BAB XIII SIKLUS PRODUKSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB XIII SIKLUS PRODUKSI"

Transkripsi

1 BAB XIII SIKLUS PRODUKSI Kasus Integratif: Alpha Omega Electronics LeRoy Williams, wakil direktur utama bagian produksi di AOE, khawatir dengan masalah yang terkait dengan perubahan misi strategis perusahaan. Dua tahun yang lalu, pihak manajemen puncak AOE telah memutuskan untuk menggeser strategi bisnis perusahaan dari posisi tradisionalnya sebagai produsen berbiaya rendah untuk produk elektronik sehari-hari, ke arah strategi diferensiasi produk. Sejak itu, AOE telah meningkatkan variasi ukuran, gaya, dan fitur lini-lini produknya. Guna mendukung pergeseran dalam fokus strategis ini, AOE telah menanamkan investasi besar pada otomatisasi. Akan tetapi, sistem akuntansi biaya AOE belum diubah. Contohnya overhead pabrik masih dialokasikan berdasarkan jam tenaga kerja langsung, walaupun otomatisasi telah secara drastis mengurangi jumlah tenaga kerja langsung yang digunakan untuk membuat sebuah produk. Akibatnya, investasi perlengkapan dan mesin baru menghasilkan peningkatan dramatis dalam tarif overhead pabrik. Situasi ini telah menimbulkan masalah-masalah berikut: 1. Para supervisor produksi mengeluhkan tidak masuk akalnya sistem akuntansi tersebut. Mereka diberi penalti karena melakukan investasi yang meningkatkan efisiensi keseluruhan. Memang, dengan menggunakan perlengkapan baru yang canggih tersebut harga pokok produksi beberapa produk kini lebih mahal. Akan tetapi perlengkapan baru tersebut telah meningkatkan kemampuan produksi dan secara simultan mengurangi produk cacat. 2. Para eksekutif bagian pemasaran dan desain produk memiliki semua informasi harga pokok produk tetapi tidak dapat menggunakannya untuk menetapkan harga atau untuk menetapkan potensi tingkat laba produk baru. Bahkan, beberapa pesaing telah mulai memberikan harga pada produk mereka di bawah harga pokok produk AOE. 3. Walaupun beberapa langkah telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas, sistem akuntansi biaya tidak memberikan ukuran yang memadai untuk mengevaluasi

2 pengaruh langkah-langkah tersebut dan untuk menunjukkan area yang membutuhkan perbaikan lebih lanjut. Bahkan, LeRoy merasa frustasi dengan ketidakmampuannya untuk menghitung pengaruh peningkatan kualitas yang telah terjadi. 4. Laporan kinerja terus berfokus terutama pada ukuran keuangan. Akan tetapi, para manajer lini di pabrik mengeluh bahwa mereka membutuhkan informasi yang lebih akurat dan tepat waktu atas aktivitas fisik, seperti unit yang diproduksi, tingkat produk cacat, dan waktu produksi. LeRoy telah menyampaikan kekhawatirannya pada Linda Spurgeon, direktur utama AOE, yang setuju bahwa masalah-masalah tersebut sangat serius. Linda kemudian mengadakan pertemuan dengan LeRoy, Ann Brandt, wakil direktur utama bagian sistem informasi; dan Elizabeth Venko, kontroler AOE. Pada pertemuan tersebut, Elizabeth dan Ann setuju untuk mempelajari bagaimana mengubah sistem akuntansi biaya perusahaan agar dapat lebih akurat mencerminkan proses produksi AOE yang baru. Guna memulai proyek ini, LeRoy setuju untuk mengantar Elizabeth dan Ann keliling pabrik agar mereka dapat melihat serta memahami bagaimana teknologi yang baru tersebut telah mempengaruhi aktivitas siklus produksi perusahaan. Seperti yang digambarkan dalam kasus ini, kekurangan sistem informasi yang digunakan untuk mendukung aktivitas siklus produksi dapat menimbulkan masalah bagi sebuah organisasi. Ketersediaan informasi terbaru dan akurat mengenai biaya produksi merupakan hal yang sangat penting untuk dapat secara efektif mengelola siklus produksi. Saat Anda membaca bab ini, pikirkan cara bagaimana pengenalan teknologi baru dalam siklus produksi mungkin membutuhkan juga perubahan dalam sistem akuntansi biaya perusahaan. PENDAHULUAN Siklus produksi adalah rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data terkait yang terus terjadi yang berkaitan dengan pembuatan produk. Gambar 13-1 memperlihatkan siklus produksi dihubungkan dengan subsistem lainnya dalam SIA suatu perusahaan. Sistem informasi siklus pendapatan (lihat Bab 11) memberikan informasi

3 (pesanan pelanggan dan prediksi penjualan) yang digunakan untuk merencanakan produksi serta tingkat persediaan. Sebaliknya, sistem informasi siklus produksi mengirimkan informasi ke siklus pendapatan mengenai barang jadi yang telah dibuat dan tersedia untuk dijual. Informasi mengenai kebutuhan bahan baku dikirim ke sistem informasi siklus pengeluaran (lihat Bab 12) dalam bentuk formulir permintaan pembelian. Sebagai gantinya, sistem siklus pengeluaran memberikan informasi mengenai perolehan bahan baku dan juga mengenai pengeluaran lain yang dimasukkan ke dalam overhead pabrik. Informasi mengenai tenaga kerja yang dibutuhkan akan dikirim ke siklus sumber daya manusia (lihat Bab 14), yang selanjutnya akan memberikan data mengenai biaya dan ketersediaan tenaga kerja. Terakhir, informasi mengenai harga pokok penjualan akan dikirim ke sistem informasi buku besar dan pelaporan (lihat Bab 15). Gambar 13.1 Diagram Konteks Siklus Produksi SIA sebuah perusahaan memainkan peran penting dalam siklus produksi. Informasi akuntansi biaya yang akurat dan tepat waktu merupakan input penting dalam keputusan mengenai hal-hal berikut ini: Bauran produk (apa yang akan diproduksi) Penetapan harga produk Alokasi dan perencanaan sumber daya (contohnya, apakah akan membuat atau membeli suatu produk, tingkat laba relatif berbagai produk)

4 Manajemen biaya (merencanakan dan mengendalikan biaya produksi, mengevaluasi kinerja) Keputusan-keputusan ini membutuhkan lebih banyak informasi terinci mengenai biaya daripada data yang dibutuhkan untuk mempersiapkan laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (Generally Accepted Accounting Principles-GAAP). Jadi, desain SIA siklus produksi perusahaan harus mencakup informasi yang jauh lebih banyak daripada hanya demi memenuhi persyaratan pelaporan keuangan ke pihak luar. Bab ini diatur berdasarkan tiap fungsi utama SIA dalam siklus produksi. Bagian pertama menjelaskan aktivitas siklus produksi dan membahas bagaimana data mengenai biaya aktivitas tersebut akan dikumpulkan dan diproses. Bagian kedua membahas tujuan pengendalian utama dalam siklus produksi dan menjelaskan bagaimana SIA dapat didesain untuk mencapai tujuan tersebut. Bagian terakhir membahas keputusan penting siklus produksi dan menyajikan model data yang memperlihatkan bagaimana SIA dapat secara efektif dan efisien menyimpan serta mengatur informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan tersebut. AKTIVITAS-AKTIVITAS SIKLUS PRODUKSI Gambar 13-2 memperlihatkan empat aktivitas dasar dalam siklus produksi: desain produk, perencanaan dan penjadwalan, operasi produksi, serta akuntansi biaya. Gambar 13-2 juga memperlihatkan informasi penting yang mengalir di antara setiap aktivitas tersebut dan siklus SIA lainnya. Walaupun keterlibatan utama para akuntan adalah pada langkah keempat, yaitu akuntansi biaya, mereka juga harus memahami proses dan informasi yang dibutuhkan dalam langkah-langkah lainnya. Pengetahuan ini akan memungkinkan mereka untuk bekerja bersama dengan fungsi sistem informasi untuk memastikan bahwa SIA dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk mengelola empat aktivitas dari siklus produksi tersebut.

5 Gambar 13-2 DFD level 0 Siklus Produksi Desain Produk Langkah pertama dalam siklus produksi adalah desain produk (lingkaran 1.0 dalam gambar 13-2). Tujuan aktivitas ini adalah mendesain sebuah produk yang memenuhi permintaan dalam hal kualitas, ketahanan, dan fungsi, dan secara simultan meminimalkan biaya produksi. Beberapa kriteria ini saling bertentangan satu sama lain, hingga membuat desain produk merupakan tugas yang menantang. Dokumen, Formulir, dan Prosedur Aktivitas desain produk menciptakan dua dokumen utama. Pertama adalah daftar bahan baku (bill of materials BOM) yang menyebutkan nomor bahan baku, deskripsi, serta jumlah masing-masing komponen bahan baku yang digunakan dalam satu unit produk jadi. Kedua adalah daftar operasi, yang menyebutkan kebutuhan tenaga kerja dan

6 mesin yang diperlukan untuk memproduksi produk tersebut. Daftar operasi kadang kala disebut sebagai lembar pergerakan karena menunjukkan bagaimana sebuah produk bergerak di sepanjang pabrik, menyebutkan apa yang dilakukan di setiap langkah dan berapa banyak waktu yang dibutuhkan oleh aktivitas tersebut. Peran akuntan Para akuntan harus terlibat dalam desain produk karena 65 hingga 80 persen biaya produk ditentukan pada tahap proses produksi ini. Para akuntan dapat memberikan informasi yang menunjukkan bagaimana berbagai desain dapat mempengaruhi biaya produksi dan tingkat laba. Misalnya, dimungkinkan untuk mengurangi biaya produksi suatu lini produk-produk yang berkaitan dengan meningkatkan jumlah komponen bersama yang digunakan dalam masing-masing produk. SIA juga harus mampu memberikan data tentang penggunaan bahan baku dalam berbagai produk dan proyeksi biaya penggunaan komponen alternatif. Dalam cara yang hampir sama, berbagai aspek kompleksitas produk, seperti jumlah komponen yang berbeda dan cara perakitan, dapat secara signifikan mempengaruhi waktu dan biaya produksi. Oleh karenanya, SIA harus didesain untuk mengumpulkan dan memberikan informasi mengenai biaya penyetelan mesin dan penanganan bahan baku yang lerkail dengan berbagai allernalif desain produk. Terakhir, data mengenai biaya perbaikan dan jaminan yang terkait dengan produk yang ada dapat berguna untuk mendesain produk yang lebih baik. Data ini harus dikumpulkan dalam siklus pendapatan. Kuncinya adalah mendesain SIA agar informasi tersedia bagi para desainer produk. Perhatikan bahwa dalam semua contoh ini, akuntan menambah nilai bukan hanya dari mengukur biaya, tetapi dengan menggunakan informasi biaya secara proaktif untuk meningkatkan laba jangka panjang. Perencanaan dan Penjadwalan Langkah kedua dalam siklus produksi adalah perencanaan dan penjadwalan (lingkaran 2.0 dalam Gambar 13-2). Tujuan langkah ini adalah mengembangkan rencana produksi yang cukup efisien untuk memenuhi pesanan yang ada dan mengantisipasi permintaan jangka pendek tanpa menimbulkan kelebihan persediaan barang jadi.

