Perkembangan Bank Syariah, Isu Terkini dan Tantangan ke Depan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perkembangan Bank Syariah, Isu Terkini dan Tantangan ke Depan"

Transkripsi

1 1 Perkembangan Bank Syariah, Isu Terkini dan Tantangan ke Depan Associate Prof Rifki Ismal, PhD Kuliah Tamu Universitas Ibnu Khaldun Bogor, 18 Mei 2012

2 2 Kinerja Ekonomi dan Perkembangan Perbankan Syariah Indonesia

3 KINERJA PEREKONOMIAN INDONESIA Kinerja Ekonomi: Rata-rata pertumbuhan ekonomi lebih dari 5% (5 th terakhir) dan 2011 tercatat 6.5% sedangkan PDB Q diperkirakan 6.5%. Pertumbuhan tertinggi: Sektor Pengangkutan dan Komunikasi (10,7%), Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (9,2%), Sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan (6,8%) Inflasi rata-rata sekitar 7% (2 th terakhir), tahun lalu 3.79% (YoY), february 2012 tercatat 0.05% (mtm) dan maret 2012 tercatat 0.07 (mtm) dengan target 2012 sebesar 4.5% +/- 1%. Nilai tukar relatif stabil pada kisaran Rp8,500-Rp9500/USD ditengah pengaruh krisis ekonomi eropa dan harga minyak. Neraca pembayaran diperkirakan tetap surplus dengan cadangan devisa sebesar USD110,5 (Maret 2012). 3

4 BANKING & FINANCE IN INDONESIA Banking Performance Indicators: CAR of the industry is far above 8%. Non performing loan is less than 5%. Banking credit grows 23.7% YoY (January 2012) with the investment credit grows 38.1% YoY, working capital credit grows 20.2% YoY and consumption credit grows 20.3% YoY. Islamic Banking Performance Indicators: A high growth of Islamic banking industry: 37.9% (the last 5 Y) and 2011 was recorded 48.35% (yoy). A high Financing to Deposit Ratio (FDR): 90.5% (Feb 2012). A low Net Non Performing Financing (NPF): 2.83% (Feb 2012). Investment based financing is 29% (Feb 2012) while debt based financing is decreasing. 4

5 PERKEMBANGAN TERKINI Indikator Asset PYD NPF Industri CAR Posisi Februari 12 Keterangan (dibandingkan dgn Des 2010) BUS - UUS BPRS Industri BUS+UUS BPRS Industri Rp 97,52 T menjadi Rp 145,62 T Rp 2,74 T menjadi Rp 3,69 T Rp 100,3 T menjadi Rp 149,3 T Rp 68,2 T menjadi Rp 103,71 T Rp 2,1 T menjadi Rp 2,81 T Rp 70,3 T menjadi Rp 106,5 T Gross 3,02 % menjadi 2,83% Net 2,11% menjadi 2,83% BUS 16,25% menjadi 16,2% BPRS 27,5% menjadi 25.2% 5 Share Industri 3,23% menjadi 4,05%

6 POTENTIAL OF DEVELOPMENT 6 Domestic and Overseas Market: Penduduk muslim terbesar di dunia (227 juta); Kekayaan alam yang dapat mendukung stabilitas pertumbuhan ekonomi dan keuangan; Budaya sosial Indonesia yang sejalan dengan prinsip bagi hasil; Hasil riset & survey Bank Indonesia menunjukkan tingginya minat masyarakat kepada bank syariah (89%) Islamic banking orientation for real sector is very suitable for Indonesian economic development Pembiayaan proyek pemerintah (MP3EI) Pembiayaan ke korporasi Konversi bank umum menjadi bank syariah dan bank syaria baru Pengelolaan dana pemerintah oleh bank syariah Pasar ASEAN melalui MEA 2015.

7 7 Mainstream and Unique Features of the Indonesian Islamic Banking Industry

8 REINVENTING OUR HERITAGE Islamic Economics Values Falah Karakteristik Ekonomi Syariah Implikasi Ekonomi Adil Seimbang Maslahat National Heritage Ukhuwah Syariah Akhlak Tauhid Masyarakat berketuhanan YME Adab dan moral yang tinggi Etika, Moral yang Luhur dan memenuhi prinsip syariah Good Governance Real Sector Development Limitation of Bubble Economic Inclusion of the Society in the Economic Growth Ekonomi partisipatif berlandaskan keadilan dan kesetaraan a. Akses sumber daya ekonomi yang merata. b. Dorongan implementasi konsep profit and loss sharing c. Sinkronisasi sektor keuangan dan riil d. Sustainable and Responsible Investment e. Prudential practices f. Shariah compliance Masyarakat Indonesia yang Sejahtera Persatuan dan gotong-royong Musyawarah untuk mufakat Kesejahteraan bersama

9 MAINSTREAM OF THE INDONESIAN IB Sharia and Islamic Banking Mainstream Sharia based Islamic Economics together with selective Sharia Compliance (applicable and undoubtful) Real sector oriented Islamic banking operation with the domination of investment based contracts. Domestic oriented Islamic banking without ignoring the potential to capture foreign markets Living in the same level of playing field with conventional banking.

10 UNIQUE FEATURES 0 10,000,000 20,000,000 30,000,000 40,000,000 50,000,000 60,000,000 70,000,000 80,000,000 Jan-04 Jul-04 Jan-05 Jul-05 Jan-06 Jul-06 Jan-07 Jul-07 Jan-08 Jul-08 Jan-09 Jul-09 Jan-10 Jul-10 Jan-11 Jul-11 Jan-12 Financing UMKM 0 5,000,000 10,000,000 15,000,000 20,000,000 25,000,000 30,000,000 35,000,000 40,000,000 45,000,000 Feb-06 Jun-06 Oct-06 Feb-07 Jun-07 Oct-07 Feb-08 Jun-08 Oct-08 Feb-09 Jun-09 Oct-09 Feb-10 Jun-10 Oct-10 Feb-11 Jun-11 Oct-11 Working Capital dan Investment Dec-00 Jun-01 Dec-01 Jun-02 Dec-02 Jun-03 Dec-03 Jun-04 Dec-04 Jun-05 Dec-05 Jun-06 Dec-06 Jun-07 Dec-07 Jun-08 Dec-08 Jun-09 Dec-09 Jun-10 Dec-10 Jun-11 Dec-11 Financing to Deposit Ratio Dec-00 Jun-01 Dec-01 Jun-02 Dec-02 Jun-03 Dec-03 Jun-04 Dec-04 Jun-05 Dec-05 Jun-06 Dec-06 Jun-07 Dec-07 Jun-08 Dec-08 Jun-09 Dec-09 Jun-10 Dec-10 Jun-11 Dec-11 NPF

11 LINKAGE OF INSTITUTIONS Baznas Dewan Syariah Nasional IAI Basyarnas Komite Perbankan Syariah Dewan Pengawas Syariah Asosiasi Islamic Insurance/Takaful Bank Syariah Central Bank Investment Certificate UUS Depositors - Publik - Pemerintah BPRS - Asing (terbatas) Lembaga Penjamin BMT LKS non bank Medium and Large Business Lembaga Rating Small and Micro Business Islamic Money Market Islamic Capital (Sukuk) Market Islamic Stock Market

12 FINANCING TO SMEs Bank Umum Konvensional UUS Bank Umum Syariah Existing BPRS New BPRS Calon Pendiri BPR/S Existing BPR Medium and Large Business BMT Small and Micro Business New BPR Pembiayaan SMEs dilakukan oleh: Bank Umum Konvensional Bank Umum Syariah Unit Usaha Syariah Bank Perkreditan Rakyat Bank Pembiayaan Rakyat Syariah New Investor (Calon Pemilik) Baitul Maal Watamwill (BMT) Existing Community New Community Existing Community New Community

