commit to user PERANAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA SISWA MTS MUHAMMADIYAH 04 BLAGUNG KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "commit to user PERANAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA SISWA MTS MUHAMMADIYAH 04 BLAGUNG KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Transkripsi

1 PERANAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA SISWA MTS MUHAMMADIYAH 04 BLAGUNG KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh : ERMA YULIANA FATMAWATI K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012 i

2 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama NIM Jurusan/Program Studi : Erma Yuliana Fatmawati : K : FKIP/Pendidikan Jasmani Olahraga dan Rekreasi Menyatakan bahwa Skripsi saya berjudul PERANANA KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA SISWA MTS MUHAMMADIYAH 04 BLAGUNG KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu. Sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya. Surakarta,26 Juli 2012 Yang membuat pernyataan Erma Yuliana Fatmawati ii

3 PERANAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA SISWA MTS MUHAMMADIYAH 04 BLAGUNG KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh : ERMA YULIANA FATMAWATI K SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012 iii

4 PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Surakarta, Juli 2012 Pembimbing I Pembimbing II Drs.Heru Suranto, M.Pd NIP Sri Santoso Sabarini. S.Pd.M.Or NIP iv

5 PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan. Pada hari : Tanggal : Tim Penguji Skripsi : (Nama Terang) (Tanda Tangan) Ketua Sekretaris : Djoko Nugroho, S.Pd, M.Or : Drs.Sarwono, M.S Anggota I : Drs.Heru Suranto, M.Pd Anggota II : Sri Santoso Sabarini.S.Pd.M.Or Disahkan oleh : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan, Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP v

6 ABSTRAK Erma Yuliana Fatmawati. PERANAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA SISWA MTS MUHAMMDIYAH 04 BLAGUNG KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJRAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kebugaran jasmani terhadap prestasi belajar pada siswa MTS Muhammdiyah 04 Blagung Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012. Penelitian ini merupakan penelitian survey. Sampel penelitian ini adalah siswa dari MTS Muhammdiyah 04 Blagung Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 250 anak. Teknik pengambilan data menggunakan tes kebugaran jasmani (Harvard step up test) dengan hasil prestasi belajar (hasil semesteran). Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penelitian peranan kebugaran jasmani terhadap prestasi belajar dengan penelitian. Terdapat pengaruh antara kebugaran jasmani terhadap prstasi belajar di MTS 04 Blagung tahun pelajaran 2011/2012. Simpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh antara kebugaran jasmani terhadap prestasi belajar pada siswa MTS 04 Blagung Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2011/2012. Kata Kunci : Kebugaran jasmani, prestasi belajar vi

7 MOTTO # Jangan pernah menyerah sebelum kita mencoba dan jangan pernah takut gagal, karena dengan sebuah kegagalan bisa membuat kita bangkit untuk lebih maju kedepan # # Musuh yang harus kita perangi adalah diri sendiri, tanpa kita bisa mengendalikan diri maka, kita tak kan pernah bisa perang dengan orang lain # # Hidup adalah belajar, tanpa ada belajar maka kita tidak akan pernah mengerti sebuah kehiduapan di muka bumi ini, maka dari itu jangan pernah menyerah untuk belajar apapun demi kebaikan di dunia dan akhirat # # Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah, dan barang siapa yang yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuat ( AT-TALAQ : Ayat 11) # vii

8 PERSEMBAHAN Teriring syukur pada-mu, Kupersembahkan Karya ini untuk : Bapak dan Ibu Doamu yang tidak pernah henti, kerja kerasmu tak pernah lelah, kasih sayangmu yang tak pernah putus, pengorbanan jiwa dan ragamu selalu kalian berusaha curahkan kepadaku. Semua tak kan terbalaskan kasih dan sayangmu. Adik dan kakakku tersayang Terima kasih karena kalian sudah banyak memberikan motivasi yang luar biasa buat perjalanan dikehidupanku. Sahabat-sahabatku di Tapak Suci Blagung Terima kasih atas dukungan dan motivasi yang kalian berikan kepadaku. Kekasih Tersayang Terimakasih sudah banyak membantu dalam segala hal, dan mendampingi saat suka dan duka. Ridho Kurniwan Prasetyo Terimakasih sudah memberikan banyak pengalaman hidup dan motivasi dalam hidupku. Rekan-rekan Angkatan 08 Terima kasih atas semua kebaikan dan kekompakan dalam segala hal, kalian tak kan bisa tergantikan sampaikan kapan pun. Almamater Terima kasih banyak atas semua fasilitas dan ilmu yang bermanfaat buat saya untuk lebih maju. viii

9 KATA PENGANTAR Puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena limpahan berkat dan karunia-nya yang setiap waktu penulis terima dan rasakan, sehingga penyelesaian skripsi ini dapat tepat waktu. Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mangalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs.Heru Suranto, M.Pd sebagai pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyusun skripsi. 5. Sri Santoso Sabarini,S.Pd, M.Or sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyusun skripsi. 6. Kepala Sekolah dan Guru Penjas MTS Muhammadiyah 04 Blagung yang telah memberikan ijin penelitian. 7. Semua Siswa Siswi MTS Muhammadiyah 04 Blagung yang telah bersedia menjadi sampel penelitian. 8. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan yang Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat bermanfaat. Surakarta, Juli 2012 ix

10 DAFTAR ISI x Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PENGAJUAN... iii HALAMAN PERSETUJUAN... iv HALAMAN PENGESAHAN... v HALAMAN ABSTRAK... vi HALAMAN MOTTO... vii HALAMAN PERSEMBAHAN... viii KATA PENGANTARi... x DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. 1 B. Identifikasi Masalah... 5 C. Pembatasan Masalah... 5 D. Rumusan Masalah... 5 E. Tujuan Penelitian 6 F. Manfaat Penelitian.. 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 7 1. Belajar 7 2. Kebugaran Jasmani B. Kerangka Berfikir.. 29 C. Hipotesis. 30

11 BAB III PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. 31 B. Rancangan Penelitian. 31 C. Populasi dan Sampel D. Teknik Pengumpulan Data. 32 E. Teknik Analisis Data.. 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 34 B. Uji Persyaratan Analisis. 35 C. Hasil Analisis Data D. Pengujian Hipotesis E. Pembahasan Hasil Analisis Data BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan. 40 B. Implikasi. 40 C. Saran DAFTAR PUSTAKA.. 42 LAMPIRAN 44 xi

12 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Hasil Deskripsi Data Dari Kebugaran Jasmani Dengan Prestasi Belajar Ringkasan Hasil Uji Relibialitas Kategori Relibialitas Rangkuman Uji Persyaratan Linearitas Rangkuman Hasil Analisis Regresi Sederhana. 37 xii

13 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Skema Tingkat Konsentrasi Skema Kebugaran Jasmani Skema Rancangan Penelitian 31 xiii

14 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Petunjuk pelaksanaan Test Harvard Step Up Test Pelaksanaan Tes Kebugaran Jasmani Uji Korelasi Surat Keterangan Penurunan Prestasi Surat Keterangan Minimnya Sarana dan Prasarana Pengajuan Judul Validasi Proposal Skripsi Surat Permohonan Penelitian Untuk Rektor Surat Permohonan Penelitian Izin Penyusunan Skripsi/Makalah Izin penyusunan Skripsi Kepada Dekan Fakultas dan Ilmu Pendidikan Surat Keteranngan Pengujian Metronom Surat Keterangan Pengujian Stopwatch Bukti Penelitian di MTS Muhamdiyah 04 Blagung Foto Pelaksanaan Tes Hasil Tes Semesteran Hasil Tes Kebugaran Jasmani 109 xiv

15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah mengubah masukan siswa yang belum terdidik, menjadi siswa yang terdidik, siswa yang belum memiliki pengetahuan tentang sesuatu, menjadi siswa yang memiliki pengetahuan. Demikian pula siswa yang memiliki sikap, kebiasaan dan tingkah laku yang belum mencerminkan kepribadian yang baik atau positif, menjadi siswa yang memiliki sikap, kebiasaan dan tingkah laku yang baik. Sebenarnya belajar dapat saja terjadi tanpa pembelajaran, namun hasil belajar suatu aktivitas akan nampak jelas dengan pembelajaran. Belajar yang efektif ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam diri siswa. Seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila di dalam dirinya telah terjadi perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Belajar merupakan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Setelah belajar memiliki ketrampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Timbullah hasil sebagai berikut. stimulus yang berasal dari lingkungan, proses kognitif yang dilakukan oleh si pembelajar. Dengan demikian belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulus lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia belajar, baik di sekolah maupun luar di sekolah, atau hasil usaha bekerja, belajar yang menunjukkan ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai. Sedangkan prestasi belajar hasil usaha belajar yang berupa nilai-nilai sebagai ukuran kecakapan dari usaha belajar yang telah dicapai seseorang, prestasi belajar ditunjukkan dengan nilai rapot atau test nilai sumatif. 1

