Business strategic corner April 2008
|
|
- Doddy Kusumo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Redefinisi Makna Persaingan Usaha Ibnu Edy Wiyono 1 Abstract A comprehensive business strategic formulation is necessary for a company to win or to survive in getting-tougher business competition. A company s management, therefore, must broaden their horizon on business competition by changing their perspective from focusing only on rivalry among existing firms to take into account other four forces as mentioned by Porter. The Porter five forces are much affected by the changes in societal environment such as politic, law & legal, economy, technology, and demography. This reality shows us that addressing Porter five forces won t be enough since we should also consider societal environment affecting the forces to produce comprehensive business strategy. I. Makna sempit dan makna luas Menelaah kembali pemikiran Michael Porter mengenai strategi persaingan usaha di suatu industri akan membawa kita pada suatu pemahaman yang lebih luas mengenai makna persaingan usaha atau kompetisi bisnis. Agar pembahasan makna luas dari kompetisi bisnis menjadi lebih mudah dipahami dan lebih menarik, marilah kita lihat kembali diagram berlian yang dibuat oleh Porter. 1 Business Analyst di sebuah Group Perusahaan Multinasional yang bergerak dalam berbagai bidang industri di Asia (Indonesia, Singapore, Thailand, China dll) dan Amerika. Researcher di sebuah perusahaan sekuritas nasional Page 1 of 10
2 Diagram I. Porter s Diamond Pemahaman generik mengenai makna kompetisi bisnis selalu mengacu kepada persaingan usaha antar perusahaan sejenis dalam suatu industri (rivalry among existing firms). Misalnya, persaingan usaha di industri otomotif adalah persaingan usaha antar sesama produsen mobil atau motor seperti Honda, Toyota, Daihatsu, Suzuki, dan sebagainya. Contoh lain adalah persaingan usaha di industri barang konsumsi yang umum dimaknai sebagai kompetisi antara Unilever, P&G, dan Wings. Pemaknaan semacam ini bukanlah sesuatu yang keliru melainkan kurang tepat karena hanya mencakup horison bisnis yang kurang luas. Pemaknaan yang sempit terhadap arti persaingan usaha dapat berimbas pada kemungkinan penyusunan strategi bisnis/bersaing yang kurang tepat dan kurang relevan dengan situasi bisnis yang dihadapi oleh sebuah perusahaan di suatu industri. Pemaknaan secara lebih luas terhadap arti persaingan usaha berangkat dari konsekuensi finansial yang muncul dari adanya persaingan usaha, yaitu kemungkinan terjadinya penurunan marjin keuntungan sebuah perusahaan di suatu industri. Dengan Page 2 of 10
3 demikian, segala sesuatu yang dapat mengakibatkan tergerusnya marjin keuntungan sebuah perusahaan harus dimaknai sebagai pesaing bisnis dan dengan demikian harus diperhitungkan dalam penyusunan strategi bisnis perusahaan. Mengacu kepada pemikiran Porter, dapat disimpulkan bahwa tidak hanya persaingan dari perusahaan sejenis yang berpotensi menurunkan marjin keuntungan, tetapi terdapat empat kekuatan lain yang dapat menimbulkan erosi keuntungan usaha. Empat kekuatan tersebut adalah pemasok (suppliers), konsumen (buyers), produk substitusi (substitute products), dan kemungkinan masuknya pesaing baru (potential entrants). Dengan demikian, lima kekuatan di atas adalah pesaing bisnis yang harus diperhitungkan dalam proses penyusunan strategi bisnis untuk mempertahankan marjin keuntungan dan memenangkan persaingan usaha. Agar lebih jelas, berikut ini akan dikemukakan bagaimana ke lima kekuatan yang disebut oleh Porter tersebut (Porter s five forces) dapat berpengaruh terhadap marjin keuntungan perusahaan. Pesaing bisnis (competitor) dapat menurunkan marjin keuntungan sebuah perusahaan di suatu industri dari dua sisi yaitu biaya produksi (cost & expense) dan/atau pendapatan usaha (sales revenue). I.1. Threat of New Entrants Masuknya perusahaan sejenis sebagai pesaing baru berimplikasi pada kenaikan intensitas persaingan memperebutkan pangsa pasar dan juga bahan baku dan barang modal. Masuknya pesaing baru ditengah kondisi terbatasnya peluang pertumbuhan market size berpotensi menurunkan pendapatan usaha perusahaan-perusahaan existing. Di sisi lain, kenaikan permintaan bahan baku dan barang modal akibat masuknya pesaing baru dapat memicu kenaikan harga dan kelangkaan pasokan kedua barang tersebut. Hal ini berarti, perusahaan existing juga dihadapkan pada persoalan kenaikan biaya produksi. Singkatnya, masuknya pesaing baru berpotensi menurunkan pendapatan usaha dan menaikkan biaya produksi yang pada akhirnya menggerus marjin keuntungan perusahaan existing. Page 3 of 10