13 13 Proyeksi Perbankan Syariah Indonesia

14 PROSPEK PERBANKAN SYARIAH Asumsi dasar: Tingkat Inflasi selama 2 tahun terakhir sebesar 7% dan tetap terjaga pada level single digit. Rata-rata tingkat pertumbuhan ekonomi tetap tinggi atau pada kisaran di atas 5%. Nilai tukar Rupiah yang tetap stabil pada kisaran Rp8500- Rp9000/USD. Kinerja perbankan syariah tetap baik tercermin dari pertumbuhan tahunan yang tinggi, FDR tinggi, NPF rendah dan CAR yang terjaga di atas 8%. Sosialisasi dan edukasi berjalan baik, pasar keuangan (pasar sukuk, dll) terus berkembangan dan mendukung kinerja sektor riil. 14

15 PROSPECT IN Total aset Total DPK Total Pembiayaan Pesimis* Moderat* Optimis* Nopember 2011* * triliun Rp 240 Pesimis* Moderat* Optimis* Nopember 2011* Total aset Total DPK Total Pembiayaan

16 PROSPECT IN 2012 Proyeksi Growth 2012 (%) Total aset Total DPK Total Pembiayaan Pesimis Moderat Optimis Nopember Pesimis 82% Moderat Optimis Nopember % 46% 57% 66% 55% 47% 54% 70% 50% % % Total aset Total DPK Total Pembiayaan

17 Oct-01 Oct-02 Oct-03 Oct-04 Oct-05 MARKET SHARE Oct-06 Oct-07 Oct-08 Oct-09 Oct-10 Oct-11 Oct-12 Oct-13 Oct-14 Oct-15 Oct-16 Market share terus tumbuh dengan kecepatan yang melambat hingga Market share Desember 2011 = 3,8%. Market share 5% insya Allah awal Market share 20% insya Allah antara Antara Market Share Islamic Banks 10 Awal

18 HUMAN RESOURCES Asumsi-asumsi Proyeksi Permintaan SDM adalah dari BUS, UUS dan BPRS. Supply SDM adalah lulusan S1, S2 dan S3 syariah PTN, PTS, PTIA. Jumlah prodi (program S1, S2, S3) syariah yang harus dibuka. Jumlah dosen yang dibutuhkan dengan asumsi 10 dosen per prodi. 120, ,000 80,000 60,000 40,000 20,000 0 Demand* Supply** Jml Prodi*** Proyeksi SDM Perbankan Syariah Demand* Supply** Jml Prodi*** Jml dosen ,324 3, , ,661 4, , ,389 5, , ,900 7, , ,926 11, ,978 18, ,175 31, ,408 56, , ,075 Required Actions Kerjasama antara pemerintah (Diknas), regulator, bank syariah untuk pemenuhan supply, penyediaan tenaga pendidik dan text book. Meningkatkan kualitas pendidik dengan program studi lanjutan.

19 PROYEKSI NASABAH Asumsi-asumsi Proyeksi Jumlah Nasabah Pertambahan jumlah DPK Pertambahan jumlah BUS sd Proyeksi di-drive oleh pola historical. Industri mendekati maturity stage di th 2020 (slower pattern). Jumlah Nasabah* Biaya promosi** Dec Dec Dec Dec Dec Dec * juta nasabah, **miliar Rp Jumlah Nasabah Dec 2010 Dec 2012 Dec 2014 Dec 2016 Dec 2018 Dec 2020 Required Actions Integrated socialization Product inovation, penambahan fasilitas dan jaringan. Robust funding dan financing strategies dari bank syariah.

20 PROYEKSI PEMBIAYAAN SMEs Asumsi-asumsi Proyeksi Pembiayaan SMEs 70%-80% pembiayaan BS adalah ke SMEs. Modal SMEs minimal Rp Proyeksi total asset BS Jumlah minimal tenaga kerja SMEs adalah 5 orang. Pembiayaan SMEs (triliun Rp) Usaha SMEs (unit) SDM SMEs (orang) Dec ,335 Dec ,899 Dec ,363 Dec ,756 Dec ,052 Required Actions Kerjasama dengan Depnakertrans Kerjasama dengan Depkop dan lembaga pemerintah terkait. Robust funding dan financing strategies dari bank syariah.

21 21 Isu-Isu Terkini

22 GADAI EMAS FAKTOR PENDORONG AKTIFITAS RAHN EMAS Harga emas dunia cenderung meningkat sejak semester II Harga Emas 1200 Kenaikan harga emas semakin tajam ketika krisis keuangan global Jan-99 Jul-99 Jan-00 Jul-00 Jan-01 Jul-01 Jan-02 Jul-02 Jan-03 Jul-03 Jan-04 Jul-04 Jan-05 Jul-05 Jan-06 Jul-06 Jan-07 Jul-07 Jan-08 Jul-08 Jan-09 Jul-09 Jan-10 Jul-10 Jan-11 Jul-11 Investor domestik melihat peluang kenaikan harga emas sebagai alternatif investasi baru yang menjanjikan return tinggi. Peluang investasi emas dan rahn emas merupakan salah satu layanan perbankan syariah yang paling menarik saat ini.

23 GADAI EMAS FAKTOR PENDORONG AKTIFITAS RAHN EMAS Akibatnya, pembiayaan qardh termasuk untuk rahn emas terus meningkat sejak semester II Aktifitas qardh yang tajam terlihat sejak dua tahun terakhir ( ) namun secara umum jumlahnya masih 10% dari total pembiayaan. Fatwa DSN No. 25/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn dan No. 26/DSN- MUI/III/2002 tentang Rahn emas. Fatwa DSN No. 19/DSN-MUI/IX/2000 tentang Qardh dan No. 79/DSN- MUI/III/2011 tentang Qardh dengan menggunakan dana nasabah Dec-00 Jun-01 Dec-01 Jun-02 Dec-02 Jun-03 Porsi Qardh/Total Pembiayaan Dec-03 Jun-04 Dec-04 Jun-05 Dec-05 Jun-06 Dec-06 Tren kenaikan qardh financing Jun-07 Dec-07 Jun-08 Dec-08 Jun-09 Dec-09 Jun-10 Dec-10

24 GADAI EMAS SUMBER DANA RAHN EMAS Fatwa DSN No. 19/DSN-MUI/IX/2000 tentang Qardh: ada tiga sumber dana Qardh untuk Rahn yaitu: bagian dari modal bank syariah, keuntungan bank syariah yang disisihkan dan, lembaga lain atau individu yang mempercayakan penyaluran infaq-nya kepada bank syariah. Qardh dari sumber pertama akan kembali kepada bank syariah, sedangkan Qardh dari sumber kedua dan ketiga bersifat Qardh hassan. Fatwa DSN No. 79/DSN-MUI/III/2011 tentang Qardh: bank syariah dapat menggunakan dana nasabah untuk membiayai akad qardh yang merupakan sarana atau kelengkapan transaksi lain yang menggunakan akad Mu awadah (pertukaran dan dapat bersifat komersial). Qardh tidak mendapatkan imbalan namun bank syariah memperoleh income dari administrasi dan ijarah.

