Persetujuan Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas. ASEAN-Australia-Selandia Baru JADWAL KOMITMEN JASA SPESIFIK SELANDIA BARU
|
|
- Teguh Lesmana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Persetujuan Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru JADWAL KOMITMEN JASA SPESIFIK SELANDIA BARU
2 I. KOMITMEN HORIZONTAL 1 SEMUA SEKTOR yang TERMASUK DALAM JADWAL INI 3) Berdasarkan Peraturan Investasi Luar Negeri, 1985, yang dikeluarkan sesuai dengan Undang-undang Investasi Luar Negeri 1973, Persetujuan Komisi Investasi Luar Negeri diperlukan untuk investasi-investasi berikut ini oleh "orang luar negeri": 2 (a) akuisisi atau kontrol 25 persen atau lebih dari saham atau hak suara dalam perusahaan dimana salah satu pertimbangan transfer atau nilai aset perusahaan melebihi $ NZ10 juta; (b) pendirian bisnis baru di Selandia Baru di mana jumlah pengeluaran dalam menyelenggarakan bisnis tersebut melebihi $ NZ10 juta; (c) akuisisi aset dari bisnis di mana total pertimbangan yang dibayar atau dapat dibayar untuk aktiva tersebut melebihi $ NZ10 juta; (d) penerbitan atau penjatahan saham dimana 25 persen ambang telah terlampaui atau akan terlewati sebagai akibat dari penerbitan dan dimana total pertimbangan yang dibayar atau dapat dibayar melebihi $ NZ10 juta. 1 Lihat Lampiran A.1 2 Lihat Lampiran A.1
3 II. KOMITMEN KHUSUS SEKTOR 1. JASA BISNIS A. Jasa Profesional (a) Jasa Hukum, dalam hubungan dengan bidang hukum berikut: (CPC 861) Hukum dalam negeri Hukum internasional Hukum asing Persetujuan OIC diperlukan, terlepas dari nilai dolar investasi itu untuk akuisisi tanah pedesaan. Persetujuan juga diperlukan sesuai dengan Undang-undang Peningkatan Penyelesaian Tanah dan Undang-Undang Akuisisi Tanah untuk pembelian beberapa kelas tanah. Tidak mengikat untuk perusahaan yang saat ini dalam Kepemilikan Negara.
4 (b) Jasa Akuntansi, audit dan pembukuan (CPC 862) (c) Jasa Perpajakan Persiapan pajak, perencanaan pajak dan konsultasi (CPC ) (d) Jasa Arsitektur (CPC 8671) (e) Jasa Teknik Rekayasa(CPC 8672) (f) Jasa Teknik Rekayasa Terpadu (CPC 8673) (g) Jasa Konsultasi yang terkait dengan Perencanaan Kota & Arsitektur Pemandangan (CPC 8674 **) (i) Jasa Dokter Hewan (CPC 9320)
5 B. Jasa Komputer dan Jasa Terkait (a) Jasa Konsultan yang berkaitan dengan instalasi perangkat keras komputer (CPC 841) (b) Jasa pelaksanaan Software (CPC 842) (c) Jasa pengolahan data (CPC 843) (d) Jasa Database (CPC 844) (e) Jasa pemeliharaan dan perbaikan mesin kantor dan peralatan termasuk komputer (CPC 845) (e) Jasa Komputer Lain-lain (CPC 849)
6 D. Jasa Real Estate (a) Jasa yang Melibatkan Properti sendiri atau sewa (CPC 821) (b) Atas Dasar biaya atau kontrak (CPC 822) E. Rental/Leasing Peralatan tanpa Awak Jasa Transportasi dan non transportasi (CPC 8310) F. Jasa bisnis lain-lain (a) Jasa Iklan (CPC 871) (c) Jasa Konsultasi manajemen (CPC 865) (d) Jasa yang berhubungan dengan Konsultasi manajemen (CPC 866)
7 (f) Jasa yang berhubungan dengan pertanian, perburuan dan kehutanan (CPC 8811, 8813, 8814) (f) Jasa yang berhubungan dengan peternakan (CPC 8812) (k) Jasa Penempatan dan pasokan Personil (CPC 872) 3) Peraturan Pengujian Keturunan dibawah Undang-undang Dewan Persusuan tahun 1961 yang membatasi ketentuan jasa pengujian keturunan kepada para penyedia jasa yang diberikan Lisensi oleh NZ Dairy Board. Jumlah lisensi mungkin terbatas. (o) Jasa Pembersihan gedung dan kegiatan serupa (CPC 874) (p) Jasa Fotograpi (CPC 875) 1) Tidak mengikat * 1) Tidak mengikat* * Tidak mengikat karena kurangnya kelayakan teknis.
8 (s) Jasa Konvensi (CPC **) (t) Jasa pelaporan Kredit (CPC ) (t) Jasa Agen Penagihan (CPC ) (t) Jasa Penerjemahan (CPC **) (t) Jasa Desain Interior ( **) Undang-undang Kerahasiaan Pribadi 1993 yang menetapkan kerangka kerja peraturan Selandia Baru untuk perlakuan informasi pribadi, secara umum sesuai dengan Rekomendasi dari Dewan OECD Mengenai Pedoman yang Mengatur Perlindungan Privasi dan Aliran Lintas Perbatasan Data Pribadi.
