PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KECENDERUNGAN JIWA WIRAUSAHA MAHASISWA ITS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KECENDERUNGAN JIWA WIRAUSAHA MAHASISWA ITS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL"

Transkripsi

1 PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KECENDERUNGAN JIWA WIRAUSAHA MAHASISWA ITS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL Arlina Sephana 1 dan Dwi Endah Kusrini 1 Mahasiswa Jurusan Statistika FMIPA-ITS (arlinasephana@gmail.com) Dosen Jurusan Statistika FMIPA-ITS (dwi_endah@statistika.its.ac.id) ABSTRAK Pengangguran merupakan masalah sosial yang hingga saat ini belum terselesaikan dengan tuntas, dan menjadi wirausahawan dapat menjadi salah satu pilihan karir. Faktor yang mempengaruhi munculnya jiwa wirausaha diduga salah satunya dipengaruhi oleh pola asuh orang tua. Tiga jenis pola asuh yang digunakan sebagai variabel penelitian adalah pola asuh demokrasi, permisif, dan otoriter. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh dari masing-masing pola asuh orang tua tersebut terhadap kecenderungan jiwa wirausaha mahasiswa ITS. Analisis yang digunakan adalah Model Persamaan Struk-tural untuk mengestimasi pengaruh variabel secara simultan. Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data primer menggunakan metode survei melalui kuisioner. Teknik pengam-bilan sampel menggunakan teknik probability sampling dengan ukuran sampel proporsional dan jumlah sampel 11. Berdasarkan analisis yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa pola asuh demokrasi berpengaruh secara signifikan sebesar 0,49 terhadap jiwa wirausaha, sedangkan pola asuh permisif dan pola asuh otoriter keduanya tidak berpengaruh secara signifikan terhadap jiwa wirausaha dengan nilai estimasi parameter masingmasing sebesar 0,0 dan 0,09. Kata Kunci : Model Persamaan Struktural, Pola Asuh, Demokrasi, Permisif, Otoriter, Jiwa Wirausaha. 1. Pendahuluan Pengangguran merupakan masalah sosial yang hingga saat ini belum terselesaikan dengan tuntas. Menjadi wirausahawan dapat menjadi salah satu pilihan karir. Kewirausahaan dapat diartikan sebagai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumbersumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya dan mengambil tindakan tepat guna memastikan sukses (Meredith, 000). Penelitian tentang minat berwirausaha yang dilakukan oleh Wijatmiko (004), menunjukan persentase minat berwirausaha pada mahasiswa berada pada tingkat sedang 8,98%, sisanya memiliki minat berwirausaha pada tingkat tinggi 17,0% dan minat berwirausaha pada tingkat rendah tidak ada. Penelitian lain oleh Meinitha (006), di mana penelitian tersebut mengkaji mengenai pengaruh pola asuh orang tua terhadap jiwa wirausaha mahasiswa di Jurusan Teknik Industri angkatan Faktor yang mempengaruhi munculnya jiwa wirausaha diduga salah satunya dipengaruhi oleh pola asuh orang tua dan latar belakang keluarga (Mc Cleland, 1991). Pola asuh dapat dibagi menjadi 3 macam, yakni pola asuh demokratis, permisif, dan otoriter (Dariyo, 004). Penelitian ini menggunakan analisis model persamaan struktural karena variabel-variabel yang digunakan bersifat konstruk, yang tidak dapat diukur secara langsung, sehingga metode ini dapat memberikan informasi kepada peneliti melalui perhitungan secara komprehensif dan pengujian teori. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan diselesaikan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh pola pola asuh demokrasi, permisif, dan otoriter terhadap kecenderungan jiwa wirausaha mahasiswa ITS. Manfaat yang diharapkan adalah sebagai bahan informasi dan gambaran umum yang berkaitan dengan jiwa wirausaha mahasiswa ITS.. Tinjauan Pustaka.1 Model Persamaan Struktural Model Persamaan Struktural adalah teknik analisis statistika yang mengkombinasikan beberapa aspek yang terdapat pada analisis jalur dan analisis faktor konfirmatori untuk mengestimasi beberapa persamaan secara simultan (Bagozi dan Fornell dalam Ghozali dan Fuad, 005). 1

2 . Model Struktural Model struktural adalah hubungan antara variabel laten (konstruk) independen dan dependen. Dalam model struktural, variabel laten dibedakan menjadi dua macam, yakni variabel laten eksogen dan variabel laten endogen. Model umum persamaan struktural dapat dituliskan dalam persamaan matrik berikut (Johnson, 199). η ( mx1) = B( mxm) η( mx1) + Γ( mxn) ξ( nx1) + ζ ( mx1) (1) dimana: η = Variabel laten endogen B = Koefisien pengaruh variabel laten endogen Γ = Koefisien pengaruh variabel laten eksogen ξ = Vaiabel laten eksogen ζ = Error model m = Banyaknya variabel laten endogen n = Banyaknya variabel laten eksogen.3 Model Pengukuran Model pengukuran adalah hubungan antara variabel indikator (observasi) dengan variabel konstruk (variabel laten). Hubungan ini dinyatakan dengan loading faktor yang menunjukkan besar korelasi antara indikator dengan variabel laten yang dijelaskannya. Variabel laten adalah variabel yang tidak bisa diukur secara langsung dan memerlukan beberapa indikator sebagai proksi (Ghozali dan Fuad, 005). Variabel laten merupakan sebuah variabel bentukan, yang dibentuk melalui indikatorindikator yang teramati dalam dunia nyata (Hair et al., 1998 dalam Ghozali dan Fuad, 005). Dalam melakukan analisa pada model pengukuran ini, metode yang digunakan adalah Confirmatory Factor Analysis (CFA)..4 Composite Reliability Di samping menguji reliabilitas indikator individual, juga dapat dinilai reliabilitas gabungan (composite reliability) untuk masing-masing variabel laten (Ghozali dan Fuad, 005). Untuk melakukan hal tersebut perlu adanya informasi pada loading indikator dan error variance yang diperoleh dengan mengguna-kan rumus sebagai berikut: ( Std. Loading) ( Std. Loading) + Construct Re liability =, () δ dimana Std.Loading tiap indikator diperoleh langsung dari perhitungan LISREL dan measurement error tiap indikator. j δ j adalah.5 Asumsi dalam Model Persamaan Struktural Asumsi-asumsi yang harus dipenuhi dalam model persamaan struktural (Ghozali dan Fuad, 005) antara lain: a. Multinormalitas Asumsi yang paling fundamental dalam analisis multivariate adalah normalitas. Untuk menguji multinormalitas variabel digunakan plot χ. Hipotesis yang digunakan sebagai berikut. H 0 : Data mengikuti sebaran distribusi multinormal. H 1 : Data tidak mengikuti sebaran distribusi multinormal. H 0 akan ditolak jika daerah dibawah kurva χ kurang dari 50%, artinya data tidak mengikuti sebaran distribusi multinormal. b. Tidak Adanya Kasus Multikolineritas Asumsi multikolinearitas mengharuskan tidak adanya korelasi yang sempurna atau besar diantara variabel-variabel independen. Untuk mendeteksi multikolineritas dapat dilihat dari determinan matrik X X. Jika X ' X bernilai mendekati nol, maka dapat diidentifikasi terjadinya kasus multikolinearitas.

