Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ""

Transkripsi

1

2

3

4

5

6

7 KATA PENGANTAR Puji syukur kai panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahat yang dilipahkan kepada kita seua. Penyusunan Dokuen Rencana Pengebangan Desa Pesisir (RPDP) ini sudah terselesaikan dengan baik. Dokuen ini didasarkan pada perencanaan dari bawah dengan penelusuran asalah yang ada di Desa Sriwulan dan penceratan potensi yang ada sehingga diteukan asalah, potensi dan peecahan asalah yang akhirnya erupakan hipunan perencanaan kegiatan pebangunan yang ada di Desa Sriwulan selaa 5 tahun yang tertuang dala dokuen Rencana Pengebangan Desa Pesisir (RPDP) Tahun Rencana Pengebangan Desa Pesisir erupakan rencana yang tidak terpisahkan dari Rencana Pebangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa). Dengan selesainya RPDP Desa Sriwulan aka ke depan Peerintahan Desa Sriwulan telah epunyai dokuen perencanaan desa pesisir tangguh sebagai dasar dala perencanaan pebangunan tahunan Desa Sriwulan. Kepada seua pihak yang telah berkontribusi dala penyusunan RPDP ini, kai ucapkan teria kasih dan penghargaan yang tinggi. Kritik dan saran dari seua pihak dei penyepurnaan dokuen RPDP ini sangat kai harapkan. Sriwulan, Deseber 203 Ti Penyusun ii

8 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii BAB I. PENDAHULUAN..... Latar Belakang Maksud dan Tujuan Maksud Tujuan Ruang Lingkup... 3 BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH Deskripsi Uu Sejarah Desa Letak Geografis dan Adinistrasi Letak Geografis Adinistasi Desa Sriwulan Topografi dan Penggunaan Lahan Kondisi Uu Desa Penggunaan Lahan Keadaan Sosial Ekonoi Penduduk Julah Penduduk Tingkat Pendidikan Mata Pencaharian Sarana dan Prasarana Dapak Perubahan Ikli Di Desa Sriwulan Perasalahan Lingkungan Sosial Budaya Infratruktur ebagaan Perikanan Ekonoi dan Usaha iii

9 BAB III. METODE PENYUSUNAN RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Kerangka Perencanaan Tahapan Kegiatan Penyusunan RPDP Pelebagaan RPDP Fokus Pendekatan BAB IV. KETERKAITAN DENGAN RENCANA LAIN BAB V. RENCANA PENGEMBANGAN DESA Fokus Spirit Perencanaan Perencanaan Pengebangan Desa Sriwulan BAB VI. PEMANTAUAN DAN EVALUASI Konsep dan definisi Peantauan dan Evaluasi Rantai Peantauan dan Evaluasi Pengukuran Kinerja Evaluasi DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN iv

10 Dokuen RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Sriwulan Kecaatan Sayung Tahun PROGRAM PENGEMBANGAN DESA PESISIR TANGGUH Dinas autan Dan Perikanan Kabupaten Deak

11 Desa Sriwulan, Kec. Sayung, Kab. Deak BAB I PENDAHULUAN.. LATAR BELAKANG Desa Pesisir di Indonesia dihadapkan pada epat persoalan pokok, yakni: () tingginya tingkat keiskinan asyarakat pesisir; pada tahun 200 keiskinan di desa-desa pesisir encapai angka 7,8 juta jiwa (BPS,200); (2) tingginya kerusakan suber daya pesisir; (3) rendahnya keandirian organisasi sosial desa dan lunturnya nilai-nilai budaya lokal; dan (4) ini dan rendahnya kualitas infrastruktur desa dan kesehatan lingkungan peukian. Keepat persoalan pokok ini juga eberikan andil terhadap tingginya tingkat kerentanan terhadap bencana ala dan perubahan ikli yang cukup tinggi pada desa-desa pesisir. Atas dasar realitas di atas, Keenterian autan dan Perikanan Republik Indonesia enginisiasi kegiatan yang diharapkan apu eberikan daya dorong bagi keajuan desadesa pesisir di Indonesia, yaitu Pengebangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT). Kegiatan Pengebangan Desa Pesisir Tangguh ini erupakan salah satu bagian dari Progra Nasional Peberdayaan Masyarakat Mandiri autan dan Perikanan yang terintegrasi dengan Progra Nasional Peberdayaan Masyarakat Mandiri di bawah koordinasi Keenterian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat. Pengebangan Desa Pesisir Tangguh epunyai akna strategis yaitu: pertaa, erupakan ipleentasi konkrit dari prioritas nasional Kabinet Indonesia Bersatu II tahun Pengebangan Desa Pesisir Tangguh erupakan ipleentasi kebijakan Presiden terkait peningkatan dan perluasan progra prorakyat; dan kedua, Pengebangan Desa Pesisir Tangguh erupakan wujud dari intervensi Keenterian autan dan Perikanan dala hal: () enata desa pesisir dan eningkatkan kesejahteraan asyarakat pesisir; (2) enghasilkan keluaran (output) yang dapat eberikan anfaat riil bagi asyarakat pesisir, sesuai skala Rencana Pengebangan Desa Pesisir

12 Desa Sriwulan, Kec. Sayung, Kab. Deak prioritas kebutuhan asyarakat; (3) pebelajaran bagi asyarakat pesisir untuk eneukan cara peecahan asalah secara andiri; dan (4) endorong asyarakat pesisir sebagai agen pebangunan. Pengebangan Desa Pesisir Tangguh diharapkan apu enjawab kendala sekaligus eanfaatkan potensi suber daya pesisir. Kegiatan perencanaan dan pengebangan desa pesisir tangguh dilaksanakan elalui tiga tahapan utaa. Tahapan pertaa, penyusunan perencanaan pengebangan desa yang antara lain disusun berdasarkan profil desa yang eiliki rentang waktu pelaksanaan lia tahun dengan uraian waktu tiap tahunnya; Tahapan kedua, pelaksanaan progra enghasilkan kegiatan fisik sesuai dengan rencana pengebangan desa di lokasi kegiatan serta peningkatan kapasitas kelebagaan dan asyarakat; dan Tahapan ketiga, pelaksanaan progra enghasilkan keandirian dan keberlanjutan progra oleh para peangku kepentingan (stakeholders). Rencana Pengebangan Desa Pesisir erupakan rencana yang tidak terpisahkan dari Rencana Pebangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa). Dala penyusunannya, rencana pengebangan desa engacu pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku, terasuk Peraturan Menteri Dala Negeri No. 66 tahun 2007 tentang Perencanaan Pebangunan Desa. Dala proses penyusunannya, rencana pengebangan desa juga endapat arahan dari Ti Teknis, yang turut serta everifikasi terhadap isi rencana pengebangan desa. Terkait dengan kriteria di atas, Desa Sriwulan erupakan salah satu lokasi desa sasaran yang selaa ini telah didapingi dan dilakukan berbagai aktivitas oleh KKP. Dengan deikian dibutuhkan pendekatan yang elibatkan warga atau kelopok-kelopok warga elalui perencanaan pengebangan desa yang bersifat partisipatif. Pentingnya keterlibatan warga dikarenakan erekalah sebagai pelaku (aktor) utaa yang dapat ewujudkan ketangguhan desanya. Pelaksanaan konsultasi publik oleh KKP, tidak lain ditujukan untuk efasilitasi dan engorganisir warga agar secara bersaa-saa (terasuk peangku kepentingan lainnya) erencanakan Rencana Pengebangan Desa Pesisir 2

13 Desa Sriwulan, Kec. Sayung, Kab. Deak pengebangan desa ke depan agar tangguh dala hal ekonoi, kerawanan bencana ala dan perubahan ikli, dan lain-lain..2. Maksud dan Tujuan.2.. Maksud Maksud penyusunan Rencana Pengebangan Desa Sriwulan adalah untuk ewujudkan peningkatan kehidupan nelayan dan asyarakat pesisir yang bersinergi dengan perencanaan pebangunan desa-desa di wilayah pesisir sehingga enjadi desa yang tangguh, andiri dan siaga terhadap bencana dan perubahan ikli Tujuan Tujuan uu Rencana Pengebangan Desa Sriwulan , adalah panduan progra desa dala rangka ewujudkan desa pesisir yang tangguh. Seentara itu, tujuan khusus dari Rencana Pengebangan Desa Sriwulan, sebagai berikut: a. Teridentifikasinya kebutuhan dan harapan warga Desa Sriwulan terkait dengan pengebangan desa pesisir tangguh; b. Terbentuknya progra berdasarkan 4 (epat) bina progra, eliputi: usaha, suberdaya, lingkungan dan infrastruktur, serta siaga bencana dan perubahan ikli; c. Tersusunnya progra secara sisteatis dala jangka 5 (lia) tahun yang akan dijalankan oleh warga..3. Ruang Lingkup Dokuen Rencana Pengebangan Desa Sriwulan disusun dengan sisteatika sebagai berikut: KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Bab Pendahuluan, terdiri dari latar belakang, aksud dan tujuan, arahan perencanaaan dan peanfaatan, serta ruang lingkup perencanaan. Rencana Pengebangan Desa Pesisir 3

14 Desa Sriwulan, Kec. Sayung, Kab. Deak Bab 2 Gabaran Uu Wilayah, engulas tentang deskripsi uu desa (letak geografis dan adinistrasi, topografi dan penggunaan lahan, dan kondisi sosial- ekonoi), dapak perubahan ikli yang dirasakan, serta perasalahan yang ada. Bab 3 Metode Penyusunan Rencana Pengebangan Desa Sriwulan , yang enjelaskan engenai kerangka perencanaan yang disusun, pendekatan yang digunakan, unit analisis, serta alur proses penyusunannya. Bab 4 Keterkaitan dengan Rencana Lain, engurai tentang hubungan antara Rencana Pengebangan Desa Sriwulan dengan RPJM Kabupaten Deak. Bab 5 Rencana Pengebangan Desa Sriwulan, enjelaskan fokus perencanaan, spirit nilai yang dijadikan dasar dala perencanaan, serta rencana pengebangan itu sendiri yang terdiri lia rencana progra, yaitu rencana progra bina anusia, bina usaha, bina suberdaya, bina lingkungan dan infrastruktur, serta bina siaga bencana dan adaptasi perubahan ikli. Bab 6 Peantauan dan Evaluasi, ebahas tentang konsep, definisi dan rantai proses peantauan dan evaluasi, serta pengukuran kinerja. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Rencana Pengebangan Desa Pesisir 4

15 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH Desa Sriwulan, Kec. Sayung, Kab. Deak 2.. Deskripsi Uu 2... Sejarah Desa Sriwulan erupakan salah satu desa yang terletak di Kecaatan Sayung. Desa Sriwulan dahulu erupakan wilayah kerajaan Deak, yang dipipin oleh seorang tokoh bernaa Deang. Deang adalah istilah jabatan setingkat kepala desa pada zaan kerajaan. Pada waktu itu peerintahan berada di ruah Bapak Sukadi Notosuwiryo yang erupakan cikal bakal Kepala Desa Sriwulan. Kepala pertaa tersebut enghasilkan kesepakatan, bahwa desa tersebut diberi naa Sriwulan berdasarkan hasil usyawarah. Dinaika peerintahan yang silih berganti beberapa kali engubah status peerintahan dari ke-kepala-an enjadi desa ataupun sebaliknya. Pada saat ini Sriwulan berstatus sebagai desa. Sejak awal berdiri, Desa Sriwulan telah engalai beberapa pergantian kepala desa. Adapun kepala Desa Sriwulan dari periode ke periode dapat dilihat pada Tabel. dibawah ini Tabel. Naa Kepala Desa dari Periode ke Periode No Periode Naa Kepala Desa Keterangan Sukadi Notosuwiryo 5 th H. Muh. Sugiharto, BcHk 20 th H. M. Rohadi, SH 20 th sekarang Sentot Joko Santoso, SE 3 th Letak Geografis dan Adinistrasi. Letak Geografis Desa Sriwulan terletak di Kecaatan Sayung Kabupaten Deak. Desa ini eiliki jarak tepuh 7 k dari ibukota propinsi, 5 k dari ibukota kabupaten dan k dari kecaatan. Batas wilayah Desa Sriwulan adalah sbb. : Rencana Pengebangan Desa Pesisir 5

16 Desa Sriwulan, Kec. Sayung, Kab. Deak a. Barat : Laut Jawa b. Tiur : Desa Sayung c. Utara : Desa Sriwulan d. Selatan :. Triulyo, Kota Searang Gabar. Citra Satelit Desa Sriwulan 2. Adinistrasi Desa Sriwulan Secara adinistratif Desa Sriwulan eiliki luas wilayah sebesar 402,880 ha, awalnya terdiri dari 4 dukuh dan peruahan Raden Patah tetapi sekarang secara adinistratif tebagi dala 8 Rw. Adapun naa-naa pedukuhan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel.2 Naa Pedukuhan di Desa Sriwulan Kecaatan Sayung No. Dukuh Naa. Dukuh Pututan Rt. 0 dan 02 Rw. I 2. Dukuh Sidoukti Rt. 03, 04, 07 Rw I 3. Dukuh Sriwulan Rt. 05, 06, 08, 09 Rw I 4. Dukuh Nyangkringan RW. II 5. Peruahan Raden Patah RW. III,IV,V,VI,VII,VIII Suber data: RPJM Desa Sriwulan, 2009 Rencana Pengebangan Desa Pesisir 6

17 Desa Sriwulan, Kec. Sayung, Kab. Deak Struktur Organisasi Desa Sriwulan Kecaatan Sayung enganut Siste ebagaan Peerintahan Desa dengan pola inial, yang disajikan dala skea/bagan sebagai berikut: Ketua BPD Baginda Abu S. Kepala Desa Sentot Joko Santoso Plt. Sekretaris Desa Endang Sukiyati Kaur Uu Kaur Peerintahan Kaur Keuangan Kaur Kesra Kaur Pebanguan Endang Sukiyati Iskak Nur Asngadi Kasrun Muh. Rofi`i Modin Jogo Boyo H. Abdul Aziz H. Kasban Bekel Sido Mukti Bekel Nyangkringan Bekel Pondok Raden Patah I Bekel Pondok Raden Patah II Mat Kain Suaeroh Suwignya Supriyanti Gabar 2. Struktur Peerintahan Desa Gabar 3. Peta Adinistrasi Desa Sriwulan Rencana Pengebangan Desa Pesisir 7

18 Desa Sriwulan, Kec. Sayung, Kab. Deak No Dukuh Keterangan. RW I (Kuning) a. Petani tabak Sejahtera dan Nelayan b. Bengkel las listrik, Bubut 2. RW II (Hijau) a. Petani Tabak Makur Tani dan Nelayan b. Makanan ringan 3. RW III (Coklat) Koperasi MAS 4. RW IV (Ungu) a. Perdagangan ( Usaha Sepatu ) b. Bengkel bubut 5. RW V (Biru) a. Makanan Ringan b. BKM 6. RW VI (Biru tua) a. Percetakan b. Sablon 7. RW VII (Merah) Usaha Sepatu 8. RW VIII (Pink) a. Usaha Telur Asin b. Kerupuk Gendar c. Kenteng obil Topografi dan Penggunaan Lahan Desa Sriwulan terletak di kawasan tepi pantai dengan kondisi topografi yang landai dan datar. Elevasi ketinggian rata-rata Desa Sriwulan adalah 2-7 eter diatas perukaan laut. Wilayah Desa Sriwulan juga berbatasan dengan aliran Sungai Babon sekaligus encakup uaranya, beserta Sungai Menyong yang dianfaatkan sebagai saluran irigasi dan drainase KONDISI UMUM DESA A. Potensi Suber Daya Ala ( SDA ). Potensi Uu Luas Desa Sriwulan 402,880 Ha. Terdiri dari : Tanah kering : 27,686 ha Tanah Perkebunan : 63,850 ha Peukian : 63,836 ha Sawah Tadah Hujan : 25,25 ha Sawah Pasang Surut : 25,00 ha Tanah fasilitas uu : 8,930 ha Industri : 5,794 ha Perkantoran Peerintah : 0,245 ha Rencana Pengebangan Desa Pesisir 8

