TOKSISITAS DETERJEN TERHADAP BENIH IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer, Bloch)
|
|
- Hamdani Makmur
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Berkala Perikanan Terubuk, Juli 2006, hlm ISSN Vol. 33 No.2 TOKSISITAS DETERJEN TERHADAP BENIH IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer, Bloch) Syahril Nedi 1), Thamrin 2) and Huria Marnis 3) Diterima tanggal : 7 Februari 2006/Disetujui : 28 Februari 2006 ABSTRACT The research of the toxicity of detergent on Barramundi (Lates calcalifer, Bloch) has been done in at Laboratory Loka Budidaya Laut Batam on Maret The aim of this research was to test the toxicity of detergent on Barramundi based on the result from LC 50 and to take the point of safety concentration on Barramundi life. The pre test was get the result from upper treshold (N) = 8 3 ppm and lower treshold (n) = 8 1 ppm. Persistant test showed the result that media test must be changed abaut 6 hours at toxicity test. The result of LC 50 24, 48, 72 and 96 hours about 121,35 ppm; 100, 35 ppm; 91,95 ppm; 84,35 ppm. The safety concentration from detergent was about 8,435 ppm. Key words : toxicity, detergent, barramundi, LC 50 PENDAHULUAN Polusi perairan oleh polutan organik merupakan penyebab utama rusaknya ekosistem laut. Polutan yang masuk ke perairan mengakibatkan gangguan terhadap produktifitas perairan. Salah satu polutan organik yang dapat merusak ekosistem laut adalah limbah deterjen. Deterjen merupakan bahan pembersih sintetis yang penggunaannya saat ini terus meningkat baik di sektor industri maupun rumahtangga. Hal ini akan menyebabkan terganggunya fungsi fisiologis organisme perairan yang sensitif karena bersifat toksik. Limbah deterjen dapat mengganggu keseimbangan ekosistem, karena terjadinya penurunan kandungan oksigen terlarut yang dapat mematikan biota perairan termasuk ikan. Untuk mendeteksi dan mengevaluasi toksisitas deterjen terhadap biota perairan maka perlu dilakukan uji toksisitas. Biota uji berfungsi sebagai instrumen untuk mengukur toksisitas dari suatu zat pencemar (Panggabean, 1994). Salah satu biota uji yang akan digunakan untuk uji toksisitas adalah ikan kakap putih (Lates calcarifer, Bloch). Pemilihan biota ini didasarkan karena ikan kakap putih bernilai ekonomis tinggi dan 1) Staf Pengajar Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau 2) Ketua Program Studi Pasca Sarjana Ilmu Lingkungan Universitas Riau 3) Alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau banyak dikonsumsi oleh masyarakat sebagai sumber protein, penyebarannya luas, pemeliharaannya mudah pada kondisi laboratorium, sensitif dan peka terhadap perubahan kualitas air. Berdasarkan hal itu penulis tertarik untuk melakukan studi pada skala laboratorium untuk mengetahui sejauh mana benih Ikan Kakap Putih sebagai bioindikator dapat mentolerir deterjen dan menentukan besar konsentrasi yang aman (safety concentration) bagi deterjen di perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai LC 50 (Lethal Concentration) dari deterjen khususnya LAS (Linier Alkil Sulfonat) terhadap benih ikan kakap putih (L. calcarifer, Bloch) pada waktu uji 24, 48, 72 dan 96 jam. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui konsentrasi LAS yang aman dan dapat ditolerir (safety concentration) oleh benih ikan kakap putih, serta bermanfaat untuk tujuan budidaya. BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2005 di Laboratorium Parasit dan Penyakit Ikan Loka Budidaya Laut Batam. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air laut, benih ikan 75
2 kakap putih (Lates calcarifer, Bloch) yang berukuran 3-4 cm (umur 40 hari) sebanyak 370 ekor dari Loka Budidaya Laut Batam dan deterjen LAS jenis Rinso anti noda bubuk produk Unilever. Alat-alat yang digunakan adalah toples plastik bervolume 10 liter sebanyak 16 buah, ph meter, DO meter, termometer, Handrefraktometer, batu aerasi, selang plastik, neraca analitik ketelitian 0,0001 gram, tabung ukur, pipet ukur, alat tulis dan kamera. Metode dan Prosedur Penelitian Penelitian ini terdiri atas tiga tahap uji yaitu uji pendahuluan, uji persistensi dan uji toksisitas. Sebelum uji dilakukan, biota diaklimasi terlebih dahulu selama empat hari agar dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan media uji. Selama aklimasi ikan diberi makan dua kali sehari dengan pakan berupa pelet. 1. Uji Pendahuluan Bertujuan untuk mengetahui nilai konsentrasi ambang atas (N) dan konsentrasi ambang bawah (n) dari deterjen yang akan digunakan. Kedalam wadah uji dimasukkan 10 liter air laut dengan konsentrasi deterjen 0, 8 1, 8 2, 8 3 dan 8 4 ppm, kemudian ke dalam wadah uji dimasukkan 10 ekor ikan uji dan diaerasi. Pengamatan kematian ikan uji dilakukan pada 6, 12, 24, dan 48 jam. Ikan uji yang mati dikeluarkan untuk mencegah pengotoran media uji. Setiap perlakuan mempunyai tiga kali ulangan. 2.Uji Persistensi Bertujuan untuk melihat penurunan daya racun bahan uji terhadap waktu uji. Pada masing-masing wadah uji diisi air laut 10 liter yang mengandung deterjen. Pada setiap wadah uji dimasukkan 10 ekor ikan dan media uji diaerasi selama penelitian. Pengamatan terhadap kematian ikan uji dilakukan pada 6, 12, 24, dan 48 jam. Untuk melihat kapan media uji diganti dibuat grafik tingkat kematian dalam persen terhadap waktu saat pemasukaan ikan uji. Dari grafik tersebut dapat dilihat kecendrungan toksisitas itu menaik, menurun atau mendatar yang menunjukkan persistensinya. 