9 (t) Jasa Penjawab Telepon (CPC 87903) (t) Jasa Duplikasi (CPC ) (t) Jasa bisnis lain-lain Jasajasa yang secara umum diberikan kepada usaha/bisnis yang tidak diklasifikasikan pada salah satu kelas tersebut pada CPC dan tidak termasuk jasa konvensi. Ini termasuk: jasa perantara bisnis, jasa penilaian (selain untuk real estate), jasa sekretaris, jasa pameran demonstrasi, dan sebagainya (CPC 87909) 2. JASA KOMUNIKASI C. Jasa Telekomunikasi (a) Jasa telepon suara (CPC 7521) (b) Jasa transmisi data paketswitched (CPC 7523 **) (c) Jasa transmisi data Circuitswitched (CPC 7523 **), selain daripada Anggaran Dasar Perusahaan Telekomunikasi di New Zealand Corporation Limited membatasi pemilikan saham oleh satu
10 (d) Jasa Telex (CPC 7523 **) (e) Jasa Telegraph (CPC 7522) (f) Jasa Faksimili (** CPC 7521, CPC 7529 **) (g) Jasa sirkuit sewa pribadi (** CPC 7522, CPC 7523 **) (o) Lain-lain Jasa Pager (CPC ) Jasa Telekonferensi (CPC ) Jasa Komunikasi Personal (CPC *) Jasa selular (CPC *) Jasa Trunk radio sistem (** CPC 7523, CPC *) Jasa Mobile data (CPC 7523 **) badan usaha luar negeri hingga 49,9%. Sedikitnya separuh dari anggota Dewan Direksi harus berasal dari warga negara Selandia Baru. (h) Electronic mail (CPC 7523 **) (i) Surat suara (CPC 7523 **) (j) media On-line informasi dan data-base (CPC 7523 **) (k) Electronic data interchange (EDI) (CPC 7523 **) 3) Anggaran Dasar perusahaan Telekomunikasi Selandia Baru membatasi pemilikan saham oleh satu badan usaha luar negeri hingga 49,9 persen.
11 (l) Jasa Faksimili yang ditingkatkan/bernilai tambah (CPC 7523 **) (m) Jasa konversi dan protokol Kode (n) Jasa informasi On-line dan/atau pengolahan data (CPC 843 **) D. Jasa Audiovisual Produksi, distribusi, pameran dan penyiaran karya audiovisual (CPC , CPC **, CPC 7524, CPC 753) Minimal separuh anggota Dewan Direksi harus warga negara Selandia Baru. 1) Komisi Penyiaran diarahkan oleh Pemerintah, sesuai dengan UU Penyiaran 1989, untuk mengalokasikan minimal 6 persen dari anggaran untuk pemrograman Maori. Dari tahun 1995 semua pendanaan publik untuk penyiaran Maori akan dikontrol oleh Te Reo Whakapuaki Irirangi (Badan Pendanaan Penyiaran Maori). Bantuan Pemerintah untuk industri film melalui Komisi Film Selandia Baru dibatasi pada film-film Selandia Baru sebagaimana ditetapkan dalam Bagian 18 dari Undang-undang Komisi Film Selandia Baru tahun
12 3. JASA KONSTRUKSI DAN JASA TEKNIK TERKAIT A. Pekerjaan Konstruksi Umum untuk Bangunan (CPC 512, CPC 515) B. Pekerjaan Konstruksi Umum untuk Teknik Sipil (CPC 513) C. Pekerjaan Instalasi dan Perakitan (514 CPC, CPC 516) untuk jasa konsultasi untuk jasa konsultasi untuk jasa konsultasi D. Pekerjaan Penyelesaian dan Finishing Bangunan (CPC 517) E. Lain-lain Persiapan lokasi: konstruksi baru (selain jalur pipa (Pipelines)) (CPC 511) Pekerjaan Pemeliharaan dan perbaikan struktur tetap untuk jasa konsultasi untuk jasa konsultasi untuk jasa konsultasi untuk jasa konsultasi untuk jasa konsultasi untuk jasa konsultasi untuk jasa konsultasi untuk jasa konsultasi untuk jasa konsultasi
13 Jasa Penyewaan yang berhubungan dengan peralatan untuk Konstruksi atau Penghancuran Bangunan atau Teknik Sipil, dengan Operator (CPC 518) 4. JASA DISTRIBUSI A. Jasa Agen Komisi (CPC 6211, kecuali CPC 62111, CPC, dan jasa yang berkaitan dengan CPC ) B. Jasa Perdagangan Borongan (622 CPC, termasuk CPC 6221, CPC 6222 dan jasa yang berkaitan dengan CPC ) C. Perdagangan Ritel (CPC 631, 632 CPC, CPC 6111, 6113 dan CPC CPC 6121) 5. JASA PENDIDIKAN Jasa Pendidikan Dasar, Menengah, dan Tersier pada lembaga swasta (CPC 921, 922 CPC, CPC 923) Pendidikan lainnya sehubungan dengan jasa berikut ini saja:
14 Pelatihan bahasa yang diberikan dalam lembaga bahasa khusus swasta; Pengajaran dalam mata pelajaran yang diajarkan di tingkat dasar dan menengah, yang diberikan oleh lembaga khusus swasta yang beroperasi di luar system sekolah wajib Selandia Baru. 3 (CPC 929 **) 6. JASA LINGKUNGAN 4 A. pengelolaan air limbah: (i) Konsultasi yang berkaitan dengan pengelolaan air limbah; (ii) untuk semua aspek lain dari jasa ini: jasa-jasa yang dikontrak oleh industri swasta saja. (CPC 9401 **) B. Pengelolaan Limbah Jasa pembuangan barang yang ditolak: (i) konsultasi yang berkaitan dengan pembuangan sampah; 3 Contoh-contoh dari jasa ini dapat meliputi pemberian pelajaran tersendiri atau pengulangan dalam kaitannya dengan pelajaran Matematika, Sains atau Sejarah. 4 Komitmen Selandia Baru mengenai jasa lingkungan tidak termasuk pengumpulan, pemurnian dan pendistribusian air, termasuk penggunaan air untuk manusia.
