BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. perbandingan. Adapun kajian-kajian yang relevan diantaranya adalah sebagai berikut.
|
|
- Verawati Dharmawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Penelitian yang Relevan Kajian yang relevan dengan penelitian ini digunakan peneliti sebagai bahan perbandingan. Adapun kajian-kajian yang relevan diantaranya adalah sebagai berikut. a. Yuyu Wahyudin (2011) Judul penelitian Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyimpulkan Isi Bacaan Setelah Membaca 200 Kata Permenit Dengan Menggunakan Teknik Baca Skimming Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri I Cisayong Kabupaten Tasik Malaya. Dari hasil penelitian diketahui bahwa dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan bahwa menyimpulkan isi bacaan setelah membaca cepat 200 kata per menit, merupakan salah kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa kelas VII. Kenyataan di sekolah tempat peneliti mengajar masih banyak siswa yang belum mampu menyimpulkan isi bacaan setelah membaca 200 kata per menit. Rumusan masalah penelitian ini adalah dapatkah teknik baca cepat skimming meningkatkan kemampuan menyimpulkan isi bacaan setelah membaca cepat 200 kpm pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Cisayong kabupaten Tasikmalaya tahun ajaran 2011/2012? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dapat tidaknya teknik baca cepat skimming meningkatkan kemampuan menyimpulkan isi bacaan 7
2 setelah membaca cepat 200 KPM pada siswa kelas VII SMP Negeri Cisayong Kabupaten Tasikmalaya Tahun Ajaran 2011/2012. Penelitian ini dapat peneliti kemukakan berhasil. Keberhasilan ini dibuktikan oleh adanya perubahan dan peningkatan kemampuan menyimpulkan isi bacaan pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Cisayong Tasikmalaya tahun ajara 2011/2012. Pada siklus satu siswa yang aktif belajar sebanyak 16 orang (48,5%). Siswa yang kurang aktif sebanyak 17 orang (51,5%). Siswa yang tidak sungguhsungguh sebanyak 3 orang (9,1%). Siswa yang kurang sungguh-sungguh sebanyak 23 orang (69,7%). Siswa yang aktif sebanyak 7 orang (21,2%). Siswa yang tidak partisipatif sebanyak 5 orang (15,2%). Siswa yang partisipatif sebanyak 25 orang (75,8%). Siswa yang partisipatif sebanyak 3 orang (9%). Pada siklus dua siswa yang sangat aktif sebanyak 13 orang (39,4%). Siswa yang aktif belajar sebanyak 20 orang (60,6%). Siswa yang sangat sungguh-sungguh belajarnya sebanyak 6 orang (18,2%), siswa yang sungguh-sungguh 27 orang (91,8%). Siswa yang sangat partipatif sebanyak 4 orang (12,1%). Siswa yang partisipatif sebanyak 29 orang (87,9%). Pada siklus satu siswa yang sudah memperoleh nilai hasil belajar sesuai dengan standar nilai KKM yaitu sebanyak 11 orang (33,3%). Sisanya sebanyak 21 orang (66,7%) belum memperoleh nilai sesuai dengan standar nilai KKM. Pada siklus dua semua siswa (100%) sudah memiliki nilai hasil belajar sesuai dengan standar nilai KKM. Adanya perubahan sikap belajar siswa dan perolehan nilai hasil belajar siswa menunjukkan bahwa teknik baca cepat skimming dapat
3 meningkatkan kemampuan menyimpulkan isi bacaan pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Cisayong Tasikmalaya tahun ajara 2011/2012. Penelitian di atas menunjukan bahwa kemampuan menyimpulkan isi bacaan pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Cisayig dapat ditingkatkan dengan teknik baca skimming. Terdapat beberapa perbedaan penelitian ini yakni dari subyek penelitian dan teknik pembelajaran yang digunakan. Pada penelitian sebelumnya subeyk penelitiannya adalah siswa SMP Kelas VII sedangkan pada penelitian yang dilaksanakan adalah siswa SMP Kelas VIII. Teknik penelitian yang digunakan sebelumnya adalah membaca skimming dan pada penelitian yang akan dilaksanakan adalah metode latihan. b. Niken Indraswati (2010) Judul penelitian Meningkatkan kemampuan menyimpulkan pikiran pokok dari isi bacaan melalui metode inkuiti pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Paguyaman Kabupaten Gorontalo. Dari hasil penelitian diketahui bahwa rendahnya kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan, karena siswa sulit menentukan pokok pikiran bacaan. Penelitian ini mencoba memecahkan masalah tersebut melalui tindakan kelas dengan metode inkuiri. Langkah-langkah yang dilakukan mulai dari merumuskan masalah, merencanakan tindakan, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Dalam metode ini siswa mencari atau memahami informasi sehingga siswa mendapatkan jawabannya sendiri. Setelah melakukan tiga siklus dengan penyempurnaan pada setiap siklus, penelitian ini membuktikan bahwa melalui
4 metode inkuiri siswa dapat meningkatkan kemampuan dan penguasaan konsep materi menentukan pokok pikiran bacaan karena siswa dapat bertukar pikiran dan terlibat langsung dalam pembelajaran sehingga proses belajar mengajar lebih menyenangkan. Disarankan agar guru menerapkan metode inkuiri dalam mata pelajaran bahasa Indonesia maupun mata pelajaran lain untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan pokok pikiran bacaan. Penelitian yang dilakukan sebelumnya memiliki tujuan yang sama dengan penelitian ini yakni untuk meningkatkan kemampuan menyimpulkan, namun pada penelitian sebelumnya adalah pikiran pokok dan pada penelitian yang akan dilakukan adalah kesimpulan isi bacaan keseluruhan. Selain itu perbedaannya terletak pada metode pembelajaran yang digunakan yakni metode modeling sedangkan pada penelitian yang akan dilaksanakan adalah metode latihan. 2.2 Kajian Teoretis Hakekat Kesimpulan Kesimpulan adalah pernyataan berisi fakta, pendapat, alasan pendukung mengenai tanggapan suatu objek. Bisa dikatakan bahwa kesimpulan merupakan pendapat akhir dari suatu uraian berupa informasi. Dalam soal Bahasa Indonesia kesimpulan bisa berupa rangkaian kalimat kalimat fakta yang di beri pendapat (Albhet, 2011). Menurut Albhet (2011) bahwa untuk membuat kesimpulan maka akan dilakukan langkah-langkah berikut.