3. Uji Toksisitas Pada uji toksisitas masing-masing media uji diisi air dan konsentrasi bahan uji sesuai hasil yang diperoleh dari perhitungan nilai ambang atas dan ambang bawah menurut petunjuk Wardoyo (1977). Ke dalam setiap wadah uji dimasukkan ikan 10 ekor dalam waktu relative bersamaan. Pengamatan terhadap ikan uji dilakukan setelah 24, 48, 72 dan 96 jam. Ikan uji yang mati segera dibuang untuk mencegah terjadinya pengotoran media uji. Pengukuran parameter kualitas air (suhu, ph, oksigen terlarut dan salinitas) bertujuan agar selama penelitian kematian ikan bukan disebabkan oleh faktor kualitas air dan melihat pengaruh bahan uji terhadap parameter kualitas air. Analisis Data Dalam perhitungan nilai LC 50 pada 24, 48, 72 dan 96 jam dipakai metode analisis regresi dengan pembobotan menurut (Busvine dalam Siagian, 2004). Untuk menentukan nilai konsentrasi aman (safety concentration) dipakai faktor aplikasi menurut (Wibisono, 1989) yakni 10% dari nilai LC jam. Sedangkan untuk melihat pengaruh pemberian deterjen pada konsentrasi yang berbeda terhadap tingkat mortalitas benih ikan kakap putih, data dianalisis secara statistik dengan ANAVA dan dengan Uji F. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Pendahuluan Hasil uji pendahuluan terhadap benih ikan kakap putih dalam waktu pemaparan selama 48 jam dengan menggunakan konsentrasi deterjen sebesar 8 1, 8 2, 8 3 dan 8 4 ppm dapat dilihat pada Gambar 1. 76
3 Tingkat Mortalitas (%) Toksisitas Deterjen Terhadap Benih Ikan Kakap Putih Berkala Perikanan Terubuk Vol 33, No 2 Juli Gambar 1. Persentase Mortalitas Benih Ikan Kakap Putih Terhadap Deterjen Pada Uji Pendahuluan. Uji Persistensi Berdasarkan gambar 1, mortalitas ikan uji 100% pada waktu uji 24 jam terjadi pada konsentrasi 8 3 dan 8 4 ppm, jadi konsentrasi yang digunakan untuk nilai ambang atas (N) adalah 8 3 ppm karena konsentrasi ini merupakan konsentrasi terkecil dimana ikan uji telah mati pada waktu uji 24 jam. Pada konsentrasi deterjen 8 1 ppm dengan waktu uji 48 jam menunjukkan tidak adanya kematian biota uji dan ini merupakan nilai ambang bawah (n). Berdasarkan nilai konsentrasi ambang atas dan ambang bawah dibuatlah empat deret konsentrasi deterjen yang berbeda yang diuraikan secara logaritmik. Tahap uji persistensi bertujuan untuk melihat penurunan daya racun deterjen terhadap benih ikan kakap putih (Lates calcarifer, Bloch). Uji persistensi dilaksanakan selama 48 jam dengan konsentrasi perlakuan yang digunakan pada uji ini adalah nilai konsentrasi ambang (N) sebesar 8 3 ppm yang diperoleh dari uji pendahuluan. Hasil dari uji persistensi ini berguna untuk mengetahui kapan media uji harus diganti pada saat uji toksisitas. Hasil dari uji peristensi ini dapat dilihat pada Gambar 2 berikut: Waktu Uji (jam) Gambar 2. Grafik Persentase Mortalitas Benih Ikan Kakap Putih Pada Uji persistensi Hasil uji persistensi selama 6 jam tingkat mortalitas benih ikan kakap putih mencapai 93,33% dan dalam waktu 12 jam kematian meningkat sampai 100%. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa kadar deterjen pada 6 jam pertama konsentrasinya masih stabil dan setelah 6 jam kedua konsentrasinya menunjukkan penurunan sehingga pergantian air media uji dilakukan pada setiap 6 jam sekali, untuk 77
4 mempertahankan tingkat daya racun bahan uji selama uji toksisitas berlangsung. Wardoyo (1977) menyatakan bahwa bila grafik persistensi mempunyai kecenderungan mendatar atau hampir mendatar, maka pergantian media air perlu dilakukan. Uji Toksisitas Konsentrasi deterjen yang digunakan pada uji toksisitas ini antara lain: kontrol (0ppm), 22,52 ppm, 63,39 ppm, 178,43 ppm dan 502,24 ppm. Persentase tingkat mortalitas deterjen terhadap benih ikan kakap putih pada uji toksisitas selama 96 jam disajikan pada Gambar 3. Gambar 3. Histogram Persentase Mortalitas Benih Ikan Kakap Putih Terhadap Deterjen Toksisitas PadaUji Pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa pada konsentrasi 22,52 ppm belum terjadi kematian hingga waktu 96 jam, sedangkan tingkat mortalitas ikan kakap putih pada konsentrasi 63,39 ppm deterjen telah memberikan pengaruh kematian terhadap benih ikan kakap putih, kenaikan tingkat kematian terjadi pada kurun waktu 96 jam yaitu dari 6,67% menjadi 26,67%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan biota uji untuk mentolerir bahan toksikan juga dipengaruhi oleh lamanya waktu pemaparan. Selama penelitian berlangsung didapatkan bahwa persentase kematian benih ikan kakap putih pada kontrol adalah 0%, ini sesuai dengan syarat yang dikemukakan oleh Rand dan Petrocelly (1985), bahwa selama penelitian toksisitas kematian pada wadah kontrol harus 0%. Pengaruh pemberian deterjen dengan konsentrasi yang berbeda terhadap tingkat mortalitas benih ikan kakap putih diolah dengan analisis varian. Hasil analisis varian menunjukkan bahwa nilai F hitung (923,039) > F tabel (0,01) (7,59). Hal ini berarti daya toksik deterjen sangat berpengaruh nyata terhadap mortalitas benih ikan kakap putih (Lates calcarifer, Bloch). Perhitungan nilai LC 50 dianalisis dengan mentrasformasikan persentase kematian ke dalam nilai-nilai probit, probit harapan dari grafik mortality, nilai probit kerja dan probit harapan dari tabel faktorfaktor untuk menghitung koefisien pembobotan. Perhitungan nilai LC 50 untuk waktu uji 24, 48, 72 dan 96 jam dapat dilihat dari lampiran 11, 12, 13, dan 14. Hasil perhitungan nilai LC 50 pada setiap waktu uji dapat dilihat pada Gambar 4. 78
5 Nilai LC 50 (ppm) Toksisitas Deterjen Terhadap Benih Ikan Kakap Putih Berkala Perikanan Terubuk Vol 33, No 2 Juli Waktu Uji (jam) Gambar 4. Grafik Nilai LC 50 Deterjen Pada Masing-masing Waktu Uji Terhadap Benih IkanKakapPutih. Nilai LC 50 deterjen terhadap benih ikan kakap putih semakin menurun dengan semakin lama waktu uji. Rendahnya nilai LC 50 menunjukkan terjadinya peningkatan toksisitas deterjen. Meningkatnya toksisitas ini ditandai dengan meningkatnya jumlah kematian ikan uji yang disebabkan oleh naiknya kadar deterjen yang terakumulasi di dalam tubuh ikan. Keadaan ini menyebabkan daya tahan tubuh ikan semakin melemah dan keseimbangan tubuhnya mulai terganggu. Nilai LC jam adalah sebesar 84,35 ppm yang berarti bahwa 50% benih ikan kakap putih akan mati bila dipaparkan selama 96 jam pada konsentrasi deterjen 84,35 ppm. Nilai LC jam dalam penelitian ini adalah 3,3 kali dari nilai LC jam penelitian deterjen terhadap benih ikan mas yaitu sebesar 25,23 ppm (Islamias, et al, 2000). Perbedaan ini diduga disebabkan oleh perbedaan salinitas, jenis, umur, ukuran ikan yang digunakan dan metode yang digunakan. Perbedaan nilai LC 50 pada setiap spesies menunjukkan bahwa setiap organisme mempunyai tingkat toleransi yang berbeda terhadap toksisitas deterjen. Wibisono (1989) menyatakan bahwa nilai yang aman (safety concentration) bagi organisme dari daya racun toksisitas adalah 10% dari nilai LC jam. Oleh karena itu, untuk menjamin kelangsungan hidup benih ikan kakap putih di perairan dari deterjen maka konsentrasi yang diperbolehkan tidak lebih dari 8,435 ppm. Parameter kualitas air yang diukur selama penelitian, adalah suhu, ph, salinitas dan oksigen terlarut. Kualitas air bagi perikanan didefinisikan sebagai kualitas air yang sesuai untuk mendukung kehidupan dan pertumbuhan ikan yang dipengaruhi oleh parameter suhu, oksigen terlarut, ph, dan salinitas (Boyd, 1982). Parameter kualitas air hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Data Kualitas Air Pada Uji Toksisitas Konsentrasi (ppm) Parameter Kualitas Air Suhu ( 0 C) PH Salinitas ( ) DO (ppm) Kontrol ,8-7, ,4-5,6 22, ,8-7, ,4-5,6 63, ,8-7, ,3-5,6 178, ,8-7, ,2-5,5 502, ,8-7, ,2-5,5 Berdasarkan Tabel 1, kualitas air selama penelitian masih mendukung kehidupan benih ikan Kakap Putih. Selama waktu uji benih ikan memperlihatkan tingkah 79
6 laku yang berbeda bila dibandingkan dengan kontrol. Secara jelas perbandingan tingkah laku benih ikan Kakap Putih dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Tingkah Laku Benih Ikan Kakap Putih Selama Penelitian Kriteria Normal Sublethal Lethal Respon Tingkah Laku Benih Ikan Kakap Putih - Benih selalu bergerak di dekat dasar perairan - Bergerak aktif dan lincah - Kontraksi gerakan operculum normal - Posisi tubuh dalam keadaan tetap tidak oleng - Responsif terhadap rangsangan dari luar - Mata normal dan tajam - Benih sering turun naik, bergerak dekat permukaan - Bergerak gelisah dan lincah tidak menentu - Posisi tubuh sering oleng - Kurang responsif terhadap rangsangan dari luar - Gerakan mulut dan operculum cepat - Selera makan benih hilang - Benih sering membenturkan tubuhnya ke dinding wadah - Benih tergeletak didasar media uji dan tidak bergerak - Di permukaan sisik banyak terdapat lendir - Insang bewarna pucat - Kondisi Mulut Terbuka Lebar Respon tingkah laku benih ikan kakap putih beraneka ragam, karena pengaruh deterjen yang diberikan. Menurut Pulla Rao U. D. U. P. dan K. D. Misha (1998), ikan major carp (Labeo rohita) yang diberi perlakuan deterjen memberikan respon perubahan tingkah laku sebelum kematian dengan memperlihatkan ciri-ciri hilangnya keseimbangan, berenang tidak teratur dan pernafasan terganggu. Menurut Jones dalam Connel D. W. dan G. J. Miller (1995), oksigen terlarut dari air akan digunakan biota dengan menggunakan insang sebagai alat pernafasannya kemudian diserap oleh cairan pembuluh darahnya. Oksigen menempel pada haemoglobin yang kemudian dialirkan oleh jantung ke otot dimana oksigen digunakan bersama-sama dengan glukosa untuk menghasilkan karbondioksida di dalam proses respirasi aerob. Pengambilan oksigen yang rendah oleh makhluk hidup meyebabkan otot-otot kekurangan oksigen sehingga sulit untuk melanjutkan respirasi optimal. Kematian ikan akibat deterjen disebabkan karena rusaknya dinding sel-sel darah putih, ikan yang kekurangan darah terutama darah putih akan menurunkan daya tahan ikan terhadap racun. Sehingga ikan yang keracunan deterjen akan cepat mengalami kematian. Di samping itu deterjen juga dapat mengganggu pertumbuhan ikan dan menyebabkan kerusakan organ reproduksinya (Mitrovic, 1973). Deterjen yang mengandung surfaktan LAS (Linier Alkil Sulfonat) sangat beracun bagi biota perairan, hal ini terlihat melalui gangguan pada insang yang mengalami luka dan mengalami perubahan warna menjadi pucat (Islamias et al, 2002). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Nilai LC deterjen terhadap benih ikan kakap putih (Lates calcarifer, Bloch) pada waktu 96 jam adalah 84,35 ppm. Konsentrasi aman (Safety concentration) terhadap benih ikan kakap putih diperoleh dari nilai LC jam yaitu 10% dari 84,35 ppm = 8,435 ppm. Kualitas air selama penelitian berlangsung masih mendukung kehidupan ikan kakap putih. Saran Perlu dilakukan penelitian toksisitas lanjutan untuk uji histologi dari beberapa organ tubuh ikan kakap putih seperti hati, jantung, otak dan insang. Selain itu perlu dipelajari perubahan struktur jaringan dari 80
7 beberapa organ tersebut akibat terkena bahan toksikan deterjen. DAFTAR PUSTAKA Boyd, C. E Water Quality Management For Pond Fish Culture. Eisevier Scientific Publising Company. Amsterdam. Oxford. New York. 318 p. Connel, D. W. dan G. J. Miller Chemistry and Ecotoxycology of Pollution. Willey-Inter Science Publication. 83 p. Islamias, I. Arnentis dan Sumaini Pengujian Toksisitas Deterjen Terhadap Ikan Mas (Cyprinus carpio L). Jurnal Natur Indonesia III (1), Mitrovic, V. V Sublethal Effects of Pollutants on Fish. FAO Technical Conference on Marine Pollution and It s Effects on Living Resources and Fisging. Rome. Italy, 9-16 Dec.!978. Panggabean, I. M. G Peranan Uji Toksisitas Dalam Penentuan Baku Mutu Air Laut. Proseding Seminar Pemantauan Pencemaran Laut. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi-LIPI, Jakarta, Hal Pulla Rao, U. D. U. P. and K. D. Misha Acute Toxicity of LABS Containing Deterjent Shudi to Juvenile (Fingerling) Stage of Indian Major Carp. Labio Rohita. Indian Journal of Environment Sciences 2(2), Rand, G. M. and Petrocelli Fundamental of Aquatic Toxicology : Methods and Aplcation. MC Graw Hill. London. 666 p. Siagian, M., Toksikologi Lingkungan dan Uji Biologis. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau. 26 hal (tidak diterbitkan). Wardoyo, S. T. H Panduan Uji Biologis Untuk Evaluasi Minyak dan Dispersant. Proyek Lingkungan Hidup Studi Grup Pencemaran. Fakultas Perikanan IPB. Bogor. 23 hal. Wibisono, M. S Tingkat Toksisitas Minyak Bumi Napthenik Intermediat Terhadap Fingerling Bandeng. Majalah Lembaran Publikasi. LEMIGAS. 23 (2) : hal. 81
Uji Toksisitas Akut Detergen yang Mengandung Bahan Aktif LAS (Linear Alkil benzena Sulfonat) Terhadap Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Uji Toksisitas Akut Detergen yang Mengandung Bahan Aktif LAS (Linear Alkil benzena Sulfonat) Terhadap Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ARTIKEL 1. Alfi Hermawati Waskita Sari, S.Pi., MP (NIP. 198406232014042001)
Lebih terperinciUJI TOKSISITAS DETERJEN CAIR TERHADAP IKAN MAS (Cyprinus carpio L.) Liquid Detergent Toxycity Test Againts of Cyprinus carpio L.
69 UJI TOKSISITAS DETERJEN CAIR TERHADAP IKAN MAS (Cyprinus carpio L.) Liquid Detergent Toxycity Test Againts of Cyprinus carpio L. Siti Devi Permata Sari Lubis 1, Budi Utomo 2, Riri Ezraneti 3 1. Alumni
Lebih terperinciPENGARUH COD DAN SURFAKTAN DALAM LIMBAH CAIR LAUNDRI TERHADAP NILAI LC50 EFFECT OF COD AND SURFACTANT IN LAUNDRY LIQUID WASTE ON LC50 VALUE
Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 9 (1) :110-114 (Juli 2012) ISSN 1829-6084 PENGARUH COD DAN SURFAKTAN DALAM LIMBAH CAIR LAUNDRI TERHADAP NILAI LC50 EFFECT OF COD AND SURFACTANT IN LAUNDRY LIQUID WASTE ON
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Persiapan Penelitian Penelitian Pendahuluan Tahap 1 Waktu dan Tempat
41 METODE PENELITIAN Penelitian ini terdiri atas 2 tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian inti. Penelitian pendahuluan terdiri atas 2 tahap yaitu uji nilai kisaran (range value test) dan uji
Lebih terperinciUJI TOKSISITAS LIMBAH CAIR BATIK SEBELUM DAN SESUDAH DIOLAH DENGAN TAWAS DAN SUPER FLOK TERHADAP BIOINDIKATOR (Cyprinus carpio L)
UJI TOKSISITAS LIMBAH CAIR BATIK SEBELUM DAN SESUDAH DIOLAH DENGAN TAWAS DAN SUPER FLOK TERHADAP BIOINDIKATOR (Cyprinus carpio L) Yuli Pratiwi 1*, Sri Hastutiningrum 2, Dwi Kurniati Suyadi 3 1,2,3 Jurusan
Lebih terperinciPENGARUH COD, Fe, DAN NH 3 DALAM AIR LINDI LPA AIR DINGIN KOTA PADANG TERHADAP NILAI LC50
Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 9 (1) : 44-49 (Januari 2012) ISSN 1829-6084 PENGARUH COD, Fe, DAN NH 3 DALAM AIR LINDI LPA AIR DINGIN KOTA PADANG TERHADAP NILAI LC50 EFFECT OF COD, Fe, AND NH 3 IN LEACHATE
Lebih terperinciJurnal KELAUTAN, Volume 2, No.1 April 2009 ISSN :
KAJIAN UJI HAYATI AIR LIMBAH HASIL INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DR. RAMELAN SURABAYA Candra Putra Prokoso 1 Agus Romadhon 2 Apri Arisandi 2 1 Alumni Jurusan Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada 15 Juni 15 Juli 2013 di Laboratorium
13 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian telah dilaksanakan pada 15 Juni 15 Juli 2013 di Laboratorium Budidaya Perikanan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
19 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian telah dilakukan pada bulan November Desember 2013, bertempat di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 3.2 Alat
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012, di Balai
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012, di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat. B. Alat dan Bahan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai
TINJAUAN PUSTAKA Pencemaran Pencemaran lingkungan adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain kedalam lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga
Lebih terperinciPROSIDING. Seminar Nasional Conference of Indonesian Occupational Safety and Health (CIOSH)
PROSIDING Seminar Nasional Conference of Indonesian Occupational Safety and Health (CIOSH) Tema: Strategi Mewujudkan Kemandirian Masyarakat Industri Berbudaya K3 untuk Meningkatkan Kualitas Hidup dan Produktivitas
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
23 4.1 Hasil IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Uji Akut Uji akut dilakukan pada konsentrasi timbal sebesar 20 ppm, 40 ppm, 80 ppm dan 160 ppm serta perlakuan kontrol negatif. Respon ikan uji terhadap deretan
Lebih terperinciJurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3. No. 1, Maret 2012: ISSN :
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3. No. 1, Maret 2012: 59-63 ISSN : 2088-3137 PENGARUH KONSENTRASI PEMAPARAN SURFAKTAN Alkyl Benzene Sulfonate Dwi Cindanita Hardini*, Yayat Dhahiyat** dan Eddy Afrianto**
Lebih terperinciRESPON ORGANISME AKUATIK TERHADAP VARIABEL LINGKUNGAN (ph, SUHU, KEKERUHAN DAN DETERGEN)
1 RESPON ORGANISME AKUATIK TERHADAP VARIABEL LINGKUNGAN (ph, SUHU, KEKERUHAN DAN DETERGEN) Angga Yudhistira, Dwi Rian Antono, Hendriyanto Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Amonia Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data berupa nilai dari parameter amonia yang disajikan dalam bentuk grafik. Dari grafik dapat diketahui
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Hasil dari penelitian yang dilakukan berupa parameter yang diamati seperti kelangsungan hidup, laju pertumbuhan bobot harian, pertumbuhan panjang mutlak, koefisien keragaman
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. kelompok hewan berdasarkan bentuk tubuh dan sifat - sifat aslinya. Cara
TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) Klasifikasi ikan mas dimaksudkan untuk memasukkan ikan mas dalam kelompok hewan berdasarkan bentuk tubuh dan sifat - sifat aslinya. Cara pengelompokan
Lebih terperinciUJI TOKSISITAS AKUT LC50-24 JAM DENGAN LIMBAH CAIR PADA BENIH IKAN NILEM (Osteochilus hasselti C.V.)
UJI TOKSISITAS AKUT LC50-24 JAM DENGAN LIMBAH CAIR PADA BENIH IKAN NILEM (Osteochilus hasselti C.V.) Ade Khoerul Umam, Intan Nadifah, Ruli Aisyah Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pestisida
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pestisida Pestisida banyak digunakan oleh petani dengan tujuan untuk mengendalikan atau membasmi organisme pengganggu yang merugikan kegiatan petani. Menurut Lodang (1994), penggunaan
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Berikut ini adalah hasil penelitian dari perlakuan perbedaan substrat menggunakan sistem filter undergravel yang meliputi hasil pengukuran parameter kualitas air dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program pembangunan Indonesia yang dewasa ini sedang berkembang diwarnai dengan pertambahan penduduk dan kebutuhan pangan yang terus meningkat. Sumberdaya perairan
Lebih terperinciUJI TOKSISITAS DETERJEN CAIR TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Oleh :
UJI TOKSISITAS DETERJEN CAIR TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus) SKRIPSI Oleh : NURUL AINI 090302080 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYAPERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciTingkat Kelangsungan Hidup
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tingkat Kelangsungan Hidup Tingkat kelangsungan hidup merupakan suatu nilai perbandingan antara jumlah organisme yang hidup di akhir pemeliharaan dengan jumlah organisme
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN
III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanankan pada bulan Juni 2009 sampai dengan Agustus 2009. Lokasi penelitian bertempat di Laboratorium Lingkungan dan Laboratorium Kesehatan
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Fisika Kimia Air Parameter fisika kimia air yang diamati pada penelitian ini adalah ph, CO 2, NH 3, DO (dissolved oxygen), kesadahan, alkalinitas, dan suhu. Pengukuran
Lebih terperinciKonsentrasi Letal (LC jam) Logam Tembaga (Cu) dan Logam Kadmium (Cd) Terhadap Tingkat Mortalitas Juwana Kuda Laut (Hippocampus spp)
Jurnal Penelitian Sains Volume 13 Nomer 1(D) 13107 Konsentrasi Letal (LC 50-48 jam) Logam Tembaga (Cu) dan Logam Kadmium (Cd) Terhadap Tingkat Mortalitas Juwana Kuda Laut (Hippocampus spp) Muhammad Hendri,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelangsungan Hidup Ikan Nila Nirwana Selama Masa Pemeliharaan Perlakuan Kelangsungan Hidup (%)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kelangsungan Hidup Berdasarkan hasil pengamatan dari penelitian yang dilakukan selama 30 hari, diperoleh bahwa pengaruh salinitas terhadap kelangsungan hidup benih nila
Lebih terperinciPENDAHULUAN. lingkungan adalah industri kecil tahu. Industri tahu merupakan salah satu industri
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu industri kecil yang banyak mendapat sorotan dari segi lingkungan adalah industri kecil tahu. Industri tahu merupakan salah satu industri yang menghasilkan limbah
Lebih terperinciModul 3 Uji Toksisitas Sub-Lethal
Modul 3 Uji Toksisitas Sub-Lethal MODUL 3 Uji Toksisitas Sub-Lethal POKOK BAHASAN : Pemaparan dan pengamatan Uji Toksisitas Sub-Lethal TUJUAN PRAKTIKUM : 1. Memahami dan mampu melaksanakan persiapan, pemaparan,
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI FENOL YANG BERBEDA TERHADAP SINTASAN BENIH IKAN MAS (Cyprinus carpio L.)
PENGARUH KONSENTRASI FENOL YANG BERBEDA TERHADAP SINTASAN BENIH IKAN MAS (Cyprinus carpio L.) The Effect of Different Concentration Phenol on Survival Rate of Seed Common Carp (Cyprinus carpio L.) Errinda
Lebih terperinciTingkat Toksisitas dari Limbah Lindi TPA Piyungan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta Terhadap Ikan Nila (Oreochromis niloticus.
Tingkat Toksisitas dari Limbah Lindi TPA Piyungan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta Terhadap Ikan Nila (Oreochromis niloticus., L) Oleh: Annisa Rakhmawati, Agung Budiantoro Program Studi Biologi Fakultas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gejala Klinis Ikan Nilem yang Terinfeksi Aeromonas hydrophila 4.1.1 Kerusakan Tubuh Berdasarkan hasil pengamatan, gejala klinis yang pertama kali terlihat setelah ikan diinfeksikan
Lebih terperinci1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas
Media Litbang Sulteng 2 (2) : 126 130, Desember 2009 1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu ISSN : 1979-5971 PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP
Lebih terperinciTEKNIK LINGKUNGAN FTSP- ITS 2014
TEKNIK LINGKUNGAN FTSP- ITS 2014 Uji Toksisitas Akut Insektisida Sipermetrin dan Lamda Sihalotrin dengan Biota Uji Ikan Guppy (Poecilia reticulata ) dan Tumbuhan Kayu Apu (Pistia stratiotes) OLEH: Dika
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan Bulan Januari sampai Maret 2012 bertempat di
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan Bulan Januari sampai Maret 2012 bertempat di Laboratorium Basah Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. B.
Lebih terperinciPENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA
825 Pengaruh frekuensi pemberian pakan terhadap... (Moch. Nurdin) PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA Mochamad
Lebih terperinciPenyebaran Limbah Percetakan Koran Di Kota Padang (Studi Kasus Percetakan X dan Y)
Penyebaran Limbah Percetakan Koran Di Kota Padang (Studi Kasus Percetakan X dan Y) Oleh: Komala Sari (Dibawah bimbingan Prof. Dr. Hamzar Suyani, M.S dan Dr. Tesri Maideliza, MS) RINGKASAN Limbah percetakan
Lebih terperinciUJI TOKSISITAS PELEMBUT PAKAIAN TERHADAP BENIH IKAN MAS (Cyprinus carpio L) SHUSI NOVITA SIREGAR
UJI TOKSISITAS PELEMBUT PAKAIAN TERHADAP BENIH IKAN MAS (Cyprinus carpio L) SHUSI NOVITA SIREGAR 090302001 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014
Lebih terperinci3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat Metode Penelitian
3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian berjudul Pengujian Biji Pala (Myristica sp.) sebagai Bahan Anestesi Lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) dilaksanakan di Laboratorium Bahan Baku dan Industri
Lebih terperinciUji Toksisitas Akut Insektisida Diazinon dan Klorpirifos Terhadap Biota Uji Ikan Guppy (Poecillia reticulate) dan (Pistia stratiotes)
Uji Toksisitas Akut Insektisida Diazinon dan Klorpirifos Terhadap Biota Uji Ikan Guppy (Poecillia reticulate) dan (Pistia stratiotes) Ni Nyoman Yudhi Lestari, Bieby Voijant Tangahu Jurusan Teknik Lingkungan,Fakultas
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Persiapan Penelitian Penelitian Pendahuluan Uji Nilai Kisaran Waktu dan Tempat
13 METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dalam 2 tahap yaitu uji, tahap I penelitian pendahuluan yang terdiri dari uji nilai kisaran dan uji toksisitas akut. Tahap II penelitian inti terdiri dari biokonsentrasi
Lebih terperinciI. METODE PENELITIAN. Penelitian dan pembuatan preparat ulas darah serta perhitungan hematokrit sel
I. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dan pembuatan preparat ulas darah serta perhitungan hematokrit sel darah merah dilakukan pada bulan Juli 2012 di Laboratorium Perikanan Jurusan
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Parameter Air sebagai Tempat Hidup Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Kualitas air merupakan salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan nila.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
17 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lingkungan Departemen Budidaya Perairan, Institut Pertanian Bogor dan dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Kadar Oksigen Terlarut Hasil pengukuran konsentrasi oksigen terlarut pada kolam pemeliharaan ikan nila Oreochromis sp dapat dilihat pada Gambar 2. Dari gambar
Lebih terperinciPenanganan induk udang windu, Penaeus monodon (Fabricius, 1798) di penampungan
Standar Nasional Indonesia Penanganan induk udang windu, Penaeus monodon (Fabricius, 1798) di penampungan ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup...
Lebih terperinciUJI TOKSISITAS SUB-LETHAL ORGANOFOSFAT PADA IKAN MAS (cyprinus carpio) TOXICITY TEST SUB- Lethal organophosphates COMMON CARP ( Cyprinus carpio )
UJI TOKSISITAS SUB-LETHAL ORGANOFOSFAT PADA IKAN MAS (cyprinus carpio) TOXICITY TEST SUB- Lethal organophosphates COMMON CARP ( Cyprinus carpio ) Oleh Muhammad Rizki 1, Tia Rostiana S.M 2, Bastian Damanik
Lebih terperinciII. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Alat dan Bahan 2.3 Tahap Penelitian
II. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai dengan Desember 2011 di Laboratorium Lingkungan dan Laboratorium Kesehatan Ikan, Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian yang berjudul Tingkat Toksisitas Limbah Cair Industri Gula Tebu Tanpa Melalui Proses IPAL Terhadap Daphnia magna telah dilakukan. Hasil penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Februari 2013
18 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Februari 2013 bertempat di Laboratorium Perikanan, Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciUJI TOKSISITAS AKUT LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK DENGAN BIOTA UJI IKAN NILA (oreochromis Niloticus) dan TUMBUHAN KAYU APU (PISTA STRATIOTES)
UJI TOKSISITAS AKUT LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK DENGAN BIOTA UJI IKAN NILA (oreochromis Niloticus) dan TUMBUHAN KAYU APU (PISTA STRATIOTES) BRIAN PRAMUDITA 3310100032 DOSEN PEMBIMBING: BIEBY VOIJANT TANGAHU
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan kesejahteraan hidup rakyat melalui pembangunan di bidang industri, nampak memberikan dampak terhadap perubahan lingkungan perairan pesisir dan laut karena
Lebih terperinciMETODE Persiapan tempat
Uji Toksisitas Akut Limbah Oli Bekas di Sungai Kalimas Surabaya Terhadap Ikan Mujair (Tilapia missambicus) Acute Toxicity Test At the Car Wash Waste Towards Tilapia Shabrina Raedy Adlina 1), Didik Bambang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri penyamakan kulit merupakan industri yang dapat mengubah kulit mentah menjadi kulit yang memiliki nilai ekonomi tinggi melalui proses penyamakan, akan tetapi
Lebih terperinciTOKSISITAS MERKURI (Hg) TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP, PERTUMBUHAN, GAMBARAN DARAH DAN KERUSAKAN PADA IKAN NILA Oreochromis niloticus
TOKSISITAS MERKURI (Hg) TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP, PERTUMBUHAN, GAMBARAN DARAH DAN KERUSAKAN ORGAN PADA IKAN NILA Oreochromis niloticus VIKA YUNIAR DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN
Lebih terperinciTOKSISITAS AIR LIMBAH DETERJEN TERHADAP IKAN MAS (Cyprinus carprio) Bunda Halang Program Studi Biologi FKIP Universitas Lambung Mangkurat.