15 (ii) untuk semua aspek lain dari jasa ini: Jasa-jasa yang dikontrak oleh industri swasta saja. (CPC 9402 **) Jasa Sanitasi dan jasa serupa: (i) konsultasi yang berkaitan dengan sanitasi dan jasa serupa; (ii) untuk semua aspek lain dari jasa ini: jasa-jasa yang dikontrak oleh industri swasta saja. (CPC 9403 **) C. Perlindungan terhadap iklim & udara disekitarnya: hanya konsultasi (CPC 9404 **) D. Pemulihan & pembersihan tanah dan air: hanya konsultasi (CPC 9406 **) 5 E. Pengurangan Kebisingan & getaran: hanya konsultasi (CPC 9405 **) 5 Komitmen Selandia Baru di bawah item 6.D dan 6.F digabungkan untuk menutupi keseluruhan jasa CPC 9406 sehubungan dengan jasa konsultasi.
16 F. Perlindungan keanekaragaman hayati & lansekap: hanya konsultasi (CPC 9406 **) 6 G. Jasa lingkungan lain-lain & jasa tambahan: hanya konsultasi (CPC 9409**) 7. JASA KEUANGAN 1. Selandia Baru melaksanakan komitmen khususnya pada Jasa Keuangan sesuai dengan ketentuan WTO GATS "Kesepahaman mengenai Komitment pada Jasa Keuangan" (selanjutya disebut Kesepahaman). 2. Komitmen-komitmen ini pada jasa keuangan dihadapkan pada batasan-batasan umum yang termuat pada bagian "Komitmen Horisontal" Jadwal ini. 3. Komitment akses pasar dan perlakuan nasional pada Modus (1) dan (2) terikat dengan cakupan kewajiban dalam paragraf B.3 dan B.4 Kesepahaman. 4. Pengakuan terhadap pasar jasa atau produk keuangan yang baru dapat dihadapkan pada keberadaan dari dan konsistensi dengan, kerangka kerja peraturan perundang-undangan yang bertujuan untuk mencapai maksud dan tujuan yang tercantum pada Pasal 3 (1) Lampiran Jasa Keuangan Bab 8 (Perdagangan Jasa). 5. Komitmen Mode 3 tunduk pada ketentuan Undang-undang Pelaporan Keuangan Tahun 1993 dan Undang-Undang Perusahaan tahun Undangundang ini mengharuskan perusahaan luar negeri untuk menyiapkan laporan keuangan tahunan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi dan (jika diperlukan sesuai standar laporan keuangan yang berlaku yang telah disetujui oleh Dewan Tinjauan Standar Akuntansi) dan pernyataan arus kas. Undang-undang ini juga mengharuskan laporan keuangan dalam kaitannya dengan bisnis perusahaan luar negeri di Selandia Baru. Undang-undang ini mengharuskan perusahaan-perusahaan berikut untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit kepada Kantor Catatan Perusahaan untuk pendaftaran: (a) emiten (yakni orang-orang yang telah menarik investasi dari publik), (b) perusahaan-perusahaan luar negeri, (c) anak-anak perusahaan dari perusahaan atau badan-badan hukum yang didirikan di luar Selandia Baru, (d) perusahaan-perusahaan yang 25 persen atau lebih sahamnya dipegang atau dikontrol oleh: (i) anak perusahaan dari perusahaan atau badan usaha yang didirikan diluar Selandia Baru atau anak perusahaan dari anak perusahaan itu, (ii) perusahaan atau badan usaha yang didirikan di luar perusahaan Selandia Baru, atau (iii) orang yang bukan penduduk biasa di Selandia Baru. 6 Selandia Baru dari komitmen di bawah item 6.D dan menggabungkan 6.F untuk menutupi keseluruhan dari CPC 9406 sehubungan dengan jasa konsultasi.
