BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dalam bentuk lambang lambang grafis, yang perubahannya menjadi wicara bermakna dalam

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dalam bentuk lambang lambang grafis, yang perubahannya menjadi wicara bermakna dalam"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. Hakikat Membaca Pada hakikatnya membaca merupakan keterampilan mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk lambang lambang grafis, yang perubahannya menjadi wicara bermakna dalam bentuk pemahaman diam diam atau pengujaran keras keras (Kridalaksana, 1993:135 dalam Haryadi dan Zamzami, 1996:32). Dengan demikian, membaca dapat dilihat sebagai proses dan juga dapat dilihat sebagai hasil. Membaca yang dilihat sebagai proses merupakan semua kegiatan dan tekhnik yang ditempuh oleh pembaca, yang mengarah kepada tujuan melalui tahap tahap tertentu (Burns, 1985 dalam Haryadi dan Zamzami, 1996:32). Proses yang dimaksud dapat berupa penyandian kembali dari penafsiran sandi. Kegiatan ini dimulai dari pengenalan huruf, kata, ungkapan, frasa, kalimat dan wacana, serta menghubungkannya dengan bunyi dan maksudnya (Anderson, 1986 dalam Haryadi dan Zamzami, 1996:32). Berkenaan dengan uraian di atas, dapat dilihat bahwa kegiatan membaca cenderung terkait dengan pengenalan huruf dan bunyi huruf. Selain itu, kegiatan membaca juga terkait dengan makna dan pemaknaan terhadap makna atau maksud berdasarkan konteks wacana. Membaca yang dilihat sebagai hasil merupakan peristiwa tercapainya komunikasi fikiran dan perasaan penulis dengan pembaca. Komunikasi ini terjadi oleh adanya kesamaan pengetahuan dan asumsi antara penulis dan pembaca, di mana kejadiannya tergantung pada pemahaman yang dirasakan melalui semua proses konstruktif (membangun gagasan atau maksud penulis).

2 Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa keberhasilan kegiatan membaca sangat ditentukan oleh adanya pengalaman dan pengetahuan pembaca, baik yang berkenaan dengan kebahasaan maupun non kebahasaan. Hal ini dipandang cukup beralasan sebab seorang penulispun harus mengungkapkan gagasan gagasannya dengan menggunakan alur berfikir tertentu dan dengan kaidah bahasa yang berlaku Pengertian Membaca Istilah membaca berarti melihat dan mengucapkan kata yang tertulis serta memahami maknanya (Quirk L, 2000:1175). Dengan demikian membaca merupakan suatu kegiatan dalam rangka untuk memahami suatu pernyataan, situasi, peristiwa, dan lain lain yang ada dalam bentuk tulisan. Dalam dunia pendidikan, membaca sangat menuntut adanya suatu pengetahuan, keterampilan, kecakapan atau kapabilitas yang dimiliki seseorang, ia mampu mengkinerjakan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor tertentu secara optimal (Sudjana dalam Depdiknas, 2006:70). Berdasarkan pemaknaan ini, dapat dirumuskan bahwa kemampuan membaca siswa merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki siswa secara terpadu dalam kegiatan membaca yang dapat didemonstrsikan dengan cara mengucapkan kata kata atau pernyataan yang tertulis. Dalam hal membaca, siswa kelas 1 SD dituntut untuk memahami benar naskah yang dibacanya. Untuk mewujudkan hal ini, kurikulum bahasa Indonesia kelas I SD menghendaki agar siswa meningkatkan kemampuannya dalam memahami teks pendek dengan membaca nyaring kata atau kalimat dengan lafal yang tepat. Kondisi ini menunjukkan bahwa, betapa pentingnya kemampuan membaca bagi seorang siswa, sehingga ia dituntut untuk secara kreatif dan terus menerus berlatih dan mengembangkan potensi dirinya dalam membaca.

3 2.1.2.Tujuan Membaca Pada dasarnya tujuan seseorang dalam membaca sangat bertalian dengan latar belakang pendidikan, profesi dan kondisi social ekonomi serta lingkungan di mana ia tinggal. Dengan demikian tujuan ini nampak berbeda bagi setiap orang yang melakukan kegiatan membaca sebagai berikut: 1. Memenuhi keinginan untuk mengembangkan diri di masa mendatang dengan membaca informasi tentang factor dan kejadian dan bahkan informasi tentang teoriteori dan temuan ilmiah yang canggih. 2. Memenuhi keinginan untuk memperoleh pandangan dan nilai positip masyarakat terhadap diri peribadi dengan membaca karya para penulis kenamaan. 3. Memenuhi keinginan untuk melepaskan diri dari kenyataan yang tidak menyenangkan seperti ketika sedang merasa jenuh, sedih, dan bahkan putus asa dengan membaca bacaan bermanfaat yang sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi. 4. Memenuhi keinginan untuk mendapat kesenangan atau hiburan dengan membaca jenis bacaan ringan yang disukai. 5. Memenuhi keinginan untuk sekedar iseng, hanya karena tidak tahu apa yang harus dilakukan (Tarigan, 2008: 56 57). Terlepas dari kelima keinginan di atas, terdapat satu keinginan yang bernilai tinggi yakni membaca dengan tujuan mencari nilai-nilai keindahan atau pengalaman estetis dan nilai-nilai kehidupan lainnya melalui bacaan yang bermutu. Penulis berasumsi bahwa semua tujuan membaca dalam uraian di atas bisa saja dimiliki oleh seseorang kapan saja sesuai situasi, kondisi yang sedang dihadapi dan fasilitas bacaan yang tersedia.