4 I.2. Rivalry among existing firms Persaingan antar perusahaan existing dapat mengambil bentuk persaingan harga (price competition) dan persaingan bukan harga (non price competition). Persaingan harga jelas akan menggerus marjin keuntungan akibat penurunan pendapatan usaha. Persaingan bukan harga dapat berupa perbaikan kwalitas produk, peningkatan pelayanan penjualan dan purna jual, penjualan produk dengan skema kredit atau pembayaran bertahap, diferensiasi produk dan strategi non-harga lainnya. Salah satu konsekuensi dari penerapan strategi persaingan non-harga adalah peningkatan biaya dan resiko penjualan/pemasaran. Jika strategi ini belum mampu meningkatkan positioning dan uniqueness produk maka sulit bagi perusahaan untuk meningkatkan harga jual produk. Hal ini kembali bermuara pada penurunan marjin keuntungan perusahaan tersebut. I.3. Threat of Substitute Products & Services Persaingan tidak hanya berasal dari produk yang sejenis, tetapi produk-produk yang berbeda namun memberikan manfaat yang sama dapat menjadi pesaing. Hal ini terjadi karena kedua produk tersebut dapat saling menggantikan. Elpiji dan minyak tanah adalah contoh produk yang dapat saling menggantikan karena keduanya dapat digunakan sebagai sumber energi. Ketersediaan barang atau jasa substitusi berimplikasi pada terbatasnya ruang bagi produsen produk atau penyelenggara jasa untuk menaikkan harga atau tarif. Ketersediaan sarana transportasi udara yang aman dan murah membuat penyelenggara jasa angkutan darat seperti bus dan kereta api tidak dapat seenaknya menaikkan tarif. Jika kenaikan tarif membuat perbedaan antara tarif pesawat terbang dengan tarif kereta api dan bus tidak signifikan, hal ini berpotensi menurunkan jumlah penumpang bus dan kereta api yang lebih memilih bepergian dengan pesawat terbang. Contoh lain dapat di ambil dari sektor telekomunikasi. Ketersediaan jaringan telepon seluler yang luas dan terjangkau serta kemudahan memperoleh/membeli telepon genggam dapat menurunkan tingkat penggunaan telepon PSTN (fixed line telephone). Page 4 of 10
5 Dengan demikian, telepon seluler semakin menjadi pilihan utama untuk berkomunikasi dibandingkan PSTN. Hal ini dapat menurunkan pendapatan dan marjin keuntungan usaha dari operator PSTN. I.4. Bargaining power of buyers Terdapat berbagai tipe konsumen atau pembeli. Ada pembeli yang sangat peduli dengan harga. Pembeli semacam ini cenderung sensitive terhadap perbedaan harga meskipun perbedaan tersebut terkadang tidak signifikan. Disisi lain, terdapat pembeli yang sangat concern dengan kwalitas dan pelayanan. Uang bukanlah masalah utama bagi konsumen jenis ini. Mereka bersedia membayar dengan harga tinggi selama ada jaminan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan memiliki kwalitas premium. Jika mayoritas segmen pasar produk sebuah perusahaan adalah konsumen tipe pertama. Perusahaan tersebut akan dihadapkan pada situasi price competition yang intensif. Perusahaan semacam ini berpotensi mengalami tekanan marjin keuntungan yang berasal dari sisi penerimaan. Sebaliknya, perusahaan yang segmen pasar utamanya adalah konsumen tipe kedua akan selalu dituntut untuk melakukan inovasi kreatif agar dapat menghasilkan produk berkwalitas premium dengan pelayanan prima. Inovasi kreatif ini tentunya membutuhkan biaya dan waktu yang tidak sedikit. Jika produk dan jasa hasil dari inovasi kreatif tersebut tidak memiliki strong market positioning, maka marjin keuntungan perusahaan dapat tererosi karena adanya sunk cost. I.5. Bargaining power of suppliers Pemasok bahan baku dan barang modal sangat menentukan harga dan kwalitas produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Lebih penting lagi, harga dan kwalitas menentukan seberapa sukses penetrasi pasar dari produk tersebut. Singkatnya, pemasok berperan penting dalam menentukan sukses tidaknya pemasaran suatu Page 5 of 10
6 produk dan seberapa besar biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi produk tersebut. Struktur pasar input yang monopolistis atau oligopolistis memberi kekuatan kepada pemasok untuk menentukan harga jual input. Kondisi ini berpotensi meningkatkan harga perolehan bahan baku dan barang modal yang berarti perusahaan akan mengalami kenaikan biaya produksi. Jika perusahaan beroperasi di pasar output yang kompetitif, maka marjin keuntungan perusahaan tersebut akan mengalami tekanan. I.6. The sixth forces Selain lima kekuatan dari Porter, masih dapat ditambahkan kekuatan lain yang dapat mempengaruhi kinerja finansial sebuah perusahaan di suatu industri. Kekuatan lain itu misalnya