Uji Toksisitas Deterjen terhadap Ikan Nila ( Orheochromis niloticus ) ABSTRAK
|
|
- Yuliana Lesmana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Uji Toksisitas Deterjen terhadap Ikan Nila ( Orheochromis niloticus ) Irma Apria Megawati Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan,FIKP.UMRAH Andi Zulfikar Winny Retna Melani ABSTRAK Air limbah dari deterjen yang dihasilkan dari berbagai kegiatan masyarakat sebagai suatu komponen pencemaran lingkungan perairan. Limbah tersebut semuanya dibuang kebadan air tanpa pengolahan terlebih dahulu, menyebabkan kematian biota air. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi sublethal dari limbah deterjen terhadap ikan nila (Orheochromis niloticus) melalui nilai LC jam, LC 0-48 jam, dan nilai LC jam serta untuk mengetahui pengaruh kandungan limbah terhadap kelangsungan hidup ikan nila. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Untuk mendapatkan data, peneliti menggunakan dua pengujian yaitu uji pendahuluan dan uji lanjut. Pada uji pendahuluan dilakukan dengan konsentrasi deterjen yang berbeda beda : 0 mg/l, 0.01 mg/l, 0.1 mg/l, 1 mg/l, 10 mg/l, 100 mg/l dan melakukan uji lanjut dengan variasi konsentrasi yang berbeda beda : mg/l, mg/l, mg/l, mg/l, mg/l, mg/l, mg/l, dengan tiga kali ulangan. Jumlah benih ikan nila yang digunakan sebanyak 400 ekor, dengan ukuran 3 4 cm dan berat ± 0,8 g, selanjutnya data dianalisis dengan metode analisa probit finney dan regresi linier dengan Microsoft excel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa deterjen mempunyai sifat toksik terhadap ikan nila dan konsentrasi deterjen yang tinggi dapat memperbesar toksisitasnya. Konsentrasi larutan deterjen untuk LC jam adalah sebesar 15,85±4,41 ppm. Sehingga dengan pemberian larutan deterjen sebesar 15,85±4,41 ppm dapat mematikan biota uji sebesar 50 % dalam rentang waktu 96 jam. Konsentrasi deterjen tinggi pada suatu perairan dapat menurunkan DO dalam air, dan meningkat suhu pada suatu perairan, dimana kedua faktor lingkungan tersebut dapat menyebabkan kematian ikan. Kata kunci : Deterjen, Orheochromis niloticus, Toksisitas.
2 Detergent toxicity tests on tilapia ( Orheochromis niloticus ) Irma Apria Megawati Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan,FIKP.UMRAH Andi Zulfikar Winny Retna Melani ABSTRACT Waste water fom waste detergent which is derived from a variety of community activities a component scatter aquatic environments. The waste dumped into water without prior treatment, and may cause the death of aquatic biota. This study aims to determine the sublethal concentrations of detergent waste to tilapia (Orheochromis niloticus) through value LC hours, LC 0-48 hours, and LC hours as well as to determine the effect on the survival waste content tilapia. This study was an experimental study. To get the data, researchers used two tests, namely a preliminary test and further test. In the preliminary test done with a detergent concentrations of different : 0 mg/l, 0.01 mg/l, 0.1 mg/l, 1 mg/l, 10 mg/l, 100 mg/l and conduct further tests with a variety of different concentrations : mg/l, mg/l, mg/l, mg/l, mg/l, mg/l, mg/l, with three replications. O. niloticus 400 fish seed of was used, with size of 3-4 cm and a weight of ± 0,8 g, furthermore the data was analyzed by the method of finney probit analysis and linear regression with microsoft excel. The results showed that the detergent have toxic properties of the tilapia and high detergent concentrasions can increase toxicity. For detergent solution concentration LC hours amounted to 15,85±4,41 ppm. So by giving a solution of 15,85±4,41 ppm can be lethal test biota by 50 % in a spaan of 96 hours.. high detergent concentration in a body of water can lower the disovledoxygen in the water and raise the temperature in a body of water, where both environmental factors that can cause the death of fish. Key words : Detergent, Orheochromis niloticus, Toxicity
3 Uji Toksisitas Deterjen terhadap Ikan Nila ( Orheochromis niloticus ) Irma Apria Megawati Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan,FIKP.UMRAH Andi Zulfikar Winny Retna Melani I. PENDAHULUAN Air banyak digunakan oleh manusia untuk tujuan bermacam-macam sehingga dengan mudah dapat tercemar. Menurut tujuan penggunaanya, air diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok yang berbeda-beda. Pencemaran air merupakan masalah regional maupun lingkungan global, dan sangat berhubungan dengan pencemaran udara serta penggunaan lahan tanah atau daratan (Darmono, 2001 dalam Aini, 2013). Pencemaran lingkungan perairan dapat disebabkan oleh berbagai kegiatan masyarakat yang membuang limbah ke dalam perairan tanpa melakukan pengolahan terlebih dahulu. Misalnya limbah domestik, limbah industri, limbah perkotaaan, dan limbah rumah tangga, salah satu limbah yang dibuang adalah deterjen. Sumber utama air limbah rumah tangga masyarakat Indonesia berasal dari buangan ratusan ribu ton deterjen yang mengandung fosfor serta bahan organik lainnya ke saluran air, yang akibatnya juga mencemarkan perairan. Dengan meningkatnya penggunaan deterjen sebagai bahan pembersih dalam masyarakat berpotensi mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan perairan. Kondisi perairan yang semakin buruk akan mempengaruhi organisme yang hidup di dalamnya (Suparjo, 2009 dalam Aini, 2013). Penggunaan deterjen di masyarakat semakin meningkat seiring dengan membaiknya pendapatan masyarakat, hal ini dapat terlihat dari penggunaan deterjen perkapita sejalan dengan pertumbuhan gross domestic product (GDP) setiap tahun. Semakin meningkat pendapatan masyarakat, maka konsumsi deterjen juga meningkat. Penggunaan deterjen yang meningkat akan berdampak negatif terhadap akumulasi surfaktan pada badan-badan perairan, sehingga menimbulkan masalah-masalah pendangkalan perairan, terhambatnya transfer oksigen dan lain-lain (Chaerunisa dan Sopiah, 2006 dalam Aini, 2013). Buih-buih yang menutupi permukaan air, baik dari jenis linier alkyl benzene sulfonate (LAS) yang biodegradable maupun jenis alkyl benzene sulfonate (ABS) yang nonbiodegradable tersebut dipastikan dapat mengganggu kehidupan organisme yang ada dibawahnya baik yang hidup didasar air dan dipermukaan air (Garno, 2000 dalam Aini, 2013). Ikan nila (O.niloticus) merupakan ikan air tawar yang memiliki konsumen cukup besar setelah ikan mas, sehingga budidaya ikan nila sangat berkembang, oleh karena itu tidak menutup kemungkinan ikan ini terpengaruh oleh deterjen terutama ukuran benih karena benih ikan nila tergolong ke dalam benih yang peka terhadap perubahan lingkungan.