7 Metode Perencanaan Dua metode perencanaan produksi yang umum adalah perencanaan sumber daya produksi (manufacturing resource planning= MRP-II) dan sistem produksi just in time. MRP- II adalah kelanjutan dari perencanaan sumber daya bahan baku (lihat Bab 12) yang mencari keseimbangan antara kapasitas produksi yang ada dan kebutuhan bahan baku untuk memenuhi perkiraan permintaan penjualan. Sistem MRP-II sering disebut sebagai push manufacturing, karena barang diproduksi sebagai ekspektasi atas permintaan pelanggan. Seperti halnya MRP-II yang merupakan perpanjangan dari sistem pengendalian persediaan MRP, sistem produksi just-in-time (JIT) memperluas prinsip sistem pengendalian persediaan just-in-time (lihat Bab 12) untuk seluruh proses produksi. Tujuan produksi JIT adalah meminimalkan atau meniadakan persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. JIT sering kali disebut sebagai pull manufacturing, karena barang diproduksi sebagai tanggapan atas permintaan pelanggan. Secara teoretis, sistem produksi JIT hanya berproduksi sebagai tanggapan atas pesanan pelanggan. Dalam praktiknya, kebanyakan sistem produksi JIT mengembangkan rencana produksi jangka pendek. Contohnya, Toyota mengembangkan rencana produksi bulanan agar dapat memberikan jadwal yang tetap kepada para pemasoknya. Strategi ini memungkinkan para pemasok merencanakan jadwal produksi agar mereka dapat mengirimkan produk mereka ke Toyota pada waktu yang tepat saat dibutuhkan. Jadi, baik MRP-II maupun sistem produksi JIT merencanakan produksi di depan. Akan tetapi, MRP II dan JIT berbeda dalam segi lamanya rentang waktu perencanaan. Sistem MRP-II dapat mengembangkan rencana produksi hingga untuk 12 bulan ke depan, sementara sistem produksi JIT menggunakan rentang waktu perencanaan yang lebih pendek. Dokumen, Formulir, dan Prosedur Jadwal induk produksi (master production schedule MPS) menspesifikasikan seberapa banyak produk akan diproduksi selama periode perencanaan dan kapan produksi tersebut harus dilakukan (lihat Gambar 13-3). Informasi mengenai pesanan pelanggan, prediksi penjualan, dan tingkat persediaan barang jadi digunakan untuk

8 menetapkan tingkat produksi. Walaupun bagian jangka panjang MPS dapat diubah berdasarkan perubahan kondisi pasar, rencana produksi harus tetap untuk beberapa minggu ke depan agar dapat memberikan waktu yang cukup guna mendapatkan bahan baku, perlengkapan, dan tenaga kerja yang dibutuhkan. Selanjutnya, kompleksitas penjadwalan meningkat secara dramatis sejalan dengan semakin banyaknva jumlah pabrik. Gambar 13-3 Contoh Jadwal Induk Produksi (MPS) Perusahaan besar seperti Motorola dan General Motors harus mengkoordinasikan produksi di beberapa pabrik berbeda dalam berbagai negara berbeda. Beberapa pabrik tersebut memproduksi komponen dasar seperti tube gambar (komponen TV) dan papan sirkuit; sedangkan pabrik lainnya merakit produk jadi. Sistem informasi produksi harus mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas ini untuk meminimalkan ketidakseimbangan pasokan dan membuat persediaan barang setengah jadi. MPS digunakan untuk mengembangkan jadwal terinci yang menspesifikan produksi harian dan menetapkan apakah bahan baku perlu dibeli atau tidak. Guna melakukan hal ini, kita perlu "melebihkan" daftar bahan baku agar dapat menetapkan permintaan jangka pendek bahan baku untuk memenuhi tujuan produksi yang tercantum

9 dalam MPS (lihattabel 13-1). Permintaan ini dibandingkan dengan tingkat persediaan saat ini, dan jika bahan baku tambahan dibutuhkan, permintaan pembelian akan dihasilkan serta dikirim ke bagian pembelian untuk memulai proses perolehan bahan. Tabel 13-1 Contoh Melebihkan Daftar Bahan Baku Gambar 13-2 memperlihatkan bahwa aktivitas perencanaan dan penjadwalan menghasilkan tiga dokumen lainnya: perintah produksi, permintaan bahan baku, dan kartu perpindahan. Perintah produksi akan mensahkan produksi jumlah yang ditetapkan dari suatu produk. Perintah tersebut menyebutkan operasi yang perlu dilakukan, jumlah yang akan diproduksi, serta lokasi tempat barang jadi harus dikirim. Perintah ini juga mengumpulkan data mengenai setiap aktivitas tersebut (lihat Gambar 13-4).

10 Gambar 13-4 Contoh Perintah Produksi Permintaan bahan baku mensahkan pengeluaran jumlah bahan baku yang dibutuhkan dari gudang ke lokasi pabrik, tempat bahan tersebut dibutuhkan. Dokumen ini berisi nomor perintah produksi, tanggal pembuatan, dan berdasarkan pada daftar bahan baku, nomor barang serta jumlah semua bahan baku yang dibutuhkan (lihat Gambar 13-5). Perpindahan selanjutnya dari bahan baku di sepanjang pabrik akan didokumetasikan dalam kartu perpindahan, yang mengidentifikasi bagian-bagian yang dipindahkan lokasi perpindahannya, serta waktu perpindahan (lihat Gambar 13-6).

11 Gambar 13-5 Contoh Permintaan Bahan Baku Gambar 13-6 Contoh Kartu Perpindahan Peran Akuntan Akuntan harus memastikan bahwa SIA mengumpulkan dan melaporkan biaya secara konsisten dengan teknik perencanaan produksi perusahaan. Hal ini mungkin membutuhkan perubahan pada SIA ketika teknik perencanaan baru digunakan.

12 Contohnya, AOE sedang mempertimbangkan untuk mengadopsi pendekatan JIT untuk produksi. Produksi dengan JIT menekankan kerja tim dan bertujuan memaksimalkan efisiensi serta sinergi semua tim yang terlibat dalam pembuatan suatu produk tertentu. Mengumpulkan dan melaporkan varian tenaga kerja pada tingkat individual atau tim dapat menimbulkan insentif disfungsional untuk memaksimalkan kinerja lokal dengan mengorbankan kinerja keseluruhan pabnk. Oleh karenanya, perlu mendesain ulang SIA perusahaan agar dapat mengumpulkan dan melaporkan biaya dengan cara menekankan pada kontribusi bersama semua tim yang membuat produk tersebut. Para akuntan juga dapat membantu perusahaan memilih antara MRP-II atau JIT untuk melihat manakah yang lebih tepat untuk perencanaan dan penjadwalan produksi perusahaan. Apabila permintaan produk perusahaan dapat diprediksi dan produk tersebut memiliki siklus hidup yang panjang, maka pendekatan MRP-II dapat dibenarkan. Sebaliknya, pendekatan JIT mungkin akan lebih tepat jika produk perusahaan dikarakterisasikan dengan siklus hidup yang pendek, permintaan yang tidak dapat diprediksi, serta seringnya potongan atas kelebihan persediaan. Jadi, para akuntan harus mendesain SIA untuk menyediakan informasi rinci semacam ini mengenai penjualan produk. Operasi Produksi Langkah ketiga dalam siklus produksi adalah produksi aktual dari produk (lingkaran 3.0 dalam Gambar 13-2). Cara aktivitas ini dicapai sangat berbeda di berbagai perusahaan, perbedaan tersebut berdasarkan jenis produk yang diproduksi dan tingkat otomatisasi yang digunakan dalam proses produksi. Penggunaan berbagai bentuk TI dalam proses produksi, seperti robot dan mesin yang dikendalikan oleh komputer, disebut sebagai computer-integrated manufacturing (CIM). CIM dapat secara signifikan mengurangi biaya produksi. Contohnya, Northrop Corporation dahulu menggunakan lembar kertas yang berisi instruksi kerja dasar yang berhubungan dengan manufaktur badan pesawat. Ketika terminal on-line diinstal di setiap lokasi perakitan, peniadaan arus kertas dan peningkatan efisiensi mengurangi biaya sebesar 30 persen.

13 Para akuntan tidak diminta untuk menjadi ahli dalam setiap segi CIM, tetapi mereka harus memahami bagaimana hal tersebut mempengaruhi SIA. Salah satu pengaruh CIM adalah pergeseran dari produksi massal ke produksi sesuai pesanan. Contohnya, setiap produk Northrop Grumman dirakit sesuai pesanan. Akan tetapi, setiap produk dapat menggunakan sekitar komponen terpisah. Jadi, untuk meminimalkan biaya gudang, SIA Northrop harus memelihara catatan persediaan perpetual yang akurat. SIA perusahaan tersebut harus memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan pesanan penjualan dengan sistem produksi dan menelusuri status semua pesanan. Jadi, SIA perusahaan tersebut harus secara penuh mengintegrasikan informasi dari siklus pendapatan, pengeluaran, dan produksi. Sistem ERP memberikan cara integrasi semacam ini. Walaupun sifat proses produksi dan keluasan CIM dapat berbeda diberbagai perusahaan, namun setiap perusahaan membutuhkan data mengenai empat segi berikut ini dari operasi produksinva: bahan baku yang digunakan, jam tenaga kerja yang digunakan, operasi mesin yang dilakukan, serta biaya overhead produksi lainnya yang terjadi. Akuntansi Biaya Langkah terakhir dari siklus produksi adalah akuntansi biaya (lingkaran 4.0 dalam Gambar 13-2). Tiga tujuan utama sistem akuntansi biaya adalah (1) memberikan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan evaluasi kinerja operasi produksi; (2) memberikan data biaya yang akurat mengenai produk untuk digunakan dalam menetapkan harga serta keputusan bauran produk; dan (3) mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan untuk menghitung persediaan serta nilai harga pokok penjualan yang muncul di laporan keuangan perusahaan. Agar dapat berhasil mencapai tujuan pertama, Fokus 13-1 menjelaskan bahwa SIA harus didesain untuk mengumpulkan data real-time mengenai kinerja aktivitas produksi agar pihak manajemen dapat membuat keputusan tepat pada waktunya. Guna mencapai kedua tujuan lainnya, SIA harus mengumpulkan biaya berdasarkan berbagai kategori dan kemudian membebankan biaya-biaya tersebut ke produk tertentu dan unit organisasional