serikat pekerja yang kuat dan berpengaruh. Kehadiran serikat pekerja semacam ini akan menjadi batu sandungan yang paling serius bagi perusahaan yang hendak melakukan efisiensi biaya operasional. Kebijakan pemerintah di bidang perpajakan serta kebijakan tingkat suku bunga bank sentral juga dapat mempengaruhi besaran biaya operasional dan biaya modal perusahaan. II. External Factor dan Porter Five Forces Lima kekuatan yang mempengaruhi kinerja bisnis sebuah perusahaan di sebuah industri adalah kekuatan yang bersifat dinamis. Dinamika lima kekuatan tersebut tidak dapat dilepaskan dari perubahan lingkungan eksternal yang melingkupi mereka. Dalam kamus manajemen stratejik, lingkungan eksternal tersebut dikenal dengan istilah societal environment. Ilmu pengetahuan & teknologi, kondisi ekonomi makro, kondisi politik dan hukum, sosial dan demografi, adalah variabel-variabel yang tergolong ke dalam societal environment. Perubahan societal environment akan merubah kondisi lima kekuatan ala Porter. Perubahan kondisi lima kekuatan tersebut menuntut adanya perubahan strategi bisnis yang dijalankan oleh perusahaan untuk menjamin tetap tercapainya target bisnis yang telah ditetapkan. Page 6 of 10
7 Memenangkan persaingan bisnis, dengan demikian, tidak hanya memperhitungkan lima kekuatan ala Porter dalam penyusunan strategi bisnis, tetapi societal environment yang melingkupi ke lima kekuatan tersebut juga harus dikalkulasi secara cermat dan benar. Diagram II. Societal Environment & Porter Five Forces Berikut akan dijelaskan beberapa ilustrasi yang menggambarkan bagaimana societal environment mempengaruhi dinamika Porter five forces. II.1. Societal environment vs. potential entrant Perubahan teknologi dapat melonggarkan barriers to entry di suatu industri sehingga memudahkan pemain-pemain baru untuk masuk ke dalam industri dan menjadi pesaing baru bagi perusahaan existing. Jika biaya investasi awal yang sangat besar untuk masuk ke dalam suatu industri menjadi entry barriers yang utama, penemuan teknologi yang mampu menurunkan biaya investasi awal dapat memicu masuknya pemain baru di industri tersebut. Liberalisasi dan deregulasi yang diterapkan oleh pemerintah di suatu industri dapat menciptakan akses pasar yang lebih luas bagi pemain-pemain baru yang ingin turut Page 7 of 10
8 menikmati keuntungan di industri tersebut. Deregulasi di sektor transportasi udara yang dijalankan oleh pemerintah Indonesia, terlepas dari isu negatif keamanan dan kenyamanan penerbangan, terbukti telah memunculkan banyak maskapai baru yang menjadi pesaing bagi maskapai penerbangan Garuda dan Merpati. Trend kenaikan tingkat suku bunga dan laju inflasi secara terus menerus berakibat pada kenaikan biaya modal yang harus ditanggung pengusaha dan ketidakpastian situasi bisnis terkait dengan harga perolehan input dan pricing pada output. Kondisi ini dapat membuat para pemain baru untuk menunda rencana bisnisnya masuk ke dalam suatu industri. II.2. Societal environment vs. rivalry among existing firms Trend kenaikan pertumbuhan ekonomi nasional secara berkesinambungan dan merata akan berdampak pada kenaikan pengeluaran konsumsi rumah tangga dan pengeluaran investasi perusahaan. Hal ini berpotensi memperbesar market size di suatu industri yang pada akhirnya dapat menurunkan intensitas persaingan diantara perusahaan existing. Penerapan undang-undang persaingan usaha dan anti monopoli dapat merubah peta persaingan diantara perusahaan existing di suatu industri. Keputusan KPPU yang mewajibkan perusahaan TELKOM untuk membuka bisnis Sambungan Langsung Jarak Jauh (SLJJ) kepada operator telekomunikasi existing jelas merupakan bentuk penghapusan monopoli TELKOM atas jaringan SLJJ. Trend kenaikan tingkat suku bunga dan laju inflasi secara terus menerus berakibat pada kemungkinan tertundanya rencana ekspansi bisnis perusahaan-perusahaan existing di suatu industri. Hal ini berarti mencegah/menunda terjadinya kenaikan intensitas persaingan bisnis di industri tersebut di masa depan. II.3. Societal environment vs. buyers Kondisi perekonomian yang lesu darah dan kenaikan harga kebutuhan pokok serta tingkat suku bunga pembiayaan yang tinggi dapat berdampak pada penurunan Page 8 of 10