4 Manfaat Membaca Dari tujuan membaca pada uraian di atas dapat kita lihat bahwa kegiatan membaca sangatlah bermanfaat terutama bagi terpenuhinya keinginan seseorang akan informasi yang berupa nilai-nilai keindahan atau pengalaman estetis dan nilai-nilai kehidupan lainnya dari bahan bacaan yang ia baca. Selain itu manfaat membaca tidak lepas dari hal-hal berikut ini: 1. Terpenuhinya keinginan untuk mengembangkan diri di masa mendatang. 2. Terpenuhinya keinginan untuk memperoleh pandangan dan nilai positip masyarakat terhadap diri peribadi. 3. Terpenuhinya keinginan untuk melepaskan diri dari kenyataan yang tidak menyenangkan. 4. Terpenuhinya keinginan mendapat kesenangan atau hiburan dari bahan bacaan ringan yang disukai. 5. Sebagai pengisi waktu ketika seseorang sedang tidak tahu apa yang harus ia lakukan (Tarigan, 2008: 58). Dari keseluruhan uraian di atas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa manfaat membaca bagi siswa yang masih duduk di kelas I sekolah dasar dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Terpenuhinya keterampilan mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk lambang lambang grafis, yang pada gilirannya akan berubah menjadi wicara bermakna dalam bentuk pemahaman terhadap informasi tertulis. 2. Terpenuhinya keinginan mengembangkan pengetahuan yang dibutuhkan dalam menghadapi pembelajaran di kelas yang lebih tinggi.

5 Pembelajaran Membaca Kegiatan pembelajaran membaca biasanya menggunakan metode yang cukup beragam. Hal ini terutama berlaku pada kelas awal sekolah dasar sesuai dengan kebutuhan siswa, situasi, dan kondisi serta tujuan dan materi pembelajaran. Adapun metode-metode pembelajaran yang dimaksud antara lain: 1. Metode Global. Dalam penerapannya, metode ini diawali dengan pengenalan kalimat utuh yang dibantu dengan ilustrasi gambar. Tahap berikutnya, gambar dihilangkan sehingga yang muncul tinggal deret kata yang berupa kalimat utuh. Tahap selanjutnya diikuti dengan pengenalan kata, suku kata, dan huruf melalui proses penguraian (Depdikbud: 5; Sugiarto, 1982:14 tersebut dalam Kemendikbud: 2012: 40-41). 2. Metode Abjad. Pembelajaran membaca permulaan dengan metode ini dimulai dengan pengenalan huruf-huruf yang kemudian dirangkai menjadi suku kata, suku kata dirangkai menjadi kata dan pada akhirnya dirangkai menjadi kalimat (Depdikbud, 1994:4 tersebut dalam Kemendikbud: 2012:41). 3. Metode Eja/ Bunyi. Dalam pelaksanaannya, metode ini dimulai dari pengenalan lambang bunyi terkecil berupa huruf-huruf. Metode ini memperkenalkan lambang-lambang huruf sesuai dengan bunyi dari lambang tersebut. 4. Metode Suku Kata. Pada metode ini, guru mengenalkan suku kata yang terdiri dari kumpulan huruf yang belum memiliki makna utuh.

6 5. Metode Kata Lembaga. Pada praktiknya, metode ini mengawali pembelaran dengan memperkenalkan sebuah kata yang selanjutnya menjadi kata lembaga yang diuraikan menjadi suku-suku kata. Akhirnya, huruf-huruf tadi digabung menjadi suku kata, dan suku kata menjadi kata. 6. Metode SAS (Struktural Analisis Sintesis). Metode ini memulai pembelajaran membaca permulaan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Guru berceritera atau bertanya-jawab dengan siswa disertai dengan gambar sebuah keluarga. b. Membaca beberapa gambar misalnya gambar ibu, gambar ayah, gambar Budi, dan sebagainya. c. Membaca beberapa kalimat dengan gambar misalnya: - Di bawah gambar seorang ibu terdapat bacaan Ini ibu saya - Di bawah gambar seorang ayah terdapat bacaan Ini ayah saya - Di bawah gambar seorang anak laki-laki terdapat kalimat Ini saya d. Setelah anak hafal membaca kalimat dengan bantuan gambar dilanjutkan membaca tanpa bantuan gambar misalnya: - Ini ibu saya - Ini bapak saya - Ini saya (Kemendikbud: 2012: 40-44). Dari uraian beberapa metode pembelajaran di atas, penulis bermaksud mengangkat salah satu metode pembelajaran yang nampak sesuai dengan kondisi pembelajaran di kelas I yang sedang dikembangkan dalam penelitian ini. Terkait hal ini, penulis menerapkan

7 metode pembelajaran suku kata, namun dalam hal ini penulis mengenalkan suku kata yang terdiri dari kumpulan huruf yang sudah memiliki makna utuh di atas media kartu kata Proses Membaca Untuk dapat mengembangkan kemampuan siswa membaca permulaan secara lebih bermakna dan konseptual, seorang guru dituntut untuk mengetahui adanya proses pencapaian kemampuan membaca yang bahwasanya: 1. Proses pembelajaran membaca dapat terjadi melalui interaksi dan kolaborasi sosial dalam situasi kelompok kecil. 2. Siswa belajar membaca sebagai hasil pengalaman kehidupan. 3. Siswa belajar membaca jika mereka melihat tujuan dan kebutuhannya untuk membaca. 4. Proses pembelajaran membaca dapat terjadi melalui pembelajaran langsung, yang menuntut kelihaian seorang guru mengakomodasikan kebutuhan individual siswa ke dalam strategi pembelajaran yang tepat. 5. Siswa memiliki tahapan dan laju pencapaian kemampuan membaca yang berbedabeda (Tarigan, 2008: 62). Dari uraian tentang proses pencapaian kemampuan membaca permulaan di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kehadiran seorang guru dalam pembelajaran membaca tidak menjamin adanya siswa yang belajar membaca. Hal ini cukup beralasan sebab untuk menciptakan situasi di mana siswa aktif belajar pada pembelajaran membaca permulaan di kelas I sekolah dasar sangat menuntut pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman, serta kelihaian