14 tertentu. Hal ini membutuhkan pengkodean yang hati-hati atas data biaya selama pengumpulan, karena sering kali biaya yang sama dapat dialokasikan dalam beberapa cara, untuk beberapa tujuan berbeda. Contohnya, biaya supervisoran pabrik dapat dibebankan ke beberapa departemen untuk tujuan evaluasi kinerja, tetapi ke produk tertentu untuk menetapkan harga dan keputusan bauran produk. Jenis-jenis Sistem Akuntansi Biaya Sebagian besar perusahaan menggunakan perhitungan biaya pesanan dan proses untuk membebankan biaya produksi. Perhitungan biaya pesanan membebankan biaya ke batch produksi tertentu, atau pekerjaan tertentu, dan digunakan ketika produk atau jasa yang dijual terdiri dari bagian-bagian yang dapat diidentifikasi secara terpisah. Contohnya, perusahaan kontraktor menggunakan perhitungan biaya pesanan untuk setiap rumah yang dibangun. Dalam cara yang hampir sama, kantor akuntan publik dan firma hukum menggunakan perhitungan biaya pesanan untuk menghitung biaya setiap audit atau kasus terkait. Sebaliknya, perhitungan biaya proses membebankan biaya ke setiap proses, atau pusat pengerjaan, dalam siklus produksi, kemudian menghitung biaya rata-rata untuk semua unit yang diproduksi. Perhitungan biaya proses digunakan ketika barang atau jasa yang hampir sama diproduksi dalam jumlah massal dan unit terpisah tidak dapat dengan mudah diidentifikasi. Contohnya, perusahaan bir mengakumulasi biaya yang berhubungan dengan berbagai proses (seperti, pelumatan, fermentasi awal, penyaringan, pembotolan) dalam memproduksi satu batch jenis bir tertentu, dan kemudian menghitung total biaya per unit rata-rata untuk produk tersebut. Sama halnya, bank mengakumulasi biaya-biaya yang terkait dengan penanganan setoran dan penarikan nasabah, serta kemudian menghitung biaya per unit untuk transaksi-transaksi tersebut. Pemrosesan Informasi Gambar 13-7 memperlihatkan SIA on-line umum untuk siklus produksi. Spesifikasi dari departemen teknis untuk produk-produk baru menimbulkan pembuatan catatan baru dalam daftar bahan baku dan file daftar operasi. Guna mengembangkan spesifikasi tersebut, bagian teknis mengakses kedua file tersebut untuk mempelajari desain produk

15 yang hampir sama. Bagian tersebut juga mengakses file buku besar dan persediaan untuk informasi mengenai biaya desain produk alternatif. Departemen penjualan memasukkan prediksi penjualan dan informasi pesanan khusus pelanggan. Bagian perencanaan produksi menggunakan informasi tersebut dan data tingkat persediaan saat ini untuk mengembangkan jadwal induk produksi. Catatan baru kemudian ditambahkan ke file perintah produksi untuk mensahkan produksi barang yang ditentukan. Pada saat yang sama, catatan-catatan baru ditambahkan ke file barang dalam proses untuk mengakumulasi data biaya. Daftar operasi yang akan dilakukan ditampilkan untuk bengkel kerja terkait. Perintah yang terkait juga dikirimkan ke interface CIM untuk menuntun operasi mesin terkomputerisasi dan robot. Terakhir, permintaan bahan baku akan dikirim ke bagian penyimpanan persediaan untuk mengotorisasi pelepasan bahan baku ke bagian produksi. Sistem yang diperlihatkan di Gambar 13-7 dapat digunakan untuk mengimplementasikan baik sistem perhitungan biaya berdasarkan proses maupun pesanan. Gambar 13-7 Sistem Informasi Siklus Produksi On Line

16 Kedua sistem tersebut membutuhkan akumulasi data mengenai empat jenis biaya: bahan baku, tenaga kerja langsung, mesin dan peralatan, serta overhead pabrik. Pilihan perhitungan biaya berdasarkan pesanan atau proses hanya mempengaruhi metode yang digunakan untuk membebankan biaya-biaya tersebut ke produk, bukan pada metode pengumpulan data. Mari kita mempelajari bagaimana keempat kategori data biaya ini dikumpulkan. Bahan Baku Ketika produksi dimulai, pengeluaran permintaan bahan baku memicu debit barang dalam proses untuk bahan baku yang dikirim ke bagian produksi. Apabila bahan baku tambahan dibutuhkan, debit tambahan akan dilakukan pada barang dalam proses. Sebaliknya, barang dalam proses akan dikredit untuk bahan baku yang tidak digunakan dan dikembalikan ke persediaan. Sebagian besar bahan baku diberi kode garis agar data penggunaan dapat dikumpulkan dengan cara memindai produk tersebut ketika dilepaskan dari, atau dikembalikan ke persediaan. Staf administrasi bagian persediaan menggunakan terminal on-line untuk memasukkan data penggunaan bagi barang yang tidak diberi kode garis. Tenaga Kerja Langsung Dahulu, banyak perusahaan masih menggunakan dokumen kertas yang disebut: kartu waktu kerja untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas tenaga kerja. Dokumen ini mencatat jumlah waktu yang digunakan seorang pekerja untuk setiap tugas pekerjaan tertentu. Kini, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 13-7, para pekerja memasukkan data ini dengan menggunakan terminal on-line di setiap bengkel kerja pabrik. Guna meningkatkan efisiensi proses, perusahaan mempertimbangkan untuk berganti ke kartu identifikasi berkode, yang harus digesekkan para pekerja ke alat pembaca kartu atau pemindai kode garis ketika mereka memulai dan mengakhiri tugas apa pun. Penghematan waktu dengan menggunakan kode garis untuk mengotomatiskan pengumpulan data dapat signifikan. Contohnya, Consolidated Diesel Company, sebuah perusahaan bersama antara Cummings Engine Company dan J.I. Case, menemukan

17 bahwa menggunakan pemindai kode garis untuk mengambil data mengenai penggunaan bahan baku dan operasi tenaga kerja menghemat sekitar 12 detik per bengkel kerja, hingga menghasilkan peningkatan permanen sebesar 15 persen atas produktivitas. Mesin dan Peralatan Ketika perusahaan mengimplementasikan CIM untuk mengotomatisasi proses produksi, proporsi yang lebih besar dari biaya berhubungan dengan mesin dan peralatan yang digunakan untuk membuat produk tersebut. Data mengenai penggunaan mesin dan peralatan dikumpulkan di setiap tahap proses produksi, sering kali untuk sekaligus mendapatkan data tentang biaya tenaga kerja. Contohnya, ketika para pekerja mencatat aktivitas mereka di bengkel kerja tertentu, sistem tersebut dapat juga mencatat informasi yang mengidentifikasi mesin dan peralatan yang digunakan serta durasi setiap penggunaan. Overhead Pabrik Biaya produksi yang tidak secara ekonomis layak untuk ditelusuri secara langsung ke pekerjaan atau proses tertentu, dianggap sebagai overhead pabrik. Contohnya meliputi biaya penggunaan air, listrik, dan utilitas lainnya; perlengkapan lain-lain; sewa, asuransi, dan pajak gedung untuk pabrik; serta gaji supervisor pabrik. Sebagian besar dari biayabiaya ini dikumpulkan melalui sistem informasi siklus pengeluaran (lihat Bab 12), dengan pengecualian gaji supervisor, yang diproses dalam sistem informasi siklus sumber daya manusia (lihat Bab 14). Para akuntan dapat memainkan peran penting dalam mengendalikan biaya overhead dengan hati-hati menilai bagaimana perubahan bauran produk dapat mempengaruhi total overhead pabrik. Akan tetapi, mereka harus melakukan lebih dari hanya mengumpulkan data dan mengidentifikasi faktor-faktor dasar yang menggerakkan perubahan biaya total. Informasi ini kemudian dapat digunakan untuk menyesuaikan rencana produksi dan tata letak pabrik.

18 Menghitung Aktiva Tetap Sejauh ini, kita telah memusatkan perhatian untuk menghitung biaya yang berhubungan dengan pembuatan persediaan. SIA juga dapat mengumpulkan informasi mengenai gedung, pabrik, dan peralatan yang digunakan dalam siklus produksi. Bahkan, aktiva tetap semacam ini mewakili bagian yang signifikan dari total aktiva banyak perusahaan, dan karenanya merupakan hal yang penting untuk mengawasi investasi ini. Aktiva tetap harus diberi kode garis untuk memungkinkan pembaruan yang cepat dan periodik atas database aktiva tetap. Paling tidak, setiap organisasi harus memelihara informasi berikut ini mengenai setiap aktiva tetap: nomor identifikasi, nomor seri, lokasi, biaya, tanggal pembelian, nama dan alamat penjual, perkiraan umur ekonomi, perkiraan nilai sisa, metode depresiasi, depresiasi sampai akhir, perbaikan dan jasa perawatan yang dilakukan. Perusahaan harus dengan hati-hati mengawasi investasi dalam mesin, pabrik, dan gedung, seperti juga pelepasan aktiva semacam ini. TUJUAN, ANCAMAN, DAN PROSEDUR PENGENDALIAN Fungsi kedua dari SIA yang didesain dengan baik adalah untuk memberikan pengendalian yang memadai untuk memenuhi tujuan siklus produksi berikut ini: 1. Semua produksi dan perolehan aktiva tetap diotorisasi dengan baik. 2. Persediaan barang dalam proses dan aktiva tetap dijaga keamanannya. 3. Semua transaksi siklus produksi yang valid dan sah akan dicatat. 4. Semua transaksi siklus produksi dicatat dengan akurat. 5. Catatan yang akurat dipelihara dan dilindungi dari kehilangan. 6. Aktivitas siklus produksi dilakukan secara efisien dan efektif. Dokumen-dokumen dan catatan-catatan yang dijelaskan dalam bagian sebelumnya, memainkan peranan penting dalam mencapai tujuan-tujuan ini. Dokumen yang sederhana dan mudah dilengkapi dengan perintah yang jelas akan memfasilitasi pencatatan yang akurat dan efisien dari data transaksi. Memasukkan pengendalian aplikasi yang sesuai, seperti pemeriksaan validitas dan pemeriksaan field (format), akan lebih jauh meningkatkan akurasi entri data ketika menggunakan dokumen elektronis.