5 a. Mengidentifikasi Ide Ide pokok terdapat dalam setiap paragraf. Biasanya, ide pokok dinyatakan secara eksplisit maupun implisit dalam kalimat utama atau kalimat topik. Ide pokok dapat terletak di awal, di akhir, atau di awal dan akhir paragraf. Paragraf yang ide pokoknya terdapat di awal paragraf disebut paragraf deduktif. Sebaliknya ide pokok yang terdapat di akhir paragraf disebut paragraf induktif. Ide pokok yang terdapat dalam paragraf-paragraf itu dinyatakan sebagai kesimpulan atau penilaian setelah dikemukakan fakta-fakta. Ide pokok yang terletak di awal dan di akhir paragraf disebut paragraf campuran. Kalimat pertama paragraf dan kalimat terakhir isinya sama, tapi bias juga konteks kalimat berbeda dan isinya sama. b. Membuat Rangkuman Dalam membuat rangkuman maka harus melakukan langkah-langkah seperti membaca teks dengan seksama, temukan ide pokok setiap paragraf teks tersebut, gabungkan ide-ide pokok tersebut sehingga menjadi karangan singkat, agar padu, tambahkan kata, frasa, atau kalimat di antara ide-ide pokok tersebut. c. Menyimpulkan Isi teks Simpulan adalah bagian ringkas yang mengungkapkan gagasan utama dari suatu uraian atau pembicaraan dengan memberi penekanan ide pokok atau gagasan sentral serta penyelesaian dari permasalahan yang diungkapkan. Bahasa yang digunakan dalam simpulan sangat mewakili pokok-pokok persoalan dan penyelesaiannya yang diungkapkan dalam tulisan tersebut.
6 Dijelaskan pula oleh Albhet (2011) bahwa hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat simpulan yakni: a. Tulisan simpulan merupakan inti dari suatu uraian atau pembicaraan mengarah pada penyelesaian suatu persoalan yang diungkapkan dalam suatu bahasan atau karangan. b. Tulisan simpulan harus menjiwai bagian uraian yang panjang secara keseluruhan, sehingga pembaca tidak perlu membaca atau mengingat kembali inti persoalannya. c. Tulisan simpulan harus mengingat kembali inti persoalannya dalam memahami kembali ide sentral dari suatu bahasan atau karangan yang kemudian dihubungkan dengan penyelesaiannya sebagai suatu solusi. Selain itu menurut Ahmad (2010) bahwa dalam pengambilan kesimpulan, digunakan pola penalaran deduktif induktif. a. Penalaran deduktif Penalaran deduktif yaitu penarikan kesimpulan yang dilakukan terhadap pernyataan yang bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. 1) Silogisme Silogisme adalah penarikan kesimpulan yang menggunakan tiga pernyataan yaitu premis umum, premis khusus, dan kesimpulan. 2) Entimen (E) Entimen adalah penarikan kesimpulan yang lebih singkat.
7 b. Penalaran induktif Penalaran induksi yaitu penarikan kesimpulan yang dilakukan terhadap pernyataan khusus, kemudian ditarik kesimpulan bersifat umum. 1) Generalisasi Generalisasi adalah cara penarikan kesimpulan yang dilakukan melalui berbagai pernyataan yang mempunyai ciri-ciri, kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat umum. 2) Analogi Analogi adalah cara menarik kesimpulan terhadap dua pernyataan yang dianggap bersifat sama. 3) Kausalitas Kausalitas adalah cara penarikan kesimpulan terhadap dengan hubungan sebab akibat. Lain halnya Ahyas (2011) berpendapat bahwa untuk dapat membuat kesimpulan dapat dilakukan dengan cara induktif dan cara deduktif. a. Cara Induktif Deduktif ialah cara penyusunan/penarikan kesimpulan dengan metode pemikiran yang bertolak dari kaidah khusus untuk menentukan kaidah yang umum. Proses penalaran ini bergerak mulai dari penelitian dan evaluasi atas fenomenafenomena yang ada. Semua fenomena harus diteliti dan dievaluasi terlebih dahulu sebelum melangkah jauh ke proses penalaran induktif.
