ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR PERFORMANCE EXCELLENCE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR PERFORMANCE EXCELLENCE"

Transkripsi

1 ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR PERFORMANCE EXCELLENCE (Studi Kasus Pada PT. Asuransi Jasa Indonesia Kantor Pusat) Oleh: RISKA AMELIA H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

2 ABSTRAK RISKA AMELIA. H Analisis Penilaian Kinerja Perusahaan Menggunakan Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence (Studi Kasus pada PT. Asuransi Jasa Indonesia Kantor Pusat). Di bawah bimbingan PRAMONO DJOKO FEWIDARTO. Banyaknya perusahaan asuransi yang bermunculan di Indonesia, baik perusahaan asuransi domestik maupun perusahaan asuransi asing yang berlombalomba untuk menarik nasabah, telah menyebabkan semakin ketatnya persaingan dalam industri asuransi Indonesia. PT. Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) sebagai satu-satunya Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang asuransi kerugian umum menyadari betul hal tersebut. Oleh karena itu, dengan menerapkan Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence (MBCFPE) diharapkan PT. Asuransi Jasindo akan lebih siap untuk menghadapai segala tantangan tersebut. Penelitian ini bertujuan (1) Mengetahui sistem penilaian kinerja perusahaan yang digunakan oleh PT. Asuransi Jasindo saat ini, (2) Mengidentifikasi hal-hal apa saja yang dianggap masih menjadi penghambat PT. Asuransi Jasindo untuk menuju kondisi ekselen, (3) Memperkirakan posisi PT. Asuransi Jasindo berdasarkan klasifikasi MBCFPE dan (4) Menyusun rekomendasi bagi PT. Asuransi Jasindo dalam menyiapkan diri untuk berada pada kondisi ekselen. Penelitian dilakukan pada PT. Asuransi Jasindo Kantor Pusat yang berlokasi di Jl. Let. Jend. M.T. Haryono kav. 61, Jakarta. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara. Data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen peraturan perusahaan, laporan kinerja perusahaan, internet dan studi kepustakaan. Metode pengolahan dan analisis data diawali dengan identifikasi fakta terkait kinerja perusahaan, kemudian dilakukan proses skoring dimana untuk setiap kriteria proses menggunakan indikator penilaian Approach, Deployment, Learning dan Integration, sedangkan untuk kriteria hasil menggunakan Level, Trend, Comparisson dan Integration. Dalam metode pengolahan dan analisis data tersebut digunakan alat bantu berupa Matriks Kerangka Kerja yang terdiri dari Matriks Kerangka Kerja Kriteria Proses dan Kriteria Hasil, Tabel Bantu Penghubung, serta Tabel Skoring MBCFPE Hasil penelitian mengidentifikasikan bahwa PT. Asuransi Jasindo dalam menilai kinerja perusahaannya mengacu pada SK Menteri Keuangan No. 826 tahun Namun semenjak pergantian struktur organisasi perusahaan tahun 2008, PT. Asuransi Jasindo mulai mengacu pada SK BUMN No. 100/MBU/2002. Hasil identifikasi fakta perusahaan menunjukkan bahwa hambatan utama yang dihadapi PT. Asuransi Jasindo dalam menuju kondisi ekselen terkonsentrasi pada proses Learning dan Integration untuk Kriteria Proses, sedangkan untuk Kriteria Hasil, hambatan terkonsentrasi pada Comparisson dan Integration. Hasil skoring atas kinerja PT. Asuransi Jasindo menghasilkan skor total sebesar 326. Skor tersebut mengklasifikasikan PT. Asuransi Jasindo dalam Kelas Poor dengan Kinerja Global Perusahaan adalah Early Result.

3 ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR PERFORMANCE EXCELLENCE (Studi Kasus Pada PT. Asuransi Jasa Indonesia Kantor Pusat) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh: RISKA AMELIA H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

4 INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR PERFORMANCE EXCELLENCE (Studi Kasus Pada PT. Asuransi Jasa Indonesia Kantor Pusat ) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh: RISKA AMELIA H Menyetujui, Mei 2008 Ir. Pramono D. Fewidarto, MS Dosen Pembimbing Mengetahui, Dr. Ir. Jono M. Munndar, M.Sc. Ketua Departemen Tanggal Ujian: 19 Mei 2008 Tanggal Lulus:

5 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur senantiasa dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul Analisis Penilaian Kinerja Perusahaan Menggunakan Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence (Studi Kasus pada PT. Asuransi Jasa Indonesia Kantor Pusat). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatakan gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan serta bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada: 1. Ir. Pramono D. Fewidarto, MS (Examiner IQA), selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya, memberikan petunjuk serta pengarahan kepada penulis. 2. Staf dan karyawan PT. Asuransi Jasindo (Kantor Pusat) Jakarta, yang telah meluangkan waktunya dan membantu penulis selama masa penelitian. 3. Orang tua tersayang serta dua Kakak terbaik, Yogie Adhityawarman dan Irvan Airlangga, yang selalu mendoakan, membantu serta memberi support kepada penulis. 4. Maya - teman seperjuangan selama menempuh hidup di IPB yang keras, Effi teman sekaligus peri baik hati dengan pikirannya yang selalu positif, Ichot teman yang telah membantu penulis dalam banyak hal, Koprol teman yang telah rela menjadi spy bagi penulis selama masa skripsi, Bar-bar teman yang baik walau paling cuek, Momot temanku yang hebat, terima kasih atas segala dukungan dan doanya. 5. Terima kasih kepada Beggy Rizkiyansyah yang telah setia untuk selalu mendengarkan keluhan, mensupport, dan selalu mendoakan kesuksesan penulis. 6. Seluruh pihak yang telah berkontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap penyelesaian skripsi ini. iv

6 7. Seluruh staf dan karyawan departemen manajemen yang telah sangat membantu penulis selama 4 tahun masa perkuliahan. Semoga hasil dari skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun semua pihak yang membutuhkan. Bogor, Mei 2008 Penulis v

7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 1 April Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Rochyadi Wartono dan Ois Chodijah. Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Polisi 4 Bogor, lalu melanjutkan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 4 Bogor. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 5 Bogor dan masuk dalam program IPA pada tahun Pada tahun 2004, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama menyelesaikan jenjang S1 penulis sempat menjadi mahasiswa magang di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Bogor sebagai staf Marketing dan Back Office. Selain itu, penulis juga aktif mengikuti berbagai kegiatan kemahasiswaan seperti menjadi volunteer dalam FEM to Village dan sebagai panitia dalam penyelenggaraan acara Dies Natalis FEM. iii

8 No. ABSTRAK DAFTAR ISI Halaman RIWAYAT HIDUP... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN... x I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian... 4 II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Perusahaan IQA for BUMN MBCFPE Sejarah MBCFPE Krtiteria Baldrige Struktur Kriteria Baldrige Tata Nilai (Core Values) dan Konsep Inti Kerangka Kriteria Kinerja Ekselen Penilaian (Scoring) III. METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Industri Asurasni di Indonesia Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Singkat PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Visi, Misi dan Budaya Perusahaan Jenis Pelangan dan Produk PT. Asuransi Jasindo Mitra Usaha Sistem Penilaian Kinerja Perusahaan Saat Ini Identifikasi Fakta Kinerja Perusahaan Berdasarkan Kriteria Baldrige Scoring dan Gambaran Posisi Perusahaan Rekomendasi vi

9 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

10 DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian Diagram Alir Penelitian Persentase Produksi Premi Korporasi dan Ritel tahun Tingkat Kepuasan Pelanggan Internal Tingkat Kepuasan Pelanggan Eksternal Perolehan Premi Bruto tahun Perolehan Laba Sebelum Pajak tahun Tingkat Turn Over Karyawan Pensiun dan Resign Pribadi Jaring Laba-laba Kriteria Proses Jaring Laba-laba Kriteria Hasil viii

11 DAFTAR TABEL No. Halaman 1. Klasifikasi Kinerja Global Perusahaan Realisasi Pendidikan Tahun Daftar Hadir Rapat Dewan Direksi Daftar Hadir Rapat Dewan Komisaris dan Rapat Bersama Dewan Direksi Analisis Gap untuk Setiap Kriteria Klasifikasi Kinerja Global Perusahaan ix

12 DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Strength dan Opportunity for Improvement (OFI) Tabel Bantu Kerja Kriteria Proses Tabel Bantu Kriteria Hasil Tabel Skoring Kriteria Proses Tabel Skoring Kriteria Hasil Hasil Skoring Kinerja Perusahaan Rating Perusahaan Asuransi Umum Perusahaan yang telah Mengikuti IQA dan MBNQA.. 57 x

13 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi telah membuat batas-batas antar negara semakin tipis, uang, barang dan jasa bebas melintas keluar-masuk antar negara dan hambatan-hambatan tarif dalam perdagangan juga semakin ditiadakan. Persaingan bisnis yang semakin meningkat membuat para pelaku bisnis berlomba-lomba untuk memasuki pasar dunia. Perusahaan lokal harus siap bertarung dengan perusahaan asing yang masuk dan perusahaan lokal pun harus menyiapkan diri untuk memasuki pasar asing agar eksistensinya tetap terjaga. Menjadi perusahaan unggulan baik secara regional maupun internasional merupakan impian dari setiap perusahaan. Tuntutan untuk menjadi perusahaan terbaik tidak hanya datang dari intern perusahaan, tapi juga datang dari para stakeholder seperti pemegang saham, pemerintah maupun masyarakat. Untuk mewujudkan harapan tersebut, perusahaan harus memiliki suatu sistem yang dapat mengevaluasi kinerja semua proses yang dilakukan sekaligus memberi umpan balik untuk perbaikan berkelanjutan. Begitu banyak perangkat sistem manajemen seperti Total Quality Management (TQM), Six Sigma dan Balanced Scorecard yang diadopsi oleh sejumlah perusahaan di dunia berkaitan dengan pencapaian standar internasional. Pengadopsian sistem manajemen tersebut adalah sebagian dari serangkaian usaha perusahaan dalam mewujudkan harapannya untuk menjadi perusahaan terbaik atau ekselen. Untuk mengukur apakah cara yang dilakukan sudah tepat dan sejauh mana strategi tersebut mendukung pencapaian visi misi perusahaan, maka diperlukan suatu alat bantu yang dapat mengukur proses yang telah dan sedang dilakukan oleh perusahaan. Saat ini sistem yang mulai banyak diadopsi perusahaan adalah Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence (MBCFPE). MBCFPE merupakan panduan manajemen terbaik untuk membuat sebuah perusahaan menjadi unggul, ekselen, atau kelas dunia. MBCFPE berisi tujuh kriteria yang menjadi indikator penilaian keekselenan suatu perusahaan.

