perhatian banyak perusahaan adalah masalah optimasi, karena perusahaan kecil maupun perusahaan yang sudah memiliki nama di mata masyarakat sekalipun memiliki permasalahan yang sama, yaitu masalah pengalokasian sumber daya. Optimasi bertujuan untuk mencapai suatu kondisi terbaik dari berbagai alternatif-alternatif yang mengandung kendala-kendala. Kondisi yang diharapkan perusahaan adalah tercapainya keuntungan maksimum, sedangkan kendalanya adalah keterbatasan sumber daya yang dimilikinya (Soekartawi, 1992). Salah satu cara untuk mempertahankan kelangsungan perusahaan adalah semakin efisien dalam menggunakan sumber daya, tetapi menghasilkan keuntungan yang sama besar atau lebih besar. Banyak keputusan manajemen perusahaan berkaitan dengan usaha untuk menggunakan ketersediaan sumber daya dengan cara yang paling efektif. Sumber daya yang dibutuhkan perusahaan tersebut biasanya meliputi bahan baku, mesin-mesin, tenaga kerja, modal usaha dan waktu. Penggunaan sumber daya secara tepat dan efisien dapat meningkatkan keuntungan perusahaan, karena selain meminimumkan pemborosan dalam arti meminimumkan biaya produksi, perusahaan juga dapat memaksimalkan jumlah produk yang dapat dihasilkan. PT. Pismatex adalah salah satu perusahaan yang berusaha memaksimalkan keuntungannya. Perusahaan ini bergerak di bidang industri tekstil (sarung) dengan kapasitas produksi unit sarung/tahun (PT. Pismatex, 2008). Dalam upaya meningkatkan keuntungannya, pemilik telah berusaha memilih lokasi strategik, membangun unit bisnis yang memproduksi kebutuhan bahan baku utamanya, yaitu perusahaan benang, mendirikan kantor-kantor di beberapa kota yang berfungsi sebagai agen pemasaran perusahaan, bahkan terdapat agen yang berlokasi di pelabuhan untuk keperluan ekspor ke negara lain.

14 2 Perusahaan tekstil ini memiliki keuntungan lokasi, yaitu dekat dengan sumber bahan baku, tersedianya pasar tenaga kerja murah, dan pasar konsumen. Perusahaan ini berlokasi di Jl. Raya Buaran, Pekalongan, di mana lokasi tersebut merupakan lokasi yang ditetapkan pemerintah untuk digunakan sebagai kawasan industri. Namun demikian, penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan harus direncanakan secara tepat, agar perusahaan dapat mencapai tujuannya. Keterbatasan jumlah sumber daya ini membuat perusahaan perlu melakukan optimasi, yaitu mengefisienkan sumber daya untuk menghasilkan produknya dalam jumlah lebih banyak. PT. Pismatex telah menjangkau hampir seluruh wilayah Indonesia, diantaranya adalah Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Maluku, Sumatera, Riau dan Bengkulu. Selain itu PT. Pismatex telah memperluas jangkauan pasarnya ke luar negeri, yaitu Malaysia, Brunai, Pilipina, Singapura dan Timur Tengah (PT. Pismatex, 2006). Sejauh ini perusahaan mampu memenuhi permintaan konsumen tanpa banyak kendala. Namun demikian, dengan digunakannya metode optimasi, tentunya perusahaan akan lebih baik dalam menjalankan operasional perusahaan dan tentunya tingkat keuntungan perusahaan akan semakin meningkat Perumusan Masalah Setiap perusahaan tentunya memiliki tujuan yang sama, yaitu mendapatkan keuntungan yang sebanyak-banyaknya dengan biaya seminimal mungkin. Namun dalam mencapai hal tersebut, tentunya keterbatasanketerbatasan akan muncul sebagai kendala yang menghadang tujuan dari perusahaan. Umumnya perusahaan yang berproduksi lebih dari satu jenis produk akan kesulitan dengan ketersediaan sumber daya yang terbatas, dengan terbatasnya sumber daya menuntut adanya alokasi sumber daya yang cermat dan seefisien mungkin untuk dapat menghasilkan tingkat produksi tertentu. Untuk itu diperlukan optimasi agar sumber daya yang tersedia dapat digunakan secara optimal, agar diperoleh tingkat produksi optimal dan biaya produksi yang dikeluarkan dapat ditekan. PT. Pismatex merupakan perusahaan memproduksi pakaian muslim. Jenis produk yang dihasilkan perusahaan ini adalah kain sarung, baju koko

15 3 dan busana wanita. Namun dalam penelitian ini dititikberatkan pada produk sarungnya, karena merupakan produk unggulan (jumlah produksi dan volume penjualan paling besar diantara produk yang lain) perusahaan. Selain itu, produk baju koko dan busana muslim masih bersifat pengembangan. Hasil akhir dari suatu proses produksi adalah produk atau output. Dalam proses produksi, langkah awal yang dilakukan adalah perencanaan produksi yang sesuai dengan permintaan pasar dan sumber daya tersedia. Namun dalam pelaksanaannya cukup sulit dengan adanya biaya-biaya produksi yang selalu meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah produksi. Perbedaan tingkat produksi berperan terhadap penggunaan sumber daya tiap bulannya, terutama untuk penggunaan sumber daya yang relatif konstan seperti tenaga kerja dan tenaga mesin. Produksi meningkat biasanya terjadi menjelang hari-hari besar, sedangkan produksi normal biasanya terjadi selain hari-hari besar. Untuk lebih memperjelas keadaan, pada Tabel 1 disajikan data penjualan PT. Pismatex pada tahun Tabel 1. Data penjualan produk sarung pada tahun 2008 Bulan Jumlah Penjualan Produk (Unit) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Sumber : PT. Pismatex Pekalongan, Perusahaan dihadapkan pada permasalahan untuk memenuhi permintaan pasar fluktuatif dengan keterbatasan sumber daya yang ada. Keterbatasan sumber daya yang dimaksud adalah hal yang membatasinya, yaitu kekurangan ataupun kelebihannya. Sebagai contoh, sumber daya tenaga kerja pada kondisi produksi rendah, perusahaan melakukan pengalokasian

16 4 tenaga kerja yang berlebih ke divisi yang lain dan menghadapi kondisi produksi meningkat, perusahaan mengambil keputusan menambah tenaga kerja dengan sistem kontrak. Dampak yang diakibatkan oleh pasar fluktuatif akan mempengaruhi penggunaan sumber daya. Perusahaan mengharapkan adanya kesesuaian antara sumber daya terpakai dan tersedia, agar tercapai kondisi optimal, sehingga tujuan perusahaan dalam meningkatkan keuntungannya dapat terwujud. Pencapaian kondisi optimal perusahaan dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu memaksimalkan jumlah produksi atau meminimalkan biayanya. Permasalahan di atas dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Seberapa banyak produksi yang harus dilakukan PT. Pismatex untuk mencapai keuntungan optimal? 2. Kendala apakah yang harus diperhatikan dalam optimasi produksi PT. Pismatex? 3. Apakah keuntungan perusahaan masih dapat ditingkatkan setelah dilakukan proses optimasi? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui jumlah produk yang dihasilkan untuk mencapai keuntungan optimal. 2. Mengidentifikasi keterbatasan yang dihadapi PT. Pismatex dalam proses produksinya. 3. Mengkaji perubahan keuntungan yang mungkin terjadi setelah dilakukan optimasi pada perusahaan PT. Pismatex.

17 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sarung Sarong atau sarung adalah lembaran kain yang besar, seringkali dibelitkan pada pinggang dan dipakai sebagai rok oleh pria dan wanita di hampir seluruh negara di Asia Selatan dan Asia Tenggara, semenanjung Afrika dan kepulauan Pasifik. Kain ini seringkali berwarna mencolok atau dicetak dengan pola yang rumit, seringkali menggambarkan binatang atau tumbuhan, pola petak-petak persegi atau geometris, atau menyerupai hasil dari celupan ikat. Sarung juga dipakai sebagai hiasan tembok dan bentukbentuk lain dari pakaian, seperti syal, gendongan bayi, baju lengkap atau busana untuk badan bagian atas. Sarung merupakan bagian busana yang penting di Indonesia, dan dipakai oleh pria, wanita dan anak-anak. Sarung merupakan pakaian yang sederhana dan nyaman dipakai pada saat cuaca sedang panas dan lembab. Sebagai aturan umum, sarung pelekat katun, dengan desain kotak-kotak persegi, merupakan pilihan para pria, sementara para wanita seringkali memakai katun yang dicetak mesin dengan desain batik (batik adalah istilah umum untuk merujuk pada teknik pencelupan kain ke dalam lilin; tulis adalah nama batik bermutu tinggi yang dikerjakan dengan tangan, dimana pengerjaannya menggunakan kuas lilin panas yang dikenal sebagai canting. Desain dengan blok tangan disebut cap dan merupakan kain batik yang umum dan diproduksi secara massal). Pengerjaan sarung tulis yang terbaik dapat memakan waktu sembilan bulan atau lebih dan ini menunjukkan kekayaan, derajat sosial dan gaya. Bergerak ke utara, seluruh pantai utara Jawa dikenal sebagai pasisir, sebuah istilah dalam Bahasa Indonesia yang berarti area pesisir. Perniagaan antara pelabuhan pada pesisir ini, India dan China dimulai pada awal abad kelima dan meningkat pesat dari tahun 1400, ketika pedagang Arab muslim dari Gujarat dan pantai Coromandel di India, maupun dari China,

18 6 membangun pelabuhan perdagangan yang lebih permanen. Seperti halnya Selat Malaka di dekatnya, pantai utara Jawa secara ideal diposisikan untuk mengambil bagian dalam perdagangan rempah-rempah yang menghubungkan kepulauan Indonesia dengan Timur Tengah, India, China dan Eropa. Dimulai pada awal tahun 1500, perdagangan rempah-rempah menarik perhatian Portugis, Belanda dan belakangan, British East India Company. Ada tujuh pelabuhan perdagangan pesisir utama : Cirebon, Pekalongan, Semarang, Demak (t empat kelahiran Islam di Jawa pada akhir abad 15), Lasem, Gresik, dan Surabaya. Pada pasar-pasar ini, sarung batik terbaik dari Jawa Tengah sebagaimana sarung pelekat, biasanya diimpor dari India, ditukar dengan cengkeh, pala dan bumbu-bumbu lain dari Maluku. Sarung pelekat sangat terkenal dan segera dipakai sebagai pakaian sehari-hari oleh pelaut pedagang pada masa itu. Berdasarkan Hobson Jobson : The Anglo- Indian Dictionary, sarung pelekat mendapatkan namanya dari Pulicat, kepemilikan Belanda pertama di pantai Coromandel di India Selatan, di sebelah utara Madras, dari mana pabrik katun Belanda mengekspor sarung kotak-kotak dan persegi ke pesisir dan tempat-tempat lain di Asia Tenggara pada awal tahun Percampuran budaya sepanjang pesisir pada akhirnya menuntun pada corak sarung batik regional khusus yang berkembang dari kurang lebih tahun 1800 sampai pertengahan tahun Peleburan desain Islam, Jawa, China, Belanda dan Indo-Eropa, telah membuat sarung pesisir menggunakan warna lebih bebas, sebagaimana juga motif baru, tata letak dan pola, termasuk desain wallpaper Eropa, dimana kesemuanya kontras dengan pola klasik formal dan kaku. Pusat dari sarung batik pesisir adalah Pekalongan. Pada tahun 1880an, bengkel-bengkel Indo-Eropa seperti Eliza Van Zuylen bereksperimen dengan pewarna kimia baru aniline yang dikombinasikan dengan pewarna tradisional dari tumbuh-tumbuhan; sarung terbaru ini diperdagangkan di seluruh Asia Tenggara dan pada akhirnya menjadi bagian dari corak mode Indonesia-Malaysia-China ( 2009).

19 Industri Manufaktur Manufaktur berasal dari kata manufacture yang berarti membuat dengan tangan (manual) atau dengan mesin, sehingga menghasilkan sesuatu barang (Prawirosentono, 2007). Secara umum, manufaktur menurut Prawirosentono (2007) adalah kegiatan memproses suatu barang atau beberapa bahan menjadi barang lain yang mempunyai nilai tambah yang lebih besar atau kegiatan-kegiatan memproses pengolahan input menjadi output. Contoh industri manufaktur adalah industri tekstil, industri obat, industri semen, industri alat-alat rumah tangga, industri perkayuan dan industrian makan. Proses manufaktur dapat dijabarkan dalam kerangka masukan-keluaran seperti terlihat pada Gambar 1. Masukannya berupa bahan baku; selanjutnya bahan baku dikonversi (dengan bantuan peralatan, waktu, keahlian, uang, manajemen, dan sebagainya) menjadi keluaran yang disebut sebagai produk akhir. Pengendalian produksi berkepentingan dengan peramalan atau perkiraan keluaran, penentuan input yang dibutuhkan, perencanaan dan pengolahan bahan baku berdasarkan urutan produksi atau konversi yang dibutuhkan. Perencanaan dan Pengendalian Produksi Masukan Bahan Baku Proses Operasi Manufaktur Keluaran Produk Jadi Gambar 1. Manufaktur sebagai proses input-output (Biegel dalam Kusuma, 2004) 2.3. Sistem Produksi Produksi adalah proses penciptaan barang dan jasa (Heizer dan Render, 2005). Menurut Baroto (2002), produksi adalah proses pengubahan bahan baku menjadi produk jadi. Produksi adalah pembuatan atau penambahan arti,

20 8 bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi, sehingga lebih bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Sistem produksi menurut Baroto (2002) adalah : 1. Suatu sistem yang membuat produk (merubah bahan baku menjadi barang) yang melibatkan fungsi manajemen (bersifat abstrak) untuk merencanakan dan mengendalikan proses pembuatan tersebut. 2. Suatu teknik untuk merencanakan dan mengendalikan produksi (bersifat abstrak) dan tidak membahas proses pembuatan produk. Menurut Assauri (2004), proses produksi dapat diartikan sebagai cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan - bahan dan dana). Komponen atau unsur struktural yang membentuk sistem produksi terdiri dari : bahan (material), m esin dan peralatan, tenaga kerja, modal, energi, informasi dan tanah. Sedangkan komponen atau elemen fungsional terdiri dari supervise, perencanaan, pengendalian, koordinasi dan kepemimpinan yang semuanya berkaitan dengan manajemen dan organisasi. Proses produksi terdiri dari beberapa sub proses produksi, misalkan proses pengolahan bahan baku menjadi komponen, perakitan komponen menjadi sub assembly dan proses perakitan sub assembly menjadi produk jadi. Beberapa tipe proses produksi menurut Handoko (2000) adalah : 1. Aliran Garis Proses produksi dari bahan mentah sampai menjadi produk akhir dan urutan-urutan operasi yang digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa selalu tetap. Terdiri dari produksi massa ( mass production) dan produksi terus menerus (continuous production). Produksi massa kumpulan produk dalam jumlah besar dengan mengikuti serangkaian operasi yang sama dengan kumpulan produk sebelumnya. 2. Aliran Intermitten (job shop) Proses produksi dalam kumpulan-kumpulan atau kelompok-kelompok barang yang sejenis pada interval-interval waktu yang terputus-putus.