19 Kas Desa : 22,667 ha Kantor Desa & Poskesdes : - 2 Sekolah Dasar : 2 Lapangan : 0,485 ha Tanah bengkok : Kepala Desa : - 2 Sekertaris Desa : - 2 Kaur : - 2 Pebantu Kaur : - 2 Kadus : - 2 B. Potensi Suber Daya Manusia ( SDM ) :. Julah Penduduk : Desa Sriwulan, Kec. Sayung, Kab. Deak Julah Total : Orang Julah laki laki : Orang Julah Perepuan : 6.29 Orang Julah KK : KK Julah Penduduk Miskin : 48 RTM (Per- Deseber 202, Suber data Kaur Peerintahan) 2. Pendidikan : Belu Sekolah (usia 3-6th) : 442 orang TK/Playgroup (usia 3-6th) : 307 orang Usia 7-8th yang sedang sekolah : 3.74 orang Pernah sekolah SD tetapi tdk Taat : 540 orang Taat SD / Sederajat :.548 orang Taat SLTP : 2.29 orang Taat SLTA : 2.56 orang Taat D : 202 orang Taat D 3 : 446 orang Taat S : 552 orang Taat S 2 : 25 orang Taat S 3 : orang Lain-lain :.83 orang ( Suber data : Profil desa ) 3. Mata Pencaharian Pokok :. Petani tabak & nelayan : 25 orang 2. Pengusaha :.240 orang 3. Buruh Industri : orang 4. Buruh Bangunan/lepas :.287 orang 5. Pedagang :.240 orang 6. PNS/TNI/Polri : 898 orang 7. Pengeudi/tukang ojek : 25 orang 8. Dosen swasta : 7 orang Rencana Pengebangan Desa Pesisir 9

20 9. Dokter swasta : orang 0. Pensiunan : 277 orang. Lain-lain : 349 orang 4. Agaa Isla :.866 orang Protestan : 462 orang Katolik : 462 orang Hindu : - orang 5. Etnis :. Melayu : - orang 2. Badui : - orang 3. Jawa : orang 4. Arab : - orang 5. Bugis : - orang 6. Minang : - orang C. POTENSI KELEMBAGAAN. Lebaga Peerintahan Desa : Julah Aparat Desa : 3 Orang Pendidikan Kepala Desa : S Pendidikan Sekretaris Desa : SLTA Pendidikan Kaur / Pebantu : a. Kaur Pebangunan : SLTP b. Kaur Peerintahan : SLTP c. Kaur Keuangan : SLTP d. Kaur Uu : SLTA e. Kaur Kesra : SLTA f. Modin : SLTP g. Jogoboyo : SD h. Bekel Sidoukti : SLTP i. Bekel Nyangkring : SLTA j. Bekel PRP I : SLTA k. Bekel PRP II : SLTP Julah RW / RT : 8/ 76 Julah Dusun : 5 dusun 2. Lebaga Pendidikan : Desa Sriwulan, Kec. Sayung, Kab. Deak Julah TK / PAUD Julah SD / se-derajat : 2 unit : 4 unit Rencana Pengebangan Desa Pesisir 0

21 Desa Sriwulan, Kec. Sayung, Kab. Deak 3. ebagaan Keaanan : Julah Pos Kaling Julah Hansip / LINMAS : 76 unit : 25 Orang 4. Jenis Sarana dan Prasarana Prasarana Peerintahan : Kondisi No. Jenis Prasarana Baik Kurang Rusak Ket. baik. Gedung Kantor Desa 2. Gedung Aula 3. Gedung BPD Tdk ada 4. Ruah Jaga Tdk ada 5. Koputer 6. Mesin Tik 7. Meja Kerja 8. Kursi Kerja Kurang 9. Meja Rapat 0. Kursi Rapat. Kursi Tau Kurang 2. Alari Arsip Tdk ada 3. Rak Buku Penggunaan Lahan Penggunaan lahan di Desa Sriwulan sebagian besar diperuntukan untuk pertabakan bandeng dan udang sedangkan sisanya berupa Tanah kering yang erupakan bangunan dan fasilitas-fasilitas lainnya Keadaan sosial Ekonoi Penduduk Julah Penduduk Desa Sriwulan epunyai Julah Penduduk Jiwa, yang tersebar dala 8 Rw dengan Perincian sebagaiana tabel : Rencana Pengebangan Desa Pesisir

22 Desa Sriwulan, Kec. Sayung, Kab. Deak TABEL Julah Penduduk No. Rukun Warga Penduduk (Jiwa) Julah Julah Laki-laki Perepuan KK. Rw Rw Rw Rw Rw Rw Rw Rw (Data : Per Deseber 202) Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan asayarakat Desa Sriwulan adalah sebagai berikut : TABEL 2 Julah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan No. Tingkat Pendidikan Julah (orang). Tidak/belu sekolah Ijazah PAUD 3. Ijazah TK 4. Taat SD/Sederajat Taat SLTP/Sederajat Taat SLTA/Sederajat Taat D Taat D Taat S Taat S Taat S 3 2. Lain-lain.83 Total Ket Mata Pencaharian Desa Sriwulan berdasarkan fakta geografis awalnya erupakan Desa Pertanian (agraris) tetapi yang perlu diketahui bahwa sebagian besar lahan pertanian tersebut sudah hilang karena dapak abrasi yang terjadi didesa tersebut, sehingga beralih fungsi dianfaatkan asyarakat sekitar sebagai area tabak terutaa Bandeng dan Udang. Mata pencaharian penduduk Desa Sriwulan Rencana Pengebangan Desa Pesisir 2

23 Desa Sriwulan, Kec. Sayung, Kab. Deak yang sangat doinan adalah buruh pabrik dan buruh lepas/bangunan, baru keudian PNS, dosen swasta, pedagang dll Sarana dan Prasarana Desa Kondisi sarana dan prasarana uu Desa Sriwulan secara garis besar adalah sebagai berikut : TABEL 3 Prasarana. Tranportasi No. Status Jalan Panjang Ket. (k). Jalan Provinsi 20 Baik 2. Jalan Kabupaten 5 Kurang baik 3. Jalan Desa 5 Kurang baik (rusak) 4. Jalan Dusun 3 Rusak 2. Pendidikan,Tepat Ibadah dan Fasilitas Uu No. Jenis Prasarana Julah Ket. (unit). TK/PAUD 5/2 Swasta 2. Sekolah Dasar / Ibtida yah 6 4 Negeri, 2 swasta 3. SMP/Tsanawiyah Swasta 4. SMA/Aliyah - 5. Universitas/Akadei - 6. Perpustakaan/TBM 7. Masjid 0 8. Musholla Pondok Perteuan P3A 0. Balai Desa. Puskesas Pebantu - 2. Polindes/Poskesdes Balai pengobatan swasta 3. Lapangan Sepak Bola Futsal (gedung) 4. Lapangan Badinton - 5. Lapangan Volly - 6. Tenis Meja - 7. Telepon Uu Pedesaan - 8. Tepat Pebuangan Sapah (TPS) Kurang baik Rencana Pengebangan Desa Pesisir 3

24 Desa Sriwulan, Kec. Sayung, Kab. Deak 2.2. Dapak Perubahan Ikli di Desa Sriwulan Abrasi pantai erupakan peandangan yang terus enerus terjadi dan seakin laa seakin parah. Dahulu ruas jalan pantai Sriwulan asih cukup jauh dengan bibir pantai ( 3 k), kondisi sekarang jarak antara jalan pantai dengan bibir pantai tinggal beberapa puluh eter saja. Banjir pasang juga enjadi agenda tahunan yang erusak sekitar 25,25 hektar tabak dan sawah yang terkena air pasang dibuat tabak seluas 25,00 hektar terutaa di Dukuh Nyangkringan dan Sido Mukti. Banjir terjadi pada saat usi kearau, diana Sungai Babon aliran airnya kecil, seentara obak laut Jawa sedeikian besar enyebabkan inlet uara Sungai Babon tertutup. Pada saat terjadi obak besar, air laut yang dibawa oleh gelobang elewati peisah pasir di uara dan asuk ke saluran drainase tabak yang enyebabkan banjir air laut. Banjir air laut yang asin ini ebuat abrasi yang sangat cepat. Erosi tanah di Dusun Nyangkringan terjadi cukup parah. Hal ini disebabkan oleh aliran Sungai Babon yang pada usi penghujan sangat deras, enyebabkan tanggul di Dusun Nyangkringan abrol sepanjang 5 eter. Erosi sejak laa terjadi dan akan senantiasa terjadi akibat kondisi tersebut terutaa di dusun Nyangkringan, bahkan erosi tersebut secara total sudah enghilangkan tanah selebar 250,325 hektar sepanjang dusundusun tersebut. Bahkan yang lebih parah adalah berpindahnya uara Sungai Babon yang seakin laa seakin ke utara. Hal ini juga enghilangkan tanah-tanah tabak dan sawah yang terusenerus terjadi dan erabah ke peukian. Selain itu Wilayah Desa Sriwulan erupakan area yang cukup rawan akan terjadinya bencana banjir pasang dan angin ribut. Beberapa kejadian bencana eang telah terjadi eskipun tidak eakan korban jiwa, Tetapi kerusakan infrastruktur serta bangunan ruah telah eerlukan penanganan dan perlu dijadikan landasan untuk progra pebangunan. Keberadaan Sungai Babon yang saat ini engalai pendangkalan karena sedientasi Rencana Pengebangan Desa Pesisir 4

25 Desa Sriwulan, Kec. Sayung, Kab. Deak enyebabkan perubahan pola aliran sungai dan enyebabkan hantaan intensif ke tepi pantai sehingga enyebabkan abrasi di beberapa ruas jalan penghubung. Hal ini enjadi kendala karena infrastruktur jalan tersebut erupakan akses enuju ke tabak dan laut. Perubahan ikli epengaruhi lingkungan, diana saat ini asyarakat petani tabak dan nelayan di Desa Sriwulan erasakan adanya perubahan waktu yang secara tiba - tiba akibat adanya air pasang yang tinggi sehingga engganggu aktivitas petani tabak dan nelayan. Selain itu obak yang besar dikarenakan angin yang besar eaksa nelayan untuk berhenti elaut ketika terjadi obak besar, dan frekuensi peningkatan tinggi gelobang seakin sering, dikarenakan cuaca yang tidak enentu. Hal ini tentu enjadikan enurunnya pendapatan pada nelayan selain tentu kondisi tersebut enyebabkan kerentanan terhadap bahaya angin kencang seakin besar. Gabar 2 Peta Kerentanan terhadap Bencana Ala Keterangan :. Garis erah RW. II dan VIII 2. Garis kuning RW. V, VI dan VII Rencana Pengebangan Desa Pesisir 5

26 Desa Sriwulan, Kec. Sayung, Kab. Deak 2.3. Perasalahan Beberapa perasalahan didesa Sriwulan encakup dala beberapa isu-isu utaa eliputi : Lingkungan Wilayah Desa Sriwulan eiliki potensi pencearan dikarenakan oleh libah industri yang belu tertangani. Potensi tersebut uncul saat usi hujan tiba diana air hujan ebawa aterial libah industri asuk dan eresap ke dala tanah sehingga enceari sungai. Ketiadaan saluran drainase yang layak enyebabkan pencearan karena libah industri tersebut terjadi. Hal ini enyebabkan kawasan peukian dan pertanian tabak enjadi sangat tidak nyaan. Selain itu fasilitas persapahan asih enjadi kendala dikarenakan belu optialnya prasarana persapahan uu desa. Beberapa lokasi diteukan tupukan sapah yang enupuk terlebih di lokasi kawasan peukian dan sekitar tabak belu tersedia fasilitas persapahan sehingga terlihat sapah terbengkelai tidak pada tepat yang seharusnya Sosial Budaya Penanganan isu sosial budaya di Desa Sriwulan terkait dengan kondisi asyarakat setepat erupakan salah satu penanganan yang saat ini diusahakan oleh peerintah desa dan asyarakat secara kolaboratif lewat beberapa progra. Peningkatan pengetahuan dan skill asyarakat lewat pelatihan dengan easukkan eleen organisasi asyarakat lewat kelopok tani, nelayan, dan pengolah ikan ataupun kelopok perepuan dei peningkatan keapuan asyarakat untuk dapat andiri sehingga dapat eningkatkan perekonoian enjadi progra yang terus dikerjakan di Desa Sriwulan. Kegiatan gotong royong juga enjadi sarana bagi asyarakat desa untuk ebangun desa ereka. Selain elalui foru rebug desa yang bertujuan untuk ebahas perasalahan yang terjadi di desa tersebut dengan engoptialkan peran tokoh asyarakat, Rencana Pengebangan Desa Pesisir 6

27 Desa Sriwulan, Kec. Sayung, Kab. Deak agaa dan peuda untuk enyatukan berbagai aca pendapat dei keajuan desa tersebut. Pengebangan bidang sosial budaya di Desa Sriwulan diarahkan pada: ) Peningkatan persaudaraan antar asyarakat elalui kegiatan rebug desa atau kegiatan sosial lainnya. 2) Penguatan organisasi sosial asyarakat untuk eningkatkan pelayanan terhadap warga. 3) Mebina organisasi seni warga untuk elestarikan budaya lokal. 4) Mebuat acara pentas seni dan budaya secara berkala yang disesuaikan dengan hari besar agaa atau lainnya. 5) Menjaga kerukunan antar warga untuk enjaga keaanan dan ketertiban asyarakat Infrastruktur Pengebangan infrastruktur Desa Sriwulan telah tertuang dala RPJM Desa yang erupakan road ap pebangunan desa yang telah dibuat oleh peerintah desa beserta eleen asyarakat. Pengebangan kawasan sabuk hijau sebagai pelindung peukian dan tabak diharapkan dapat terealisasi selain dengan pengebangan sarana jaringan jalan yang eerlukan perbaikan serta peningkatan kualitas sebagai jalur evakuasi. Dengan deikian pada akhirnya obilitas penduduk sehari-hari dapat berjalan dengan lancar dan juga saat kondisi darurat. Arah pengebangan desa yang berkaitan dengan infrastruktur adalah:. Peningkatan jalan desa untuk eudahkan transportasi untuk distribusi produk dan jasa yang ada. 2. Pebangunan sarana belajar asyarakat untuk eningkatkan pengetahuan dan keterapilan asyarakat ebagaan Peningkatan peran kelebagaan di Desa Sriwulan telah dijalankan lewat bantuan koperasi kelebagaan yang terkait dengan kegiatan Perikanan dan autan antara lain Koperasi Sipan Pinja PKK Rencana Pengebangan Desa Pesisir 7