3 .6 Confirmatory Factor Analysis (CFA) Pada prinsipnya analisis ini hanya melakukan konfirmasi berdasarkan teori atau konsep yang sudah ada terhadap keakuratan (valid dan reliabel) kuisioner yang dibuat. H 0 : λ i = 0 (loading factor tidak signifikan dalam mengukur variabel laten) H 1 : λ i 0 (loading factor signifikan dalam mengukur variabel laten) dimana i = 1,,...p adalah variabel indikator, sedangkan t-value dapat dihitung dari rumus berikut. Bila t-value < t (α,df) maka tolak H 0 dan estimasi parameter hubungan kausal (koefisien regresi) tidak signifikan dalam mengukur hubungan kausalitas. sehingga dikatakan tidak terbentuk unidimensionalitas. Reliabilitas variabel laten dapat diketahui dari nilai construct reliability ( ρ c ) dengan rumus sebagai berikut: p ( λi ) = i= 1 ρ c p [( λi ) + ( θ i )] (4) dimana: ρ c = construct reliability λ = loading factor variabel indikator θ = error variabel indikator P = banyaknya indikator variabel laten i= 1 i= 1 Variabel laten reliabel jika nilai construct reliability ( ρ ) lebih dari 0,6 (Ghozali dan Fuad, 005)..7 Uji Kesesuaian Model Tabel.1 akan menunjukkan nilai uji kesesuaian model sebagai berikut sebagai kriteria model dikatakan baik (Ghozali dan Fuad, 005). Tabel 1 Goodness of Fit Statistics Index Goodness of Fit Index Nilai yang diharapkan χ Chi Square Sesuai dengan P-Value P-value 0,05 RMSEA 0,08 GFI 0,9 AGFI 0,9 CFI 0,9 1. χ - Chi-Square Statistic dan P-value Nilai chi-square sebesar nol menunjukkan bahwa model memiliki fit yang sempurna (perfect fit). Hipotesis yang akan diuji dalam kriteria ini adalah: H 0 : Σ = Σ(θ) (matriks varian-kovarian populasi sama dengan matriks varian-kovarian model yang diestimasi) H i : Σ Σ(θ) (matriks varian-kovarian populasi tidak sama dengan matriks varian-kovarian model yang diestimasi) Model yang diuji akan dipandang baik jika nilai Chi-square-nya rendah atau nilai P-value nya lebih dari 0,05. Dalam pengujian ini nilai Chi-square yang rendah akan menghasilkan sebuah tingkat signifikansi yang lebih besar dari 0,05 akan mengindikasikan tak adanya perbedaan yang signifikan antara matriks kovarian data dan matriks kovarian yang diestimasi.. RMSEA- The Root Mean Square Error of Approximation Dari beberapa indikator model fit yang ada, RMSEA merupakan indikator yang paling informatif. RMSEA mengukur penyimpangan nilai parameter pada suatu model dengan matriks kovarians populasinya (Brown dan Cudeck, 1993 dalam Ghozali dan Fuad, 005). c (3) 3

4 dimana: s = varians kovarians data observasi ij / = varians kovarians model p = jumlah variabel endogen Nilai RMSEA yang kurang dari 0,05 mengindikasikan adanya model fit. Nilai yang berkisar antara 0,05 sampai 0,08 menyatakan bahwa model memiliki perkiraan kesalahan yang dapat diterima (reasonable). Sedangkan RMSEA yang berkisar antara 0,08 sampai 0,1 menyatakan bahwa model memiliki fit yang cukup (mediocre), (Mac Callum et al 1996 dalam Ghozali dan Fuad,005). RMSEA yang lebih dari 0,1 mengindikasikan bahwa model fit yang sangat jelek. 3. GFI ( Goodness of Fit Indices ) Indeks kesesuaian (fit index) ini akan menentukan tingkat informasi dari matriks variankovarian observasi yang dapat dijelaskan oleh matriks varian-kovarian model (Mueller, 1996). GFI adalah ukuran non-statistikal yang mempunyai rentang nilai antara 0 sampai 1. Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah better fit. 4. AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index) Adjusted Goodness of Fit Index sama seperti GFI, tetapi telah menyesuaikan pengaruh degrees of freedom pada suatu model. Sama seperti GFI, nilai AGFI sebesar satu berarti model memiliki perfect fit. Tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai nilai sama dengan atau lebih besar dari 0,90 (Hair et al., 1998). Perlu diketahui bahwa baik GFI maupun AGFI adalah kriteria yang memperhitungkan proporsi tertimbang dari varians dalam sebuah matriks kovarian sampel. 5. CFI ( Comperative Fit Index ) Besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar nol sampai satu, dimana semakin mendekati satu mengindikasi-kan tingkat fit yang paling tinggi a very good fit. Nilai yang direkomendasikan adalah CFI 0,95. Keunggulan dari indeks ini bahwa indeks ini tidak dipengaruhi oleh ukuran sampel karena itu sangat baik untuk mengukur tingkat penerimaan sebuah model..8 Definisi Wirausaha Wirausaha yang juga dikenal sebagai entrepreneur adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses (Suryana, 1999). Entrepreneur juga dapat diartikan sebagai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya dan mengambil tindakan tepat guna memastikan sukses (Meredith, 000)..9 Karakter Seorang Wirausaha Sifat-sifat yang menjadi karakter seorang wirausaha menurut Alma (001) antara lain: a) Percaya diri b) Berorientasi pada tugas dan hasil c) Pengambilan resiko d) Kepemimpinan e) Keorisinilan f) Kreativitas g) Pengejaran prestasi pribadi.10 Pola Asuh Demokrasi Pola asuh demokrasi bercirikan adanya hak dan kewajiban orang tua dan anak adalah sama, dalam arti saling melengkapi (Dariyo, 004). Pola asuh seperti ini anak benar-benar dilatih untuk berdisiplin karena orang tua menerapkan rasa tanggung jawab pada anak, dimana orang yang berdisiplin mampu menunjukkan tanggung jawabnya dalam bentuk berani menanggung resiko atas konsekuensi dari keputusan yang telah diambil. Orang tua yang memberikan pola asuh autoritative banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk membuat keputusan secara bebas dengan lebih (5) 4

5 baik, mendukung anak untuk memiliki kebebasan sehingga anak memiliki kepuasan, dan sedikit menggunakan hukuman badan untuk mengembangkan disiplin. Pola asuh ini menekankan pada hak setiap anak untuk mengetahui mengapa peraturan-peraturan dibuat serta apa kegunaannya..11 Pola Asuh Permisif Menurut Dariyo (004), pola asuh ini memberikan pengawasan yang sangat longgar. Memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya. Mereka cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak sedang dalam bahaya, dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka. Namun orang tua tipe ini biasanya bersifat hangat, sehingga seringkali disukai oleh anak. Pola asuh permisif ditandai dengan adanya kebebasan tanpa batas kepada anak untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan keinginan anak. Moesono (1993) menjelaskan bahwa pelaksanaan pola asuh permisif atau dikenal pula dengan pola asuh serba membiarkan adalah orang tua yang bersikap mengalah, menuruti semua keinginan, melindungi secara berlebihan, serta memberikan atau memenuhi semua keinginan anak secara berlebihan..1 Pola Asuh Otoriter Pola asuh ini cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti, biasanya dibarengi dengan ancaman-ancaman. Orang tua tipe ini cenderung memaksa, memerintah, menghukum. Apabila anak tidak mau melakukan apa yang dikatakan oleh orang tua, maka orang tua tipe ini tidak segan menghukum anak. Orang tua tipe ini juga tidak mengenal kompromi dan dalam komunikasi biasanya bersifat satu arah. Orang tua tipe ini tidak memerlukan umpan balik dari anaknya untuk mengerti mengenai anaknya. Pola asuh otoriter ditandai dengan orang tua yang melarang anaknya dengan mengorbankan otonomi anak. 3. Metodologi Penelitian Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data primer. Data tersebut didapatkan dengan menggunakan metode survei melalui kuisioner. Metode yang digunakan adalah proportioned random sampling. Jumlah populasi mahasiswa ITS adalah sebesar orang. Pada masing-masing jurusan akan dilakukan pengamatan dengan ukuran sampel proporsional terhadap jumlah mahasiswa pada masing-masing jurusan di ITS dengan total 11 sampel. Variabel-variabel penelitian akan diberikan skala Likert 1-6 dengan penilaian persepsi pernyataan dari sangat tidak setuju (skala 1), hingga sangat setuju (skala 6). Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Variabel Kecenderungan Jiwa Wirausaha (Y) Kecenderungan jiwa berwirausaha dapat diukur dengan menggunakan 36 indikator berdasarkan teori dari konsep. Indikator-indikator tersebut dianalisis dengan menggunakan CFA dan didapatkan hasil bahwa sebanyak 5 indikator di antaranya valid dan 11 sisanya tidak, sehingga dalam analisis selanjutnya hanya digunakan 5 indikator yang menyusun konstruk jiwa wirausaha. b. Pola Asuh Demokrasi (PD) Pola asuh demokrasi dapat diukur dengan menggunakan 11 indikator berdasarkan teori dari konsep. Indikator-indikator tersebut dianalisis dengan menggunakan CFA dan didapatkan hasil bahwa sebanyak 9 indikator di antaranya valid dan sisanya tidak, sehingga dalam analisis selanjutnya hanya digunakan 9 indikator yang menyusun konstruk pola asuh demokrasi. c. Pola Asuh Permisif (PP) Pola asuh permisif dapat diukur dengan menggunakan 9 indikator berdasarkan teori dari konsep. Indikator-indikator tersebut dianalisis dengan menggunakan CFA dan didapatkan hasil bahwa sebanyak 4 indikator di antaranya valid dan 5 sisanya tidak, sehingga dalam analisis selanjutnya hanya digunakan 4 indikator yang menyusun konstruk pola asuh permisif. d. Pola Asuh Otoriter (PO) Pola asuh otoriter dapat diukur dengan menggunakan 10 indikator berdasarkan teori dari konsep yang ada. Indikator-indikator tersebut dianalisis dengan menggunakan CFA dan didapatkan hasil bahwa sebanyak 6 indikator di antaranya valid dan 4 sisanya tidak, sehingga dalam analisis selanjutnya hanya digunakan 6 indikator yang menyusun konstruk pola asuh otoriter. 5