19 Memberikan tempat di dokumen kertas dan elektronis untuk mencatat siapa yang mengisi dan siapa yang menelaah formulir tersebut akan memberikan bukti bahwa transaksi tersebut telah diotorisasi dengan benar. Memberikan nomor tercetak ke semua dokumen akan memfasilitasi pemeriksaan bahwa semua transaksi telah dicatat. Membatasi akses ke program yang membuat dokumen dan, jika dokumen kertas masih digunakan, ke dokumen kosong, akan mengurangi risiko transaksi yang tidak sah. Tabel 13-2 menyebutkan ancaman-ancaman dan eksposur-eksposur utama dalam siklus produksi beserta prosedur pengendalian tambahan, di samping dokumen serta catatan yang memadai, yang harus ada untuk mengurangi ancaman dan eksposur tersebut. Seperti yang akan Anda lihat dalam diskusi berikut ini, setiap perusahaan, apa pun lini bisnisnya, menghadapi ancaman-ancaman ini. Oleh karenanya, merupakan hal yang penting untuk memahami bagaimana SIA dapat didesain untuk mengatasinya. Tabel 13-2 Berbagai Ancaman dan Pengendalian dalam Siklus Produksi Proses/ aktivitas Ancaman Prosedur pengendalian yang dapat diterapkan Desain produk Perencanaan dan penjadwalan Operasi produksi 1. Desain produk yang kurang baik 2. Kelebihan produksi atau kekurangan produksi 3. Investasi yang tidak optimal dalam aktiva tetap 4. Pencurian dan perusakkan persediaan dan aktiva tetap Perbaiki informasi tentang pengaruh desain produk atas biaya. Data terinci mengenai biaya jaminan dan produk. Sistem perencanaan produksi yang lebih baik Tinjau dan setujui perolehan aktiva tetap; pengendalian anggaran Batasi akses fisik ke persediaan dan aktiva tetap Dokumentasikan semua perpindahan persediaan sepanjang proses produksi Identifikasi semua aktiva tetap Dokumentasi yang memadai dan tinjau semua transaksi yang melibatkan pembuangan aktiva tetap

20 Proses/ aktivitas Akuntansi Biaya Ancaman umum Ancaman 5. Kesalahan pencatatan dan memasukkan data mengakibatkan data biaya yang tidak akurat. 6. Hilangnya data 7. Kinerja yang kurang baik Prosedur pengendalian yang dapat diterapkan Pengendalian edit entri data; penggunaan pemindai kode garis jika memungkinkan; rekonsiliasi jumlah yang tercatat dengan perhitungan fisik secara periodik Buat cadangan dan perencanaan pemulihan dari bencana; batasi akses ke data biaya. Pelaporan yang lebih baik dan tepat waktu. Desain Produk Desain produk yang kurang baik akan menaikkan biaya dalam beberapa hal. Menggunakan terlalu banyak komponen khusus ketika memproduksi produk yang hampir sama akan meningkatkan biaya yang berhubungan dengan pembelian dan pemeliharaan persediaan bahan baku. Hal ini sering kali juga mengakibatkan proses produksi yang tidak efisien karena banyaknya kerumitan dalam perubahan produksi dari suatu jenis produk ke produk lainnya. Produk yang didesain kurang baik akan lebih banyak menimbulkan biaya jaminan dan perbaikan. Desain produk dapat diperbaiki melalui data yang akurat tentang hubungan antara komponen dengan barang jadi. Contohnya, produsen mobil telah mendapatkan penghematan biaya yang signifikan dengan menaikkan jumlah komponen bersama dalam dan lintas lini produk. Analisis atas jaminan dan biaya perbaikan dapat mengidentifikasi penyebab utama kegagalan produk. Informasi itu dapat kemudian digunakan untuk mendesain ulang produk agar dapat meningkatkan kualitas. Perencanaan dan Penjadwalan Dua ancaman yang saling berkaitan dalam proses perencanaan dan penjadwalan adalah kelebihan produksi atau kekurangan produksi. Kelebihan produksi dapat mengakibatkan kelebihan pasokan barang atas permintaan jangka pendek, hingga

21 menciptakan potensi masalah arus kas karena sumber daya terikat dalam persediaan. Kelebihan produksi juga meningkatkan risiko menanggung persediaan yang tidak terpakai. Sebaliknya, kekurangan produksi dapat mengakibatkan kehilangan peluang penjualan dan ketidakpuasan pelanggan. Perencanaan produksi yang lebih akurat dapat mencegah kelebihan dan kekurangan produksi. Perbaikan membutuhkan prediksi penjualan yang akurat dan baru serta data mengenai jumlah persediaan, semuanya adalah informasi yang dapat disediakan oleh sistem siklus pendapatan dan pengeluaran. Sebagai tambahan, informasi mengenai kinerja produksi, terutama yang berhubungan dengan tren total waktu produksi setiap produk, harus dikumpulkan secara teratur. Sumber-sumber data ini dapat digunakan secara periodik untuk meninjau dan menyesuaikan jadwal induk produksi. Akan tetapi, risiko kelebihan dan kekurangan produksi lebih tinggi untuk produk baru yang inovatif, seperti busana butik, daripada bahan kebutuhan pokok dan seharihari, seperti kebanyakan bahan makanan, karena produk inovatif tersebut secara inheren lebih sulit untuk secara akurat diperkirakan permintaannya daripada produk lainnya. Oleh karenanya, perusahaan yang memproduksi produk-produk baru yang inovatif harus berinvestasi untuk rantai pasokan fleksibel agar dapat dengan cepat meningkatkan atau menurunkan produksi sebagai tanggapan atas permintaan yang didapat. Persetujuan dan otorisasi yang memadai atas perintah produksi adalah pengendalian lainnya untuk mencegah kelebihan produksi barang tertentu. Salah satu caranya adalah membatasi akses ke program penjadwalan produksi dengan menggunakan password dan matriks pengendalian akses. Merupakan hal yang juga penting untuk memastikan bahwa perintah produksi yang benar telah dikeluarkan. Verifikasi closed-loop dapat memenuhi pengendalian ini: Perencana produksi memasukkan nomor produk dan sistem tersebut akan menarik deskripsi, jumlah pesanan, dan data lainnya yang relevan, serta meminta pemakai untuk memverifikasi perintah produksi yang benar yang akan dikeluarkan. Ancaman lainnya adalah perolehan tidak sah aktiva tetap, yang dapat mengakibatkan kelebihan investasi dan mengurangi tingkat laba. Prosedur yang dilibatkan dalam mensahkan pembelian aktiva tetap berbeda, tergantung dari ukuran

22 permintaan pembelian. Seorang supervisor atau manajer, yang memberikan rincian mengenai arus kas yang diperkirakan dan biaya-biaya lain serta manfaat dari pengeluaran yang diajukan, harus yang pertama merekomendasikan pengeluaran modal yang besar. Semua rekomendasi semacam ini harus ditinjau oleh eksekutif senior atau oleh komite eksekutif, dan berbagai proyek akan diurutkan berdasar prioritas. Pengeluaran modal yang lebih kecil (contohnya, untuk yang berbiaya $10,000 atau kurang) biasanya dapat dibeli secara langsung di luar anggaran departemen, yang akan menghindarkan dari proses persetujuan formal. Menyerahkan tanggung jawab pada para manajer atas pengembalian departemen mereka untuk aktiva tetap akaft memberikan insentif tambahan untuk mengendalikan pengeluaran semacam ini. Oleh karena besarnya ukuran pembelian aktiva tetap, perusahaan harus mengundang beberapa pemasok barang yang sama untuk memberikan tawaran. Sebuah dokumen yang disebut permintaan untuk proposal (request for proposal RFP), yang menspesifikasikan properti aktiva yang diinginkan, akan dikirim ke setiap vendor. Komite investasi modal harus meninjau tanggapan-tanggapan dari vendor dan memilih tawaran yang terbaik. Begitu seorang pemasok telah dipilih, perolehan aktiva dapat ditangani melalui proses siklus pengeluaran yang biasa, seperti yang dijelaskan dalam Bab 12. Secara khusus, pesanan pembelian formal akan dibuat, penerimaan aktiva akan secara formal didokumentasikan dengan menggunakan laporan penerimaan, dan voucher pengeluaran digunakan untuk mengotorisasi pembayaran ke pemasok. Rangkaian pengendalian pemrosesan yang sama dan pemeriksaan edit yang diterapkan pada pembelian lainnya juga harus digunakan untuk perolehan aktiva tetap (untuk rincinya, lihatlah kembali diskusi dalam Bab 12). Operasi Produksi Pencurian persediaan dan aktiva tetap adalah ancaman utama bagi perusahaan manufaktur. Sebagai tambahan dari hilangnya aktiva, pencurian juga mengakibatkan kelebihan saldo aktiva, yang dapat mengarah pada analisis yang salah atas kinerja keuangan dan dalam kasus persediaan, kekurangan produksi.

23 Guna mengurangi risiko kehilangan persediaan, akses fisik ke persediaan harus dibatasi dan semua perpindahan persediaan harus didokumentasikan. Jadi, permintaan bahan baku harus digunakan untuk mensahkan pelepasan bahan baku ke bagian produksi. Baik staf administrasi bagian pengendalian persediaan maupun pegawai bagian produksi yang menerima bahan baku, harus menandatangani permintaan tersebut untuk mengakui pelepasan barang ke bagian produksi. Permintaan tambahan bahan baku di luar jumlah yang disebutkan dalam daftar bahan baku juga harus didokumentasikan dan disahkan oleh personel tingkat supervisor. Kartu perpindahan harus digunakan untuk mendokumentasikan perpindahan selanjutnya persediaan di sepanjang berbagai tahap proses produksi. Pengembalian bahan baku apa pun yang tidak digunakan dalam produksi juga harus didokumentasikan. Pemisahan tugas yang memadai merupakan hal yang penting untuk menjaga persediaan. Memelihara penyimpanan fisik persediaan bahan baku dan barang jadi adalah tanggung jawab bagian penyimpanan persediaan. Supervisor departemen atau pabrik terutama bertanggung jawab atas persediaan barang dalam proses. Fungsi otorisasi, yang dicerminkan melalui pembuatan perintah produksi permintaan bahan baku, dan kartu perpindahan, adalah tanggung jawab perencana produksi, atau, akhirakhir ini, menjadi tanggung jawab sistem informasi itu sendiri. Pemindai kode garis dan terminal on-line digunakan untuk mencatat perpindahan persediaan, sehingga dapat memelihara catatan persediaan perpetual yang akurat. Konsekuensinya, pengendalian akses yang baik dan uji kesesuaian adalah hal yang penting untuk memastikan bahwa hanya personel yang berhak sajalah yang memiliki akses ke catatan-catatan tersebut. Terakhir, seorang pegawai yang tidak memiliki tanggung jawab penyimpanan harus secara periodik menghitung persediaan yang dimiliki. Perbedaan apa pun antara perhitungan fisik ini dengan jumlah yang dicatat harus diselidiki. Pengendalian yang hampir sama dibutuhkan untuk menjaga aktiva tetap. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, aktiva tetap harus diidentifikasi dan dicatat. Para manajer harus diserahkan tanggung jawab dan akuntabilitas untuk aktiva tetap yang berada di bawah kendalinya. Ukuran keamanan harus ada untuk mengendalikan akses fisik ke aktiva tetap. Pelepasan aktiva tetap harus disahkan dengan benar dan didokumentasikan.

