REPUBLIK DEMOKRASI RAKYAT (RDR) LAOS. Komitmen Jadwal Spesifik. (Untuk Paket Komitmen Pertama)
|
|
- Yandi Santoso
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERSETUJUAN ASEAN-KOREA MENGENAI PERDAGANGAN JASA LAMPIRAN/SC1 REPUBLIK DEMOKRASI RAKYAT (RDR) LAOS Komitmen Jadwal Spesifik (Untuk Paket Komitmen Pertama) pkumham.go 1
2 LAOS- Jadwal Komitmen Spesifik Moda Pemasokan 1) Perdagangan lintas batas 2) Konsumsi di luar negeri 3) Kehadiran komersial 4) Perpindahan Orang per seorangan I. BAGIAN HORISONTAL SEMUA SEKTOR TERMASUK DALAM JADWAL INI Kepemilikan Lahan 3), 4) Badan hukum atau orang perseorangan yang bukan penduduk Laos tidak diijinkan untuk memiliki tanah tapi dapat memiliki bangunan dan sewa tanah sampai dengan 75 tahun. Subsidi dan insentif penanaman modal 1), 2), 3), 4) Tidak terikat berkaitan dengan subsidi, insentif penanaman modal dan kebijakan-kebijakan yang mendukung pemerintah lainnya, halhal yang memenuhi syarat lainnya yang mungkin terbatas pada wilayahwilayah tertentu, kategori-kategori individu, atau perusahaan. Kehadiran komersial 3) Individu atau entitas asing 3) Penanam modal asing memiliki yang sah wajib mendaftarkan usaha mereka berkaitan dengan Undangkewajiban untuk memberikan pelatihan, meningkatkan keahlian Undang mengenai Promosi professional dan transfer teknologi, Penanaman modal Asing, Undang- Undang Perusahaan dan Hukum dan Pengaturan lainnya. juga memajukan warga Negara Laos ke posisi yang lebih terlatih dan terampil, termasuk manajerial. 3) Tidak terikat untuk kebijakan yang terkait dengan jasa yang didanai masyarakat berkaitan dengan perlakuan nasional. 3)NGOs tidak tercakup dalam jadwal ini 3) Kebijakan pajak, secara umum berhubungan dengan perusahaan kecil dan menengah yang bisa menghasilkan perlakuan yang berbeda berkaitan dengan jasa dan pemasok jasa Laos. 2
3 Perpindahan orang perseorangan yang menyediakan jasa 4) Tidak terikat, kecuali untuk kebijakan yang mempengaruhi ijin masuk dan ijin tinggal sementara dari orang perseorangan yang memenuhi syarat salah satu dari kategori berikut, dan dalam semua kasus, jumlah total orang perseorangan asing, termasuk manajemen yang lebih tinggi, dari setiap pendirian wajib tidak melebihi 10% dari total staf: 4) Tidak terikat, kecuali untuk kebijakan yang berkaitan dengan ketentuan orang perseorangan yang mengacu pada kolom akses pasar. Tidak terikat untuk semua kebijakan yang berkaitan dengan skema asuransi sosial termasuk antara lain pengangguran dan keuntungan pensiun. A. Orang-orang dari jasa penjualan Orang perseorangan yang: - Memasuki RDR Laos untuk dilibatkan dalam kegiatankegiatan yang berkaitan dengan perwakilan suatu pemasok jasa untuk tujuan berunding untuk penjualan jasa dari pemasok tersebut; dan - Tinggal di RDR Laos tanpa menerima upah dari sumbersumber di dalam RDR Laos; dan - Tidak terlibat dalam pembuatan penjualan langsung kepada masyarakat umum atau pemasokan jasa. Ijin tinggal sementara dari orang-orang dari jasa penjualan berdasar pada ijin tinggal dengan jangka waktu maksimal 30 hari. 3
4 B. Perpindahan dalam-perusahaan Orang Perseorangan yang telah dipekerjakan oleh suatu badan hukum dari Anggota lain di luar RDR Laos untuk satu periode tidak kurang dari satu tahun dengan segera sebelum permintaan untuk memindahkan ke RDR Laos, yang mencari ijin tinggal sementara untuk memberikan jasa melalui pendirian komersial atas badan hukum tersebut di RDR Laos, yang tidak bisa digantikan oleh warga Negara Laos, yang ada dalam salah satu ketentuan berikut: a) Eksekutif: orang perseorangan dalam suatu organisasi yang secara utama mengarahkan manajemen organisasi, menjalankan keleluasaan yang luas dalam pembuatan keputusan, dan hanya menerima pengawasan umum atau pengarahan dari eksekutif dengan tingkat lebih tinggi, dewan direktur, atau pemegang saham usaha. Eksekutif tidak akan secara langsung melaksanakan tugas-tugas berkaitan dengan pemasokan terkini dari suatu jasa atau jasa-jasa perusahaan. b) Manajer: Orang perseorangan yang memiliki pengetahuan yang lebih tinggi atau pengetahuan hak milik atas produk, 4
5 jasa, penelitian, peralatan, teknik, atau manajemen suatu badan hukum, dan yang secara utama mengarahkan perusahaan atau suatu bagian dari perusahaan; mengawasi dan mengendalikan pekerjaan pengawasan lainnya, pekerja professional atau manajerial; memiliki otoritas untuk menyewa dan memecat atau merekomendasikan penyewaan,pemecatan atau aksi pegawai lainnya; dan menjalankan otoritas penentuan operasional sehari-hari. Orang perseorangan tersebut tidak termasuk pengawas utama, paling tidak pekerja yang diawasi adalah profesional, juga tidak termasuk pekerja yang secara utama melaksanakan tugas-tugas yang penting untuk pemasokan jasa. c) Spesialis: orang perseorangan dalam suatu organisasi yang memiliki pengetahuan yang lebih tinggi dan yang memiliki pengetahuan kepemilikan atas jasa, penelitian, peralatan, teknik, atau manajemen organisasi dan dimana kekurangan dari warga Laos dengan keahlian-keahlian yang dibutuhkan. Bagi orang perseorangan dalam kategori-kategori yang telah ditentukan berdasarkan pemindahan intra perusahaan, ijin tinggal dan 5
