Perkembangan dan Prospek Perekonomian Global dan Domestik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perkembangan dan Prospek Perekonomian Global dan Domestik"

Transkripsi

1 Perkembangan dan Prospek Perekonomian Global dan Domestik September 2016 PERKEMBANGAN DAN PROSPEK PEREKONOMIAN GLOBAL AMERIKA SERIKAT Perkembangan ekonomi AS yang cenderung stagnan dan lembih lambat dari yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini dapat terlihat pada trend indikator CEI dan LEI yang masih tumbuh flat pada bulan Agustus Indikator coincident economic index-cei (indikator yang menggambarkan kondisi ekonomi terkini) tumbuh 1,6 persen yoy ke level 114,10, lebih rendah dari rerata pertumbuhan satu tahun sebelumnya (+1,9% yoy). Sementara itu, indikator composite leading economic index-lei (indikator yang menggambarkan arah dan prospek ekonomi dimasa datang) tumbuh 1,1 persen yoy ke level 124,10, atau lebih rendah dari ratarata pertumbuhan 12 bulan sebelumnya sebesar 2,3 persen yoy. Pemulihan ekonomi yang berjalan lambat juga memengaruhi kinerja sektor manufaktur AS. Indikator ISM Manufacturing PMI turun kelevel 49,4 pada bulan Agustus Level PMI dibawah ambang batas 50, mengindikasikan kontraksi aktivitas sektor manufaktur AS, menyusul lemahnya pesanan baru yang diterima industri, output produksi, dan serapan tenaga kerja baru. Output produksi industri tercatat turun 1,1 persen yoy diperiode yang sama. Sektor perumahan AS memperlihatkan perkembangan yang relatif lebih baik. Meski indikator izin mendirikan bangunan turun 2,3 persen yoy dibulan Agustus, namun pembangunan konstruksi baru serta penjualan rumah (existing home sales) masih terus meningkat masingmasing sebesar 0,9 persen yoy dan 0,8 persen yoy. Optimisme konsumen masih tetap terjaga. Dibulan Agustus, indeks kepercayaan konsumen meningkat 4,6 persen mom kelevel 101,1, terkait ekspektasi membaiknya prospek perkembangan bisnis dan kondisi pasar tenaga kerja dalam jangka pendek. Hal ini tentu menjadi sinyal positif mengingat bahwa meningkatnya keyakinan rumah tangga terhadap kondisi ekonomi kedepan akan mendorong mereka lebih cepat merealisasikan rencana pembelian yang menopang ekonomi. Contact Us PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) Grha SMF Jl. Panglima Polim I No 1 Jakarta Telp Fax info@smf-indonesia.co.id Disisi moneter, rilis pers FOMC menyatakan bahwa aktivitas ekonomi AS tumbuh moderat, dengan perkembangan pasar tenaga kerja yang makin solid. Belanja rumah tangga semakin meningkat, sementara investasi bisnis masih melambat. Laju inflasi dalam jangka pendek diperkirakan berada dibawah target The Fed sebesar 2 persen. Berdasarkan hal tersebut, The Fed memutuskan mempertahankan kebijakan moneter dan suku bunga FFR yang berlaku saat ini (0,25%-0,50%). Dengan kinerja ekonomi terkini yang masih dalam tren moderat serta prospek pertumbuhan ekonomi yang juga masih lemah, maka peluang kenaikan suku bunga acuan the Fed dalam jangka pendek ini tampaknya relatif kecil. Sebab bila suku bunga dinaikkan, maka dikhawatirkan perlambatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi saat ini akan semakin memburuk karena kenaikan suku bunga acuan akan diikuti oleh kenaikan suku bunga pinjaman. Peluang kenaikan tersebut semakin kecil karena perkembangan dan prospek pertumbuhan ekonomi negara-negara besar lainnya yang juga masih relatif lemah. Kenaikan suku bunga the Fed juga dapat mendorong penguatan nilai tukar dolar Amerika terhadap mata uang dunia, yang pada gilirannya akan memukul daya saing produk Amerika di pasar global. Jika the Fed tidak menaikkan suku bunga acuannya dalam jangka pendek ini, maka berarti stance kebijakan moneter di AS masih cenderung longgar. Kondisi yang demikian ini akan kondusif bagi pasar modal dalam negeri maupun nilai tukar rupiah, karena aliran modal biasanya akan terjadi dari negara maju ke emerging market, termasuk Indonesia.

2 Composite Leading Economic Index Amerika Serikat Composite Coincident Economic Index Amerika Serikat US LEI US LEI (% YoY) (5.0) (10.0) (15.0) (20.0) US CEI US CEI (% YoY) (2.0) (4.0) (6.0) (8.0) 80 (25.0) 90 (10.0) Jan-09 May-09 Sep-09 Jan-10 May-10 Sep-10 May-11 Sep-11 May-12 Sep-12 May-13 Sep-13 May-14 Sep-14 May-15 Sep-15 May-16 Jan-09 May-09 Sep-09 Jan-10 May-10 Sep-10 May-11 Sep-11 May-12 Sep-12 May-13 Sep-13 May-14 Sep-14 May-15 Sep-15 May-16 EROPA Pemulihan ekonomi Uni Eropa juga masih berjalan lambat. Trend pertumbuhan LEI bergerak menurun pada bulan Agustus (-0,2% yoy), setelah dibulan sebelumnya tumbuh 0,1% yoy. Rerata pertumbuhan LEI selama 12 bulan terakhir mencapai 1,2% yoy. Dari sisi konsumen, penjualan retail Juli tumbuh 1,1 persen mom (+2,9% yoy), setelah dibulan sebelumnya sempat turun 0,1 persen mom (+1,7% yoy). Meskipun terjadi deflasi secara bulanan, namun dibandingkan periode yang sama tahun lalu, tingkat inflasi Juli mencapai 0,16% yoy, lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 0,09% yoy. Optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi dan prospeknya kedepan belum membaik signifikan. Indeks kepercayaan konsumen mencapai level -8,5 (Agustus 2016), menurun dibandingkan bulan sebelumnya dilevel -7,9. IKK dibulan Agustus tercatat lebih rendah dari rata-rata sepanjang satu tahun terakhir sebesar -7,6. Composite Leading Economic Index Euro EU LEI EU LEI (% YoY) (2) (4) (6) (8) 85 Jan-09 May-09 Sep-09 Jan-10 May-10 Sep-10 May-11 Sep-11 May-12 Sep-12 May-13 Sep-13 May-14 Sep-14 May-15 Sep-15 May-16 (10) JEPANG Ekonomi Jepang masih belum menunjukkan kemajuan signifikan. Pertumbuhan ekonomi Q mencapai 0,60% yoy, melambat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (+0,70% yoy). Belanja rumah tangga mulai membaik, sementara pertumbuhan ekspor melambat. Apresiasi nilai tukar Yen turut memengaruhi kinerja ekspor Jepang. Pertumbuhan ekonomi Jepang saat ini masih berada dibawah target otoritas moneter-bank of Japan sebesar 0,8% hingga 1,0%. Trend pertumbuhan CEI dan LEI masih menurun. Indikator CEI dan LEI masing-masing turun sebesar 1,6 persen yoy dan 5,6 persen yoy. Hal ini mengindikasikan lemahnya pertumbuhan ekonomi saat ini dan prospeknya dalam 6-12 bulan mendatang.