9 keyakinan konsumen terhadap kelangsungan pekerjaan dan perbaikan pendapatan mereka di masa depan. Konsumen dengan keyakinan yang rendah tersebut jelas akan menunda melakukan pembelian barang-barang tahan lama seperti rumah, mobil, motor, furniture, dan sebagainya. Kondisi ini menuntut produsen-produsen barang tahan lama tersebut untuk berinovasi memproduksi produk dengan harga yang lebih terjangkau. Perkembangan teknologi internet yang pesat dan semakin mobile dan murah berimbas pada peningkatan jumlah pengguna internet di Indonesia. Kondisi ini dimanfaatkan oleh beberapa perusahaan untuk memasarkan produknya melalui internet. Banyaknya perusahaan yang memasarkan produknya secara on-line membuat konsumen dapat melakukan perbandingan harga, spesifikasi, dan kwalitas antar produk dengan lebih mudah. Dengan demikian, konsumen memiliki posisi tawar yang lebih kuat karena mereka memiliki informasi yang lengkap terhadap produk yang akan mereka beli. Preferensi masyarakat yang semakin kuat terhadap produk-produk digital telah menginspirasi para penerbit buku untuk memperkenalkan produk e-book. Hal ini telah dipelopori oleh Amazon.com dengan kindlenya dan penerbit Mizan dengan Digibooknya. Peningkatan jumlah pengguna e-book berdampak pada keharusan bagi penerbit buku untuk meninjau ulang strategi bisnis yang selama ini telah mereka jalankan. Selain variabel judul buku, desain sampul, dan segmen pembaca, penerbit juga harus memperhatikan perkembangan teknologi IT untuk dapat meningkatkan kemudahan dan keragaman fitur-fitur e-book. II.4. Societal environment vs. substitute products Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan terciptanya produk-produk substitusi yang mampu memberikan manfaat yang sama (bahkan lebih) dengan harga yang lebih terjangkau. Kemajuan teknologi komunikasi telah melahirkan jaringan dan perangkat keras telepon seluler yang terbukti mampu menggeser dominasi fixed line telephone sebagai alat komunikasi utama. Page 9 of 10
10 III. Penutup Diagram di bawah mencoba membuat ringkasan dari pembahasan kita mengenai makna luas dari arti persaingan usaha. Diagram III. From societal Environment to business competitiveness Peningkatan daya saing sebuah perusahaan mutlak diperlukan untuk dapat memenangkan kompetisi bisnis yang semakin ketat. Daya saing hanya dapat ditingkatkan dengan menyusun strategi bisnis yang komprehensif, yaitu proses formulasi strategi bisnis yang tidak hanya mempertimbangkan prilaku bisnis sesama perusahaan existing di suatu industri, tetapi juga mempertimbangkan 4 kekuatan lainnya sebagaimana yang dikemukakan oleh Michael Porter. Lebih luas lagi, formulasi strategi bisnis juga harus memetakan pengaruh perubahan societal environment terhadap lima kekuatan yang mempengaruhi daya saing perusahaan. Strategi bisnis yang komprehensif diharapkan dapat membantu perusahaan mempertahankan pangsa pasar, kinerja penjualan, dan marjin keuntungan pada tingkat yang optimum. Page 10 of 10
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PERENCANAAN PENELITIAN DAN TINJAUAN PUSTAKA Langkah pertama dalam melakukan penelitan adalah dengan mengidentifikasi masalah yang ada dan menentukan tujuan dari penelitian
Lebih terperinci5 Kekuatan Kompetisi Dalam Strategi Industri Menurut Michael E Porter
5 Kekuatan Kompetisi Dalam Strategi Industri Menurut Michael E Porter 8:34 PM No comments dada Dalam buku " Competitive Strategy " disebutkan bahwa terdapat 5 kekuatan strateri bisnis yang merupakan kerangka
Lebih terperinciIntegrated Marketing Communication 2
Modul ke: 03Fakultas Eppstian Fakultas Ilmu Komunikasi Integrated Marketing Communication 2 Analisis Situasi Pasar dengan Model Michael Porter, GE Matrix, dan Product Life Cycle (PLC) Syah As ari, M.Si
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut di bawah ini: 1. Berdasarkan hasil penelitian
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang telah berjalan pada CV. BP Muara Nauli dan memberikan penjelasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pembahasan pada bab ini menguraikan sebuah evaluasi kinerja dan strategi yang telah berjalan pada CV. BP Muara Nauli dan memberikan penjelasan mengenai analisis faktor lingkungan
Lebih terperinciMata Kuliah. - Markom Industry Analysis- Analisis Situasional Perusahaan. Ardhariksa Z, M.Med.Kom. Modul ke: Fakultas FIKOM
Mata Kuliah Modul ke: - Markom Industry Analysis- Analisis Situasional Perusahaan Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising Analisis Situasional Apa yang
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan
BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Business Plan Kerangka pikir penulis untuk model bisnis ini terdiri dari delapan langkah yaitu diantaranya berupa : 1. Identifikasi business model saat ini : dimana
Lebih terperinciLANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang didisain untuk dapat menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis
Lebih terperinciDhiani Dyahjatmayanti, ST.P., M.B.A.
