INVENTARISASI SUMBER DAYA GENETIK DI PROVINSI LAMPUNG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INVENTARISASI SUMBER DAYA GENETIK DI PROVINSI LAMPUNG"

Transkripsi

1 INVENTARISASI SUMBER DAYA GENETIK DI PROVINSI LAMPUNG Rr. Ernawati, Firdausil Akhyar Ben, Junita Barus, Andarias M.M., Danarsih, dan Muhamad Rhomdan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung Jl. Z.A. Pagar Alam No.a, Rajabasa Bandar Lampung, Indonesia Telp , Fax ABSTRAK Wilayah Provinsi Lampung cukup luas dengan keragaman sumber daya genetik (SDG) yang tersebar di empat belas kabupaten/kota. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan inventarisasi SDG di Provinsi Lampung. Kegiatan inventarisasi SDG baru terlaksana di satu kabupaten, yaitu Pringsewu yang terdiri atas 8 kecamatan, desa, dan kelurahan dengan ibukota di Kecamatan Pringsewu. Kegiatan ini dilakukan dengan mengumpulkan data dari tiga puluh pekarangan dan di luar pekarangan sampel/contoh. Hasil inventarisasi menunjukkan bahwa keragaman SDG yang ada di pekarangan dan di luar pekarangan umumnya hampir sama jenisnya di semua wilayah Pringsewu, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan tanaman obat-obatan dan bumbu-bumbuan. Upaya pelestarian plasma nutfah telah dilakukan dengan terkumpulnya data kebun koleksi, baik milik pemerintah maupun perorangan. Kata kunci: Keragaman, sumber daya genetik, provinsi Lampung. ABSTRACT Lampung Province is quite wide area with the diversity of genetic resources spread in fourteen districts. This research aimed to do inventory activity of genetic resources in Lampung Province. It was implemented in one district, Pringsewu, consisted of eight sub-districts, villages, and countries. Sub-district capital is Pringsewu. Inventory activity of genetic resources was done by collecting data from thirty home-yard samples. The inventory results showed a variety of genetic resources in home-yard which was similar at all sub-district of Pringsewu, i.e. food, horticultural, estate, and medicinal crops. An effort to conserve the genetic resources has been made by collecting the data from collection station owned by government and individuals. Keywords: Diversity, genetic resources, Lampung province. PENDAHULUAN Provinsi Lampung mempunyai kekayaan sumber daya alam di antaranya berupa plasma nutfah/sumber daya genetik (SDG) tumbuhan dengan jenis yang bervariasi mulai dari komoditas pangan, hortikultura, perkebunan hingga farmakologis yang tersebar dari satu tempat ke tempat lain. Dari banyak ragam SDG yang dimiliki, banyak yang berpotensi untuk dikembangkan karena memiliki keunggulan spesifik, namun hingga saat ini belum banyak diperhatikan. Sebagai wilayah yang kaya akan SDG, Provinsi Lampung perlu melengkapi kemampuan sumber daya manusia dan tata cara pengelolaan SDG dengan azas keberlanjutan untuk kesejahteraan masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan inventarisasi Prosiding Seminar Nasional Sumber Daya Genetik Pertanian 99

2 berbagai jenis tanaman yang ada di wilayah tersebut sehingga SDG dapat dilestarikan dan dimanfaatkan. Menurut Nganro (009), ada dua strategi yang dapat dilakukan, yaitu () secara manual dan () secara komputerisasi. Pendokumentasian secara manual harus dilakukan dengan cermat, yaitu dengan menyusun stambac, yang memuat catatan asal-usul, sifat-sifat, dan identifikasi SDG yang dilestarikan. Penyusunan stambac ini dilakukan untuk memudahkan penelusuran asal usul SDG bila akan dimanfaatkan sebagai materi pelepasan varietas unggul baru atau sebagai sumber gennya. Penyimpanan data secara komputerisasi yang ditunjang dengan peralatan yang memadai (mikrokomputer) yang dirancang dengan sistem pengolahan data akan memudahkan dalam pengembangannya. Sistem pengolahan data tersebut menggunakan strategi prototyping, yaitu suatu sistem pengolahan basis data (database) SDG yang lengkap sesuai dengan kebutuhan pemulia. Kegiatan inventarisasi SDG merupakan kegiatan untuk mengetahui status keberadaan SDG yang terdapat di suatu wilayah sehingga dapat dimanfaatkan dalam pengelolaan selanjutnya. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang cukup potensial, dengan keanekaragaman SDG yang dapat digunakan sebagai sumber gen dalam penciptaan varietas unggul baru yang berproduksi tinggi dan beradaptasi baik secara spesifik lokasi. Hingga saat ini, data konkret kekayaan SDG Lampung belum tersedia sehingga perlu dilakukan kegiatan inventarisasi SDG di wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan inventarisasi SDG di Provinsi Lampung. METODE Kegiatan pengumpulan data dilakukan sampai dengan bulan Juni 0 di Kabupaten Pringsewu yang terdiri atas delapan kecamatan. Metode yang digunakan adalah observasi lapangan berupa survei. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan agroekosistem wilayah, dengan sampel yang dipilih secara sengaja (purposive sampling) sebanyak tiga puluh rumah tangga yang areal pekarangan/luar pekarangannya terdapat SDG, baik berupa tanaman maupun ternak. Pemilihan tiga puluh sampel rumah tangga tersebar di delapan kecamatan. Inventarisasi SDG juga dilaksanakan di kebun koleksi. Pencatatan informasi SDG dilakukan terhadap nomor registrasi, pengelompokan komoditas (pangan/sumber karbohidrat, hortikultura [sayur dan buah], perkebunan dan hutan, fitofarmaka/obat-obatan dan bumbu-bumbuan). Pembuatan kode jenis SDG sesuai dengan nomor registrasi dan kelompok komoditas. Pencatatan informasi lingkungan juga dilakukan untuk mengetahui letak lokasi secara geografis tempat SDG ditemukan. Pencatatan dilakukan dengan bantuan alat GPS. Analisis data dilakukan dengan menggunakan cara statistik sederhana, yaitu secara deskriptif untuk mengetahui nilai rata-rata sampel yang didapat. HASIL DAN PEMBAHASAN Letak Lokasi Sumber Daya Genetik Hasil pengumpulan data inventarisasi SDG di delapan kecamatan di Kabupaten Pringsewu menunjukkan bahwa rata-rata keberadaan bahan genetik terletak pada ketinggian di atas 00 mdpl, lima kecamatan (Pardasuka, Adiluwih, Ambarawa, Gadingrejo, dan 00 Prosiding Seminar Nasional Sumber Daya Genetik Pertanian