6 Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini melalui tahap-tahap sebagai berikut: 1. Karakteristik demografi dan identitas responden yang dideskripsikan dengan diagram lingkaran.. Pengujian multinormalitas dan multikolinearitas 3. Pengujian unidimensionalitas setiap variabel laten dengan menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA). 4. Analisis model persamaan struktural, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a. Pengembangan model berbasis konsep dan teori b. Mengkonstruksi Path Diagram c. Evaluasi Goodness of fit d. Interpretasi dan modifikasi model. 4. Analisis dan Pembahasan 4.1 Deskripsi Karakteristik Demografi Responden Karakteristik responden dalam penelitian ini dideskripsikan dengan diagram lingkaran. Uraian mengenai karakteristik demografi responden tersebut adalah sebagai berikut. 16% 44% 40% Kurang dari s.d Lebih dari Gambar 1 Diagram Lingkaran Pengeluaran Responden Responden yang memiliki pengeluaran kurang dari rupiah adalah sebanyak 44%, sedangkan responden yang memiliki pengeluaran di antara s.d rupiah dan responden yang memiliki pengeluaran lebih dari rupiah masing-masing adalah sebanyak 40% dan 16%. % 8% 8% Berasal dari orang tua 8% Berasal dari keluarga (bukan orang tua) Beasiswa Penghasilan usaha sendiri 71% 9% Ya Tidak Gambar Diagram Lingkaran Sumber Dana Pengeluaran Responden Berdasarkan Gambar sejumlah 8% responden memiliki sumber dana untuk pengeluaran yang berasal dari orang tua, sebanyak % berasal dari keluarga (bukan orang tua), sedangkan sumber dana untuk pengeluaran responden yang berasal dari beasiswa dan penghasilan dari usaha sendiri masing- masing adalah sebanyak 8%. Gambar 3 Diagram Lingkaran Kepemilikan Usaha Responden Berdasarkan Gambar 3 sebesar 71% responden tidak memiliki usaha sendiri, sedangkan sebesar 9% responden memiliki usaha sendiri. Kepemilikan usaha dalam hal ini dihubungkan dengan wirausaha yang dimiliki oleh responden. 4. Uji Multinormalitas Asumsi yang paling fundamental dalam analisis multivariate adalah normalitas. Pengujian multinormalitas dengan menggunakan macro Minitab disajikan dalam Tabel berikut. 6

7 Variabel Laten Tabel Uji Multinormal Variabel Laten Nilai daerah di bawah kurva χ Kesimpulan Pola Asuh Demokrasi 0.55 (55%) Distribusi Multinormal Pola Asuh Permisif 0.59 (59%) Distribusi Multinormal Pola Asuh Otoriter 0.55 (55%) Distribusi Multinormal Jiwa Wirausaha 0.58 (58%) Distribusi Multinormal Pengujian hipotesis untuk multinormalitas adalah sebagai berikut: H 0 : Data mengikuti sebaran distribusi multinormal. H 1 : Data tidak mengikuti sebaran distribusi multinormal H 0 akan diterima jika daerah di bawah kurva χ multivariate lebih dari 50%, artinya data mengikuti sebaran distribusi multinormal. Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa semua variabel laten mengikuti distribusi multinormal, karena nilai daerah dibawah kurva χ lebih dari 50%. 4.3 Uji Multikolinearitas Deteksi multikolineritas dapat dilihat dari determinan matrik X X. Jika X ' X bernilai mendekati nol, maka dapat diidentifikasi terjadinya kasus multikolinearitas. Hasil pengujian multikolinearitas dengan perhitungan X ' X adalah sebagai berikut pada Tabel 3. Variabel Laten Tabel 3 Uji Multikolinearitas Variabel Laten X ' X Kesimpulan Pola Asuh Demokrasi 4.394E+19 Tidak terjadi kasus multikolinearitas Pola Asuh Permisif E+18 Tidak terjadi kasus multikolinearitas Pola Asuh Otoriter E+17 Tidak terjadi kasus multikolinearitas Jiwa Wirausaha E+5 Tidak terjadi kasus multikolinearitas Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa semua variabel laten memiliki X ' X yang nilainya tidak mendekati nol (nilainya besar), sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk semua variabel laten tidak terjadi kasus multikolinearitas. 4.4 Unidimensionalitas Variabel Jiwa Wirausaha Variabel laten Jiwa Wirausaha terdiri atas 5 variabel indikator. Untuk mengetahui unidimensionalitas variabel, dilakukan Confirmatory Factor Analysis (CFA). Pemodelan CFA Jiwa Wirausaha didapatkan model dengan df = 75 yang didapatkan dari perhitungan : df = ½ (p+q) (p+q+1) - t = ½ (0+5) (0+5+1) - 50 = 75 Tahapan selanjutnya yaitu pengujian kriteria kebaikan model karena model dalam keadaan overidentified (df>0). Model dikatakan baik (fit) jika nilai kebaikan model (goodness of fit) yang dihasilkan oleh program Lisrel sesuai dengan kriteria. Pada output Lisrel, diperoleh nilai goodness of fit untuk variabel Jiwa Wirausaha pada Tabel 4 berikut. Tabel 4 Goodness of Fit Variabel Laten Jiwa Wirausaha Goodness of fit Index Cut off value Hasil Model Keterangan χ Chi Square Sesuai dengan P-Value 568,680 Kurang baik P-value 0,05 0,000 Kurang baik RMSEA 0,08 0,090 Kurang baik GFI 0,90 0,730 Kurang baik AGFI 0,90 0,680 Kurang baik CFI 0,90 0,700 Kurang baik 7

