Oleh Pdt. Daniel Ronda, Th.M[1] Pendahuluan:
|
|
- Dewi Yanti Sumadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Oleh Pdt. Daniel Ronda, Th.M[1] Pendahuluan: Adalah kunci bagi seorang hamba Tuhan untuk menguasai teknik menafsir Alkitab atau yang dikenal dengan nama hermeneutika. Karena dengan penafsiran yang baik akan menghasilkan suatu khotbah yang bermutu di mana ini merupakan kebutuhan vital jemaat.[2] Salah satu teknik penafsiran yang baru lagi dihargai dalam kelompok evangelikal adalah penafsiran naratif biblika. Telah terjadi perubahan yang mendasar sikap kaum evangelikal terhadap pentingnya naratif biblika. Pada waktu lalu (sampai tahun 70-an) kaum evangelikal sangat jarang memfokuskan naratif Alkitab. Padahal teologi dalam Perjanjian Lama dan juga sebagian Perjanjian Baru diberikan kepada manusia dalam bentuk naratif. Yesus sendiri seringkali memberikan pengajaran dalam bentuk perumpamaan. Namun fokus lebih banyak diberikan kepada tulisan Paulus yang bersifat didaktik sehingga dapat dikatakan bahwa teologi kaum evangelikal sangat banyak mengarah kepada teologi Paulus.[3] Dalam paper ini saya akan menjabarkan: 1) apa itu penafsiran naratif; 2) mengapa ini 1 / 8
2 penting dan baru dihidupkan dalam kaum Injili; dan 3) contoh pemakaiannya; serta 4) bagaimana hamba-hamba Tuhan mengembangkan teknik penafsiran naratif ini. Apa Itu Penafsiran Naratif? Penafsiran naratif atau disebut juga kritik naratif adalah Cabang dari kritik sastra yang disebut dan mirip dengan apa yang telah dikerjakan oleh para pembaca sastra klasik berabad-abad lamanya. Upaya meneliti Alkitab sebagai sastra (literatur) dalam sekolah umum dan perguruan tinggi. [4] Di dalam penafsiran naratif, maka cara yang dipakai dalam menafsir naratif dalam Alkitab dengan menganalisis alur cerita (plot), tema, motif-motif, watak (karakterisasi), gaya (style), gambaran pidato, simbolik, bayangan, pengulangan, kecepatan waktu dalam naratif, sudut pandangan, dll.[5] Harus dicatat bahwa kritik naratif dalam gereja Protestan (mainline) pengkajiannya lebih mementingkan nilai estetika sastranya daripada nilai teologi dan moral. Sedangkan kaum evangelikal mempercayai bahwa informasi dalam naratif ada inspirasi ilahi di dalamnya. [6] Pertanyaan selanjutnya, bagaimana memakai bentuk naratif di dalam khotbah? Jelas bahwa setiap penafsir harus mulai dengan eksegesis dan mengaplikasikannya ke khotbah. Tetapi penafsiran ini tidak memakai prinsip tiga poin khotbah yang disusun secara logis di sekitar garis besar utama dalam teks, melainkan khotbah disusun berdasarkan mengikuti cerita tersebut, menceritakan kembali drama dan membantu jemaat menghidupkan kembali drama dan tensi dalam narasi.[7] Di sini latar belakang cerita menjadi alat dalam khotbah, yang menuntun jemaat kepada situasi mula-mula dan mengaplikasikan ke situasi saat ini. Jadi dalam menyusun outline-nya disusun secara alami (bisa dua, tiga atau lebih m ain point ) tergantung dari ceritanya. 2 / 8
3 Mengapa Naratif Itu Penting dan Baru Dihidupkan Kembali? Seperti yang dikatakan di atas penghargaan terhadap naratif baru dihidupkan dalam penafsiran evangelikal. Mengapa demikian? Ini jelas berhubungan dengan munculnya liberalisme pada pertengahan abad-18 an dengan munculnya kelompok Tubingen yang dipimpin oleh Ferdinand Christian Baur. Baur adalah mahaguru di Universitas Tubingen Jerman yang menerapkan filsafat dialektik Hegelian (tesis, antitesis, sintesis) dalam Alkitab. Sebagai contoh, kitab Kisah Para Rasul (KPR) adalah hasil dari seorang sejarawan yang revisionis yaitu sintesis dari Kristen Yahudi (tesis) dan Kristen non-yahudi (antitesis). Singkatnya, KPR hanya memberikan sedikit saja kebenaran fakta sejarah karena ditulis pada abad kedua oleh seorang yang tidak dikenal yang menteologikan peristiwa-peristiwa dan membuat idealisasi sejarah kekristenan.[8] Walaupun di kalangan kelompok Tubingen, pendapat ini masih diragukan, namun inilah cikal bakal munculnya gerakan yang lebih ekstrim terhadap fakta historis baik di dalam keempat Injil maupun KPR yang melahirkan konsep kritik teks ( redaction criticism ). Dapat dipahami mengapa reaksi kaum evangelikal sangat negatif. Bagi kaum evangelikal, setiap keraguan terhadap keakuratan sejarah dari Alkitab, maka itu merupakan serangan terhadap hakikat kekristenan. Sehingga kaum evangelikal menghadapi serangan ini membuat suatu pernyataan: bahwa para penulis kitab Injil bukanlah seorang teolog, tetapi sejarawan. Jadi kaum evangelikal menghindari pembahasan mengenai motivasi teologi dari penulis Injil dan juga tidak mau membahas maksud teologis dari suatu cerita/naratif.