3 Pringsewu) pada ketinggian 00 0 mdpl, sedangkan tiga kecamatan lainnya (Banyumas, Sukoharjo, dan Pagelaran) berada pada kisaran 0 70 mdpl (Tabel ). Inventarisasi Sumber Daya Genetik di Wilayah Provinsi Lampung Provinsi Lampung prospektif dijadikan sebagai sumber genetik dalam perakitan varietas unggul masa depan. Berbagai SDG potensial telah diinventarisasi dan dilakukan pencatatan, yang sampai dengan akhir Juni 0 baru terlaksana di Kabupaten Pringsewu. Hasil survei menunjukkan bahwa rata-rata jenis inventarisasi SDG yang ditemukan di delapan kecamatan hampir sama, hanya jumlahnya yang tidak merata. Untuk kelompok komoditas pangan, terbanyak adalah aksesi ubikayu/singkong yang menyebar di delapan kecamatan (Tabel ). Begitu juga untuk kelompok komoditas hortikultura (Tabel ) dan kelompok tanaman perkebunan-kehutanan (Tabel ). Tabel menunjukkan bahwa aksesi kelompok tanaman pangan terbanyak adalah PT (ubi kayu/singkong) yang tersebar di delapan kecamatan. Hal ini dikarenakan inventarisasi dilakukan terhadap SDG yang ada di pekarangan sehingga SDG pangan yang ditemukan Tabel. Lokasi pelaksanaan inventarisasi SDG di delapan kecamatan di Kabupaten Pringsewu, Lampung, pada bulan Juni 0. Desa (jumlah responden) Kecamatan Ketinggian (mdpl) Di pekarangan petani Sukorejo () Pardasuka 0 7 Srikaton () Adiluwih 0 8 Ambarawa Barat () Ambarawa 8 Tegalsari () Gadingrejo 8 0 Wonodadi () Gadingrejo 0 Waluyojati () Pringsewu 9 Rejosari () Pringsewu 8 Banyu urip () Banyumas Sukamulya () Banyumas 7 7 Sukoharjo () Sukoharjo 0 8 Gumukmas () Pagelaran Di luar pekarangan Srikaton Adiluwih Gemahripah Pagelaran 8 Pagelaran Pagelaran 70 Kebun koleksi BKP Pringsewu Pringsewu Gemahripah Pagelaran 8 Pagelaran Pagelaran 7 Tabel. Sumber daya genetik kelompok komoditas pangan yang terdapat di delapan kecamatan di Kabupaten Pringsewu, Lampung, pada Juni 0. Kecamatan Kultivar* Pardasuka PT(), PT(), PT() Adiluwih PT(), PT() Ambarawa PT(), PT(), PT, PT8, PT, PT Gadingrejo PT, PT7, PT(), PT9 Pringsewu PT, PT, PT9, PT0, PT Banyumas PT(), PT, PT7, PT(), PT(), PT0 Sukoharjo PT(), PT7, PT8, PT, PT, PT, PT Pagelaran PG, PT(), PT9(), PT, PT(), PT, PT, PT7, PT9, PT *Lihat lampiran. PT = pangan berupa umbi-umbian, PG = pangan berupa biji-bijian. Prosiding Seminar Nasional Sumber Daya Genetik Pertanian 0

4 adalah yang sesuai dengan habitat pekarangan yang merupakan lahan kering, kecuali di Kecamatan Pagelaran dengan ditemukannya aksesi padi lokal Geropak (PG) yang biasanya ditanam di sawah, dekat pekarangan. Tabel menunjukkan keragaman SDG kelompok komoditas hortikultura yang sangat banyak, cukup beragam, dan hampir merata menyebar di delapan kecamatan. Bayam (HS) aksesi yang paling mudah ditemui hampir di seluruh kecamatan. Hal ini terjadi karena bayam merupakan tanaman yang mudah ditanam di pekarangan, sehingga aksesi ini mudah menyebar dan terdapat di seluruh wilayah Kabupaten Pringsewu. Tabel menunjukkan bahwa kelompok komoditas perkebunan dan tanaman keras lainnya cukup beragam dan hampir merata menyebar di delapan kecamatan. Kakao/coklat (KN) dan kelapa dalam (KN) merupakan kultivar yang paling banyak dan mudah ditemukan di seluruh kecamatan. Kakao dan kelapa termasuk SDG unggul lokal yang potensial untuk dikembangkan. Kedua tanaman ini sengaja ditanam di pekarangan dan dijadikan Tabel. Sumber daya genetik kelompok komoditas hortikultura yang terdapat di delapan kecamatan di Kabupaten Pringsewu, Lampung, pada bulan Juni 0. Kecamatan Pardasuka Adiluwih Ambarawa Gadingrejo Pringsewu Banyumas Sukoharjo Pagelaran Kultivar* HS(), HS, HS(), HS, HS(), HS7(), HS8(), HS9, HS0, HS(), HS(), HS(), HS7, HS8(), HS9, HS, HS, HS()i, HS0, HS(), HB7(), HB(), HB(), HB(), HB, HB(), HB(), HB, HB9(), HB70, HB7, HB7 HS(), HS(), HS, HS7, HS, HS, HS, HS0, HS(), HB7(), HB, HB, HB7, HB(), HB, HB(), HB, HB7, HB7, HB79 HS(), HS(), HS(), HS, HS, HS, HS7, HS8, HS9, HS, HS, HS(), HS, HB7(), HB, HB, HB(), HB(), HB7(), HB(), HB(), HB(), HB, HB, HB9(), HB7(), HB7(), HB7, HB7(), HB80. HS, HS, HS7, HS0, HS, HB7, HB(), HB, HB, HB8, HB, HB, HB9, HB0, HB(), HB9, HB7, HB7, HB7, HB77, HB8 HS, HS (ii), HS7, HS(ii), HS(ii), HS0, HS, HB, HS, HS0, HS, HS, HS, HS7(ii), HB8, HB0, HB, HB(ii), HB, HB, HB7, HB8, HB(ii), HB(ii), HB, HB7, HB9(ii), HB70, HB7, HB7(ii), HB7, HB80, HB8, HB8, HB8, HB8, HB8, HB87 HS, HS HS, HS9, HS, HS(), HS0(), HS(), HB7, HB9, HB, HB(), HB(), HB, HB, HB, HB(), HB9, HB77, HB8, HB8, HB88 HS(), HS(), HS7(), HS9, HS, HS, HS7, HS8(), HS, HS8, HS0() HS(), HS, HS, HS, HS, HS(), HB7(), HB, HB(), HB(), HB() HB, HB(), HB(), HB(), HB(), HB7(), HB8, HB9(), HB7(), HB7, HB7(), HB77() HB8, HB8, HB8 HS, HS0, HS, HS9, HS, HS7, HB7(), HB8, HB, HB, HB(), HB7, HB8(), HB9, HB0, HB, HB, HB(), HB(), HB(), HB, HB, HB9, HB7, HB7, HB7, HB8() *Lihat lampiran. HS = hortikultura jenis sayuran, HB = hortikultura jenis buah-buahan. Tabel. Sumber daya genetik kelompok komoditas perkebunan yang ada di delapan kecamatan di Kabupaten Pringsewu, Lampung, pada bulan Juni 0. Kecamatan Pardasuka Adiluwih Ambarawa Gadingrejo Pringsewu Banyumas Sukoharjo Pagelaran Kultivar* KN(), KN(), KN, KH(), KH, KH, KH, KH0, KH0() KN()i, KN(), KN7, KN9(), KH() KH, KH(), KH7, KH0, KH, KH, KH KN(), KN(), KN, KH(), KH, KH7, KH9, KH, KH, KH KN(), KN(), KN, KH, KH, KH0, KH, KH, KH9, KH0() KN(), KN(), KN, KH, KH0, KH(), KH, KH9, KH0 KN(), KN(), KH, KH7, KH, KH, KH(), KH, KH, KH9, KH, KH KN(), KN(), KN, KN8, KN0, KH7(), KH(), KH(), KH, KH7, KH8(), KH9, KH0(), KH(), KH(), KH8, KH9, KH0 KN(), KN(), KH8, KH9, KH, KH7, KH(), KH(), KH(), KH, KH, KH, KH, KH7, KH8(), KH9, KH0 *Lihat lampiran. KN = komoditas perkebunan (tanaman yang biasa pada perkebunan rakyat/perusahaan), KH = tanaman yang biasa dikelompokkan sebagai tanaman hutan. 0 Prosiding Seminar Nasional Sumber Daya Genetik Pertanian

