Uji Toksisitas Akut Detergen yang Mengandung Bahan Aktif LAS (Linear Alkil benzena Sulfonat) Terhadap Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Transkripsi

1 Uji Toksisitas Akut Detergen yang Mengandung Bahan Aktif LAS (Linear Alkil benzena Sulfonat) Terhadap Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ARTIKEL 1. Alfi Hermawati Waskita Sari, S.Pi., MP (NIP ) 2. Devi Ulinuha, S.Pi., MP (NIP ) PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS UDAYANA JULI 2015

2 Uji Toksisitas Akut Detergen yang Mengandung Bahan Aktif LAS (Linear Alkil benzena Sulfonat) Terhadap Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Alfi Hermawati Waskita Sari* and Devi Ulinuha* a Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Udayana, Bali, Indonesia *Corresponding author. Tel.: address: alfihermawati@yahoo.co.id Abstract Detergent waste is one of the sources of waste water that are found in aquatic environments. One of the harmful components is detergents, especially the ones contain active ingredients like LAS (Linear alkyl benzene Sulfonat) which can affect the living biota in aquatic ecosystems. This study aims to determine the toxicity of the active ingredients of LAS (Linear alkyl benzene Sulfonat) to 10 of Tilapia fish juvenile (Oreochromis niloticus) in 4 detergent concentration; 0 ppm, 2.5 ppm, 5 ppm and 7 ppm for 96 hours. The resulting data is processed and analyzed using probit analysis. The concentration of LC hours was 3,73 ppm. Key Words: Tilapia fish juvenile (Oreochromis niloticus), Linear Alkyl Sulfonate (LAS), Acute Toxicity Test Abstrak Limbah detergen merupakan salah satu sumber pencemaran yang banyak ditemukan di lingkungan perairan. Salah satu komponen yang dapat berdampak buruk bagi lingkungan berasal dari detergen terutama detergen yang mengandung bahan aktif LAS (Linear Alkil benzena Sulfonat) yang termasuk sulit untuk diuraikan sehingga dapat memberikan dampak buruk terhadap biota perairan yang hidup didalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui toksisitas bahan aktif detergen LAS (Linear Alkil benzena Sulfonat) terhadap 10 ekor benih ikan Nila (Oreochromis niloticus) dengan 4 konsentrasi deterjen yang berbeda : 0 ppm, 2,5 ppm, 5 ppm, dan 7 ppm selama 96 jam. Data yang dihasilkan diolah dan dianalisis dengan menggunakan analisis probit. Konsentrasi LC jam sebesar 3,73 ppm. 1. Pendahuluan Air limbah rumah tangga merupakan salah satu sumber pencemaran yang banyak ditemukan di perairan sungai, terlebih yang disebabkan oleh limbah detergen. Detergen umumnya mengandung bahan aktif LAS (Linear Alkil benzena Sulfonat). Apabila hadirnya LAS (Linear Alkil benzena Sulfonat) di perairan melebihi ambang batas dapat kematian biota perairan. Kematian biota perairan tersebut apabila berkelanjutan dalam jangka waktu lama dapat memicu hilangnya organisme potensial yang dapat mempengaruhi rantai makanan dan menyebabkan gangguan ekologis (Ogeleka et al., 2009). Sebagai upaya untuk mengurangi dampak kerusakan yang lebih lanjut terhadap lingkungan perairan, informasi tentang toksisitas LAS (Linear Alkil benzena Sulfonat) terhadap biota perairan terutama terhadap benih ikan Nila sangat diperlukan. Penelitian ini dilakukan untuk menguji deterjen yang mengandung LAS (Linear Alkilbenzena Sulfonat) terhadap mortalitas benih ikan Nila (Oreochromis niloticus) untuk mengevaluasi besarnya konsentrasi toksikan detergen berdasarkan lama pemaparan yang dapat menimbulkan efek toksik dan mortalitas pada benih ikan nila (Oreochromis niloticus) selama 96 jam. Kata Kunci: Benih ikan Nila (Oreochromis niloticus), Linear Alkyl Sulfonate (LAS), Uji Toksisitas Akut

