BAB II KOSA KATA, TATA BAHASA DAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS BAHASA ARAB

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KOSA KATA, TATA BAHASA DAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS BAHASA ARAB"

Transkripsi

1 BAB II KOSA KATA, TATA BAHASA DAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS BAHASA ARAB A. Kosa Kata 1. Pengertian Kosakata Kosa kata bahasa Arab (mufradat) sebagai salah satu bagian penting dari komponen bahasa, baik penggunaan bahasa secara lisan maupun secara tertulis, dan merupakan salah satu pengembangan kemampuan berbahasa Arab. 1 Kosa kata diartikan sebagai perbendaharaan kata-kata dalam berbagai bentuknya yang meliputi kata-kata lepas dengan atau tanpa imbuhan, dan kata-kata yang merupakan gabungan dari kata-kata yang sama atau berbeda, masing-masing dengan artinya sendiri. 2 Dapat dikatakan juga bahwa kosa kata adalah inti atau bagian pokok dari bahasa. Sebab, pada hakikatnya, bahasa adalah kumpulan dari kosa kata. Ketika seseorang akan memahami sebuah teks, paling tidak ia harus mengetahui jenis kata dan fungsinya secara umum. Setidaknya, ia mampu membedakan satu kata dengan yang lainnya. 3 Sebagai bagian dari komponen bahasa, kosa kata terdiri dari katakata yang digunakan dalam komunikasi melalui bahasa, baik penggunaan bahasa secara lisan maupun secara tertulis. Dalam komunikasi melalui bahasa, kosa kata merupakan unsur yang amat penting. Makna suatu 1 Abdul Hamid, Mengukur Kemampuan Bahasa Arab, Cet. Ke-1 (Malang : UIN Maliki Press, 2010), hlm M. Soenardi Djiwandono, Tes Bahasa ( Jakarta : PT Indeks, 2008 ), hlm Nurul Huda, Tokcer Bahasa Arab (Jogjakarta : Bening, 2012 ), hlm

2 26 wacana sebagai bentuk penggunaan bahasa, sebagian besar ditentukan oleh kosa kata yang digunakan dalam pengungkapannya. Dari kosa kata itulah suatu wacana memperoleh sebagian besar maknanya, di samping juga dari unsur-unsur lain dari wacana seperti tekanan suara dan intonasi. 4 Dalam menyampaikan pesan melalui bahasa, pemilihan kosa kata yang tepat merupakan hal penting untuk mengungkapkan makna yang dikehendaki. Demikian pula dengan usaha untuk memahaminya. Pemahaman yang tepat terhadap pesan yang disampaikan melalui bahasa, banyak ditentukan oleh pemahaman yang tepat terhadap kosa kata yang digunakan didalamnya. 2. Tujuan Pembelajaran Secara umum, tujuan utama pembelajaran mufradat bahasa Arab adalah sebagai berikut : a. Memperkenalkan kosa kata baru kepada siswa, baik melalui bahan bacaan maupun fahm al-masmu b. Melatih siswa untuk dapat melafalkan kosa kata itu dengan baik dan benar karena pelafalan yang baik dan benar mengantarkan kepada kemahiran berbicara dan membaca secara baik dan benar pula c. Memahami makna kosa kata, baik secara denotatif atau leksikal (berdiri sendiri) maupun ketika digunakan dalam konteks kalimat tertentu (makna konotatif dan gramatikal) 4 M. Soenardi Djiwandono, Tes Bahasa dalam Pengajaran ( Bandung : ITB, 1996 ), hlm.43.

3 27 d. Mampu mengapresiasi dan memfungsikan mufradat itu dalam berekspresi lisan (berbicara) maupun tulisan (mengarang) sesuai dengan konteksnya yang benar Strategi Pembelajaran kosakata Dalam pembelajaran mufradat guru harus menyiapkan kosakata yang tepat bagi siswa-siswanya. Oleh sebab itu guru harus berpegangan pada prinsip-prinsip dan kriteria yang jelas. Adapun prinsip-prinsip dalam pemilihan mufradat yang akan diajarkan pada pembelajaran asing (selain penutur arab) adalah sebagai berikut : 6 a. Tawatur (frekuensi) artinya memilih mufradat (kosakata) yang sering digunakan. b. Tawazzu (range) artinya memilih mufrad yang banyak digunakan di negara-negara Arab,. c. Mataahiyah (availability) artinya memilih kata tertentu dan bermakna tertentu pula. Yakni kata-kata yang digunakan dalam materi tertentu. d. Ulfah (familiarity) artinya memilih kata-kata yang familiar dan terkenal serta meninggalkan kata-kata yang jarang terdengar penggunaanya. e. Syumuul (coverege) artinya memilih kata-kata yang digunakan dalam berbagai bidang tidak terbatas pada bidang tertentu. 5 Ibid., hlm Wa Muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab ( Jogjakarta : Teras, 2012 ), hlm. 129.

4 28 f. Ahmmiyah, artinya memilih kata-kata yang sering dibutuhkan penggunaanya oleh siswa. g. Uruubah, artinya memilih kata-kata Arab, yakni memilih kata Arab walaupun ada bandingannya dalam bahasa 4. Metode Pembelajaran Kosakata Metode pembelajaran pada hakikatnya adalah teknik-teknik dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang jenisnya beragam dan pemanfaatannya disesuaikan dengan kebutuhan. Begitu pula dengan pembelajaran bahasa Arab khususnya kosa kata (mufradat) ini menuntut adanya metode-metode dasar yang dapat diterapkan tanpa mengharuskan adanya sarana-sarana yang tidak terjangkau oleh lembaga-lembaga pendidikan yang mengajarkan bahasa Arab. Metode yang biasa digunakan dalam pembelajaran kosa kata, adalah Metode Mahfuzat (Menghafal). Metode Mahfudzat atau menghafal yaitu suatu cara menyajikan materi bahasa Arab, dengan jalan menyuruh siswa untuk menghafal kalimat-kalimat berupa syair, cerita, kata-kata hikmah dan lain-lain. Metode ini difokuskan pada penguasaan kosakata dan memperbanyak perbendaharaan kosakata. 7 Tujuan metode mahfudzat yaitu melatih daya ingat peserta didik (siswa), melatih jiwa dan mental disiplin, melatih jiwa kesatria dan mempermudah mempelajari sastra Arab karena telah terbiasa menghafal bait-bait dan syair-syair yang panjang. 7 Ibid, hlm. 75.

5 29 Langkah-langkah penggunaan metode mahfudzat : Test awal dan apersepsi Hendaklah materinya disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan perkembangan peserta didik, serta materinya menarik untuk dipelajari. Untuk tahap awal dipilih kalimat-kalimat yang tidak terlalu panjang, dan pada tahapan selanjutnya dapat diberikan cerita-cerita menarik, kata-kata hikmah atau bait-bait syair yang indah. Materinya sebaiknya tertulis, dan ditulis dengan tulisan yang indah sehingga dapat membangkitkan motivasi dan menggugah semangat untuk belajar dan dibaca secara bersama-sama untuk mempercepat hafalannya. Selain dari beberapa metode di atas, dalam mengajarkan kosa kata pada siswa, ada beberapa langkah yang harus diperhatikan agar pembelajaran unsur tersebut berhasil. Dalam hal ini Ismail Shinny dan Abdullah (1984) mengatakan bahwa sebaiknya mengajarkan kosa kata melalui cara tahapan berikut ini: 8 a. Dengan cara menunjuk langsung pada benda (kosa kata) yang diajarkan. Sebagai contoh kalau guru mengajarkan kosa kata dimana referensinnya ada dalam lingkungan kelas maka guru tinggal menunjuk benda tersebut سبورة maka guru tidak usah 8 Abdul Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab (Malang: UIN Malang Press, 2009), hlm.55.