5 sebagai sumber penghasilan. Salah satu strategi pengembangan SDG unggul lokal adalah dengan memilih komoditas yang potensial untuk dikembangkan. Ciri SDG yang potensial adalah usaha taninya menguntungkan, dibutuhkan banyak orang dalam pengelolaannya, dan dapat dijadikan sebagai bahan baku industri serta produk yang dihasilkan dapat laku dijual dalam jumlah besar. Inventarisasi Sumber Daya Genetik Kebun Koleksi di Kabupaten Pringsewu Hasil inventarisasi SDG di Kabupaten Pringsewu, selain ditemukan aksesi yang ditumbuhkan di pekarangan, juga ada beberapa aksesi dari kelompok tanaman obat-obatan dan bumbu-bumbuan, juga ternak ikan, unggas kecil (ayam kampung), dan ternak besar (domba Tabel. Inventarisasi koleksi beberapa aksesi bambu di Dinas Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kabupaten Pringsewu, Lampung, pada bulan Juni 0. Kultivar Jumlah (dalam polibag) Bambu Tali 00 Bambu Petung 0 Bambu Petung Hitam 8 Bambu Thailand 8 Bambu Duri (Ori) 0 Bambu Wulung 80 Bambu Pagar (Tuldoides) 0 Bambu Pagar Cina (multiplex) 00 Bambu Kuning 80 Tabel. Inventarisasi koleksi aksesi tanaman obat-obatan dan bumbu masak perorangan di Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu, Lampung, pada bulan Juni 0. Kultivar Jumlah (polibag atau rumpun) Kultivar Jumlah (polibag atau rumpun) Kunyit Putih Pegagan Mengkudu Sabiloto Walisongo Sirih Hijau Sirih Merah Binahong Zaitun Temulawak Lempuyang Tempuyung Dlingo Bengle Brotowali Kecubung Cabejawa Mahoni Mahkotadewa Urang-aring Daun Dewa Sidaguri Pulutan Ciplukan Ginseng Korea Cocor Bebek Jarak Merah Kemangi Hutan Anting-anting Tapak Dara Kecubung Gempur Batu Insulin Betadin Pacar Air Pecah Beling Kumis Kucing Keladi Tikus Daun Katarak Daun Fang Kayu Putih Bayam Merah Iler Sereh Dapur Lengkuas Jahe Putih Jahe Besar Jahe Merah Kunyit Kuning Kunyit Putih Salam Pandan Wangi Pandan Suji Adas Daun Mint Kencur Asam Jawa Kapulaga Prosiding Seminar Nasional Sumber Daya Genetik Pertanian 0

6 Tabel 7. Inventarisasi koleksi SDG milik PKK Dharma Wanita Kabupaten Pringsewu, Lampung, pada bulan Juni 0. Kultivar Jumlah (polibag atau rumpun) Kultivar Jumlah (polibag atau rumpun) Terong Putih Pare Kacang Panjang Cabe Rawit Kemangi Suring/Kenikir Laos Kunyit Talas/Kajar Pepaya Pisang Janten Mentimun Sawo Jambu Air Kangkung Kakao Kelapa Dalam m 0 Daun Bawang Rampai Katuk Kencur Bayam Potong Ginseng Keladi Tikus Singkong Serai Dapur Jahe Merah Jahe Putih Jahe Gajah Mangga Kuweni Durian Mas Durian Montong Kopi Bakir Pete Pari dan kambing), dalam jumlah yang terbatas. Dari hasil survei ditemukan beberapa aksesi bambu-bambuan di kebun koleksi milik Pemerintah Kabupaten Pringsewu (Tabel ), tepatnya di Dinas Badan Ketahanan Pangan (BKP), aksesi obat-obatan dan bumbu-bumbuan di kebun koleksi milik perorangan (Tabel ), dan berbagai aksesi hortikultura dan kebun milik kelompok PKK (Tabel 7) yang dikelola oleh petani di Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu. KESIMPULAN Provinsi Lampung mempunyai SDG yang potensial dikembangkan menjadi varietas unggul masa depan. Hasil inventarisasi menunjukkan bahwa keragaman SDG yang ada di pekarangan dan di luar pekarangan umumnya hampir sama jenisnya di semua wilayah Kabupaten Pringsewu, yaitu terdiri atas tanaman komoditas pangan, hortikultura, perkebunan, dan kelompok tanaman obat-obatan dan untuk bumbu-bumbuan. Upaya untuk pelestarian plasma nutfah telah dilakukan dengan terkumpulnya data kebun koleksi, baik milik pemerintah maupun perorangan. UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian ini dilaksanakan dengan anggaran BPTP Lampung TA 0 dengan Nomor SP DIPA /0. Badan Pusat Statistik Lampung dalam Angka. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Statistik Penduduk Indonesia. Biro Pusat Statistik. Jakarta. Ditjenbun. 00. Statistik Perkebunan Indonesia : Lada Pepper. Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan. Departemen Pertanian Jakarta. hlm. Nganro, N.R Dukungan kebijakan pemerintah dalam pengembangan komoditas pertanian yang mendukung ketahanan pangan nasional. Semiloka oleh Kedeputian Bidang Dinamika Masyarakat, Kementerian Negara Riset dan Teknologi. Jakarta, 0 November Prosiding Seminar Nasional Sumber Daya Genetik Pertanian