[9] Secara radikal dapat dikatakan bahwa Kitab Injil dan KPR telah dianggap sebagai dokumen sejarah dan mencoba menghindari ciri teologisnya. Dengan kata lain narasi di dalam Alkitab tidak lebih merupakan fakta historis saja. Hal ini diperkuat oleh teolog evangelikal mula-mula seperti Bernard Ramm, John Stott, Gordon Fee dan Douglas Stuart dalam bukunya How to Read the Bible for All its Worth (1981). Mereka beranggapan bahwa cerita naratif tidaklah seberharga pengajaran didaktis. Malah Fee dan Stuart berkata, Kecuali jika Alkitab secara eksplisit memberitahukan kita bahwa kita harus melakukan sesuatu, apa yang bersifat narasi dan penjelasannya tidak dapat berfungsi sebagai sesuatu yang normatif. [10] Jadi doktrin tidak dapat didasarkan atas naratif saja karena naratif tidak dapat diukur ketepatannya. Namun, pada tahun 80-an ke atas muncul ahli-ahli Alkitab dari kelompok evangelikal seperti Howard Marshall, Grant Osborne, Robert Stein, Joel Green, Darell Bock, Craig 3 / 8
4 Blomberg (dan masih banyak lagi). Mereka mulai mengembangkan konsep kritik teks seperti yang dilakukan ahli Alkitab dari Jerman (gereja main line), namun mempertahankan otoritas Alkitab sebagai Firman Allah. Dan pada saat yang sama, mereka mulai melihat bahwa ada perspektif teologis dalam kitab Injil dan KPR. Mereka menyatakan bahwa penulis Injil adalah benar seorang teolog dan mereka menuliskannya dengan berita khusus yang harus dipercayai oleh jemaat. Dengan kata lain, kitab Injil dan KPR diceritakan dengan membawa berita teologis. Di gereja-gereja Indonesia sendiri juga baru mengalami kebangkitan kembali metode naratif ini. E. G. Singgih, yang dianggap sebagai pelopor kembali penafsiran naratif mengemukakan bahwa cerita-cerita Alkitab di gereja-gereja Indonesia telah turun derajatnya menjadi hanya dianggap cerita anak-anak untuk sekolah minggu saja. Bahkan para pendeta tidak merasa perlu menguasai metode naratif ini karena gaya sistematis dan teologis telah cukup lama berkuasa di gereja.[11] Kesadaran baru mulai tumbuh dengan melihat cerita Alkitab berbicara utuh pada dirinya sendiri dan perlu pendekatan khusus untuk memahami makna teologisnya. Bila ini telah diterima, maka jelas sekali pentingnya mengembangkan penafsiran naratif karena melaluinya dapat digali kekayan naratif di dalam Alkitab termasuk kitab Injil dan KPR. Grant Osborne berkata, Saya menentang kecenderungan untuk menolak dimensi teologis naratif bersifat tidak langsung daripada langsung. Ini menyngkali hasil dari kritik teks yang telah menunjukkan bahwa naratif biblika adalah sesungguhnya bersifat teologis sebagai intinya dan menuntun pembaca untuk menghidupkan kembali kebenaran yang terbungkus dalam cerita. Naratif tidaklah langsung sebagaimana materi yang bersifat didaktis, tetapi memiliki poin teologis dan mengharapkan pembaca berinteraksi dengan beritanya. Alasan saya adalah naratif biblika dalam bentuknya bahkan lebih baik daripada pengajaran yang diaplikasikan kepada situasi yang sama di dalam kehidupan manusia. [12] Jelaslah dengan perkembangan di atas, naratif di dalam Injil, KPR dan kitab lainnya telah memiliki makna yang baru dan berharga di dalam kehidupan jemaat. Contoh Naratif: Matius 28[13] Matius 28 adalah cerita tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan hubungan dengan misi Kristen. Biasanya orang tertarik membahas ayat saja yaitu dengan mengekesegesis atau mengeksposisi kata pergi, jadikanlah, ajarlah, baptislah. Bahkan dalam mencoba menemukan 4 / 8
5 grammar -nya dengan mengatakan bahwa kata jadikanlah yang merupakan maksud utama, alasannya dengan terdapatnya kata sandang tersendiri yang tidak ada pada ketiga kata perintah itu. [14] Walaupun ini benar bahwa hanya kata jadikanlah yang berisi kata sandang, tidak berarti bahwa itu inti dari berita dalam naratif. Bila memang kata jadikanlah yang menjadi inti, tentu Injil Markus dalam pasal 16 yang berisi catatan tentang perintah Yesus akan menyebut hal yang sama. Ternyata kata pergi menjadi dominan dalam misi. Berdasarkan naratif ini lalu dihubungkan, mengapa perlu menyebarluaskan berita tentang Kristus. Bila kita mengikuti pola penafsiran naratif, maka akan dilihat aktor, setting, plotnya. Aktornya adalah Yesus, para murid, wanita-wanita, malaikat, para serdadu dan pemimpin agama. Plot dari narasi ini adalah adanya upaya menutupi kebenaran kebangkitan dengan cara dua cara. Pertama, menutup kubur dengan batu yang besar, dijaga serdadu dan diberi materai (pasal 27). Namun upaya itu gagal. Kedua, dengan menyuap para serdadu, para pemimpin agama mengharapkan bahwa akan terbentuk opini mayat itu dicuri. Itulah sebabnya pada sisi lain, malaikat menyuruh para wanita pergi untuk menyampaikan berita bahwa Kristus sudah bangkit. Dan Yesus pun menyuruh mereka pergi menyampaikan kemenangan kebangkitan ini. Setting dari narasi ini adalah di gua kubur, di suatu tempat lain dengan suasana takut bercampur gembira serta adanya kepastian aan kemenangan. Tetapi tokoh antagonis menginginkan kematian Yesus selama-lamanya. Bila hendak disampaikan dalam bentuk khotbah, maka salah satu main point dapat diambil dari plotnya yaitu misi kemenangan Kristus harus diberitakan karena ada yang berupaya menutupi kebenaran itu. Kemudian bisa mengambil dari setting -nya di mana adanya kepastian kemenangan menghilangkan ketakutan. Ini hanya merupakan contoh singkat betapa model penafsiran naratif akan memperkaya kehidupan jemaat. 5 / 8