8 Penalaran pada kesimpulan induktif terdiri dari 3 macam yakni: 1) Generalisasi Generalisasi adalah penarikan kesimpulan secara umum berdasarkan Faktafakta khusus. 2) Analogi Analogi adalah Kesamaan, pengambilan/ penarikan kesimpulan dengan asumsi jika dua hal memiliki beberapa aspek kesamaan maka dimungkinkan dalam hal/aspek lainpun memiliki kesamaan. 3) Hubungan sebab akibat Hubungan sebab akibat adalah hal-hal yang merupakan sebab kemudian menuju pada suatu kesimpulan yang merupakan akibat. b. Cara Deduktif Cara deduktif adalah cara penarikan atau pengambilan kesimpulan dari keadaan yang umum kepada yang khusus. Dalam penarikan kesimpulan yang bersifat deduktif tidak perlu mengumpulkan fakta-fakta yang perlu adalah suatu proposisi umum dan suatu proposisi yang bersifat mengindenfifikasi suatu peristiwa khusus yang bertalian dengan proposisi umum. Jika diidentifikasi yang dilakukan benar dan proposisinya yang benar. Pernyataan yang mendasari penalaran yang menarik kesimpulan disebut Premis.
9 2.2.2 Membaca Cepat Hakekat Membaca Cepat Membaca cepat adalah kegiatan merespon lambang-lambang cetak atau lambang tulis dengan pengertian yang tepat dan cepat (Hernowo, 2005). Membaca cepat adalah membaca dengan kecepatan tinggi, hampir keseluruhan materi dibaca dalam waktu tertentu yang disertai dengan pemahaman isi 70%. Materi dalam hal ini adalah jumlah kata yang terkandung dalam suatu bacaan, sedangkan waktu tertentu artinya untuk memahami materi bacaan memerlukan waktu (Aritonang, 2006). Menurut Soedarso (2004), kecepatan membaca bersifat fleksibel. Artinya kecepatan dalam membaca tidaklah harus selalu konstan. Adakalanya kecepatan diperlambat atau bahkan dipercepat sesuai dengan bahan bacaan dan tujuan membaca. Kecepatan membaca dapat disesuaikan dengan kebutuhan membaca apabila kata-kata dalam bacaan tergolong tidak asing, dapat dilalui dengan cepat. Namun, apabila ada kata-kata yang tergolong asing dapat diperlambat untuk memahami makna kata tersebut. Membaca cepat merupakan sistem membaca dengan memperhitungkan waktu baca dan tingkat pemahaman terhadap bahan yang dibacanya (Suyoto, 2008). Apabila seseorang dapat membaca dengan waktu yang sedikit dan pemahaman yang tinggi maka seseorang tersebut dapat dikatakan pembaca cepat. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca cepat adalah proses membaca bacaan untuk memahami isi-isi bacaan dengan cepat. Membaca cepat memberi kesempatan untuk membaca secara lebih luas, bagian-bagian bacaan yang
10 sudah sangat dikenal atau dipahami tidak usah dihiraukan. Perhatian dapat difokuskan pada bagian-bagian yang baru atau bagian bagian yang belum dikuasai. Dengan membaca cepat dapat diperoleh pengetahuan yang luas tentang apa yang dibacanya dalam waktu yang singkat Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Membaca dan Pemahaman Faktor-faktor yang mempengaruhi banyak jenisnya, tetapi Menurut Nuriadi (2008) dan Soedarso (2004) secara umum dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor pada tulisan dan faktor pada pembaca. 1) Faktor pada tulisan/ teks bacaan Adalah faktor yang terdapat pada tulisan yang dapat mempengaruhi kecepatan membaca meliputi: a) Kosakata Sebuah teks yang menggunakan kosakata yang asing, tidak lazim, dan sulit dipahami memiliki dampak yang sangat fatal terhadap pemahaman pembaca. Hal ini menyebabkan pembaca harus membaca dengan Lambat. b) Kalimat panjang atau kompleks Kalimat seperti ini dalam setiap teks pasti ada, karena sebenarnya teks bacaan itu tercipta atas gabungan dua macam kalimat, yaitu kalimat sederhana dan kalimat panjang. Namun penggunaan kalimat panjang yang terlalu banyak dapat menjadi kendala kelancaran tingkat pembacaan seseorang.