7 Form Diskusi T: Lampung terkenal dengan keripik pisangnya, apalagi saat ini rasanya juga beragam, tetapi ternyata aksesi pisang yang dilaporkan hanya sedikit, kenapa? J: Untuk keripik pisang jenis yang banyak digunakan adalah pisang nangka dan kepok, sehingga petani mulai meninggalkan pisang lokal yang tidak laku dijual ke industri, sehingga keragaman pisang di Lampung mulai menyusut. Prosiding Seminar Nasional Sumber Daya Genetik Pertanian 0

8 Lampiran. Inventarisasi SDG kelompok pangan, hortikultura, dan perkebunan, di Kabupaten Pringsewu, Lampung, pada bulan Juni 0. Kode Nama kultivar Kode Nama kultivar Kode Nama kultivar I. Pangan HS Kacang Panjang KH8 Bambu Pagar (Tuldoides) PG Padi Geropak HS Kemangi HS9 Mentimun PG Jagung HS Gambas HS0 Cabai Besar PG Jagung Cantel HS Sawi/Caisin HS Cabe Rawit PG Jali-Jali HS7 Suring/Kenikir HS Koro Welang PT Ubkayu/Singkong HS8 Slada Air HS Kacang Gude PT Ubikayu Genjah HS9 Pare HS Kacang Buncis PT7 Ubikayu Sambung (Mukibat) HS0 Kangkung Cabut HS Mangkokan PT8 Ubi Jalar Putih HS Kangkung Darat HS Labusiem PT9 Ubi Jalar Ungu HS Kecipir c. Buah-buahan PT0 Ubi Jalar Kuning HS Sledri HB7 Mangga Manis PT Keladi Hijau HS Daun Bawang HB8 Mangga Manalagi PT Keladi Merah HS Katuk HB9 Mangga Madu PT Talas/Kajar (Pakan Ikan Gurame) HS Beluntas HB0 Mangga Kuweni PT Talas/Mbote HS7 Cakrak-cikrik HB Jeruk Nipis PT Talas Bogor HS8 Tomat Besar HB Jeruk Bali PT Uwi HS9 Tomat Bery (Rampai) HB Jeruk Purut PT7 Gadung HS0 Turi Putih HB Jeruk Sate PT8 Garut/Irut HS Turi Merah HB Jambu Biji PT9 Ganyong HS Petai Cina HB Jambu Air PT0 Gembili HS Terung Putih HB7 Jambu Jamaika PT Suweg HS Terung Ungu HB8 Jambu Monyet HS Terung Kecil (untuk lalapan) HB9 Jambu Air Merah Kecil II. Hortikultura (sayuran dan buah) HS Cempoka HB0 Jambu Air Putih Kecil HS Bayem HS7 Leunca HB Durian Mas HS Bayam Merah HS8 Terung Telunjuk HB Durian Montong HB Pepaya Wulung HB8 Sirsak HB Pepaya Bangkok HB Alpukat Mentega HB8 Cempedak KH9 Bambu Pagar Cina (multiplex) HB Alpukat Apel HB8 Buah Nona KH0 Bambu Kuning HB7 Tebu Ireng HB8 Buah Cery KH Waru HB8 Tebu Wulung HB8 Salak KH Dadap HB9 Ceremai HB87 Kedondong KH Kayu Jati HB0 Duku HB88 Markisah KH Kayu Bayur HB Pisang Janten KH Kenanga HB Pisang Kepok III. Perkebunan KH Kepok Randu HB Pisang Kijang a. Tanaman kebun KH7 Kayu Gaharu HB Pisang Rajasere KN Kakao/Coklat KH8 Kayu Akasia HB Pisang Ambon KN Kelapa Dalam KH9 Kayu Cendana HB Pisang Tanduk KN Kelapa Puyuh/Hijau KH0 Kayu Mahoni HB7 Pisang Mas KN Tebu Hitam KH Kayu Putih HB8 Pisang Raja Nangka KN Tebu Wulung KH Jarak Pagar HB9 Nangka KN Tembakau KH Petai Besar HB70 Belimbing KN7 Karet KH Petai Padi HB7 Nenas KN8 Kopi Bakir KH Mindi HB7 Sawo KN9 Kopi Robusta KH Kayu Sengon HB7 Kurma KN0 Kopi Arabika KH7 Kayu Johar HB7 Sukun KN Cengkeh KH8 Albizia HB7 Kelengkeng b. Jenis kayu/pohon KH9 Jengkol HB7 Asam Jawa KH Bambu Tali KH0 Melinjo/Tangkil HB77 Rambutan Aceh KH Bambu Petung KH Sonokeling HB78 Rambutan Rafiah KH Bambu Petung Hitam KH Winong HB79 Matoa KH Bambu Petung Thailan KH Walisongo HB80 Buah Naga Putih KH Bambu Duri (Ori) HB8 Manggis KH7 Bambu Wulung 0 Prosiding Seminar Nasional Sumber Daya Genetik Pertanian

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG BESARAN GANTI RUGI ATAS TANAMAN PADA TANAH YANG TERKENA PEMBEBASAN UNTUK PELAKSANAAN PEMBANGUNAN BAGI KEPENTINGAN

Lebih terperinci

Republik Indonesia. SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP)

Republik Indonesia. SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP) RAHASIA Republik Indonesia SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP) PERHATIAN 1. Tujuan pencacahan NP-2 adalah untuk mencatat/mengetahui nilai & volume produksi yang dijual petani

Lebih terperinci

Perkembangan Ekonomi Makro

Perkembangan Ekonomi Makro Boks 1.2. Pemetaan Sektor Pertanian di Jawa Barat* Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (harga berlaku) tahun 2006 sebesar sekitar 11,5%, sementara pada tahun 2000 sebesar 14,7% atau dalam kurun waktu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Pekarangan. Pekarangan merupakan sebidang tanah yang mempunyai batas-batas tertentu,

TINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Pekarangan. Pekarangan merupakan sebidang tanah yang mempunyai batas-batas tertentu, II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lahan Pekarangan Menurut Hartono, dkk. (1985) dalam Rahayu dan Prawiroatmaja (2005), Pekarangan merupakan sebidang tanah yang mempunyai batas-batas tertentu, yang diatasnya terdapat

Lebih terperinci

2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun

2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun 2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun 2009-2012 PADI LADANG PADI SAWAH JAGUNG 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 LAROMPONG - - 4

Lebih terperinci

Mengenal KRPL. Kawasan Rumah Pangan Lestari

Mengenal KRPL. Kawasan Rumah Pangan Lestari 1 Mengenal KRPL Ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup sepanjang waktu merupakan keniscayaan yang tidak terbantahkan. Hal ini menjadi prioritas pembangunan pertanian nasional dari waktu ke waktu.