6 Kesimpulan Nenek moyang orang Indonesia kaya akan cerita di mana dengan bercerita mereka meneruskan pesan moral kepada generasi berikutnya. Cerita bagi orang Asia memiliki kekuatan untuk membentuk diri seseorang, bahkan membentuk masyarakat yang mendengarnya.[15] Alkitab pada saat yang sama mempunyai kemiripan dalam menyampaikan maksud Allah yaitu melalui cerita. Itu sebabnya penting seorang hamba Tuhan untuk belajar metode panafsiran naratif ini. Bila di Barat orang Kristen mulai menghargai cara orang Asia mendidik generasi penerus dengan cerita, [16] maka adalah kewajiban setiap hamba Tuhan belajar hal ini lebih serius mengembangkannya, yang pada akhirnya dapat memperkuat dunia kekristenan. [1] Disampaikan di Kapel STT Jaffray Makassar, 27 Januari [2] Ingat bahwa Protestantisme sejak Luther dan Calvin pada zaman reformasi sangat mementingkan pemberitaan Firman Tuhan dalam ibadah yang menggantikan misa yaitu korban Kristus yang menjadi sentral dalam ibadah seperti yang dilanjutkan dalam tradisi Katolik. [3] Lihat diskusi dalam Robert P. Menzies, The Quiet Revolution: The New Role of Narrative in Evangelical Hermeneutics, dalam presentasi di Asian Evangelical Society, Manila: 19 Januari / 8
7 [4] A. A. Sitompul & U. Beyer, Metode Penafsiran Alkitab (Jakarta: BPKGM, 1998), 302. [5] Ibid., 303. Karena keterbatasan tempat untuk mambahas satu per satu tentang plot, dsb., maka buku yang baik untuk itu adalah Metode Penafsiran Alkitab oleh Sitompul dan Beyer. Walaupun harus diingat bahwa buku ini tidak mewakili pandangan kaum evangelikal, namun prinsip-prinsip penafsiran bisa dipakai dengan presuposisi yang jelas bahwa Alkitab adalah Firman Allah. [6] Ini juga merupakan kesimpulan Sitompul dan Beyer, Metode Penafsiran Alkitab, 303. [7] Grant R. Osborne, The Hermeneutical Spiral (Downers Grove, Ill.: InterVarsity, 1991), 172. [8] Menzies, The Quite Revolution, 4. [9] Ibid., 5. [10] Gordon D. Fee & Douglas Stuart, How to Read the Bible for All its Worth (Grand Rapids, Mich. Zondervan, 1981), 97. [11] E. G. Singgih, Bergereja, Berteologi dan Bermasyarakat (Yogyakarta: Taman Pustaka Kristen, 1997), 152. [12] Osborne, The Hermeneutical Spiral, 172. [13] Bdk. Singgih, Bergereja, Berteologi dan Bermasyarakat, Saya memakai contoh ini karena E.G. Singgih juga dalam bukunya mengangkat cerita naratif ini dengan kesimpulan yang bertolak belakang dengan apa yang saya uraikan. Bagi Singgih, misi pergi 7 / 8
8 adalah pelayanan yang bersifat holistik melihat konteks narasi sebelumnya. Bagi saya, misi pewartaan Kristen harus terus dilakukan, walaupun caranya harus melihat konteks di mana Injil disampaikan. Pewartaan verbal yang menjadi ciri khas kaum evangelikal masih relevan dalam narasi ini. [14] Lihat kesimpulan Vergil Gerber, Pedoman Pertumbuhan Gereja/Penginjilan (Bandung: Kalam Hidup, 1982), 14. [15] Lihat C. S. Song, Sebutkanlah Nama-Nama Kami: Teologi Cerita dari Perspektif Asia (Jakarta: BPK GM, 1993), ix-xii. [16] Lihat Menzies, The Quite Revolution, / 8
Oleh Daniel Ronda. Pendahuluan:
Oleh Daniel Ronda Catatan: Ini tulisan lama tahun 2000 yang ada di file saya. Alangkah indahnya berbagi, walaupun tentu setelah 12 tahun penafsiran naratif sudah semakin berkembang. Pendahuluan: Adalah
Lebih terperinciBaptisan Roh Kudus adalah tema teologis sentral dari pemahaman kaum Pentakosta J. Roadman Williams mengatakan, in the Pentecostal and Charismatic
Baptisan Roh Kudus adalah tema teologis sentral dari pemahaman kaum Pentakosta J. Roadman Williams mengatakan, in the Pentecostal and Charismatic traditions the doctrine of baptism in (or with) the Holy
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penginjilan merupakan salah satu dimensi yang esensial dari misi Kristen. Gereja bertanggungjawab untuk mewartakan injil ke seluruh dunia, untuk memberitakan
Lebih terperinciMILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN A.1 Latar Belakang Masalah Merdeka adalah bebas (dari perhambaan, penjajahan); tidak terkena atau lepas dari tuntutan; tidak terikat, tidak bergantung kepada atau pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, Tuhan Allah menyatakan diri sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.