6 30 menterjemahkan kata tersebut, akan tetapi langsung menunjuk pada benda yang dimaksud, yaitu papan tulis. b. Dengan cara menghadirkan miniatur dari benda (kosa kata) yang diajarkan. Contoh: guru ingin memberikan kosa kata sebuah rumah yang indah, nyaman dan asri, maka guru cukup menghadirkan sebuah miniatur dari rumah tersebut. c. Dengan cara memberikan gambar dari kosa kata yang ingin diajarkan. Contoh: apabila seorang guru ingin mengajarkan kosa kata tentang sapi atau kambing, maka guru cukup menunjukkan gambar dari kosa kata tersebut. d. Dengan cara memperagakan dari kosa kata yang ingin disampaikan. Contoh: seorang guru ingin menyampaikan kosa kata (khususnya yang terkait dengan kata kerja) maka guru bisa melakukannya dengan cara memperagakan kosa kata tersebut tanpa harus menterjemah kedalam bahasa ibu, seperti kosa kata يمشى guru cukup memperagakan berjalan di depan kelas. e. Dengan cara memasukkan kosa kata yang diajarkan dalam kalimat. Apabila seorang guru ingin mengajarkan kosa kata جميل maka ia, الفصل جميل و نظيف او احمد جميل harus meletakkanya di dalam jumlah tidak usah diterjemahkan ke dalam bahasa ibu. f. Dengan cara memberikan padanan kata, الترادف contoh : ketika guru memberikan kosa kata فصل maka ia harus memberikan padanannya. صف

7 31 g. Dengan cara memberikan lawan kata, المضاد contoh : ketika guru ingin menyampaikan kosa kata كبير maka ia harus memberikan. صغير lawan katannya h. Dengan cara memberikan definisi dari kosa kata yang diberikan. Contoh : guru memberikan kosa kata المسجد maka ia cukup. مكان الصالة و االعتكاف memberikan definisinya Apabila dari langkah-langkah tersebut di atas masih belum dapat dipahami oleh siswa, atau ada kosa kata yang tidak bisa diungkapkan dengan delapan langkah yang ada maka mengartikan kosa kata ke dalam bahasa ibu sebagai langkah yang terakhir. Adapun media yang bisa digunakan dalam pembelajaran kosa kata adalah sebagai berikut: 9 a) Miniatur Benda Asli Miniatur adalah bentuk kecil dari benda yang sebenarnya, seperti miniatur mobil, miniatur apartemen, miniatur buah-buahan, dan lainlain. Dengan menghadirkan miniatur tersebut, guru dengan mudah tinggal mengucapkan, menunjuk dan menjelaskan maing-masing kosakata yang hendak diajarkan. b) Foto atau Gambar Foto dari sebuah benda aslinya yang dihasilkan dari kamera, bisa digunakan untuk media pembelajaran kosa kata begitu juga dengan 9 Ibid., hlm.56.

8 32 gambar yang dibuat sendiri oleh guru, dan biasanya foto atau gambar tersebut dibuat dalam bentuk kartu ( kartu mufradat ). 5. Teknik Pengajaran Kosakata Untuk memperoleh kemahiran berkomunikasi dari suatu bahasa asing, kosakata merupakan salah satu unsur bahasa yang harus dikuasai oleh pembelajar bahasa asing tersebut. Akan tetapi mempelajari bahasa tidak identik mempelajari kosakata, dalam artian bahwa pembelajar bahasa tidak cukup dengan menghafal kosakata dan mengenal bahasa hanya melalui kamus. a. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengajaran mufradat 10 1) Pengajaran mufradat tidak berdiri sendiri, dalam hal ini pengajaran mufradat selalu terkait dengan pengajaran muthla ah, istima, insya dan muhadatsah. 2) Pembatasan makna. Untuk para pemula sebaiknya guru hanya mengajarkan makna yang sesuai dengan konteks saja, agar tidak memecah perhatian dan ingatan siswa. 3) Kosakata dalam konteks, kosakata yang tidak dipahami secara tepat tanpa mengetahui pemakaianya dalam kalimat haruslah diajarkan dalam konteks agar tidak mengacaukan pemahaman. 4) Terjemahan dalam pengajaran, 5) Tingkat kesukaran 10 Ibid., hlm.145.

9 33 Kosakata bahasa Arab bagi siswa Indonesia dapat dibedakan menjadi tiga dari tingkat kesukarannya : Kata-kata yang mudah, karena ada persamaanya dalam katakata bahasa Indonesia. Kata-kata yang tidak sukar meskipun tidak ada persamaanya dalam bahasa Indonesia. Kata-kata yang sukar, baik karena bentuknya atau pengucapannya. b. Teknik-teknik pengajaran mufradat Adapun tahapan dan teknik pengajaran mufradat atau pengalaman belajar siswa dalam mengenal dan memperoleh makna mufradat, sebagai berikut : Mendengarkan kata Dalam pembelajaran kosakata, mendengarkan kata menempati urutan pertama. Diharapkan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendengarkan apa yang diucapkannya. 2. Mengucapkan kata Setelah siswa mendengarkan kosakata dari ucapan gurunya, tahapan selanjutnya adalah pemberian kesempatan kepada siswa untuk mengucapkan apa yang telah didengarnya. 11 Ibid., 145.

10 34 3. Mendapatkan makna kata Pemberian arti kata kepada siswa sedapat mungkin agar menghindari terjemahan secara langsung agar makna kata yang dipelajari tidak cepat dilupakan oleh siswa. Ada berbagai teknik yang bisa digunakan oleh guru untuk mendapatkan makna kata, antara lain: Konteks ( al-siyaq), definisi (ta rif), sinonim (muradif), antonim (dhid), benda asli atau tiruannya, gambar, peragaan, penerjemahan, membaca kata, menulis kata, dan membuat kalimat. B. Tata Bahasa Arab 1. Pengertian Tata Bahasa Arab Sebagai komponen bahasa, tata bahasa merupakan bagian yang berkaitan dengan penataan kata dalam rangkaian kata-kata. Rangkaian kata-kata itu menghasilkan frasa atau kalimat, tergantung pada kata-kata yang dirangkai di dalamnya, dan sifat hubungan antara kata-kata itu. Selain itu tata bahasa juga berkaitan dengan perubahan bentuk kata, yang kadang terjadi sebagai akibat dari tersusunnya kata-kata dalam frasa atau kalimat. 12 Tata bahasa merupakan dasar bahasa apapun. Dapat dikatakan tata bahasa adalah perekat yang mengikat semua unsur bahasa dan memungkinkan kita untuk berkomunikasi menggunakan seperangkat aturan yang ditetapkan. Karena tata bahasa begitu penting, maka dalam 12 Ibid., hlm.58.

11 35 mempelajari bahasa Arabpun perlu memahami konsep-konsep gramatikal bahasa Arab. 13 Tata bahasa Arab adalah cabang ilmu bahasa Arab yang membahas tentang pembentukan kata maupun pembentukan kalimat serta kaidahkaidah yang berkaitan dengan pembentukan keduanya. Tata bahasa Arab ini sering disebut gramatika Arab, Nahwu-Sharaf atau Qawa id. 14 Jadi tata bahasa Arab merupakan salah satu komponen dari keseluruhan ilmu-ilmu bahasa Arab yang ada, sehingga seorang yang ingin menguasai bahasa Arab masih harus mempelajarinya dan mempelajari ilmu-ilmu bahasa Arab yang lain. Ada suatu tahapan tertentu yang harus dicapai oleh orang yang belajar bahasa Arab yang merupakan tahapan sebagai kunci keberhasilan dalam menguasai ilmu-ilmu bahasa Arab dan keterampilan-keterampilan bahasa Arab. Tahapan itu adalah tahap munculnya rasa bahasa (Zhauqul Lughah) pada orang yang belajar. Oleh karena itu orang yang belajar bahasa Arab sebaiknya tidak menjadikan tata bahasa Arab sebagai tujuan akhir pelajaran, tetapi menjadikanya suatu proses antara yang harus dilalui secara sistematis, efektif dan efisien. Dalam pembelajaran bahasa Arab sekarang ini, komponen ini diajarkan secara wadifi, yaitu tata bahasa fungsional dalam sebuah kalimat yang terintegrasikan dalam empat maharah yang diajarkan, 13 Ahmad Qosim, Jurus Kilat Menguasai Percakapan Bahasa Arab Modern ( Depok : PT. Palapa, 2011 ), hlm Imaduddin Sukamto dan Akhmad Munawari, Tata Bahasa Arab Sistematis (Yogyakarta : Nurma Media Idea, 2007), hlm.vii.