8 seorang guru dalam memilih metode, serta alat bantu mengajar yang sesuai dengan tingkat kebutuhan siswa Pengertian Media Kartu Kata Dalam Longman s New Contemporary Dictionary istilah media berarti something that provides information for the public (1978: 890). Menurut kamus ini, media adalah sesuatu yang menyediakan keterangan untuk orang banyak. Sejalan dengan pemaknaan media ini, Rahadi A. (2004:7) berkomentar bahwa pada dasarnya istilah media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari medium yang dapat dimaknai sebagai perantara atau pengantar. Makna yang terkandung dalam pengertian media di atas memberikan isyarat bahwa media dapat berupa segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi kepada orang banyak yang dewasa ini sangat populer digunakan dalam bidang komunikasi. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika media kartu kata yang digunakan dalam proses pembelajran disebut media pembelajaran sebab pada dasarnya proses belajar-mengajar juga merupakan proses komunikasi. Dari beberapa rumusan makna media di atas dan dari uraian sebelumnya, dapat dilihat bahwa penggunaan media kartu kata dalam proses pembelajaran akan mempermudah penguasaan kemampuan membaca yang akan dilatihkan, yang pada giliranya akan mampu memberikan pengaruh besar terhadap hasil capaian siswa (Sukarman H. 2004:13). Hal ini tentu akan terwujud, jika dan hanya jika penggunaan media kartu kata dalam proses pembelajaran ini sesuai dengan karakteristik pribadi guru dan perbedaan kemampuan, kompetensi, minat, kepribadian, sikap dan motivasi belajar siswa dimana guru itu bertugas (Ekojuniarto 2004:6).

9 Uraian di atas mengisyaratkan bahwa untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa dapat pula ditempuh dengan menggunakan media pembelajaran lainnya. Hal ini berarti bahwa media pembelajaran yang digunakan untuk tujuan yang sama bisa bersifat dinamis, dalam artian suatu media dapat digunakan dengan baik untuk kelompok tertentu, belum tentu cocok untuk kelompok yang lain, atau suatu media berhasil digunakan dengan baik oleh guru tertentu, belum tentu berhasil dengan baik jika digunakan oleh guru yang lain (Sudjatmiko dan Nurlaili L. 2004:22 23). Namun satu hal yang penting untuk diperhatikan adalah bahwa Kegiatan pembelajaran dengan media kartu kata, perlu diawali dengan apersepsi yang mengaitkan konsep pembelajaran pada pemahaman ide-ide yang telah dimiliki siswa sebelumnya. Dengan kata lain bahwa pembelajaran selalu dibangun di atas pengetahuan yang telah ada sehingga tidak mustahil akan membangkitkan minat dan perhatian (Herbart 1841 tersebut dalam Sukarman H. 2004:9). Selain apersepsi, guru perlu menyiapkan media kartu kata yang mampu berfungsi sebagai penyaji dan penyalur pesan kepada siswa, dalam artian jika media itu didesain dan dikembangkan dengan baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan oleh media itu walaupun tanpa keberadaan guru (Rahadi A. 2004:11) Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Media Kartu Kata Setelah melaksanakan kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran, guru akan masuk pada tahap kegiatan inti dengan menyajikan beberapa gambar benda melalui chart di papan tulis dan menyiapkan beberapa kartu yang bertuliskan nama-nama benda di atas meja guru. Dalam hal ini, guru (peneliti) meminta siswa secara individual datang ke depan kelas untuk memilih dan melafalkan kata dalam salah satu kartu kata yang sesuai dengan nama benda yang disajikan dalam gambar dengan intonasi dan ekspresi yang sesuai.

10 Sebagai langkah selanjutnya, guru akan membagikan lembar kerja siswa (LKS) beserta sejumlah kartu yang bertuliskan kata berupa nama-nama benda kepada setiap kelompok siswa. Terkait hal ini, guru (peneliti) meminta setiap kelompok siswa untuk menempelkan kartu kata yang sesuai dengan nama benda yang disajikan oleh guru melalui lembar kerja siswa (LKS). Sebagai langkah terakhir, guru meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas Kajian Penelitian yang Relevan Dewasa ini sudah banyak yang melakukan penelitian terkait kemampuan siswa membaca permulaan di tingkat sekolah dasar. Dari sejumlah penelitian itu terdapat beberapa yang relevan dengan yang dilaksanakan oleh penulis (peneliti) di antaranya yang telah dilaksanakan oleh Fitriyah Nur Farikatul pada tahun 2010 dengan judul Penggunaan Media Kartu Huruf dan Kartu Kata melalui Permainan untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Permulaan Siswa Kelas I SDN Sudimoro 01 Kecamatan Bululawang. Dari penelitian di atas dapat dilihat adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dari biasanya di mana pada siklus I, hasil belajar siswa mencapai nilai rata-rata 70,91 dan pada siklus II mencapai nilai rata-rata 83,91 yang secara berturut-turut sama dengan 68,18% dan 95,5% dari nilai ketuntasan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya, yakni sebesar 80% atau lebih. Hal ini menunjukkan bahwa nilai ketuntasan belajar siswa tercapai setelah melaksanakan siklus ke II. Peneliti (Fitriyah Nur Farikatul) berkesimpulan bahwa penggunaan media kartu huruf dan kartu kata pada pembelajaran membaca permulaan di kelas I SD mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa yang pada giliranya akan bermuara kepada peningkatan mutu capaian siswa. Hal ini sudah terbukti dan oleh karena itu tidaklah berlebihan jika beliau menyarankan agar kiranya