14 2 Sistem ini berasal dari USA dan diterapkan sebagai program award nasional Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA) sejak Dalam perkembangannya sudah banyak negara-negara di dunia yang mengadopsi system ini dan menjadi basis penilaian kinerja organisasi dalam sistem penghargaan mereka. Kantor Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada bulan Juli 2004 telah mencanangkan Indonesia Quality Award (IQA) for BUMN yang bertujuan utama untuk meningkatkan secara konsisten, terpadu dan berkelanjutan kualitas dan daya saing BUMN. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk merupakan BUMN pertama yang meraih penghargaan sebagai BUMN terbaik tahun PT. Asuransi Jasa Indonesia (Asuransi Jasindo) sebagai satu-satunya BUMN yang begerak di bidang usaha asuransi kerugian umum tentunya juga ingin menjadi perusahaan asuransi unggulan. Banyaknya perusahaan asuransi domestik maupun perusahaan asuransi asing yang berlomba-lomba menarik nasabah, seperti PT. Tugu Pratama Indonesia, PT. Mitsui Sumitomo Indonesia, dan PT. Asuransi AXA Indonesia, menyebabkan semakin ketatnya persaingan dalam industri asuransi hingga perang premi pun tidak dapat dihindarkan. Penerapan MBCFPE diharapkan dapat menjadikan PT. Asuransi Jasindo akan lebih siap dalam menghadapai segala tantangan tersebut. MBCFPE memiliki pengaruh yang besar terhadap eksistensi perusahaan. Pertama, mengetahui tingkat kinerja yang telah dicapai untuk mendorong peningkatan kinerja perusahaan lebih lanjut. Kedua, memperoleh umpan balik berupa peluang untuk perbaikan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kinerja secara berkesinambungan. Ketiga, meningkatkan daya saing perusahaan. Keempat, meningkatkan citra perusahaan. Kelima, melengkapi sistem pengukuran kinerja perusahaan yang berlaku saat ini. Keenam, memberikan penghargaan dan pengakuan kepada perusahaan yang memiliki kinerja ekselen ( portalhr.com). Hampir semua perusahaan memiliki visi untuk menjadi perusahaan kelas dunia. Untuk menjadi perusahaan kelas dunia, tentunya diperlukan referensi atau alat ukur yang standar untuk mengetahui posisi perusahaan

15 3 relatif terhadap perusahaan sejenis lainnya yang bertaraf World Class Company. MBCFPE merupakan serangkaian konsep dan prosedur berisi petunjuk dan kriteria yang ditujukan untuk membantu perusahaan dalam mengevaluasi usaha-usaha perbaikan kinerja. Melalui pengukuran kinerja dengan model MBCFPE ini, perusahaan akan bisa melihat tingkat pencapaian perusahaan di dalam progres menuju perusahaan kelas dunia relatif terhadap perusahaan-perusahaan lainnya Rumusan Masalah 1. Hal apa saja yang belum dimiliki atau perlu ditingkatkan oleh PT. Asuransi Jasindo untuk menuju kondisi ekelen? 2. Bagaimana posisi PT. Asuransi Jasindo berdasarkan MBCFPE? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang akan dicapai melalui penelitian ini adalah : 1. Mengetahui sistem penilaian kinerja perusahaan yang digunakan oleh PT. Asuransi Jasindo saat ini. 2. Mengidentifikasi hal-hal apa saja yang dianggap masih menjadi penghambat PT. Asuransi Jasindo untuk menuju kondisi ekselen. 3. Memperkirakan posisi PT. Asuransi Jasindo berdasarkan klasifikasi MBCFPE. 4. Menyusun rekomendasi bagi PT. Asuransi Jasindo dalam menyiapkan diri untuk berada pada kondisi ekselen Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis, penelitian ini merupakan pengalaman praktis dalam mengevaluasi kinerja perusahaan dengan menggunakan model MBCFPE. 2. Sebagai bahan masukkan dan pertimbangan bagi perusahaan yang bersangkutan dalam mengevaluasi dan melakukan perbaikan berkelanjutan terkait dengan pencapaian visi misi perusahaan.

16 4 3. Bagi dunia pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pihak yang ingin mempelajari lebih dalam mengenai manajemen kinerja, khususnya mengenai MBCFPE Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan implementasi dari beberapa aspek manajemen seperti Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen Pemasaran, Kepemimpinan dan Manajemen Startegi seperti yang terkandung dalam tujuh kriteria Baldrige. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan dimulai pada bulan Januari sampai dengan Maret 2008, bertempat di PT. Asuransi Jasa Indonesia (Kantor Pusat), Jakarta. Dalam penelitian ini dilakukan pengumpulan data primer dan data sekunder perusahaan. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung kepada perusahaan. Pihak-pihak yang diwawancarai adalah Kepala Divisi, Kepala Sub Divisi dan Staf PT. Asuransi Jasa Indonesia (Kantor Pusat). Data sekunder diperoleh melalui pegecekkan dokumen dan laporan perusahaan, studi kepustakaan dan internet. Penilaian dilakukan dengan menggunakan MBCFPE versi tahun 2007 dengan ruang lingkup masalah hingga Overall Reqruitments. Hasil penelitian ini sangat tergantung pada informasi yang diberikan oleh nara sumber. Terbatasnya waktu pelaksanaan penelitian dan tidak adanya partner (Champion Team) juga dapat memberi pengaruh terhadap kualitas hasil penelitian.

17 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Perusahaan Pengertian manajemen kinerja menurut Bacal (2004) adalah suatu proses komunikasi yang terus menerus, dilakukan dalam kerangka kerjasama antara seorang karyawan dan atasan langsungnya. Jika tiap karyawan mencapai sasarannya, maka kelompok kerja mencapai sasaran yang ditugaskan padanya, yang kemudian membantu organisasi mencapai sasaran keseluruhan. Evaluasi kinerja perlu dilakukan untuk menjamin pencapaian sasaran dan tujuan perusahaan. Evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih di antara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh (Umar, 2002). Dessler (1998) mengemukakan bahwa penilaian kinerja dapat didefinisikan sebagai prosedur yang meliputi : 1. Penetapan standar kinerja 2. Penilaian kinerja aktual karyawan dalam hubungan dengan standar tersebut. 3. Memberi umpan balik kepada karyawan dengan tujuan memotivasi untuk terus berkinerja lebih tinggi lagi. Kinerja ekselen menurut IQA Foundation (2007) merupakan suatu keunggulan yang dicapai suatu perusahaan dan berlangsung secara terus menerus melalui kinerja yang tinggi, tingkat integritas yang tinggi dan etika berorganisasi. Kinerja ekselen juga dapat diartikan sebagai pencapaian level tertinggi dari suatu ukuran kinerja dimana organisasi dapat mencapai tujuan tertingginya dan menjadi contoh atau panutan bagi organisasi lainnya (

18 Indonesian Quality Award (IQA) for BUMN Pada tahun 2004, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menghendaki agar BUMN memiliki acuan kinerja ekselen dengan mencanangkan Indonesian Quality Award for BUMN (IQA for BUMN) atau Anugerah Kinerja Ekselen Indonesia untuk BUMN di lingkungan BUMN. IQA for BUMN dimaksudkan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif dari BUMN dalam menghadapi persaingan global (Nugroho dan Siahaan, 2005). IQA for BUMN merupakan inisiatif dari Forum Ekselen BUMN, yaitu salah satu forum mandiri di bawah lembaga BUMN Executive Club, untuk mengukur keunggulan kinerja di lingkungan BUMN dan keunggulan kompetitif antara BUMN yang satu dengan yang lain. IQA for BUMN menggunakan Kriteria Baldrige sebagai kriteria penilaiannya karena kriteria Balridge memiliki pendekatan yang komprehensif dan sudah teruji efektivitasnya dalam melalui penerapannya di berbagai perusahaan di banyak negara termasuk ASEAN (Nugroho dan Siahaan, 2005). Di Indonesia, beberapa BUMN seperti PT. Telkom, PT. Krakatau Steel, PT. Pertamina, PT. Sucofindo, PT. Petro Kimia dan PT. Pos Indonesia sudah menerapkan kriteria tersebut. Sementara di BUMN lain seperti PT Aneka Tambang, PT. BNI, PT. PLN, PT. BRI, PT. INTI dan PT Kimia Farma aktif pada kegiatan sharing on excellence dalam implementasi kriteria kinerja ekselen (http//: Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence (MBCFPE) Sejarah MBCFPE Dampak menurunnya daya saing industri dan perdagangan terhadap perekonomian nasional Amerika di awal 80-an memunculkan kesadaran di kalangan pemerintah Amerika, khususnya pada Menteri Perdagangan Amerika, Malcolm Baldrige. Agustus 1986 senator Don Fuqua mengajukan usulan undangundang (Bill 5321) tentang National Quality Improvement Award yang bertujuan untuk mendorong perusahaan Amerika meningkatkan kontrol mutu dan daya saing. Tahun 1987, Kongres menyetujui

19 7 dibuatnya program penghargaan (award) untuk menghargai organisasi di Amerika atas pencapaiannya di bidang mutu dan kinerja sekaligus meningkatkan kesadaran tentang pentingnya mutu dan kinerja ekselen sebagai kunci daya saing. Sebagai penghargaan atas jasa-jasanya, Konges dan Pemerintah Amerika mengabadikan namanya dalam program penghargaan tersebut: Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA). Tanggal 20 Agustus 1987, Presiden Ronald Reagen menandatangani MBNQA menjadi undangundang ( Kriteria Baldrige 2007 Kriteria Baldrige terdiri dari tujuh kategori dan sebelas nilai inti dan konsep yang dipadu menjadi suatu sistem kerangka kerja organisasi yang komprehensif dan terintegrasi. Kriteria merupakan dasar untuk melakukan self-assessment perusahaan, memberikan penghargaan, dan untuk memberikan umpan balik kepada perusahaan dalam upaya menciptakan kinerja yang ekselen (IQA Foundation, 2007). MBCFPE disusun berdasarkan tujuh kriteria yang memiliki skor penilaian, yaitu: 1. Kepemimpinan (120 poin) 2. Perencanaan strategis (85 poin) 3. Fokus pada Pelanggan dan Pasar (85 poin) 4. Pengukuran, Analisis dan Manajemen Pengetahuan (90 poin) 5. Fokus pada Tenaga Kerja (85 poin) 6. Manajemen Proses (85 poin) 7. Hasil (450 poin) Berdasarkan penilaian atas ketujuh kriteria Baldrige, maka dapat diketahui klasifikasi kinerja global bagi setiap perusahaan yang mengikuti IQA seperti yang dapat dilihat pada Tabel 1.

