ANALISA PENINGKATAN KINERJA PENGIRIMAN PADA RANTAI PASOK PRODUK SUSU FRISIAN FLAG INDONESIA OLEH PT YCH INDONESIA. Oleh DITA LESTAWIYANTI H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA PENINGKATAN KINERJA PENGIRIMAN PADA RANTAI PASOK PRODUK SUSU FRISIAN FLAG INDONESIA OLEH PT YCH INDONESIA. Oleh DITA LESTAWIYANTI H"

Transkripsi

1 ANALISA PENINGKATAN KINERJA PENGIRIMAN PADA RANTAI PASOK PRODUK SUSU FRISIAN FLAG INDONESIA OLEH PT YCH INDONESIA Oleh DITA LESTAWIYANTI H PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

2 ANALISA PENINGKATAN KINERJA PENGIRIMAN PADA RANTAI PASOK PRODUK SUSU FRISIAN FLAG INDONESIA OLEH PT YCH INDONESIA SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI Pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh : DITA LESTAWIYANTI H PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

3 Judul Skripsi : Analisa Peningkatan Kinerja Pengiriman Pada Rantai Pasok Produk Susu Frisian Flag Indonesia Oleh PT YCH Indonesia Nama : Dita Lestawiyanti NIM : H Menyetujui, Pembimbing I Pembimbing II Heti Mulyati, S.TP, MT Alim Setiawan S, S.TP, M.Si NIP : NIP: Mengetahui, Ketua Departemen Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc NIP : Tanggal Lulus :

4 RINGKASAN Dita Lestawiyanti. H Analisa Peningkatan Kinerja Pengiriman Pada Rantai Pasok Produk Susu Frisian Flag Indonesia Oleh PT YCH Indonesia. Di bawah bimbingan Heti Mulyati dan Alim Setiawan S PT YCH merupakan salah satu perusahaan distribusi produk. Salah satu produk yang distribusikan oleh PT YCH Indonesia adalah Frisian Flag Indonesia (FFI). Target sasaran dari proses distribusi produk FFI yang dilakukan oleh PT YCH Indonesia ialah toko atau agen yang berada di seluruh Indonesia yang dikelompokkan ke dalam 2 (dua) kategori yaitu pasar modern seperti Giant, Hero, Alfamart, Indomart, Yogyamart, Carefour, dan pasar-pasar tradisional atau distributor. Penelitian ini bertujuan (1). Mengidentifikasi wilayah pengiriman yang sering mengalami keterlambatan; (2). Menganalisis faktor yang menjadi penghambat proses distribusi produk susu FFI dari PT YCH Indonesia ke pasar modern; (3). Menganalisis faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap proses pendistribusian produk FFI dari PT YCH Indonesia sampai ke pasar modern. Penelitian ini dilakukan di PT YCH Indonesia yang berlokasi di Jalan Raya Kalimalang KM 2 Cibitung Bekasi Jawa Barat. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dan penyebaran kuesioner kepada 130 orang responden. Pengambilan contoh responden dalam penelitian ini menggunakan metode nonprobability sampling dengan teknik judgement sampling. Data sekunder diperoleh dari dokumen perusahaan, perpustakaan, internet, dan buku-buku yang terkait dengan tema penelitian. Analisis data menggunakan analisis diagram sebab-akibat (fishbone), dan analisis Structural Equation Modeling (SEM) dengan alat pengolah data LISREL 8.50 Wilayah yang paling sering mengalami keterlambatan adalah wilayah M4 (Bandung, Bogor) dengan total keterlambatan pengiriman sebanyak 256 pengiriman dari pengiriman yang dilakukan selama kurun waktu 5 bulan. Berdasarkan hasil analisis sebab akibat (fishbone) menunjukkan bahwa faktor yang menjadi penentu dalam proses distribusi yang dilakukan oleh PT YCH Indonesia terdiri dari beberapa faktor utama yaitu : i). Transportasi dan peralatan; ii). produk; iii). sistem informasi; iv). sumber daya manusia. Hasil analisis dengan metode Structural Equation Modeling (SEM). Besarnya pengaruh variabel laten bebas terhadap kinerja perusahaan: i). Produk (29%), ii). Sumber daya manusia (25%), iii). Transportasi dan peralatan (0,2%), iv). Sistem informasi (-13%). Berdasarkan nilai faktor muatan, besarnya indikator yang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan: i). Kualitas produk (57%), ii). Pengiriman tepat waktu (54%), iii). Kuantitas produk (51%).

5 RIWAYAT HIDUP Penulis bernama Dita Lestawiyanti, dilahirkan di Jakarta 29 Januari Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Djunaedi Ali dan Nani Wijayanti. Penulis memulai pendidikan di TK Islam Pondok Duta pada tahun 1992, kemudian melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri Tugu X pada tahun Pada tahun 1999, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 2 Cimanggis dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 99 Jakarta Timur. Pada tahun 2005 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor di Program Keahlian Perencanaan dan Pengendalian Produksi Manufaktur/Jasa. Penulis lulus pada tahun 2008, kemudian langsung melanjutkan pendidikan kembali pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam mengikuti kegiatankegiatan kampus, seperti peserta Pelatihan SPSS, English Conversation for Manager, serta Young Entrepreneur Awards 09. Selain itu, penulis aktif di bagian kemahasiswaan dengan menjabat sebagai staff Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia periode

6 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta pertolongan-nya, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul Analisa Peningkatan Kinerja Pengiriman Pada Rantai Pasok Produk Susu Frisian Flag Indonesia Oleh PT YCH Indonesia dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Skripsi ini disusun sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Pelaksanaan penelitian dilakukan mulai minggu pertama bulan Juni sampai Agustus Penelitian ini dilakukan di PT. YCH INDONESIA yang beralamat di Jalan Raya Kalimalang KM 2 Cibitung Bekasi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan dengan cara sengaja (purposive) yang disesuaikan dengan tema yang terkait dengan bentuk perusahaan yaitu sebagai distributor dari produk susu FFI. Penggunaan distributor dilakukan untuk memperluas jaringan pemasarannya dengan menambah patner kerjasamanya. Patner kerjasama diharapkan dapat meneruskan misi dan visi dalam memasarkan produk mereka. Proses penyampaian produk hingga sampai pada tangan konsumen haruslah tepat waktu dan terjaga kualitasnya mengingat unsur ini merupakan salah satu hal yang menjadi pertimbangan konsumen dalam menentukan pilihan, dan juga dapat digunakan oleh perusahaan sebagai bagian dari salah satu komponen keunggulan bersaing yang dimiliki. Bogor, November 2010 Penulis

7 UCAPAN TERIMA KASIH Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini dapat selesai karena bimbingan, bantuan, serta dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada: 1. Ibu Heti Mulyati, S.TP, MT dan Bapak Alim Setiawan S, S.TP, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi, dan arahan kepada penulis. 2. Bapak R. Dikky Indrawan, SP, MM sebagai penguji yang telah memberikan masukkan terhadap perbaikan skripsi ini. 3. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc sebagai Ketua Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Manajemen, IPB. 4. Bapak Rully Yendri selaku manager HRD PT YCH Indonesia yang telah memberikan kesempatan untuk dapat melaksanakan penelitian. 5. Bapak Fengky Sandherta, Jajat Sudrajat, Ibu Etty, Ibu Lusy, Ibu Michell, Ibu kiky, Syifa, Eby, Mbk Tri, Hasan, Gozali, May, Pak Bowo, Mas Agung, Pak Hadi, Pak Jimmy yang telah memberikan saran dan kritik selama turun lapang, memberikan motivasi, dan tranning selama di PT YCH Indonesia. 6. Seluruh karyawan PT YCH Indonesia yang telah meluangkan waktu dan memberikan informasi selama penelitian. 7. Kedua Orang tuaku ( Papa, Mama ), Dhani, Mbak Dini, serta seluruh keluarga besar yang selalu memberikan doa restu, semangat, dan kasih sayang kepada penulis. 8. Rekan-rekan Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Angkatan 5 (Gita, Tia, Penti, Eta, Rika, Dicky, Agus, Kiky, Agung, Wilmar, Gilang), serta temanteman seperjuangan dalam penyusunan skripsi yang selalu memotivasi, mendengarkan, dan memberi nasehat kepada penulis. 9. Wahyu Teguh yang selalu mengingatkan penulis untuk selalu pantang menyerah, dan terus berusaha. Terima kasih untuk waktu dan kesabarannya.

8 10. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu dan kemampuan serta pengetahuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran yang konstruktif sangat diperlukan untuk hal yang lebih baik. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis secara pribadi, maupun bagi pembaca pada umumnya. Bogor, November 2010 Penulis

9 DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN RIWAYAT HIDUP... iii KATA PENGANTAR... iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Manfaat Penelitian... 3 II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Rantai Pasok Pengukuran Kinerja Manajemen Rantai Pasok Diagram Sebab-Akibat Structural Equation Modeling (SEM) Definisi SEM Model SEM Ukuran Kesesuaian Model Penelitian Terdahulu III. METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian Tahapan Penelitian Pengumpulan Data Metode Pengambilan Sampel Pengolahan dan Analisis Data Diagram Sebab Akibat Structural Equation Modeling (SEM) Variabel Penelitian Hipotesis vii

10 3.8. Validitas dan Reliabilitas Hasil Uji Validitas Hasil Uji Reliabilitas Uji Kecocokan Model IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Visi dan Misi Perusahaan Bidang Usaha Sistem Distribusi PT YCH Indonesia Pengiriman Barang Identifikasi Wilayah Keterlambatan Identifikasi Faktor Penyebab Keterlambatan Indikator yang Mempengaruhi Keterlambatan Indikator Variabel Laten Bebas terhadap Ketepatan Jenis dan Jumlah Produk Indikator Variabel Laten Bebas terhadap Ketepatan Lokasi dan Waktu Persiapan Pengiriman Indikator Variabel Ketepatan Jumlah dan Jenis Produk terhadap Kinerja Perusahaan Indikator Variabel Ketepatan Lokasi dan Waktu Persiapan Pengiriman terhadap Kinerja Perusahaan Besarnya Indikator Variabel Laten Terikat Pengaruh FaktorVariabel Laten Bebas terhadap Ketepatan Jenis dan Junlah Produk Pengaruh FaktorVariabel Laten Bebas terhadap Ketepatan Lokasi dan Waktu Persiapan Pengiriman Pengaruh Variabel Antara terhadap Kinerja Perusahaan Pengaruh Variabel Laten Bebas terhadap Kinerja Perusahaan Implikasi Manajerial KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN viii