28 Desa Sriwulan, Kec. Sayung, Kab. Deak Desa Sriwulan kecaatan Sayung, Kabupaten Deak, diana perkebangan anggaran yang ada digunakan untuk pengebangan kelebagaan asyarakat. Keberadaan koperasi selaa ini beranfaat untuk eenuhi kebutuhan petani dan nelayan dala hal penyediaan bibit, bantuan odal, dan peasaran. Naun deikian kebutuhan akan odal yang terus eningkat dan peningkatan julah anggota eerlukan odal yang cukup besar dan selaa ini enjadi kendala bagi koperasi untuk enjalankan fungsinya. Hal ini enyebabkan kinerja koperasi di Desa Sriwulan enjadi tidak optial dan akhirnya berhenti. Peran pengurus koperasi selaa ini dijalankan oleh anggota asyarakat yang kurang eahai anajerial keuangan serta organisasi sehingga pengelolaan asih bersifat sederhana dan kekerabatan. Hal ini enyebabkan ketidak seibangan antara peasukan dan pengeluaran serta perasalahan di level anggota yang biasanya diikuti oleh nelayan ataupun petani dengan pendapatan seadanya yang eiliki keapuan pengebalian kredit rendah. Sedangkan arah pengebangan kelebagaan secara uu adalah sebagai berikut:. Penguatan kelopok yang ada baik kelopok tani tabak, nelayan, budidaya ikan, pengolah, dll. 2. Fasilitasi kerja saa keitraan antara kelopok asyarakat yang ada dengan pihak BUMN atau swasta elalui progra Corporate Sosial Responsibility (CSR). 3. Pebinaan rutin terhadap kelopok asyarakat yang ada Perikanan Kooditas perikanan di Desa Sriwulan cukup bervariasi, beberapa ikan hasil budidaya seperti bandeng dan Udang telah enjadi kooditas yang cukup potensial untuk dihasilkan dan endatangkan keuntungan ekonoi. Budidaya yang dilakukan lewat kelopok-kelopok budidaya ikan yang dibentuk secara andiri oleh asyarakat telah berkebang dan enjadi tulang punggung perekonoian warga di Desa Sriwulan. Potensi ini sangat Rencana Pengebangan Desa Pesisir 8

29 Desa Sriwulan, Kec. Sayung, Kab. Deak enguntungkan saat nelayan tidak bisa elaut karena obak tinggi atau angin kencang. Perasalahan uncul di sektor perikanan tangkap diana sarana elaut nelayan yang asih sangat terbatas dengan peralatan yang asih sederhana, sehingga hanya enjangkau penangkapan ikan di jalur I (4 il). Selain itu usi ikan juga tidak sepanjang tahun (hanya Bulan Deseber sapai April). Perasalahan perodalan tentu enjadi faktor yang enyebabkan kesulitan nelayan untuk eningkatkan sarana perahu nelayannya, selain akses terhadap perbankan dan perkreditan yang belu bisa dilakukan secara andiri oleh asyarakat karena pengetahuan serta pengalaan yang ini untuk engajukan pinjaan. Belu berfungsinya kelebagaan secara optial juga enjadi salah satu kendala. Dari sisi fisik, TPI Sriwulan juga engalai abrasi. Untuk perikanan budidaya eneui beberapa kendala, antara lain: ) Pada saat panen berlipah harga rendah 2) Pedagang kecil daya tapung produksi pebudidaya ikan kecil 3) Kebutuhan pakan sangat tergantung pada pebelian pakan pabrik. 4) Kualitas bibit kurang bagus sehingga pertubuhan labat dan banyak yang ati. 5) Pengetahuan tentang teknologi penanganan penyakit asih kurang 6) Belu berfungsinya kelebagaan kelopok secara baik untuk efasilitasi pengebangan jaringan dan akses terhadap sarana produksi, teknologi dan akses peasaran. Untuk peasaran hasil perikanan, Desa Sriwulan juga eiliki berbagai perasalahan : ) Di Sriwulan erupakan tepat transaksi jual beli ikan, perbulan bisa encapai (3 ton), tetapi tidak eiliki pasar ikan yang peranen. 2) Hasil tangkapan nelayan dan produksi perikanan di Desa Sriwulan tidak bisa kontinyu setiap saat ada sehingga pedagang Rencana Pengebangan Desa Pesisir 9

30 Desa Sriwulan, Kec. Sayung, Kab. Deak kekurangan pasokan ata dagangan, sehingga ata dagangan berupa ikan laut didatangkan dari luar Deak. 3) Kurangnya teknologi pengawetan ikan segar. 4) Diperlukan kelebagaan kelopok dala engelola dan ebuka akses bahan baku dan teknologi. Untuk sektor pengolahan perikanan asyarakat eneui beberapa isu, yaitu : ) Peningkatan kapasitas (kuantitas) produk olahan. 2) Alat yang dipergunakan asih anual sehingga produksi ebutuhkan waktu yang lebih laa dan kualitas produk yang kurang tahan laa. 3) Manajeen peasaran yang asih sederhana, sehingga keapuan peasaran kurang berkebang. 4) Belu berfungsinya kelebagaan kelopok secara baik untuk efasilitasi pengebangan jaringan dan akses terhadap sarana produksi, teknologi dan akses peasaran Ekonoi dan Usaha Desa Sriwulan erupakan salah satu desa pesisir yang cukup berkebang di sektor industri kecil di Deak. Beberapa produk diantaranya Kerajinan sepatu & sandal, ikan, dan kerupuk kulit ikan erupakan produk yang dihasilkan secara hoe industri oleh asyarakat desa baik secara individu aupun kelopok. Kerajinan sepatu & sandal yang ada di Sriwulan asih bersifat parsial yakni sebagai penjahit diana pasokan bahan entah berasal dari luar desa Sriwulan yang keudian dipasarkan ke luar desa. Kendala perodalan dan peasaran enjadi perasalahan bagi pengebangan usaha di desa ini. Diferensiasi produk dan kualitas produk yang asih perlu ditingkatkan selain distribusi peasaran yang saat ini asih berdasarkan pesanan enjadi kendala untuk dipecahkan. Beberapa event paeran yang telah diikuti belu cukup untuk eproosikan produk yang dihasilkan karena tentunya kualitas, kuantitas, serta kontinuitas produk juga harus dijaga selain faktor harga yang saat ini asih banyak ditentukan oleh perintaan pasar. Rencana Pengebangan Desa Pesisir 20

31 Desa Sriwulan, Kec. Sayung, Kab. Deak Selain itu Pengebangan ekonoi asyarakat di Desa Sriwulan dilakukan lewat progra PNPM PERDESAAN yang telah dilaksanakan pada tahun 2008 dan 200, yang dilaksanakan tahun 202 dengan inisiasi asyarakat sebagai kegiatan utaa. Progra pengebangan ekonoi asyarakat adalah: - Fasilitasi pengebangan keitraan dengan pihak peerintah, Perbankan atau swasta untuk eningkatkan usaha yang dijalankan asyarakat. - Meberikan akses data atau yang lainnya dei keajuan usaha yang dilakukan asyarakat. - Mebangun sarana penunjang usaha asyarakat seperti pasar desa dan lainnya. - Peberian bantuan stiulant odal usaha untuk enubuhkan jiwa wiraswasta asyarakat. Rencana Pengebangan Desa Pesisir 2

32 BAB III METODE PENYUSUNAN RPDP Desa Sriwulan, Kec. Sayung, Kab. Deak 3. Kerangka Perencanaan Dala tahap ketiga kegiatan PDPT 203 disebutkan proses RPDP, proses penyusunan ini epunyai alur tersendiri yang cukup kopleks sehingga bisa didapatkan keluaran yang diinginkan. Seperti digabarkan dala alur berikut ini: Gabar 4. Alur Kegiatan Penyusunan Rencana Pengebangan Desa Pesisir (RPDP) Perencanaan pengebangan desa pesisir disusun secara partisipatif oleh Peerintah Desa sesuai dengan kewenangannya. Dala enyusun perencanaan pengebangan desa pesisir wajib elibatkan kelebagaan asyarakat desa serta tokoh asyarakat Tahapan kegiatan penyusunan RPDP Tahapan kegiatan penyusunan RPDP antara lain: a. Persiapan Pada tahap ini, kegiatan yang harus dilakukan adalah: Rencana Pengebangan Desa Pesisir 22

33 Desa Sriwulan, Kec. Sayung, Kab. Deak ) Pebentukan Ti Penyusun RPDP; 2) Menyusun jadwal dan agenda pelaksanaan kegiatan penyusunan RPDP; 3) Menguukan secara terbuka kepada asyarakat engenai agenda usrenbang desa; 4) Mengundang peserta usrenbang desa ; 5) Menyiapkan sarana,alat dan kegiatan penyusunan RPDP. b. Pengkajian Keadaan Desa Pengkajian Keadaan desa adalah proses penggalian dan pengupulan data engenai keadaan asyarakat, asalah, potensi dan berbagai inforasi terkait, yang enggabarkan secara jelas dan lengkap kondisi dan dinaika asyarakat desa. Kegiatan ini bertujuan untuk enggali potensi desa, perasalahan yang dihadapi dan kebutuhan asyarakat secara objektif, lengkap dan cerat. Kegiatan pengkajian keadaan desa difasilitasi oleh fasilitator. Pengkajian keadaan desa dilakukan secara partisipatif dengan enggunakan etode P3MD (Perencanaan Partisipatif Pebangunan Masyarakat dan Desa). Proses dan alat kaji dala tahap pengkajian keadaan desa antara lain: ) Mefasilitasi asyarakat dala perteuan untuk engenali potensi, asalah dan kebutuhan asyarakat dengan enggunakan dokuen profil desa; 2) Mefasilitasi asyarakat dala perteuan elakukan pengelopokan potensi dan asalah; 3) Mefasilitasi asyarakat dala perteuan elakukan pengkajian Tindakan Peecahan Masalah; 4) Mefasilitasi asyarakat dala perteuan elakukan penentuan peringkat tindakan. Durasi (laanya) waktu yang dibutuhkan untuk elakukan pengkajian keadaan desa disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan desa yang bersangkutan. Hasil dari kegiatan ini erupakan penggabungan dari proses pengkajian keadaan di tingkat desa, yang eliputi Data Potensi Desa, Data Perasalahan dan Data Kebutuhan Peringkat Tindakan. c. Penyusunan Rancangan RPDP Rancangan RPDP terdiri dari Naskah rancangan kebijakan pebangunan desa dan Rencana kegiatan Pebangunan Desa. Rencana Pengebangan Desa Pesisir 23

34 Desa Sriwulan, Kec. Sayung, Kab. Deak Naskah rancangan kebijakan pebangunan desa disusun sesuai alur kegiatan penyusunan RPDP (Gabar 4.). Rencana kegiatan Kebijakan Pebangunan Desa eliputi seua aspek dan kegiatan yang enyangkut hajat hidup orang banyak dan berhubungan secara langsung dengan peningkatan kualitas hidup asyarakat/indeks pebangunan anusia, encakup bidang dan kegiatan sosial budaya dan kegiatan yang sesuai dengan kondisi dan potensi setepat, antara lain encakup aspek pertanian, kehutanan, pertabangan, pariwisata serta kelautan dan perikanan. rencana kegiatan tersebut disusun sesuai tabel rencana. Rencana kegiatan diruuskan dengan enggunakan bahasa yang lugas dan udah diengerti. Ruusan rencana kegiatan bersifat khusus, terukur dapat diteria realitis dan jelas kerangka waktunya. Penyusunan RPDP dilakukan dala bentuk Focus Group Discussion (FGD) atau usyawarah desa yang dipipinan oleh seorang ketua (kepala desa), seorang wakil ketua dan seorang sekretaris (sekretaris desa). Wakil Ketua Rapat dipilih dari dan oleh peserta penyusunan RPDP secara deokratis. Setiap rapat diaksud ebahas agenda yang telah ditetapkan secara jelas. Pebahasan dilakukan beberapa kali sapai tersusun Rancangan RPDP yang lengkap dan layak. Penyusunan rancangan dilakukan setelah pengkajian keadaan desa sapai dengan sebelu pelebagaan rancangan RPDP. Kegiatan penyusunan akan enghasilkan Dokuen Rancangan (awal) RPDP Pelebagaan RPDP Rancangan RPDP ditetapkan dala foru BPD yang diselenggarakan oleh dan sesuai peraturan tata tertib BPD dan dipipin oleh pipinan BPD. Peserta rapat BPD untuk penetapan rancangan peraturan desa tentang RPDP adalah seua anggota BPD, kepala desa, sekretaris desa, perangkat desa, anggota LPMD dan anggota ti penyusun rancangan RPDP. Rapat BPD untuk penetapan peraturan desa tentang RPDP bersifat terbuka dan uu. Rancangan RPDP ditetapkan dan disahkan dengan peraturan Rencana Pengebangan Desa Pesisir 24

35 Desa Sriwulan, Kec. Sayung, Kab. Deak desa. Tahapan kegiatan penetapan dan pengesahan rancangan RPDP antara lain: a. Pengajuan rancangan peraturan desa tentang RPDP oleh kepala desa kepada BPD setelah pelaksanaan pebahasan rancangan RPDP. b. Penetapan jadwal pebahasan dan penetapan oleh BPD Selabat-labatnya satu inggu setelah Rancangan Peraturan Desa diaksud diteria, BPD enetapkan jadwal pelaksanaan rapat penetapan rancangan peraturan desa tentang RPDP. Rapat penetapan tersebut dilaksanakan selabat-labatnya dua inggu setelah rancangan peraturan desa tentang RPDP diteria. c. Proses rapat penetapan Proses rapat penetapan antara lain: pebukaan dan pengantar rapat oleh pipinan rapat, penyapaian nota pengantar rancangan peraturan desa tentang RPDP oleh kepala desa, tanggapan anggota BPD, jawaban kepala desa, pengabilan keputusan/penetapan peraturan desa tentang RPDP, penandatanganan naskah persetujuan bersaa terhadap peraturan desa tentang RPDP oleh kepala desa dan ketua BPD. Rapat penetapan akan enghasilkan peraturan desa tentang RPDP Fokus PDPT erupakan aksi yang enitikberatkan pada coastal resilient village diana partisipasi kounitas desa pesisir sangat enentukan keberhasilan dan keberlanjutan progra ini. Naun deikian, peran peerintah (pusat aupun daerah) sebagai fasilitator tidak dapat diabaikan sebagai faktor pendorong untuk ewujudkan desa pesisir yang tangguh. Desa pesisir eiliki kerentanan ekonoi, sosial, lingkungan dan fisik. Masyarakat pesisir rentan secara ekonoi, ditandai dengan tingginya tingkat keiskinan asyarakat pesisir. Pengetahuan asyarakat desa pesisir tentang bencana dan ancaan perubahan ikli di wilayah pesisir asih rendah, deikian pula tingkat Rencana Pengebangan Desa Pesisir 25