12 36 sehingga secara otomatis siswa akan menggunakan dari pola-pola yang telah dicontohkan, baik dalam Istima, Kalam, Qiro ah,dan Kitabah). 15 Pada tata bahasa Arab terdapat kaidah-kaidah yang terkadang tidak terdapat pada tata bahasa yang lain. Kaidah-kaidah itu antara lain : 16 a. Kaidah yang berkaitan dengan gender (mużakar atau muannaṡ). Setiap kata benda atau kata kerja yang digunakan harus sesuai dengan kaidah-kaidah tentang gender ini, bahkan pada sesuatu yang pada hakekatnya tidak bisa dikategorikan menurut gender, tetapi menurut tata bahasa Arab harus dikategorikan (mużakar atau muannaṡ). b. Kaidah yang berkaitan dengan jumlah bilangan (mufrad, muṡanna, dan jama ). Setiap kata benda atau kata kerja yang digunakan harus sesuai dengan kaidah tentang jumlah bilangan ini. c. Kaidah yang berkaitan dengan waktu (maḍi, ḥal dan mustaqbal). Setiap kata kerja yang digunakan selalu mengandung waktu pekerjaan itu dikerjakan, baik waktu lampau, sedang atau akan datang. d. Kaidah yang berkaitan dengan bina dan i rab (marfu, manṣub, majrur dan majzum). Setiap kata benda atau kata kerja yang digunakan dalam bahasa Arab mempunyai bentuk tertentu dan kaidah perubahannya sesuai dengan posisi atau statusnya dalam kalimat. 15 Abdul Wahab Rosyidi, Op.Cit., hlm Ibid., hlm.viii.

13 37 e. Kaidah yang berkaitan dengan kata ganti (ḍamir). Bahasa Arab mempunyai tingkat penggunaan ḍamir yang sangat sering, baik kata ganti manusia atau yang lainnya. 2. Tujuan Pembelajaran Tata Bahasa Arab Secara umum, tujuan pembelajaran tata bahasa Arab adalah sebagai berikut : a. Membantu siswa untuk memahami suatu teks bacaan dengan benar dan menangkap makna dengan cepat. b. Memberikan kemampuan kepada siswa untuk menggunakan kaidah dalam memahami pelajaran bahasa Arab. c. Menambah kekayaan bahasa siswa. d. Untuk mengetahui kesalahan dalam ungkapan. e. Agar siswa mengetahui fungsi kata dalam kalimat dan memahami pengertian keseluruhan kalimat secara tepat dan cepat untuk memahami bahasa Arab. f. Agar siswa mampu menyusun kalimat dengan benar secara gramatika dalam menggunakan bahasa tulisan maupun bahasa lisan untuk mengutarakan fikiran. 3. Strategi Pembelajaran Tata Bahasa Arab Tata bahasa merupakan kaidah-kaidah bahasa yang lahir setelah adanya bahasa. Kaidah-kaidah ini lahir dilatarbelakangi adanya kesalahan-kesalahan dalam penggunaan bahasa. Oleh sebab itu sesungguhnya tata bahasa itu dipelajari agar pengguna bahasa dapat

14 38 menyampaikan ungkapan bahasa dan mampu memahaminya dengan benar dan baik dalam bentuk tulisan, maupun dalam bentuk ucapan. Ada dua model pembelajaran tata bahasa yang dikenal dengan metode qiyasiy dan istiqraiy. Metode qiyasiy ini adalah suatu metode yang menyajikan kaidah-kaidah lebih awal kemudian dilanjutkan dengan contoh-contoh. Metode ini adalah metode pertama yang digunakan dan umum digunakan dalam pembelajaran tata bahasa. Adapun metode istiqraiy (induktif) adalah kebalikan dari metode qiyasiy (deduktif),yakni pembelajaran diawali dengan memberikan contoh-contoh terlebih dahulu kemudian dari contoh tersebut disimpulkan menjadi kaidah-kaidah nahwu. 17 Secara singkat strategi dan langkah-langkah pembelajaran tata bahasa yang cocok dengan dua metode tersebut di atas dalam penerapannya secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Menggunakan metode qiyasiy a. Pelajaran dimulai dengan mengutarakan tema tertentu b. Materi pelajaran dilanjutkan dengan menjelaskan kaidah-kaidah tata bahasa, kaidah-kaidah tersebut dihafal oleh siswa. c. Guru memberikan contoh yang sesuai dengan kaidah-kaidah tata bahasa yang telah dijelaskan di awal. 17 Wa Muna, Op.Cit., hlm.131.

15 39 d. Pelajaran diakhiri dengan menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan meminta siswa mengerjakan soal-soal latihan sebagai bahan evaluasi. 2) Menggunakan metode istiqraiy a. Pelajaran diawali dengan penentuan topik atau tema pelajaran. b. Guru menampilkan contoh-contoh kalimat atau teks yang berhubungan dengan tema. c. Siswa secara bergantian diminta untuk membaca contoh-contoh atau teks yang ditampilkan oleh guru. d. Setelah dianggap cukup, guru melanjutkan dengan materi menjelaskan kaidah-kaidah tata bahasa yang terdapat dalam contoh atau teks yang berkaitan dengan tema. e. Guru dan siswa sama-sama membuat kesimpulan tentang kaidahkaidah tata bahasa. f. Materi diakhiri dengan memberikan latihan-latihan atau tugas di rumah Metode Pembelajaran Tata Bahasa Arab Selain dari dua metode yang di atas, ada beberapa metode yang biasa digunakan dalam pembelajaran tata bahasa Arab antara lain : 19 a. Metode cabang-cabang Metode cabang cabang yaitu metode pembelajaran tata bahasa Arab yang materi-materinya dibagi atas beberapa cabang ilmu secara 18 Ibid., hlm Ibid., hlm.ix

16 40 terpisah. Misalnya ilmu Nahwu, Sharaf, I lal dan lain-lain. Setiap cabang itu mempunyai karakter sendiri-sendiri sehingga dibutuhkan metode pembelajaran yang berbeda pula. Kelebihan metode ini yaitu materi pelajaran masing-masing cabang ilmu tata bahasa Arab dapat dibahas secara mendalam dan mendetail. Sedangkan kelemahannya yaitu siswa sering kesulitan mendapatkan gambaran terhadap cabang-cabang ilmu tata bahasa Arab itu sebagai suatu sistem sehingga sementara siswa bisa mempunyai kesan bahwa masing-masing cabang itu tidak saling berkaitan satu sama lain. b. Metode kesatuan Metode kesatuan yaitu metode pembelajaran tata bahasa Arab yang materi-materinya disajikan sebagai suatu kesatuan sekaligus. Kelebihan metode ini yaitu siswa lebih cepat mempunyai gambaran bahwa ilmu tata bahasa Arab itu sebagai suatu sistem. Sedangkan kelemahannya yaitu pembahasan-pembahasannya terkadang kurang mendalam dan mendetail sehingga kurang dapat dipahami. c. Metode I rab Metode I rab yaitu metode pembelajaran tata bahasa Arab yang digunakan untuk menguraikan setiap kata dalam susunan kalimat bahasa Arab menurut bina dan i rabnya, alamatnya, jenisnya dan lain-