11 DAFTAR TABEL No Halaman 1. Uji kecocokan model Penelitian terdahulu Skala likert dan bobot nilai jawaban responden Variabel penelitian dan indikator dalam kuesioner Hasil pengujian kecocokan model Pembagian wilayah distribusi Wilayah yang mengalami keterlambatan terbanyak periode Januari-Mei Besarnya pengaruh indikator variabel laten bebas terhadap ketepatan jumlah dan jenis produk Besarnya pengaruh indikator variabel laten bebas terhadap ketepatan lokasi dan waktu persiapan pengiriman Besarnya pengaruh indikator variabel ketepatan jumlah dan jenis terhadap kinerja perusahaan Besarnya pengaruh indikator variabel ketepatan lokasi dan waktu persiapan pengiriman terhadap kinerja perusahaan Indikator variabel kinerja perusahaan Pengaruh variabel laten bebas terhadap ketepatan jenis dan jumlah produk Pengaruh variabel laten bebas terhadap ketepatan lokasi dan waktu persiapan pengiriman..... Pengaruh variabel antara terhadap kinerja perusahaan..... Pengaruh variabel laten bebas terhadap kinerja perusahaan ix

12 DAFTAR GAMBAR No Halaman 1. Struktur rantai pasok Ukuran kinerja Diagram sebab akibat Model teoritis diagram lintas Kerangka pemikiran Tahapan penelitian Hybrid model penelitian T-value Structur Equation Modeling Proses penerimaan produk susu FFI di PT YCH Indonesia Proses distribusi PT YCH Indonesia Peningkatan kinerja pengiriman pada rantai pasok produk susu Frisian Flag Indonesia Hasil analisis Structural Equation Modeling x

13 DAFTAR LAMPIRAN No Halaman 1. Hasil uji validitas dan reliabilitas Hasil perhitungan Construct Reliability model struktural Output SEM xi

14 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya persaingan, pelaku industri kini mulai sadar bahwa untuk menyediakan produk murah, berkualitas, cepat, dan perbaikan di internal perusahaan tidaklah cukup. Keempat aspek tersebut membutuhkan peran serta semua pihak mulai dari pemasok hingga ke konsumen. Pemasok mengelola bahan baku dari alam menjadi komponen, dan selanjutnya pabrik mengubah komponen dan bahan baku menjadi produk jadi. Selanjutnya perusahaan transportasi mengirimkan bahan baku dari pemasok ke pabrik, sampai jaringan distribusi yang akan menyampaikan produk ke pelanggan. Salah satu keunggulan bersaing perusahaan dapat dicapai melalui distribusi produk yang efisien dan efektif. Perkembangan teknologi dan inovasi dalam manajemen distribusi memungkinkan perusahaan untuk menciptakan kecepatan waktu kirim serta efisiensi yang tinggi dalam jaringan distribusi. Efisiensi dapat dilakukan melalui optimalisasi distribusi bahan baku dari pemasok, aliran bahan baku dalam proses produksi sampai dengan distribusi produk ke tangan konsumen. Distribusi yang optimal dapat dicapai melalui penerapan konsep manajemen rantai pasok. Manajemen rantai pasok adalah keterpaduan antara perencanaan, koordinasi dan kendali seluruh proses dan aktivitas bisnis dalam rantai pasok untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan biaya termurah (Chopra dan Meindel, 2007). PT YCH merupakan salah satu perusahaan yang mendistribusikan produk ke distributor, agen atau toko yang tersebar di Indonesia. PT YCH memiliki kantor pusat di Singapura yang kemudian membuka cabang di Indonesia pada tahun Pemberian nama YCH diambil berdasarkan nama pendiri perusahan yaitu Mr Yap Chwe Hock. Produk yang didistribusikan oleh PT YCH Indonesia yaitu produk yang berasal dari Frisian Flag Indonesia (FFI), Danone Activia, Matahari Departemen Store (Fresh Food), dan Kievit (Cremer). Produk FFI menempati hampir 90% dari produk yang dikelola oleh PT YCH Indonesia dalam pengiriman produknya. Tujuan pengiriman dari proses distribusi produk FFI yang dilakukan oleh PT

15 2 YCH Indonesia ialah toko atau agen yang berada di seluruh Indonesia. Berdasarkan jalur distribusi yang dilalui, proses distribusi yang dilakukan oleh PT YCH Indonesia dibagi menjadi 2 (dua) kelompok yaitu: pasar modern dan pasar tradisional. Pengiriman untuk ke pasar tradisional ditujukan pada distributordistributor FFI seluruh Indonesia dan Supply Point (SP) yang berada di Medan, Semarang, dan Surabaya. Sedangkan pengiriman ke pasar modern produk akan didistribusikan ke Giant, Hero, Alfamart, Indomart, Yogyamart, dan Carefour. Proses distribusi dilakukan setiap hari dengan persentase pengiriman sebesar 70% untuk pasar modern, karena pemesanan untuk produk susu FFI di pasar modern dilakukan tidak dalam jumlah yang banyak untuk setiap pengiriman. Hal ini dikarenakan keterbatasan gudang yang dimiliki oleh setiap pasar modern. Berbeda dengan permintaan yang dilakukan oleh pasar tradisional. Pada pasar tradisional persentase jumlah permintaan sekali kirim jumlahnya banyak tetapi periode pemesanan tidak sebanyak pasar modern. Pendistribusian produk susu FFI yang dilakukan sering terjadi keterlambatan khususnya untuk target pasar modern yang memiliki tenggang waktu pengiriman 1 (satu) hari. Selama kurun waktu 5 bulan terakhir (Januari-Mei 2010) terjadi keterlambatan sebanyak 256 kali pengiriman dari total pengiriman sebanyak pengiriman. Keterlambatan tersebut harus diatasi secepatnya sehingga kinerja PT YCH Indonesia menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini mengangkat judul Analisa Peningkatan Kinerja Pengiriman Pada Rantai Pasok Produk Susu Frisian Flag Indonesia Oleh PT YCH Indonesia. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1. Wilayah pengiriman manakah yang sering mengalami keterlambatan pengiriman khususnya ke pasar modern? 2. Faktor apa saja yang menghambat pendistribusian produk susu FFI dari PT YCH Indonesia sampai ke pasar modern? 3. Faktor manakah yang paling besar pengaruhnya terhadap keterlambatan proses pengiriman produk FFI yang didistribusikan oleh PT YCH Indonesia?

16 3 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang diharapkan dari penelitian adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi wilayah pengiriman yang sering mengalami keterlambatan. 2. Menganalisis faktor yang menghambat proses distribusi produk susu FFI dari PT YCH Indonesia ke pasar modern. 3. Menganalisis faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap proses pendistribusian produk FFI dari PT YCH Indonesia sampai ke pasar modern. 1.4 Ruang Lingkup Penelitian difokuskan untuk mengetahui faktor penghambat pendistribusian susu khususnya pada produk FFI untuk target pemasaran pasar modern dengan wilayah cakupan Jakarta, Karawang, Tangerang, Bekasi, Cimanggis, Depok, Bogor, dan Bandung. Proses distribusi menggunakan truk yang disewa dari penyedia jasa transportasi (transporter). Pemilihan target pasar modern karena proses distribusi memiliki batas waktu maksimal pengiriman hanya 1 (satu) hari setelah pesanan diterima dari PT. FFI dan juga merupakan prioritas pertama dalam distribusi produk susu FFI. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Perusahaan diharapkan hasil analisis ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan dalam pengambilan keputusan tentang sistem pendistribusian produk pada PT. YCH Indonesia ke pasar modern dengan menggunakan jalur darat. 2. Bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pendistribusian produk.

17 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Rantai Pasok Menurut Pujawan (2005), rantai pasokan adalah jaringan perusahaanperusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan mengahantarkan suatu produk ke tangan akhir. Perusahaan tersebut biasanya termasuk pemasok, pabrik, distributor, toko atau retail, serta perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa logistik. Sedangkan manajemen rantai pasok adalah metode, alat, atau pendekatan untuk pengelolaan rantai pasok. Manajemen rantai pasok mencakup pengembangan produk (product development), bagian pembelian (procurement), perencanaan dan pengendalian (planning and control), operasi atau produksi, dan pengiriman atau distribusi. Menurut Anatan dan Lena (2008), manajemen rantai pasok merupakan strategi alternatif yang memberikan solusi dalam menghadapi ketidakpastian lingkungan untuk mencapai keunggulan kompetitif melalui pengurangan biaya operasi dan perbaikan pelayanan konsumen dan kepuasan konsumen. Manajemen rantai pasok menawarkan suatu mekanisme yang mengatur proses bisnis, peningkatan produktivitas, dan mengurangi biaya operasional perusahaan. Sebuah rantai pasokan sederhana memiliki komponen-komponen yang disebut chanel yang terdiri atas pemasok, perusahaan, distribution center, wholesaler, dan retailer yang semuanya bekerja memenuhi konsumen akhir. Struktur rantai pasok menurut Anatan dan Lena (2008) dapat dilihat pada Gambar 1. Pemasok Perusahaan Distribution center Wholesaler Retailer Konsumen akhir Aliran produk Aliran biaya Aliran informasi Gambar 1. Struktur Rantai Pasok (Anatan dan Lena, 2008)