8 Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa goodness of fit index yang dihasilkan model belum memenuhi cut off value, dan beberapa indikator goodness of fit yang digunakan untuk menilai model fit di atas juga belum sesuai dengan nilai cut off, sehingga diperlukan modifikasi model guna memperoleh model yang sesuai. Modifikasi model dilakukan dengan mengkorelasikan antar residual indikator sesuai dengan anjuran yang terdapat pada output Lisrel. Tabel 5 menunjukkan bahwa tiga kriteria Goodness of Fit menyatakan model sudah baik yakni RMSEA, dan CFI. Hal ini memungkinkan untuk menyatakan model sudah cukup baik. Meskipun pada kriteria nilai Chi-Square, P-Value, GFI, dan AGFI model tersebut dikatakan kurang baik, akan tetapi kriteria yang lain yakni RMSEA dan CFI menyatakan bahwa model telah cukup baik. Berdasarkan Tabel 5, modifikasi model juga menghasilkan penurunan nilai Chi Square pada model. Hal ini dapat dijadikan pertimbangan bahwa model dikatakan telah fit. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pengukuran variabel Jiwa Wirausaha dengan 5 indikator dalam penelitian ini sudah berada pada kondisi unidimensional. Goodness of Fit Index Tabel 5 Goodness of Fit Variabel Laten Jiwa Wirausaha Modifikasi Cut Off Value Hasil Model Keterangan χ Chi Square Sesuai dengan P-Value 33,59 Kurang baik (ada penurunan nilai setelah model dimodifikasi) P-value 0,05 0,01 Kurang baik RMSEA 0,08 0,05 Baik GFI 0,90 0,8 Kurang baik AGFI 0,90 0,80 Kurang baik CFI 0,90 0,90 Baik Berdasarkan output yang telah dianalisis, didapatkan bahwa nilai t-value untuk masing-masing indikator lebih besar dari 1, 64 (nilai t-tabel pada tingkat signifikansi α = 10% ). Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel indikator valid. Construct reliability,,, 0,883 Variabel laten Jiwa Wirausaha dapat dikatakan reliabel karena nilai construct reliability sebesar 0.883, yang lebih besar dari 0,6. Measurement model dari variabel laten Jiwa Wirausaha dengan menggunakan nilai estimate/ loading factor adalah: JW1 = 0,57 JW + ε 1 JW10 = 0,36 JW + ε 10 JW19 = 0,68 JW + ε 19 JW = 0,59 JW + ε JW11 = 0,6 JW + ε 11 JW0 = 0,9 JW + ε 0 JW3 = 0,48 JW + ε 3 JW1 = 0,51 JW + ε 1 JW1 = 0,59 JW + ε 1 JW4 = 0,44 JW + ε 4 JW13 = 0,5 JW + ε 13 JW = 0,48 JW + ε JW5 = 0,57 JW + ε 5 JW14 = 0,60 JW + ε 14 JW3 = 0,49 JW + ε 3 JW6 = 0,50 JW + ε 6 JW15 = 0,41 JW + ε 15 JW4 = 0,56 JW + ε 4 JW7 = 0,53 JW + ε 7 JW16 = 0,65 JW + ε 16 JW5 = 0,58 JW + ε 5 JW8 = 0,3 JW + ε 8 JW17 = 0,8 JW + ε 17 JW9= 0,36 JW + ε 9 JW18 = 0,5 JW + ε 18 Berdasarkan measurement model di atas, dapat diketahui bahwa indikator JW19 memiliki nilai loading factor/estimates yang paling besar sedangkan JW17 memiliki nilai loading factor/estimates yang paling kecil. Hal ini mengindikasikan bahwa indikator JW19 yaitu ide-ide cemerlang pada diri seseorang memiliki kontribusi yang paling besar terhadap variabel laten Jiwa Wirausaha di antara indikator-indikator lainnya. 4.5 Unidimensionalitas Variabel Pola Asuh Demokrasi Variabel laten Pola Asuh Demokrasi terdiri atas 9 variabel indikator. Untuk mengetahui unidimensionalitas variabel, dilakukan Confirmatory Factor Analysis (CFA). Pemodelan CFA Pola Asuh Demokrasi didapatkan model dengan df = 7 yang didapatkan dari perhitungan : 8

9 df = ½ (p+q) (p+q+1) - t = ½ (9+0) (9+0+1) - 18 = 7 Tahapan selanjutnya yaitu pengujian kriteria kebaikan model karena model dalam keadaan overidentified (df>0). Model dikatakan baik (fit) jika nilai kebaikan model (goodness of fit) yang dihasilkan oleh program Lisrel sesuai dengan kriteria. Pada output Lisrel, diperoleh nilai goodness of fit untuk variabel Pola Asuh Demokrasi pada Tabel 6. Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa 4 kriteria Goodness of Fit menyatakan model sudah baik yakni, RMSEA, GFI, AGFI, dan CFI. Hal ini memungkinkan untuk menyatakan model sudah cukup baik. Hanya ada kriteria pada Chi-Square dan P-value model tersebut dikatakan kurang baik, akan tetapi 5 kriteria telah cukup mewakili pengujian bahwa model dapat dikatakan baik (model fit). Tabel 6 Goodness of Fit Variabel Laten Pola Asuh Demokrasi Goodness of Fit Index Cut off value Hasil Model Keterangan χ Chi Square Sesuai dengan P-Value 45,3 Kurang baik P-value 0,05 0,0 Kurang baik RMSEA 0,08 0,08 Baik GFI 0,90 0,9 Baik AGFI 0,90 0,90 Baik CFI 0,90 0,93 Baik Pada penjelasan sebelumnya telah diketahui bahwa nilai goodness of fit dari model telah dapat menyatakan bahwa model fit. Oleh karena itu tidak perlu dilakukan modifikasi model pada variabel Pola Asuh Demokrasi. Berdasarkan output yang telah dianalisis, didapatkan bahwa nilai t-value untuk masing-masing indikator lebih besar dari 1, 64 (nilai t-tabel pada tingkat signifikansi α = 10% ). Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel indikator valid. Construct reliability 9,,, 0,838 Variabel laten Pola Asuh Demokrasi dapat dikatakan reliabel karena nilai construct reliability sebesar 0,838 yang lebih besar dari 0,6. Measurement model dari variabel laten Pola Asuh Demokrasi dengan menggunakan nilai estimate/ loading factor adalah: PD1 = 0,73 PD + δ 1 PD = 0,64 PD + δ PD3 = 0,68 PD + δ 3 PD4 = 0,64 PD + δ 4 PD5 = 0,61 PD + δ 5 PD6 = 0,54 PD + δ 6 PD7 = 0,61 PD + δ 7 PD8 = 0,5 PD + δ 8 PD9 = 0,78 PD + δ 9 Berdasarkan measurement model di atas, dapat diketahui bahwa indikator PD9 memiliki nilai loading factor/estimates yang paling besar sedangkan PD8 memiliki nilai loading factor/estimates yang paling kecil. Hal ini mengindikasikan bahwa indikator PD9 yaitu adanya kontrol dan pantauan orang tua memiliki kontribusi yang paling besar terhadap variabel laten Pola Asuh Demokrasi di antara indikator-indikator lainnya. 4.6 Unidimensionalitas Variabel Pola Asuh Permisif Variabel laten Pola Asuh Permisif terdiri atas 4 variabel indikator. Untuk mengetahui unidimensionalitas variabel, dilakukan Confirmatory Factor Analysis (CFA). Pemodelan CFA Pola Asuh Permisif didapatkan model dengan df = yang didapatkan dari perhitungan : df = ½ (p+q) (p+q+1) - t = ½ (4+0) (4+0+1) - 8 = Tahapan selanjutnya yaitu pengujian kriteria kebaikan model karena model dalam keadaan overidentified (df>0). Model dikatakan baik (fit) jika nilai kebaikan model (goodness of fit) yang dihasilkan oleh program Lisrel sesuai dengan kriteria. Pada output Lisrel, diperoleh nilai goodness of fit untuk variabel Pola Asuh Permisif pada Tabel 7. Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa

10 keenam kriteria Goodness of Fit menyatakan model sudah baik yakni Chi-Square, P-Value, RMSEA, GFI, AGFI, dan CFI. Hal ini berarti bahwa model dapat dikatakan sudah baik (model fit). Karena telah diketahui bahwa nilai goodness of fit dari model telah dapat menyatakan bahwa model fit. Oleh karena itu tidak perlu dilakukan modifikasi model pada variabel Pola Asuh Permisif. Tabel 7 Goodness of Fit Variabel Laten Pola Asuh Permisif Goodness of Fit Index Cut off value Hasil Model Keterangan χ Chi Square Sesuai dengan P-Value 0,90 Baik P-value 0,05 0,64 Baik RMSEA 0,08 0,00 Baik GFI 0,90 1,00 Baik AGFI 0,90 0,98 Baik CFI 0,90 1,00 Baik Berdasarkan output yang telah dianalisis, didapatkan bahwa nilai t-value untuk masing-masing indikator lebih besar dari 1, 64 (nilai t-tabel pada tingkat signifikansi α = 10% ). Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel indikator valid. Construct reliability,,, 0,69 Variabel laten Pola Asuh Permisif dapat dikatakan reliabel karena nilai construct reliability sebesar 0,69 yang lebih besar dari 0,6. Measurement model dari variabel laten Pola Asuh Permisif dengan menggunakan nilai estimate/ loading factor adalah: PP1 = 0,86 PP + δ 1 PP = 0,83 PP + δ PP3 = 1,14 PP + δ 3 PP4 = 0,7 PP + δ 4 Berdasarkan measurement model di atas, dapat diketahui bahwa indikator PP3 memiliki nilai loading factor/estimates yang paling besar sedangkan PP4 memiliki nilai loading factor/estimates yang paling kecil. Hal ini mengindikasikan bahwa indikator PP3 yaitu adanya adanya kebebasan oleh orang tua kepada anak untuk mengatur diri sendiri memiliki kontribusi yang paling besar terhadap variabel laten Pola Asuh Permisif di antara indikator-indikator lainnya. 4.7 Unidimensionalitas Variabel Pola Asuh Otoriter Variabel laten Pola Asuh Otoriter terdiri atas 6 variabel indikator. Pemodelan CFA Pola Asuh Otoriter didapatkan model dengan df = 9 yang didapatkan dari perhitungan : df = ½ (p+q) (p+q+1) - t = ½ (6+0) (6+0+1) - 1 = 9 Tahapan selanjutnya yaitu pengujian kriteria kebaikan model karena model dalam keadaan overidentified (df>0). Tabel 8 Goodness of Fit Variabel Laten Pola Asuh Otoriter Goodness of fit Index Cut off value Hasil Model Keterangan χ Chi Square Sesuai dengan P-Value 1,60 Kurang baik P-value 0,05 0,01 Kurang baik RMSEA 0,08 0,11 Kurang baik GFI 0,90 0,94 Baik AGFI 0,90 0,90 Baik CFI 0,90 0,90 Baik Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa Goodness of Fit index yang dihasilkan model belum memenuhi cut off value, dan beberapa indikator goodness of fit yang digunakan untuk menilai model 10

