Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ""

Transkripsi

1 I. KOMITMEN HORISONTAL SELURUH SEKTOR YANG DICAKUP DALAM JADWAL INI 4) Kehadiran dari orang perseorangan tidak mengikat kecuali untuk perpindahan didalam perusahaan (lihat di bawah) 4) Perpindahan sementara dari tenaga terampil tidak mengikat kecuali untuk perpindahan sementara pada perpindahan dalam perusahaan pada tingkatan manajer, eksekutif dan spesialis. Perpindahan dalam perusahaan mengacu pada para manajer, eksekutif dan spesialis, sebagaimana dijelaskan sebagai berikut ini, yang merupakan pegawai-pegawai dari firma yang menyediakan jasa di Singapura melalui suatu kantor cabang, kantor cabang pembantu, atau afiliasi yang didirikan di Singapura dan telah lebih dahulu bekerja pada firma-firma mereka di luar Singapura untuk jangka waktu tidak kurang dari 1 tahun segera sebelum tanggal pendaftaran mereka dan yang merupakan salah satu dari 4) Tidak terikat 2

2 berikut ini: (a) Manajer suatu organisasi yang secara utama mengarahkan organisasi dimaksud, atau sebuah departemen atau sub-divisi dari organisasi, mengawasi dan mengontrol pekerjaan dari para pekerja dari pengawasan lain, pekerja professional dan pekerja manajerial lainnya, memiliki wewenang untuk mempekerjakan dan memberhentikan atau merekomendasikan untuk mempekerjakan, memberhentikan, atau melakukan tindakan-tindakan kepegawaian lainnya (seperti promosi atau kewenangan memberikan cuti), dan memberikan kewenangan kebijaksanaan atas pekerjaan sehari hari. Tidak termasuk pengawas lini pertama, kecuali para pegawai yang diawasi merupakan pegawai profesional, tidak juga mencakup para pegawai yang pada pokoknya melaksanakan tugas-tugas yang dibutuhkan untuk penentuan pelayanan dimaksud. 3

3 (b) Para eksekutif organisasi yang secara utama mengarahkan pengelolaan organisasi, melaksanakan pembuatan keputusan yang lebih bebas, dan hanya menerima pengawasan dan arahan umum dari para pimpinan eksekutif, dewan direktur, atau pemegang saham dari suatu usaha. Para pimpinan eksekutif tidak akan secara langsung melaksanakan tugas-tugas yang berkaitan dengan ketentuan layanan atau layananlayanan organisasi yang terkini. (c) Spesialis pihak di suatu dalam organisasi yang memiliki pengetahuan di tingkat keahlian yang tinggi dan yang memiliki pengetahuan yang memadai mengenai jasa, perlengkapan penelitian, metoda-metoda, atau pengelolaan organisasi. (Spesialis dapat termasuk, tetapi tidak terbatas pada anggota-anggota profesi yang berijin). 4

4 Ijin masuk untuk perpindahan di dalam perusahaan dibatasi sampai dengan jangka waktu dua tahun yang dapat diperpanjang sampai masing-masing tiga tahun, untuk keseluruhan jangka waktu yang tidak melebihi delapan tahun. 3) Kehadiran komersial, hak pendirian dan perpindahan dari badan hukum tunduk kepada kesesuaian dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: Orang asing yang ingin mendaftarkan sebuah firma usaha harus memiliki seorang manajer lokal yang harus merupakan warga negara Singapura atau seorang Penduduk Tetap Singapura atau seorang Pemegang Ijin Kerja Singapura. (Namun demikian, orang asing yang merupakan Penduduk Tetap Singapura atau 5