11 c) Konsep atau kerangka berpikir yang kompleks. Bagian ini sebenarnya tersirat dalam kosakata dan kalimat kompleks. Karena seorang peneliti yang mempunyai pemikiran atau konsep yang rumit terefleksi dari penggunaan bahasa baik kosakata maupun kalimat yang kompleks. 2) Faktor pada pembaca Faktor yang bersumber dari diri pembaca itu sendiri, terdiri dari: a) Jumlah kosakata yang dikuasai Jika ada banyak kosakata yang tidak dikuasai dalam suatu teks, menyebabkan seorang pembaca akan mengalami kesulitan untuk memahami teks tersebut. b) Konsentrasi Konsentrasi merupakan hal penting dalam membaca. Kesulitan berkonsentrasi bisa disebabkan beberapa faktor diantaranya: kelelahan fisik dan mental, bosan, atau banyak hal lain yang sedang dipikirkan. Konsentrasi juga dapat terganggu karena adanya hal-hal yang dapat mengalihkan perhatian seperti suara musik yang terlalu keras, TV yang menyala, orang lalu-lalang, dan lain-lain. Jika seorang pembaca tidak dapat fokus pada suatu bacaan/ teks, maka ia akan sering membaca mundur ke belakang untuk membaca ulang suatu kata atau beberapa kata sebelumnya.
12 c) Kondisi fisik dan mental Membaca melibatkan dua aktivitas, yakni fisik dan mental. Kedua aktivitas ini tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Apabila salah satu terganggu maka akan berdampak pada aktivitas yang lainnya. d) Rasa ketertarikan pada teks (Motivasi membaca) Hal ini juga mempengaruhi kecepatan dalam membaca. Apabila pembaca tidak tertarik pada topik dalam bacaan, maka pembaca seperti terpaksa untuk membacanya. Dengan demikian, proses pembacaan akan terganggu dan bisa mengalami kesulitan memahami isi bacaan tersebut. e) Latar belakang pengetahuan Keluasan pengetahuan menjadi modal utama dalam meningkatkan kecepatan membaca dan kelancaran pemahaman. Tanpa ini, pembaca akan merasa kesulitan memahami isi bacaan kendatipun pembaca mempunyai ketertarikan yang tinggi serta mempunyai kondisi fisik dan mental yang bagus. f) Kebiasaan-kebiasaan buruk dalam membaca Kebiasaan buruk dalam membaca dapat menghambat pembaca untuk dapat membaca dan memahami isi bacaan dengan cepat. Kebiasaan ini terdiri dari: 3) Vokalisasi atau membaca dengan bersuara. Kebiasaan ini sangat memperlambat aktivitas membaca, kecepatan baca akan sama dengan kecepatan berbicara. Karena itu berarti mengucapkan kata demi
13 kata dengan lengkap. Menggumam, sekalipun dengan mulut terkatup dan suara tidak terdengar, jelas termasuk membaca dengan bersuara. 4) Gerakan Bibir Menggerakkan bibir atau komat-kamit sewaktu membaca, sekalipun tidak mengeluarkan suara, sama lambatnya dengan membaca bersuara. Kecepatan membaca bersuara ataupun dengan gerakan bibir hanya seperempat dari kecepatan membaca secara diam. 5) Gerakan Kepala Kebiasaan menggerakkan kepala ke kiri dan ke kanan saat membaca lebih sering dilakukakan pada masa kanak-kanak, karena penglihatan masih sulit melihat seluruh penampang bacaan. Namun kebiasaan ini sering kali terbawa hingga dewasa, dan hal ini dapat menghambat seseorang untuk membaca cepat karena pergerakan kepala sebenarnya kalah jauh dengan pergerakan mata. 6) Menunjuk dengan jari Kebiasaan ini sama halnya dengan menggerakkan kepala, dimana hal ini adalah kebiasaan yang terbawa dari masa kanak-kanak. Cara membaca dengan menunjuk dengan jari atau benda lain itu sangat menghambat membaca sebab gerakan tangan lebih lambat daripada gerakan mata. 7) Regresi Dalam membaca, mata semestinya bergerak ke kanan untuk menangkap katakata yang terletak berikutnya. Namun, sering kali mata bergerak kembali ke
14 belakang untuk membaca ulang suatu kata atau beberapa kata sebelumnya. Gerakan tersebut disebut regresi. Selain menghambat kecepatan membaca, regresi bahkan dapat mengaburkan pemahaman bacaan. 6) Subvokalisasi Subvokalisasi atau melafalkan dalam batin atau pikiran kata-kata yang dibaca dilakukan oleh pembaca yang kecepatannya lebih tinggi. Subvokalisasi juga menghambat karena kita menjadi lebih memperhatikan bagaimana melafalkan secara benar daripada berusaha memahami ide yang dikandung dalam katakata yang kita baca itu. Usaha menghilangkan sama sekali cara membaca dengan menghafalkan dalam hati hal yang kita baca, memang tidak mungkin. Namun ada cara lain untuk memperkecil akibat buruk dari subvokalisasi, yaitu dengan cara melebarkan jangkauan mata sehinga satu fiksasi (pandangan mata) Teknik Membaca Cepat Skimming adalah istilah yang diambil dari bahasa inggris dari kata skim yang artinya menyaring. Skimming merupakan sebuah istilah yang mengacu pada proses atau aktivitas membaca yang hanya terpusat pada pencariaan ide-ide pokok sebuah teks (Nuriadi, 2008). Menurut Soedarso (2004) skimming adalah suatu keterampilan membaca yang diatur secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang efisien, untuk berbagai tujuan: (1) melihat gambaran keseluruhan isi materi bacaan; (2) memperoleh inti atau ide pokok; (3) mengetahui opini (pendapat peneliti); (4) mengertahui organisasi penelitian.