24 Sebuah laporan mengenai semua transaksi aktiva tetap harus dicetak secara periodik dan dikirim ke kontroler, yang harus memverifikasi bahwa setiap transaksi telah disahkan dan dilaksanakan dengan benar. Terakhir, persediaan dan aktiva tetap juga dapat terkena risiko kehilangan karena kebakaran atau bencana lainnya. Oleh karenanya, asuransi yang mencukupi harus dibuat untuk memberikan perlindungan atas kehilangan semacam ini dan memberikan penggantian atas aktiva tersebut. Akuntansi Biaya Pencatatan dan pemrosesan data aktivitas produksi yang tidak akurat dapat menurunkan efektivitas penjadwalan produksi dan merusak kemampuan pihak manajemen untuk mengawasi dan mengendalikan operasi produksi. Contohnya, data biaya yang tidak akurat dapat mengakibatkan keputusan yang tidak tepat tentang produk mana yang diproduksi dan bagaimana menetapkan harga jual saat ini. Kesalahan dalam catatan persediaan dapat mengarah baik pada kelebihan maupun kekurangan produksi barang. Ketidakakuratan dalam laporan keuangan dan laporan manajerial dapat membiaskan analisis kinerja di masa lampau dan keinginan investasi di masa mendatang atau perubahan dalam operasi. Prosedur pengendalian terbaik untuk memastikan bahwa entri data akurat adalah dengan mengotomatiskan pengumpulan data dengan menggunakan pemindai kode garis, pembaca kartu, dan alat lainnya. Ketika semua hal ini tidak memungkinkan untuk dilakukan, terminal on-line haras digunakan untuk entri data. Password dan ID pemakai harus digunakan untuk membatasi akses hanya ke pegawai yang berhak saja. Sebagai tambahan, matriks pengendalian akses harus digunakan untuk membatasi akses hanya ke bagian database tertentu yang dibutuhkan pegawai tertentu untuk melakukan tugas yang diberikan. Pemeriksaan digit dan verifikasi closed-loop harus digunakan untuk memastikan bahwa informasi mengenai bahan baku digunakan, operasi dilakukan, dan nomor pegawai dimasukkan dengan benar. Pemeriksaan validitas, seperti membandingkan nomor barang bahan baku dengan yang tercantum dalam file daftar bahan baku, memberikan kepastian lebih. Terakhir, untuk memverifikasi akurasi catatan database,

25 perhitungan fisik secara periodik atas persediaan harus dilakukan dan dibandingkan dengan jumlah yang dicatat. Seperti juga dengan persediaan, pemeriksaan periodik dan perhitungan atas semua aktiva tetap harus dilakukan, dan angka-angka tersebut harus direkonsiliasi dengan jumlah yang dicatat. Kelebihan nilai aktiva tetap meningkatkan biaya melalui depresiasi tambahan dan pajak gedung yang lebih tinggi. Kekurangan nilai aktiva tetap juga dapat menimbulkan masalah; contohnya, perhitungan yang tidak akurat atas jumlah komputer yang digunakan, dapat menyebabkan perusahaan secara tidak sadar melanggar persyaratan lisensi software. Ancaman Umum Seperti dalam siklus lainnya, dua ancaman umum dalam siklus produksi adalah hilangnya data dan kinerja yang kurang baik. Hilangnya data produksi akan menghalangi pengawasan persediaan dan aktiva tetap, sehingga menyusahkan untuk memastikan bahwa aktivitas produksi telah dilakukan secara efisien dan efektif. Oleh karenanya, catatan persediaan dan barang dalam proses harus dilindungi dari kehilangan sengaja atau tidak sengaja, atau dari kerusakan. Pembuatan cadangan secara rutin atas semua file data juga merupakan keharusan. Kopi tambahan atas file utama penting, seperti perintah produksi yang belum diselesaikan dan persediaan bahan baku, harus disimpan di luar lokasi perusahaan. Guna mengurangi kemungkinan penghapusan tidak sengaja file-file yang penting, semua disket dan tape haras memiliki baik label internal maupun eksternal. Pengendalian akses juga merupakan hal yang penting, karena kehilangan rahasia dagang produksi, dapat menghancurkan perusahaan. Contohnya, seorang pelanggan Recon Optical di Barrington, Illinois, mendapatkan akses ke database produksi perusahaan, mencuri rahasia dagang perusahaan, dan menggunakan informasi itu untuk bersaing dengan Recon. Sebagai akibatnya, Recon Optical terpaksa memberhentikan 800 dari pegawainya. Walaupun perusahaan yang menjadi korban karena hal ini dapat menuntut penipunya, kompensasi keuangan apa pun akan terlambat didapatkan untuk mengembalikan bisnisnya.

26 Akses tanpa otorisasi juga meningkatkan risiko kerusakan file data yang penting. Penggunaan sistem password dan ID dapat membatasi akses ke file-file yang sensitif. Selanjutnya, pengendalian akses juga harus berlaku untuk berbagai terminal. Contohnya, sistem harus diprogram untuk menolak usaha apa pun untuk mengubah catatan persediaan dari terminal yang berlokasi di departemen teknis. Terakhir, daftar semua aktivitas, terutama tindakan apa pun yang melibatkan persetujuan dari pihak manajemen, seperti permintaan tambahan bahan baku atau lembur, harus dicatat dan dipelihara untuk nantinya ditinjau sebagai bagian dari jejak audit. Ketidakefisienan dalam operasi produksi juga mengakibatkan kenaikan beban. Masalah pengendalian kualitas juga dapat meningkatkan beban dan bahkan mengurangi penjualan di masa mendatang. Jadi, aktivitas produksi harus diawasi secara dekat dan tindakan yang tepat harus dilakukan untuk memperbaiki penyimpangan apa pun dari standar. SIA dapat membantu mengendalikan efisiensi dan kualitas dengan membuat laporan kinerja yang sesuai. Sebagai tambahan atas perbandingan tradisional dari kinerja yang dianggarkan dengan yang, sebenarnya, SIA harus menghasilkan ukuran pengendalian kualitas danvhasil (throughput). Hasil: Sebuah ukuran efektivitas produksi Hasil mencerminkan jumlah unit barang yang diproduksi dalam suatu periode waktu tertentu. Hasil ini terdiri dari tiga faktor, yang masing-masing faktor dapat dikendalikan secara terpisah, seperti yang diperlihatkan dalam rumus berikut ini:1 Hasil = (total unit yang diproduksi/waktu pemrosesan) x (waktu pemrosesan/ total waktu) x (barang yang sempurna/total unit) Kapasitas produktif, adalah syarat pertama dalam rumus tersebut, menunjukkan jumlah maksimum unit yang dapat diproduksi dengan menggunakan teknologi yang ada saat ini. Kapasitas produktif dapat ditingkatkan dengan memperbaiki efisiensi tenaga kerja dan mesin, melalui pengaturan ulang tata letak pabrik untuk melancarkan perpindahan bahan baku, atau dengan cara menyederhanakan spesifikasi desain produk. Waktu pemrosesan produktif, adalah syarat kedua dalam rumus tersebut, menunjukkan persentase total waktu produksi yang digumakan untuk membuat produk

27 tersebut. Waktu pemrosesan produktif dapat ditingkatkan dengan meningkatkan pemeliharaan untuk mengurangi waktu kegagalan mesin atau dengan cara lebih efisien menjadwalkan kiriman bahan baku dan perlengkapan untuk mengurangi waktu tunggu. Perolehan, adalah syarat ketiga dalam rumus tersebut, menunjukkan persentase unit barang (yang tidak rusak) yang dihasilkan. Dengan menggunakan bahan baku berkualitas lebih baik atau meningkatkan keahlian pekerja, dapat meningkatkan perolehan. Informasi mengenai pengendalian kualitas Informasi mengenai biaya kualitas dapat membantu perusahaan menetapkan pengaruh tindakan-tindakan yang diambil untuk meningkatkan perolehan dan mengidentifikasi area-area yang harus ditingkatkan lebih jauh. Biaya pengendalian kualitas dapat dibagi dalam empat area: 1. Biaya pencegahan berhubungan dengan perubahan proses produksi yang didesain untuk mengurangi tingkat kecacatan produk. 2. Biaya pemeriksaan berhubungan dengan pengujian untuk memastikan bahwa produk memenuhi standar kualitas. 3. Biaya kegagalan internal dihubungkan dengan pengerjaan ulang, atau pembuangan, produk-produk yang diidentifikasi sebagai cacat sebelum penjualan. 4. Biaya kegagalan eksternal terjadi ketika produk dijual ke pelanggan. Biaya tersebut meliputi biaya klaim keandalan produk, jaminan dan biaya perbaikan, hilangnya kepuasan pelanggan, dan kerusakan reputasi perusahaan. Tujuan utama dari pengendalian kualitas adalah untuk meminimalkan jumlah keempat jenis biaya ini. Tujuan ini mengakui fakta bahwa terdapat trade-off antar kategori. Contohnya, meningkatkan biaya pencegahan dapat menurunkan biaya pemeriksaan dan juga biaya kegagalan internal serta eksternal. Pengalaman Lockheed Martin di pabrik Pike County yang berada di Troy, Alabama, menggambarkan potensi manfaat peningkatan perhatian pada kualitas. Para pekerja pabrik di pabrik diatur dalam tim. Para anggota tim secara terus-menerus mengawasi jumlah ukuran kualitas dan membahas berbagai cara untuk menghemat waktu dan uang. Setiap langkah baru dalam proses produksi dimulai dengan memverifikasi kualitas tahap sebelumnya. Dengan cara ini, masalah kualitas apa

28 pun segera menjadi perhatian orang yang melakukan kesalahan tersebut. Kedua orang tersebut kemudian akan bekerja sama memperbaiki masalah tersebut, hingga dapat mengajarkan satu sama lain cara untuk melakukan pekerjaan mereka dengan lebih baik. Pihak manajemen menilai prosedur semacam ini dengan cara memotong tingkat kecacatan hingga 82 persen agar kecacatan yang kini timbul hanyalah 0,0003 kali per sejuta operasi. Pengaruhnya pada laba atas kualitas semacam ini adalah bahwa pabrik tidak pernah mengalami penolakan dari pelanggan atas suatu produk yang dikirim. Elizabeth Venko setuju dengan LeRoy Williams bahwa para manajer produksi AOE harus menerima baik laporan hasil maupun biaya kualitas. Dia juga berdiskusi bersama LeRoy tentang pengaruh keperilakuan atas pelaporan kinerja. Contohnya, mengukur total produksi dapat mendorong penumpukan persediaan. Dalam cara yang hampir sama, mengganti biaya departemen atas buangan dan pengerjaan ulang dapat menjadi kurang efektif untuk mendorong usaha pengendalian kualitas daripada mengukur serta memberi penghargaan pada departemen berdasarkan perolehan. Berdasarkan diskusi ini, LeRoy menyadari bahwa dia mungkin perlu mengawasi secara dekat pengaruh laporan kinerja baru apa pun dan membuat perubahan yang sesuai atas laporan-laporan tersebut. KEBUTUHAN INFORMASI SIKLUS PRODUKSI DAN MODEL DATA Fungsi ketiga dari SIA adalah menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan. Dalam siklus produksi, pemakai internal dan eksternal membutuhkan informasi biaya. Secara internal, pihak manajemen menggunakan informasi mengenai biaya untuk membuat keputusan mengenai penetapan harga dan bauran produk, selain untuk mengevaluasi kinerja. Secara eksternal, biaya harus dicocokkan dengan benar ke pendapatannya ketika menyiapkan laporan keuangan. Dahulu, sebagian besar sistem akuntansi biaya didesain terutama untuk memenuhi kebutuhan pelaporan keuangan dan hanya memberikan sedikit perhatian untuk memenuhi kebutuhan para manajer produksi. Akibatnya, pada tahun-tahun terakhir ini, sistem biaya tradisional telah dikritik karena tidak memberikan informasi yang memadai untuk mengelola operasi produksi dalam sebuah lingkungan produksi modern. Dua kritik utama dari sistem akuntansi biaya tradisional dicerminkan dalam isu-isu yang diangkat