5 Pemegang Ijin Kerja Singapura dapat mendaftarkan usahanya tanpa menunjuk seorang manajer lokal). Setidak-tidaknya satu direktur dari perusahaan harus merupakan penduduk setempat. Seluruh kantor cabang perusahaan asing yang terdaftar di Singapura harus memiliki setidak-tidaknya 2 agen lokal. (untuk menilai sebagai penduduk lokal, seseorang seseorang seharusnya merupakan warga negara Singapura, atau Penduduk Tetap Singapura, atau Pemegang Ijin Kerja Singapura.) 1), 2) 3) 4) komitmen spesifik dalam akses pasar dalam semua sektor atau subsektor, melalui berbagai moda pengiriman, wajib 1), 2) 3) 4)Tidak terikat untuk subsidi kecuali komitmen spesifik yang tercantum dalam dokumen 6

6 tidak ditafsirkan untuk mengabaikan pembatasan yang dibentuk di sektor jasa keuangan. WTO GATS/SC/76 (15 April 1994),GATS/SC/76 Suppl.2 (11 April 1997) dan GATS/SC/76 Suppl.3 (26 Feb 1998). 7

7 JASA USAHA A. Jasa Profesi Jasa Rekayasa (CPC 8672) (3) Perseroan Terbatas a) Setidak-tidaknya 51% dari para direkturnya wajib terdaftar sebagai insinyur profesional atau profesional sekutunya yang masing-masing harus memiliki sertifikat praktik yang masih berlaku. b) Usaha perseroan dimaksud, sejauh terkait dengan pekerjaan rekayasa profesional di Singapura, akan berada dibawah pengawasan dan pengelolaan seorang direktur dari perseroan dimaksud yang terdaftar sebagai insinyur, kecuali pelaksanaan kerja rekayasa di Singapura membutuhkan persetujuan dari otoritas yang harus dilakukan oleh insinyur profesional yang secara fisik berada di Singapura 8

8 profesional yang memiliki sertifikat praktek yang masih berlaku. Perseroan Tidak Terbatas a) Setidak-tidaknya 51% dari para direkturnya wajib terdaftar sebagai insinyur profesional atau profesional sekutunya yang masing-masing harus memiliki sertifikat praktik yang masih berlaku. b) Usaha perseroan dimaksud, sejauh terkait dengan pekerjaan rekayasa profesional di Singapura, akan berada dibawah pengawasan dan pengelolaan seorang direktur dari perseroan dimaksud yang terdaftar sebagai insinyur profesional yang memiliki sertifikat praktek yang masih berlaku. 9

9 Kemitraan Multi-Disiplin a) Bunga yang diperoleh dari aset modal dan keuntungan dari kemitraan tersebut harus dipegang oleh para insinyur profesional terdaftar dan para profesional sekutunya yang masing-masing mempunyai sertifikat praktek yang masih berlaku; dan b) Usaha kemitraan, sejauh terkait dengan pekerjaan rekayasa profesional di Singapura, akan berada dibawah pengawasan dan pengelolaan dari suatu mitra yang terdaftar sebagai insinyur profesional, dan masih memiliki sertifikat praktek yang masih berlaku. Kemitraan dengan Tanggung Jawab Terbatas a) Setidak-tidaknya nya satu dari para mitra dalam kemitraan 10

10 dengan tanggung jawab terbatas merupakan seorang insinyur profesional terdaftar yang memiliki sertifikat praktik yang masih berlaku; b) Usaha kemitraan dengan tanggung jawab terbatas, sejauh terkait dengan pekerjaan rekayasa profesional di Singapura, akan berada dibawah pengawasan dan pengelolaan dari suatu mitra yang terdaftar sebagai insinyur profesional, dan masih memiliki sertifikat praktek yang masih berlaku., kecuali seperti diuraikan dalam komitmen horisontal 11

11 Jasa Arsitektur (CPC 8671), kecuali bahwa pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan arsitektur di Singapura membutuhkan persetujuan dari otoritas yang harus dijalankan oleh arsitek yang secara fisik berada di Singapura (3) Perseroan Terbatas a) Setidak-tidaknya 51% dari para direkturnya wajib terdaftar sebagai arsitek atau profesional sekutunya yang masing-masing harus memiliki sertifikat praktik yang masih berlaku. b) Usaha perseroan dimaksud, sejauh terkait dengan jasa arsitektur di Singapura, akan berada dibawah pengawasan dan pengelolaan seorang direktur dari perseroan dimaksud yang merupakan seorang arsitek terdaftar yang mempunyai tempat kediaman 12