17 A. Jasa Asuransi dan jasa terkait Asuransi (a) Jasa Asuransi Jiwa (CPC 8121) (b) Jasa Asuransi Non-Jiwa (CPC 8129) 1) Undang-undang Asuransi dan Rehabilitasi dan Kompensasi Kecelakaan Tahun 1992 memberikan asuransi kompensasi pekerja wajib melalui pungutan pada pemilik kendaraan, pengusaha, karyawan dan wiraswasta. Undang-undang ini dijalankan oleh Perusahaan Asuransi Rehabilitasi dan Kompensasi Kecelakaan. (c) Jasa Reasuransi dan penyerahan kembali (CPC ) 1) Komisi Gempa merupakan satu-satunya penjamin tunggal asuransi bencana properti penduduk untuk penggantian penutupan hingga NZ $ per rumah dan NZ $ pada properti pribadi. Jumlah ini dapat dinaikan dengan peraturan. 1). 2), 3) Tidak mengikat untuk pemasaran dan penjualan yang terkait dengan produk yang tercakup di bawah CPC 01, 02, 211, , 22, 2399 dan
18 (d) Jasa perantaraan Asuransi, seperti Jasa broker dan jasa keagenan (CPC 8140 **) 1) Undang-undang Asuransi dan Rehabilitasi dan Kompensasi Kecelakaan Tahun 1992 memberikan asuransi kompensasi pekerja wajib melalui pungutan pada pemilik kendaraan, pengusaha, karyawan dan wiraswasta. Undang-undang ini dijalankan oleh Perusahaan Asuransi Rehabilitasi dan Kompensasi Kecelakaan. 2). Dibawah Undang-undang Pembebanan Produsen Gandum tahun 1987 (atau peraturan yang ditetapkan di bawah Undang-undang Pembebanan Komoditas tahun 1990), United Wheat growers (Gabungan Petani Gandum) (NZ) Ltd) mempunyai kuasa untuk mengatur asuransi bencana wajib atas nama para petani dan meminta mereka untuk membayar retribusi/beban untuk menutupi kembali jumlah premi asuransi ini. 1). 2), 3) Tidak mengikat untuk kerugian produk-produk yang tercakup di bawah CPC 01, 02, 211, , 22, 2399 dan 261. (e) Jasa Bantuan terhadap Asuransi, seperti konsultasi, actuaria, penilaian risiko dan jasa penyelesaian klaim (CPC 8140 **)
19 B. Jasa Perbankan dan Jasa Keuangan lain (tidak termasuk asuransi) 7 (a) Penerimaan setoran dan dana pengembalian lainnya dari masyarakat (CPC ) (b) Peminjaman dari semua jenis, termasuk kredit konsumen, hipotek, kredit, anjak piutang dan pembiayaan transaksi komersial (CPC 8113) (c) Leasing Keuangan (CPC 8112) (d) Semua Jasa pembayaran dan pengiriman uang, termasuk kredit, biaya dan kartu debit, cek perjalanan dan warkat bankir (CPC **) (e) Jaminan dan komitmen (CPC **) 7 Sebagaimana ditetapkan dalam ayat 2 (a) (v) - (xvi) Lampiran pada Jasa Keuangan Bab 8 (Perdagangan Jasa).
20 (f) Perdagangan untuk tanggungan sendiri atau untuk tangungan pelanggan, baik pada bursa, di pasar konter atau dengan cara lain, sebagai berikut: (i) instrumen pasar uang (cek, tagihan, sertifikat setoran dll) (CPC **) (ii) valuta asing (CPC 81333) (iii) produk turunan termasuk, namun tidak terbatas pada, futura dan opsi (CPC **) (iv) instrumen nilai tukar dan tingkat suku bunga, termasuk produk seperti perjanjian swap atau forward rate, dll (CPC 81339**) (v) sekuritas yang dapat dipindahtangankan (CPC ) (vi) instrumen lainnya yang dapat dinegosiasikan dan aset keuangan, termasuk emas batangan (CPC **)
21 (g) Partisipasi dalam penerbitan semua jenis surat berharga, termasuk penjaminan dan penempatan sebagai agen (baik secara umum atau pribadi) dan pemberian jasa yang berkaitan dengan penerbitan itu (CPC 8132) (h) Perantaraan Uang (CPC **) (i) Pengelolaan Aset, seperti uang tunai atau manajemen portofolio; semua bentuk manajemen investasi kolektif, pengelolaan dana pensiun, jasa kustodial, penyimpanan dan jasa penitipan (** CPC 8119, *) (j) Jasa pelunasan dan jasa kliring untuk aset keuangan, termasuk surat berharga, produk turunan, dan instrumen lainnya yang dapat dinegosiasikan (CPC ** 81339, **)
22 (k) Pemberian dan transfer informasi keuangan, dan pengolahan data keuangan dan perangkat lunak terkait dengan penyedia jasa keuangan lainnya (CPC 8131) (l) Jasa Penasihatan, perantaraan, dan jasa keuangan bantuan lainnya pada semua kegiatan yang tercantum pada poin (a) sampai dengan (k) di atas, termasuk referensi dan analisis kredit, riset investasi dan portofolio, penasehatan, saran mengenai akuisisi dan restrukturisasi perusahaan dan strategi (CPC 8131, 8133) 9. JASA PARIWISATA DAN JASA PERJALANAN TERKAIT A. Hotel dan Restoran (CPC ) B. Agen Perjalanan, Wisata C. Jasa Pandu Wisata dan operator Wisata (7471, 7472)
23 11.JASA TRANSPORTASI A. Jasa Transportasi Laut Ketentuan umum yang berlaku untuk semua sektor jasa kelautan: pemasaran dan penjualan jasa transportasi laut untuk produk-produk yang tercakup di bawah CPC 01, 02, 211, , 22, 2399 dan 261; tidak mengikat. Transportasi internasional (penumpang dan barang) (CPC CPC 7211 dan 7212 dikurangi angkutan bandar - sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran A. 3) 3) Tidak mengikat untuk pendirian perusahaan terdaftar untuk tujuan operasi armada di bawah bendera Selandia Baru. 3) Tidak mengikat sebagaimana yang dijelaskan pada kolom akses pasar. Jasa Bantuan Kelautan Jasa Penyimpanan dan pergudangan (CPC 742) 1) Tidak mengikat * 1) Tidak mengikat* Jasa pengiriman Kelautan (sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran A.4) * Tidak mengikat karena kurangnya kelayakan teknis.