36 Desa Sriwulan, Kec. Sayung, Kab. Deak kesehatan asyarakat yang rendah, serta rendahnya tingkat keandirian organisasi sosial desa yang seuanya itu epertinggi tingkat kerentanan desa pesisir secara sosial. Desa pesisir juga rentan secara lingkungan dan fisik. Secara uu kualitas infrastruktur desa tergolong rendah, seperti kondisi jalan yang rusak, kekurangan energi listrik, kesulitan air bersih, sanitasi yang buruk, serta kondisi lingkungan yang engalai kerusakan, baik akibat bencana aupun aktivitas anusia. Kondisi vegetasi dan ekosiste di pesisir secara uu telah engalai kerusakan. Oleh karenanya, untuk ewujudkan ketangguhan desa diperlukan kebijakan berupa fokus pengebangan kegiatan yang berorientasi pada penyelesaian persoalan-persoalan pokok yang dihadapi asyarakat desa pesisir. Adapun fokus pengebangan kegiatan yang diaksud adalah sebagai berikut:. Bina Manusia, yaitu kegiatan yang encakup peningkatan kualitas suberdaya anusia dala rangka endorong peningkatan Indeks Pebangunan Manusia (IPM), dan peningkatan kapasitas kelebagaan asyarakat baik foral aupun inforal, eperluas dan eningkatkan kerja saa, eperbaiki budaya kerja, gotong royong, tanggung jawab, disiplin dan heat serta enghilangkan sifat negatif boros dan konsutif; 2. Bina Usaha, yaitu kegiatan yang encakup peningkatan keterapilan usaha, perluasan ata pencaharian alternatif, pengelolaan bisnis skala kecil dan penguasaan teknologi. Selain itu, progra ini eningkatkan dan eperudah akses terhadap suber daya, teknologi, odal, pasar dan inforasi pebangunan. Dengan dilaksanakannya progra ini diharapkan terbangun keitraan dengan pelaku usaha dan terbangunnya siste insentif adinistrasi serta pendanaan secara foral dan inforal; 3. Bina Suber Daya, yaitu kegiatan yang enitikberatkan pada upaya eperkuat kearifan lokal dala pengelolaan suber daya, revitalisasi hak ulayat dan hak asyarakat lokal, penerapan onitoring, controlling and surveillance dengan Rencana Pengebangan Desa Pesisir 26

37 Desa Sriwulan, Kec. Sayung, Kab. Deak prinsip partisipasi asyarakat lokal, penerapan teknologi raah lingkungan, endorong pengebangan teknologi asli, erehabilitasi habitat, konservasi, dan eperkaya suber daya; 4. Bina Lingkungan atau Infrastruktur, yaitu kegiatan yang encakup pebangunan infrastruktur, rehabilitasi vegetasi pantai dan pengendalian pencearan elalui pendekatan perencanaan dan pebangunan secara spasial dala rangka endorong peningkatan peran asyarakat pesisir dala penataan dan pengelolaan lingkungan sekitarnya; 5. Bina Siaga Bencana atau Perubahan Ikli, yaitu kegiatan yang encakup usaha-usaha pengurangan risiko bencana dan dapak perubahan ikli, rencana aksi desa dala pengurangan risiko bencana, penyadaran asyarakat, gladi/latihan secara reguler, eudahkan akses data dan inforasi bencana, pebangunan sarana dan prasarana penanggulangan bencana (antara lain jalur evakuasi, shelter, struktur pelindung terhadap bencana, fasilitas kesehatan, dan cadangan strategis desa) yang enekankan pada partisipasi dan keswadayaan dari kelopok-kelopok sosial yang terdapat pada asyarakat/kounitas pesisir Pendekatan Untuk RPDP dilakukan dengan enggunakan kobinasi pendekatan top down dan butto up. Pendekatan top down dengan eperhatikan perencanaan yang dibuat peerintah kabupaten/kota, antara lain seperti Rencana Strategis Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (WP3K) di kabupaten/kota, Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten/kota, Rencana Zonasi WP3K di kabupaten/kota, Rencana Pebangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Pengelolaan WP3K di kabupaten/kota, dan Rencana Aksi Pengelolaan WP3K di kabupaten/kota. Perencanaan dengan pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan elibatkan seua yang berkepentingan (stakeholders) diantaranya tokoh asyarakat, tokoh agaa; pengurus RW/RT; ti Rencana Pengebangan Desa Pesisir 27

38 Desa Sriwulan, Kec. Sayung, Kab. Deak penggerak PKK; unsur generasi uda/ karangtaruna. Pelibatan ereka untuk endapatkan aspirasi dan enciptakan rasa eiliki. Perencanaan dengan pendekatan top down (atas-bawah), bahwa perencanaan progra secara berjenjang dari tingkatan peerintah pusat, propinsi, kabupaten dan kecaatan. Perencanaan dengan pendekatan botto up (bawah-atas), bahwa perencanaan bersuber dari asukan asyarakat secara berjenjang elalui usrengbang desa ke atas. Selain pendekatan top down, PDPT ini juga enggunakan pendekatan botto up diana penyusunan profil dan rencana asyarakat desa berdasarkan asukan asyarakat hasil Participation Rural Appraisal (PRA) dan Focus Group Discussion (FGD) untuk enghasilkan Rencana Pengebangan Desa Pesisir. Rencana Pengebangan Desa Pesisir 28

39 Desa Sriwulan, Kec. Sayung, Kab. Deak BAB IV KETERKAITAN DENGAN RENCANA LAIN Selain berasal dari asukan asyarakat hasil Participation Rural Appraisal (PRA) dan Focus Group Discussion (FGD), sebagai sebuah dokuen perencanaan desa aka RPDP tidak dapat terlepas dari dokuen rencana lain agar tidak terjadi tupang tindih aupun pertentangan dengan dokuen rencana tersebut. RPDP ini terkait dengan beberapa dokuen penting, antara lain:. Undang-Undang Republik Indonesia Noor 25 Tahun 2004 Tentang Siste Perencanaan Pebangunan Nasional. 2. Peraturan Peerintah Republik Indonesia Noor 39 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pebangunan. 3. Peraturan Peerintah Republik Indonesia Noor 40 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pebangunan Nasional. 4. Undang-Undang Republik Indonesia Noor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil. 5. Peraturan Menteri Dala Negeri Noor 66 Tahun 2007 Tentang Perencanaan Pebangunan Desa. 6. RPJM Kabupaten Deak tahun Rencana Strategis Pengelolaan Wilayah Pesisir Kabupaten Deak tahun Profil Desa Pesisir. 9. Musyawarah Perencanaan Dan Pengebangan Desa (usrenbangdes 202) 0. Rencana Pebangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa ). Rencana Pengebangan Desa Pesisir 29

40 BAB V RENCANA PENGEMBANGAN DESA Desa Sriwulan, Kec. Sayung, Kab. Deak 5. Fokus No. Topik Sebelu Tahun 997 Setelah Tahun 997 Mata pencaharian utaa Laki-laki: - Petani - Petabak Perepuan: - Tidak bekerja 2 Suberdaya ala - Hutan angrove dan pohon kelapa enjadi suber kayu dan pendapatan - Hasil perikanan tangkap banyak 3 Peanfaatan SDA - Julah alat tangkap sedikit - Mangrove ditebangi sebarangan 4 Sosial ekonoi asyarakat Laki-laki: - Petabak - Nelayan - Buruh (industri dan bangunan) Perepuan: - Bekerja - Sebagian besar hutan bakau dan pohon kelapa ulai tubang dan ati karena terkena gelobang besar - Hasil perikanan tangkap sedikit dengan spesies yang saa - Julah alat tangkap banyak - Mangrove telah dikonservasi - Taraf hidup baik - Taraf hidup eburuk Rencana Pengebangan Desa Pesisir di Desa Sriwulan difokuskan pada bina itigasi bencana dan perubahan ikli. Mitigasi bencana adalah upaya untuk engurangi risiko bencana, baik secara struktur atau fisik elalui pebangunan fisik alai dan/atau buatan aupun nonstruktur atau nonfisik elalui peningkatan keapuan enghadapi ancaan bencana di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Perubahan ikli adalah berubahnya ikli yang diakibatkan langsung atau tidak langsung oleh aktivitas anusia sehingga enyebabkan perubahan koposisi atosfer secara global dan perubahan variabilitas ikli alaiah yang teraati pada kurun waktu yang dapat dibandingkan. Rencana Pengebangan Desa Pesisir 30

41 Desa Sriwulan, Kec. Sayung, Kab. Deak 5.2. Spirit Perencanaan Desa Pesisir di Indonesia dihadapkan pada epat persoalan pokok, yakni: () tingginya tingkat keiskinan asyarakat pesisir; (2) tingginya kerusakan suberdaya pesisir; (3) rendahnya keandirian organisasi sosial desa dan lunturnya nilai-nilai budaya lokal; dan (4) ini dan rendahnya kualitas infrastruktur desa dan kesehatan lingkungan peukian. Keepat persoalan pokok ini juga eberikan andil terhadap tingginya tingkat kerentanan terhadap bencana ala dan perubahan ikli yang cukup tinggi pada desa-desa pesisir. Undang-undang No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil dibuat oleh peerintah agar wilayah pesisir dan pulau pulau kecil dapat terjaga dan dapat digunakan untuk pengebangan di bidang sosial, ekonoi, budaya, lingkungan, dan penyangga kedaulatan bangsa sapai generasi Indonesia seterusnya. Pengelolaan wilayah pesisir dan pulau pulau kecil eliputi kegiatan perencanaan, peanfaatan, pengawasan, dan pengendalian terhadap interaksi anusia dala pe Undangundang No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil dibuat oleh peerintah agar wilayah pesisir dan pulau pulau kecil dapat terjaga dan dapat digunakan untuk pengebangan di bidang sosial, ekonoi, budaya, lingkungan, dan penyangga kedaulatan bangsa sapai generasi Indonesia seterusnya. Pengelolaan wilayah pesisir dan pulau pulau kecil eliputi kegiatan perencanaan, peanfaatan, pengawasan, dan pengendalian terhadap interaksi anusia dala peanfaatannya serta proses alaiah secara berkelanjutan dala upaya eningkatkan kesejahteraan asyarakat dan enjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. anfaatannya serta proses alaiah secara berkelanjutan dala upaya eningkatkan kesejahteraan asyarakat dan enjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Rencana Pengebangan Desa Pesisir 3

42 5.3. Perencanaan Pengebangan Desa Sriwulan Desa Sriwulan, Kec. Sayung, Kab. Deak Gabar 2. Model Pengebangan Desa Pesisir Tangguh Proses yang dilakukan dala penyusunan dokuen RPDP adalah ebuat daftar asalah dan potensi desa, keudian dilakukan pengelopokan asalah, penentuan peringkat asalah, pengkajian tindakan peecahan asalah, dan penentuan peringkat tindakan. Berdasarkan daftar asalah tersebut keudian disusun bentuk progra yang akan dilaksanakan terasuk di dalanya adalah perencanaan waktu pelaksanaan progra kegiatan. Dengan deikian perencanaan pengebangan Desa Sriwulanbi, dibagi ke dala epat bagian, eliputi: () perencanaan bina progra anusia; (2) perencanaan bina progra usaha dan suberdaya; (3) perencanaan bina progra lingkungan dan infrastruktur; dan (4) perencanaan bina progra siaga bencana dan perubahan ikli. Hasil review RPDP eunculkan sejulah asalah-asalah baru yang berhasil tercover aupun asalah laa yang sapai saat ini belu teratasi dengan kebijakan pebangunan desa aupun instansi yang berwenang engakoodasi usulan kegiatan asyarakat. Perencanaan pebangunan yang terarah dengan elibatkan partisipasi asyarakat, elaksanakan pebangunan Rencana Pengebangan Desa Pesisir 32

43 Desa Sriwulan, Kec. Sayung, Kab. Deak desa sesuai rencana, eningkatkan kesejahteraan rakyat dengan engoptialkan potensi desa dala segala sektor pendukung. Progra pebangunan desa untuk Desa Sriwulan engacu pada Skala Prioritas Usulan dari asyarakat dengan engacu pada tingkat partisipasi dan kesiapan swadaya yang disiapkan oleh asyarakat. Adapun progra pebangunan desa Sriwulan secara garis besar dapat dilihat pada lapiran. Rencana Pengebangan Desa Pesisir 33

44 BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI Desa Sriwulan, Kec. Sayung, Kab. Deak 6.. Konsep dan Definisi Peantauan dan Evaluasi Dala siste yang baru, tahapan perencanaan pebangunan terdiri dari 4 (epat) tahapan, yakni: () penyusunan rencana; (2) penetapan rencana; (3) pengendalian pelaksanaan rencana; dan (4) evaluasi pelaksanaan rencana. Kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana erupakan bagianbagian dari fungsi anajeen, yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan satu saa lain. Keepatnya saling elengkapi dan asing-asing eberi upan balik serta asukan kepada yang lainnya. Perencanaan yang telah disusun dengan baik, tidak ada artinya jika tidak dapat dilaksanakan. Setiap pelaksanaan rencana tidak akan berjalan lancar jika tidak didasarkan kepada perencanaan yang baik. Sejalan dengan itu, dala rangka eningkatkan efisiensi dan efektivitas alokasi suberdaya, serta eningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan progra pebangunan, perlu dilakukan upaya pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana pebangunan.. Peantauan Peantauan adalah kegiatan engaati perkebangan pelaksanaan rencana pebangunan, engidentifikasi serta engantisipasi perasalahan yang tibul dan/atau akan tibul untuk dapat diabil tindakan sedini ungkin. 2. Evaluasi Evaluasi adalah rangkaian kegiatan ebandingkan realisasi asukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcoe) terhadap rencana dan standar. Evaluasi dilakukan dengan aksud untuk dapat engetahui dengan pasti apakah pencapaian hasil, keajuan dan kendala yang dijupai dala pelaksanaan rencana pebangunan dapat dinilai dan dipelajari untuk perbaikan pelaksanaan rencana pebangunan di asa yang akan datang. Rencana Pengebangan Desa Pesisir 34

45 Desa Sriwulan, Kec. Sayung, Kab. Deak Fokus utaa evaluasi diarahkan kepada keluaran (outputs), hasil (outcoes), dan dapak (ipacts) dari pelaksanaan rencana pebangunan. Oleh karena itu, dala perencanaan yang transparan dan akuntabel, harus disertai dengan penyusunan indikator kinerja pelaksanaan rencana, yang sekurang-kurangnya eliputi; (i) indikator asukan, (ii) indikator keluaran, dan (iii) indikator hasil/anfaat. Proses pelaksanaan evaluasi dilaksanakan secara: a. Sisteatis, kegiatan evaluasi dilaksanakan sesuai dengan tata urut sehingga hasil dan rekoendasi dapat dipertanggungjawabkan. b. Obyektif, hasil evaluasi tidak dipengaruhi oleh kepentingan pelaksana kegiatan dan/atau progra. c. Transparan, proses perencanaan, pelaksanaan serta pertanggungjawaban hasil evaluasi harus diketahui oleh peangku kepentingan (stakeholders). Maksud dan tujuan dari peantauan dan evaluasi antara lain:. Meperoleh gabaran capaian target kinerja dan pendanaan RPDP tahun Mengidentifikasi perasalahan yang tibul dala pelaksanaan RPDP. 3. Meruuskan rekoendasi dan saran tindak lanjut untuk digunakan sebagai asukan dala penyusunan RPDP periode berikutnya 6.2. Rantai Peantauan dan Evaluasi Di dala pelaksanaannya, kegiatan evaluasi dapat dilakukan pada berbagai tahapan yang berbeda, yaitu;. Evaluasi pada Tahap Perencanaan (ex-ante), yaitu evaluasi dilakukan sebelu ditetapkannya rencana pebangunan dengan tujuan untuk eilih dan enentukan skala prioritas dari berbagai alternatif dan keungkinan cara encapai tujuan yang telah diruuskan sebelunya; Rencana Pengebangan Desa Pesisir 35