3 2. Metode Penelitian 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Uji toksisitas dilaksanakan di Laboratorium Perikanan jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Udayana pada tanggal Mei Bahan dan Alat Adapun bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum uji toksisitas antara lain sebagai berikut: Wadah perlakuan, aerator, jarring ikan, erlenmeyer, gelas ukur, pipet, phmeter, DO meter, termometer air, tissue, timbangan analitik, kertas label, 40 ekor benih ikan Nila, Detergen yang berbahan aktif LAS (Linear Alkil benzena Sulfonat) Prosedur penelitian Tahap persiapan, ikan uji dipelihara selama beberapa hari dalam bak penampungan. Pemberian pakan ikan dan juga pergantian air dilakukan setiap hari. Pergantian air sebanyak 50-60% dari kapasitas air pemeliharaan. Tahap aklimatisasi, ikan uji diadaptasikan dalam bak penampungan selama satu hari tanpa diberikan makan. Hingga kemudian pada tahap perlakuan, ikan diuji dalam empat konsentrasi deterjen yang mengandung bahan aktif LAS (Linear Alkilbenzena Sulfonat) dalam wadah yang masing- masing berisi 10 liter air. Kemudian ditentukan konsentrasi perlakuan larutan deterjen yakni kontrol (tanpa perlakuan) 0 ppm, 2,5 ppm, 5 ppm, dan 7 ppm dalam masing-masing wadah uji yang telah diaerasi. Selama uji toksisitas, dilakukan pengukuran kualitas air dan pengamatan tingkah laku ikan uji serta kematian ikan dihitung selama 96 jam. Lethal Concentration jam (LC jam) dimana konsentrasi dapat menyebabkan kematian 50% pada suatu organisme di dalam uji toksisitas selama 96 jam. Perhitungan LC jam menggunakan analisis probit (Finney, 1971). 3. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama uji toksisitas detergen yang berbahan aktif LAS terhadap benih ikan Nila (Oreochromis niloticus) didapatkan hasil yang ditunjukkan oleh Tabel 1. Tabel 1. Hasil pengamatan mortalitas dari konsentrasi detergen yang berbahan aktif LAS (Linear Alkil benzena Sulfonat) (ppm) yang berbeda terhadap mortalitas ikan Nila (Oreochromis niloticus) Konsentrasi Detergen (ppm) Jumlah Ikan Uji Jumlah Ikan Mati (Lethal) 0 ppm ,5 ppm ppm ppm Dari hasil tersebut terlihat bahwa pada konsentrasi detergen 7 ppm semua benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus) mengalami kematian pada 36 jam pertama. Hal tersebut dapat terjadi karena ikan sudah tidak dapat mentoleransi bahan aktif detergen yang masuk ke dalam tubuh ikan. Benih ikan terlihat bergerak pasif dan tampak diam di dasar wadah sangat berbeda bila dibandingkan dengan ikan

4 pada kontrol (tanpa perlakuan detergen) benih ikan tampak bergerak aktif. Adanya kemungkinan pengaruh bahan aktif LAS (Linear Alkil benzena Sulfonat) dari detergen yang melebihi kemampuan maintenance ikan menyebabkan ikan tersebut mati. Linier Alkyl benzene Sulfonate bersifat toksik terhadap organisme akuatik dan mampu didegradasi dalam kondisi aerobik, tetapi sangat sedikit yang mampu didegradasi dalam kondisi anaerobik (Budiawan et al., 2009). Bahan aktif LAS (Linear Alkilbenzena Sulfonat) bersifat toksik terhadap organisme akuatik dan butuh waktu beberapa hari untuk dapat terbiodegradasi secara keseluruhan (Suharjono, 2010). Berdasarkan hasil analisis probit, didapatkan konsentrasi detergen yang dapat mematikan 50% benih ikan Nila dalam waktu 96 jam sebesar 3,73 ppm. Pengujian toksisitas detergen pada benih ikan sangat berhubungan dengan mekanisme respirasi ikan dan kerusakan jaringan insang terkait kesulitan dalam melakukan repirasi dan pada akhirnya mengalami kematian. Pada pengamatan insang ikan yang telah mati, insang telihat pucat dan berlendir. penyebab kematian ikan adalah karena kerusakan ephithelium insang oleh karena deterjen dan penyumbatan saluran-saluran branchiola sehingga pertukaran gas terganggu yang menyebabkan ikan mengalami kematian (Suparjo, 2009). Hasil pengamatan menunjukan bagian insang dan seluruh permukaan tubuh terlapisi oleh lendir. Lapisan lendir tersebut merupakan bagian dari pertahanan diri ikan terhadap toksikan, namun produksi lendir yang berlebihan ini justru mengakibatkan terhambatnya pertukaran gas melalui insang. Selain itu, tubuh ikan juga tampak berwarna pucat, lembar insang saling berlekatan dan mengalami pendarahan. Tabel 2. Kualitas air selama uji Toksisitas detergen berbahan aktif LAS (Linear Alkil benzena Sulfonat) dengan konsentrasi yang berbeda terhadap ikan Nila Waktu 12 jam 24 jam 36 jam 72 jam 96 jam Konsentrasi Detergen (ppm) Parameter Kualitas Air Suhu ph DO 0 ppm 27,20 8,03 7,90 2,5 ppm 27,40 8,00 7,70 5 ppm ,23 7,20 7 ppm 27,30 8,59 8,00 0 ppm 27,30 8,05 7,80 2,5 ppm 27,30 8,10 7,90 5 ppm ,21 7,30 7 ppm 27, ,00 0 ppm ,31 7,00 2,5 ppm ,20 7,00 5 ppm 26,30 8,28 6,80 7 ppm ,25 6, ,70 8,47 8,00 2,5 ppm 20,50 8,42 7,90 5 ppm 19,40 8,46 8,00 7 ppm 19,35 8,43 7,50 0 ppm 23,90 7,93 7,00 2,5 ppm 23,80 8,07 7,50 5 ppm 24,00 8,27 7,10 7 ppm 24,25 8,25 7,25