25 GADAI EMAS PRAKTEK QARDH UNTUK RAHN EMAS Nasabah membawa emasnya yang bernilai (X) dan bank syariah memberikan qardh senilai (px) dimana (0<p<1). Income bank syariah terdiri dari: (i) administration fee (A) dan, (ii) variabel ijarah rate (rv) dimana 0<rv<1. Pendapatan satu bank syariah dari aktifitas rahn emas ini: Income N n t 1 n 1 2 n v v t 1 A A... A... N r X r X r X Pendapatan industri perbankan syariah dari rahn emas: Income total N m n A rv X t 1 t 1 n v n

26 GADAI EMAS Akad Jumlah Dana (Rp) Keterangan Qardh (untuk Rahn Emas) Ijarah (dari aktifitas Rahn Emas) PRAKTEK QARDH UNTUK RAHN EMAS px (satu kali transaksi gadai emas). NpX (N transaksi gadai emas di industri). Income N... N n t 1 Income t 1 A A... A r X r X... r X v total n 1 N 1 v m 2 n 2 v n n A rv X t 1 t 1 n Bagi Bank Syariah: Dana Qardh adalah dana idle (non produktif). Bagi Client: Dana Qardh biasanya untuk konsumtif. Bagi Ekonomi: Cenderung merupakan dana non produktif bagi perekonomian Income bank syariah dari: administration fee + ijarah. Total income industri dari Rahn emas ditentukan oleh: jumlah bank yang terlibat rahn emas, jumlah nasabah rahn emas dan ijarah rate.

27 GADAI EMAS PERGERAKAN HARGA EMAS DUNIA Secara bulanan, penurunan harga emas tertinggi pernah terjadi sebesar 16% di bulan September 2008 ke Oktober 2008 Secara tahunan, penurunan harga emas tertinggi pernah terjadi sebesar 41.5% di tahun 2008 ke Jan-99 Jan-00 Jan-01 Jan-02 Jan-03 Jan-04 Jan-05 Jan-06 Jan-07 Jan-08 Jan-09 Jan-10 Jan

28 GADAI EMAS POTENSI MASALAH KARENA PERGERAKAN HARGA EMAS Market risk: penurunan harga emas yang menyebabkan turunnya investment return pemilik emas. Liquidity risk: sulitnya menjual emas di saat harganya turun. Capital risk: kerugian karena penurunan harga emas dapat menambah kerugian bank dan berpotensi menurunkan CAR. Credit risk: penurunan harga emas berpotensi menunda ditebusnya kembali emas oleh client. Reputation risk: maraknya qardh untuk rahn emas dan berkebun emas berpotensi menurunkan fungsi dan peran utama bank syariah dalam membiayai usaha produktif di sektor riil.

29 GADAI EMAS DAMPAK EKONOMI Akad Manfaat ekonomi Alasan Qardh (untuk Rahn emas) Tidak ada manfaat langsung bagi perekonomian (sektor riil). Client menggunakan dana qardh dari rahn emas umumnya untuk keperluan konsumtif atau berkebun emas. Aktifitas tersebut cenderung bersifat quasi spekulatif. Ijarah (Penyimpanan/pemlih araan emas) Tidak ada manfaat langsung bagi perekonomian (sektor riil). Asumsi: bank syariah tidak akan membeli tempat penyimpanan emas di setiap transaksi gadai emas (operational lease). Aliran dana sewa hanya satu arah (dari client ke bank syariah).

30 GADAI EMAS P p0 p1 q0 q1 LM R LM IS Q DAMPAK EKONOMI Dalam kondisi normal, apabila total pembiayaan bank syariah = R maka total pembiayaan (R) bank syariah yang mengalir kepada usaha produktif di sektor riil akan meningkatkan output (q0 ke q1) dan menurunkan harga (deflasi) dari p0 ke p1. P p0 p2 p1 q0 q2 q1 LM LM (R-NpX) LM IS Q Namun demikian, apabila qardh untuk rahn emas mendominasi pembiayaan (NpX) maka total pembiayaan menjadi = (R-NpX). Sehingga terjadi penurunan (kontraksi) pembiayaan bank syariah. Akibatnya, pembiayaan kepada usaha produktif di sektor riil menurun dan output menurun (q1 ke q2) dan menyumbang kenaikan harga (inflasi) dari p1 ke p2.

31 Aug-11 Apr-11 Dec-10 Aug-10 Apr-10 Dec-09 Aug-09 Apr-09 Dec-08 Aug-08 Apr-08 Dec-07 Aug-07 Apr-07 Dec-06 Aug-06 Apr-06 Dec-05 Aug-05 Apr-05 Dec-04 Aug-04 Apr-04 Dec-03 Aug-03 Apr-03 Dec-02 Aug-02 Apr-02 Dec-01 Aug-01 Apr-01 Dec-00 Sep-11 Jun-11 Mar-11 Dec-10 Sep-10 Jun-10 Mar-10 Dec-09 Sep-09 Jun-09 Mar-09 Dec-08 Sep-08 Jun-08 Mar-08 Dec-07 Sep-07 Jun-07 Mar-07 Dec-06 Sep-06 Jun-06 Mar-06 Dec-05 Sep-05 Jun-05 Mar-05 Dec-04 Sep-04 Jun-04 Mar-04 Dec-03 Sep-03 Jun-03 Mar-03 Dec-02 Sep-02 Jun-02 Mar-02 Dec-01 Sep-01 Jun-01 Mar-01 Dec-00 1,800 1,600 1,400 1,200 1,000 Meningkatnya harga emas telah menurunkan pembiayaan investasi (equity based financing) seperti mudarabah dan musyarakah. Sebaliknya, pembiayaan perdagangan (debt based financing) meningkat. Ratio equity financing Gold price equity based financing ratio Poly. (Gold price) Poly. (equity based financing ratio) GADAI EMAS DAMPAK EKONOMI ,600 1,400 1,200 1,000 Ratio debt financing Gold price debt based financing Poly. (Gold price) Poly. (debt based financing)

32 Sep-11 Aug-11 Jul-11 Jun-11 May-11 Apr-11 Mar-11 Feb-11 Jan-11 Dec-10 Nov-10 Oct-10 Sep-10 Aug-10 Jul-10 Jun-10 May-10 Apr-10 Mar-10 Feb-10 Jan-10 GADAI EMAS POTENSI PENURUNAN CAR INDUSTRI Simulasi skenario penurunan harga emas bulanan sebesar: (a) 10%, (b) 25% dan, (c) 50% menunjukkan potensi penurunan CAR industri apabila harga emas mengalami penurunan CAR actual Pr Gold drops 10% Pr Gold drops 25% Pr Gold drops 50%

33 GADAI EMAS POTENSI KERUGIAN BS KARENA RAHN EMAS Kerugian maksimal industri perbankan syariah akibat penurunan harga emas tergantung kepada: jumlah bank syariah yang mempunyai fasilitas rahn emas, jumlah emas nasabah untuk mendapatkan qardh, variabel ijarah rate yang dikenakan bank syariah dan, nilai rahn (LTV) yang ditetapkan bank syariah. CAR Profit/Loss Gold market Deposit untuk Qardh karena Rahn Emas Qardh Emas Ijarah

34 ANTICIPATIVE ACTIONS Qardh untuk Rahn emas agar tidak menjadi aktifitas utama pembiayaan bank syariah. Dana Qardh BS untuk Rahn tetap berfungsi untuk merangkul publik yang butuh dana tunai jangka pendek (Fatwa DSN no 19). Qardh untuk Rahn emas harus menghindari prilaku yang cenderung spekulatif (fluktuasi harga emas) dan Riba. Sebaiknya dana Qardh digunakan publik untuk usaha yang bersifat produktif dan tidak untuk berkebun emas. BS harus memiliki FDR yang cukup tinggi, rasio modal (CAR) yang cukup kuat, LTV yang meminimalkan dari risiko dan, batasan frekuensi rahn emas agar dana digunakan untuk hal yang produktif. Orientasi pembiayaan bank syariah tetap kepada pembiayaan yang produktif yang berdampak luas bagi ekonomi.