20 8 Tabel 1. Klasifikasi Kinerja Global Perusahaan KLASIFIKASI KELAS PERUSAHAAN Poor Global Average Global Image Excellent Struktur Kriteria Baldrige SKOR TOTAL Early Development Early Result Early Improvement Good Performance Emerging Industry Leader Industry Leader Benchmark Leader World Leader Struktur Kriteria Baldrige terdiri dari tujuh kategori kriteria dimana setiap kategori terdiri dari beberapa item. Ada 18 item yang masing-masing fokus pada persyaratan utama yang harus dipenuhi suatu perusahaan. Setiap item terdiri dari beberapa area to address atau area yang harus diperhatikan. Setiap perusahaan harus diarahkan untuk merespon hal-hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan yang tercermin dari persyaratan yang ada pada setiap kriteria, item, dan area to address. Format Item terdiri dari: a. Judul Item b. Skor Item c. Jenis Informasi yang diharapkan diberikan oleh pengguna dalam merespon Item (apakah merupakan Item Kriteria proses atau hasil). d. Basic Requirement atau persyaratan item yang dasar, diekspresikan secara umum. e. Overall Requirement atau persyaratan Item dalam garis besar, diekspresikan sebagai area spesifik yang harus diperhatikan. f. Multiple Requirement atau persyaratan berganda, diekspresikan sebagai pertanyaan kriteria yang berdiri sendiri.

21 Kerangka Kriteria Kinerja Ekselen 1. Kepemimpinan Ada banyak pemahaman tentang kepemimpinan yang unggul. Snyder, et al (1994) dalam VVC: leadership for quality management yang dikutip oleh Nugroho dan Sihaan (2005), mengemukakan bahwa kepemimpinan yang unggul harus memiliki vision, value, and courage. Kepemimpinan berkaitan erat dengan kepemimpinan yang memiliki visi, pembelajaran organisasi dan karyawan, kegesitan dan pengelolaan inovasi. 2. Perencanaan strategis Perencanaan strategis disini berkaitan dengan fokus pada masa depan. Menurut Stephanie K, Marrus, sebagaimana dikutip oleh Sukristono (1995) dalam Umar (2002), strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara bagaimana agar tujuan tersebut dapat tercapai. 3. Fokus pada pelanggan dan pasar Fokus pada pelanggan dan pasar dikaitkan pada konsep keekselenan yang berorinetasi pelanggan. Tiap organisasi yang mau tumbuh harus dinamis. Organisasi yang dinamis terus menerus siap siaga mencari peluang untuk tumbuh dengan menciptakan tantangan-tantangan bagi dirinya sendiri dan memberikan dampak lingkungan pada mereka (Rao, 1996). 4. Pengukuran, analisa dan manajemen pengetahuan Pengukuran, analisa dan manajemen pengetahuan berkaitan dengan manajemen berdasarkan fakta. Hal ini mencakup pengedalian atau pengawasan yang ditujukan untuk menjamin bahwa semua kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan didasarkan pada rencana yang telah disepakati agar tidak menyimpang atau keluar dari batas-batas toleransinya (Umar, 2002).

22 10 5. Fokus pada tenaga kerja Fokus pada tenaga kerja terkait erat dengan pengharkatan karyawan dan mitra. Jika tiap karyawan mencapai sasarannya, maka kelompok kerja mencapai sasaran yang ditugaskan padanya yang kemudian membantu organisasi mencapai sasaran keseluruhan (Bacal, 2004). Sebagaimana diungkapkan oleh Rao (1996) bahwa kekuatan organisasi adalah orang-orangnya. 6. Manajemen proses Manajemen proses berkaitan erat dengan perspektif kesisteman yang mencakup penerapan tolak ukur dan indikator untuk mempertemukan strategi dengan proses yang menyelaraskan sumber daya untuk meningkatkan keseluruhan kinerja dan kepuasan para pelanggan. 7. Hasil Hasil disini diartikan sebagai usaha fokus pada penciptaan nilai dan hasil. Semua tindakan diarahkan untuk mencapai hasil bisnis-sebuah gabungan dari kinerja pelanggan, kinerja produk dan jasa, kinerja keuangan, kinerja operasional, termasuk kinerja sumber daya manusia, kinerja governance dan kinerja tanggung jawab sosial Tata Nilai (core values) dan Konsep Inti 1. Kepemimpinan yang memiliki visi Para pemimpin senior harus dapat menetapkan arah dan menciptakan upaya yang fokus kepada pelanggan, yang jelas dan nyata untuk nilai perusahaan serta memiliki harapan yang tinggi. 2. Keekselenan yang berorientasi pelanggan Customer-driven excellence memiliki komponen masa kini dan masa depan; memahami keinginan para pelanggan saat ini dan mengadaptasi apa yang nantinya dikehendaki pelanggan serta potensi pasar. 3. Pembelajaran organisasi dan karyawan Pembelajaran perusahaan meliputi adanya perkembangan yang

23 11 berkelanjutan pada pendekatan yang sedang berlangsung dan penyesuaian terhadap perubahan yang mampu menciptakan tujuan dan/atau pendekatan yang baru. Pembelajaran bukan sekedar peningkatan kualitas produk dan jasa namun juga peningkatan lingkungan kerja yang lebih tanggap terhadap situasi, cerdas, luwes, dan efisien. 4. Pengharkatan karyawan dan mitra Keberhasilan suatu perusahaan secara tegas bergantung pada kecerdasan, keahlian (skill), kreativitas, dan motivasi dari karyawan dan mitra bisnisnya. 5. Kegesitan Diperlukan kelincahan - kemampuan menerima perubahan yang cepat dengan sikap yag fleksibel - untuk meraih sukses di arena persaingan pasar global. Dalam situasi yang menuntut segalanya berjalan cepat ini keberadaan tenaga kerja terlatih dengan beragam keterampilan merupakan aset perusahaan yang sangat penting. 6. Fokus pada masa depan Fokus pada masa depan mensyaratkan adanya pemahaman faktor jangka pendek dan jangka panjang. Hal-hal yang menjadi fokus pada masa depan adalah pengembangan sumber daya manusia dan pemasok, terciptanya peluang untuk berinovasi, dan kemajuan untuk mengantisipasi terhadap masyarakat. 7. Pengelolaan inovasi Inovasi berarti melakukan perubahan yang berarti bagi perkembangan produk, pelayanan dan proses serta mampu menciptakan nilai baru bagi para stakeholder. 8. Manajemen berdasarkan fakta Tiap perusahaan bergantung pada tolak ukur dan analisa kinerjanya. Tolak ukur tersebut selain harus berdasarkan kepentingan dan startegi perusahaan juga harus mampu menyediakan data-data penting berkenaan dengan proses-proses

24 12 kunci, output dan hasil yang hendak dicapai. 9. Tanggung jawab pada masyarakat Menjalankan bisnis sekaligus mampu menjaga dan memelihara kondisi dan keamanan lingkungan serta kesehatan dan keselamatan masyarakat adalah suatu bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat. Misalnya dengan memperhatikan masa edar produk dan layanan yang ditawarkan konservasi sumber daya, serta usaha pengolahan dan pengurangan limbah produksi. 10. Fokus pada hasil dan penciptaan nilai Kriteria-kriteria yang diterapkan untuk menilai kinerja suatu perusahaan perlu ditekankan pada pencapaian hasil. Tujuan digunakan untuk membangun sekaligus menciptakan keseimbangan nilai-nilai pada para stakeholder pelanggan, karyawan, pemegang saham, pemasok dan mitra bisnis, masyarakat dan lingkungan sekitar. 11. Perspektif kesisteman Kriteria ini menawarkan suatu sistem yang disebut system perspective. System perspective antara lain mencakup fokus pimpinan senior atas tujuan-tujuan strategis dan para pelanggan. System perspective juga mencakup penerapan tolak ukur dan indikator untuk mempertemukan strategi dengan proses yang menyelaraskan sumber daya untuk meningkatkan keseluruhan kinerja dan kepuasan para pelanggan Penilaian (Scoring) Penilaian respon terhadap Item Kriteria dan umpan balik berdasarkan pada dua dimensi evaluasi, yaitu : 1. Proses Istilah proses mengacu pada metode yang digunakan perusahaan dalam menjawab persyaratan item kategori 1-6. Empat faktor yang digunakan untuk mengevaluasi proses adalah Pendekatan (Approach), Penerapan (Deployment), Pembelajaran

25 13 (Learning), dan Keterpaduan (Integration) yang biasa disingkat ADLI. Approach-Pendekatan mengacu pada: a. Cara yang digunakan untuk melaksanakan proses. b. Kesesuaian metode yang digunakan terhadap persyaratan item. c. Efektivitas penggunaan metode. d. Sejauh mana pendekatan itu dapat dilakukan secara berurutan dan berdasarkan pada data dan informasi yang terpercaya (misalnya: sistematis). Deployment-Penerapan mengacu kepada: a. Pendekatan diterapkan dalam menjawab persyaratan item yang relevan dan penting bagi perusahaan. b. Pendekatan diterapkan secara konsisten. c. Pendekatan digunakan oleh unit kerja yang sesuai. Learning-Pembelajaran mengacu kepada: a. Penyempurnaan pendekatan melalui siklus evaluasi dan peningkatan. b. Mendorong perubahan yang bersifat terobosan terhadap pendekatan melalui inovasi. c. Saling berbagi penyempurnaan dan inovasi antar unit kerja dan proses lainnya yang relevan dalam perusahaan. Integration-Keterpaduan mengacu kepada: a. Pendekatan selaras dengan kebutuhan perusahaan yang diidentifikasi dalam persyaratan item kriteria lainnya. b. Sistem pengukuran, informasi, dan peningkatan salaing melengkapi antar proses dan unit kerja. c. Rencana, proses, hasil, analisa, pembelajaran, dan tindakan diharmonisasikan antar proses dan unit kerja untuk mendukung tujuan perusahaan.

26 14 2. Hasil Istilah hasil mengacu pada output daan outcomes perusahaan dalam mencapai persyaratan Item Kategori tujuh. Empat faktor yang digunakan untuk mengevaluasi adalah : a. Level kinerja saat ini. b. Trend (misalnya: kemiringan trend data) dan keluasan (misalnya: seberapa luas penerapannya dan penyebarannya) peningkatan kinerja. c. Comparison, yaitu kinerja relative dibandingkan dengan pembanding yang sesuai dan/atau benchmark. d. Integration-Keterkaitan ukuran hasil (biasanya melalui segmentasi) untuk persyaratan kinerja pelanggan utama, produk dan jasa, pasar, proses, yang diidentifikasi dalam profil perusahaan dan item proses.