4 Kelangsungan hidup ikan sangat tergantung dari kondisi perairan tempat hidupnya. Mengingat besarnya potensi pencemaran dari limbah deterjen dalam perairan, dan adanya perbedaan kepentingan tersebut, maka pemakaian deterjen perlu diuji secara cermat. Oleh karena itu, diperlukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penggunaan deterjen yang mengandung bahan aktif surfaktan dengan konsentrasi yang berbeda terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan nila (Oreochromis niloticus). Dengan adanya penelitian ini diharapkan ikan nila dapat dijadikan bioindikator pada pencemaran limbah deterjen dan dapat dijadikan sebagai bahan informasi kepada masyarakat tentang deterjen yang mencemari badan air. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deterjen Detergen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat dari bahanbahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan sabun,detergent mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air. Detergent merupakan garam natrium dari asam sulfonat. Di dalam Surfaktan terdapat zat ABS, suatu zat yang sukar dirusak oleh mikroorganisme sehingga dapat mencemari lingkungan. Jika lingkungan perairan tercemar oleh limbah deterjen maka akan mengancam dan membahayakan kehidupan biota air dan manusia yang mengkonsumsi biota tersebut (Fadin dalam Zahri, 2008). B. Ikan Nila ( Orheochromis niloticus ) Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) adalah salah satu jenis ikan air tawar yang paling banyak dibudi dayakan di Indonesia. Ikan Nila menduduki urutan kedua setelah ikan Mas (Cyprinces carpio) dalam produksi budi daya air tawar di Indonesia. Ikan nila kini banyak dibudi dayakan di berbagai daerah karena kemampuan adaptasinya bagus di dalam berbagai jenis air. Ikan nila dapat hidup di air tawar, air payau dan air laut. Ikan nila juga tahan terhadap perubahan lingkungan, bersifat omnivora dan mampu mencerna makanan secara efisien. Pertumbuhan cepat dan tahan terhadap serangan penyakit. C. Uji Toksikologi Toksisitas adalah sifat relatif toksikan berkaitan dengan potensinya mengakibatkan efek negatif bagi makhluk hidup. Toksisitas dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain komposisi dan jenis toksikan, konsentrasi toksikan, durasi dan frekuensi pemaparan, sifat lingkungan, dan spesies biota penerima. Toksikan merupakan zat (berdiri sendiri atau dalam campuran zat, limbah, dan sebagainya) yang dapat menghasilkan efek negatif bagi semua atau sebagian dari tingkat organisasi biologis (populasi, individu, organ, jaringan, sel, biomolekul) dalam bentuk merusak struktur maupun fungsi biologis. Toksikan dapat menimbulkan efek negatif bagi biota dalam bentuk perubahan struktur maupun fungsional, baik secara akut maupun kronis/sub kronis. Efek tersebut dapat bersifat reversibel sehingga dapat pulih kembali dan dapat pula bersifat irreversibel yang tidak mungkin untuk pulih kembali (Halang, 2004). Untuk meneliti berbagai efek yang berhubungan dengan masa pajanan penelitian toksikologi menurut Frank C. Lu (1995) dibagi dalam : a. Uji toksisitas akut, dilakukan dengan memberikan zat toksik yang sedang diuji sebanyak satu kali, atau beberapa kali dalam jangka waktu 24 jam. b. Uji toksisitas jangka pendek (penelitian sub akut atau sub kronik), dilakukan dengan memberikan bahan toksik berulang-ulang biasanya setiap hari ataulima kali seminggu, selama jangka waktu kurang lebih 10 % dari masa hidup hewan. c. Uji toksisitas jangka panjang, dilakukan dengan memberikan zat kimia berulang-ulang selama masa hidup hewan coba atau sekurang-kurangnya sebagian dari masa hidupnya.
5 Penelitian pengujian tingkat toksik suatu bahan biasanya dinyatakan dalam Lethal Dose-50 (LD 50 ) untuk bahan yang bersifat padat, sedangkan uji toksisitas dengan menggunakan bahan toksik cair yang mengukur besarnya dosis atau konsentrasi sehingga dapat membunuh 50 % hewan uji disebut dengan Lethal Concentration-50 (LC 50 ). Bila suatu zat yang mempunyai waktu paruh biologi yang sangat tinggi diberikan pada organisme dalam jangka waktu yang lama, dengan sendirinya dapat terjadi akumulasi dalam organisme pada konsentrasi yang rendah. Pelaksanaan uji toksisitas suatu bahan uji dapat dilakukan menggunakan salah satu dari empat cara berikut (Tandjung,1995): a. Teknik statik ; larutan atau media uji ditempatkan pada satu bejana uji dan digunakan selama waktu uji tanpa diganti. b. Teknik resirkulasi ; larutan atau media uji tidak diganti selama waktu uji namun diresirkulasi dari satu bejana uji ke bejana lain kembali ke bejana uji dengan maksud memberikan aerasi, filtrasi dan atau sterilisasi. c. Teknik diperbaharui ; setiap 24 jam hewan uji dipindahkan ke larutan uji yang baru dan sama serta tetap konsentrasinya dengan larutan sebelumnya. d. Teknik mengalir ; larutan uji dialirkan masuk maupun keluar ke dan dari bejana uji selama masa uji. III. ALAT, BAHAN DAN METODE A. Alat Adapun alat alat yang di gunakan dalam penelitian ini adalah : - Multitester - Turbidimeter - Bejana uji - Stopwatch - Bak alimatisasi B. Bahan Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: - Ikan nila (Orheochromis niloticus)larutan formalin - Deterjen - Air tawar C. Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratoris, dan rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu: 1. Uji pendahuluan Uji pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan konsentrasi ambang atas (LC jam) yaitu konsentrasi terendah dimana semua ikan uji mati dalam waktu pendedahan 24 jam, dan ambang bawah (LC 0-48 jam), yaitu konsentrasi tertinggi dimana semua ikan uji masih hidup dalam waktu pendedahan 48 jam (APHA, 1995). Uji ini dilakukan dengan menggunakan 5 perlakuan, 1 kontrol dengan 3 kali ulangan. berdasarkan basis 10 deret logaritmik, yaitu 0,01 mg/l; 0,1 mg/l; 1 mg/l; 10 mg/l; dan 100 mg/l. Pengamatan dilakukan pada menit ke-5, 15, 30 dan jam ke-4, 8, 16, 24 dan Uji lanjut Uji lanjut dilakukan untuk mengetahui konsentrasi dimana ikan uji mati 50% selama jangka waktu dedah 96 jam (LC50-96 jam). Untuk menentukan konsentrasi uji lanjut berdasarkan hasil dari uji pendahuluan adalah sebagai berikut: Log N n = K (log a n ) a = b = c = d = c n a b c d Dimana : N = konsentrasi ambang batas n = konsentrasi ambang bawah a = konsentrasi terkecil dalam deret konsentrasi yang ditentukan K = jumlah konsentrasi yang diujikan
6 Uji akut (LC jam) dilakukan dengan diferensiasi 7 konsentrasi deterjen yang berbeda dengan pengulangan 3 kali. Pengamatan mortalitas dilakukan pada menit ke-5, 15, 30 dan jam ke-4, 8, 16, 24, 48, 72 dan Kualitas air Parameter kualitas air yang diukur yaitu: suhu, ph, dan oksigen terlarut (DO) yang diukur menggunakan Multitester serta kekeruhan diukur menggunakan Turbidimeter,. Pengukuran kualitas air dilakukan per perlakuan untuk setiap uji pendahuan dan uji lanjut 4. Analisa data Analisis statistik dan toksisitas pada penelitian ini menggunakan software Environmental Protection Agency (EPA-USA) PROBIT PROGRAM VER1.5, SPSS dan Manual ( Microsoft Excel ). Penentuan LC jam menggunakan analisa Probit sebagai berikut : xy 1/n x y b = x 2 1/n( x)² a = 1/n( y b x) Persamaan regresi : y = a + bx LC jam = antilog m, dengan m = 5 a b Dimana : Y = probit mortalitas biota uji X = logaritma konsentrasi (mg/l) a = konstanta b = slope m = nilai x pada y 50% IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji pendahuluan Uji pendahuluan bertujuan untuk menetapkan konsentrasi ambang atas dan ambang bawah yang dilakukan dengan cara mengamati mortalitas ikan nila (O. niloticus). Uji ini dilakukan menggunakan 5 perlakuan/konsentrasi, 1 kontrol dan 3 kali pengulangan dengan 18 wadah uji yang masing-masing diisi 5 ekor ikan. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa deterjen berbahan aktif surfaktan jenis LAS memiliki nilai ambang atas 100 ppm. Konsentrasi tersebut merupakan konsentrasi terendah dimana seluruh ikan uji (100%) mati dalam waktu 24 jam. Nilai ambang bawah adalah 10 ppm. Konsentrasi tersebut merupakan konsentrasi tertinggi dimana ikan uji masih hidup seluruhnya (100%) dalam waktu 48 jam, akan tetapi kisaran ppm pada uji pendahuluan tersebut masih terlalu jauh, sehingga berdasarkan penelitian Nikmah (2012) dan penelitian Prahastuti, dkk (2013) digunakan dosis 25,12 ppm sebagai ambang batas atas dan 10 ppm digunakan sebagai ambang batas bawah untuk uji definitif. Menurut Husni (2010), uji pendahuluan dilakukan untuk menentukan batas kisaran kritis (critical range test) yang menjadi dasar dari penentuan konsentrasi yang digunakan dalam uji lanjutan atau uji toksisitas sesungguhnya, yaitu konsentrasi yang dapat menyebabkan kematian terbesar mendekati 50% dan kematian terkecil mendekati 50%. B. Uji lanjut Uji lanjut dilakukan menggunakan 7 konsentrasi yang didapat dengan cara menguraikan secara logaritma nilai ambang atas dan ambang bawah yang diperoleh dari uji pendahuluan dan memasukkannya ke dalam rumus (1). Setelah dilakukan perhitungan, maka didapatkan konsentrasi yang digunakan pada uji lanjut adalah: A = 11,41 mg/l, B = 13,01 mg/l, C = 14,84 mg/l, D = 16,93 mg/l, E = 19,31 mg/l, F = 22,02 mg/l, dan G = 25,12 mg/l. Hasil uji lanjut ini menunjukkan jumlah mortalitas ikan dalam waktu 96 jam. Setelah melalui uji lanjut, dilanjutkan dengan analisa probit untuk mengetahui nilai LC jam, yaitu nilai konsentrasi dimana 50% dari ikan uji mati dalam waktu pendedahan 96 jam.berdasarkan perhitungan tersebut, didapatkan nilai LC jam
7 mean mortalitas bioindikator (%) 11,41 13,01 14,84 16,93 19,31 22,02 25,12 adalah 15,85 ± 4,41 mg/l. Tingkat daya racun berdasarkan nilai LC jam suatu bahan pencemar pada ikan dibedakan menjadi beberapa kriteria yang dapat di lihat pada tabel 1. Tabel 1. Tingkat Daya Racun Berdasarkan Nilai LC jam Nilai LC jam Tingkat Daya Racun < 1 mg/l Sangat Tinggi 1 10 mg/l Tinggi mg/l Sedang > 100 mg/l Ringan Sumber: Koesoemadinata (1983) Berdasarkan kriteria tersebut, dapat disimpulkan bahwa tingkat daya racun dalam kandungan deterjen berada pada klasifikasi mg/l, yaitu memiliki daya racun sedang. Penelitianyang telah dilakukan sebelumnya (Prahastuti,dkk, 2013), nilai LC jam untuk ikan mas (C. carpio) yang terpapar air limbah deterjen jenis Na - ABS adalah 21,60 mg/l dan Nikmah (2012), nilai LC jam untuk ikan sepat siam (Trichogaster pectoralis) yang terpapar air limbah deterjen adalah 12,681 mg/l. Hal yang membedakan dengan penelitian ini dengan penelitian yang sebelumnya adalahbesarnya konsentrasi uji lanjut. konsentrasi pada uji lanjut untuk penelitian Prahastuti, dkk (2013) berkisar antara 15,85 99,98 mg/l, sedangkan konsentrasi uji lanjut untuk penelitian Nikmah (2012) adalah berkisar antara 10,96 15,85 mg/l. Sedangkan untuk penelitian ini uji lanjutnya yaitu berkisar antara 11,41 25,12 mg/l. 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00 Konsentrasi deterjen (ppm) Gambar 1. Grafik mortalitas bioindikator (Orheochromis niloticus) terhadap deterjen pada uji definitif (uji sesungguhnya) Berdasarkan jumlah rata-rata mortalitas bioindikator pada gambar 1, nampak bahwa semakin tinggi konsentrasi deterjen yang diberikan maka akan semakin banyak jumlah bioindikator (Orheochromis niloticus) yang mati. Hal ini di karenakan daya tahan Orheochromis niloticus semakin lama semakin menurun. Nilai koefisiensi korelasi pada pengamatan 0 96 jam yaitu sebesar 0,92.Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan korelasi positif kuat, artinya semakin tinggi konsentrasi dan lama waktu kontak maka semakin banyak bioindikator yang mati. Nilai signifikansi pada penelitian ini adalah 0,042, kurang dari 0,05 maka H 0 ditolak dan sedangkan H 1 diterima yang artinya konsentrasi deterjen dari perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh terhadap ikan nila (Orheochromis niloticus). C. Kualitas Air 1. Uji pendahuluan Pengukuran kualitas air sangat penting untuk kehidupan benih ikan nila,pada uji pendahuluan, maka dilakukan beberapa pengukuran beberapa kualitas air. Hasil dari pengukuran dapat dilihat pada Tabel. 2 Tabel 2. Hasil pengukuran DO, ph, Kekeruhan pada uji pendahuluan No. Perlakuan Konsentrasi (mg/l) Jumlah Biota Uji/Bejana ph suhu dan Parameter Pendukung Suhu ( 0 C) DO (mg/l) Kekeruhan (NTU) 1 K ,9 2,37 1 0, ,7 2,00 2 A 2 0, ,3 2,87 3 0, ,5 0,46 1 0, ,8 1,52 3 B 2 0, ,0 1,37 3 0, ,7 1, ,2 1,93 4 C ,6 1, ,0 1, ,8 1,65 5 D ,5 1, ,1 1, ,1 19,03 6 E ,4 16, ,9 20,23 Pada Tabel 4 dapat dilihat hasil pengukuran DO pada konsentasi 0 ppm tidak terlalu besar pada saat uji pendahuluan, hal ini disebabkan pada konsentrasi 0 ppm tidak diberi larutan deterjen, sehingga penetrasi oksigen kedalam larutan kontrol dapat berlangsung dengan baik,
8 sehingga ikan uji di dalam wadah dapat tetap bertahan hidup. Begitu juga pada konsentrasi 0,01 ppm, 0,1 ppm, 1 ppm, dan 10 ppm, perubahan pada parameter Oksigen terlarut ( DO ) hanya sedikit, hal ini disebabkan karena konsentrasi deterjen yang diberikan hanya sedikit. Sehingga penetrasi oksigen yang masuk kedalam konsentrasi 0,01 ppm, 0,1 ppm, 1 ppm dan 10 ppm berlangsung kurang baik akan tetapi biota uji di dalam wadah uji tetap dapat bertahan hidup.sedangkan konsentrasi 100 ppm terjadi penurunan DO yang sangat drastis yaitu sekitar 0,9 2,1 mg/l. Hal ini menyebabkan penetrasi oksigen kedalam larutan 100 ppm berlangsung dengan sangat tidak baik sehingga ikan uji di dalam wadah mengalami kematian waktu 48 jam. 2. Uji Lanjut Pengukuran kualitas air sangat penting untuk kehidupan benih ikan nila, sebelum dan sesudah uji defenitif, dilakukan beberapa pengukuran beberapa kualitas air. Hasil dari pengukuran dapat dilihat pada Tabel. 3. Tabel 3. Hasil Pengukuran ph, Suhu, DO, dan Kekeruhan pada Uji Lanjut No. Perlakuan Konse ntrasi (mg/l ) Jumlah Biota Uji/Beja na ph Parameter Pendukung Suhu ( 0 C) DO (mg/l ) Kekeruhan (NTU) 1 A 1 11, ,4 2, , ,8 3, , ,5 1,36 2 B 1 13, ,9 3, , ,4 2, , ,7 4,71 3 C 1 14, ,6 2, , ,5 0, , ,2 0,82 4 D 1 16, ,6 1, , ,4 2, , ,8 2,41 5 E 1 19, ,5 1, , ,2 2, , ,9 0,50 6 F 1 22, ,9 3,72 7 G 2 22, ,6 1, , ,4 1, , ,4 2, , ,6 3, , ,5 1,96 Tabel 5 di atas menunjukkan kisaran beberapa variabel kualitas air pada setiap konsentrasi deterjen.variabel suhu berada pada kisaran 28 ⁰ C 29⁰ C, nilai tersebut masih berada pada kisaran nilai optimumyaitu 27 o C 30 o C (Arie, 2008). Berdasarkan tabel tersebut, diketahui bahwa adanya paparan deterjen dengan berbagai konsentrasi tidak berpengaruh terhadap suhu air, karena fluktuasi nilai suhuair terlihat sama pada semua konsentrasi. Variabel oksigen terlarut berada pada kisaran 1,5 mg/l 8,4 mg/l.kandungan oksigen terlarut cenderung menurun seiring dengan adanya peningkatan konsentrasi deterjen.kandungan oksigen terendah terjadi pada konsentrasi deterjen 25,12 mg/l yaitu pada kisaran 1,5 mg/l 3,4 mg/l.sedangkan kandungan oksigen tertinggi ada pada konsentrasi deterjen 11,41 mg/l yaitu pada kisaran 4,5 mg/l 8,4 mg/l. Menurut Hardjamulia(1981), oksigen dalam air tidak boleh kurang dari 3 mg/l. Perairan yang terkena polutanseperti deterjen, suplai oksigen dari udara sangat lambat sehingga oksigen di dalam air sedikit. Nilai ph yangdidapatkan pada setiap perlakuan adalah sekitar 6-7, yang berarti ph air dalam keadaan netral. Besarnya nilai ph setiapperlakuan selama penelitian adalah sama, hal tersebut menandakan bahwa larutan surfaktan tidak berpengaruhterhadap ph air. Menurut Boyd (1990), ph yang optimal untuk perairan berkisar antara 6,7 8,2. IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Konsentrasi sublethal dari limbah deterjen terhadap ikan nila pada penelitian ini adalah nilai LC jam sebesar 25,12 ppm, nilai LC 0 48 jam sebesar 10 ppm, dan nilai LC jam sebesar 15,85±4,41 ppm. 2.Pemberian bahan toksik pada konsentrasi deterjen yang berbeda beda berpengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup ikan nila (Orheochromis niloticus). Dengan nilai korelasi sebesar 0,92 yang menunjukkan bahwa adanya hubungan positif kuat dan nilai signifikansi sebesar 0,042 yang menunjukkan bahwa H 1 diterima.