17 41 lain. Metode ini lebih tepat diterapkan kepada mereka yang sudah mempunyai dasar-dasar ilmu tata bahasa Arab. Selain beberapa metode tersebut, dalam pembelajaran bahasa Arab juga ada metode gramatika. Metode gramatika yaitu cara menyajikan bahan pelajaran dengan jalan menghapal aturan-aturan atau kaidah-kaidah tata bahasa untuk bahasa asing tersebut. Jadi, disini anak didik diajarkan terlebih dahulu gramatika/tata bahasa, adapun pelajaran percakapan tidak dipentingkan. 20 Adapun media yang dapat digunakan dalam pembelajaran tata bahasa Arab seperti: 21 a) Kotak Tata Bahasa Yang dimaksud dengan kotak tata bahasa adalah sebuah kotak yang berbentuk kubus, biasanya berukuran 20 cm x 25 cm, dan masingmasing dari sisi kubus terdapat kosa kata baik berbentuk kata kerja, kata benda, huruf atau yang lainnya. b) Papan Saku Papan saku merupakan papan yang terbuat dari kayu seperti papan biasa, hanya saja papan saku ditambah dengan tempat seperti saku, dimana fungsinya untul meletakkan kartu yang telah disiapkan oleh guru. Dan, biasanya kartu yang digunakan adalah kartu kosa kata (bithoqoh wamdhiyah). 20 Ahmad Izzan, Op.Cit., hlm Abdul Wahab Rosyidi, Op.Cit., hlm.59.

18 42 c) Papan Tali Papan tali merupakan papan yang terbuat dari kayu seperti papan biasa, hanya saja papan tali ditambah dengan tali yang memanjang dari kanan yang ke kiri sebagai gantinya saku, dimana fungsinya untuk menggantungkan kartu yang telah disiapkan oleh guru. 5. Teknik Pengajaran Tata Bahasa Arab Dalam model pembelajaran bahasa Arab modern, pembelajaran tata bahasa berfungsi sebagai alat penunjang tercapainya kemahiran berbahasa. Tata bahasa bukan tujuan, melainkan sarana untuk dapat menggunakan bahasa dengan benar dalam berkomunikasi. Pada dasarnya, kegiatan pembelajaran tata bahasa terdiri dari dua bagian, yaitu : 22 a. Pengenalan kaidah-kaidah bahasa (al-nahwu dan al-sharf) Pengenalan kaidah dapat dilakukan dengan cara deduktif atau induktif. Ada dua hal yang perlu dicatat berkaitan dengan pengenalan akidah ini. Pertama, bahwa yang terpenting dituntut dari siswa bukanlah kemampuan menghafalkan kaidah di luar kepala, melainkan kemampuan memahami dan memfungsikannya kaidah-kaidah tersebut dalam praktek berbahasa. Kedua, tidak semua topik dalam tata bahasa mesti diajarkan. Topik-topik tersebut perlu dipilih berdasarkan frekuensi pemakaiannya, dan kesesuaian dengan tingkat pembelajaran. 22 Wa Muna, Op.Cit., hlm.136.

19 43 b. Pemberian latihan (drill) Beberapa pendekatan dan metode mutakhir menekankan perlunya pengujian gramatikal fungsional,baik dari segi pilihan materi atau cara penyajiaanya. Penekanannya bukanlah penguasaan kaidah, akan tetapi membuat kalimat-kalimat gramatikal. Oleh karena itu latihan yang diberikan berbentuk latihan-latihan pola kalimat. Ada tiga jenis latihan yang masing-masing bisa berdiri sendiri atau bisa merupakan suatu urutan yang merupakan suatu kesatuan, yakni : 1) Latihan Mekanis Latihan ini bertujuan menanamkan kebiasaan dengan memberikan stimulus untuk mendapat respon yang benar. Ada bermacammacam latihan mekanis, antara lain : pengulangan sederhana, penggantian sederhana, penggantian berganda, tranformasi, dan penggabungan kalimat dengan penambahan kata penghubung. 2) Latihan bermakna Latihan ini dilakukan dengan cara pemberian konteks atau situasi yang sebenarnya, latihan ini dapat berupa : alat peraga atau media pembelajaran, dan benda-benda yang ada didalam kelas dapat dimanfaatkan untuk pemberian makna. 3) Latihan komunikatif Latihan ini dilakukan untuk membangkitkan daya kreasi siswa dan merupakan latihan berbahasa yang sebenar-benarnya. Oleh karena itu, latihan ini hendaknya diberikan setelah siswa dianggap telah

20 44 mendapatkan bahan yang cukup (kosakata, tata bahasa, dan ungkapan komunikatif). C. Kemampuan Memahami Teks Bahasa Arab 1. Pengertian Teks ialah satuan bahasa baik lisan maupun tulis yang mengandung makna secara kontekstual. Teks mempunyai struktur dan fungsi. Perbedaan struktur suatu teks akan menyebabkan perbedaan bentuk teks tersebut. Adapun fungsi teks, sebagaimana fungsi kalimat, dapat mengacu kepada bagaimana suatu bentuk bahasa dipakai sesuai dengan situasi. Misalnya, bentuk bahasa tertentu dipakai untuk memberikan peringatan, perintah, atau untuk melaksanakan interaksi dan transaksi sosial. 23 Suatu teks dapat hanya terdiri atas satu kata atau satu kalimat, tetapi teks dapat juga panjang, seperti ceramah, khotbah, kampanye, artikel, makalah atau buku. Namun demikian, makna suatu teks tidak bergantung kepada panjang-pendeknya, tetapi kepada konteksnya. Teks tidak dapat dimengerti tanpa konteks. Memahami teks merupakan salah satu bagian dari aspek keterampilan membaca. Membaca adalah kemampuan mengenali dan memahami isi sesuatu yang tertulis (lambang-lambang tertulis) dengan melafalkan atau mencernanya di dalam hati. Dalam komunikasi tulisan, lambang-lambang bunyi bahasa diubah menjadi lambang-lambang tulisan atau huruf-huruf alfabet latin. Pembagian membaca berdasarkan tingkatan dapat dibedakan 23 Tri Wiratno, Mencerna Buku Teks Bahasa Inggris Melalui Pemahaman Gramatika (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2003), hlm.145.

21 45 menjadi dua yaitu membaca permulaan dan pemahaman membaca. Membaca permulaan terdapat proses pengubahan yang harus dibina dan dikuasai terutama dilakukan pada masa kanak-kanak. Pada masa permulaan sekolah, anak-anak diberikan pengenalan huruf sebagai lambang bunyi bahasa. Pengenalan huruf tersebut dikuasai siswa secara mantap, barulah penekanan diberikan pada pemahaman isi bacaan. 24 Membaca merupakan kegiatan untuk mendapatkan makna yang tertulis dalam teks. Proses membaca dipandang sebagai usaha menyerap informasi dari bacaan ke dalam ingatan. Konsep membaca ini didefinisikan sebagai proses mengolah bacaan secara kritis dan kreatif yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan itu, penilaian terhadap keadaan dan dampak bacaan itu. Berdasarkan proses yang dilakukan dalam membaca, kemampuan memahami bacaan digolongkan dalam tiga jenjang. Jenjang pertama yaitu membaca secara harfiah, adalah membaca hanya memahami sebagaimana adanya. Jenjang kedua yaitu membaca antar baris, pada jenjang ini pembaca mampu menarik kesimpulan berdasarkan apa yang dibacanya, kemampuan ini menuntut adanya kesanggupan berpikir secara kritis. Jenjang ketiga yaitu membaca lintas baris yang melibatkan kemampuan aplikasi dan evaluasi Alek dan Achmad H.P, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hlm Ibid., hlm. 79.