6 bekerja sementara akan dikeluarkan selama enam bulan yang dapat diperbarui untuk sampai dengan satu tahun selama kondisi yang ditunjukkan untuk masing-masing kategori tercapai. II. KOMITMEN SEKTOR SPESIFIK JASA USAHA A. Jasa Profesi (e) Jasa rekayasa (CPC 8672) 1) Tidak ada 2) Tidak ada 3) Suatu badan hukum harus didirikan melalui perusahaan patungan dengan suatu pemasok jasa dari Laos 4) Tidak terikat, kecuali untuk para eksekutif dan manajer sebagai mana tiap ketentuan dalam bagian 1) Tidak ada 2) Tidak ada 3) Tidak terikat, kecuali seperti 4) Tidak terikat, kecuali bagi para pada tiap ketentuan dalam bagian. Jasa Perencanaan Urban dan Arsitektur lahan (CPC ) (1) Tidak terikat (3) Pemasok jasa arsitektur dan rekayasa asing wajib didaftarkan dalam bentuk berikut ini: - suatu perusahaan patungan dengan mitra-mitra domestik - perusahaan yang secara penuh dimiliki asing - suatu cabang atau perwakilan (1) Tidak terikat (3) Tidak terikat, kecuali seperti 6
7 a) saham asing tidak kurang dari 30% (untuk perusahaan patungan) b) tidak diberlakukan untuk dana masyarakat dan proyek yang didanai asing diuraikan dalam bagian B. Jasa Usaha lainnya Jasa Periklanan (CPC 871) 1) Tidak terikat (3) Wajib didaftarkan berdasarkan Undang-Undang Peningkatan Penanaman modal dan Undang-Undang serta pengaturan terkait JASA LINGKUNGAN HIDUP diuraikan dalam bagian (1) Tidak terikat (3) Seperti diuraikan dalam bagian diuraikan dalam bagian Jasa Pembuangan Limbah (CPC 9401) Jasa Penolakan Limbah (CPC 9402) Sanitasi dan Jasa-Jasa Yang Serupa (CPC 9403) Jasa Perlindungan Alam dan Tanah (CPC 9406) (1) Tidak terikat sehubungan dengan kekurangan kelayakan teknis (2) Tidak terikat (3) Wajib didaftarkan dalam bentuk: a) Perusahaan patungan, dengan saham asing minimal 30% saham asing b) 100% perusahaan yang dimiliki asing (1) Tidak terikat sehubungan dengan kekurangan kelayakan teknis (2) Tidak terikat (3) Tidak terikat, kecuali seperti 7
8 JASA KONSTRUKSI DAN REKAYASA TERKAIT Pekerjaan sebelum pemancangan (1) Tidak ada (1) Tidak ada pada lokasi konstruksi (CPC 511) (3) Suatu badan hukum harus (3) Tidak terikat, kecuali seperti Pekerjaan konstruksi untuk rekayasa didirikan melalui perusahaan sipil patungan dengan pemasok jasa (CPC 513) dari Laos Pemasangan dan Pembangunan (4) Tidak terikat, kecuali untuk (4) Tidak terikat, kecuali untuk Konstruksi prefabrikasi pemindahan intra-perusahaan pemindahan intra-perusahaan (CPC 514) seperti tiap ketentuan dalam seperti tiap ketentuan dalam Pekerjaan pemasangan dan bagian bagian pembangunan (CPC 516) Pekerjaan konstruksi untuk gedung (CPC 512) 1) Tidak terikat sehubungan dengan kekurangan kelayakan teknis 1) Tidak terikat sehubungan dengan kekurangan kelayakan teknis Konstruksi perdagangan istimewa (CPC 515) Pekerjaan penyelesaian dan penghalusan gedung (CPC 517) Jasa penyewaan terkait dengan peralatan untuk konstruksi atau pembongkaran pekerjaan bangunan dengan operator (CPC 518) 2) Tidak ada 3) Suatu badan hukum harus didirikan melalui perusahaan patungan dengan pemasok jasa dari Laos yang merupakan anggota Asosiasi Arsitek dan Insinyur Sipil (Laos Association of Lao Architects and Civil/ ALACE). 4) Tidak terikat, kecuali untuk pemindahan intra-perusahaan seperti tiap ketentuan dalam bagian 2) Tidak ada 3) Tidak terikat, kecuali seperti 4) Tidak terikat, kecuali untuk pemindahan intra-perusahaan seperti tiap ketentuan dalam bagian 8
9 JASA-JASA PENDIDIKAN SWASTA Jasa pendidikan sekunder teknis dan (1) Tidak ada (1) Tidak ada kejuruan (CPC 9223) (3) a. Perusahaan patungan, (3) Tidak terikat, kecuali seperti dengan minimal 30% saham asing b. 100% perusahaan yang dimiliki asing Jasa pendidikan tinggi (CPC 923) (1) Tidak ada (3) a. Perusahaan patungan, dengan minimal 30% saham asing b. 100% perusahaan yang dimiliki asing c. Disetujui oleh Pemerintah (1) Tidak ada (3) Tidak terikat, kecuali seperti JASA KEUANGAN Jasa perbankan dan jasa keuangan lainnya (tidak termasuk asuransi) Akses oleh pemasok jasa asing dan peraturan jasa keuangan bisa menjadi subyek untuk kebijakan yang diambil untuk alasan kehati-hatian. Penerimaan deposito dan dana yang dapat dibayarkan kembali lainnya dari masyarakat (CPC ) (1) Tidak terikat (2) Tidak terikat (3) Tidak terikat (4) Tidak terikat, kecuali untuk para setiap ketentuan dalam bagian (1) Tidak terikat (2) Tidak terikat (3) Tidak terikat (4) Tidak terikat, kecuali untuk para setiap ketentuan dalam bagian 9