11 guru kelas I SD menggunakan media kartu huruf dan kartu kata sebagai alternative media yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca permulaan. Selain dari saran di atas, beliau berpesan agar sekolah dapat memfasilitasi pemenuhan media pembelajaran guna pencapaian hasil belajar siswa yang maksimal. Juga disarankan agar siswa diberikan tugas bermakna yang dapat dijadikan sebagai arena berlatih membaca di mana saja dan kapan saja. Kajian penelitian yang juga relevan dengan apa yang sedang dikembangkan oleh peneliti adalah penelitian yang dilakukan oleh Sri Wahyuningsih pada tahun 2008 di Universitas Negeri Malang, Jurusan S1 PGSD yang berjudul Pemanfaatan kartu huruf untuk meningkatkan keterampilan membaca permulaan siswa kelas 1 SDN Tulusrejo V Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Hasil penelitiannya disajikan sebagai berikut: (1) nilai rata-rata pre tes siklus I adalah 46,2; (2) nilai rata-rata post tes siklus I adalah 60,9; (3) nilai rata-rata post tes siklus II adalah 76,6. Sri Wahyuningsih berkesimpulan bahwa pemanfaatan kartu huruf dapat meningkatkan keterampilan membaca pada siswa kelas I SDN Tulusrejo V. Di samping itu ia menambahkan bahwa pemanfaatan kartu huruf dalam pembelajaran dapat meningkatkan minat, aktivitas, perhatian, dan kreativitas siswa. Hal ini dapat dilihat pada hasil pengamatan yang dilaksanakan selama pembelajaran siklus I yang disajikan sebagai berikut : 55% dari total siswa sangat berminat, 45% cukup berminat; 57% sangat aktif, 24% cukup aktif, 19% kurang aktif; 48% sangat perhatian, 38% cukup perhatian, 14% kurang perhatian; 52% sangat kreatif, 43% cukup kreatif, 5% kurang kreatif. Sementara pada siklus II, hasil pengamatan menunjukkan bahwa 76% dari total siswa yang ada sangat berminat, 24% cukup berminat. Dalam hal keaktifan dan perhatian serta kreatifitas

12 siswa menunjukkan bahwa 86% sangat aktif, 9% cukup aktif,5% kurang aktif; 67% sangat perhatian, 33% cukup perhatian; 67% sangat kreatif, 33% cukup kreatif. Bertitik tolak pada hasil penelitian di atas, Sri Wahyuningsih menyarankan agar guru dapat menggunakan alat peraga yang menarik minat belajar siswa dalam pembelajaran membaca permulaan di kelas I SD guna pencapaian hasil yang maksimal. Hal ini cukup beralasan mengingat siswa kelas I SD masih cenderung berfikir secara konkrit, katanya. Selain 2 kajian penelitian yang relevan dalam uraian di atas, seorang mahasiswa bernama Herlina dari program studi SI PGSD tahun 2011 di Universitas Negeri Malang juga melakukan penelitian yang relevan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan oleh penulis. Dalam hal ini, Herlina melakukan penelitian dengan judul: Penggunan Kartu Kata dan Gambar untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas I SDN Banjarimbo 02 Kecamatan Lumbang Kabupaten Pasuruan. Penelitian di atas dilaksanakan dengan tujuan untuk mendiskripsikan penggunaan kartu dalam gambar guna meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa kelas I SDN Banjarimbo 02 Kecamatan Lumbang Kabupaten Pasuruan yang berjumlah 20 orang. Berkenaan dengan hal ini, peneliti menggunakan instrument berupa lembar observasi, wawancara, dan tes dalam upayanya memperoleh data, dengan tehnik analisis data rata rata dan persentase. Penelitian di atas memperlihatkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dari biasanya. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya capaian rata-rata hasil belajar siswa yang pada siklus I hanya 62,25% dan pada siklus II telah mencapai nilai rata-rata 86,60%. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian tindakan kelas ini, Herlina menyarankan kiranya sekolah melengkapi fasilitas belajar siswa untuk pembelajaran bahasa Indonesia dengan melengkapi media dan buku-buku yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain itu ia

13 menyarankan kiranya guru bahasa Indonesia dapat menggunakan media gambar dan kartu kata guna meningkatnya kemampuan siswa membaca permulaan sehingga yang akan bermuara kepada kelancaran siswa dalam membaca. Dari hasil kajian ketiga penelitian tindakan yang dilaksanakan oleh Fitriyah Nur Farikatul, Sri Wahyuningsih, dan Herlina di kelas I SD dalam uraian di atas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa: 1. Pemanfaatan kartu huruf dan atau kartu kata dalam pembelajaran membaca permulaan di kelas I SD dapat meningkatkan minat, aktivitas, perhatian, dan kreativitas siswa yang pada gilirannya dapat meningkatkan kemampuan siswa membaca permulaan. 2. Ada kecenderungan bahwa nilai ketuntasan belajar tercapai setelah peneliti melaksanakan pembelajaran siklus II. Adapun perbedaan yang terdapat di antara penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan oleh 3 peneliti dalam uraian di atas dan yang sedang dilaksanakan oleh penulis saat ini terletak pada media pembelajaran yang digunakan, di mana di antara ketiga peneliti di atas sering menunjang penggunaan media kartu kata dengan media berupa kartu huruf dan gambar. Perbedaan lain yang dapat dilihat melibatkan tempat pelaksanaan, jumlah siswa yang dikenai tindakan dan hasil capaian siswa pada akhir pembelajaran siklus I dan II Hipotesis Tindakan Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya, dapat dirumuskan sebuah hipotesis tindakan sebagai berikut: Jika guru menggunakan media kartu kata, maka kemampuan membaca siswa kelas I SDN 10 Kabila Kabupaten Bone Bolango akan meningkat Indikator Kinerja