Lebih terperinciWritten by Daniel Ronda Monday, 03 March :58 - Last Updated Wednesday, 29 October :37
By Daniel Ronda Syarat utama menjadi pengkotbah, pertama tama haruslah cinta akan Alkitab. Tanpa itu dia tidak bisa menjadi pengkotbah yang efektif dan diurapi. Prinsip dasar ini dikumandangkan dosen saya,
Lebih terperinciPROSPEK TEOLOGI SEBAGAI ILMU 1
12 PROSPEK TEOLOGI SEBAGAI ILMU 1 Pdt. Daniel Ronda, Th.M. 2 Abstrak Teologi adalah Ilmu yang bersifat multi dimensi. Karena itu, ilmu teologi harus bekerjasama dengan ilmu-ilmu lainnya sebagai pendukung
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Permasalahan.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Permasalahan. Gereja dalam kehidupan kekristenan menjadi tempat dan sarana orang-orang percaya kepada Kristus, berkumpul dan saling mendorong antara orang yang satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Permasalahan Di dalam dogma Kristen dinyatakan bahwa hanya karena anugerah Allah di dalam Yesus Kristus, manusia dapat dibenarkan ataupun dibebaskan dari kuasa dan
Lebih terperinciLatar Belakang Kitab 1 Petrus: Petrus, Rasul Yesus Kristus (1Pet.1:1) Ev. Calvin Renata, M.Div.
Latar Belakang Kitab 1 Petrus: Petrus, Rasul Yesus Kristus (1Pet.1:1) Ev. Calvin Renata, M.Div. Ketika Tuhan memberikan wahyunya kepada kita Tuhan ingin kita mengerti firman-nya secara utuh bukannya sepotong-potong.
Lebih terperinciSurat-surat Am DR Wenas Kalangit
Surat-surat Am DR Wenas Kalangit 22 Januari 2008 Jakarta 1 Surat-surat Ibrani dan Am Catatan Umum Delapan surat terakhir dalam PB disebut juga dengan nama: Surat-surat Am atau Umum. Disebut demikian karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Eka Darmaputera, Menuju Teologi Kontekstual Di Indonesia, dalam Eka Darmaputera (peny.), Konteks
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam tulisannya yang berjudul Menuju Teologi Kontekstual Di Indonesia 1, Eka Darmaputera memaparkan tentang pentingnya teologi kontekstual dengan bertolak dari keprihatinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam Injil Lukas terdapat beberapa kisah tentang kesembuhan yang dialami oleh banyak orang melalui Yesus, mulai dari ibu mertua Petrus yang diserang demam berat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Perjanjian Baru terdapat empat Kitab Injil Yang menuliskan tentang kehidupan Yesus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam Perjanjian Baru terdapat empat Kitab Injil Yang menuliskan tentang kehidupan Yesus Kristus, keempat injil ini adalah Injil Matius, Markus, Lukas dan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Dalam bagian ini, akan di buat kesimpulan dari pembahasan bab 1 sampai. dengan bab 4 serta saran-saran. 5.1.
BAB V PENUTUP Dalam bagian ini, akan di buat kesimpulan dari pembahasan bab 1 sampai dengan bab 4 serta saran-saran. 5.1. Kesimpulan Teologi pluralisme agama memang simpatik karena ingin membangun teologi
Lebih terperinciMajelis Pusat Gereja Pantekosta di Indonesia
HERMENEUTIKA Dari KPP SAB Beji, 8-12 September 08 HERMENEUTIKA Oleh: Pdt. Drs. Yos Hartono, S.Th. A. Pendahuluan Salah satu pertanyaan penting dalam hermeneutika adalah mengapa kita perlu menafsirkan ayat-ayat
Lebih terperinciLATAR BELAKANG PERMASALAHAN
BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Sejak manusia pertama (Adam) jatuh ke dalam dosa, seperti dikisahkan pada kitab Kejadian dari Alkitab Perjanjian Lama, maka pintu gerbang dunia terbuka
Lebih terperinciPendahuluan. Artikel lama tentang Prinsip Penafsiran Sederhana. Oleh Daniel Ronda
Artikel lama tentang Prinsip Penafsiran Sederhana Oleh Daniel Ronda Pendahuluan Firman Tuhan penting bagi kita orang percaya. Ada beberapa point tentang pentingnya Alkitab bagi kita. [1] Pertama, karena
Lebih terperinciOTORITAS PAULUS DAN INJIL
OTORITAS PAULUS DAN INJIL Lesson 2 for July 8, 2017 Banyak orang yang percaya bahwa surat-surat Paulus diinspirasikan oleh Allah, namun yang lain tidak. Beberapa orang di Galatia menipu orangorang Kristen
Lebih terperinciUKDW. BAB I Pendahuluan
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Permasalahan Hidup yang penuh berkelimpahan merupakan kerinduan, cita-cita, sekaligus pula harapan bagi banyak orang. Berkelimpahan seringkali diartikan atau setidaknya
Lebih terperinci1 Hasan Sutanto, Homiletik: Prinsip dan Metode Berkhotbah (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), hal
Berkhotbah merupakan bentuk pelayanan yang penting dalam kehidupan bergereja. Dapat dikatakan bahwa semua teologi yang telah dipelajari ketika masuk dalam kehidupan bergereja akan bermuara di khotbah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbedaan pandangan mengenai masalah iman dan perbuatan dalam hubungannya dengan keselamatan memang sudah ada sejak dulu kala 1. Pada satu pihak, ada orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beberapa tahap ketika kekristenan mulai berkembang tanah air Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjalanan agama Kristen masuk ke Indonesia memang panjang. Ada beberapa tahap ketika kekristenan mulai berkembang tanah air Indonesia. Agama Kristen memang bukan agama
Lebih terperinci4 INJIL. Pelajaran ke 4 Hidup & Ajaran YESUS
4 INJIL Pelajaran ke 4 Hidup & Ajaran YESUS Dalam Alkitab kita menemukan empat Injil, walaupun keempat Injil digabungkan, tidak dapat menggambarkan segala sesuatu tentang Yesus; siapa Dia, apa yang Dia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang terpanggil dan dihimpun oleh Allah Bapa, keluar dari kegelapan menuju kepada Yesus Kristus
Lebih terperinciBab I Pendahuluan Latar Belakang Permasalahan Pertumbuhan iman
Bab I Pendahuluan Latar Belakang Permasalahan Pertumbuhan iman merupakan sebuah konsep yang telah lama ada dan berkembang diantara orang-orang percaya. Umumnya mereka selalu menghubungkan konsep pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ibadah merupakan sebuah bentuk perjumpaan manusia dengan Allah, pun juga dengan corak masing-masing sesuai dengan pengalaman iman dari setiap individu atau
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN. Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!. 1 Ucapan Petrus dalam suatu dialog dengan Yesus ini mungkin
Lebih terperinciPROFESIONALISME GURU PAK DALAM PERSPEKTIF ALKITAB PERJANJIAN BARU. Yulia Citra
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PAK II DAN CALL FOR PAPERS, Tema: Profesionalisme dan Revolusi Mental Pendidik Kristen. Ungaran, 5 Mei 2017. ISBN: 978-602-60350-4-2 PROFESIONALISME GURU PAK DALAM PERSPEKTIF
Lebih terperinciPendahuluan Teologi Biblika PB
Pendahuluan Teologi Biblika PB A. Defenisi Teologi Biblika merupakan cabang ilmu Teologia yang secara sistematis mempelajari perkembangan pernyataan Allah dalam sejarah sebagaimana yang dinyatakan Alkitab.