18 5 Menurut Heizer dan Render (2005), rantai pasokan mencakup seluruh interaksi antara pemasok, manufaktur, distributor, dan pelanggan. Interaksi ini juga berkaitan dengan transportasi, informasi, penjadwalan, transfer kredit, dan tunai serta transfer bahan baku antar pihak-pihak yang terlibat. 2.2 Pengukuran Kinerja Manajemen Rantai Pasok Kinerja dapat diartikan sebagai tingkat pencapaian hasil atau tujuan perusahaan, tingkat pencapaian pelaksanaan tugas secara aktual dan pencapaian misi perusahaan. Penilaian kinerja perusahaan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena berdasarkan hasil penelitian, ukuran keberhasilan perusahaan selama 1 (satu) periode tertentu dapat diketahui. Pengukuran kinerja bertujuan untuk mendukung perancangan tujuan, evaluasi kinerja, dan menentukan langkah-langkah ke depan baik pada level strategi, taktik dan operasional (Van der Vorst, 2004 dalam Setiawan). Salah satu aspek fundamental dalam SCM adalah manajemen kinerja dan perbaikan secara berkelanjutan. Untuk menciptakan kinerja yang efektif diperlukan sistem pengukuran yang mampu mengevaluasi kinerja rantai pasok secara holistik. Menurut Pujawan (2005), sistem pengukuran kinerja diperlukan untuk : i) melakukan monitoring dan pengendalian; ii) mengkomunikasikan tujuan organisasi ke fungsi-fungsi pada rantai pasok; iii) mengetahui di mana posisi suatu organisasi relatif terhadap pesaing maupun terhadap tujuan yang ingin dicapai; dan iv) menentukan arah perbaikan untuk menciptakan keunggulan dalam bersaing. Pujawan (2005) mengatakan bahwa, pengukuran dimensi kinerja aktivitas terdiri dari: 1. Biaya yang terlibat dalam eksekusi suatu aktivitas. Biaya muncul karena dalam pelaksanaan suatu aktivitas ada sumber daya yang digunakan. Biaya ini terkait dengan tenaga kerja, bahan baku, peralatan, dan sebagainya. Biaya ini diukur dalam bentuk absolut maupun dalam ukuran relatif terhadap suatu nilai acuan. 2. Waktu yang diperlukan untuk mengerjakan suatu aktivitas. Ukuran ini sangat penting dalam konteks manajemen rantai pasok terutama untuk rantai pasok

19 6 yang berkompetisi atas dasar kecepatan respon. Kecepatan respon secara umum ditentukan oleh waktu yang dibutuhkan oleh masing-masing aktivitas maupun prosen dalam rantai pasok. 3. Kapasitas adalah ukuran seberapa banyak volume pekerjaan yang bisa dilakukan oleh sistem atau bagian dari rantai pasok pada suatu periode tertentu. 4. Kapabilitas mengacu pada kemampuan agregat suatu rantai pasok untuk melakukan aktivitas. 5. Produktivitas yang mengukur sejauh mana sumber daya pada rantai pasok digunakan secara efektif dalam mengubah input menjadi output. 6. Utilisasi yang mengukur tingkat pemakaian sumber daya dalam kegiatan rantai pasok. 7. Outcome yang merupakan hasil suatu proses atau aktivitas. Pada proses produksi outcome bisa berupa nilai tambah yang diberikan pada produk-produk yang dihasilkan. SCOR adalah suatu model acuan dari operasi supply chain. SCOR membagi proses-proses supply chain menjadi 5 (lima) proses inti yaitu : 1. Plan Proses yang menyeimbangkan permintaan dan pasokan untuk menentukan tindakan terbaik dalam memenuhi kebutuhan pengadaan, produksi, dan pengiriman. 2. Source Proses pengadaan barang maupun jasa untuk memenuhi permintaan. Jenis proses dapat berbeda tergantung pada apakah barang yang dibeli termasuk barang untuk persediaan (stocked), barang untuk pemesanan (make to order). 3. Make Proses mentransformasi bahan baku atau komponen menjadi produk yang diinginkan oleh pelanggan. Kegiatan produksi bisa dilakukan atas dasar ramalan untuk memenuhi persediaan atau untuk memenuhi pesanan. 4. Deliver Merupakan proses untuk memenuhi permintaan terhadap barang atau jasa. Meliputi order management, transportasi, dan distribusi.

20 7 5. Return Proses pengembalian atau menerima pengembalian produk karena berbagai alasan. Kegiatan yang terlibat antara lain identifikasi kondisi produk, meminta otorisasi pengembalian cacat, penjadwalan pengembalian, dan melakukan pengembalian. 2.3 Diagram Sebab-Akibat Diagram sebab-akibat ditemukan oleh orang Jepang yang bernama Kaoru Ishikawa, sehingga sering disebut sebagai diagram Ishikawa. Selain itu, diagram ini sering disebut sebagai Diagram Tulang Ikan (Fish Bone Diagram). Menurut Muhandri dan Darwin (2006), diagram sebab akibat berguna untuk mengetahui faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab munculnya masalah (berpengaruh terhadap hasil). Penyusunannya dilakukan dengan teknik Brainstorming (sumbang saran). Meskipun tiap perusahaan dapat menentukan sendiri faktor-faktor utama dalam penyusunan diagram sebab akibat, namun secara umum terdapat 5 (lima) faktor yang umum berpengaruh yaitu: (1) lingkungan; (2) manusia; (3) metode; (4) bahan; (5) mesin dan peralatan. Diagram sebab akibat menurut Muhandri dan Darwin (2006) dapat dilihat pada Gambar 3. Manusia Metode Lingkungan MASALAH Peralatan Mesin dan Peralatan Gambar 3. Diagram sebab akibat (Muhandri dan Darwin, 2006)

21 8 2.4 Structural Equation Modeling (SEM) Definisi SEM Menurut Solimun (2002), Structural Equation Modeling (SEM) merupakan pendekatan terintegrasi antara analisis faktor, model struktural, dan analisis PART. Di dalam SEM peneliti dapat melakukan kegiatan secara serempak, yaitu pemeriksaan validitas dan realiabilitas instrumen (setara dengan faktor analisis konfirmatori), pengujian model hubungan antar variabel laten (setara dengan analisis path), dan mendapatkan model yang bermanfaat untuk prakiraan (setara dengan model struktural atau analisis regresi). SEM atau model persamaan struktural merupakan suatu hubungan causal dan dinilai dapat mengatasi kelemahan dalam model regresi maupun jalur path (path model). Salah satu kelebihan SEM tersebut yakni dapat mengukur suatu hubungan yang tidak bisa diukur secara langsung (Ghozali dalam Wijayanto 2008) Model SEM Model persamaan struktural terdiri dari dua komponen model yaitu model variabel laten atau model struktural dan model pengukuran. Dalam model struktural digambarkan relasi antar variabel laten yang mencerminkan kerangka analisis pokok. Menurut Bollen 1989 dalam Wijayanto (2008), faktor adalah sebutan lain untuk variabel laten atau variabel tak teramati (unobserved) atau tidak dapat diukur (unmeasured) secara langsung seperti kekuatan, kepuasan, kebahagiaan dan sebagainya. Variabel laten biasanya diukur oleh beberapa indikator. Indikator tersebut dapat langsung diobservasi. Terdapat tiga komponen pada model persamaan struktural yaitu analisis jalur, konsep variabel laten dan model pengukuran serta penguraian pengaruh variabel laten. Pada diagram jalur dipresentasikan sebuah persamaan simultan. Salah satu keuntungan dari penggunaan diagram lintas adalah dapat menggambarkan hubungan antar variabel. Hubungan antar variabel tersebut dapat digambarkan melalui diagram lintas seperti pada Gambar 4.

22 ξ 9 δ 1 X 1 λ 1 δ 2 X 2 λ2 ξ γ ij η ζ β 1 β 2 Gambar 4. Model teoritis diagram lintas (Bollen, 1989) Keterangan: Y 1 ε 1 Y 2 ε 2 η = variabel dependen ( laten tak bebas) ξ i = variabel independen (laten bebas ) γ ij = besar muatan faktor ξ i dalam membentuk η j ζ = tingkat kesalahan yang terjadi pada perhitungan variabel η Dalam model pengukuran digambarkan relasi antara variabel laten dengan variabel indikator. Variabel laten tak bebas dan variabel laten bebas mempunyai hubungan linear structural sebagai berikut (Joreskog dan Sorbom, 1996 dalam Wijatanto, 2008) : η = Γξ + Bη + ζ..... (1) Keterangan : η = vektor dari variabel endogen berukuran m x 1 = vektor dari variabel eksogen berukuran n x 1 Γ = matriks koefisien dari ξ berukuran m x n B = matriks koefisien dari η berukuran m x m ζ = vektor kesalahan bagi persamaan struktural tersebut berukuran m x 1 Model pengukuran dirumuskan sebagai berikut: y = Λyη + ε... (2) x = Λxξ + δ (3) Keterangan : Y = vektor indikator bagi variabel endogen berukuran p x 1 X = vektor indikator bagi variabel eksogen berukuran q x 1

23 10 Λ y = matriks koefisien regresi y terhadap η berukuran p x m Λ x = matriks koefisien regresi x terhadap ξ berukuran q x n ε = vektor kesalahan pengukuran dari y berukuran p x 1 Pada model pengukuran ini dapat dilihat berapa kontribusi dan bagaimana signifikansi dari masing-masing variabel indikator terhadap variabel laten. Secara umum, tahap-tahap yang dilakukan dalam penyusunan model persamaan struktural adalah: mengembangkan model berdasarkan teori, membangun diagram lintas (path diagram), konversi diagram lintas ke persamaan, mengidentifikasi model, penetapan kriteria kesesuaian model, dan interpretasi dan modifikasi model Ukuran Kesesuaian Model Menurut Hair et al., dalam Solimun (2002), dalam analisis SEM tidak ada alat uji statistik tunggal untuk mengukur atau menguji hipotesis mengenai model sehingga digunakan beberapa fit indeks untuk mengukur kebenaran-kebenaran model. Alat-alat yang dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mendapatkan model yang sesuai antara lain : 1. Chi-Square (X 2 ) Chi-square digunakan untuk mengukur overall fit, semakin kecil nilainya maka semakin baik model yang diuji. Uji chi-square ini biasanya dibandingkan dengan nilai derajat bebas (degree of freedom) untuk memperoleh nilai chisquare relatif. Model yang baik membutuhkan nilai chi-square yang lebih kecil daripada nilai derajat bebasnya. 2. P-value Nilai p-value diharapkan untuk lebih besar dari 0,05 atau 0,1 yaitu uji tidak signifikan. Bila hasil pengujian menunjukkan tidak signifikan, yang berarti matrik input dan matrik estimasi tidak berbeda, maka model yang diajukan cocok. P-value berkisar antara 0 sampai 1 dan model persamaan struktural akan semakin baik jika p-value mendekati 1.