46 Desa Sriwulan, Kec. Sayung, Kab. Deak 2. Evaluasi pada Tahap Pelaksanaan (on-going), yaitu evaluasi dilakukan pada saat pelaksanaan rencana pebangunan untuk enentukan tingkat keajuan pelaksanaan rencana dibandingkan dengan rencana yang telah ditentukan sebelunya, dan 3. Evaluasi pada Tahap Pasca-Pelaksanaan (ex-post), yaitu evaluasi yang dilaksanakan setelah pelaksanaan rencana berakhir, yang diarahkan untuk elihat apakah pencapaian (keluaran/hasil/dapak) progra apu engatasi asalah pebangunan yang ingin dipecahkan. Evaluasi ini digunakan untuk enilai efisiensi (keluaran dan hasil dibandingkan asukan), efektivitas (hasil dan dapak terhadap sasaran), ataupun anfaat (dapak terhadap kebutuhan) dari suatu progra Pengukuran Kinerja Indikator kinerja adalah erupakan kunci dala pelaksanaan peantauan dan evaluasi kinerja. Dala enyusun indikator kinerja perlu ditentukan data apa saja yang esti dikupulkan, hal ini untuk engetahui apakah keajuan pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan bila dibandingkan terhadap hasil perencanaan yang hendak dicapai dapat terpenuhi. Jadi indikator-indikator kinerja erupakan alat yang sangat dibutuhkan untuk elihat apakah suatu strategi, progra, atau kegiatan berhasil/gagal dala encapai tujuan yang telah ditentukan. Secara sederhana, indikator kinerja adalah uraian ringkas yang enggabarkan tentang suatu kinerja yang akan diukur dala pelaksanaan suatu progra terhadap tujuannya. Mengingat pernyataan suatu hasil enyatakan apa yang ingin dicapai, indikator enyapaikan secara spesifik apa yang diukur untuk enentukan apakah tujuannya telah tercapai. Indikator biasanya erupakan ukuran kuantitatif, tetapi bisa juga berupa pengaatan kualitatif. Indikator tersebut enentukan bagaiana kinerja akan diukur enurut suatu skala atau diensi, tanpa enjelaskan secara spesifik suatu tingkat pencapaian tertentu. Rencana Pengebangan Desa Pesisir 36

47 Desa Sriwulan, Kec. Sayung, Kab. Deak Manfaat dan sasaran indikator kinerja adalah sebagai berikut:. Meperjelas tentang inforasi progra. 2. Menciptakan kesepakatan untuk enghindari kesalahan interpretasi dan perbedaan pendapat selaa pelaksanaan progra/kegiatan. 3. Mebangun dasar bagi peantauan dan evaluasi. 4. Untuk engenalkan dan eotivasi pelaksana progra dala pencapaian hasil. 5. Untuk engkounikasikan dan elaporkan hasil yang telah dicapai kepada stakeholders terasuk kepada Dewan Perwakilan Rakyat dan asyarakat. Penetapan indikator kinerja desa erupakan cerinan keberhasilan pencapaian visi dan isi kepala desa terpilih dari sisi keberhasilan penyelenggaraaan peerintahan desa, khususnya dala eenuhi kinerja pada aspek kesejahteraan asyarakat, pelayanan uu dan daya saing daerah. Hal ini ditunjukan dari akuulasi pencapaian outcoe progra pebangunan desa setiap tahun atau indikator capaian yang bersifat andiri setiap tahun sehingga kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir periode RPDP dapat dicapai. Suatu indikator kinerja desa dapat diruuskan berdasarkan hasil analisis pengaruh dari satu atau lebih indikator capaian kinerja progra (outcoe) terhadap tingkat capaian indikator kinerja desa berkenaan. Pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan erupakan keberhasilan dari pencapaian tujuan dan sasaran pebangunan desa periode yang telah direncanakan. Hal ini enuntut adanya berbagai indikator kinerja peerintah desa terutaa dala kaitannya pelaksanaan desentralisasi dan otonoi daerah. Ukuran keajuan yang diperoleh desa ebutuhkan indikator yang apu enggabarkan keajuan desa. Keapuan pengukuran kinerja tersebut, di antaranya sangat bergantung kepada data dan inforasi yang engolah hasil-hasil atau kinerja pebangunan sehingga dapat diperbandingkan kondisikondisi awal yang diinginkan dengan hasil yang dicapai. Indikator Rencana Pengebangan Desa Pesisir 37

48 Desa Sriwulan, Kec. Sayung, Kab. Deak kinerja tersebut juga diperlukan oleh publik dala rangka perwujudan transparansi dan akuntanbilitas penyelenggaraan peerintah dan pebangunan desa. Dala Perendagri 54 Tahun 200 Penetapan Indikator penyelenggaraan urusan peerintahan dibagi enjadi 3 (tiga) aspek yaitu:. Aspek kesejahteraan asyarakat, eliputi: Fokus kesejahteraan dan peerataan ekonoi; Fokus kesejahteraan asyarakat. 2. Aspek Pelayanan Uu, eliputi: Fokus Layanan Urusan Wajib; Fokus Layanan Urusan Pilihan. 3. Aspek kesejahteraan asyarakat, eliputi: Fokus keapuan ekonoi daerah; Fokus fasilitas daerah / infrastruktur; Fokus ikli berinfestasi; Fokus suber daya anusia Evaluasi Evaluasi hasil Rencana Pengebangan Desa Pesisir (RPDP) beranfaat sebagai :. Bahan penyusunan RPDP untuk periode selnjutnya; 2. Indikator penilaian kinerja penyelenggaraan peerintahan desa; 3. Indikator penilaian kinerja asyarakat desa; 4. Bahan penilaiaan pencapaian rencana aksi progra dan kegiatan pebangunan daerah dala rangka; endukung pencapaian sasaran pebangunan nasional. Rencana Pengebangan Desa Pesisir 38

49 Desa Sriwulan, Kec. Sayung, Kab. Deak DAFTAR PUSTAKA Anoni Profil Desa Sriwulan. Direktorat Jenderal autan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Keenterian autan dan Perikanan Pedoan Teknis Pengebangan Desa Pesisir Tangguh. Jakarta Panduan Penyusunan Rencana Pengebangan Desa Pesisir Tangguh. Jakarta. Peraturan Peerintah Republik Indonesia Noor 39 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pebangunan. Peraturan Peerintah Republik Indonesia Noor 40 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pebangunan Nasional. Peraturan Menteri Dala Negeri Noor 66 Tahun 2007 Tentang Perencanaan Pebangunan Desa. Undang-Undang Republik Indonesia Noor 25 Tahun 2004 Tentang Siste Perencanaan Pebangunan Nasional. Undang-Undang Republik Indonesia Noor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil. Rencana Pengebangan Desa Pesisir 39

50 Desa Sriwulan, Kec. Sayung, Kab. Deak LAMPIRAN Rencana Pengebangan Desa Pesisir 40

51 Desa Sriwulan, Kec. Sayung, Kab. Deak Rencana Pengebangan Desa Pesisir 4

52 Penentuan Peringkat Masalah Desa Sriwulan NO MASALAH. Sebagian besar jalan di Desa Sriwulan kurang eadai diana jalan dala kondisi yang rusak, tergenang rob sehingga perlu dilakukan peninggian dan pelebaran jalan di dukuh Nyangkringan, Gang Rusta, Gang Matsari, Jl. Poros Kali Bener, gang Sidorejo. DIRASAKAN OLEH ORANG BANYAK SANGAT MENGHAMBAT PENINGKATAN SERING TERJADI TERSEDIA POTENSI JUMLAH NILAI URUTAN PERINGKAT Jebatan sebagai jalur evakuasi, akses anak sekolah, dan jalur ekonoi warga akibat dari abrasi yang erusak jalan Talud sebagai pelindung peruahan dipesisir laut dan area aka dari rob aupun obak, Selain itu diperlukan talud sebagai pelindung jalan dari erosi air sungai di Dk. Sriwulan, Sidorejo ke peruahan dan Dk. Pututan 4. Sarana sanitasi seperti MCK dan pengupulan sapah warga yang ada, Peanfaatan kebali suur artetis yang sudah tidak berfungsi yang terletak di tanah ushola yang erupakan salah satu suber air bersih, Siste Drainase dan gorong-gorong erupakan sarana pengendalian air pasang yang asuk ke wilayah peukian 5. Pebangunan balai serbaguna untuk sarana dan prasarana kesenian Rebana serta Peanfaatan kebali lahan lapangan bola yang sudah tidak terpakai karena tergenang air rob dan Pebuatan PKD yang diperuntukan bagi warga Sriwulan Diperlukan penanaan Mangrove sebagai penahan obak, abrasi, kencangnya angin dan ebuat lingkungan asri dan sejuk 50 5

53 NO MASALAH DIRASAKAN OLEH ORANG BANYAK SANGAT MENGHAMBAT PENINGKATAN SERING TERJADI TERSEDIA POTENSI 7. Perodalan untuk kelopok usaha baik untuk nelayan dan pengolahan hasil dari nelayan serta bibit untuk budidaya Pendirian lapak yang khusus enapung hasil olahan produk dari hasil produktivitas asyarakat Sriwulan Pebuatan APO, Pengadaan popa air dan pebuatan pintu air untuk engurangi genangan air pada saat pasang Pelatihan pebuatan Bandeng Presto dan Cabut duri dan pelatihan untuk pengolahan produk dari angrove 40 8 Suber: Analisis ti penyusun, 203 JUMLAH NILAI URUTAN PERINGKAT

54 Tabel Penentuan Peringkat Tindakan Desa Sriwulan NO TINDAKAN YANG LAYAK PEMENUHAN KEBUTUHAN DUKUNGAN PENINGKATAN DUKUNGAN POTENSI JUMLAH NILAI URUTAN PERINGKAT Peninggian jalan sepanjang 20, pebuatan talud, dan pengerasan jalan Peninggian jalan pengerasan dan pebuatan pondasi jalan kanan-kiri Pebangunan dan perbaikan jalan antar desa Bedono-Sriwulan- Triulyo Pavingisasi sepanjang 25 Rt 07/08 Peninggian dan pengurukan aka dan jalan aka Sangat Sangat Sangat 30 2 Pebuatan jebatan sebagai akses evakuasi dan itigasi warga Pebuatan jebatan sebagai akses anak sekolah Pebuatan talud penahan air rob wil Rt. 04/02 dengan ukuran 280x0,7x,5 3 Pebuatan dan perbaikan kebali talud penahan air rob Peninggian talud ± 70 c dari talud yang laa Sangat Sangat Sangat 30 2 Sangat Sangat Sedang Pebuatan MCK uu 3 unit Penggantian ukuran pipa (besar/ediu) dan penabahan kedalaan 50 Pebuatan gorong-gorong volue 2x3 Perbaikan siste drainase dan pebuatan pintu air Noralisasi dan perbaikan saluran Sungai Pebuatan Bak/ tong sapah organik dan anorganik Pebangunan Balai Serba Guna untuk berbagai kegiatan warga (dibuat ruah panggung) Pengurukan lapangan seukuran lapangan voli dengan ukuran 9x8 serta prasana yang endukung Pebangunan gedung PKD ukuran 4x0, penabahan fasilitas penunjang (tibangan bayi, teroeter, eja periksa, tepat tidur, Sangat Sangat Sangat 30 4 Sangat 0 0 Dokuen Rencana Pengebangan Desa 52

55 NO TINDAKAN YANG LAYAK PEMENUHAN KEBUTUHAN DUKUNGAN PENINGKATAN DUKUNGAN POTENSI JUMLAH NILAI URUTAN PERINGKAT dll) 6 Reboisasi dan perawatan angrove Sangat Sangat Sangat 30 5 Penanaan pohon peneduh yang berbuah 7 Perodalan dan pinjaan lunak sangat sangat 20 7 Pengelolaan tabak bandeng secara kelopok agar lebih produktif 8 Pendirian lapak dan link usaha (info stan produk usaha) sangat 0 9 Pebuatan dan Perbaikan APO yang ada di ujung desa agar bisa di 9 optialkan kebali fungsinya Pengadaan popa penyedot air dan pintu air pada titik tertentu pelatihan ketrapilan khususnya tentang pengolahan angrove dan 0 bandeng Suber: Analisis ti penyusun, 203 Sangat Sangat Sangat 30 6 Sangat Sangat 20 8 Dokuen Rencana Pengebangan Desa 53

56 Peringkat Usulan Kegiatan Perencanaan Pebangunan Desa Berdasarkan RPJM Desa Tahun 203 s/d 207 Desa : Sriwulan Kecaatan : Sayung Kabupaten : Deak No Masalah Dirasakan oleh orang Kriteria dan Nilai Pebobotan Sangat Parah Menghabat Sering terjadi Kriteria lainnya Julah Nilai Talud Jl. Antar desa di Rw Peninggian dan pengerasan jalan poros di Rt 05/0-Rw 02 Pebangunan dan perbaikan jalan antar desa Jebatan Ndoro antara Desa Bedono- Sriwulan Jebatan Sandel antara Desa Bedono- Sriwulan Jebatan Kenanga antara Desa Uraian Peringkat Sriwulan-Triulyo 7 Pengelolaan libah Ruah Tangga Rehab gedung PKK Desa Rehab ruah warga sebagai dapak terkena abrasi di Rw 0,02,03,04,05,06,07,08 Peninggian & penataan paving di Jl Poros Rw 03 &05 Talud & pengerasan jalan di Rt 05&04/ Pebangunan gedung PKD, penabahan fasilitas penunjang (tibangan bayi, teroeter, eja periksa, tepat tidur, dll) di Rw Peninggian jalan di Rw Peninggian jalan di Rw Keterangan

57 No Masalah Dirasakan oleh orang Kriteria dan Nilai Pebobotan Sangat Parah Menghabat Sering terjadi Kriteria lainnya Julah Nilai 5 Talud dan peninggian jalan di Rw Talud di Rt 0/ Peninggian dan pavingisasi Jl.Poros di Rw 04 Peninggian dan pavingisasi Jl.Poros Tengah di Rw 05 Peninggian dan pavingisasi di Rw Uraian Peringkat ,04,08 20 Talud di Rw Peninggian dan pavingisasi di Rw 05, Talud dan peninggian jalan di Rw Peninggian dan pavingisasi di Rw Gedung serba guna Peninggian jl.poros di Rw Peninggian jalan dan Talud penghubung antar Rw 08&02 27 Balai Serbaguna di Rt. 05/ Peninggian jalan, pebuatan talud, dan pengerasan jalan serta pebuatan pintu air di Rt. 05/0 Penggantian popa air dan pipa (besar/ediu) di Rt. 05/0 Talud dan peninggian jalan gang Rt /0 3 Peninggian jalan poros di Rt. 02/ Pebuatan talud penahan air rob kali bener (kanan-kiri) di Rt. 02/02 Talud penahan air rob dan peninggian jalan itigasi di Rt. 02/ Keterangan