21 9 Operasi intermitten dapat diterapkan dalam produksi barang-barang yang tidak distandarisasi atau volume produksinya rendah. 3. Proyek Proses produksi digunakan untuk memproduksi produk-produk khusus atau unik, seperti kapal, pesawat terbang, peluru, jembatan, gedung, pekerjaan seni, peralatan-peralatan khusus, dan sebagainya. 4. Proses produksi untuk pesanan Memproduksi barang dan jasa-jasa atas dasar permintaan atau pesanan tertentu langganan akan suatu produk. 5. Produksi untuk persediaan Produksi digunakan untuk persediaan barang dan untuk memenuhi permintaan yang tidak pasti dan merencanakan kebutuhan kapasitas Faktor Produksi Perusahaan Perusahaan merupakan suatu organisasi yang membeli dan merekrut sumber daya (input/faktor produksi) dan menjualnya sebagai barang dan jasa. Bagi setiap perusahaan, tujuan utama dalam seluruh kegiatannya adalah menjaga kontinuitas usaha sekaligus memaksimalkan keuntungan serta menghindari kerugian. Produksi merupakan serangkaian kegiatan menggunakan sumber daya (input) guna menghasilkan barang atau jasa. Proses produksi dimulai dengan adanya permintaan barang atau jasa, penyediaan input yang mendukung, proses transformasi dan terciptanya hasil produksi berupa barang dan jasa. Dalam pelaksanaanya diperlukan suatu wadah untuk menyatukan semua aktivitas di atas, sehingga menghasilkan output, atau dikenal dengan istilah manajemen produksi dan operasi. Menurut Handoko (2000) yang dimaksud dengan manajemen produksi dan operasi adalah usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan faktor-faktor produksi, tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah dan sebagainya dalam proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produk atau jasa. Proses transformasi faktor-faktor produksi atau input menjadi hasil produksi atau output dapat dijelaskan dengan suatu rumusan matematik.

22 10 Rumusan yang dimaksud adalah fungsi produksi dimana di dalamnya terdapat hubungan antara jumlah output yang dihasilkan dengan jumlah input yang digunakan. Maksudnya seberapa banyak input yang akan digunakan untuk menghasilkan satu-satuan output. Menurut Teken dan Asnawi (19 97), yang dimaksud dengan fungsi produksi adalah hubungan fisik atau hubungan teknik antara faktor-faktor produksi yang dipakai dengan jumlah produksi yang dihasilkan per satuan waktu tanpa memperhatikan harga-harga, baik harga faktor produksi yang dipakai maupun harga produksi yang dihasilkan. Banyaknya produksi yang dihasilkan tergantung pada faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi bersangkutan. Besarnya produksi yang dicapai dan tingkat harga output yang berlaku akan mempengaruhi pula pendapatan yang diperoleh. Dari pendapat-pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan fungsi produksi adalah kombinasi terbaik dari penggunaan input untuk menghasilkan output, guna memaksimalkan keuntungan perusahaan. Menurut Nicholson (1995), penentuan kombinasi produksi yang optimum dapat dijelaskan melalui kurva kemungkinan produksi (KKP) dimana kurva ini menunjukkan semua kombinasi keluaran ( output) yang dapat dihasilkan oleh satuan ekonomi tertentu dengan menggunakan sumber daya tertentu. Gambaran keadaan di atas dapat diformulasikan ke dalam kurva penerimaan maksimum (Gambar 4). Kurva ini merupakan perpaduan antara kurva kemungkinan produksi (Gambar 2) dengan kurva peneriman (Gambar 3).

23 11 Y Y 2 Y 1 Keterangan : X 0 : Jumlah Produk X pada titik 0 X 1 : Jumlah Produk X pada titik 1 X 2 : Jumlah Produk X pada titik 2 Y 0 : Jumlah Produk Y pada titik 0 Y 1 : Jumlah Produk Y pada titik 1 Y 2 : Jumlah Produk Y pada titik 2 Y 0 Y X 0 Gambar 2. Kurva kemungkinan produksi (Sudarsono, 1989) X 1 Di mana titik potong sumbu Y menggambarkan kuantitas maksimal produk yang dapat dihasilkan oleh perusahaan seandainya faktor produksi (misal, modal dan tenaga kerja) digunakan untuk memproduksi produk Y. Sebaliknya dengan titik potong kurva kemungkinan produksi dengan sumbu X yang merupakan pencerminan keadaan seandainya semua tenaga kerja dan modal yang dimiliki perusahaan digunakan untuk memproduksi produk X saja (Sudarsono, 1989). Untuk mengetahui berapa kombinasi produk yang dapat dijual produsen untuk memberikan penerimaan tertentu ditunjukkan oleh kurva iso-revenue. X 2 X Keterangan : P 1 : Kurva penerimaan pada titik 1 P 2 : Kurva penerimaan pada titik 2 P 3 : Kurva penerimaan pada titik 3 P 3 P 1 P 2 Gambar 3. Kurva isorevenue (Sudarsono, 1989) X

24 12 Berdasarkan Gambar 3, titik Y adalah penerimaan yang dapat diperoleh seandainya hanya memproduksi barang Y. Titik X adalah penerimaan yang diperoleh seandainya hanya memproduksi barang X sedangkan P adalah penerimaan yang tidak berubah jumlahnya. Dari kedua kurva, kurva kemungkinan produksi dan kurva isorevenue, diperoleh titik persinggungan yang merupakan titik optimal pendapatan produsen (Gambar 4). Y U Y 2 Y 1 Keterangan : X 1 : Jumlah Produk X pada titik 1 X 2 : Jumlah Produk X pada titik 2 Y 1 : Jumlah Produk Y pada titik 1 Y 2 : Jumlah Produk Y pada titik 2 UV : Kurva kemungkinan produksi P 1 : Kurva isorevenue pada titik 1 P 2 : Kurva isorevenue pada titik 2 E 1 : Titik equilibrium pada titik 1 E 2 : Titik equilibrium pada titik 1 X 2 X 1 V P 1 P 2 X Gambar 4. Kurva penerimaan maksimum (Sudarsono, 1989) Berdasarkan Gambar 4, diasumsikan perusahaan memproduksi dua jenis barang, yaitu X dan Y dengan sumber daya yang ada. Kurva kemungkinan produksi antara X dan Y, serta batas kemungkinan produksi yang dapat dicapai dan yang tidak dapat dicapai dibatasi oleh kurva UV. Batas kemungkinan produksi yang dapat dicapai tanpa menghabiskan sumber daya yang tersedia terletak di sebelah kiri bawah kurva. Sedangkan batas kemungkinan produksi yang tidak dapat dicapai terletak di sebelah kana atas kurva. Diasumsikan terjadi perubahan harga dari P 1 ke P 2. Dari gambar tersebut diperoleh dua titik ekuilibrium pada titik persinggungan antara kurva isorevenue dan kurva kemungkinan produksi. Pada titik E 1 perusahaan memproduksi barang X 1 dan Y 1, akibat dari adanya perubahan harga, maka titik ekuilibrium bergeser ke titik E 2. Produksi produk X akan mengalami pergeseran dari X 1 ke X 2 atau mengalami penurunan produksi tetapi produksi produk Y mengalami peningkatan dari Y 1 ke Y 2. Bentuk kurva kemungkinan

25 13 produksi yang cembung menggambarkan biaya peluang (opportunity cost), yaitu nilai yang hilang apabila memilih alternatif produksi lain. Dalam kurva kemungkinan produksi, terdapat batas-batas kemungkinan perusahaan dapat berproduksi karena adanya keterbatasan sumber daya yang ada yang ditunjukkan oleh batas lereng miring ke bawah. Menurut Lipsey (1994), batas kemungkinan produksi mengutarakan tiga konsep : 1. Kelangkaan ( scarcity) merupakan kombinasi yang tidak dapat dicapai melebihi batas. 2. Pilihan ( choice) berdasarkan kebutuhan memilih dari sejumlah titik-titik alternatif yang bisa dicapai sepanjang batas. 3. Biaya peluang berdasarkan kemiringan batas tersebut ke kanan bawah. Menurut tiga konsep di atas dapat disimpulkan bahwa keterbatasan sumber daya, mengakibatkan adanya kelangkaan, dimana pada saat ini tingkat produksi yang diharapkan tidak melebihi keterbatasan sumber daya yang ada. Selanjutnya perusahaan yang mengalami kelangkaan ini akan melakukan pemilihan atas pilihan-pilihan alternatif yang ada dan dapat dicapai sepanjang batas kemungkinan produksi. Adanya pemilihan ini menimbulkan biaya peluang yang berarti seberapa besar biaya yang dikorbankan atas pemilihan salah satu alternatif yang mungkin dibandingkan alternatif lainnya. Menurut Sudarsono (1989), yan g dimaksud dengan biaya peluang adalah biaya altenatif, dimana nilainya sama dengan besar nilai produk lain yang tidak jadi diproduksi, karena sumber ekonominya digunakan untuk memproduksi barang tertentu tersebut Profitabilitas Perusahaan Profit atau laba merupakan suatu ukuran yang dapat dipakai untuk menilai hubungan antara pendapatan yang diterima dengan biaya-biaya atau beban-beban yang dikeluarkan oleh perusahaan selama periode waktu tertentu. Dengan pencapaian hasil kinerja modal manusia yang efektif, maka akan menghasilkan produktivitas optimal, sehingga dapat meningkatkan

26 14 profitabilitas yang diperoleh perusahaan dari penggunaan modal manusia sesuai kebutuhan perusahaan. Menurut Komaruddin (1994), pengertian dari profitabilitas perusahaan adalah perhitungan mengenai kemungkinan memperoleh laba dari perusahaan dalam jangka waktu tertentu di masa mendatang. Komaruddin juga mendefinisikan profitabilitas sebagai perhitungan kemungkinan mendapatkan laba dari modal yang ditanamkan dalam jangka waktu tertentu di waktu mendatang. Profitabilitas merupakan hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan (Brigham dan Houston, 2001). Rasio profitabilitas menunjukkan pengaruh gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva dan utang terhadap hasil operasi. Optimasi profitabilitas (keuntungan) perusahaan dapat dicapai dari dua pendekatan, yaitu peningkatan penjualan dan penurunan biaya total produksi. a. Penjualan Definisi penjualan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mencari atau mengusahakan agar ada pembeli atau ada permintaan pasar yang cukup baik atau banyak terhadap barang dan jasa yang dipasarkan pada tingkat harga menguntungkan. Dilihat dari sisi fungsi pemasaran, penjualan merupakan salah satu fungsi pemasaran yang sangat penting dan menentukan, karena merupakan sumber pendapatan yang diperlukan untuk menutupi biaya. Ada tidaknya fungsi pemasaran yang lain seperti pembelian, pengangkutan, penyimpanan, standarisasi dan grading, serta penanggungan risiko sangat bergantung dari pelaksanaan penjualan (Manulang, 1991). b. Biaya Akuntan mendefinisikan biaya ( cost) sebagai suatu sumber daya yang dikorbankan/dilepaskan untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu biaya biasanya diukur dalam unit uang yang harus dikeluarkan dalam rangka mendapatkan barang/jasa. Biaya dibedakan menjadi biaya aktual (biaya yang sebenarnya terjadi) dan biaya yang dianggarkan.

27 15 Suatu konsep biaya secara khas akan menghitung biaya dalam dua tahap dasar (Horngren dan Datar, 2005), yaitu akumulasi yang kemudian dilanjutkan dengan pembebanan. Akumulasi biaya adalah kumpulan data biaya yang diorganisir dengan sejumlah cara menggunakan sarana berupa sistem akuntansi. Setelah mengakumulasi biaya, manajer membebankan biaya pada suatu obyek biaya yang telah dirancang untuk membantu pengambilan keputusan. Manajemen membebankan biaya pada obyek biaya untuk berbagai tujuan. Biaya yang dibebankan pada suatu departemen membantu keputusan tentang tingkat efisiensi departemen. Biaya yang dibebankan pada produk membantu keputusan penetapan harga-harga untuk menganalisis bagaimana tingkat profitabilitas produk yang berbeda. Biaya yang dibebankan pada konsumen membantu manajer untuk memahami laba yang dihasilkan dari setiap konsumen dan untuk membuat keputusan bagaimana cara mengalokasi sumber daya konsumen yang berbeda. Pembebanan biaya adalah istilah umum yang terdiri atas menelusuri akumulasi biaya yang mempunyai hubungan langsung dengan objek biaya dan mengalokasikan akumulasi biaya yang mempunyai hubungan tidak langsung dengan obyek biaya. Sistem penelusuran biaya mencatat biaya dari sumber daya yang digunakan serta menelusuri bagaimana sumber daya tersebut digunakan. Biaya variabel secara total berubah proporsional mengikuti perubahan tingkat aktivitas/volume terkait. Biaya tetap tidak akan berubah secara total untuk jangka waktu tertentu, sekalipun terjadi perubahan yang besar atas tingkat aktivitas/volume terkait. Biaya dikatakan tetap/variabel jika dikaitkan dengan suatu obyek biaya/jangka waktu tertentu Optimasi Produksi Manajemen produksi pada suatu perusahaan akan selalu berusaha untuk mengatur dan merencanakan penggunaan faktor-faktor produksinya agar mampu berproduksi dengan biaya minimum dengan mencapai keuntungan pada tingkat tertentu. Tujuan perusahaan dalam memaksimalkan keuntungan

28 16 ataupun meminimumkan biaya produksi dapat tercapai melalui perencanaan optimasi produksi. Optimasi merupakan pencapaian suatu keadaan yang terbaik, yaitu pencapaian suatu solusi masalah yang diarahkan pada batas maksimum dan minimum (Soekartawi, 1992). Persoalan optimasi meliputi optimasi tanpa kendala dan optimasi dengan kendala. Dalam optimasi tanpa kendala, faktorfaktor yang menjadi kendala terhadap suatu fungsi tujuan diabaikan sehingga dalam menentukan nilai maksimum atau minimum tidak terdapat batasan untuk berbagai pilihan peubah yang tersedia. Pada optimasi dengan kendala, faktor-faktor yang menjadi kendala pada fungsi tujuan diperhatikan dan ikut menentukan titik maksimum dan minimum fungsi tujuan (Nicholson,1995). Supranto (19 88) menyatakan bahwa optimasi dengan kendala pada dasarnya merupakan persoalan dalam menentukan nilai peubah-peubah suatu fungsi menjadi maksimum atau minimum dengan memperhatikan keterbatasan-keterbatasan yang ada. Keterbatasan tersebut meliputi semua faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi seperti lahan, tenaga kerja dan modal. Salah satu dari teknik optimasi yang dapat dipakai untuk menyelesaikan masalah optimasi berkendala adalah teknik Linear Programming (LP) yang dapat diselesaikan dengan komputer untuk menghasilkan solusi cepat dan akurat yang bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Pada teknik optimasi harus dibentuk suatu formulasi model yang mampu menjelaskan kompleksitas dan ketidakpastian pengambilan keputusan. Model yang dibentuk akan membantu dalam menganalisa pengambilan keputusan menuju arah kerangka yang logik secara menyeluruh Model Optimasi Optimasi adalah suatu pendekatan normatif untuk mengidentifikasikan suatu penyelesaian terbaik dalam pengambilan keputusan suatu permasalahan. Dalam optimasi ini, permasalahan akan diselesaikan untuk mendapatkan hasil terbaik sesuai dengan batasan yang diberikan (Maarif dalam Luthfiyanti, 2003).