24 11 3. Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA). Ukuran kesesuaian lainnya yang dapat digunakan untuk mengetahui kesesuaian model ialah RMSEA. Ukuran ini mengukur kedekatan suatu model terhadap populasi. RMSEA menunjukkan kecocokan model yang dikatakan baik apabila nilainya kurang dari 0,05; reasonable jika lebih kecil dari 0,08; cukup apabila kurang dari 0,1 dan buruk apabila lebih dari 0,1. 4. Goodness-of-Fit Index (GFI) Ukuran GFI merupakan ukuran seberapa besar model mampu menerangkan keseragaman data. Semakin besar nilai ini berarti model semakin baik. Batas minimal 0,9 sering dijadikan patokan suatu model dikatakan layak. 5. Adjusted Goodness-of-Fit Index (AGFI) Ukuran ini merupakan modifikasi dari GFI dengan mengakomodasi derajat bebas model dengan model lain yang dibandingkan. Nilai AGFI sebesar 0,9 sering dijadikan patokan suatu model dikatakan layak. Indeks-indeks yang dapat digunakan untuk menguji kelayakan sebuah model ditunjukkan dalam Tabel 1. Tabel 1. Uji kecocokan model Goodness of Fit Index Cut Off Value Derajat bebas (DF) Positif Chi-Square (X 2 ) Diharapkan kecil Significance Probability 0,05 RMSEA 0,08 GFI 0,90 AGFI 0,90 CFI 0,95 TLI 0,90 Sumber : Ferdinand (2005) 2.5 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang telah dilakukan berkaitan dengan distribusi dapat dilihat pada Tabel 2 berikut :

25 12 No. Nama Peneliti Judul Penelitian Tujuan Metode analisis yang digunakan Hasil 1. Irmawati Pengaruh Manajemen Rantai Pasok Terhadap Kinerja di PTPN VIII Gunung Mas Bogor 1).Untuk mengkaji sistem manajemen rantai pasokan (MRP) PTPN VIII Gunung Mas Bogor 2).Untuk mengkaji pengaruh MRP terhadap kinerja perusahaan PTPN VIII Gunung Mas Bogor 3).Untuk memberikan solusi penerapan MRP di PTPN VIII Gunung Mas Bogor SEM Strategi manajemen pemasok berpengaruh positif dan tidak nyata terhadap strategi MRP sebesar 30%, strategi hubungan pelanggan berpengaruh positif dan nyata terhadap strategi MRP sebesar 90%, dan strategi MRP berpengaruh positif dan nyata terhadap kinerja perusahaan sebesar 84%. Untuk variabel respon cepat terhadap permintaan darurat memberikan pengaruh terbesar pada strategi MRP sebesar Variabel strategi perusahaan terhadap pengaduan pelanggan mempunyai kontribusi terbesar dalam membentuk strategi hubungan pelanggan sebesar Variabel perencanaan pemasaran yang melibatkan semua anggota rantai pasokan memberi pengaruh terbesar pada strategi MRP perusahaan sebesar 1.46, dan variabel kepuasan pelanggan memberikan pengaruh terbesar terhadap kinerja perusahaan sebesar1.65.

26 13 2. Alfredo Febriano Analisis Hubungan Sistem Transportasi Armada Operasional Dengan Ketepatan Waktu Pengiriman Barang Pada PT. FIN Logistics Jakarta ).Untuk mengetahui tingkat ketepatan waktu pengiriman barang pada PT.FIN Logistics 2).Untuk mengetahui kelengkapan jenis kendaraan operasional yang ada di PT. FIN Logistic 3).Untuk mengetahui hubungan antara sistem transportasi armada operasional dengan ketepatan waktu pengiriman barang Analisis Regresi Sistem Transportasi armada pada PT FIN Logistics belum optimal sebesar 78,33%. Ketepatan waktu pengiriman belum optimal yaitu sebesar 49%, dan adanya pengaruh positif antara sistem transportasi armada operasional dengan ketepatan waktu pengiriman barang pada PT FIN Logistics. 3. Ni Ketut Ayu Budiani Analisis Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Pelaksanaan Keberangkatan Pesawat Milik PT. Malaysia Airlines di Bandara Internasional Soekarno Hatta tahun ).Untuk mengetahui tingkat perkembangan jumlah keterlambatan pelaksanaan keberangkatan pesawat milik PT. Malaysia Airlines di bandara internasional Soekarno Hatta tahun ).Untuk menganalisis faktor penyebab keterlambatan pelaksanaan keberangkatan pesawat milik PT Malaysia airlines di bandara internasional Soekarno Hatta tahun 2008 Diagram Fishbone Keterlambatan yang paling banyak disebabkan oleh penumpang dan bagasi sebesar 44,3% atau sebanyak 62 kali keterlambatan dalam setahun. Pada tingkat kedua yaitu wewenang bandara sebesar 35,7% atau sebanyak 50 kali keterlambatan dalam setahun, dan yang ketiga yaitu teknikal pesawat sebesar 10,7% atau sebanyak 15 kali keterlambatan dalam satu tahun ( )

27 14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian PT. YCH Indonesia adalah salah satu perusahaan distributor yang hampir 90% mendistribusikan produk susu dari perusahaan Frisian Flag Indonesia (FFI). Sistem distribusi untuk pasar modern merupakan target utama dalam pendistribusian produk susu FFI yang dilakukan oleh PT YCH Indonesia. Pengiriman produk susu FFI untuk ke pasar modern memiliki batas waktu pengiriman selama 1 (hari) setelah pesanan diterima oleh pihak FFI. Ukuran keterlambatan pengiriman untuk pasar modern terjadi jika produk yang dipesan tidak sampai pada batas waktu pengiriman yang telah ditentukan. Dalam mendistribusikan produk susu ke pasar modern (Jakarta, Tangerang, Karawang, Cimanggis, Depok, Bekasi, Bandung, dan Bogor), terdapat kendala-kendala yang dihadapi oleh PT YCH Indonesia sehingga menimbulkan keterlambatan dalam proses penyampaian produk. Berdasarkan data yang terdapat pada perusahaan, keterlambatan pengiriman untuk tujuan pegiriman ke pasar modern terdapat 256 kali keterlambatan pengiriman selama periode bulan Januari hingga Mei Keterlambatan ini tentu saja akan berdampak negatif terhadap kinerja PT YCH Indonesia sebagai salah satu perusahaan distribusi produk. Sistem pengukuran kinerja (performance measurement system) diperlukan sebagai pendekatan dalam rangka mengoptimalisasi jaringan rantai pasok. Pengukuran kinerja bertujuan untuk mendukung perancangan tujuan, evaluasi kinerja, dan menentukan langkah-langkah ke depan baik pada level strategi, taktik dan operasional. Hasil dari perbaikan sistem ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap sistem distribusi, sehingga peningkatan kinerja pengiriman produk FFI yang dilakukan oleh PT YCH Indonesia akan menjadi salah satu keunggulan bersaing yang dimiliki oleh perusahaan. Kerangka pemikiran yang menjadi dasar bagi penelitian terlihat pada Gambar 5.

28 15 Sistem Distribusi yang dilakukan oleh PT YCH Indonesia Identifikasi Faktor Keterlambatan Pengiriman Produk FFI ke pasar modern Transportasi Produk Sistem informasi Sumber daya manusia Ketepatan Jumlah dan Jenis Produk Ketepatan Lokasi dan Waktu Persiapan Pengiriman Peningkatan Kinerja Perusahaan? Tidak Ya Keunggulan Bersaing PT YCH Indonesia Gambar 5. Kerangka pemikiran

29 Tahapan Penelitian Tahapan penelitian disajikan pada Gambar 6 berikut ini : Pra Penelitian Identifikasi Minat Penelitian Gagasan-gagasan Studi Pustaka dan diskusi Penentuan Topik Penelitian Pemilihan Topik Penelitian: Analisa Pengaruh Peningkatan Kinerja Pengiriman Produk susu Frisian Flag Indonesia Oleh PT YCH Indonesia Perumusan Masalah : 1. Wilayah pengiriman dan Transporter manakah yang sering mengalami keterlambatan pengiriman? 2. Faktor apa saja yang menjadi penghambat proses distribusi yang terjadi pada PT YCH Indonesia dalam pendistribusian produk FFI dari PT YCH Indonesia hingga pasar modern? 3. Faktor manakah yang paling besar pengaruhnya terhadap keterlambatan proses pengirman produk Frisian Flag Indonesia hingga ke pasar modern? Tujuan Penelitian : 1. Mengidentifikasi wilayah pengiriman dan transporter yang sering mengalami keterlambatan 2. Menganalisis faktor yang menjadi penghambat distribusi produk FFI di dalam PT YCH Indonesia 3. Menganalisis faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap proses pendistribusian produk FFI dari PT YCH Indonesia hingga ke pasar modern. Rancangan Pengumpulan Data: Identifikasi kebutuhan data, Metode pengumpulan data, Pemilihan teknik analisis Studi Pendahuluan Penyusunan Riset Desain dan Kuesioner Pengumpulan dan pengolahan data Pengolahan Data Lapangan : 1. Observasi dan Wawancara 2. Pengisian Kuesioner Pengolahan Data : 1. Tabulasi data dan informasi 2. Identifikasi model distribusi 3. Pengolahan data dan informasi Uji Reliabilitas Uji Validitas Analisis Data 1. Analisis Faktor Keterlambatan Pengiriman Diagram Fishbone 2. Analisis Pengiriman Terhadap Kinerja Perusahaan Structural Equation Modeling (SEM) Kesimpulan dan Saran Gambar 6. Tahapan penelitian