3 Dengan perkembangan dan prospek ekonomi Jepang yang relatif lemah, ditambah dengan laju inflasi yang masih sangat rendah, maka bank sentral Jepang tetap menerapkan kebijakan moneter yang longgar berupa suku bunga yang rendah (bahkan negatif) dan pemberian stimulus, agar ekonominya bisa tumbuh lebih pesat kedepan. Hasil rapat Bank of Japan (BOJ) terbaru memutuskan untuk tetap mempertahankan kebijakan moneter longgar yang saat ini berjalan (QQE with a Negative Interest Rate), dengan tingkat bunga acuan deposit rate dilevel negatif (-0,1%). BOJ memperkenalkan tambahan kerangka kebijakan baru yang disebut dengan "QQE with Yield Curve Control. Fokus utama kebijakan ini adalah (1) BOJ akan mengendalikan tingkat bunga jangka pendek dan jangka panjang ("yield curve control"), dan (2) BOJ akan meningkatkan jumlah uang beredar (monetary base) hingga laju inflasi tahunan bergerak dan bertahan diatas target inflasi BOJ sebesar 2 persen ("inflation-overshooting commitment"). Kebijakan moneter yang longgar ini akan mendorong aktivitas carry trade (investor meminjam uang di Jepang karena bunga rendah untuk diinvestasikan diluar Jepang), sehingga akan meningkatkan pula arus modal dari Jepang ke emerging market (termasuk Indonesia) yang pada gilirannya akan berdampak positif terhadap pasar modal dalam negeri maupun nilai tukar rupiah. Composite Leading Economic Index Jepang Japan LEI Japan LEI (% YoY) (10) (20) (30) 60 Jan-09 May-09 Sep-09 Jan-10 May-10 Sep-10 May-11 Sep-11 May-12 Sep-12 May-13 Sep-13 May-14 Sep-14 May-15 Sep-15 May-16 (40) CHINA Ekspansi ekonomi Tiongkok relatif flat. Ekonomi Tiongkok tumbuh flat 6,7 persen yoy pada Q2 2016, seperti Q1 2016, namun lebih lambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu (+7% yoy). Kedepan kinerja perekonomian Tiongkok tampaknya belum akan mengalami kenaikan yang signifikan. Hal ini terkait dengan perkembangan beberapa indikator makroekonomi seperti trend CEI dan LEI. Composite coincident economic index (CEI) Tiongkok berkontraksi -0.6 persen yoy pada bulan Juni setelah pada bulan Mei turun -0.3 persen yoy dan tumbuh positif 0.4 persen yoy pada bulan April Sementara indikator leading economic index (LEI) turun 0,5 persen yoy, menyusul penurunan 0,3 persen yoy dibulan sebelumnya. Dari sisi produsen, kinerja sektor manufaktur Tiongkok mulai memperlihatkan perbaikan. Indikator PMI yang mengukur perkembangan sektor industri kembali naik kelevel 50,4 dibulan Agustus, setelah sempat turun kelevel 49,9 dibulan Juli. Pesanan baru yang diterima produsen dan output produksi meningkat, sementara order ekspor dan serapan tenaga kerja menurun. Hal serupa juga terlihat disisi konsumen. Penjualan retail Tiongkok dibulan Agustus tumbuh 0,83% mom (+10,6% yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,75% mom (+10,2% yoy). Disisi lain, laju inflasi cenderung stabil. Laju inflasi Agustus mencapai 0,1% mom (+1,3% yoy), melambat dibandingkan bulan Juli yang mencapai 0,2% mom (+1,8% yoy). Dengan pertumbuhan ekonomi yang saat ini belum cukup kuat dan prospek kedepan yang berpotensi melemah, maka arah kebijakan moneter bank sentral Tiongkok pun diperkirakan akan tetap longgar dan fiskal yang lebih ekspansif. Hal ini dimaksudkan untuk mempercepat pertumbuhan ekonominya dan sekaligus memastikan pertumbuhan kedepan masih dalam

4 kisaran yang ditargetkan pemerintah. Disamping itu potensi devaluasi Yuan masih terbuka lebar, meskipun tidak sebesar yang dilakukan pada tahun 2015 lalu. Devaluasi ini dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing produk Tiongkok di pasar global agar ekspornya yang cenderung menurun belakangan ini bisa pulih kembali. Devaluasi tersebut diperkirakan tidak akan memberikan dampak yang berarti terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Composite Leading Economic Index China China LEI China LEI (% YoY) (1.0) (2.0) (3.0) (4.0) 95 (5.0) Apr-11 Jul-11 Oct-11 Apr-12 Jul-12 Oct-12 Apr-13 Jul-13 Oct-13 Apr-14 Jul-14 Oct-14 Apr-15 Jul-15 Oct-15 Apr-16 INDIA Ekonomi India Q tumbuh ekspansif 7,9 persen yoy, lebih tinggi dari Q (+7,2% yoy) dan periode yang sama tahun sebelumnya (+6,7% yoy). Kinerja yang makin membaik ini ditopang solidnya pertumbuhan belanja rumah tangga, belanja pemerintah dan ekspor yang makin membaik. Dari sisi produsen, kinerja dan aktivitas industri menunjukkan kemajuan. Indikator PMI Agustus kembali meningkat kelevel 52,6 dari bulan Juli sebesar 51,8, sementara output industri turun sebesar 3,7 persen mom dari bulan sebelumnya sebesar 0,6 persen mom. Dari sisi konsumen, laju inflasi tahunan melambat dibulan Agustus (+5,05% yoy), dibandingkan bulan sebelumnya (+6,07% yoy). Kedepan perekonomian India diperkirakan akan tumbuh lebih pesat sejalan dengan kebijakan moneter yang makin longgar berupa penurunan suku bunga serta kebijakan fiskal yang cenderung ekspansif. Perlu diketahui bahwa perbaikan prospek ekonomi India berpotensi memberikan dampak postif terhadap ekspor Indonesia kedepan, terutama terhadap ekspor CPO dan batubara. Pertumbuhan Ekonomi dan Suku Bunga Acuan India PDB Policy Rate Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q