16 2 Faktor-faktor yang memengaruhi prestasi belajar adalah : 1. Faktor dalam diri siswa (internal) : kesehatan, kurang semangat, kelainan (cacat tubuh), intelegensi, bakat, minat, motivasi, kematangan, kesiapan. 2. Faktor dari luar siswa (eksternal) : lingkungan keluarga, pergaulan, perekonomian orang tua, cara guru mengajar, sarana dan prasarana belajar. Sekolah menengah pertama SMP/MTS merupakan satu bagian atau tingkatan dalam lembaga yang formal. Sekolah menyajikan berbagai pelajaran, dan disitulah dituntun anak untuk berprestasi baik dalam pelajaran dan olahraganya, untuk MTS Muhammadiyah 04 Blagung Kabupaten Boyolali, adalah sekolah yang tempatnya sangat strategis dipinggir jalan raya. Berdasarkan Observasi pra penelitian pada tanggal 17, Februari, Tahun ( ) ini mengalami penurunan prestasi baik dalam akademik maupun non akademik. (Terlampir). Penurunan itu terjadi karena keterbatasan fasilitas dalam pembelajarannya (buku-buku pelajaran, sarana dan prasana olahraga), sehingga siswa kurang berkembang dalam hal belajar dan olahraga, karena mereka hanya belajar dengan buku LKS, dan penjelasan langsung dari guru, tanpa bisa membaca buku-buku lain sebagai wawasannya agar bisa lebih luas, dan untuk olahragan sarana dan prasarananya masih minim, sehingga siswa banyak yang kurang aktif dalam berolahraga karena keterbatasan alat-alat olahraga. (Terlampir). Kurangnya modifikasi guru dalam mengajar, banyak siswa yang merasa jenuh dengan model pembelajaran yang monoton, dan guru masih ada yang cara mengajar yang penting siswa dalam belajar diam (tidak rame), mereka mengerti apa tidak yang disampaikan guru tidak terlalu diperhatikan dan guru hanya memperhatikan pada murid yang pintar, duduk di depan. Dampak dari kemajuan IPTEK yang serba canggih kurang disadari oleh manusia, apalagi bagi anak-anak usia sekolah. Pada umumnya anak di sekitar blagung sudah banyak terkena dampak dari kemajuan IPTEK, sebagai contoh

17 3 internet, game dan masih banyak lagi, sehingga anak merasa nyaman dengan barang-barang elektronik dari pada fokus ke pelajarannya, kemajuan IPTEK juga memanjakan mereka dalam kesehariannya, di tinjau dari efektivitas memang segala sesuatu yang dikerjakan dengan mesin elektronik lebih efektif dan efisien namun hal ini justru akan membawa dampak yang kurang baik terhadap pelajarannya. Perekonomian orang tua juga sangat berpengaruh terhadap anak, karena dengan perekonomian yang minim (mayoritas orang tua siswa Blagung banyak yang kurang mampu dan pekerjaannya sebagai tani) orang tua kurang memperhatikan perkembangan anak, gizi, pergaulannya, mereka hanya berpikir bagaimana hari esok bisa menyambung hidup, sehingga anak bebas dalam bergaul dan tidak mereka sadari anak telah salah dalam memilih pergaulan. Sehingga anak merasa senang dengan kesehariannya dan lingkungan yang kurang baik, mereka sudah banyak mengenal rokok dan minuman keras, dampak dari itu semua anak mulai tidak fokus dengan sekolah dan kesehatannya. Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menjalankan pekerjaan sehari-hari dengan ringan, mudah tanpa merasa kelelahan dan masih mempunyai cadangan tenaga untuk melakukan kegiatan yang lain. Kebugaran jasmani sangat penting bagi para siswa sekolah sebagai masa depan bangsa yang sangat menentukan harus memiliki derajat kesehatan dan kebugaran jasmani yang tinggi bagi bangsa indonesia kelak akan kuat jika para generasi mudanya memiliki derajat kesehatan dan kebugaran yang baik. Di samping itu bagi siswa di sekolah kebugaran jasmani itu sangat penting untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari sebagai anak didik dalam meningkatkan kemampuan prestasi belajarnya. Anak yang memiliki kebugaran jasmani yang baik akan mampu menerima ilmu pengetahuan yang disampaikan oleh seorang guru, bahwa masih sanggup melaksanakan tugas-tugas selanjutnya tanpa mengalami kelelahan, dan sebaliknya apabila kebugaran jasmaninya jelek

18 4 maka siswa tidak bisa mengikuti pelajarannnya dengan baik dan tidak punya cadangan energi untuk melakukan kegiatan diluar sekolah. Fungsi pendidikan jasmani adalah meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tubuh yang meliputi kebugaran jasmani dan kesehatan, meningkatkan ke tangkasan, ke trampilan, pengetahuan dan kecerdasan. Tingkat kebugaran jasmani yang prima akan membantu memudahkan bagi siswa dalam mengikuti pelajaran yang ada dibangku sekolahnya. Sehubung dengan uraian diatas, maka perlu adanya study untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani yang di miliki siswa di Sekolah MTS Muhammadiyah 04 Blagung Kabupaten Boyolali Tahun pelajaran 2011/2012. Dengan mengetahui tentang peranan kebugaran jasmani terhadap hasil belajarnya, maka guru pendidikan jasmani atau pihak sekolah akan dapat mengambil langkah yang terbaik, misalnya jika hasil study yang di lakukan ternyata di peroleh faktorfaktor bahwa kebugaran jasmani sangat banyak berpengaruh terhadap hasil belajar, dan kebugaran jasmaninya rendah maka diambil langkah perbaikan. Guru pendidikan jasmani dapat meningkatkan kebugaran jasmani. Dengan menambah kegiatan yang menunjang terhadap peningkatan kebugaran jasmani siswa, misalnya dengan kegiatan ekstrakurikuler olahraga. Berkaitan dengan latar belakang masalah yang di kemukakan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengadakan study untuk mengetahui Peranan Kebugaran Jasmani Terhadap Hasil Belajar Pada Siswa MTS Muhammadiyah 04 Blagung Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012.

19 5 B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah yang dikemukakan di atas dapat di identifikasi masalah sebagai berikut : 1. Prestasi belajar 2. minimnya sarana dan prasarana 3. Kemajuan IPTEK 4. Keterbatasan perekonomian orang tua 5. Kebugaran jasmani 6. Siswa MTS Muhammadiyah 04 Blagung Kabupaten Boyoalai Tahun Pelajaran 2011/2012 C. Pembatasan Masalah Sehubung dengan luasnya permasalahan yang timbul dari identifikasi masalah maka pembatasan perlu di lakukan guna memperoleh ke dalaman kajian dan menghindari perluasan masalah. Pembatasan masalah dalam penelitian sebagai berikut : 1. Prestasi belajar 2. Kebugaran jasmani Pada Siswa MTS Muhammadiyah 04 Blagung Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012 D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Adakah hubungan antara tingkat kebugaran jasmani terhadap prestasi belajar pada siswa MTS Muhammadiyah 04 Blagung Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012

20 6 2. Seberapa besar peranan kebugaran jasmani terhadap prestasi belajar pada siswa MTS Muhammadiyah 04 Blagung Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012 E. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang ada maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat Kebugaran Jasmani Terhadap Hasil Belajar pada Siswa MTS Muhammadiyah 04 Blagung Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2011/ Untuk mengetahui peranan Kebugaran Jasmani Terhadap Hasil Belajar pada Siswa MTS Muhammadiyah 04 Blagung Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012 F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui seberapa besar Peranan Kebugaran Jasmani Terhadap Hasil Belajar pada Siswa MTS Muhammadiyah 04 Blagung Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2011/ Sebagai acuan untuk melihat faktor-faktor lain yang menyebabkan penurunan terjadinya prestasi belajar pada Siswa MTS Muhammadiyah 04 Blagung Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012

21 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan 1. Belajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses yang di lakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam pengertian yang umum dan sederhana, belajar sering diartikan sebagai aktivitas untuk memperoleh pengetahuan. Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, ketrampilan, dan sikap. Menurut Gagne belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki ketrampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari stimulus yang berasal dari lingkungan, proses kognitif yang di lakukan oleh pebelajar. Dengan demikian belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru. Belajar di alami oleh pebelajar terkait dengan pertumbuhan jasmani yang siap berkembang. Pada sisi lain, kegiatan belajar yang berupa perkembangan mental dan didorong oleh tindak pendidikan atau pembelajaran. Dengan kata lain belajar berkiatan dengan usaha atau rekayasa pembelajaran. Dari segi siswa, belajar di alaminya sesuai dengan pertumbuhan jasmani dan perkembangan mental, akan menghasilkan hasil belajar sebagai dampak pengiring. Menghasilkan perilaku yang di kehendaki suatu hasil sebagai dampak pengajaran. Di dalam belajar siswa di tuntut keaktifannya. Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah di amati sampai kegiatan psikis yang susah di amati. Kegiatan fisik berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih ketrampilan-ketrampilan. Kegiatan 7

22 8 psikis berupa pengetahuan yang di miliki dalam memecahkan masalah yang di hadapi, membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan, dan kegiatan psikis lainnya. Seorang ilmu jiwa merumuskan prinsip dalam belajar dalam lima batasan sebagai berikut : (Gestalt) 1) Manusia bereaksi dengan lingkungannya secara keseluruhan, tidak hanya secara intelektual, tetapi juga secara fisik, emosional, sosial 2) Belajar adalah penyesuaian dengan lingkungan 3) Manusia berkembang sebagai keseluruhan sejak daru kecil sampai dewasa, lengkap degan segala aspek-aspeknya 4) Tidak mungkin ada belajar tanpa ada kemauan untuk belajar, motivasi member dorongan yang menggerakkan seluruh organisme 5) Belajar akan berhasil kalau ada tujuan b. faktor-faktor yang mempengaruhi dalam belajar Belajar yang mengubah tingkah laku, Thomas F.Staton menyatakan: Belajar yang merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku si subyek belajar, ternyata banyak faktor yang mempengaruhinya. Dari sekian banyak faktor yang berpengaruh itu, secara garis besar dapat dibagi dalam klasifikasi faktor intern (dari dalam) diri si subyek belajar dan faktor ekstern (dari luar) diri si subyek belajar (hlm.39-45), antara adalah : 1) Faktor internal (dari dalam siswa) a) Motivasi Seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Inilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan pendidikan. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang di sebut dengan motivasi. Motivasi dalam hal ini meliputi dua hal :