22 46 Kemahiran membaca mencakup dua hal, yaitu mengenali simbolsimbol yang tertulis dan memahami isinya. Bagi para siswa Indonesia yang mempunyai latar belakang kemahiran membaca tulisan latin, kemahiran membaca tulisan Arab merupakan masalah. Sebab alphabet Arab berlainan dengan alphabet Latin. Alphabet Arab mempunyai sistem dan karakterisitik tersendiri. Kemampuan membaca bahasa Arab sangat tergantung kepada pemahaman isi atau arti yang dibaca. Ini berarti sangat tergantung pada penguasaan qawaid atau gramatika bahasa Arab yang meliputi nahwu dan sharaf. Oleh karena itu, kemahiran membaca dalam bahasa Arab setelah memahami, bukan untuk memahami. Artinya memahami terlebih dahulu gramatika bahasa Arab, baru bisa membaca dengan benar. 26 Keterampilan membaca mengandung tiga unsur. Pertama, suatu proses kegiatan yang aktif-kreatif. Kedua, objek dan sasaran kegiatan membaca adalah lambang tertulis sebagai penuangan gagasan atau ide orang lain. Ketiga, adanya pemahaman yang bersifat menyeluruh. Adapun aspek-aspek membaca adalah sebagai berikut : 27 a. Aspek gerak, yaitu aspek membaca yang mencakup pengenalan huruf dalam bacaan, pengenalan unsur bahasa, pengenalan hubungan antara intonasi dan huruf, serta kecepatan membaca dalam hati. b. Aspek pemahaman, yaitu meliputi kemampuan untuk memahami bacaan secara sederhana, memahami makna yang tersirat dalam bacaan, dan penyesuaian tanda baca atau intonasi dengan kecepatan 26 Ulin Nuha, Op.Cit., hlm Ibid., hlm.111.

23 47 membaca. Untuk mengembangkan keterampilan membaca siswa, seorang guru haruslah selalu membantu dan memberi bimbingan kepada siswanya. Dengan demikian diharapkan siswa mempunyai keterampilan-keterampilan yang mereka butuhkan dalam membaca. Secara garis besar, jenis membaca dibagi menjadi dua, yaitu : 28 a. Al- Qira ah al Mukasysyafah Membaca jenis ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memahami teks yang dibaca secara mendetail. Selain itu, juga untuk mengembangkan kemampuan membaca secara jelas, mampu mengucapkan huruf dan kata-kata dengan baik, cepat dan dapat memahami arti kata, kalimat dengan baik. b. Al- Qira ah al Muwassa ah Membaca jenis ini digunakan untuk membaca teks-teks yang panjang. Siswa menelaah teks atau bacaan tersebut di luar kelas berdasarkan saran dari gurunya. Kemudian, mereka mendiskusikan pokok-pokok pikiran teks di dalam kelas untuk memperdalam pemahaman. 2. Tujuan Pembelajaran Secara umum tujuan pembelajaran membaca dalam bahasa Arab adalah sebagai berikut : a. Siswa dapat menghubungkan simbol tertulis dengan suara yang ia ucapkan dalam bahasa Arab. b. Siswa dapat membaca teks dengan nyaring dan tepat. 28 Ibid., hlm

24 48 c. Siswa dapat menarik kesimpulan secara langsung makna umum dari bacaan yang tercetak dan dapat menemukan perubahan arti dari perubahan susunan kalimat. d. Siswa dapat mengetahui arti mufradat dari hubungan kalimat. e. Siswa dapat memahami arti kalimat dalam beberapa alinea dan menemukan hubungan arti yang berkaitan diantara alinea tersebut. f. Siswa dapat membaca dengan fasih dan mengerti tanpa lepas dari tata bahasanya. g. Siswa memahami pokok pikiran. h. Siswa dapat membaca dengan baik tanpa menggunakan kamus atau daftar kosa kata dua bahasa. 3. Metode Pembelajaran Metode yang dapat digunakan dalam memahami bahasa Arab salah satunya adalah dengan metode membaca. Metode membaca adalah metode yang muncul karena ketidakpuasan khususnya terhadap metode langsung. Dasar metode membaca ini adalah penguasaan bahasa asing dengan memulainya dari penguasaan unsur bahasa yang terkecil, yaitu kosa kata, yang didahului latihan pengucapan yang benar, lalu pemahaman. Penguasaan unsur bahasa yang terkecil akan menentukan penguasaan bahasa secara keseluruhan. Sedangkan pengucapan kata dan pelafalan kalimat yang baik dan benar merupakan modal dasar membaca yang baik dan benar Acep Hermawan, Op.Cit., hlm.194.

25 49 Di antara aspek kelebihannya adalah : a. Memberikan kemampuan membaca yang baik kepada para pelajar bahasa asing baik membaca nyaring yang melibatkan pengucapan, maupun membaca pemahaman. b. Membaca yang baik adalah komunikasi pembaca dengan bahan bacaan. Komunikasi ini adalah modal untuk memahami isi bacaan dengan baik. c. Kemampuan membaca yang tinggi memudahkan pembaca untuk memahami budaya bahasa asing yang dipelajari. Di antara aspek kekurangannya adalah : a. Metode membaca mungkin cocok diberikan kepada para pelajar yang gemar membaca, tetapi kurang cocok bagi mereka yang tidak gemar membaca akibatnya mereka akan mengalami kejenuhan belajar. b. Terlalu menekankan perhatian kepada kemampuan membaca dapat mengakibatkan kurangnya kemampuan pelajar berkomunikasi secara lisan dengan bahasa asing yang dipelajari. c. Membaca yang cepat kadang-kadang hanya memperhatikan aspek kuantitas, sedangkan aspek kualitas diabaikan. Adapun media yang dapat digunakan dalam pembelajaran keterampilan membaca seperti : Abdul Wahab Rosyidi, Op.Cit., hlm

26 50 Kartu Kartu biasanya terbuat dari kertas, yang didalam masing-masing bagian depan dan belakang terdapat kata, frasa, kalimat atau ungkapan. Kartu biasanya digunakan untuk membelajarkan atau melatih siswa membaca kata, kalimat atau ungkapan yang sempurna, selain itu kartu ini juga untuk mengembangkan pengetahuan siswa tentang kosa kata, latihan pola tatanan bahasa dan membaca secara keras. Laboratorium bahasa Laboratorium bahasa merupakan salah satu media yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan keterampilan membaca. Laboratorium bahasa biasanya terdiri dari sejumlah kitab-kitab kecil, yang isinya materi bahasa yang tersusun secara gradasi dari sederhana menuju sulit yang dapat membantu siswa untuk lebih cepat dapat membaca sesuai dengan kemampuannya. Media pembelajaran lain yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan keterampilan membaca masih banyak, seperti kartu hijriyah, majalah dan sejenisnya, gambar-gambar karikatur, iklan yang berisi tulisan dan gambar, dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. daya guna serta hasil guna yang relatif cukup tinggi, termasuk didalamnya

BAB I PENDAHULUAN. daya guna serta hasil guna yang relatif cukup tinggi, termasuk didalamnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai kodrat yang dimiliki oleh manusia, maka pada diri manusia tumbuh suatu kecenderungan untuk selalu menggunakan segala sesuatu dengan daya guna serta hasil

Lebih terperinci

BAB II METODE QIRA AH DAN PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB

BAB II METODE QIRA AH DAN PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB BAB II METODE QIRA AH DAN PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB A. Metode Qira ah 1. Latar Belakang Metode Qira ah Banyak penelitian mengenai situasi pengajaran bahasa asing di Amerika Serikat pada saat itu menyimpulkan

Lebih terperinci

BAB II METODE QIYASIYYAH DAN PEMBELAJARAN QAWA ID NAHWU

BAB II METODE QIYASIYYAH DAN PEMBELAJARAN QAWA ID NAHWU 21 BAB II METODE QIYASIYYAH DAN PEMBELAJARAN QAWA ID NAHWU A. Metode Qiyasiyyah 1. Pengertian Metode Qiyasiyyah Menurut Muhammad Abdul Qadir Ahmad bahwa metode qiyasiyyah merupakan metode yang pertama