Lebih terperinciTinjauan Buku. Phyllis Trible, God and the Rhetoric of Sexuality edisi ketiga (Philadelphia: Fortress Press, 1983), 206 halaman.
Tinjauan Buku Phyllis Trible, God and the Rhetoric of Sexuality edisi ketiga (Philadelphia: Fortress Press, 1983), 206 halaman. Buku yang berjudul God and the Rethoric of Sexuality ini ditulis oleh Phyllis
Lebih terperinciSIGNIFIKANSI FIRMAN YANG BERSIFAT TERTULIS
SIGNIFIKANSI FIRMAN YANG BERSIFAT TERTULIS SEBUAH KARYA TULIS ILMIAH DITUJUKAN KEPADA: Dr. Suhento Liauw, S.Th., M.R.E., D.R.E., Th.D DOSEN GRAPHE INTERNATIONAL THEOLOGICAL SEMINARY UNTUK MEMENUHI TUNTUTAN
Lebih terperinciKONSEP PANGGILAN PELAYANAN BERDASARKAN YEREMIA 1:4-19 DAN IMPLIKASINYA BAGI HAMBA TUHAN MASA KINI SKRIPSI
KONSEP PANGGILAN PELAYANAN BERDASARKAN YEREMIA 1:4-19 DAN IMPLIKASINYA BAGI HAMBA TUHAN MASA KINI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Dalam Menyelesaikan Stratum Satu (S1) Program Studi
Lebih terperinciBAGIAN II--TEOLOGI KISAH PARA RASUL. l. Lukas adalah seorang Yunani, bukan seorang Yahudi-- Kol. 4:l0- l4
1 BAGIAN II--TEOLOGI KISAH PARA RASUL PENDAHULUAN A. Penulis. l. Lukas adalah seorang Yunani, bukan seorang Yahudi-- Kol. 4:l0- l4 2. Ada yang merasa bahwa dia dilahirkan di Antiokhia di Siria, dan ada
Lebih terperinciBisa. Mengajar. Merupakan Pelayanan
Mengajar Bisa Merupakan Pelayanan Tahukah saudara bahwa Allah menginginkan saudara menjadi guru? Dalam pelajaran ini saudara akan belajar bahwa demikianlah halnya. Saudara akan belajar mengapa Allah menghendaki
Lebih terperinciDasar Kebersatuan Umat Kristen. Efesus 2: Pdt. Andi Halim, S.Th.
Dasar Kebersatuan Umat Kristen Efesus 2:11-22 Pdt. Andi Halim, S.Th. Bicara soal kebersatuan, bukan hanya umat Kristen yang bisa bersatu. Bangsa Indonesia pun bersatu. Ada semboyan Bhineka Tunggal Ika,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Spiritualitas adalah istilah yang agak baru yang menandakan kerohanian atau hidup rohani. Spritualitas bisa juga berarti semangat kerohanian atau jiwa kerohanian.
Lebih terperinciBAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. dalam keluarga dengan orang tua beda agama dapat dipahami lebih baik.
BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Dalam bab IV ini akan dipaparkan suatu refleksi teologis tentang PAK dalam keluarga dengan orang tua beda agama. Refleksi teologis ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu PAK keluarga
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara akan persoalan Perjamuan Kudus maka ada banyak sekali pemahaman antar jemaat, bahkan antar pendeta pun kadang memiliki dasar pemahaman berbeda walau serupa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kebebasan merupakan hal yang menarik bagi hampir semua orang. Di Indonesia, kebebasan merupakan bagian dari hak setiap individu, oleh karena itu setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai macam budaya. Setiap daerah di Kepulauan Indonesia memiliki budayanya sendiri. Bahkan di setiap kota/kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1. Gereja Oikumenikal dan Evangelikal. Data statistik keagamaan Kristen Protestan tahun 1992, memperlihatkan bahwa ada sekitar 700 organisasi 1 Kristen
Lebih terperinciYesus Adalah Juru Selamat Manusia. pertanyaan : Mengapa manusia perlu seorang juru selamat? Apa artinya
Pelajaran Kedua Yesus Adalah Juru Selamat Manusia Apabila kita bicara tentang Juru Selamat, mungkin sementara orang mengajukan pertanyaan : Mengapa manusia perlu seorang juru selamat? Apa artinya diselamatkan?