Dhiani Dyahjatmayanti, ST.P., M.B.A. STTKD Yogyakarta Jl.Parangtritis Km.4,5 Yogyakarta, http://www.sttkd.ac.id - info@sttkd.ac.id, sttkdyogyakarta@yahoo.com Kekuatan Lingkungan Lingkungan Semua kekuatan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Strategic Strategy dalam sebuah perusahaan terdiri dari beberapa pergerakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang manager lakukan untuk mengembangkan bisnis, menarik dan melayani
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS INDUSTRI
BAB 3 ANALISIS INDUSTRI Analisa lingkungan mikro merupakan suatu analisa untuk mengetahui kekuatan yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup suatu industri. Dengan menganalisa lingkungan mikro, kita bisa
Lebih terperinciCHAPTER 3: ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL
CHAPTER 3: ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL LINGKUNGAN EKSTERNAL Lingkungan di luar perusahaan Sifat uncontrollable Identifikasi Peluang dan Ancaman Jenis: 1. Lingkungan Jauh 2. Lingkungan Dekat FUNGSI ALE
Lebih terperinciUniversitas Bina Nusantara. Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia
Universitas Bina Nusantara Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Skripsi Strata 1 Semester Ganjil tahun 2006/2007 Yuyun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tetap ingin survive dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan aspek yang sangat penting bagi semua perusahaan yang tetap ingin survive dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan.
Lebih terperinciDAFTAR ISI. LEMBAR JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERNYATAAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL...
DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii INTISARI... xiii ABSTRACT...
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Keberhasilan fenomenal Southwest Airlines di Amerika Serikat sebagai
BAB I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Keberhasilan fenomenal Southwest Airlines di Amerika Serikat sebagai maskapai Low Cost Carrier (LCC) dapat dilihat dari keuntungan yang diperoleh setiap tahunnya.
Lebih terperincidi akses 5 Oktober 2012
Materi Kuliah Pengantar Bisnis http://tabungartikel.blogspot.com/2012/07/materi-kuliah-pengantar-bisnis.html di akses 5 Oktober 2012 Pengertian bisnis Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini persaingan di dunia kerja semakin ketat dan pengangguran di Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini persaingan di dunia kerja semakin ketat dan pengangguran di Indonesia juga semakin banyak. Hal ini didukung dengan semakin banyaknya perusahaan besar dan kecil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. Menurut Hurriyati (2005, p.49) : untuk bauran pemasaran jasa mengacu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan aspek yang sangat penting bagi semua perusahaan yang tetap ingin survive dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan.
Lebih terperinciSTRATEGIC MANAGEMENT GENERAL MOTORS: FROM BIRTH TO BANKRUPTCY 2009
STRATEGIC MANAGEMENT GENERAL MOTORS: FROM BIRTH TO BANKRUPTCY 2009 (Source: Essentials of Strategic Management-Hill & Jones, 3 rd edition, 2012, page C78-C89) Boedijono Kartolo (NIM: 01201369) Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar terbesar di dunia. Pertumbuhan industri penerbangan juga cenderung
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang penelitian Industri penerbangan merupakan salah satu sektor industri yang memiliki pangsa pasar terbesar di dunia. Pertumbuhan industri penerbangan juga cenderung relatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat sekarang ini menyebabkan banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin ketat sekarang ini menyebabkan banyak perusahaan yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini seakan menuntut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pernah ada masa dimana orang menyebutnya era keunggulan komparatif, yaitu era
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keunggulan Bersaing Pernah ada masa dimana orang menyebutnya era keunggulan komparatif, yaitu era suatu negara unggul terhadap negara lain karena memiliki kekayaan
Lebih terperinciKULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS
KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS Prentice Hall, 2002 8-1 PENTINGNYA MANAJEMEN STRATEGIS APA YANG DIMAKSUD MANAJEMEN STRATEGIS? Sekumpulnan keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja organisasi
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan
22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Strategi Pemasaran Selain perencanaan, suatu perusahaan memerlukan pemasaran yang efektif untuk mencapai sasaran dan tujuan. Pemasaran yang efektif meliputi kombinasi dari elemen-elemen
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Yield Management Internet telah menyebabkan banyak perusahaan untuk mempertimbangkan kembali model bisnis mereka saat ini dan mengevaluasi bagaimana untuk menangkap potensi pendapatan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan nilai bagi
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Tingkat persaingan sekarang ini semakin kompetitif karena setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan nilai bagi pemegang saham. Perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Regulasi Penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia dimulai dengan aturan monopoli, yang diatur oleh UU (undang undang) no 5 tahun1964 [1]. Kemudian pada tahun 1999
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdekatan dengan Jakarta yang merupakan kutub perekonomian Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Provinsi Lampung adalah merupakan salah satu provinsi strategis di Indonesia. Provinsi ini memiliki letak yang strategis di mulut Selat Sunda berdekatan dengan Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memuaskan dalam usaha pengembangan ekonomi suatu negara.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam aspek perekonomian, jasa angkutan yang cukup serta memadai sangat diperlukan sebagai penunjang pembangunan ekonomi. Tanpa adanya transportasi sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setidaknya, dalam enam tahun terakhir penjualan mobil meningkat sekitar 334%,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor otomotif memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Industri otomotif terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Setidaknya, dalam enam tahun
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian mengenai strategi pengembangan usaha Rumah Durian Harum yang terletak di daerah Kalimalang, Jakarta Timur ini memiliki beberapa konsep
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satunya adalah penelitian yang melakukan analisa lingkungan internal dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian yang dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan kajian. Berikut ini adalah pemaparan secara singkat yang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. tetapi juga harus didukung oleh lingkungan internal yang baik. Lingkungan internal
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan Strategi Lingkungan dunia usaha yang terus berkembang menuntut hampir semua perusahaan untuk tidak hanya memikirkan lingkungan eksternal perusahaan saja, tetapi juga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jasa transportasi merupakan salah satu bidang usaha yang memegang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jasa transportasi merupakan salah satu bidang usaha yang memegang peranan penting dalam perekonomian terutama kebutuhan mobilisasi manusia dari satu tempat ke tempat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Analisis Keuangan Metode analisis keuangan yang digunakan dalam pengukuran pngembalian investasi bisnis SPBG adalah sebagai berikut : a. Sensitivity Analysis Pada perhitungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang sangat banyak yaitu kurang lebih 210 juta, dengan total wilayahnya
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah penduduk yang sangat banyak yaitu kurang lebih 210 juta, dengan total wilayahnya sebesar 5,2 juta kilometer persegi.