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis melalui media

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. teori pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan naẓariyah alwahdhah. penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. teori pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan naẓariyah alwahdhah. penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan deskriptif dan analisis yang penulis lakukan terhadap teori pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan naẓariyah alwahdhah di SMA Islam Pekalongan dan hasil belajar

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB HASNA QONITA KHANSA MahasiswaMagister Keguruan Bahasa Arab Universitas Negeri Malang chaz.khanzaa@yahoo.com Abstrak: Pembelajaran bahasa Arab merupakan pembelajaran bahasa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN A. Analisis Pemanfaatan Teknik Menyanyi Dalam Pembelajaran Hafalan Kosakata

Lebih terperinci

BAB II METODE HAFALAN KOSA KATA BAHASA ARAB DAN KETERAMPILAN BERBICARA. 1. Pengertian Metode Hafalan dan Kosa Kata Bahasa Arab

BAB II METODE HAFALAN KOSA KATA BAHASA ARAB DAN KETERAMPILAN BERBICARA. 1. Pengertian Metode Hafalan dan Kosa Kata Bahasa Arab BAB II METODE HAFALAN KOSA KATA BAHASA ARAB DAN KETERAMPILAN BERBICARA A. Metode Hafalan Kosa Kata Bahasa Arab 1. Pengertian Metode Hafalan dan Kosa Kata Bahasa Arab a. Metode Hafalan Metode pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Abd al-majid,

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Abd al-majid, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah cerminan masyarakat dan budaya suatu negara. Ada beragam macam bahasa yang terdapat di dunia ini yang dijadikan alat berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK DIALOG DALAM MENULIS KALIMAT TANYA PADA SISWA KELAS III SDN 1 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO. Oleh : Rukmana Ismail

PENERAPAN TEKNIK DIALOG DALAM MENULIS KALIMAT TANYA PADA SISWA KELAS III SDN 1 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO. Oleh : Rukmana Ismail PENERAPAN TEKNIK DIALOG DALAM MENULIS KALIMAT TANYA PADA SISWA KELAS III SDN 1 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh : Rukmana Ismail Pembimbing I : Dra.Ratnarti Pahrun, M.Pd Pembimbing II: Dra.Hawa Pattiiha,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi. Kita dapat menyatakan pendapat, perasaan, gagasan yang ada di dalam pikiran terhadap orang lain melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Madrasah adalah merupakan lembaga yang mengkhususkan diri untuk kegiatan pendidikan Islam, tempat masyarakat mentransfer keterampilan, kebiasaan, cita-cita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini di kenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini di kenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman sekarang Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari, serta dalam berbagai keperluan yang beragam yang disesuaikan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

SILABUS BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN

SILABUS BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN SILABUS BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2009-2010 Kompetensi Dasar MENDENGARKAN 1.1 Menyimpulkan isi berita yang didengar dari televisi atau radio. Indikator Pencapaian (peserta didik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Membaca 2.1.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia atau peserta didik dengan cara mendorong kegiatan belajar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada hakikatnya manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya, tidak langsung dapat berdiri sendiri, dan

Lebih terperinci

استعمال طزيقت انمباشزة ف مهارة انكالو ندرس انهغت انعزبيت ندي انتالميذ ف انصف انثان بمد رست "مفتاح انسالو" انثانىيت بايىماس

استعمال طزيقت انمباشزة ف مهارة انكالو ندرس انهغت انعزبيت ندي انتالميذ ف انصف انثان بمد رست مفتاح انسالو انثانىيت بايىماس BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka Untuk memberikan gambaran dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa kajian pustaka sebagai landasan berfikir, dengan menggunakan hasil penelitian terdahulu.

Lebih terperinci

BAB II METODE MENGHAFAL DAN KOSAKATA BAHASA ARAB

BAB II METODE MENGHAFAL DAN KOSAKATA BAHASA ARAB 22 BAB II METODE MENGHAFAL DAN KOSAKATA BAHASA ARAB A. Metode Menghafal 1. Pengertian Meotode Menghafal Pengertian metode dalam buku strategi dan metode pembelajaran adalah jalan atau cara yang ditempuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai kunci ilmu pengetahuan adalah mata pelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai kunci ilmu pengetahuan adalah mata pelajaran bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu pelajaran yang merupakan bagian dari ilmu pengetahuan dan dapat dikatakan sebagai kunci ilmu pengetahuan adalah mata pelajaran bahasa khususnya mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu gabungan huruf, kata, dan kalimat yang menghasilkan suatu tuturan atau ungkapan secara terpadu sehingga dapat dimengerti dan digunakan

Lebih terperinci

Tampubolon menyebutnya sebagai Kemampuan Efektif Membaca. Walaupun keduanya

Tampubolon menyebutnya sebagai Kemampuan Efektif Membaca. Walaupun keduanya Kemampuan Efektif Membaca 1. Definisi KEM Penggunaan KEM di kalangan para ahli bahasa memiliki istilah berbeda-beda. Ahmadslamet menyebutkan KEM sebagai Kecepatan Efektif Membaca, sedangkan Tampubolon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tulis. Kemampuan bahasa Arab serta sikap positif terhadap

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tulis. Kemampuan bahasa Arab serta sikap positif terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Bahasa Arab merupakan salah satu mata pelajaran yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan serta menumbuhkan sikap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Kemahiran Berbicara (Mahārah al-kalām) disampaikan dengan berbicara merupakan penggunaan kata-kata yang dipilih

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Kemahiran Berbicara (Mahārah al-kalām) disampaikan dengan berbicara merupakan penggunaan kata-kata yang dipilih BAB II LANDASAN TEORI A. Kemahiran Berbicara (Mahārah al-kalām) 1. Pengertian Kemahiran Berbicara (Mahārah al-kalām) Berbicara merupakan kegiatan berbahasa yang aktif dari seorang pemakai bahasa yang menuntut

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar : 1. IPS : Menunjukkan sikap hidup rukun dalam kemajemukan keluarga.

Kompetensi Dasar : 1. IPS : Menunjukkan sikap hidup rukun dalam kemajemukan keluarga. RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK 4 Nama Sekolah : SDN Sekarsari Tema : Kegemaran Kelas/Semester : I / 1 Alokasi Waktu : 3 minggu Standar Kompetensi : 1. IPS : Memahami identitas diri dan

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah. PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PILANGSARI 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Arab

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Arab BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Bahasa Arab 1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Arab Pembelajaran adalah upaya untuk belajar. Kegiatan ini yang akan mengakibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN PENGALAMAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH

PENERAPAN PENDEKATAN PENGALAMAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH PENERAPAN PENDEKATAN PENGALAMAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH Devita Vuri Guru SDN Karawang Kulon II Kabupaten Karawang Abstrak Pembelajaran bahasa di SD kelas rendah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan berbahasa pada dasarnya kegiatan berkomunikasi. Oleh karena itu, belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya masyarakat yang gemar belajar. membaca merupakan Salah satu cara pembelajaran, Masyarakat yang

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR. Fahrurrozi

MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR. Fahrurrozi MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR Fahrurrozi Abstrak, Pengajaran membaca di SD dibagi dalam dua tahapan, yaitu: membaca permulaan dan membaca pemahaman. Membaca permulaan diberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan berbahasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat dipisahkan. Manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan bahasa sebagai salah satu alat primer dalam

Lebih terperinci

Oleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK

Oleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK PENGARUH STRATEGI 3M (MENIRU-MENGOLAH-MENGEMBANGKAN) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Beatriz Lasmaria Harianja

Lebih terperinci

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG SOAL TUGAS TUTORIAL III Nama Mata Kuliah : Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kode/SKS : PDGK 4504/3 (tiga) Waktu : 60 menit/pada pertemuan ke-7 I. PILIHLAH SALAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penutur bahasa yang sopan, maka terkesan seseorang tersebut berkarakter. meningkatkan kualitas penggunaan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. penutur bahasa yang sopan, maka terkesan seseorang tersebut berkarakter. meningkatkan kualitas penggunaan bahasa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan bahasa di dunia sekarang ini cukup diperhatikan, karena bahasa sebagai pembentuk karakter manusia. Seseorang yang memakai penutur bahasa yang sopan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer, konvensional, dan memiliki makna. Sifat dinamis itu muncul karena manusia sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bunyi, kosakata, tata tulisan, maupun yang bersifat non linguistik, yaitu. menyangkut sosio-kultural atau sosial budaya.