Lebih terperinciBerkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit
Berkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit 19 Februari 2008 Jakarta 1 Berkenalan dengan Kitab Wahyu Sedikit tentang Sastra Apokaliptik Kitab terakhir dalam Alkitab bernama: Wahyu. Ini sebetulnya adalah
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penulis Markus mengawali tulisannya dengan kalimat inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah (Mrk 1:1). Kalimat ini memunculkan kesan bahwa
Lebih terperinciDengarkan Allah Bila Saudara Berdoa
Dengarkan Allah Bila Saudara Berdoa!II Allah Ingin Berbicara dengan Saudara *I Bagaimana Allah Berbicara dengan Saudara li Bagaimana Mendengar Allah Berbicara III Bertindak Menurut Apa yang Dikatakan Allah
Lebih terperinciGereja Memberitakan Firman
Gereja Memberitakan Firman Gereja-gereja yang mengakui kewibawaan Firman Allah memberikan tempat terhormat dan utama kepadanya. Pendeta dalam gereja-gereja seperti ini dengan setia memberitakan Firman
Lebih terperinciMILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan bernyanyi menjadi bagian yang penting dalam rangkaian peribadahan. Peribadahan-peribadahan yang dilakukan di gereja-gereja Protestan di Indonesia mempergunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
1 BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Selain sebagai persekutuan orang-orang percaya, gereja dalam bentuknya adalah sebagai sebuah organisasi. Sebagaimana sebuah organisasi, maka gereja membutuhkan
Lebih terperinciBy Daniel Ronda (untuk mata kuliah Sistem-Sistem Teologi) Sejarah Singkat
By Daniel Ronda (untuk mata kuliah Sistem-Sistem Teologi) Sejarah Singkat Istilah ini muncul sebagai akibat dari pertikaian pada awal abad ke 17 di Belanda tentang ajaran predestinasi. Jacobus Arminius
Lebih terperinciMARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB GEREJA YANG YESUS DIRIKAN
MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB GEREJA YANG YESUS DIRIKAN Dari Kisah 2 kita tahu bahwa ketika seseorang dibaptis, Tuhan menambahkan dia kepada gereja-nya. Nas lain yang mengajarkan
Lebih terperinciPelajaran 13 ANDA, SEORANG PAHLAWAN? Pentingnya Satu 29 Maret 2014
Pelajaran 13 ANDA, SEORANG PAHLAWAN? Pentingnya Satu 29 Maret 2014 Pentingnya Satu (Apa kira-kira hubungan ilustrasi berikut dengan ayat-ayat Alkitab di pelajaran hari Rabu?) Satu menciptakan perbedaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Khotbah merupakan salah satu bagian dari rangkaian liturgi dalam
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Khotbah merupakan salah satu bagian dari rangkaian liturgi dalam kebaktian yang dilakukan oleh gereja. Setidaknya khotbah selalu ada dalam setiap kebaktian minggu.
Lebih terperinciSaya Dapat Menjadi Pekerja
Saya Dapat Menjadi Pekerja Sekarang Kim lebih banyak mengerti mengenai gereja dan berbagai pelayanan yang Tuhan berikan kepada anggotaanggotanya. Ketika ia memandang jemaat, ia melihat bahwa tidak setiap
Lebih terperinciKeterangan Dasar Tentang Alkitab
Keterangan Dasar Tentang Alkitab Alkitab ditulis untuk segala macam manusia - muda dan tua, tidak terpelajar dan terpelajar, kaya dan miskin. Alkitab adalah pedoman rohani untuk mengajar orang bagaimana
Lebih terperinciPenulis : Yohanes Tema : Yesus, Putra Allah. Tanggal Penulisan: M Latar Belakang
SUPLEMEN MATERI KHOTBAH PELKAT 10 11 MARET 2017 Penulis : Yohanes Tema : Yesus, Putra Allah Tanggal Penulisan: 80-95 M Latar Belakang YOHANES 4 : 27 54 Injil Yohanes adalah unik di antara keempat Injil.
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Perempuan di berbagai belahan bumi umumnya dipandang sebagai manusia yang paling lemah, baik itu oleh laki-laki maupun dirinya sendiri. Pada dasarnya hal-hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Paham Dosa Kekristenan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Paham Dosa Kekristenan Dosa merupakan fenomena aktual dari masa ke masa yang seolah tidak punya jalan keluar yang pasti. Manusia mengakui keberdosaannya,
Lebih terperinciAlkitab dan kita: Bagaimana menafsirkan Alkitab. 2 Petrus 1:20. Bagaimana Alkitab mengubah hidup kita? 2 Petrus 1:21.