29 17 Optimasi memiliki tiga unsur dasar : 1. Fungsi obyektif yang akan dimaksimumkan atau minimumkan. Sebagai contoh dalam proses produksi dapat dimaksimalkan keuntungan atau meminimalkan biaya. 2. Peubah yang akan mempengaruhi nilai dari fungsi obyektif. Dalam permasalahan produksi, peubah yang mungkin muncul ialah jumlah dari berbagai jenis sumber daya yang digunakan atau waktu yang dihabiskan untuk setiap aktifitas. 3. Kendala yang memungkinkan peubah untuk mendapat nilai tertentu, namun mengecualikan yang lain. Dalam proses produksi, dapat dibatasi jumlah jenis sumber daya yang digunakan, membatasi modal yang tersedia, atau membatasi penggunaan lahan. Teknik optimasi digunakan untuk fungsi yang berkendala dan tidak berkendala. Penyelesaian permasalahan dapat berbentuk persamaan dan ketidaksamaan. Unsur penting dalam masalah optimasi adalah fungsi tujuan, yang sangat bergantung pada sejumlah berhingga peubah masukan. Peubahpeubah ini dapat tidak saling bergantung atau saling bergantung melalui satu atau lebih kendala (Bronson dalam Luthfiyanti, 2003) Linear Programming LP merupakan suatu teknik riset operasi yang penggunaannya sangat luas. Penemu LP adalah George B. Dantzig. Penerapan awal LP terutama di bidang militer (logistik dan transportasi), setelah itu berkembang pada permasalahan pemerintah dan bisnis. Beneke and Winterboer (1973) menyatakan bahwa LP merupakan suatu metode perencanaan yang sangat bermanfaat untuk membantu dalam pengambilan keputusan memilih beberapa alternatif yang ada. Menurut Mulyono (2004 ), LP merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang langka untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan biaya. Sedangkan Nasendi dan Anwar (1985) menekankan bahwa LP merupakan suatu teknik perencanaan yang bersifat analisis dengan menggunakan metode matematika,

30 18 guna menemukan beberapa kombinasi alternatif pemecahan masalah untuk kemudian memilih alternatif terbaik. Subagyo, dkk (2000) mendefinisikan LP sebagai suatu model umum yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah pengalokasian sumbersumber yang terbatas secara optimal. Masalah tersebut timbul apabila seseorang diharuskan untuk memilih atau menentukan tingkat setiap kegiatan yang akan dilakukannya, dimana masing-masing kegiatan membutuhkan sumber daya yang sama, sedangkan jumlahnya terbatas. LP mencakup perencanaan kegiatan-kegiatan untuk mencapai suatu hasil yang optimal, yaitu suatu hasil yang mencerminkan tercapainya sasaran tertentu yang paling baik (menurut model matematis) di antara alternatif-alternatif yang mungkin, dengan menggunakan fungsi linear. Model LP adalah bentuk matematik dari perumusan masalah umum pengalokasian sumber daya untuk berbagai kegiatan. Model LP ini menyajikan bentuk dan susunan dari masalah-masalah yang akan dipecahkan dengan teknik LP. Fungsi dalam model LP meliputi dua macam fungsi, yaitu fungsi tujuan dan fungsi kendala. Fungsi tujuan adalah fungsi yang menggambarkan tujuan/sasaran di dalam permasalahan LP yang berkaitan dengan pengaturan secara optimal sumber daya, untuk memperoleh keuntungan maksimal atau biaya minimal. Umumnya nilai yang akan dioptimalkan dinyatakan sebagai Z, sedangkan fungsi kendala merupakan bentuk penyajian secara matematik batasan ketersediaan kapasitas yang akan dialokasikan secara optimal ke berbagai kegiatan. Asumsi dasar yang melandasi model matematik dari LP (Subagyo, dkk, 2000) adalah : 1. Proporsionalitas Apabila peubah pengambil keputusan berubah, maka dampak peubahnya akan menyebar dalam proporsi tertentu terhadap fungsi tujuan dan fungsi kendala. 2. Aditivitas Nilai koefisien pengambil keputusan fungsi tujuan merupakan jumlah dari nilai individu-individu dalam model LP tersebut.

31 19 3. Divisibilitas Peubah pengambil keputusan dapat dibagi ke dalam pecahan-pecahan apabila diperlukan. Maksudnya peubah pengambil keputusan tidak harus berupa bilangan integer (0 dan 1), atau bulat. 4. Deterministik Semua parameter yang terdapat dalam model LP adalah tetap, diketahui dan dapat diperkirakan dengan pasti. 5. Linearitas Perbandingan antara input yang satu dengan input lainnya, atau untuk suatu input dengan output besarnya tetap dan tidak bergantung pada tingkat produksi. Taha (1996) menyatakan bahwa program linear dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Fungsi tujuan... : Maks / Min Z = C 1 X 1 + C 2 X 2 + +C j X j... (1) 2. Fungsi kendala : a 11 X 1 + a 12 X 2 + a 13 X a 1j X j b j... a i1 X 1 + a i2 X 2 + a i3 X a ij X j b j X 1 0, X 2 0,, X j 0... (2) Dimana : Z : Nilai yang dioptimalkan (maksimum atau minimum). C j X j a ij b j i j : Koefisien fungsi tujuan tiap kegiatan ke-j. : Aktivitas ke-j yang dilaksanakan. : Banyaknya sumber daya i yang diperlukan untuk menghasilkan setiap unit keluaran ke-j. : Sumber daya i yang tersedia untuk dialokasikan. : Macam-macam batasan sumber daya yang tersedia. : Macam-macam kegiatan alternatif keputusan.

32 20 Nasendi dan Anwar (1985) menyatakan bahwa menyusun dan merumuskan suatu permasalahan yang dihadapi ke dalam model LP, diperlukan lima syarat yang harus dipenuhi. Kelima syarat tersebut adalah : 1. Tujuan Tujuan adalah permasalahan yang ingin dipecahkan dan dicari jalan keluarnya. Fungsi tujuan dapat berupa dampak positif seperti keuntungan yang ingin dimaksimalkan, atau dampak negatif seperti risiko-risiko dan biaya-biaya yang ingin diminimumkan. 2. Adanya alternatif Harus ada alternatif yang ingin diperbandingkan, misalnya kombinasi antara waktu tercepat dan biaya tertinggi dengan waktu terlambat dan biaya rendah. 3. Sumber daya Sumber daya yang dianalisis berada dalam keadaan terbatas, misalnya keterbatasan waktu, biaya, bahan, lahan, dan lain-lain. Keterbatasan dalam sumber daya dinamakan kendala. 4. Keterkaitan Peubah Peubah yang membentuk fungsi tujuan dan fungsi kendala harus memiliki hubungan fungsional atau hubungan keterkaitan. Hubungan keterkaitan dapat diartikan hubungan yang saling mempengaruhi, hubungan interaksi, interpedensi, timbal-balik dan saling menunjang. 5. Perumusan Kuantitatif Fungsi tujuan dan fungsi kendala harus dapat dirumuskan secara kuantitatif dalam model matematik. Menurut Soekarwati (19 92), LP memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan LP adalah : 1. Mudah dilaksanakan, terutama jika menggunakan alat bantu komputer. 2. Dapat menggunakan banyak peubah, sehingga berbagai kemungkinan untuk memperoleh pemanfaatan sumber daya yang optimal tercapai. 3. Fungsi tujuan dapat difleksibelkan sesuai tujuan penelitian atau data yang tersedia.

33 21 Kekurangannya adalah untuk pemecahan persoalan dengan banyak peubah harus menggunakan komputer karena hampir tidak mungkin dikerjakan secara manual. Untuk persoalan dengan sedikit peubah, program linear dapat dikerjakan dengan bantuan metode simpleks Analisis Sensitivitas LP merupakan teknik perkiraan sementara, dengan kata lain dalam batas-batas tertentu, yaitu batas maksimum dan minimum yang diperbolehkan dari koefisien fungsi tujuan maupun kapasitas sumber daya yang tersedia, maka nilai fungsi tujuan yang telah diperoleh tidak akan berubah. Tetapi dengan berubahnya waktu, kondisi dan fluktuasi kendalakendala yang ada maka alokasi dari solusi optimal yang telah diperoleh tidak sesuai lagi. Untuk menjawab hal-hal seperti itu, maka digunakan analisis sensitivitas. Menurut Supranto (1988), analisis sensitivitas adalah suatu cara untuk memperbaiki solusi optimal yang telah dicapai sebagai akibat berfluktuasinya faktor-faktor kendala yang ada tanpa harus memformulasikan kembali masalah tersebut dari awal. Tujuannya adalah menghindari ulang bila terjadi perubahan satu atau beberapa koefisien model pada saat penyelesaian optimal telah tercapai. Analisis sensitivitas menunjukkan selang kepekaan nilai-nilai koefisien fungsi tujuan yang dapat mempertahankan kondisi optimal. Selang kepekaan ditunjukkan oleh batas maksimum yang menggambarkan batas kenaikan nilai aktivitas atau kendala yang tidak merubah fungsi tujuan dan ditunjukkan oleh batas minimum nilai koefisien fungsi tujuan yang menggambarkan batas penurunan nilai aktivitas atau kendala yang tidak merubah fungsi tujuan. Selain itu, selang kepekaan juga ditunjukkan oleh nilai ruas kanan yang menggambarkan seberapa besar perubahan ketersediaan sumber daya dapat ditolerir sehingga nilai dual tidak berubah (Soekartawi, dkk, 1986) Lindo Linear Integrated Discret Optimizer (Lindo) adalah program komputer yang digunakan untuk aplikasi LP, yaitu suatu pemodelan matematik yang

34 22 digunakan untuk mengoptimalkan suatu tujuan dengan berbagai kendala yang ada. LP merupakan bagian dari management science atau penelitian operasional. Program Lindo ini diciptakan oleh Profesor Linus Scrage dari Graduate School of Business, Chicago. Dari sudut pandang teori sistem, program ini menghendaki masukan model matematik LP dengan format standar. Masukan tersebut akan diolah dengan proses tertentu, agar menghasilkan keluaran. Hasil olahan program sebagai keluaran sistem, dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu format lindo dan format simpleks. Format simpleks di lain pihak, merupakan hasil olahan program yang masih mentah dan masih merupakan keluaran langsung dari program yang perlu dikembangkan lagi agar lebih bermanfaat dalam proses pembuatan keputusan manajerial. Selama peubah-peubah dalam program sasaran linear juga mengikuti sifat linear, maka Lindo dapat digunakan (Siswanto dalam Luthfiyanti, 2003) Penelitian Terdahulu yang Relevan Penelitian optimasi produk pasta pada PT Indofood (Doloksaribu, 2004) dengan Lindo sebagai alat pengolahan datanya, diperoleh hasil dengan memaksimumkan fungsi tujuan yang dihadapkan pada kendala bahan baku, mesin dan peralatan produksi, jam tenaga kerja produksi, kapasitas gudang hasil produksi, kapasitas gudang penyimpanan bahan baku dan permintaan pasar diperoleh kondisi optimal perusahaan dengan memproduksi 16 dari 20 jenis pasta yang ada. Pada kondisi optimal keuntungan yang diperoleh lebih besar dibandingkan kondisi aktualnya. Hasil optimal dalam penelitian ini memperlihatkan bahwa sebagian sumber daya yang digunakan masih belum optimal karena masih terdapat nilai slack. Sumber daya tersebut adalah bahan baku, jam mesin pasta dan kapasitas gudang penyimpanan bahan baku. Perubahan keuntungan yang diperoleh pada selang tertentu yang masih diijinkan perlu mempertahankan harga pokok produk dari masing-masing pasta, sedangkan perubahan ketersediaan sumber daya pada selang tertentu yang masih diijinkan adalah yang memperhatikan nilai dual price pada kendala tersebut.