10 Segala macam pinjaman, termasuk (1) Tidak terikat (1) Tidak terikat kredit konsumen, kredit hipotek, anjak piutang dan pembayaran transaksi (2) Tidak terikat (2) Tidak terikat komersial (3) Tidak ada, kecuali untuk anjak (3) Tidak terikat (CPC 8113) piutang hipotek sampai peraturan kerangka kerja yang penting berlaku (4) Tidak terikat, kecuali untuk para setiap ketentuan dalam bagian (4) Tidak terikat, kecuali untuk para setiap ketentuan dalam bagian Jaminan dan Komitmen (1) Dana pinjaman dari luar negeri, yang (1) Dana pinjaman dari luar, yang (CPC 81199**) menerbitkan surat-surat jaminan menerbitkan surat-surat jaminan dan komitmen wajib disetujui oleh bank Laos dan komitmen wajib disetujui oleh bank Laos (2) Dana pinjaman dari luar negeri, yang menerbitkan surat-surat jaminan dan komitmen wajib disetujui oleh bank Laos (3) Tidak terikat (4) Tidak terikat, kecuali untuk para setiap ketentuan dalam bagian JASA YANG BERKAITAN DENGAN PARIWISATA DAN PERJALANAN Jasa memberikan penginapan hotel (1) Tidak ada (CPC ) Jasa pelayanan minuman tanpa hiburan (CPC 64310) (3) Tidak terikat, kecuali seperti diuraikan dalam bagian, dan standar yang dibutuhkan untuk hotel yang akan dikembangkan adalah hotel berbintang 3 atau lebih tinggi (2) Dana pinjaman dari luar, yang menerbitkan surat-surat jaminan dan komitmen wajib disetujui oleh bank Laos (3) Tidak terikat (4) Tidak terikat, kecuali untuk para setiap ketentuan dalam bagian (1) Tidak ada (3) Tidak terikat 10
11 Jasa Pelayanan Makanan dengan (1) Tidak ada (1) Tidak ada Pelayanan Restoran Penuh (CPC 64210) (3) Tidak terikat, kecuali seperti (3) Tidak terikat diuraikan dalam bagian. diuraikan dalam bagian. (4) Tidak terikat 11
12 Sektor atau subsektor Produksi jasa audiovisual, distribusi dan proyeksi pekerjaan sinematografi dan program televisi Jasa aliran air internal dan transportasi Angkutan darat Deskripsi kebijakan yang menunjukkan pertentangan dengan Pasal II Kebijakan-kebijakan didasarkan pada persetujuan kerangka kerja antar pemerintah, dan persetujuan plurilateral, atas co-produksi dari karya audiovisual, yang menganugerahkan Perlakuan terhadap karya audiovisual yang tercakup dalam persetujuan-persetujuan tersebut, terutama dalam hubungannya dengan distribusi, akses kepada transmisi penyiaran, dan akses pada pendanaan. Akses pilihan yang diberikan untuk jasa dan pemasok jasa yang berasal dari Negara- Negara yang berbagi akses pada kolam sungai wilayah Mekong. Fasilitasi persetujuan transportasi pengangkutan barang dan penumpang dan transportasi transit DAFTAR PENGECUALIAN MFN Negara atau Negara-negara yang memberlakukan kebijakan Semua Negara yang menginginkan kerja sama kebudayaan. Para Pihak Komite Kerangka Kerja Mekong Internasional Para pihak pada Persetujuan Sub-wilayah Mekong yang lebih Besar Jangka waktu yang dimaksudkan Tidak terbatas Tidak terbatas Tidak terbatas Ketentuan yang menciptakan kebutuhan untuk pengecualian Program-program ini bertujuan untuk memelihara dan memajukan identitas kultural dari Negara-Negara yang memiliki suatu jaringan kultural yang baik dengan RDR Laos. Komitmen para pihak untuk mencapai navigasi bebas dan mengembangkan kolam sungai wilayah Mekong. Untuk memfasilitasi pariwisata dan perdagangan, termasuk transportasi pengangkutan barang dan penumpang antara Negara-negara dalam wilayah dan memajukan transportasi multimodal. Jasa hukum Semua kebijakan yang berkenaan dengan ketentuan dari jasa hukum di RDR Laos Setiap Negara Tidak terbatas Untuk menjaga pilihan yang telah ada. Sistem Komputer Reservasi Atas ketentuan Persetujuan Bilateral Jasa Udara Semua Negara yang menandatangani persetujuan bilateral mengenai jasa udara dengan Laos, saat ini Negaranegara tersebut antara lain: - Indonesia Tanggal berakhir atau berakhirnya persetujuan bilateral mengenai jasa udara. Akan ditinjau ulang untuk 12
13 - Malaysia - Kamboja - Singapura - Myanmar - Vietnam - China - Thailand Jasa audit Berdasarkan persetujuan bilateral Negara-negara yang terkait jasa dapat dipasok oleh warga negara Laos. Penerbitan Koran Pemberian ijin harus didasarkan pada persetujuan bilateral Perbankan dan jasa keuangan lainnya Kebijakan yang mempengaruhi pemasokan perbankan dan jasa keuangan lainnya akan diberikan atas dasar yang menguntungkan dengan Negara-negara yang memiliki persetujuan dengan Laos. Semua Negara Semua Negara tujuan pembangunan lebih lanjut Tidak terbatas Tidak terbatas Tidak terbatas 13
REPUBLIK DEMOKRASI RAKYAT LAOS JADWAL KOMITMEN SPESIFIK
I. KOMITMEN HORISONTAL SEMUA SEKTOR YANG DICAKUP DALAM JADWAL INI 3) Kehadiran komersial pemasok jasa asing dapat berbentuk sebagai berikut : - Suatu usaha patungan dengan satu atau lebih penanam modal