Lesson 10 for June 3, 2017 Yesus memberitahukan kedatangan dan misinya dalam FirmanNya melalui para nabi: Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin modern dan maju secara tidak langsung menuntut setiap orang untuk mampu bersaing dalam mewujudkan tujuan
Lebih terperinciA. PERMASALAHAN DAN ALASAN PEMILIHAN JUDUL
BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN DAN ALASAN PEMILIHAN JUDUL A.1. Pluralitas Agama di Indonesia Pluralitas agama merupakan sebuah realita yang wajib digumuli. Berbagai agama besar yang pemeluknya tersebar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup dalam komunitas sebagai anggota gereja (Gereja sebagai Institusi). 1
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Nabeel Jabbour menepis pemahaman tentang gereja hanya sebatas bangunan, gedung dan persekutuan yang institusional. Berangkat dari pengalaman hidup Nabeel Jabbour selama
Lebih terperinciPENGARUH PEMBINAAN ROHANI TERHADAP KEAKTIFAN KAUM MUDA DALAM PELAYANAN DI GEREJA KRISTEN HOLISTIK JEMAAT SERENITY MAKASSAR SKRIPSI
PENGARUH PEMBINAAN ROHANI TERHADAP KEAKTIFAN KAUM MUDA DALAM PELAYANAN DI GEREJA KRISTEN HOLISTIK JEMAAT SERENITY MAKASSAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat dalam Menyelesaikan Stratum
Lebih terperinciANALISIS KETAATAN KRISTUS BERDASARKAN FILIPI 2:1-11 DAN IMPLEMENTASINYA BAGI ORANG PERCAYA MASA KINI SKRIPSI
ANALISIS KETAATAN KRISTUS BERDASARKAN FILIPI 2:1-11 DAN IMPLEMENTASINYA BAGI ORANG PERCAYA MASA KINI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi sebagian Syarat-Syarat dalam Menyelesaikan Stratum Satu (S1) Program
Lebih terperinciBUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS
MAKALAH 3 BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS Oleh Herlianto herlianto@yabina.org (Depok, Indonesia) ( Ya y a s a n b in a a w a m ) *) Makalah ini disampaikan dalam rangka Seminar Pneumatologi yang diselenggarakan
Lebih terperinciRENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order
RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order HARI 1 JEJAK-JEJAK PEMURIDAN DALAM SURAT 1-2 TIMOTIUS Pendahuluan Surat 1-2 Timotius dikenal sebagai bagian dari kategori Surat Penggembalaan. Latar belakang
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I I. LATAR BELAKANG Ada sebuah percakapan menarik antara Chuang Tzu, seorang pemikir mistik dan banyak belajar dari Lao Tzu, dengan Hui Tzu, seorang ahli logika yang tergabung dalam Aliran Namanama
Lebih terperinciUKDW. Bab I PENDAHULUAN
Bab I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah 1.1 Krisis Dalam Pelayanan Jemaat Dalam kehidupan dan pelayanan jemaat tak pernah luput dari krisis pelayanan. Krisis dapat berupa perasaan jenuh dan bosan dalam
Lebih terperinciBergabunglah dengan Saudara yang Lain Bila Berdoa
Bergabunglah dengan Saudara yang Lain Bila Berdoa III Berdoalah dengan Seorang Teman II Berdoalah dengan Keluarga Saudara III Berdoalah dengan Kelompok Doa II Berdoalah dengan Jemaat Pelajaran ini akan
Lebih terperinciBuku buku Perjanjian Baru
Buku buku Perjanjian Baru Pada saat Perjanjian Baru mulai dituliskan, gambaran Perjanjian Lama sudah banyak berubah. Zaman para nabi sudah berlalu dan banyak orang bersikap acuh tak acuh terhadap hal-hal
Lebih terperinciHERMENEUTIK LEKSIONARI
HERMENEUTIK LEKSIONARI Oleh: Pdt. Yohanes Bambang Mulyono Definisi Leksionari Leksionari adalah suatu kumpulan daftar bacaan Alkitab yang disusun dan ditujukan untuk memproklamasikan firman Tuhan dalam
Lebih terperinciStatus Rohani Seorang Anak
Status Rohani Seorang Anak PENDAHULUAN Kita yang melayani anak-anak di gereja atau di yayasan gerejawi perlu memiliki keyakinan tentang status rohani seorang anak di hadapan Tuhan, berdasarkan Firman Tuhan.
Lebih terperinciIkutilah Yesus! Kehidupan Orang Kristen yang Sejati. Bagian. Sastra Hidup Indonesia
Pertanyaan-pertanyaan Pelajaran Ikutilah Yesus! Sastra Hidup Indonesia Bagian 3 Kehidupan Orang Kristen yang Sejati Edisi yang Pertama 2013 (C01) Penerbit: Editor: Sastra Hidup Indonesia, http://www.sastra-hidup.net
Lebih terperinciPERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus.
PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) Berbeda dengan mereka yang sekarang mengubah pengaturan Yesus, Kisah 2 memberi contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus. Cerita Awalnya Dalam Kisah 2 Petrus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup panjang yang disebut Injil. Karangan-karangan yang panjang itu bercerita tentang seorang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Teks Membuka Kitab Suci Perjanjian Baru, kita akan berjumpa dengan empat karangan yang cukup panjang yang disebut Injil. Karangan-karangan yang panjang itu bercerita
Lebih terperinciEksposisi 1 Ptr. 2:9-10 Ev. Calvin Renata
Eksposisi 1 Ptr. 2:9-10 Ev. Calvin Renata Dalam ayat 4-8 Petrus memberikan kepada kita suatu Kristologi yang unik sekali dalam PB yang memberikan gambaran Kristus sebagai batu yang hidup, batu penjuru,
Lebih terperinciMy Journey with Jesus #4 - Perjalananku dengan Yesus #4 MENGALAMI KEBANGKITAN- NYA
My Journey with Jesus #4 - Perjalananku dengan Yesus #4 MENGALAMI KEBANGKITAN- NYA PEMBUKAAN: Berita Duka: Telah berpulang ke Rumah Bapa pada Hari Jumat kemarin, Isa Almasih bin Yusuf. Dihimbau tidak usah
Lebih terperincioleh Gereja Iuhan Apayang Dilakukan untuk Allah
Apayang Dilakukan oleh Gereja Iuhan untuk Allah Dalam pelajaran 6, kita telah belajar bagaimana orang Kristen saling menolong dalam tubuh Kristus. Dalam Pelajaran 7, kita melihat beberapa kewajiban kita
Lebih terperinciPendidikan Agama Kristen Protestan
Modul ke: 02Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Pendidikan Agama Kristen Protestan TERBENTUKNYA GEREJA Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Sebelum Yesus naik ke surga, Ia memberikan perintah kepada para murid-nya