15 Secara konkret, teknik ini sebenarnya melibatkan keterampilan membaca untuk memilah-milah sekaligus membaca hasil pilahan yang merupakan bagian terpenting dari materi bacaan tersebut. Untuk itu, guna memperoleh pesan atau gagasan yang penting dari materi bacaan dapat dilakukan beberapa langkah Skimming menurut Nuriadi (2008) yaitu: (1) baca judul teks bacaan; (2) bacalah kalimat pertama setiap paragraf pada bagian pengantar atau pendahuluan; (3) Baca heading atau subjudul; (4) perhatikan gambar, grafik, tabel ataupun diagaram, jika ada; (5) jika tidak memperoleh informasi yang cukup dari heading, maka bacalah kalimat pertama setiap paragraf; (6) perhatikan secara sekilas bagian tulisan miring (italic) dan tebal (bold), bagian yang ditulis secara kronologi (menggunakan 1,2,3 dan seterusnya), hal-hal yang mencolok seperti model dan gaya penelitian paragraf; (7) bacalah bagian penutup atau paragraf kesimpulan dari materi bacaan tersebut Metode Latihan Hakekat Metode Latihan Penggunaan istilah latihan sering disamakan artinya dengan istilah ulangan. Padahal maksudnya berbeda, ulangan adalah suatu tindakan untuk sekedar mengukur sejauh mana siswa telah menyerap pelajaran yang diberikan oleh guru mereka. Sedangkan latihan dimaksudkan agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat menjadi milik siswa dan dapat dikuasai sepenuhnya. Menurut Roestiyah (1995:126) bahwa metode pembelajaran latihan (drill) adalah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, siswa memiliki ketangkasan atau
16 keterampilan yang lebih tinggi. Sedangkan menurut Shlahudin (1997:100) bahwa metode latihan adalah kegiatan dalam melakukan hal yang sama secara berulangulang dan sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu keterampilan supaya menjadi permanen. Metode latihan disebut juga metode training (drill), yaitu suatu cara mengajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga, sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selaint itu, metode ini dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan (Sanjaya, 2003) Kelebihan dan Kelemahan Metode Latihan Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahannya. Sanjaya (2003) bahwa kelebihan metode latihan diantaranya adalah a. Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat. b. Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya. c. Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan. Sedangkan kekurangan metode latihan dijelaskan oleh Sanjaya (2003) yakni: a. Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dan pengertian.
17 b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan. c. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan. d. Dapat menimbulkan verbalisme. 2.3 Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori sebelumnya maka hipotesis penelitian ini yakni jika guru menggunakan metode latihan dengan baik maka kemampuan menyimpulkan isi suatu teks dengan membaca cepat 250 kata permenit pada siswa Kelas VIII SMP dapat ditingkatkan. 2.4 Indikator Kinerja Adapun indikator kinerja yang akan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatnya kemampuan menyimpulkan isi bacaan setelah membaca cepat 250 kata permenit melalui metode latihan secara klasikal mencapai 75% dari 17 orang siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Satap Bulango Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. informasi melalui lambang-lambang tertulis kemudian menalarkannya. Menurut
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Membaca 1.1 Definisi Membaca Menurut Artanto (2009) Membaca merupakan aktivitas pencarian informasi melalui lambang-lambang tertulis kemudian menalarkannya. Menurut Soedarso (2004)
Lebih terperinciPEMAHAMAN WACANA FIKSI DAN NONFIKSI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 3 SAMBUNGMACAN TAHUN AJARAN 2007/2008
PEMAHAMAN WACANA FIKSI DAN NONFIKSI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 3 SAMBUNGMACAN TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan membaca erat kaitannya dengan proses belajar, seperti kita
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Kegiatan membaca erat kaitannya dengan proses belajar, seperti kita berada di ruang sekolah atau kampus. Dengan melakukan kegiatan membaca, kita
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan temuan-temuan selama penelitian, peneliti membuat beberapa
201 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan temuan-temuan selama penelitian, peneliti membuat beberapa simpulan sebagai berikut. 1. Teknik membaca skimming dan scanning dapat meningkatkan kecepatan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Membaca 2.1.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis
Lebih terperinciMATA KULIAH BAHASA INDONESIA
Modul ke: 05 Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id MATA KULIAH BAHASA INDONESIA MEMBACA UNTUK MENULIS SUPRIYADI, S.Pd., M.Pd. HP. 0815 1300 7353/ 0812 9479 4583 E-Mail:
Lebih terperinciModul ke: BAHASA INDONESIA MEMBACA UNTUK MENULIS. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN
Modul ke: BAHASA INDONESIA Fakultas EKONOMI DAN BISNIS MEMBACA UNTUK MENULIS Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id Definisi Membaca 1.Menurut Kamus Bahasa Indonesia, definisi
Lebih terperinciPezi Awram
315 PROBLEMATIKA MEMBACA CEPAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Pezi Awram Pezi.awram@yahoo.com ABSTRAK Makalah ini disusun untuk menjelaskan problema apa saja dalam membaca cepat khususnya siswa
Lebih terperinciPENERAPAN METODE CIRC UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN WACANA FIKSI DAN WACANA NON FIKSI DI KELAS X SMA AL ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010
PENERAPAN METODE CIRC UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN WACANA FIKSI DAN WACANA NON FIKSI DI KELAS X SMA AL ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenui Persyaratan Guma Mencapai Derajat