23 9 mengetahui apa yang ingin dipelajari, memahami mengapa hal tersebut patut dipelajari. Dengan unsur motivasi inilah sebagai dasar permulaan yang baik untuk belajar. Sebab tanpa motivasi kegiatan belajar sulit untuk berhasil. b) Konsentrasi Konsentrasi adalah memusatkan segenap kekuatan perhatian pada suatu situasi belajar. Unsur motivasi dalam hal ini sangan membantu tumbuhnya proses pemusatan perhatian. Didalam konsentrasi ini keterlibatan mental secara detail sangan diperlukan, sehingga tidak perhatian sekadarnya. c) Reaksi Didalam kegiatan belajar diperlukan keterlibatan unsur fisik atau mental, sebagai suatu wujud reaksi. Pikiran dan ototnya harus dapat bekerja secara harmonis, sehingga subjek belajar itu bertindak atau melakukannya. Belajar harus aktif, tidak 100% 75% 50% 25% 0 25% 50% 75% 100% Gambar 2.2. (tingkat konsentrasi menurut Thomas F.Staton) Sekedar apa adanya, menyerah pada lingkungan, tetapi semua itu harus dipandang sebagai tantangan yang memerlukan reaksi. Jadi seorang yang

24 10 belajar harus aktif, bertindak dan melakuknnya dengan segala panca indranya secara optimal. d) Organisasi Belajar dapat juga dikatakan sebagai kegiatan mengorganisasikan, menata atau menempatkan bagian-bagian pelajaran ke dalam suatu kesatuan pengertian. Hal semacam inilah yang dapat membuat seseorang belajar akan menjadi mengerti dan lebih jelas, tetapi mungkin juga bertambah bingung. Perbedaan belajar yang berhasil dengan kebingungan, kemungkinan besar hanyalah perberdaan antara cara penerimaan dan pengaturan fakta-fakta dan ide-ide dalam pikiran siswa yang belajar. Dalam hal ini dibutuhkan ketrampilan mental untuk mengorganisasikan stimulus (fakta-fakta, ide-ide untuk membantu siswa agar cepat mengorganisasikan fakta dan ide-ide dalam pikirannya, maka diperlukan perumusan tujuan yang jelas dalam belajar). Dengan demikian akan terjadi proses yang logis. e) Pemahaman Pemahaman dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Karena itu terjadi berarti harus mengerti secara mental dan filosofinya, maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya, sehingga menyebabkan siswa dapat memahami suatu situasi. Hal ini sangat penting bagi siswa yang belajar. f) Ulangan Lupa merupakan sesuatu yang tercela dalam belajar. Tetapi lupa adalah sifat umum manusia. Setiap orang dapat lupa. Penyelidikan menunjukkan, bahwa sehari sesudah para siswa mempelajari sesuatu bahan pelajaran atau mendengarkan suatu ceramah, mereka banyak melupakan apa yang telah mereka peroleh selama jam pelajaran tersebut. Begitu seharusnya, semakin lama semakin banyak pula yang dilupakan, walaupun mungkin tidak lupa secara keseluruhan. Lupa merupakan gejala psikologis yang harus diatasi.

25 11 g) Kesehatan Kesehatan adalah dimana kondisi seseorang tidak dalam keadaan sakit atau terdapat gangguan dari penyakit yang menular atau tidak menular yang sangat berpengaruh terhadap kondisi seseorang yang akan melakukan aktivitas sehari-hari (belajar, bekerja, dll) 2) Faktor ekstern (dari luar siswa) a) Guru sebagai Pembina siswa belajar Guru adalah pengajar yang mendidik, ia tidak hanya mengajar bidang studi yang sesuai dengan keahlianya, tetapi juga menjadi pendidik generasi muda bangsanya. Sebagai pendidik, ia memusatkan perhatian pada kepribadian siswa, khususnya berkenaan dengan kebagkitan belajar. Kebangkitan belajar tersebut merupakan wujud emansipasi dari siswa. Sebagai guru yang mengajar, ia bertugas mengelola kegiatan belajar siswa disekolah. b) Prasarana dan sarana pembelajaran Prasarana pembelajaran meliputu sekolah, ruang belajar, lapangan olahraga, ruang ibadah, ruang kesenian, dan peralatan olahraga. Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium sekolah, dan berbagai media pengajaran yang lain. Lengkapnya parasana dan sarana dalam belajar merupakan kondisi pembelajaran yanga baik. Hal ini tidak berarti bahwa lengkapnya parasana dan sarana menentukan jaminan terselenggaranya proses belajar yang baik. Justru di sinilah timbul masalah bagaimana mengelola prasarana dan sarana pembelajaran sehingga terselenggara proses belajar yang berhasil baik. c) Kebijakan penilaian Proser belajar mencapai puncaknya pada hasil belajar siswa atau unjuk kerja siswa. Sebagai suatu hasil maka dengan unjuk kerja tersebut, proses belajar berhenti untuk sementara. Dan terjadilah penilaian. Dengan

26 12 penilian yang dimaksud adalah penentu sampai sesuatu dipandang berharga, bermutu, atau bernilai datang dari orang lain. Dalam penilaian hasil belajar, maka penentu keberhasilan belajar tesebut adalah guru. Guru adalah pemegangan kunci pembelajaran. Guru menyusun desain pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan menilai hasil belajar. d) Lingkungan sosial siswa di sekolah Siswa-siswa disekolah membentuk suatu lingkungan pergaulan, yang dikenal sebagai lingkungan sosial siswa. Dalam lingkungan sosial tersebut ditemukan adanya kedudukan dan peranan yang diakui oleh sesama. Jika seseorang siswa diterima, maka ia dengan mudah menyusuaikan diri dan segera dapat belajar. Sebaliknya, jika ia tertolak, maka ia akan merasa tertekan. e) Kurikulum sekolah Program pembelajaran di sekolah berdasarkan diri pada suatu kurikulum. Kurikulum yang diberlakukan sekolah adalah kurikulum nasional yang disahkan oleh pemerintah, atau suatu kurikulum yang disahkan oleh suatu yayasan pendidikan. Kurikulum sekolah tersebut berisi tujuan pendidikan, isi pendidikan, kegiatan-mengajar, dan evaluasi. Berdasarkan kurikulum tersebut guru menyusun desain instruksional untuk membelajarkan siswa. Hal itu berarti bahwa program pembelajaran di sekolah sesuai dengan sistem pendidikan nasional. f) Keadaan keluarga keadaan keluarga sangat mempengaruhi terhadap belajar anak karena dipengaruhi oleh beberapa faktor dari keluarga yang dapat menimbulkan perbedaan individu seperti kultur keluarga, pendidikan orang tua, tingkat ekonomi, hubungan antara orang tua, sikap keluarga terhadap masalah sosial dan realitas kehidupan. keadaan keluarga dapat mempengaruhi belajar anak sehingga faktor inilah yang memberikan pengalaman kepada anak untuk dapat menimbulkan prestasi, minat, sikap dan pemahamannya

27 13 sehingga proses belajar yang dicapai oleh anak itu dapat dipengaruhi oleh orang tua yang tidak berpendidikan atau kurang ilmu pengetahuannya. Dorongan untuk belajar pada diri seseorang antara lain dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Perhatian adalah pemusatan energy psikis yang tertuju pada suatu obyek pelajran atau dapat dikataka sebagian banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai aktivitas belajar. 2) Pengamatan adalah cara mengenal dunia riil, baik dirinya sendiri maupun lingkungan dengan segenap panca indar, jadi dalam belajar itu unsur keseluruhan jiwa dengan segala panca indranya harus bekerja untuk mengenal pelajaran tersebut. 3) Tanggapan dapat diartikan sebagai gambaran/bekas yang tinggal dalam ingatan setelah orang melakukan pengamatan. Tanggapan itu akan memiliki pengaruh terhadap perilaku belajar setiap siswa. 4) Fantasi sebagai kemampuan untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru berdasarkan tanggapan yang ada, atau dapat dikatan sebagai suatu funggsi yang memungkinkan individu untuk berorientasi dalam alam imajinasi, menerobos dunia realitas. Dengan fantasi ini, maka dalam belajar akan memiliki wawasan yang lebih longgarr karena dididik untuk memahami diri atau pihak lain. 5) Ingatan secara teoritis adalah mencamkan atau menerima kesan kesan ari luar, menyipan kesan, memproduksi kesan, oleh karena itu, ingatan akan merupakan kecakapan untuk menerim, menyimpan dan memproduksi kesan-kesan didalam belajar. Hal ini sekaligus untuk menghindari kelupaan karena lupa sebagai gejala psikologi yang selalu ada. 6) Berfikir adalah motivasi mental untuk dapat merumuskan pengertian, menyintesis dan menarik kesimpulan.