12 biasa di Singapura dan yang memiliki sertifikat praktek yang masih berlaku. Perusahaan Tak-terbatas a) Setidak-tidaknya 51% dari para direkturnya wajib terdaftar sebagai arsitek atau profesional sekutunya yang masing-masing harus memiliki sertifikat praktik yang masih berlaku. b) Usaha perseroan dimaksud, sejauh terkait dengan jasa arsitektur di Singapura, akan berada dibawah pengawasan dan pengelolaan dari suatu mitra yang terdaftar sebagai seorang direktur dari perseroan dimaksud yang merupakan seorang arsitek terdaftar yang mempunyai tempat kediaman biasa di Singapura dan yang memiliki sertifikat praktek yang masih berlaku. 13

13 Kemitraan a) Bunga yang diperoleh dari aset modal dan keuntungan dari kemitraan tersebut harus dipegang oleh oleh arsitek terdaftar dan para profesional sekutunya yang masing-masing mempunyai sertifikat praktek yang masih berlaku; dan b) Usaha kemitraan, sejauh terkait dengan jasa arsitektur di Singapura, akan berada dibawah pengawasan dan pengelolaan dari suatu mitra yang merupakan seorang arsitek terdaftar yang mempunyai tempat kediaman biasa di Singapura dan yang mempunyai sertifikat praktek yang masih berlaku. Kemitraan dengan Kewajiban Terbatas a) Setidak-tidaknya nya satu dari 14

14 para mitra dalam kemitraan dengan tanggung jawab terbatas merupakan seorang arsitek atau para profesional sekutunya yang mempunyai sertifikat praktek yang masih berlaku; b) Usaha kemitraan dengan tanggung jawab terbatas, sejauh terkait dengan jasa arsitektur di Singapura, akan berada dibawah pengawasan dan pengelolaan seorang mitra yang merupakan arsitek terdaftar yang berkediaman di Singapura dan yang mempunyai sertifikat praktek yang masih berlaku. diuraikan dalam komitmen horisontal 15

15 Jasa Akuntansi, Auditing dan Pembukuan (CPC 862), kecuali audit yang wajib menurut undang-undang harus dilakukan oleh akuntan publik terdaftar Singapura. (2) Lihat moda 1., selain dari pemilik atau salah satu mitra/direktur dari sebuah firma akuntan publik atau korporasi akuntan publik harus menjadi seorang akuntan publik terdaftar Singapura dan bertempat tinggal di Singapura; atau pemilik atau salah satu mitra /manajer/direktur yang selalu bertempat tinggal di Singapura. diuraikan dalam komitmen horisontal (4) Tidak Terikat Jasa Perpajakan (CPC 863) (4) Tidak Terikat 16

16 Jasa Arsitektur Tata Ruang (CPC 86742) (4) Tidak Terikat Jasa Rekayasa Terpadu (CPC 8673) (3) Tidak terikat, kecuali kepemilikan modal asing diijinkan sampai dengan 30% (4) Tidak Terikat 17

17 Jasa analisis dan uji teknis (CPC 8676) (4) Tidak Terikat Jasa Penerjemahan/Interpretasi (CPC 86401) (4) Tidak Terikat Jasa Penelitian Pasar (CPC 86401) (4) Tidak Terikat 18

18 Jasa penelitian dan percobaan pengembangan pada ilmu ekonomi (CPC 85202) (4) Tidak Terikat Jasa R&D antardisiplin untuk proyek yang dilakukan oleh institusi pendidikan (CPC 853**) (4) Tidak Terikat Jasa Bioteknologi (4) Tidak Terikat 19

19 Penelitian Industri (4) Tidak Terikat Penelitian Pasar Komersial (4) Tidak Terikat Penelitian Ekonomi dan Perilaku (4) Tidak Terikat 20