35 23 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Banyak perusahaan yang ingin mendapatkan keuntungan sebesarbesarnya. Akan tetapi dalam proses produksinya tentu saja perusahaanperusahaan tersebut dihadapkan pada sejumlah kendala. Kendala yang paling utama adalah terbatasnya sumber daya yang dimiliki perusahaan. Perusahaan harus cermat dalam menggunakan sumber daya yang terbatas, agar dapat berproduksi secara efisien, sehingga keuntungan optimal dapat tercapai. Merencanakan penggunaan sumber daya dipengaruhi oleh dua hal, yaitu dari segi permintaan produk dan ketersediaan sumber daya. Permintaan produk didasarkan atas pesanan, dimana nilai permintaan tiap bulannya tidak tetap atau fluktuatif. Dari segi ketersediaan sumber daya, PT. Pismatex menetapkan dalam memproduksi produk diperlukan beberapa sumber daya, diantaranya adalah benang dan zat pewarna. Disini perusahaan dihadapkan pada persoalan-persoalan pemenuhan sumber daya yang optimal dan ekonomis. Persoalan-persoalan di atas dapat dipecahkan dengan menggunakan LP sebagai alat analisis. LP itu sendiri sebenarnya merupakan metode penghitungan untuk perencanaan metode terbaik diantara kemungkinankemungkinan tindakan yang dapat dilakukan guna mencapai tujuan spesifik pada sumber daya terbatas (Soekartawi, 1992).

36 24 Permintaan Produk Sarung Ketersediaan Sumber daya Penggunaan Sumber daya (Input) Optimasi Proses Poduksi Linear Programming : Fungsi Tujuan : Maksimasi Keuntungan Fungsi Kendala : 1. Kendala Bahan Baku 2. Kendala Jam TKL 3. Kendala Jam Mesin 4. Kendala Permintaan Hasil Produksi Optimal (Output) Keuntungan Optimal PT. Pismatex Gambar 5. Kerangka pemikiran penelitian 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Pismatex yang beralamat di Jl. Raya Buaran, Pekalongan selama bulan Mei sampai Juli Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposif), yaitu memperhatikan perusahaan di bidang manufaktur yang membutuhkan sumber daya alam sebagai bahan baku produksinya.

37 Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data primer yang digunakan berupa hasil wawancara dengan pihak perusahaan, terutama yang terkait dengan bagian produksi dan akuntansi. Data sekunder merupakan data pelengkap yang didapatkan dari pihak-pihak terkait dengan penelitian ini, diantaranya adalah dokumen-dokumen perusahaan yang relevan untuk penelitian ini. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah : a. Data gambaran umum perusahaan meliputi sejarah, lokasi, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi, pemasaran dan proses produksi. b. Data historis pemasaran, yaitu harga jual, jumlah permintaan dan volume penjualan. c. Data historis produksi perusahaan, yaitu kebutuhan bahan baku, jam kerja langsung, jam kerja mesin, kapasitas mesin dan jam kerja mesin produksi. Pengumpulan data berupa kegiatan survai lapangan, wawancara, dokumentasi dan penelitian pustaka. Pengumpulan data dilakukan sebagai berikut : a. Studi Literatur Data yang diperlukan dan dikumpulkan dengan cara membaca dan mempelajari buku literatur, serta sumber-sumber yang sesuai dengan permasalahan. b. Wawancara Wawancara merupakan pengumpulan data dengan cara tanya jawab langsung dengan pihak bersangkutan, diantaranya dengan pihak produksi, akuntansi, dan pemasaran. c. Dokumentasi Metode ini merupakan cara mengumpulkan data dengan menggunakan dokumen-dokumen perusahaan yang relevan dengan penelitian.

38 Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan secara kualitatif dilakukan secara deskriptif, meliputi gambaran dan kondisi perusahaan. Pengolahan data secara kuantitatif dilakukan untuk mencari tingkat produksi optimal. Data kuantitatif berupa harga jual tiap produk, jumlah penerimaan penjualan tiap produk, biaya produksi, laba, jumlah permintaan dan ketersediaan sumber daya perusahaan. Data diolah dengan software LINDO yang merupakan salah satu program komputer untuk aplikasi LP, yaitu suatu pemodelan matematik yang digunakan untuk mengoptimalkan suatu tujuan dengan berbagai kendala yang ada. LINDO terdiri atas input berupa fungsi tujuan dan fungsi kendala, serta output berupa penyelesaian optimal. Langkah-langkah pengolahan data adalah : a. Merumuskan masalah dalam kerangka LP Untuk merumuskan masalah dengan kerangka LP, maka perlu diketahui beberapa hal berikut : 1) Peubah keputusan Peubah keputusan adalah peubah yang menguraikan secara lengkap keputusan-keputusan yang akan dibuat. 2) Fungsi tujuan Fungsi tujuan merupakan fungsi persamaan linear yang mencakup peubah keputusan yang akan dimaksimumkan (pendapatan atau keuntungan) atau diminimumkan (biaya atau sumber daya). 3) Pembatas/kendala Kendala yang dimaksud adalah segala keterbatasan yang dimiliki atau situasi yang kurang mendukung operasional perusahaan. b. Menuliskan dalam persamaan matematik LP Setelah mengidentifikasi permasalahan, maka rumusannya dapat ditransformasi ke dalam persamaan matematik. Pertama, peubah keputusan disimbolkan dengan huruf-huruf tertentu. Setelah itu tujuan dapat ditransformasikan ke dalam simbol matematik yang disebut fungsi

39 27 tujuan. Kendala-kendala juga harus ditransformasi dalam persamaan matematik atau disebut fungsi kendala. Berdasarkan langkah ini, LP dapat dirumuskan ke dalam dua fungsi, yaitu : 1) Fungsi Tujuan Fungsi yang menggambarkan sasaran atau tujuan dalam permasalahan LP yang berkaitan dengan penggunaan secara optimal sumber-sumber untuk memperoleh keuntungan maksimal atau biaya minimal. 2) Fungsi Kendala Bentuk penyajian secara matematik kendala-kendala keputusan yang terbatas untuk dialokasikan secara optimal ke berbagai tujuan. Secara umum, model LP dalam penelitian ini dapat diformulasikan sebagai berikut : 1) Fungsi tujuan... : Keterangan : Z = Nilai fungsi tujuan / keuntungan optimal (Rp) C ij X ij i j = Kontribusi keuntungan produk ke-i pada bulan ke-j = Jumlah produk ke-i yang dihasilkan pada bulan ke-j = Kelompok Produk = Periode produksi dalam satu tahun (12 bulan) 2) Fungsi kendala : i. Kendala bahan baku Keterangan : B ij b ij = Koefisien penggunaan bahan baku untuk produk ke-i pada bulan ke-j = Ketersediaan bahan baku produk ke-i pada bulan ke-j

40 28 ii. Kendala jam TKL Keterangan : T ij t ij = Koefisien kebutuhan jam tenaga kerja langsung untuk produk ke-i pada bulan ke-j = Ketersediaan jam tenaga kerja langsung untuk produk ke-i pada bulan ke-j iii. Kendala jam mesin Keterangan : M ij = Koefisien kebutuhan jam mesin untuk menghasilkan produk ke-i pada bulan ke-j m ij = Ketersediaan jam mesin untuk memproduksi produk ke-i pada bulan ke-j iv. Kendala permintaan Keterangan : p ij = Jumlah permintaan untuk produk ke-i pada bulan ke-j c. Menuliskan rumusan ke dalam LINDO Setelah rumusan LP terbentuk, penulisan rumusannya harus sesuai dengan perintah yang ada pada LINDO. Untuk itu perlu diketahui beberapa perintah yang ada, yaitu : MAX : Perintah ini dituliskan di awal fungsi tujuan untuk menunjukkan fungsi maksimasi dalam fungsi tujuan. MIN : Sama dengan perintah MAX, hanya untuk menunjukkan fungsi minimisasi.

41 29 ST : Perintah ini dituliskan setelah penulisan fungsi tujuan, dengan maksud untuk mengawali penulisan fungsi kendala. ST dapat ditulis lengkap sebagai SUBJECT TO. END : Digunakan untuk mengakhiri penulisan rumusan (setelah penulisan kendala berakhir). d. Interpretasi keluaran LINDO Setelah keluar hasilnya, maka langkah selanjutnya menginterpretasikan keluaran. Beberapa hasil keluaran yang dapat diinterpretasikan adalah : 1) Objective Function Value Objective function value adalah nilai fungsi tujuan optimal yang dihasilkan. Misalkan, fungsi tujuannya memaksimumkan keuntungan, maka itulah nilai keuntungan maksimal yang dihasilkan. Demikian halnya, jika fungsi tujuannya meminimumkan biaya, maka itulah biaya mimimal yang dihasilkan. 2) Variable Variable adalah peubah keputusan (sesuai dengan simbol yang dibuat dengan huruf-huruf tertentu). 3) Value Value adalah nilai optimal untuk masing-masing peubah keputusan. 4) Reduced Cost Reduced cost menunjukkan besarnya penurunan koefisien fungsi tujuan, agar apabila peubah bernilai nol (berarti tidak masuk dalam solusi) dipaksa untuk positif (berarti masuk dalam solusi). Jika nilai peubah bernilai positif, maka nilai reduced cost pasti akan sama dengan nol. Akan tetapi, jika nilai peubah bernilai nol, maka nilai reduced cost baru akan positif. Jadi nilai reduced cost yang sama dengan nol, berarti peubah tersebut sudah dalam solusi. 5) Slack or Surplus Slack or surplus menunjukkan sisa atau kelebihan kapasitas yang akan terjadi pada nilai peubah optimal yang ditunjukkan oleh kolom peubah. Jumlah ini pada kendala lebih kecil sama dengan ( ) disebut

42 30 slack, sedangkan pada kendala lebih besar dari ( ) disebut surplus. Jika kendala memenuhi kaidah persamaan (nilai sebelah kiri sama dengan nilai sebelah kanan), maka nilai slack or surplus adalah nol. Ini berarti seluruh kapasitas habis terpakai. Kendala dengan nilai slack or surplus sama dengan nol disebut kendala aktif. Slack or surplus juga dapat bernilai negatif, jika terdapat infeasible solution (solusi tidak layak). 6) Dual Price Dual price yang ada dalam setiap kendala menunjukkan besarnya kenaikan fungsi tujuan akibat kenaikan satu unit kapasitas kendala. Dual price sering kali disebut juga sebagai shadow price, karena menunjukkan harga penambahan satu unit sumber daya. Dari keluaran komputer ini dapat diperoleh beberapa analisis, yaitu analisis primal, analisis dual, analisis sensitivitas dan analisis post optimalitas. 1) Analisis Primal Analisis primal bertujuan untuk mengetahui kombinasi produk terbaik yang dapat memaksimalkan keuntungan dengan sumber daya terbatas. Dalam analisis primal akan diketahui aktivitas mana yang termasuk dalam skema optimal dan aktivitas mana yang tidak termasuk dalam skema optimal atau menilai reduced cost. Untuk mengetahui apakah aktivitas perusahaan telah optimal atau belum, hasil analisis berupa kombinasi aktivitas terbaik ini akan dibandingkan dengan aktivitas aktual perusahaan. 2) Analisis Dual Analisis dual dilakukan untuk mengetahui penilaian terhadap sumber daya yang ada dan menilai keputusan sumber daya mana yang masih memungkinkan perusahaan untuk melakukan pembelian. Nilai dual menunjukkan perubahan yang akan terjadi pada fungsi tujuan, apabila sumber daya berubah sebesar satu satuan. Sumber daya yang berlebih dan kurang dapat dilihat berdasarkan nilai slack/surplus. Apabila nilai slack/surplus > 0, maka sumber daya

43 31 berlebih dan apabila nilai slack/surplus = 0, maka sumber daya bersifat langka. Apabila sumber daya dengan nilai dual > 0, maka sumber daya bersifat langka atau aktif, sedangkan apabila nilai dual 0 maka sumber daya bersifat berlebih atau tidak aktif. Nilai dual dapat dilihat berdasarkan harga bayangan (shadow price), yaitu batas harga tertinggi suatu sumber daya dimana perusahaan masih dapat melakukan pembelian. 3) Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas diperlukan untuk mengetahui sejauhmana jawaban optimal dapat diterapkan, apabila terjadi perubahan parameter yang membangun model. Perubahan dapat terjadi, karena perubahan koefisien fungsi tujuan, perubahan koefisien fungsi kendala, perubahan nilai sebelah kanan model, serta adanya tambahan peubah keputusan. Analisis ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai pemecahan optimum baru yang memungkinkan sesuai dengan parameter perhitungan tambahan minimal. Analisis sensitivitas menunjukkan selang kepekaan nilai-nilai koefisien fungsi tujuan yang dapat mempertahankan kondisi optimal. Selang kepekaan ditunjukkan oleh batas maksimum yang menggambarkan batas kenaikan nilai aktivitas atau kendala yang tidak merubah fungsi tujuan dan ditunjukkan oleh batas minimum nilai koefisien fungsi tujuan yang menggambarkan batas penurunan nilai aktivitas atau kendala yang tidak merubah fungsi tujuan. Selain itu, selang kepekaan ditunjukkan oleh nilai ruas kanan yang menggambarkan seberapa besar perubahan ketersediaan sumber daya yang dapat ditolerir, sehingga nilai dual tidak berubah.