28 14 7) Bakat adalah salah satu kemampuan manusia untuk melakukan suatu kegiatan dan sudah ada sejak manusia itu ada. Hal ini dekat dengan persoalan intelegensi yang merupakan struktur mental yang melahirkan kemampuan untuk memahami sesuatu. 8) Motivasi adalah daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Beberapa hal yang mendorong seseorang untuk belajar. (a) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang luas (b) Sifat kreatif pada orang yang belajar dan adanya kegiatan yang ingin maju (c) Keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan teman-teman (d) Adanya keingiana memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun dengan kompetisi (e) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran (f) Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir belajar c. kesulitan belajar Dalam melaksanakan tugas pembelajaran, guru tidak hanya berkewajiban menyajikan materi pelajaran dan mengevaluasi pekerjaan siswa, akan tetapi juga bertanggung jawab terhadap pelaksanaan bimbinngan belajar. Sebagai pembimbing belajar siswa, guru harus mangadakan pendekatan bukan saja melalui pendekatan instruksional, akan tetapi dibarengi dengan pendekatan yang bersifat pribadi, dalam setiap proses belajar mengajar berlangsung. Melalui pendekatan pribadi, guru akan secara langsung mengenal dalam memahami siswa secara lebih mendalam sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang optimal. Dengan demikian dapat dilihat melalui:

29 15 1) Identifikasi Suatu kegiatan yang diarahkan untuk menemukan siswa yang mengalami kesulitan belajar, yaitu mencari informasi tentang siswa dengan melakukan kegiatan berikut : a) Data dokumen hasil belajar siswa b) Menganalisis absen siswa didalam kelas c) Mengadakan wawancara dengan siswa d) Menyebar angket untuk memperoleh data tentang permasalah belajar e) Tes untuk memperoleh data tentang kesulitan belajar atau permasalahan yang sedang dihadapi 2) Diagnosis Keputusan atau penentuan mengenai hasil dari pengolah data tentang siswa yang mengalami kesulitan belajara dan jenis kesulitan yang dialami siswa. Diagnosis ini dapat berupa hal-hal sebagai berikut : a) Keputusan mengenai jenis kesulitan belajar siswa b) Keputusan mengenai faktor-faktor yang menjadi sumber sebab-sebab kesulitan belajar c) Keputusan mengenai jenis mata pelajaran yang mengalami kesulitan belajar Kegiatan diagnosis dapat dilakukan dengan cara : (1) Membandingkan nilai prestasi individu untuk setiap mata pelajaran dengan rata-rata nilai seluruh individu (2) Membandingkan prestasi dengan potensi yang dimiliki oleh siswa tersebut (3) Membandingkan nilai yang diperoleh dengan batas minimal tujuan yang diharapkan

30 16 3) Terapi atau pemberian bantuan Pemberian bantuan kepada anak yang mengalami kesulitan belajar sesuai dengan program yang telah disusun. Bentuk terapari yang dapat diberikan antara lain melalui : a) Bimbingan belajar kelompok b) Bimbingan belajar individu c) Pengajaran remidian d) Pemberian bimbingan pribadi e) Alih tangan kasus 4) Tindak lanjut atau follow up Usaha untuk mengetahui keberhasilan bantuan yang telah diberikan kepada siswa dan tidak lanjut yang didasari hasil evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan dalam upaya memberikan bimbingan. d. Prestasi belajar Hasil belajar akan dapat di lihat dengan bentuk nilai Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau diperoleh anak berupa nilai mata pelajaran. ( Nurkencana : 62). Di tambahkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar, atau prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan, pengetahuan dan kemudian akan diukur, dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan.

31 17 2. Kebugaran jasmani a. Pengertian kebugaran jasmani Kemampuan atau kesanggupan seseorang untuk melakukan aktivitas atau kegiatan dengan daya kerja tinggi tanpa mengalami kelelahan yang berarti atau berlebihan (Agus Mukhlolid, 2004 : 3). Kebugaran jasmani merupakan dambaan setiap orang agar dapat mempunyai kebugaran jasmani yang tinggi dan nanti akan dapat berpengaruh pada peningkatan produktifitas kerja yang di lakukan. Kebugaran Jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan gampang, tanpa merasa lelah yang berlebihan, serta masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluankeperluan mendadak Kebugaran jasmani dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk menunaikan tugas dengan baik walaupun dalam keadaan sukar, di mana orang yang kebugaran jasmaninya kurang, tidak akan dapat melakukannya. Jurnal media ilmu media ilmu keolahragaan Indonesia (Depdiknas. 2003). Tubuh yang sehat dan bugar sangat menunjukkan aktivitas setiap orang. Jurnal media ilmu keolahragaan Indonesia (Muhajir. 2011) b. Fungsi kebugaran jasmani Fungsi Kebugaran Jasmani mempunyai fungsi yang sangat penting bagi kehidupan seseorang dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Kebugaran jasmani berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kerja bagi siapapun yang memilikinya sehingga dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara optimal untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Selain itu untuk mengembangkan kekuatan, kemampuan, dan kesanggupan daya kreasi serta daya tahan dari setiap manusia yang berguna untuk mempertinggi daya kerja dalam pembangunan dan pertahanan bangsa dan Negara.

32 18 Kebugaran jasmani ( kesehatan) 1. Kesegaran jantung paru 2. Lemak tubuh 3. Kekuatan otot 4. Fleksibilitas Kebugaran jasmani Kebugaran jasmani ( fisik ) 1. Daya tahan otot 2. Kelincahan 3. Ketangkasan 4. Kecepatan 5. Tenaga ledak ( power ) 6. keseimbangan Gambar 2.3. ( kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan dan fisik ) 1) Komponen-komponen dari kebugaran jasmani yang dititik beratkan pada fisiologi olahraga yang meliputi sebagai berikut : a) Kebugaran kardiovaskuler adalah kemampuan untuk melatih seluruh tubuh dalam waktu yang agak panjang tanpa merasa lelah. Jantung yang kuat diperlukan untuk dapat mensuplai darah yang beroksigen secara afektif kepada otot-otot tubuh. Kebugaran kardiovaskuler yang jelek dapat diidentifikasikan sebagai suatu yang mendahului sakit jantung b) Kekuatan otot adalah kemampuan otot menggerakkan kekuatan. Daya tahan otot dalah kemampuan otot untuk menggunakan dalam rentang waktu yang lama. Mempertahankan tingkat kekuatan/daya tahan otot punggung dan panggul adalah penting untuk mencegah dan mengurangi sakit dan tensi punggung bagian bawah c) Daya tahan otot adalah kemampuan dari otot-otot kerangka badan untuk menggunakan, dalam jangka waktu tertentu. Kekuatan keahlian, penampilan, kecepatan bergerak dan tenaga sangat erat kaitannya dengan unsur ini, atau Kapasitas melakukan kerja secara terus-menerus dalam waktu yang relative lama.

33 19 d) Kelenturan adalah gerak otot-otot dan persendian tubuh. Kelenturan sangat erat hubungnnya dengan kemampuan otot-otot kerangka tubuh secara alamiah yang dimantapka kodisinya diregangkan melampui panjangnya yang normal waktu istirahat. Meningkatkan kelenturan akan memperbaiki penampilan tubuh dan mengurangi kemungkinan cidera e) Komposisi tubuh adalah presentase lemak badan dari berat badan tanpa lemak ( otot, tulang, tulang rawan, organ-organ vital). Menjadi gemuk, biasanya dimulai pada masa kanak-kanak, mempunyai pengaruh pada komponen lain dari kebugaran f) Kelincahan adalah Ketrampilan untuk mengubah arah gerak tubuh atau bagian tubuh secara tiba-tiba. Ketangkasan melibatkan penekanan yang lebih besar pada seselerasi dan sekali kali dengan ekselerasi reaksi, perubahan arah dan kecepatan dapat dilakukan pada berbagai kecepatan karena itu ketangkasan hendaknya dipandang dalam konteks yang lebih luas dari pada sekedar berhenti dan bergerak. g) Keseimbangan adalah kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ syaraf otonya, selaman melakukan gerak-gerak yang cepat, dengan perubahan letak titik berat badan yang cepat pula, baik dalam keadaan statis maupun dalam keadaan dinamis. Keseimbangan juga diartikan kemampuan mempertahankan sikap tubuh yang tepat pada saat melakukan gerakan. Keseimbangan yang dimiliki oleh seseorang tergantung pada kemampuan integrasi antara kerja indra penglihatan, telinga dan otot. h) Koordinasi adalah kemampuan seseorang dalam mengintegrasikan bermacam-macam gerakan tunggal secara efektif. Koordinasi menyatakan hubungan yang harmonis dari faktor yang terjadi pada suatu gerak. Orang yang koordinasinya baik akan mampu melakukan berbagai gerakan dengan efisien, lancar dan harmonis. Koordinasi menyatakan hubungan yang harmonis dari berbagai faktor yang terjadi pada suatau gerakan.

34 20 Kemampuan koordinasi merupakan unsur dasar yang baik dalam menyelesaikan tugas dalam kehidupan sehari-hari. i) Power adalah kemampuan untuk mengerahkan kekuatan dengan maksimum yang dikerjakan dalam waktu yng sependek-pendeknya. Power juga dapat diartikan sebagai kemampuan sebuah otot atau segerombolan otot untuk mengatasi tahan sebagai beban dengan kecepatan tinggi dalam suatu gerakan yang utuh. Waktu reaksi adalah lamanya waktu antara perangsangan dan respon Dengan mengemukakan unsur-unsur tersebut diatas, tidaklah berarti bahwa semua orang harus memiliki dan mengembangkan secara sempurna kesepuluh unsur tersebut, tetapi tergantung kepada kebutuhan dan pekerjaan masing-masing. Tiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Karena jantung, peredaran darah dan pernafasan secara langsung menyangkut tingkat kesehatan seseorang. Daya tahan jantung, peredaran darah dan pernafasan merupakan hal yang paling penting. Karena itulah maka pada umumnya melakukan usaha peningkatan dan pemeliharaan kebugaran jasmani, akan menggunakan program-program erobik. Memang sistem jantung, peredaran darah dan pernafasan adalah alat utama dan penyalur dari segala unsur yang diperlukan tubuh. Terutama Oksigen yang berfungsi untuk pembakaran pada proses pengolahan zat-zat makanan dalam tubuh, sehingga dapat menghasilkan energi yang diperlukan. Mengingat Oksigen tidak dapat disimpan sebagai persediaan di dalam tubuh seperti zat-zat makanan, maka di waktu kita harus melakukan kerja jasmani yang lama dan berat, pernafasan harus pula dipergiat untuk memperoleh cukup Oksigen. Melalui aliran darah, oksigen dibawa kesemua daerah-daerah tempat penyimpanan zat-zat makanan, agar dapat terwujud pembakaran yang menghasilkan cukup energi bagi kerja jasmani tersebut.