9 B. Saran Saran dari penelitian ini yaitu sebaiknya penelitian ini dilanjutkan lagi secara histologi untuk lebih mengetahui organ-organ tubuh yang terserang efek toksik bahan pencemar tersebut (deterjen). Effendi, H Telaah Kualitas Air : Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Finney, D.J Assay Based on Quantal Responses. Probit Methods, IRRI. Los Banos, Philipines. DAFTAR PUSTAKA Abel, PD Toxicity of synthetic detergents of fish and aquatic invertebrates. Journal Fish Biology 6: Aini, N Uji Toksisitas Deterjen Cair Terhadap Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila ( Orheochromis niloticus). Skripsi. Medan : Universitas Sumatera Utara APHA Standart Methods for the Examination of Water and Wastewater. Fourteenth Edition. American Public Health Association. America. Arie, U Budidaya Ikan Mas-Penetasan Telur Ikan Mas. Diakses tanggal 25 Mei 2015 Armita, Analisis Perbandingan Kualitas Air di Daerah Budidaya Rumput Laut dengan Daerah Tidak Ada Budidaya Rumput Laut di Dusun Malelaya Desa Punaga Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar. Skripsi. Makasar: Universitas Hasanuddin Bonagung, Penentuan Oksigen Terlarut. pada 3 Juni 2014 pukul WIB. Boyd, C. E Water Quality Management in Aquaculture and Fisheries Science. Elsevier Scientific Publishing Company. Amsterdam. 312p. niloticus. [ Diakses tanggal 26 April 2015] Gaspersz. Vincens. (2000). Metode Perancangan Percobaan : Untuk ilmu-ilmu pertanian, teknik dan biologi. CV. Armico Bandung. Halang, B Toksisitas Air Limbah Detergen terhadap Ikan Mas (Cyprinus carpio) vol.1. Hal Januari Lampung. Hardjamulia, A Daya Kelangsungan Hidup ikan Mas (Cyprinus carpio Linn) dalam Berbagai Turbiditas. [Tesis]. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, 81 hlm. Jurado, E et al Enzyme Based Detergent Formulas for Fatty Soils and Hard Surface in a Continous Flow Device. Journal of Surfactant and Detergents. Vol.9 Qtr 1. Lu, F.C.1995.Toksikologi Dasar, Asas, Organ, Sasaran, dan Penilaian Resiko. Universitas Indonesia Press : Jakarta. Mangkoedihardjo, S Ekotoksikologi Keteknikan. Jurusan Teknik Lingkungan, ITS, Surabaya. Mugirosani Tara, Uji Toksisitas Air Limbah Laundry Dengan Ikan Nila (Orheochromis Niloticus). Skripsi. Jawa Timur : Universitas Pembangunan Nasional Veteran.
10 Myers, D Surfactant Science & Technology. Third Edition. John Wiley & Sons, Inc. New York. Nikmah, F Analisis Toksisitas Deterjen Terhadap Ikan Sepat Siam (Trichogaster pectoralis). Skripsi. Tanjungpinang : Universitas Maritim Raja Ali Haji Nugroho, A Bioindikator Kualitas Air. Universitas Trisakti. Jakarta. Nybakken, J.W Biology Laut : Suatu Pendekatan Ekologis. Penerbit P.T. Gramedia Pustaka. Jakarta. [OECD] Organization Economic Community Development Fish Acute Toxicity Test. OECD Guidelines for Testing of Chemichals 203: 9p. Shrimp, Penaeus japonicas : A Histipathological Study On Acute and Subchronic Levels. Journal of Tokyo University of Fisheries. Japan. Vol. 85 : Suseno Budidaya Ikan dan Udang dalam Tambak. PT Gramedia. Jakarta. Tandjung, HSD Toksikologi Lingkungan. Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta. Zahri, A Pengaruh Alkyl Benzena Sulfonate (LAS) Terhadap Tingkat Mortalitas dan Kerusakan Stuktural Jaringan Insang pada Ikan Nila (O. niloticus L.). Program Studi Teknologi Budidaya Perairan Politeknik Perikanan Negeri Tual. Maluku Utara. Universitas Prahastuti, M.S.; Churun, A.; Bambang, S Dampak Surfaktan Berbahan Aktif Na- ABS Terhadap Daya Tetas Telur Ikan Karper (Cyprinus carpio) Dalam Skala LAboratorium: Journal Of Maquares University of Diponegoro. Indonesia. Vol. 2 : Santoso, L Kajian Toksisitas dan Bioakumulasi Surfaktan Deterjen Linear Alkyil Benzene Sulfonate (LAS) Pada Juvenil Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii). Tesis. Bogor. Institut Pertanian Bogor. Scott MJ, Jones MN Review : the biodegradation of surfactants in the environment. Biochimica et Biophysica Acta 1508 : SNI :2011, Deterjen Serbuk Bagian 2: Cara Uji Toksisitas Akut Surfaktan Terhadap Ikan. Supriyono, E.; Takashima, F.; Strussmann, C.A Toxicity of LAS to Juvenile Kuruma
UJI TOKSISITAS DETERJEN CAIR TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Oleh :
UJI TOKSISITAS DETERJEN CAIR TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus) SKRIPSI Oleh : NURUL AINI 090302080 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYAPERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciUJI TOKSISITAS DETERJEN CAIR TERHADAP IKAN MAS (Cyprinus carpio L.) Liquid Detergent Toxycity Test Againts of Cyprinus carpio L.