35 KESIMPULAN Aktifitas qardh untuk rahn emas masih sekitar 10% (belum mendominasi) total pembiayaan bank syariah. Namun demikian, aktifitas qardh untuk rahn emas cukup rentan dengan market risk, liquidity risk, capital risk, credit risk dan reputation risk. Sehingga apabila aktifitas rahn emas semakin dominan, dikhawatirkan industri perbankan syariah dapat terekspose risiko-risiko tersebut dan mengganggu fungsi intermediasi perbankan syariah. Beberapa anticipative actions disiapkan untuk mengarahkan aktifitas qardh untuk rahn emas di perbankan syariah.

36 36 TIME VALUE OF MONEY IN ISLAMIC PERSPECTIVE

37 ISLAMIC PRINCIPLES ON MONEY & ECONOMY 3 7 Money is just a medium of transaction (monetary item). Money is a public good (hoarding of money is prohibited) and is valueless (not a commodity which has a value on it). Gaining profit (excess) from trading money is considered as riba. An Old Riba, Riba Jahiliyah, Riba Al Fadhl, Riba An Nasyiah, Riba Modern Financial (and monetary) sector must link with real sector activities Comprehensive Future economy structure is uncertain of Islamic and can bank not and be certained. non bank Financial Institutions Increasing wealth is only allowed within 3 alternatives: trading (real) goods, investment activities or, services Money is mentioned in hadist of Riba al Fadhl. There are 6 amwal ribawiyah: gold, silver, wheat, barley, dates and salt. Money is similar as gold and silver (4 mahzab) as such trading money or gaining income from money is not allowed (riba). Any profit should come from the output of real business Risk avoider still needs to release money in form of gracious contracts

38 CHARACTERISTIC & MODES OF HOLDING MONEY Ciri-ciri uang: Berfungsi sebagai perantara transaksi keuangan. Tidak mempunyai nilai atau nilainya adalah cermin dari nilai barang yang dihargai. Nilainya (uang emas misalnya) setara dengan bahan pembuatnya (intrinsik = nominal values). Diterima semua pihak, mudah disimpan, mudah dipecahpecah nilainya, mudah dibawa, nilainya stabil (tidak fluktuatif). Modes of holding money: Motive transaksi yaitu uang hanya untuk memenuhi kebutuhan transaksi sehari-hari. Motive precautionary yaitu uang untuk berjaga-jaga kalau ada kebutuhan mendesak. Motive investasi/saving yaitu uang digunakan agar jumlah dan nilanya bertambah 38

39 CHARACTERISTIC OF GOODS Ciri-ciri barang (sil ah): Tidak pernah disepakati orang sebagai medium of exchange (monetary item). Mempunyai nilai yang tetap dan komponen terdiri dari COGS plus profit. Tidak dapat berfungsi sebagai uang: berat, nilai tidak stabil, tidak dapat dipecah nilainya, sulit disimpan, dll. Langsung mendatangkan manfaat (dikonsumsi, dipakai, dst). Boleh diperjualbelikan dengan profit. Mudah rusak, basi, lecet, cacat, dll 39

40 KARAKTERISTIK AMWAL RIBAWIYAH DAN SIL AH 40 BARANG RIBAWIYAH: Syarat trading di dalam hadist: (i) quality sama, (ii) quality sama dan, (iii) on the spot SIL AH: Syarat trading secara fiqh antara lain: (i) Sil ah tidak mengandung fungsi moneter (ii) Sil ah tidak dapat merefleksikan nilai barang lain, (iii) Sil ah memiliki nilai nominal dan instrinsik yang sama HIKMAH/DAMPAK EKONOMI (i) Quality sama: untuk menjaga purchasing power dari dua ribawi item yang dipertukarkan. Quality yang berbeda dapat berdampak kepada naik/turunnya purchasing power sebuah ribawi item. (ii) Quantity sama: untuk menjaga agar nilai ribawi item tetap sama. (iii) On the spot: untuk menjaga agar nilai dan purchasing power ribawi item tidak naik atau turun karena telah berbedanya waktu (hari) yang berpotensi merubah harga barang riil (sil ah) di sektor riil. a. Sil ah tidak boleh mengandung fungsi moneter artinya sil ah tidak dapat diterima secara umum apabila pemiliknya ingin membeli sesuatu dengan sil ah. Contoh: meja tulis tidak dapat dibeli dengan sepatu/baju (sil ah) kecuali sepatu/baju dijual untuk menjadi alat tukar lalu dibelikan meja tulis tsb. b. Sil ah umumnya diperjualbelikan dengan bantuan monetary item (alat pembayaran) dan nilai sil ah direfleksikan oleh monetary item dan bukan sebaliknya. c. Nilai nominal dan intrinsik sil ah adalah sama. Artinya tidak ada pasar terpisah (selain pasar barang riil) yang memberikan nilai lain (nilai moneter). Nilai barang sil ah murni ditentukan oleh manfaatnya sebagai barang non monetary (bisa dikonsumsi, habis dipakai, dapat rusak/habis bila dipakai)

41 TIME VALUE OF MONEY = ECONOMIC VALUE OF TIME IN ISLAM Islamic counter of TVM causes: Jumlah uang/harta boleh bertambah namun hanya dengan 3 cara: trading aset riil, investasi atau memberikan jasa. Fiat money tanpa underlying asset adalah riba. Setiap dana dari sektor keuangan harus digunakan kepada sektor riil agar mendatangkan pendapatan yang halal (free of riba) plus risk sharing, islamic contracts/project, honest, fair, no zulm, symmetric information, etc. Tidak decoupling antara sektor riil dan keuangan. Kondisi ekonomi masa datang bisa lebih baik atau buruk dari sekarang. Artinya bisa terjadi inflasi (nilai uang/daya beli menurun) atau deflasi (nilai uang/daya beli naik). Daya beli masa datang belum tentu turun dari sekarang. Belum tentu inflasi di masa datang. Opportunity cost diperkenankan melalui real transaction (murabahah, dll). 41

42 42 Tantangan Perbankan Syariah Indonesia

43 TANTANGAN KE DEPAN Tantangan mikro/makro: Krisis eropa yang dapat berimbas (langsung/tidak) ke stabilitas perekonomian DN. Pembentukan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) yang mengambil alih fungsi pemeriksaan dan pengawasan bank syariah. Penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun dengan kesepakatan: satu kesatuan ekonomi, pertahanan dan budaya. Stabilitas sosial politik (Pemilu 2014) yang akan berdampak kepada kinerja perekonomian. Stabilitas ekonomi dan keuangan Indonesia. 43

44 TANTANGAN Hanya sebagian kecil nasabah bank yang loyalis terhadap perbankan syariah 44 Hasil survei Bank Indonesia bersama MarkPlus Inc, dilaksanakan di 7 kota besar di Indonesia, pada bulan Mei 2008 dan diperbaharui bulan November 2010

45 Financial Service Authority (OJK) Perbankan Lembaga Keuangan Non Bank Pasar Keuangan Otoritas Fiskal Pemerintah Otoritas Sektor Keuangan Otoritas Jasa Keuangan Otoritas Moneter Bank Indonesia 45 Pembangunan Ekonomi Indonesia