5 PERKEMBANGAN DAN PROSPEK PEREKONOMIAN DOMESTIK Pada triwulan kedua tahun 2016, perekonomian Indonesia tumbuh 4,02% QoQ setelah pada triwulan sebelumnya kontraksi -0,36% QoQ. Angka ini merupakan angka pertumbuhan tertinggi pada triwulan kedua dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Pertumbuhan ini juga lebih tinggi dari pertumbuhan PDB pada triwulan kedua 2015, sehingga pertumbuhan ekonomi secara tahunan pada Q meningkat menjadi 5.18% YoY dari 4.91% YoY pada triwulan pertama. Pada bulan September 2016, BPS mencatat inflasi bulanan harga barang dan jasa sebesar 0,22% mom, lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya (+0,69% mom). Deflasi di bulan Agustus lebih rendah dari laju inflasi bulanan Agustus 2015 yang mencapai 0,39% mom, sehingga membawa laju inflasi tahunan turun dari 3,21% yoy menjadi 2,79% yoy. Tekanan inflasi di bulan Agustus menurun, menyusul berakhirnya perayaan hari raya Idul Fitri, dimana harga-harga barang dan jasa biasanya akan kembali ke level normal, kecuali harga barang dan jasa untuk kelompok pendidikan yang tetap tinggi. Untuk bulan September, tekanan inflasi bulanan diperkirakan relatif rendah. Harga kelompok bahan makanan dan makanan jadi cenderung stabil, sementara harga barang dan jasa untuk pendidikan relatif tinggi. Namun karena sumbangan kelompok pengeluaran pendidikan dan rekreasi terhadap inflasi umum relatif kecil (sekitar 8,5%), maka dampaknya terhadap inflasi secara keseluruhan menjadi tidak signifikan. Laju inflasi tahunan untuk bulan September diperkirakan akan semakin menurun dibandingkan dengan inflasi tahunan bulan Agustus Dalam periode Januari sampai April 2016, kurs rupiah cenderung menguat ke sekitar Rp per dolar Amerika. Namun pada bulan Mei 2016, nilai tukar rupiah kembali mengalami tekanan hingga melemah ke level Rp per dolar Amerika. Pelemahan tersebut dipicu oleh munculnya spekulasi bahwa the Fed akan menaikkan suku bunga acuan-nya pada bulan Juni. Namun isu tersebut kembali meredup setelah rilis beberapa indikator makroekonomi Amerika Serikat menunjukkan pemulihan ekonominya yang belum kuat, ditambah dengan pemulihan ekonomi beberapa negara besar lainnya yang menurun serta kekhawatiran Inggris akan keluar dari Uni Eropa. Seiring dengan meredupnya kekhawatiran terhadap kenaikan suku bunga the Fed, pada bulan Juli kurs rupiah kembali menguat ke level Rp per dolar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah tersebut juga ditopang oleh membaiknya fundamental ekonomi dalam negeri seperti laju inflasi yang terjaga, prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat, surplus neraca perdagangan yang akan berdampak positif terhadap neraca transaksi berjalan (current account) serta ekspektasi akan peningkatan inflow dari implementasi Undang-Undang Pengampunan Pajak, dan lain-lain. Namun pada bulan Agustus kurs rupiah kembali melemah menjadi Rp per dolar yang antara lain dipicu oleh kekhawatiran pelaku pasar terhadap keberhasilan program pengampunan pajak serta kekhawatiran terhadap permasalahan yang dihadapi oleh Deutsche Bank. Kenaikan uang tebusan program pengampunan pajak yang sangat pesat pada bulan September serta prospek penyelesaian permasalahan Deutsche Bank yang lebih baik, kembali mengurangi kekhawatiran-kekhawatiran tersebut dan rupiah kembali menguat menjadi Rp per dolar Amerika pada bulan September. Kedepan nilai tukar rupiah diproyeksikan akan relatif stabil dengan kecenderungan menguat, yang dapat bersumber dari faktor domestik maupun global. Dari sisi domestik perbaikan fundamental ekonomi seperti laju inflasi yang tetap terkendali, ekspektasi peningkatan pertumbuhan ekonomi serta surplus neraca perdagangan sehingga defisit transaksi berjalan tetap terjaga akan menjadi faktor yang memberikan sentimen positif terhadap nilai tukar rupiah. Dari sisi global, perlambatan pemulihan ekonomi di beberapa negara besar dunia seperti Amerika Serikat, Eropa, Jepang, China dan lain-lain direspon oleh otoritas moneter-nya dengan kebijakan moneter yang longgar (berupa suku bunga yang sangat rendah dan quantitative easing) serta kebijakan fiskal yang ekspansif untuk mempercepat peningkatan pertumbuhan ekonominya. Kebijakan yang seperti ini akan menyebabkan peningkatan aliran modal dari negara maju ke negara berkembang (termasuk Indonesia) sehingga akan berdampak positif terhadap nilai tukar rupiah maupun pasar modal. Namun kondisi seperti ini juga rawan