35 21 c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani Kebugaran jasmani adalah unsur yang penting bagi semua orang untuk menjalankan tugas dengan baik. Untuk mencapai prestasi baik dalam kerja maupun belajar, maka harus melakukan latihan untuk meningkatkan kebugaran jasmaninya. Usaha untuk meningkatkan kebugaran jasmani, tentunya harus mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani tersebut. Kebugaran jasmani terdiri dari beberapa komponen atau unsur fisik kebugaran jasmani seseorang sangat ditentukan oleh fungsi kerja komponen yang ada. Dengan demikian segala hal yang mempengaruhi unsur-unsur yang ada dalam kebugaran jasmani. (Moeloek dan Arjatmo Tjokronegoro: 1984 : 3-13) diuraikan sebagai berikut : 1) Keturunan (genetik) adalah setiap orang mempunyai bakat dan bawaan yang berbeda-beda dalam bidang kemampuan fisik. Dengan demikian halnya dengan kebugaran jasmani seseorang dipengaruhi bawaan sejak lahir. Alatalat faal dalam tubuh seperti, jantung, paru, sel darah merah, serabut otot dan hemoglobin, serta postur tubuh merupakan faktor genetik yang mempengaruhi kebugaran jasmani seseorang sejak lahir memiliki bakat dalam hal kebugaran jasmani, sesuai dengan keadaan tubuh dan jenis serabut otot yang dimiliki 2) Usia adalah perbedaan usia seseorang berpengaruh terhadap kebugaran jasmani yang dimiliki, seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan manusia dari anak-anak sampai dewasa kebugaran jasmani seseorang akan meningkat. Bertambahnya massa otot dan bertambahnya ukuran organ jantung dan paru-paru masa pertumbuhan, akan meningkatkan kapasitas seseorang dalam melakukan kerja 3) Jenis kelamin adalah perbedaan jenis kelamin juga berpengaruh pada perbedaan kebugaran jasmani anak. Secara kodrati bahwa antara laki-laki dan perempuan memiliki cirri-ciri fisik yang berbeda. Antara laki-laki dan perempuan secara anatomis dan fisiologis memiliki perbedaan. Hal ini sangat tampak dengan adanya perbedaan ukuran tubuh, komposisi tubuh,

36 22 serta kemampuan fungsi paru-paru dan jantung. Perbedaan tersebut sangat nampak terutama sejak mulai puber. Setelah menginjak masa pubertas, pria rata-rata memiliki ukuran badan (termasuk kemampuan fisiknya) sedikit lebih besar dibandingkan wanita. Hormon pertumbuhan pria dan wanita juga berbeda. Pada pria terjadi penambahan jaringan otot, sedangkan pada wanita cenderung menuju pada pengurangan otot dan penambahan jaringan lemak. Dengan keadaan tersebut, maka pria jelas akan memiliki kekuatan yang lebih besar pada wanita. Oleh karena itu laki-laki setelah masa pubertas, rata-rata memiliki kebugaran jasmani yang lebih tinggi dari pada perempuan. 4) Aktivitas fisik sangat berpengaruh terhadap peningkatan kebugaran jasmani. orang yang tidak aktif melakukan aktivitas fisik kebugaran jasmaninya akan menurun. Sebaliknya jika aktif melakukan kegiatan fisik secara teratur kebugaran jasmaninya akan dapat terjaga bahkan meningkat. Kebugaran jasmani sangat penting bagi siswa sekolah karena apabila kebugaran jasmani siswa jelek berarti menjadi masalah sekolah dan pendidiknya, khususnya guru olahrag. Tingkat kebugaran jasmani sangat erat kaitannya dengan kemampuan siswa untuk menyelesaikan tugas belajar dengan optimal. Kebugaran jasmani yang baik dapat mempertinggi kemampuan dan kemauan siswa untuk belajar. Seseorang memiliki kebugaran jasmani yang baik maka ia akan dapat melakukan tugasnya sehari-hari dengan baik, sebaliknya seseorang yang memiliki kebugaran jasmani yang jelek maka ia tidak akan dapat melakukan tugasnya dengan baik pula. Hal ini sesuai dengan pendapat Santoso Giriwijoyo (1991:63), Di hubungkan dengan studi yang sangat berat dan pencapaian akademis yang memerlukan dukungan kemampuan kerja fisik, maka rendahnya kapasitas kerja fisik dapat menjadi penghambat untuk mencapai sukses. Disinilah sumbangan olahraga bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan kerja fisik

37 23 Kebugaran jasmani memiliki peranan penting untuk mendukung siswa mengerjakan berbagai tugas belajar. Seseorang memiliki kebugaran jasmani yang baik, ia dapat melakukan tugas sehari-hari dengan baik, begitu pula sebaliknya seseorang yang memiliki kebugaran jasmani kurang baik maka ia tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik pula. Dengan demikian, siswa yang memiliki kebugaran jasmani yang baik, akan dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik, yang tentunya menghasilkan prestasi belajar yang optimal. Dengan kebugaran jasmani pelajar mampu berfikir secara jernih, penuh kreatifitas dan mempunyai semangat yang tinggi untuk menyelesaikan segala tugas studinya sehingga dapat berhasil dengan memuaskan. Riset memperlihatkan bahwa. Padulka (2006) menyatakan bahwa: Program pendidikan jasmani yang di desain dengan baik dan di implementasikan dapat mendorong anak untuk aktif secara fisik dan memperlihatkan efek positif pada nilai akademik, termasuk peningkatan konsentrasi, memperbaiki kemampuan berhitung, membaca, menulis dan mengurangi perilaku mengganggu. Kondisi aerobic tampaknya membantu fungsi memori. Aktivitas fisik mempunyai pengaruh pada lobus frontalis, suatu aera otak untuk konsentrasi mental dan perencanaan. Mekanisme bagaimana siswa dapat meningkatkan prestasi akademik sebagai hasil dan aktivitas fisik melalui pendidikan jasmani diantaranya adalah meningkatnya motovasi dan berkurangnya rasa bosan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan rentang perhatian dan konsentrasi (hlm ). Berdasarkan asal perkembangan otak terdiri dari tiga bagian besar, yaitu otak depan (forebrain), otak tengah (midbrain), dan otak belakang (hindbrain). Otak depan terdiri atas dua bagian penting, yaitu otak besar (cerebrum) dan di encephalon. Di lihat dari atas, cerebrum terbagi menjadi dua belahan, yaitu hemisfer kanan dan kiri. Ke dua belahan berhubungan oleh jembatan saraf yang disebut corpus callosus. Otak kiri mengatur hal-hal yang bersifat rasional, terutama menyangkut proses berbahasa dan menghitung, sedangkan otak kanan mengaturhal-hal yang bersifat

38 24 intuitif dan berhubungan dengan seni dan kreativitas. Koordinasi dan control bagian tubuh terjadi secara bersilang. Tangan dan kaki kanan di urus otak kiri dan sebaliknya, tangan dan kaki diurus otak kanan. Bagian paling penting dari di encephalon adalah thalamus dan hypothalamus. Otak belakang terdiri atas otak kecil (cerebellum), pons, dan medulla oblongata. Otak tengah bersama pons dan medulla oblongata membentuk batang otak (brain stem). Otak besar terdiri atas bongkahan besar yang di sebut lobus, yaitu lobus frontal (di bagian depan, di dahi), lobus occipital (di bagian belakang kepala), lobus temporal (di sekitar telinga), dan lobus parietal (di puncak kepala). Lobus frontal bertanggung jawab untuk kegiatan berfikir, perencanaan, dan penyusunan konsep. Lobus temporal bertanggung jawab terhadap persepsi suara dan bunyi, juga memori dan kegiatan berbahasa (terutama di belahan kiri). Lobus parietal bertanggung jawab untuk berfikir, terutama pengaturan memori di kulit otak. Lobus occipitalis mengatur kerja penglihatan. Otak bekerja secara elektrokimiawi. Disepanjang serabut saraf, aliran impuls berjalan secara elektrik, karena perbedaan kadar iom di dalam dan di luar sel. Di sinapsis, saraf komunikasi secara kimiawi melalui zat kimia saraf yang di sebut neurotransmiter. Beberapa neurontransmiter yang terkait dengan latihan fisik, (Ratey :2008) adalah sebagai berikut : a) Norepinefrin Norepinefrin berfungsi memperbaiki mood, motivasi intrinsic, dan kepercayaan diri, memperbaiki persepsi, dan pembelajaranan tingkat selular. Dikatan, latihan fisik akut maupun kronis mampu meningkatkan neorepinefrin otak.

39 25 b) Serotonin Serotonin berfungsi mengatur mood, mengontrol impuls, menimbulkan kepercayaan diri, melawan efek toksin tingginya kadar hormone stress, dan memperbaiki proses belajar dalam tingkat seluler. c) Dopamin Latihan fisik dikatakan dapat mempengaruhi sintesis, pelepasan, dan pengambilan kembali dopamine. Dopamine meningkat selama berlangsung perilaku motorik. Semakin besar intensitas, semakin besar peningkatannya. Latihan tertentu dapat meningkatkan jumlah enzim yang membuat dopamin dan mengubah kerja dopamine di membrane postsinaptik. Fokus mental dan tingkat konsentrasi siswa meningkat secara bermakan sesudah aktivitas fisik yang terstruktur. Temuan tersebut menyarankan bahwa latihan fisik seperti lari, lompat, permainan aerobic berpengaruh pada lobus frontalis otak, area yang berperan pada konsentrasi mental, perencanaan, dan pengambilan keputusan. (Blaydes :2001) Dalam kaitan dengan pendidikan jasmani, ada unsur gerak, aktivitas fisik, dan latihan fisik yang terstruktur. Bergerak berfungsi menyiapkan otak untuk belajar secara optimal. Dengan bergerak, aliran darah keotak lebih tinggi, sehingga suplai nutrisi lebih baik. Otak membutuhkan nutrisi, terutama berupa oksigen dan glukosa. Glukosa bagi otak merupakan bahan bakar utama supaya otak dapat bekerja optimal. Setiap kali seseorang berfikir, akan menggunakan glukosa. Aktivitas otak di ukur dari penggunaan glukosa. Di sisi lain, kurangnya suplai oksigen ke otak dapat menimbulkan disorientasi, bingung, kelelahan, gangguan konsentrasi, dan masalah daya ingat. Aktvitas fisik melalui pendidikan jasmani memberi otak suplai nutrisi yang di perlukan.