27 15 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini mencoba menganalisis pencapaian kinerja perusahaan saat ini dan mencoba mengidentifikasi kriteria apa saja yang belum ada atau perlu ditingkatkan oleh PT. Asuransi Jasindo (Kantor Pusat) untuk mencapai kondisi ekselen. Kriteria Baldrige terdiri dari tujuh kategori kriteria dan sebelas nilai inti serta konsep yang dipadu menjadi suatu sistem kerangka kerja organisasi yang komprehensif dan terintegrasi. Langkah pertama adalah mempelajari profil perusahaan, mengetahui visi dan misi perusahaan serta tujuannya. Mengetahui karakteristik utama perusahaan dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan operasional perusahaan. Selanjutnya menganalisis perusahaan berdasarkan tujuh kriteria Baldrige. Kriteria tersebut terdiri dari enam kriteria yang berhubungan dengan proses dan satu kriteria yang berhubungan dengan pencapain hasil. Setiap kriteria terdiri dari beberapa Item Kriteria yang fokus pada persyaratan utama yang harus dipenuhi perusahaan. Item Kriteria Proses dievaluasi berdasarkan ADLI (Approach, Deployment, Learning, dan Integration) sedangkan untuk Item Kriteria Hasil dievaluasi berdasarkan LTCI (Level, Trend, Comparison, dan Integration). Hasil diagnosa diperoleh melalui proses assessment dalam bentuk feedback report yang terdiri dari Strength dan Opportunity for Improvement (OFI) yang memandu perusahaan untuk membangun sistem bisnis yang lebih unggul. Evaluasi tersebut dilakukan untuk mengetahui letak kelemahan proses kinerja yang dilakukan perusahaan. Hasil dari penilaian tersebut akhirnya akan menentukan citra global perusahaan saat ini. Dengan demikian perusahaan akan mengetahui apa saja yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kinerjanya dan perbaikan berkelanjutan yang dijalankan perusahaan akan membawa perusahaan menuju ekselen. Kerangka pemikiran penelitian dijelaskan dalam Gambar 1.

28 16 Profil PT. Asuransi Jasindo Tujuh Kriteria Baldrige Proses: a. Kepemimpinan b. Perencanaan Strategis c. Fokus pada Pelanggan dan Pasar d. Pengukuran, Analisis dan Manajemen Pengetehuan e. Fokus pada Tenaga Kerja f. Manajemen Proses Hasil: a. Hasil Produk dan Jasa b. Hasil Fokus Pada Pelanggan c. Hasil Keuangan dan Pasar d. Hasil Fokus Pada Tenaga Kerja e. Hasil Efektivitas Proses f. Hasil Kepemimpinan ADLI (Strength/OFI) LTCI (Strength/OFI) Klasifikasi Kinerja Global Perusahaan Continous Improvement Pencapain Kinerja Ekselen: a. Daya Saing Tinggi b. Produktivitas Meningkat c. Jumlah Keluhan Menurun d. Jumlah Pelanggan Meningkat e. Kepuasan Karyawan Meningkat Gambar 1. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

29 17 Penelitian dilaksanakan di PT. Asuransi Jasa Indonesia (Kantor Pusat) yang berlokasi di Jl. Let. Jend. M.T. Haryono kav. 61, Jakarta. Penelitian dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan dimulai pada bulan Januari sampai Maret Penelitian berupa site visit langsung dilakukan di kantor pusat dan tidak dilakukan penilaian terhadap dokumen aplikasi terlebih dahulu Metode Penelitian Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara kepada Kepala Divisi, Kepala Sub Divisi dan Staff perusahaan. Sedangkan data sekunder berupa evident yang dapat diperoleh melalui wawancara, dokumen-dokumen peraturan dan laporan kinerja perusahaan, studi kepustakaan dan internet Metode Pengumpulan Data Kajian terhadap pengukuran kinerja perusahaan saat ini diperoleh dari hasil wawancara kepada Kepala Divisi, Kepala Sub Divisi dan Staff perusahaan serta informasi yang diperoleh melalui dokumen-dokumen perusahaan. Selanjutnya identifikasi kinerja perusahaan dengan Kriteria Baldrige tahun 2007 dilakukan melalui pencocokkan hasil wawancara dengan dokumen serta laporan perusahaan yang terkait Pengolahan dan Analisis Data Metode pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini melalui beberapa tahap, yaitu identifikasi fakta perusahaan, lalu dilanjutkan dengan evaluasi fakta berdasarkan Kriteria Baldrige seperti yang dijelaskan dalam Gambar 2.

30 18 Pelajari Profil Perusahaan: a. Visi Misi b. Struktur Organisasi Perusahaan c. Produk d. Konsumen e. Mitra Usaha f. Tantangan & Keuntungan Strategis Tidak Cukup? Ya Identifikasi Fakta Perusahaan Berdasarkan Kriteria Baldrige Wawancara Penelusuran Evidences Evaluasi Fakta Berdasarkan ADLI dan LTCI Strength dan Opportunity for Improvement Proses Skoring Tabel Bantu Tabel Skoring Skor Total Perusahaan Klasifikasi Kinerja Global Perusahaan Rekomendasi Gambar 2: Diagram Alir Penelitian Identifikasi fakta perusahaan diperoleh dari hasil wawancara

31 19 dan penulusuran evidences berupa pengecekkan dokumen serta laporan perusahaan. Kriteria Proses dievaluasi berdasarkan ADLI, sedangkan Kriteria Hasil dievaluasi berdasarkan LTCI. Hasil evaluasi terhadap fakta perusahaan, akan menghasilkan Strength dan OFI dan dapat dilihat pada Lampiran 1. Evaluasi tersebut dilakukan untuk mengetahui letak kelemahan proses kinerja yang dilakukan perusahaan. Proses Skoring merupakan penilaian terhadap hasil dari identifikasi dan evaluasi fakta perusahaan untuk setiap Item Kriteria. Proses Skoring menggunakan Tabel Bantu dan Tabel Skoring. Tabel bantu untuk Kriteria Proses dan Kriteria Hasil dapat dilihat pada Lampiran 2 dan 3. Tabel Bantu menjelaskan proses identifikasi fakta kinerja perusahaan ke dalam evaluasi ADLI dan LTCI. Tabel Skoring pada Lampiran 4 dan 5 akan menyajikan data persentase pembobotan untuk setiap Item Kriteria Proses dan Item Kriteria Hasil. Tabel skoring ini menerjemahan hasil identifikasi fakta kinerja yang telah dievaluasi sebelumnya ke dalam persentase skor tiap Item Kriteria. Skor total perusahaan merupakan hasil perkalian antara persentase pembobotan untuk setiap Item Kriteria dengan bobot maksimum tiap Item Kriteria. Penjelasan selengkapnya mengenai hal ini dapat dilihat pada Lampiran 6. Skor total tersebut akan mengidentifikasi Klasifikasi Kinerja Global Perusahaan.

32 20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Industri Asuransi Indonesia Pertumbuhan industri asuransi di Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan 0negara lain di dunia. Kajian Swiss Re, reasuransi terbesar kedua di dunia yang dimuat dalam World Insurance pada Februari 2005, menunjukkan industri asuransi Indonesia (asuransi jiwa dan umum) berada di posisi 41 dari 174 negara dalam hal total volume pendapatan premi. Dari total premi asuransi dunia yang berjumlah miliar dollar, industri asuransi Indonesia mampu menyumbang 3,13 miliar dollar, atau memberi kontribusi 0,106 persen. Dibanding dengan sesama negara ASEAN, kecuali Filipina, Indonesia masih tertinggal. Singapura mampu menghasilkan premi 8,638 miliar dollar, Malaysia 5,62 miliar dollar, sementara Thailand 4,93 miliar dollar. Pertumbuhan premi direct di kawasan Asia Tenggara dan Asia Selatan juga mencatat pertumbuhan yang signifikan pada 2003, yaitu 16 persen. Pertumbuhan ini tergolong pesat jika dibanding tahun 2002 yaitu 13,4 persen dan tahun 2001 sebesar 9 persen. Khusus untuk asuransi kerugian di Indonesia, pendapatan premi pada tahun 2006 hanya tumbuh 3,6 persen. Hal ini berbeda jauh dengan pertumbuhan yang dialami oleh asuransi jiwa. Berdasarkan data dari Biro Riset Info Bank, tahun 2006 premi asuransi jiwa secara nasional adalah sebesar Rp 27,44 triliun atau tumbuh 23,15 persen dibandingkan tahun Lambannya pertumbuhan asuransi kerugian di Indonesia disebabkan oleh banyaknya persoalan seperti kondisi perekonomian yang belum memadai, bencana alam, dan kebijakan yang kurang kondusif. Pertumbuhan pasar yang lamban tidak sebanding dengan jumlah perusahaan asuransi kerugian umum yang beroperasi di Indonesia, menyebabkan persaingan semakin meningkat sehingga perang premipun tidak dapat dihindarkan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Majalah Investor (Lampiran 7), rating atas 18 perusahaan asuransi kerugian umum berdasarkan perolehan premi bruto di atas Rp 200 Milyar adalah sebagai berikut:

33 21 1. Asuransi Adira Dinamika 2. Zurrich Insurance Indonesia 3. Asuransi Jasa Raharja Putera 4. Asuransi Jaya Proteksi 5. Mitsui Sumitomo Indonesia 6. Asuransi Wahana Tata 7. Asuransi Central Asia 8. Asuransi AIU Indonesia 9. Asuransi Allianz Utama Indonesia 10. Asuransi Tokio Marine Indonesia 11. Asuransi Astra Buana 12. Asuransi Ramayana 13. Asuransi Tri Pakarta 14. Asuransi Jasa Indonesia 15. Asuransi Sinar Mas 16. Asuransi Raksa Pra Tikara 17. Tugu Pratama Indonesia 18. Asuransi Dayin Mitra 4.2. Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Singkat PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Cikal bakal PT. Asuransi Jasa Indonesia (persero) atau Asuransi Jasindo dimulai dengan dilaksanakannya nasionalisasi atas NV Assurantie Maatshppij de Nederlander yang merupakan sebuah perusahaan asuransi kerugian milik kolonial Belanda dan Bloom Vander, perusahaan asuransi kerugian Belanda pada tahun Keduanya berkedudukan di Jakarta. Setelah melakukan nasionalisasi pemerintah mengubah nama keduanya menjadi PT. Asuransi Bendasraya yang bergerak dalam asuransi kerugian dalam rupiah dan PT. Umum Internasional Underwriters (PT. UIU) yang bergerak dalam asuransi kerugian dalam valuta asing. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangam No. 764/MK/12/1972, pemerintah memutuskan melakukan