6 mengalami volatilitas. Misalnya jika ada data terbaru yang mengindikasikan perbaikan pemulihan ekonomi Amerika, maka isu kenaikan suku bunga acuan the Fed akan kembali menguat, yang dapat menyebabkan pelemahan nilai tukar rupiah dan korekasi di pasar modal. Namun volatilitas yang seperti ini biasanya bersifat temporer yang akan mereda bila isu tersebut hilang atau the Fed benar-benar sudah menaikkan suku bunga acuannya. Dengan prospek laju inflasi yang terkendali sekitar 3%, nilai tukar rupiah yang relatif stabil (bahkan cenderung menguat) serta defisit neraca transaksi berjalan yang diproyeksikan akan tetap terjaga di bawah 3% dari PDB, maka tren suku bunga diproyeksikan akan terus menurun, dimana 7-day (reverse) repo diprediksikan akan turun menjadi 4,75%. Untuk triwulan ketiga dan keempat tahun 2016, perekonomian Indonesia diperkirakan akan tumbuh semakin pesat dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan triwulan pertama dan kedua Pelonggaran kebijakan moneter berupa penurunan suku bunga dan relaksasi makroprudensial (seperti kanaikan LTV atau loan to value) serta paket-paket deregulasi yang sudah diluncurkan pemerintah diperkirakan akan mulai memberikan dampak yang positif terhadap peningkatan aktifitas perekonomian. Disamping itu proyeksi tersebut juga didasarkan pada pertimbangan: Belanja pemerintah lebih optimal, dimana tender-tender proyek sudah dimulai sejak akhir tahun 2015 dan hambatan-hambatan yang ada dalam APBNP 2015 (seperti perubahan nomenklatur beberapa Kementerian/Lembaga) tidak lagi menjadi isu tahun 2016 ini. Indeks Kepercayaan Konsumen masih baik dengan tren laju inflasi yang menurun. Hal ini mengindikasikan daya beli masyarakat yang masih baik. Ditambah dengan prospek suku bunga yang menurun akan mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga kedepan. Indeks sentimen pebisnis juga membaik, ditambah dengan prospek penurunan suku bunga dan peningkatan konsumsi masyarakat akan mampu mendorong peningkatan produksi dan ekspansi usaha (investasi) kedepan. Sementara itu kontribusi ekspor tampaknya masih sulit diharapkan, mengingat kenaikan harga komoditas utama ekspor kita yang masih relatif rendah. Dengan demikian, motor pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan bertumpu pada belanja pemerintah, konsumsi rumah tangga dan investasi. Sedangkan ekspor diperkirakan belum memberikan kontribusi yang signifikan. Dengan latar belakang seperti itu, maka pertumbuhan ekonomi kita untuk tahun 2016 ini diproyeksikan mencapai 5.15%, lebih baik dari pertumbuhan tahun 2015 sebesar 4.79%. Gross Domestic Product (Sector and Expenditure Side)

7 CPI Components Inflation Rate (%) End of Period (%) MoM (%) YoY (%) Jul-16 Aug-16 Sep-16 Jul-16 Aug-16 Sep-16 Foodstuff (0.68) (0.07) Prepared Food Housing Clothing Medical Care Education Transportation (1.53) 1.22 (1.02) 0.19 (1.49) (1.93) (1.35) Headline Inflation (0.02) Core Administered Price (0.52) 0.14 (0.85) (0.91) (0.38) Volatile Food (0.80) (0.09) Source: BPS GDP Growth (%) Headline & Core Inflation Rate (%) Source: BPS Source: BPS Money Supply & BI Rate Lending Rate Source: Bank Indonesia, CEIC

8 Deposit Rate Government Bond Yield Source: Bloomberg Cement Consumption Industrial Production Car Sales Motorcycle Sales

9 Retail Sales Disclaimer: The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. However, none of any PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) and/or their respective employees and/or agents make any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied) of PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a result of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report. For further information please contact our number

Perkembangan dan Prospek Perekonomian Global dan Domestik

Perkembangan dan Prospek Perekonomian Global dan Domestik Perkembangan dan Prospek Perekonomian Global dan Domestik Agustus 2016 PERKEMBANGAN DAN PROSPEK PEREKONOMIAN GLOBAL AMERIKA SERIKAT Perkembangan ekonomi AS masih belum meningkat signifikan. Hal ini terlihat

Lebih terperinci

November 2016 Highlight 5/2016. Pertumbuhan Harga Properti Residential Masih Lambat

November 2016 Highlight 5/2016. Pertumbuhan Harga Properti Residential Masih Lambat SMF Highlight November 2016 Highlight 5/2016 PASAR PEMBIAYAAN PERUMAHAN: STAGNAN Kondisi pasar perumahan belum menunjukkan perbaikan signifikan. Pertumbuhan ekonomi yang masih lemah ditambah dengan tingkat

Lebih terperinci

Perkembangan dan Prospek Perekonomian Global dan Domestik

Perkembangan dan Prospek Perekonomian Global dan Domestik Perkembangan dan Prospek Perekonomian Global dan Domestik Desember 2016 PERKEMBANGAN DAN PROSPEK PEREKONOMIAN GLOBAL Data terkini dari beberapa negara maju mengindikasikan bahwa perekonomian dunia saat

Lebih terperinci

SMF Highlight AWAL TAHUN 2017, PASAR PEMBIAYAAN PERUMAHAN MELAMBAT. Maret 2017 Highlight 3/2017

SMF Highlight AWAL TAHUN 2017, PASAR PEMBIAYAAN PERUMAHAN MELAMBAT. Maret 2017 Highlight 3/2017 SMF Highlight Maret 2017 Highlight 3/2017 AWAL TAHUN 2017, PASAR PEMBIAYAAN PERUMAHAN MELAMBAT Awal tahun 2017, kondisi pasar pembiayaan perumahan masih flat dengan kecenderungan melambat. Harga properti

Lebih terperinci

SMF Highlight PASAR PEMBIAYAAN PERUMAHAN 2016 : MELAMBAT. Februari 2017 Highlight 2/2017

SMF Highlight PASAR PEMBIAYAAN PERUMAHAN 2016 : MELAMBAT. Februari 2017 Highlight 2/2017 SMF Highlight Februari 2017 Highlight 2/2017 PASAR PEMBIAYAAN PERUMAHAN 2016 : MELAMBAT Kondisi pasar pembiayaan perumahan masih mengalami perlambatan. Hingga akhir tahun 2016, beberapa indikator pembiayaan

Lebih terperinci

Informasi Pembiayaan Perumahan

Informasi Pembiayaan Perumahan Informasi Pembiayaan Perumahan Juni 2016 LATEST UPDATE Sampai dengan triwulan pertama 2016, pertumbuhan harga properti masih terus melambat menjadi 4,2% yoy. Angka ini lebih rendah dari triwulan sebelumnya

Lebih terperinci

Monthly Market Update

Monthly Market Update Monthly Market Update RESEARCH TEAM Ringkasan Ekonomi Indonesia tumbuh 5,18 persen yoy dikuartal kedua 2016, atau lebih tinggi dari Q2 2015 sebesar 4,66 persen yoy dan Q1 2016 sebesar 4,92 persen yoy.

Lebih terperinci

Monthly Market Update

Monthly Market Update Monthly Market Update RESEARCH TEAM Ringkasan Ekonomi Indonesia tumbuh 5,18% yoy dikuartal kedua 2016, atau lebih tinggi dari Q2 2015 sebesar 4,66% yoy dan Q1 2016 sebesar 4,92% yoy. Membaiknya pertumbuhan

Lebih terperinci

Monthly Market Update

Monthly Market Update Monthly Market Update RESEARCH TEAM Ringkasan Ekonomi Indonesia tumbuh 5,18 persen yoy dikuartal kedua 2016, atau lebih tinggi dari Q2 2015 sebesar 4,66 persen yoy dan Q1 2016 sebesar 4,92 persen yoy.