44 32 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Perkembangan Perusahaan PT. Pismatex Pekalongan merupakan sebuah perusahaan berbentuk PT tertutup yang bergerak dalam bidang industri tekstil kain sarung pelekat, dimana saham atau modal yang dimiliki adalah milik keluarga. PT Pismatex didirikan pada tahun 1971 oleh H. Ghozi Salim sebagai pemilik perusahaan dan pada tahun 1972 mulai memproduksi kain sarung pelekat merek Gajah Duduk. Sejalan dengan perkembangan penggunaan teknologi dalam industri tekstil, maka sarung Gajah Duduk diproduksi dengan berbagai tingkatan mutu, antara lain mutu benang, benang dan benang. Pada awal didirikannya, PT Pismatex menggunakan proses produksi kain sarung dengan alat tenun bukan mesin (ATBM). Penggunaan teknologi yang semakin berkembang dalam industri tekstil menuntut perusahaan mengadopsi perkembangan teknologi dalam proses produksinya. Oleh karena itu, pada tahun 1973 perusahaan melakukan pembaharuan teknologinya dengan mengganti penggunaan ATBM menjadi alat tenun mesin (ATM). Penggantian penggunaan mesin dalam proses produksi kain sarung atas pertimbangan perusahaan berikut : meningkatnya daya beli masyarakat, tingkat produktivitas yang tinggi dan mutu kain sarung yang lebih baik. PT Pismatex merupakan perusahaan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri), ijin perusahaan No. 28/DJAI/IUT/III/NON PMA- PMDN/1998. Tanggal 26 Januari SIUP No. 40/II.03/PB/III/1994. Proses produksi sarung Gajah Duduk terbagi dalam lima unit produksi, yaitu unit pencelupan ( dyeing), unit persiapan ( preparation), unit

45 33 pertenunan ( weaving), unit penyempurnaan ( finishing) dan unit jahit sarung (sewing). 2. Lokasi Perusahaan Penentuan lokasi perusahaan yang strategik dapat ditinjau dari beberapa faktor, yaitu bahan baku, tenaga kerja, transportasi, pasar potensial, dukungan pemerintah, persediaan air yang cukup, keadaan iklim dan fasilitas bank. Pada awalnya, perusahaan tekstil PT Pismatex didirikan di desa Klego Pekalongan. Kemudian, mengingat lokasi perusahaan yang kurang memadai untuk perkembangan perusahaan, sedangkan penggunaan teknologi tekstil makin berkembang, maka pabrik di desa Klego dipindah ke desa Sapugarut Buaran Pekalongan, dengan luas lahan m 2. Pemilihan lokasi ini oleh Pemimpin Perusahaan didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut : a. Tanah yang tersedia cukup luas untuk pengembangan usaha. b. Lokasi tidak di tengah-tengah kota seperti yang dianjurkan oleh pemerintah, agar tidak tercampur dengan pemukiman penduduk. c. Harga tanah di daerah ini pada waktu itu cukup murah dibandingkan dengan harga di daerah perkotaan. d. Mudah mendapatkan tenaga kerja, karena di desa tersebut banyak home industry bidang tekstil. e. Arus transportasi ke pabrik cukup mudah. Sejalan dengan perkembangan perusahaan dari awal didirikannya PT Pismatex sampai sekarang ini memiliki dua kantor cabang, yaitu di Jakarta dan Surabaya, serta kantor pusat perusahaan terletak di jalan Teratai No.2 Kelurahan Klego Pekalongan. 3. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan PT Pismatex Pekalongan mempunyai visi, yaitu membantu pemerintah di dalam penyerapan tenaga kerja di Pekalongan. Misi perusahaan adalah : a. Pemenuhan kebutuhan sandang, khususnya wilayah Pekalongan.

46 34 b. Meningkatkan industri kerajinan, khususnya kerajinan kain sarung. c. Mencari keuntungan. PT Pismatex mempunyai tujuan dalam mengembangkan perusahaannya. Tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan adalah : a. Ditinjau dari segi ekonomi, yaitu mencari laba. b. Ditinjau dari segi sosial ekonomi, yaitu memberikan kesempatan kerja. c. Ditinjau dari segi pembangunan, yaitu membantu pemerintah dalam memenuhi kebutuhan sandang dan meningkatkan industri kerajinan, khususnya kerajinan kain sarung. Peranan perusahaan dalam mensukseskan pembangunan ekonomi, baik regional maupun nasional, antara lain menyerap tenaga kerja sebanyak mungkin dari daerah sekitar sesuai kebutuhan dan menggunakan suku cadang buatan dalam negeri, serta ikut menambah pemasukan devisa bagi negara. Selain itu, PT Pismatex juga berpartisipasi dalam bidang pendidikan, diantaranya : a. Dengan adanya sistem ganda ( dual system), perusahaan memberikan kesempatan bagi para pelajar untuk magang di perusahaan. b. Memberikan kesempatan bagi para pelajar dan mahasiswa untuk mengadakan penelitian di perusahaan. 4. Struktur Organisasi Struktur organisasi (Lampiran 1) yang diterapkan PT. Pismatex adalah struktur organisasi garis, dimana kekuasaan dan tanggungjawab berjalan dari puncak pimpinan tertinggi yang dipegang oleh Direksi. Pimpinan tertinggi perusahan adalah Direksi yang dibantu oleh seorang General Manager dalam melaksanakan kebijakan perusahaan. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut : a. Direksi membawahi secara langsung seorang General Manager dan mengawasi Internal Control perusahaan dan kesekretariatan perusahaan.

47 35 b. General Manager membawahi empat manajer, antara lain Manajer Produksi, Manajer Pemasaran, Manajer Keuangan, Manajer SDM dan Umum. c. Manajer Produksi membawahi delapan Kepala Bagian ( KB) unit produksi, antara lain KB Pencelupan, KB Persiapan, KB Pertenunan I, IV & V, KB Pertenunan II & III, KB Spare Part, KB Finishing, KB Teknik dan KB PPC. d. Manajer Pemasaran membawahi empat Kepala Bagian (KB) Pemasaran, yaitu : KB Penjualan dan Distribusi, KB Promosi, KB Jahit atau Kemas dan KB Desaigner yang membawahi dan mengawasi staff gudang warna. e. Manajer Keuangan membawahi Kepala Bagian (KB) Accounting, KB Pembelian dan Kasir. f. Manajer SDM dan Umum membawahi Kepala Bagian (KB) Personalia, KB Umum, dan KB MIS. Berdasarkan struktur organisasi PT. Pismatex, maka tugas dan tanggungjawab dari masing-masing bagian atau jabatan sebagai berikut : a. Direksi bertugas memimpin semua kegiatan baik di dalam maupun di luar perusahaan secara keseluruhan dan membawahi seorang General Manager secara langsung. b. General Manager bertugas untuk membantu direksi dalam mengkoordinir kegiatan-kegiatan perusahaan sesuai dengan bidangnya masing-masing. c. Manajer Pemasaran bertugas untuk mengkoordinir kegiatan pemasaran barang dan jasa, serta melakukan kegiatan penagihan terhadap piutang perusahaan. d. Manajer Keuangan bertugas untuk mengkoordinir penyelenggaraan administrasi dan keuangan perusahaan, serta mengkoordinasi pemasukan dan pengeluaran perusahaan. e. Manajer Personalia bertugas untuk mengawasi semua kegiatan yang berhubungan dengan kepegawaian, pengupahan, keamanan dan hubungan dengan pihak luar, serta membawahi bagian keamanan.

48 36 f. Manajer Produksi bertugas untuk mengkoordinir semua kegiatan produksi perusahaan, baik untuk dyeing, preparation, weaving, finishing dan sewing. g. Bagian Pembukuan ( Accounting), bertugas menyusun laporan pembukuan yang bersifat rutin, memeriksa, menyimpan dan mencatat bukti transaksi perusahaan. h. Kepala Bagian (KB) Pencelupan, KB Persiapan, KB Pertenunan, KB Penyempurnaan dan KB Jahit Sarung, bertugas mengawasi pelaksanaan proses produksi dan rencana produksi, serta membuat laporan mengenai pelaksanaan proses produksi dan hasil produksi masing-masing. i. Kepala Bagian (KB) Pembelian, bertanggung jawab atas persediaan barang atau jasa yang diperlukan setiap unit produksi, menyusun laporan pembelian secara periodik, bekerjasama dengan KB Spare Part dan Manajer Produksi untuk mengatur pembelian suku cadang mesin perusahaan dan mengatur pembelian bahan baku dan bahan pembantu dalam proses produksi. j. Kepala Bagian (KB) Teknik, bertugas mengawasi jalannya mesin - mesin produksi saat berproduksi, memelihara keadaan mesin, memeriksa aliran listrik dan memperbaiki peralatan dan mesin yang rusak. 5. Pemasaran Dalam proses pemasaran PT. Pismatex Pekalongan menggunakan saluran distribusi dari Pabrik dikirim ke kantor Pusat, kemudian dikirim ke agen-agen. Setelah itu agen-agen tersebut menyalurkannya ke konsumen maupun pedagang-pedagang atau toko yang lebih kecil. Daerah pemasaran yang sudah terjangkau adalah Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Maluku, Sumatera, Riau dan Bengkulu. Perusahaan melakukan perluasan market share dengan berusaha menjangkau daerah pemasaran seluruh Indonesia dan juga ekspor ke luar negeri, seperti Malaysia, Brunai, Pilipina, Singapura dan Timur Tengah. 6. Proses Produksi

49 37 Proses produksi merupakan sebuah mata rantai, sehingga kelancaran suatu proses pada salah satu bagian akan sangat mempengaruhi proses produksi di bagian yang lain. Perencanaan produksi yang baik dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinir dengan departemen terkait. Pengawasan produksi dilaksanakan pada masingmasing departemen sejak proses awal hingga proses akhir (dari penerimaan bahan baku sampai dengan pengiriman ke agen) yang dilaksanakan secara ketat, baik dalam mutu maupun kuantitas produksinya. Untuk layout pabrik telah diusahakan mengikuti alur proses produksi (flow chart ), dapat dilihat pada Lampiran 2. PT Pismatex Pekalongan telah menetapkan suatu system quality control (Pengendalian Mutu Terpadu) dalam proses produksi sarung Gajah Duduk, dimana setiap bagian secara aktif mengendalikan produksi sedini mungkin, agar tidak mengganggu proses selanjutnya. Lembaga secara resmi yang menangani sistem ini dalam perusahaan belum ada, akan tetapi pelaksanaannya sudah tampak di setiap bagian. Produk akhir selalu diawasi secara ketat, yang lolos dari seleksi merupakan produk yang baik. Produk yang diklasifikasikan cacat segera dipisah dan diadakan perbaikan, agar dapat tingkat cacatnya tidak berat atau mungkin diperbaiki agar dapat dikategorikan menjadi produk yang baik. Produk yang baik memiliki kriteria berikut : a. Ukuran panjang dan lebarnya standar, yaitu panjang 2m dan lebar 1,3m. b. Corak tidak menyimpang dari rencana. c. Komposisi warna tidak menyimpang. d. Tenunannya baik, tidak ada lusu terputus, tidak salah warna dan tidak salah nomor benang pakan. Bagian proses produksi sarung Gajah Duduk terbagi menjadi lima unit produksi, yaitu Unit Pencelupan ( Dyeing), Unit Persiapan (Preparation), Unit Pertenunan ( Weaving), Unit Penyempurnaan (Finishing), dan Unit Jahit Sarung (Sewing). Keseluruhan proses produksi tersebut secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut :

50 38 a. Unit Pencelupan (Dyeing) Pada unit pencelupan terdiri dari dua bagian, yaitu : 1) Bagian Soft Cone, proses mengcover benang cone (ex patal) dengan standar tension tertentu (soft) untuk mempermudah dalam proses pewarnaan. 2) Bagian Pencelupan ( Cone Dyeing), merupakan proses pemberian warna benang dengan bahan, temperatur dan tekanan tertentu, agar menghasilkan warna yang tidak luntur dan rata, sesuai dengan warna yang dikehendaki desaigner. b. Unit Persiapan (Preparation) Pada unit persiapan terdiri dari lima bagian, yaitu : 1) Kelos ( cone winder) proses menutupi cone warna dengan standar isi tertentu dan mengatur kembali jajaran atau gulungan benang untuk memperlancar proses selanjutnya, yaitu proses palet dan hani. 2) Palet (pirn winder) merupakan proses mengcover cone warna yang sudah melalui proses kelos (ex kelos) menjadi palet dengan isi dan tension tertentu untuk menghasilkan gulungan pakan. 3) Hani ( warping) membuat jajaran benang lusi pada beam tenun sesuai dengan corak. Proses ini bertujuan menghasilkan gulungan benang untuk lusi. 4) Kanji ( sizing) merupakan proses melapisi benang yang sudah digulung terpisah sesuai dengan corak bahan atau obat kanji. Proses pelapisan tersebut bertujuan untuk memperlancar proses tenun benang. 5) Cucuk ( reach in) yaitu memisahkan helaian benang lusi ex hani dan kanji, sehingga membentuk mulut lusi untuk jalannya pakan. c. Unit Pertenunan (Weaving) Hal ini merupakan proses menganyam atau menyilangkan benang pakan ke dalam mulut lusi, sesuai kartu dan corak yang terpasang pada mesin dengan standar penyetelan mesin. Tujuan proses ini

51 39 adalah untuk memperoleh hasil anyaman sesuai dengan standar corak dan kerataan pick, panjang dan lebar kain agar tidak timbul BS. d. Unit Penyempurnaan (Finishing) Pada proses penyempurnaan (finishing) terdiri dari lima bagian, yaitu: 1) Inspeksi (inspection) merupakan proses memperbaiki, memisahkan dan mengklasifikasikan produk yang cacat untuk menghindari tercampurnya dengan produk yang baik dan BS. 2) Bakar Bulu (singeing) merupakan proses untuk menghilangkan atau membersihkan bulu atau kapuk yang melekat pada permukaan sarung, agar menghasilkan produk bersih dan tidak mengapuk. 3) Pencucian ( washing) merupakan proses mencuci atau membersihkan kain sarung karena kotoran dari proses bakar bulu. Proses ini bertujuan untuk menghasilkan produk bersih dan warna kain cerah. 4) Stenter (stentering) merupakan proses memperbaiki jajaran benang lusi dan pakan, sehingga tegangan benang rata dan panjang maupun lebar kain sarung kembali seperti semula (pada saat mentah). Proses ini bertujuan agar menghasilkan mutu produk sesuai standar, bermutu dan kuat. 5) Kalender (calendaring) yaitu proses memperhalus permukaan kain sarung, agar mutu kain sarung jadi lebih bermutu dan menarik. e. Unit Jahit Sarung (Sewing) Hal ini merupakan proses menghubungkan ujung dan pangkal kain, sehingga terbentuk sarung. Pada unit sewing terdiri dari dua bagian, yaitu : 1) Lipat ( folding), yaitu proses melipat kain sarung dengan standar lipatan untuk menyesuaikan dengan kemasan. 2) Pengemasan ( packing), proses pemberian logo, cap atau merek, etiket perusahaan dan membungkusnya dengan rapi, agar produk mudah dikenal oleh konsumen.