46 Coordination Among 3 Authorities OTORITAS JASA KEUANGAN OTORITAS MONETER OTORITAS FISKAL Proyek-proyek Bank Syariah pemerintah Bank Indonesia Unit Usaha Bank Proyek Infrastruktur Syariah BPR Perbankan Pemerintah Pendidikan BPRS Kesehatan Dana Pensiun aliran dana Sosial Pegadaian LKNB syariah Asuransi Non Bank Sektor Produktif Pemetaan Aktifitas Ekonomi Reksadana Industri per wilayah Obligasi Multifinance Agriculture per proyek pemerintah aliran dana Perdagangan per tenor Pasar Obligasi Pasar per skala usaha Obligasi Pasar saham Keuangan Korporasi Proyek Swasta 46

47 OTORITAS JASA KEUANGAN 47 Perizinan Issues OJK BI Implikasi Pengaturan Pengawasan Sistem Informasi Pengembangan produk, edukasi Dilakukan oleh OJK OJK melakukan microprudential Dilakukan oleh OJK BI, selfcreation, inter institutions Dialihkan dari BI ke OJK BI melakukan macroprudential Dialihkan dari BI ke OJK Tetap milik BI + share with OJK Sistem, SDM, mekanisme, dll Batasan harus jelas Sistem, SDM, mekanisme, dll SDM, IT, koordinasi Belum jelas Tidak di BI lagi Tidak ada yang mengatur BS Penelitian Belum jelas Bukan di BI tapi struktur ada Tidak ada yang mengatur BS

48 SYARAT SUKSES OJK 48 Kordinasi kebijakan internal dan eksternal. Ini penting agar tercipta sinkronisasi dan kesatuan arah kebijakan sektor keuangan baik antar sub sektor keuangan di OJK maupun dengan kebijakan moneter/macroprudential oleh Bank Indonesia dan kebijakan fiskal oleh pemerintah Efisiensi akan mewujudkan operasional OJK yang efisien dari sisi biaya operasi, struktur birokrasi, komunikasi dan informasi dan aspek-aspek lainnya Optimalisasi fungsi sektor keuangan untuk kesejahteraan rakyat termasuk perlindungan nasabah. Optimalisasi fungsi sektor keuangan dilakukan untuk meningkatkan peran lembaga keuangan bank dan non bank di dalam perekonomian Indonesia.

49 AKHIR PRESENTASI Terima kasih atas perhatian anda 49

Penerapan Hukum dan Etika Bisnis Syariah dalam Transaksi Murabahah Emas dan Gadai Emas

Penerapan Hukum dan Etika Bisnis Syariah dalam Transaksi Murabahah Emas dan Gadai Emas 1 Penerapan Hukum dan Etika Bisnis Syariah dalam Transaksi Murabahah Emas dan Gadai Emas Dr. Rifki Ismal Workshop Keuangan Syariah Risk Management International (RMI) Jakarta, 19 April 2012 2 Perbankan

Lebih terperinci

Perkembangan Bank Syariah, Isu Terkini dan Tantangan ke Depan

Perkembangan Bank Syariah, Isu Terkini dan Tantangan ke Depan 1 Perkembangan Bank Syariah, Isu Terkini dan Tantangan ke Depan Rifki Ismal, PhD Kuliah Tamu Magister Kebijakan Publik Universitas Indonesia Jakarta, 22 Mei 2012 2 Kinerja Ekonomi dan Perkembangan Perbankan

Lebih terperinci

Operasional Bank Syariah, Gadai Emas dan Murabahah Emas. Rifki Ismal Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia 25 April 2012

Operasional Bank Syariah, Gadai Emas dan Murabahah Emas. Rifki Ismal Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia 25 April 2012 Operasional Bank Syariah, Gadai Emas dan Murabahah Emas Rifki Ismal Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia 25 April 202 2 Operasional Bank Syariah Indonesia OPERASIONAL BANK SYARIAH DEPOSITORS Liquidity

Lebih terperinci

Regulasi Pemerintah dalam Akselerasi Ekonomi Islam Menuju Ekonomi Mainstrem

Regulasi Pemerintah dalam Akselerasi Ekonomi Islam Menuju Ekonomi Mainstrem 1 Regulasi Pemerintah dalam Akselerasi Ekonomi Islam Menuju Ekonomi Mainstrem Associate Prof Rifki Ismal, PhD Launching dan Seminar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jakarta,

Lebih terperinci

Blue Print Pengembangan Perbankan Syariah yang Ke-Indonesiaan

Blue Print Pengembangan Perbankan Syariah yang Ke-Indonesiaan 1 Blue Print Pengembangan Perbankan Syariah yang Ke-Indonesiaan Dr. Rifki Ismal Seminar dan Musyawarah Nasional ASBISINDO Jakarta, 21 Maret 2012 2 Kinerja Ekonomi dan Keuangan di Indonesia KINERJA PEREKONOMIAN

Lebih terperinci

KONSEP UANG DAN MONETER: An Islamic Perspective

KONSEP UANG DAN MONETER: An Islamic Perspective 1 KONSEP UANG DAN MONETER: An Islamic Perspective Associate Prof. Rifki Ismal, PhD SIES Universitas Padjadjaran Bandung, 3 Juni 2012 2 DEFINISI, ASUMSI DAN PENYEBAB TIME VALUE OF MONEY TIME VALUE OF MONEY

Lebih terperinci

KEBIJAKAN FISKAL ISLAM

KEBIJAKAN FISKAL ISLAM 1 KEBIJAKAN FISKAL ISLAM Associate Prof. Rifki Ismal, PhD SIES Universitas Padjadjaran Bandung, 3 Juni 2012 2 FALAH DAN MAQASID AL SHARIA ISLAM DAN EKONOMI ISLAM Aqidah is the core relationship between

Lebih terperinci

Peran OJK dalam Sistem Ekonomi dan Lembaga Keuangan

Peran OJK dalam Sistem Ekonomi dan Lembaga Keuangan 1 Peran OJK dalam Sistem Ekonomi dan Lembaga Keuangan Associate Prof. Dr. Rifki Ismal Temu Ilmiah Regional Universitas Padjadjaran Bandung, 11 April 2012 2 Penerapan Otoritas Keuangan di Negara-Negara

Lebih terperinci

The Special Quality of Islamic Economics for Indonesian Economy

The Special Quality of Islamic Economics for Indonesian Economy 1 The Special Quality of Islamic Economics for Indonesian Economy Dr. Rifki Ismal Temu Ilmiah Nasional KSEI SCEI Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Pekan Baru, 15-17 Maret 2012 2 Islamic Economic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan, khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan, khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan perhatian yang serius dan bersungguh sungguh dalam mendorong perkembangan perbankan syariah. Semangat ini dilandasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gadai emas walaupun memberikan pendapatan yang tinggi, pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. Gadai emas walaupun memberikan pendapatan yang tinggi, pembiayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gadai emas walaupun memberikan pendapatan yang tinggi, pembiayaan gadai emas dan pembiayaan investasi emas pada perbankan syari ah memiliki financial risk yang cukup

Lebih terperinci

PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DAN KESIAPAN PENDIDIKAN TINGGI EKONOMI ISLAM: PELUANG DAN TANTANGAN

PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DAN KESIAPAN PENDIDIKAN TINGGI EKONOMI ISLAM: PELUANG DAN TANTANGAN 1 PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DAN KESIAPAN PENDIDIKAN TINGGI EKONOMI ISLAM: PELUANG DAN TANTANGAN Rifki Ismal Assisten Direktur Bank Indonesia Workshop Nasional Rancang Bangun Kurikulum Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

GENERAL BANKING SYSTEM

GENERAL BANKING SYSTEM 1 GENERAL BANKING SYSTEM Associate Professor Rifki Ismal, PhD Muamalat Institute Management Officer Development Program Jakarta, 16 Februari 2013 2 Manusia dan Aktifitas Ekonomi MANUSIA DAN AKTIFITAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan syariah (syariah financial institution) merupakan suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset-aset keuangan (financial