20 Jasa Pengemasan (CPC 876) (4) Tidak Terikat Jasa Perpustakaan (4) Tidak Terikat Jasa Pengelolaan Pameran (4) Tidak Terikat 21

21 Jasa Konsultasi Hubungan Masyarakat (4) Tidak Terikat Jasa Konsultasi Pengelolaan (4) Tidak Terikat Jasa Periklanan (4) Tidak Terikat 22

22 Jasa Konsultasi Teknologi Informasi (4) Tidak Terikat Jasa Pengelolaan Bangunan dan Fasilitias-Fasilitas, termasuk Jasa Kebersihan Bangunan (4) Tidak Terikat Jasa Design Interior, tidak termasuk Arsitektur (4) Tidak Terikat 23

23 Jasa Penyewaan/Sewa Beli tanpa Operator Berhubungan dengan kapal (CPC 83103) (4) Tidak Terikat Penyewaan dan sewa-beli perlengkapan studio rekaman (CPC 83109) (3) Tidak terikat, kecuali kepemilikan modal asing diijinkan sampai dengan 30% diuraikan dalam komitmen horizontal (4) Tidak Terikat 24

24 Jasa Yang Berkaitan dengan Komputer Jasa Konsultasi Terkait dengan Pemasangan Perangkat Keras Komputer (CPC 84100) Jasa Pemasangan Perangkat Lunak (CPC 842) Jasa Basis Data (CPC 84400) 25

25 Pemrosesan Data Jasa Kurir yang berhubungan dengan dokumen dan paket, tidak termasuk surat dan kartu pos (1) Tidak terikat (3) Tidak terikat diuraikan dalam komitmen horizontal Jasa Telekomunikasi Dasar (berbasis fasilitas) (1) Tunduk pada pengaturan komersial dengan operator berijin 26

26 a) Jasa Telepon Umum 1 (lokal dan internasional) b) Jasa Sewa Sirkuit (lokal dan internasional) (3) Hanya sampai dua operator tambahan yang akan diberi ijin pada tahun 1998 untuk ketentuan layanan ini yang dimulai tanggal 1 April Sesudah itu, perijinan tambahan akan diberikan. Total keseluruhan pemegang saham asing adalah sebesar 73,99%, berdasarkan penanaman modal langsung sebesar 49% dan penanaman modal tidak langsung sebesar 24,99% diperbolehkan. Jasa Bergerak 2 : (1) Tunduk pada pengaturan komersial 1 Ini termasuk jasa suara, data dan faksimili 2 Jasa telepon bergerak tidak termasuk Jasa Multimedia Pita Lebar Bergerak Umum dan Jasa Multimedia Pita Lebar Nirkabel Tetap Umum 27

27 a) Jasa Data Umum Bergerak (PMDS) b) Jasa Radio Trunked Umum (PTRS) c) Jasa Radio Penyeranta Umum (PRPS) d) Jasa Telepon Bergerak Nirkabel Umum (PCMTS) dengan operator berijin (3) Total keseluruhan pemegang saham asing adalah sebesar 73,99%, berdasarkan penanaman modal langsung sebesar 49% dan penanaman modal tidak langsung sebesar 24,99% diperbolehkan. Basis Penjualan Kembali a) Jasa Telepon Umum (lokal dan internasional) (tidak termasuk penggunaan sirkuit yang disewa yang dihubungkan dengan jaringan telepon umum) b) Jasa Sewa Sirkuit (lokal dan internasional)(tanpa koneksi pada jaringan telepon umum) c) Jasa Telepon Bergerak Nirkabel Umum d) Jasa Radio Penyeranta Umum 28