29 dalam kasus pembuka bab untuk AOE: Biaya overhead dialokasikan secara tidak tepat ke produk, dan ukuran kinerja tidak secara akurat mencerminkan pengaruh otomatisasi pabrik. Kritik 1: Alokasi yang Tidak Tepat Biaya Overhead Sistem biaya tradisional menggunakan basis yang digerakkan volume, seperti jam tenaga kerja langsung atau jam mesin, untuk membebankan biaya overhead ke produk. Akan tetapi, banyak biaya overhead tidak berubah secara langsung dengan perubahan volume produksi. Biaya pembelian, contohnya, berubah sejalan dengan jumlah pengiriman dari pemasok. Biaya penyetelan dan penanganan bahan baku dapat berubah tergantung dari jumlah batch yang dijalankan, bukan berdasarkan jumlah total unit yang diproduksi. Jadi, mengalokasikan jenis biaya overhead ini ke produk berdasarkan pada volume output akan melebihkan biaya produk yang dibuat dalam jumlah besar. Hal ini juga akan terlalu merendahkan biaya produk yang dibuat dalam batch kecil. Sebagai tambahan, mengalokasikan overhead berdasarkan pada input tenaga kerja langsung dapat mendistorsi biaya antar produk. Sejalan dengan peningkatan dalam otomatisasi pabrik, jumlah tenaga kerja langsung yang digunakan dalam produksi akan menurun. Akibatnya, jumlah biaya overhead yang dibebankan per unit tenaga kerja akan meningkat secara dramatis. Hasilnya, perbedaan kecil jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan dua produk dapat mengakibatkan perbedaan yang signifikan dalam biaya produk. Pemecahan untuk Kritik 1: Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity-based costing ABC) dapat memperbaiki dan meningkatkan alokasi biaya di bawah sistem biaya berdasarkan proses dan pesanan. Perhitungan ini mencoba untuk menelusuri biaya ke berbagai aktivitas yang menimbulkannya, seperti penghalusan dan pelapisan, dan secara berurutan hanya mengalokasikan biaya-biaya tersebut ke produk atau departemen. Tujuan yang mendasari perhitungan biaya berdasarkan aktivitas adalah untuk menghubungkan biaya ke strategi perusahaan. Strategi perusahaan menghasilkan keputusan tentang barang dan jasa apa

SIKLUS PRODUKSI. A. Definisi Siklus Produksi

SIKLUS PRODUKSI. A. Definisi Siklus Produksi SIKLUS PRODUKSI A. Definisi Produksi produksi adalah serangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pengolahan data yang berkaitan dengan proses pembuatan produk dan terjadi secara terus-menerus. Keberadaan

Lebih terperinci

BAB IX SIKLUS PRODUKSI

BAB IX SIKLUS PRODUKSI BAB IX SIKLUS PRODUKSI A. Aktivitas-aktivitas Siklus Produksi Siklus Produksi adalah rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data terkait yang terus terjadi yang berkaitan dengan pembuatan produk.

Lebih terperinci

SIKLUS PRODUKSI. N. Tri Suswanto Saptadi. 6/1/2016 nts/sia 1. Aktivitas Siklus Produksi

SIKLUS PRODUKSI. N. Tri Suswanto Saptadi. 6/1/2016 nts/sia 1. Aktivitas Siklus Produksi SIKLUS PRODUKSI N. Tri Suswanto Saptadi 6/1/2016 nts/sia 1 Aktivitas Siklus Produksi Siklus Produksi adalah rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data terkait yang terus terjadi yang berkaitan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 13 SIKLUS TRANSAKSI BISNIS : SIKLUS PRODUKSI

PERTEMUAN 13 SIKLUS TRANSAKSI BISNIS : SIKLUS PRODUKSI PERTEMUAN 13 SIKLUS TRANSAKSI BISNIS : SIKLUS PRODUKSI A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai Pengembangan sistem informasi akuntansi. Anda harus mampu: 1. Memahami ruang lingkup

Lebih terperinci

TUGAS SISTEM INFROMASI AKUNTANSI 2 SIKLUS PRODUKSI

TUGAS SISTEM INFROMASI AKUNTANSI 2 SIKLUS PRODUKSI TUGAS SISTEM INFROMASI AKUNTANSI 2 SIKLUS PRODUKSI Disusun oleh : M DITA CAHYANING A 01109053 TOFAN STALLONY K 01109054 PRIYANTO SIADJONO 01111036 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2011 1

Lebih terperinci

Ada empat aktivitas dasar dalam siklus produksi :

Ada empat aktivitas dasar dalam siklus produksi : SIKLUS PRODUKSI DEFINISI Siklus Produksi adalah rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data terkait yang terus terjadi yang berkaitan dengan pembuatan produk. AKTIVITAS BISNIS SIKLUS PRODUKSI

Lebih terperinci

PERTEMUAN 14 BUKU BESAR DAN PELAPORAN

PERTEMUAN 14 BUKU BESAR DAN PELAPORAN PERTEMUAN 14 BUKU BESAR DAN PELAPORAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai Buku Besar dan Pelaporan. Anda harus mampu: 1. Menjelaskan konsep dasar buku besar dan pelaporan

Lebih terperinci

BAB VIII SIKLUS PENGELUARAN: PEMBELIAN DAN PENGELUARAN KAS

BAB VIII SIKLUS PENGELUARAN: PEMBELIAN DAN PENGELUARAN KAS BAB VIII SIKLUS PENGELUARAN: PEMBELIAN DAN PENGELUARAN KAS A. Aktivitas Bisnis Siklus Pengeluaran Siklus Pengeluaran adalah rangkaian kegiatan bisnis dan operasional pemrosesan data terkait yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan penjualan

BAB II LANDASAN TEORI. para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan penjualan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Siklus Pendapatan Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegitan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para

Lebih terperinci

SIKLUS PRODUKSI. Tiga fungsi SIA dasar dalam siklus produksi, yaitu:

SIKLUS PRODUKSI. Tiga fungsi SIA dasar dalam siklus produksi, yaitu: SIKLUS PRODUKSI Siklus produksi adalah serangkaian kegiatan usaha yang berulang dan operasi pemrosesan data yang terkait berhubungan dengan pembuatan produk. Tiga fungsi SIA dasar dalam siklus produksi,

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Magister Akuntansi UNS BANDI 7/21/2017 bandi.staff.fe.uns.ac.id 1 Siklus Produksi Materi 10 7/21/2017 bandi.staff.fe.uns.ac.id 2 PENDAHULUAN Produksi merupakan proses bisnis

Lebih terperinci

BAB VII SIKLUS PENDAPATAN: PENJUALAN DAN PENAGIHAN KAS

BAB VII SIKLUS PENDAPATAN: PENJUALAN DAN PENAGIHAN KAS BAB VII SIKLUS PENDAPATAN: PENJUALAN DAN PENAGIHAN KAS A. Aktivitas Bisnis Siklus Pendapatan Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang

Lebih terperinci

Siklus Pengeluaran: Pembelian dan Pengeluaran Kas. Pertemuan 12

Siklus Pengeluaran: Pembelian dan Pengeluaran Kas. Pertemuan 12 Siklus Pengeluaran: Pembelian dan Pengeluaran Kas Pertemuan 12 Siklus Pengeluaran: Tujuan Utama Sikklus Pengeluaran adalah rangkaian kegiatan bisnis dan operasional pemrosesan data terkait yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB XI SISTEM BUKU BESAR DAN PELAPORAN

BAB XI SISTEM BUKU BESAR DAN PELAPORAN BAB XI SISTEM BUKU BESAR DAN PELAPORAN A. Aktivitas Buku Besar dan Pelaporan Empat (4) aktivitas dasar yang dilakukan dalam sistem buku besar dan pelaporan: 1. Perbarui Buku Besar Aktivitas pembaruan terdiri

Lebih terperinci

BAB X SIKLUS PENGGAJIAN DAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

BAB X SIKLUS PENGGAJIAN DAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA BAB X SIKLUS PENGGAJIAN DAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA A. Aktivitas Siklus Penggajian Aktivitas-aktivitas dasar yang dilakukan dalam siklus penggajian: 1. Perbarui File Induk Penggajian Contoh: mempekerjakan

Lebih terperinci

SIKLUS PENGELUARAN: PEMBELIAN DAN PENGELUARAN KAS

SIKLUS PENGELUARAN: PEMBELIAN DAN PENGELUARAN KAS SIKLUS PENGELUARAN: PEMBELIAN DAN PENGELUARAN KAS N. Tri Suswanto Saptadi 5/25/2016 nts/sia 1 Siklus Pengeluaran: Tujuan Utama Sikklus Pengeluaran adalah rangkaian kegiatan bisnis dan operasional pemrosesan

Lebih terperinci

BAB VI AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

BAB VI AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER BAB VI AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER A. Sifat Audit Asosiasi akuntansi Amerika mendefinisikan auditing sebagai berikut : Auditing adalah sebuah proses sistemeatis untuk secara obyektif mendapatkan

Lebih terperinci

Siklus Pendapatan: Penjualan dan Penagihan Kas. Pertemuan 11

Siklus Pendapatan: Penjualan dan Penagihan Kas. Pertemuan 11 Siklus Pendapatan: Penjualan dan Penagihan Kas Pertemuan 11 Aktivitas Bisnis Siklus Pendapatan Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang

Lebih terperinci

Rangkuman Siklus Produksi

Rangkuman Siklus Produksi Rangkuman Siklus Produksi Siklus produksi adalah serangkaian kegiatan berulang bisnis dan operasi pemrosesan data terkait yang terkait dengan pembuatan produk. Informasi mengalir ke siklus produksi dari

Lebih terperinci

AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER N. Tri Suswanto Saptadi 5/11/2016 nts/sia 1 Sifat Pemeriksaan Asosiasi akuntansi Amerika mendefinisikan auditing sebagai berikut : Auditing adalah sebuah proses

Lebih terperinci

Nama : Putri Syaharatul Aini Nim : Uas : Sistem Informasi Akuntansi Soal : ganjil