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Tanda tangan,

LAMPIRAN 1. Tanda tangan, LAMPIRAN 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN HUBUNGAN ASUPAN SERAT, ASUPAN CAIRAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA LANSIA VEGETARIAN DI PUSDIKLAT BUDDHIS MAITREYAWIRA Saya

Lebih terperinci

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap bermacam-macam bahan pangan. TUJUAN PEMANFAATAN PEKARANGAN 10.3

Lebih terperinci

Tabel Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Sayuran Tahun

Tabel Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Sayuran Tahun 9 2.1 Tanaman Sayuran Tabel 2.1.1 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Sayuran Tahun 20112015 Uraian A. 1 Bawang Merah Tahun * Luas Panen (Ha) 2,00 7,00 * Produktivitas (Ku/Ha) 45,00 90,00 * Produksi

Lebih terperinci

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 KELOMPOK DATA JENIS DATA : SUMBER DAYA ALAM : Pertanian, Kehutanan, Kelautan, Perikanan, Peternakan, Perkebunan

Lebih terperinci

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C SUMBER DAYA ALAM PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. SUB SEKTOR TANAMAN PANGAN Apa yang sudah dicapai selama ini lebih ditingkatkan, Pemerintah Kota Jayapura akan lebih

Lebih terperinci

BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA

BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA A. Sasaran Umum Selama 5 (lima) tahun ke depan (2015 2019) Kementerian Pertanian mencanangkan 4 (empat) sasaran utama, yaitu: 1. Peningkatan ketahanan pangan, 2.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengolahan dan Analisis Data Hasil Penelitian B. Pembahasan Hasil Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengolahan dan Analisis Data Hasil Penelitian B. Pembahasan Hasil Penelitian... DAFTAR ISI PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya dibentuk berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya nomor 8 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjaun Pustaka 2.1.1 Pekarangan Pekarangan adalah sebidang tanah di sekitar rumah yang mudah diusahakan dengan tujuan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

POLA KONSUMSI PANGAN B2SA

POLA KONSUMSI PANGAN B2SA POLA KONSUMSI PANGAN B2SA aret Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian 1 LATAR BELAKANG Upaya peningkatan ketahanan pangan: masalah seluruh bangsa

Lebih terperinci

Pedoman Pengumpulan Data Hortikultura L-5

Pedoman Pengumpulan Data Hortikultura L-5 Lampiran 2. Konversi Hortikultura 1. Konversi Jarak Tanam, Populasi dan Umur Panen Sayuran dan Buahbuahan Semusim (SBS). a. Sayuran Semusim Jarak Populasi Umur Mulai No Tan / ha Tanam / cm Panen (Hari)

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN SUMBER DAYA GENETIK TANAMAN PADA LAHAN DATARAN RENDAH DI PROVINSI BENGKULU

KEANEKARAGAMAN SUMBER DAYA GENETIK TANAMAN PADA LAHAN DATARAN RENDAH DI PROVINSI BENGKULU KEANEKARAGAMAN SUMBER DAYA GENETIK TANAMAN PADA LAHAN DATARAN RENDAH DI PROVINSI BENGKULU KEANEKARAGAMAN SUMBER DAYA GENETIK TANAMAN PADA LAHAN DATARAN RENDAH DI PROVINSI BENGKULU Afrizon*, Dedi Sugandi,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) SI KIB. Soli,loilo Ll* Xak"d hdrmi4&m1{

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) SI KIB. Soli,loilo Ll* Xakd hdrmi4&m1{ PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) SI KIB Soli,loilo Ll* Xak"d hdrmi4&m1{ KATA PENGANTAR Dalam berbagai kesempatan Presiden selalu mengingatkan kepada kita untuk berupaya meningkatkan ketahanan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Batang adalah salah satu kabupaten yang tercatat pada wilayah administrasi Provinsi Jawa Tengah. Letak wilayah berada diantara koordinat

Lebih terperinci

Statistik Konsumsi Pangan 2012 KATA PENGANTAR

Statistik Konsumsi Pangan 2012 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan ketersediaan dan pelayanan data dan informasi pertanian, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian menerbitkan Buku Statistik Konsumsi Pangan 2012. Buku ini berisi

Lebih terperinci

II. B. KETERANGAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN

II. B. KETERANGAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN ST01-L BADAN PUSAT STATISTIK REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 01 PENCACAHAN LENGKAP RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN RAHASIA I. KETERANGAN UMUM RUMAH TANGGA 101. Provinsi Kab/Kota Kecamatan Desa/Kel. No.

Lebih terperinci

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram Dibawah ini merupakan data nilai satuan ukuran rumah tangga (URT) yang dipakai untuk menentukan besaran bahan makanan yang biasa digunakan sehari- hari dalam rumah tangga. (Sumber: Puslitbang Gizi Depkes

Lebih terperinci

INVENTARISASI SUMBER DAYA GENETIK TANAMAN LOKAL KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO

INVENTARISASI SUMBER DAYA GENETIK TANAMAN LOKAL KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO INVENTARISASI SUMBER DAYA GENETIK TANAMAN LOKAL KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO Muh. Asaad dan Patta Sija* Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo Jl. Kopi No. 270 Kecamatan Tilong Kabila,

Lebih terperinci

MAKALAH KEBIJAKAN POLICY PAPER PENYUSUNAN INVENTARISASI PLASMA NUTFAH/SUMBER DAYA GENETIK DI PROVINSI LAMPUNG

MAKALAH KEBIJAKAN POLICY PAPER PENYUSUNAN INVENTARISASI PLASMA NUTFAH/SUMBER DAYA GENETIK DI PROVINSI LAMPUNG MAKALAH KEBIJAKAN POLICY PAPER PENYUSUNAN INVENTARISASI PLASMA NUTFAH/SUMBER DAYA GENETIK DI PROVINSI LAMPUNG BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INOVASI DAERAH PROVINSI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG, DESEMBER

Lebih terperinci

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG BESARAN GANTI RUGI TANAMAN PADA TANAH YANG TERKENA PEMBEBASAN BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN

Lebih terperinci

KERAGAMAN SUMBER DAYA GENETIK TANAMAN DI TIMOR BARAT, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR, SERTA STRATEGI PENGELOLAANNYA

KERAGAMAN SUMBER DAYA GENETIK TANAMAN DI TIMOR BARAT, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR, SERTA STRATEGI PENGELOLAANNYA KERAGAMAN SUMBER DAYA GENETIK TANAMAN DI TIMOR BARAT, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR, SERTA STRATEGI PENGELOLAANNYA E.Y. Hosang, A. Bire, C.B. Sendow, H.L. Doga, D. Menge, dan C. Hanggongu Balai Pengkajian

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kelurahan Kalampangan Kelurahan Kalampangan secara Geografis terletak pada 20 0 16 00-20 0 19 20 LS dan 113 0 58 20-114 0 03 50 BT. Kelurahan ini secara administrasi termasuk

Lebih terperinci

VII. KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN BOGOR

VII. KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN BOGOR VII. KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN BOGOR 7.1 Komoditas Unggulan di Kecamatan Pamijahan Berdasarkan hasil analisis Location Quotient (LQ) terhadap komoditas pertanian di Kabupaten Bogor yang menggambarkan