52 40 7. Tenaga Kerja PT. Pismatex Pekalongan sampai dengan akhir Juni 2009 telah mempekerjakan tenaga kerja yang berasal dari daerah sekitar perusahaan, sehingga memberikan dampak positif kontribusi berupa perluasan kesempatan kerja disektor formal maupun informal. Jumlah tenaga kerja PT. Pismatex sampai dengan akhir Juni 2009 dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Tenaga kerja PT. Pismatex Posisi Jumlah (orang) Personalia 36 Desainer 29 PPC 28 MIS 4 Warehouse / Sparepart 10 Umum 37 Akunting 7 Pembelian 3 Unit Pencelupan 130 Unit Persiapan 600 Unit Pertenunan Unit Finishing 230 Unit Jahit / Kemas 350 Teknik 30 Total Sumber : PT. Pismatex Pekalongan, PT. Pismatex memproduksi sarung Gajah Duduk 24 jam selama 7 hari berturut-turut. Perusahaan menetapkan jam kerja kantor dan jam kerja pabrik secara berbeda. Pekerja kantor hanya bekerja selama enam hari (Senin-Sabtu) dengan jam kerja seperti terlihat pada Tabel 3. Tabel 3. Jam kerja pihak manajemen PT. Pismatex Pekalongan Pihak Manajemen Senin s/d (Staff) Kamis Jumat Sabtu Jam Kerja Istirahat Kembali Kerja Sumber : PT. Pismatex Pekalongan, Pekerja pabrik dibagi menjadi lima shift yang bekerja secara bergiliran (Tabel 4). Dalam sehari jumlah shift yang mendapat giliran kerja sebanyak tiga shift, sedangkan dua shift lainnya bekerja pada

53 41 keesokan harinya (dengan ditambah satu shift dari kelompok shift yang telah mendapat giliran pertama pada hari sebelumnya). Tabel 4. System shifting karyawan unit produksi PT. Pismatex Pekalongan System Shefting Unit Dyeing Unit Preparation Unit Weaving Shift Pagi Shift Siang Shift Malam Sumber : PT. Pismatex Pekalongan, Pengupahan Unit Finishing Unit Sewing Perusahaan wajib memberikan upah atau gaji kepada karyawannya, karena karyawan telah memberikan jasa berupa pekerjaan yang telah ditentukan oleh perusahaan. Oleh karena itu, pemberian upah atau gaji kepada karyawan merupakan hak karyawan yang harus dipenuhi oleh perusahaan. Sistem pengupahan yang diberlakukan di PT. Pismatex sudah sesuai dan mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP), yaitu sesuai dengan Upah Minimum Sektoral Regional (UMSR) Kabupaten Pekalongan. PT. Pismatex memberikan upah kepada karyawan pabrik setiap satu bulan sekali (bias anya diberikan pada hari Kamis) dan besarnya disesuaikan dengan posisi masing-masing karyawan di perusahaan. Sedangkan upah staff administrasi dan umum diberikan setiap bulan sekali, serta besarnya disesuaikan dengan jabatan atau posisi masingmasing karyawan. 9. Kesejahteraan Sumber Daya Manusia Kesejahteraan sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang juga harus diperhatikan oleh perusahaan. Dengan memperhatikan kesejahteraan karyawan akan berdampak positif bagi perusahaan, yaitu motivasi karyawan untuk menjadi lebih disiplin dalam bekerja. PT. Pismatex memperhatikan kesejahteraan karyawannya yang disiplin dan berprestasi dengan memberikan kenaikan gaji, bonus, insentif (bagi karyawan lembur), tunjangan hari raya, transportasi antar jemput

54 42 karyawan dengan menggunakan bus perusahaan (bagi staff yang menggunakan kendaraan sendiri maka perusahaan akan memberikan uang bensin), koperasi, jaminan kesehatan dan pengobatan perusahaan, jaminan kecelakaan kerja. Kenaikan gaji diberikan berdasarkan penilaian atas kerajinan dan kedisiplinan kerja karyawan setiap 6 bulan sekali. Besarnya kenaikan gaji tersebut disesuaikan dengan jabatan dan tanggungjawabnya. Kenaikan gaji juga diberikan perusahaan, apabila karyawan tersebut telah dipromosikan untuk jabatan baru dan besarnya disesuaikan dengan tugas dan jabatan baru. Pemberian bonus diberikan apabila produktivitas dan penjualan perusahaan mengalami peningkatan pada bulan tersebut, dengan pemberian bonus 7% dari gaji pokok karyawan. Tunjangan hari raya diberikan perusahaan selambat-lambatnya 1 minggu sebelum hari raya, besarnya nilai tunjangan yang diberikan sebesar 1 kali gaji pokok karyawan tersebut. Pemberian kain sarung juga diberikan perusahaan sebagai bingkisan hari raya. Selain itu, perusahaan memberikan promosi jabatan bagi karyawan yang telah memiliki pengalaman kerja di bidang tertentu dan mempunyai kerajinan, serta kedisiplinan kerja yang bagus, keputusan tentang promosi didasarkan atas kebijakan dari pimpinan perusahaan. 10. Jamsostek Perusahaan memberikan jaminan dan perlindungan kepada setiap karyawannya dengan Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja). Setiap karyawan selalu menghadapi risiko-risiko sakit, kecelakaan kerja, cacat, hari tua dan meninggal dunia baik yang sangat merugikan secara fisik maupun finansial. Oleh karena itu, perusahaan perlu menanggulangi secara terencana dan teratur. Program jamsostek yang diikuti oleh karyawan meliputi jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian dan hari tua, serta jaminan kelahiran bagi karyawan wanita Perumusan Model Linear Programming Perumusan model LP dalam penelitian ini mengasumsikan beberapa hal, diantaranya adalah model tidak memperhitungkan adanya stok

55 43 persediaan bahan baku dan produk jadi, tidak terdapat perubahan jumlah karyawan selama tahun 2008, tidak ada kerusakan pada mesin selama proses produksi tahun Peubah Keputusan Peubah keputusan yang diteliti adalah banyaknya produk yang dihasilkan selama 12 bulan (Januari sampai Desember tahun 2008). Produk yang dioptimasikan meliputi 28 jenis sarung yang dikategorikan ke dalam 5 kelompok berdasarkan mutu benang yang digunakan dan kemiripan harganya. Kelompok I merupakan produk-produk dengan harga jual tertinggi, sedangkan kelompok terakhir, yaitu kelompok V merupakan produk dengan harga jual terendah. Tabel 5 menggambarkan peubah-peubah keputusan yang diteliti. Tabel 5. Peubah keputusan Bulan Kel. I Kel. II Kel. III Kel. IV Kel. V Januari X 101 X 201 X 301 X 401 X 501 Februari X 102 X 202 X 302 X 402 X 502 Maret X 103 X 203 X 303 X 403 X 503 April X 104 X 204 X 304 X 404 X 504 Mei X 105 X 205 X 305 X 405 X 505 Juni X 106 X 206 X 306 X 406 X 506 Juli X 107 X 207 X 307 X 407 X 507 Agustus X 108 X 208 X 308 X 408 X 508 September X 109 X 209 X 309 X 409 X 509 Oktober X 110 X 210 X 310 X 410 X 510 November X 111 X 211 X 311 X 411 X 511 Desember X 112 X 212 X 312 X 412 X 512 Keterangan : Tabel rincian peubah keputusan terdapat pada Lampiran Fungsi Tujuan Fungsi tujuan adalah hubungan matematik linear yang menggambarkan tujuan perusahaan. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah maksimalisasi keuntungan. Penetapan koefisien fungsi tujuan dimulai dengan menentukan kontribusi keuntungan

56 44 perusahaan untuk masing-masing produk yang dihasilkan setiap bulannya. Formulasi model yang dapat dibentuk adalah : Keterangan : Z C ij X ij i j = Nilai fungsi tujuan / maksimalisasi keuntungan (Rp) = Kontribusi keuntungan produk ke-i pada bulan ke-j = Jumlah produk ke-i yang dihasilkan pada bulan ke-j = Kelompok Produk = Periode produksi dalam satu tahun (12 bulan) a. Perhitungan kontribusi keuntungan Perusahaan menetapkan besarnya kontribusi keuntungan dari harga jual produk 25%. Dengan diketahuinya harga jual masing-masing produk, maka nilai kontribusi keuntungan tiap produk dapat dihitung. Harga jual kelompok produk pada Tabel 6 merupakan rataan harga jual masing-masing produk dalam kelompoknya. Tabel 6. Kontribusi keuntungan kelompok produk Kelompok Produk Harga Jual (Rp) Kontribusi Keuntungan (Rp) Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV Kelompok V Sumber : PT. Pismatex Pekalongan, b. Formulasi model fungsi tujuan Setelah kontribusi keuntungan diketahui, maka fungsi tujuan dapat dirumuskan sebagai berikut : Max Z : X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

57 45 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X Fungsi Kendala Dalam proses produksi, perusahaan dihadapi dengan segala macam keterbatasan. Keterbatasan inilah yang kemudian dijadikan kendalakendala yang dihadapi perusahaan. Kendala-kendala yang dihadapi oleh PT. Pismatex adalah : pemenuhan kebutuhan bahan baku, pemenuhan jam tenaga kerja langsung, pemenuhan jam mesin dan banyaknya permintaan konsumen. Formulasi model yang dapat dibentuk adalah : a. Kendala bahan baku Keterangan : B ij b ij = Koefisien penggunaan bahan baku untuk produk ke-i pada bulan ke-j = Ketersediaan bahan baku produk ke-i pada bulan ke-j 1) Koefisien penggunaan bahan baku Bahan baku utama yang digunakan untuk memproduksi sarung adalah benang. Untuk memproduksi 1 kodi (20 unit) sarung dibutuhkan 7,5 kg benang, maka dibutuhkan benang 0,375 kg untuk memproduksi 1 unit sarung. Dengan demikian koefisien penggunaan bahan bakunya adalah 0,375 kg/unit. 2) Ketersediaan bahan baku Jumlah ketersediaan bahan baku PT. Pismatex sebenarnya tidak mutlak karena bahan baku dalam pembuatan sarung ini disuplai oleh anak perusahaan dari PT. Pismatex sendiri, yaitu PT. Pisma Putra

58 46 yang memproduksi benang. Oleh karena itu, dalam penelitian ini diasumsikan bahwa jumlah ketersediaan bahan baku didasarkan pada banyaknya bahan baku yang diminta dalam proses produksi selama tahun Tabel 7. Pemakaian bahan baku Bulan Permintaan Benang (Kg) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Sumber : PT. Pismatex Pekalongan, ) Formulasi kendala bahan baku 0,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X

59 47 0,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X ,375 X b. Kendala jam tenaga kerja langsung Keterangan : T ij t ij = Koefisien kebutuhan jam tenaga kerja langsung untuk produk ke-i pada bulan ke-j = Ketersediaan jam tenaga kerja langsung untuk produk ke-i pada bulan ke-j 1) Ketersediaan jam tenaga kerja langsung Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang secara langsung berhubungan dengan kegiatan produksi sarung, yaitu pekerja pabrik bagian produksi. Jumlah tenaga kerja pada bagian produksi orang, dengan rincian per unit (Tabel 2) sebagai berikut : i. Unit Pencelupan : 130 orang ii. Unit Persiapan: 600 orang iii. Unit Pertenunan : orang iv. Unit Finishing : 230 orang v. Unit Jahit/Kemas : 350 orang Tenaga kerja bagian produksi ini dibagi menjadi lima kelompok shift. Pembagian jumlahnya dapat dilihat pada Tabel 8.

60 48 Tabel 8. Pembagian jumlah tenaga kerja per shift Shift I Shift II Shift III Shift IV Shift V Unit Pencelupan Unit Persiapan Unit Pertenunan Unit Finishing Unit Jahit/kemas Sumber : PT. Pismatex Pekalongan, Berdasarkan Tabel 8, didapatkan jumlah pekerja per shift sebanyak 505 orang. Dalam sehari terdapat 3 shift yang bekerja sehingga jumlah tenaga kerja dalam sehari dapat diketahui (1.515 orang). Tabel 9. Ketersediaan jam tenaga kerja langsung Bulan Hari Produksi (a) Jam Kerja Per Hari (b) Jam Kerja Satu Bulan (c=axb) Jumlah Pekerja Per Hari (d) Ketersediaan (e=cxd) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total ) Koefisien kebutuhan jam tenaga kerja langsung Koefisien kebutuhan jam tenaga kerja langsung dihitung dari berapa banyak waktu yang dihabiskan oleh satu pekerja untuk menghasilkan satu unit sarung. Dengan kata lain satuan yang digunakan adalah jam kerja/unit.

61 49 Tabel 10. Koefisien kebutuhan jam tenaga kerja langsung Satuan Nilai Rataan Jam Kerja Sehari Satu Orang (a) Jam 7 Rataan Jumlah TK Shift 1, 2, 3, 4 dan 5 (b) TKL 505 Produksi Maksimum Sehari (c) Unit Koefisien Kebutuhan Jam TKL (axb:c) Jam TKL/Unit 0,12551 Sumber : PT. Pismatex Pekalongan, Koefisien kebutuhan jam tenaga kerja langsung diperoleh dari perkalian antara rataan jam kerja sehari satu orang dengan rata-rata jumlah tenaga kerja shift 1, 2, 3, 4, dan 5, kemudian dibagi dengan produksi maksimum sehari. Nilai produksi maksimum sehari didasarkan pada jumlah produksi terbanyak selama tahun 2008 (Lampiran 5). Dengan melihat Tabel 10 di atas dan Lampiran 6, maka dapat diketahui koefisien kebutuhan jam tenaga kerja langsung untuk tiaptiap kelompok produk. Kelompok I = 0,12551 x 0,07405 = 0,00929 Kelompok II = 0,12551 x 0,23257 = 0,02919 Kelompok III = 0,12551 x 0,58197 = 0,07304 Kelompok IV= 0,12551 x 0,08965 = 0,01125 Kelompok V = 0,12551 x 0,02176 = 0, ) Formulasi kendala jam tenaga kerja langsung 0,00929 X ,02919 X ,07304 X ,01125 X ,00273 X ,00929 X ,02919 X ,07304 X ,01125 X ,00273 X ,00929 X ,02919 X ,07304 X ,01125 X ,00273 X

62 50 0,00929 X ,02919 X ,07304 X ,01125 X ,00273 X ,00929 X ,02919 X ,07304 X ,01125 X ,00273 X ,00929 X ,02919 X ,07304 X ,01125 X ,00273 X ,00929 X ,02919 X ,07304 X ,01125 X ,00273 X ,00929 X ,02919 X ,07304 X ,01125 X ,00273 X ,00929 X ,02919 X ,07304 X ,01125 X ,00273 X ,00929 X ,02919 X ,07304 X ,01125 X ,00273 X ,00929 X ,02919 X ,07304 X ,01125 X ,00273 X ,00929 X ,02919 X ,07304 X ,01125 X ,00273 X c. Kendala jam kerja mesin Keterangan : M ij m ij = Koefisien kebutuhan jam mesin untuk menghasilkan produk ke-i pada bulan ke-j = Ketersediaan jam mesin untuk memproduksi produk ke-i pada bulan ke-j 1) Ketersediaan jam mesin Perhitungan ketersediaan jam mesin hampir sama dengan perhitungan ketersediaan jam tenaga kerja langsung. Untuk itu tabel perhitungannya sama, hanya saja komponen jumlah pekerja per hari dalam Tabel 9 diganti dengan jumlah mesin yang digunakan dalam