Nama : Putri Syaharatul Aini Nim : Uas : Sistem Informasi Akuntansi Soal : ganjil Nama : Putri Syaharatul Aini Nim : 120462201017 Uas : Sistem Informasi Akuntansi Soal : ganjil 1. Pada dasarnya definisi audit manual dan audit EDP tidak ada perbedaan secara khusus dimana batasan batasan

Lebih terperinci

Konsep Dasar Audit Sistem Informasi

Konsep Dasar Audit Sistem Informasi Konsep Dasar Audit Sistem Informasi Sifat Pemeriksaan Asosiasi akuntansi Amerika mendefinisikan auditing sebagai berikut : Auditing adalah sebuah proses sistemeatis untuk secara obyektif mendapatkan dan

Lebih terperinci

Diagram konteks gram sistem buku besar konteks dan pela dan poran

Diagram konteks gram sistem buku besar konteks dan pela dan poran Sistem buku besar dan Pelaporan Dalam bahasan ini kita mempelajari tentang operasi pemrosesan informasi yang dilibatkan untuk memperbaharui buku besar dan membuat laporan yang meringkas hasil-hasil aktivitas

Lebih terperinci

BAB XV SIKLUS BUKU BESAR DAN PELAPORAN

BAB XV SIKLUS BUKU BESAR DAN PELAPORAN BAB XV SIKLUS BUKU BESAR DAN PELAPORAN Kasus Integratif: Alpha Omega Electronics Linda Spurgeon, direktur utama dan CEO di AOE, merasa tidak puas dengan kemampuan pelaporan keuangan dari sistem ERPyang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Dasar Sistem, Informasi Dan Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Dasar Sistem, Informasi Dan Akuntansi 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem, Informasi Dan Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mardi (2011) pengertian sistem adalah suatu kesatuan komponen atau elemen yang di hubungkan bersama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem pengumpulan dan pemrosesan data transaksi serta penyebaran informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dikenal dengan nama sistem

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN - 2. Sistem Penggajian. Dan MSDM. Modul ke: Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak. Fakultas. Program Studi.

KEWIRAUSAHAAN - 2. Sistem Penggajian. Dan MSDM. Modul ke: Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak. Fakultas. Program Studi. KEWIRAUSAHAAN - 2 Sistem Penggajian Modul ke: Dan MSDM Fakultas Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak Program Studi www.mercubuana.ac.id Aktivitas Siklus Penggajian Apakah aktivitas-aktivitas dasar yang dilakukan

Lebih terperinci

AKTIVITAS BISNIS SIKLUS PENDAPATAN

AKTIVITAS BISNIS SIKLUS PENDAPATAN AKTIVITAS BISNIS SIKLUS PENDAPATAN Siklus adalah rangkaian dua komponen atau lebih yang saling berhubungan dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.siklus pendapatan (revenue cycle) adalah rangkaian

Lebih terperinci

Pengendalian Sistem Informasi Berdasarkan Komputer

Pengendalian Sistem Informasi Berdasarkan Komputer Pengendalian Sistem Informasi Berdasarkan Komputer Oleh: Wahyu Nurjaya WK, S.T., M.Kom. Empat Prinsip Keandalan Sistem 1. Ketersediaan. Sistem tersebut tersedia untuk dioperasikan ketika dibutuhkan. 2.

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Magister Akuntansi UNS BANDI 7/21/2017 bandi.staff.fe.uns.ac.id 1 Siklus Pembelian dan Pengeluaran Kas MATERI 9 7/21/2017 bandi.staff.fe.uns.ac.id 2 PENDAHULUAN Siklus pengeluaran

Lebih terperinci

Manajemen Sumber Daya Manusia dan Sistem Penggajian

Manajemen Sumber Daya Manusia dan Sistem Penggajian Manajemen Sumber Daya Manusia dan Sistem Penggajian Modul ke: Widi Wahyudi,S.Kom, SE, MM. Fakultas Desain & Teknik Kreatif www.mercubuana.ac.id Program Studi Desain Produk Pendahuluan Manajemen Sumber

Lebih terperinci

PERTEMUAN 11 : SIKLUS TRANSAKSI BISNIS : SIKLUS PENDAPATAN DAN PENGELUARAN

PERTEMUAN 11 : SIKLUS TRANSAKSI BISNIS : SIKLUS PENDAPATAN DAN PENGELUARAN PERTEMUAN 11 : SIKLUS TRANSAKSI BISNIS : SIKLUS PENDAPATAN DAN PENGELUARAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai Pengembangan sistem informasi akuntansi. Anda harus mampu:

Lebih terperinci

Siklus Konversi. By: Mr. Haloho

Siklus Konversi. By: Mr. Haloho Siklus Konversi By: Mr. Haloho Tujuan siklus konversi Meyakinkan bahwa: Bahan baku dan sumberdaya yang lain mencukupi proses produksi. Kos produksi bisa diminimalkan dengan meningkatkan produktivitas pekerja,

Lebih terperinci

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA - Jurusan Teknik Industri TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA Teknik Industri Lesson 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Kode : TID 4019 Semester : 3 Beban Studi : 3 SKS Capaian Pembelajaran (CPL): 1. Menguasai

Lebih terperinci

TIN310 - Otomasi Sistem Produksi. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d

TIN310 - Otomasi Sistem Produksi. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d Materi #12 Pendahuluan 2 Manajemen manufaktur menggunakan komputer sebagai: Sistem konseptual (pada area persediaan: Titik pemesanan kembali, MRP, JIT). Elemen dalam sistem produksi fisik (CAD, CAM, dan

Lebih terperinci

Bab II Elemen dan Prosedur SIA

Bab II Elemen dan Prosedur SIA Bab II Elemen dan Prosedur SIA Pertanyaan Dalam Merancang SIA 1. Bagaimana mengorganisasi kegiatan agar aktivitas bisnis berjalan dengan efektif dan efisien? 2. Bagaimana mengumpulkan dan memproses data

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU Universitas Esa Unggul Jakarta PENGERTIAN BAHAN BAKU Adalah bahan yang membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi. Bahan baku dapat diperoleh dari pembelian

Lebih terperinci

SIKLUS PENGGAJIAN DAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

SIKLUS PENGGAJIAN DAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA SIKLUS PENGGAJIAN DAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA N. Tri Suswanto Saptadi 6/3/2016 nts/sia 1 Aktivitas Siklus Penggajian Apakah aktivitas-aktivitas dasar yang dilakukan dalam siklus penggajian? 1. Perbarui

Lebih terperinci

PERTEMUAN 10 AUDIT SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

PERTEMUAN 10 AUDIT SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERTEMUAN 10 AUDIT SISTEM INFORMASI AKUNTANSI A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai ruanglingkup audit sistem informasi akuntansi. Anda harus mampu : 1. Menjelaskan konsep

Lebih terperinci

Materi #12. TKT312 - Otomasi Sistem Produksi T a u f i q u r R a c h m a n

Materi #12. TKT312 - Otomasi Sistem Produksi T a u f i q u r R a c h m a n Materi #12 Kemampuan Akhir Yang Diharapkan 2 Mampu mengidentifikasi kebutuhan otomasi dalam suatu sistem manufaktur/jasa dan mampu menganalisa aspek teknis dan non teknis perancangan sistem otomasi dalam

Lebih terperinci

1. Mana di bawah ini yang bukan termasuk dalam kelompok pengendalian umum:

1. Mana di bawah ini yang bukan termasuk dalam kelompok pengendalian umum: Latihan Soal 1 1. Mana di bawah ini yang bukan termasuk dalam kelompok pengendalian umum: 1 a. Pengendalian organisasi. b. Pengendalian administrative. c. Pengendalian substantive d. Pengendalian hardware

Lebih terperinci

PERTEMUAN 12 SIKLUS TRANSAKSI BISNIS : SIKLUS PENGGAJIAN

PERTEMUAN 12 SIKLUS TRANSAKSI BISNIS : SIKLUS PENGGAJIAN PERTEMUAN 12 SIKLUS TRANSAKSI BISNIS : SIKLUS PENGGAJIAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai Pengembangan sistem informasi akuntansi. Anda harus mampu: 1. Memahami ruang

Lebih terperinci

Tantangan Manajemen. Teknologi. Informasi. Sistem. Informasi. Konsep-konsep Dasar

Tantangan Manajemen. Teknologi. Informasi. Sistem. Informasi. Konsep-konsep Dasar KONSEP KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS Teknologi informasi, termasuk sistem informasi berbasis internet, memainkan peranan penting dalam bisnis. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN 2.1 Harga Pokok Produksi 1. Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR 1 SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR PENGERTIAN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR Sistem yang digunakan untuk mendukung fungsi produksi, yang mencakup seluruh kegiatan yang terkait dengan perencanaan dan pengendalian

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DEFINISI SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR Manufaktur, dalam arti yang paling luas, adalah proses merubah bahan baku menjadi produk. Proses ini meliputi:perancangan produk, pemilihan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS

KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS KONSEP KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS Teknologi informasi, termasuk sistem informasi berbasis internet, memainkan peranan penting dalam bisnis. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI A-16 SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TUGAS 11 DosenPembimbing : Drs. Joseph Munthe, M.Si., Ak Disusun Oleh: Nama : Serly Oktaviani NPM : 115029 Kelas : A-2011 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI TRIDHARMA JalanP.H.Hasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Kas Pada umumnya kas dikenal juga dengan uang tunai yang didalam neraca kas masuk dalam golongan aktiva lancar yang sering mengalami perubahan akibat transaksi keuangan

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Review : Joint Product, Material, Labor, Factory Overhead, Activity-Based Costing. Rista Bintara, SE., M.Ak.

Akuntansi Biaya. Review : Joint Product, Material, Labor, Factory Overhead, Activity-Based Costing. Rista Bintara, SE., M.Ak. Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Review : Joint Product, Material, Labor, Factory Overhead, Activity-Based Costing Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN

PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN A. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Sistem informasi akuntansi manajemen asalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu memberikan yang bermanfaat bagi para pemakainya.

Lebih terperinci

AKUNTANSI BIAYA. Overhead Pabrik : Anggaran, Aktual, dan Pembebanan. VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

AKUNTANSI BIAYA. Overhead Pabrik : Anggaran, Aktual, dan Pembebanan. VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI Modul ke: AKUNTANSI BIAYA Overhead Pabrik : Anggaran, Aktual, dan Pembebanan. Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Modul 1. Definisi overhead pabrik dan

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

RANGKUMAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAB I IV

RANGKUMAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAB I IV RANGKUMAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAB I IV DIRANGKUM OLEH: ARYA SULISTYO KELAS 3DB11 NPM 31111224 DILARANG KERAS MENCOPY TANPA SEIZIN PENULIS.. soalnya udah capek-capek ngerangkum Bab I Mengenal Sistem

Lebih terperinci

PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER

PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER N. Tri Suswanto Saptadi 4/27/2016 nts/sia 1 Empat Prinsip Keandalan Sistem 1. Ketersediaan. Sistem tersebut tersedia untuk dioperasikan ketika dibutuhkan.