58 No 34 Masalah Talud penahan air rob (kanan-kiri) dan Dirasakan oleh orang Kriteria dan Nilai Pebobotan Sangat Parah Menghabat Sering terjadi Kriteria lainnya pengurugan jalan evakuasi di Rt. 03/02 Pebuatan jebatan sebagai akses Julah Nilai Uraian Peringkat evakuasi dan itigasi warga di Rt. 03/02 36 Perbaikan siste drainase dan pebuatan pintu air di Rt. 03/ Peninggian jalan poros di Rt. 04/ Pebuatan jebatan evakuasi warga di Rt 04/02 39 Peninggian jalan setapak di Rt 04/ Peninggian jalan evakuasi Gang sabar di Rt 04/02 Peninggian jalan evakuasi Gang Matsari di Rt. 04/02 42 Peninggian jalan evakuasi Gang Rusta di Rt. 04/ Pebuatan MCK uu di Rt. 04/ Mebuat balai Serbaguna (bentuk ruah panggung) di Rt. 04/02 Peninggian jalan poros kali bener di Rt. 05/02 Peninggian, pengerasan jalan gang,2, di Rt. 05/02 47 Pebuatan gorong-gorong di Rt. 05/ Pengurukan lapangan seukuran lapangan voli serta prasana yang endukung di Rt. 05/02 Pengerasan dan pebuatan pondasi jalan di Rt. 04/05 Mebuat balai Serbaguna yang berkapasitas ± 60 orang di Rw 08 5 Peninggian dan pengurukan aka dan Keterangan

59 No Masalah Dirasakan oleh orang Kriteria dan Nilai Pebobotan Sangat Parah Menghabat Sering terjadi Kriteria lainnya Julah Nilai jalan aka di Rw Peninggian talud tabak di Rw Talud TPS di Rw Noralisasi dan perbaikan saluran di Rw Pebelian alat foging aupun obat Uraian Peringkat abate di Rw Pebuatan bak sapah di Rw 02 dan Pelestarian budaya karawitan Pelestarian budaya rebana Perdes engenai konservasi angrove Penanaan Rehabilitasi vegetasi pantai (angrove) Penanaan pohon peneduh yang berbuah di RT 04/02 62 Pebuatan talud kali bener di Rt 05/ Talud & peninggian Jl. Poros desa di Rw & Pebuatan pintu air di Rw Pebuatan APO antara Sriwulan- Triulyo Peninggian pavingisasi dan talud penahan abrasi (2 sisi) Rt. 07/08 67 Talud penahan abrasi di Rw Rehabilitasi/ Perbaikan APO di Rt 06/ Talud penahan abrasi dan peninggian jalan gang ushola di Rt. 06/02 Talud penahan abrasi dan peninggian jalan gang Sunardi di Rt. 06/ Keterangan

60 No Masalah Dirasakan oleh orang Kriteria dan Nilai Pebobotan Sangat Parah Menghabat Sering terjadi Kriteria lainnya Julah Nilai 7 Popa air di Rw dan Rw Alat pengukur kecepatan angin Alat pengukur ketinggian air laut Pebuatan talud sisi di Rt 05/ Pebuatan talud penahan air rob di Rt 75 04/02 76 Pengadaan Handytalky Pebuatan talud/tanggul penahan air rob Uraian Peringkat kanan-kiri dan urug padas di Rt. 04/05 78 Usaha sipan pinja perepuan Peningkatan UKM Peningkatan UEB KSU Mas di Rw Pendirian lapak KSP di Rw Produksi ruah tangga Pebuatan tabak Apung /Jaring di Dk. Nyangkring Rw 02 Usaha pebuatan Bandeng Presto, otakotak dll di Rt 05/0 Usaha pengolahan produk dari angrove dan usaha produksi ikan asin di Rt 06/02 88 Budidaya bandeng di Rt 04/ Alat tangkap nelayan (Jaring) di Rt 05/ Pengajian 50 7 Keterangan

61 No Masalah Dirasakan oleh orang Kriteria dan Nilai Pebobotan Sangat Parah Menghabat Sering terjadi Kriteria lainnya Julah Nilai 9 Santunan anak yati Kursus bengkel Kursus elektronik Perlengkapan olah raga Pendidikan non foral di 3 Rw dan rw Peningkatan kesehatan & gizi anak 96 (iunisasi) 97 Pelatihan kerajinan ruah tangga Pelatihan salon kecantikan dan rias pengantin Penabahan PMT (Peberian Makanan Tabahan) Pelatihan kewirausahaan pengolahan libah ruah tangga Pelatihan kewirausahaan pebuatan Bandeng Cabut duri di Rt 05/0 Pelatihan kewirausahaan untuk 02 pengolahan produk dari angrove di Rt 06/02 Suber: Analisis ti penyusun, 203 Uraian Peringkat Keterangan

62 Desa Kecaatan Kabupaten : Sriwulan : Sayung : Deak No Progra Kegiatan 2 Tujuan Kegiatan 3 Lokasi (RT/RW, Kapung) 4 Sasaran 5 Target 6 Sifat Waktu Pelaksanaan B L R P Biaya Rp (x000) 2 Suber 3 Keterangan 4 A BINA LINGKUNGAN DAN INFRASTRUKTUR Talud Jl. Antar. desa Peninggian dan 2. pengerasan jalan poros Pebangunan 3 dan perbaikan jalan antar desa 4. Jebatan Ndoroo Penanganan air rob Rw 02 Penanganan Rt 05/0- air rob Rw 02 Desa Penahann Bedono- abrasi dan Sriwulan- jalan itigasi Triulyo Penahann Desa abrasi dan Bedono- jalan itigasi Sriwulan Warga desa 500x2x8 Warga desa 500x4x Warga desa 2000x5x,5 Warga desa 25x Keen PU/DPU PPE Prov/ DPU PPE Kab Aspirasi/Ke en PU/DPU PPE Prov/ DPU PPE Kab Keen PU/DPU PPE Prov/ DPU PPE Kab DPU PPE Dokuen Rencanaa Pengebangan Desa 54

63 5. Jebatan Sandel Jebatan 6. Kenanga Pengelolaan 7. libah Ruah Tangga Penahann abrasi dan jalan itigasi Penahann abrasi dan jalan itigasi Lingkungan Desa Bedono- Desa Sriwulan- Triulyo Desa Sriwulan Warga desa Warga desa Warga desa 25x5 25x5 unit 25 unit Keen PU/DPU PPE Prov/ DPU PPE Kab Keen PU/DPU PPE Prov/ DPU PPE Kab KLH 8. Rehab gedung PKKK Desa Sarana dan Prasarana Desa PKK desa 2x2 unit APBD I / Baperas/ DPU PPE 9. Rehab ruah warga sebagai dapak terkena abrasi Sarana dan Prasarana Rw 0,02,03,04,05,06,07,0 8 Warga desa tidak apu 6x4 (50 unit) 5 unit 5 unit 0 unit 0 unit APBD I / Baperas/ DPU PPE 0. Peninggian & penataan paving Penanganan air rob Jl. Poros Rw 03 &05 Warga desa/ antar desa 200x4,5x0, Keen PU/DPU PPE Prov/ DPU PPE Kab. Talud & pengerasan jalan Penanganan air rob Rt 05& &04/02 Warga desa 400x4x0, APBN- APBD Baperas KB/PNPM Dokuen Rencanaa Pengebangan Desa 55

64 2. 3. Pebangunan gedung PKD, penabahan fasilitas penunjang (tibangan bayi, teroeter, eja periksa, tepat tidur, dll) Peninggian talud jalan Sarana, Prasarana dan Kesehatan Penanganan air rob Rw 06 Rw 07 Warga desa 2x5 Warga desa 227x4x0,6 227 unit Baperas KB/PNPM ADD 4. Peninggian jalan Penanganan air rob Rw 06 Warga desa 200x ADD 5. Talud dan peninggian jalan Penanganan air rob Rw 0 Warga desa 50x(0,3;0, 6)x4x0, ADD 6. Talud Penanganan air rob Rt 0/ 02 Warga desa 200x(0,4;0, 8)x ,2 ADD Peninggian dan pavingisasi Jl.Poros Peninggian dan pavingisasi Jl.Poros Tengah Penanganan air rob Penanganan air rob Rw 04 Rw 05 Warga desa 50x4x0,7 Warga desa 50x4x0, ADD ADD 9. Peninggian dan pavingisasi Penanganan air rob Rw 03,04,08 Warga desa 5 50x4x0,7 (@3 Lok) ADD 20. Talud Penanganan air rob Rw 02 Warga desa 200x(0,4;0, 8)x ADD Dokuen Rencanaa Pengebangan Desa 56

65 2. Peninggian dan pavingisasi Penanganan air rob Rw 05,06 Warga desa 50x4x0, ADD 22. Talud dan peninggian jalan Penanganan air rob Rw 0 Warga desa 200x(0,4;0, 8)x ADD 23. Peninggian dan pavingisasi Penanganan air rob Rw 05 Warga desa 50x4x0, ADD 24. Gedung serba guna Sarana dan Prasarana Desa Masyarakat 20x26x4 unit Baperas KB/ PNPM 25. Peninggian jl.poros Penanganan air rob Rw 03 Warga desa 350x0,8x Swadaya & ADD Peninggian jalan dan Talud 26. penghubung antar Rw Peninggian Jl. 27. Poros 28. Balai Serbagunaa Peninggian jalan, pebuatan talud, dan pengerasan 29. jalan serta pebuatan pintu air Jalan itigasi & penanganan abrasi Penanganan air rob, jalan perdagangan, jalan sekolah, dll Sarana dan Prasarana Penanganan air rob Rw 08&02 Rw 03 Rt. 05/0 Warga desa & antar desa Warga desa & antar desa 50 KK 3003 KK 600xx0,4 600x3x0,3 2x4 20x,5x0, unit APBN APBN TP 44. 0,75 APBN TP Keen PU/DPU PPE Prov/ DPU PPE Kab Aspirasi DKP/PDPT DKP/PDPT Dokuen Rencanaa Pengebangan Desa 57

66 Penggantian popa air dan pipa (besar/ediu) Talud dan peninggian jalan gang Peninggian jalan poros Lingkungan Penanganan air rob Penanganan air rob Rt. 05/0 00 KK Rt 02/0 70 KK (270 Jiwa) 50 ( unit) 20x,5x 3003 KK 300x4x0,5 unit APBN TP DKP/PDPT Keen PU/DPU PPE Prov/ DPU PPE Kab Keen PU/DPU PPE Prov/ DPU PPE Kab 32. Pebuatan talud penahan air rob kali bener Penanganan air rob Rt. 0-02/ KK 300x0,3x0, DKP/PDPT Talud penahan air rob dan peninggian jalan itigasi Talud penahan air rob (kanan-kiri) dann peninggian jalan Penanganan air rob Penanganan air rob 2502 KK Rt. 03/ KK 450x(0,4;0, 7)x 390x2,70x0, 3;(0,3;0,4) APBN TP DKP/PDPT DKP (PDPT)/ Keen PU/DPU PPE Prov/ DPU PPE Kab Dokuen Rencanaa Pengebangan Desa 58

67 Pebuatan jebatan sebagai akses evakuasi dann itigasi warga Perbaikan siste drainase dan pebuatan pintu air Peninggian jalan poros Pebuatan jebatan evakuasi warga Peninggian jalan setapak Jalan evakuasi warga Penanganan air rob Penanganan air rob Jalan evakuasi warga Jalan evakuasi dan itigasi warga 6 KK (30 90x,25x,5 Jiwa) Rt. 03/ KK unit Rt. 04/02 Warga desa 280x4x0,7 7 KK 00x2x,5 Rt 04/02 Warga desa 200x2x0, unit APBN TP DKP/PDPT Badan LH/ Keen PU/DPU PPE Prov/ DPU PPE Kab Keen PU/DPU PPE Prov/ DPU PPE Kab DKP (PDPT)/ Keen PU/DPU PPE Prov/ DPU PPE Kab DKP (PDPT)/ Keen PU/DPU PPE Prov/ DPU PPE Kab Dokuen Rencanaa Pengebangan Desa 59

68 Talud & Peninggian jalan evakuasi Gang sabar Talud & Peninggian jalan evakuasi Gang Matsari Talud & Peninggian jalan evakuasi Gang Rusta Pebuatan MCK uu Mebuat balai Serbaguna (bentuk ruah panggung) Jalan evakuasi dan itigasi warga Jalan evakuasi dan itigasi warga Penanganan air rob Kesehatan dan lingkungan Gedung Evakuasi Rt. 04/ KK 350x2,5x,2 202 KK 30x,5x0,5 0 KK 60x,5x 363 KK 2x3 (2 unit) 2002 KK 0x6x4 ( unit) unit unit Keen PU/DPU PPE Prov/ DPU PPE Kab DKP (PDPT)/ Keen PU/DPU PPE Prov/ DPU PPE Kab DKP (PDPT)/ Keen PU/DPU PPE Prov/ DPU PPE Kab DKP (PDPT)/ Keen PU/DPU PPE Prov/ DPU PPE Kab DKP (PDPT)/ Baperas/ DPU PPE Dokuen Rencanaa Pengebangan Desa 60

69 Peninggian jalan poros kali bener Peninggian, pengerasan jalan gang,2,3 Penanganan air rob Penanganan air rob Rt. 05/ KK 200x4x 252 KK 50x,5x Keen PU/DPU PPE Prov/ DPU PPE Kab Keen PU/DPU PPE Prov/ DPU PPE Kab Pebuatan gorong-gorong Pengurukan lapangan seukuran lapangan voli serta prasana yang endukung Penanganan air rob Sarana dan Prasarana Rt. 05/ KK 280x2x3 Warga desa 9x8 280 unit II Badan LH/ Keen PU/DPU PPE Prov/ DPU PPE Kab Keen PU/DPU PPE Prov/ DPU PPE Kab 49. Pengerasan dan pebuatan pondasi jalan Penanganan air rob Rt. 04/05 KK 50x2,4x APBN TP DKP/PDPT 50. Mebuat balai Serbaguna yang berkapasitas ± 60 orang Sarana dan Prasarana Rw 08 Warga PRP thp III,5x5,5 unit APBN / DKP (PDPT)/ Baperas/ DPU PPE Dokuen Rencanaa Pengebangan Desa 6

70 5. Peninggian dan pengurukan aka dan jalan aka Agar tidak tergenang saat rob Rw 02 Rw Rw 200x,5x 2 Rw 00x,5x APBN / APBN / DKP/PDPT DKP/PDPT 52. Peninggian talud tabak Penanganan air rob Rw Warga PRP 300x0,7x APBN / DKP (PDPT)/ Keen PU/DPU PPE Prov/ DPU PPE Kab 53. Talud TPS Kesehatan dan lingkungan Warga desa 44x0,4x0, ,4 APBN / DKP/PDPT 54. Noralisasi dan perbaikan saluran Penanganan air rob Rw Warga PRP 200x0, Badan LH/ Keen PU/DPU PPE Prov/ DPU PPE Kab 55. Pebelian alat foging aupun obat abate Kesehatan dan lingkungan Warga desa 6 unit 3 unit 3 unit Badan LH/ Baperas KB/DKK Dokuen Rencanaa Pengebangan Desa 62

71 56. Pebuatan MCK uu Kebersihan dan kesehatan Warga desa 2 unit 2 unit Dinlutkan/ KLH 57. Pebuatan bak sapah Kebersihan dan kesehatan Rw 02 dan 05 Warga desa 00 unit 40 unit 30 unit 5 unit 5 unit / PDPT Dinlutkan/ KLH 58. Betonisasi jalan Penanganan air rob Rt 0/0 Warga desa 50 x 3 x 5c / PDPT DKP (PDPT)/ Keen PU/DPU PPE Prov/ DPU PPE Kab 59. Talud Penanganan air rob Rt 0/0 Warga desa 50 x 30 c x 25c / PDPT DKP (PDPT)/ Keen PU/DPU PPE Prov/ DPU PPE Kab 60. Talud Penanganan air rob Rt 02/0 Warga desa 50 x 30 c x 40c / PDPT DKP (PDPT)/ Keen PU/DPU PPE Prov/ DPU PPE Kab Dokuen Rencanaa Pengebangan Desa 63