40 26 d. Tes Kebugaran Jasmani Hakekat Tes Kebugaran Jasmani adalah mengukur kemampuan fungsi-onal maximal yang dimiliki seseorang pada saat dilakukan pengukuran. Kemampuan fungsional diukur dari besaran kemampuan gerak yang dapat dilakukan. Besaran kemampuan gerak ditentukan oleh kemampuan tubuh menghasilkan daya (energi). Apabila tubuh dapat menghasilkan daya dalam jumlah besar, maka ia pun dapat menghasilkan daya dalam jumlah kecil, tetapi tidak berarti sebaliknya (jika daya yang dihasilkan oleh tubuh dalam jumlah kecil/sedikit maka besaran kemampuan gerak tidak bisa menjadi besar/tinggi)! Apabila kemampuan menghasilkan daya adalah besar, maka berarti ia dapat mewujudkan gerak/kerja dengan intensitas yang besar dan durasi yang lama. Sebelum mengetahui, menilai prestasi belajar dan kebugaran jasmani diatas maka dapat kita lihat sesuai dengan persoalan teknis suatu tes yang baik, yang memberikan gambaran mengenai kualitas suatu alat ukur atau tes, menurut pendapat para ahli dalam tes dan pengukuran, meliputi : 1) Kesahihan (validity) Adalah tes yang mampu mengukur apa yang hendak diukur. Suatu pengukuran dapat dikatakan valid, bila alat pengukuran atau tes bener-bener tepat untuk mengukur apa yang hendak diukur dan sesuai dengan gejala yang diukur. Ada dua kenyataan pokok yang memperlihatkan taraf kesahihan suatu tes, yaitu pertimbangan secara rasional dan penialian berdasarkan prosedur empirik. Derajat kesahihan yang diuji melalui analisis secara rasional tersebut validitas logis. Sedang derajat kesahihan yang diuji berdasarkan analisis empiris tersebut validitas empiris

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesegaran Jasmani 2.1.1 Pengertian Kesegaran jasmani sudah umum dipakai dalam bahasa Indonesia, khususnya dalam bidang keolahragaan. Kesegaran jasmani biasa diucapkan dengan

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SENAM KEBUGARAN JASMANI (SKJ)

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SENAM KEBUGARAN JASMANI (SKJ) PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SENAM KEBUGARAN JASMANI (SKJ) 2012 DAN SENAM JANTUNG SEHAT (SJS) SERI V TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI SISWI KELAS V SD NEGERI MANCASAN 01 SUKOHARJO TAHUN 2014 Oleh :

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI MENGGUNAKAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 1 KARANGPULE PADAMARA PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: SUYITO X 4710157

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Imanuel Agus Santoso K

SKRIPSI. Oleh : Imanuel Agus Santoso K PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DRILL DAN BERMAIN TERHADAP KEMAMPUAN LARI CEPAT 100 METER PADA SISWA KELAS VII PUTRA SMP NEGERI 3 COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : Imanuel Agus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa. menimbulkan kelelahan yang berlebihan. ( Muhajir : 2004 )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa. menimbulkan kelelahan yang berlebihan. ( Muhajir : 2004 ) 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebugaran Jasmani Kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap pembebasan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : UMARYANI NIM: X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user

SKRIPSI. Oleh : UMARYANI NIM: X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SAMBUNG MELALUI PENDEKATAN LATIHAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 SIRANGKANG KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG SKRIPSI Oleh : UMARYANI NIM: X4711255 FAKULTAS

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Para ahli mengemukakan pendapat masing-masing tentang kebugaran jasmani.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Para ahli mengemukakan pendapat masing-masing tentang kebugaran jasmani. 13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kebugaran Jasmani 1. Pengertian Kebugaran Jasmani Para ahli mengemukakan pendapat masing-masing tentang kebugaran jasmani. Menurut Safrit (1994: 146) ada dua definisi yang bisa

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DALAM PERMAINAN

UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DALAM PERMAINAN UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DALAM PERMAINAN BOLA BAKAR MELALUI MODIFIKASI ALAT PEMUKUL PADA KELAS VI SD NEGERI 02 GERDU KECAMATAN KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI

Lebih terperinci

Oleh : WISNU SEPTYADI NIM : X

Oleh : WISNU SEPTYADI NIM : X UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MINI MELALUI BOLA DENGAN UKURANNYA SISWA KELAS IV SD NEGERI PECARIKAN KECAMATAN PREMBUN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 Oleh : WISNU

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLAVOLI MELALUI PERMAINAN 4 ON 4 PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh : ARIF SYAIFUDIN K5611017 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KINERJA GURU PENJASORKES SD NEGERI SE-KECAMATAN BATANG KABUPATEN BATANG

PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KINERJA GURU PENJASORKES SD NEGERI SE-KECAMATAN BATANG KABUPATEN BATANG PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KINERJA GURU PENJASORKES SD NEGERI SE-KECAMATAN BATANG KABUPATEN BATANG SKRIPSI Oleh: IVA KAFITA SARI K4609053 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jaringan intraseluler. Sedangkan yang dimaksud dengan

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jaringan intraseluler. Sedangkan yang dimaksud dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep tumbuh kembang merupakan suatu hal yang mutlak pada anak, maksudnya tumbuh adalah proses bertambah besarnya sel sel serta bertambahnya jaringan intraseluler.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. System) pada vertebrata dan banyak invertebrata lainnya.otak mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. System) pada vertebrata dan banyak invertebrata lainnya.otak mengatur dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Otak atau encephalon adalah pusat sistem saraf/ CNS (Central Nervous System) pada vertebrata dan banyak invertebrata lainnya.otak mengatur dan mengkoordinir

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMUKUL BOLA KASTI

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMUKUL BOLA KASTI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMUKUL BOLA KASTI MELALUI MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 1 SELOGIRI KEC. KARANGGAYAM KAB. KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan mudah

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan mudah 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kebugaran Jasmani Menurut Sadoso Sumodisardjono (1989;9), Kebugaran Jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan mudah tanpa meraskan lelah

Lebih terperinci

SURVEY KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE-KECAMATAN TAMAN SIDOARJO TAHUN AJARAN DIDIK CAHYO WICAKSONO ABSTRAK

SURVEY KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE-KECAMATAN TAMAN SIDOARJO TAHUN AJARAN DIDIK CAHYO WICAKSONO ABSTRAK SURVEY KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE-KECAMATAN TAMAN SIDOARJO TAHUN AJARAN 2011-2012 DIDIK CAHYO WICAKSONO ABSTRAK Kemampuan motorik (motor ability) memegang peranan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. playstation, dan yang saat ini digemari anak dan remaja sekarang yaitu game

BAB I PENDAHULUAN. playstation, dan yang saat ini digemari anak dan remaja sekarang yaitu game BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan zaman telah mengantarkan kita pada era modernisasi dimana segala sesuatu serba praktis dan instan. Hampir semua peralatan yang diperlukan manusia saat

Lebih terperinci

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NIM Jurusan/Program Studi : Sutrisno : X : FKIP/Penjaskesrek Menyataka

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NIM Jurusan/Program Studi : Sutrisno : X : FKIP/Penjaskesrek Menyataka UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GULING DEPAN MELALUI PENERAPAN BIDANG MIRING SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 GEMURUH PADAMARA PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: SUTRISNO X 4710150 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta berhasilnya pembangunan khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan maka mengakibatkan terjadi penurunan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : SUMINAH NIM: X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user

SKRIPSI. Oleh : SUMINAH NIM: X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH MELALUI PENDEKATAN BERMAIN LOMPAT BOX DAN BAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 PEGUNDAN KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG SKRIPSI Oleh : SUMINAH NIM: X4711197

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani (penjas) merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN LOMBA MEMINDAHKAN BENDA

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN LOMBA MEMINDAHKAN BENDA PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN LOMBA MEMINDAHKAN BENDA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI CEPAT 60 METER PADA S ISWA KELAS V S D NE GERI 01 PESUCE N KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa dewasa merupakan periode di mana tidak terjadi lagi perubahan karena faktor pertumbuhan setelah masa adolesensi yang mengalami pertumbuhan cepat. Peningkatan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMBELAJARAN AKTIVITAS KEBUGARAN JASMANI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI DUKUH 2 TAHUN AJARAN 2011/2012

PENINGKATAN PEMBELAJARAN AKTIVITAS KEBUGARAN JASMANI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI DUKUH 2 TAHUN AJARAN 2011/2012 PENINGKATAN PEMBELAJARAN AKTIVITAS KEBUGARAN JASMANI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI DUKUH 2 TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI OLEH : S U W A N D I X4711224 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI DENGAN MENGGUNAKAN BOLA PLASTIK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KRAWITAN KECAMATAN CANDIROTO KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2), BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebugaran Jasmani Lutan (2001:7), mengatakan bahwa kebugaran jasmani (yang terkait dengan kesehatan) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas fisik yang memerlukan

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN INDIVIDU

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN INDIVIDU PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN INDIVIDU DAN BERPASANGAN TERHADAP KEMAMPUAN PASSING BOLA BAWAH SEPAKBOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA PUTRA JAMBANGAN SRAGEN USIA 12-14 TAHUN Oleh: HUSEIN APRIYANTO K5609044

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan melalui pendidikan sekolah. Kualitas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Muh Badawi Anwar

SKRIPSI. Oleh: Muh Badawi Anwar HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN DENGAN KETEPATAN SERVIS ATAS PESERTA EKSTRAKULIKULER BOLA VOLI SMK N 1 PURWOSARI GUNUNG KIDUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK MENENDANG

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK MENENDANG MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK MENENDANG DAN MENGONTROL BOLA MELALUI ALAT BANTU BOLA PLASTIK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KUNDISARI KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 SKRIPSI