BAB I PENDAHULUAN. bunyi, kosakata, tata tulisan, maupun yang bersifat non linguistik, yaitu. menyangkut sosio-kultural atau sosial budaya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa dunia, dan telah mengalami perkembangan sejalan dengan perkembangan sosial masyarakat dan ilmu pengetahuan. 1 Mempelajari

Lebih terperinci

Jurnal SAP Vol. 1 No. 1 Agustus 2016 ISSN: X PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIDATO

Jurnal SAP Vol. 1 No. 1 Agustus 2016 ISSN: X PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIDATO PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIDATO Endang Sulistyaniningsih Program Studi Teknik Informatika, Universitas Indraprasta PGRI Email: esulistyaniningsih@gmail.com

Lebih terperinci

UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN BAHASA ARAB

UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN BAHASA ARAB Pedagogik Standar Memahami berbagai Menguasai teori teori belajar dan prinsipprinsip belajar dan prinsipprinsip pembelajaran pembelajaran yang mendidik terkait yang mendidik dengan mata pelajaran yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dalam bentuk lambang lambang grafis, yang perubahannya menjadi wicara bermakna dalam

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dalam bentuk lambang lambang grafis, yang perubahannya menjadi wicara bermakna dalam BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. Hakikat Membaca Pada hakikatnya membaca merupakan keterampilan mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk lambang lambang grafis, yang perubahannya menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peningkatan hasil belajar siswa merupakan tujuan yang ingin selalu dicapai oleh para pelaksana pendidikan dan peserta didik. Tujuan tersebut dapat berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, serta

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Inggris adalah alat untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Departemen Pendidikan Nasional, dalam standar kompetensi dalam Kurikulum 2004,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Berikut ini terdapat beberapa penelitian relevan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai berikut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nama, keadaan, peristiwa dan ciri-ciri benda dengan kata-kata tersebut. membentuk prediksi tentang benda, orang atau peristiwa.

BAB I PENDAHULUAN. nama, keadaan, peristiwa dan ciri-ciri benda dengan kata-kata tersebut. membentuk prediksi tentang benda, orang atau peristiwa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki fungsi sebagai pembawa pesan yang ingin disampaikan kepada orang lain. Kebutuhan pemakai bahasa adalah agar mampu berkomunikasi dengan orang lain.

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi manusia, berupa lambang atau tanda dan selalu mengandung pemikiran dan perasaan. Di dalam komunikasi manusia menyampaikan pemikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat tidak terlepas dari bahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Demikian pula halnya dengan kegiatan pendidikan yang meliputi

Lebih terperinci

melakukan hubungan komunikasi dengan orang lain. 11

melakukan hubungan komunikasi dengan orang lain. 11 BAB II LANDASAN TEORI A. Keterampilan Berbicara 1. Pengertian Berbicara Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tertulis berbicara adalah berkata, bercakap, berbahasa atau melahirkan pendapat(dengan perkataan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. tingkat pertama (Madrasah Tsanawiyah). Aktivitas pembelajaran berjalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. tingkat pertama (Madrasah Tsanawiyah). Aktivitas pembelajaran berjalan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan bahasa Arab sudah dimulai sejak di sekolah tingkat dasar (Madrasah Ibtidaiyah), pendidikan itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung pada kemampuan dan keterampilannya dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa terdiri dari empat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan potensi diri manusia dalam berekspresi, menyampaikan pendapat, ide, gagasan, dan menuangkan hasil karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesamanya. Hal ini karena fungsi bahasa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati. Namun lebih jauh lagi

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati. Namun lebih jauh lagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati. Namun lebih jauh lagi pengertian bahasa adalah

Lebih terperinci

Nama Sekolah :... Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 2 minggu

Nama Sekolah :... Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 2 minggu RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Nama Sekolah :... Tema : Keluarga Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 2 minggu Standar Kompetensi : 1. PKn : Menerapkan kewajiban anak di rumah dan di

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

PEMBELAJARAN BAHASA ARAB Materi 2 PEMBELAJARAN BAHASA ARAB تدريس اللغة العربية Roviin, M.Ag 1 PEMBELAJARAN UNSUR BAHASA ARAB علم ( bunyi Dalam unsur bahasa terdapat tata tata kata,(كتابات الحروف) tata tulis,(األصوات dan kosa kata,(النحو)

Lebih terperinci

SILABUS BAHASA JAWA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR JAWA TENGAH

SILABUS BAHASA JAWA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR JAWA TENGAH SILABUS BAHASA JAWA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR JAWA TENGAH Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Keterangan Kelas 1 1. Mendengarkan Mampu mendengarkan dan memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun tulisan. Menurut Haviland (dalam Fahrin, 2012), bahasa adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. maupun tulisan. Menurut Haviland (dalam Fahrin, 2012), bahasa adalah suatu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu hal yang memegang peranan penting di dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa manusia berkomunikasi, menyampaikan informasi berupa ide,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. didasarkan pada informasi empiris yang diperoleh selama penelitian dilapangan.

BAB V PEMBAHASAN. didasarkan pada informasi empiris yang diperoleh selama penelitian dilapangan. 1 BAB V PEMBAHASAN Pada bab ini akan dipaparkan hasil temuan penelitian dan analisis data lintas situs. Analisis lintas situs ini dilakukan untuk menyusun konsep yang didasarkan pada informasi empiris

Lebih terperinci

91. Mata Pelajaran Bahasa Arab untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa A. Latar Belakang

91. Mata Pelajaran Bahasa Arab untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa A. Latar Belakang 91. Mata Pelajaran Bahasa Arab untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa A. Latar Belakang Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seseorang dapat bertutur dengan bahasa tertentu secara tiba-tiba dalam situasi penuturan baik bersifat formal maupun yang bersifat informal. Mengganti bahasa diartikan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN

BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN Dalam bab ini diuraikan proses pengembangan model penilaian otentik dalam pembelajaran membaca pemahaman yang telah

Lebih terperinci

I. Metode Tata Bahasa dan Terjamah ( ) (Grammar-Translation Method)

I. Metode Tata Bahasa dan Terjamah ( ) (Grammar-Translation Method) I. Metode Tata Bahasa dan Terjamah ( ) (Grammar-Translation Method) A. Sejarahnya Adalah sulit menentukan secara pasti sejarah lahirnya metode ini. Hal ini disebabkan metode ini ada di sebagian besar negara-negara

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 2 HAKIKAT ANAK DIDIK

Kegiatan Belajar 2 HAKIKAT ANAK DIDIK Kegiatan Belajar 2 HAKIKAT ANAK DIDIK A. Pengantar Kita mengetahui bahwa dalam perkembangannya seorang anak berbeda dengan orang dewasa. Hal ini dapat kita lihat dengan jelas baik itu dalam bentuk fisik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keterampilan hidup (life skills) yang harus dikuasai. Bahasa sebagai alat untuk dapat berinteraksi

BAB 1 PENDAHULUAN. keterampilan hidup (life skills) yang harus dikuasai. Bahasa sebagai alat untuk dapat berinteraksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi terpenting sekaligus merupakan salah satu keterampilan hidup (life skills) yang harus dikuasai. Bahasa sebagai alat untuk dapat

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS III - SEMESTER 2

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS III - SEMESTER 2 PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS III - SEMESTER 2 1 KEPALA SEKOLAH PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 MATA PELAJARAN : Bahasa Inggris KELAS / SEMESTER : III (Tiga) / 2 (dua) Standar Kompetensi

Lebih terperinci

KELOMPOK 1 Teknik Mesin UB DIKSI DAN KATA BAKU. Makalah Bahasa Indonesia

KELOMPOK 1 Teknik Mesin UB DIKSI DAN KATA BAKU. Makalah Bahasa Indonesia KELOMPOK 1 Teknik Mesin UB DIKSI DAN KATA BAKU Makalah Bahasa Indonesia KATA PENGANTAR Syukur alhamdulilah kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat yang telah di limpahkannya. Sehingga penyusunan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. perbandingan. Adapun kajian-kajian yang relevan diantaranya adalah sebagai berikut.