Lebih terperinciBRUNEI DARUSSALAM. Jadwal dari Komitmen Spesifik. (Untuk Paket Komitmen Pertama)
PERSETUJUAN ASEAN-KOREA MENGENAI PERDAGANGAN JASA ANNEX/SC1 BRUNEI DARUSSALAM Jadwal dari Komitmen Spesifik (Untuk Paket Komitmen Pertama) pkumham.go 1 I. KOMITMEN HORISONTAL SEMUA SEKTOR TERMASUK DALAM
Lebih terperinciPROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA
PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA KAMBOJA JADWAL KOMITMEN SPESIFIK JADWAL KOMITMEN HORISONTAL DALAM AFAS Pola
Lebih terperinciI. KOMITMEN HORISONTAL SEMUA SEKTOR TERMASUK DALAM JADWAL INI 3) Tidak terikat untuk kebijakan yang berkaitan dengan modal asing atau kepentingan dalam perusahaan yang didirikan atau bermaksud untuk mendirikan
Lebih terperinciPROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA
PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA INDONESIA JADWAL KOMITMEN SPESIFIK JADWAL KOMITMEN HORISONTAL DALAM AFAS Sektor
Lebih terperinciPROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA
PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA LAOS JADWAL KOMITMEN SPESIFIK JADWAL KOMITMEN SPESIFIK UNTUK SEKTOR KEUANGAN
Lebih terperinciPROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA THAILAND
PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA THAILAND JADWAL KOMITMEN SPESIFIK JADWAL KOMITMEN HORISONTAL DALAM AFAS I. KOMITMEN
Lebih terperinciKAMBOJA JADWAL KOMITMEN SPESIFIK. Untuk Komitmen Paket Kedelapan dalam Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN di Bidang Jasa
A. KOMITMEN HORIZONTAL Subsidi (3), (4) Tidak terikat untuk subsidi, termasuk untuk penelitian dan pengembangan. Kebijakan Pajak (1), (2), dalam kaitannya dengan Pajak Tanah (3) Orang perseorangan dan
Lebih terperinciPROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA BRUNEI DARUSSALAM JADWAL KOMITMEN SPESIFIK BRUNEI DARUSSALAM JADWAL KOMITMEN
Lebih terperinciSINGAPURA DAFTAR PENGECUALIAN MFN. Untuk Komitmen Paket Kedelapan dalam Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN di Bidang Jasa
Kehadiran dari : - orang perseorangan yang tidak terampil dan semi-terampil - tenaga terampil (termasuk para pengrajin terampil dalam suatu perdagangan tertentu, kecuali tenaga spesialis/ professional
Lebih terperinciPersetujuan Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru JADWAL KOMITMEN PERPINDAHAN ORANG PERSEORANGAN MYANMAR
Persetujuan Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru JADWAL KOMITMEN PERPINDAHAN ORANG PERSEORANGAN MYANMAR Horizontal Semua Sektor; Untuk pemasok jasa dari pihak lain yang merupakan
Lebih terperinciBRUNEI DARUSSALAM JADWAL KOMITMEN SPESIFIK. Untuk Komitmen Paket Kedelapan dalam Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN di Bidang Jasa
KOMITMEN HORIZONTAL SEMUA SEKTOR TERMASUK DALAM JADWAL INI 3) Tidak terikat untuk kebijakan yang berkaitan dengan modal asing atau kepentingan dalam perusahaan yang didirikan atau bermaksud untuk mendirikan
Lebih terperinciModa Pasokan: Pasokan Lintas Batas Konsumsi di Luar Negeri Kehadiran Komersial 4) Kehadiran orang perseorangan I. KOMITMEN HORISONTAL SEMUA SEKTOR YANG TERMASUK DALAM JADWAL INI KECUALI DINYATAKAN SEBALIKNYA
Lebih terperinciI. KOMITMEN HORISONTAL SELURUH SEKTOR YANG DICAKUP DALAM JADWAL INI 4) Kehadiran dari orang perseorangan tidak mengikat kecuali untuk perpindahan didalam perusahaan (lihat di bawah) 4) Perpindahan sementara
Lebih terperinciPROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA
PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA FILIPINA JADWAL KOMITMEN SPESIFIK JADWAL KOMITMEN HORISONTAL DALAM AFAS Pola
Lebih terperinciMALAYSIA JADWAL KOMITMEN SPESIFIK
Moda Pasokan: Pasokan Lintas Batas Konsumsi di Luar Negeri Kehadiran Komersial 4) Kehadiran orang I. KOMITMEN HORISONTAL SEMUA SEKTOR YANG TERMASUK DALAM JADWAL INI KECUALI DINYATAKAN SEBALIKNYA 3) Akuisisi,
Lebih terperinciPROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA
PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA MYANMAR JADWAL KOMITMEN SPESIFIK JADWAL KOMITMEN HORISONTAL DALAM AFAS I. HORISONTAL
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan
Lebih terperinci-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2017 PEMBANGUNAN. Konstruksi. Jasa. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6018) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciI. KOMITMEN HORISONTAL SEMUA SEKTOR TERMASUK DALAM JADWAL INI 3) Dalam kegiatan-kegiatan yang dilindungi secara jelas oleh Hukum untuk kewarganegaraan Filipina (seperti modal asing hanya terbatas pada
Lebih terperinciPersetujuan Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru JADWAL KOMITMEN PERPINDAHAN ORANG PERSEORANGAN FILIPINA