69 UJI TOKSISITAS DETERJEN CAIR TERHADAP IKAN MAS (Cyprinus carpio L.) Liquid Detergent Toxycity Test Againts of Cyprinus carpio L. Siti Devi Permata Sari Lubis 1, Budi Utomo 2, Riri Ezraneti 3 1. Alumni
Lebih terperinciUji Toksisitas Akut Detergen yang Mengandung Bahan Aktif LAS (Linear Alkil benzena Sulfonat) Terhadap Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Uji Toksisitas Akut Detergen yang Mengandung Bahan Aktif LAS (Linear Alkil benzena Sulfonat) Terhadap Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ARTIKEL 1. Alfi Hermawati Waskita Sari, S.Pi., MP (NIP. 198406232014042001)
Lebih terperinciDAMPAK SURFAKTAN BERBAHAN AKTIF Na-ABS TERHADAP DAYA TETAS TELUR IKAN KARPER (Cyprinus carpio) DALAM SKALA LABORATORIUM
DAMPAK SURFAKTAN BERBAHAN AKTIF Na-ABS TERHADAP DAYA TETAS TELUR IKAN KARPER (Cyprinus carpio) DALAM SKALA LABORATORIUM Maulina Septia Prahastuti, Churun Ain, Bambang Sulardiono 1 Program Studi Manajemen
Lebih terperinciPENGARUH COD DAN SURFAKTAN DALAM LIMBAH CAIR LAUNDRI TERHADAP NILAI LC50 EFFECT OF COD AND SURFACTANT IN LAUNDRY LIQUID WASTE ON LC50 VALUE
Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 9 (1) :110-114 (Juli 2012) ISSN 1829-6084 PENGARUH COD DAN SURFAKTAN DALAM LIMBAH CAIR LAUNDRI TERHADAP NILAI LC50 EFFECT OF COD AND SURFACTANT IN LAUNDRY LIQUID WASTE ON
Lebih terperinciPENGARUH COD, Fe, DAN NH 3 DALAM AIR LINDI LPA AIR DINGIN KOTA PADANG TERHADAP NILAI LC50
Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 9 (1) : 44-49 (Januari 2012) ISSN 1829-6084 PENGARUH COD, Fe, DAN NH 3 DALAM AIR LINDI LPA AIR DINGIN KOTA PADANG TERHADAP NILAI LC50 EFFECT OF COD, Fe, AND NH 3 IN LEACHATE
Lebih terperinciJurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3. No. 1, Maret 2012: ISSN :
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3. No. 1, Maret 2012: 59-63 ISSN : 2088-3137 PENGARUH KONSENTRASI PEMAPARAN SURFAKTAN Alkyl Benzene Sulfonate Dwi Cindanita Hardini*, Yayat Dhahiyat** dan Eddy Afrianto**
Lebih terperinciUJI TOKSISITAS AIR LIMBAH LAUNDRY DENGAN IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS)
SKRIPSI UJI TOKSISITAS AIR LIMBAH LAUNDRY DENGAN IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) Oleh : TARA MUGIROSANI 0552010007 PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai
TINJAUAN PUSTAKA Pencemaran Pencemaran lingkungan adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain kedalam lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga
Lebih terperinciUJI TOKSISITAS LIMBAH CAIR BATIK SEBELUM DAN SESUDAH DIOLAH DENGAN TAWAS DAN SUPER FLOK TERHADAP BIOINDIKATOR (Cyprinus carpio L)
UJI TOKSISITAS LIMBAH CAIR BATIK SEBELUM DAN SESUDAH DIOLAH DENGAN TAWAS DAN SUPER FLOK TERHADAP BIOINDIKATOR (Cyprinus carpio L) Yuli Pratiwi 1*, Sri Hastutiningrum 2, Dwi Kurniati Suyadi 3 1,2,3 Jurusan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. kelompok hewan berdasarkan bentuk tubuh dan sifat - sifat aslinya. Cara
TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) Klasifikasi ikan mas dimaksudkan untuk memasukkan ikan mas dalam kelompok hewan berdasarkan bentuk tubuh dan sifat - sifat aslinya. Cara pengelompokan
Lebih terperinciUJI TOKSISITAS PELEMBUT PAKAIAN TERHADAP BENIH IKAN MAS (Cyprinus carpio L) SHUSI NOVITA SIREGAR
UJI TOKSISITAS PELEMBUT PAKAIAN TERHADAP BENIH IKAN MAS (Cyprinus carpio L) SHUSI NOVITA SIREGAR 090302001 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014
Lebih terperinciMars Sella Sinurat 1), Hesti Wahyuningsih 2), Desrita 3) 1 Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan,Fakultas Pertanian, Universitas
UJI TOKSISITAS AKUT LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU TERHADAP IKAN BAWAL AIR TAWAR (Colossoma macropomum) (Acute Toxicity Test of Tofu Industrial Wastewater for Freshwater Pomfret (Colossoma macropomum) Mars
Lebih terperinciTOKSISITAS AIR LIMBAH DETERJEN TERHADAP IKAN MAS (Cyprinus carprio) Bunda Halang Program Studi Biologi FKIP Universitas Lambung Mangkurat.
BIOSCIENTIAE Volume 1, Nomor 1, Januari 2004 Halaman 39-49 TOKSISITAS AIR LIMBAH DETERJEN TERHADAP IKAN MAS (Cyprinus carprio) Bunda Halang Program Studi Biologi FKIP Universitas Lambung Mangkurat Abstrak
Lebih terperinciMETODE Persiapan tempat
Uji Toksisitas Akut Limbah Oli Bekas di Sungai Kalimas Surabaya Terhadap Ikan Mujair (Tilapia missambicus) Acute Toxicity Test At the Car Wash Waste Towards Tilapia Shabrina Raedy Adlina 1), Didik Bambang
Lebih terperinciJurnal KELAUTAN, Volume 2, No.1 April 2009 ISSN :
KAJIAN UJI HAYATI AIR LIMBAH HASIL INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DR. RAMELAN SURABAYA Candra Putra Prokoso 1 Agus Romadhon 2 Apri Arisandi 2 1 Alumni Jurusan Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo
Lebih terperinciUji Toksisitas Akut Limbah Oli Bekas di Sungai Kalimas Surabaya Terhadap Ikan Mujair ( Tilapia missambicus ) dan Ikan Nila (Oreochromis niloticus )
Uji Toksisitas Akut Limbah Oli Bekas di Sungai Kalimas Surabaya Terhadap Ikan Mujair ( Tilapia missambicus ) dan Ikan Nila (Oreochromis niloticus ) Oleh : Shabrina Raedy Adlina 3310100047 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciTingkat Toksisitas dari Limbah Lindi TPA Piyungan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta Terhadap Ikan Nila (Oreochromis niloticus.
Tingkat Toksisitas dari Limbah Lindi TPA Piyungan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta Terhadap Ikan Nila (Oreochromis niloticus., L) Oleh: Annisa Rakhmawati, Agung Budiantoro Program Studi Biologi Fakultas
Lebih terperinciUJI TOKSISITAS AKUT LC50-24 JAM DENGAN LIMBAH CAIR PADA BENIH IKAN NILEM (Osteochilus hasselti C.V.)