34 22 penggabungan usaha atas kedua perusahaan asuransi tersebut menjadi PT. Asuransi Jasa Indonesia (persero) Visi, Misi dan Budaya Perusahaan Visi PT. Asuransi Jasindo adalah menjadi perusahaan asuransi yang tangguh dalam persaingan global dan menjadi market leader di pasar domestik. Sedangkan Misi PT. Asuransi Jasindo adalah menyelenggarakan usaha asuransi kerugian dengan reputasi internasional melalui peningkatan pangsa pasar, pelayanan prima, dan tetap menjaga tingkat kemampulabaan serta memenuhi harapan stakeholder. Budaya kerja perusahaan senantiasa dijiwai dengan karakter CARE yang merupakan singkatan dari Cepat, Akurat, Ramah dan Efisien: C: Kecepatan pelayanan yang akan memberikan kepastian dan ketenangan kepada tertanggung. A: Kecermatan dalam menjamin kepuasan tertanggung dalam memperoleh kepastian berasuransi. R: Keramahan dalam memberikan pelayanan, kenyamanan, dan keakraban dalam kemitraan. E: Efisiensi akan menjamin nilai produk yang ditawarkan serta layanan yang diberikan setara dengan kualitas yang diharapkan Jenis Pelanggan dan Produk PT. Asuransi Jasindo Pelanggan PT. Asuransi Jasindo dibagi menjadi Pelanggan Internal dan Pelanggan Eksternal. Termasuk dalam Pelanggan Internal yaitu, Kantor Cabang dan Kantor Penjualan. Sedangkan yang termasuk Pelanggan Eksternal adalah seluruh mitra usaha dan end user PT. Asuransi Jasindo. Segmentasi pasar PT. Asuransi Jasindo dibagi menjadi korporasi dan ritel. Segmen Korporasi terbagi menjadi BUMN/BUMD, Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) dan Perbankan. Segmen ritel meliputi seluruh pelanggan individual PT. Asuransi Jasindo. PT. Asuransi Jasindo bergerak di bidang asuransi kerugian dan

35 23 memiliki tidak kurang dari 19 jenis produk yang terbagi atas segmen korporasi dan ritel dengan jenis produk sebagai berikut: a. Produk Korporasi 1. Asuransi Kebakaran 2. Asuransi Rangka Kapal 3. Asuransi Pengangkutan 4. Asuransi Pesawat dan Ruang Angkasa 5. Asuransi Engineering 6. Asuransi Oil dan Gas 7. Asuransi Aneka 8. Asuransi Keuangan b. Produk Ritel 1. Jasindo Graha 2. Jasindo PA+PHK Bancassurance 3. Jasindo PA+PHK Korporasi 4. Jasindo Oto 5. Jasindo Lintasan 6. Jasindo Pelangi 7. Jasindo Pengangkutan 8. Jasindo Anak Sekolah 9. Inbound Travel Insurance 10. Asuransi Syariah Jasindo Takaful 11. Asuransi TKI Mitra Usaha PT. Asuransi Jasindo sangat selektif dalam menggalang kemitraan usaha demi mengoptimalkan efektivitas kerjasama bisnis jangka panjang. Mitra usaha yang mendampingi Asuransi Jasindo terdiri dari perusahaan dan asosiasi terkemuka di bidangnya. a. Reasuransi Reasuransi merupakan bagian terpenting bagi proses pengelolaan risiko. Mengingat vitalnya reasuransi sebagai security bagi perusahaan maka PT. Asuransi Jasindo hanya bermitra dengan

36 24 perusahaan reasuransi dengan track record baik, berpengalaman di dunia internasional serta berpredikat AAA (triple A), atau minimal berpredikat BBB (triple B). Kriteria tersebut ditetapkan untuk menjamin kepastian dalam risiko pertanggungan agar lebih aman, mengingat citra, reputasi baik dan kemampuan Asuransi Jasindo dalam pembayaran klaim yang ingin dipertahankan. b. Broker Reasuransi PT. Asuransi Jasindo melakukan penyebaran reasuransi melalui Broker Reasuransi Internasional yang mempunyai reputasi di dunia Broker Reasuransi. c. Agen PT. Asuransi Jasindo selalu membina forum pertemuan rutin dengan para agen untuk meningkatkan kinerja dan peran agen. d. Penyertaan Bersama Asuransi Allianz AG di Jerman, PT. Asuransi Jasindo membentuk perusahaan asuransi patungan di Indonesia dengan saham 24 persen, juga dengan Tokio Marine di Jepang, PT. Asuransi Jasindo membentuk perusahaan yang sama di Jakarta dengan saham sebesar 40 persen. e. Broker Asuransi Salah satu langkah penting yang ditempuh perusahaan adalah membangun interaksi secara profesional dengan broker asuransi serta kemitraan yang saling menguntungkan. f. Independent Loss Adjuster Perusahaan berupaya untuk terus menyempurnakan pelayanan klaim, tidak saja melalui penggunaan in-house Loss Adjuster terdidik dan berpengalaman, tetapi juga dengan Independent Loss Adjuster lain dengan tingkat integritas tinggi. g. Perbankan PT. Asuransi Jasindo menjalin kemitraan dengan sektor perbankan untuk membantu pembiayaan, peningkatan produksi, dan kemajuan usaha para Tertanggung.

37 25 h. Asosiasi PT. Asuransi Jasindo menggalang kerja sama dengan berbagai asosiasi seperti, penerbangan, kontraktor, dll, yang memungkinkan pemahaman tentang berbagai bidang usaha Sistem Penilaian Kinerja Perusahaan saat Ini PT. Asuransi Jasindo dalam menilai kinerja perusahaannya mengacu pada SK Menteri Keuangan No. 826 tahun Namun tercatat bahwa sejak perubahan struktur organisasi perusahaan pada bulan Februari tahun 2008, penilaian kinerja PT. Asuransi Jasindo mengacu pada SK. Menteri BUMN No. 100/MBU/2002. Terdapat beberapa penyesuaian yang dilakukan terhadap SK tersebut berkenaan dengan aspek dan indikator yang digunakan, hal ini dilakukan berkenaan dengan bidang usaha PT. Asuransi Jasindo sebagai perusahaan jasa. Sesuai SK Menteri BUMN No. 100/MBU/2002, maka penilaian tingkat kesehatan BUMN digolongkan menjadi: a. SEHAT,yang terdiri dari : 1) AAA apabila total skor (TS) lebih besar dari 95 2) AA apabila 80 < TS < = 95 3) apabila 65 < TS < = 80 b. KURANG SEHAT, yang terdiri dari : 1) BBB apabila 50 <TS < = 65 2) BB apabila 40 <TS < = 50 3) B apabila 30 <TS < = 40 c. TIDAK SEHAT yang terdiri dari : 1) CCC apabila 20 < TS < = 30 2) CC apabila 10 < TS < = 20 3) C apabila TS < = 10 Tingkat kesehatan BUMN ditetapkan berdasarkan penilaian terhadap kinerja perusahaan yang meliputi penilaian: a. Aspek Keuangan yaitu, Risk Based Capital (RBC), Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), dan Yield On Investment (YOI).

38 26 b. Aspek Operasional yaitu, Underwriting Yield, Pertumbuhan Premi, Loss Ratio, Rasio Pengeluaran, dan Produktivitas Pegawai. c. Aspek Dinamis yaitu, Penerapan GCG dan Pengembangan SDM Penilaian tingkat kesehatan BUMN sesuai keputusan ini hanya diterapkan bagi BUMN apabila hasil pemeriksaan akuntan terhadap perhitugan keuangan tahunan perusahaan yang bersangkutan dinyatakan dengan kualifikasi "Wajar Tanpa Pengecualian" atau "Wajar dengan Pengecualian", dari akuntan publik atau Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Dari data yang diperoleh, disimpulkan bahwa PT. Asuransi Jasindo telah melakukan pengukuran atas kinerja perusahaannya berdasarkan tiga aspek sesuai SK tersebut, namun belum dilakukan penggolongan tingkat kesehatan perusahaan Identifikasi Fakta Kinerja Perusahaan Berdasarkan Kriteria Baldrige Kriteria 1: Kepemimpinan PT. Asuransi Jasindo telah memiliki approach yang sistematis untuk Kategori Kepemimpinan. Visi perusahaan sebagai hasil keputusan bersama para pemimpin senior, disahkan oleh dewan direksi. Evaluasi terhadap visi perusahaan dilakukan pada masa akhir jabatan struktur kepemimpinan perusahaan. Visi tersebut di deploy ke semua lini perusahaan dan dijadikan sebagai rencana jangka panjang dan sasaran strategis utama perusahaan. PT. Asuransi Jasindo menciptakan lingkungan perusahaan yang patuh hukum dan berperilaku etis dengan membuat Code of conduct (Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja) dan menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Approach telah terbukti diketahui oleh berbagai pihak yang berarti proses deployment telah dijalankan dengan baik. Learning untuk program GCG telah dilakukan, yaitu dengan adanya Laporan Hasil Assesment Penerapan GCG Nomor: LAP-473/D503/1/2006 tanggal 14 Juni Proses evaluasi terhadap etika bisnis dan etika kerja perusahaan belum dilakukan. Integrasi yang kuat pada penerapan prinsipprinsip GCG, hal tersebut menyangkut pada penerapannya di seluruh jajaran perusahaan, termasuk penerapan Program Etika Bisnis dan Etika Kerja (PEB&EK) sebagai salah satu bentuk GCG.