Lebih terperinci

LEMBAR KATALOG Statistik Sayur-Sayuran Dan Buah-Buahan Kabupaten Penajam Paser Utara 2016 Katalog BPS : 5216.6409 Ukuran Buku : 14,8 x 21 cm Jumlah Halaman : ix + 79 Naskah : BPS Kabupaten Penajam Paser

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2013 DARI USAHA

Lebih terperinci

Kuesioner Food Frekuensi Semi Kuantitatif. 1-2x /mgg. 2 minggu sekali

Kuesioner Food Frekuensi Semi Kuantitatif. 1-2x /mgg. 2 minggu sekali 67 Lampiran 1 : Kuesioner Food Frekuesi (FFQ) Kuesioner Food Frekuensi Semi Kuantitatif Nama : Umur : Jenis kelamin : Tanggal wawancara : No. Sampel : Bahan Makanan Berapa kali konsumsi per... Porsi tiap

Lebih terperinci

TUGAS PENGGOLONGAN TANAMAN

TUGAS PENGGOLONGAN TANAMAN TUGAS PENGGOLONGAN TANAMAN Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Rekayasa Teknologi Produksi Tanaman AGROTEKNOLOGI Kelas D Disusun Oleh : Widi Elsa Nursuci Lestari 150510150095 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara GAMBARAN UMUM Wilayah Sulawesi Tenggara Letak dan Administrasi Wilayah Sulawesi Tenggara terdiri atas Jazirah dan kepulauan terletak antara 3 o - 6 o Lintang selatan dan 12 45' bujur timur, dengan total

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Sosial, Budaya dan Ekonomi Masyarakat di Desa Kalimulyo

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Sosial, Budaya dan Ekonomi Masyarakat di Desa Kalimulyo V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Sosial, Budaya dan Ekonomi Masyarakat di Desa Kalimulyo Masyarakat di Desa Kalimulyo sebagian besar menggantungkan hidupnya pada usaha pertanian. Hasil penelitian menunjukkan

Lebih terperinci

INVENTARISASI KEGIATAN PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI BARAT

INVENTARISASI KEGIATAN PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI BARAT Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 2, Oktober 2015 ISSN : 1412 6885 INVENTARISASI KEGIATAN PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI BARAT Karmini 1 1 Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman. Jalan

Lebih terperinci

KOMODITAS HORTIKULTURA UNGGULAN DI KABUPATEN SEMARANG (PENDEKATAN LQ DAN SURPLUS PRODUKSI)

KOMODITAS HORTIKULTURA UNGGULAN DI KABUPATEN SEMARANG (PENDEKATAN LQ DAN SURPLUS PRODUKSI) KOMODITAS HORTIKULTURA UNGGULAN DI KABUPATEN SEMARANG (PENDEKATAN DAN SURPLUS PRODUKSI) Eka Dewi Nurjayanti, Endah Subekti Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Wahid Hasyim Jl. Menoreh

Lebih terperinci

A. Realisasi Keuangan

A. Realisasi Keuangan BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2008 A. Realisasi Keuangan 1. Belanja Pendapatan Realisasi belanja pendapatan (Pendapatan Asli Daerah) Tahun 2008 Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka mencapai 100%

Lebih terperinci

Daftar Harga Produk Utama

Daftar Harga Produk Utama Daftar Harga Produk Utama Blok D6 No. Griya Harapan Permai Bekasi 73 < +62 82 8308 797 x @berandaorganik a @berandaorganik @ berandaorganik@gmail.com www.berandaorganik.weebly.com Pengkinian: 205--9 ID

Lebih terperinci

Daftar Harga Produk Sayuran

Daftar Harga Produk Sayuran Daftar Harga Produk Sayuran Blok D6 No. Griya Harapan Permai Bekasi 73 Telp: x @berandaorganik a @berandaorganik Pengkinian: 205-0-02 ID Produk SAY-0 Bayam Hijau 200 Rp 7.000 SAY-02 Bayam Merah 200 Rp

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN MELALUI PENGEMBANGAN TANAMAN BIOFARMAKA UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KABUPATEN KARANGANYAR

OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN MELALUI PENGEMBANGAN TANAMAN BIOFARMAKA UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KABUPATEN KARANGANYAR OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN MELALUI PENGEMBANGAN TANAMAN BIOFARMAKA UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KABUPATEN KARANGANYAR (OPTIMIZING THE USE OF THE YARD THROUGH DEVELOPMENT OF MEDICINAL

Lebih terperinci

LUAS TAMBAH TANAM SAYUR BUAH SEMUSIM (SBS) TAHUN 2015 LUAS PANEN SAYUR BUAH SEMUSIM (SBS) TAHUN 2015

LUAS TAMBAH TANAM SAYUR BUAH SEMUSIM (SBS) TAHUN 2015 LUAS PANEN SAYUR BUAH SEMUSIM (SBS) TAHUN 2015 LUAS TAMBAH TANAM SAYUR BUAH SEMUSIM (SBS) TAHUN 2015 Komoditas Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nov Des TOTAL 1 Kacang Panjang 1 2-1 - - 1 5 2 Cabe Besar 1 2 - - - 1-4 3 Cabe Rawit - 1 1-1

Lebih terperinci

PROFIL PERTANIAN TERPADU LAHAN PEKARANGAN DI KOTA PADANG: TINJAUAN BUDIDAYA PERTANIAN ABSTRAK

PROFIL PERTANIAN TERPADU LAHAN PEKARANGAN DI KOTA PADANG: TINJAUAN BUDIDAYA PERTANIAN ABSTRAK Vol., No.. Juni 203 2 PROFIL PERTANIAN TERPADU LAHAN PEKARANGAN DI KOTA PADANG: TINJAUAN BUDIDAYA PERTANIAN Winardi *) ) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat, Padang 2500 *Corresponding

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ketidakmampuan untuk membeli pangan sesuai kebutuhan rumah tangga.