Lebih terperinci

: MOCH. SEPTIAN IMAN ARIFFIN K

: MOCH. SEPTIAN IMAN ARIFFIN K HUBUNGAN KOORDINASI MATA-TANGAN, KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DAN POWER LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS TINGGI PADA ATLET PEMULA PERSATUAN BULUTANGKIS PURNAMA SOLO TAHUN 2016 SKRIPSI Oleh : MOCH. SEPTIAN

Lebih terperinci

PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER DAN KEDISIPLINAN MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR

PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER DAN KEDISIPLINAN MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER DAN KEDISIPLINAN MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR EKONOMI KELAS VII SMP NEGERI 2 MOJOSONGO BOYOLALI TAHUN

Lebih terperinci

FAKTOR PENGHAMBAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA BASKET BAGI GURU PENJAS DI SD SE-KECAMATAN WONOSOBO TUGAS AKHIR SKRIPSI

FAKTOR PENGHAMBAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA BASKET BAGI GURU PENJAS DI SD SE-KECAMATAN WONOSOBO TUGAS AKHIR SKRIPSI FAKTOR PENGHAMBAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA BASKET BAGI GURU PENJAS DI SD SE-KECAMATAN WONOSOBO TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Rizky Andriyanto K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Desember 2014 commit to user

SKRIPSI. Oleh: Rizky Andriyanto K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Desember 2014 commit to user APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN AKTIF DAN GAME SENSE YANG DIINTEGRASIKAN UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN BERMAINBOLA TANGAN DALAM PENJASORKES PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MEMUKUL BOLA DENGAN PITCHEDBALL

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MEMUKUL BOLA DENGAN PITCHEDBALL PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MEMUKUL BOLA DENGAN PITCHEDBALL DAN SOFT TOSS BALL TERHADAP KETERAMPILAN MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN BASEBALL BAGI PEMAIN KLUB BASEBALL MSC SOLO TAHUN 2009 Skripsi Oleh : AGUS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi sekarang ini masyarakat disibukkan dengan pekerjaan yang menjadi rutinitas masyarakat tersebut. Masyarakat membutuhkan waktu untuk merefresh

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI MELALUI MEDIA YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI PLUMBON KECAMATAN SELOPAMPANG KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI

Lebih terperinci

PENGARUH ALAT BANTU PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE PADA SISWI KELAS XI SMK N 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH ALAT BANTU PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE PADA SISWI KELAS XI SMK N 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENGARUH ALAT BANTU PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE PADA SISWI KELAS XI SMK N 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : Mahindro Bugo Sukirno K5611052 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUANN PASING ATAS BOLA VOLI

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUANN PASING ATAS BOLA VOLI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUANN PASING ATAS BOLA VOLI MINI MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU BOLA BERWARNA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 AMBALRESMI KECAMATAN AMBAL KABUPATEN KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013

Lebih terperinci

SKRIPSI Oleh PUSPA RIZKY KURNIAWATI K

SKRIPSI Oleh PUSPA RIZKY KURNIAWATI K UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI 40 METER DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 KARANGLO KECAMATAN POLANHARJO KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh PUSPA RIZKY

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PENGARUH LATIHAN VISUALISASI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PASSING BAWAH SISWA PUTRA EKSTRAKULIKULER BOLA VOLI SMP NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 Skripsi Oleh: PUPUT FAUZIAH SEPTIA WULANDARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat dan segala kemampuan. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan bergerak, bekerja

Lebih terperinci

EFEK PENGGUNAAN TEKNIK TENDANGAN BLASTING DAN TEKNIK TENDANGAN TOE KICK TERHADAP KETEPATAN TENDANGAN PINALTI DALAM PERMAINAN FUTSAL DI BOYOLALI

EFEK PENGGUNAAN TEKNIK TENDANGAN BLASTING DAN TEKNIK TENDANGAN TOE KICK TERHADAP KETEPATAN TENDANGAN PINALTI DALAM PERMAINAN FUTSAL DI BOYOLALI EFEK PENGGUNAAN TEKNIK TENDANGAN BLASTING DAN TEKNIK TENDANGAN TOE KICK TERHADAP KETEPATAN TENDANGAN PINALTI DALAM PERMAINAN FUTSAL DI BOYOLALI SKRIPSI Oleh : ROBITA ARDI DARMAWAN K4608070 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1. Pentingnya Minat Belajar Kata minat dalam bahasa Inggris disebut interest yang berarti menarik atau tertarik. Minat adalah keinginan jiwa terhadap sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIS DAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING

PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIS DAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIS DAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI I NGUNTORONADI WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Skripsi Oleh: Erwansyah Nasrul

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : LUKMAN SAEFUDIN X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012.

SKRIPSI. Oleh : LUKMAN SAEFUDIN X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 TANAHBAYA KECAMATAN RANDUDONGKAL KABUPATEN PEMALANG SKRIPSI Oleh : LUKMAN

Lebih terperinci

YOGA: HARMONISASI MANAJEMEN STRESS

YOGA: HARMONISASI MANAJEMEN STRESS YOGA: HARMONISASI MANAJEMEN STRESS Mulyaningrum E-mail : mulyaningrum2001@yahoo.com Abstrak Pada kehidupan modern, terutama di kota, setiap orang menjadi semakin besar peluangnya menghadapi banyak stress.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Hasil Belajar Pretest Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok. Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai rerata pretest pada

BAB V PEMBAHASAN. A. Hasil Belajar Pretest Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok. Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai rerata pretest pada BAB V PEMBAHASAN A. Hasil Belajar Pretest Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol. Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai rerata pretest pada kelompok eksperimen sebesar 57,23 dan kelompok

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENDANG DAN MENGONTROL BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA DENGAN PENDEKATAN BERMAIN SISWA KELAS V SD NEGERI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENDANG DAN MENGONTROL BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA DENGAN PENDEKATAN BERMAIN SISWA KELAS V SD NEGERI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENDANG DAN MENGONTROL BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA DENGAN PENDEKATAN BERMAIN SISWA KELAS V SD NEGERI 3 DOROWATI KLIRONG KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Skripsi Oleh : SUJARNO

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR FOREHAND

PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR FOREHAND PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR FOREHAND DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SDN KUMESU 03 TAHUN 2013/2014 SKRIPSI oleh : ARIS PURWANTO NIM

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum

Lebih terperinci

STUDI PERKEMBANGAN PERGURUAN PENCAK SILAT ANAK NAGA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA KABUPATEN WONOGIRI TAHUN

STUDI PERKEMBANGAN PERGURUAN PENCAK SILAT ANAK NAGA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA KABUPATEN WONOGIRI TAHUN STUDI PERKEMBANGAN PERGURUAN PENCAK SILAT ANAK NAGA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2007 2011 Skripsi Oleh : AAN WAHYU PARWANTO K 4608083 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TEKNIK DAN BERMAIN

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TEKNIK DAN BERMAIN PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TEKNIK DAN BERMAIN TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING BOLA MENYUSUR TANAH SEPAKBOLA PADA SISWA PUTRA KELAS XI SMA NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh :

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR LOMPAT

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR LOMPAT UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR LOMPAT MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI BEDUG 03 KECAMATAN PANGKAH KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 SKRIPSI Oleh: TRIO SASONGKO

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN TINGKAT KETERAMPILAN TEKNIK DASAR

STUDI PERBANDINGAN TINGKAT KETERAMPILAN TEKNIK DASAR STUDI PERBANDINGAN TINGKAT KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA PADA SISWA USIA 13-15 TAHUN ANTARA SSB PERKOTAAN DAN SSB PEDESAAN SE KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2015 SKRIPSI Oleh: ARDHIAN SATMOKO K.5608005

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip mengenai penyimpangan dan ketidakwajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya teori-teori perkembangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 2), kesegaran fisik (physical fitness)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 2), kesegaran fisik (physical fitness) BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Kesegaran Jasmani Rusli Lutan (2002: 7), mengatakan bahwa kesegaran jasmani (yang terkait dengan kesehatan) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini seluruh aspek tidak luput dari dampak yang ditimbulkan dari persaingan yang sangat ketat sehingga mengakibatkan perubahan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pula kebanyakan orang indonesia. Remaja pun juga begitu. mereka tidak segan- segan melakukan banyak kegiatan ekstra selain

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pula kebanyakan orang indonesia. Remaja pun juga begitu. mereka tidak segan- segan melakukan banyak kegiatan ekstra selain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tubuh ideal merupakan impian semua orang di dunia ini, tidak termasuk pula kebanyakan orang indonesia. Remaja pun juga begitu mereka tidak segan- segan melakukan banyak

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN PENDEKATAN PERMAINAN LEMPAR CAKRAM DENGAN MEDIA MODEL BENDA BERDIAMETER

PENERAPAN PEMBELAJARAN PENDEKATAN PERMAINAN LEMPAR CAKRAM DENGAN MEDIA MODEL BENDA BERDIAMETER i PENERAPAN PEMBELAJARAN PENDEKATAN PERMAINAN LEMPAR CAKRAM DENGAN MEDIA MODEL BENDA BERDIAMETER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 GONDANG KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

Skripsi. Oleh : PURWANTO K

Skripsi. Oleh : PURWANTO K UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS INTEGRAL MATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK II MELALUI PEMBELAJARAN MODEL KONSTRUKTIVISME MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN ANGKATAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Anto FAKULTAS

SKRIPSI. Oleh Anto FAKULTAS HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LARI SPRINT 60 METER SISWA PUTRA KELAS V SD NEGERI 1 KALIBENING BANJARNEGARA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Lebih terperinci