BIOSCIENTIAE Volume 1, Nomor 1, Januari 2004 Halaman 39-49 TOKSISITAS AIR LIMBAH DETERJEN TERHADAP IKAN MAS (Cyprinus carprio) Bunda Halang Program Studi Biologi FKIP Universitas Lambung Mangkurat Abstrak
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pendahuluan Uji Nilai Kisaran Uji Toksisitas Akut
51 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pendahuluan Uji Nilai Kisaran Hasil uji nilai kisaran (Range value test) merkuri pada ikan bandeng menunjukkan bahwa nilai konsentrasi ambang bawah sebesar 0.06
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan sektor pertanian di wilayah Sumatera Barat mengalami peningkatan setiap tahunnya, terbukti pada tahun 2012 meningkat 4,14%, lebih tinggi dibandingkan dengan
Lebih terperinciEnlargement of Selais (Ompok hypopthalmus) With fish meal Containing Thyroxine (T 4 ) Hormone
Enlargement of Selais (Ompok hypopthalmus) With fish meal Containing Thyroxine (T 4 ) Hormone By Khairil Hidayat 1), Usman M Tang 2), Mulyadi 2) Fisheries and Marine Science Faculty Riau University Laboratory
Lebih terperinciDAMPAK SURFAKTAN BERBAHAN AKTIF Na-ABS TERHADAP DAYA TETAS TELUR IKAN KARPER (Cyprinus carpio) DALAM SKALA LABORATORIUM
DAMPAK SURFAKTAN BERBAHAN AKTIF Na-ABS TERHADAP DAYA TETAS TELUR IKAN KARPER (Cyprinus carpio) DALAM SKALA LABORATORIUM Maulina Septia Prahastuti, Churun Ain, Bambang Sulardiono 1 Program Studi Manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Linda Maulidia Kosasih, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pembangunan industri adalah salah satu kegiatan sektor ekonomi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bagi Negara-negara yang sedang berkembang
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN SURVIVAL RATE IKAN MAS (Cyprinus carpio Linn) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PESTISIDA REGENT 0,3 G
PERTUMBUHAN DAN SURVIVAL RATE IKAN MAS (Cyprinus carpio Linn) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PESTISIDA REGENT 0,3 G Growth and Survival Rate of Cyprinus carpio Linn Juvenile on Different Concentration of Regent
Lebih terperinciPENDAHULUAN. yang sering diamati antara lain suhu, kecerahan, ph, DO, CO 2, alkalinitas, kesadahan,
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas air memegang peranan penting dalam bidang perikanan terutama untuk kegiatan budidaya serta dalam produktifitas hewan akuatik. Parameter kualitas air yang sering
Lebih terperinciUJI TOKSISITAS AKUT LIMBAH CAIR RUMAH MAKAN TERHADAP IKAN MAS
UJI TOKSISITAS AKUT LIMBAH CAIR RUMAH MAKAN TERHADAP IKAN MAS (Cyprinus Carpio L.) Yonky Dwi Putra 1), Diah Wulandari 2), Laili Fitria 1) 1) Program Studi Teknik Lingkungan Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Lebih terperinciUji Pengaruh Sublethal Pestisida Diazinon 60 EC terhadap Rasio Konversi Pakan (FCR) dan Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus carpio L.
ISSN : 2337-621X 1 Uji Pengaruh Sublethal Pestisida Diazinon 60 EC terhadap Rasio Konversi Pakan (FCR) dan Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) Kusriani 1, P. Widjanarko 1, N. Rohmawati 1 Program
Lebih terperinciEFEKTIFITAS SISTEM AKUAPONIK DALAM MEREDUKSI KONSENTRASI AMONIA PADA SISTEM BUDIDAYA IKAN ABSTRAK
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume III No 1 Oktober 2014 ISSN: 2302-3600 EFEKTIFITAS SISTEM AKUAPONIK DALAM MEREDUKSI KONSENTRASI AMONIA PADA SISTEM BUDIDAYA IKAN Riska Emilia Sartika
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan, karena selain dikonsumsi, juga digunakan dalam berbagai aktivitas kehidupan seperti memasak, mandi, mencuci, dan
Lebih terperinciMars Sella Sinurat 1), Hesti Wahyuningsih 2), Desrita 3) 1 Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan,Fakultas Pertanian, Universitas
UJI TOKSISITAS AKUT LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU TERHADAP IKAN BAWAL AIR TAWAR (Colossoma macropomum) (Acute Toxicity Test of Tofu Industrial Wastewater for Freshwater Pomfret (Colossoma macropomum) Mars
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. tidak dimiliki oleh sektor lain seperti pertanian. Tidaklah mengherankan jika kemudian
TINJAUAN PUSTAKA Ikan Patin Sektor perikanan memang unik beberapa karakter yang melekat di dalamnya tidak dimiliki oleh sektor lain seperti pertanian. Tidaklah mengherankan jika kemudian penanganan masalah
Lebih terperinciUJI TOKSISITAS AIR LIMBAH LAUNDRY DENGAN IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS)
SKRIPSI UJI TOKSISITAS AIR LIMBAH LAUNDRY DENGAN IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) Oleh : TARA MUGIROSANI 0552010007 PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
Lebih terperinciPENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN PATIN, Pangasius sp.
Jurnal Akuakultur Indonesia, 4 (1): 25 3 (25) 25 Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benih ikan mas (Cyprinus carpio) tergolong ikan ekonomis penting karena ikan ini sangat dibutuhkan masyarakat dan hingga kini masih belum dapat dipenuhi oleh produsen
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Grafik pertumbuhan benih C. macropomum yang dihasilkan selama 40 hari
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1 Pertumbuhan benih C. macropomum Grafik pertumbuhan benih C. macropomum yang dihasilkan selama 40 hari pemeliharaan disajikan pada Gambar 3. Gambar 3. Pertumbuhan C.