24 C. Jasa Transportasi Udara Penjualan dan pemasaran Jasa transportasi udara 8 Jasa sistem reservasi Komputer (CPC 7523 **) 9 E. Jasa Transportasi Rel (CPC 711) 1) 2) & 3) Tidak mengikat untuk produk yang tercakup di bawah CPC01, 02, 211, , 22, 2399 dan 261. F. Jasa Transportasi Jalan Komersial (penumpang, barang, sewa dan perbaikan kendaraan) (712 kecuali 71235) G. Transportasi Jalur pipa (CPC 713) 8 Sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 2 (m) Bab 8 (Perdagangan Jasa) 9 Sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 2 (m) Bab 8 (Perdagangan Jasa)
25 LAMPIRAN A CATATAN PADA JADWAL 1. Komitmen khusus dalam jadwal ini disusun sesuai dengan makalah Sekretariat WTO berjudul "Penjadwalan Komitmen Awal dalam Perdagangan Jasa: Catatan Penjelasan" (MTN.GNS/W/164). Klasifikasi beberapa sektor dalam jadwal ini didasarkan pada Klasifikasi Produk Sentral Sementara (CPC) 1991 dari Kantor Statistik Perserikatan Bangsa-Bangsa, sementara pemesanan mencerminkan sistem klasifikasi yang digunakan oleh Sekretariat WTO di MTN.GNS/W/120. Dalam konteks CPC listing pada jadwal itu, penggunaan ** terhadap CPC listing individu menunjukkan bahwa jasa yang ditetapkan hanya merupakan bagian dari berbagai macam kegiatan yang tercakup oleh CPC harmoni. Investasi Luar Negeri 2. "Orang luar negeri" didefinisikan sebagai individu biasa yang tidak tinggal di Selandia Baru, sebuah perusahaan yang tidak didirikan di Selandia Baru, perseroan yang didirikan di Selandia Baru dimana 25 persen atau lebih dari setiap kelas saham atau 25 persen atau lebih dari kekuatan suara yang dikuasai oleh orang asing, atau calon dari orang luar negeri, apakah calon dirinya sendiri dari orang luar negeri atau bukan. Jasa Transportasi Laut 3. Angkutan bandar: hanya untuk keperluan jadwal ini saja, angkutan bandar didefinisikan sebagai transportasi penumpang atau barang antara pelabuhan yang berada di Selandia Baru dan pelabuhan lain yang masih berada di Selandia Baru dan lalu lintas yang berasal dan berakhir di pelabuhan yang sama di Selandia Baru. 4. Jasa Bongkar Muat Kelautan: kegiatan yang terdiri dari pengorganisasian dan pemantauan operasi kapal atas nama perusahaan pengapalan, melalui akuisisi jasa transportasi dan jasa terkait, persiapan dokumentasi dan pemberian informasi bisnis.
PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA
PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA KAMBOJA JADWAL KOMITMEN SPESIFIK JADWAL KOMITMEN HORISONTAL DALAM AFAS Pola
Lebih terperinciPROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA THAILAND
PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA THAILAND JADWAL KOMITMEN SPESIFIK JADWAL KOMITMEN HORISONTAL DALAM AFAS I. KOMITMEN
Lebih terperinciREPUBLIK DEMOKRASI RAKYAT LAOS JADWAL KOMITMEN SPESIFIK
I. KOMITMEN HORISONTAL SEMUA SEKTOR YANG DICAKUP DALAM JADWAL INI 3) Kehadiran komersial pemasok jasa asing dapat berbentuk sebagai berikut : - Suatu usaha patungan dengan satu atau lebih penanam modal
Lebih terperinciPROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA
PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA INDONESIA JADWAL KOMITMEN SPESIFIK JADWAL KOMITMEN HORISONTAL DALAM AFAS Sektor
Lebih terperinciPROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA
PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA LAOS JADWAL KOMITMEN SPESIFIK JADWAL KOMITMEN SPESIFIK UNTUK SEKTOR KEUANGAN
Lebih terperinciPersetujuan Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru JADWAL KOMITMEN PERPINDAHAN ORANG PERSEORANGAN MYANMAR
Persetujuan Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru JADWAL KOMITMEN PERPINDAHAN ORANG PERSEORANGAN MYANMAR Horizontal Semua Sektor; Untuk pemasok jasa dari pihak lain yang merupakan
Lebih terperinciPROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA
PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA FILIPINA JADWAL KOMITMEN SPESIFIK JADWAL KOMITMEN HORISONTAL DALAM AFAS Pola
Lebih terperinciPROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA BRUNEI DARUSSALAM JADWAL KOMITMEN SPESIFIK BRUNEI DARUSSALAM JADWAL KOMITMEN
Lebih terperinciREPUBLIK DEMOKRASI RAKYAT (RDR) LAOS. Komitmen Jadwal Spesifik. (Untuk Paket Komitmen Pertama)
PERSETUJUAN ASEAN-KOREA MENGENAI PERDAGANGAN JASA LAMPIRAN/SC1 REPUBLIK DEMOKRASI RAKYAT (RDR) LAOS Komitmen Jadwal Spesifik (Untuk Paket Komitmen Pertama) pkumham.go 1 LAOS- Jadwal Komitmen Spesifik Moda
Lebih terperinciDAN REPUBLIK KOREA LAMPIRAN MENGENAI JASA KEUANGAN
PERSETUJUAN MENGENAI PERDAGANGAN JASA BERDASARKAN PERSETUJUAN KERANGKA KERJA KERJASAMA EKONOMI MENYELURUH ANTARA PEMERINTAH NEGARA-NEGARA ANGGOTA PERHIMPUNAN BANGSA-BANGSA ASIA TENGGARA 1. Cakupan dan
Lebih terperinci1 ORANG DAN BADAN YANG TERCAKUP DALAM PERSETUJUAN
PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN KONFEDERASI SWISS MENGENAI PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DAN PENCEGAHAN PENGELAKAN PAJAK YANG BERKENAAN DENGAN PAJAK ATAS PENGHASILAN BERHASRAT untuk
Lebih terperinciKamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia
Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal A Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2
Lebih terperinciAfiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;
Kamus Pasar Modal Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2 hubungan antara Pihak dengan pegawai, direktur, atau komisaris