Lebih terperinci

Desember 2016 RESEARCH TEAM

Desember 2016 RESEARCH TEAM RESEARCH TEAM Ringkasan Ekonomi Indonesia tumbuh 5,02% yoy pada kuartal ketiga 2016, lebih tinggi dari Q3 2015 sebesar 4,74% yoy atau lebih rendah dari Q2 2016 sebesar 5,18% yoy. PDB kuartal ketiga 2016

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

R i Danareksa Research Institute

R i Danareksa Research Institute MARKET SCREEN, 2 JULI 2015 R i Danareksa Research Institute Prediksi periode minor (1-5 hari): Melemah Prediksi periode intraday: Sideways menguat Level support-resistance: 4,885.1-4,941.9 Saham yang layak

Lebih terperinci

R i Danareksa Research Institute

R i Danareksa Research Institute MARKET SCREEN, 22 MEI 2015 R i Danareksa Research Institute Prediksi periode minor (1-5 hari): Sideways menguat Prediksi periode intraday: Sideways melemah Level support-resistance: 5,248.8-5,367.7 Saham

Lebih terperinci

Juni 2017 RESEARCH TEAM

Juni 2017 RESEARCH TEAM RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia kuartal pertama 2017 tumbuh 5,01% yoy. Angka ini lebih tinggi dibandingkan PDB pada kuartal keempat 2016 sebesar 4,94%(yoy) dan kuartal ketiga 2016 sebesar 4,92%

Lebih terperinci

Perkembangan Terkini Perekonomian Global dan Nasional serta Tantangan, dan Prospek Ekonomi ke Depan. Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur

Perkembangan Terkini Perekonomian Global dan Nasional serta Tantangan, dan Prospek Ekonomi ke Depan. Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur 1 Perkembangan Terkini Perekonomian Global dan Nasional serta Tantangan, dan Prospek Ekonomi ke Depan Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur ALUR PIKIR 2 PEREKONOMIAN GLOBAL PEREKONOMIAN DOMESTIK

Lebih terperinci

Monthly Market Update

Monthly Market Update Monthly Market Update RESEARCH TEAM Ringkasan Ekonomi Indonesia tumbuh 4,92 persen yoy dikuartal pertama 2016 (-0,34% qoq), atau lebih tinggi dari Q1 2015 sebesar 4,73 persen yoy dan melambat dibandingkan

Lebih terperinci

Monthly Market Update

Monthly Market Update Monthly Market Update RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% yoy pada kuartal keempat 2016. Angka ini lebih rendah dibandingkan PDB pada kuartal sebelumnya yaitu sebesar 5,02% (yoy). Pada

Lebih terperinci

R i Danareksa Research Institute

R i Danareksa Research Institute MARKET SCREEN, 16 JUNI 2015 R i Danareksa Research Institute Prediksi periode minor (1-5 hari): Melemah Prediksi periode intraday: Sideways melemah Level support-resistance: 4,778.6-4,956.1 Saham yang

Lebih terperinci

R i Danareksa Research Institute

R i Danareksa Research Institute MARKET SCREEN, 9 JUNI 2015 R i Danareksa Research Institute Prediksi periode minor (1-5 hari): Sideways melemah Prediksi periode intraday: Sideways menguat Level support-resistance: 4,954.3-5,119.3 Saham

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Kinerja CARLISYA PRO SAFE 29-Jan-16 NAV: (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total Dana Kelolaan 395,930,218.07 10 0-100% Kinerja - Inflasi (Jan 2016) 0.51% Deskripsi Jan-16 YoY - Inflasi (YoY) 4.14% - BI Rate 7.25% Yield

Lebih terperinci

Februari 2017 RESEARCH TEAM

Februari 2017 RESEARCH TEAM RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% yoy pada kuartal keempat 2016. Angka ini lebih rendah dibandingkan PDB pada kuartal sebelumnya yaitu sebesar 5,02% (yoy). Pada kuartal terakhir ini,

Lebih terperinci

MACROECONOMIC REPORT JUNI, 2014

MACROECONOMIC REPORT JUNI, 2014 INFLASI BULAN MEI TERCATAT 0,1% Pada bulan Mei 2014, laju inflasi tercatat sebesar 0,1%. Faktor pendukung inflasi karena harga makanan jadi dan minuman yang meningkat. Inflasi tahun kalender sebesar 1,56%,

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

Kinerja CARLISYA PRO MIXED 29-Jan-16 NAV: 1,707.101 Total Dana Kelolaan 12,072,920,562.29 - Pasar Uang 0-90% - Deposito Syariah - Efek Pendapatan Tetap 10-90% - Syariah - Efek Ekuitas 10-90% - Ekuitas Syariah 12.37% 48.71% 38.92%

Lebih terperinci

Monthly Market Update

Monthly Market Update Monthly Market Update RESEARCH TEAM Ringkasan Ekonomi Indonesia tumbuh 4,92 persen yoy dikuartal pertama 2016 (-0,34% qoq), atau lebih tinggi dari Q1 2015 sebesar 4,73 persen yoy dan melambat dibandingkan

Lebih terperinci

MACROECONOMIC REPORT JULI, 2014

MACROECONOMIC REPORT JULI, 2014 INFLASI BULAN JUNI TERCATAT 0,43% Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, inflasi pada bulan Juni 2014 mencapai 0,43%. Inflasi Juni lebih tinggi dari Mei 2014 yang sebesar 0,16%. Inflasi secara berurutan

Lebih terperinci

expenditure) naik 0,4 persen dibulan Mei. Pertumbuhan keduanya tercatat melambat

expenditure) naik 0,4 persen dibulan Mei. Pertumbuhan keduanya tercatat melambat MARKET SCREEN 30 JUNI 2016 Periode Minor (1-5 hari) : Sideways menguat Periode Intraday : Sideways menguat Support-Resistance : 4,881.3-5,029.5 Saham yang layak dicermati ASII, AUTO, GGRM, HMSP, AISA,

Lebih terperinci

Juni Danareksa Investment Management PEREKONOMIAN GLOBAL. Perekonomian Amerika ( AS )

Juni Danareksa Investment Management PEREKONOMIAN GLOBAL. Perekonomian Amerika ( AS ) PEREKONOMIAN GLOBAL Perekonomian Amerika ( AS ) Selama kuartal pertama 2012, ekonomi AS tumbuh 2,1% tahunan ( yoy ) lebih baik dibandingkan kuartal keempat 2011 yang hanya 1,6% yoy. Konsumsi domestik mencatat