30 Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder baik yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan kuesioner. Data sekunder diperoleh dari laporan-laporan manajemen perusahaan terutama bagian route planners dan Customer Relationship Management (CRM). Disamping itu, data sekunder diperoleh dari sumber-sumber lain seperti literatur, hasil penelitian terdahulu, dan bahan pustaka. Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data yang relevan untuk menunjang evaluasi dan analisa dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1. Observasi Pengamatan langsung obyek penelitian dengan tujuan untuk memahami kondisi proses distribusi yang terjadi. Observasi dilakukan mulai dari bagian data entry sampai dengan produk dilakukan proses muat barang untuk didistribusikan ke pasar modern. 2. Wawancara Melakukan wawancara khususnya kepada karyawan PT YCH Indonesia pada bagian operation dan distribution untuk mendapatkan data dan informasi yang relevan. Pelaksanaannya dilakukan secara langsung berhadapan muka dengan orang yang diwawancarai. 3. Kuesioner Kuesioner diberikan kepada para karyawan PT YCH Indonesia seperti bagian outbound, QC, dan juga distribution. Kuesioner berupa lembar pertanyaan yang berisi pilihan jawaban yang sudah ditentukan berdasarkan skala Likert sebagaimana pada Tabel 3. Tabel 3. Skala likert dan bobot nilai jawaban responden Jawaban Bobot Nilai Sangat setuju / Sangat Penting 5 Setuju / Penting 4 Cukup Setuju 3 Tidak Setuju / Tidak Penting 2 Sangat Tidak Setuju / Sangat Tidak Penting 1 Menurut Istijanto (2005), skala Likert meminta responden menunjukkan tingkat persetujuan atau ketidaksetujuannya terhadap serangkaian pertanyaan

31 18 tentang suatu objek. Skala ini biasanya memiliki 5 (lima) atau 7 (tujuh) kategori dari sangat setuju sampai dengan sangat tidak setuju. Penggunaan 5 (lima) kategori dalam skala sangat populer dalam survei konsumen karena dipandang bisa mewakili dengan tingkat intensitas responden. 4. Studi Literatur Data sekunder adalah data yang berasal dari buku-buku, jurnal dan hasil penelitian terdahulu. 3.4 Metode Pengambilan Sampel Menurut Suhalis (1995), suatu metode pengambilan sampel yang ideal mempunyai sifat-sifat seperti dibawah ini: 1. Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi. 2. Dapat menentukan persepsi dari hasil penelitian dengan jalan menentukan penyimpangan baku (standar) dari tafsiran yang diperoleh. Persepsi adalah perbedaan dari hasil yang didapat dari sampel, dibandingkan dengan hasil yang akan diperoleh dengan pencacahan lengkap dengan syarat bahwa keadaankeadaan dimana kedua metode dilakukan, seperti daftar pertanyaan, teknik wawancara, kualitas pencacahan, dan sebagainya adalah sama. 3. Sederhana hingga mudah dilakukan 4. Dapat memmberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendahrendahnya. Penentuan sampel atau responden merupakan hal penting dalam suatu penelitian, karena dibutuhkan sampel yang mewakili karakteristik dari populasi penelitian yang diwakilinya. Pengambilan contoh responden dalam penelitian ini menggunakan metode non-probability sampling dengan teknik judgment sampling yaitu teknik pengambilan contoh yang dilakukan dengan terlebih dahulu merumuskan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan sebagai acuan penarikan sampel. Responden yang dipilih merupakan pihak yang terkait dalam proses persiapan pengiriman barang seperti bagian penyimpanan barang (gudang), dan juga Quality Control (QC). Jumlah karyawan yang dijadikan responden adalah sebanyak 130 orang yang disesuaikan dengan pendapat Solimun (2002), bahwa pendugaan parameter menggunakan metode kemungkinan maksimum besarnya sampel yang disarankan adalah

32 Pengolahan dan Analisis Data Diagram Sebab Akibat Alat analisis yang digunakan dalam mengidentifikasi faktor penyebab keterlambatan pengiriman yaitu diagram sebab akibat (cause and effect diagram). Diagram sebab akibat adalah suatu pendekatan terstruktur yang memungkinkan untuk melakukan analisis yang lebih terperinci terhadap suatu permasalahan dalam menentukan penyebab dari suatu masalah (akibat) terhadap kesulitan untuk memisahkan penyebab dari akibat (Heizer dan Render, 2005). Langkah-langkah penyusunan diagram sebab akibat menurut Muhandri dan Darwin, 2006 adalah sebagai berikut: 1. Tentukan masalah (kondisi) yang akan diperbaiki (diamati). Gambarkan garis panah dengan kotak di ujung garis sebelah kanan, dan tuliskan masalah (kondisi) kondisi yang akan diperbaiki itu didalam kotak. 2. Cari faktor utama yang berpengaruh atau mempunyai akibat pada masalah (kondisi) tersebut. Tuliskan dalam kotak yang telah dibuat di atas atau di bawah garis panah. 3. Cari lebih lanjut faktor-faktor yang lebih rinci yang berpengaruh terhaadap faktor utama tersebut. Tuliskan faktor-faktor rinci tersebut di kiri atau kanan panah penghubung, dan buatlah panah di bawah faktor rinci tersebut menuju garis penghubung. Carilah penyebab utama. Dari diagram yang sudah lengkap carilah penyebabpenyebab utama dengan menganalisa data yang sudah ada. Bila analisa data tidak dapat dilakukan, maka analisislah faktor-faktor mana saja yang berpengaruh dan mana yang tidak berpengaruh. terdahulu Structural Equation Modeling (SEM) Analisa data m menggunakan metode SEM dan diproses dengan menggunakan software. Diagram lintasan full atau hybrid model hubungan jenis dan jumlah produk yang dikirim serta ketepatan lokasi dan waktu persiapan pengiriman terhadap kinerja perusahaan disajikan pada Gambar 7. Langkahlangkah SEM dalam penelitian menurut Bollen dan Long, dalam Wijayanto, 2008 adalah sebagai berikut:

33 20 1. Spesifikasi model Tahap ini berkaitan dengan pembentukan awal model awal persamaan struktural, sebelum dilakukan estimasi. Model awal ini diformulasikan berdasarkan suatu teori atau penelitian sebelumnya. 2. Identifikasi Tahap ini berkaitan dengan pengkajian tentang kemungkinan diperolehnya nilai yang unik untuk setiap parameter yang ada di dalam model dan kemungkinan persamaan simultan tidak ada solusinya. 3. Estimasi Tahap ini berkaitan dengan estimasi terhadap model untuk menghasilkan nilainilai parameter dengan menggunakan salah satu metode estimasi yang tersedia. Pemilihan metode estimasi yang digunakan seringkali ditentukan berdasarkan karakteristik dari variabel yang dianalisis. 4. Uji kecocokan Tahap ini berkaitan dengan pengujian kecocokan antara model dengan data. Beberapa kriteria ukuran kecocokan atau goodness of fit (GOF) dapat digunakan untuk melaksanakan langkah ini. 5. Respesifikasi Tahap ini berkaitan dengan respesifikasi model berdasarkan atas hasil uji kecocokan thap sebelumnya. penelitian terdahulu. 3.6 Variabel Penelitian Model struktural penelitian menjelaskan bahwa kinerja perusahaan adalah variabel laten endogen yang diperlakukan sebagai variabel dependen. Ketepatan jenis dan jumlah barang yang dikirim dan ketepatan lokasi dan waktu barang yang akan dikirim merupakan variabel yang diberlakukan sebagai variabel antara (intervening), sedangkan sistem informasi, sumber daya manusia, produk, dan Transportasi dan peralatan adalah variabel laten eksogen (independen). Variabel penelitian dan indikator dalam kuesioner dapat dilihat pada Tabel 4.

34 21 Tabel 4. Variabel penelitian dan indikator dalam kuesioner Variabel Laten Variabel Indikator Keterangan Transportasi dan Peralatan (ξ 1 ) (Variabel laten bebas) Produk (ξ 2 ) (Variabel laten bebas) Sistem informasi (ξ 3) (Variabel laten bebas) Sumber daya manusia (ξ 4 ) (Variabel laten bebas) Jumlah dan Jenis Produk ( 1 ) (variabel laten antara) Lokasi dan Persiapan Waktu Pengiriman ( 2 ) (variabel laten antara) Kinerja ( 3 ) (variabel laten terikat) 1. Ketersediaan truk 2. Ketersediaan peralatan 1. Ketersediaan produk di gudang 2. Jumlah produk di gudang 3. Waktu persiapan pengiriman 4. Produk rusak saat loading 1. Gangguan sinyal 2. Perbedaan status barang 1. Pencarian batch baru 2. Peletakkan barang di stagging area 3. Pengecekkan barang di stagging area 4. Pengambilan barang 1. Kode produk 2. Penyimpanan barang di gudang 3. Persiapan jenis produk sesuai dengan BPL 4. Pengecekkan terhadap jenis produk yang dikirim 5. Persiapan jumlah produk yang akan dikirim 6. Pengetahuan jumlah produk yang dikirim 7. Pengecekan terhadap jumlah produk yang akan dikirim 1. Ketepatan pengiriman untuk masingmasing konsumen 2. Peletakkan barang di stagging area (permintaan penuh) 3. Pelaksanaan SOP persiapan pengiriman 4. Ketersediaan truk untuk proses pengiriman 1. Kualitas produk 2. Pengiriman tepat waktu 3. Kuantitas produk X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 X 7 X 8 X 9 X 10 X 11 X 12 Y 1 Y 2 Y 3 Y 4 Y 5 Y 6 Y 7 Y 8 Y 9 Y 10 Y 11 Y 12 Y 13 Y 14 No di Kuesioner 1,2,3 4,5,6 7,8,9,10 11,12 13,14 15,16 17,18 19,20 21,22 23,24,25 26,27 28,

35 22 X1 X2 Transportasi dan peralatan ξ 1 Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 X3 X4 X5 X6 Produk ξ 2 Ketepatan jumlah dan jenis produk yang dikirim 1 3 Kinerja X7 X8 Sistem informasi ξ 3 2 Ketepatan lokasi dan waktu persiapan pengiriman Y12 Y13 Y14 X9 X10 X11 Sumber daya manusia Y8 Y9 Y10 Y11 X12 ξ 4 Gambar 7. Hybrid model penelitian