Persetujuan Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru JADWAL KOMITMEN PERPINDAHAN ORANG PERSEORANGAN FILIPINA www.djpp.de.id 1. Jadwal ini berlaku untuk semua sektor tertentu
Lebih terperinciPersetujuan Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru JADWAL KOMITMEN PERPINDAHAN ORANG PERSEORANGAN SELANDIA BARU
Persetujuan Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru JADWAL KOMITMEN PERPINDAHAN ORANG PERSEORANGAN SELANDIA BARU www.djpp.de.id 1. Komitmen Selandia Baru di bawah Bab Perpindahan
Lebih terperinciMALAYSIA JADWAL KOMITMEN SPESIFIK. Untuk Komitmen Paket Kedelapan dalam Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN di Bidang Jasa
Moda Pasokan: Pasokan Lintas Batas Konsumsi di Luar Negeri Kehadiran Komersial 4) Kehadiran orang perseorangan I. KOMITMEN HORISONTAL SEMUA SEKTOR YANG TERMASUK DALAM JADWAL INI KECUALI DINYATAKAN SEBALIKNYA
Lebih terperinciMYANMAR JADWAL KOMITMEN SPESIFIK. Untuk Komitmen Paket Kedelapan Dalam Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN di Bidang Jasa
I.KOMITMEN HORIZONTAL Semua Sektor; Untuk pemasok jasa pihak lain yang merupakan orang perseorangan dari pihak tersebut, tapi bukan berkewenagaraan dari pihak tersebut untuk mode 1, 2, 3, 4: Tidak terikat
Lebih terperinciINDONESIA JADWAL KOMITMEN SPESIFIK. Untuk Komitmen Paket Kedelapan dalam Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN di Bidang Jasa
I. KOMITMEN HORIZONTAL SEMUA SEKTOR YANG DICAKUP DI DALAM JADWAL INI 3) Kehadiran komersial penyediapenyedia jasa asing bisa dalam bentuk perusahaan patungan dan/atau kantor perwakilan, kecuali jika disebutkan
Lebih terperinciAnalisis Pengembangan Ekspor Jasa Ritel Dalam ASEAN Framework Agreement in Services/AFAS (Suatu Upaya Pemanfaatan Peluang) Oleh Muhammad Fawaiq
Analisis Pengembangan Ekspor Jasa Ritel Dalam ASEAN Framework Agreement in Services/AFAS (Suatu Upaya Pemanfaatan Peluang) Oleh Muhammad Fawaiq Outline 1. Latar Belakang 2. Jasa dalam UU Perdagangan dan
Lebih terperinciAFAS 7 / INDONESIA INDONESIA JADWAL KOMITMEN SPESIFIK. Untuk Komitmen Paket Ketujuh dalam Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN di Bidang Jasa
I. KOMITMEN HORIZONTAL SEMUA SEKTOR YANG DICAKUP DI DALAM JADWAL INI 3) Kehadiran komersial penyediapenyedia jasa asing bisa dalam bentuk perusahaan patungan dan/atau kantor perwakilan, kecuali jika disebutkan
Lebih terperinciFILIPINA JADWAL KOMITMEN SPESIFIK. Untuk Komitmen Paket Kedelapan Dalam Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN di Bidang Jasa
I. KOMITMEN HORISONTAL SEMUA SEKTOR TERMASUK DALAM JADWAL INI 3) Dalam kegiatan-kegiatan yang dilindungi secara jelas oleh Hukum untuk kewarganegaraan Filipina (seperti modal asing hanya terbatas pada
Lebih terperinciPersetujuan Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas. ASEAN-Australia-Selandia Baru JADWAL KOMITMEN JASA SPESIFIK SELANDIA BARU
Persetujuan Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru JADWAL KOMITMEN JASA SPESIFIK SELANDIA BARU www.m.go.id I. KOMITMEN HORIZONTAL 1 SEMUA SEKTOR yang TERMASUK DALAM JADWAL
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan
Lebih terperinciMENGENAI KERJA SAMA EKONOMI). DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG PENGESAHAN AGREEMENT BETWEEN THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE GOVERNMENT OF THE CZECH REPUBLIC OF ECONOMIC COOPERATION
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JULI 2014
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JULI 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Juli 2014, neraca perdagangan Thailand dengan Dunia
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
38 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan memilih lokasi Kota Cirebon. Hal tersebut karena Kota Cirebon merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa
Lebih terperinciSINGAPURA JADWAL KOMITMEN SPESIFIK. Untuk Komitmen Paket Kedelapan Dalam Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN di Bidang Jasa
I. KOMITMEN HORISONTAL SELURUH SEKTOR YANG DICAKUP DALAM JADWAL INI 4) Kehadiran dari orang perseorangan tidak mengikat kecuali untuk perpindahan didalam perusahaan (lihat di bawah) 4) Tidak terikat 4)
Lebih terperinci1 ORANG DAN BADAN YANG TERCAKUP DALAM PERSETUJUAN
PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN KONFEDERASI SWISS MENGENAI PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DAN PENCEGAHAN PENGELAKAN PAJAK YANG BERKENAAN DENGAN PAJAK ATAS PENGHASILAN BERHASRAT untuk
Lebih terperinciMENGINGAT LEBIH LANJUT
PERSETUJUAN PERDAGANGAN JASA DALAM PERSETUJUAN MENGENAI KERANGKA KERJA KERJA SAMA EKONOMI MENYELURUH ANTARA PEMERINTAH NEGARA- NEGARA ANGGOTA PERHIMPUNAN BANGSA-BANGSA ASIA TENGGARA DAN REPUBLIK KOREA