14 Adapun indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah capaian siswa dalam proses pembelajaran membaca melalui kartu kata mencapai 70% dengan nilai rata rata 70.

BAB I PENDAHULUAN. ini sangat memerlukan adanya peningkatan kemampuan siswanya dalam membaca permulaan.

BAB I PENDAHULUAN. ini sangat memerlukan adanya peningkatan kemampuan siswanya dalam membaca permulaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas I Sekolah Dasar Negeri (SDN) 10 Kabila dewasa ini sangat memerlukan adanya peningkatan kemampuan siswanya dalam membaca

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini ditujukan terutama terhadap efektifitas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini ditujukan terutama terhadap efektifitas BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini ditujukan terutama terhadap efektifitas penggunaan media kartu kata dalam pembelajaran bahasa

Lebih terperinci

Sri Sunarti. Sri Sunarti SD Negeri 1 Pakis

Sri Sunarti. Sri Sunarti SD Negeri 1 Pakis Upaya Peningkatan Motivasi dan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Kartu Huruf Pada Siswa Kelas 1 SD Negeri 1 Pakis Kecamatan Kradenan Tahun Pelajaran 2017/2018 Sri Sunarti srisunartipks1@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lancar. Keterampilan membaca memiliki peranan yang sangat penting. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. lancar. Keterampilan membaca memiliki peranan yang sangat penting. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD hendaknya berjalan seefektif mungkin karena Bahasa Indonesia termasuk pembelajaran yang utama. Salah satu faktor keberhasilan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia agar dapat mengembangkan segala potensi diri melalui proses belajar atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Nyaring Melalui Teknik Modeling di Kelas III SD Terpencil Gondalon

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Nyaring Melalui Teknik Modeling di Kelas III SD Terpencil Gondalon Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Nyaring Melalui Teknik Modeling di Kelas III SD Terpencil Gondalon Nur Asrianti, M. Tahir, dan Saharuddin Barasandji Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA TEKNIS DENGAN MENGGUNAKAN KARTU HURUF PADA SISWA KELAS II SD

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA TEKNIS DENGAN MENGGUNAKAN KARTU HURUF PADA SISWA KELAS II SD MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA TEKNIS DENGAN MENGGUNAKAN KARTU HURUF PADA SISWA KELAS II SD Pertiwi Laboro Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo Abstrak : Bahasa merupakan saran yang efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikhlasiah As ar, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikhlasiah As ar, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran keterampilan menulis menjadi aspek pembelajaran Bahasa Indonesia yang mendapat porsi lebih besar dari pada keterampilan berbahasa yang lainnya. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Hasil Belajar Para ahli mengemukakan beberapa pengertian hasil belajar. Dimyati dan Mudjiono (1999),

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Hasil Belajar Para ahli mengemukakan beberapa pengertian hasil belajar. Dimyati dan Mudjiono (1999), 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar Para ahli mengemukakan beberapa pengertian hasil belajar. Dimyati dan Mudjiono (1999), menjelaskan hasil belajar merupakan hal yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran PKn merupakan salah satu pelajaran yang berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan sikap seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan; sikap, muatan/nilai dan kemampuan guna meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan; sikap, muatan/nilai dan kemampuan guna meningkatkan kemampuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku, meliputi perubahan kecenderungan; sikap, muatan/nilai dan kemampuan guna meningkatkan kemampuan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menulis merupakan kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan, dengan tulis menulis juga dapat diartikan sebagai cara berkomunikasi dengan mengungkapkan pikiran, perasaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu alat komunikasi untuk saling berinteraksi dalam kehidupan manusia baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Indonesia merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar 2.1.1.1 Pembelajaran Membaca dan Menulis Pada awal masuk BAB II KAJIAN PUSTAKA persekolahan siswa kelas 1 SD, pembelajaran yang utama adalah membaca dan menulis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara dan menulis. Tek (tulisan) berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara dan menulis. Tek (tulisan) berfungsi sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa, selain keterampilan menyimak, berbicara dan menulis. Tek (tulisan) berfungsi sebagai media interaksi penulis dengan

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR. Fahrurrozi

MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR. Fahrurrozi MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR Fahrurrozi Abstrak, Pengajaran membaca di SD dibagi dalam dua tahapan, yaitu: membaca permulaan dan membaca pemahaman. Membaca permulaan diberikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kondisi Awal. Penelitian ini dilakukan di kelas I MI Miftahul Ulum Curah Keris Kalipang Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan Tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research, yaitu suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar W. S. Winkel (2000:4) menyimpulkan belajar adalah aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN KARTU BERGAMBAR SISWA KELAS SATU