11 fit di atas juga belum sesuai dengan nilai cut off, sehingga diperlukan modifikasi model guna memperoleh model yang sesuai dengan studi kasus. Berdasarkan hasil modifikasi model dengan mengkorelasikan antar residual indikator, didapatkan nilai-nilai kriteria Goodness of Fit hasil modifikasi pada Tabel 9 berikut. Tabel 9 Goodness of Fit Variabel Laten Pola Asuh Otoriter Modifikasi Goodness of Fit Index Cut Off Value Hasil Model Keterangan χ Chi Square Sesuai dengan P-Value 10,19 Baik P-value 0,05 0,5 Baik RMSEA 0,08 0,05 Baik GFI 0,90 0,97 Baik AGFI 0,90 0,93 Baik CFI 0,90 0,98 Baik Tabel 9 menunjukkan bahwa keenam kriteria Goodness of Fit menyatakan model sudah baik. Hal ini menyatakan bahwa model telah baik (model fit). Validitas indikator dapat diketahui dari nilai t-value. Berdasarkan output yang telah dianalisis, didapatkan bahwa nilai t-value untuk masing-masing indikator lebih besar dari 1, 64 (nilai t-tabel pada tingkat signifikansi α = 10% ). Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel indikator valid. Construct reliability,,, 0,709 Variabel laten Pola Asuh Otoriter dapat dikatakan reliabel karena nilai construct reliability sebesar 0.709, yang lebih besar dari 0,6. Measurement model dari variabel laten Pola Asuh Otoriter dengan menggunakan nilai Estimates adalah: PO1 = 0,91 PO + δ 1 PO = 1,15 PO + δ PO3 = 0,67 PO + δ 3 PO4 = 0,5 PO + δ 4 PO5 = 0,97 PO + δ 5 PO6 = 0,7 PO + δ 6 Berdasarkan measurement model di atas, dapat diketahui bahwa indikator PO memiliki nilai loading factor/estimates yang paling besar sedangkan PO6 memiliki nilai loading factor/estimates yang paling kecil. Hal ini mengindikasikan bahwa indikator PO yaitu adanya hukuman secara fisik atau psikologis (celaan) dari orang tua bila anak tidak mematuhi perintah atau keinginannya memiliki kontribusi yang paling besar terhadap variabel laten Pola Asuh Otoriter di antara indikator-indikator lainnya. 4.8 Model Persamaan Struktural Analisis Model Persamaan Struktural mengasumsikan data berdistribusi multinormal. H 0 akan diterima jika daerah dibawah kurva χ multivariate lebih dari 50%, artinya data mengikuti sebaran distribusi multinormal. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat dilihat bahwa semua variabel laten mengikuti distribusi multinormal, karena nilai daerah dibawah kurva χ lebih dari 50%. Analisis model struktural dengan menggunakan semua variabel indikator yang signifikan, diketahui nilai estimasi dan t-value antar variabel laten secara serempak seperti dalam Tabel 10 berikut. Tabel 10 Estimasi Parameter dan T-Values Variabel Laten pada Model Struktural Awal Hubungan Nilai Estimates T-Value Keterangan PD JW 0,5 4,01 Signifikan PP JW 0,0 0,0 Tidak signifikan PO JW 0,14 1,8 Tidak signifikan Untuk melihat tingkat kelayakan model dapat dilihat hasil uji kesesuaian model seperti disajikan pada Tabel 11 berikut ini. 11

12 Tabel 11 Goodness of Fit Model Struktural Awal Goodness of Fit Index Cut Off Value Hasil Model Keterangan χ Chi Square Sesuai dengan P-Value 1355,11 Kurang baik P-value 0,05 0,00 Kurang baik RMSEA 0,08 0,07 Baik GFI 0,90 0,66 Kurang baik AGFI 0,90 0,63 Kurang baik CFI 0,90 0,65 Kurang baik Berdasarkan Tabel 11 diketahui bahwa Goodness of Fit Index yang dihasilkan model belum memenuhi cut off value, dan beberapa indikator goodness of fit yang digunakan untuk menilai model fit di atas juga belum sesuai dengan nilai cut off, sehingga diperlukan modifikasi model guna memperoleh model yang sesuai dengan studi kasus. Goodness of Fit Index Tabel 1 Goodness of Fit Model Struktural Hasil Modifikasi Cut Off Value Hasil Model χ Chi Square Sesuai dengan P-Value 1061,8 P-value 0,05 0,000 Kurang baik RMSEA 0,08 0,04 Baik GFI 0,90 0,71 Kurang baik AGFI 0,90 0,68 Kurang baik CFI 0,90 0,77 Kurang baik Keterangan Kurang baik (ada penurunan nilai setelah modifikasi model) Tabel 1 menunjukkan bahwa hanya satu kriteria goodness of fit yang menyatakan model sudah baik. Setelah model struktural awal mengalami modifikasi, beberapa kriteria goodness of fit mengalami peningkatan dalam hal kebaikan model. Nilai Chi Square yang mengalami penurunan, nilai GFI, AGFI, dan CFI yang mengalami penurunan menunjukkan bahwa modifikasi pada model memberikan peningkatan pada kriteria-kreteria kebaikan model. Hal ini dapat dijadikan kesimpulan bahwa model struktural hasil modifikasi telah fit. Tabel 13 Estimasi Parameter dan T-Values Variabel Laten pada Model Struktural Hasil Modifikasi Hubungan Nilai Estimates T-Value Keterangan PD JW 0,49 3,8 Signifikan PP JW 0,0 0,17 Tidak signifikan PO JW 0,09 0,84 Tidak signifikan Berdasarkan Tabel 13 didapatkan hubungan kausal antara variabel laten Pola Asuh Demokrasi terhadap Jiwa Wirausaha bernilai signifikan dengan nilai t-value sebesar 3,8. Sedangkan hubungan yang tidak signifikan terdapat pada pengaruh Pola Asuh Permisif dan Pola Asuh Otoriter terhadap Jiwa Wirausaha. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t-value yang lebih kecil dari t-tabel 1, 64. Artinya hubungan Pola Asuh Demokrasi terhadap Jiwa Wirausaha adalah signifikan, sedangkan Pola Asuh Permisif dan Pola Asuh Otoriter tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap Jiwa Wirausaha. Berdasarkan output yang telah dianalisis, dapat diketahui bahwa nilai t-value untuk semua nilai estimasi parameter hubungan kausal lebih besar dari t-tabel 1, 64, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua loading factor pada model hasil modifikasi sudah signifikan. Artinya indikator-indikator yang menyusun konstruk untuk masing-masing variabel laten pada model struktural telah signifikan. 5. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diperoleh dari analisis adalah sebagai berikut: 1