TINJAUAN PUSTAKA. ketidakmampuan untuk membeli pangan sesuai kebutuhan rumah tangga. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ketahanan Pangan Menurut FAO (1997) menyatakan bahwa ketahanan pangan merupakan situasi dimana semua rumah tangga mempunyai akses baik fisik maupun ekonomi untuk memperoleh pangan

Lebih terperinci

4.1. Letak dan Luas Wilayah

4.1. Letak dan Luas Wilayah 4.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1 9-3 36 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Pringsewu 1. Geografis Kabupaten Pringsewu Kabupaten Pringsewu merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc. JUNI 2013 KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2013 kembali menerbitkan. Indikator

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SUMBER DAYA GENETIK PROVINSI JAMBI TIM SDG BPTP JAMBI

PENGELOLAAN SUMBER DAYA GENETIK PROVINSI JAMBI TIM SDG BPTP JAMBI PENGELOLAAN SUMBER DAYA GENETIK PROVINSI JAMBI 2013-2017 TIM SDG BPTP JAMBI PENDAHULUAN SDG merupakan kekayaan lama yang perlu dipertahankan dan dilestarikan Provinsi Jambi mempunyai ratusan SDG baik tanaman

Lebih terperinci

Badan Pusat Statistik Kota Palu i STATISTIK PERTANIAN KOTA PALU 2015/2016 Katalog : 5101006.7271 ISSN : 2502-2563 No. Publikasi : 72710.1619 Ukuran Buku : 21 x 29,7 cm Jumlah Halaman : x + 39 halaman Naskah

Lebih terperinci

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1 Kuisioner Penelitian Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1 A. Petunjuk Pengisian Kuisioner 1. Adik dimohon bantuannya untuk mengisi identitas diri pada bagian

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc. SEPTEMBER 2013 KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2013 kembali menerbitkan Buletin

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 33/Penmentan/OT.140/7/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 33/Penmentan/OT.140/7/2008 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 33/Penmentan/OT.140/7/2008 TENTANG HARGA REFERENSI BENIH PENJENIS TANAMAN DAN BIBIT TERNAK LINGKUP BADAN PENELlTIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc. JULI 2013 KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2013 kembali menerbitkan Buletin Bulanan.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc. OKTOBER 2013 KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2013 kembali menerbitkan Buletin

Lebih terperinci

TENTANG MENTERI PERTANIAN,

TENTANG MENTERI PERTANIAN, PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 33/Permentan/OT.140/7/2008 TENTANG HARGA REFERENSI BENIH PENJENIS TANAMAN DAN BIBIT TERNAK LINGKUP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang

Lebih terperinci

PERAN DAN IDENTIFIKASI KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DI KABUPATEN WONOGIRI

PERAN DAN IDENTIFIKASI KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DI KABUPATEN WONOGIRI PERAN DAN IDENTIFIKASI KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DI KABUPATEN WONOGIRI Aminah Happy MA Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Abstract The objectives of this research are to calculate

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1. Keadaan Geografis. Kabupaten Kerinci terletak di daerah bukit barisan, dengan ketinggian 5001500 mdpl. Wilayah ini membentang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/04/Th. XV, 2 April 2012 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN MARET 2012 SEBESAR 97,86 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Maret 2012 sebesar 97,86 persen,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI ACEH

PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI ACEH LAPORAN AKHIR KEGIATAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI ACEH Oleh: M. Ferizal Nazariah M. Nasir Cut Hilda Rahmi Rini Andarini Ahmad BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH

Lebih terperinci

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

Analisis PDB Sektor Pertanian Tahun 2015

Analisis PDB Sektor Pertanian Tahun 2015 Analisis PDB Sektor Pertanian Tahun 2015 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian Analisis PDB Sektor Pertanian Tahun 2015 Ukuran Buku : 10,12 inci x 7,17

Lebih terperinci

PENGGOLONGAN TANAMAN. Tim Pengajar Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran 2011

PENGGOLONGAN TANAMAN. Tim Pengajar Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran 2011 PENGGOLONGAN TANAMAN Tim Pengajar Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran 2011 1 PENGGOLONGAN TANAMAN BERDASARKAN : (A) FAKTOR TANAMAN : 1. Umur Tanaman (Tanaman Setahun, Tahunan, Diperlakukan

Lebih terperinci

<!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->pemeliharaan kakao. <!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->integrasi padi sawah dan ternak

<!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->pemeliharaan kakao. <!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->integrasi padi sawah dan ternak Hasil-hasil penelitian/pengkajian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian khususnya BPTP Sulawesi Tengah merupakan paket teknologi spesifik lokasi yang selanjutnya perlu disebarkan kepada pada ekosistem

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Publikasi Statistik Harga Produsen Sektor Pertanian tahun 1996-2000 merupakan kelanjutan dari seri publikasi sebelumnya, yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik setiap tahunnya. Mulai

Lebih terperinci

INVENTARISASI SUMBER DAYA GENETIK PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH

INVENTARISASI SUMBER DAYA GENETIK PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH INVENTARISASI SUMBER DAYA GENETIK PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH Susilawati, Suparman, S. Agustini, Harmini, Sinta E. Purwandari, Adrial, dan R. Massiaoi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2013/2014. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman

LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2013/2014. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2013/2014 Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman No. Jenis Tanaman 2010 2011 2012 2013 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Padi 2 Jagung 3 Kedelai 4 Kacang Tanah

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2012/2013. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman

LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2012/2013. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2012/2013 Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman No. Jenis Tanaman (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Padi 2 Jagung 3 Kedelai 4 Kacang Tanah 5 Ubi Kayu 6 Ubi Jalar Tanaman

Lebih terperinci

oleh : Haryono Kepala Badan Litbang Kementerian Pertanian

oleh : Haryono Kepala Badan Litbang Kementerian Pertanian PERAN NYATA HORTIKULTURA, AGRONOMI DAN PEMULIAAN TANAMAN TERHADAP KONTINYUITAS KETAHANAN PANGAN SERTA PENGEMBANGAN PERTANIAN PERKOTAAN MELALUI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI oleh : Haryono Kepala Badan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hutan kemasyarakatan (HKm) sebagai sistem pengelolaan hutan yang

I. PENDAHULUAN. Hutan kemasyarakatan (HKm) sebagai sistem pengelolaan hutan yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan kemasyarakatan (HKm) sebagai sistem pengelolaan hutan yang dilakukan oleh individu, komunitas atau negara yang diusahakan secara komersial untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

hasil tanaman seperti yang diharapkan. Syarat tumbuh tanaman dari faktor teknologi budidaya tanaman (T) meliputi: (a) jenis dan varietas tanaman; (b)

hasil tanaman seperti yang diharapkan. Syarat tumbuh tanaman dari faktor teknologi budidaya tanaman (T) meliputi: (a) jenis dan varietas tanaman; (b) BAB I PENGANTAR Guna melakukan budidaya tanaman, agar tanaman dapat menghasilkan secara optimal, maka harus memerhatikan syarat tumbuh tanaman, sebab setiap jenis tanaman memiliki kekhasan sendiri-sendiri.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/09 /Th. XIV, 5 September 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN AGUSTUS 2011 SEBESAR 99,44 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Agustus 2011 sebesar 99,44

Lebih terperinci

sebelumnya berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Selatan dan Dinas Pertanian, dan Peternakan berkunjung ke Desa Marga Kaya.

sebelumnya berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Selatan dan Dinas Pertanian, dan Peternakan berkunjung ke Desa Marga Kaya. 1 ngin segar perubahan muncul ketika tim BPTP Lampung yang A sebelumnya berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Selatan dan Dinas Pertanian, dan Peternakan berkunjung ke Desa Marga Kaya.

Lebih terperinci

Responden yang diwawancarai dalam penelitian ini terdiri dari responden. petani, responden pedagang, dan industri pengolahan buah.