72 B BINA SUMBERDAYA. 2. Pelestarian budaya karawitan Pelestarian budaya rebana Melestarikan budaya lokal Melestarikan budaya lokal Desa Desa Masyarakat desa Masyarakat desa kelopok 0 kelopok Dinas Pariwisata Dinas Pariwisata 3. Perdes engenai konservasi angrove Tersedianya kekuatan huku untuk engatur tentang konservasi angrove Desa opok (pengelola kegiatan penanaan dan perawatan angrove) dokuen Dok Dok Dok Dok Dok APBD 4. Penanaan Rehabilitasi vegetasi pantai (angrove) Untuk encegah terjadi abrasi pantai Desa Masyarakat pesisir p pantai p 25 Ha 5000 bibit 5000 bibit 5000 bibit 5000 bibit DKP/LH/ Dinpertan 5. Penanaan pohon peneduh yang berbuah Tanaan Peneduh Rt 04/02 KMP Jaya Mulya bibit 25 bibit 25 bibit 25 bibit PDPT/ Dinpertan C BINA SIAGA BENCANA DAN PERUBAHAN IKLIM. Pebuatan talud kali bener Penanganan air rob Rt 05/0 Warga desa 40 00x0,7x0, ADD Dokuen Rencanaa Pengebangan Desa 64

73 Talud & 2. peninggian Jl. Poros desa Pebuatan pintu 3. air 4. Pebuatan APO Penanganan air rob Pencegahan air rob Penahann obak Rw 0 & 04 Rw 02 Sriwulan- Triulyo Warga desa 700x0,5x0,3 & antar desa Warga desa 6x3x4 unit Warga desa 60x4x2 (7 unit) unit 5 unit unit 5 unit 4 unit 3 unit Keen PU/Keen LH/DPU Prov/ Badan LH/ DPU PPE Kab Badan LH/ Keen PU/Keen LH/DPU Prov/ Badan LH/ DPU PPE Kab Keen PU/Keen LH/DPU Prov/ Badan LH/ DPU PPE Kab 6. Peninggian pavingisasi dan talud penahan abrasi (2 sisi) Rt. 07 Penanganan air rob Rw KK 25x(0,3;0, 4)x 0,5 ; 25x4x0, APBN TP DKP/PDPT 7. Talud penahan abrasi Penanggulan gan abrasi Rw 08 Rw 455xx0, ADD/ DKP/PDPT Dokuen Rencanaa Pengebangan Desa 65

74 8. Rehabilitasi/ Perbaikan APO Penahann obak dan bisa efungsika n kebali tabak warga seluas 50 ha Rt 06/02 Warga desa (300 KK) 50x,6x APBN TP DKP/PDPT 9. Talud penahan abrasi dan peninggian jalan gang ushola Talud penahan abrasi dan peninggian jalan gang Sunardi Penanganan air rob sebagai jalan evakuasi warga Rt. 06/02 6 Jiwa 606 Jiwa 40x(0,3;0,8) x; 60x2x 60x(0,3;0,8) x ; 60x2,5x ,6 APBN TP DKP/PDPT 0. Talud penahan abrasi dan peninggian jalan Penanggulan gan air rob Rt. 06/ KK 200xx(0,3; 0,8) APBN TP DKP/PDPT. Popa air Penanggulan gan air rob Rw dan Rw 08 Warga desa 6 unit 4 unit 2 unit Badan LH/ Keen PU/Keen LH/DPU Prov/ Badan LH/ DPU PPE Kab Dokuen Rencanaa Pengebangan Desa 66

75 2. Alat pengukur kecepatan anginn Alat siaga bencanaa Desa Warga desa 3 unit 3 unit DKP/PDPT 3. Alat pengukur ketinggian air laut Alat siaga bencanaa Desa Warga desa 0 unit 0 unit DKP/PDPT 4. Pebuatan talud si si Penanganan air rob Rt 05/ KK 2xx(0,3; 0,8) ,9 APBN TP DKP/PDPT 5. Pebuatan talud penahan air rob Penanganan air rob Rt 04/02 Warga desa 280x(0,3;0, 6)x ,9 APBN TP DKP/PDPT Pengadaan Handytalky Pebuatan talud/tanggul penahan air rob kanan-kiri dan urugg Alat kounikasi siaga bencanaa Penanganan air rob Desa Warga desa Rt. 04/05 KK 8 unit 300x(0,3;0, 5)x unit ,2 APBN TP DKP/PDPT DKP/PDPT D BINA USAHA Usaha sipan. pinja perepuan 2. Peningkatan UKM Perodalan Perodalan Desa Desa RTM 5 kelopok Warga 0 kelopok PNPM P2KP 3. Peningkatan UEB Perodalan Desa Warga kelopok P2KP Dokuen Rencanaa Pengebangan Desa 67

76 4. KSU Mas 5. Pendirian lapak Perodalan Sarana penunjang untuk enjualkan produk hasil asyarakat desa Rw 03 Desa Warga desa kelopok Warga 4 x 6 (4 desa, warga unit) pendatang 4 unit PNPM APBD I/ 6. KSP Perodalan Rw 08 Rw kelopok APBD I/ 7. Produksi ruah tangga Perodalan Desa Warga 2 kelopok APBN TP DKP/PDPT 8. Pebuatan tabak Apung /Jaring Peanfaatan lahan ex- Tabak Dk. Nyangkring Rw 02 Petani tabak (5 opk) 50 Ha APBN TP DKP/PDPT Usaha pebuatan Bandeng Presto, otak-otak dll (Produk Perikanan) Usaha pengolahan produk dari angrove dan usaha produksi ikan asin Peningkatan kapasitas ekonoi usaha asyarakat Peningkatan kapasitas ekonoi usaha asyarakat Rt 05/0 Rt 06/02 opok wanita opok wanita kelopok kelopok APBN TP APBN TP DKP/PDPT DKP/PDPT Dokuen Rencanaa Pengebangan Desa 68

77 . 2. Budidaya bandeng Alat tangkap nelayan (Jaring) Peningkatan kapasitas ekonoi usaha asyarakat Peningkatan kapasitas ekonoi usaha asyarakat Rt 04/05 Rt 05/02 Warga Sriwulan Nelayan Sriwulan kelopok 25x (00 unit) 50 unit 50 unit APBN TP DKP/PDPT DKP E BINA MANUSIAA. Pengajian Pebinaan uat beragaa Masjid Warga desa 5 kelopok APBDesa & 2. Santunan anak yati Infaq shodaqoh Masjid Anak yati piatu 5 kelopok APBDesa & BAZDA 3. Kursus bengkel 4. Kursus elektronik Pebinaan anak putus sekolah Pebinaan anak putus sekolah Desa Desa Anak usia 5-20 th Anak usia 5-20 th 5 kelopok 6 kelopok Perlengkapan olah raga Sarana hobi & Kreatifitas Desa Warga desa 7 kelopok APBDesa & 6. Pendidikan non foral : Pendidikan Warga desa Dokuen Rencanaa Pengebangan Desa 69

78 a. TPQ 3 Rw 8 kel b. PAUD c. MAdrasah 3 Rw 2 Rw 8 kel. 6 kel Peningkatan kesehatan & gizii anak (iunisasi) Pelatihan kerajinan ruah tangga Kesejahteran posyandu Pebinaan ketrapilan Tiap Rw (8Rw) Desa Warga desa 8 kelopok Warga desa 0 kelopok APBDesa & 9. Pelatihan : a. salon kecantikann b. rias pengantin Pebinaan perepuan dan ketrapilan Desa Warga desa 6 kel. 8 kel. 6 kel 6 kel 6 kel 6 kel Penabahan PMT (Peberian Makanan Tabahan) Kesejahteraa n dan perbaikan serta peningkatan gizi balitaa Desa Balita (lewat Posyandu) 350 balita 350 anak 350 ana k 350 anak 350 ana k APBD. Pelatihan kewirausahaan pengolahan libah ruah tangga Pebinaan dan ketrapilan Desa Warga desa kelopok APBN / II Disperindag Dokuen Rencanaa Pengebangan Desa 70

79 2. Pelatihan kewirausahaan pebuatan Bandeng Cabut durii Pebinaan dan ketrapilan Rt 05/0 opok wanita kelopok APBN / II Dinlutkan 3. Pelatihan kewirausahaan untuk pengolahan produk dari angrove Pebinaan dan ketrapilan Rt 06/02 opok wanita kelopok APBN / II Dinlutkan 4. Sekolah Pantai Indonesia Pengaatan curah hujan, sapah, eros, dan angrove Desa Anak-anak SMA/seder ajat 30 siswa 30 ank - APBN KKP, UNESCO Dokuen Rencanaa Pengebangan Desa 7

80 PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK KECAMATAN SAYUNG DESA SRIWULAN Alaat : Peruahan Pondok Raden Patah No. A Sayung Deak PERATURAN KEPALA DESA SRIWULAN NOMOR : 42.6 / VII / 203 TENTANG DOKUMEN RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR DESA SRIWULAN TAHUN KEPALA DESA SRIWULAN Menibang : a. bahwa pelaksanaan pebangunan harus berkesinabungan serta berorientasi pada peenuhan hajad hidup asyarakat dengan tidak eninggalkan kaidah serta aturan yang ada; b. bahwa agar pebangunan dapat dilaksanakan dengan tertib aka perlu adanya perencanaan; c. bahwa berdasarkan pertibangan sebagaiana diaksud dala huruf a dan b, perlu enetapkan Peraturan Kepala Desa Sriwulan tentang Rencana Pengebangan Desa Pesisir Desa Sriwulan Tahun Mengingat :. Undang-Undang Republik Indonesia Noor 25 Tahun 2004 Tentang Siste Perencanaan Pebangunan Nasional. 2. Peraturan Peerintah Republik Indonesia Noor 39 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pebangunan. 3. Peraturan Peerintah Republik Indonesia Noor 40 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pebangunan Nasional. 4. Undang-undang Noor : 0 Tahun 2004 tentang Pebentukan Peraturan Perundangan; 5. Peraturan Peerintah Noor 72 Tahun 2005 tentang Desa; 6. Undang-Undang Noor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

Pedoman Umum Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir

Pedoman Umum Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir Pedoman Umum Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir i Kata Pengantar Kegiatan pembangunan di wilayah pesisir dan Pulau-Pulau Kecil mempunyai potensi dampak kerusakan habitat, perubahan pada proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menibang

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) Adapun sejarah Badan Pusat Statistik di Indonesia terjadi epat asa peerintah di Indonesia, antara lain : 1. Masa Peerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air erupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan anusia. Manusia tidak dapat elanjutkan kehidupannya tanpa penyediaan air yang cukup dala segi kuantitas dan kualitasnya.

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian 39 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini terasuk tipe penelitian dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis ini dipergunakan untuk enggabarkan tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan daerah sebagai bagian yang integral dari pebangunan nasional dilaksanakan berdasakan prinsip otonoi daerah dan pengaturan suber daya nasional yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upah bagi para pekerja erupakan faktor penting karena erupakan suber untuk ebiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang berpendidikan upah erupakan hasil

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Tirta Ala Seesta. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Ciburayut, Kecaatan Cigobong, Kabupaten Bogor. Peilihan objek

Lebih terperinci

MAKALAH SISTEM BASIS DATA

MAKALAH SISTEM BASIS DATA MAKALAH SISTEM BASIS DATA (Entity Relationship Diagra (ERD) Reservasi Hotel) Disusun Oleh : Yulius Dona Hipa (16101055) Agustina Dau (15101635) Arsenia Weni (16101648) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMARIKA

Lebih terperinci

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus Riset PenggunaanMedia Manik-Manik* Maan Abdurahan SR HayatinNufus Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Keapuan Belajar Mateatika Anak Tunagrahita Maan Abdurahan SR Hayatin Nufus Universitas

Lebih terperinci

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA Juli Biantoro 1, Didit Purnoo 2 1,2 Fakultas Ekonoi dan Bisnis, Universitas Muhaadiyah Surakarta dp274@us.ac.id Abstrak Ketahanan

Lebih terperinci

SISTEM RESI GUDANG SOLUSI BAGI PETANI

SISTEM RESI GUDANG SOLUSI BAGI PETANI SISTEM RESI GUDANG SOLUSI AGI PETANI Noviarina Purnai Putri Siste Resi Gudang ulai di kenal di Indonesia sejak 5 tahun terakhir. Sebelu uncul Undang- Undang no 9 Tahun 2006 Tentang Siste Resi Gudang banyak

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG )

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) Siti Munawaroh, S.Ko Abstrak: Koperasi Aanah Sejahtera erupakan

Lebih terperinci

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016 ISSN 0853 4403 WAHANA Volue 67, Noer 2, Deseber 206 PERBANDINGAN LATIHAN BOLA DIGANTUNG DAN BOLA DILAMBUNGKAN TERHADAP HASIL BELAJAR SEPAK MULA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW PADA SISWA PUTRA KELAS X-IS

Lebih terperinci

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA ' '' FinnjfT ' i ^ v - 'V KESEPKTN BERSM NTR MENTERI NEGR LINGKUNGN HIDUP REPUBLIK INDONES KEPL KEPOLISIN NEGR REPUBLIK INDONESI, DN JKS GUNG REPUBLIK INDONESI Noor : 11 /M EN LH/07/2011 Noor : B /2 0

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor

Sistem Informasi Manajemen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor Siste Inforasi Manajeen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor Gubernur Berbasis Web Deasy AnnisaSari, Helfi Nasution 2, Anggi Sriurdianti Sukato 3. Progra Studi Inforatika Universitas Tanjungpura,2,3

Lebih terperinci

PROGRAM/KEGIATAN PEMBANGUNAN YANG AKAN DI UPLOAD DALAM HALAMAN WEBSITE

PROGRAM/KEGIATAN PEMBANGUNAN YANG AKAN DI UPLOAD DALAM HALAMAN WEBSITE PROGRAM/KEGIATAN PEMBANGUNAN YANG AKAN DI UPLOAD DALAM HALAMAN WEBSITE www.anggaraikab.go.id No. Uraian Kegiatan Keterangan. Profil Kecaatan Struktur Organisasi Peraturan Daerah CAMAT RUTENG Kabupaten

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaan i iii I PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 11 Latar Belakang 1 12 Fungsi Pengawas dan Peeriksa 2 13 Pengawasan 2 14 Peeriksaan 3 II PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR VIMK14-L2

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.