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional bertujuan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah Daerah diberikan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah Daerah diberikan
Lebih terperinciPemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Ukraina
PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH UKRAINA TENTANG PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DAN PENCEGAHAN PENGELAKAN PAJAK ATAS PENGHASILAN Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
110 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab terakhir ini bertujuan untuk menyimpulkan pembahasan dan analisa pada bab II, III, dan IV guna menjawab pertanyaan penelitian yaitu keuntungan apa yang ingin diraih
Lebih terperinciPERSETUJUAN ANTARA KANTOR DAGANG DAN EKONOMI INDONESIA, TAIPEI DAN KANTOR DAGANG DAN EKONOMI TAIPEI, JAKARTA TENTANG
PERSETUJUAN ANTARA KANTOR DAGANG DAN EKONOMI INDONESIA, TAIPEI DAN KANTOR DAGANG DAN EKONOMI TAIPEI, JAKARTA TENTANG PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DAN PENCEGAHAN PENGELAKAN PAJAK ATAS PENDAPATAN Kantor Dagang
Lebih terperinciPAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas : a.penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha; b.impor Barang Kena Pajak;
Lebih terperinciPROTOCOL TO IMPLEMENT THE SIXTH PACKAGE OF COMMITMENTS UNDER THE ASEAN FRAMEWORK AGREEMENT ON SERVICES
NASKAH PENJELASAN PROTOCOL TO IMPLEMENT THE SIXTH PACKAGE OF COMMITMENTS UNDER THE ASEAN FRAMEWORK AGREEMENT ON SERVICES (PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN KOMITMEN PAKET KEENAM DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152 TAHUN 1998 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA KUWAIT TENTANG PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DAN PENCEGAHAN
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 157/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH MONGOLIA MENGENAI PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DAN PENCEGAHAN PENGELAKAN PAJAK ATAS PENGHASILAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2008 TENTANG PENGESAHAN MEMORANDUM OF UNDERSTANDING ON THE ASEAN POWER GRID (MEMORANDUM SALING PENGERTIAN MENGENAI JARINGAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK
Lebih terperinciPROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN KOMITMEN PAKET KEDELAPAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA
PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN KOMITMEN PAKET KEDELAPAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA Pemerintah-pemerintah Brunei Darussalam, Kerajaan Kamboja, Republik Indonesia, Republik Demokratik
Lebih terperinciPERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH UKRAINA PASAL I PENGERTIAN-PENGERTIAN
PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH DAN PEMERINTAH UKRAINA Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Ukraina di dalam Persetujuan ini disebut sebagai Para Pihak pada Persetujuan; Sebagai peserta
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 2000 TENTANG JENIS BARANG DAN JASA YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 2000 TENTANG JENIS BARANG DAN JASA YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah Daerah diberikan
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27/POJK.04/2014 TENTANG PERIZINAN WAKIL PENJAMIN EMISI EFEK DAN WAKIL PERANTARA PEDAGANG EFEK
PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27/POJK.04/2014 TENTANG PERIZINAN WAKIL PENJAMIN EMISI EFEK DAN WAKIL PERANTARA PEDAGANG EFEK I. UMUM Orang perseorangan yang melakukan kegiatan sebagai
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu
III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu data Tabel Input-Output Propinsi Kalimantan Timur tahun 2009 klasifikasi lima puluh
Lebih terperinciFREQUENTLY ASKED QUESTIONS
FREQUENTLY ASKED QUESTIONS SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 17/11 1 11/DKSP TANGGAL 1 JUNI 2015 PERIHAL KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA A. UMUM 1. Apa saja pertimbangan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 141/PMK.08/2017 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 141/PMK.08/2017 TENTANG TATA CARA PENGALIHAN HARTA WAJIB PAJAK KE DALAM WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA DAN PENEMPATAN PADA INVESTASI DI PASAR
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN M E M U T U S K A N : NOMOR : KM 81 TAHUN 2004
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 81 TAHUN 2004 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN UDARA MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 11 Tahun 2001 telah