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG Suatu perusahaan didirikan untuk menghasilkan laba yang optimal, dengan adanya laba yang diperoleh tersebut, perusahaan akan memiliki kemampuan untuk berkembang dan mempertahankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini semakin menarik untuk dicermati, karena terjadi fluktuasi harga BBM
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan pada industri bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia dewasa ini semakin menarik untuk dicermati, karena terjadi fluktuasi harga BBM bersubsidi sejak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Liquefied Petroleum Gas (LPG) LPG adalah singkatan dari Liquefied Petroleum Gas yang di Iindonesia (oleh PERTAMINA) diproduksi /dipasarkan dengan nama dagang Elpiji. Elpiji umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dampak adalah semakin ketatnya kompetisi di beberapa sektor industri.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, setiap perusahaan menghadapi tantangan untuk terus bertahan dan tumbuh berkembang. Globalisasi dan kemajuan dalam pengetahuan dan teknologi
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Analisis Berlian Porter Dayasaing diidentikkan dengan produktivitas atau tingkat output yang dihasilkan untuk setiap input yang digunakan.
Lebih terperinciAspek ekonomi dan sosial
Aspek ekonomi dan sosial Pengertian Aspek Ekonomi dan Sosial Aspek ekonomi dan sosial merupakan pengaruh apa yang akan terjadi dengan adanya perusahaan, khususnya dibidang perekonomian masyarakat tempatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Studi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Studi Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam beberapa tahun terakhir telah mendukung perkembangan kegiatan pemasaran dan mendorong percepatan
Lebih terperinciBAB 1 BAB 1. PENDAHULUAN
BAB 1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan bisnis di sektor telekomunikasi semakin ketat baik dari lingkungan bisnis jasa maupun industri telekomunikasi. Munculnya operatoroperator
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. datang dan berangkat mencapai dan (Buku Statistik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bersamaan dengan pulihnya perekonomian Indonesia setelah krisis pada tahun 1997, Industri Penerbangan pun mengalami perkembangan yang signifikan. Indikasi perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Harga merupakan salah satu elemen dari pemasaran yang ditetapkan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Harga merupakan salah satu elemen dari pemasaran yang ditetapkan oleh perusahaan yang sifatnya strategis karena keputusan harga bersifat jangka panjang.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tidak pasti dan turbulen baik dari sisi teknologi, regulasi, pasar maupun
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lanskap bisnis telekomunikasi mengalami perubahan yang sangat cepat, tidak pasti dan turbulen baik dari sisi teknologi, regulasi, pasar maupun persaingan. Dari sisi teknologi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion
40 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Market Assessment SWOT Porter s Five Forces Marketing Strategy Business Plan Conclusion Gambar 3.1 Kerangka Pikir 41 3.2. Penjelasan Kerangka Pikir Pertama-tama,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Business Model Menurut Alan Afuah business model adalah kumpulan aktivitas yang telah dilakukan sebuah perusahaan, bagaimana hal tersebut dilakukan, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan pertambahan penduduk. Perkembangan industri tepung terigu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri pangan di Indonesia cukup berkembang sejalan dengan pertambahan penduduk. Perkembangan industri tepung terigu mendapat tantangan baru setelah tataniaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kondisi industri otomotif di benua Eropa sejak tahun 2009 mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi industri otomotif di benua Eropa sejak tahun 2009 mengalami penurunan yang signifikan. Krisis Eropa yang terjadi pada akhir tahun 2008 ini berakibat pada penurunan
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Dayasaing Dayasaing merupakan kemampuan usaha suatu industri untuk menghadapi berbagai lingkungan kompetitif. Dayasaing dapat diartikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kompetisi pada industri telekomunikasi selular di Indonesia saat ini telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kompetisi pada industri telekomunikasi selular di Indonesia saat ini telah memasuki tahap jenuh. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan pendapatan operator telekomunikasi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu
BAB IV ANALISIS DATA A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA Diberlakukannya ACFTA sebagai sebuah perdagangan bebas, memaksa setiap industri atau perusahaan harus mempunyai keunggulan kompetitif
Lebih terperinciStrategi Penetapan Harga
Materi 9 Strategi Marketing Mix : https://www.youtube.com/watch?v=hhtjwtu9kg8&list=pl ml_redwroutxikzbaj9v-oyfomq2pdky https://www.youtube.com/watch?v=fhnizu1aa40 Elistia, SE, MM 1 Elistia, SE, MM 2 Isu-Isu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor properti dan infrastruktur, dengan pertumbuhan Compound Annual
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permintaan baja yang masih terus tumbuh didukung oleh pembangunan sektor properti dan infrastruktur, dengan pertumbuhan Compound Annual Growth Rate/CAGR (2003 2012)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RUMAH Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan pangan. Rumah biasanya digunakan manusia sebagai tempat berlindung dari panas matahari dan hujan. Selain
Lebih terperinciBAB 4 PORTER 5 FORCES DALAM INDUSTRI RADIO TRUNKING
BAB 4 PORTER 5 FORCES DALAM INDUSTRI RADIO TRUNKING 4.1 IDENTIFIKASI LINGKUNGAN USAHA Lingkungan usaha yang akan diindentifikasi dalam penelitian ini adalah lngkungan usaha dari industri radio trunking.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia memiliki daya saing yang relatif baik di pasar internasional. Hal ini disebabkan Indonesia memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara fundamental, bahwa gerak perdagangan semakin terbuka, dinamis, dan cepat yang menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di tengah perubahan perekonomian dunia yang semakin berkembang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di tengah perubahan perekonomian dunia yang semakin berkembang dengan adanya globalisasi yang begitu cepat, mengakibatkan persaingan dunia bisnis semakin tajam,
Lebih terperinciStrategi Industri Perusahaan PT Sidomuncul Tbk Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Laporan Keuangan
Strategi Industri Perusahaan PT Sidomuncul Tbk Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Laporan Keuangan Disusun oleh: Febby Citra Lestari Anisa Putri Islami Shella Fadhila PROGRAM STUDI AKUNTANSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Transportasi merupakan salah satu hal penting yang menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu hal penting yang menjadi kebutuhan masyarakat, mulai dari transportasi lewat darat menggunakan mobil, motor, atau kereta api, transportasi
Lebih terperinciBAB V. SIMPULAN, KETERBATASAN, & SARAN
BAB V. SIMPULAN, KETERBATASAN, & SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil analisis yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Sumber-sumber energi primer di Indonesia yang terutama meliputi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Properti Properti berasal dari bahasa Latin yaitu proprietas atau berarti kepemilikan, dan merujuk pada satu atau lebih entitas yang dimiliki seseorang atau badan organisasi, dimana
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peringkat ekonomi Indonesia yang menempati urutan sepuluh besar menurut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi nasional yang menunjukan hasil positif ditandai dengan peringkat ekonomi Indonesia yang menempati urutan sepuluh besar menurut data Bank Dunia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi berdampak sangat besar pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai macam alat komunikasi yang semakin memudahkan penggunanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, telekomunikasi telah menjadi hal yang sangat penting bagi masyarakat. Perkembangan teknologi telekomunikasi yang semakin pesat memunculkan adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentu menginginkan produknya sukses di pasar. Produk yang sukses akan membawa perusahaan memiliki kesempatan untuk menggali keuntungan sebesar-besarnya.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi industri dalam arti sempit adalah kumpulan perusahaan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Industri Definisi industri dalam arti sempit adalah kumpulan perusahaan yang menghasilkan produk sejenis dimana terdapat kesamaan dalam bahan baku yang digunakan, proses,
Lebih terperinciTinjauan Umum tentang Corporate dan Business Strategy Riri Satria
Tinjauan Umum tentang Corporate dan Business Strategy Riri Satria Konsultan manajemen stratejik dan pengembangan organisasi ririsatria@yahoo.com Topik hari ini Mengapa orang TI perlu mengetahui strategi?