Responden yang diwawancarai dalam penelitian ini terdiri dari responden. petani, responden pedagang, dan industri pengolahan buah. V. HASIL PENGAMATAN 5.1 Karakteristik Responden Responden yang diwawancarai dalam penelitian ini terdiri dari responden petani, responden pedagang, dan industri pengolahan buah. Responden petani berjumlah

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN GUBERNUR BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN GUBERNUR BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN GUBERNUR BALI NOMOR 514 TAHUN 2000 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROPINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2000

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 5 TAHUN 1996

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 5 TAHUN 1996 PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR TAHUN 199 TENTANG PERUBAHAN KEDUA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I LAMPUNG NOMOR TAHUN 1991 TENTANG RETRIBUSI PANGKALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

S. Andy Cahyono dan Purwanto

S. Andy Cahyono dan Purwanto S. Andy Cahyono dan Purwanto Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Jl. Jend A. Yani-Pabelan, Kartasura. PO BOX 295 Surakarta 57102 Telp/Fax: (0271) 716709; 716959 Email:

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Wawancara. I. Identifikasi Keluarga

Lampiran 1. Prosedur Wawancara. I. Identifikasi Keluarga 170 Lampiran 1. Prosedur Wawancara I. Identifikasi Keluarga 1. Nama Responden :. 2. Umur :. thn 3. Jenis Kelamin : 4. Bahasa yang dikuasai: a. Indonesia b. Madura c. lainnya 5. Pendidikan terakhir Bapak/Ibu/Sdr:

Lebih terperinci

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009 POTENSI SUMBER DAYA PERTANIAN

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009 POTENSI SUMBER DAYA PERTANIAN Tahun 9 POTENSI SUMBER DAYA BAB PERTANIAN VIII Sejak Repelita VI sebagai awal pembangunan jangka panjang, orientasi pembangunan pertanian mengalami perubahan yang mendasar dari orientasi peningkatan produksi

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL)

Lebih terperinci

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis 3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 08/Permentan/KU.340/2/2011 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 08/Permentan/KU.340/2/2011 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 08/Permentan/KU.340/2/2011 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 57/Permentan/KU.430/7/2007 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 28/05/52/Th.IX, 2 Mei 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT MENURUT SUB SEKTOR BULAN APRIL 2016 Penghitungan Nilai

Lebih terperinci

PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS

PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS Oleh: Fitri Rahmawati, MP JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNY email: fitri_rahmawati@uny.ac.id Diabetes Mellitus adalah penyakit

Lebih terperinci

BAB V PERTANIAN. Kabupaten Tegal Dalam Angka

BAB V PERTANIAN. Kabupaten Tegal Dalam Angka BAB V PERTANIAN A. PERTANIAN TANAMAN PANGAN Pembangunan di Sektor Pertanian khususnya Pertanian Tanaman Pangan dari tahun ke tahun terus ditingkatkan untuk dapat memelihara kemantapan swasembada pangan,

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012 BPS PROVINSI JAWA TIMUR NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012 No. 18/03/35/Th.X, 1 Maret 2012 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan Februari 2012 Turun 1,39 persen. Nilai Tukar Petani (NTP)

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Banjarnegara terletak antara 7⁰12 7⁰31 Lintang Selatan dan

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Banjarnegara terletak antara 7⁰12 7⁰31 Lintang Selatan dan IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Banjarnegara terletak antara 7⁰12 7⁰31 Lintang Selatan dan 109⁰29 109⁰45 50 Bujur Timur. Berada pada jalur pegunungan di bagian tengah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai agroekologi dataran rendah sampai dataran tinggi yang hampir semua dapat menghasilkan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai agroekologi dataran rendah sampai dataran tinggi yang hampir semua dapat menghasilkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai agroekologi dataran rendah sampai dataran tinggi yang hampir semua dapat menghasilkan buah-buahan. Indonesia menghasilkan banyak jenis buah-buahan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim global, krisis pangan dan energi dunia, harga pangan dan energi meningkat, sehingga negara-negara

Lebih terperinci

POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS KOMODITAS PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN KARANGANYAR

POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS KOMODITAS PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN KARANGANYAR POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS KOMODITAS PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN KARANGANYAR Ratna Nur Prihati, Darsono, Wiwit Rahayu Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal, arif dan bijaksana untuk kesejahteraan manusia serta dijaga

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal, arif dan bijaksana untuk kesejahteraan manusia serta dijaga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Hutan merupakan karunia Alloh SWT yang harus dikelola dan dimanfaatkan secara optimal, arif dan bijaksana untuk kesejahteraan manusia serta dijaga kelestariannya

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DESEMBER 2010 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 97,63 PERSEN No. 04/01/Th. XIV, 3 Januari 2011 Pada bulan Desember 2010, NTP Provinsi Sulawesi Tengah masing-masing subsektor tercatat

Lebih terperinci

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume IX, Nomor 3/Maret 2015

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume IX, Nomor 3/Maret 2015 MARET 2015 Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume IX, Nomor 3/Maret 2015 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc Redaktur

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pringsewu. Keadaan Geografis Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah barat Bandar Lampung, ibukota Provinsi

Lebih terperinci

Lampiran 1: Jenis Tumbuhan Obat untuk Kesehatan Reproduksi oleh Masyarakat Samin Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro

Lampiran 1: Jenis Tumbuhan Obat untuk Kesehatan Reproduksi oleh Masyarakat Samin Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro 68 Lampiran 1: Jenis Tumbuhan Obat untuk Kesehatan Reproduksi oleh Masyarakat Samin Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro Beluntas Asam Brotowali Pisang Pepaya Jahe Sirih Bunga sepatu Sambiloto Kunyit

Lebih terperinci

Konsumsi Buah Dan Sayur Susenas Maret Dalam rangka Hari Gizi Nasional, 25 Januari 2017

Konsumsi Buah Dan Sayur Susenas Maret Dalam rangka Hari Gizi Nasional, 25 Januari 2017 Konsumsi Buah Dan Sayur Susenas Maret 2016 Dalam rangka Hari Gizi Nasional, 25 Januari 2017 SUSENAS Sejak 1963- Sekarang Cakupan Estimasi Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota Responden: Rumah Tangga Biasa

Lebih terperinci

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 3/Maret 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 3/Maret 2014 MARET 2014 Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 3/Maret 2014 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc Redaktur

Lebih terperinci

Tabel 1. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat No Nama Tumbuhan. Bagian yang Dimanfaatkan

Tabel 1. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat No Nama Tumbuhan. Bagian yang Dimanfaatkan 78 Lampiran 1. Lembar Wawancara I. IDENTITAS ANGGOTA RUMAH TANGGA 1. Nama Responden : 2. Umur : thn 3. Jenis Kelamin : 4. Tempat Lahir : di desa ini / di luar desa ini 5. Status : belum kawin/kawin/cerai

Lebih terperinci