39 27 Mekanisme penyampaian keluhan karyawan, pembentukan Serikat Karyawan Jasindo (SEKAR JASINDO) dan pengadaan program pengembangan karyawan merupakan Approach yang dilakukan pemimpin senior dalam membangun hubungan dengan karyawan. Approach telah terbukti diketahui oleh berbagai pihak yang berarti proses deployment telah dijalankan dengan baik. Proses learning belum terbukti dilakukan secara sistematis. Approach terintegrasi kuat terhadap tingkat kepuasan karyawan. Evaluasi kinerja karyawan dilakukan dari atasan ke bawahan dengan berpedoman pada Buku Pedoman Penilaian Kinerja. Approach telah diketahui oleh seluruh karyawan. Hasil evaluasi kinerja karyawan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pemberian kompensasi, peringatan, maupun pendidikan dan pelatihan kepada karyawan yang bersangkutan. Sistem pengukuran kinerja karyawan terintegrasi kuat terhadap pencapaian visi dan tujuan perusahaan, dimana hasil evaluasi digunakan untuk perbaikan SDM perusahaan. Kriteria 2: Perencanaan Strategis PT. Asuransi Jasindo menggunakan analisis SWOT (strength, Weakness, Opportunity dan Threat) dan dalam menentukan peluang bisnis saat ini. Hasil analisis berupa kekuatan, kelemahan, tantangan dan ancaman perusahaan menjadi data internal perusahaan dan tidak dapat dipublikasikan. PT. Asuransi Jasindo telah memiliki approach untuk perencanaan strategis perusahaan. Hal ini ditunjukkan dengan dibuatnya Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). Approach dilakukan melalui proses Bottom Up dan Top Down. Bottom up artinya perencanaan dimulai dari bawah ke atas. Dimulai dari pengajuan rencana kerja oleh Operasional Perusahaan kepada Direksi untuk kemudian dipertimbangkan dan diajukan kepada Pemegang Saham untuk mendapatkan persetujuan. Setelah RKAP disetujui, Pemegang Saham akan memberikan Master Budgeting kepada perusahaan berikut target pencapaian yang harus dipenuhi. RKAP akan kembali dibahas dalam Rapat Direksi untuk menentukan Operational Budgeting. Top Down sendiri mencerminkan proses penjabaran strategi dari atas ke bawah.

: IRWAN PURNOMO H

: IRWAN PURNOMO H MEMPELAJARI KINERJA PERUSAHAAN DALAM RANGKA MENCAPAI KONDISI EKSELEN DENGAN MENGGUNAKAN MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR PERFORMANCE EXCELLENCE 2007 (STUDI KASUS PT. GARAM-PERSERO) Oleh : IRWAN PURNOMO H24104048

Lebih terperinci

Oleh ADE YOLARDI SAPUTRA H

Oleh ADE YOLARDI SAPUTRA H EVALUASI KINERJA PT. BALAI PUSTAKA (PERSERO) MENGGUNAKAN PENDEKATAN MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR PERFORMANCE EXCELLENCE SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN KINERJA Oleh ADE YOLARDI SAPUTRA H24104126 DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

Oleh : DHIKA YUDHA PERDANA H

Oleh : DHIKA YUDHA PERDANA H ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR PERFORMANCE EXCELLENCE 2007(STUDI KASUS PT. ASURANSI EKSPOR INDONESIA JAKARTA) Oleh : DHIKA YUDHA PERDANA H24104113 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB III SOLUSI BISNIS BAB III SOLUSI BISNIS Untuk membantu perusahaan dalam mempersiapkan diri mengimplementasikan MBCfPE di dalam organisasi, maka penulis mencoba untuk membuat suatu model yang bertujuan: - Mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN 22 BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) atau yang lebih dikenal dengan Asuransi Jasindo adalah perusahaan yang bergerak dibidang Asuransi Umum dan

Lebih terperinci

- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -

- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal - Pengantar Kerangka Kerja KPKU Tata Nilai KPKU KPKU KPKU BUMN adalah sistem penilaian yang dibuat Kementerian BUMN sebagai panduan untuk membangun, menata dan memperdayakan kesisteman dan sumberdaya Perusahaan

Lebih terperinci

Reka Integra ISSN: Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014

Reka Integra ISSN: Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014 Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014 PENGUKURAN PERFORMANSI BERDASARKAN MBCFPE PADA KATEGORI PROSES PERENCANAAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Visi dan misi adalah merupakan dasar terbentuknya suatu perusahaan. Hal tersebut dapat digunakan dalam pembuatan perencanaan strategis. Visi dan misi dalam

Lebih terperinci

Pengukuran Performansi di PT. XYZ dengan Pendekatan MBCfPE Pada Kriteria Fokus Tenaga Kerja dan Hasil Bisnis *

Pengukuran Performansi di PT. XYZ dengan Pendekatan MBCfPE Pada Kriteria Fokus Tenaga Kerja dan Hasil Bisnis * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Teknik Industri Itenas No.1 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2013 Pengukuran Performansi di PT. XYZ dengan Pendekatan MBCfPE Pada Kriteria Fokus Tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT PJB Services meyakini bahwa penerapan GCG secara konsisten dan berkesinambungan akan meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan. Oleh karena itu PT PJB

Lebih terperinci

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Modul ke: Fakultas 12Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata

Lebih terperinci

Pengukuran Performansi Di PT XYZ dengan MBCfPE Pada Kriteria Pengukuran, Analisis, dan Manajemen Pengetahuan *

Pengukuran Performansi Di PT XYZ dengan MBCfPE Pada Kriteria Pengukuran, Analisis, dan Manajemen Pengetahuan * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Teknik Industri Itenas No.1 Vol. 1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2013 Pengukuran Performansi Di PT XYZ dengan MBCfPE Pada Kriteria Pengukuran, Analisis, dan

Lebih terperinci

Pengukuran Performansi di PT XYZ dengan MBCfPE pada Kriteria Pengukuran, Analisis, dan Manajemen Pengetahuan

Pengukuran Performansi di PT XYZ dengan MBCfPE pada Kriteria Pengukuran, Analisis, dan Manajemen Pengetahuan Reka Integra ISSN: 2338-5081 Teknik Industri Itenas No.1 Vol. 1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juni 2013 Pengukuran Performansi di PT XYZ dengan MBCfPE pada Kriteria Pengukuran, Analisis, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah : BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah : Asuransi kerugian mempunyai sejarah yang cukup panjang di Indonesia. Riwayat perjalanan sejarah berdirinya asuransi kerugian di Indonesia sama tuanya dengan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut data Biro Pusat Statistik, laju pertumbuhan PDB pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 6,5% dari tahun 2010, laju pertumbuhan PDB pada sektor jasa mengalami

Lebih terperinci

Pengukuran Performansi di PT. XYZ dengan Pendekatan MBCfPE Pada Kriteria Fokus Pelanggan dan Hasil Bisnis *

Pengukuran Performansi di PT. XYZ dengan Pendekatan MBCfPE Pada Kriteria Fokus Pelanggan dan Hasil Bisnis * Reka Integra ISSN: 2338-5081 [Teknik Industri] Itenas No.1 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2013 Pengukuran Performansi di PT. XYZ dengan Pendekatan MBCfPE Pada Kriteria Fokus Pelanggan

Lebih terperinci

PENGUKURAN PERFORMANSI BERDASARKAN MBCfPE PADA KATEGORI KEPEMIMPINAN SERTA KATEGORI HASIL KEPEMIMPINAN DAN TATA KELOLA DI YAYASAN X *

PENGUKURAN PERFORMANSI BERDASARKAN MBCfPE PADA KATEGORI KEPEMIMPINAN SERTA KATEGORI HASIL KEPEMIMPINAN DAN TATA KELOLA DI YAYASAN X * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.2 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2015 PENGUKURAN PERFORMANSI BERDASARKAN MBCfPE PADA KATEGORI KEPEMIMPINAN SERTA KATEGORI

Lebih terperinci

ANALISIS PROSES INTERNALISASI ASPEK-ASPEK STRATEGIS ORGANISASI PADA PERKUMPULAN TELAPAK BOGOR. Oleh JURIAWATI H

ANALISIS PROSES INTERNALISASI ASPEK-ASPEK STRATEGIS ORGANISASI PADA PERKUMPULAN TELAPAK BOGOR. Oleh JURIAWATI H ANALISIS PROSES INTERNALISASI ASPEK-ASPEK STRATEGIS ORGANISASI PADA PERKUMPULAN TELAPAK BOGOR Oleh JURIAWATI H24076065 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. seperti: perbankan, pasar modal, perasuransian, dana pensiun, dan lembaga jasa

BAB I. PENDAHULUAN. seperti: perbankan, pasar modal, perasuransian, dana pensiun, dan lembaga jasa BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri jasa keuangan merupakan salah satu komponen yang ada didalam sistem perekonomian Indonesia. Industri jasa keuangan terdiri dari berbagai lembaga seperti:

Lebih terperinci

B. Latar Belakang Penyusunan Pedoman Perilaku Perusahaan (Code of Conduct)

B. Latar Belakang Penyusunan Pedoman Perilaku Perusahaan (Code of Conduct) Bab I Pendahuluan A. Pengertian Umum Pedoman Perilaku Perusahaan atau Code of Conduct adalah norma tertulis yang menjadi panduan standar perilaku dan komitmen seluruh karyawan PT. Perkebunan Nusantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 81 perusahaan asuransi umum (General Insurance) bersaing dengan ketat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 81 perusahaan asuransi umum (General Insurance) bersaing dengan ketat untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebanyak 81 perusahaan asuransi umum (General Insurance) bersaing dengan ketat untuk memperebutkan pangsa pasar bisnis asuransi. (Sumber: Media Asuransi Edisi 293 Juni

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT ASURANSI WAHANA TATA (Aswata) adalah perusahaan asuransi umum yang telah hadir melayani nasabah sejak 1964. Kini, Aswata adalah salah satu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan tulang punggung dalam membangun sistem perekonomian dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi sebagai intermediary institution yaitu

Lebih terperinci

BNI LIFE INSURANCE didirikan pada tahun 1996 yang memiliki lini bisnis

BNI LIFE INSURANCE didirikan pada tahun 1996 yang memiliki lini bisnis BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perkembangan Perusahaan BNI LIFE INSURANCE didirikan pada tahun 1996 yang memiliki lini bisnis meliputi asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan

Lebih terperinci

EVALUASI MANAJEMEN MUTU INTERNAL DI PROGRAM STUDI

EVALUASI MANAJEMEN MUTU INTERNAL DI PROGRAM STUDI EVALUASI MANAJEMEN MUTU INTERNAL DI PROGRAM STUDI MENGGUNAKAN MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR EDUCATION (STUDI KASUS DI EKS-JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI RUPA FKIP UNS) JURNAL Oleh: RIRIN ROHMA WIJAYANTI

Lebih terperinci

PENGUKURAN PERFORMANSI DI PT XYZ DENGAN PENDEKATAN MBCFPE

PENGUKURAN PERFORMANSI DI PT XYZ DENGAN PENDEKATAN MBCFPE PENGUKURAN PERFORMANSI DI PT XYZ DENGAN PENDEKATAN MBCFPE Sugih Arijanto ST., MM., Ir. Ambar Harsono MT Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Itenas Jl. PHH Mustofa 23 Bandung 40124 Telp.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tidak dapat dipungkiri bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tidak dapat dipungkiri bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tidak dapat dipungkiri bahwa persaingan dalam dunia bisnis menjadi sangat ketat dimana setiap pelaku bisnis diberi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkomunikasi, bertukar informasi, dan bertransaksi bisnis. Sebagian besar orang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. berkomunikasi, bertukar informasi, dan bertransaksi bisnis. Sebagian besar orang telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi dan komunikasi memberikan kemudahan manusia dalam berkomunikasi, bertukar informasi, dan bertransaksi bisnis. Sebagian besar orang telah mengerti