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. perbandingan. Adapun kajian-kajian yang relevan diantaranya adalah sebagai berikut. BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Penelitian yang Relevan Kajian yang relevan dengan penelitian ini digunakan peneliti sebagai bahan perbandingan. Adapun kajian-kajian yang relevan

Lebih terperinci

MEMAHAMI HAKEKAT DAN ASPEK-ASPEK DALAM READING (MEMBACA)

MEMAHAMI HAKEKAT DAN ASPEK-ASPEK DALAM READING (MEMBACA) MEMAHAMI HAKEKAT DAN ASPEK-ASPEK DALAM READING (MEMBACA) Riska Aulia Sartika. Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar. riskaauliasartika66@gmail.com.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan 1 BAB I PENDAHULUAN peserta didik agar dapat mengenali siapa dirinya, lingkungannya, budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan perasaannya. Penggunaan bahan ajar yang jelas, cermat

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN : BAHASA ARAB

SILABUS PEMBELAJARAN : BAHASA ARAB SILABUS PEMBELAJARAN : BAHASA ARAB Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mata Pelajaran : Bahasa Arab Kelas / Semester : IV (Empat) / Ganjil Kompetensi Inti : (KI-1) : Menerima dan menjalankan,ajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial, emosional peserta didik juga merupakan penunjang keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. sosial, emosional peserta didik juga merupakan penunjang keberhasilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, emosional peserta didik juga merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas Semester : Madrasah Tsanawiyah : Bahasa Arab : VIII (Delapan) : 1 (Satu)/Ganjil Kompetensi Inti : KI-1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya tidak pernah terlepas dari komunikasi. Manusia memerlukan bahasa baik secara lisan maupun tertulis sebagai sarana mengungkapkan ide,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena merupakan kebutuhan manusia yang esensial. Pendidikan dapat mengembangkan potensi yang ada pada diri manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari belajar kosakata, karena vocabulary mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari belajar kosakata, karena vocabulary mempunyai peranan yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kosakata atau vocabulary adalah perbendaan/kekayaan kata yang dimiliki oleh suatu bahasa (Soedjito dkk, 2011:3). Dalam belajar bahasa pasti tidak akan terlepas dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bervariasi itu merupakan hal yang menarik. Kalimat itu dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang bervariasi itu merupakan hal yang menarik. Kalimat itu dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kalimat yang efektif itu bervariasi. Di dalam sebuah alinea kalimat yang bervariasi itu merupakan hal yang menarik. Kalimat itu dapat meriangkan pembaca, bukan saja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan pokok manusia, mereka akan berusaha mencari pengetahuan dimana saja sebagai bekal hidupnya di dunia maupun di akhirat nanti. Pendidikan

Lebih terperinci

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI Mata Pelajaran BAHASA MANDARIN SEKOLAH MENENGAH ATAS dan MADRASAH ALIYAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Jakarta, Tahun 2003 Katalog dalam Terbitan Indonesia. Pusat Kurikulum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk yang perlu berinteraksi dengan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk yang perlu berinteraksi dengan manusia lainnya. Interaksi terasa semakin penting pada saat manusia membutuhkan eksistensinya diakui,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lancar. Keterampilan membaca memiliki peranan yang sangat penting. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. lancar. Keterampilan membaca memiliki peranan yang sangat penting. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD hendaknya berjalan seefektif mungkin karena Bahasa Indonesia termasuk pembelajaran yang utama. Salah satu faktor keberhasilan suatu

Lebih terperinci

Kurikulum Bahasa Arab Berbasis Kompetensi Oleh Syihabuddin *)

Kurikulum Bahasa Arab Berbasis Kompetensi Oleh Syihabuddin *) Kurikulum Bahasa Arab Berbasis Kompetensi Oleh Syihabuddin *) Pengantar Kurikulum merupakan cerminan dari filosofi, keyakinan, dan cita-cita suatu bangsa. Melalui dokumen tersebut, seseorang dapat mengetahui

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Menurut Samsuri (1994: 4) bahasa tidak terpisahkan dari manusia dan mengikuti di dalam setiap pekerjaannya. Mulai saat bangun pagi-pagi sampai jauh malam waktu ia beristirahat,

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BAHASA ARAB SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) / MADRASAH ALIYAH (MA)

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BAHASA ARAB SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) / MADRASAH ALIYAH (MA) DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BAHASA ARAB SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) / MADRASAH ALIYAH (MA) I. KELAYAKAN ISI A. KESESUAIAN MATERI DENGAN KI DAN KD Butir 1 Butir 2 Butir 3 Kelengkapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan bahasa dipelajari dan diperoleh anak usia dini secara alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat bersosialisasi, bahasa juga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya bahasa bagi manusia tidak dapat diragukan lagi. Mengingat

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya bahasa bagi manusia tidak dapat diragukan lagi. Mengingat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pentingnya bahasa bagi manusia tidak dapat diragukan lagi. Mengingat pemakaian bahasa dalam kehidupan sehari-hari itu sudah membuktikan bahwa manusia sangat memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, berbagi pengalaman belajar, dan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, berbagi pengalaman belajar, dan untuk meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan atau berkomunikasi, berbagi pengalaman belajar, dan untuk meningkatkan kemampuan intelektual. Artinya

Lebih terperinci

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI*

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI* METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI* Hartono Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNY e-mail: hartono-fbs@uny.ac.id Pemilihan metode pengenalan bahasa untuk anak usia dini perlu memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang sangat penting untuk dikuasai. Untuk itu kemampuan menulis perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI IMPLEMENTASI MAHÃRAH QIRÃ AH DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI MAN 1 SEMARANG

BAB IV EVALUASI IMPLEMENTASI MAHÃRAH QIRÃ AH DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI MAN 1 SEMARANG BAB IV EVALUASI IMPLEMENTASI MAHÃRAH QIRÃ AH DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI MAN 1 SEMARANG A. Pendahuluan Menurut undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

ANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL

ANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL 1 ANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Oleh:

Lebih terperinci

Pezi Awram

Pezi Awram 315 PROBLEMATIKA MEMBACA CEPAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Pezi Awram Pezi.awram@yahoo.com ABSTRAK Makalah ini disusun untuk menjelaskan problema apa saja dalam membaca cepat khususnya siswa

Lebih terperinci

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) 34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. komunikasi tulisan. Dalam komunikasi tulisan, lambang-lambang bunyi

BAB II KAJIAN TEORI. komunikasi tulisan. Dalam komunikasi tulisan, lambang-lambang bunyi 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Membaca Membaca termasuk aspek penting dari keterampilan berbahasa. Dalam keterampilan berbahasa membaca sebagai satu bagian dari komunikasi tulisan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia, khususnya di pesantren-pesantren dan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia, khususnya di pesantren-pesantren dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Arab adalah salah satu bahasa asing yang dikembangkan di lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia, khususnya di pesantren-pesantren dan lembaga pendidikan

Lebih terperinci

35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E) 35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V Isdianti Isdianti15@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung

Lebih terperinci

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A)

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A) 32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik

Lebih terperinci