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis
II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis melalui media
Lebih terperinciBahasa Indonesia UMB MEMBACA UNTUK MENULIS. Kundari, S.Pd, M.Pd. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Sistem Informasi
Bahasa Indonesia UMB Modul ke: MEMBACA UNTUK MENULIS Fakultas Ilmu Komunikasi Kundari, S.Pd, M.Pd. Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Standar Kompetensi : Mahasiswa dapat memahami berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi penting yang diajarkan di SD, karena Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat penting bagi kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia atau peserta didik dengan cara mendorong kegiatan belajar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai empat keterampilan berbahasa yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan bahasa yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Berdasarkan empat aspek keterampilan tersebut,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI Metode Pembelajaran Drill And Practice Pengertian Metode Pembelajaran Drill And Practice
BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Metode Pembelajaran Drill And Practice 2.1.1. Pengertian Metode Pembelajaran Drill And Practice Sebelum mendefinisikan tentang metode drill, ada baiknya terlebih dahulu mengetahui
Lebih terperinci2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berbahasa yang mumpuni serta dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia diharapkan dapat saling mengenal dan berhubungan satu sama lain, saling berbagi pengalaman dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia untuk bertindak sesuai dengan pikirannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya manusia hidup tidak lepas dari kegiatan berpikir. Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak, dan juga melibatkan seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia secara umum merupakan bahasa resmi negara Indonesia yang digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting dalam dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran yang menghasilkan interaksi antara guru dan anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan pembelajaran yang menghasilkan interaksi antara guru dan anak didik merupakan suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Salah satu komponen
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT MELALUI PENDEKATAN LATIHAN PERSEPSI. Hesty Nurhayati
Dinamika Vol. 5, No. 4, April 2015 ISSN 0854-2172 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT MELALUI PENDEKATAN LATIHAN PERSEPSI SMPN 1 Kajen Kabupaten Pekalongan Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Penelitian ini berjudul Kemampuan Memahami Informasi Fokus terhadap Teks Bacaan Buku Ajar Bahasa Indonesia (Studi Pendalaman Bahan dan Pemberlakuan Model Membaca Total
Lebih terperinciBAB II HASIL BELAJAR DAN METODE DRILL. terpenting dalam pembelajaran. Menurut Nana Sudjana 1, definisi dari. dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono, 2
BAB II HASIL BELAJAR DAN METODE DRILL A. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Di dalam proses pembelajaran hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Menurut Nana Sudjana 1, definisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu bangsa dapat diukur melalui pelaksanaan pendidikannya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam menciptakan pembangunan suatu bangsa. Keberhasilan suatu bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan keterampilan lainnya. Keempat keterampilan tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum Tarigan (2008:1) menjelaskan keterampilan berbahasa mencakup empat segi, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi pembelajaran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar IPA Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam
Lebih terperinciMEMBACA INTENSIF. Menentukan
MEMBACA INTENSIF Menentukan STANDAR KOMPETENSI 11. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca ekstensif, membaca intensif, dan membaca nyaring KOMPETENSI DASAR 11.2 Menemukan informasi untuk bahan diskusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN METODE SQ3R PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 2 GATAK, SUKOHARJO
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN METODE SQ3R PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 2 GATAK, SUKOHARJO Isminatun 7 SMP Negeri 2 Gatak Kabupaten Sukoharjo A. PENDAHULUAN Salah satu tujuan membaca
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek yakni keterampilan
1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek yakni keterampilan mendengar, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum kemampuan berbahasa meliputi empat aspek, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat aspek tersebut saling berkaitan satu
Lebih terperincidan menentukan jalannya pengajaran. Pembelajaran tidak lagi satu arah, tetapi
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Proses Pembelajaran Proses pembelajaran merupakan suatu rangkaian peristiwa yang kompleks dan akan terjalin komunikasi timbal balik antara guru sebagai pengajar dan siswa sebagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi dapat digunakan untuk menyampaikan informasi atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar. Komunikasi merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan siswa dalam membaca, merupakan salah satu faktor yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan siswa dalam membaca, merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar dapat berjalan apabila siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang berhubungan dengan empat keterampilan. Keterampilan merupakan salah satu unsur kompetensi yang harus dimiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai suatu pandangan hidup untuk mengembangkan karakterkarakter