Lebih terperinci

MENGIDENTIFIKASI RISIKO DAN PENGENDALIAN DALAM PROSES BISNIS

MENGIDENTIFIKASI RISIKO DAN PENGENDALIAN DALAM PROSES BISNIS SIA 4 MENGIDENTIFIKASI RISIKO DAN PENGENDALIAN DALAM PROSES BISNIS JUNAIDI, SE., MSA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG 2014 1 PENGENDALIAN INTERNAL SUATU PROSES, YANG DIPENGARUHI OLEH DEWAN DIREKSI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pembiayaan Sistem pembiayaan (costing system) secara umum terbagi menjadi dua tipe, yaitu sistem akuntansi biaya konvensional. Sistem akuntansi biaya konvensional menggunakan

Lebih terperinci

DEFINISI dan TUJUAN SIKLUS PENGELUARAN

DEFINISI dan TUJUAN SIKLUS PENGELUARAN SIKLUS PENGELUARAN Menjelaskan kegiatan dasar bisnis dan pemrosesan data dalam siklus pengeluaran Mendiskusikan pembuatan keputusan penting dan informasi yang dibutuhkan dalam siklus pengeluaran Mendokumentasikan

Lebih terperinci

AKUNTANSI BIAYA PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN JOB ORDER COSTING (BAB 5) VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

AKUNTANSI BIAYA PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN JOB ORDER COSTING (BAB 5) VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI Modul ke: AKUNTANSI BIAYA PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN JOB ORDER COSTING (BAB 5) Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Modul Modul berisi materi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bagian ini menjelaskan hasil analisis terhadap jawaban teknik dari obseravasi, wawancara dan teknik pengumpulan data arsipakan di uraikan mengenai pembahasannya. Responden dalam

Lebih terperinci

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya 4.1q1 Bagaimana organisasi menentukan masalah eksternal dan internal yang relevan dengan tujuan dan arah strategis?

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR SISTEM INFORMASI BISNIS

BAB 2 DASAR SISTEM INFORMASI BISNIS BAB 2 DASAR SISTEM INFORMASI BISNIS A. Konsep Dasar Sistem Informasi Bisnis 1. Teknologi Informasi Istilah TI (Teknologi Informasi) atau IT (Information Technology) yang populer saat perkembangan ini adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Sistem Nugroho Widjajanto (2001:2) mengartikan sistem sebagai sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 30 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. teori-teori tersebut memiliki pengertian yang sama diantaranya adalah :

BAB II LANDASAN TEORI. teori-teori tersebut memiliki pengertian yang sama diantaranya adalah : BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem, Informasi, Akuntansi 1. Pengertian Sistem Definisi sistem banyak sekali ditemukan penulis, namun pada prinsipnya teori-teori tersebut memiliki pengertian yang

Lebih terperinci

BAB I SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

BAB I SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAB I SISTEM INFORMASI AKUNTANSI A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.

Lebih terperinci

Siklus Pengeluaran dan pengendalian kas

Siklus Pengeluaran dan pengendalian kas Siklus Pengeluaran dan pengendalian kas 2.1 PENGERTIAN DAN TUJUAN SIKLUS PENGELUARAN Siklus pengeluaran adalah rangkaian kegiatan bisnis dan operasional pemrosesan data terkait yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi adalah kumpulan unit-unit pengambilan keputusan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi adalah kumpulan unit-unit pengambilan keputusan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Organisasi adalah kumpulan unit-unit pengambilan keputusan untuk mewujudkan tujuan-tujuan. Sebagai sistem, setiap organisasi menerima masukanmasukan dan

Lebih terperinci

SIKLUS PENDAPATAN. Siklus Pendapatan

SIKLUS PENDAPATAN. Siklus Pendapatan SIKLUS PENDAPATAN Siklus Pendapatan Sistem Informasi Akuntansi meliputi berbagai aktivitas yang berkaitan dengan siklus siklus pemrosesan transaksi perusahaan. Meskipun tidak ada dua organisasi yang identik,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang, sedangkan Nafarin (2009: 9)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang, sedangkan Nafarin (2009: 9) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prosedur 1. Pengertian Prosedur Prosedur tidak hanya melibatkan aspek financial saja, tetapi aspek manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian langkah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

AKTIVITAS PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SISTEM. Haryanti Susanto ( )

AKTIVITAS PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SISTEM. Haryanti Susanto ( ) AKTIVITAS PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SISTEM Haryanti Susanto (12210034) Bella Dona (122100 ) Tujuan Pembelajaran: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Mampu mengidentifikasi berbagai tahap dalam SDLC. Memahami

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS, TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH. menetapkann. Sistem

BUPATI BANYUMAS, TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH. menetapkann. Sistem BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 64 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DENGAN N RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERTEMUAN 8 PENGAMANAN SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

PERTEMUAN 8 PENGAMANAN SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER PERTEMUAN 8 PENGAMANAN SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai Pengendalian pengamanan system informasi berbasis computer ini meliputi: pengendalian

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BOGOR DENGAN

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KODE / SKS KK / 2 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KODE / SKS KK / 2 SKS SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KODE / SKS KK-013234 / 2 SKS Minggu ke Pokok Bahasan dan TIU 1. 1.Tinjauan Sekilas Sistem Informasi Akuntansi. TIU : Mahasiswa dapat memahami

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem Informasi Manajemen berkepentingan dalam menyediakan sistem informasi yang menyeluruh dan terintegrasi untuk mengambil keputusan berbagai tingkatan

Lebih terperinci

1. Ancaman yang dihadapi perusahaan adalah kehancuran karena bencana alam dan politik, seperti : Kebakaran atau panas yang berlebihan Banjir, gempa

1. Ancaman yang dihadapi perusahaan adalah kehancuran karena bencana alam dan politik, seperti : Kebakaran atau panas yang berlebihan Banjir, gempa 1. Ancaman yang dihadapi perusahaan adalah kehancuran karena bencana alam dan politik, seperti : Kebakaran atau panas yang berlebihan Banjir, gempa bumi Badai angin, dan perang 2. Ancaman karena kesalahan

Lebih terperinci

Contoh dari ukuran waktu tertentu diidentifikasi termasuk siklus pengembangan produk, untuk pengiriman siklus, dan layanan siklus.

Contoh dari ukuran waktu tertentu diidentifikasi termasuk siklus pengembangan produk, untuk pengiriman siklus, dan layanan siklus. Sebagai kompetisi mengintensifkan, perusahaan harus menjadi lebih responsif terhadap pelanggan. strategi yang paling efektif untuk meningkatkan responsivitas adalah untuk menghilangkan. non kontribusi

Lebih terperinci

APLIKASI JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN INDONESIA

APLIKASI JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN INDONESIA APLIKASI JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN INDONESIA APLIKASI JUST IN TIME (JIT) PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA 1. Pengertian Metode Just In Time (JIT) Manufaktur JIT adalah suatu sistem berdasarkan tarikan permintaan

Lebih terperinci

SISTEM BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA

SISTEM BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA SISTEM BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA 1. Pengertian Biaya Dalam akuntansi biaya satuan yang digunakan untuk menyatakan nilai uang dari berbagai sumber ekonomi yang digunakan disebut dengan istilah cost/biaya.

Lebih terperinci

APLIKASI SIKLUS PRODUKSI DAN SIKLUS KEUANGAN KONSEP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

APLIKASI SIKLUS PRODUKSI DAN SIKLUS KEUANGAN KONSEP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI APLIKASI SIKLUS PRODUKSI DAN SIKLUS KEUANGAN KONSEP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Tujuan Belajar 1 Menjelaskan pengendalian siklus transaksi yang digunakan dalam proses bisnis produksi. Alur Transasi pada

Lebih terperinci

Bab 1. Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya Hubungan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Keuangan

Bab 1. Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya Hubungan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Keuangan Bab 1 Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya 1.1 Pengertian Akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang mempelajari bagaimana mencatat, megukur dan melaporkan tentang informasi biaya

Lebih terperinci

Sistem Perhitungan Biaya dan Akumulasi Biaya

Sistem Perhitungan Biaya dan Akumulasi Biaya MODUL IV Sistem Perhitungan Biaya dan Akumulasi Biaya Aliran Biaya dalam Perusahaan Manufaktur Akuntansi tidak menambahkan langkah baru terhadap siklus akuntansi yang sudah dikenal, maupun membuang prinsip-prinsip

Lebih terperinci

Orang-orang, Prosedur-prosedur, Data, Software (perangkat lunak), Infrastruktur teknologi informasi.

Orang-orang, Prosedur-prosedur, Data, Software (perangkat lunak), Infrastruktur teknologi informasi. Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem hampir selalu terdiri dari beberapa subsistem kecil, yang masing-masing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelian Pembelian dapat juga dikatakan sebagai procurement atau pangadaan barang. Mulyadi (2008:298) mengatakan bahwa Pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan

Lebih terperinci

BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS

BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS A. Pentingnya Biaya per Unit Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan untuk pengukuran dan pembebanan biaya sehingga biaya per unit dari suatu produk dapat ditentukan. Biaya per

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENDAHULUAN

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENDAHULUAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENDAHULUAN 2015 APAKAH SIA ITU? Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponenkomponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem hampir

Lebih terperinci

SIKLUS PENGELUARAN B Y : M R. H A L O H O

SIKLUS PENGELUARAN B Y : M R. H A L O H O SIKLUS PENGELUARAN B Y : M R. H A L O H O Tujuan dari siklus pengeluaran Meyakinkan bahwa seluruh barang dan jasa telah dipesan sesuai kebutuhan Menerima seluruh barang yang dipesan dan memeriksa (verifikasi)

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Tabel 4.1 hasil tes data. Hasil yang diperkirakan. -Sistem dapat. -Sistem dapat dioperasikan. dioperasikan. -Sistem dapat dioperasikan.

Tabel 4.1 hasil tes data. Hasil yang diperkirakan. -Sistem dapat. -Sistem dapat dioperasikan. dioperasikan. -Sistem dapat dioperasikan. Tabel 4.1 hasil tes data Nama Field Dummy data Kendali yang diuji Form penjualan Nomor - Diisi sesuai -Validity Faktur urutan kode penjualan terakhir - Sequence Hasil yang diperkirakan Hasil yang terjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut James A. Hall (2011 : 6) Sistem adalah kelompok dari dua orang atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI TANGGAL : 12 SEPTEMBER 2011 NOMOR : 16 TAHUN 2011 TENTANG : PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

Sistem Akuntansi Biaya

Sistem Akuntansi Biaya Sistem Akuntansi Biaya Emmelia Doloksaribu 115030200111026 Razaq Dastanta Tarigan 115030200111029 Evelyn J. Worotikan 115030201111022 Virghina Ristanti 115030207111032 Sistem Akuntansi Biaya Sistem akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 504 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR Data base SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR A. MODEL SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR Sistem Informasi Akuntansi produksi Lingkungan Internal Industrial Engineering Intelegen manufaktur Persediaan Kualitas Biaya

Lebih terperinci