UJI TOKSISITAS AKUT LC50-24 JAM DENGAN LIMBAH CAIR PADA BENIH IKAN NILEM (Osteochilus hasselti C.V.) Ade Khoerul Umam, Intan Nadifah, Ruli Aisyah Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN
III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanankan pada bulan Juni 2009 sampai dengan Agustus 2009. Lokasi penelitian bertempat di Laboratorium Lingkungan dan Laboratorium Kesehatan
Lebih terperinciRESPON ORGANISME AKUATIK TERHADAP VARIABEL LINGKUNGAN (ph, SUHU, KEKERUHAN DAN DETERGEN)
1 RESPON ORGANISME AKUATIK TERHADAP VARIABEL LINGKUNGAN (ph, SUHU, KEKERUHAN DAN DETERGEN) Angga Yudhistira, Dwi Rian Antono, Hendriyanto Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Lebih terperinciUJI TOKSISITAS LIMBAH CAIR LAUNDRYSEBELUM DAN SESUDAH DIOLAH DENGAN TAWAS DAN KARBON AKTIF TERHADAP BIOINDIKATOR (Cyprinuscarpio L)
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: 1979911X Yogyakarta, 3 November 12 UJI TOKSISITAS LIMBAH CAIR LAUNDRYSEBELUM DAN SESUDAH DIOLAH DENGAN TAWAS DAN KARBON AKTIF
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan sektor pertanian di wilayah Sumatera Barat mengalami peningkatan setiap tahunnya, terbukti pada tahun 2012 meningkat 4,14%, lebih tinggi dibandingkan dengan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada 15 Juni 15 Juli 2013 di Laboratorium
13 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian telah dilaksanakan pada 15 Juni 15 Juli 2013 di Laboratorium Budidaya Perikanan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
Lebih terperinciTOKSISITAS MERKURI (Hg) TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP, PERTUMBUHAN, GAMBARAN DARAH DAN KERUSAKAN PADA IKAN NILA Oreochromis niloticus
TOKSISITAS MERKURI (Hg) TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP, PERTUMBUHAN, GAMBARAN DARAH DAN KERUSAKAN ORGAN PADA IKAN NILA Oreochromis niloticus VIKA YUNIAR DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Persiapan Penelitian Penelitian Pendahuluan Tahap 1 Waktu dan Tempat
41 METODE PENELITIAN Penelitian ini terdiri atas 2 tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian inti. Penelitian pendahuluan terdiri atas 2 tahap yaitu uji nilai kisaran (range value test) dan uji
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian yang berjudul Tingkat Toksisitas Limbah Cair Industri Gula Tebu Tanpa Melalui Proses IPAL Terhadap Daphnia magna telah dilakukan. Hasil penelitian
Lebih terperinciUJI TOKSISITAS AKUT LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK DENGAN BIOTA UJI IKAN NILA (oreochromis Niloticus) dan TUMBUHAN KAYU APU (PISTA STRATIOTES)
UJI TOKSISITAS AKUT LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK DENGAN BIOTA UJI IKAN NILA (oreochromis Niloticus) dan TUMBUHAN KAYU APU (PISTA STRATIOTES) BRIAN PRAMUDITA 3310100032 DOSEN PEMBIMBING: BIEBY VOIJANT TANGAHU
Lebih terperinciTEKNIK LINGKUNGAN FTSP- ITS 2014
TEKNIK LINGKUNGAN FTSP- ITS 2014 Uji Toksisitas Akut Insektisida Sipermetrin dan Lamda Sihalotrin dengan Biota Uji Ikan Guppy (Poecilia reticulata ) dan Tumbuhan Kayu Apu (Pistia stratiotes) OLEH: Dika
Lebih terperinciPENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA
825 Pengaruh frekuensi pemberian pakan terhadap... (Moch. Nurdin) PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA Mochamad
Lebih terperinci1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas
Media Litbang Sulteng 2 (2) : 126 130, Desember 2009 1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu ISSN : 1979-5971 PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri penyamakan kulit merupakan industri yang dapat mengubah kulit mentah menjadi kulit yang memiliki nilai ekonomi tinggi melalui proses penyamakan, akan tetapi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pakaian. Penyebab maraknya usaha laundry yaitu kesibukan akan aktifitas sehari-hari
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laundry adalah salah satu penyedia jasa layanan dalam hal cuci mencuci pakaian. Penyebab maraknya usaha laundry yaitu kesibukan akan aktifitas sehari-hari yang
Lebih terperinciUji Toksisitas Akut Insektisida Diazinon dan Klorpirifos Terhadap Biota Uji Ikan Guppy (Poecillia reticulate) dan (Pistia stratiotes)
Uji Toksisitas Akut Insektisida Diazinon dan Klorpirifos Terhadap Biota Uji Ikan Guppy (Poecillia reticulate) dan (Pistia stratiotes) Ni Nyoman Yudhi Lestari, Bieby Voijant Tangahu Jurusan Teknik Lingkungan,Fakultas
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI FENOL YANG BERBEDA TERHADAP SINTASAN BENIH IKAN MAS (Cyprinus carpio L.)
PENGARUH KONSENTRASI FENOL YANG BERBEDA TERHADAP SINTASAN BENIH IKAN MAS (Cyprinus carpio L.) The Effect of Different Concentration Phenol on Survival Rate of Seed Common Carp (Cyprinus carpio L.) Errinda
Lebih terperinciEFEKTIFITAS SISTEM AKUAPONIK DALAM MEREDUKSI KONSENTRASI AMONIA PADA SISTEM BUDIDAYA IKAN ABSTRAK
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume III No 1 Oktober 2014 ISSN: 2302-3600 EFEKTIFITAS SISTEM AKUAPONIK DALAM MEREDUKSI KONSENTRASI AMONIA PADA SISTEM BUDIDAYA IKAN Riska Emilia Sartika
Lebih terperinciPENDAHULUAN. lingkungan adalah industri kecil tahu. Industri tahu merupakan salah satu industri
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu industri kecil yang banyak mendapat sorotan dari segi lingkungan adalah industri kecil tahu. Industri tahu merupakan salah satu industri yang menghasilkan limbah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek
30 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan-bahan kimia sintetis pada umumnya digunakan oleh kegiatan industri dan domestik untuk menghasilkan suatu produk yang bernilai ekonomis. Salah satu produk yang
Lebih terperinciTOKSISITAS DETERJEN TERHADAP BENIH IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer, Bloch)
Berkala Perikanan Terubuk, Juli 2006, hlm.75-81 ISSN 0126-4265 Vol. 33 No.2 TOKSISITAS DETERJEN TERHADAP BENIH IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer, Bloch) Syahril Nedi 1), Thamrin 2) and Huria Marnis 3)
Lebih terperinciUJI TOKSISITAS AKUT (LD50)
UJI TOKSISITAS AKUT (LD50) 1. Tujuan percobaan Adapun tujuan yang diharapkan dalam praktikum ini adalah : a. Untuk mengetahui dosis suatu obat yang menimbulkan kematian 50% dari hewan percobaan. b. Untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan, karena selain dikonsumsi, juga digunakan dalam berbagai aktivitas kehidupan seperti memasak, mandi, mencuci, dan
Lebih terperinciTOKSIKOMETRIK. Studi yang mempelajari dosis dan respon yang dihasilkan. Efek toksik. lethal dosis 50
TOKSIKOMETRIK TOKSIKOMETRIK Toksikologi erat hubungannya dengan penilaian kuantitatif tentang berat dan kekerapan efek toksik sehubungan dengan terpaparnya mahluk hidup. Sifat spesifik dan efek suatu paparan
Lebih terperinciUji Pengaruh Sublethal Pestisida Diazinon 60 EC terhadap Rasio Konversi Pakan (FCR) dan Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus carpio L.
ISSN : 2337-621X 1 Uji Pengaruh Sublethal Pestisida Diazinon 60 EC terhadap Rasio Konversi Pakan (FCR) dan Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) Kusriani 1, P. Widjanarko 1, N. Rohmawati 1 Program
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012, di Balai
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012, di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat. B. Alat dan Bahan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan Bulan Januari sampai Maret 2012 bertempat di
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan Bulan Januari sampai Maret 2012 bertempat di Laboratorium Basah Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. B.