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 155 TAHUN 1998 (155/1998) TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH UKRAINA TENTANG PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 177 TAHUN 1998 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK SOSIALIS VIETNAM TENTANG PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA
Lebih terperinciTHAILAND JADWAL KOMITMEN SPESIFIK
I. KOMITMEN HORISONTAL SELURUH SEKTOR YANG DICAKUP DALAM DAFTAR INI 3) Kehadiran komersial di sektor atau subsektor dalam daftar ini diperbolehkan hanya melalui perusahaan perseroan terbatas yang terdaftar
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 2000 TENTANG JENIS BARANG DAN JASA YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 2000 TENTANG JENIS BARANG DAN JASA YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan
Lebih terperinciSURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG
Yth. Direksi Perusahaan Pergadaian di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN PELAKU USAHA PERGADAIAN, PERIZINAN USAHA PERUSAHAAN PERGADAIAN, DAN
Lebih terperinci3) Tidak terikat kecuali yang berkaitan dengan kehadiran komersial yang telah ada :
I. KOMITMEN HORISONTAL SEMUA SEKTOR TERMASUK DALAM JADWAL INI 3) Tidak terikat untuk kebijakan yang berkaitan dengan modal asing atau kepentingan dalam perusahaan yang didirikan atau bermaksud untuk mendirikan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder berupa Tabel Input-Output Indonesia tahun 2008 yang diklasifikasikan menjadi 10 sektor dan
Lebih terperinciKEPPRES 111/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK UKRAINA
Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 111/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK UKRAINA *47919 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES)
Lebih terperinciPresiden Republik Indonesia,
PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK YANG DILAKUKAN OLEH PEDAGANG BESAR DAN PENYERAHAN JASA KENA PAJAK DISAMPING YANG DILAKUKAN OLEH PEMBORONG Peraturan Pemerintah (Pp) Nomor:
Lebih terperinciNo. 17/ 11 /DKSP Jakarta, 1 Juni 2015 SURAT EDARAN. Perihal : Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
No. 17/ 11 /DKSP Jakarta, 1 Juni 2015 SURAT EDARAN Perihal : Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/3/PBI/2015
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 25/POJK.04/2014 TENTANG PERIZINAN WAKIL MANAJER INVESTASI
PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 25/POJK.04/2014 TENTANG PERIZINAN WAKIL MANAJER INVESTASI I. UMUM Orang perseorangan yang melakukan kegiatan sebagai Wakil Manajer Investasi mempunyai
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1996 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1996 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran, telah diatur
Lebih terperinci- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG
- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN BANDAR UDARA ABDULRACHMAN SALEH MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciBab 13 PENGATURAN SDM PADA PERUSAHAAN MULTINASIONAL. (Bagian Kedua)
Bab 13 PENGATURAN SDM PADA PERUSAHAAN MULTINASIONAL (Bagian Kedua) A. Pendahuluan Saat Kodak membuka perusahaan cabang di Cina, Kodak membawa manajer dari barat yang unggul dalam aspek teknis pekerjaan
Lebih terperinciPeraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1996 Tentang : Kepelabuhanan
Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1996 Tentang : Kepelabuhanan Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 70 TAHUN 1996 (70/1996) Tanggal : 4 DESEMBER 1996 (JAKARTA) Sumber : LN 1996/107; TLN PRESIDEN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa masyarakat adil dan makmur
Lebih terperinciDAN REPUBLIK KOREA LAMPIRAN MENGENAI JASA KEUANGAN
PERSETUJUAN MENGENAI PERDAGANGAN JASA BERDASARKAN PERSETUJUAN KERANGKA KERJA KERJASAMA EKONOMI MENYELURUH ANTARA PEMERINTAH NEGARA-NEGARA ANGGOTA PERHIMPUNAN BANGSA-BANGSA ASIA TENGGARA 1. Cakupan dan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 35/06/73/Th. VIII, 1 Juli PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 158 TAHUN 1998 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DAN PENCEGAHAN PENGELAKAN PAJAK DAN PENGHINDARAN PAJAK ATAS PENGHASILAN ANTARA REPUBLIK
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 31/06/73/Th. VIII, 2 Juni PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 18/03/73/Th. IX, 2 Maret PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.408, 2015 KEMENHUB. Pengusahaan. Bandar Udara. Kegiatan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 56 TAHUN 2015 TENTANG KEGIATAN PENGUSAHAAN DI BANDAR
Lebih terperinciKEPPRES 112/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK UZBEKISTAN
Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 112/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK UZBEKISTAN *47933 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES)