Lebih terperinci

POTENSI OBLIGASI SYARIAH BAGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR

POTENSI OBLIGASI SYARIAH BAGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR 1 POTENSI OBLIGASI SYARIAH BAGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR Dr. Rifki Ismal Asisten Direktur Bank Indonesia Focus Group Dissussion Kementerian Pekerjaan Umum Jakarta, 23 Desember 2013 2 KINERJA EKONOMI DAN

Lebih terperinci

Sistem Ekonomi Islam: Solusi bagi Pengentasan Kemiskinan dan Pemberdayaan Ekonomi

Sistem Ekonomi Islam: Solusi bagi Pengentasan Kemiskinan dan Pemberdayaan Ekonomi 1 Sistem Ekonomi Islam: Solusi bagi Pengentasan Kemiskinan dan Pemberdayaan Ekonomi Rifki Ismal, PhD Asisten Direktur Departemen Perbankan Syariah Bank Indonesia Festival Ekonomi Syariah Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Kemajuan Perbankan Syariah dan Tantangan SDM di Masa Datang

Kemajuan Perbankan Syariah dan Tantangan SDM di Masa Datang 1 Kemajuan Perbankan Syariah dan Tantangan SDM di Masa Datang Associate Prof Rifki Ismal, PhD Kuliah Tamu Politeknik Bandung Bandung, 9 Juni 2012 2 Kinerja Ekonomi dan Perkembangan Perbankan Syariah Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah juga merupakan salah satu hal yang cukup berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah juga merupakan salah satu hal yang cukup berpengaruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Selama tahun 2012, perbankan syariah Indonesia mengalami tantangan yang cukup berat dengan mulai dirasakannya dampak melambatnya pertumbuhan perekononomian

Lebih terperinci

Undang-Undang dan Pengaturan Perbankan Syariah

Undang-Undang dan Pengaturan Perbankan Syariah Undang-Undang dan Pengaturan Perbankan Syariah Cakupan Diskusi Pendahuluan Undang-Undang Perbankan Syariah Pokok-Pokok Pengaturan Perbankan Syariah PCS-OJK Angkatan 1 2 Landasan Filosofis Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mana didasarkan pada Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. mana didasarkan pada Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 sebagai landasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan. Bank syariah pertama berdiri di Indonesia sekitar tahun 1992 di mana didasarkan

Lebih terperinci

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi wa April Pertumbuhan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) mengalami akselerasi pada April. Posisi M2 tercatat sebesar Rp5.042,1

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut McKinsey (2013), perekonomian Indonesia sangat menjanjikan. Saat

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut McKinsey (2013), perekonomian Indonesia sangat menjanjikan. Saat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut McKinsey (2013), perekonomian Indonesia sangat menjanjikan. Saat ini, perekonomian Indonesia berada diurutan keenambelas dan pada 2030, diperkirakan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu Negara yaitu sebagai lembaga perantara keuangan. Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari kinerja dan tingkat perekonomian yang dihasilkan, dimana salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam menstabilkan perekonomian suatu negara. Bank sebagai lembaga intermediasi yang mempertemukan antara pihak

Lebih terperinci

SNAPSHOT PERBANKAN SYARIAH INDONESIA

SNAPSHOT PERBANKAN SYARIAH INDONESIA SNAPSHOT PERBANKAN SYARIAH INDONESIA Posisi 30 September 2017 Kondisi Perbankan Syariah Indonesia menunjukkan perkembangan yang positif dengan tingginya pertumbuhan Aset, Pembiayaan yang Disalurkan (PYD),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan disetujuinya Undang undang Nomor 10 tahun 1998. Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan

Lebih terperinci

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa i Posisi Uang Beredar (M2) pada i tercatat sebesar Rp3.861,7 T, atau tumbuh 13,1% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan Mei (10,5%;yoy). Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah Satu faktor penting dalam pembangunan suatu negara adalah adanya dukungan sistem keuangan yang sehat dan stabil, demikian pula dengan negara Indonesia ini. Sistem

Lebih terperinci

Analisa Statistik Uang Beredar (M2) dan Perkembangan Dana, Kredit serta Suku Bunga Perbankan

Analisa Statistik Uang Beredar (M2) dan Perkembangan Dana, Kredit serta Suku Bunga Perbankan Analisa Statistik Uang Beredar (M2) dan Perkembangan Dana, Kredit serta Suku Bunga Perbankan ober Uang Beredar dalam arti luas (M2) yang terdiri dari uang kartal dan dana masyarakat di perbankan, pada

Lebih terperinci

INDUSTRI BPR BPRS SEBAGAI PILAR EKONOMI DAERAH DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

INDUSTRI BPR BPRS SEBAGAI PILAR EKONOMI DAERAH DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT INDUSTRI BPR BPRS SEBAGAI PILAR EKONOMI DAERAH DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT Prof. Dr. Sri Adiningsih Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia Pontianak, 26 Oktober 2016 RAKERNAS PERBARINDO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan melalui laju pertumbuhan ekonomi, salah satunya ialah

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan melalui laju pertumbuhan ekonomi, salah satunya ialah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran pemerintah dalam mencapai kesejahteraan masyarakat yang digambarkan melalui laju pertumbuhan ekonomi, salah satunya ialah melalui Bank Sentral. Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pengertian bank umum

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pengertian bank umum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pengertian bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, bank

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, bank BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia. menjadi financial nerve-centre (saraf finansial dunia) dalam dunia ekonomi

I. PENDAHULUAN. memberikan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia. menjadi financial nerve-centre (saraf finansial dunia) dalam dunia ekonomi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya muslim yaitu sebesar 85 persen dari penduduk Indonesia, merupakan pasar yang sangat besar untuk pengembangan industri

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Pertumbuhan Pembiayaan Bank Syariah dan Kredit Bank Konvensional

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Pertumbuhan Pembiayaan Bank Syariah dan Kredit Bank Konvensional 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Peran perbankan dalam menggerakkan perekonomian suatu negara yang berdampak pada peningkatan pendapatan nasional adalah cermin efektifitas perbankan dalam menjalankan fungsinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sistem keuangan dunia. perkembangan perekonomian dunia

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sistem keuangan dunia. perkembangan perekonomian dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran perbankan telah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari perkembangan sistem keuangan dunia. perkembangan perekonomian dunia dipengaruhi oleh perkembangan

Lebih terperinci

CAPITA SELECTA OTORITAS JASA KEUANGAN

CAPITA SELECTA OTORITAS JASA KEUANGAN 1 CAPITA SELECTA OTORITAS JASA KEUANGAN Rifki Ismal Islamic Banking Branch Manage Course Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Jakarta, 23 November 2013 2 Penerapan Otoritas Jasa Keuangan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup besar dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Perbankan sebagai bagian dari sistem keuangan diharapkan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Perbankan sebagai bagian dari sistem keuangan diharapkan dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Perbankan sebagai bagian dari sistem keuangan diharapkan dapat meningkatkan perannya secara optimal sebagai lembaga intermediasi didalam momentum recovery setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Januari Diakses melalui http//www.bi.go.id.pada Tanggal 12 Oktober Undang-Undang Perbankan Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. Januari Diakses melalui http//www.bi.go.id.pada Tanggal 12 Oktober Undang-Undang Perbankan Syariah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu negara. Hal ini sejalan dengan apa yang dinyatakan oleh

Lebih terperinci

Pelemahan Rupiah: Haruskah Kita Panik? Mohammad Indra Maulana (Alumni FEB UGM)

Pelemahan Rupiah: Haruskah Kita Panik? Mohammad Indra Maulana (Alumni FEB UGM) Pelemahan Rupiah: Haruskah Kita Panik? Mohammad Indra Maulana (Alumni FEB UGM) 12/14/2014 Pertanyaan 1: Benarkah selalu melemah selama Desember? 12/14/2014 M. Indra Maulana 2 Nilai tukar Rupiah saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai lembaga mediasi sektor keuangan, bank memiliki peran penting dalam perekonomian. Mediasi keuangan pada sektor perbankan tentu sangat penting bagi setiap negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kegagalan usaha (Kemendag,2013). yang dianggap penting dan mampu menopang perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kegagalan usaha (Kemendag,2013). yang dianggap penting dan mampu menopang perekonomian. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Modal merupakan salah satu kunci terpenting dalam menjalankan suatu usaha. Tanpa adanya modal yang memadai, suatu usaha tidak dapat berjalan dengan baik.