36 Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, penelitian ini dapat dirumuskan ke dalam 3 (tiga) model persamaan dan 10 (sepuluh) hipotesis penelitian sebagai berikut: 1. Model ketepatan jenis dan jumlah produk terhadap ketepatan variabel laten bebas (JJ=T,P,SI,SDM). H-1 : Ketepatan jenis dan jumlah produk secara positif berhubungan dengan transportasi dan peralatan H-2 : Ketepatan jenis dan jumlah produk secara positif berhubungan dengan Produk H-3 : Ketepatan jenis dan jumlah produk secara positif berhubungan dengan sistem informasi H-4 : Ketepatan jenis dan jumlah produk secara positif berhubungan dengan sumber daya manusia 2. Model ketepatan lokasi dan waktu persiapan pengiriman terhadap ketepatan variabel laten bebas (LW=T,P,SI,SDM). H-5 : Ketepatan lokasi dan waktu persiapan pengiriman secara positif berhubungan dengan transportasi dan peralatan H-6 : Ketepatan lokasi dan waktu persiapan pengiriman secara positif berhubungan dengan produk H-7 : Ketepatan lokasi dan waktu persiapan pengiriman secara positif berhubungan dengan sistem informasi H-8 : Ketepatan lokasi dan waktu persiapan pengiriman secara positif berhubungan dengan sumber daya manusia 3. Model ketepatan variabel kinerja perusahaan terhadap variabel antara (intervening) (K=JJ,LW). H-9 : Kinerja perusahaan secara positif berhubungan dengan ketepatan jenis dan jumlah produk. H-10 : Kinerja perusahaan secara positif berhubungan dengan ketepatan lokasi dan waktu persiapan pengiriman.

37 Validitas dan Reliabilitas Hasil Uji Validitas Menurut Ghozali dan Fuad dalam Wijayanto (2008), mengatakan bahwa validitas suatu indikator dapat dievaluasi dengan tingkat signifikansi pengaruh antara variabel laten dengan indikatornya. Jika nilai loadingnya (λ) signifikan yaitu nilai t lebih besar dari 1,96 dengan tingkat sinifikasi lima persen, maka suatu indikator tersebut adalah valid. Berdasarkan Gambar 8, dapat dilihat bahwa semua indikator valid. Gambar 8. T- value Structural Equation Modeling Hasil Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat kekonsistenan variabel indikator dalam mengukur variabel laten. Pada penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan construct reliability. Hasil perhitungan reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 2. Reliabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa indikator mempunyai kekonsistenan yang tinggi dalam mengukur variabel laten. Nilai reliabilitas yang tertinggi yaitu kinerja perusahaan sebesar 0,87.

38 Uji Kecocokan Model Metode SEM keseluruhan digunakan untuk menguji model kausalitas yang telah dinyatakan sebelumnya dalam berbagai hubungan sebab akibat (kausal model), melalui analisis SEM akan terlihat ada tidaknya kesesuaian model dan hubungan kausalitas yang dibangun dalam model yang diuji. Sesuai dengan tujuan penelitian maka akan dilakukan pengujian dengan menggunakan model persamaan struktural melalui program LISREL Berdasarkan hal tersebut, maka struktur dapat dibahas lebih lanjut. Hasil pengujian dengan program LISREL 8.50 atas model disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil pengujian kecocokan model Kriteria Hasil Penelitian Nilai Kritis Kesimpulan Degree of Freedom 283 Positif Positif Chi-square (X 2 ) 429,02 Rendah Tinggi P-value Tidak signifikan RMSEA Model fit GFI Model cukup fit AGFI Model cukup fit CFI Model cukup fit

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian PT. YCH Indonesia adalah salah satu perusahaan distributor yang hampir 90% mendistribusikan produk susu dari perusahaan Frisian Flag Indonesia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Aliran produk Aliran biaya Aliran informasi. Gambar 1. Struktur Rantai Pasok (Anatan dan Lena, 2008)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Aliran produk Aliran biaya Aliran informasi. Gambar 1. Struktur Rantai Pasok (Anatan dan Lena, 2008) 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Rantai Pasok Menurut Pujawan (2005), rantai pasokan adalah jaringan perusahaanperusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan mengahantarkan suatu

Lebih terperinci

ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)

ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) VII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) Strutural Equation Model (SEM) merupakan suatu teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel laten dengan variabel teramati sebagai

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS STRUCTUAL EQUATION MODEL (SEM)

VIII. ANALISIS STRUCTUAL EQUATION MODEL (SEM) Atribut yang ditetapkan pada variabel kepuasan merupakan atribut mengenai kepuasan konsumen secara keseluruhan (overall satisfaction). Berdasarkan sebaran pilihan responden, lebih dari setengah dari jumlah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh persepsi atas suatu harga (price

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2016. Tempat pelaksanaan kegiatan penelitian berada di Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS Faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen dapat diidentifikasi dengan melihat faktor eksternal dan internak yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Visi PT Indofood CBP Sukses Makmur Cabang Makassar yang juga merupakan Visi PT Indofood Sukses Makmur Tbk adalah Perusahaan Total Food Solutions. Diperlukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi adalah kelompok subyek yang hendak digeneralisasikan oleh hasil penelitian (Sugiyono, 2014). Sedangkan Arikunto (2010) menjelaskan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dimulai dari pemikiran tentang peremajaan es krim Wall s Magnum, merubah konsep menjadi blow me away dengan pengalaman yang kompleks dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Data diambil menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada konsumen Indomaret Point Pandanaran di kota Semarang. Populasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 24 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan PT XYZ mempunyai visi dan misi yang digunakan untuk pedoman dalam menjalankan mekanisme kerja. Perusahaan PT XYZ mempunyai bagian

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Restoran Pia Apple Pie yang berlokasi di jalan Pangrango 10 Bogor. Penentuan lokasi penelitian ini dengan pertimbangan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel 3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi Penelitian dilaksanakan pada 12 Februari 2016 hingga13 April 2016 di Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Pemilihan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan analisis data yang disesuaikan dengan pola penelitian dan variabel yang diteliti. Model yang digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dikategorikan sebagai explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 26 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah dan Visi Misi Perusahaan YCH Group Pte Ltd, merupakan perusahaan multinasional yang bergerak dibidang logistik seperti warehousing,

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT LOYALITAS PELANGGAN HYPERMARKET GIANT TAMAN YASMIN BOGOR. Oleh RAHMAT DARMAWAN H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT LOYALITAS PELANGGAN HYPERMARKET GIANT TAMAN YASMIN BOGOR. Oleh RAHMAT DARMAWAN H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT LOYALITAS PELANGGAN HYPERMARKET GIANT TAMAN YASMIN BOGOR Oleh RAHMAT DARMAWAN H24052110 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dari antisipasi teknologi baru. Rancangan penelitian yang disajikan berbentuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dari antisipasi teknologi baru. Rancangan penelitian yang disajikan berbentuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Finger et al (203) yang bertujuan untuk mengetahui anteseden dan konsekuensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan ditempat penelitian, melakukan perumusan masalah

Lebih terperinci

PENGARUH PENILAIAN PRESTASI KERJA TERHADAP PROMOSI JABATAN KARYAWAN PT X BOGOR. Oleh : NOVITA MAULIDA H

PENGARUH PENILAIAN PRESTASI KERJA TERHADAP PROMOSI JABATAN KARYAWAN PT X BOGOR. Oleh : NOVITA MAULIDA H PENGARUH PENILAIAN PRESTASI KERJA TERHADAP PROMOSI JABATAN KARYAWAN PT X BOGOR Oleh : NOVITA MAULIDA H24076090 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan dengan penelitian, melakukan perumusan masalah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan, para karyawan merupakan salah satu aset inti yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan, para karyawan merupakan salah satu aset inti yang penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perusahaan, para karyawan merupakan salah satu aset inti yang penting untuk melaksanakan kegiatan. Mereka memberi pengaruh besar terhadap kondisi perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Lopez (2010). Rancangan penelitian ini menggunakan metode hypothesis testing,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Lopez (2010). Rancangan penelitian ini menggunakan metode hypothesis testing, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Camison dan Lopez (2010). Rancangan penelitian ini menggunakan metode hypothesis testing,

Lebih terperinci

VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)

VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) Stuctural Equation Model merupakan suatu teknik statistik yang mampu menganalisis pola hubungan antara variabel laten dan indikatornya, variabel laten yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) merupakan salah satu produsen motor yang memiliki pangsa pasar cukup luas. Dengan meningkatnya permintaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan terbagi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan terbagi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Dalam penelitian ini peneliti mengambil waktu dan lokasi penelitian pada wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Alasan memilih Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah karena untuk memudahkan penulis

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI 5.1 Deskripsi Umum Sampel Penelitian Setelah dilakukan penyebaran kuesioner kepada responden maka hasil kuesioner yang layak dan secara penuh mengisi kuesioner berjumlah 134

Lebih terperinci

PENGARUH HUMAN CAPITAL DAN CORPORATE VALUE TERHADAP KINERJA KARYAWAN

PENGARUH HUMAN CAPITAL DAN CORPORATE VALUE TERHADAP KINERJA KARYAWAN PENGARUH HUMAN CAPITAL DAN CORPORATE VALUE TERHADAP KINERJA KARYAWAN Putiri Bhuana Katili 1),Mutia Adha 2) Jurusan Teknik Industri, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jl. Jend.Sudirman Km.3 Cilegon, Banten

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data Pada bagian ini dilakukan proses pengumpulan dan pengolahan data tahap awal serta pengumpulan data tahap akhir. Pengumpulan data pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data, baik data yang bersifat data sekunder maupun data primer, dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Subjek dari penelitian ini adalah konsumen Hero Supermarket di Kota Yogyakarta, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah Hero Supermarket di

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA DALAM PEMILIHAN JURUSAN MENGGUNAKAN STRUCTURAL EQUATION MODELING

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA DALAM PEMILIHAN JURUSAN MENGGUNAKAN STRUCTURAL EQUATION MODELING ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA DALAM PEMILIHAN JURUSAN MENGGUNAKAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) (Studi Kasus di Jurusan Statistika Universitas Diponegoro Semarang) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Responden Pada bab IV ini akan menampilkan hasil penelitian yang berupa gambaran umum objek penelitian dan data deskriptif serta menyajikan hasil komputasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 47 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten Takalar dan Sidenreng Rappang Provinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi ditentukan secara sengaja (purpossive),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang dihasilkan dapat dipercaya