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2015

Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2015 Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2015 SISTEM PERANGKAT LUNAK UNTUK INTERNAL ASSESSMENT MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan objek penelitian terdapat sub bab perumusan masalah, tujuan masalah dan

BAB I PENDAHULUAN. dan objek penelitian terdapat sub bab perumusan masalah, tujuan masalah dan BAB I PENDAHULUAN Bab I ini membahas tentang alasan pemilihan judul penelitian dan latar belakang objek penelitian. Kemudian dari latar belakang alasan pemilihan judul dan objek penelitian terdapat sub

Lebih terperinci

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9 Tim GCG Hal : 1 of 9 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 3 1.1 Definisi Good Corporate Governance 3 1.2 Prinsip Good Corporate Governance 3 1.3 Pengertian dan Definisi 4 1.4 Sasaran dan Tujuan Penerapan GCG 5

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan bisnis di era globalisasi, kompetisi pasar semakin meningkat. Hal tersebut menuntut seluruh pihak yang terkait untuk dapat menghasilkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pendahuluan PT Bank CIMB Niaga Tbk telah menetapkan visi dan misinya yaitu Menjadi Bank terpercaya di Indonesia, bagian dari jaringan universal banking terkemuka

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN LITERATUR...

BAB II KAJIAN LITERATUR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i PERNYATAAN KEASLIAN... ii LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN... iii LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING...iv LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN...vi HALAMAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan

I. PENDAHULUAN. makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi dunia telah menumbuhkan persaingan pasar yang makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan liberalisasi perdagangan. Perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan asuransi terbaik tahun 2008 yang merupakan hasil kajian atas 135

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan asuransi terbaik tahun 2008 yang merupakan hasil kajian atas 135 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lembaga Riset Media Asuransi (LRMA) mengumumkan peringkat perusahaan asuransi terbaik tahun 2008 yang merupakan hasil kajian atas 135 perusahaan berdasarkan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Oleh SITI CHOERIAH H

PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Oleh SITI CHOERIAH H PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD Oleh SITI CHOERIAH H24104026 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA FAKULTAS DI PERGURUAN TINGGI X MENGGUNAKAN PENDEKATAN MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR PERFORMANCE EXCELLENCE (EDUCATION CRITERIA)

PENGUKURAN KINERJA FAKULTAS DI PERGURUAN TINGGI X MENGGUNAKAN PENDEKATAN MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR PERFORMANCE EXCELLENCE (EDUCATION CRITERIA) PENGUKURAN KINERJA FAKULTAS DI PERGURUAN TINGGI X MENGGUNAKAN PENDEKATAN MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR PERFORMANCE EXCELLENCE (EDUCATION CRITERIA) Sugih Arijanto, ST., MM., s_arijanto@itenas.ac.id Ir.

Lebih terperinci

Pengukuran Performansi Berdasarkan MBCFPE Pada Kategori Proses Fokus Tenaga Kerja dan Hasil Fokus Tenaga Kerja di Perguruan Tinggi X *

Pengukuran Performansi Berdasarkan MBCFPE Pada Kategori Proses Fokus Tenaga Kerja dan Hasil Fokus Tenaga Kerja di Perguruan Tinggi X * Reka Integra ISSN : 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2014 Pengukuran Performansi Berdasarkan MBCFPE Pada Kategori Proses Fokus Tenaga

Lebih terperinci

Pengukuran Performansi Berdasarkan MBCFPE Pada Kategori Proses Kepemimpinan dan Kategori Hasil Item Kepemimpinan Di Perguruan Tinggi X *

Pengukuran Performansi Berdasarkan MBCFPE Pada Kategori Proses Kepemimpinan dan Kategori Hasil Item Kepemimpinan Di Perguruan Tinggi X * Reka Integra ISSN : 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2014 Pengukuran Performansi Berdasarkan MBCFPE Pada Kategori Proses Kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan keadaan sekarang ini, khususnya dalam dunia ekonomi, pengelolaan perusahaan (corporate governance) telah dianggap penting sebagaimana pemerintahan

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Langkah-langkah penelitian 3.1.1 Observasi di PT Pertamina Gas Pada tahap ini, dilakukan pengamatan langsung ke Departemen Sumber daya manusia PT Pertamina Gas yang

Lebih terperinci

Oleh : DHIKA YUDHA PERDANA H

Oleh : DHIKA YUDHA PERDANA H ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR PERFORMANCE EXCELLENCE 2007(STUDI KASUS PT. ASURANSI EKSPOR INDONESIA JAKARTA) Oleh : DHIKA YUDHA PERDANA H24104113 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mutu sudah menjadi isu penting dalam menciptakan keunggulan perusahaan di

I. PENDAHULUAN. Mutu sudah menjadi isu penting dalam menciptakan keunggulan perusahaan di I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mutu sudah menjadi isu penting dalam menciptakan keunggulan perusahaan di era globalisasi seiring dengan semakin ketatnya tingkat kompetisi yang dihadapi. Kemajuan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance ini diharapkan ada regulasi serta aturan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance ini diharapkan ada regulasi serta aturan mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate governance saat ini merupakan kebutuhan vital bagi seluruh pelaku bisnis dan menjadi tuntutan bagi masyarakat dengan adanya corporate governance ini diharapkan

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang dilakukan di perusahaan PT. Jasaraharja Putra kota gorontalo

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang dilakukan di perusahaan PT. Jasaraharja Putra kota gorontalo BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Hasil Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan di perusahaan PT. Jasaraharja Putra kota gorontalo maka data dan informasi yang diperoleh sebagai

Lebih terperinci

PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS RANCANGAN SURAT EDARAN OJK

PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS RANCANGAN SURAT EDARAN OJK PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS RANCANGAN SURAT EDARAN OJK Sehubungan dengan rencana penerbitan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) tentang: a. Komite Yang Dibentuk Dewan Komisaris Perusahaan Asuransi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda dalam hal apa yang dijual, namun sama-sama memiliki kesamaan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda dalam hal apa yang dijual, namun sama-sama memiliki kesamaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang menjual produk atau jasa sangat membutuhkan pelanggan untuk kelangsungan usaha mereka, walaupun produk dan jasa berbeda dalam hal apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Milik Negara (BUMN). Seluruh atau sebagian besar modal BUMN dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Milik Negara (BUMN). Seluruh atau sebagian besar modal BUMN dimiliki oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang State-owned Enterprises (SOE) di Indonesia disebut Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Seluruh atau sebagian besar modal BUMN dimiliki oleh negara melalui penyertaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Grizzel dan Blazey (2004) dalam Kumpulan Jurnal Insights to

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Grizzel dan Blazey (2004) dalam Kumpulan Jurnal Insights to BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Penelitian Terdahulu Grizzel dan Blazey (2004) dalam Kumpulan Jurnal Insights to Performance Excellence dengan judul Alignment of Baldrige with Six Sigma, Lean Thinking,

Lebih terperinci

Pengukuran Performansi Di PT. XYZ dengan Pendekatan MBCfPE Pada Kriteria Fokus Operasi dan Hasil Bisnis *

Pengukuran Performansi Di PT. XYZ dengan Pendekatan MBCfPE Pada Kriteria Fokus Operasi dan Hasil Bisnis * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Teknik Industri Itenas No.1 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2013 Pengukuran Performansi Di PT. XYZ dengan Pendekatan MBCfPE Pada Kriteria Fokus Operasi

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/ INSTANSI A. SEJARAH

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/ INSTANSI A. SEJARAH BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/ INSTANSI A. SEJARAH Sejarah PT PELINDO III (Persero) terbagi menjadi beberapa fase penting.perseroan pada awal berdirinya adalah sebuah Perusahaan Negara yang pendiriannya dituangkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rendahnya penerapan corporate governance merupakan salah satu hal yang memperparah terjadinya krisis di Indonesia pada pertangahan tahun 1997. Hal ini ditandai

Lebih terperinci

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1 Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA deden08m.com 1 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA: Posisi Perusahaan dalam Industri (1) Rencana bisnis yang efektif harus mendefinisikan secara jelas di mana posisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. BUMN menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 bab I pasal 1 adalah badan

BAB II LANDASAN TEORI. BUMN menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 bab I pasal 1 adalah badan BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1 BUMN II.1.1.1 Pengertian BUMN BUMN menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 bab I pasal 1 adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar

Lebih terperinci

, 2015 PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG MENGIKUTI SURVEI IICG PERIODE

, 2015 PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG MENGIKUTI SURVEI IICG PERIODE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia saat ini yang disebut dengan era globalisasi membawa perubahan khususnya di bidang ekonomi, dimana negara-negara di seluruh dunia baik itu negara

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.5626 KEUANGAN. OJK. Manajemen. Resiko. Terintegerasi. Konglomerasi. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 348) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

Pengukuran Performansi di PT XYZ dengan Pendekatan MBCFPE Pada Kriteria Kepemimpinan dan Hasil Bisnis

Pengukuran Performansi di PT XYZ dengan Pendekatan MBCFPE Pada Kriteria Kepemimpinan dan Hasil Bisnis Reka Integra ISSN:2338-5081 Teknik Industri Itenas No.1 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2013 Pengukuran Performansi di PT XYZ dengan Pendekatan MBCFPE Pada Kriteria Kepemimpinan dan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PT BANK INDEX SELINDO

BAB II DESKRIPSI PT BANK INDEX SELINDO BAB II DESKRIPSI PT BANK INDEX SELINDO 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan Bank Index adalah Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) didirikan di Jakarta pada tanggal 30 Juli 1992, dan mulai resmi beroperasi dalam

Lebih terperinci

PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR PERFORMANCE EXCELLENCE DI PT. DAIDO METAL INDONESIA

PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR PERFORMANCE EXCELLENCE DI PT. DAIDO METAL INDONESIA PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR PERFORMANCE EXCELLENCE DI PT. DAIDO METAL INDONESIA Ir. Herlina KN, MT 1, Dian Eko Adi Prasetio, ST 2 Program Studi Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan keadaan saat ini, khususnya dalam dunia ekonomi, pengelolaan perusahaan (corporate governance) telah dianggap penting sebagaimana pemerintahan negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan keadaan saat ini, khususnya dalam dunia ekonomi, pengelolaan perusahaan (corporate governance) telah dianggap penting sebagaimana pemerintahan negara.