Lebih terperinciUU No. 8/1995 : Pasar Modal
UU No. 8/1995 : Pasar Modal BAB1 KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1 Afiliasi adalah: hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat a. kedua, baik
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK
- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciKamus Istilah Pasar Modal
Sumber : www.bapepam.go.id Kamus Istilah Pasar Modal Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2 hubungan antara Pihak dengan
Lebih terperinciMYANMAR JADWAL KOMITMEN SPESIFIK. Untuk Komitmen Paket Kedelapan Dalam Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN di Bidang Jasa
I.KOMITMEN HORIZONTAL Semua Sektor; Untuk pemasok jasa pihak lain yang merupakan orang perseorangan dari pihak tersebut, tapi bukan berkewenagaraan dari pihak tersebut untuk mode 1, 2, 3, 4: Tidak terikat
Lebih terperinciPERSETUJUAN ANTARA KANTOR DAGANG DAN EKONOMI INDONESIA, TAIPEI DAN KANTOR DAGANG DAN EKONOMI TAIPEI, JAKARTA TENTANG
PERSETUJUAN ANTARA KANTOR DAGANG DAN EKONOMI INDONESIA, TAIPEI DAN KANTOR DAGANG DAN EKONOMI TAIPEI, JAKARTA TENTANG PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DAN PENCEGAHAN PENGELAKAN PAJAK ATAS PENDAPATAN Kantor Dagang
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 16, 1999 BURSA BERJANGKA. PERDAGANGAN. KOMODITI. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi. BAPPEBTI. (Penjelasan
Lebih terperinciPersetujuan Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru JADWAL KOMITMEN PERPINDAHAN ORANG PERSEORANGAN SELANDIA BARU
Persetujuan Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru JADWAL KOMITMEN PERPINDAHAN ORANG PERSEORANGAN SELANDIA BARU www.djpp.de.id 1. Komitmen Selandia Baru di bawah Bab Perpindahan
Lebih terperinciKEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-56/PM/1996 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA
KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-56/PM/1996 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM OLEH PERUSAHAAN MENENGAH ATAU KECIL KETUA BADAN PENGAWAS PASAR
Lebih terperinciFREQUENTLY ASKED QUESTIONS
FREQUENTLY ASKED QUESTIONS SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 17/11 1 11/DKSP TANGGAL 1 JUNI 2015 PERIHAL KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA A. UMUM 1. Apa saja pertimbangan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 64 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI REAL ESTAT BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF
- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 64 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI REAL ESTAT BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciMINGGU KE LIMA PPH PASAL 23, 26, DAN 25 PAJAK PENGHASILAN PASAL 23
MINGGU KE LIMA PPH PASAL 23, 26, DAN 25 PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 A. Pengertian PPh Pasal 23 Pajak yang dipotong atas penghasilan yang berasal dari deviden, bunga, royalty, sewa dan penghasilan lain atas
Lebih terperinci2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te
No.298, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Perusahaan Publik. Pernyataan Pendaftaran. Bentuk dan Isi. Pedoman (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6166)
Lebih terperinciLAMPIRAN: Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep- 67/BL/2007 Tanggal : 13 April 2007 PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM OBLIGASI DAERAH
PERATURAN NOMOR IX.C.13: PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM OBLIGASI DAERAH 1. Umum a. Seluruh definisi yang tercantum dalam Peraturan Nomor IX.C.12 tentang Pedoman
Lebih terperinci2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.36, 2017 KEUANGAN OJK. Investasi Kolektif. Multi Aset. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6024) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR
Lebih terperinciDASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN : BISNIS DAN MANAJEMEN PROGRAM STUDI KEAHLIAN : KEUANGAN KOMPETENSI KEAHLIAN : 1. AKUNTANSI (119) 2. PERBANKAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor
Lebih terperinciPemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Ukraina
PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH UKRAINA TENTANG PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DAN PENCEGAHAN PENGELAKAN PAJAK ATAS PENGHASILAN Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor
Lebih terperinciOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 67 /POJK.05/2016 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN
Lebih terperinciNo. 17/ 11 /DKSP Jakarta, 1 Juni 2015 SURAT EDARAN. Perihal : Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
No. 17/ 11 /DKSP Jakarta, 1 Juni 2015 SURAT EDARAN Perihal : Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/3/PBI/2015
Lebih terperinci2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGA
No.45, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Prospektus. Efek Bersifat Ekuitas. Bentuk dan Isi. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6029) PERATURAN OTORITAS
Lebih terperinciBab 10 Pasar Keuangan
D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 133 Bab 10 Pasar Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai pasar keuangan, tujuan pasar keuangan, lembaga keuangan. D alam dunia bisnis terdapat