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan suatu proses untuk memberikan pengaruh, bantuan, atau tuntunan yang diberikan kepada setiap orang ketika sejak lahir pada umumnya. Dengan
Lebih terperinciJurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan
Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan ISSN 2252-6676 Volume 4, No. 1, April 2016 http://www.jurnalpedagogika.org - email: jurnalpedagogika@yahoo.com KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nadhira Destiana, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam ruang lingkup kebahasaan secara umum terdiri atas empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Melalui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Melalui bahasa manusia dapat berinteraksi dengan sesamanya. Sebagai alat komunikasi, bahasa selalu
Lebih terperinciMeningkatkan Kemampuan Siswa dalam Membaca Cepat
Penelitian Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Membaca Cepat Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Membaca Cepat Keke T. Aritonang*) Abstrak Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui jumlah kata per menit kemampuan
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025
KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2017/2018 KEMAMPUAN
Lebih terperinciBAB IV TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS
MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XI SEMESTER 2 BAB IV TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS OLEH NI KADEK SRI WEDARI, S.Pd. A. Pengertian Teks Ekplanasi Kompleks Teks eksplanasi berisi penjelasan tentang keadaan sesuatu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling melengkapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui penguasaan keterampilan. jenis tulisan baik tulisan fiksi maupun nonfiksi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui penguasaan keterampilan menulis, siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat komunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Kemampuan berbahasa ini harus dibinakan dan dikembangkan
Lebih terperinciHUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SAWAHLUNTO RANI HELFANI
HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SAWAHLUNTO RANI HELFANI UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013 HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah sudah menjadi sempit. Interaksi antar manusia dalam wujud tertentu sudah tidak dapat dibatasi
Lebih terperinci2015 KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS BERPIKIR KRITIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI SISWA KELAS X SMA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menulis merupakan bagian dari keterampilan berbahasa yang wajib diajarkan kepada semua siswa mulai dari tingkatan Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meningkatkan mutu pendidikan adalah sesuatu yang sangat penting
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatkan mutu pendidikan adalah sesuatu yang sangat penting dilakukan untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Melalui pendidikan akan dihasilkan tenaga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa berisi gagasan, ide, pikiran, keinginan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap kegiatan yang dilakukan melalui proses, pasti ada tujuan yang ingin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar tidak dapat dipisahkan dari tujuan pengajaran. Setiap kegiatan yang dilakukan melalui proses, pasti ada tujuan yang ingin dicapai. Demikian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran bahasa yang berlangsung di dunia. Salah satu tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia ini adalah meningkatkan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA PADA TEKS ARGUMENTASI MENGGUNAKAN TEKNIK SQ3R PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 JEPON
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA PADA TEKS ARGUMENTASI MENGGUNAKAN TEKNIK SQ3R PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 JEPON KABUPATEN BLORA TAHUN AJARAN 2008/2009 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi, aktivitas membaca tidak hanya kegiatan yang dilakukan para siswa di kelas tetapi juga dilakukan oleh hampir setiap orang. Membaca telah menjadi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Membaca Menurut Dechant (melalui Zuchdi, 2008:21), membaca adalah proses pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca pada hakikatnya
Lebih terperinciKEEFEKTIFAN TEKNIK KHUSUS DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA CEPAT PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANGUNTAPAN BANTUL SKRIPSI
KEEFEKTIFAN TEKNIK KHUSUS DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA CEPAT PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANGUNTAPAN BANTUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Melalui bahasa, komunikasi antara penutur dan pendengarnya dapat berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik, dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas berperan penting dalam proses pembelajaran, karena dengan
2 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Aktivitas dan Pembelajaran 1. Pengertian Aktivitas Aktivitas adalah kegiatan belajar, siswa melakukan aktivitas atau. kegiatan. Tanpa aktivitas, pembelajaran tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagian dari empat keterampilan berbahasa. Dilihat dari proses pemerolehan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan atau keterampilan mengarang merupakan salah satu bagian dari empat keterampilan berbahasa. Dilihat dari proses pemerolehan berbahasa, mengarang diperoleh
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Membaca 1. Pengertian Membaca Membaca adalah satu dari empat aspek kemampuan bahasa pokok dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan (Tapubolon, 1990:5).