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

Kinerja CARLISYA PRO MIXED 29-Jan-16 NAV: 1,707.101 Total Dana Kelolaan 12,072,920,562.29 - Pasar Uang 0-90% - Deposito Syariah - Efek Pendapatan Tetap 10-90% - Syariah - Efek Ekuitas 10-90% - Ekuitas Syariah 12.37% 48.71% 38.92%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perbankan syariah di Indonesia diawali dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tanggal 1 November 1991 yang kemudian diikuti dengan keluarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kantor, 24 Unit Usaha syariah (UUS) denga n 554 kantor, dan 160 Bank

BAB I PENDAHULUAN. kantor, 24 Unit Usaha syariah (UUS) denga n 554 kantor, dan 160 Bank 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) di Indonsia dalam kurun waktu dua windu terakhir telah menunjukkan tingkat pertumbuhan yang signifikan. Hal ini dibuktikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa-jasa lainnya. Menurut UU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perubahan zaman perkembangan dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perubahan zaman perkembangan dunia usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perubahan zaman perkembangan dunia usaha dalam segala bidang seakan tidak pernah pupus, baik itu di bidang, perdagangan, manufaktur, maupun sektor jasa.

Lebih terperinci

Perbankan Syariah Indonesia: Perkembangan Terkini, Kebijakan Pengembangan dan Outlook Industri

Perbankan Syariah Indonesia: Perkembangan Terkini, Kebijakan Pengembangan dan Outlook Industri 1 Perbankan Syariah Indonesia: Perkembangan Terkini, Kebijakan Pengembangan dan Outlook Industri Dr. Rifki Ismal Stadium General Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati - Cirebon Cirebon, 28 Desember

Lebih terperinci

% (yoy) Oct'15 Nov'15*

% (yoy) Oct'15 Nov'15* Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ember Likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada ember tumbuh sebesar 9,2% (yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan

Lebih terperinci

Latar Belakang. Daftar Isi. Kebijakan Pengembangan Perbankan Syariah Perkembangan Perbankan Syariah Nasional Akselerasi, Peluang dan Tantangan

Latar Belakang. Daftar Isi. Kebijakan Pengembangan Perbankan Syariah Perkembangan Perbankan Syariah Nasional Akselerasi, Peluang dan Tantangan PERBANKAN SYARIAH 1 Latar Belakang Daftar Isi Kebijakan Pengembangan Perbankan Syariah Perkembangan Perbankan Syariah Nasional Akselerasi, Peluang dan Tantangan 2 Latar Belakang Amanah dari UU No.7/1992

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberlakukannya Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. diberlakukannya Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan Undangundang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin banyak bermunculannya Perbankan syariah ataupun Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia saat ini, yaitu seiring dengan diberlakukannya Undang-undang No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini Indonesia memiliki dua jenis lembaga perbankan, yaitu perbankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini Indonesia memiliki dua jenis lembaga perbankan, yaitu perbankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini Indonesia memiliki dua jenis lembaga perbankan, yaitu perbankan yang bersifat konvensional dan bank yang bersifat syariah. Bank yang bersifat konvensional adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyaluran kredit maupun pembiayaan merupakan fokus dan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyaluran kredit maupun pembiayaan merupakan fokus dan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyaluran kredit maupun pembiayaan merupakan fokus dan kegiatan utama perbankan dalam menjalankan fungsi intermediasinya. Pada prinsipnya, bank syariah sama dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan dalam bidang perekonomian suatu Negara, khususnya di bidang pembiayaan perekonomian. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Bank Syariah Menurut Undang undang nomor 10 Tahun 1998, Bank Umum adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015 PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015 Otoritas Jasa Keuangan menilai bahwa secara umum kondisi sektor jasa keuangan domestik masih terjaga, dengan stabilitas yang memadai.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional. Bank Islam telah berkembang pesat pada dekade terakhir

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional. Bank Islam telah berkembang pesat pada dekade terakhir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian suatu negara terutama Indonesia diharapkan akan lebih maju dengan keberadaan perbankan syariah sebagai bagian dari sistem perbankan

Lebih terperinci

Kondisi Perekonomian Indonesia

Kondisi Perekonomian Indonesia KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Kondisi Perekonomian Indonesia Tim Ekonomi Kadin Indonesia 1. Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Kinerja CARLISYA PRO SAFE 29-Jan-16 NAV: (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total Dana Kelolaan 395,930,218.07 10 0-100% Kinerja - Inflasi (Jan 2016) 0.51% Deskripsi Jan-16 YoY - Inflasi (YoY) 4.14% - BI Rate 7.25% Yield

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Bulanan

Laporan Kinerja Bulanan CONSERVATIVE TENTANG PT SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA Sun Life Financial adalah perusahaan penyedia layanan jasa keuangan internasional terkemuka yang menyediakan berbagai macam produk dan layanan asuransi

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% RD Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi islam bertujuan mewujudkan tingkat pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi islam bertujuan mewujudkan tingkat pertumbuhan ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ekonomi islam bertujuan mewujudkan tingkat pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan memaksimalkan kesejateraan manusia (falah). Falah berarti terpenuhinya kebutuhan individu

Lebih terperinci

PRUlink Newsletter Kuartal II 2010

PRUlink Newsletter Kuartal II 2010 PRUlink Newsletter Kuartal II 2010 Publikasi dari PT Prudential Life Assurance Sekilas Ekonomi dan Pasar Modal Indonesia Informasi dan analisis yang tertera merupakan hasil pemikiran internal perusahaan

Lebih terperinci

Jakarta, 11 Oktober Departemen Perbankan Syariah OJK

Jakarta, 11 Oktober Departemen Perbankan Syariah OJK Jakarta, 11 Oktober 2017 Departemen Perbankan Syariah OJK 2 Agenda Ekonomi dan Keuangan Syariah Global Perkembangan Keuangan dan Perbankan Syariah Indonesia Kondisi Hukum Perbankan Syariah di Indonesia

Lebih terperinci

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi. Nov. Okt. Grafik 1. Pertumbuhan PDB, Uang Beredar, Dana dan Kredit KOMPONEN UANG BEREDAR

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi. Nov. Okt. Grafik 1. Pertumbuhan PDB, Uang Beredar, Dana dan Kredit KOMPONEN UANG BEREDAR (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ember Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 ( dalam arti luas) pada ember mengalami peningkatan. Posisi M2 pada ember tercatat sebesar Rp4.076,3 T, atau tumbuh

Lebih terperinci

SEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN BY : DIANA MA RIFAH

SEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN BY : DIANA MA RIFAH SEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN BY : DIANA MA RIFAH PENGERTIAN Menurut DFID (Department For International Development) sektor keuangan adalah seluruh perusahaan besar atau kecil, lembaga formal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan fiskal produksi barang dan jasa yang berlaku disuatu negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi barang industri, perkembangan