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP- 67/BL/2007 TENTANG PEDOMAN MENGENAI
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN
RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang
Lebih terperinciBRUNEI DARUSSALAM. Jadwal dari Komitmen Spesifik. (Untuk Paket Komitmen Pertama)
PERSETUJUAN ASEAN-KOREA MENGENAI PERDAGANGAN JASA ANNEX/SC1 BRUNEI DARUSSALAM Jadwal dari Komitmen Spesifik (Untuk Paket Komitmen Pertama) pkumham.go 1 I. KOMITMEN HORISONTAL SEMUA SEKTOR TERMASUK DALAM
Lebih terperinciI. KOMITMEN HORISONTAL SELURUH SEKTOR YANG DICAKUP DALAM JADWAL INI 4) Kehadiran dari orang perseorangan tidak mengikat kecuali untuk perpindahan didalam perusahaan (lihat di bawah) 4) Perpindahan sementara
Lebih terperinci- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,
- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 43 /POJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN PERILAKU MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER
Lebih terperinciSANDINGAN UU PAJAK PERTAMBAHAN NILAI TAHUN 2000 DAN TAHUN 2009
Disusun oleh : SANDINGAN UU PAJAK PERTAMBAHAN NILAI TAHUN 2000 DAN TAHUN 2009 Oktober 2009 begawan5060@gmail.com begawan5060 1 Pasal 1 Pengertian 1 Daerah Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang
Lebih terperinci- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /POJK.04/2017 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DAN PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM EFEK
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Metode Pengakuan Pendapatan. menggunakan metode accrual basis dimana sumber utama dari
1 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Metode Pengakuan Pendapatan Kebijakan yang diterapkan oleh PT. Prudential Life Assurance dalam metode pengakuan pendapatan dan beban perusahaan yaitu
Lebih terperinciPersetujuan Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru JADWAL KOMITMEN PERPINDAHAN ORANG PERSEORANGAN FILIPINA
Persetujuan Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru JADWAL KOMITMEN PERPINDAHAN ORANG PERSEORANGAN FILIPINA www.djpp.de.id 1. Jadwal ini berlaku untuk semua sektor tertentu
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.118, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Infrastruktur. Perusahaan. Pembiayaan.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.118, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Infrastruktur. Perusahaan. Pembiayaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100/PMK.010/2009 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN
Lebih terperinciBAB II PROFIL PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN
BAB II PROFIL PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN A. SEJARAH SINGKAT PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I didirikan berdasarkan Perturan Pemerintah No. 56 tahun 1991 dengan akte Notaris Imas Fatimah
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR 17 TAHUN 1988 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN ANGKUTAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1988 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN ANGKUTAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa angkutan laut sebagai salah satu sarana
Lebih terperinciOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM DAN PENAMBAHAN MODAL DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN
Lebih terperinci- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 9 /POJK.04/2017 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DAN PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM EFEK
Lebih terperinciPERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN REASURANSI,
Lebih terperinciDAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$)
2 0 DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL 1B KELOMPOK / JENIS HARTA BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) NILAI SISA BUKU FISKAL AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL METODE HARTA BERWUJUD
Lebih terperinciPERATURAN NOMOR IX.B.1 : PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK
PERATURAN NOMOR IX.B.1 : PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-49/PM/1996, Tanggal 17 Januari 1996 Suatu Pernyataan Pendaftaran
Lebih terperinciPOKOK POKOK PERUBAHAN ISI PROSPEKTUS HMETD
SOSIALISASI PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAMBAHAN MODAL PERUSAHAAN TERBUKA DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU Jakarta,
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN
PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN 32 /POJK.04/2015 TENTANG PENAMBAHAN MODAL PERUSAHAAN TERBUKA DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk kepentingan negara
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF
- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152 TAHUN 1998 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA KUWAIT TENTANG PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DAN PENCEGAHAN
Lebih terperinciTabel 1 Neraca Pembayaran Indonesia: Ringkasan
Tabel 1 Neraca Pembayaran Indonesia: Ringkasan I. Transaksi Berjalan I. Transaksi Berjalan A. Barang 1) A. Barang 1) - Ekspor - Ekspor 1. Nonmigas 1. Barang Dagangan Umum a. Ekspor - Ekspor b. Impor 2.