Lebih terperinciKonsentrasi Letal (LC jam) Logam Tembaga (Cu) dan Logam Kadmium (Cd) Terhadap Tingkat Mortalitas Juwana Kuda Laut (Hippocampus spp)
Jurnal Penelitian Sains Volume 13 Nomer 1(D) 13107 Konsentrasi Letal (LC 50-48 jam) Logam Tembaga (Cu) dan Logam Kadmium (Cd) Terhadap Tingkat Mortalitas Juwana Kuda Laut (Hippocampus spp) Muhammad Hendri,
Lebih terperinciAnalisis Hayati UJI TOKSISITAS. Oleh : Dr. Harmita
Analisis Hayati UJI TOKSISITAS Oleh : Dr. Harmita Pendahuluan Sebelum percobaan toksisitas dilakukan sebaiknya telah ada data mengenai identifikasi, sifat obat dan rencana penggunaannya Pengujian toksisitas
Lebih terperinciUJI TOKSISITAS AKUT LIMBAH CAIR RUMAH MAKAN TERHADAP IKAN MAS
UJI TOKSISITAS AKUT LIMBAH CAIR RUMAH MAKAN TERHADAP IKAN MAS (Cyprinus Carpio L.) Yonky Dwi Putra 1), Diah Wulandari 2), Laili Fitria 1) 1) Program Studi Teknik Lingkungan Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Amonia Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data berupa nilai dari parameter amonia yang disajikan dalam bentuk grafik. Dari grafik dapat diketahui
Lebih terperinciTingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan bawal air tawar (Collosoma sp.) dengan laju debit air berbeda pada sistem resirkulasi
56 Jurnal Akuakultur Indonesia 9 (1), 56 60 (2010) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id Tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan bawal
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
19 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian telah dilakukan pada bulan November Desember 2013, bertempat di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 3.2 Alat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin besarnya laju perkembangan penduduk dan industrialisasi di Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. Padatnya pemukiman dan kondisi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan perlakuan untuk memanipulasi objek penelitian disertai
26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen, karena pada penelitian ini dilakukan perlakuan untuk memanipulasi objek penelitian disertai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang kesejahteraan perekonomian keluarga dan daerah. Industri ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri laundry merupakan salah satu peluang bisnis yang menjanjikan dalam menunjang kesejahteraan perekonomian keluarga dan daerah. Industri ini kian marak di kota
Lebih terperinciPERBEDAAN SALINITAS MEDIA TERHADAP EFISIENSI PEMANFAATAN PAKAN BENIH IKAN NILA GIFT (Oreochromis sp)
PERBEDAAN SALINITAS MEDIA TERHADAP EFISIENSI PEMANFAATAN PAKAN BENIH IKAN NILA GIFT (Oreochromis sp) Silvia Rosdianasari, M.B. Syakirin, Komariyah (Fak. Perikanan Univ. Pekalongan) Abstract This study
Lebih terperinci2016, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbaha
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 287, 2016 KEMEN-LHK. Limbah. Bahan Berbahaya dan Beracun. Uji Karateristik. Tata Cara. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.55/Menlhk-Setjen/2015
Lebih terperinciPerkembangan pengujian toksisitas akut oral
Perkembangan pengujian toksisitas akut oral Oleh : Katharina Oginawati 1) dan Toro Adriantoro 2) 1) Institut Teknologi Bandung 2) Pusat Penelitian dan Pengembangan Laboratorium Kualitas Lingkungan PP 101
Lebih terperinciI. METODE PENELITIAN. Penelitian dan pembuatan preparat ulas darah serta perhitungan hematokrit sel
I. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dan pembuatan preparat ulas darah serta perhitungan hematokrit sel darah merah dilakukan pada bulan Juli 2012 di Laboratorium Perikanan Jurusan
Lebih terperinciEffect of Temperature on the Accumulation and Depuration of Copper (Cu) and Cadmium (Cd) in Nile Tilapia Fish (Oreochromis niloticus)
PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP AKUMULASI DAN DEPURASI TEMBAGA (Cu) SERTA KADMIUM (Cd) PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Effect of Temperature on the Accumulation and Depuration of Copper (Cu) and Cadmium
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords : Biofilter, Cherax quadricarinatus, Glochidia
Maintenance Juveniles of Freshwater Crayfish (Cherax quadricarinatus) Using Biofilter Kijing Taiwan (Anadonta woodiana, Lea) With System of Recirculation By Yunida Fakhraini 1), Rusliadi 2), Iskandar Putra
Lebih terperinciUji Toksisitas Akut Insektisida Diazinon dan Klorpirifos Dengan Biota Uji Ikan Guppy (Poecilia reticulata) dan Tumbuhan Kayu apu (Pistia stratiotes)
Uji Toksisitas Akut Insektisida Diazinon dan Klorpirifos Dengan Biota Uji Ikan Guppy (Poecilia reticulata) dan Tumbuhan Kayu apu (Pistia stratiotes) Oleh : Ni Nyoman Yudhi Lestari (3310 100 025) Dosen
Lebih terperinciPENGARUH DOSIS PAKAN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS Cyprinus carpio DAN IKAN BAUNG Macrones sp DENGAN SISTEM CAGE-CUM-CAGE
Jurnal Akuakultur Indonesia, 7(1): 59 64 (2008) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id 59 PENGARUH DOSIS PAKAN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS
Lebih terperinciTOKSISITAS AKUT LOGAM BERAT HG DAN PB TERHADAP IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) SEBAGAI BIOINDIKATOR PENCEMARAN
TOKSISITAS AKUT LOGAM BERAT HG DAN PB TERHADAP IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) SEBAGAI BIOINDIKATOR PENCEMARAN Much Bagus Kurniawan 1, Defri Yona 2*, Rarasrum Dyah Kasitowati 2 Fakultas Perikanan
Lebih terperinciAPLIKASI PENGGUNAAN BERBAGAI MACAM MIKROALGA POWDER UNTUK PAKAN JUVENIL IKAN BANDENG (Chanos chanos fork)
Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan Volume 4, No. 2, Agustus 2013 ISSN : 2086-3861 APLIKASI PENGGUNAAN BERBAGAI MACAM MIKROALGA POWDER UNTUK PAKAN JUVENIL IKAN BANDENG (Chanos chanos fork) APPLICATION USE DIFFERENT
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. coco. Berikut data mortalitas uji pendahuluan: Jumlah Ikan (ekor)
A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Uji Pendahuluan Variasi Kadar Limbah (% vol.) Uji pendahuluan dilakukan untuk memperoleh kadar ambang atas (LC 100-24 jam) dan ambang bawah
Lebih terperinciPenyebaran Limbah Percetakan Koran Di Kota Padang (Studi Kasus Percetakan X dan Y)
Penyebaran Limbah Percetakan Koran Di Kota Padang (Studi Kasus Percetakan X dan Y) Oleh: Komala Sari (Dibawah bimbingan Prof. Dr. Hamzar Suyani, M.S dan Dr. Tesri Maideliza, MS) RINGKASAN Limbah percetakan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS POLY ALUMINIUM CHLORIDE (PAC) DALAM MENURUNKAN TOKSISITAS LEACHATE (AIR LINDI) DENGAN BIOINDIKATOR IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus)
DOSEN MUDA L A P O R A N P E N E L I T I A N EFEKTIVITAS POLY ALUMINIUM CHLORIDE (PAC) DALAM MENURUNKAN TOKSISITAS LEACHATE (AIR LINDI) DENGAN BIOINDIKATOR IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) Oleh:
Lebih terperinciPENGARUH PERBEDAAN DOSIS PUPUK PHOSPAT TERHADAP PERTUMBUHAN PHYTOPLANKTON
PENGARUH PERBEDAAN DOSIS PUPUK PHOSPAT TERHADAP PERTUMBUHAN PHYTOPLANKTON Sobirin, Muhamad Agus, Basuki Rahardjo (Fak. Perikanan Unikal) Abstract This study aims to determine the effect of different doses
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA Umar Ode Hasani Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan UHO Email : umarodehasani@gmail.com Ecogreen Vol. 2 No. 2, Oktober
Lebih terperinciPENGARUH LINEAR ALKYLBENZENE SULFONATE TERHADAP MORTALITAS, DAYA TETAS TELUR DAN ABNORMALITAS LARVA IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus Sauvage)
Jurnal Akuakultur Indonesia, 4 (1): 69 78 (25) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id 69 PENGARUH LINEAR ALKYLBENZENE SULFONATE TERHADAP MORTALITAS,
Lebih terperinciKADAR KADMIUM DAN METALLOTHIONEIN PADA INSANG IKAN NILA (Oreochromis niloticus) YANG DIPAPAR KADMIUM DENGAN SALINITAS BERBEDA TESIS