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN KARTU BERGAMBAR SISWA KELAS SATU PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN KARTU BERGAMBAR SISWA KELAS SATU Suhrianati Sekolah Dasar Negeri Mabu un Murung Pudak Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VC SDN 71 Kota Bengkulu. Subyek dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VC SDN 71 Kota Bengkulu. Subyek dalam BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil penelitian 1. Refleksi Awal Proses Pembelajaran Penelitian ini dilaksanakan di kelas VC SDN 71 Kota Bengkulu. Subyek dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas I MIS Sinoutu Melalui Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)

Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas I MIS Sinoutu Melalui Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) Peningkatan Membaca Permulaan Siswa Kelas I MIS Sinoutu Melalui Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) Muslimin, Muh. Tahir, dan Idris Patekkai Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Keterampilan berbahasa ( language skill) dalam kurikulum di sekolah. biasanya mencakup empat segi, yaitu:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Keterampilan berbahasa ( language skill) dalam kurikulum di sekolah. biasanya mencakup empat segi, yaitu: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Keterampilan Berbahasa Keterampilan berbahasa ( language skill) dalam kurikulum di sekolah biasanya mencakup empat segi, yaitu: a) Keterampilan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. meningkatkan mutu pendidikan secara nasional. Agar tidak tertinggal dan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. meningkatkan mutu pendidikan secara nasional. Agar tidak tertinggal dan untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Materi Pembelajaran IPA Untuk menanggapi kemajuan era global dan semakin pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, kurikulum sains termasuk IPA terus disempurnakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Bahasa merupakan sesuatu yang penting untuk dikuasai karena bahasa adalah sarana interaksi dan alat komunikasi antar manusia. Negara Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal berpikir kritis peserta didik dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal berpikir kritis peserta didik dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran yang penting dalam perkembangan pengetahuan dan dalam hal berpikir kritis peserta didik dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG 1 ARTIKEL Oleh NANDA ERIKA NIM : 2009/51064 JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA LEMBAGA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA LEMBAGA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA LEMBAGA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO Basori Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1. Oleh: Sri Sudarminah 2

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1. Oleh: Sri Sudarminah 2 Upaya Peningkatan Pembelajaran... UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1 Oleh: Sri Sudarminah 2 Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbicara dalam hal ini menyampaikan pesan merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang utama dan yang pertama kali dipelajari oleh manusia dalam hidupnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action Research,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Sudjana (2011: 22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Pengalaman belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelas Awal di LPTK, ( Jakarta:USAID,2014), hlm.1. 1 USAID, Buku Sumber untuk Dosen LPTK: Pembelajaran Literasi

BAB I PENDAHULUAN. Kelas Awal di LPTK, ( Jakarta:USAID,2014), hlm.1. 1 USAID, Buku Sumber untuk Dosen LPTK: Pembelajaran Literasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan membaca di kelas awal sangat berperan penting sebagai fondasi atau dasar penentu keberhasilan dalam kegiatan belajar siswa 1.Jika pembelajaran membaca dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada hakikatnya manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya, tidak langsung dapat berdiri sendiri, dan

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V Isdianti Isdianti15@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Membaca Menurut Vacca (1991 : 172) membaca adalah proses aktif dari pikiran yang dilakukan melalui mata terhadap bacaan. Dalam kegiatan membaca, pembaca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laju perkembangan bahasa Indonesia begitu pesat. Untuk membina dan

BAB I PENDAHULUAN. Laju perkembangan bahasa Indonesia begitu pesat. Untuk membina dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laju perkembangan bahasa Indonesia begitu pesat. Untuk membina dan mengembangkan bahasa Indonesia sudah muncul di berbagai lapisan masyarakat. Bukan dari kalangan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MELENGKAPI HURUF MENJADI KATA TAMAN KANAK-KANAK AL HIKMAH AGAM

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MELENGKAPI HURUF MENJADI KATA TAMAN KANAK-KANAK AL HIKMAH AGAM 1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MELENGKAPI HURUF MENJADI KATA TAMAN KANAK-KANAK AL HIKMAH AGAM Endri Surdia Fitra ABSTRAK Kemampuan membaca anak dalam mengenal huruf di Taman Kanakkanak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang sangat kompleks, banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang dimaksud adalah guru. Guru merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan ia unggul atas makhluk-makhluk lain di muka bumi. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan ia unggul atas makhluk-makhluk lain di muka bumi. Bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu kemampuan terpenting manusia yang memungkinkan ia unggul atas makhluk-makhluk lain di muka bumi. Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing Nurmila Moidady Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bisa diartikan sebagai sebuah proses kegiatan pelaksanaan kurikulum suatu lembaga pendidikan yang telah ditetapkan (Sudjana, 2001: 1). Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal,

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Membaca Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 1.Siklus I a. Perencanaan Tindakan Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas VI Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting karena menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting karena menjadi salah satu Lampiran 18. Peningkatan Hasil Tes Kemampuan Membaca Permulaan Siswa pada Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II 162 Lampiran 19. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Sintetik (SAS)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja dengan melibatkan siswa secara aktif mengembangkan potensi yang dimiliki, mengubah sikap,

Lebih terperinci

Nurdia Artu. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Nurdia Artu. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Penerapan Strategi Survey Questions Reading Recite Review (SQ3R) Nurdia Artu Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Kondisi Awal. Penelitian ini dilakukan di kelas I SD Negeri Kebolampang Kecamatan Winong Kabupaten Pati Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain

BAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran sebagai suatu proses merupakan suatu sistem yang melibatkan berbagai komponen antara lain komponen pendidik (guru), peserta didik (siswa), materi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Riama N Sihombing, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Riama N Sihombing, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Proses belajar yaitu proses interaksi antara guru dan siswa dimana saat siswa tidak tahu menjadi tahu atau proses belajar dimana adanya perubahan