28 Jasa Jaringan Bernilai-Tambah 3 (VAN) Jasa-jasa ini meliputi : - Jasa penyimpanan-danpenelusuran kembali VAN (S&R), - jasa penyimpanan-danpenerusan VAN (S&F), - surat elektronik - surat suara, - informasi dan penelusuran basis data secara online, - pertukaran data elektronik, - pengolahan informasi dan/atau data secara online (1) Ketentuan jasa VAN tunduk pada perijinan dari Otoritas Pengembangan Infocomm Singapura (IDA) Persyaratan dasar untuk perijinan VAN adalah : - Perusahaan perusahaan asing dipersyaratkan untuk mendirikan sebuah kantor cabang lokal dari perusahaannya yang terdaftar dalam Pendaftaran Perusahaan dan Usaha di Singapura, atau dengan memberikan kuasa kepada suatu agen lokal untuk pengadaan jasa VAN mereka di Singapura. - VAN tidak melakukan lalu lintas yang menyerupai segala jasa telekomunikasi dasar (3) Sama dengan Moda 1 3 Ketentuan jasa VAN tunduk pada pendaftaran jasa penyimpanan dan penelusuran kembali dari Otoritas Pengembangan Infocomm Singapura (IDA). Catatan : untuk maksud dari komitmen Singapura dibawah AFAS, jasa-jasa dibawah CPC 7523 termasuk dalam penawaran Singapura untuk jasa VAN. 29

29 diuraikan dalam komitmen horisontal Jasa Audio-visual i) Jasa ini meliputi produksi, distribusi dan tontonan publik 30

30 atas : - gambar hidup - rekaman video - rekaman suara, kecuali yang tidak termasuk dalam (ii) ii) Semua jasa penyiaran dan AV dan materi yang terkait dengan penyiarannya dikecualikan, misalnya: - Penyiaran Bebas Mengudara - Televisi kabel dan berlangganan - Penyiaran langsung oleh satelit - Teleteks diuraikan dalam komitmen horisontal JASA KONTRUKSI DAN YANG BERKAITAN DENGAN REKAYASA Jasa Konstruksi (CPC ) 31

31 Jasa sewa-beli dan penyewaan yang berkaitan dengan jasa konstruksi mesin dan peralatan tanpa operator (CPC 83107) (3) Maksimum kepemilikan modal asing tidak melebihi 30% (3) Tidak terikat JASA DISTRIBUSI Jasa agen komisi (CPC 621) kecuali untuk barang-barang 32

32 farmasi dan medis dan kosmetik (kecuali 62117) Jasa perdagangan grosir (CPC 622)* kecuali untuk barang-barang farmasi dan medis dan alat bedah dan bedah tulang JASA PENDIDIKAN khusus untuk akses pasar dan perlakuan nasional melalui berbagai moda pasokan wajib tidak diartikan berlaku untuk pengakuan gelar universitas untuk maksud pengajuan, pendaftaran, dan penggolongan untuk praktik profesi di Singapura. Jasa Pendidikan Dewasa (CPC 924) 33

33 JASA LINGKUNGAN HIDUP Jasa sanitasi dan sejenisnya (CPC 9403) Jasa pembersihan gas buangan (CPC 9404) Jasa penanggulangan kebisingan (CPC 9405) (1) Tidak terikat* (1) Tidak terikat* JASA KESEHATAN Jasa medis, secara khusus Jasa Medis Umum (CPC 93121) (1) Tidak terikat*, selain daripada sejumlah dokter asing baru yang terdaftar setiap tahun dapat dibatasi 34

34 Jasa Medis Spesialis (CPC 93122) tergatung pada keseluruhan pasokan dokter Jasa yang berhubungan dengan Gigi (CPC 93123) Jasa kedokteran hewan (CPC 932/9320) Jasa rumah sakit (CPC 9311/93110) (1) Tidak terikat* (3) Tidak terikat, kecuali untuk kepemilikan modal asing diijinkan sampai 49% (1) Tidak terikat* (3) Tidak terikat 35