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 21 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Dari industri jasa Lembaga Bahasa Inggris yang ada di Bogor, setiap penyelenggara kursus bahasa Inggris tentunya akan menciptakan suatu nama / simbol

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh karakteristik produk (product characteristic),

Lebih terperinci

ANALISIS BAURAN PEMASARAN DAN KUALITAS PELAYANAN UNTUK MENINGKATKAN LOYALITAS PELANGGAN DI HOTEL POLONIA

ANALISIS BAURAN PEMASARAN DAN KUALITAS PELAYANAN UNTUK MENINGKATKAN LOYALITAS PELANGGAN DI HOTEL POLONIA ANALISIS BAURAN PEMASARAN DAN KUALITAS PELAYANAN UNTUK MENINGKATKAN LOYALITAS PELANGGAN DI HOTEL POLONIA GELADIKARYA Oleh : Detty Hertati Silaban, ST 087007080 KONSENTRASI : PEMASARAN TEKNOLOGI P R O G

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Industri Penerbitan

TINJAUAN PUSTAKA Industri Penerbitan 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Industri Penerbitan Penerbit adalah pihak penulis dan penyunting yang menyiapkan naskah. Penerbit bertugas menerima naskah, mengolahnya (antara lain menyuntingnya), meminta

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu 3.1 Jenis Penelitian BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu merupakaan jenis penelitian untuk mendapatkan penjelasan hubungan antar variabel

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Deskriptif 1. Analisis secara deskriptif Bagian ini akan membahas hasil pengolahan data yang telah dikumpulkan dari lapangan berdasarkan karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pemecahan masalah dalam penelitian ini diawali dengan studi literatur yang mencakup kajian teori, penelitian empiris sebelumnya dan model yang relevan dengan masalah penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan memilih Kabupaten Ngawi, Jawa Timur karena untuk memudahkan penulis melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diyakini kebenarannya secara ilmiah. Studi penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diyakini kebenarannya secara ilmiah. Studi penelitian ini menggunakan 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis mengenai hubungan antar variabel berdasarkan fakta empiris dan dapat diyakini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM OBYEK/SUBYEK PENELITIAN 1. Obyek dan Subyek Penelitian Objek dalam penelitian ini yaitu Centro yang ada di Mall Ambarrukmo Plaza Jl. Laksda Adisucipto

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis pendekatan dan penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengambil sampel secara langsung dari populasi,

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KUALITAS PELAYANAN DAN KENAIKAN HARGA

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KUALITAS PELAYANAN DAN KENAIKAN HARGA 1 ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KUALITAS PELAYANAN DAN KENAIKAN HARGA (Studi Kasus : Fasilitas Jasa Internet Cyber Mahasiswa IPB) Oleh INDRA SOFIAN H24101078 DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

KAJIAN PEMILIHAN PEMASOK BUAH-BUAHAN DENGAN PROSES HIRARKI ANALITIS. Oleh IKLIMA PUTRI BUNGSU H

KAJIAN PEMILIHAN PEMASOK BUAH-BUAHAN DENGAN PROSES HIRARKI ANALITIS. Oleh IKLIMA PUTRI BUNGSU H KAJIAN PEMILIHAN PEMASOK BUAH-BUAHAN DENGAN PROSES HIRARKI ANALITIS (Studi Kasus : Divisi Produce, Giant Hypermarket Botani Square Bogor) Oleh IKLIMA PUTRI BUNGSU H 24076055 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

Kata kunci: Relationship Quality, Service Quality, Loyalty, Structural Equation Modeling (SEM).

Kata kunci: Relationship Quality, Service Quality, Loyalty, Structural Equation Modeling (SEM). ANALISIS SERVICE QUALITY PT. TERMINAL PETI KEMAS SURABAYA BERBASIS STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) Trinil Muktiningrum, Haryono, Vita Ratnasari Program Studi Magister Manajemen Teknologi ITS Jl. Cokroaminoto

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Penelitian

Bab 3. Metode Penelitian Bab 3 Metode Penelitian 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian mengenai pengujian model Theory Planned Behavior dalam menentukan pengaruh sikap siswa, norma subjektif,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sampel Penentuan jumlah sampel PKB dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin (Sevilla et al., 1993: 161) sebagai berikut:

METODE PENELITIAN. Sampel Penentuan jumlah sampel PKB dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin (Sevilla et al., 1993: 161) sebagai berikut: 76 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi Penelitian ini dilaksanakan di tiga kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat yakni Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur dan Kota Depok yang perilaku ber- KBnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian ini terdiri dari tujauan pustaka, landasan teori dan kerangka pemikiran Tinjauan pustaka berisi penelitian-penelitian sebelumnya dan digunakan sebagai dasar dilaksanakannya

Lebih terperinci

DAFTAR SIMBOL γ Besarnya pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen β Besarnya pengaruh variabel endogen terhadap variabel endogen...

DAFTAR SIMBOL γ Besarnya pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen β Besarnya pengaruh variabel endogen terhadap variabel endogen... DAFTAR SIMBOL γ Besarnya pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen... 38 β Besarnya pengaruh variabel endogen terhadap variabel endogen... 38 δ Besarnya error dalam hubungan struktural antar

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja SCM

Pengukuran Kinerja SCM Pengukuran Kinerja SCM Pertemuan 13-14 Dalam SCM, manajemen kinerja dan perbaikan secara berkelanjutan merupakan salah satu aspek fundamental. Oleh sebab itu diperlukan suatu sistem pengukuran yang mampu

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 33 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Responden Pada penelitian ini jumlah sampel yang digunakan adalah pemilik usaha laundry di Surabaya, sebanyak 120 responden. Dengan Menggunaan metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Penelitian ini dimulai dari pemikiran tentang ketatnya persaingan bisnis pada era globalisasi saat ini yang semakin dinamis dan kompleks, adanya

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Perkembangan teknologi komunikasi informasi membuat konsumen semakin kritis memilih produk untuk memenuhi kebutuhannya. Hal tersebut memaksa dunia usaha

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kebayoran, Jakarta Selatan selama penelitian. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang dipilih sebagai tempat penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Kebayoran, Jakarta Selatan selama penelitian. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang dipilih sebagai tempat penelitian. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Industri ini mengacu pada kegiatan operasional percetakan dan obyek penelitian ini ialah untuk mengetahui besarnya pengaruh Kepercayaan Pelanggan dan Kualitas

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING UNTUK ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKADEMIK TERHADAP KUALITAS WEBSITE

PENERAPAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING UNTUK ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKADEMIK TERHADAP KUALITAS WEBSITE PENERAPAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING UNTUK ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKADEMIK TERHADAP KUALITAS WEBSITE (Studi Kasus pada Website sia.undip.ac.id) SKRIPSI Disusun oleh: ENGGAR

Lebih terperinci

PATH ANALYSIS & STRUCTURAL EQUATION MODEL. Liche Seniati Sem. Ganjil 2009/2010 Program Magister Profesi F.Psi.UI

PATH ANALYSIS & STRUCTURAL EQUATION MODEL. Liche Seniati Sem. Ganjil 2009/2010 Program Magister Profesi F.Psi.UI PATH ANALYSIS & STRUCTURAL EQUATION MODEL Liche Seniati Sem. Ganjil 2009/2010 Program Magister Profesi F.Psi.UI PATH ANALYSIS (Path Analysis) : merupakan suatu metode analisis untuk melihat hubungan antara

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI Definisi 1 (Prestasi Belajar) b. Faktor Eksternal Definisi 2 (Faktor-Faktor yang mempengaruhi prestasi) a.

II LANDASAN TEORI Definisi 1 (Prestasi Belajar) b. Faktor Eksternal Definisi 2 (Faktor-Faktor yang mempengaruhi prestasi) a. II LANDASAN TEORI Definisi 1 (Prestasi Belajar) Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN GIANT HYPERMARKET BOTANI SQUARE BOGOR

PENGARUH PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN GIANT HYPERMARKET BOTANI SQUARE BOGOR PENGARUH PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN GIANT HYPERMARKET BOTANI SQUARE BOGOR Oleh PUTRI RESTU MELISSA H24051307 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA. Structural Equation Modeling (SEM) adalah alat analisis statistik yang dipergunakan untuk menyelesaikan model bertingkat secara serempak yang tidak dapat diselesaikan oleh persamaan regresi linear. SEM

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini memaparkan metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Di dalam bab ini akan diuraikan prosedur dan langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan..1.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di Pusat Traing Perbankan (PTP) Yogyakarta dengan alamat Perum Candi Gebang Permai Blok T. No. 1,3,4,5 Wedomartani Sleman Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau penelitian terapan yang mana didalamnya terdapat solusi atas suatu permasalahan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 24 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT XYZ merupakan perusahaan asuransi multinasional yang memiliki visi, misi serta tujuan yang ingin dicapai. Visi merupakan proyeksi atau

Lebih terperinci

Holland Bakery merupakan salah satu pelopor dalam usaha modern bakery yang. dikenal dengan Holland Bakery. Holland Bakery selalu berusaha untuk

Holland Bakery merupakan salah satu pelopor dalam usaha modern bakery yang. dikenal dengan Holland Bakery. Holland Bakery selalu berusaha untuk IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan (Holland Bakery) Holland Bakery merupakan salah satu pelopor dalam usaha modern bakery yang dikenal dengan Holland Bakery. Holland Bakery selalu

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 1.1. Desain Penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan penelitian menggunakan metode Kausalitas, digunakan untuk meneliti pada pupolasi atau sampel tertentu, pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Obyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data dan obyek pada penelitian ini adalah Waroeng Spesial Sambal di Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai karakteristik tertentu yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