13 1. Indikator adanya ide-ide cemerlang pada diri seseorang memiliki kontribusi yang paling besar terhadap variabel laten Jiwa Wirausaha.. Indikator adanya kontrol dan pantauan orang tua memiliki kontribusi yang paling besar terhadap variabel laten Pola Asuh Demokrasi. 3. Indikator adanya adanya kebebasan oleh orang tua kepada anak untuk mengatur diri sendiri memiliki kontribusi yang paling besar terhadap variabel laten Pola Asuh Permisif. 4. Indikator adanya hukuman secara fisik atau psikologis (celaan) dari orang tua bila anak tidak mematuhi perintah atau keinginannya memiliki kontribusi yang paling besar terhadap variabel laten Pola Asuh Otoriter. 5. Berdasarkan model struktural yang ada, didapatkan hubungan kausal antara variabel laten Pola Asuh Demokrasi terhadap Jiwa Wirausaha bernilai signifikan. Sedangkan hubungan yang tidak signifikan terdapat pada pengaruh Pola Asuh Permisif dan Pola Asuh Otoriter terhadap Jiwa Wirausaha. Artinya Jiwa Wirausaha mahasiswa ITS hanya dipengaruhi oleh Pola Asuh Demokrasi secara signifikan, sedangkan Pola Asuh Permisif dan Pola Asuh Otoriter tidak berpengaruh terhadap Jiwa Wirausaha. Daftar Pustaka Dariyo, Agus. (004). Macam-Macam Pola Asuh Orang Tua. (tanggal akses: 4 Juni 010). Ghozali dan Fuad. (005). Structural Equation Modeling ; Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan Program Lisrel Semarang : BP UNDIP. Johnson, R. A. dan Wichern, D. W. (199). Applied Multivariate Statistical Analysis. Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey. Mc Cleland. (1991). Pengaruh Pola Asuh Terhadap Karakteristik Anak. (tanggal akses: 3 Februari 010). Wijatmiko. (009). Berbakatkah Saya Jadi Pengusaha?. (tanggal akses: 11 Oktober 009). Witoelar, Wimar. Empat Modal Menjadi Entrepreneur (Ternyata Bukan Uang). (tanggal akses: 11 Oktober 009). 13

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KECENDERUNGAN JIWA WIRAUSAHA MAHASISWA ITS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KECENDERUNGAN JIWA WIRAUSAHA MAHASISWA ITS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KECENDERUNGAN JIWA WIRAUSAHA MAHASISWA ITS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL ARLINA SEPHANA NRP 1306 100 010 Dosen Pembimbing Dwi Endah Kusrini, S.Si,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH MATA KULIAH PENGANTAR TECHNOPRENEURSHIP/ KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PERILAKU ENTREPRENEURSHIP MAHASISWA ITS

ANALISIS PENGARUH MATA KULIAH PENGANTAR TECHNOPRENEURSHIP/ KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PERILAKU ENTREPRENEURSHIP MAHASISWA ITS ANALISIS PENGARUH MATA KULIAH PENGANTAR TECHNOPRENEURSHIP/ KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PERILAKU ENTREPRENEURSHIP MAHASISWA ITS 1 Tety Dewi Novita Sari (1306 100 041) dan Dwi Endah Kusrini, S.Si, M.Si 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

ASUMSI MODEL SEM. d j

ASUMSI MODEL SEM. d j ASUMSI MODEL SEM Asumsi yang harus dipenuhi dalam analisis SEM di antaranya adalah data berdistribusi multivariat normal, untuk memeriksanya dapat dilakukan dengan menghitung nilai jarak kuadrat pada setiap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi adalah kelompok subyek yang hendak digeneralisasikan oleh hasil penelitian (Sugiyono, 2014). Sedangkan Arikunto (2010) menjelaskan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Data diambil menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada konsumen Indomaret Point Pandanaran di kota Semarang. Populasi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI UNTUK MENGETAHUI KESADARAN BERLALU LINTAS PENGENDARA SEPEDA MOTOR DI SURABAYA TIMUR

ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI UNTUK MENGETAHUI KESADARAN BERLALU LINTAS PENGENDARA SEPEDA MOTOR DI SURABAYA TIMUR ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI UNTUK MENGETAHUI KESADARAN BERLALU LINTAS PENGENDARA SEPEDA MOTOR DI SURABAYA TIMUR Oleh : M Mushonnif Efendi (1310 105 019) Dosen Pembimbing : Jerry Dwi Trijoyo Purnomo, S.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Alasan memilih Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah karena untuk memudahkan penulis

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013 PENDEKATAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELLING (SEM) UNTUK ANALISA PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN DI INDUSTRI MANUFAKTUR (STUDI KASUS PT. FERRO SIDOARJO) Sonny Faizal 1) dan Indung Sudarso

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh guru PAUD di Salatiga, dengan menggunakan sampel guru PAUD di Salatiga yang diambil dari 3 kecamatan

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Penelitian

Bab 3. Metode Penelitian Bab 3 Metode Penelitian 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian mengenai pengujian model Theory Planned Behavior dalam menentukan pengaruh sikap siswa, norma subjektif,

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI 5.1 Deskripsi Umum Sampel Penelitian Setelah dilakukan penyebaran kuesioner kepada responden maka hasil kuesioner yang layak dan secara penuh mengisi kuesioner berjumlah 134

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan ditempat penelitian, melakukan perumusan masalah

Lebih terperinci

Analisis Faktor Konfirmatori untuk Mengetahui Kesadaran Berlalu Lintas Pengendara Sepeda Motor di Surabaya Timur

Analisis Faktor Konfirmatori untuk Mengetahui Kesadaran Berlalu Lintas Pengendara Sepeda Motor di Surabaya Timur JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X D-106 Analisis Faktor Konfirmatori untuk Mengetahui Kesadaran Berlalu Lintas Pengendara Sepeda Motor di Surabaya Timur M Mushonnif

Lebih terperinci

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS Faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen dapat diidentifikasi dengan melihat faktor eksternal dan internak yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh persepsi atas suatu harga (price

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Responden Pada bab IV ini akan menampilkan hasil penelitian yang berupa gambaran umum objek penelitian dan data deskriptif serta menyajikan hasil komputasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dikategorikan sebagai explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan memilih Kabupaten Ngawi, Jawa Timur karena untuk memudahkan penulis melakukan penelitian

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel 3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi Penelitian dilaksanakan pada 12 Februari 2016 hingga13 April 2016 di Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Pemilihan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengapa peneliti memilih subyek tersebut karena peneliti menemukan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. mengapa peneliti memilih subyek tersebut karena peneliti menemukan bahwa BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek & Subyek Penelitian Obyek dari penelitian ini yaitu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan subyeknya ialah para Mahasiswa Magister UMY. Alasan mengapa peneliti memilih

Lebih terperinci

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA. Structural Equation Modeling (SEM) adalah alat analisis statistik yang dipergunakan untuk menyelesaikan model bertingkat secara serempak yang tidak dapat diselesaikan oleh persamaan regresi linear. SEM

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan terbagi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan terbagi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Dalam penelitian ini peneliti mengambil waktu dan lokasi penelitian pada wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan tiga jenis variabel yang dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan dengan penelitian, melakukan perumusan masalah dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam peneliian ini adalah pendekatan kuantitatif dan disajikan dalam bentuk angka-angka yang akan diolah dengan metode statistika.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan analisis data yang disesuaikan dengan pola penelitian dan variabel yang diteliti. Model yang digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana di Ruang

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana di Ruang BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Obyek penelitian pada penelitian ini adalah RSUD Praya. 2. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana

Lebih terperinci

ENTERPRENURIAL INTENTION TERHADAP MAHASISWA MENCAPAI THE YOUNG ENTEREPRENEUR. Lemiyana 1, Dedi Hartawan 2

ENTERPRENURIAL INTENTION TERHADAP MAHASISWA MENCAPAI THE YOUNG ENTEREPRENEUR. Lemiyana 1, Dedi Hartawan 2 ENTERPRENURIAL INTENTION TERHADAP MAHASISWA MENCAPAI THE YOUNG ENTEREPRENEUR Lemiyana 1, Dedi Hartawan 2 1,2 Universitas Kader Bangsa, Jl. Mayjen. H. Moh. Ryacudu No.88, 8 Ulu, Seberang Ulu I, Palembang,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 1.1. Desain Penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan penelitian menggunakan metode Kausalitas, digunakan untuk meneliti pada pupolasi atau sampel tertentu, pengumpulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2016. Tempat pelaksanaan kegiatan penelitian berada di Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat penelitian, melakukan perumusan masalah

Lebih terperinci

BAB 3 DESAIN PENELITIAN

BAB 3 DESAIN PENELITIAN BAB 3 DESAIN PENELITIAN Bab ini akan menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan desain yang dipergunakan dalam penelitian antara lain : jenis penelitian, populasi dan sampel, pengukuran konsep, jenis data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Proses penelitian ini di awali dengan mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di tempat penelitian, melakukan perumusan masalah dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. D.I.Yogyakarta. Sedangkan subjek penelitian adalah Wajib Pajak orang