Lebih terperinciANALISIS BUKU TEKS BAHASA INDONESIA TINGKATAN SMP KELAS VIII, ERLANGGA: KETERBACAAN DAN TINGKAT KETERBACAAN
ANALISIS BUKU TEKS BAHASA INDONESIA TINGKATAN SMP KELAS VIII, ERLANGGA: KETERBACAAN DAN TINGKAT KETERBACAAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di masyarakat, pengaruh informasi
Lebih terperinciMEMBACA UNTUK MENULIS
Modul ke: Fakultas. MEMBACA UNTUK MENULIS Pengertian Membaca, Jenis-jenis Membaca, Tahapantahapan Dalam Membaca, Berbagai Teknik Membaca Cepat, Kecepatan Efektif Membaca (KEM), Hambatanhambatan dalam Membaca
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal,
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Membaca Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas setiap individu baik secara langsung maupun tidak langsung seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Keterampilan Menulis Menulis adalah sebuah kegiatan yang sering dilakukan oleh setiap orang, apapun bentuknya. Mendengar kata menulis tidak banyak
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Membaca Memindai Kecepatan membaca dapat ditingkatkan dengan cara mengetahui dan terlatih dengan teknik membaca yang tepat yaitu membaca sekilas (skimming) dan membaca
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan cerminan, ide, gagasan, sikap, nilai dan ideologi penggunanya. Bahasa merupakan sarana pembentukan kemampuan berpikir manusia. Bahasa berperan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses yang cukup panjang. Selain sebagai motivator dan fasilitator, guru dituntut professional
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran Picture and Picture adalah model pembelajaran yang
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Model pembelajaran Picture and Picture adalah model pembelajaran yang menggunakan gambar dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu elemen yang harus dimiliki oleh suatu negara. Karena dengan adanya pendidikan suatu negara tersebut akan mengalami suatu kemajuan
Lebih terperinciBunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK
0 KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF BERBAGAI JENIS WACANA DALAM NASKAH SOAL UJIAN NASIONAL OLEH SISWA KELAS IX SMP SWASTA BANDUNG SUMATERA UTARA TAHUN PEMBELAJARAN2017/2018 Bunga Lestari (bungalestariyy@gmail.com)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar siswa memiliki keterampilan berbahasa dan pengetahuan kebahasaan. Keterampilan berbahasa mencakup 4
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelajaran Bahasa Indonesia mengandung empat aspek ketrampilan berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran ketrampilan mendengarkan
Lebih terperinciNurdia Artu. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK
Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Penerapan Strategi Survey Questions Reading Recite Review (SQ3R) Nurdia Artu Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UKURAN PANJANG MELALUI METODE LATIHAN PADA ANAK KELOMPOK B TK KARTIKA KECAMATAN BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UKURAN PANJANG MELALUI METODE LATIHAN PADA ANAK KELOMPOK B TK KARTIKA KECAMATAN BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh Evi Karama Ruslin W. Badu, Samsiar Rivai Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam perkembangan ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Menulis merupakan salah satu cara manusia untuk mengungkapkan sebuah ide atau gagasan kepada orang lain melalui media bahasa tulis. Bahasa tulis tentu berbeda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 merupakan suatu bentuk pembelajaran yang berbasis teks. Pembelajaran bahasa Indonesia yang berbasis teks ini menjadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat menulis, siswa dituntut berpikir
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis adalah keterampilan yang membutuhkan proses yang lama untuk mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit menuangkan hasil
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia secara formal mencakup pengetahuan kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi pembelajaran mengenai asal-usul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menulis. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menulis Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan suatu kegiatan yang mempunyai hubungan dengan proses berfikir, serta keterampilan ekspresi
Lebih terperinciDESKRIPSI BUTIR ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI
Lampiran B6 DESKRIPSI BUTIR ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER GENAP 1. Kelayakan Penyajian UNTUK AHLI MEDIA
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui bahasa tulis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nama, keadaan, peristiwa dan ciri-ciri benda dengan kata-kata tersebut. membentuk prediksi tentang benda, orang atau peristiwa.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki fungsi sebagai pembawa pesan yang ingin disampaikan kepada orang lain. Kebutuhan pemakai bahasa adalah agar mampu berkomunikasi dengan orang lain.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat. Perkembangan ini memiliki dampak semakin terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. empat aspek, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa yang harus dikuasai peserta didik terdiri empat aspek, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam pelaksanaannya keempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Peranan bahasa dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai alat komunikasi, bahasa tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan aspek berbahasa yang tidak dapat dipisahkan dari aspek lain dalam proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Dalam
Lebih terperinciSKRIPSI. oleh Yurna Sekti Hendrasari NIM
PENINGKATAN KECEPATAN EFEKTIF MEMBACA (KEM) TEKS NONSASTRA DENGAN TEKNIK TRI-FOKUS STEVE SNYDER DAN MEDIA VIDEO MEMBACA CEPAT KARYA MUHAMMAD NOER PADA SISWA KELAS VIII G SMP NEGERI 1 SLEMAN SKRIPSI Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran terpenting di sekolah yang pada dasarnya menekankan siswa untuk mampu berbahasa dan bersastra. Pada kurikulum
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Berikut ini terdapat beberapa penelitian relevan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai berikut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa di sekolah bertujuan agar siswa memiliki keterampilan berbahasa. Keterampilan tersebut terdiri dari empat aspek, yaitu mendengar, berbicara, membaca,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang konsep, kaidah,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang konsep, kaidah, prinsip serta teorinya banyak digunakan dan dimanfaatkan untuk menyelesaikan hampir semua
Lebih terperinci