VITA ANDYANI EA24. Dosen Pembimbing: Dr. Wardoyo, SE., MM

VITA ANDYANI EA24. Dosen Pembimbing: Dr. Wardoyo, SE., MM Kamis, 29 September 2016 PENGARUH ORIENTASI PASAR, INOVASI PRODUK, DAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KINERJA PEMASARAN PADA USAHA MIKRO KECIL MAKANAN DAN MINUMAN DI WILAYAH JAKARTA TIMUR VITA ANDYANI

Lebih terperinci

ASUMSI MODEL SEM. d j

ASUMSI MODEL SEM. d j ASUMSI MODEL SEM Asumsi yang harus dipenuhi dalam analisis SEM di antaranya adalah data berdistribusi multivariat normal, untuk memeriksanya dapat dilakukan dengan menghitung nilai jarak kuadrat pada setiap

Lebih terperinci

Motivasi. Persepsi. Sikap Keyakinan perilaku Evaluasi konsekuensi. Norma subjektif Keyakinan normatif Motivasi mematuhi

Motivasi. Persepsi. Sikap Keyakinan perilaku Evaluasi konsekuensi. Norma subjektif Keyakinan normatif Motivasi mematuhi 19 KERANGKA PEMIKIRAN Schiffman dan Kanuk (2004) menyatakan bahwa niat merupakan satu faktor internal (individual) yang memengaruhi perilaku konsumen. Niat merupakan bentuk pikiran yang nyata dari rencana

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DALAM MEMBENTUK LOYALITAS PELANGGAN PADA PENGGUNA JASA GARUDA INDONESIA DI SURABAYA

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DALAM MEMBENTUK LOYALITAS PELANGGAN PADA PENGGUNA JASA GARUDA INDONESIA DI SURABAYA PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DALAM MEMBENTUK LOYALITAS PELANGGAN PADA PENGGUNA JASA GARUDA INDONESIA DI SURABAYA Eka cipta Wijaya Oey Manajemen / Fakultas Bisnis dan Ekonomika

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI STRUCTURAL EQUATION MODELING PADA MODEL HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DAN TEKANAN DARAH

PENERAPAN ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI STRUCTURAL EQUATION MODELING PADA MODEL HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DAN TEKANAN DARAH Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 2 Hal. 34 43 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENERAPAN ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI STRUCTURAL EQUATION MODELING PADA MODEL HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK

Lebih terperinci

Oleh : Muhammad Amin Paris, S.Pd., M.Si (Dosen Fak. Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin) Abstrak

Oleh : Muhammad Amin Paris, S.Pd., M.Si (Dosen Fak. Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin) Abstrak MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL PENGARUH MOTIVASI, KAPABILITAS DAN LINGKUNGAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TAHUN PERTAMA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA FMIPA-IPB Oleh : Muhammad Amin Paris, SPd, MSi (Dosen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan yang akan diteliti. Penelitian yang akan dilakukan yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan yang akan diteliti. Penelitian yang akan dilakukan yaitu jenis BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma sebuah penelitian menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria penulisan sebagai landasan untuk menjawab permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mutu lebih baik, dan lebih cepat untuk memperolehnya (cheaper, better and

BAB I PENDAHULUAN. mutu lebih baik, dan lebih cepat untuk memperolehnya (cheaper, better and BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, distribusi dan logistik telah memainkan peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan perdagangan dunia. Terlebih lagi persaingan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini BMT Marhamah dan subyek dalam penelitian ini adalah karyawan tetap di BMT Marhamah. B. Jenis Data Jenis data yang

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dalam mencapai maksudnya. Dalam penelitian ini, metode menjadi alat bantu

BAB III METODA PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dalam mencapai maksudnya. Dalam penelitian ini, metode menjadi alat bantu BAB III METODA PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metodologi merupakan pengetahuan atau uraian mengenai metode. Metode itu sendiri merupakan cara kerja yang sistematis untuk mempermudah suatu kegiatan

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN TERHADAP MINAT BELI ULANG DI GIANT SUN CITY SIDOARJO SKRIPSI

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN TERHADAP MINAT BELI ULANG DI GIANT SUN CITY SIDOARJO SKRIPSI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN TERHADAP MINAT BELI ULANG DI GIANT SUN CITY SIDOARJO SKRIPSI Diajukan Oleh : Arika Martania 0712015002/FE/EM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PEMBERIAN KREDIT (Studi Kasus : PT. Bank Lampung, Lampung)

ANALISIS PENGARUH PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PEMBERIAN KREDIT (Studi Kasus : PT. Bank Lampung, Lampung) ANALISIS PENGARUH PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PEMBERIAN KREDIT (Studi Kasus : PT. Bank Lampung, Lampung) Oleh YULIA KURNIATI H24104024 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KERIPIK KENTANG (Studi Kasus pada Agronas Gizi Food, Kota Batu) ABSTRAK

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KERIPIK KENTANG (Studi Kasus pada Agronas Gizi Food, Kota Batu) ABSTRAK PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KERIPIK KENTANG (Studi Kasus pada Agronas Gizi Food, Kota Batu) Nur Amalia Ma rufah 1, Panji Deoranto 2, Rizky Luthfian Ramadhan Silalahi 2* 1 Alumni,

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH ANALISIS DATA PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL. Oleh: I Wayan Jaman Adi Putra

LANGKAH-LANGKAH ANALISIS DATA PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL. Oleh: I Wayan Jaman Adi Putra LANGKAH-LANGKAH ANALISIS DATA PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL Oleh: I Wayan Jaman Adi Putra 1. Proses Pemodelan Persamaan Struktural Penggunaan analisis Pemodelan Persamaan Struktural (Structural Equation

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Badan Pusat Statistik (BPS) sejak sampel. Berikut jumlah perusahaan yang berpartisipasi:

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Badan Pusat Statistik (BPS) sejak sampel. Berikut jumlah perusahaan yang berpartisipasi: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, objek penelitian adalah karyawan-karyawan dengan jabatan manajer pada perusahaan manufaktur yang ada di kota Semarang yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. = λ 14 X 2 + δ. X2.6 = λ 15 X 2 + δ 15

METODE PENELITIAN. = λ 14 X 2 + δ. X2.6 = λ 15 X 2 + δ 15 68 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah ex post facto, yaitu bentuk penelitian yang menilai peristiwa yang telah terjadi atau penilaian kondisi faktual di lapangan.

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Dalam suatu organisasi atau perusahaan, faktor sumberdaya manusia memiliki peranan yang sangat penting dalam kegiatan organisasiuntuk mencapai berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subyek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah situs layanan pemesanan hotel dan tiket Traveloka dan subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

x 1 x 3 x 4 y 1 x 5 x 6 x 7 x 8 BAHAN DAN METODE δ 1 λ 41 ξ 1 δ 4 λ 51 γ 21 δ 6 λ 61 ε 1 δ 3 η 1 γ 31 δ 7 λ 71 ξ 2 λ 81 ξ 3 λ 31 δ 5

x 1 x 3 x 4 y 1 x 5 x 6 x 7 x 8 BAHAN DAN METODE δ 1 λ 41 ξ 1 δ 4 λ 51 γ 21 δ 6 λ 61 ε 1 δ 3 η 1 γ 31 δ 7 λ 71 ξ 2 λ 81 ξ 3 λ 31 δ 5 8 BAHAN DAN METODE Bahan Data yang digunakan dalam penulisan ini diperoleh dari PT. MARS yaitu hasil survei konsumen terhadap produk-produk toilettris (keperluan mandi) pada tahun 005. Metode Secara garis

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PENGIRIMAN EKSPRES (STUDI KASUS : PT PANDU SIWI SENTOSA CABANG BOGOR)

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PENGIRIMAN EKSPRES (STUDI KASUS : PT PANDU SIWI SENTOSA CABANG BOGOR) ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PENGIRIMAN EKSPRES (STUDI KASUS : PT PANDU SIWI SENTOSA CABANG BOGOR) Oleh AHMAD ZULKARNAEN H24076004 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tahap Awal. 1. Studi Literatur 2. Pengumpulan Data Awal (Observasi dan Wawancara) 3. Identifikasi dan Analisis Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Tahap Awal. 1. Studi Literatur 2. Pengumpulan Data Awal (Observasi dan Wawancara) 3. Identifikasi dan Analisis Masalah BAB III METODE PENELITIAN Pada subbab ini menjelaskan tentang tahapan yang dilakukan dari proses awal sampai akhir dalam penelitian. Secara singkat tahapan penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1 Tahap

Lebih terperinci

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KECENDERUNGAN JIWA WIRAUSAHA MAHASISWA ITS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KECENDERUNGAN JIWA WIRAUSAHA MAHASISWA ITS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KECENDERUNGAN JIWA WIRAUSAHA MAHASISWA ITS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL Arlina Sephana 1 dan Dwi Endah Kusrini 1 Mahasiswa Jurusan Statistika FMIPA-ITS

Lebih terperinci

KINERJA PENYAMPAIAN SUKU CADANG PT TOYOTA-ASTRA MOTOR DENGAN MODEL SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE. Oleh NISAA MARDHIYYAH H

KINERJA PENYAMPAIAN SUKU CADANG PT TOYOTA-ASTRA MOTOR DENGAN MODEL SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE. Oleh NISAA MARDHIYYAH H KINERJA PENYAMPAIAN SUKU CADANG PT TOYOTA-ASTRA MOTOR DENGAN MODEL SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE Oleh NISAA MARDHIYYAH H24103115 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III MODEL KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

BAB III MODEL KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 37 BAB III MODEL KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 3.1. Model Konseptual Sebelumnya telah dikemukakan beberapa hal yang mempengaruhi intensitas pembelian, dalam hal ini terhadap produk Toyota Avanza. Untuk itu,

Lebih terperinci

BAB III. Proses penelitian ini akan dilakukan mulai bulan Mei 2016 sampai. penyebaran kuesioner tersrtuktur yang telah disiapkan untuk melakukan

BAB III. Proses penelitian ini akan dilakukan mulai bulan Mei 2016 sampai. penyebaran kuesioner tersrtuktur yang telah disiapkan untuk melakukan 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Proses penelitian ini akan dilakukan mulai bulan Mei 2016 sampai Agustus 2016. Sedangkan objek penelitan adalah konsumen taxi Bluebird diwilayah

Lebih terperinci