Lebih terperinci

Perbankan Syariah Indonesia: Perkembangan Terkini dan Blue Print Industri

Perbankan Syariah Indonesia: Perkembangan Terkini dan Blue Print Industri 1 Perbankan Syariah Indonesia: Perkembangan Terkini dan Blue Print Industri Dr. Rifki Ismal BSM Leaders Vision: Sharia Economics Days (second) Better Ways for Better Indonesia: A Step for Sharia Leaderpreneurs

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebijakan perbankan di Indonesia sejak tahun 1992 berdasarkan ketentuan

I. PENDAHULUAN. Kebijakan perbankan di Indonesia sejak tahun 1992 berdasarkan ketentuan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan perbankan di Indonesia sejak tahun 1992 berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan, yang kemudian diperkokoh dengan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam berbagai aktivitas jasa keuangan yang dilaksanakan oleh lembaga

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam berbagai aktivitas jasa keuangan yang dilaksanakan oleh lembaga 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sistem keuangan merupakan suatu aturan perekonomian di Negara yang berperan dalam berbagai aktivitas jasa keuangan yang dilaksanakan oleh lembaga keuangan. Tugas utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan saat ini banyak mengalami perubahan, khususnya setelah terjadi krisis

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan saat ini banyak mengalami perubahan, khususnya setelah terjadi krisis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia perbankan saat ini banyak mengalami perubahan, khususnya setelah terjadi krisis ekonomi pada tahun 1997. Menurut beberapa pengamat dan analis, krisis

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Bulanan

Laporan Kinerja Bulanan CONSERVATIVE TENTANG PT SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA Sun Life Financial adalah perusahaan penyedia layanan jasa keuangan internasional terkemuka yang menyediakan berbagai macam produk dan layanan asuransi

Lebih terperinci

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar Mar Apr'15 % (yoy)

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar Mar Apr'15 % (yoy) Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa il Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada il mengalami perlambatan. Posisi M2 akhir il sebesar Rp4.274,9 T, atau

Lebih terperinci

Economic Update. Exhibit 1. Kontribusi Lapangan Usaha Terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Exhibit 2. Kontribusi Penggunaan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Economic Update. Exhibit 1. Kontribusi Lapangan Usaha Terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Exhibit 2. Kontribusi Penggunaan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Highlights PDB Indonesia Triwulan I 2010 Tumbuh +5,7% YoY Laju Inflasi April 2010 Meningkat Pertumbuhan Impor Lebih Cepat Dari Ekspor Maret 2010 BI Rate Tetap Pada Level 6,5% Ratna Lim Ratna@megaci.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis perbankan syariah pada tahun 2015 memasuki fase menurun. Pertumbuhan aset yang sempat mencapai 49% pada tahun 2013 mengalami penurunan drastis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara

BAB I PENDAHULUAN. pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tahun 2009 merupakan tahun terjadinya krisis global mulai berdampak pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara maju pada

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Bulanan

Laporan Kinerja Bulanan CONSERVATIVE TENTANG PT SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA Sun Life Financial adalah perusahaan penyedia layanan jasa keuangan internasional terkemuka yang menyediakan berbagai macam produk dan layanan asuransi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor perbankan. Berdasarkan sistem operasionalnya, perbankan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sektor perbankan. Berdasarkan sistem operasionalnya, perbankan Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu negara dibangun atas dua sektor, yaitu sektor riil dan sektor moneter. Sektor riil adalah sektor ekonomi yang ditumpukan pada sektor manufaktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank syariah sebagaimana bank konvensional memiliki fungsi sebagai perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu menghimpun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penilaian Global Islamic Finance Report (GIFR) (www.jawapos.com), Indonesia menduduki peringkat kelima sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penilaian Global Islamic Finance Report (GIFR) (www.jawapos.com), Indonesia menduduki peringkat kelima sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga Keuangan Syariah (LKS) atau secara global di kenal sebagai Institution of Islamic Finance, mencakup lembaga bank dan nonbank. Berdasarkan penilaian Global

Lebih terperinci

1 Hadits Riwayat Muslim, didukung oleh Hadits-hadits Riwayat Bukhori dan Nasa i.

1 Hadits Riwayat Muslim, didukung oleh Hadits-hadits Riwayat Bukhori dan Nasa i. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi emas merupakan investasi yang menjanjikan pada saat ini. Selain nilainya cenderung stabil, emas juga dapat menjanjikan keuntungan di masa yang akan

Lebih terperinci

No.12/ 32 /DPbS Jakarta, 18 November 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

No.12/ 32 /DPbS Jakarta, 18 November 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA 1 No.12/ 32 /DPbS Jakarta, 18 November 2010 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA Perihal: Rencana Bisnis Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Sehubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah pada dasarnya merupakan pengembangan dari konsep

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah pada dasarnya merupakan pengembangan dari konsep BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan syariah pada dasarnya merupakan pengembangan dari konsep ekonomi islam, terutama dalam bidang keuangan yang dikembangkan sebagai suatu respon dari kelompok

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi dunia kini menjadi salah satu isu utama dalam perkembangan dunia memasuki abad ke-21. Krisis ekonomi yang kembali melanda negara-negara di dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga mengalami penurunan yaitu industri perbankan Indonesia. Dengan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. juga mengalami penurunan yaitu industri perbankan Indonesia. Dengan mengalami 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank Indonesia (BI) memprediksi tahun 2016 ini, fundamental ekonomi Indonesia kedepan akan semakin membaik dan lebih kokoh dengan stabilitas yang lebih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga perbankan sebagai lembaga intermediasi mempunyai peran yang sangat penting dalam sebuah perekonomian agar tumbuh dan berkembang, dan juga sebagai gambaran ekonomi

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Obligasi

Lebih terperinci

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen engar aruhi wa ember Likuiditas perekonomian M2 (uang beredar dalam arti luas) pada ember tumbuh 8,9% (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 9,2%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan. Perkembangan perbankan syariah di indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pemerintah secara formal meletakkan dasar-dasar hukum operasionalnya

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pemerintah secara formal meletakkan dasar-dasar hukum operasionalnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem keuangan syariah sebenarnya telah dimulai sebelum pemerintah secara formal meletakkan dasar-dasar hukum operasionalnya melalui UU No.7 Tahun 1992

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh kepercayaan dari nasabah pun tidak dapat dihindari dalam bank

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh kepercayaan dari nasabah pun tidak dapat dihindari dalam bank BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lembaga lembaga keuangan termasuk dunia perbankan sudah lama memberi warna di perekonomian negara. keberadaan lembaga perantara keuangan yang dikenal dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal syariah. Masalah asymmetric information yang dihadapi oleh industri

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal syariah. Masalah asymmetric information yang dihadapi oleh industri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk beragama Islam terbesar di dunia. Potensi ini seharusnya bisa menjadi pasar yang besar bagi industri perbankan

Lebih terperinci

% (yoy) Feb'15 Mar'15*

% (yoy) Feb'15 Mar'15* Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen engar aruhi wa et Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada et mengalami peningkatan. Posisi M2 tercatat Rp4.246,3 T, tumbuh 16,3,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Eksistensi perbankan syariah di Indonesia saat ini semakin meningkat sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah yang memberikan

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan antara pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan antara pihak yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal yang merupakan pasar berbagai macam instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank umum syariah dan juga unit-unit usaha syariah. Tumbuhnya perbankan syariah tersebut memberikan

Lebih terperinci