Lebih terperinci

PANDUAN SELEKSI TINGKAT KAB/KOTA

PANDUAN SELEKSI TINGKAT KAB/KOTA PANDUAN SELEKSI TINGKAT KAB/KOTA CERDAS CERMAT EMPAT PILAR MPR (PANCASILA, UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945, NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA, BHiNNEKA TUNGGAL IKA, DAN KETETJ\PAN

Lebih terperinci

karya yang terampil, ahli, dan memiliki motivasi yang tinggi serta bermental ideologi

karya yang terampil, ahli, dan memiliki motivasi yang tinggi serta bermental ideologi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini pengebangan suber daya anusia (huan resources) telah enjadi fokus perhatian utaa dan upaya terpenting dari langkahlangkah pebangunan di negara kita yang sekarang

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.228, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LINGKUNGAN HIDUP. Strategis. Penyelenggaraan. Tata Cara. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5941) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PREDIKSI PERKEMBANGAN FISIK KOTA (Studi Kasus Kota Singaraja-Bali)

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PREDIKSI PERKEMBANGAN FISIK KOTA (Studi Kasus Kota Singaraja-Bali) Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Inforatika (JANAPATI) Volue 2, Noor 3, Deseber 2013 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PREDIKSI PERKEMBANGAN FISIK KOTA (Studi Kasus Kota Singaraja-Bali) I Wayan Krisna

Lebih terperinci

JSIKA Vol. 5, No. 5. Tahun 2016 ISSN X

JSIKA Vol. 5, No. 5. Tahun 2016 ISSN X SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET TI PADA KEMENTERIAN AGAMA KOTA PROBOLINGGO Zulfikar Rahan 1) Arifin Puji Widodo 2) Anjik Sukaaji 3) S1 / Jurusan Siste Inforasi Institut Bisnis dan Inforatika STIKOM Surabaya

Lebih terperinci

LAPORAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT

LAPORAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT ^f^ f LAPORAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT rr * ^ u^"-' i ^ ^, ^ BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPAC : KABUPATEN GROBOGAN ' ""$ '^p" - " " \ BABl PENDAULUAN A. LATAR BELAKANG Pelayanan Publik pada dasaya enyangkut

Lebih terperinci

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Copyright (C) 2000 BPHN UU 7/2004, SUMBER DAYA AIR *14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN MENTERI DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI NOMOR 1,2,3,4 dan 5 TAHUN 2015 DALAM RANGKA IMPLEMENTASI UU DESA

PENJELASAN ATAS PERATURAN MENTERI DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI NOMOR 1,2,3,4 dan 5 TAHUN 2015 DALAM RANGKA IMPLEMENTASI UU DESA KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PENJELASAN ATAS PERATURAN MENTERI DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI NOMOR 1,2,3,4 dan 5 TAHUN 2015 DALAM RANGKA IMPLEMENTASI

Lebih terperinci

Membelajarkan Geometri dengan Program GeoGebra

Membelajarkan Geometri dengan Program GeoGebra Mebelajarkan Geoetri dengan Progra GeoGebra Oleh : Jurusan Pendidikan Mateatika FMIPA UNY Yogyakarta Eail: ali_uny73@yahoo.co ABSTRAK Peanfaatan teknologi koputer dengan berbagai progranya dala pebelajaran

Lebih terperinci

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.89, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Pelaksanaan KLHS. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 TENTANG

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM

PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM 25 PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM Budi Hartono Fakultas Teknik, Universitas Ibnu Chaldun, Jl. Raya Serang Cilegon K.5, Serang Banten. Telp. 254-82357 / Fax. 254-82358

Lebih terperinci

APLIKASI PEMESANAN PRODUK TIENS BERDASARKAN LOCATION BASED SERVICE BERBASIS ANDROID

APLIKASI PEMESANAN PRODUK TIENS BERDASARKAN LOCATION BASED SERVICE BERBASIS ANDROID Seinar Nasional APTIKOM (SEMNASTIKOM), FaveHotel Jayapura, 3 Noveber 207 APLIKASI PEMESANAN PRODUK TIENS BERDASARKAN LOCATION BASED SERVICE BERBASIS ANDROID Febryna Chaniago, Rikip Ginanjar 2, Rosalina

Lebih terperinci

Tahun - 4. n 2010 terget Rp terget Rp terget Rp target Rp target Rp target Rp orang.

Tahun - 4. n 2010 terget Rp terget Rp terget Rp target Rp target Rp target Rp orang. TABEL 51 RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA (BPMD) KABUPATEN BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN Indikator Kinerja Tujuan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI, PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan 2 III. KERANGKA PEMIKIRAN Proses produksi di bidang pertanian secara uu erupakan kegiatan dala enciptakan dan enabah utilitas barang atau jasa dengan eanfaatkan lahan, tenaga kerja, sarana produksi (bibit,

Lebih terperinci

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA Jurnal Mateatika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 160 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.150, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. PNPM Mandiri. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.16/MENHUT-II/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188/15/KEP./ /2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN KLINIK SYIFAUL UMMAH

KEPUTUSAN KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188/15/KEP./ /2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN KLINIK SYIFAUL UMMAH PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP Jl. Jaksa Agung Suprapto No.41 Kode Pos 62251 Telp. (0322) 321 323 Fax (0322) 321 324 E-ail blh@laongankab.go.id website www.laongankab.go.id KEPUTUSAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Demak termasuk dalam wilayah Propinsi Jawa Tengah bagian utara. Demak merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan Kota Semarang, yang merupakan pusat pemerintahan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 42 2012 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN Lampiran Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.16/Menhut-II/2011 Tanggal : 14 Maret 2011 PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pedoman

Lebih terperinci

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1) RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM Oleh : Aprizal (1) 1) Dosen Progra Studi Teknik Mesin. Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Eail. ijalupp@gail.co

Lebih terperinci

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (03) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) Ipleentasi Histogra Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segentasi Citra Berwarna Risky Agnesta Kusua Wati, Diana Purwitasari, Rully Soelaian

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN, PEMANFAATAN DAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DAN PEMANFAATAN SERTA PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Beberapa Defenisi Pada analisa keputusan, si pebuat keputusan selalu doinan terhadap penjabaran seluruh alternatif yang terbuka, eperkirakan konsequensi yang perlu dihadapi pada setiap

Lebih terperinci

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Buku 3 ini erupakan seri buku pedoan yang disusun dala rangka Survei Industri Mikro dan Kecil 2013 (VIMK13) Buku ini euat pedoan bagi

Lebih terperinci

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik 1 1. POLA RADIASI Pola radiasi (radiation pattern) suatu antena : pernyataan grafis yang enggabarkan sifat radiasi suatu antena pada edan jauh sebagai fungsi arah. pola edan (field pattern) apabila yang

Lebih terperinci

Gambar 1. Skema proses komunikasi dalam pembelajaran

Gambar 1. Skema proses komunikasi dalam pembelajaran 2 kurang tertarik epelajari pelajaran ilu pengetahuan ala karena etode pebelajaran yang diterapkan guru. Jadi etode pengajaran guru sangat epengaruhi inat belajar siswa dala epelajari ilu pengetahuan ala.

Lebih terperinci

BAB II KLASIFIKASI TAYANGAN ACARA TELEVISI TERHADAP ANAK

BAB II KLASIFIKASI TAYANGAN ACARA TELEVISI TERHADAP ANAK BAB II KLASIFIKASI TAYANGAN ACARA TELEVISI TERHADAP ANAK II.1 Pengertian Televisi Menurut Soerjokanto (2003, h.24) televisi erupakan siste elektronik yang engirikan gabar dia dan gabar hidup bersaa suara

Lebih terperinci

SNIPTEK 2016 ISBN: SISTEM INFORMASI DISTRIBUTOR OBAT BERBASIS WEB PADA PT PRADIPTA CAKRAWALA PACIFIC JAKARTA

SNIPTEK 2016 ISBN: SISTEM INFORMASI DISTRIBUTOR OBAT BERBASIS WEB PADA PT PRADIPTA CAKRAWALA PACIFIC JAKARTA SNIPTEK 206 ISBN: 978-602-72850-3-3 SISTEM INFORMASI DISTRIBUTOR OBAT BERBASIS WEB PADA PT PRADIPTA CAKRAWALA PACIFIC JAKARTA NICODIAS PALASARA STMIK Nusa Mandiri Jakarta nico.dias@nusaandiri.ac.id DIAN

Lebih terperinci

2016, No Noor 10 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang- Undang Noor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Kooditi (Lebaran Negara Rep

2016, No Noor 10 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang- Undang Noor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Kooditi (Lebaran Negara Rep No.1513, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPEPPTI. Gudang Tertutup. Persyaratan Uu dan Teknis. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

Jurnal Einstein 4 (1) (2016): 1-6. Jurnal Einstein. Available online

Jurnal Einstein 4 (1) (2016): 1-6. Jurnal Einstein. Available online Jurnal Einstein Available online http://jurnal.unied.ac.id/2012/index.php/einstein Aplikasi Citra Landsat 8 Oli Untuk Menganalisa Kerapatan Vegetasi Bill Cklinton Sianjuntak dan Rita Juliani* Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

Simulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Smith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu

Simulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Smith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu 6 Siulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Sith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu Neilcy Tjahja Mooniarsih Progra Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

BAB III METODE ANALISIS

BAB III METODE ANALISIS BAB III METODE ANALISIS 3.1 Penyajian Laporan Dala penyajian bab ini dibuat kerangka agar eudahkan dala pengerjaan laporan. Berikut ini adalah diagra alir tersebut : Studi Pustaka Model-odel Eleen Struktur

Lebih terperinci

WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI KOTA PRABUMULIH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desa Pesisir di Indonesia dihadapkan pada empat persoalan pokok, yakni: (1) tingginya tingkat kemiskinan masyarakat pesisir; pada tahun 2010 kemiskinan di desa-desa

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI KABUPATEN SIDOARJO DENGAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA TENTANG PENYELENGGARAAN JARINGAN UTILITAS

NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA TENTANG PENYELENGGARAAN JARINGAN UTILITAS NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA TENTANG PENYELENGGARAAN JARINGAN UTILITAS PEMERINTAH KOTA SURABAYA TAHUN 2016 DAFTAR ISI DAFTAR ISI HAL Ii BAB I. PENDAHULUAN.. 1 A : Latar Belakang..

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Kondisi Desa 1. Sejarah Desa Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam gunung berapi di Magelang Kecamatan Serumbung Jawa tengah. Pada

Lebih terperinci

Disampaikan pada: SOSIALISASI PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA dan TRANSISI PNPM MANDIRI Jakarta, 30 April 2015

Disampaikan pada: SOSIALISASI PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA dan TRANSISI PNPM MANDIRI Jakarta, 30 April 2015 KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERMENDES NO.1: Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa PERMENDES NO.5: Penetapan

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA TEKNIK II

TERMODINAMIKA TEKNIK II DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2005 i DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH PROVINSI RIAU BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Jalan Jendral Sudirman No. 438 Telepon/Fax. (0761) 855734 DAFTAR ISI BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang...

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009 LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 1 Tahun 2009 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2009-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA DENPASAR NOMOR : 16 / PDAM / KPTS / 2018 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA DENPASAR NOMOR : 16 / PDAM / KPTS / 2018 TENTANG KEPUTUSAN DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA DENPASAR NOMOR : 16 / PDAM / KPTS / 2018 TENTANG KETENTUAN BIAYA PENGATURAN PELAYANAN PELANGGAN AIR MINUM PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA DENPASAR DIREKSI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA

PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA Babang Purwanggono, Andre Sugiyono Progra Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uu Parkir didefinisikan sebagi tepat khusus bagi kendaraan untuk berhenti dei keselaatan. Parkir epunyai tujuan yang baik, akses yang udah dan jika seseorang tidak dapat earkir

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pebekuan Pebekuan berarti peindahan panas dari bahan yang disertai dengan perubahan fase dari cair ke padat dan erupakan salah satu proses pengawetan yang uu dilakukan untuk penanganan

Lebih terperinci

Kriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul

Kriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul Kriptografi Visual Menggunakan Algorita Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gabar Sapul Yusuf Rahatullah Progra Studi Teknik Inforatika Institut Teknologi Bandung Bandung, Indonesia 13512040@std.stei.itb.a.id

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA, DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS,

Lebih terperinci

DOKUMEN RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR (RPDP) DESA YOPMEOS

DOKUMEN RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR (RPDP) DESA YOPMEOS DOKUMEN RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR (RPDP) DESA YOPMEOS 2012-2016 KABUPATEN TELUK WONDAMA 2012 RPDP Yopmeos 2012-2016 1 Tabel 12. Program kegiatan perencanaan pembangunan Yopmeos 2012-2016 No Program

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KEPENDUDUKAN DI DESA WANUREJO, BOROBUDUR, MAGELANG NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KEPENDUDUKAN DI DESA WANUREJO, BOROBUDUR, MAGELANG NASKAH PUBLIKASI ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KEPENDUDUKAN DI DESA WANUREJO, BOROBUDUR, MAGELANG NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Desy Verina Sari 0.2.480 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelu sapai pada pendefinisian asalah network flow, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan engenai konsep-konsep dasar dari odel graph dan representasinya

Lebih terperinci

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 5 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT Baharuddin Progra Studi Teknik Elektro, Universitas Tanjungpura, Pontianak Eail : cithara89@gail.co

Lebih terperinci

LEMBAR SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2008/2009

LEMBAR SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2008/2009 DOKUMEN NEGARA SANGAT RAHASIA P-01 PEMERINTAH DAERAH PROPINSI DKI JAKARTA DINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN TINGGI SUB DINAS PENDIDIKAN SMK LEMBAR SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 008/009 Mata Diklat : MATEMATIKA

Lebih terperinci

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 8 TAHUN 2O15 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 8 TAHUN 2O15 TENTANG SALINAN BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 8 TAHUN 2O15 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PRT/M/2015 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SISTEM IRIGASI

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PRT/M/2015 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SISTEM IRIGASI MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PRT/M/2015 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SISTEM IRIGASI

Lebih terperinci

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 18 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA

Lebih terperinci

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yan

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yan LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.180, 2013 SDA. Rawa. Pengelolaan. Pengawasan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5460) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang : a. bahwa irigasi mempunyai peranan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN 2015

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN 2015 SALINAN BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN TRANSAKSI KLAIM BERBASIS WEB PADA PERUSAHAAN ASURANSI KESEHATAN (Studi Kasus PT. Asuransi Jiwa InHealth Pekanbaru)

RANCANG BANGUN TRANSAKSI KLAIM BERBASIS WEB PADA PERUSAHAAN ASURANSI KESEHATAN (Studi Kasus PT. Asuransi Jiwa InHealth Pekanbaru) Jurnal Teknik Inforatika, Vol 1 Septeber 2012 RANCANG BANGUN TRANSAKSI KLAIM BERBASIS WEB PADA PERUSAHAAN ASURANSI KESEHATAN (Studi Kasus PT. Asuransi Jiwa InHealth Pekanbaru) Dodi Wahyudi, Dadang Syarif

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1046, 2014 KEMENPERA. Bencana Alam. Mitigasi. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka 5 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Definisi Penjadwalan Penjadwalan adalah kegiatan pengalokasian suber-suber atau esin-esin yang ada untuk enjalankan sekupulan tugas dala jangka waktu tertentu. (Baker,1974).

Lebih terperinci

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 68 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN ORGANISASI LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT KELURAHAN,

Lebih terperinci

DAFTAR USULAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DESA (NON SWADAYA DAN PNPM)

DAFTAR USULAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DESA (NON SWADAYA DAN PNPM) DAFTAR USULAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DESA (NON SWADAYA DAN PNPM) MUSRENBANG DESA PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN ANGGARAN 214 Desa Kecaatan : : SUKOMAJU SRONO Hal 1 / 1 Bidang Musrenbang : Pendidikan

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II Bab II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, setiap satuan kerja perangkat Daerah, SKPD harus menyusun Rencana

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web Pada SMPN 71 Jakarta

Rancang Bangun Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web Pada SMPN 71 Jakarta Siposiu Nasional Ilu Pengetahuan dan Teknologi (SIMNASIPTEK) 207 ISBN: 978-602-6268-4-9 Rancang Bangun Siste Inforasi Perpustakaan Berbasis Web Pada SMPN 7 Jakarta Kurniawati, Ghofar Taufik 2 STMIK Nusa

Lebih terperinci