KADAR KADMIUM DAN METALLOTHIONEIN PADA INSANG IKAN NILA (Oreochromis niloticus) YANG DIPAPAR KADMIUM DENGAN SALINITAS BERBEDA TESIS untuk memenuhi sebagian syarat mencapai gelar akademik Magister Sains
Lebih terperinciPENGGUNAAN AERASI AIR MANCUR (FOINTAIN) DI KOLAM UNTUK PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT(Oreochromis niloticus)
PENGGUNAAN AERASI AIR MANCUR (FOINTAIN) DI KOLAM UNTUK PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT(Oreochromis niloticus) Rukmini Fakultas Perikanan dan Kelautan UNLAM Banjarbaru Email rukmini_bp@yahoo.com ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan makhluk hidup yang utama. Dewasa ini air
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan makhluk hidup yang utama. Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan cermat, karena hampir di setiap
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Jl. Peta No. 83, Bandung, Jawa Barat 40232, selama 20 hari pada bulan Maret April 2013. 3.2 Alat dan
Lebih terperinciUJI TOKSISITAS KUANTITATIF (Part 1)
PA PS H 1000 µg/ml MODULE : UJI TOKSISITAS KUANTITATIF (Part 1) EKOTOKSIKOLOGI PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2012 Industrial Waste, Pesticide Toxin Substance Toxicity
Lebih terperinciSTUDI KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN KARAMBA DI SUNGAI KAHAYAN (Water Quality Research For Fish Farming Keramba In The Kahayan River)
87 STUDI KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN KARAMBA DI SUNGAI KAHAYAN (Water Quality Research For Fish Farming Keramba In The Kahayan River) Infa Minggawati dan Lukas Fakultas Perikanan Universitas Kristen
Lebih terperinciPengaruh Pemberian Pakan Tambahan Terhadap Tingkat Pertumbuhan Benih Ikan Bandeng (Chanos chanos) Pada Saat Pendederan
Pengaruh Pemberian Pakan Tambahan Terhadap Tingkat Pertumbuhan Maya Ekaningtyas dan Ardiansyah Abstrak: Ikan bandeng (Chanos chanos) adalah salah satu jenis ikan yang banyak di konsumsi oleh masyarakat
Lebih terperinciPENDAHULUAN. laut, walaupun jumlahnya sangat terbatas. Dalam kondisi normal, beberapa macam
PENDAHULUAN Latar Belakang Logam dan mineral lainnya hampir selalu ditemukan dalam air tawar dan air laut, walaupun jumlahnya sangat terbatas. Dalam kondisi normal, beberapa macam logam baik logam ringan
Lebih terperinciTRANSPORTASI BASAH BENIH NILA (Oreochromis niloticus) MENGGUNAKAN EKSTRAK BUNGA KAMBOJA (Plumeria acuminata) ABSTRAK
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume III No 2 Februari 2015 ISSN: 2302-3600 TRANSPORTASI BASAH BENIH NILA (Oreochromis niloticus) MENGGUNAKAN EKSTRAK BUNGA KAMBOJA (Plumeria acuminata)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan 178 juta ton pulp, 278 juta ton kertas dan karton, dan menghabiskan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri kertas merupakan salah satu jenis industri terbesar di dunia dengan menghasilkan 178 juta ton pulp, 278 juta ton kertas dan karton, dan menghabiskan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2013.
13 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2013. Tempat penelitian adalah Laboratorium Botani dan Laboratorium Biologi
Lebih terperinciDETERGEN FILTER Menuju Keseimbangan Biota Air Oleh: Benny Chandra Monacho
Latar Belakang Masalah DETERGEN FILTER Menuju Keseimbangan Biota Air Oleh: Benny Chandra Monacho Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki populasi penduduk yang sangat pesat. Pada tahun 2005,
Lebih terperinciTUGAS AKHIR (SB )
TUGAS AKHIR (SB-091358) Akumulasi Logam Berat Timbal (Pb) pada Juvenile Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) secara In-Situ di Kali Mas Surabaya Oleh : Robby Febryanto (1507 100 038) Dosen Pembimbing
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Patin Siam
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Patin Siam Jumlah rata rata benih ikan patin siam sebelum dan sesudah penelitian dengan tiga perlakuan yakni perlakuan A kepadatan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN BETOK (Anabas testudineus) YANG DIPELIHARA PADA SALINITAS BERBEDA
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN BETOK (Anabas testudineus) YANG DIPELIHARA PADA SALINITAS BERBEDA TUGAS PENGENALAN KOMPUTER ZURRIYATUN THOYIBAH E1A012065 PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program pembangunan Indonesia yang dewasa ini sedang berkembang diwarnai dengan pertambahan penduduk dan kebutuhan pangan yang terus meningkat. Sumberdaya perairan
Lebih terperinciDadi Sukarsa 1. Abstrak
PENERAPAN TEKNIK IMOTILISASI MENGGUNAKAN EKSTRAK ALGA LAUT (Caulerpa sertularioides) DALAM TRANSPORTASI IKAN KERAPU (Epinephelus suillus) HIDUP TANPA MEDIA AIR Dadi Sukarsa 1 Abstrak Ekstrak Caulerpa sertularioides
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pestisida
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pestisida Pestisida banyak digunakan oleh petani dengan tujuan untuk mengendalikan atau membasmi organisme pengganggu yang merugikan kegiatan petani. Menurut Lodang (1994), penggunaan
Lebih terperinciKEAMANAN PANGAN HASIL TERNAK DITINJAU DARI CEMARAN LOGAM BERAT
KEAMANAN PANGAN HASIL TERNAK DITINJAU DARI CEMARAN LOGAM BERAT Roostita L. Balia, Ellin Harlia, Denny Suryanto Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran ABSTRAK Tujuan dari pengembangan peternakan yaitu
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Fisika Kimia Air Parameter fisika kimia air yang diamati pada penelitian ini adalah ph, CO 2, NH 3, DO (dissolved oxygen), kesadahan, alkalinitas, dan suhu. Pengukuran
Lebih terperinciPERAN LABORATORIUM DALAM PENGELOLAAN LIMBAH B3
PERAN LABORATORIUM DALAM PENGELOLAAN LIMBAH B3 Disampaikan oleh: Sayid MUHADHAR Direktur Verifikasi Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah nonb3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 1 ISI PRESENTASI Pendahuluan
Lebih terperinciKata Kunci : Waktu Aerasi, Limbah Cair, Industri Kecap dan Saos
VARIASI WAKTU AERASI DALAM INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KECAP DAN SAOS AERATION TIME VARIATION IN THE TREATMENT OF WASTEWATER INDUSTRIAL SOY AND SAUCE Daniel Dae Nuba H (1), A. Wibowo Nugroho
Lebih terperinciEFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN
EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN Rizal 1), Encik Weliyadi 2) 1) Mahasiswa Jurusan Manajemen Sumberdaya
Lebih terperinciSTUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP
STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP Lutfi Noorghany Permadi luthfinoorghany@gmail.com M. Widyastuti m.widyastuti@geo.ugm.ac.id Abstract The
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental, berupa uji hayati statis (static bioassay) menurut standar APHA, (2005).
Lebih terperinciJurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: 109-114 ISSN : 2088-3137 PENGARUH KEPADATAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) PADA PENDEDERAN
Lebih terperinciUJI TOKSISITAS SUB-LETHAL ORGANOFOSFAT PADA IKAN MAS (cyprinus carpio) TOXICITY TEST SUB- Lethal organophosphates COMMON CARP ( Cyprinus carpio )
UJI TOKSISITAS SUB-LETHAL ORGANOFOSFAT PADA IKAN MAS (cyprinus carpio) TOXICITY TEST SUB- Lethal organophosphates COMMON CARP ( Cyprinus carpio ) Oleh Muhammad Rizki 1, Tia Rostiana S.M 2, Bastian Damanik
Lebih terperinciLAJU RESPIRASI MUJAIR (Oreochromis mossambicus) DALAM MEDIA AIR LUMPUR SIDOARJO PADA KONSENTRASI SUBLETAL
TUGAS AKHIR SB 1510 LAJU RESPIRASI MUJAIR (Oreochromis mossambicus) DALAM MEDIA AIR LUMPUR SIDOARJO PADA KONSENTRASI SUBLETAL TITISARI RETNO BUDIARTI NRP 1505 100 013 Dosen Pembimbing Aunurohim, S.Si.,
Lebih terperinciPETUNJUK PRAKTIKUM EKOTOKSIKOLOGI. Disusun oleh: Sukiya Rizka Apriani Putri
PETUNJUK PRAKTIKUM EKOTOKSIKOLOGI Disusun oleh: Sukiya Rizka Apriani Putri PROGRAM STUDI BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014
Lebih terperinci