Lebih terperinci

II. KERANGKA TEORETIS. Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang

II. KERANGKA TEORETIS. Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang 9 II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Berpikir Kreatif Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang dimiliki sebagai hasil dari kemampuan berpikir kreatif merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca

BAB II KAJIAN TEORI. pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Membaca Menurut Dechant (melalui Zuchdi, 2008:21), membaca adalah proses pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca pada hakikatnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis dan Hipotesis Tindakan a. Landasan Teoritis 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Dalam setiap kegiatan belajar memiliki suatu tujuan yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 7 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Kemampuan Kemampuan dapat diartikan sebagai kesanggupan seseorang dalam melakukan kegiatan. Setiap melakukan kegiatan pasti diperlukan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa sebagai kebutuhan utama yang harus dipelajari dan dikembangkan karena bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Chaer (2009: 3) berpendapat

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI METODE JIGSAW

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI METODE JIGSAW inamika Vol. 3, No. 3, Januari 2013 ISSN 0854-2172 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR ERITA PENEK MELALUI METOE JIGSAW S Negeri Kasimpar Kecamatan Petungkriyono Kabupaten Pekalongan Abstrak Tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Di dalam metode penelitian ini terdapat empat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mata pelajaran wajib diajarkan. Pembelajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mata pelajaran wajib diajarkan. Pembelajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya di SD merupakan salah satu mata pelajaran wajib diajarkan. Pembelajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam pembentukan kualitas sumber daya manusia yang mampu menghadapi berbagai perubahan serta kemajuan di sekitarnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa salah satu pembelajaran yang diterapkan di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa salah satu pembelajaran yang diterapkan di sekolah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa salah satu pembelajaran yang diterapkan di sekolah. Pembelajaran bahasa sangat bermanfaat bagi siswa, karena dengan berbahasa siswa diharapkan mampu

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUBAH KALIMAT LANGSUNG MENJADI KALIMAT TIDAK LANGSUNG DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) PADA SISWA SD

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUBAH KALIMAT LANGSUNG MENJADI KALIMAT TIDAK LANGSUNG DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) PADA SISWA SD PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUBAH KALIMAT LANGSUNG MENJADI KALIMAT TIDAK LANGSUNG DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) PADA SISWA SD Nurlaili Dosen FKIP Program Studi PGSD Universitas Almuslim

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Pemahaman Pemahaman terhadap suatu pelajaran diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan classroom action research.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Gagne dalam Agus Suprijono (2011: 5-6) bahwa hasil belajar itu berupa: informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif,

Lebih terperinci

Yuliaji *) yuliaji0607gmail.com

Yuliaji *) yuliaji0607gmail.com PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN MEDIA MANIK-MANIK PADA PESERTA DIDIK KELAS IV SEMESTER 2 SD NEGERI 05 PEGIRINGAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Yuliaji *) yuliaji0607gmail.com

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Permulaan Menggunakan Metode SAS Dengan Bantuan Kartu Kalimat di Kelas I SDN Tampanombo

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Permulaan Menggunakan Metode SAS Dengan Bantuan Kartu Kalimat di Kelas I SDN Tampanombo Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Permulaan Menggunakan Metode SAS Dengan Bantuan Kartu Kalimat di Kelas I SDN Tampanombo Hawia, Sahrudin Barasandji dan Efendi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat empat keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa, yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap keterampilan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Ketrampilan berbahasa (atau language atrs, language skills) dalam

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Ketrampilan berbahasa (atau language atrs, language skills) dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah salah satu alat untuk berkomunikasi dan salah satu alat untuk melahirkan suatu keinginan atau pendapat. Bahasa sebagai alat komunikasi bisa berbentuk:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pendidikan adalah proses interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa, yang bertujuan untuk meningkatkan perkembangan mental sehingga menjadi mandiri dan utuh.

Lebih terperinci

Penggunaan Media Kartu (Flash Card) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Mutasi bagi Peserta Didik Kelas XII

Penggunaan Media Kartu (Flash Card) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Mutasi bagi Peserta Didik Kelas XII JPK 3 (2) (2017): 143-148 Jurnal Profesi Keguruan https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpk Penggunaan Media Kartu (Flash Card) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Mutasi bagi Peserta Didik Kelas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (classroom ction research) yang bersifat refleksi dan. Proses Penelitian Tidakan Kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (classroom ction research) yang bersifat refleksi dan. Proses Penelitian Tidakan Kelas BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitia tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya pemecahan masalah atau perbaikan yang dirancang menggunakan metode penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pada kajian teori, pendapat-pendapat ahli yang mendukung penelitian akan dipaparkan dalam obyek yang sama, dengan pandangan dan pendapat yang berbedabeda. Kajian

Lebih terperinci

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI BANYUANYAR II SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dalam bahasa Indonesia, ejaan memiliki pengertian yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dalam bahasa Indonesia, ejaan memiliki pengertian yang lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam bahasa Indonesia, ejaan memiliki pengertian yang lebih luas, yaitu berhubungan dengan ragam bahasa tulis. Ada berbagai macam pengertian yang mencoba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk yang perlu berinteraksi dengan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk yang perlu berinteraksi dengan manusia lainnya. Interaksi terasa semakin penting pada saat manusia membutuhkan eksistensinya diakui,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan wajib untuk dilaksanakan oleh semua anak di Indonesia. Oleh sebab itu pemerintah mewajibkan setiap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 93 A. Hasil Penelitian 1. Refleksi Awal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas VA SDN 25 Kota Bengkulu. Subyek penelitian ini yaitu guru dan seluruh siswa

Lebih terperinci

Belliy Tulus Wicaksono Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: peningkatan, berwawancara sederhana, narasumber, strategi pemodelan

Belliy Tulus Wicaksono Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: peningkatan, berwawancara sederhana, narasumber, strategi pemodelan PENINGKATAN BERWAWANCARA SEDERHANA DENGAN NARASUMBER MELALUI STRATEGI PEMODELAN SISWA KELAS V SDN II BESOLE KECAMATAN BESUKI KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Belliy Tulus Wicaksono Mahasiswa

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA BERMAIN BINGO PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KESAMAAN NILAI PECAHAN PADA SISWA TUNARUNGU.