Lebih terperinci

R i Danareksa Research Institute

R i Danareksa Research Institute MARKET SCREEN, 3 JUNI 2015 R i Danareksa Research Institute Prediksi periode minor (1-5 hari): Sideways melemah Prediksi periode intraday: Sideways melemah Level support-resistance: 5,172.0-5,236.5 Saham

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis

Lebih terperinci

Pola Indikator Teknikal

Pola Indikator Teknikal MARKET SCREEN 24 JUNI 2016 Periode Minor (1-5 hari) : Sideways menguat Periode Intraday : Sideways menguat Support-Resistance : 4,833.2-4,920.1 Saham yang layak dicermati ASII, AUTO, TSPC, ULTJ, SMCB,

Lebih terperinci

Kinerja CENTURY PRO FIXED

Kinerja CENTURY PRO FIXED 29-Jan-16 NAV: Total Dana Kelolaan 3,058,893,148.56 - Keuangan - Infrastruktur 0-80% AAA A - 66.33% 15.52% 18.15% - Inflasi (Jan 2016) - Inflasi (YoY) - BI Rate 0.51% 4.14% 7.25% Kinerja Sejak pe- Deskripsi

Lebih terperinci

MACROECONOMIC REPORT AGUSTUS, 2014

MACROECONOMIC REPORT AGUSTUS, 2014 INFLASI BULAN JULI TERCATAT 0,93 % Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ada beberapa andil penyebab inflasi bulan Juli yang mencapai 0,93%. BPS menyatakan angka tersebut lebih tinggi jika dibandingakan

Lebih terperinci

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran 29-Jan-16 NAV: 1,949.507 Total Dana Kelolaan 3,914,904,953.34 Pasar Uang 0-90% Ekuitas 77.38% Efek Pendapatan Tetap 10-90% Obligasi 12.93% Efek Ekuitas 10-90% Pasar Uang 8.82% 0.87% Keuangan A Deskripsi

Lebih terperinci

Sinyal Negatif. Technical Analysis Stock Shoot 3 Juni Infrastructure. Target Juni 13 Juni Analisa teknis.

Sinyal Negatif. Technical Analysis Stock Shoot 3 Juni Infrastructure. Target Juni 13 Juni Analisa teknis. Infrastructure 1050 Saham Pilihan 3 Juni 1 ADHI WIKA JSMR Topik pilihan Investasi Asing di Sektor Infrastruktur Harus Dibatasi, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menilai, Indonesia membutuhkan bantuan dana

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter

Lebih terperinci

Perkembangan Hari Ini

Perkembangan Hari Ini R i Danareksa Research Institute MARKET SCREEN 23 JUNI 2016 Periode Minor (1-5 hari) : Sideways menguat Periode Intraday : Sideways menguat Support-Resistance : 4,868.6-4,913.3 Saham yang layak dicermati

Lebih terperinci

OPTIMISME KINERJA PEREKONOMIAN INDONESIA PASCA BREXIT. Oleh: Irfani Fithria dan Fithra Faisal Hastiadi Vol. 2. Pendahuluan. Pertumbuhan Ekonomi

OPTIMISME KINERJA PEREKONOMIAN INDONESIA PASCA BREXIT. Oleh: Irfani Fithria dan Fithra Faisal Hastiadi Vol. 2. Pendahuluan. Pertumbuhan Ekonomi OPTIMISME KINERJA PEREKONOMIAN 2016 Vol. 2 INDONESIA PASCA BREXIT Oleh: Irfani Fithria dan Fithra Faisal Hastiadi Pendahuluan T ahun 2016 disambut dengan penuh optimisme dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

Perkembangan Hari Ini

Perkembangan Hari Ini R i Danareksa Research Institute MARKET SCREEN 29 JUNI 2016 Periode Minor (1-5 hari) : Sideways melemah Periode Intraday : Sideways menguat Support-Resistance : 4,814.2-4,924.6 Saham yang layak dicermati

Lebih terperinci

Perkembangan Hari Ini

Perkembangan Hari Ini R i Danareksa Research Institute MARKET SCREEN 21 JUNI 2016 Periode Minor (1-5 hari) : Sideways menguat Periode Intraday : Sideways menguat Support-Resistance : 4,816.9-4,886.8 Saham yang layak dicermati

Lebih terperinci

Monthly Market Update

Monthly Market Update Monthly Market Update RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia tumbuh 5,02% yoy pada kuartal ketiga 2016, lebih tinggi dari 2015 sebesar 4,74% yoyatau lebih rendah dari 2016 sebesar 5,18% yoy. PDB kuartal

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO FIXED

Kinerja CARLISYA PRO FIXED 29-Jan-16 NAV: Total Dana Kelolaan 1,728,431,985.66 Pasar Uang 0-80% Deposito Syariah 6.12% 93.88% Infrastruktur 87.50% Disetahunkaluncuran Sejak pe- Deskripsi Jan-16 YoY Keuangan 12.50% Yield 0.64% 7.66%

Lebih terperinci

Level psikologis IHSG terletak di angka Resistance 3 4,947 Resistance 2 4,936 Resistance 1 4,931. Pivot Point 4,925

Level psikologis IHSG terletak di angka Resistance 3 4,947 Resistance 2 4,936 Resistance 1 4,931. Pivot Point 4,925 IHSG Netral 4.900 Saham Pilihan 16 Juni 24 Juni 2014 CTRA EXCL TBIG Topik pilihan Bursa saham Jepang bergerak melemah pada sesi pertama perdagangan Senin (16/6) terkait dengan kecemasan pasar terhadap

Lebih terperinci

PENGHARGAAN DI TAHUN 2008

PENGHARGAAN DI TAHUN 2008 PENGHARGAAN DI TAHUN 2008 Investor Award 2008 Pada bulan Mei 2008 SG memperoleh penghargaan Investor Awards, The Best Listed Companies 2008 khusus di sektor Industri Dasar dan Primer. Indonesia Property

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Perkembangan Inflasi di Indonesia Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang, dimana adanya perubahan tingkat inflasi sangat berpengaruh terhadap stabilitas

Lebih terperinci

Trend Analysis 3 April 2014

Trend Analysis 3 April 2014 Jakarta Composite Index Daily Laju pergerakan IHSG menjelang Tanggal 9 April cenderung menguji level resistance di angka 4.920, di dukung dengan suasana minggu tenang yang memberikan efek mimin sentuimen

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran,Triwulan III - 2005 135 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2005 Tim Penulis

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Perkembangan Inflasi di Indonesia 14 INFLASI 12 10 8 6 4 2 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber: Hasil Olahan Data Oleh Penulis (2016) GAMBAR 4.1. Perkembangan

Lebih terperinci

MARKET CORNER. Technical Approach October 8 th, 2014 SIKLUS YANG BERULANG DI IHSG?