35 Rumah sakit perawatan penyakit akut, rumah perawatan dan rumah sakit pemulihan sebagaimana tercantum pada Undang-undang Rumah Sakit Swasta dan Klinik Medis, berdasarkan prinsip komersial (CPC 93193**) Jasa ambulans (CPC 93192) Laboratorium berijin dibawah Undang-undang Rumah Sakit Swasta dan Klinik Medis (CPC **) (1) Tidak terikat* (1) Tidak terikat* (3) Tidak terikat, kecuali untuk kepemilikan modal asing diijinkan sampai 49% (1) Tidak terikat* (3) Tidak terikat, kecuali untuk kepemilikan modal asing diijinkan sampai 49% (1) Tidak terikat* (1) Tidak terikat* (3) Tidak terikat (1) Tidak terikat* (3) Tidak terikat 36

36 Jasa pengiriman dan terkait lainnya, jasa perawatan, fisioterapi, dan tenaga para-medis (1) Tidak terikat* (3) Tidak terikat, kecuali untuk kepemilikan modak asing diijinkan sampai 49% Jasa kesejahteraan yang disalurkan melalui panti jompo untuk orang tua dan orang cacat (CPC 93311) (1) Tidak terikat* (1) Tidak terikat*, kecuali jika Singapura menggunakan kebijaksanaan untuk menentukan apakah sebuah pemasok jasa non-residen dapat menjalankan usaha atau melakukan pemasaran aktif di Singapura 37

37 (3) Penyertaan modal diijinkan sampai dengan 49%. Jumlah keseluruhan dari fasilitas/jasa layanan yang dilaksanakan oleh pemasok jasa nirlaba yang sebagian didanai Negara dibatasi jumlahnya yang ditentukan oleh suatu rencana induk dari jasa sosial yang dibiayai negara di Singapura Jasa bimbingan dan konseling yang tidak diklasifikasikan dimana pun terkait dengan anak-anak (CPC 93322) (1) Tidak terikat, kecuali tidak mengikat untuk pemasok jasa tidak menetap yang menjalankan usaha atau melakukan pemasaran aktif di Singapura, kecuali tidak mengikat (1) Tidak terikat, kecuali tidak mengikat untuk pemasok jasa tidak menetap yang menjalankan usaha atau melakukan pemasaran aktif di Singapura, kecuali tidak mengikat 38

38 untuk fasilitas/jasa layanan yang dilaksanakan oleh pemasok jasa nirlaba yang sebagian atau seluruhnya didanai Negara untuk fasilitas/jasa layanan yang dilaksanakan oleh pemasok jasa nirlaba yang sebagian atau seluruhnya didanai Negara JASA PARIWISATA DAN YANG TERKAIT DENGAN PERJALANAN Jasa Penginapan Hotel (CPC 64110) (1) Tidak terikat* 39

39 Jasa penyajian minuman untuk maksud konsumsi (CPC 643) Jasa restaurant dan katering (CPC 64210/64230) Jasa sirkus, taman hiburan dan atraksi sejenis (CPC 96194) (1) Tidak terikat* (3) Tidak terikat, kecuali untuk kepemilikan modal asing diijinkan sampai 49% (3) Tidak terikat, kecuali kepemilikan modal asing diijinkan sampai 30% diuraikan dalam komitmen horisontal 40

40 Jasa Agen Perjalanan dan Penyelenggara Tur (CPC 7471) (3) Tidak terikat Jasa Pemandu Turis (CPC 7472) Jasa Pariwisata Lainnya - Operator hotel internasional, - Jasa konsultasi pariwisata, - Tempat pertemuan, - Lokasi pariwisata termasuk (3) Tidak terikat, kecuali keikutsertaan modal diperbolehkan sampai 49% 41

41 hotel, marina (pangkalan perahu-perahu), lapangan golf dan lainnya - Fasilitas olahraga - Fasilitas Marina (pangkalan perahu-perahu) - Pengelolaan Hotel - Penyelenggara Konggres Profesional JASA ANGKUTAN A. Jasa Angkutan Laut Angkutan penumpang laut dan barang internasional (CPC 7211 dan CPC 7212) kurangi, kecuali pada pendaftaran, kecuali pada pendaftaran 42