63 51 produksi. Selain itu jam kerja per harinya diganti 24 jam, karena mesin tetap berproduksi pada saat pekerja istirahat. Tabel 11. Ketersediaan jam mesin Jam Jam Hari Kerja Kerja Jumlah Bulan Ketersediaan Produksi Per Satu Mesin (e=cxd) (a) Hari Bulan (d) (b) (c=axb) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total ) Koefisien kebutuhan jam mesin Koefisien kebutuhan jam mesin diartikan sebagai berapa jam waktu yang dibutuhkan oleh mesin untuk memproduksi satu unit sarung. Rataan produksi harian PT. Pismatex adalah unit dengan menggunakan 610 mesin. Jadi setiap mesin mampu menghasilkan ± 34,426 unit dalam waktu sehari atau 1,434 per jam. Nilai koefisien kebutuhan mesin ini dapat diketahui dengan melihat kecepatan produksi per jamnya, yaitu :

64 52 Dengan demikian koefisien kebutuhan mesin untuk memproduksi tiap produknya adalah : Kelompok I = 0,697 x 0,07405 = 0,05161 Kelompok II = 0,697 x 0,23257 = 0,16210 Kelompok III = 0,697 x 0,58197 = 0,40563 Kelompok IV = 0,697 x 0,08965 = 0,06249 Kelompok V = 0,697 x 0,02176 = 0, ) Formulasi kendala jam mesin 0,05161 X ,16210 X ,40563 X ,06249 X ,01517 X ,05161 X ,16210 X ,40563 X ,06249 X ,01517 X ,05161 X ,16210 X ,40563 X ,06249 X ,01517 X ,05161 X ,16210 X ,40563 X ,06249 X ,01517 X ,05161 X ,16210 X ,40563 X ,06249 X ,01517 X ,05161 X ,16210 X ,40563 X ,06249 X ,01517 X ,05161 X ,16210 X ,40563 X ,06249 X ,01517 X ,05161 X ,16210 X ,40563 X ,06249 X ,01517 X ,05161 X ,16210 X ,40563 X ,06249 X ,01517 X ,05161 X ,16210 X ,40563 X ,06249 X ,01517 X ,05161 X ,16210 X ,40563 X ,06249 X ,01517 X ,05161 X ,16210 X ,40563 X ,06249 X ,01517 X

65 53 d. Kendala permintaan Keterangan : p ij = Jumlah permintaan untuk produk ke-i pada bulan ke-j 1) Jumlah permintaan produk Kendala permintaan pasar digunakan untuk mengetahui batas produksi yang harus dihasilkan perusahaan untuk memenuhi permintaan pasar, agar perusahaan dapat selalu melakukan pasokan produk kepada konsumen secara kontinyu, serta terhindar dari menyimpan produk terlalu lama dalam gudang yang menimbulkan biaya dan kerusakan produk. Jumlah permintaan masing-masing produk didasarkan pada data permintaan sarung selama tahun 2008 (Lampiran 7). 2) Formulasi kendala permintaan X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

KAJIAN OPTIMASI UNTUK MENINGKATKAN PROFITABILITAS PADA PT. PISMATEX, PEKALONGAN. Disusun Oleh : FARIS ANDINOVA YULIAWAN H

KAJIAN OPTIMASI UNTUK MENINGKATKAN PROFITABILITAS PADA PT. PISMATEX, PEKALONGAN. Disusun Oleh : FARIS ANDINOVA YULIAWAN H KAJIAN OPTIMASI UNTUK MENINGKATKAN PROFITABILITAS PADA PT. PISMATEX, PEKALONGAN Disusun Oleh : FARIS ANDINOVA YULIAWAN H24051223 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Usaha Kecil Menengah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Usaha Kecil Menengah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Usaha Kecil Menengah Pengertian Usaha Kecil Menengah (UKM) menurut Keputusan Presiden RI No. 99 tahun 1998, yaitu kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produksi adalah suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output) yang berupa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Dalam setiap perusahaan berusaha untuk menghasilkan nilai yang optimal dengan biaya tertentu yang dikeluarkannya. Proses penciptaan nilai yang optimal dapat

Lebih terperinci

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Produksi Produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasi masukan (input) menjadi hasil keluaran

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Sistem Produksi Secara umum produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Puyuh Bintang Tiga (PPBT) yang berlokasi di Jalan KH Abdul Hamid Km 3, Desa Situ Ilir Kecamatan Cibungbulang,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Produksi Menurut Salvatore (2001), produksi merujuk pada transformasi dari berbagai input atau sumberdaya menjadi output berupa barang atau

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Fungsi Produksi Produksi dan operasi dalam ekonomi menurut Assauri (2008) dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang berhubungan dengan usaha

Lebih terperinci

KAJIAN PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT DI PT. WISKA. Oleh PATAR NAIBAHO H

KAJIAN PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT DI PT. WISKA. Oleh PATAR NAIBAHO H KAJIAN PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT DI PT. WISKA Oleh PATAR NAIBAHO H24050116 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 ABSTRAK Patar Naibaho H24050116. Kajian Perencanaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Operation Research (OR) digunakan dalam penyelesaian masalahmasalah manajemen untuk meningkatkan produktivitas, atau efisiensi. Metode dalam Teknik

Lebih terperinci

KAJIAN PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT (Studi Kasus pada PT Adi Putra Perkasa, Cicurug - Sukabumi) Oleh ASEP SOLEHUDIN H

KAJIAN PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT (Studi Kasus pada PT Adi Putra Perkasa, Cicurug - Sukabumi) Oleh ASEP SOLEHUDIN H KAJIAN PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT (Studi Kasus pada PT Adi Putra Perkasa, Cicurug - Sukabumi) Oleh ASEP SOLEHUDIN H24103066 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Produksi Menurut Salvatore (2002), produksi merujuk pada transformasi dari berbagai input atau sumberdaya menjadi output berupa barang atau

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR

OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR SKRIPSI MAULANA YUSUP H34066080 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rinadya Yoghurt yang berlokasi di Bukit Asri Ciomas Blok A5 No. 9, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kelangkaan merupakan hal yang tidak bisa dihindari. Hal ini menjadi masalah utama ketika keinginan manusia yang tidak terbatas berhadapan dengan

Lebih terperinci

OPTIMASI PROFIT PADA PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE DI PT. XYZ

OPTIMASI PROFIT PADA PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE DI PT. XYZ JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 2 No.1 ; Juni 2015 OPTIMASI PROFIT PADA PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE DI PT. XYZ NINA HAIRIYAH Jurusan Teknologi Industri

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah Dalam perekonomian Indonesia Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain

Lebih terperinci

BAB 2. PROGRAM LINEAR

BAB 2. PROGRAM LINEAR BAB 2. PROGRAM LINEAR 2.1. Pengertian Program Linear Pemrograman Linier disingkat PL merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Heizer dan Render (2006:4) manajemen operasi (operation management-om) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi globalisasi dunia saat ini mendorong persaingan diantara para pelaku bisnis yang semakin ketat. Di Indonesia sebagai negara berkembang, pembangunan

Lebih terperinci

LINIEAR PROGRAMMING MATEMATIKA BISNIS ANDRI HELMI M, S.E., M.M.

LINIEAR PROGRAMMING MATEMATIKA BISNIS ANDRI HELMI M, S.E., M.M. LINIEAR PROGRAMMING MATEMATIKA BISNIS ANDRI HELMI M, S.E., M.M. INTRODUCTION Masalah keputusan yang biasa dihadapi para analis adalah alokasi optimum sumber daya yang langka. Sumber daya dapat berupa modal,

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2010. Lokasi penelitian berada di PT Perikanan Nusantara Cabang Benoa, Bali (Peta lokasi kantor PT Perikanan

Lebih terperinci

KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000 PADA PT. UNITEX Tbk, BOGOR. Oleh RETNA WULANDARI H

KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000 PADA PT. UNITEX Tbk, BOGOR. Oleh RETNA WULANDARI H KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000 PADA PT. UNITEX Tbk, BOGOR Oleh RETNA WULANDARI H24052635 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini, perkembangan perusahaan baik dalam bidang jasa atau produksi dapat dikatakan maju secara signifikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan semakin

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode-metode ilmiah dari teori-teori yang digunakan dalam penyelesaian persoalan untuk menentukan model program linier dalam produksi.. 2.1 Teori

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT

OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT 1 OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : NUR HAYATI ZAENAL A14104112 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Serangkaian kegiatan yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Blocher/Chen/Lin (2007:306) mengemukakan bahwa produktivitas adalah rasio output

BAB I PENDAHULUAN. Blocher/Chen/Lin (2007:306) mengemukakan bahwa produktivitas adalah rasio output BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan mempunyai tujuan. Tujuan perusahaan adalah mencari laba semaksimal mungkin. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan melakukan operasinya. Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu perusahaan selalu berusaha untuk mendapatkan laba yang maksimal. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang kompleks dalam mengambil

Lebih terperinci

Riset Operasi Bobot: 3 SKS

Riset Operasi Bobot: 3 SKS Riset Operasi Bobot: 3 SKS Tujuan Perkuliahan Setelah mahasiswa mengikuti kuliah ini selama satu semester, mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan metode-metode kuantitatif dalam pengambilan keputusan

Lebih terperinci

KAJIAN OPTIMASI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA KECIL MENENGAH USAHA DAGANG PRAKTIS MAGETAN JAWA TIMUR

KAJIAN OPTIMASI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA KECIL MENENGAH USAHA DAGANG PRAKTIS MAGETAN JAWA TIMUR KAJIAN OPTIMASI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA KECIL MENENGAH USAHA DAGANG PRAKTIS MAGETAN JAWA TIMUR Oleh LINGGAR WREDA RETNIANTO H24104037 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perekonomian Indonesia menghadapi perdagangan bebas dituntut untuk lebih giat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perekonomian Indonesia menghadapi perdagangan bebas dituntut untuk lebih giat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia menghadapi perdagangan bebas dituntut untuk lebih giat dan berusaha semaksimal mungkin dalam melaksanakan program-program pembangunan.

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR KOMUNIKASI PEMASARAN PERUSAHAAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

PENGARUH FAKTOR KOMUNIKASI PEMASARAN PERUSAHAAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PENGARUH FAKTOR KOMUNIKASI PEMASARAN PERUSAHAAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN (Studi Kasus pada Wisatawan Domestik di Taman Safari Indonesia, Cisarua, Bogor) Oleh EKA TAMIA MAHAKAMI H24104056 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Program linier (Linier Programming) Pemrograman linier merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian Metodologi Penelitian Modul ke: PEMROGRAMAN LINIER Fakultas Program Pasca Sarjana Hamzah Hilal Program Studi Magister Teknik Elektro 13.1 UMUM Banyak keputusan manajemen dan atau riset operasi berkaitan

Lebih terperinci

BAB 2 PROGRAM LINEAR

BAB 2 PROGRAM LINEAR BAB 2 PROGRAM LINEAR 2.1. Pengertian Program Linear Pemrograman Linier disingkat PL merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Pondok Menteng Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

LINEAR PROGRAMMING. Pembentukan model bukanlah suatu ilmu pengetahuan tetapi lebih bersifat seni dan akan menjadi dimengerti terutama karena praktek.

LINEAR PROGRAMMING. Pembentukan model bukanlah suatu ilmu pengetahuan tetapi lebih bersifat seni dan akan menjadi dimengerti terutama karena praktek. LINEAR PROGRAMMING Formulasi Model LP Masalah keputusan yang biasa dihadapi para analis adalah alokasi optimum sumber daya yang langka. Sumber daya dapat berupa modal, tenaga kerja, bahan mentah, kapasitas

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong)

OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong) OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong) Ai Nurhayati 1, Sri Setyaningsih 2,dan Embay Rohaeti 2. Program Studi Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Sub Terminal Agribisnis (STA) Rancamaya yang berlokasi di Jl. Raya Rancamaya Rt 01/01, Kampung Rancamaya Kidul, Desa Rancamaya,

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP MUTU PRODUK DAN JASA PELAYANAN DI RESTORAN BURGER & GRILL - DEPOK. Oleh : EVA PUSPITASARI H

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP MUTU PRODUK DAN JASA PELAYANAN DI RESTORAN BURGER & GRILL - DEPOK. Oleh : EVA PUSPITASARI H ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP MUTU PRODUK DAN JASA PELAYANAN DI RESTORAN BURGER & GRILL - DEPOK Oleh : EVA PUSPITASARI H24053915 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 23 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Marbella Bakery merupakan salah satu produsen roti di Jakarta Timur khususnya di sekitar kelurahan Pekayon. Usaha ini didirikan oleh Bapak J. Hoeru

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk BAB II LANDASAN TEORI A. Pemrograman Linear Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk memecahkan persoalan optimasi (maksimum atau minimum) dengan menggunakan persamaan dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Program linier adalah suatu cara untuk menyelesaikan persoalan pengalokasian sumber-sumber yang terbatas di antara beberapa aktivitas yang bersaing, dengan cara

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Kombinasi Produk Optimum Penentuan kombinasi produksi dilakukan untuk memperoleh lebih dari satu output dengan menggunakan satu input. Hal ini

Lebih terperinci

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING BAB 3 LINEAR PROGRAMMING Teori-teori yang dijelaskan pada bab ini sebagai landasan berpikir untuk melakukan penelitian ini dan mempermudah pembahasan hasil utama pada bab selanjutnya. 3.1 Linear Programming

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas yang sangat penting dalam menentukan kontinuitas operasional produksi. Di dalam praktek, manajer

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN Aktivitas usahatani sangat terkait dengan kegiatan produksi yang dilakukan petani, yaitu kegiatan memanfaatkan sejumlah faktor produksi yang dimiliki petani dengan jumlah yang terbatas.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. produk, yaitu Kain Grey dan Kain Cambric. Pada 1999, PC GKBI dapat memproduksi