MARKET CORNER. Technical Approach October 8 th, 2014 SIKLUS YANG BERULANG DI IHSG? Technical Approach October 8 th, 2014 SIKLUS YANG BERULANG DI IHSG? In the middle of difficulty lies opportunity Albert Einstein Melihat pergerakan bursa efek Indonesia di sepanjang tahun 2014, secara

Lebih terperinci

Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015

Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2015 Asumsi Dasar Ekonomi Makro Tahun 2015 Indikator a. Pertumbuhan ekonomi (%, yoy) 5,7 4,7 *) b. Inflasi (%, yoy) 5,0 3,35

Lebih terperinci

Monthly Market Update

Monthly Market Update RESEARCH TEAM Ringkasan Pada terjadi inflasi sebesar 0,19 persen MoM dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 123,75, setelah dibulan sebelumnya terjadi deflasi sebesar 0,09 persen MoM. Secara tahunan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan ekonomi dunia dewasa ini berimplikasi pada eratnya hubungan satu negara dengan negara yang lain. Arus globalisasi ekonomi ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan ekonomi, baik perkembangan ekonomi domestik

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan ekonomi, baik perkembangan ekonomi domestik BAB I PENDAHULUAN 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan moneter di Indonesia telah mengalami berbagai perubahan seiring dengan perkembangan ekonomi, baik perkembangan ekonomi domestik maupun global.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO PEREKONOMIAN GLOBAL PEREKONOMIAN DOMESTIK PROSPEK DAN RISIKO KEBIJAKAN BANK INDONESIA 2 2 PERTUMBUHAN EKONOMI DUNIA TERUS MEMBAIK SESUAI PERKIRAAN... OUTLOOK

Lebih terperinci

Economic Update. Exhibit 1. Kontribusi Lapangan Usaha Terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Exhibit 2. Kontribusi Penggunaan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Economic Update. Exhibit 1. Kontribusi Lapangan Usaha Terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Exhibit 2. Kontribusi Penggunaan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Highlights PDB Indonesia Triwulan I 2010 Tumbuh +5,7% YoY Laju Inflasi April 2010 Meningkat Pertumbuhan Impor Lebih Cepat Dari Ekspor Maret 2010 BI Rate Tetap Pada Level 6,5% Ratna Lim Ratna@megaci.com

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Kinerja CARLISYA PRO SAFE 29-Jan-16 NAV: Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan Dana Investasinya pada portfolio investasi Syariah yang disediakan pihak perusahaan. (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total

Lebih terperinci

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3%

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3% 1 Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3% Prediksi tingkat suku bunga SPN 3 Bulan tahun 2016 adalah sebesar 6,3% dengan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi internal maupun eksternal. Data yang digunakan

Lebih terperinci

Edisi Mei 2015 Data per tanggal 30 April 2015

Edisi Mei 2015 Data per tanggal 30 April 2015 Edisi Data per tanggal 30 April 2015 Inflasi April meningkat didorong harga minyak dunia Inflasi bulan April secara bulanan tercatat sebesar 0,36%mom atau 6,79%yoy. Inflasi bulan April bersumber dari kenaikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia.

I. PENDAHULUAN. Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia. Manusia melakukan kegiatan konsumsi berarti mereka juga melakukan pengeluaran. Pengeluaran untuk

Lebih terperinci

Edisi Mei 2015 Data per tanggal 30 April Inflasi April meningkat didorong harga minyak dunia. Inflasi April 2015 (%)

Edisi Mei 2015 Data per tanggal 30 April Inflasi April meningkat didorong harga minyak dunia. Inflasi April 2015 (%) Edisi Data per tanggal 30 April 2015 Inflasi April meningkat didorong harga minyak dunia Inflasi bulan April secara bulanan tercatat sebesar 0,36%mom atau 6,79%yoy. Inflasi bulan April bersumber dari kenaikan

Lebih terperinci

Perkembangan & Prospek Perekonomian Indonesia Februari 2016

Perkembangan & Prospek Perekonomian Indonesia Februari 2016 Perkembangan & Prospek Perekonomian Indonesia 2016 Februari 2016 Economic Research PT Danareksa (Persero) Jl. Medan Merdeka Selatan No. 14 Jakarta 10110 Tel. (6221) 350 9777 ext: 3602 Fax: (6221) 3501709

Lebih terperinci

PT Adaro Energi Tbk. On track to build a bigger and better ADRO. Company Profile. ADRO Key Takeaway Investor Day 2010

PT Adaro Energi Tbk. On track to build a bigger and better ADRO. Company Profile. ADRO Key Takeaway Investor Day 2010 On track to build a bigger and better ADRO Company Profile Perseroan lewat anak perusahaannya Adaro Indonesia merupakan perusahaan produsen batubara tunggal terbesar di Indonesia dengan cadangan (reserve)

Lebih terperinci

Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016

Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016 Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016 Overview Beberapa waktu lalu Bank Indonesia (BI) dalam RDG 13-14 Januari 2016 telah memutuskan untuk memangkas suku bunga

Lebih terperinci

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap 31-Jan-17 NAV: 2,098.321 CENTURY PRO Adalah gabungan dari produk asuransi seumur hidup (whole life) dan investasi dimana Pemegang Polis mempunyai kebebasan

Lebih terperinci

CARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap

CARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap CARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap 31-Jan-17 NAV: 1,494.165 CARLISYA PRO Adalah gabungan dari Dana Tabarru dan Dana Investasi dimana Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan

Lebih terperinci

Perkembangan & Prospek Perekonomian Indonesia Maret 2015

Perkembangan & Prospek Perekonomian Indonesia Maret 2015 Perkembangan & Prospek Perekonomian Indonesia 2015 Maret 2015 Economic Research PT Danareksa (Persero) Jl. Medan Merdeka Selatan No. 14 Jakarta 10110 Tel. (6221) 350 9777 ext: 3602 Fax: (6221) 3501709

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional mempunyai peranan sangat penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

Weekly Technical View

Weekly Technical View Weekly Technical View Time to Take Profit Technical Report Feb 23, 2015 Market Recap Pada minggu lalu indeks pergerakan indeks cukup volatile, namun sentiment penurunan BI rate berhasil mendorong indeks