BAB III METODE PENELITIAN. D.I.Yogyakarta. Sedangkan subjek penelitian adalah Wajib Pajak orang BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Kantor Pelayanan Pajak di Provinsi D.I.Yogyakarta. Sedangkan subjek penelitian adalah Wajib Pajak orang pribadi, dimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di D.I. Yogyakarta, yang berlokasi di Purwomartani, Kalasan, Sleman, dan Nitipuran, Yogyakarta. Sedangkan subyek dari

BAB III METODE PENELITIAN. di D.I. Yogyakarta, yang berlokasi di Purwomartani, Kalasan, Sleman, dan Nitipuran, Yogyakarta. Sedangkan subyek dari BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Obyek dan subyek penelitian Obyek penelitian adalah di kantor UPT Kementerian Sosial di D.I. Yogyakarta, yang berlokasi di Purwomartani, Kalasan, Sleman,

Lebih terperinci

PEMODELAN PERSAMAAN WISATAWAN ASAL CHINA. Adib Ulun Nuha ( )

PEMODELAN PERSAMAAN WISATAWAN ASAL CHINA. Adib Ulun Nuha ( ) PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL PADA KEPUASAN WISATAWAN ASAL CHINA BERKUNJUNG DI INDONESIA Oleh: Adib Ulun Nuha (1306100063) Dosen Pembimbing: Dr. Bambang Widjanarko Otok, S.Si, M.Si/ Jerry Dwi Tij Trijoyo

Lebih terperinci

Model Persamaan Struktural Kepuasan Pengguna Alumni Jurusan Matematika FMIPA Universitas Bengkulu

Model Persamaan Struktural Kepuasan Pengguna Alumni Jurusan Matematika FMIPA Universitas Bengkulu Jurnal Gradien Vol. 11 No. 2 Juli 2015 : 1106-1111 Model Persamaan Struktural Kepuasan Pengguna Alumni Jurusan Matematika FMIPA Universitas Bengkulu Dian Agustina, Pepi Novianti, Idhia Sriliana, Etis Sunandi

Lebih terperinci

ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)

ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) VII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) Strutural Equation Model (SEM) merupakan suatu teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel laten dengan variabel teramati sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA DALAM PEMILIHAN JURUSAN MENGGUNAKAN STRUCTURAL EQUATION MODELING

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA DALAM PEMILIHAN JURUSAN MENGGUNAKAN STRUCTURAL EQUATION MODELING ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA DALAM PEMILIHAN JURUSAN MENGGUNAKAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) (Studi Kasus di Jurusan Statistika Universitas Diponegoro Semarang) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data, baik data yang bersifat data sekunder maupun data primer, dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan melalui 3 tahap, yaitu: Secara singkat tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1. 1. Tahap Pendahuluan Studi Literatur 2. Tahap Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menjelaskan hubungan mempengaruhi dan dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah CV Opal Transport, sedangkan subyek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan CV

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah CV Opal Transport, sedangkan subyek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan CV BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah CV Opal Transport, sedangkan subyek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan CV Opal Transport. B. Populasi

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI Definisi 1 (Prestasi Belajar) b. Faktor Eksternal Definisi 2 (Faktor-Faktor yang mempengaruhi prestasi) a.

II LANDASAN TEORI Definisi 1 (Prestasi Belajar) b. Faktor Eksternal Definisi 2 (Faktor-Faktor yang mempengaruhi prestasi) a. II LANDASAN TEORI Definisi 1 (Prestasi Belajar) Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG Bab ini akan memaparkan analisis terhadap faktor-faktor yang menentukan keputusan hutang pada pemilik usaha tenun dengan menggunakan Theory Planned

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan dilakukan pengujian dan analisis model berdasarkan data kuesioner yang terkumpul untuk menjawab pertanyaan penelitian dan hipotesis yang telah diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah PT. Mega Andalan Komponen Logam yang beralamat di Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Dan subyek dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, yaitu data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono,2010).

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) merupakan salah satu produsen motor yang memiliki pangsa pasar cukup luas. Dengan meningkatnya permintaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis pendekatan dan penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengambil sampel secara langsung dari populasi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian ini terdiri dari tujauan pustaka, landasan teori dan kerangka pemikiran Tinjauan pustaka berisi penelitian-penelitian sebelumnya dan digunakan sebagai dasar dilaksanakannya

Lebih terperinci

VITA ANDYANI EA24. Dosen Pembimbing: Dr. Wardoyo, SE., MM

VITA ANDYANI EA24. Dosen Pembimbing: Dr. Wardoyo, SE., MM Kamis, 29 September 2016 PENGARUH ORIENTASI PASAR, INOVASI PRODUK, DAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KINERJA PEMASARAN PADA USAHA MIKRO KECIL MAKANAN DAN MINUMAN DI WILAYAH JAKARTA TIMUR VITA ANDYANI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data dan Tehnik Pengumpulan Data Data yang di gunakan dalam penelitian ini bersumber dari data primer. Menurut Azwar (2009) data primer adalah data yang di peroleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh karakteristik produk (product characteristic),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, obyek yang akan diteliti adalah. SMA Negeri 1 Sumbawa Besar, SMA Negeri 1 Lape dan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, obyek yang akan diteliti adalah. SMA Negeri 1 Sumbawa Besar, SMA Negeri 1 Lape dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Subyek Penelitian Dalam penelitian ini, obyek yang akan diteliti adalah SMA Negeri 1 Sumbawa Besar, SMA Negeri 1 Lape dan SMA Negeri 1 Maronge NTB. Subyek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Subjek dari penelitian ini adalah konsumen Hero Supermarket di Kota Yogyakarta, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah Hero Supermarket di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (BBPLK) Serang. Sedangkan untuk subyek penelitian ini yaitu seluruh pegawai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (BBPLK) Serang. Sedangkan untuk subyek penelitian ini yaitu seluruh pegawai BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Serang. Sedangkan untuk subyek penelitian ini yaitu seluruh pegawai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini BMT Marhamah dan subyek dalam penelitian ini adalah karyawan tetap di BMT Marhamah. B. Jenis Data Jenis data yang

Lebih terperinci

Kata kunci : Confirmatory Factor Analysis, SEM, Media Belajar Internet. 1 Azwar Rhosyied, dan 2 Bambang Wijanarko Otok

Kata kunci : Confirmatory Factor Analysis, SEM, Media Belajar Internet. 1 Azwar Rhosyied, dan 2 Bambang Wijanarko Otok ANALISA PENGARUH PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI MEDIA BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR DAN KREATIVITAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (Studi Kasus SMAN Probolinggo)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman pada bulan Januari 2016, dengan subjek penelitian adalah Pegawai Negeri Sipil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diyakini kebenarannya secara ilmiah. Studi penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diyakini kebenarannya secara ilmiah. Studi penelitian ini menggunakan 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis mengenai hubungan antar variabel berdasarkan fakta empiris dan dapat diyakini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Obyek Penelitian. Universitas Trisakti angkatan sebagai respondennya. Dari penyebaran kuesioner

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Obyek Penelitian. Universitas Trisakti angkatan sebagai respondennya. Dari penyebaran kuesioner BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Obyek Penelitian 1. Gambaran Umum Responden Objek penelitian yang ditetapkan adalah mahasiswa Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti angkatan 2006-2010

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek pada penelitian ini adalah produk Fashion muslimah merek Rabbani.

BAB III METODE PENELITIAN. Objek pada penelitian ini adalah produk Fashion muslimah merek Rabbani. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan menjelaskan mengenai paradigma penelitian, objek/subjek penelitian, teknik pengambilan sampel, jenis data, metode pengumpulan data, identifikasi variabel, definisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kebayoran, Jakarta Selatan selama penelitian. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang dipilih sebagai tempat penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Kebayoran, Jakarta Selatan selama penelitian. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang dipilih sebagai tempat penelitian. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Industri ini mengacu pada kegiatan operasional percetakan dan obyek penelitian ini ialah untuk mengetahui besarnya pengaruh Kepercayaan Pelanggan dan Kualitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang dihasilkan dapat dipercaya

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Perkembangan teknologi komunikasi informasi membuat konsumen semakin kritis memilih produk untuk memenuhi kebutuhannya. Hal tersebut memaksa dunia usaha

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang akan menjadi sasaran dalam penelitian ilmiah, objek penelitian yang akan dilakukan menjadi sasaran dalam

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DALAM MEMBENTUK LOYALITAS PELANGGAN PADA PENGGUNA JASA GARUDA INDONESIA DI SURABAYA

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DALAM MEMBENTUK LOYALITAS PELANGGAN PADA PENGGUNA JASA GARUDA INDONESIA DI SURABAYA PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DALAM MEMBENTUK LOYALITAS PELANGGAN PADA PENGGUNA JASA GARUDA INDONESIA DI SURABAYA Eka cipta Wijaya Oey Manajemen / Fakultas Bisnis dan Ekonomika

Lebih terperinci

Analisa Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja (Studi Kasus: Pabrik Teh Wonosari PTPN XII)

Analisa Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja (Studi Kasus: Pabrik Teh Wonosari PTPN XII) Analisa Keselamatan Dan Kesehatan (K3) Dalam Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus: Pabrik Teh Wonosari PTPN XII) Dewinta Grahanintyas, Sritomo Wignjosoebroto, dan Effi Latiffianti Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek penelitian Subjek penelitian yang akan kami ambil adalah mahasiswa yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengetahui perbedaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. alamat Jalan Rekso Bayan No 1 Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. alamat Jalan Rekso Bayan No 1 Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian: Obyek penelitian ini adalah Polresta Yogyakarta Polda DIY, dengan alamat Jalan Rekso Bayan No 1 Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II LAPORAN PENELITIAN. Pada bagian ini memuat: (a) Deskripsi Data Penelitian; dan (b) Analisis Data Penelitian.

BAB II LAPORAN PENELITIAN. Pada bagian ini memuat: (a) Deskripsi Data Penelitian; dan (b) Analisis Data Penelitian. BAB II LAPORAN PENELITIAN Pada bagian ini memuat: (a) Deskripsi Data Penelitian; dan (b) Analisis Data Penelitian. A. Deskripsi Data Penelitian Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Obyek penelitian ini adalah Princess Syahrini F-KTV yang bertempat di Jogja City Mall, Yogyakarta. Jadi, subyek penelitian dalam penelitian ini

Lebih terperinci

Model Bantuan Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Jombang dengan Pendekatan SEM (Structural Equation Modeling)

Model Bantuan Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Jombang dengan Pendekatan SEM (Structural Equation Modeling) Model Bantuan Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Jombang dengan Pendekatan SEM (Structural Equation Modeling) Disusun oleh: ISTI APRILLIA (1312 105 015) Dosen Pembimbing: Dr. Bambang Widjanarko Otok, M.Si

Lebih terperinci

BAB III. Proses penelitian ini akan dilakukan mulai bulan Mei 2016 sampai. penyebaran kuesioner tersrtuktur yang telah disiapkan untuk melakukan

BAB III. Proses penelitian ini akan dilakukan mulai bulan Mei 2016 sampai. penyebaran kuesioner tersrtuktur yang telah disiapkan untuk melakukan 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Proses penelitian ini akan dilakukan mulai bulan Mei 2016 sampai Agustus 2016. Sedangkan objek penelitan adalah konsumen taxi Bluebird diwilayah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah pengaruh kualitas layanan, komitmen, dan kepercayaan terhadap loyalitas. Sebagai variabel bebas (independent

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek dalan penelitian ini adalah Balai Metrologi DIY. Sebagai subyek penelitiannya adalah pegawai organik kantor Balai Metrologi DIY. Pegawai yang

Lebih terperinci

Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori Pada Metode Pendugaan Kuadrat Terkecil Tak Terboboti (Unweighted Least Square) Untuk Data Ordinal

Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori Pada Metode Pendugaan Kuadrat Terkecil Tak Terboboti (Unweighted Least Square) Untuk Data Ordinal Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori Pada Metode Pendugaan Kuadrat Terkecil Tak Terboboti (Unweighted Least Square) Untuk Data Ordinal

Lebih terperinci

Second-Order Confirmatory Factor Analysis pada Kemiskinan di Kabupaten Jombang

Second-Order Confirmatory Factor Analysis pada Kemiskinan di Kabupaten Jombang JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (014) 337-350 (301-98X Print) D-78 Second-Order Confirmatory Factor Analysis pada di Kabupaten Jombang Masnatul Laili dan Bambang Widanarko Otok Jurusan Statistika,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance

BAB V PEMBAHASAN. estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisis Konfirmatori Analisis faktor konfirmatori dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. nilai pelanggan terhadap kunjugan ulang tamu hotel dan word of mouth. Sedangkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. nilai pelanggan terhadap kunjugan ulang tamu hotel dan word of mouth. Sedangkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian kali ini dilakukan di hotel kategori bintang 3 di Yogyakarta. Penelitian ini ditujukan untuk melihat pengaruh kepuasan, kualitas layanan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau penelitian terapan yang mana didalamnya terdapat solusi atas suatu permasalahan

Lebih terperinci

PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL PADA KEPUASAN WISATAWAN CINA BERKUNJUNG DI INDONESIA. Jurusan Statistika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL PADA KEPUASAN WISATAWAN CINA BERKUNJUNG DI INDONESIA. Jurusan Statistika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL PADA KEPUASAN WISATAWAN CINA BERKUNJUNG DI INDONESIA 1 Adib Ulun Nuha, 2 Bambang W. Otok, 3 Jerry Dwi T. P. Jurusan Statistika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci

BAB III MODEL KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

BAB III MODEL KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 37 BAB III MODEL KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 3.1. Model Konseptual Sebelumnya telah dikemukakan beberapa hal yang mempengaruhi intensitas pembelian, dalam hal ini terhadap produk Toyota Avanza. Untuk itu,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dijelaskan metode-metode penelitian yang akan digunakan, yang meliputi sumber dan jenis data, populasi dan sampel, metode pengumpulan data dan teknik analisis

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS STRUCTUAL EQUATION MODEL (SEM)

VIII. ANALISIS STRUCTUAL EQUATION MODEL (SEM) Atribut yang ditetapkan pada variabel kepuasan merupakan atribut mengenai kepuasan konsumen secara keseluruhan (overall satisfaction). Berdasarkan sebaran pilihan responden, lebih dari setengah dari jumlah

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data Pada bagian ini dilakukan proses pengumpulan dan pengolahan data tahap awal serta pengumpulan data tahap akhir. Pengumpulan data pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini adalah pelanggan Cafe Indomie Abang Adek yang diteliti dengan kuesioner tertulis secara Face to Face (tatap muka) yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di Pusat Traing Perbankan (PTP) Yogyakarta dengan alamat Perum Candi Gebang Permai Blok T. No. 1,3,4,5 Wedomartani Sleman Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Nusantara Tour di Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pelanggan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Nusantara Tour di Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pelanggan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Data diambil menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada pelanggan Nusantara Tour di Semarang. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman merupakan salah satu instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang terletak di Jalan Ring Road

Lebih terperinci

A.Sejarah SEM dan Pengertian B.Model SEM C.Persamaan Matematis dalam SEM D.Konsep dan Istilah E. Asumsi F. Bagian SEM G.Proses Analisis SEM

A.Sejarah SEM dan Pengertian B.Model SEM C.Persamaan Matematis dalam SEM D.Konsep dan Istilah E. Asumsi F. Bagian SEM G.Proses Analisis SEM DAFTAR ISI I. LATAR BELAKANG II. ISI A.Sejarah SEM dan Pengertian B.Model SEM C.Persamaan Matematis dalam SEM D.Konsep dan Istilah E. Asumsi F. Bagian SEM G.Proses Analisis SEM III. IV. KESIMPULAN JURNAL

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Deskriptif 1. Analisis secara deskriptif Bagian ini akan membahas hasil pengolahan data yang telah dikumpulkan dari lapangan berdasarkan karakteristik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM OBYEK/SUBYEK PENELITIAN 1. Obyek dan Subyek Penelitian Objek dalam penelitian ini yaitu Centro yang ada di Mall Ambarrukmo Plaza Jl. Laksda Adisucipto

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kausal yang menganalisis pengaruh antara variabel yang satu dengan yang lain. Jenis penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Komprehensif terhadap Kesejahteraan Masyarakat serta Kemandirian Masyarakat

BAB 4 METODE PENELITIAN. Komprehensif terhadap Kesejahteraan Masyarakat serta Kemandirian Masyarakat 107 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1.Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Perbaikan Kampung Komprehensif terhadap Kesejahteraan Masyarakat serta Kemandirian Masyarakat di

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jasa Jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak yang lain, yang pada dasarnya bersifat intangible ( tidak berwujud

Lebih terperinci