Lebih terperinciMILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Situasi kritis merupakan situasi yang biasa dijumpai dalam kehidupan manusia. Meski tidak setiap saat dialami namun biasanya situasi ini sangat menentukan berhasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia terdiri dari beranekaragam suku bangsa dan memiliki berbagai macam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia terdiri dari beranekaragam suku bangsa dan memiliki berbagai macam kebudayaan. Kebudayaan merupakan hasil cipta, karya, rasa manusia untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1 A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah Perjamuan Kudus merupakan salah satu ritual yang masih terpelihara dalam tradisi gereja hingga saat ini. Sebuah ritual jamuan makan roti
Lebih terperinciSetiap Orang Membutuhkan Pengajaran
Setiap Orang Membutuhkan Pengajaran Pernahkah saudara melihat seekor induk burung yang mendesak anaknya keluar dari sarangnya? Induk burung itu memulai proses pengajaran yang akan berlangsung terus sampai
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Pendampingan dan konseling pastoral adalah alat-alat berharga yang melaluinya gereja tetap relevan kepada kebutuhan manusia. 1 Keduanya, merupakan cara
Lebih terperinciROH KUDUS DAN JEMAAT Lesson 9 for March 4, 2017
ROH KUDUS DAN JEMAAT Lesson 9 for March 4, 2017 Selain bekerja atas masing-masing kita, Roh Kudus juga bekerja dalam Gereja sebagai satu tubuh. Roh Kudus memelihara Gereja tetap bersatu sehingga kita dapat
Lebih terperinciEksposisi Surat 1 Petrus: Penerima Surat 1Pet.1:1 2 Ev. Calvin Renata
Eksposisi Surat 1 Petrus: Penerima Surat 1Pet.1:1 2 Ev. Calvin Renata Tidak seperti surat rasul Paulus yang ditujukan kepada satu jemaat, Petrus langsung menuliskan suratnya untuk ke-5 jemaatnya. Suratnya
Lebih terperinciRingkasan Khotbah 27 April Manusia yang Pertama Kali Menyaksikan Kebangkitan Yesus. Markus 16:9-11. Oleh: Pdt. Elyakin Phang
Ringkasan Khotbah 27 April 2013 Manusia yang Pertama Kali Menyaksikan Kebangkitan Yesus Markus 16:9-11 Oleh: Pdt. Elyakin Phang Markus 16:9 dengan jelas memberitahukan kita bahwa setelah Yesus bangkit
Lebih terperinciUntuk memahami problem-problem Perjanjian Baru, khususnya Injil. Untuk mengenali secara jujur berbagai kritik terhadap keandalan Injil, serta mulai
Untuk memahami problem-problem Perjanjian Baru, khususnya Injil. Untuk mengenali secara jujur berbagai kritik terhadap keandalan Injil, serta mulai memikirkan tanggapan yang tepat terhadap kritik-kritik
Lebih terperinciPENDAHULUAN INJIL MARKUS
PENDAHULUAN INJIL MARKUS INJIL MARKUS Injil Markus memiliki ciri-ciri, Ditulis paling pertama dari semua Injil buku yang paling pendek dari Keempat Injil, mengatakan kepada kita lebih banyak tentang tindakan-tindakan
Lebih terperinciHUBUNGAN HUKUM TAURAT DENGAN ORANG PERCAYA PERJANJIAN BARU
HUBUNGAN HUKUM TAURAT DENGAN ORANG PERCAYA PERJANJIAN BARU SEBUAH KARYA TULIS ILMIAH DITUJUKAN KEPADA: dr. Andrew M. Liauw, M.Div., M.Th DOSEN GRAPHE INTERNATIONAL THEOLOGICAL SEMINARY UNTUK MEMENUHI TUNTUTAN
Lebih terperinciSetiap Orang Bisa Menjadi Pengajar
Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar Beberapa berkat yang terbesar dalam hidup ini datang kepada orang Kristen yang mengajar. Ketika saudara melihat sukacita yang dialami seseorang karena menerima Yesus
Lebih terperinciPredestinasi Kristus 1 Ptr. 1:20-21 Ev. Calvin Renata
Predestinasi Kristus 1 Ptr. 1:20-21 Ev. Calvin Renata Pada bulan lalu kita telah belajar tentang Kristus yang mati disalibkan untuk menebus kita dari hidup yang sia-sia bukan dengan emas atau perak tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Permasalahanan Latar belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Permasalahanan 1.1.1. Latar belakang masalah Seseorang yang mengalami peristiwa ditinggalkan oleh orang lain karena perkataannya yang keras, tajam, dan tidak bisa diterima, meskipun
Lebih terperinciGereja Membaptis Orang Percaya
Gereja Membaptis Orang Percaya Beberapa tahun lalu di daratan Cina ada beberapa orang Kristen yang sedang membicarakan pandangan berbagai gereja tentang baptisan. Salah seorang pemimpin awam mengatakannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Konsep tentang panggilan sudah ada sejak jaman Israel kuno seiring dengan pengenalan mereka tentang Allah. Misalnya panggilan Tuhan kepada Abraham (Kej 12:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penulis Injil Yohanes memulai dan menutup pelayanan Yesus di muka umum (Yoh. 2-12) dengan kisah mengenai seorang perempuan: dimulai dengan kisah ibu Yesus dan
Lebih terperinciTATA GEREJA PEMBUKAAN
TATA GEREJA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya gereja adalah penyataan Tubuh Kristus di dunia, yang terbentuk dan hidup dari dan oleh Firman Tuhan, sebagai persekutuan orang-orang percaya dan dibaptiskan ke
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Di dalam Alkitab, setidaknya terdapat tiga peristiwa duka dimana Yesus
BAB V KESIMPULAN 5.1. Refleksi Di dalam Alkitab, setidaknya terdapat tiga peristiwa duka dimana Yesus hadir dalam tiga kesempatan yang berbeda: (1) Yesus membangkitkan anak Yairus (Matius 9:18-26, Markus
Lebih terperinciRingkasan Khotbah 23 Februari Mari Kita Bangun dan Bekerja Bersama. Lukas 10:1-7. Oleh : Pdt. Elyakin Phang
Ringkasan Khotbah 23 Februari 2013 Mari Kita Bangun dan Bekerja Bersama Lukas 10:1-7 Oleh : Pdt. Elyakin Phang Nehemia adalah tokoh Perjanjian Lama yang bekerja melayani Tuhan. Ketika ia menerima laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat, memacu orang untuk semakin meningkatkan intensitas aktifitas dan kegiatannya. Tingginya intensitas
Lebih terperinci