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai suatunegara kepulauan, sektor maritim merupakan sektor yang signifikan bagi Indonesia, oleh sebab itu transportasi laut merupakan satu hal yang penting. Untuk mengantisipasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disalurkan kembali kemasyarakat untuk menjalankan proses perekonomian.

BAB 1 PENDAHULUAN. disalurkan kembali kemasyarakat untuk menjalankan proses perekonomian. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perbankan berperan sebagai jantungnya perekonomian suatu negara. Sebagai lembaga intermediasi keuangan, dana yang dihimpun oleh bank disalurkan kembali kemasyarakat

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.5618 EKONOMI. Asuransi. Penyelenggaraan. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 337). PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI

PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI Hasil Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan GCG di BCA Hasil penilaian sendiri (self assessment) pelaksanaan Good Corporate Governance pada Semester I dan Semester II tahun 2016 dikategorikan

Lebih terperinci

... Hubungi Kami : Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms) Nama Perusahaan. Alamat. Tanggal : / / Telepon/Fax. Tanda Tangan : E mail

... Hubungi Kami : Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms) Nama Perusahaan. Alamat. Tanggal : / / Telepon/Fax. Tanda Tangan : E mail Hubungi Kami 021 31930 108 021 31930 109 021 31930 070 marketing@cdmione.com W alaupun pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2014 lalu hanya sebesar 5,02%, namun industri asuransi Indonesia secara umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia adalah faktor utama yang menentukan keberhasilan setiap

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia adalah faktor utama yang menentukan keberhasilan setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia adalah faktor utama yang menentukan keberhasilan setiap perusahaan baik swasta maupun pemerintah. Perusahaan yang besar merupakan perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam bisnis telah menjadi sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam bisnis telah menjadi sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam bisnis telah menjadi sangat kompetitif. Persaingan yang ada tidak hanya dari domestik, tetapi juga dari negara asing.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-01/MBU/2011

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-01/MBU/2011 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis saat ini berlangsung sangat begitu cepat. Sekedar mengikuti dan menyesuaikan diri hanya akan membuat kewalahan para pelaku bisnis. Berdasarkan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BOGOR. Oleh : YULI HERNANTO H

PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BOGOR. Oleh : YULI HERNANTO H PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BOGOR Oleh : YULI HERNANTO H 24076139 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

: IRWAN PURNOMO H

: IRWAN PURNOMO H MEMPELAJARI KINERJA PERUSAHAAN DALAM RANGKA MENCAPAI KONDISI EKSELEN DENGAN MENGGUNAKAN MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR PERFORMANCE EXCELLENCE 2007 (STUDI KASUS PT. GARAM-PERSERO) Oleh : IRWAN PURNOMO H24104048

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang barang maupun jasa. Ditengah ketatnya persaingan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang barang maupun jasa. Ditengah ketatnya persaingan di dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lingkungan bisnis saat ini telah berubah dengan cepat seiring dengan terjadinya globalisasi yang melanda seluruh negara. Persaingan dirasakan terjadi sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas hidup adalah dengan cara meningkatkan pendapatan melalui kegiatan perekonomian. Peningkatan ini membutuhkan suatu sarana

Lebih terperinci

KRITERIA PENILAIAN SNI AWARD 2018

KRITERIA PENILAIAN SNI AWARD 2018 KRITERIA PENILAIAN SNI AWARD 2018 KATEGORI ORGANISASI MENENGAH DAN BESAR JASA Pusat Pendidikan dan Pemasyarakatan Standardisasi Badan Standardisasi Nasional Gedung BPPT I Lantai 11 Jl. MH Thamrin No. 8

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Total Quality Management dengan siklus PDCA (Plan Do Check Action)

BAB I PENDAHULUAN. Total Quality Management dengan siklus PDCA (Plan Do Check Action) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan dan organisasi pada umumnya menginginkan kualitas terbaik bagi pelanggannya, baik itu dalam bisnis manufaktur ataupun jasa. Berbagai macam alat atau metode

Lebih terperinci

PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS RANCANGAN SURAT EDARAN OJK

PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS RANCANGAN SURAT EDARAN OJK PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS RANCANGAN SURAT EDARAN OJK Sehubungan dengan rencana penerbitan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) tentang: a. Komite Yang Dibentuk Dewan Komisaris Perusahaan Asuransi

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KELARUTAN CORE VALUES & CONCEPTS MALCOLM BALDRIGE DI PT X. Sugih Arijanto, Ambar Harsono, Harsono Taroepratjeka

ANALISIS TINGKAT KELARUTAN CORE VALUES & CONCEPTS MALCOLM BALDRIGE DI PT X. Sugih Arijanto, Ambar Harsono, Harsono Taroepratjeka ANALISIS TINGKAT KELARUTAN CORE VALUES & CONCEPTS MALCOLM BALDRIGE DI PT X Sugih Arijanto, Ambar Harsono, Harsono Taroepratjeka Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Itenas Jl. PHH Mustofa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar isi Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2

DAFTAR ISI. Daftar isi Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2 DAFTAR ISI Daftar isi... 1 Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2 A. Transparansi Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2 1 Pelaksanaan Good Corporate Governance berdasarkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Resto Kuliner merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang usaha restoran dengan sajian utama berbasis seafood, berdomisili di Surabaya, Jawa Timur. Resto Kuliner memiliki dua cabang restoran

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. pada pemerintahan Hindia Belanda tahun1817. Nama perusahaan ini awalnya adalah NV

BAB III OBJEK PENELITIAN. pada pemerintahan Hindia Belanda tahun1817. Nama perusahaan ini awalnya adalah NV BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat PT KF adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia yang didirikan pada pemerintahan Hindia Belanda tahun1817. Nama perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah mempunyai strategi agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi saat ini, berbagai industri berlomba untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi saat ini, berbagai industri berlomba untuk dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, berbagai industri berlomba untuk dapat menyediakan berbagai keinginan dan kebutuhan masyarakat. Indonesia sebagai salah satu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar. GCG berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang melaksanakannya

Lebih terperinci

PENGUKURAN PERFORMANSI BERDASARKAN MBCFPE PADA KATEGORI 5 PROSES FOKUS TENAGA KERJA DAN KATEGORI HASIL FOKUS TENAGA KERJA DI HOTEL X *

PENGUKURAN PERFORMANSI BERDASARKAN MBCFPE PADA KATEGORI 5 PROSES FOKUS TENAGA KERJA DAN KATEGORI HASIL FOKUS TENAGA KERJA DI HOTEL X * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2015 PENGUKURAN PERFORMANSI BERDASARKAN MBCFPE PADA KATEGORI 5 PROSES FOKUS TENAGA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman mengakibatkan perubahan lingkungan bisnis yang pada akhirnya menimbulkan persaingan dalam industri yang semakin ketat. Jika dulu produsen yang memegang

Lebih terperinci

INDUSTRI ASURANSI INDONESIA DAN POSISI BUMN ASURANSI

INDUSTRI ASURANSI INDONESIA DAN POSISI BUMN ASURANSI INDUSTRI ASURANSI INDONESIA DAN POSISI BUMN ASURANSI Biro Riset LM FEUI Pemerintah telah menaikkan jumlah modal perusahaan asuransi melalui lalu menerbitkan PP No 39/28 tentang Perubahan Kedua Atas PP

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 126 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis mendalam tentang PT. Asuransi Wahana Tata serta melakukan perhitungan terhadap setiap aspek yang berkaitan dengan pengembangan strategi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. 51% harus dikuasai oleh pemerintah (Wikipedia, 2017). Persero

BAB IV GAMBARAN UMUM. 51% harus dikuasai oleh pemerintah (Wikipedia, 2017). Persero BAB IV GAMBARAN UMUM A. Bank Persero Persero adalah BUMN yang bentuk usahanya adalah perseoran terbatas atau PT. Saham kepemilikan Persero sebagaian besar atau setara 51% harus dikuasai oleh pemerintah

Lebih terperinci

Oleh ADE YOLARDI SAPUTRA H

Oleh ADE YOLARDI SAPUTRA H EVALUASI KINERJA PT. BALAI PUSTAKA (PERSERO) MENGGUNAKAN PENDEKATAN MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR PERFORMANCE EXCELLENCE SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN KINERJA Oleh ADE YOLARDI SAPUTRA H24104126 DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

Analisis Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukuran Kinerja Perusahaan Pada PT. Taspen (Persero) Kcu Bandung

Analisis Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukuran Kinerja Perusahaan Pada PT. Taspen (Persero) Kcu Bandung Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-09 Analisis Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini setiap perusahaan dan industri bertahan di dalam perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk kategori

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak sepadan (mismatched), tidak hati-hati (prudent), tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak sepadan (mismatched), tidak hati-hati (prudent), tidak 1 A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Penerapan corporate governance pada industri perbankan memerlukan perhatian tersendiri, karena karakter dan kompleksitas industri perbankan berbeda dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen perusahaan yang baik merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Perusahaan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER - 04/MBU/2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER - 04/MBU/2011 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER - 04/MBU/2011 TENTANG INDIKATOR PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BADAN USAHA MILIK NEGARA JASA KEUANGAN BIDANG USAHA PERASURANSIAN DAN JASA

Lebih terperinci

03/06/2015. Hambatan dalam Pengembangan Sistem Manajemen Kualitas. Sistem Manajemen Kualitas Internasional

03/06/2015. Hambatan dalam Pengembangan Sistem Manajemen Kualitas. Sistem Manajemen Kualitas Internasional Sistem Manajemen Kualitas Internasional Presented by: Nur Hasanah, SE, MSc Hambatan dalam Pengembangan Sistem Manajemen Kualitas Ketiadaan komitmen dari manajemen Ketiadaan pengetahuan atau kekurangpahaman

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Bank pembangunan Daerah Sumatera Utara didirikan pada tanggal 4 Nopember 1961 dengan Akte Notaris Rusli Nomor 22 dalam bentuk Perseroan Terbatas

Lebih terperinci

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2014

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2014 Yth. 1. Perusahaan Asuransi Jiwa; 2. Perusahaan Asuransi Kerugian; dan 3. Perusahaan Reasuransi. di Indonesia RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2014 TENTANG BENTUK, SUSUNAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan Asuransi merupakan salah satu lembaga keuangan nonbank

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan Asuransi merupakan salah satu lembaga keuangan nonbank BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan Asuransi merupakan salah satu lembaga keuangan nonbank mempunyai peranan yang tidak jauh berbeda dengan bank yaitu perusahaan investasi yang bergerak

Lebih terperinci