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. produk, yaitu Kain Grey dan Kain Cambric. Pada 1999, PC GKBI dapat memproduksi BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Perusahaan Perjalanan lahirnya Pabrik Cambric Gabungan Koperasi Batik Indonesia (PC GKBI) tidak terlepas dari sejarah kesenian ukir dan gambar yang mulai memasuki

Lebih terperinci

MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT / 2 SKS]

MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT / 2 SKS] MATA KULIAH MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT011215 / 2 SKS] LINIER PROGRAMMING Formulasi Masalah dan Pemodelan Pengertian Linear Programming Linear Programming (LP) adalah salah satu teknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 12 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses produksi setiap perusahaan pasti dihadapkan pada persoalan mengoptimalkan lebih dari satu tujuan. Tujuan-tujuan dari persoalan produksi tersebut ada

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Optimalisasi Distribusi Sistem distribusi adalah cara yang ditempuh atau digunakan untuk menyalurkan barang dan jasa dari produsen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep program linier ditemukan dan diperkenalkan pertamakali oleh George Dantzig yang berupa metode mencari solusi masalah program linier dengan banyak variabel keputusan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produk Menurut Daryanto (2011:49) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan atau dikonsumsi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan pengolahan / manufaktur adalah perusahaan yang membeli bahan mentah, mengolahnya menjadi produk jadi yang siap pakai dan menjualnya kepada konsumen

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. = tujuan atau target yang ingin dicapai. = jumlah unit deviasi yang kekurangan ( - ) terhadap tujuan (b m )

BAB III PEMBAHASAN. = tujuan atau target yang ingin dicapai. = jumlah unit deviasi yang kekurangan ( - ) terhadap tujuan (b m ) BAB III PEMBAHASAN A. Penyelesaian Perencanaan Produksi dengan Model Goal Programming Dalam industri makanan khususnya kue dan bakery, perencanaan produksi merupakan hasil dari optimisasi sumber-sumber

Lebih terperinci

PENDEKATAN KUANTITATIF SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF METODE PEMECAHAN MASALAH. Dewi Atika Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan

PENDEKATAN KUANTITATIF SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF METODE PEMECAHAN MASALAH. Dewi Atika Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan PENDEKATAN KUANTITATIF SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF METODE PEMECAHAN MASALAH Dewi Atika Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan ABSTRAK Pemecahan masalah dengan menggunakan pendekatan kuantitatif,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai manajemen produksi dan operasi sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu pengertian dari

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER Dian Wirdasari Abstrak Metode simpleks merupakan salah satu teknik penyelesaian dalam program linier yang digunakan sebagai teknik pengambilan keputusan dalam permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang sama, yaitu persaingan dalam industrinya sehingga perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang sama, yaitu persaingan dalam industrinya sehingga perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Pada era globalisasi ini, setiap perusahaan menghadapi situasi serta permasalahan yang sama, yaitu persaingan dalam industrinya sehingga perusahaan harus

Lebih terperinci

Teknik Riset Operasional Semester Genap Tahun Akademik 2015/2016 Teknik Informatiaka UIGM

Teknik Riset Operasional Semester Genap Tahun Akademik 2015/2016 Teknik Informatiaka UIGM Teknik Riset Operasional Semester Genap Tahun Akademik 2015/2016 Teknik Informatiaka UIGM Dosen: Didin Astriani Prassetyowati, M.Stat Silabus MATAKULIAH TI214 TEKNIK RISET OPERASI (2 SKS) TUJUAN Agar mahasiswa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi 2.2 Saluran Distribusi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi 2.2 Saluran Distribusi 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi Menurut Nasution (2004), distribusi fisik merupakan sambungan kunci (key link) antara produksi dan pemasar yang akan meningkatkan profitabilitas bagi perusahaan. Secara

Lebih terperinci

BAB LINEAR PROGRAMMING : METODE GRAFIK PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB LINEAR PROGRAMMING : METODE GRAFIK PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN BAB 1 LINEAR PROGRAMMING : METODE GRAFIK PENDAHULUAN inear programming adalah suatu teknis matematika yang dirancang untuk membantu manajer dalam merencanakan dan membuat keputusan dalam mengalokasikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pemrograman Non Linier Pemrograman Non linier merupakan pemrograman dengan fungsi tujuannya saja atau bersama dengan fungsi kendala berbentuk non linier yaitu pangkat dari variabelnya

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN KOMBINASI PRODUK OPTIMAL PADA PT. PISMATEX DI PEKALONGAN

ANALISIS PENENTUAN KOMBINASI PRODUK OPTIMAL PADA PT. PISMATEX DI PEKALONGAN ANALISIS PENENTUAN KOMBINASI PRODUK OPTIMAL PADA PT. PISMATEX DI PEKALONGAN Oleh MAULIDIN FACHRUR (Fakultas Ekonomi Universitas Pekalongan) ABSTRAKSI Keberhasilan perusahaan dapat diukur dari keberhasilannya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Matriks 2.1.1 Pengertian Matriks Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan bilangan. Bilanganbilangan dalam susunan tersebut dinamakan entri dalam matriks (Anton,

Lebih terperinci

RISET OPERASIONAL MINGGU KE-2. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si. Linier Programming: Formulasi Masalah dan Model

RISET OPERASIONAL MINGGU KE-2. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si. Linier Programming: Formulasi Masalah dan Model RISET OPERASIONAL MINGGU KE- Linier Programming: Formulasi Masalah dan Model Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si Pengertian Linear Programming Linear Programming (LP) adalah salah satu teknik riset operasi

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN SISTEM BONUS TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN SERVIS DAN BAGIAN SALES AND MARKETING (STUDI KASUS PT. SETIAJAYA MOBILINDO BOGOR)

ANALISIS HUBUNGAN SISTEM BONUS TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN SERVIS DAN BAGIAN SALES AND MARKETING (STUDI KASUS PT. SETIAJAYA MOBILINDO BOGOR) ANALISIS HUBUNGAN SISTEM BONUS TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN SERVIS DAN BAGIAN SALES AND MARKETING (STUDI KASUS PT. SETIAJAYA MOBILINDO BOGOR) Oleh BHASKARA KUSEN H24101135 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

OPERATION RESEARCH-1

OPERATION RESEARCH-1 OPERATION RESEARCH-1 Prof.Dr.H.M.Yani Syafei,MT MATERI PERKULIAHAN 1.Pemrograman Linier (Linear Programming) Formulasi Model Penyelesaian dengan Metode Grafis Penyelesaian dengan Algoritma Simplex Penyelesaian

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pemotongan kayu sering dialami oleh industri yang memproduksi batangan-batangan kayu menjadi persediaan kayu dalam potonganpotongan yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Dalam dunia usaha, setiap perusahaan baik perusahaan negara ataupun swasta semua kegiatan yang dijalankan oleh perusahaan pada dasarnya diarahkan

Lebih terperinci

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

Please purchase PDFcamp Printer on  to remove this watermark. ANALISIS TEKNIK PENENTUAN UKURAN LOT PEMESANAN DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. BOEHRINGER INGELHEIM INDONESIA, BOGOR Oleh : LUTHFAN LUTHFIR RAHMAN H24052637 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

Oleh BUDI HARTONO H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Oleh BUDI HARTONO H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 65 ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN DAN PROYEKSI KEBUTUHAN DANA UNTUK PERIODE YANG AKAN DATANG (Studi Kasus : PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya Dan Tangerang Area Jaringan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN GIANT HYPERMARKET BOTANI SQUARE BOGOR

PENGARUH PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN GIANT HYPERMARKET BOTANI SQUARE BOGOR PENGARUH PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN GIANT HYPERMARKET BOTANI SQUARE BOGOR Oleh PUTRI RESTU MELISSA H24051307 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki tujuan yang sama yaitu mendapatkan keuntungan untuk kelancaraan kontinuitas usahanya dan mampu bersaing

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Meningkatnya persaingan perusahaan tepung terigu baik secara lokal maupun global akhir-akhir ini mengharuskan perusahaan memiliki keunggulan kompetitif. Di Indonesia persaingan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Produksi dan Operasi Manajeman (management) merupakan proses kerja dengan menggunakan orang dan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan (Bateman, Thomas S. : 2014)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Program linier merupakan suatu model matematika untuk mendapatkan alternatif penggunaan terbaik atas sumber-sumber yang tersedia. Kata linier digunakan untuk menunjukkan

Lebih terperinci

PENENTUAN POLA PEMOTONGAN PELAT LEMBARAN UNTUK MEMINIMALKAN PELAT SISA PADA PT. X DENGAN METODE INTEGER LINEAR PROGRAMMING

PENENTUAN POLA PEMOTONGAN PELAT LEMBARAN UNTUK MEMINIMALKAN PELAT SISA PADA PT. X DENGAN METODE INTEGER LINEAR PROGRAMMING PENENTUAN POLA PEMOTONGAN PELAT LEMBARAN UNTUK MEMINIMALKAN PELAT SISA PADA PT. X DENGAN METODE INTEGER LINEAR PROGRAMMING Andri Sanjaya 1) dan Abdullah Shahab 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pada dasarnya setiap perusahaan yang bergerak di sektor apapun pasti memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal dengan biaya yang minimal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Riset Operasi Masalah Riset Operasi (Operation Research) pertama kali muncul di Inggris selama Perang Dunia II. Inggris mula-mula tertarik menggunakan metode kuantitatif dalam

Lebih terperinci

PENGOPTIMALAN PERSEDIAAN DENGAN METODE SIMPLEKS PADA PT. XYZ

PENGOPTIMALAN PERSEDIAAN DENGAN METODE SIMPLEKS PADA PT. XYZ Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 2, No. 2 (2014), pp. 105 113. PENGOPTIMALAN PERSEDIAAN DENGAN METODE SIMPLEKS PADA PT. XYZ Christian Hermawan, Iryanto, Rosman Siregar Abstrak. Penerapan model pemrograman

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Adolina PTPN IV Medan, Sumatera Utara. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL LINEAR PROGRAMMING

ANALISIS MODEL LINEAR PROGRAMMING VII ANALISIS MODEL LINEAR PROGRAMMING 7.1. Penentuan Model Linear Programming Produksi Tempe Dampak kenaikan harga kedelai pada pengrajin tempe skala kecil, menengah, dan besar dianalisis dengan menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PENGIRIMAN EKSPRES (STUDI KASUS : PT PANDU SIWI SENTOSA CABANG BOGOR)

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PENGIRIMAN EKSPRES (STUDI KASUS : PT PANDU SIWI SENTOSA CABANG BOGOR) ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PENGIRIMAN EKSPRES (STUDI KASUS : PT PANDU SIWI SENTOSA CABANG BOGOR) Oleh AHMAD ZULKARNAEN H24076004 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program linier merupakan metode matematika dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan, seperti memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Jenis-Jenis Anggaran 1. Pengertian Anggaran Pengertian anggaran terus berkembang dari masa ke masa. Dulu anggaran hanya merupakan suatu alat untuk menyeimbangkan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI DISTRIBUSI BUKU BERTEMAKAN ISLAM DAN PENGARUH BIAYA DISTRIBUSI OPTIMAL TERHADAP MARJIN PEMASARAN (STUDI KASUS : CV PUSTAKA ULIL ALBAB)

OPTIMALISASI DISTRIBUSI BUKU BERTEMAKAN ISLAM DAN PENGARUH BIAYA DISTRIBUSI OPTIMAL TERHADAP MARJIN PEMASARAN (STUDI KASUS : CV PUSTAKA ULIL ALBAB) OPTIMALISASI DISTRIBUSI BUKU BERTEMAKAN ISLAM DAN PENGARUH BIAYA DISTRIBUSI OPTIMAL TERHADAP MARJIN PEMASARAN (STUDI KASUS : CV PUSTAKA ULIL ALBAB) Oleh BAYU WIDHA PRANATA H24103068 DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan tujuan rancang fasilitas Wignjosoebroto (2009; p. 67) menjelaskan, Tata letak pabrik adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Perancangan tata letak pabrik

Lebih terperinci

Pemodelan dalam RO. Sesi XIV PEMODELAN. (Modeling)

Pemodelan dalam RO. Sesi XIV PEMODELAN. (Modeling) Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi XIV PEMODELAN (Modeling) e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Pemodelan dalam RO Outline:

Lebih terperinci

METODE LINEAR PROGRAMING SEBAGAI PANDUAN PEMILIHAN TIPE DAN JUMLAH RUMAH BAGI PENGEMBANG PERUMAHAN

METODE LINEAR PROGRAMING SEBAGAI PANDUAN PEMILIHAN TIPE DAN JUMLAH RUMAH BAGI PENGEMBANG PERUMAHAN Metode Linear Programing Panduan Pemilihan Tipe dan Jumlah Rumah Bayu Teguh Ujianto METODE LINEAR PROGRAMING SEBAGAI PANDUAN PEMILIHAN TIPE DAN JUMLAH RUMAH BAGI PENGEMBANG PERUMAHAN 1) Bayu Teguh Ujianto

Lebih terperinci

PENERAPAN LOGIKA FUZZY PADA PROGRAM LINEAR

PENERAPAN LOGIKA FUZZY PADA PROGRAM LINEAR PENERAPAN LOGIKA FUZZY PADA PROGRAM LINEAR T-11 RIVELSON PURBA 1 1 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE etong_extreme@yahoo.com ABSTRAK Purba, Rivelson. 01. Penerapan Logika

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Pengusahaan Yoghurt di Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Pengusahaan Yoghurt di Indonesia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Pengusahaan Yoghurt di Indonesia Industri pengolahan susu baik berskala kecil maupun berskala besar memiliki peranan penting dan strategis bagi perkembangan agribisnis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming)

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming) Menurut Sri Mulyono (1999), Program Linier (LP) merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang langka untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri tekstil merupakan salah satu industri manufaktur terbesar baik di Indonesia maupun di dunia. China, hingga saat kini masih menguasi sektor industri tekstil

Lebih terperinci

MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 IT

MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 IT MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 IT 011215 UMMU KALSUM UNIVERSITAS GUNADARMA 2016 Penerapan Riset Operasi Bidang akuntansi dan keuangan Penentuan jumlah kelayakan kredit Alokasi modal investasi, dll Bidang

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan, pengambilan keputusan yang tepat dan akurat memerlukan pemahaman tentang konsep biaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan motif laba. Pada era krisis global yang dialami

Lebih terperinci