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PP. No. : 45 Tahun 1995 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG
Lebih terperinciSURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2016 TENTANG
Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Reasuransi; di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG DASAR PENILAIAN ASET YANG DIPERKENANKAN DALAM BENTUK
Lebih terperinci- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 54 /POJK.04/2017 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM DAN PENAMBAHAN MODAL DENGAN
Lebih terperinciOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 20 /POJK.04/2016 TENTANG PERIZINAN PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN
Lebih terperinciPersetujuan Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru JADWAL KOMITMEN JASA KHUSUS FILIPINA
Persetujuan Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru JADWAL KOMITMEN JASA KHUSUS FILIPINA CATATAN PENJELASAN MENGENAI JADWAL KOMITMEN JASA SPESIFIK FILIPINA 1. Jadwal Komitment
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa tujuan pembangunan nasional adalah terciptanya
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PP. No. : 45 Tahun 1995 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I
No.5932 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I PERBANKAN. BI. Valuta Asing. Penukaran. Bukan Bank. Usaha. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 194). PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK
Lebih terperinciPenyusunan Prospektus Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka Penerbitan HMETD
Penyusunan Prospektus Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka Penerbitan HMETD Oleh: Genio Atyanto Equity Tower 49th Floor, Jalan Jenderal Sudirman, Kav. 52-53 P / +62 21 2965 1262 SCBD, Jakarta 12190, indonesia
Lebih terperinciPERATURAN NOMOR I-D: TENTANG PENCATATAN SERTIFIKAT PENITIPAN EFEK INDONESIA (SPEI) DI BURSA
LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor : Kep-00389/BEI/06-2009 Tanggal dikeluarkan :12 Juni 2009 Tanggal diberlakukan : 12 Juni 2009 PERATURAN NOMOR I-D: TENTANG PENCATATAN SERTIFIKAT
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka mewujudkan kegiatan Pasar
Lebih terperinciPP 9/1999, PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA
Copyright (C) 2000 BPHN PP 9/1999, PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA *36161 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 9 TAHUN 1999 (9/1999) TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG SEKURITISASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG SEKURITISASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. Mengingat : bahwa dengan bertambah meningkatnya
Lebih terperinciPENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN ANGKUTAN LAUT Peraturan Pemerintah (Pp) Nomor : 17 Tahun 1988 Tanggal: 21 Nopember Presiden Republik Indonesia,
PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN ANGKUTAN LAUT Peraturan Pemerintah (Pp) Nomor : 17 Tahun 1988 Tanggal: 21 Nopember 1988 Menimbang : Presiden Republik Indonesia, a. bahwa angkutan laut sebagai salah satu
Lebih terperinciI. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2
I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN Dengan diundangkannya
Lebih terperinciPERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinci2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan adalah perusahan pembiayaan dan perusaha
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.363, 2014 OJK. Perusahaan Pembiyaan. Kelembagaan. Perizinan Usaha. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5637) PERATURAN OTORITAS JASA
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UU R.I No.8/1995 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional
Lebih terperinci- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 48 /POJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA TERPROTEKSI, REKSA DANA DENGAN PENJAMINAN, DAN REKSA
Lebih terperinciSURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2017 TENTANG
Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Reasuransi; di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG DASAR PENILAIAN ASET YANG DIPERKENANKAN DALAM BENTUK
Lebih terperinciSALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22 /SEOJK.05/2017
Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Reasuransi, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22 /SEOJK.05/2017 TENTANG DASAR PENILAIAN ASET DALAM BENTUK INVESTASI
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2009 TENTANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1983 Menimbang : a. TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK PENJUALAN ATAS
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1988 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN ANGKUTAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1988 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN ANGKUTAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa angkutan laut sebagai salah satu sarana
Lebih terperinciBUPATI BULULUKUMBA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KEPELABUHANAN
BUPATI BULULUKUMBA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA, Menimbang : a. b. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 155 TAHUN 1998 (155/1998) TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH UKRAINA TENTANG PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG
RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/ TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN PIALANG ASURANSI, PERUSAHAAN PIALANG REASURANSI, DAN PERUSAHAAN PENILAI KERUGIAN ASURANSI DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 15 /PBI/2014 TENTANG KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 15 /PBI/2014 TENTANG KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. b. c. d. bahwa penyelenggara
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.194, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Valuta Asing. Penukaran. Bukan Bank. Usaha. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5932) PERATURAN BANK INDONESIA
Lebih terperinciPernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 tentang Pendapatan disetujui dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi Indonesia pada tanggal
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/21/PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/21/PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha a) Bentuk Usaha PT. RITTER DINAMIKA, Tbk (Perusahaan) berkedudukan di Jakarta, yang Anggaran Dasarnya dimuat dalam akta No.79 tanggal 23 April
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional adalah terciptanya suatu masyarakat adil dan makmur berdasarkan
Lebih terperinciKAMBOJA JADWAL KOMITMEN SPESIFIK. Untuk Komitmen Paket Kedelapan dalam Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN di Bidang Jasa
A. KOMITMEN HORIZONTAL Subsidi (3), (4) Tidak terikat untuk subsidi, termasuk untuk penelitian dan pengembangan. Kebijakan Pajak (1), (2), dalam kaitannya dengan Pajak Tanah (3) Orang perseorangan dan
Lebih terperinciI. KOMITMEN HORISONTAL SEMUA SEKTOR TERMASUK DALAM JADWAL INI 3) Tidak terikat untuk kebijakan yang berkaitan dengan modal asing atau kepentingan dalam perusahaan yang didirikan atau bermaksud untuk mendirikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Asuransi Kerugian Dalam perkembangan dunia usaha tidak seorang pun yang dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang secara tepat, setiap ramalan
Lebih terperinciKEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-49/PM/1996 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK
KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-49/PM/1996 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan
Lebih terperinciSURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH
V-BUMD15 REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH 2013-2014 1. Daftar isian ini digunakan untuk mendapatkan informasi dan data mengenai profil dari Perusahaan BUMD Tahun 2013-2014.
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 157/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH MONGOLIA MENGENAI PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DAN PENCEGAHAN PENGELAKAN PAJAK ATAS PENGHASILAN
Lebih terperinci7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 228/ Tahun MEMUTUSKAN :
KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : KEP-101/MBU/2002 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN PERUSAHAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional adalah terciptanya
Lebih terperinci