Lebih terperinci

CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang

CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang 31-Jan-17 NAV: 1,355.077 CARLISYA PRO Adalah gabungan dari Dana Tabarru dan Dana Investasi dimana Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan

Lebih terperinci

Kondisi Perekonomian Indonesia

Kondisi Perekonomian Indonesia KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Kondisi Perekonomian Indonesia Tim Ekonomi Kadin Indonesia 1. Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan

Lebih terperinci

2. Perkembangan Makroekonomi Terkini

2. Perkembangan Makroekonomi Terkini Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan IV-2007 2. Perkembangan Makroekonomi Terkini Penguatan pertumbuhan ekonomi Indonesia diprakirakan terus berlanjut pada triwulan IV-2007. PDB triwulan IV-2007 diprakirakan

Lebih terperinci

Analisis Triwulanan Perkembangan Moneter, Perbankan Dan Sistem Pembayaran Triwulan III 2015 ANALISIS TRIWULANAN

Analisis Triwulanan Perkembangan Moneter, Perbankan Dan Sistem Pembayaran Triwulan III 2015 ANALISIS TRIWULANAN Analisis Triwulanan Perkembangan Moneter, Perbankan Dan Sistem Pembayaran Triwulan III 2015 109 ANALISIS TRIWULANAN Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Triwulan III 2015 Tim Penulis Laporan

Lebih terperinci

DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG

DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat, ternyata berdampak kepada negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian suatu negara dapat ditinjau dari variabelvariabel makroekonomi yang mampu melihat perekonomian dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Variabelvariabel

Lebih terperinci

Edisi 011/ Agustus /2015 Data per tanggal 31 Juli 2015

Edisi 011/ Agustus /2015 Data per tanggal 31 Juli 2015 Edisi 11/ Agustus /215 Data per tanggal 31 Juli 215 Inflasi bulan Juli terkendali dan terendah dalam empat tahun terakhir Inflasi bulan Juli 215 tercatat sebesar,93%mom atau 7,26%yoy, relatif terkendali

Lebih terperinci

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran 29-Jan-16 NAV: 1,949.507 Total Dana Kelolaan 3,914,904,953.34 Pasar Uang 0-90% Ekuitas 77.38% Efek Pendapatan Tetap 10-90% Obligasi 12.93% Efek Ekuitas 10-90% Pasar Uang 8.82% 0.87% Keuangan A Deskripsi

Lebih terperinci

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah

Lebih terperinci

TINJAUAN EKONOMI Januari 2010

TINJAUAN EKONOMI Januari 2010 TINJAUAN EKONOMI Januari 2 Cadangan Devisa Sumber : Bank Indonesia dan Data Olahan Erdikha Awal Tahun 2, BI rate inline dengan konsensusnya Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. 10-Mar-2004 Pasar Uang 100% Obligasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan Juli 27 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha Rusman Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna Said X-5 Kav.

Lebih terperinci

PROSPEK EKONOMI INDONESIA 2014

PROSPEK EKONOMI INDONESIA 2014 KOMITE EKONOMI NASIONAL PROSPEK EKONOMI INDONESIA 214 Tantangan Ekonomi di Tengah Tahun Politik i PENGANTAR Ketua Komite Ekonomi Nasional Assalamu alaikum Wr. Wrb Untuk mengendalikan tekanan inflasi sekaligus

Lebih terperinci

Special Report LAPORAN KHUSUS FUNDAMENTAL & TEKNIKAL

Special Report LAPORAN KHUSUS FUNDAMENTAL & TEKNIKAL LAPORAN KHUSUS FUNDAMENTAL & TEKNIKAL Research Department DISCLAIMER: All contents of this report have been prepared by the Research Dept. of Valbury Asia Futures and are provided solely for informational

Lebih terperinci

LAPORAN EKONOMI MAKRO KUARTAL III-2014

LAPORAN EKONOMI MAKRO KUARTAL III-2014 LAPORAN EKONOMI MAKRO KUARTAL III-2014 Proses perbaikan ekonomi negara maju terhambat tingkat inflasi yang rendah. Kinerja ekonomi Indonesia melambat antara lain karena perlambatan ekspor dan kebijakan

Lebih terperinci

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global Fokus Negara IMF Orang-orang berjalan kaki dan mengendarai sepeda selama hari bebas kendaraan bermotor, diadakan hari Minggu pagi di kawasan bisnis Jakarta di Indonesia. Populasi kaum muda negara berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun

Lebih terperinci

Weekly Technical View

Weekly Technical View Weekly Technical View More to downside than the upside Technical Report Feb 16, 2015 Market Recap Pada minggu lalu indeks bergerak mixed dengan kecenderungan naik, yang ditutup dilevel penutupan tertinggi.

Lebih terperinci

R i Danareksa Research Institute

R i Danareksa Research Institute MARKET SCREEN, 22 JUNI 2015 R i Danareksa Research Institute Prediksi periode minor (1-5 hari): Menguat Prediksi periode intraday: Sideways menguat Level support-resistance: 4,947.8-5,007.2 Saham yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar Rupiah terus mengalami tekanan depresiasi. Ketidakpastian pemulihan ekonomi dunia juga telah

Lebih terperinci

Weekly Technical View

Weekly Technical View Weekly Technical View Consolidation Time Technical Report Jan 12, 2015 Market Recap Pada minggu lalu indeks mengalami koreksi sebesar 0.5% dan ditutup dilevel 5216,66, koreksi ini merupakan koreksi yang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

Market Maker 12 Desember 2017 Ver.1.581

Market Maker 12 Desember 2017 Ver.1.581 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Market Maker 12 Desember 2017 Ver.1.581 Signal Negative Last 6.026 Target 6.010 Kinerja IHSG 52wk Range 5,022 6,082 Highlight Kinerja harian IHSG cenderung melemah untuk

Lebih terperinci

Fundamental forex adalah metode analisa yang menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian -

Fundamental forex adalah metode analisa yang menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian - Analisa Fundamental I. Fundamental Forex I.1 Faktor penggerak pasar Fundamental forex adalah metode analisa yang menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian - kejadian yang secara langsung maupun

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia PMDN dapat diartikan sebagai kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

Edisi Mei 2015 Data per tanggal 30 April 2015

Edisi Mei 2015 Data per tanggal 30 April 2015 Edisi Data per tanggal 30 April 2015 Inflasi April meningkat didorong harga minyak dunia Inflasi bulan April secara bulanan tercatat sebesar 0,36%mom atau 6,79%yoy. Inflasi bulan April bersumber dari kenaikan

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN:

ANALISIS TRIWULANAN: ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2014 261 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2014 Tim Penulis

Lebih terperinci