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pendapatan negara memiliki dua komponen yakni penerimaan dalam negeri dan hibah. Sebagaimana tercantum di dalam Nota Keuangan 0 pendapatan negara selain menjadi sumber pembiayaan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2000 TENTANG KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2000 TENTANG KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam menghadapi perkembangan keadaan
Lebih terperinciPRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan III-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Keseluruhan sektor mengalami perlambatan yang cukup signifikan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 2000 TENTANG JENIS BARANG DAN JASA YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 2000 TENTANG JENIS BARANG DAN JASA YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan
Lebih terperinciPERSETUJUAN TRANSPORTASI LAUT ANTARA PEMERINTAH NEGARA-NEGARA ANGGOTA ASOSIASI BANGSA-BANGSA ASIA TENGGARA DAN PEMERINTAH REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK Pemerintah-pemerintah Brunei Darussalam, Kerajaan Kamboja,
Lebih terperinciBab 4 PASAL-PASAL TAX TREATY DAN PENJELASANNYA
Bab 4 PASAL-PASAL TAX TREATY DAN PENJELASANNYA RUANG LINGKUP P3B Untuk mempermudah pemahaman pembaca tentang P3B, maka ruang lingkup P3B dengan menggunakan United Nations (UN) Model dikelompokkan sebagai
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
1 of 23 08/07/2009 22:34 Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Departemen Hukum Dan HAM Teks tidak dalam format asli. Kembali mencabut: PP 71-1996 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 128,
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1994 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH KEHARYAPATIHAN LUXEMBOURG TENTANG PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-321/PJ/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-
Lebih terperinci2016, No Harta Wajib Pajak ke dalam Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Penempatan pada Instrumen Investasi di Pasar Keuangan dala
No. 1162, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pengampunan Pajak. Harta Wajib Pajak. Pengalihan. Tata Cara. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/PMK.08/2016 TENTANG
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG PENGESAHAN AGREEMENT TO ESTABLISH AND IMPLEMENT THE ASEAN SINGLE WINDOW (PERSETUJUAN UNTUK MEMBANGUN DAN PELAKSANAAN ASEAN SINGLE WINDOW)
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi
BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau
Lebih terperinciMODUL 1 KEBIJAKAN PENYUSUNAN DOKUMEN KONTRAK
MODUL 1 KEBIJAKAN PENYUSUNAN DOKUMEN KONTRAK (UU 2/2017 & PP 29/2000 Jo PP 54/2016) admikon2@gmail.com MODUL BIMBINGAN TEKNIS ADMINISTRASI KONTRAK KONSTRUKSI Modul 1 : Kebijakan Penyusunan Dok. Kontrak
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2000 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2000 TENTANG KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS MENJADI UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG PERIZINAN USAHA JASA PERJALANAN WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN
1 PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG PERIZINAN USAHA JASA PERJALANAN WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN Menimbang : a. bahwa untuk mendorong peningkatan, pertumbuhan
Lebih terperinci2 pendidikan berkelanjutan bagi Wakil Manajer Investasi agar yang bersangkutan selalu mempunyai kualitas pengetahuan dan keahlian sesuai dengan perkem
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KEUANGAN. OJK. Manajer Investasi. Wakil. Perizinan. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 360) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanakan otonomi daerah, Pemerintah Daerah diberikan
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 147 TAHUN 1998 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN PEMERINTAH ROMANIA MENGENAI PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DAN PENCEGAHAN
Lebih terperinciMenimbang : a. bahwa dalam Pasal 235 Undang-Undang Nomor 1 Tahun
-, ;' MENTERl PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERl PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM 43 TAHUN 2015 TENTANG KONSESI DAN BENTUK KERJASAMA LAINNYA ANTARA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA BANDAR
Lebih terperinciII. PT. BANK GANESHA
II. PT. BANK GANESHA 2.1 Data Perusahaan 2.1.1. Identitas Perusahaan PT. Bank Ganesha adalah perusahaan yang bergerak dibidang Jasa Keuangan atau yang biasa kita kenal dengan sebutan Bank, yaitu sebagai
Lebih terperinci