PENGGUNAAN MEDIA BERMAIN BINGO PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KESAMAAN NILAI PECAHAN PADA SISWA TUNARUNGU. EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume, Nomor, Oktober 0, hlm - PENGGUNAAN MEDIA BERMAIN BINGO PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KESAMAAN NILAI PECAHAN PADA SISWA TUNARUNGU Budi Sanyoto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan dihampir semua aspek kehidupan manusia, termasuk dalam pendidikan formal. Pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Orientasi dan Identifikasi Masalah Penelitian yang dilakukan penulis meliputi tiga kegiatan, yaitu : 1) kegiatan orientasi dan identifikasi masalah, 2) tindakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA Kata IPA merupakan singkatan kata Ilmu Pengetahuan Alam. Kata-kata Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan dari kata-kata Bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Kelas 1 SDN 10 Paguyaman Kecamatan Paguyaman Kabupaten

Lebih terperinci

Kata kata Kunci : Media Pembelajaran Tiga Dimensi, Hasil Belajar, Matematika, Sekolah Dasar.

Kata kata Kunci : Media Pembelajaran Tiga Dimensi, Hasil Belajar, Matematika, Sekolah Dasar. PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 1 ALAS TENGAH SITUBONDO Oleh Ahmad Zubaidi (1) Reki Lidyawati (2) ABSTRAK Guru seharusnya lebih

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM 1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM Eka Guswarni Abstrak Kemampuan membaca awal anak masih rendah. Peningkatan kemampuan bahasa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian A. Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kelas VIII-A SMP Negeri 1 Suwawa Kabupaten Bone Bolango pada pelajaran matematika

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Berikut ini terdapat beberapa penelitian relevan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai berikut.

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK DIALOG DALAM MENULIS KALIMAT TANYA PADA SISWA KELAS III SDN 1 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO. Oleh : Rukmana Ismail

PENERAPAN TEKNIK DIALOG DALAM MENULIS KALIMAT TANYA PADA SISWA KELAS III SDN 1 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO. Oleh : Rukmana Ismail PENERAPAN TEKNIK DIALOG DALAM MENULIS KALIMAT TANYA PADA SISWA KELAS III SDN 1 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh : Rukmana Ismail Pembimbing I : Dra.Ratnarti Pahrun, M.Pd Pembimbing II: Dra.Hawa Pattiiha,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. baik dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. 1. kemampuan ini dunia akan tertutup dan terbatas hanya pada apa yang ada di

BAB II KAJIAN TEORI. baik dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. 1. kemampuan ini dunia akan tertutup dan terbatas hanya pada apa yang ada di BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Tentang Membaca 1. Pengertian Membaca Membaca adalah suatu hal yang amat penting bagi kehidupan manusia, baik dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. 1 Dalam masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting terhadap kemajuan suatu bangsa di dunia. Pendidikan diproses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan manusia diperlukan manusia yang lainnya, manusia tidak bisa hidup seorang diri. Komunikasi merupakan jembatan untuk menjalin hubungan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan sekolah merupakan suatu proses yang melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini yang selanjutnya disebut Paud merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan sangat menentukan bagi perkembangan anak di kemudian

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Permulaan Melalui Strategi Bimbingan Langsung Pada Siswa Kelas 1 SD Inpres 2 Lambunu

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Permulaan Melalui Strategi Bimbingan Langsung Pada Siswa Kelas 1 SD Inpres 2 Lambunu Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 5 ISSN 2354-614X Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Permulaan Melalui Strategi Bimbingan Langsung Pada Siswa Kelas 1 SD Inpres 2 Lambunu Siti Fatra, Saharudin

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. diri pada suatu proses. Menurut Poerwadarminta ( ) peran adalah sesuatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. diri pada suatu proses. Menurut Poerwadarminta ( ) peran adalah sesuatu BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Peranan Media Himpunan 2.1.1 Pengertian Peranan Peran adalah perilaku atau lembaga yang punya arti penting bagi struktur sosial. Dalam hal ini maka, kata peranan lebih

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Bercerita Melalui Media Gambar Siswa Kelas II SD Negeri Bariri

Peningkatan Kemampuan Bercerita Melalui Media Gambar Siswa Kelas II SD Negeri Bariri Peningkatan Kemampuan Bercerita Melalui Media Gambar Siswa Kelas II SD Negeri Bariri Dewi Sartika Barangka, Ali Karim, dan Budi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL. Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Pada Fakultas Ilmu Pendidikan

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL. Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Pada Fakultas Ilmu Pendidikan MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DANMENYIMAK MELALUI PERMAINAN KARTU KALIMAT PADA SISWA KELAS III SDN 3 MOOTILANGO KECAMATAN MOOTILANGOKABUPATEN GORONTALO LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan Sebagai Persyaratan

Lebih terperinci