5 Berdasarkan hasil kualitas air selama uji toksisitas LAS (Linear Alkil benzena Sulfonat) terhadap benih Ikan Nila diketahui bahwa kualitas air masih sesuai untuk kelangsungan hidup benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Nilai derajat keasaman (ph) pada wadah penelitian berkisar antara 7,93 8,57. Nilai ph paling tinggi pada wadah dengan perlakuan konsentrasi detergen 7 ppm, yaitu sebesar 8,57. Nilai tersebut sedikit lebih tinggi daripada nilai ph optimum bagi bagi kelangsungan hidup Ikan Nila yang berada dalam kisaran 6 8,5 (Odang et al., 2010). Nilai ph meningkat dengan meningkatnya konsentrasi detergen (Supriyono et al., 2005). Kisaran suhu air pada wadah penelitian saat uji toksisitas berlangsung berkisar antara 19,40 27,40 o C pada semua semua konsentrasi detergen. Namun, dengan kisaran suhu tersebut masih dalam batas kisaran normal untuk pemeliharaan Ikan Nila (Oreochromis niloticus), yaitu sebesar o C demikian halnya kadar oksigen terlarut (DO) pada wadah penelitian berkisar antara 6,8-8,0 mg/l. Kadar oksigen terlarut tersebut masih sesuai dengan kebutuhan oksigen terlarut (DO) untuk kelangsungan hidup ikan Nila (Oreochromis niloticus) yaitu berkisar antara 5-8 mg/l (Dirjen Perikanan, 1991). 4. Kesimpulan dan Saran 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis probit, didapatkan konsentrasi detergen yang dapat mematikan 50% benih ikan Nila (Oreochromis niloticus) dalam uji toksisitas detergen yang mngandung bahan aktif LAS (Linear Alkil benzena Sulfonat) dalam waktu 96 jam adalah 3,73 ppm. 4.2 Saran Perlu adanya penelitian lanjutan yakni uji toksisitas subletal untuk mengetahui efek konsentrasi sublethal terhadap tubuh biota antara lain histopatologi insang, hepatopankreas maupun perkembangan telur ikan Nila (Oreochromis niloticus) sehingga memberikan informasi lebih jelas mengenai dampak pencemaran deterjen dengan bahan aktif LAS (Linear Alkil benzena Sulfonat) terhadap biota perairan terutama ikan Nila (Oreochromis niloticus). Daftar Pustaka Budiawan, Y. Fatisa., dan N. Khairani Optimasi Biodegrdabilitas dan Uji Toksisitas Hasil Degradasi Surfaktan Linear Alkilbenzena Sulfonat (LAS) sebagai Bahan Deterjen Pembersih. Jurnal Makara Sains, 13(2): Dirjen Perikanan Petunjuk Teknis Budidaya Ikan Nila. Departemen Pertanian dengan International Development Research Centre. Jakarta. Hlm 1 7. Finney DJ. Probit Analysis. Third edition. Cambridge University Press. Cambridge England: Ogeleka D, F,, L, I, Ezemonye,, F, E, Okiemen, 2011, The toxicity of a synthetic industrial detergent and a corrosion inhibitor to brackish water fish (Tilapia guineensis), Turk, J Biol Pratiwi, Y Uji Toksisitas dan Pengaruh Patologi Air Lindi dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah Piyungan Bantul Terhadap Ikan Mas (Cyprinus

6 carpio L) serta Penurunan Toksisitasnya dengan PAC. Thesis Ilmu Lingkungan. Universitas Gadjah Mada. Suparjo, M.N Kerusakan Jaringan Insang Ikan Nila (Oreochromis niloticus L) Akibat Deterjen. Jurnal Saintek Perikanan. Vol. 5, No. 2, 2010, 1 7. Supriyono, E., Takashima, F., Strussmana, C.A Toxity of LAS to Juvenile Kuruma Shirmp (Penaeus Japonicus) : A Histopathological Study on Acute and Subcronic Levels. The Journal of Tokyo University. Japan.