Lebih terperinciResume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy
Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing diharuskan mampu dalam memahami perubahan struktur pasar dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena dengan memiliki dan menggunakan sepeda motor dapat mendukung
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sepeda motor merupakan salah satu alat transportasi yang sangat vital, karena dengan memiliki dan menggunakan sepeda motor dapat mendukung kebutuhan aktifitas
Lebih terperinciBoks 2. Kesuksesan Sektor Jasa Angkutan Udara di Provinsi Jambi
Boks 2. Kesuksesan Sektor Jasa Angkutan Udara di Provinsi Jambi Perekonomian Jambi yang mampu tumbuh sebesar 5,89% pada tahun 2006 merupakan prestasi tersendiri. Pada awal tahun bekerjanya mesin ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan bisnis dan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan-i 2015
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang sedang berkembang dilihat dari pertumbuhan bisnis dan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan-i 2015 terhadap triwulan-i 2014
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada harga minyak mentah dunia pada tahun Pergerakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harga minyak mentah dunia (crude oil) mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan pada harga minyak mentah dunia pada tahun 2014. Pergerakan harga minyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat pada berbagai aspek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang semakin pesat pada berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah perkembangan teknologi yang berbasis telekomunikasi. Ini menyebabkan
Lebih terperinciLima Kekuatan Kompetitif Porter
Lima Kekuatan Kompetitif Porter Pendekatan Porter didasarkan atas analisis 5 kekuatan persaingan. Tekanan persaingan mencakup : 1. Ancaman Pendatang Baru. Perusahaan yang memasuki industri yang membawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Beberapa Manajer Investasi dan Produk Reksa Dananya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini terdapat 73 Manajer Investasi yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan, yang memberikan jasa manajemen investasi kepada investornya, baik dalam bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi nasional suatu negara sangat memengaruhi tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi nasional suatu negara sangat memengaruhi tingkat konsumsi baja nasionalnya. Sejalan dengan perkembangan perekonomian nasional Indonesia,
Lebih terperinciMINGGU#3. Sistem Informasi, Organisasi, dan Strategi
MINGGU#3 SIM Pokok Bahasan: Sistem Informasi, Organisasi, dan Strategi Tujuan Instruksional Khusus: Referensi: 1. Bab 3 : Kenneth C.Laudon & Jane P.Laudon, Management Information System, 13 rd edition,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terdapat tren jumlah penumpang yang menurun, fluktuasi harga bahan bakar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini industri otobus mengalami permasalahan yang cukup kompleks. Permasalahan tersebut meliputi semakin banyaknya pemain dalam industri, terdapat tren jumlah penumpang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. memberikan peluang-peluang baru bagi pemain industri telekomunikasi baik
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Telekomunikasi merupakan salah satu industri yang paling kompetitif di Indonesia. Industri telekomunikasi nasional mengalami pertumbuhan pesat seiring dengan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting bagi industri-industri secara keseluruhan, baik untuk infrastruktur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri baja sebagai industri strategis yang digunakan sebagai bahan baku penting bagi industri-industri secara keseluruhan, baik untuk infrastruktur (pembangunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Thailand, Indonesia, Malaysia, dan Vietnam. Angka produksi dan angka
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri otomotif di Asia Tenggara didominasi oleh empat negara yang tercatat sebagai basis produksi kendaraan bermotor, yaitu Thailand, Indonesia, Malaysia,
Lebih terperinciDAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN.. KATA PENGANTAR.. iv DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL.. xi DAFTAR GRAFIK..
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN.. i ii iii KATA PENGANTAR.. iv DAFTAR ISI.. DAFTAR GAMBAR... vi x DAFTAR TABEL.. xi DAFTAR GRAFIK.. xii DAFTAR LAMPIRAN.. xiii
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menjadikan semua aspek kehidupan dirasakan sama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi menjadikan semua aspek kehidupan dirasakan sama diseluruh dunia, globalisasi sangat berdampak nyata bagi kehidupan dunia ekonomi. Tentunya banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedang pada triwulan III-2012 sebesar 5,6% jika dibandingkan dengan periode. pertumbuhan industri kendaraan bermotor sebesar 29,7%.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri otomotif berkembang pesat di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya kenaikan pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industri jasa, di sisi lain juga semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini industri jasa di Indonesia menunjukan perkembangan yang sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industri jasa, di sisi lain juga semakin meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Telekomunikasi merupakan bagian yang penting di dalam kehidupan manusia dan tak bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari. Handphone menjadi salah satu sarana
Lebih terperinciANDRI HELMI M, SE., MM
ANDRI HELMI M, SE., MM A. PENGERTIAN DAN PENTINGNYA PEMASARAN Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Bank merupakan industri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah
Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi komunikasi selular merupakan salah satu sarana komunikasi yang mampu menyediakan komunikasi secara cepat dan kapan saja. Seiring
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara perusahaan, baik antar perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Sehingga setiap
Lebih terperinciAnalisis Lingkungan Internal Dan Eksternal Studi Kasus: PT Intan Pariwara Klaten
Retnowati, Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal, Studi Kasus: PT Intan Pariwara Klaten 91 Analisis Lingkungan Internal Dan Eksternal Studi Kasus: PT Intan Pariwara Klaten Nurcahyani Dewi Retnowati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian dunia ditandai oleh semakin
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan perekonomian dunia ditandai oleh semakin cepatnya arus komunikasi sebagai konsekuensi dari liberalisasi dan globalisasi dunia. Liberalisasi
Lebih terperinci