EFEK APLIKASI PERMAINAN HOLE BALL

EFEK APLIKASI PERMAINAN HOLE BALL EFEK APLIKASI PERMAINAN HOLE BALL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK KASAR SISWA KELAS V SD NEGERI 3 KEDUNGUPIT KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : BURHAN SIDQI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kebugaran jasmani Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk pembinaan dan peningkatan kebugaran jasmani bagi siswa. Batasan mengenai kebugaran jasmani dikemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan manusia dalam meningkatkan

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MENGGIRING DENGAN

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MENGGIRING DENGAN PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MENGGIRING DENGAN MENGGUNAKAN BOLA STANDAR DAN KOMBINASI BOLA MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA KELOMPOK UMUR 10-12 TAHUN PUSAT PELATIHAN

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MAHASISWA PROGRAM STUDI PJKR DALAM MEMILIH MATAKULIAH OLAHRAGA PILIHAN BOLATANGAN SKRIPSI

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MAHASISWA PROGRAM STUDI PJKR DALAM MEMILIH MATAKULIAH OLAHRAGA PILIHAN BOLATANGAN SKRIPSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MAHASISWA PROGRAM STUDI PJKR DALAM MEMILIH MATAKULIAH OLAHRAGA PILIHAN BOLATANGAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN PUKULAN BULUTANGKIS PEMAIN TUNGGAL PUTRA USIA TAHUN PADA KEJUARAAN NASIONAL BULUTANGKIS DI SURAKARTA TAHUN 2012

ANALISIS KEBUTUHAN PUKULAN BULUTANGKIS PEMAIN TUNGGAL PUTRA USIA TAHUN PADA KEJUARAAN NASIONAL BULUTANGKIS DI SURAKARTA TAHUN 2012 ANALISIS KEBUTUHAN PUKULAN BULUTANGKIS PEMAIN TUNGGAL PUTRA USIA 17-19 TAHUN PADA KEJUARAAN NASIONAL BULUTANGKIS DI SURAKARTA TAHUN 2012 SKRIPSI Oleh : NURUL HUDA DWI WAHYONO K5609067 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Hakikat Kebugaran / Kesegaran Jasmani. tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas.

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Hakikat Kebugaran / Kesegaran Jasmani. tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Kebugaran / Kesegaran Jasmani Menurut Rusli Lutan (2002: 7) bahwa kebugaran jasmani (yang terkait dengan kesehatan) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. aktifitas yang dilakukan bersifat pokok (karier) maupun aktifitas rileks

II. TINJAUAN PUSTAKA. aktifitas yang dilakukan bersifat pokok (karier) maupun aktifitas rileks 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian kebugaran Jasmani Kebugaran jasmani merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia, dimana setiap hari manusia banyak melakukan berbagai aktifitas, baik aktifitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesegaran Jasmani Kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaannya sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Serta meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu aspek yang mendukung siswa untuk mencapai prestasi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu aspek yang mendukung siswa untuk mencapai prestasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsentrasi adalah pemusatan fungsi jiwa terhadap suatu objek seperti konsentrasi pikiran, perhatian dan sebagainya (Djamarah, 2008). Slameto (2003) mengungkapkan konsentrasi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN KREATIVITAS SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI JURUSAN IPS SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Disusun Untuk

Lebih terperinci

MENINGKATKAN POWER OTOT TUNGKAI ATLET BOLAVOLI IVOP PACITAN MELALUI WEIGHT TRAINING SKRIPSI. Oleh: SKRIPSI Oleh : DICKY ALFINDANA K

MENINGKATKAN POWER OTOT TUNGKAI ATLET BOLAVOLI IVOP PACITAN MELALUI WEIGHT TRAINING SKRIPSI. Oleh: SKRIPSI Oleh : DICKY ALFINDANA K MENINGKATKAN POWER OTOT TUNGKAI ATLET BOLAVOLI IVOP PACITAN MELALUI WEIGHT TRAINING SKRIPSI Oleh: SKRIPSI Oleh : DICKY ALFINDANA K5608097 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP TINGKAT KESEGARAN JASMANI PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2015/ 2016

PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP TINGKAT KESEGARAN JASMANI PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2015/ 2016 PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP TINGKAT KESEGARAN JASMANI PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2015/ 2016 Oleh : M. JUNIANSYAH.E.P K5611051 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DENGAN ISTIRAHAT DAN TERUS MENERUS TERHADAP HASIL BELAJAR CHEST PASS BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 4 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI

Lebih terperinci

PENELUSURAN BAKAT OLAHRAGA SE- KECAMATAN BANJARSARI SISWA-SISWI SD NEGERI KELAS V KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

PENELUSURAN BAKAT OLAHRAGA SE- KECAMATAN BANJARSARI SISWA-SISWI SD NEGERI KELAS V KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI PENELUSURAN BAKAT OLAHRAGA SE- KECAMATAN BANJARSARI SISWA-SISWI SD NEGERI KELAS V KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: BIMA DHARMA SAPUTRA K5612015 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Strata 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Strata 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN, PENGURANGAN, DAN HASIL BELAJAR TENTANG OPERASI BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN SODAKOM PADA SISWA KELAS III SDN 01 GEBYOG, MOJOGEDANG, KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BULUTANGKIS DITINJAU DARI

HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BULUTANGKIS DITINJAU DARI HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BULUTANGKIS DITINJAU DARI KEMAMPUAN MOTORIK, KOORDINASI MATA-TANGAN, DAN PERSEPSI KINESTETIK PADA MAHASISWA PUTRA PENKEPOR SEMESTER IV JPOK FKIP UNS TAHUN AKADEMIK 2013/2014

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DENGAN MEDIA GAMBAR BERKATA KUNCI SISWA KELAS IV SD NEGERI I MLOPOHARJO WURYANTORO WONOGIRI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DENGAN MEDIA GAMBAR BERKATA KUNCI SISWA KELAS IV SD NEGERI I MLOPOHARJO WURYANTORO WONOGIRI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DENGAN MEDIA GAMBAR BERKATA KUNCI SISWA KELAS IV SD NEGERI I MLOPOHARJO WURYANTORO WONOGIRI TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REFLEKTIF PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REFLEKTIF PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REFLEKTIF PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : ABDI PRASETYO K4309001 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI. Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan HASIL BELAJAR SISWA YANG DIBERI PEMBELAJARAN DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA PELAJARAN TUNE UP MOTOR BENSIN KELAS X JURUSAN MEKANIK OTOMOTIF DI SMK MUHAMMADIYAH CAWAS KLATEN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan Kepada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam membangun peradaban

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam membangun peradaban 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam membangun peradaban bangsa. Pendidikan yang berkualitas mencerminkan peradaban suatu bangsa juga berkualitas. Berdasarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas seharihari dengan giat dan penuh kewaspadaan tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan dengan energi yang cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak. diselenggarakan pada jalur formal, nonformal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak. diselenggarakan pada jalur formal, nonformal maupun informal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Siti Aminah NIM

SKRIPSI. Oleh: Siti Aminah NIM HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 40 METER, DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH SISWA KELAS V SD NEGERI KRANDEGAN, KECAMATAN BAYAN, KABUPATEN PURWOREJO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan modern kini menuntut segala sesuatu yang serba cepat. Baik dalam aktivitas pekerjaan, kehidupan rumah tangga dan kebutuhan makan dalam sehari-hari. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN NORMA TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA PADA SISWA USIA TAHUN SEKOLAH SEPAKBOLA SE KARESIDENAN SURAKARTA TAHUN 2013 SKRIPSI.

PENYUSUNAN NORMA TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA PADA SISWA USIA TAHUN SEKOLAH SEPAKBOLA SE KARESIDENAN SURAKARTA TAHUN 2013 SKRIPSI. PENYUSUNAN NORMA TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA PADA SISWA USIA 10-12 TAHUN SEKOLAH SEPAKBOLA SE KARESIDENAN SURAKARTA TAHUN 2013 SKRIPSI Oleh : WAHYU HARY PRATOMO K.5608024 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

PROFIL KONDISI FISIK ATLET ANGGAR DI KABUPATEN PURWOREJO JAWA TENGAH SKRIPSI

PROFIL KONDISI FISIK ATLET ANGGAR DI KABUPATEN PURWOREJO JAWA TENGAH SKRIPSI PROFIL KONDISI FISIK ATLET ANGGAR DI KABUPATEN PURWOREJO JAWA TENGAH SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan AGUS PRASETYO A

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan AGUS PRASETYO A PENGARUH INTENSITAS BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA DAN PEMBINAAN AKHLAK DALAM KELUARGA TERHADAP KECENDERUNGAN BERFIKIR KRITIS PADA SISWA KELAS I SMK KARYA NUGRAHA BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2007/2008 SKRIPSI

Lebih terperinci

BUDIYONO X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

BUDIYONO X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS PERMAINAN BOLAVOLI MELALUI MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 BENDOSARI KABUPATEN KENDAL SKRIPSI Oleh: CIPTO BUDIYONO X4711319 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. remote control, komputer, lift, escalator dan peralatan canggih lainnya

BAB I PENDAHULUAN. remote control, komputer, lift, escalator dan peralatan canggih lainnya 16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang semakin berkembang dan peningkatan berbagai macam teknologi yang memudahkan semua kegiatan, seperti diciptakannya remote control, komputer,

Lebih terperinci

PENGARUH PROFESI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI SEMESTER GASAL SD NEGERI SIGIT 3 TAHUN AJARAN 2014/ 2015

PENGARUH PROFESI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI SEMESTER GASAL SD NEGERI SIGIT 3 TAHUN AJARAN 2014/ 2015 PENGARUH PROFESI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI SEMESTER GASAL SD NEGERI SIGIT 3 TAHUN AJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR PASSING

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR PASSING UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR PASSING ATAS BOLAVOLI MINI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN ALAT BANTU MEDIA VIDEO DAN LCD PROYEKTOR PADA SISWA KELAS V SDN MOJOSONGO II

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 2

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 2 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SENTING SAMBI BOYOLALI TAHUN 2012/2013 SKRIPSI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci