LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KOTA PAREPARE TAHUN 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KOTA PAREPARE TAHUN 2015"

Transkripsi

1 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KOTA PAREPARE TAHUN 2015 PEMERINTAH KOTA PAREPARE TAHUN ANGGARAN 2016

2 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-nya, sehingga Pemerintah Kota Parepare telah menyelesaikan Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (L akip) Kota Parepare Tahun 2015 sesuai waktu yang ditetapkan. LaKIP adalah bagian dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang merupakan salah satu cara perbaikan kinerja organisasi yang harus dan terus dilakukan untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabel dan transparan. Laporan ini disusun secara sistematis berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Selain sebagai parameter dalam mengukur tingkat keberhasilan atau kegagalan kinerja pelaksanaan program dan kegiatan Pemerintah Daerah, LaKIP juga merupakan salah satu instrumen dalam upaya mewujudkan percepatan pelaksanaan reformasi birokrasi pada Pemerintah Kota Parepare, dan sebagai media pertanggungjawaban serta sarana informasi kepada seluruh masyakat Kota Parepare. Tahun 2015 merupakan tahun kedua dari implementasi program pembangunan yang ada dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Parepare Tahun Olehnya itu, selain menyajikan capaian indikator sasaran strategis pada tahun 2015, LaKIP ini juga menyajikan laporan realisasi anggaran secara keseluruhan dan realisasi anggaran yang dihubungkan dengan setiap sasaran strategis. Laporan ini juga menggambarkan faktor-faktor yang mendukung keberhasilan, hambatan / masalah yang dihadapi serta strategi pemecahan masalahnya. Selanjutnya, laporan ini diharapkan dapat menjadi referensi yang representatif dan kredibel untuk menggambarkan kinerja Pemerintah. Keberadaan LaKIP sebagai bahan evaluasi untuk pelaksanaan program pembangunan di masa yang akan datang agar semakin baik dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan pembangunan di Kota Parepare dan bermanfaat bagi seluruh aparatur Pemerintah Daerah dalam upaya mewujudkan reformasi birokrasi di Kota Parepare. Dengan segala kekurangan dan i Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

3 keterbatasan yang ada, diharapkan masukan dan saran guna perbaikan dalam kinerja maupun dalam penyusunan laporan ini di masa mendatang. Semoga memberikan kontribusi bagi kemajuan Kota Parepare. Wabillahi Taufiq Wal Hidayah Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Parepare, 23 Maret 2016 WALIKOTA PAREPARE DR. H. TAUFAN PAWE, SH, MH ii Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GRAFIK... v DAFTAR GAMBAR... vi RINGKASAN EKSEKUTIF... vii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Maksud dan Tujuan Dasar Hukum Gambaran Umum Kota Parepare Struktur Organisasi Keadaan Pegawai Sistematika Penyajian BAB II PERENCANAAN KINERJA Pernyataan Visi Pernyataan Misi Tujuan dan Sasaran Pembangunan Perjanjian Kinerja Tahun BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Realisasi Capaian Indikator Kinerja Utama Capaian Kinerja Sasaran Strategis Pemerintah Kota Parepare Analisis Capaian Kinerja Akuntabilitas Keuangan Realisasi Anggaran Prestasi dan Penghargaan 99 BAB IV PENUTUP Kesimpulan Saran / Tindak Lanjut LAMPIRAN iii Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

5 DAFTAR TABEL Tabel 1 Capaian Kinerja dan Skala Kinerja Tahun Tabel 1.1 Jumlah Kecamatan dan Kelurahahan Pemerintah Kota Parepare Tabel 1.2 Jumlah Pegawai Menurut Tingkat Golongan Tabel 1.3 Jumlah Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Tabel 1.4 Jumlah Jabatan Struktural Dalam Lingkup Pemkot Parepare Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja Pemerintah Tabel 3.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja Tabel 3.2 Realisasi Indikator Kinerja Utama Kota Parepare Tahun Terhadap Target Tahun Tabel 3.3 Sasaran dan Indikator Sasaran Tabel 3.4 Capaian Kinerja Sasaran Tabel 3.5 Capaian Kinerja Pemerintah Tabel 3.6 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Tabel 3.7 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Tabel 3.8 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Tabel 3.9 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Tabel 3.10 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Tabel 3.11 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Tabel 3.12 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Tabel 3.13 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Tabel 3.14 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Tabel 3.15 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Tabel 3.16 Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Musrenbang Kelurahan Tabel 3.17 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Tabel 3.18 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Tabel 3.19 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Tabel 3.20 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Tabel 3.21 Analisis Efisiensi Pencapaian Sasaran Strategis Tahun Tabel 3.22 Target dan Realisasi APBD Tahun Tabel 3.23 Target dan Realisasi Belanja Program Prioritas Pembangunan Daerah Tahun iv Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

6 DAFTAR GRAFIK Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Kota Parepare Tahun Grafik 1.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin... 6 Grafik 1.3 Persentase Penyebaran Penduduk... 7 Grafik 1.4 Jumlah Pegawai Menurut Tingkat Golongan Dalam Lingkup 16 Pemkot Parepare... Grafik 1.5 Distribusi Pegawai Berdasarkan SKPD Grafik 1.6 Distribusi Pegawai Organisasi Sekretariat Grafik 1.7 Distribusi Pegawai Organisasi Berbentuk Badan Grafik 1.8 Distribusi Pegawai Organisasi Berbentuk Dinas Grafik 1.9 Distribusi Pegawai Organisasi Berbentuk Kantor Grafik 1.10 Distribusi Pegawai Organisasi Kecamatan Grafik 1.11 Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun Grafik 1.12 Jumlah Jabatan Struktural Grafik 3.1 Pertumbuhan Ekonomi Kota Parepare dan Provinsi Sulawesi 55 Selatan Tahun Grafik 3.2 PDRB Per Kapita Kota Parepare Tahun Grafik 3.3 Persentase Penduduk Miskin Kota Parepare Tahun Grafik 3.4 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran Terbuka Tahun v Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

7 DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Penerimaan Penghargaan Swasti Saba Wistara Gambar 3.2 Penerimaan Penghargaan Ksatria Bhakti Husada Gambar 3.3 Peninjauan Sungai KarajaE Gambar 3.4 Penerimaan Penghargaan LPPD Terbaik Se-Sulawesi Selatan Gambar 3.5 Penyerahan Hasil Audit BPK Tahun Gambar 3.6 Pembukaan Secara Umum Pelaksanaan Musrenbang Tingkat 77 Kelurahan Tahun Gambar 3.7 Pelaksanaan Musrenbang Kelurahan Galung Maloang Kota 77 Parepare Tahun Gambar 3.8 Kompleks Makam Datu Lacincing Merupakan Cagar Budaya yang Telah Dipelihara vi Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

8 RINGKASAN EKSEKUTIF Dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Parepare Tahun , maka Pemerintah Kota Parepare dengan dukungan seluruh kompoenen masyarakat telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan untuk mewujudkan visi Terwujudnya Kota Parepare yang Maju, Peduli, Mandiri dan Bermartabat Pernyataan visi ini dijabarkan lebih lanjut ke dalam 5 (lima) misi yaitu : i) Meningkatkan optimalisasi pelayanan pendidikan dan kesehatan secara berkeadilan, berkualitas dan berkesinambungan; ii) Mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi wilayah yang berbasis pada sumber daya lokal, mengembangkan investasi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan; iii) Mempercepat pemerataan pembangunan infrastruktur wilayah melalui keseimbangan penataan ruang dan adaptibilitas perubahan lingkungan hidup; iv) Memantapkan penegakan supremasi hukum, menyelenggarakan pemerintahan yang bersih dan meningkatkan partisipatif aktif masyarakat; dan v) Mengaktualisasikan nilai-nilai agama dan budaya lokal dalam mengembangkan kehidupan bersama yang lebih baik. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, telah disusun sasaran strategis beserta indikator dan target kinerjanya, yang hasil pengukurannya dituangkan dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LaKIP). Penyusunan LaKIP merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban pemerintah daerah kepada seluruh masyarakat atas pelaksanaan pembangunan daerah. Hasil pengukuran capaian indikator kinerja sasaran strategis pembangunan yang dilaksanakan sepanjang tahun 2015, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1. Capaian Kinerja dan Skala Kinerja Tahun 2015 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja 1 Meningkatnya daya Angka Melek saing (ilmu dan Huruf (%) Target Realisasi Capaian Kinerja (%) Skala Kinerja 97,50 97,53)* 100,03 Sangat Tinggi vii Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

9 No pengetahuan) masyarakat Sasaran Strategis 2 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat 3 Meningkatnya kesejahteraan ekonomi masyarakat 4 Meningkatnya ketersediaan pangan utama dengan harga terjangkau 5 Meningkatnya implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). 6 Meningkatnya ketersediaan air bersih. 7 Meningkatnya pengendalian lingkungan hidup. 8 Menurunnya pelanggaran ketertiban dan keamanan masyarakat Angka Ratarata Lama Sekolah Indikator Kinerja Angka Usia Harapan Hidup (Tahun) Angka kelangsungan hidup bayi (bayi) Persentase balita gizi buruk (%) Penghargaan Kota Sehat (wistara) Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) (%) Pendapatan per kapita (Rp./Jiwa) Tingkat kemiskinan (%) Penduduk diatas garis kemiskinan (%) Tingkat partisipasi angkatan kerja (%) Tingkat pengangguran terbuka (%) Ketersediaan pangan utama (kg/tahun/kapita) Ketaatan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) (%) Kapasitas produksi air (liter/detik) Persentase Ruang Terbuka Hijau (%) Angka Kriminalitas per penduduk (Kasus) Penegakan PERDA (%) viii Pemerintah Kota Parepare Tahun ,93 10,03)* 91,77 Sangat Tinggi Target Realisasi Capaian Skala Kinerja (%) Kinerja 74,85 70,45)* 94,12 Sangat Tinggi ,10 Sangat Tinggi 0,06 0,05 116,67 Sangat Tinggi Sangat Tinggi 8,09-8,59 6,09)* 75,28 Sedang )* 159,03 Sangat Tinggi 5,25 5,75 5,44)* 100 Sangat Tinggi 94,75% - 94,56)* 99,49 Sangat 94,25% Tinggi 65,78 63,67 96,79 Sangat Tinggi 3,85 6,03)* 43,51 Sangat Rendah 220,61 224,09 101,58 Sangat Tinggi Sangat Tinggi 266,34 262,23 98,46 Sangat Tinggi 22 21,48 97,64 Sangat Tinggi ,67 Sangat Tinggi ,71 85,71 Tinggi 9 Meningkatnya Penilaian LPPD 2,9000 3, ,86 Sangat

10 akuntabilitas kinerja pemerintah daerah 10 Meningkatnya sinergitas perencanaan pembangunan antara masyarakat dan pemerintah. 11 Meningkatnya kesetaraan gender. 12 Meningkatnya perlindungan perempuan dan anak 13 Terjaganya kerukunan antar umat beragama 14 Terpeliharanya nilainilai budaya lokal yang tumbuh di masyarakat. (Point) Laporan Kinerja Keuangan Daerah (Opini) Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD (%) Partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan (%) Persentase partisipasi perempuan dilembaga pemerintah (%) Rasio Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) (%) WTP Dalam Proses Tinggi Sangat Tinggi 80 79,02 98,77 Sangat Tinggi 58,15 57,62 99,08 Sangat Tinggi 0,16 0,14 112,50 Sangat Tinggi Kasus SARA Sangat Tinggi Persentase 52,94 79,49 150,15 Sangat benda cagar Tinggi budaya yang terpelihara ix Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

11 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara. Good governance yang dimaksud adalah merupakan proses penyelenggaraan kekuasaan negara dalam melaksanakan penyediaan public good and service oleh karena itu agar good governance dapat menjadi kenyataan dan berjalan dengan baik, maka dibutuhkan komitmen dan keterlibatan semua pihak yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat. Good governance yang baik dapat terwujud jika ada koordinasi dan integritas yang baik pada penyelenggara negara, profesional serta etos kerja dan moral tinggi. Dengan demikian penerapan konsep good governance dalam penyelenggara kekuasaan pemerintah negara merupakan tantangan tersendiri. Untuk memenuhi hal tersebut, diperlukan adanya mekanisme yang meregulasi akuntabilitas pada setiap instansi pemerintah dan memperkuat peran dan kapasitas perlemen, serta keterbukaan akses informasi bagi masyarakat. Olehnya itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Sistem pertanggungjawaban tersebut adalah SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah). SAKIP dimulai dari proses penetapan visi, misi, tujuan dan sasaran organisasi yang akan dicapai yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah untuk tingkat pemerintah daerah dan Rencana Strategis (RENSTRA) untuk tingkat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Selanjutnya RPJMD/RENSTRA dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) dan Rencana Kerja SKPD (Renja SKPD) kemudian ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja. Hasil evaluasi dari Perjanjian Kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya disampaikan melalui Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LaKIP). Dalam kerangka pembangunan good governance, kebijakan umum pemerintah adalah ingin menjalankan pemerintahan yang berorientasi pada hasil dimana akan fokus 1 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

12 pada kemaslahatan bagi masyarakat, berupa upaya untuk menghasilkan output dan outcome yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Output merupakan hasil langsung dari kegiatan-kegiatan yang dijalankan pemerintah dan dapat berwujud sarana, barang dan jasa pelayanan kepada masyarakat, sedang outcome adalah berfungsinya sarana, barang dan jasa tersebut sehingga memberi manfaat bagi masyarakat. Output dan outcome inilah yang selayaknya dipandang sebagai kinerja, bukan kemampuan menyerap anggaran seperti persepsi yang ada selama ini. Sedangkan orientasi pada input, terutama anggaran seperti yang selama ini dijalankan, hendaknya ditinggalkan. Upaya penyelenggaraan good governance tersebut sejalan dengan TAP MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Selanjutnya ditindaklanjuti dengan terbitnya Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Dalam upaya melaksanakan kedua perundang-undangan tersebut, maka Pemerintah telah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan setiap instansi mulai dari pejabat eselon II ke atas untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan penjelasan pengalokasian sumber daya dan kebijaksanaan yang dipercayakan kepadanya berdasarkan perencanaan strategik yang telah ditetapkan dan dirumuskan sebelumnya. Ruang Lingkup Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dilakukan pada semua aspek kegiatan, umumnya meliputi aspek managerial, teknis dan keuangan. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam menyusun perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara reviu atas laporan kinerja untuk mewujudkan akuntabilitas instansi pemerintah. Pedoman ini juga diharapkan dapat membantu penyusunan rencana strategis dan rencana kinerja serta pelaksanaan pengukuran kinerja sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari SAKIP secara keseluruhan. LaKIP merupakan media pertanggungjawaban yang berisi informasi mengenai kinerja instansi pemerintah dan bermanfaat untuk mendorong instansi pemerintah untuk menyelenggarakan tugas umum pemerintahan dan membangun secara 2 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

13 baik dan benar (Good Governance) yang didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, kebijakan yang transparan, terukur dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat, menjadikan instansi pemerintah yang akuntabel sehingga dapat beroperasi secara efektif, efisien dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya, menjadikan masukan dan umpan balik bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka meningkatkan kinerja instansi pemerintah, serta terpeliharanya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Parepare Tahun 2015 ini adalah sebagai wujud pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan pembangunan Pemerintahan Kota Parepare Tahun Anggaran 2015 dalam mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan dalam RPJMD. Sedangkan tujuannya adalah : a. Memberikan informasi mengenai perencanaan, pengukuran, pelaporan dan evaluasi kinerja Pemerintah Kota Parepare selama Tahun Anggaran 2015; b. Sebagai bahan evaluasi terhadap kinerja Pemerintah Kota Parepare pada tahun 2015, untuk kemudian diharapkan dapat diperoleh masukan dalam rangka memperbaiki kinerja Pemerintah Kota Parepare di masa yang akan datang; c. Menjadi bahan evaluasi terhadap capaian indikator kinerja dari implementasi RPJMD Kota Parepare Tahun berdasarkan indikator sasaran strategis; d. Untuk mendorong penerapan SAKIP di jajaran Pemerintah Kota Parepare sehingga terciptanya Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai salah satu prasyarat terciptanya pemerintahan yang baik dan terpercaya Dasar Hukum Dasar hukum dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Parepare Tahun Anggaran 2015 adalah : a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XI/MPR/l998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; 3 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

14 c. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; f. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; g. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; h. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006; i. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; j. Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 9 Tambahan Lembaran Daerah Nomor 59). k. Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 12 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Parepare Tahun Gambaran Umum Kota Parepare Secara geografis, Kota Parepare terletak pada jalur perlintasan transportasi darat maupun laut untuk bagian tengah Propinsi Sulawesi Selatan, baik arah Utara - Selatan maupun arah Timur - Barat. Kota Parepare terletak antara 3 o o Lintang Selatan dan 119 o o Bujur Timur. Waktu yang digunakan di Kota Parepare adalah WITA atau waktu Indonesia Bagian Tengah yakni 1 (satu) jam lebih cepat dari waktu ibukota Negara Jakarta dan delapan jam lebih cepat dari Greenwich Mean Time (GMT). 4 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

15 Wilayah Kota Parepare apabila ditinjau dari aspek topografinya terdiri dari daerah datar sampai bergelombang, dengan klasifikasi kurang lebih 80 persen luas daerahnya merupakan daerah perbukitan dan sisanya daerah datar dengan ketinggian 7-53 meter diatas permukaan laut (mdpl), dengan dataran tinggi bergelombang dan berbukit (88,96 persen) dengan fungsi dominan untuk lahan perkebunan (18,56 persen), kehutanan (43,04 persen), dan daerah permukiman (1,57 persen), serta sebagaian kecil merupakan dataran rendah yang rata hingga landai (11,04 persen) dengan fungsi permukiman (2,80 persen), pertanian (9,40 persen) dan perikanan (0,24 persen). Secara Geologi, wilayah Kota Parepare secara umum dapat dibagi menjadi tiga satuan yaitu: (1) dataran rendah terdapat pada bagian yang sempit sekitar muara Sungai KarajaE, sepanjang pesisirir dan melebar di sekitar Soreang. Tingginya berkisar antara 0 sampai 43 meter di atas muka laut, dengan lereng landai hingga datar. (2) perbukitan secara luas menempati bagian barat wilayah kota, memanjang dengan arah kurang lebih Utara Selatan, umumnya berlereng landai hingga curam. Ketinggiannya berkisar antara 30 sampai 43 meter di atas muka laut di sekitar Bacukiki dan Lapadde. Jumlah penduduk Kota Parepare dalam kurun waktu Tahun terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan jumlah penduduk Kota Parepare tersebut disajikan dalam grafik berikut ini. Grafik 1.1. Jumlah Penduduk Kota Parepare Tahun Sumber : Perkembangan Ekonomi Sektoral Kota Parepare Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

16 Dari grafik tersebut di atas, jumlah penduduk Kota Parepare pada Tahun 2013 sebesar jiwa dan meningkat pada Tahun 2014 sebesar jiwa. Dari tahun ke tahun jumlah penduduk Kota Parepare mengalami peningkatan selama kurun waktu 2010 sampai tahun Jumlah Penduduk tersebut terdiri atas Laki-laki dan Perempuan dimana komposisinya dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Grafik 1.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kota Parepare Tahun Bacukiki Bacukiki Barat Laki-laki Ujung Perempuan Soreang Sumber : Data Pokok Kota Parepare 2015 Berdasarkan grafik tersebut, terlihat bahwa jumlah penduduk perempuan lebih besar dibanding jumlah penduduk laki-laki pada setiap kecamatan, pada kecamatan Soreang penduduk perempuan sejumlah jiwa sedangkan penduduk laki-lak sejumlah jiwa, kemudian disusul Kecamatan Bacukiki Barat dengan jumlah penduduk perempuan sebesar jiwa sedang jumlah penduduk laki-laki sebesar jiwa, kemudian pada Kecamatan Ujung jumlah penduduk perempuan sebesar jiwa sedang jumlah penduduk laki-laki sebesar jiwa, kemudian Kecamatan Bacukiki dengan jumlah penduduk terendah dibanding kecamatan lain dengan jumlah penduduk perempuan sebesar 6 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

17 8.480 jiwa dan jumlah penduduk laki-laki sebesar jiwa. Adapun penyebaran penduduk di Kota Parepare tersebar di 4 (empat) kecamatan dimana persentase penyebarannya dapat dilihat pada gambar berikut ini. Grafik 1.3 Persentase Penyebaran Penduduk Kota Parepare Tahun 2014 Bacukiki 2,12% Bacukiki Barat 27,15% Soreang 45,49% Ujung 25,23% Sumber : Data pokok Kota Parepare, 2015 Dari gambar tersebut di atas, nampak bahwa kepadatan penduduk di Kota Parepare tahun 2014 paling tinggi di Kecamatan Soreang yaitu sebesar 44,49 persen, kemudian Kecamatan Bacukiki Barat yaitu sebesar 27,15 persen, kemudian Kecamatan Ujung yaitu sebesar 25,23 persen sedangkan kepadatan penduduk yang paling rendah ada di Kecamatan Bacukiki sebesar 2,12 persen. Hal ini tentu saja mempengaruhi pembagian wilayah kelurahan di kecamatan tersebut dimana di Kecamatan Soreang dengan kepadatan penduduk yang tinggi sehingga wilayah Kecamatan Soreang dibagi menjadi 7 kelurahan sedangkan Kecamatan Bacukiki dengan kepadatan penduduk paling kecil sehingga wilayahnya hanya dibagi menjadi 4 kelurahan saja Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kota yang bertanggung Kota Parepare meliputi Organisasi/Lembagaa pada Pemerintah jawab kepada Walikota dan membantu Walikota dalam penyelenggaraan Pemerintahan, terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas 7 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

18 Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan sesuai dengan kebutuhan Daerah. Pada tahun 2008 telah ditetapkan peraturan daerah yang mengatur tentang organisasi perangkat daerah sesuai dengan Peraturan Pemeritah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Struktur Organisasi Pemerintah Kota Parepare sesuai yang tertuang dalam peraturan daerah tersebut terdiri atas 2 organisasi Sekretariat, 8 Organisasi berbentuk Badan, 12 Organisasi berbentuk Dinas, 4 Organisasi berbentuk Kantor, serta 4 Organisasi berbentuk Kecamatan, yang diuraikan sebagai berikut : Organisasi Sekretariat : 1. Sekretariat Daerah (Setda), adalah organisasi yang bertanggungjawab untuk melaksanakan tugas-tugas penyelenggaraan pemerintahan, administrasi, organisasi dan tatalaksana serta memberikan pelayanan administratif kepada perangkat daerah Kota Parepare dan pelayanan publik serta berfungsi sebagai lembaga pusat koordinasi dari semua instansi/lembaga otonom dalam lingkup Pemerintah Kota Parepare 2. Sekretariat Dewan Pewakilan Rakyat Daerah (Sekwan), adalah organisasi yang bertanggung jawab melaksanakan tugas-tugas administrasi dan pelayanan di lingkungan DPRD Kota Parepare. 3. Sekretariat Korps Pegawai Republik Indonesia, adalah organisasi yang bertanggungjawab melaksanakan tugas-tugas administrasi Korps Pegawai Republik Indonesia Organisasi Berbentuk Badan 1. Inspektorat Daerah Kota Parepare, adalah organisasi yang bertanggung jawab untuk melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap penyelenggaraan administrasi pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik dari aparat pada semua instansi / lembaga otonom dalam lingkup Pemerintahan Kota Parepare. 8 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

19 2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), adalah organisasi yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas-tugas perencanaan, pengkajian dan penyusunan rencana pelaksanaan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan publik. 3. Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat (BKDD), adalah organisasi yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas-tugas administrasi dan perencanaan pengembangan kepegawaian daerah. 4. Badan Lingkungan Hidup, adalah organisasi yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas penyelenggaraan administrasi pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik yang berkaitan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya lingkungan hidup. 5. Badan Kesatuan dan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat, adalah organisasi yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas penyelenggaraan administrasi pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik yang berkaitan dengan pembainaan kesatuan bangsa serta penyelenggraan perlidungan masyarakat. 6. Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) RSUD. A. Makkasau, adalah organisasi yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas secara khusus untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, baik dalam lingkup wilayah Kota Parepare maupun masyarakat umum. 7. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Kelurahan, adalah organisasi yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas penyelenggaraan administrasi pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik yang berkaitan dengan Pemberdayaan Masyarakat dan Kelurahan. 8. Badan Keluarga Berencana dan Pemeberdayaan Perempuan, adalah organisasi yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas penyelenggaraan administrasi pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik yang berkaitan dengan Keluarga Berencana dan Pemeberdayaan Perempuan. 9 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

20 9. Badan Penanggulangan Bencana Daerah, adalah organisasi yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas penyelenggaraan mitigasi dan penanggulangan bencana daerah Organisasi Berbentuk Dinas 1. Dinas Pekerjaan Umum (PU), adalah organisasi yang bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas penyelenggaraan administrasi pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik yang berkaitan dengan bidang pekerjaan umum dan prasarana wilayah. 2. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, adalan organisasi yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas penyelenggaraan administrasi pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan publik yang berkaitan dengan industri, perdagangan, koperasi dan usaha kecil dan menengah. 3. Dinas Kesehatan, adalah organisasi yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas penyelenggaraan administrasi pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik yang berkaitan dengan bidang kesehatan masyarakat. 4. Dinas Pendidikan, adalah organisasi yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugastugas penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik yang berkaitan dengan bidang pendidikan. 5. Dinas Tenaga Kerja, adalah organisasi yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas-tugas penyelenggaraan administrasi pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik yang bekaitan dengan bidang ketenaga kerjaan. 6. Dinas Tata Ruang dan Pengawasan Bangunan, adalah organisasi yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas-tugas penyelenggaraan administrasi pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik yang berkaitan dengan bidang penataan ruang, penataan kota dan pengawasan dan pengendalian bangunan. 7. Dinas Kebersihan dan Pertamanan, adalah organisasi yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas-tugas penyelenggaraan administrasi pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik yang berkaitan dengan bidang pelayanan kebersihan/persampahan dan pertamanan. 10 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

21 8. Dinas Sosial, adalah organisasi yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas-tugas penyelenggaraan administrasi pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik yang berkaitan dengan masalah-masalah sosial. 9. Dinas Pendapatan Daerah, adalah organisasi yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas-tugas penyelenggaraan administrasi pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik yang berkaitan dengan bidang pengelolaan, penerimaan/ pendapatan daerah dan keuangan. 10. Dinas Perhubungan, adalah organisasi yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas-tugas penyelenggaraan administrasi pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik yang berkaitan dengan bidang perhubungan/transportasi, khususnya transportasi darat dan pelabuhan. 11. Dinas Pertanian, Kehutanan, Perikanan, Kelautan (PKPK), adalah organisasi yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas penyelenggaraan administrasi pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik yang berkaitan dengan Perikanan, Kelautan, Pertanian, Kehutanan 12. Dinas Olahraga, Pemuda dan Parawisata adalah organisasi yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas penyelenggaraan administrasi pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik yang berkaitan denganolahraga, Pemuda dan parawisata. 13. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil adalah organisasi pemerintahan yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas penyelenggaraan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil. 14. Dinas Komunikasi dan Informatika adalah organisasi pemerintahan yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas pembinaan dan penyebarluasan informasi Organisasi Berbentuk Kantor 1. Kantor Pelayanan Perizinan, adalah organisasi yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas-tugas penyelenggaraan administrasi pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik yang berkaitan dengan Pelayanan Perizinan. 2. Kantor Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi, adalah organisasi yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas-tugas penyelenggaraan administrasi pemerintahan, 11 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

22 pembangunan dan pelayanan publik yang berkaitan dengan penyediaan buku-buku bacaan, pengarsipan dokumen-dokumen dan pendokumentasian. 3. Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, adalah organisasi yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas-tugas penyelenggaraan administrasi pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik yang berkaitan dengan Ketahanan Pangan dan Penyuluh. 4. Satuan Polisi Pamong Praja, adalah organisasi yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas-tugas pengamanan, penertiban dan pembinaan Organisasi Pemerintahan Kecamatan Kecamatan adalah organisasi pemerintahan di tingkat kecamatan yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas-tugas penyelenggaraan administrasi pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik serta mengkoordinir penyelenggaraan administrasi pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik di kelurahan masing-masing kecamatan. Jumlah kecamatan di Kota Parepare adalah 4 (empat) kecamatan, yakni Kecamatan Ujung, Kecamatan Bacukiki, Kecamatan Bacukiki Barat, dan Kecamatan Soreang, seperti pada tabel dibawah ini : Tabel Jumlah Kecamatan dan Kelurahan Pemerintah Kota Parepare NO KECAMATAN KELURAHAN 1 Ujung 1. Lapadde 2. Ujung Bulu 3. Ujung Sabbang 4. Mallusetasi 5. Labukkang 2 Soreang 1. Ujung Baru 2. Ujung Lare 3. Kampung Pisang 4. Bukit Indah 5. Bukit Harapan 6. Lakessi 7. Wattang Soreang 12 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

23 3 Bacukiki 1. Wattang Bacukiki 2. Lemoe 3. Lompoe 4. Galung Maloang 4 Bacukiki Barat 1. Lumpue 2. Sumpang Minangae 3. Cappa Galung 4. Tiro Sompe 5. Bumi Harapan 6. Kampung Baru 1.6. Keadaan Pegawai Keadaan pegawai di lingkungan Pemerintah Daerah Kota Parepare secara garis besar dapat dilihat pada Tabel 1.2, Tabel 1.3, dan Tabel 1.4 berikut ini. No Tabel Jumlah Pegawai Menurut Tingkat Golongan dalam Lingkup Pemerintah Kota Parepare per 31 Desember 2015 Golongan Instansi/ Lembaga/ Unit Kerja I II III IV Jumlah 1 Sekretariat Daerah Kota Parepare Sekretariat DPRD Kota Parepare Inspektorat Kota Parepare Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) RSUD. A. Makkasau Kota Parepare Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Parepare Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Parepare Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Parepare Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota Parepare UPTD Laboratorium Lingkungan Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Parepare Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Kelurahan Kota Parepare Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Parepare Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

24 12 Dinas Pertanian,Kehutanan,Perikanan & Kelautan Kota Parepare UPTD Rumah Potong Hewan UPTD Pengelola Pendaratan Ikan Dinas Kesehatan Kota Parepare UPTD Rumah Sakit Khusus Kusta Lauleng UPTD Puskesmas Cempae UPTD Puskesmas Lakessi UPTD Puskesmas Lapadde UPTD Puskesmas Lompoe UPTD Puskesmas Lumpue UPTD Puskesmas Madising Na Mario Dinas Pendidikan Kota Parepare UPTD Sanggar Kegiatan Belajar UPTD Cabang Dinas Pendidikan Kec. Ujung UPTD Cabang Dinas Pendidikan Kec. Bacukiki UPTD Cabang Dinas Pendidikan Kec. Bacukiki Barat UPTD Cabang Dinas Pendidikan Kec. Soreang Dinas Pekerjaan Umum Kota Parepare UPTD Pemadam Kebakaran Dinas Pehubungan UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor UPTD Pengelola Retribusi Terminal UPTD Pengelola Perparkiran Dinas Tenaga Kerja Kota Parepare UPTD Balai Latihan Kerja Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Parepare UPTD Pengelolaan Air Limbah Dinas Sosial Kota Parepare Dinas Tata Ruang dan Pengawasan Bangunan Kota Parepare UPTD Penerangan Jalan Umum Dinas Perindag, Koperasi dan Pertambangan Kota Parepare UPTD Pengelola Pasar Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

25 22 Dinas Pendapatan Daerah Kota Parepare UPTD Pengelola Islamic Centre UPTD Pengelola Mess Pemda Jakarta Dinas Olah Raga, Pemuda dan Pariwisata Kota Parepare Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kota Parepare Dinas Komunikasi dan Informatika Kantor Pelayanan Perizinan Kota Parepare Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Parepare Satuan Polisi Pamong Praja Kota Parepare Kecamatan Ujung Kota Parepare Kecamatan Soreang Kota Parepare Kecamatan Bacukiki Kota Parepare Kecamatan Bacukiki Barat Kota Parepare Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Sekretariat KPU Kota Parepare T K S D S L T P S L T A JUMLAH (TAHUN 2015) Sumber : Data Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Parepare 15 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

26 Grafik 1.4. Jumlah Pegawai Menurut Tingkat Golongan dalam Lingkup Pemerintah Kota Parepare per 31 Desember Golongan 1 Golongan 2 Golongan 3 Golongan Dalam grafik terlihat bahwa jumlah pegawai negeri sipil menurut golongann orang yang terdiri dari golongan I berjumlah 51 orang, golongan II berjumlah 741 orang, golongan III berjumlah 2455 orang dan golongan IV berjumlah 1500 orang. Distribusi pegawai berdasarkan SKPD dapa dilihat pada grafik berikut : Grafik 1.5. Distribusi Pegawai Berdasarkan SKPD 2,63% 8,70% 4,63% 13,95% Sekretariat Badan Dinas 70,09% Kantor Kecamatan 16 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

27 Grafik 1.6 Distribusi Pegawai Organisasi Sekretariat 4,25% 24,06% 71,70% Sekretariat Daerah Sekretariat DPRD Sekretariat Korpri Grafik 1.7 Distribusi Pegawai Organisasi Berbentuk Badan Inspektorat Daerah Bappeda BKDD BLHD 3,79% 6,53% 2,88% 5,61% 5,46% 6,37% 4,86% 3,64% Badan Kesbangpol BLUD RSUD BPMK 60,85% Badan KBPP BPBD 17 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

28 Grafik 1.8 Distribusi Pegawai Organisasi Berbentuk Dinas 3,81% 2,45% 5,41% 2,12% 4,74% 2,20% 5,25% 2,12% 6,26% 5,58% 7,19% 11,59% 37,06% Dinas Pendidikan Dinas Kesehatan Dinas PU Dinas Tata Ruang Dinas Perhubungan Dinas Kebersihan Dinas Kependudukan Dinas Tenaga Kerja 4,23% Dinas OPP Dinas Sosial Grafik 1.9 Distribusi Pegawai Organisasi Berbentuk Kantor Kantor Perizinan Kantor Perpustakaan/Arsip 35,20% 15,20% 16,00% Kantor Ketahan Pangan Kantor Satpol PP 33,60% Grafik 1.10 Distribusi Pegawai Organisasi Kecamatan 27,43% 19,44% 28,82% 24,31% Kecamatan Soreang Kecamatan Ujung Kecamatan Bacukiki Kecamatan Bacukiki Barat 18 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

29 Pembagian jumlah pegawai menurut tingkat pendidikan tertinggi dalam lingkup Pemerintah Kota Parepare dapat dilhat pada tabel 1.3 berikut ini. Tabel 1.3.Jumlah Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi dalam Lingkup Pemerintah Kota Parepare per 31 Desember 2015 Pendidikan TAHUN DIPL Jumlah SD SLTP SLTA D-III D-IV/S1 S2/S3 I/II L P L P L P L P L P Dengan memperhatikan data di atas, terlihat bahwa Sumber Daya Manusia Aparatur Pemerintah Kota Parepare mengalami peningkatan yang fluaktif dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Terbukti dengan semakin banyak jumlah pegawai yang berpendidikan strata 1 dan strata 2. Pada tahun 2010 jumlah pegawai berpendidikan S1 hanya orang dan S2 hanya 133 orang namun pada tahun 2015 mengalami peningkatan yang drastis dimana jumlah pegawai berpendidikan S1 sebesar meningkat 682 orang (23,12%). Demikian pula pada jenjang S2, pada tahun 2010 hanya 133 orang dan pada tahun 2015 menjadi Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

30 orang atau meningkat 110 orang (45,27 %) atau rata-rata setiap tahunnya ada 22 pegawai yang menyelesaikan pendidikan Strata 2 (S2). Grafik 1.11 Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun ,0% 63,4% 60,0% 58,8% 62,1% 50,0% 40,0% ,0% ,0% 14,8% 20,0% 16,9% 15,4% 13,0% 15,3% ,0% 0,0% 1,4% 0,8% 0,7% 0,7% 1,1% 1,3% SD SLTP SLTA DIPLOMA I - III D-IV / S1 4,9% 4,2% S2/S3 5,1% 20 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

31 No Instansi/ Lembaga/ Unit Kerja Tabel 1.4. Jumlah Jabatan Struktural Dalam lingkup Pemerintah Kota Parepare Tahun 2015 Eselon II. A II. B III. A III. B IV.A IV.B P W P W P W P W P W P W PRIA WANITA 1 Sekretariat Daerah Kota Parepare Sekretariat DPRD Kota Parepare Inspektorat Kota Parepare RSUD. A. MAkkasau Kota Parepare Juml ah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Parepare Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Parepare Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Parepare Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota Parepare UPTD Laboratorium Lingkungan Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Parepare Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Kelurahan Kota Parepare Badan Penggulangan Bencana Daerah Kota Parepare Dinas Pertanian, Kehutanan,Perikanan & Kelautan Kota Parepare Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

32 UPTD Rumah Potong Hewan UPTD Tempat Pendaratan Ikan Dinas Kesehatan Kota Parepare UPTD Rumah Sakit Khusus Kusta Lauleng UPTD Puskesmas Cempae UPTD Puskesmas Lakessi UPTD Puskesmas Lapadde UPTD Puskesmas Lompoe UPTD Puskesmas Lumpue UPTD Puskesmas Madising Na Mario Dinas Pendidikan Kota Parepare UPTD Sanggar Kegiatan Belajar UPTD Cabang Dinas Pendidikan Kec. Ujung UPTD Cabang Dinas Pendidikan Kec. Bacukiki UPTD Cabang Dinas Pendidikan Kec. Bacukiki Barat UPTD Cabang Dinas Pendidikan Kec. Soreang Dinas Pekerjaan Umum Kota Parepare UPTD Pemadam Kebakaran Dinas Pehubungan UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor UPTD Pengelola Retribusi Terminal UPTD Pengelola Perparkiran Dinas Tenaga Kerja Kota Parepare UPTD Balai Latihan Kerja Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

33 18 Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Parepare UPTD Pengelolaan Air Limbah Dinas Sosial Kota Parepare Dinas Tata Ruang dan Pengawasan Bangunan Kota Parepare UPTD Penerangan Jalan Umum Dinas Perindag, Koperasi dan Pertambangan Kota Parepare UPTD Pengelola Pasar Dinas Pendapatan Daerah Kota Parepare UPTD Pengelola Islamic Centre UPTD Pengelola Mess Pemda Jakarta Dinas Olah Raga, Pemuda dan Pariwisata Kota Parepare Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Dinas Komunikasi dan Informatika Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kota Parepare Kantor Pelayanan Perizinan Kota Parepare Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Parepare Satuan Polisi Pamong Praja Kota Parepare Kecamatan Ujung Kota Parepare Kecamatan Soreang Kota Parepare Kecamatan Bacukiki Kota Parepare Kecamatan Bacukiki Barat Kota Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

34 Parepare 34 Sekretariat Dewan Pengurus Korpri Sekretariat KPU Kota Parepare T K S D S L T P S L T A JUMLAH Sumber : Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Parepare 24 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

35 Grafik Jumlah Jabatan Struktural dalam Lingkup Pemerintah Kota Parepare per 31 Desember Eselon IIA Eselon IIB Eselon IIIA Eselon IIIB Eselon IVA Eselon IVB PRIA WANITA Data Badan Kepegawaian dan Diklat Kota Parepare Dapat dilihat pada tabel jabatan struktural berikut ini eselon IIA berjumlah 1 orang pria, eselon IIB berjumlah 25 pria dan 3 orang wanita, eselon IIIA berjumlah 42 pria dan 9 wanita, eselon IIIB berjumlah 56 pria dan 20 wanita, eselon IVA berjumlah 183 pria dan 157 wanita, eselon IVB berjumlah 71 pria dan 73 wanita Sistematika Penyajian Sistematika penyajian Laporan Kinerja Pemerintah ( LaKIP) Kota Parepare Tahun 2015 ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, Menjelaskan secara ringkas latar belakang, struktur organisasi dan menjabarkan maksud dan tujuan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L akip) Kota Parepare tahun Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

36 Bab II Perjanjian Kinerja, Menjelaskan secara ringkas visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan Kota Parepare Tahun , serta ikhtisar Perjanjian Kinerja Pemerintah. Bab III Akuntabilitas Kinerja, Menguraikan hasil pengukuran capaian kinerja, evaluasi analisis akuntabilitas kinerja termasuk keberhasilan ataupun kegagalan dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi serta langkahlangkah antisipatif yang diambil dan realisasi keuangan. Bab IV Penutup, Menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (La KIP) Kota Parepare tahun 2015 dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa datang. 26 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

37 BAB II PERJANJIAN KINERJA 2.1. Pernyataan Visi adalah : Visi yang ingin diwujudkan dalam pembangunan Kota Parepare Tahun Terwujudnya Kota Parepare yang Maju, Peduli, Mandiri dan Bermartabat Visi Pembangunan Kota Parepare Tahun di atas, memiliki makna: a. Maju, mengandung arti: mempunyai kualitas dan kemampuan untuk berprestasi dan berdaya saing sehingga masyarakat Kota Parepare dapat sejajar atau bahkan lebih tinggi dari daerah lain, ditandai dengan meningkatnya kualitas hidup dan tercukupinya kebutuhan kehidupan masyarakat. b. Peduli, mengandung arti: mempunyai keikhlasan dan empati untuk maju serta berkembang demi masa depan bersama, yang ditandai dengan meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan daerah dan kelestarian lingkungan. c. Mandiri, mengandung arti: mempunyai inisiatif untuk menyelesaikan permasalahan berdasarkan rujukan dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. d. Bermartabat, mengandung arti: harkat atau harga diri yang menunjukkan eksistensi atau identititas (jati diri) masyarakat Kota Parepare yang dapat dijadikan teladan dalam berbagai sendi kehidupan Pernyataan Misi Visi yang telah disepakati tersebut selanjutnya dijabarkan lebih lanjut ke dalam misi yang akan menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota Parepare untuk melaksanakannya. Adapun misi pembangunan tersebut adalah : a. Meningkatkan optimalisasi pelayanan pendidikan dan kesehatan secara berkeadilan, berkualitas dan berkesinambungan. b. Mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi wilayah yang berbasis pada sumber daya lokal, mengembangkan investasi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan 27 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

38 prinsip pembangunan berkelanjutan. c. Mempercepat pemerataan pembangunan infrastruktur wilayah melalui keseimbangan penataan ruang dan adaptibilitas perubahan lingkungan hidup. d. Memantapkan penegakan supremasi hukum, menyelenggarakan pemerintahan yang bersih dan meningkatkan partisipatif aktif masyarakat. e. Mengaktualisasikan nilai-nilai agama dan budaya lokal dalam mengembangkan kehidupan bersama yang lebih baik; 2.3. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Pemerintah Daerah Kota Parepare menetapkan tujuan dan sasaran pembangunan sebagai implementasi dari visi dan misi yang telah ditetapkan. Untuk melaksanakan kelima misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Parepare Tahun tersebut, maka dirumuskan tujuan dan sasaran pada masing-masing misi sebagai berikut : Misi Pertama: Meningkatkan optimalisasi pelayanan pendidikan dan kesehatan secara berkeadilan, berkualitas dan berkesinambungan. Tujuan: 1. Pemerataan layanan pendidikan menuju masyarakat yang cerdas. Sasaran: - Meningkatnya daya saing (ilmu dan pengetahuan) masyarakat. 2. Pemerataan layanan kesehatan menuju masyarakat yang sehat. Sasaran: - Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat. Misi Kedua: Mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi wilayah yang berbasis pada sumber daya lokal, pengembangan investasi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan. Tujuan: 1. Akselerasi pembangunan daerah yang berkeadilan dan berkesinambungan. Sasaran: - Meningkatnya kesejahteraan ekonomi masyarakat. 2. Mewujudkan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.. 28 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

39 Sasaran: - Meningkatnya ketersediaan pangan utama dengan harga terjangkau. Misi Ketiga: Mempercepat pemerataan pembangunan infrastruktur wilayah melalui keseimbangan penataan ruang dan adaptibilitas perubahan lingkungan hidup. Tujuan: Akselarasi pembangunan infrastruktur antar wilayah yang berbasis pada rencana tata ruang wilayah dan perubahan lingkungan hidup. Sasaran: - Meningkatnya implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). - Meningkatnya kualitas dan fasilitas infrastruktur - Meningkatnya ketersediaan air bersih. - Meningkatnya pengendalian lingkungan hidup. Misi Keempat: Memantapkan penegakan supremasi hukum, penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan peningkatan partisipatif aktif masyarakat. Tujuan: 1. Menciptakan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat Sasaran: - Menurunnya pelanggaran ketertiban dan keamanan masyarakat. 2. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang baik (Good Governance). Sasaran: - Meningkatnya akuntabilitas kinerja pemerintah daerah - Meningkatnya sinergitas perencanaan pembangunan antara masyarakat dan pemerintah 3. Mewujudkan pengarusutamaan gender serta perlindungan terhadap perempuan anak. Sasaran: - Meningkatnya kesetaraan gender. - Meningkatnya perlindungan perempuan. - Meningkatnya perlindungan anak. Misi Kelima: Mengaktualisasikan nilai-nilai agama dan budaya lokal dalam mengembangkan kehidupan bersama yang lebih baik. 29 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

40 Tujuan: Mewujudkan masyarakat parepare yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan budaya Sasaran: - Terjaganya kerukunan antar umat beragama - Terpeliharanya nilai-nilai budaya lokal yang tumbuh di masyarakat 2.4. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang mempresentasekan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam kurun waktu 1 (satu) tahun dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola. Tujuan khusus perjanjian kinerja antara lain adalah : a. Untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur; b. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dan pemberi amanah; c. Sebagai dasar penilaian keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; d. Menetapkan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; e. Sebagai dasar pemberian penghargaan (reward) atau sanksi (punishment). Perjanjian Kinerja Pemerintah Daerah Kota Parepare tahun 2015 disusun dengan mengacu pada Indikator Kinerja Utama (IKU) Kota Parepare dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) yang merupakan dokumen perencanaan tahunan daerah yang menggambarkan permasalahan pembangunan daerah serta indikasi program dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk memecahkan permasalahan pembangunan daerah secara terencana melalui berbagai sumber pembiayaan baik melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Perjanjian Kinerja Tahun 2015, dapat di lihat pada tabel berikut : 30 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

41 Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja Pemerintah No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Tahun Meningkatnya daya saing (ilmu dan pengetahuan) masyarakat. a. Angka Melek Huruf 97,50% b Angka Rata-rata Lama sekolah 10,93 Tahun 2 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat. a. Angka Usia Harapan Hidup b. Angka kelangsungan hidup bayi c. Persentase balita gizi buruk d. Penghargaan Kota Sehat 74,85 Tahun 995 Bayi 0,06% 8 Tatanan 3 Meningkatnya kesejahteraan ekonomi masyarakat. a. Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) b. Pendapatan per kapita c. Tingkat kemiskinan d. Penduduk diatas garis kemiskinan e. Tingkat partisipasi angkatan kerja f. Tingkat pengangguran terbuka 8,09% - 8,59% Rp ,25% - 5,75% 94,75% - 94,25% 65,78% 3,85% 31 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

42 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Tahun Meningkatnya ketersediaan pangan utama dengan harga terjangkau. a. Ketersediaan pangan utama 220,61 Kg/tahun/ perkapita 5 Meningkatnya implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). a. Ketaatan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). 100% 6 Meningkatnya ketersediaan air bersih. a. Kapasitas produksi air 266,34 liter/detik 7 Meningkatnya pengendalian lingkungan hidup. a. Persentase Ruang Terbuka Hijau (20% Publik + 10% Privat) 22% 8 Menurunnya pelanggaran ketertiban dan keamanan masyarakat. a. Angka Kriminalitas per penduduk 11 kasus b. Penegakan PERDA 100% 9 Meningkatnya akuntabilitas kinerja pemerintah daerah 10 Meningkatnya sinergitas perencanaan pembangunan antara masyarakat dan pemerintah. a. Penilaian LPPD 2900 point b. Laporan Kinerja Keuangan Daerah c. Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD a. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan WTP 100% 80% 32 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

43 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama 11 Meningkatnya kesetaraan gender. a. Persentase partisipasi perempuan dilembaga pemerintah Target Tahun ,15% 12 Meningkatnya perlindungan perempuan dan anak a. Rasio Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) 0,16% 13 Terjaganya kerukunan antar umat beragama a. Kasus SARA 0 Kasus 14 Terpeliharanya nilainilai budaya lokal yang tumbuh di masyarakat. a. Persentase benda cagar budaya yang terpelihara. 52,94% No Program-program Prioritas Anggaran 1. Program Pendidikan Anak Usia Dini Rp Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Rp Program Pendidikan Menengah Rp Program Peningkatan Pelayanan Angkutan Rp Program Perencanaan Sosial Budaya Rp Program Pendidikan Non Formal Rp Program Upaya Kesehatan Rp Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Rp Program Perbaikan Gizi Masyarakat Rp Program Pengembangan Lingkungan Sehat Rp Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Rp Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

44 13. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 14. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Rp Rp Program Keluarga Berencana Rp Program Peningkatan Pelayanan BLUD Rumah Sakit Rp Program Peningkatan dan Pengembangan Sarana Perekonomian Daerah Rp Program Pembinaan dan Pengembangan Usaha-usaha Daerah dan Usaha-usaha yang ada di Daerah Rp Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi UMKM 20. Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif Rp Rp Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi Rp Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Rp Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Rp Program Peningkatan Kesempatan Kerja Rp Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan 26. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya Rp Rp Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Rp Program Peningkatan Ketahanan Pangan Rp Program Peningkatan Ketahanan Pangan pertanian/perkebunan Rp Program pengembangan budidaya perikanan Rp Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

45 31. Program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan Rp Peningkatan Efesisensi Perdagangan Dalam Negeri Rp Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Rp Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya Rp Program Perencanaan Tata Ruang Rp Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan Rp Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang Rp Program Peningkatan Kawasan Perkotaan Rp Program Peningkatan Pengendalian dan Pengawasan Permukiman Rp Program Pengembangan Perumahan Rp Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum Rp dan Air Limbah/sanitasi 42. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Rp Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Rp Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Rp Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan Rp Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Rp Program Rehabiltasi Hutan dan Lahan Rp Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan 49. Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal 50. Program Mengintensifkan Penanganan Pengaduan Masyarakat Rp Rp Rp Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

46 51. Program Pendidikan Politik Masyarakat Rp Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Rp Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Rp Program Kerjasama Informasi Media Massa Rp Program Pengembangan Komunikasi dan Informasi Media Massar Rp Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Rp keuangan Daerah 57. Program Penataan Administrasi Kependudukan Rp Program Perencanaan Pembangunan Daerah Rp Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak Rp Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender Rp dalam Pembangunan 61. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Rp Perempuan 62. Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan Rp Program pengembangan wawasan kebangsaan Rp Program Pengembangan Kemitraan Rp Program Pengembangan Destinasi Pariwisata Rp Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata Rp Catatan : Target Anggaran telah disesuaikan dengan Perubahan APBD Kota Parepare Tahun Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

47 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja adalah perwujudan dari kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui media pertanggungjawaban dalam bentuk laporan kinerja instansi pemerintah (LaKIP) yang disusun secara periodik. LaKIP merupakan bagian integral dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang pada dasarnya merupakan rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklarifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah.tujuan SAKIP adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai salah satu prasyarat untuk terciptanya pemerintah yang baik dan terpercaya Pemerintah Kota Parepare selaku pengemban amanah masyarakat Kota Parepare berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan seluruh penggunaan sumber daya melalui penyajian Laporan Kinerja Pemerintah Kota Parepare yang dibuat sesuai ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan tersebut memberikan gambaran penilaian tingkat pecapaian target masing-masing indikator sasaran srategis yang ditetapkan dalam dokumen RPJMD Tahun maupun RKPD Tahun Sesuai dengan ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang ditetapkan untuk mewujudkan misi dan visi pemerintah. Untuk mempermudah interpretasi atas pencapaian sasaran dari program dan kegiatan serta indikator makro yang diberlakukan skala nilai peringkat kinerja yang mengacu pada formulir Tabel VII-C dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelasanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara 37 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

48 Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RencanaPembangunan Daerah, sebagai berikut : Tabel 3.1 SkalaNilai Peringkat Kinerja No Intervali Nilai Realisasi Kinerja Kriteria Penilaian Realisasi Kinerja 1 91 Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah 5 50 Sangat Rendah Sumber : Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisa pencapaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan. Perhitungan pencapaian indikator sasaran menggunakan asumsi I: Jika semakin tinggi realisasi, menunjukan pencapaian kinerja yang semakin baik, atau sebaliknya realisasi makin rendah pencapaian kinerja semakin rendah/ jelek adalah: Presentase Pencapaian Rencana Tingkat Capaian = Realisasi Rencana X 100 % Sedangkan apabila semakin tinggi realisasi menunjukan pencapaian sasaran kinerja semakin rendah/jelek, atau sebaliknya realisasi semakin rendah pencapaian kinerja semakin baik menggunakan perumusan: Presentase Pencapaian Rencana Tingkat Capaian = Rencana (Realisasi Rencana) Rencana X 100 % 3.1 REALISASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Indikator Kinerja utama Pemerintah Kota Parepare telah tercantum dalam Peraturan Walikota Parepare Nomor 12 Tahun 2015 tentang Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Parepare Tahun Dengan ditetapkannya Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Kota Parepare, maka pemerintah mengambil kebijakan bahwa IKU tersebut 38 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

49 menjadi bagian dari Indikator Kinerja Utama dari setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sesuai tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Hasil pengukuran atas indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Parepare tahun 2015 menunjukkan hasil sebagai berikut : Table 3.2 Realisasi Indikator Kinerja Utama Kota Parepare Tahun Tterhadap Target Tahun 2018 Realisasi Realisasi Realisasi Target NO Indikator Kinerja Utama satuan Angka Melek Huruf % 97,40 97,42 97,53 98,30 (AMH) 2. Angka Rata-rata Lama Sekolah 3. Angka Usia Harapan Hidup (AHH) 4. Angka Kelangsungan Hidup Bayi 5. Persentase Balita Gizi Buruk Tahun 9,89 9,95 100,03 12,00 Tahun 70,38 70,39 70,45 75,00 Bayi % 0,06 0,04 0,05 0,02 6. Penghargaan Kota Sehat Swasti Shaba Wistara 7. Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) Swasti Shaba Wistara % 7,97 6,09 6,09 8,5%-90% 8. Pendapatan per kapita Rp./jiwa )* 9. Tingkat Kemiskinan % 6,38 5,75 5,44 3 % - 4% 10. Penduduk diatas garis % 93,62 94,25 94,56 96% - 97% kemiskinan 11. Tingkat Partisipasi % 57,72 60,62 63,67 68,50 Angkatan Kerja 12. Tingkat Pengangguran % 4,86 7,06 6,03 3,5 Terbuka 13. Ketersediaan Pangan Kg/tahun/ 215,21 214,17 224,09 226,41 Utama kapita 14. Ketaatan Terhadap % Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 15. Kapasitas Produksi Air Liter/ detik 231,30 229,60 262,23 317, Persentase Ruang % ,48 20 Terbuka Hijau 17. Angka Kriminalitas per Kasus penduduk 18. Penegakan Perda % 87, , Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

50 19. Penilaian LPPD point 2,7500 2,7690 3,0126 Sangat Baik 20. Laporan Kinerja Keuangan Daerah Kategori WDP WDP Dalam Proses Penilaian BPK WTP % Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD 22. Partisipasi Masyarakat % 70,20 73,80 79,02 90 Dalam Perencanaan Pembangunan 23. Persentase Partisipasi % 57,39 57,56 57,62 60 Perempuan di Lembaga Pemerintah 24. Rasio Kekerasan Dalam % 0,37 0,13 0,14 0,10 Rumah Tangga (KDRT) 25. Kasus Sara Kasus Persentase Benda Cagar % 41,18 41,18 79,49 76,47 Budaya yang Terpeliharan Ket : )* Target pendapata perkapita dalam RPJMD masih berdasarkan tahun dasar 2000 Realisasi persentase rata-rata capaian Indikator Kinerja Utama pada tahun 2015 adalah sebesar 96,78 % dengan predikat Sangat Tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Parepare telah berhasil melaksanakan urusan pemerintahan sesuai dengan tugas dan kewenangannya. Dari 26 Indikator Kinerja Utama, terdapat 1 (satu) Indikator Kinerja yang belum diketahui hasilnya, yaitu Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota parepare Ttahun Anggaran 2015 yang saat ini masih dalam proses penyerahan laporan ke BPK. 3.2 CAPAIAN KINERJA SASARAN STRATEGIS PEMERINTAH KOTA PAREPARE Pengukuran Kinerja adalah hal mutlak yang harus dilakukan oleh Pemerintah Kota Parepare untuk mengetahui capaian kinerja atau tingkat keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang telah dilaksanakan sepanjang tahun Dalam penerapan manejemen kinerja, pengukuran kinerja merupakan salah satu fondasi utama dalam rangka menjamin adanya peningkatan dalam pelayanan publik dan meningkatkan akuntabilitas kinerja pemrintahan. Pengukuran Kinerja merupakan metoda Performance Gap, yang dilaksanakan dengan membandingkan antara capaian kinerja (realisasi) dengan rencana kinerja yang telah 40 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

51 ditetapkan sebelumnya dalan Perjanjian Kinerja, yang dilakukan melalui suatu proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai tingkat keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan program pembangunan daerah. Pemerintah Kota Parepare telah melaksanakan pengukuran kinerja secara terjadwal baik triwulanan, semesteran maupun tahunan. Sepanjang tahun 2015, Pemerintah Kota Parepare telah melaksanakan programprogram pembangunan sebagaimana yang terdapat dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2015 untuk mencapai sasaran sararan strategis yang telah ditetapkan. Adapun tingkat capaian kinerja Pemerintah berdasarkan hasil pengukuran kinerja yang dilaksanakan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 3.3 Sasaran dan Indikator sasaran NO Predikat Jumlah Sasaran Jumlah Indikator Kinerja 1. Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah - 1 Jumlah Adapun pencapaian kinerja sasaran dirinci dalam tabel, sebagai berikut: Tabel 3.4 Capaian kinerja sasaran NO sasaran 1. Meningkatnya daya saing (ilmu dan pengetahuan) masyarakat 2. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat 3. Meningkatnya kesejahteraan ekonomi masyarakat 4. Meningkatnya ketersediaan pangan utama dengan harga terjangkau 5. Meningkatnya implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 6. Meningkatnya ketersediaan air bersih 7. Meningkatnya pengendalian lingkungan hidup Jumlah Rata-rata capaian Predikat Indikator 0 s/d <50 50 s/d <80 80 s/d <90 90 s/d ,89 Sangat tinggi ,72 Sangat tinggi ,68 Sangat tinggi ,58 Sangat tinggi Sangat tinggi ,46 Sangat tinggi ,64 Sangat tinggi 41 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

52 8. Menurunnya pelanggaran ketertiban dan keamanan masyarakat 9. Meningkatnya akuntabilitas kinerja pemerintah daerah ,69 - Tinggi ,88 Sangat tinggi 10. Meningkatnya sinergitas perencanaan pembangunan antara masyarakat dan pemerintah 11. Meningkatnya kesetaraan gender 12. Meningkatnya perlindungan perempuan dan anak 13. Terjaganya kerukunan antar umat beragama 14. Terpeliharanya nilai-nilai budaya lokal yang tumbuh di masyarakat ,77 Sangat tinggi ,08 Sangat tinggi ,50 Sangat tinggi Sangat tinggi ,15 Sangat tinggi Secara jelas, capaian kinerja Pemerintah Kota Parepare selama tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut : No Tabel 3.5. Capaian Kinerja Pemerintah Sasaran Indikator Sasaran Satuan Target Realisasi Capaian Kinerja (%) 1 Meningkatnya daya saing (ilmu dan pengetahuan) masyarakat. a. Angka Melek Huruf b. Angka Rata-rata Lama sekolah % 97,50 97,53)* 100,03 Tahun 10,93 10,03)* 91,77 2 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat. a. Angka Usia Harapan Hidup b. Angka kelangsungan hidup bayi c. Persentase balita gizi buruk d. Penghargaan Kota Sehat Tahun 74,85 70,45)* 94,12 Bayi ,10 % 0,06 0,05 116,67 Wistara Meningkatnya kesejahteraan ekonomi masyarakat. a. Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) b. Pendapatan per kapita % 8,09-8,59 6,09)* 75,28 Rp/jiwa )* 159,03 42 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

53 No Sasaran Indikator Sasaran Satuan Target Realisasi Capaian Kinerja (%) c. Tingkat kemiskinan d. Penduduk diatas garis kemiskinan e. Tingkat partisipasi angkatan kerja F Tingkat pengangguran terbuka % 5,25 5,75 5,44)* 100 % 94,75% - 94,25% 94,56)* 99,49 % 65,78 63,67 96,79 % 3,85 6,03)* 43,51 4 Meningkatnya ketersediaan pangan utama dengan harga terjangkau. a. Ketersediaan pangan utama kg/tahun/ perkapita 220,61 224,09 101,58 5 Meningkatnya implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). 6 Meningkatnya ketersediaan air bersih. a.. Ketaatan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). a. Kapasitas produksi air % liter/detik 266,34 262,23 98,46 7 Meningkatnya pengendalian lingkungan hidup. 8 Menurunnya pelanggaran ketertiban dan keamanan masyarakat. a. Persentase Ruang Terbuka Hijau (20% Publik + 10% Privat) a. Angka Kriminalitas per penduduk b.. Penegakan PERDA % 22 21,48 97,64 kasus ,67 % ,71 85,71 9 Meningkatnya akuntabilitas kinerja pemerintah daerah a. Penilaian LPPD Poin 2,9000 3, ,86 b. Laporan Kinerja Keuangan Daerah c. Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD Opini WTP Dalam Proses - % Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

54 No Sasaran Indikator Sasaran Satuan Target Realisasi Capaian Kinerja (%) 10 Meningkatnya sinergitas perencanaan pembangunan antara masyarakat dan pemerintah. a. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan % 80 79,02 98,77 11 Meningkatnya kesetaraan gender. a. Persentase partisipasi perempuan dilembaga pemerintah % 58,15 57,62 99,08 12 Meningkatnya perlindungan perempuan dan anak a. Rasio Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) % 0,16 0,14 112,50 13 Terjaganya kerukunan antar umat beragama a. Kasus SARA kasus Terpeliharanya nilai-nilai budaya lokal yang tumbuh di masyarakat. a. Persentase benda cagar budaya yang terpelihara. % 52,94 79,49 150,15 Keterangan :*) = Angka sementara 3.3 ANALISIS CAPAIAN KINERJA Untuk memberikan informasi yang lebih transparan maka hasil pengukuran capaian kinerja selanjutnya dievaluasi dan dianalisis untuk mengetahui faktor-faktor penyebab sehingga target yang ditetapkan dapat tercapai ataupun tidak tercapai. Pelaksanaan program / kegiatan pembangunan tahun 2015 yang dilaksanakan oleh Perintah Kota Parepare merupakan implementasi tahun kedua dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun Pemerintah Kota Parepare telah berupaya untuk melaksanakan secara sungguh-sungguh seluruh program kerja tahunan yang disesuaikan dengan arah kebijakan pembangunan daerah untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan pembangunan daerah melalui 14 sasaran strategis dan 26 indikator kinerja sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam Indikator Kinerja Utama Kota Parepare Tahun dan Perjanjian Kinerja Tahun Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

55 Analisis capaian kinerja dilakukan terhadap setiap indikator kinerja dari sasaran strategis dan melakukan perbandingan dengan capaian tahun sebelumnya. Hasil analisis capaian kinerja Pemerintah adalah sebagai berikut : Sasaran Strategis 1 Meningkatnya daya saing (ilmu dan pengetahuan) masyarakat. Penetapan sasaran strategis ini dimaksudkan sebagai salah satu upaya nyata dalam mewujudkan Misi Pertama dalam RPJMD Kota Parepare yaitu Meningkatkan optimalisasi pelayanan pendidikan dan kesehatan secara berkeadilan, berkualitas dan berkesinambungan dengan tujuan di bidang pendidikan adalah Pemerataan layanan pendidikan menuju masyarakat yang cerdas. Dinas Pendidikan Kota Parepare memegang peranan yang utama dalam pencapaian sasaran strategis ini. Untuk mengukur tingkat keberhasilan sasaran ini maka ditetapkan 2 (dua) indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut : Tabel 3.6 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis 1 No. Indikator Kinerja Satuan 1 2 Angka Melek Huruf (AMH) Angka Rata-rata Lama Sekolah Ket :*) = Angka sementara Realisasi Tahun 2015 Target RPJMD Tahun Tahun Capaian Target Realisasi Tahun (%) 2018 % 97,40 97,42 97,50 97,53)* 100,03 98,30 Tahun 9,89 9,95 10,93 10,03)* 91,77 12,00 Rata-rata Capaian Kinerja 95,90 Angka Melek Huruf merupakan kemampuan membaca dan menulis pada tingkat yang baik untuk berkomunikasi dengan orang lain.secara umum, rata-rata capaian kinerja sasaran ini sebesar 95,90%. Dengan memperhatikan data di atas, Angka Melek Huruf mengalami tren positif dimana capaiannya meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2013, AMH hanya 97,40% dan meningkat menjadi 97,42% pada tahun Pada tahun 2015, ditargetkan sebesar 97,50% dan realisasinya melampaui target sebesar 97,53% yang berarti capaian kinerjanya 100,03%. 45 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

56 Dalam RPJMD, diharapkan pada tahun 2018 sebagai tahun akhir dari RPJMD Angka Melek Huruf Kota Parepare mencapai 98,30% dan jika dibandingkan dengan pencapaian tahun 2015 sebesar 97,53% berarti telah mencapai 99,22% dari target RPJMD. Pencapaian yang sangat tinggi ini tidak terlepas dari kerja keras dari seluruh stakeholders pendidikan Kota Parepare. Angka Rata-rata Lama Sekolah merupakan rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk berusia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani. Capaian kinerja ARLS cukup menggembirakan dan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013 capaiannya sebesar 9,89 tahun dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 9,95 tahun. Tren peningkatan ini kembali terjadi pada tahun 2015 sebesar 10,03 tahun, namun belum mencapai target yang ditetapkan sebesar 10,53 tahun sehingga capaian kinerjanya sebesar 91,77%. Jika dibandingkan dengan target tahun 2018 (target RPJMD) sebesar 12 tahun berari capaiannya hanya 83,58%. Dengan memperhatikan hasil ini, maka perlu perhatian yang ekstra tinggi dari pemeintah daerah khususnya Dinas Pendidikan untuk mengakselerasi program-program pembangunan pendidikan dan harus didukung oleh sektor-sektor lainnya. Sasaran meningkatnya daya saing (ilmu dan pengetahuan) masyarakat tersebut dicapai melalui program sebagai berikut : a. Program Pendidikan Anak Usia Dina b. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun c. Program Pendidikan Menengah d. Program Pendidikan Non Formal e. Program Pendidikan Luar Biasa f. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidikan g. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan Alokasi anggaran yang disiapkan untuk mencapai sasaran tersebut sebesar Rp dan terealisasi sebesar Rp atau realisasi keuangannya 94,52 % serta realisasi output rata-rata sebesar 98,96.% (fisik). Realisasi keuangan sebesar 94,52% dibandingkan rata-rata capaian kinerja sasaran 95,89% maka terjadi efisiensi penggunan sumber daya dalam mencapai sasaran tersebut. 46 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

57 1) Faktor Pendukung Keberhasilan Adanya kebijakan nasional tuntas buta aksara Intervensi Pemerintah daerah melalui program wajib belajar 12 tahun Adanya perluasan kesempatan mendapatkan pendidikan melalui paket pendidikan kesetaraan bagi warga masyarakat yang belum pernah menempuh pendidikan formal. Dukungan biaya operasional PKBM melalui Bantuan Operasional Pendidikan Kesetaraan. Perluasan akses layanan pendidikan formal melalui BOP, BOS dan Pendidikan gratis. Adanya pemberian beasiswa bagi masyarakat kurang mampu Meningkatnya rasio ketersediaan sekolah Meningkatnya rasio ketersediaan tenaga pendidik dan kependidikan 2) Hambatan / Masalah Yang Dihadapi Kurangnya dukungan prasarana pembelajaran paket kesetaraan Waktu pembelajaran pendidikan kesetaraan terkendala dengan kegiatan warga belajar Adanya kecendrungan anak usia sekolah yang berasal dari keluarga kurang mampu untuk membantu keluarga mencari nafkah sehingga putus sekolah Khusus untuk pendidikan menengah Bantuan biaya pendidikan hanya sebagian yang ditanggung oleh pemerintah sementara kebutuhan lainnya ( misalnya bahan praktek dan peralatan masih sangat dibutuhkan) 3) Strategi Pemecahan Masalah Meningkatkan alokasi anggaran untuk pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran paket kesetaraan Menyusun jadwal pembelajaran yang lebih responsif terhadap kegiatan individu peserta pembelajaran pendidikan kesetaraan Meningkatkan peran guru pembimbing / konseling untuk mendampingi dan membimbing serta memotivasi peserta didik yang berasal dari keluarga kurang mampu untuk terus menyelesaikan pendidikannya. Meningkatkan anggaran beasiswa bagi masyarakat kurang mampu. Meningkatkan BOP dan BOS untuk sekolah menengah dan kejuruan. 47 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

58 Sasaran Strategis 2 Meningkatnya Derajat KesehatanMasyarakat. Pelaksanaan Misi Pertama dari RPJMD Kota Parepare mencakup 2 (dua) bidang, yaitu bidang pendidikan dan kesehatan. Pelayanan Bidang Kesehatan bertujuan untuk Pemerataan layanan kesehatan menuju masyarakat yang sehat dengan saasaran strategisnya adalah Meningkatnya derajat Kesehatan. Dinas Kesehatan memegang peranan utama dan bertanggungjawab dalam pelaksanaan program dan kegiatan untuk mewujudkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan penyelenggaraan layanan kesehatan yang dilaksanakan, maka telah ditetapkan 4 (empat) indikator dan target kinerja setiap tahunnya. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran ini pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.7 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis 2 No. Indikator Kinerja Satuan Angka Usia Harapan Hidup Angka kelangsungan hidup bayi Persentase balita gizi buruk Penghargaan Kota Sehat Ket :*) = Angka sementara Realisasi Tahun 2015 Target RPJMD Capaian Target Realisasi Tahun (%) 2018 Tahun 70,38 70,39 74,85 70,45)* 94,12 75,00 bayi , % 0,06 0,04 0,06 0,05 116,67 0,02 Tatanan % Rata-rata Capaian Kinerja 102,72 Wistara 8 Rata-rata capaian kinerja untuk indikator sasaran strategis mencapai 102,72%, dimana dari 4 (empat) indikator kinerja yang ditetapkan hanya adasatu indikator yang tidak memenuhi target yaitu Angka Harapan Hidup (94,12%). Dua indikator melampaui target yang ditetapkan yaitu Indikator Angka Kelangsungan Hidup Bayi (100,10%) dan Persentase Balita Gizi Buruk (116,67%) sedang indikator Penghargaan Kota Sehat sesuai target yang ditetapkan. 48 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

59 1) Angka Harapan Hidup (AHH) Salah satu indikator kesejahteraan masyarakat di bidang kesehatan adalah Angka Harapan Hidup (AHH). AHH adalah angka yang menunjukkan perkiraan usia seseorang dihitunh sejak dilahirka dalam situasi mortalitas yang berlaku dimasyarakatnya. Target yang ditetapkan pada tahun 2015 adalah 74,85 Tahun namun realisasinya hanya mencapai 70,45 Tahun atau 94,12% dari target yang ditetapkan. Realisasi ini sedikit lebih baik dari capaian tahun sebelumnya yaitu 70,38 Tahun (2013) dan 70,39 Tahun (2014). Target tahun terakhir (2018) yang ditetapkan dalam RPJMD Kota Parepare adalah 75 tahun berarti dengan capaian 70,45 tahun baru mencapai 93,935 dari target RPJMD tersebut. Sejak tahun 2015, Badan Pusat Statistik memperbaharui tahun dasar perhitungan dari tahun 2000 menjadi tahun 2010 dan cara perhitungan AHH juga mengalami perubahan yang dulunya menggunakan rata-rata aritmatik diubah dengan menggunakan rata-rata geometrik sehingga ada perbaikan AHH tahun sebelumnya. Sebagai contoh AHH Kota Parepare berdasarakan perhitungan yang lama sebesar 74,41 tahun (2012) dan 75,04 tahun (2013) terkoreksi menurut perhitungan yang baru menjadi 70,36 tahun (2012) dan 70,38 tahun (2013). Jika dibandingkan dengan AHH Provinsi Sulawesi Selatan tampak bahwa AHH Kota Parepare masih lebih tinggi. Pada tahun , AHH Sulawesi Selatan mencapai 69,31 tahun (2012), 69,50 tahun (2013) dan 69,60 (2014) tahun sedang AHH Kota Parepare telah mencapai diatas 70,36 tahun. AHH dipengaruhi banyak variabel baik bersifat langsung maupun tidak langsung. 2) Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB) Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB) adalah probabilitas bayi hidup sampai dengan usia 1 tahun. Angka kelangsungan hidup bayi = (1 -angka kematian bayi). Angka kematian bayi dihitung dengan jumlah kematian bayi usia dibawah 1 tahun dalam kurun waktu setahun per kelahiran hidup pada tahun yang sama. Pada tahun 2015, AKHB Kota Parepare mencapai 996 bayi dari target yang ditetapkan 995 bayi berarti capaian kinerjanya adalah 100,10%. Walaupun melampaui target namun angka ini masih sedikit lebih rendah dibanding realisasi tahun 2014 mencapai 997 bayi dan lebih baik dari tahun 2013 yang hanya 995 bayi. Variabel yang sangat 49 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

60 berpengaruh terhadap tingginyan capaian AKHB adalah balita yang ditolong kelahirannya oleh tenaga medis. Di Kota Parepare, persalinan yang ditangani oleh tenaga medis mencapai 99,61% dan sisanya hanya 0,39% yang bukan tenaga medis. Dalam RPJMD, diharapkan pada tahun 2018 AKHB Kota Parepare mencapai 998 bayi, berarti dengan capai 996 bayi pada tahun 2015 telah mencapai 99,80% dari target RPJMD. AKHB Kota Parepare sedikit lebih baik dari AKHB Provinsi Sulawesi Selatan yang rata-rata hanya 994 bayi dari tahun ) Persentase Balita Gizi Buruk Persentase balita gizi buruk adalah persentase balita dalam kondisi gizi buruk terhadap jumlah balita, keadaan tubuh anak atau bayi dilihat dari berat badan menurut umur. Klasifikasi status gizi dibuat berdasarkan standar WHO/NCHS. Target Pada Tahun 2015 sebesar 0,06% namun realisasinya mencapai 0,07% sehingga capaian kinerjanya hanya 83,33%. Dari data yang ada, tampak bahwa persentase balita gizi buruk cenderung berflutuasi, pada tahun 2013 mencapai 0,06%, tahun 2014 turun menjadi 0,04% dan kembali meningkat pada tahun 2015 menjadi 0,07%. Hal yang sama juga terjadi di Provinsi Sulawesi Selatan, pada tahun 2012 (0,07%), tahun 2013 (0,04%) dan tahun 2015 diperkirakan kembali meningkat menjadi 0,05%.Dalam RPJMD Kota Parepare diharapkan pada tahun 2018, persentase gizi buruk hanya 0,02%. Penyebab dari gizi buruk lebih pada pola asuh orang tua yang kurang baik sehinggan asupan makanan pada balita tidak seimbang serta tingkat kesejahteraan masyarakat karena umumnya balita penderita gizi buruk/kurang gizi berasal dari keluarga pra sejahtera. Berfluktuasinya persentase gizi buruk ini menggambarkan kinerja penanganan balita gizi buruk yang masih parsial, sehingga diperlukan kerja yang lebih terintegrasi dari Dinas Kesehatan baik secara preventif maupun kuratif terlebih lagi menggalakkan promosi Pola Hidup Bersih dan Sehat. 4) Penghargaan Kota Sehat Pada tahun 2015, melalui kerja keras dari seluruh komponen masyarakat Kota Parepare berhasil meraih penghargaan tertinggi di bidang Kesehatan. Kota Parepare dianugerahi Penghargaan SWASTI SABA WISTARA. Swasti Saba Wistara 50 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

61 merupakan penghargaan tertinggi dalam penilaian kabupaten / kota sehat. Tak hanya itu, Kota Parepare juga berhasil memperoleh penghargaan Ksatria Bhakti Husada yang diberikan pemerintah pusat kepada Hj. Erna R Taufan (istri Wali Kota Parepare) atas dedikasinya dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat Parepare. Gambar 3.1 Penerimaan Penghargaan Swasti Saba Wistara Gambar 3.2 Ibu Hj. Erna R Taufan menerima penghargaan Ksatria Bhakti Husada Keberhasilan meraih penghargaan ini berkat kerjasama yang baik dari seluruh stakeholderskesehatan dan komitmen yang kuat dari Walikota Parepare untuk mewujudkan Parepare sebagai Kota Sehat. Kinerja Forum Kota Sehat yang terstruktur mulai dari kelurahan, kecamatan dan tingkat kota juga mempermudah terlaksananya koordinasi antara 51 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

62 pemerintah dan masyarakat sehingga seluruh komponen bergerak bersama untuk meraih penghargaan tersebut. Sasaran Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat tersebut dicapai melalui program sebagai berikut : a. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan b. Program Upaya Kesehatan Masyarakat c. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat d. Program Pebaikan Gizi Masyarakat e. Program Pengembangan Lingkungan Sehat f. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular g. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya h. Program Peningkatan Pelayanan pada BLUD i. Program Perencanaan Sosial Budaya j. Program Keluarga Berencana Realisasi anggaran yang digunakan untuk mencapai sasaran tersebut sebesar Rp dari anggaran yang disiapkan sebesar Rp atau 87,75% (keuangan) dari target realisasi output rata-rata sebesar 87,93% (fisik). Realisasi keuangan sebesar 87,75 % dibandingkan rata-rata capaian kinerja sasaran 102,72% maka terjadi efisiensi penggunan sumber daya dalam mencapai sasaran tersebut. 1) Faktor Pendukung Keberhasilan Adanya kebijakan program kesehatan gratis dari pemerintah provinsi dan program Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) dari Pemerintah Kota Parepare sehingga memotivasi masyarakat untuk senantiasa memeriksakan kesehatan. Adanya Jaminan Persalinan dari Pemerintah Pusat yang mendorong ibu hamil senantiasa memeriksakan kandungannya. Adanya fasilitas kesehatan yang merata di seluruh wilayah kecamatan sehingga memudahkan masyarakat untuk mengakses fasilitas kesehatan tersebut. Implementasi ANC berkualitas atau ANC terpadu sehingga dapat mendeteksi adanya factor resiko dan komplikasi kehamilan. Adanya kegiatan peningkatan gizi masyarakat yang memberikan makanan tambahan bagi balita 52 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

63 Tingkat posyandu yang aktif melayani masyarakat sangat tinggi Aktifnya Forum Kota Sehat dalam melaksanakan program Kota Sehat 2) Hambatan / Masalah yang Dihadapi Beberapa hambatan yang masih dihadapi dalam implementasi program dan kegiatan untuk mewujudkan target-target indikator kinerja sasaran ini, adalah : Masih terdapat titik-titik kumuh di beberapa wilayah yang menyebabkan beberapa jenis penyakit mudah menular. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (Puskesmas) belum menyediakan pelayanan dokter ahli untuk beberapa spesifikasi tertentu yang sangat dibutuhkan masyarakat. Sarana dan prasarana Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (Puskesmas) dan Posyandu belum memadai. Kebijakan pemerintah daerah pada tahun 2015 yang mengkonversi Kesehatan Gratis ke pembayaran premi asuransi kesehatan (BPJS) menjadi teladan yang baik dalam peningkatan layanan kesehatan masyarakat, namun masih perlu disosialisasikan dengan baik sehingga masyarakat dapat mengetahui hak dan kewajibannya terkait Jaminan Kesehatan Nasional. Pelayanan kesehatan masih didominasi aspek kuratif. 3) Strategi Pemecahan Masalah Untuk mengatsi hambatan/permasalahan yang dihadapi, maka beberapa hal yang perlu dilaksanakan adalah : Peningkatan kualitas lingkungan termasuk peningkatan sanitasi masyarakat Peningkatan kualitas Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Bagi ibu hamil dan pemberian gizi tambahan bagi balita. Perlunya mengedepankan aspek preventif melalui Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) peningkatan peran Kader Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Penguatankoordinasilintas sektor dan pemberdayaanmasyarakat dalam perencanaan pelaksanaan upaya pemberdayaan gizi masyarakat serta upaya kesehatan keluarga reproduksi. Peninguatan Forum Kota Sehat mulai tingkat kelurahan, kecamatan dan kota. 53 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

64 Sasaran Strategis 3 Meningkatnya Kesejahteraan Ekonomi masyarakat. Misi kedua yang ditetapkan dalam RPJMD adalah Mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi wilayah yang berbasis pada sumber daya lokal, pengembangan investasi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan. Untuk mewujudkan misi tersebut telah ditetapkan Maningkatnya Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat. sasaran strategis Hasil pengukuran keberhasilan dari sasaran strategis ini terdiri atas 5 indikator seperti yang diuraikan pada tabel dibawah ini : No Indikator Kinerja Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) Pendapatan per kapita (Rp/jiwa) Tingkat kemiskinan Penduduk diatas garis kemiskinan Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Tingkat pengangguran terbuka Tabel 3.8 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis 3 Satuan Ket :*) = Angka sementara Realisasi Tahun 2015 Target RPJMD Tahun Tahun Capaia Target Realisasi Tahun n (%) 2018 % 7,97 6,09 8,09 8,59 6,09)* 75,28 Rp/jiwa ) * 159,03 % 6,38 5,75 5,25 5,75 5,44)* 100 % 93,62 93,90 *) 94,75 94,25 94,56)* 99,49 8,5%- 9,0% % - 4 % 96%- 97% % 57,72 60,62 65,78 63,67)* 96,79 68,50 % 4,86 7,06 3,85 6,03)* 43,51 3,5 Rata-rata Capaian Kinerja 95,68 Rata-rata Capaian Kinerja dari sasaran ini mencapai 95,68%, dimana ada satu indikator yang melebihi target dan satu indikator yang sesuai target yang ditetapkan. Analisis dari capaian tersebut, adalah sebagai berikut 1. Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) Banyaknya perubahan yang terjadi dalam sepuluh tahun terkahir baik pada tatanan domestik maupun global sangat mempengaruhi perekonomian nasional sehingga perlu 54 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

65 dilakukan adaptasi dalam mekanisme pencatatan statistik nasional. Atas dasar tersebut, BPS melakukan perubahan tahun dasar menghitung PDRB yaitu dari tahun dasar 2000 menjadi tahun dasar Grafik 3.1. Pertumbuhan Ekonomi Kota Parepare dan Sulawesi Selatan Tahun ,42 8,1 8,8 8,9 7,97 7,63 7,15 7,15 6,09 6, Kota Parepare Sulawesi Selatan Pada tahun 2014, PDRB mencapai (juta Rp) dengan pertumbuhan PDRB hanya 6,09%, mengalami penurunan dari 7,97% pada tahun Tahun 2015, PDRB mencapai (juta Rp) dengan pertumbuhan yang sama dengan tahun 2014 yaitu 6,09%, adapun target yang ditetapkan mencapai 8,09% - 8,59% sehingga capaian kinerjanya hanya 75,28%. Jika dibandingkan dengan target RPJMD tahun 2018 capaiannya adalah 70,90%. 2. Pendapatan per Kapita Pendapatan per Kapita dalam beberapa tahun terakhir mengalami tren peningkatan. Tercatat pada tahun 2013 sebesar Rp , meningkat menjadi Rp pada tahun Pada tahun 2015, PDRB atas harga berlaku mencapai (juta Rp) dengan jumlah penduduk jiwa sehingga pendapatan per kapita meningkat menjadi Rp , jauh melampaui target yang ditetapkan yaitu Rp Jika dibandingkan dengan target RPJMD di Tahun 2018 sebesar Rp , juga telah terlampaui dengan capaian kinerja 132,19%. 55 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

66 Grafik 3.2. PDRB Per Kapita Kota Parepare Tahun Tingkat Kemiskinan Tingkat Kemiskinan dalam lima tahun terakhir berfluktuasi, namun sejak tahun 2013 menunjukkan trend yang menurun. Tahun 2013 mencapai 6,38% (8.600 jiwa), tahun 2014 mencapai 5,88% (8,070 jiwa). Pada tahun 2015 kembali mengalami penurunan menjadi 5,44% (7.540 jiwa), angka ini masih sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu 5,25 5,75% sehingga capaian kinerjanya 100%. Jika dibandingkan dengan target akhir RPJMD 3 4 % berarti capaiannya baru 64%. Persentase penduduk miskin Kota Parepare tahun dapat dilihat pada grafik berikut : 6,60% 6,40% 6,20% 6,00% 5,80% 5,60% 5,40% 5,20% 5,00% 4,80% Grafik 3.3 Persentase Penduduk Miskin Kota Parepare Tahun ,91% 5,58% 6,38% 5,75% 5,44% Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

67 4. Penduduk di Atas Garis Kemiskinan Penduduk di aatas garis kemiskinan berbanding terbalik dengann Tingkat Kemiskinan. Pada tahun 2013 mencapai 93,62%, dan tahun 2014 meningkat 94,12%. Pada tahun 2015, kembali meningkat menjadi 94,27% sedikit dibawah target yang ditetapkan 94,75% dengan capaian kinerja 99,49%. Jika dibandingkan dengan target RPJMD 96% - 97%, capaian kinerjanya adalah 98,70%. 5. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) terus mengalami peningkatan, tercatat pada tahun 2013 mencapai 57,72%, tahun 2014 mencapai 60,62%. Pada tahun 2015, kembali meningkat menjadi 63,67% namun masih dibawah target yang ditetapkan yaitu 65,78% sehingga capaian kinerjanya hanya 96,79%. Target yang ditetapkan dalam RPJMD pada tahun 2018 mencapai 68,50%, yang jika dibandingkan dengan realisasi 2015 (63,67%) capaian kinerjanya adalah 92,94%. 6. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Pada tahun 2013, TPT sebesar 4,86% dan mengalami peningkatan pada tahun 2014 menjadi 7,06%. Target yang ditetapkan pada tahun 2015 sebesar 3,85% namun realisasinya mencapai 6,03% sehingga capaian kinerjanya hanya 43,51%. Jika dibandingkan dengann target capaian RPJMD pada tahun 2018 (3,5%) capaiannya hanya 34,42%. 70,00 60,00 62,03 60,37 57,72 60,62 63,67 50,00 40,00 30,00 TPAK TPT 20,00 10,00 7,97 4,21 4,86 7,06 6,03 0, Grafik 3.4. Tingkat PartisiPasi Angkatan Kerja dan Tingkat Penagangguran Terbuka Tahun Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

68 Dalam mencapai sasaran ini, pemerintah telah melaksanakan program prioritas pembangunan daerah, sebagai berikut : a. Program Peningkatan dan Pengembangan Sarana Perekonomian Daerah b. Program Pembinaan dan Pengembangan Usaha-usaha Daerah dan Usaha-usaha yang ada di Daerah c. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi UMKM d. Program Peningkatan dan Pengembangan Produksi Daerah e. Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif f. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi g. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya h. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial i. Program Pengembangan Perikanan Tangkap j. Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir k. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja l. Program Peningkatan Kesempatan Kerja m. Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan Realisasi anggaran yang digunakan untuk mencapai sasaran tersebut sebesar Rp dari anggaran sebesar Rp atau 83,06% (keuangan), dan target realisasi output rata-rata sebesar 98,94% (fisik). Realisasi keuangan sebesar 83,06 % dibandingkan rata-rata capaian kinerja sasaran 95,68% menunjukkan terjadi efisiensi penggunan sumber daya dalam mencapai sasaran tersebut. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan capaian kinerja dari sasaran strategis ini, adalah : 1) Faktor Pendukung Keberhasilan Letak Strategis Kota Parepare sebagai pusat peredaran barang dan jasa di bagian utara Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Lapangan kerja baru yang terbuka cukup banyak Adanya Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Adanya bantuan usaha bagi masyarakat miskin 58 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

69 2) Hambatan / Masalah yang Dihadapi Program penanggulangan kemiskinan di beberapa SKPD belum terkoordinasi dengan baik Banyak pencari kerja dari luar daerah yang masuk ke Parepare Kompetensi tenaga kerja lokal tidak sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja Pendapatan belum terdistribusi dengan baik Pemberdayaan masyarakat miskin lebih didominasi pada pemberian bantuan 3) Strategi Pemecahan Masalah Program penanggulangan kemiskinan harus diintegrasikan dalam suatu sistem yang dikoordinasikan langsung oleh Walikota sehingga lebih terarah. Revitalisasi fungsi UPTD Balai Latihan Kerja untuk meningkatkan kompetensi pencari kerja melalui pelatihan yang sesuai kebutuhan lapangan kerja. Peningkatan program pemberdayaan masyarakat yang lebih komprehansif tidak hanya sebatas pemberian bantuan tetapi perlu diikuti dengan pendampingan, bantuan manajemen usaha dan pembukaan akses bagi usaha mikro untuk mendapatkan fasilitas modal dari perbankan. Sasaran Strategis 4 Meningkatnya Ketersediaan Pangan Utama Dengan Harga Terjangkau Tujuan kedua dari Misi 2 RPJMD adalah yaitu Mewujudkan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat dengan sasaran strategisnya adalah meningkatnya ketersediaan pangan utama dengan harga terjangkau. Hasil pengukuran dari sasaran strategis ini adalah sebagai berikut : Tabel 3.9 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis 4 No Indikator Kinerja Satuan Tahun 2013 Realisasi Tahun 2015 Target Tahun 2014 Target Realisasi Capaian (%) RPJMD Tahun Ketersediaan pangan utama kg/tahun/ perkapita 215,21 214,17 220,61 224,09 101,58 226,41 59 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

70 Untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional maka ketersediaan pangan di setiap daerah harus mendapat perhatian yang serius dari setiap pemerintah daerah. Ketersediaan pangan utama tidak hanya bertumpu pada kemampuan memproduksi bahan pangan tapi yang lebih utama adalah kemampuan suatu daerah untuk menyediakan bahan pangan utama yang terjangkau dan berkualitas. Ketersediaan pangan utama pada tahun 2013 mencapai 215,21 kg/tahun/kapita dan pada tahun 2014 mengalami sedikit penurunan menjadi 214,17 kg/tahun/kapita. Pada tahun 2015, kembali meningkat menjadi 223,09 kg/tahun/kapita, melampaui target yang ditetapkan yaitu 220,61 kg/tahun/kapita sehinggancapaian kinerja untuk ketersediaan pangan utama di Kota Parepare pada tahun 2015 sebesar 101,12%. Dalam RPJMD Kota Parepare Tahun , ditargetkan pada tahun 2018 ketersediaan pangan utama mencapai 226,41 ton/tahun/kapita atau telah mencapai 98,98% dari realisasi tahun 2015 (223,09 kg/tahun/kapita). Ketersediaan pangan utama berhubungan langsung dengan rata-rata jumlah ketersediaan pangan utama dibagi dengan jumlah penduduk. Pada tahun 2015, rata-rata jumlah ketersediaan pangan utama mencapai 30,124 ton/tahun dengan jumlah penduduk sekitar jiwa. Untuk mencapai target kinerja sasaran strategis ini maka dilaksanakan program prioritas daerah, sebagai berikut : a. Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan b. Program Pengembangan Budidaya Perikanan c. Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan d. Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri Alokasi anggaran yang disiapkan untuk pelaksanaan program-program prioritas tersebut sebesar Rp dengan realisasi sebesar Rp , data ini menunjukkan realisasi keuangan 86,03%, sedang realisasi output rata-rata sebesar 94,91% (fisik). Realisasi keuangan yang sebesar 86,03 % dibandingkan rata-rata capaian kinerja sasaran 101,58% yang berarti terjadi efisiensi penggunan sumber daya mencapai sasaran tersebut. 1) Faktor Pendukung Keberhasilan Letak geografis Kota Parepare yang berada dekat dengan daerah penghasil pangan utama (beras) yaitu Kabupaten Sidrap dan Kabupaten Pinrang. 60 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

71 Sarana transportasi darat antara Kota Parepare dengan daerah sekitarnya sangat lancar sehingga distribusi bahan pangan lancar. Aksesibilitas masyarakat terhadap bahan pangan cukup mudah Adanya program Beras bagi masyarakat kurang mampu (miskin) sangat membantu masyarakat miskin untuk menyediakan pangan bagi keluarganya. 2) Hambatan/Masalah yang dihadapi Sebagian besar pangan utama (beras) yang dikonsumsi masyarakat berasal dari luar daerah sehingga ada kemungkinan timbulnya ketidakstabilan harga. Masih ada masyarakat miskin/kurang mampu yang mengalami keterbatasan dalam mengakses bahan pangan termasuk mengakses beras miskin (masyarakat miskin masih menanggung biaya transportasi bantuan beras miskin dari pemerintah pusat) Alih fungsi lahan pertanian (sawah) menjadi permukiman atau tempat usaha menyebabkan berkurangnya lahan produksi Adanya perubahan iklim yang menyebabkan terganggunya jadwal tanam sehingga berpotensi meningkatkan harga pangan 3) Strategi Pemecahan Masalah Untuk mengatasi masalah tersebut, ada beberapa hal dilakukan, yaitu : Meningkatkan kelancaran distribusi bahan pangan melalui peningkatan infrastruktur transportasi Mempersingkat jalur distribusi sehingga dapat mengurangu kenaikan harga pangan Menggratiskan pembagian beras miskin bagi masyarakat kurang mampu, dimana pemerintah daerah mengalokasikan APBD melalui belanja sosial untuk menanggulangi biaya tansport beras tersebut. Melakukan pengawasan terhadap distribusi barang dan pedagang untuk menghindari adanya permainan harga. Melakukan operasi pasar untuk menjaga aksessibilitas masyarakat miskin terhadap bahan pangan utama. 61 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

72 Sasaran Strategis 5 Meningkatnya Implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Misi ketiga dalam RPJMD adalah Mempercepat pemerataan pembangunan infrastruktur wilayah melalui keseimbangan penataan ruang dan adabtibilitas perumahan lingkungan hidup dengan tujuan Akselerasi pembangunan infrastruktur antar wilayah yang berbasis pada rencana tata ruang wilayah dan perubahan lingkungan hidup. Hasil pengukuran indikator kinerja sasaran ini, adalah : Tabel 3.10 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis 5 No Indikator Kinerja Sat 1 Ketaatan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Realisasi Tahun 2015 Tahun 2013 Tahun 2014 Target Realisasi Capaian (%) % Target RPJMD Tahun % Penyelenggaraan Tata Ruang Kota Parepare diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Parepare Tahun Seluruh pembangunan di Kota Parepare baik yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun oleh pihak swasta yang berkaitan dengan pemanfaatn ruang berpedoman pada Perda tersebut. Seperti tahun sebelumnya, Ketaatan terhadap RTRW mencapai 100%. Pemanfaatan dan pengawasan tata ruang diselenggarakan oleh Dinas Penataan Ruang dan Pengawasan Bangunan.Pembangunan yang dilkaksanakan dalam pengembangan Kota Parepare didasarkan pada Perda tersebut seperti penyesuaian pemanfaatan lahan berdasarkan pola ruang dan struktur ruang yang ada dalam Perda RTRW Kota Parepare.Ketaatan terhadap RTRW ini menunjukkan adanya kesadaran masyarakat tentang tata ruang yang ada serta keterbukaan informasi tentang tata ruang. Sasaran Meningkatnya Implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah tersebut dicapai melalui program sebagai berikut : a. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan 62 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

73 b. Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya c. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan d. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata e. Program Perencanaan Tata Ruang f. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang g. Program Peningkatan Kawasan Perkotaan h. Program Peningkatan Pengendalian dan Pengawasan Permukiman i. Program Pengembangan Perumahan Realisasi dana yang digunakan untuk mencapai sasaran tersebut sebesar Rp dari anggaran yang dialokasikan sebesar Rp atau 43,91 % (keuangan). Rendahnya realisasi anggaran disebabkan beberapa pekerjaan meluncur ke tahun berikutnya. Realisasi kinerja output rata-rata sebesar 96,17% (fisik ). Realisasi keuangan sebesar 43,91% dibandingkan rata-rata capaian kinerja sasaran 100% maka terjadi efisiensi penggunan sumber daya mencapai sasaran tersebut. 1) Faktor Pendukung Keberhasilan Adanya Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Adanya Perda Nomor 10 Tahun 2011 tentang RTRW Kota Parepare Terlaksananya sosialisasi yang baik terhadap Perda RTRW 2) Hambatan / Masalah yang Dihadapi Belum adanya Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Rencana Rinci Tata Ruang sebagai implementasi lebih lanjut dari RTRW Belum adanya RTRW Kecamatan 3) Strategi Pemecahan Masalah Perlunya Pemerintah daerah menyusu Rencana Detail Tata Ruang, Rencana Rinci Tata Ruang, dan RTRW Kecamatan. Menyediakan informasi RTRW keseluruh kecamatan/kelurahan berupa peta analog maupun peta digital Menyediakan portal penataan ruang Kota Parepare. 63 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

74 Sasaran Strategis 6 Meningkatnya Ketersediaan Air Bersih Sasaran strategis ini ditetapkan untuk mewujudkan misi 3 dari RPJMD. Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Kota Parepare cukup tinggi di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi provinsi. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini telah menarik investor untuk membuka usaha khususnya dibidang perdagangan, konstruksi dan jasa lainnya. Hal ini telah membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang dialami juga memicu bertambahnya populasi masyarakat sehingga kebutuhan akan ketersediaan air minum juga turut meningkat. Selain untuk memenuhi kebutuhan primer sehari-hari, seperti minum, masak, mandi, air juga dibutuhkan untuk mendukung usaha mikro dan kecil serta usaha lainnya yang juga terus berkembang. Hasil pengukurannya dapat dilihat pada tabel berikut : No. Tabel 3.11 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis 6 Indikator Kinerja Satuan Tahun 2013 Realisasi Tahun 2015 Target Tahun 2014 Target Realisasi Capaian (%) RPJMD Tahun Kapasitas produksi air liter/detik 231,30 229,60 266,34 262,23 98,46 317,99 Kapasitas produksi air pada tahun 2015 mencapai 262,23 liter/detik yang berarti lebih rendah sedikit dari target yang ditetapkan sebesar 266,34 liter/detik, sehingga capaian kinerjanya hanya 98,47%. Namun demikian, kapasitas produksi air mengalami peningkatan yang cukup signifikanbila dibandingkan dengan relaisasi tahun 2013 sebesar 231,30 liter/detik dan tahun 2014 yang hanya 229,60 liter/detik. Sesuai dengan target RPJMD, diharapkan pada tahun 2018 kapasitas produksi air dapat mencapai 317,99 liter / detik dan jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 (262,23 ltr/detik) capaiannya baru sebesar 83,76%. 64 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

75 Gambar 3.3 Peninjauan Sungai KarajaE Kapasitas produksi air sangat dipengaruhi oleh perubahan musim, pada musim hujan kapasitas produksi air dapat dimaksimalkan namun pada musim kemarau kapasitas produksi air mengalami penurunan yang sangat drastis hingga bisa mencapai 60 liter/detik yang berarti ketersediaan air bersih juga berkurang.penyediaan air minum di Kota Parepare sudah tidak bisa dikelola dengan sistem bussines as usual. Mengambil air dari sungai, mengolah, dan mendistribusikan kepada masyarakat. Dengan menurunnya kualitas dan kuantitas air sungai yang mengalami degradasi akan menyebabkan biaya operasional akan lebih tinggi. Hal ini akan berimbas dengan tingginya biaya yang dibebankan kepada konsumen. Sehingga diperlukan inovasi teknologi untuk mengatasi masalah ini. Untuk itu Pemerintah Kota Parepare harus melakukan inovasi untuk mencapai target surplus air bersih pada tahun Untuk meningkatkan kapasitas produksi air bersih sebagai indikator dari sasaran strategis tersebut, maka dilaksanakan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah Sanitasi yang dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum. Alokasi anggaran yang disiapkan untuk pelaksanaan program tersebut sebesar Rp dengan realisasi sebesar Rp atau realisasi keuangannya 85,09%, dengan realisasi output rata-rata sebesar 80,67% (fisi k). Realisasi keuangan sebesar 85,09 % dibandingkan rata-rata capaian kinerja sasaran 98,46% maka terjadi efisiensi penggunan sumber daya mencapai sasaran tersebut. 65 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

76 1) Faktor Pendukung Keberhasilan Komitmen pemerintah yang sangat besar dalam memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat melalui intervensi anggaran dalam APBD Adanya Perusahaan Daerah Air Minum yang berkinerja cukup bagus Cakupan pelayanan PDAM yang cukup besar mencapai di atas 80% Berkembangya teknologi geolistrik untuk menemukan sumber air baku dari sumur dalam 2) Hambatan / Masalah yang dihadapi Keterbatasan sumer air baku, khususnya yang berasal dari air permukaan Sungai KarajaE sebagai sumber air baku mengalami degradasi yang disebabkan kerusakan DAS, masalah antropogenik, dan melemahnya perlindungan terhadap sungai. Instalasi Pipa PDAM banyak yang bocor karena pemakaian yang sudah lama Pertambahan kawasan perumahan/permukiman di daerah ketinggian setiap tahun semakin meningkat Adanya kecendrungan ketersediaan air baku mengalami penurunan debit air Adanya intrusi air laut dibeberapa wilayah yang mengancam keberadaan sumur dalam 3) Strategi Pemecahan Masalah Membuat sumur dalam pada titik-titik yang diidentifikasi memiliki cadangan sumber air yang besar dari hasil pemantauan teknologi geolistrik. Pemberlakuan regionalisasi sumber air baku Meningkatkan kualitas lingkungan di sekitar DAS KarajaE melalui reboisaasi Rehabilitasi instalasi jaringan pipa 66 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

77 Sasaran Strategis 7 Meningkatnya Pengendalian Lingkungan Hidup Sasaran ini merupakan sasaran strategis ketiga dari Misi ketiga RPJMD.Ssaran ini ditetapksn dengan maksud untuk menjadikan Kota Parepare lebih layak huni dan memberikan ruang yang lebih representatif bagi masyarakat untuk saling berinteraksi. Indikator yang ditetapkan adalah Persentase Ruang Terbuka Hijau (RTH), RTH adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Hasil pengukuran indikator kinerja sebagai berikut : Tabel 3.12 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis 7 No. Indikator Kinerja Satuan Tahun 2013 Realisasi Tahun 2015 Tahun 2014 Target Realisasi Capaian (%) Target RPJMD Tahun Persentase Ruang Terbuka Hijau (20% Publik + 10% Privat) % ,48 97,64 20 Dalam RPJMD, ditarget luass RTH Kota Parepare mencapai 30% pada tahun 2018 dengan perbandingan 20% merupakan RTH publik dan 10% RTH privat. Realisasi pada tahun 2013 sebesar 20% yang terdiri dari 17% Publik dan 3% Privat, demikian juga pada tahun 2014 masih tetap sama dengan tahun 2013 karena belum adanya penambahan RTH untuk Publik maupun Privat sehingga tahun 2014 hanya difokuskan pada pemeliharaan RTH yang sudah ada. Pada tahun 2015, ada sedikit peningkatan dimana dari target yang ditetapkan 22% terealisasi 21,48% sehingga capaian kinerjanya 97,64%. Pemerintah daerah lebih memfokuskan pada revitalisasi taman-taman kota agar lebih meningkatkan nilai estetikanya. Sasaran Meningkatnya Pengendalian Lingkungan Hidup tersebut dicapai melalui program sebagai berikut : a. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau b. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan c. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup 67 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

78 d. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam e. Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Alam f. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan Realisasi anggnar yang digunakan untuk mencapai sasaran tersebut sebesar Rp dari anggaran yang dialokasikan sebesar Rp atau 93,68 % (keuangan) dari realisasi output rata-rata sebesar 97,64% (fisik ). Realisasi keuangan sebesar 93,68% dibandingkan rata-rata capaian kinerja sasaran 97,64% maka terjadi efisiensi penggunan sumber daya mencapai sasaran tersebut. 1) Faktor Pendukung Keberhasilan Adanya Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang mewajibkan pembangunan RTH 30% dari wilayah kota. Adanya Perda Nomor 7 tahun 2014 tentang Peneglolaan RTH Pengembangan RTH akan berdampak pada peningkatan kehidupan sosial masyarakat Adanya keterlibatan masyarakat dalam penanganan RTH melalui Forum Kota Hijau. Adanya komitmen yang kuat dari pemerintah untuk menambah proporsi luas RTH 2) Hambatan / Masalah yang Dihadapi Terbatasnya lahan pemerintah yang dapat dijadikan RTH, dilain pihak harga tanah diperkotaan sangat mahal. Tingkat kesadaran pengembang perumahan masih rendah dalam menyediaan RTH Lemahnya koordinasi antara SKPD dalam menangani RTH 3) Strategi Pemecahan Masalah Peningkatan alokasi anggaran untuk pengadaan lahan yang akan dijadikan RTH. Peningkatan kesadaran masyarakat yang memiliki lahan untuk membangun RTH Privat. Meningkatkan kesadaran dan kepatuhan pengembang perumahan untuk menyediakan RTH melalui pengawasan dan penegakan peraturan secara tegas. Peningkatan kordinasi antara SKPD (Badan Lingkungan Hidup, Dinas Kebersihan, Dinas Tata Ruang dan Bappeda) dalam penanganan RTH untuk menghindari kemungkinan adanya tumpang tindih kebijakan. 68 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

79 Sasaran Strategis 8 Menurunnya Pelanggaran Ketertiban dan Keamanan Masyarakat Misi ke 4 dari RPJMD Kota Parepare Tahun adalah Memantapkan penegakan supremasi hukum, penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan peningkatan partisipatif aktif masyarakat yang terdiri dari 3 (tiga) tujuan dan 5 (lima) Sasaran strategis. Tujuan yang pertama adalah Menciptakan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat dengan sasaran strategisnya adalah Menurunnya pelanggaran Ketertiban dan Keamanan Masyarakat. Target dan realisasi dari indikator kinerja strategis dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.13 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis 8 No. Indikator Kinerja Satuan 1 2 Angka Kriminalitas per penduduk Penegakan PERDA Tahun 2013 Realisasi Tahun 2015 Target Tahun 2014 Target Realisasi Capaian (%) RPJMD Tahun 2018 kasus ,67 0 % 87, ,71 85,71 Rata-rata Capaian Kinerja 88,69% Ket :*) = Angka sementara 100 Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi menyebabkan Kota Parepare mengalami perkembangan yang begitu sepat diberbagai sektor pembangunan. Dampaknya, populasi meningkat dengan banyaknya angkatan kerja dari berbagai daerah yang menjadikan Parepare sebagai tujuan untuk mencari pekerjaan dan meningkatkan penghasilan. Keberagaman masyarakat Kota Parepare berpotensi menimbulkan gangguan terhadap keamanan dan ketertiban masyarakatdan kriminalitas jika tidak ditangani dengan baik. Angka kriminalitas per penduduk cenderung mengalami penurunan, pada tahun 2013 tercatat 16 kasus, menurun pada tahun 2014 menjadi 13 kasus. Pada tahun 2015, angka ini kembali berkurang menjadi 12 kasus dengan didominasi oleh kasus pencurian kendaraan bermotor, namun demikian pencapaian ini masih dibawah target yang ditetapkan yaitu 11 kasus sehingga capaian kinerjanya hanya 91,67%. 69 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

80 Keberadaan Satuan Polisi Pamong Praja sangat urgen dalam memelihara dan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum. Selain itu, Satpol PP juga bertanggungjawab untuk menegakkan peraturan daerah yang telah ditetapkan. Penegakan Perda di Kota Parepare secara umum cukup baik namun masih perlu ditingkatkan. Pada tahun 2013 tercatat ada 8 (delapan) kasus pelanggaran perda dan yang diselesaikan hanya 7 (tujuh) kasus dengan capaian 87,50%, tahun 2014 capaiannya meningkat 100% dimana tercatat dalam tahun tersebut terjadi 6 (enam) kasus pelanggaran perda dan semuanya telah diselesaikan sesuai perda yang berlaku. Capaian Kinerja pada tahun 2015 hanya 85,71%, kasus pelanggaran perda yang terjadi sebanyak 7 (tujuh) kasus dan yang tertangani hanya 6 (enam) kasus. Untuk mewujudkan sasaran strategis tersebut maka dilaksanakan beberapa progra prioritas, sebagai berikut : a. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan b. Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal c. Program Mengintensifkan Penanganan Pengaduan Masyarakat d. Program Pendidikan Politik Masyarakat Alokasi anggaran yang disiapkan untuk pelaksanaan program tersebut sebesar Rp dengan realisasi sebesar Rp yang berarti realisasi keuangannya adalah 78,52% dengan realisasi output rata-rata sebesar 98,75% (fisi k). Realisasi keuangan sebesar 78,52 % dibandingkan rata-rata capaian kinerja sasaran 88,69% menunjukkan terjadi efisiensi penggunan sumber daya mencapai sasaran tersebut. Dalam melaksanakan program dan kegiatan yang berhubungan dengan sasaran ini terdapat hal-hal yang menjadi perhatian, antara lain : 1) Faktor Pendukung Keberhasilan Koordinasi dan kerjasama antara pemerintah daerah dengan kepolisian dalam menjaga keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat sangat baik. Ketersediaan peraturan perundangan undangan yang mendukung dalam menjaga keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat. Adanya Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) yang membantu pemerintah daerah dan kepolisian dalam menyelenggarakan urusan keamanan, 70 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

81 ketenteraman dan ketertiban masyarakat, melalui upaya deteksi dini terhadap potensi dan kecenderungan ancaman kamtibmas. Koordinasi dan Kinerja komunitas inteligen daerah (Kominda) sangat baik dalam mengantisipasi dan mencegah kemungkinan terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat. Intensitas patroli keamanan yang dilakukan oleh Satpol PP / maupun kepolisian cukup tinggi Tingkat ketaatan hukum masyarakat cukup baik. 2) Hambatan / Masalah yang dihadapi Hambatan yang dihadapi dalam upaya menurunkan angkakriminalitas dan penegakan perda, antara lain : Sebagian kecil masyarakat masih berpenghasilan rendah sehingga berpotensi untuk melakukan tindakan kriminalitas. Peredaran minuman keras tradisional masih banyak dijumpai diwilayah pinggiran Belum merata dan maksimalnya sosialisasi perda (terutama perda baru) kepada masyarakat luas Terbatasnya sarana dan prasara yang dimiliki dalam memelihara keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat Sebagian perda belum mengatur persoalan sanksi atau ancaman sehingga terkesan peraturan yang mendukung pelaksanaan perda kurang tegas Mayoritas petugas lapangan Satpol PP masih berstatus pegawai honorer Belum adanya Penyidik PNSD di Kota Parepare sehingga menyulitkan dalam penyelidikan dan penyidikan pelanggaran perda 3) Strategi Pemecahan Masalah Untuk mengatasi hambatan / permasalahan yang dihadapi tersebut perlu dilaksanakan hal-hal sebagai berikut : Meningkatkan kapasitas masyarakat berpenghasilan rendah melalui pelatihan keterampilan, pendampingan usaha dan bantuan usaha lainnya. 71 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

82 Merumuskankebijakan yang melihat akar masalah utama penyebab terjadinya kejahatan melalui pendekatan sosial, pendekatan situasional dan pendekatan kemasyarakatan untuk menghilangkan unsur Potensi Gangguan kamtibmas. Melakukan operasi cipta kondisi / patroli yang menjangkau wilayah pinggiran. Mengalokasikan anggaran yang cukup untuk memenuhi sarana dan prasarana serta operasional Satpol PP. Mengangkat personil Satpol PP yang telah dilatih menjadi Penyidik PNS. Meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan anggota Satpol PP. Meningkatkan kemampuan eksekutif dan legislatif dalam menyusun Perda yang efektif dan tegas serta mensosialisasikannya secara luas ke seluruh lapisan masyarakat. Sasaran Strategis 9 Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah Tujuan kedua dari Misi ke - 4 RPJMD adalah Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance). Untuk mencapai tujuan ini maka ditetapkan 2 (dua) sasaran strategis yang salah satunya adalah Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah. Akuntabilitas pemerintah daerah merupakan suatu perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Pemerintah daerah yang akuntabel dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan akan menghadirkan tata kelola pemerintahan yang baik(good governance) yang merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan dalam RPJMD. Hasil pengukuran keberhasilan dari sasaran strategis ini menggunakan 3 (tiga ) indikator seperti dibawah ini : 72 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

83 No. Indikator Kinerja Tabel 3.14 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis 9 Satuan Tahun 2013 Realisasi Tahun 2015 Target Tahun 2014 Target Realisasi Capaian (%) RPJMD Tahun Penilaian LPPD poin 2,7500 2,7690 2,9000 3, ,86 Sangat Baik 2 3 Laporan Kinerja Keuangan Daerah Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD Kategori WDP WDP WTP Dalam Proses Penilaian BPK - WTP % Rata-rata Capaian Kinerja 101,93 Kementrian Dalam Negeri setiap tahunnya melakukan evaluasi terhadap Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) yang bertujuan untuk mengukur keberhasilan penyelenggaraan otonomi daerah di kabupaten/kota dan provinsi di seluruh Indonesia.Penilaian LPPD menjadi indikator evaluasi meliputi tataran pengambil kebijakan, tataran pelaksanaan kebijakan, serta implementasi urusan pemerintahan wajib dan pilihan. Evaluasinya antara lain meliputi pengelolaan keuangan, pengelolaan aset, kepegawaian, implementasi pelayanan dasar khususnya kesehatan dan pendidikan, serta konsistensi perencanaan. Untuk penilaian tahun 2015, LPPD Kota Parepare Tahun 2014 berhasil meraih nilai 3,0126 dan menempati posisi 20 dari 91 kota se-indonesia. Dibanding tahun sebelumnya, prestasi ini jauh meningkat sebab pada tahun 2014 (penilaian LPPD Kota Parepare Tahun 2013), Kota Parepare hanya mampu meraih nilai 2,7690 dan menempati posisi 38 secara nasional. Capaian kinerjanya mencapai 103,86% karena berhasil melampaui target yang ditetapkan yaitu hanya 2,9000 point. Bahkan pencapaian ini merupakan terbaik kategori kota secara regional di kawasan Indonesia Timur. Keberhasilan yang dicapai tidak terlepas dari kerjasama yang baik dari seluruh jajaran Pemerintah Kota Parepare, khususnya seluruh SKPD dalam menyiapkan data/informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan LPPD sesuai tugas pokok dan fungsi setiap SKPD. 73 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

84 Gambar 3.4. Penerimaan Penghargaan LPPD Terbaik Se Sulawesi Selatan Indikator kedua dari sasaran ini adalah Laporan Kinerja Keuangan daerah. Laporan Kinerja Keuangan Daerah merupakan bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah. Salah satu indikator kualitas akuntabilitas dari laporan kinerja keuangan daerah dapat dilihat dari opini auditor eksternal, dalam hal ini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas penyajian laporan keuangan pemerintah daerah.pemerintah Kota Parepare berhasil mempertahankan opini BPK terhadap Laporan Kinerja Keuangan Daerah Tahun 2014 dengan predikan Wajar Dengan Pengecualian (WDP) Gambar 3.5 Penyerahan Hasil Audit BPK Terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Kota Parepare Tahun Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

85 Laporan Kinerja Keuangan untuk saat ini masih dalam proses pemeriksaan oleh BPK, dan pemeintah daerah menargetkan mempeoreh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) sesuai target dalam RPJMD. Target ini ditetapkan berdasarkan hasil yang diperoleh dalam 2 (dua) tahun terkahir yang berhasil meraih opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Penjabaran program RPJMD ke dalam RKPD merupakan indikator kinerja yang ketiga dari sasaran strategis ini. Penetapan indikator ini dimaksudkan untuk mewujudkan konsistensi antara dokumen perencanaan daerah. Pemerintah Kota Parepare telah menjadikan RPJMD sebagai pedoman dalam menyusun Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD). Seluruh program dalam RPJMD yang berjumlah sekitar 153 program telah terjabarkan ke dalam RKPD, demikian pula seluruh program yang terdapat dalam RKPD tahun 2015 telah terjabarkan dalam APBD Kota Parepare Tahun Capaian kinerjanya adalah 100% sama dengan capaian kinerja tahun Sasaran strategis tersebut dicapai melalui program sebagai berikut : a. Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH b. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur c. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur d. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan keuangan Daerah e. Program Kerjasama Informasi Media Massa f. Program Pengembangan Komunikasi dan Informasi Media Massa Realisasi anggaran yang digunakan untuk mencapai sasaran tersebut sebesar Rp dari anggaran sebesar Rp atau 60,15% (keuangan) d an realisasi output rata-rata sebesar 92,16% (fisi k). Realisasi keuangan sebesar 60,15 % dibandingkan rata-rata capaian kinerja sasaran sumber daya mencapai sasaran tersebut. 1) Faktor Pendukung Keberhasilan 100,88% maka terjadi efisiensi penggunan Beberapa faktor yang mendukung keberhasilan dalam mencapai target dari setiap indikator kinerja sasaran ini, adalah : Komitmen yang kuat dari pimpinan daerah untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Govenrnance). Koordinasi yang baik antara Satuan Kerja Perangka Daerah 75 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

86 Adanya peraturan perundangan-undangan yang menjadi panduan dalam penyusunan LPPD dan Laporan Kinerja Keuangan Daerah 2) Hambatan / Masalah yang Dihadapi Hambatan/masalah yang dihadapi dalam pelaksanaannya, antara lain : Sistem pengumpulan data/informasi di SKPD belum optimal Adanya kelemahan sistem pengendalian intern Belum tertatanya barang milik / aset daerah dengan tertib Penyajian laporan keuangan yang belum sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Kurang memadainya kompetensi SDM pengelola keuangan pada pemerintah daerah. 3) Strategi Pemecahan Masalah Untuk mengatasi hambatan / permasalahan yang dihadapi, maka perlu dilakukan hal-hal berikut : Optimalisasi pengumpulan data/informasi di SKPD melalui penyusunan data base yang terintegrasi dengan sistem teknologi informasi. Peningkatan kapasitas SDM Aparatur melalui pelatihan / kursus / bintek secara berkala. Kerjasama dengan lembaga terkait (misalnya BPK, dan BPKP) untuk memberikan pendampingan dalam penyusunan laporan keuangan dan LPPD. Melakukan pengendalian dan evaluasi internal secara berkala di tingkat SKPD. Sasaran Strategis 10 Meningkatnya Sinergitas Perencanaan Pembangunan Antara Masyarakat dan Pemerintah Salah satu pendekatan perencanaan adalah aspek partisipatif, yang menghendaki keterlibatan masyarakat dalam setiap proses pembangunan. Pendekatan partisipatif dalam tahapan pembangunan memandang masyarakat tidak hanya sebagai obyek pembangunan tetapi sekaligus sebagai subyek pembangunan itu sendiri.pemerintah Kota Parepare mendorong para Lurah dan Fasilitator Kelurahan untuk melibatkan masyarakat sebanyak mungkin dalam proses perencanaan pembangunan di tingkat kelurahan melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Tingkat kelurahan untuk menjaring aspirasi masyarakat sehingga pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dengan keterlibatan masyarakat dalam proses 76 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

87 perencanaan, maka diharapkan pula masyarakat akan merasa memiliki dan mejaga hasilhasil pembangunan yang telah dilaksanakan Gambar 3.6 Pembukaan Secara Umum Pelaksanaan Musrenbang Tingkat Kelurahan Gambar 3.7. Pelaksanaan Musrenbang Kelurahan Galung Maloang 77 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

88 Tingkat partisipasi masyarakat dalam mengikutu Musrenbang Kelurahan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.15 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis 10 No. Indikator Kinerja Satuan Tahun 2013 Realisasi Tahun 2015 Target Tahun 2014 Target Realisasi Capaian (%) RPJMD Tahun Partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan % 70,20 73, ,02 98,77 90 Secara umum, tingkat partisipasi masyarakat dalam mengikuti kegiatan perencanaan pembangunan mengalami peningkatan. Hal ini dapat terlihat dari jumlah peserta yang mengikuti Musrenbang Kelurahan pada tahun Dalam penyelenggaraan Musrenbang Tingkat Kelurahan Tahun 2015, jumlah masyarakat yang menghadiri Musrenbang Kelurahan sebanyak orang (terdiri dari 707 pria dan 535 perempuan) yang berarti mencapai 79,02% dari jumlah undangan yang disampaikan ke masyarakat (1.550 undangan). Namun demikian, peningkatan partisipasi masyarakat belum mencapai target yang ditetapkan sebesar 80% sehingga capaian kinerjanya hanya 98,77% dan masih lebih baik dibandingkan realisasi tahun 2014 sebesar 73,80% dan realisasi tahun 2013 yang hanya 70,20%. Target yang ditetapkan dalam RPJMD pada tahun 2018 adalah 90%, sehingga jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 (79,02%) baru men capai 87,80% dari target RPJMD. Untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dan perempuan dalam Musrenbang kelurahan dapat dilihat pada tabel berikut : No A Tabel 3.16 Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Musrenbang Kelurahan Nama Kelurahan Kecamatan Soreang Jumlah Undangan Jumlah Peserta (orang) Tingkat Kehadiran (%) L P Total L P Total 1 Kelurahan Wt. Soreang ,33 41,67 80,00 2 Kel. Bukit Harapan ,71 34,29 87,50 3 Kel. Bukit Indah ,85 48,15 83,08 4 Kel. Ujung Lare ,72 49,28 86,25 5 Kel. Ujung Baru ,38 39,62 75,71 6 Kel. Lakessi ,82 43,18 73,33 78 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

89 7 Kel. Kampung Pisang ,71 35,29 72,86 B Kecamatan Ujung 1 Kel. Ujung Sabbang ,62 41,38 82,86 2 Kel. Ujung Bulu ,00 50,00 80,00 3 Kel. Lapadde ,00 44,00 89,29 4 Kel. Mallusetasi ,84 45,16 62,00 5 Kel. Labukkang ,00 50,00 87,50 C Kecamatan Bacukiki 1 Kel. Galung Maloang ,33 46,67 85,71 2 Kel. LompoE ,52 40,48 84,00 3 Kel. LemoE ,30 37,70 87,14 4 Kel. Wattang Bacukiki ,50 37,50 80,00 D Kec. Bacukiki Barat 1 Kel. LumpuE ,21 40,79 84,44 2 Kel. Sumoang MinangaE ,92 48,08 69,33 3 Kel. Cappa Galung ,88 49,12 76,00 4 Kel. Tiro Sompe ,14 41,86 57,33 5 Kel. Kampung Baru ,25 43,75 64,00 6 Kel. Bumi Harapan ,04 36,96 76,67 Jumlah Total Tahun ,99 43,01 79,02 Jumlah Total Tahun ,30 39,70 73,80 Untuk mencapai target indikator kinerja yang ditetapkan dalam sasaran strategis tersebut maka dilaksanakan Program Perencanaan Pembangunan Daerah dengan alokasi anggaran sebesar Rp dengan realisasi anggaran sebesar Rp , yang menunjukkan realisasi keuangan mencapai 88,07% dengan realisasi output 88,13%. Jika membandingkan realisasi keuangan sebesar 88,07% dibandingkan rata-rata capaian kinerja sasaran 98,77% berarti terjadi efisiensi penggunan sumber daya mencapai sasaran tersebut. 1) Faktor Pendukung Keberhasilan Adanya Perda Nomor 1 Tahun 2010 tentang Perencanaan dan Penganggaran Daerah Berbasis Masyarakat yang memberikan pagu indikatif wilayah untuk 79 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

90 mengakomodir usulan masyarakat yang disampaikan secara berjenjang dalam Musrenbang. Adanya komitmen yang besar dari legislatif dan eksekutif untuk melibatkan masyarakat dalam perencanaan pembangunan daerah. Adanya Forum Delegasi Musrenbang yang mengawal usulan masyarakat untuk memastikan bahwa usulan prioritas tersebut terakomodir dalam APBD. Adanya Fasilitator Kelurahan yang mendampingi masyarakat dalam menyusun perencanaan masyarakat. 2) Hambatan / Masalah yang Dihadapi Beberapa hambatan yang masih dihadapi dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam Musrenbang, adalah : Masih ada sebagian masyarakat yang masih mempunyai paradigma lama tentang Musrenbang, yang menganggapnya hanya formalitas belaka. Format Pelaksanaan Musrenbang Kelurahan tidak berubah dari tahun ke tahun sehingga terkesan masyarakat mulai jenuh. Waktu pelaksanaan Musrenbang seringkali bersamaan dengan waktu kegiatan masyarakat. Kendala lainnya, selama ini yang diundang adalah pengurus RT/RW/Faskel/Tokoh Masyarakat/Tokoh Pemuda/Kader Posyandu yang merupakan mitra dari kelurahan itu sendiri sehingga usulan yang masuk cenderung monoton. 3) Strategi Pemecahan Masalah Untuk mengatasi hambatan/permasalahan yang dihadapi, maka beberapa hal yang perlu dilaksanakan adalah : Penyebarluasan informasi penyelenggaraan Musrenbang harus lebih diintensifkan melalui berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik (TV kabel / Radio Pemerintah dan swasta) bahkan jika perlu penyampaian pengumuman di rumah ibadah. Mendorong Fasilitator Kelurahan untuk mengedukasi masyarakat bawah untuk menjadikan ajang Musrenbang sebagai salah satu media untuk mencari solusi dari permasalahan yang mereka hadapi. 80 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

91 Melakukan inovasi terkait format pelaksanaan Musrenbang agar lebih menarik sehingga membangkitkan kembali animo masyarakat untuk mengikuti Musrenbang. Menghadirkan masyarakat marjinal untuk mengetahui potensi mereka yang dapat dikembangkan/diberdayakan sehingga kehidupannya dapat lebih baik. Perlunya inovasi dalam pelaksanaan Musrenbang (misalnya e-musrenbang) dengan memanfaatkan teknologi informasi sehingga masyarakat yang tidak sempat mengikuti Musrenbang tetap dapat berpartisipasi melalui tekonologi informasi tersebut. Sasaran Strategis 11 Meningkatnya Kesetaraan Gender Mewujudkan pengarusutamaan gender serta perlindungan terhadap perempuan dan anak menjadi tujuan kedua dari misi ke-4 dalam RPJMD. Untuk mencapai tujuan tersebut maka ditetapkan 2 (dua) sasaran strategis, salah satunya adalah meningkatnya kesetaraan gender. Gender adalah perbedaan peran, fungsi, dan tanggungjawab antara laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil konstruksi sosial dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Indikator yang ditetapkan adalah persentase partisipasi perempuan dilembaga pemerintah, dengan hasil pengukuran sebagai berikut : Tabel 3.17 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis 11 No Indikator Kinerja Satuan 1 Persentase partisipasi perempuan dilembaga pemerintah Tahun 2013 Realisasi Tahun 2015 Target Tahun 2014 Target Realisasi Capaian (%) RPJMD Tahun 2018 % 57,39 57,56 58,15 57,62 99,08 60 Dari tabel tersebut di atas, terlihat bahwa realisasinya mengalami tren peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013 realisasinya mencapai 57,39%, meningkat menjadi 57,56% pada tahun Target yang ditetapkan pada tahun 2015 adalah 58,15% namun 81 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

92 realisasinya hanya 57,62% dengan capaian kinerjanya adalah 99,08%. Realisasi ini telah mencapai 96,03% dari target RPJMD pada tahun 2018 sebesar 60%. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Kota Parepare mencapai pegawai, orang (57,62%) berjenis kelamin perempuan dan sisanya (42,38%) berjenis kelamin laki - laki. Mayoritas perempunan merupakan tenaga fungsional khusus yaitu tenaga pendidik (guru) dan tenaga kesehatan (paramedis). Jumlah pejabat struktural sebanyak 640 orang, 262 orang (40,94%) berjenis kelamin perempuan dan 378 orang (59,06%)berjenis kelamin laki - laki. berikut : Sasaran Meningkatnya Kesetaraan Gender tersebut dicapai melalui program sebagai a. Program Penguatan Kelembagaan Pengarustamaan Gender dan Anak b. Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan Alokasi anggaran yang disiapkan untuk pelaksanaan program tersebut sebesar Rp dengan realisasi anggaran sebesar Rp atau realisasi keuangannya 96,75% dengan realisasi output rata-rata sebesar 99,50% (fisi k). Realisasi keuangan sebesar 96,75 % dibandingkan rata-rata capaian kinerja sasaran 99,08% maka terjadi efisiensi penggunan sumber daya dalam mencapai sasaran tersebut. 1) Faktor Pendukung Keberhasilan Kesetaraan gender merupakan hak azasi manusia Terbukanya kesempatan yang sama bagi perempuan dan laki-laki untuk menjadi PNS Terbukanya peluang yang sama antara perempuan dan laki-laki dalam mengembangkan karir di lembaga pemerintahan 2) Hambatan / Masalah yang Dihadapi Masih adanya stereotip/citra baku, yaitu pelabelan terhadap salah satu jenis kelamin yang seringkali bersifat negatif dan pada umumnya menyebabkan terjadinya ketidakadilan.misalnya, karena perempuan dianggap ramah, lembut, rapi, maka lebih pantas bekerja sebagai sekretaris, guru Taman Kanak-kanak dan petugas front office. Subordinasi/Penomorduaan, yaitu adanya anggapan sebagian kecil masyarakat bahwa salah satu jenis kelamin dianggap lebih rendah atau dinomorduakan posisinya dibandingkan dengan jenis kelamin lainnya, misalnya : sejak dulu, perempuan 82 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

93 mengurus pekerjaan domestik sehingga perempuan dianggap sebagai orang rumahan. 3) Strategi Pemecahan Masalah Meningkatkan kualitas pemberdayaan kaum perempuan khususnya di lembaga pemerintah. Meningkatkan edukasi kepada masyarakat tentang kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan untuk memperoleh pekerjaan yang layak. Penyusunan regulasi daerah untuk menguatkan peran perempuan dalam lembaga pemerintahan. Sasaran Strategis 12 Meningkatnya Perlindungan Perempuan dan Anak Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) merupakan fenomena yang sering terjadi akhir-akhir ini. KDRT merupakan tindakan yang dilakukan di dalam rumah tangga baik oleh suami, istri maupun anak yang berdampak buruk terhadap keutuhan fisik, psikis, dan keharmonisan hubungan dalam rumah tangga. Untuk mengatasi perilaku KDRT, Pemerintah Kota Parepare menetapkan sasaran strategis 12, yaitu Meningkatnya perlindunagan perempuan dan anak dengan indikatornya adalah Rasio kekerasan dalam rumah tangga. Hasil pengukuran capaian kinerja dari sasaran strategis ini adalah : Tabel 3.18 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis 12 No. Indikator Kinerja Satuan 1 Rasio Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Tahun 2013 Realisasi Tahun 2015 Target Tahun 2014 Target Realisasi Capaian (%) RPJMD Tahun 2018 % 0,37 0,13 0,16 0,14 112,50 0,10 Pada tahun 2015, jumlah rumah tangga di Kota Parepare sebanyak rumah tangga dan 45 rumah tangga diantaranya mengalami KDRT. Data ini menunjukkan bahwa Rasio KDRT adalah 0,14% atau lebih baik dari target yang ditetapkan yaitu 0,16% sehingga capaian kinerjanya adalah 112,50%. Namun demikian, capaian ini lebih rendah dari capaian tahun 2014 yang mencatat 38 kasus KDRT dari rumah tangga atau hanya 0,13%. Dalam RPJMD, ditargetkan padaa tahun 2018 rasio KDRT hanya 0,10% yang jika 83 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

94 dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 (0,14%) berarti telah mencapai 60% dari target tersebut. Sasaran Meningkatnya Perlindungan Perempuan dan anak tersebut dicapai melalui Program Peningkatan ualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dengan alokasi anggara Rp dan realisasinya Rp atau realisasi keuangannya 99,86%,. Sedang realisasi fisik program ini mencapai 100%. Jika membandingkan realisasi keuangan 99,86% dengan capaian kinerja sasaran strategisnya 112,50% berarti terjadi terjadi efisiensi penggunan sumber dayadalam mencapai sasaran tersebut. 1) Faktor Pendukung Keberhasilan Adanya peraturan perundang-undangan Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Adanya komitmen yang kuat dari pemerintah untuk mengurangi potensi terjadinya KDRT. 2) Hambatan / Masalah yang dihadapi KDRT dianggap bukan sebagai permasalahan sosial, tetapi persoalan pribadi terhadap relasi suami istri sehingga sebagian kasus KDRT tidak dilaporkan. Pemahaman keliru terhadap ajaran agama, sehingga timbul anggapan bahwa laki-laki boleh menguasai perempuan Masih adanya rumah tangga miskin sehingga berpotensi terjadi KDRT dalam rumah tangga tersebut. Masih banyak korban KDRT yang enggan melaporkan tindakan yang dialami 3) Strategi Pemecahan Masalah Meningkatkan kinerja Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) untuk meminimalisir tindakan KDRT khususnya terdahap peerempuan dan anak Meningkatkan koordinasi antara instansi pemerintah, LSM dan pihak swasta lainnya. Menggalakkan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga keharmonisan keluarga untuk menghindari terjadinya KDRT. Meng-edukasi masyarakat korban KDRT untuk berani melaporkan tindakan kekerasan yang dialami Mendampingi dan merehabilitasi korban KDRT 84 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

95 Memberikan pemahaman dan pembinaan kepada rumah tangga berpenghasilan rendah untuk menghindari tindak KDRT. Sasaran Strategis 13 Terjaganya Kerukunan Antar Umat Beragama Kerukunan antar umat beragama merupakan suatu pondasi penting dalam menciptakan suatu keharmonisan antar lapisan masyarakat yang berbeda-beda, dan juga untuk menciptakan semangat kebersamaan dalam melaksankan pembangunan daerah untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Menyadarai akan hal tersebut, Pemerintah Kota Parepare menetapkan misi kelima dalam RPJMD adalah Mengaktualisasikan nilai-nilai agama dan budaya lokal dalam mengembangkan kehidupan bersama yang lebih baik dengan tujuan yang akan dicapai adalah Mewujudkan masyarakat Perepare yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan budaya. Kerukunan umat beragama adalah hubungan sesama umat beragama yang dilandasi dengan toleransi, saling pengertian, saling menghormati, saling menghargai dalam kesetaraan pengamalan ajaran agamanya dan kerja sama dalam kehidupan masyarakat. Hasil pengukuran dari indikator pencapaian sasaran tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 3.19 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis 13 No Indikator Kinerja Satuan Tahun 2013 Realisasi Tahun 2014 Target Tahun 2014 Target Realisasi Capaian (%) RPJMD Tahun Kasus SARA kasus Dalam beberapa tahun terakhir, kerukunan antar umat beragama berjalan dengan baik. Demikian pula terjalin hubungan yang cukup harmonis dari seluruh warga masyarakat yang terdiri dari berbagai suku, agama, ras dan antar golongan. Hal ini tergambar dari tidak adanya kasus SARA yang terjadi. Suasana yang kondusif ini memudahkan pemerintah daerah untuk menjalankan program-program pembangunan daerah. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik bertanggungjawab untuk berkoordinasi dan membina organisasi keagamaan dan organisasi kemasyarakatan agar situasi yang kondusif ini terus terjaga. 85 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

96 Sasaran Terjaganya Kerukunan Antar Umat Beragama tersebut dicapai melalui program prioritas sebagai berikut : a. Program Kesejahteraan Rakyat b. Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan c. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan Alokasi anggaran yang siapkan untuk melaksanakan program tersebut mencapai Rp dengan realisasi sebesar Rp atau realisasi keuangannya 79,00%, sedang realisasi fisiknya mencapai 100%. Jika membandingkan realisasi keuangan 79,00% dengan capaian kinerja sasaran strategisnya 100% berarti terjadi terjadi efisiensi penggunan sumber dayadalam mencapai sasaran tersebut 1) Faktor Pendukung Keberhasilan Kinerja Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang efektif dalam menjalin kerjasama antara pemuka agama Adanya koordinasi yang baik antara pemerintah daerah dengan organisasi keagamaan dan organisasi kemasyarakatan. Aktifnya organisasi keagamaan dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat tetntang pentingnya toleransi antar umat beragama. Adanya peran pemuka agama dan pemimpin ormas untuk mengembangkan sikap toleransi dalam masyarakat yang pluralis 2) Hambatan / Masalah yang dihadapi Adanya paham radikalisme yang mulai nerkembang berkembang Adanya kepentingan politik dari segelintir orang yang memanfaatkan isu suku, agama, dan ras untuk kepentingan pribadi/kelompoknya. Berkembangnya teknologi informasi yang menyebabkan mudahnya informasi yang bersifat provokatif tersebar ke masyarakat masyarakat 3) Strategi Pemecahan Masalah Membangun dialog yang intensif antara pemeluk agama untuk menyelesaikan permasalahan yang ada Peningkatan peran pemerintah dalam pembinaan organisasi keagamaan dan ormas. Mengedukasi masyarakat untuk bersikap dewasa dalam menanggapi isu-isu dan provokasi provokasi dari pihak yang tidak bertanggungjawab. 86 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

97 Menggalakkan kegiatan kegiatan keagamaan untuk memberikan pemahaman yang benar tentang agama masing-masing untuk menangkal paham radikalisme. Peraturan pelaksanaan yang mengatur kerukunan hidup umat beragama perlu dijabarkan dan disosialisasikan agar bisa dimengerti oleh seluruh lapisan masyarakat, dengan demikian diharapkan tidak terjadi kesalahpahaman dalam penerapan baik oleh aparat maupun oleh masyarakat, akibat adanya kurang informasi atau saling pengertian diantara sesama umat beragama Sasaran Strategis 14 Terpeliharanya Nilai-nilai Budaya Lokal yang Tumbuh di Masyarakat Sasaran ini merupakan sasaran kedua dari misi kelima dan sekaligus menjadi sasaran stratetegis terakhir dalam RPJMD. Dengan derasnya arus globalisasi dikhawatirkan budaya bangsa, khususnya budaya lokal akan mulai terkikis, padahal budaya lokal mengandung kearifan lokal yang sarat makna. Agar eksistensi budaya lokal tetap kukuh, maka diperlukan pemeliharaan terhadap budaya lokal. Pemeliharaan nilai-nilai budaya lokal menjadi tupoksi Dinas Olahraga, Pemuda dan Pariwisata. Salah satu cara untuk melestarikan nilai-nilai budaya lokal tersebut adalah melalui pemeliharaan benda-benda cagar budaya.hasil pengukuran keberhasilan dari sasaran strategis ini dapat dilihat pada indikator dibawah ini. Tabel 3.20 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis 14 No. Indikator Kinerja Satuan Tahun 2013 Realisasi Tahun 2015 Target Tahun 2014 Target Realisasi Capaian (%) RPJMD Tahun Persentase benda cagar budaya yang terpelihara. % 41,18 41,18 52,94 79,49 150,15 76,47 Pemeliharaan cagar budaya mengalami peningkatan yang cukup tinggi dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2014, persentase cagar budaya yang terpeliharan sebesar 41,81% dan pada tahun 2015 mengalami peningkatan menjadi 79,49% sedangkan ditargetkan hanya 52,94% sehingga capaian kinerjanya mencapai 150,15%. Realisasi ini juga telah melampaui target RPJMD pada tahun 2018 yaitu hanya sebesar 76,47%. Cagar Budaya yang terdaftar di Kota Parepare sebanyak 35 buah, yaitu : Kompleks makam datu 87 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

98 Lacincing, Tangsi belanda, Kandang macan/menara air, Situs penampungan bahan bakar, Gudang mesiu, Gereja Immanuel, Makam tenri leleang, Bunker jepang, kompleks makam karaeng karunrung, Bangunan lapas lama, Masjid tua bacukiki, Rumah kodok, Masjid raya lama, Rujab wakil walikota, Bangunan gedung dinas pendidikan, Bangunan gedung kompleks PU depan RS Sumantri, Bangunan tempat lahir BJ.Habibie, Bangunan gedung RS Fatimah, Bangunan gedung rumah dokter di sulolipu, Kompleks makam raja bacukiki di mangimpuru, Situs bunker belanda zibang/zipur, Bangunan gedung kantor korem 142 Tatag dan CPM, Monumen korban jiwa depan masjid raya dan wt. Bacukiki, Situs baru watang bacukiki, Bangun rujab wakapolres, Situs goa / bunker lawatedongnge, Bunker rujab walikota, Situs koita tua kawasan labukkang, Situs meriam bulu roangnge, BCB peralatan rumah tangga, Museum labangnge dan BCB peralatan upacara bissu, Museum gandaria, Situs budaya mappadendang, Bangunan gedung kantor POS Indonesia, dan Bangunan bunker kanarikan. Gambar 3.8 Kompleks Makam Datu Lacincing merupakan cagar budaya yang telah dipelihara Untuk mencapai target dari sasaran melaksanakan bebera program prioritas, sebagai berikut : a. Program Pengembangan Kemitraan b. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata c. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata tersebut, Pemerintah Kota Parepare Realisasi anggaran yang digunakan untuk mencapai sasaran tersebut sebesar Rp dari anggaran sebesar Rp atau 97,22 % (keuangan) dari target. realisasi output rata-rata sebesar 100% (fisik). Jika membandingkan realisasi keuangan 88 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

99 sebesar 97,22 % dengan capaian kinerja sasaran 150,15% maka terjadi efisiensi penggunan sumber daya dalam mencapai sasaran tersebut. 1) Faktor Pendukung Keberhasilan Adanya Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya yang menjadi dasar dalam pemeliharaan cagar budaya di setiap daerah. Adanya dukungan yang besar dari pemerintah untuk melestarikan cagar budaya. Cagar budaya dapat menjadi obyek wisata yang mempunyai nilai ekonomis bagi masyarakat 2) Hambatan / Masalah yang Dihadapi Keberadaan cagar budaya tersebut sangat rentan terhadap terjadinya proses kerusakan dan pelapukan Masih rendahnya kesadaran dan kepedulian sebagian masyarakat terhadap nilai penting Cagar Budaya. Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) pelestarian Cagar Budaya masih terbatas. Tidak termanfaatkannya peralatan teknologi informasi hardware dan software] untuk teknis pelaksanaan registrasi dan penetapan benda cagar budaya. Koordinasi antara lembaga pemerintah dan swasta dalam perlindungan cagar buday masih rendah. 3) Strategi Pemecahan Masalah Perlunya alokasi anggaran yang cukup untuk merehabilitasi cagar budaya yang mengalami proses kerusakan. Pemberdayaan masyarakat sekitar dalam pemeliharaan cagar budaya Melakukan koordinasi dan pengawasan cagar budaya, dalam rangka menjalin kerjasama terutama dengan instansi pemerintah. Pemanafaatan teknologi informasi dalam registrasi dan penetapan cagar budaya 3.4 AKUNTABILITAS KEUANGAN Analisis efisiensi dalam pencapaian sasaran Penggunaan biaya untuk mencapai sasaran strategis tahun 2015 sesuai dengan perjanjian Kinerja tahun 2015, untuk mencapai 14 sasaran strategis dianggarkan sebesar Rp dan terealisasi sebesar Rp atau 79,25% (keuangan). 89 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

100 Adapun anggaran dan penggunaan dana untuk masing-masing sasaran strategis terdapat dalam table berikut. Tabel 3.21 analisis efisensi pencapaian sasaran strategis tahun 2015 NO Sasaran Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) 1 Meningkatnya daya saing (ilmu dan pengetahuan) masyarakat 2 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat 3 Meningkatnya kesejahteraan ekonomi masyarakat 4 Meningkatnya ketersediaan pangan utama dengan harga terjangkau 5 Meningkatnya implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 6 Meningkatnya ketersediaan air bersih 7 Meningkatnya pengendalian lingkungan hidup 8 Menurunnya pelanggaran ketertiban dan keamanan masyarakat 9 Meningkatnya akuntabilitas kinerja pemerintah daerah serapan anggaran (%) rata-rata capaian kinerja sasaran (%) Keterangan (jika % serapan<% capain kineja= efisien) ,52 95,89 Effisien ,75 102,72 Effisien ,06 95,68 Effisien ,03 101,58 Effisien , Effisien ,09 98,46 Effisien ,68 97,64 Effisien ,52 88,69 Effisien ,15 100,88 Effisien 90 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

101 10 Meningkatnya sinergitas perencanaan pembangunan antara masyarakat dan pemerintah 11 Meningkatnya kesetaraan gender 12 Meningkatnya perlindungan perempuan dan anak 13 Terjaganya kerukunan antar umat beragama 14 Terpeliharanya nilai-nilai budaya lokal yang tumbuh di masyarakat ,07 98,77 Effisien ,75 99,08 Effisien ,86 112,50 Effisien , Effisien ,22 150,15 Effisien 3.5 REALISASI ANGGARAN Pertumbuhan ekonomi Kota Parepare yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir tidak terlepas dari faktor serapan APBD karena belanja daerah menjadi trigger (pemicu) bagi pertumbuhan ekonomi daerah. Belanja Pemerintah telah mampu meningkatkan perputaran roda ekonomi khususnya dalam peredaran barang dan jasa. Pemerintah Kota Parepare telah berupaya meningkatkan serapan anggaran APBD untuk memicu pertumbuhan sektor-sektor ekonomi daerah, dengan harapan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Target dan Realisasi APBD dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel Target dan Realisasi APBD Tahun 2015 NO U R A I A N JUMLAH ANGGARAN TAHUN 2015 (Rp) CAPAIAN RENCANA REALISASI % 1 PENDAPATAN DAERAH ,14 1,1 Pendapatan Asli Daerah , Pajak daerah , Retribusi daerah ,99 91 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

102 Hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah ,91 1,2 Dana perimbangan , Dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak ,49 1 Dana alokasi umum Dana alokasi khusus ,3 Lain-lain pendapatan daerah yang sah , Hibah Dana darurat Bagi hasil pajak dari provinsi dan dari pemerintah daerah lainnya Dana penyesuaian dan Otonomi khusus Bantuan keuangan dari provinsi pemerintah daerah lainnya , ,60 2 BELANJA DAERAH , Belanja tidak langsung , Balanja pegawai , Belanja bunga , Belanja subsidi Belanja hibah , Belanja bantuan sosial , Belanja bagi hasil kepada Provinsi/kabupaten / Kota dan Pemerintah Daerah lainnya Belanja bantuan keuangan kepada Provinsi/kabupaten / Kota dan Pemerintah Desa dan partai politik Belanja tidak terduga , Belanja langsung , Belanja pegawai , Belanja barang dan jasa ,57 92 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

103 2.2.3 Belanja modal ,31 3 PEMBIAYAAN DAERAH ,96 3,1 Penerimaan pembiayaan , Sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya (SiLPA) , Pencairan dana cadangan Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan Penerimaan pinjaman daerah Penerimaan kembali pemberian pinjaman Penerimaan piutang daerah ,2 Pengeluaran pembiayaan , Pembentukan dana cadangan Penyertaan modal (Investasi) daerah Pembayaran pokok utang , Pemberian pinjaman daerah Sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) Tahun Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

104 No Sasaran Strategis 1 Meningkatnya daya saing (ilmu dan pengetahuan) masyarakat Tabel 3.23 Target dan Realisasi Belanja Program Prioritas Pembangunan Daerah Tahun 2015 Anggaran Tahun 2015 Indikator Kinerja Program Prioritas Capaian Target (Rp) Realisasi (Rp) (%) Angka Melek Huruf Program Pendidikan Anak Usia Dini ,00 Angka Rata-rata Lama Sekolah Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar ,91 Sembilan Tahun Program Pendidikan Menengah ,78 Program Pendidikan Non Formal ,53 Program Pendidikan Luar Biasa ,65 Program Peningkatan Mutu Pendidik dan ,24 Tenaga Kependidikan Program Pengembangan Budaya Baca dan ,27 Pembinaan Perpustakaan Program Manajemen Pelayanan Pendidikan ,85 Program Peningkatan Pelayanan Angkutan ,45 2 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Angka Harapan Hidup Program Obat dan Perbekalan Kesehatan ,46 Angka Kelangsungan Program Upaya Kesehatan Masyarakat ,72 Hidup Bayi (per 1000 kelahiran) Persentase balita gizi Program Promosi Kesehatan dan ,36 buruk Pemberdayaan Masyarakat Kategori Kota Sehat Program Perbaikan Gizi Masyarakat ,23 Program Pengembangan Lingkungan Sehat ,44 Program Pencegahan dan Penanggulangan ,89 Penyakit Menular Program pengadaan, peningkatan dan ,30 perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ puskesmas pembantu dan jaringannya Program Peningkatan Pelayanan pada BLUD ,03 94 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

105 Daerah Program Perencanaan Sosial Budaya ,66 Program Keluarga Berencana ,92 3 Meningkatnya kesejahteraan ekonomi masyarakat Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) Pendapatan Perkapita Tingkat Kemiskinan Penduduk diatas garis kemiskinan Tingkat partisipasi angkatan kerja Tingkat Pengangguran Program Peningkatan dan Pengembangan Sarana Perekonomian Daerah Program Pembinaan dan Pengembangan Usaha-usaha Daerah dan Usaha-usaha yang ada di Daerah Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi UMKM Program Peningkatan dan Pengembangan Produksi Daerah Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi , , , , , ,30 Program Pemberdayaan Fakir Miskin, ,02 Komunitas Adat Terpencil dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya Program Pelayanan dan Rehabilitasi ,85 Kesejahteraan Sosial Program Pengembangan Perikanan Tangkap ,16 Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat ,97 Pesisir Program Peningkatan Kualitas dan ,87 Produktivitas Tenaga Kerja Program Peningkatan Kesempatan Kerja ,97 Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan 4 Meningkatnya Ketersediaan pangan Program Peningkatan Ketahanan Pangan ,18 95 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

106 ketersediaan pangan utama dengan harga terjangkau utama Program Peningkatan Ketahanan Pangan ,67 pertanian/perkebunan Program peningkatan produksi - pertanian/perkebunan Program pengembangan budidaya perikanan ,99 Program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan Peningkatan Efesisensi Perdagangan Dalam Negeri , ,24 5 Miningkatnya implementasi rencana tata ruang wilayah (RTRW) Ketataan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Program Pembangunan Jalan dan Jembatan ,49 Program pengembangan dan pengelolaan ,36 jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya Program Pembangunan Sarana dan ,11 Prasarana Perhubungan Program Pengembangan Destinasi Pariwisata ,90 Program Perencanaan Tata Ruang Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang ,19 Program Peningkatan Kawasan Perkotaan ,44 Program Peningkatan Pengendalian dan Pengawasan Permukiman Program Pengembangan Perumahan ,04 6 Meningkatnya ketersediaan air bersih Kapasitas produksi air bersih Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah/sanitasi ,09 7 Meningkatnya pengendalian lingkungan hidup Persentase ruang terbuka hijau (20% Publik + 10% Privat) Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau ,80 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan ,61 96 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

107 Program Pengendalian Pencemaran dan ,55 Perusakan Lingkungan Hidup Program Perlindungan dan Konservasi ,91 Sumber Daya Alam Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya ,67 Hutan Program Rehabiltasi Hutan dan Lahan ,79 8 Menurunnya pelanggaran ketertiban dan keamanan masyarakat Angka Kriminalitas per penduduk Penegakan Perda Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan ,39 Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan ,85 Pencegahan Tindak Kriminal Program Mengintensifkan Penanganan ,95 Pengaduan Masyarakat Program Pendidikan Politik Masyarakat ,68 9 Meningkatnya akuntabilitas kinerja pemerintah daerah Penilaian LPPD Laporan Kinerja Keuangan Daerah Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH ,94 Program Pembinaan dan Pengembangan ,63 Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya ,60 Aparatur Program Peningkatan dan Pengembangan ,75 Pengelolaan keuangan Daerah Program Kerjasama Informasi Media Massa ,51 Program Pengembangan Komunikasi dan Informasi Media Massa ,39 10 Meningkatnya sinergitas perencanaan pembangunan Partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan Program Perencanaan Pembangunan Daerah ,07 97 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

108 antara masyarakat dan pemerintah 11 Meningkatnya kesetaraan gender Persentase partisipasi perempuan dilembanga pemerintah Program Penguatan Kelembagaan Pengarustamaan Gender dan Anak Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan , ,13 12 Meninkatnya perlindungan perempuan dan anak Rasio KDRT Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan ,86 13 Terjaganya kerukunan antar umat beragama Kasus SARA Program Kesejahteraan Rakyat ,88 Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan Program pengembangan wawasan kebangsaan , ,02 14 Terpeliharanya nilai-nilai budaya lokal yang tumbuh di masyarakat Persentase benda cagar budaya yang terpelihara Program Pengembangan Kemitraan ,91 Program Pengembangan Destinasi Pariwisata ,90 Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata ,16 98 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

109 3.6 Prestasi dan Penghargaan Keberhasilan Pemerintah dan masyarakat Kota Parepare dalam menjalankan program pembangunan daerah telah diapresiasi oleh seluruh pihak, hal ini terbukti dari banyaknya prestasi dan penghargaan yang diterima oleh pemerintah daerah, baik dari pemerintah pusat, provinsi maupun pihak swasta. Beberapa penghargaan tersebut, antara lain : 1. Penghargaan pertama yang berhasil diraih adalah Opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dari BPK atas Hasil Laporan pengeololaan Kuangan Pemerintah Kota Parepare tahun Acara penyerahan Laporan Hasil Pemeriksaan Keuangan Pemerintah Kota parepare Tahun Anggaran 2014 berlangsung di Gedung Serba Guna Lantai 2, Kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan, Jumat, 29 Mei Penghargaan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) 2014 Terbaik Pertama se-sulawesi Selatan Penerimaan Penghargaan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) 2014 Terbaik Pertama se- Sulawesi Selatan kepada Walikota Parepare, DR.HM Taufan Pawe,SH,MH yang diserahkan oleh Gubernur Sulawesi Selatan, DR. H. Syahrul Yasin Limpo, SH,MH di Ruang Rapat Pimpinan Kantor Gubernur Sulsel, Senin, 31 Agustus Penghargaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Award Penerimaan Penghargaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Award atas Kategori Partispasi Pemerintah Daerah dalam program Badan Penyelanggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Kota Parepare tahun 2015 kepada Walikota Parepare, DR HM Taufan Pawe yang diserahkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nila Djoewita F.Moeloek di Ruang Auditorium Siwabessy lantai 2, Gedung Prof. Dr. Sujudi Kementerian Kesehatan Jakarta Selatan, Selasa, 1 September Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

110 4. Penghargaan Grand Otonomi Award Fajar Institut Pro Otonomi (FIPO) Penerimaan Penghargaan Grand Otonomi Award Fajar Institut Pro Otonomi (FIPO) atas akumulasi seluruh poin program inovasi Pemerintah Kota Parepare selama tahun 2015, yang menempati ranking tertinggi dari seluruh daerah di Sulsel yang diserahklan kepada Walikota Parepare, DR H M Taufan Pawe SH,MH oleh Sekjen Pengembangan Desa Tertinggal dan Transmigrasi Kementerian Pengembangan Desa Tertinggal, Dr Anwar Sanusi di Ballroom Sahid Hotel, Sabtu, 31 Oktober Penghargaan untuk Inovasi Pelayanan Kesehatan Terbaik di Sulawesi Selatan yang diraih Kota Parepare melalui Penyelenggaraan Layanan Call Center 112 Dinas Kesehatan, yang diberikan oleh The Fajar Institut Pro Otonomi (FIPO). 6. Penghargaan Piala Adipura Penerimaan Pengharghaan Piala Adipura Tahun 2015 yang diserahkan kepada Walikota Parepare, DR HM Taufan Pawe SH,MH oleh Menteri Lingkungan Hidup, Siti Nurbaya Bakar, di Hotel Bidakara Jakarta Senin, 23 November Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

111 7. Penghargaan Swasti Saba Wistara (Kota Sehat) 8. Penghargaan Ksatria Bhakti Husada Penerimaan penghargaan Kota Sehat Penghargaan Swasti Saba Wistara yang diserahkan kepada Wali Kota Parepare, Dr HM Taufan Pawe oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nila Djuwita F Moeloek di di Hotel Bidakara Jakarta, Jumat, 27 November 2015 Penerimaan Penghargaan Ksatria Bhakti Husada yang diserahkan kepada Ketua Tim Penggerak PKK Kota Parepare, Hj Erna R Taufan oleh Sekjen Kemenkes, dr Untung Suseno Sutarjo di di Hotel Bidakara Jakarta, Jumat, 27 November Penghargaan sebagai Tokoh Penyiaran Sulawesi Selatan 10. Penghargaan kepada Radio Peduli FM Kota Parepare Penerimaan Penghargaan sebagai Tokoh Penyiaran Sulawesi Selatan yang diserahkan kepada Walikota Parepare, DR HM Taufan Pawe SH,MH oleh Ketua KPID Sulawesi Selatan Alem Febry Sonny pada Malam Anugerah KPID Award 2015 di Maraja Ballroom Sahid Hotel Makassar, 12 Desember 2015 Penerimaan Penghargaan kepada Radio Peduli FM Kota Parepare sebagai stasiun radio program siaran berita terbaik di Sulawesi Selatan Tahun 2015 pada Malam Anugerah KPID Award 2015 yang diserahkan kepada Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Parepare, H Iwan Asaad, AP, M.Si oleh Ketua KPID Sulawesi Selatan Alem Febri Sonni,12 Desember 2015 di Maraja Ball Room Sahid Hotel Makassar 101 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

112 11. Penghargaan sebagai Walikota Pendorong Kemajuan Daerah Penerimaan Penghargaan sebagai Walikota Pendorong Kemajuan Daerah yang diserahkan kepada Walikota Parepare, DR HM Taufan Pawe SH,MH oleh Gubernur Sulawesi Selatan, DR H Syahrul yasin Limpo SH,MH pada Malam Anugerah BKM Awards, Sabtu, 19 Desember 2015 di Hotel Clarion Makassar 12. Penghargaan Wahana Tata Nugraha Penerimaan Penghargaan Wahana Tata Nugraha kepada Pemerintah Kota Parepare yang diserahkan kepada Walikota Parepare, DR HM Taufan Pawe SH,MH oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo di Istana Negara, Rabu, 23 Desember Penerimaan Penghargaan kepada Pemerintah Kota Parepare atas upaya akselerasi pembangunan, pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan Keluarga Berencana di Kota Parepare kepada Walikota Parepare, DR HM Taufan Pawe SH,MH yang diserahkan oleh Wakil Gubernur Sulsel, Agus Arifin Numang, di Balai Manunggal Makassar, Senin 28 Desember Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

113 BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (L akip) memberikan gambaran terhadap berbagai capaian kinerja kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Parepare. Penyusunan LaKIP dimaksudkan untuk memberikan informasi yang utuh kepada seluruh stakeholders pembangunan Kota Parepare tentang segala upaya yang telah dilaksanakan oleh pemerintah dalam mewujudkan visi dan misi bersama berdasarkan capaian kinerja dari setian indikatior kinerja sasaran strategis sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kota Parepare Tahun dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun Selain itu, juga digambarkan keberhasilan maupun kegagalan dalam mencapai target, yang disertai dengan faktor pendukung keberhasilan, hambatan yang dihadapi serta strategi pemecahan masalah untuk tahun yang akan datang. Secara Umum, kinerja Pemerintah Kota Parepare pada tahun 2015 telah berhasil, hal ini terlihat dari capaian kinerja dari setiap indikator kinerja sasaran strategis. Dari 26 indikator kinerja yang ditetapkan, 22 indikator memperoleh predikat kinerja sangat tinggi atau mencapai 84,62%, 1 (satu) indikator berpredikat tinggi atau 3,85%, 1 (satu) indikator berpredikat sedang, (3,85%), dan 1 (satu) indikator berpredikat sangat rendah (3,85%) serta 1 (satu) masih dalam proses. Indikator yang masih dalam proses adalah Laporan pengelolaan keuangan yang sampai saat laporan ini disusun masih dalah tahap pemeriksaan awal oleh BPK. Untuk mencapai sasaran strategis tersebut, maka Pemerintah Kota Parepare telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan pembangunan tahun 2015 dengan anggaran yang tersedia dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Parepare. Pendapata Daerah ditargetkan Rp dan teralisasi 80,14% atau sebesar Rp , Dana Belanja Daerah Rp dengan realisasi hanya 80,46% atau sebesar Rp Capaian Pembiayaan daerah sebesar 100,06% dari target Rp dan realisasinya mencapai Rp Sehingga, terdapat Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun 2015 Rp Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

114 Untuk meningkatkan aksessibilitas masyarakat dalam mendapatkan informasi tentang capaian kinerja pemerintah Kota Parepare dalam penyelenggaraan pemerintahan sepanjang tahun 2015 maka Laporan ini dapat dilihat melalui Website Pemerintah Kota Parepare. 4.2 Saran / Tindak Lanjut Untuk meningkatkan Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (SAKIP) Kota Parepare di masa mendatang, diperlukan langkah-langkah perbaikan dan peyempurnaan sebagai berikut : 1. Peningkatan Perencanaan Kinerja Untuk meningkatkan perencanaan kinerja, Pemerintah Kota Parepare pada tahun 2016 ini sedang melakukan revisi terhadap RPJMD Kota Parepare Tahun yang diikuti dengan Revisi Renstra seluruh SKPD. Revisi ini dimaksudkan untuk melakukan perbaikan terhadap kekurangan yang ada, antara lain : i) menyusun dan menetapkan indikator kinerja yang lebih menggambarkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan secara menyeluruh; ii) penetapan target kinerja tahunan dari setiap indikator kinerja sasaran strategis; iii) mensinergikan / menyelaraskan program prioritas daerah dengan program nawacita yang ada dalam RPJM Nasional; iv) melaksanakan sinergitas dan konsistensi antara dokumen perencanaan (RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, Renja SKPD). 2. Peningkatan Pengukuran Kinerja. Untuk mendapatkan hasil pengukuran kinerja yang lebih berkualitas maka akan dilaksanakan peningkatan pengukuran kinerja melalui : i) penyusunan indikator kinerja pada setiap SKPD sampai pada eselon III dan eselon IV; ii) menetapkan mekanisme pengumpulan data kinerja yang memadai. 3. Untuk meningkatkan kinerja Inspektorat Kota Parepare dalam melakukan evaluasi kinerja internal maka akan disusun Peraturan Walikota tentang Pedoman Evaluasi Akuntabilitas Kinerja. 4. Meningkatkan fungsi monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pembangunan sehingga evaluasi tidak hanya dilakukan pada realisasi fisik dan keuangan semata tetapi 104 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

115 juga evaluasi terhadap pelaksanaan indikator kinerja setiap sasaran strategis yang telah diamanatkan dalam Penetapan Kinerja, sehingga pemerintah dapat mengetahui dan mengidentifikasi permasalahan yang dapat menghambat tercapainya indikator sasaran strategis, dan selanjutnya memberikan solusi yang tepat sehingga dapat memenuhi target yang telah ditetapkan. Sejak tahun 2015, monitoring ini telah dilaksanakan secara berkala (triwulanan) melalui kegiatan Pengendalian dan evaluasi dokumen perencanaan. 5. Meningkatkan kualitas perencanaan dan pengelolaan keuangan daerah sehingga kemampuan fiskal daerah dapat mendukung pelaksanaan program dan kegiatan secara maksimal. 105 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

116 LAMPIRAN Pemerintah Kota Parepare Tahun 2016

117

118

KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Parepare Tahun 2014

KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Parepare Tahun 2014 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH KOTA PARE-PARE.

PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH KOTA PARE-PARE. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH KOTA PARE-PARE. Badan Kepegawaian Dan Diklat Daerah Kota Pare-Pare berkantor di jalan Balai Kota Nomor 1 Telpon (0420) 23516, Nomor Fax (0421) 24885, dengan website

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Pembangunan Didalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Parepare Tahun 2005-2025, Visi Pembangunan Kota Parepare adalah Terwujudnya

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kota Parepare Tahun 2012 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kota Parepare Tahun 2012 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam kerangka pembangunan good governance, kebijakan umum pemerintah adalah ingin menjalankan pemerintahan yang berorientasi pada hasil dimana akan fokus pada kemaslahatan

Lebih terperinci

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1 Bab 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Sanggau sebagai salah satu penyelenggara pemerintahan di daerah, berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. capaian kinerja ini disusun dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

KATA PENGANTAR. capaian kinerja ini disusun dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2009 KATA PENGANTAR Dengan berakhirnya tahun anggaran 2009 maka Bappeda Kota Parepare berkewajiban untuk menyusun laporan capaian kinerja atas pelaksanaan seluruh program dan kegiatan. Laporan capaian

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan amanat Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor: XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PAREPARE ( B A P P E D A )

PEMERINTAH KOTA PAREPARE ( B A P P E D A ) PEMERINTAH KOTA PAREPARE BADAN PERENCANAAN \ PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) Jalan Jenderal Sudirman No. 76 Telephon : 25250 Fax. (0421) 26111 Parepare (91122) KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KOTA PAREPARE

Lebih terperinci

SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No. 78 Telepon (0421) Fax. (0421) 24330

SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No. 78 Telepon (0421) Fax. (0421) 24330 SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No. 78 Telepon (0421) 21157 21003 21125 21090 21001 21000 Fax. (0421) 24330 Kode Pos 91122 PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : N a m a Jabatan :

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1 BAB I PENDAHULUAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang erselenggaranya Tata Pemerintahan yang baik good governance merupakan prasyarat

Lebih terperinci

BAB I. Bogor. Kota. Laporan. Pemerintah. daerah mengerahkann. Karena. tata kelola. banyak kelebihbaikan. pemerintahan. masyarakat. yang.

BAB I. Bogor. Kota. Laporan. Pemerintah. daerah mengerahkann. Karena. tata kelola. banyak kelebihbaikan. pemerintahan. masyarakat. yang. BAB I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme telah secara tegas mengamanatkan tata kelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 15 Tahun 1996 tentang Penetapan Hari Jadi Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Purbalingga lahir pada tanggal 18

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini dibuat sebagai perwujudan dan kewajiban suatu Instansi Pemerintah dengan harapan dapat dipergunakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ILPPD) Kota Tangerang Tahun 2012 Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan kewenangan kepada

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

Walikota dan Wakil Walikota Samarinda. Periode

Walikota dan Wakil Walikota Samarinda. Periode VISI, MISI dan AGENDA PRIORITAS Walikota dan Wakil Walikota Samarinda Periode 2016-2021 1 INDIKATOR MAKRO KOTA SAMARINDA TARGET TAHAP 3 RPJPD KOTA SAMARINDA 2005-2025 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS KOTA

Lebih terperinci

A. Gambaran Umum Daerah

A. Gambaran Umum Daerah Pemerintah Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Daerah K ota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat, terletak di antara 107º Bujur Timur dan 6,55 º

Lebih terperinci

B A B P E N D A H U L U A N

B A B P E N D A H U L U A N 1 B A B P E N D A H U L U A N I A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab telah diterbitkan Instruksi Presiden No.

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II. A. Struktur Organisasi. Pemerintah Kota Bandung

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II. A. Struktur Organisasi. Pemerintah Kota Bandung BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Struktur Organisasi Bandung sebagai salah satu daerah Kabupaten/Kota di lingkungan Provinsi Jawa Barat, secara yuridis formil didasarkan pada Undang-undang

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 15 Tahun 1996 tentang Penetapan Hari Jadi Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Purbalingga lahir pada tanggal

Lebih terperinci

User [Pick the date]

User [Pick the date] RENCANA KERJA KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG TAHUN 2016 User [Pick the date] KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG Jl babakan sari no.177 Bandung telepon (022) 7271101 2015 Rencana Kerja Kecamatan Kiaracondong

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Sumedang Tahun 2016 i

KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Sumedang Tahun 2016 i KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, atas semua limpahan rahmat dan hidayah-nya, sehingga Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Sumedang Tahun 2016 dapat diselesaikan,

Lebih terperinci

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, semakin membuka kesempatan yang cukup luas bagi daerah untuk mewujudkan otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SORONG PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang

PEMERINTAH KOTA SORONG PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan prinsip-prinsip good governance disadari merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi utama dan tuntutan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2017 D A F T A R I S I KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Ikhtisar Eksekutif

IKHTISAR EKSEKUTIF. Ikhtisar Eksekutif IKHTISAR EKSEKUTIF Dalam rangka mewujudkan Visi Pemerintah Kabupaten Rote Ndao sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun 2014-2019 yaitu : Terwujudnya Peningkatan Kehidupan Masyarakat Rote Ndao yang BERMARTABAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara.

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA SELATAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG TAHUN 2016 DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN TAHUN 2016 Jalan Sukabumi No. 17 Bandung Telp. (022) 7207113 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan

Lebih terperinci

Kata Pengantar menuju Bintan yang maju, sejahtera dan berbudaya

Kata Pengantar menuju Bintan yang maju, sejahtera dan berbudaya Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan karunia-nya yang tidak terhingga bagi bangsa dan negara tercinta ini, sehingga kita dapat selalu berikhtiar untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN 2010 2015 PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Pencapaian kinerja sasaran Pemerintah Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 dapat digambarkan sebagai berikut : iii

IKHTISAR EKSEKUTIF. Pencapaian kinerja sasaran Pemerintah Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 dapat digambarkan sebagai berikut : iii IKHTISAR EKSEKUTIF Dalam rangka mewujudkan Visi Pemerintah Kabupaten Rote Ndao sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun 2014-2019 yaitu : Terwujudnya Peningkatan Kehidupan Masyarakat Rote Ndao yang BERMARTABAT

Lebih terperinci

Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif, penilaian dan pelaporan kinerja

Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif, penilaian dan pelaporan kinerja Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif, penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi bagian kunci dalam proses penyelenggaraan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJM-D) KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2008-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ponorogo, Maret 2016 BUPATI PONOROGO. Drs. H. IPONG MUCHLISSONI

KATA PENGANTAR. Ponorogo, Maret 2016 BUPATI PONOROGO. Drs. H. IPONG MUCHLISSONI KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terlaksananya semua tugas-tugas Instansi Pemerintah se - Kabupaten Ponorogo, serta terselesaikannya penyusunan Laporan Kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan prinsip-prinsip good governance

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan prinsip-prinsip good governance BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan prinsip-prinsip good governance disadari merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi utama dan tuntutan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013-2018 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 7 Tahun 2016 Seri D Nomor 1 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 7 Tahun 2016 Seri D Nomor 1 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR Nomor 7 Tahun 2016 Seri D Nomor 1 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA BOGOR Diundangkan dalam Lembaran Daerah

Lebih terperinci

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KOTA BIMA TAHUN

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KOTA BIMA TAHUN WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KOTA BIMA TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BIMA, Menimbang : a. bahwa Indikator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG 1 PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG ( RPJP ) KOTA PONTIANAK TAHUN 2005 S/D 2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa pembangunan yang berkeadilan dan demokratis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum BAB I PENDAHULUAN A. Pandangan Umum Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas manajerial pada tiap tingkatan dalam organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan pada

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Kota Serang terbentuk dan menjadi salah satu Kota di Propinsi Banten berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai salah satu upaya meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, dan untuk memantapkan pelaksanaan

Lebih terperinci

Tabel 4.3. Prioritas Pembangunan, Program, Indikator dan Target Kinerja SKPD Tahun 2016

Tabel 4.3. Prioritas Pembangunan, Program, Indikator dan Target Kinerja SKPD Tahun 2016 Tabel 4.3. Prioritas Pembangunan, Program, Indikator dan Target Kinerja SKPD Tahun 2016 No. Prioritas Pembangunan Program/Pembangunan Indikator Kinerja Target SATUAN AWAL 2014 2015 2016 2017 2018 1 Percepatan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH DAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA PEKALONGAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Provinsi Kalimatan Tengah merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja selama tahun 2015 yang memuat realisasi kinerja dan capaian kinerja

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 6 BAB II PERENCANAAN KINERJA Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. Ringkasan/Ikhtisar Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Toba Samosir Tahun 2016 disusun dengan mengacu Peraturan Daerah Kabupaten Toba Samosir

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIK a. VISI DAN MISI Visi yang tercantum dalam Rencana Strategis, yaitu : Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kota Bandung yang BERMARTABAT melalui

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Pangkalpinang, Maret 2015 KEPALA BAPPEDA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

KATA PENGANTAR. Pangkalpinang, Maret 2015 KEPALA BAPPEDA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayahnya sehingga Laporan Kinerja Bappeda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2015 selesai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Wonosobo tahun 2012 merupakan periode tahun kedua dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

A. PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN

A. PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN BAB I PENDAHULUAN A. PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 1. Latar Belakang Dengan adanya Peraturan Presiden RI Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah merupakan dasar untuk terselenggaranya Good Governance yang artinya penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2014 BAB I Pendahuluan Bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued yang sedang dihadapi organisasi. 1.1 Latar

Lebih terperinci

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M SEKRETARIAT DAERAH KEPUTUSAN SEKRETARIS DAERAH KOTA MATARAM NOMOR : 188.4/747/Org./X/2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) SEKRETARIAT DAERAH KOTA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi...

DAFTAR ISI. Daftar Isi... DAFTAR ISI Daftar Isi.... Daftar Tabel... Daftar Grafik... Bab I Pendahuluan. 1.1. Latar Belakang... 1.2. Dasar Hukum Penyusunan 1.3. Hubungan Antar Dokumen.. 1.4. Sistematika Dokumen RKPD 1.5. Maksud

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA STAF AHLI BUPATI WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH

Lebih terperinci

K E C A M A T A N P A N Y I L E U K A N BAB I PENDAHULUAN

K E C A M A T A N P A N Y I L E U K A N BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (Good Governance dan clean government) telah mendorong pengembangan

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG TAHUN 2014

KOTA BANDUNG TAHUN 2014 DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN TAHUN 2014 JALAN SUKABUMI NO 17 BANDUNG Telp. (022) 7207113 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Sebagai langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja Pemerintah Kota Depok, diperlukan perumusan suatu perencanaan strategik yang merupakan integrasi antara keahlian sumber

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1 GAMBARAN UMUM ORGANISASI Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Organisasi Pada Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung diatur berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKIP ) TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKIP ) TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI ( LKIP ) 2016 INSPEKTORAT KOTA MOJOKERTO KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan Rahmat dan Hidayah-Nya semata akhirnya Laporan Kinerja

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. UMUM

BAB I PENDAHULUAN A. UMUM BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka hal tersebut,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI.. ii BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang. 1 B. Tugas dan Fungsi Bappeda Kota Samarinda. 2 C. Struktur Organisasi Bappeda Kota Samarinda.. 3 BAB II RENCANA STRATEGIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N 2 0 1 5 Puji dan syukur kami panjatkan ke Khadirat Allah SWT, atas Rahmat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 04 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 04 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 04 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

Lebih terperinci

Pendahuluan. Latar Belakang

Pendahuluan. Latar Belakang Pendahuluan Latar Belakang Pembangunan daerah Kabupaten Bangkalan yang dilaksanakan dalam kurun waktu Tahun 2008 2013 telah memberikan hasil yang positif dalam berbagai segi kehidupan masyarakat. Namun

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 TANJUNGPANDAN, MARET 2014 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum 1.1. Geografi Kabupaten Bandung, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat dengan ibukotanya adalah Soreang. Secara geografis letak Kabupaten Bandung

Lebih terperinci