Lebih terperinciTRANSPORTASI BASAH BENIH NILA (Oreochromis niloticus) MENGGUNAKAN EKSTRAK BUNGA KAMBOJA (Plumeria acuminata) ABSTRAK
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume III No 2 Februari 2015 ISSN: 2302-3600 TRANSPORTASI BASAH BENIH NILA (Oreochromis niloticus) MENGGUNAKAN EKSTRAK BUNGA KAMBOJA (Plumeria acuminata)
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan Gejala Klinis Pengamatan gejala klinis pada benih ikan mas yang diinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila meliputi kelainan fisik ikan, uji refleks, dan respon
Lebih terperinciPETUNJUK PRAKTIKUM EKOTOKSIKOLOGI. Disusun oleh: Sukiya Rizka Apriani Putri
PETUNJUK PRAKTIKUM EKOTOKSIKOLOGI Disusun oleh: Sukiya Rizka Apriani Putri PROGRAM STUDI BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014
Lebih terperinciSiregar,YI., Zamri, A., Putra, H 2012:6 (1)
Kajian kandungan logam ISSN timbal 1978-5283 (Pb) Siregar,YI., Zamri, A., Putra, H 2012:6 (1) PENYERAPAN TIMBAL (Pb) PADA SISTIM ORGAN IKAN MAS Yusni Ikhwan Siregar Dosen Pascasarjana Ilmu Lingkungan Program
Lebih terperinciPENGARUH SUBTITUSI PARSIAL TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG TULANG TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus.
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume III No 2 Februari 2015 ISSN: 2302-3600 PENGARUH SUBTITUSI PARSIAL TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG TULANG TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Kurva Standar Berdasarkan percobaan yang dilakukan untuk mendapatkan nilai kurva standar, didapatkan bahwa semakin besar konsentrasi AS dalam akuades maka nilai
Lebih terperinciII. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus
II. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2013 di Laboratorium Budidaya Perikanan Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciBAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Pertumbuhan Bobot dan Panjang Ikan Selais (Ompok hypophthalmus) Setelah 112 hari pemeliharaan benih ikan selais (Ompok hypophthalmus) didapatkan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2
11 METODE PENELITIAN Tempat dan waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lingkungan Akuakultur, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor untuk pemeliharaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran logam berat merupakan salah satu masalah penting yang sering terjadi di perairan Indonesia, khususnya di perairan yang berada dekat dengan kawasan industri,
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran terhadap beberapa parameter kualitas pada
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Kualitas Air Dari hasil pengukuran terhadap beberapa parameter kualitas pada masingmasing perlakuan selama penelitian adalah seperti terlihat pada Tabel 1 Tabel 1 Kualitas Air
Lebih terperinciDisusun oleh: Arif Misrulloh NIM
LAPORAN HASIL PERCOBAAN PENGARUH SUHU TERHADAP GERAKAN OPERKULUM PADA IKAN MAS Disusun oleh: Arif Misrulloh NIM. 4001415010 JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Laju Pertumbuhan Mutlak Nila Gift Laju pertumbuhan rata-rata panjang dan berat mutlak ikan Nila Gift yang dipelihara selama 40 hari, dengan menggunakan tiga perlakuan yakni
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Patin Siam
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Patin Siam Jumlah rata rata benih ikan patin siam sebelum dan sesudah penelitian dengan tiga perlakuan yakni perlakuan A kepadatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang kesejahteraan perekonomian keluarga dan daerah. Industri ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri laundry merupakan salah satu peluang bisnis yang menjanjikan dalam menunjang kesejahteraan perekonomian keluarga dan daerah. Industri ini kian marak di kota
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Parameter Air Sebagai Tempat Hidup Ikan Bawal Air Tawar Hasil analisis kualitas media air yang digunakan selama penelitian ditampilkan pada Tabel 4. Tabel 4 Hasil analisis kualitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Kelautan untuk membuat ekstrak daun sirih, Laboratorium Fisiologi Hewan Air (FHA) untuk
Lebih terperinciUji Toksisitas Akut Limbah Oli Bekas di Sungai Kalimas Surabaya Terhadap Ikan Mujair ( Tilapia missambicus ) dan Ikan Nila (Oreochromis niloticus )
Uji Toksisitas Akut Limbah Oli Bekas di Sungai Kalimas Surabaya Terhadap Ikan Mujair ( Tilapia missambicus ) dan Ikan Nila (Oreochromis niloticus ) Oleh : Shabrina Raedy Adlina 3310100047 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Jl. Peta No. 83, Bandung, Jawa Barat 40232, selama 20 hari pada bulan Maret April 2013. 3.2 Alat dan
Lebih terperinciTINGKAT KONSUMSI OKSIGEN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DAN MODEL PENGELOLAAN OKSIGEN PADA TAMBAK INTENSIF
Jurnal Akuakultur Indonesia, 4 (1): 89 96 (2005) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id 89 TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei)
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE
II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pendahuluan dan utama. Metodologi penelitian sesuai dengan Supriyono, et al. (2010) yaitu tahap pendahuluan
Lebih terperinciSTUDI TEKNIK PENANGANAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO-L) HIDUP DALAM WADAH TANPA AIR
STUDI TEKNIK PENANGANAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO-L) HIDUP DALAM WADAH TANPA AIR Satria Wati Pade, I Ketut Suwetja, Feny Mentang Pascasarjana Prodi Ilmu Pangan, UNSRAT, Manado lindapade@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. khususnya di area persawahan hingga saat ini semakin meningkat, dan dapat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Penggunaan pestisida pada usaha pertanian khususnya
Lebih terperinciUJI TOKSISITAS LIMBAH CAIR LAUNDRYSEBELUM DAN SESUDAH DIOLAH DENGAN TAWAS DAN KARBON AKTIF TERHADAP BIOINDIKATOR (Cyprinuscarpio L)
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: 1979911X Yogyakarta, 3 November 12 UJI TOKSISITAS LIMBAH CAIR LAUNDRYSEBELUM DAN SESUDAH DIOLAH DENGAN TAWAS DAN KARBON AKTIF
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. tepung ikan gabus (Channa striata, BLOCH) pada pakan komersial terhadap
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh pemberian variasi dosis tepung ikan gabus (Channa striata, BLOCH) pada pakan komersial terhadap pertumbuhan dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gejala Klinis Benih Lele Sangkuriang yang terinfeksi Aeromonas hydrophila Pengamatan gejala klinis benih lele sangkuriang yang diinfeksikan Aeromonas hydrophila meliputi
Lebih terperinci