42 cobotage kapal berbendera Singapura sebagaimana dicantumkan dalam Undang-undang Kapal Dagang diuraikan dalam komitmen horisontal; tidak terikat untuk perpindahan awak kapal dari satu kapal ke kapal lain dalam satu perusahaan. kapal berbendera Singapura sebagaimana dicantumkan dalam Undang-undang Kapal Dagang Jasa agensi laut Jasa perantara perkapalan 43

43 Jasa Angkutan Laut Penunjang : Penggolongan masyarakat 4 Pemeliharaan dan perbaikan kapal (CPC 8868*) Jasa Penyelamatan dan Pengangkatan Kembali Kapal (tidak berlaku di pelabuhan) (CPC 7454) (1) Tidak terikat 1) Tidak terikat karena tidak memungkinkan secara teknis 2) Tidak ada 3) Modal asing diijinkan maksimum sampai 30% 4) Tidak terikat, kecuali sebagaimana (3) Modal asing diijinkan maksimum sampai 30% (1) Tidak terikat diuraikan dalam komitmen horisontal (1) Tidak terikat karena tidak memungkinkan secara teknis 4 Ketentuan peraturan tentang konstruksi dan keamanan kapal dan penerbitan sertifikat penggolongan sesuai dengan peraturan yang diuraikan. Tidak termasuk survey dan penggolongan dari kapal berbendera Singapura, yang memerlukan wewenang spesifik oleh otoritas terkait. 44

44 Sektor atau sub sektor SINGAPURA DAFTAR PENGECUALIAN MFN Deskripsi Kebijakan yang menggambarkan ketidakkonsistenan dengan Pasal II Negara yang memberlakukan kebijakan dimaksud Jangka Waktu Yang Diinginkan Kondisi yang melandasi pengecualian Semua Sektor : Lebih disukai untuk tenaga kerja Sumber-sumber tradisional Tidak ditentukan Karena keterbatasan 45

45 SINGAPURA DAFTAR PENGECUALIAN MFN Sektor atau sub sektor Kehadiran dari : - orang perseorangan yang tidak terampil dan semi-terampil - tenaga terampil (termasuk para pengrajin terampil dalam suatu perdagangan tertentu, kecuali tenaga spesialis/ professional pada tingkat pengelolaan) Deskripsi Kebijakan yang menggambarkan ketidakkonsistenan dengan Pasal II dari sumber pasokan tradisional Negara yang memberlakukan kebijakan dimaksud Jangka Waktu Yang Diinginkan Singapura akan secara berkala meninjau kembali berdasarkan pertimbangan kebijakan domestik dan nasional Kondisi yang melandasi pengecualian tanah dan kebutuhan pokok untuk perpaduan sosial diantara penduduk multi-ras, Pemerintah perlu mengatur arus tenaga kerja asing, baik tenaga terampil maupun tidak terampil, untuk memastikan bahwa Singapura tidak kelebihan penduduk dan orang asing yang berpotensi menggangu ketertiban sosial tidak diijinkan Semua Sektor : Persetujuan Jaminan Penanaman Modal (IGAs) Jaminan penanaman modal, yaitu kewajiban-kewajiban untuk melindungi penanaman modal asing dari kemungkinan yang tidak terduga seperti nasionalisasi, perang, dan sebagainya yang hanya diberlakukan kepada para penandatangan Persetujuan Jaminan Penanaman Modal Semua negara Tidak ditentukan Singapura akan secara berkala meninjau kembali berdasarkan perkembangan internasional Saat ini, kewajiban banyak negara untuk melindungi penanaman modal asing dari kemungkinan yang tidak diduga yang diatur melalui ketentuan yang dibuat berdasarkan perjanjian penjaminan 46

46 SINGAPURA DAFTAR PENGECUALIAN MFN Sektor atau sub sektor Deskripsi Kebijakan yang menggambarkan ketidakkonsistenan dengan Pasal II Negara yang memberlakukan kebijakan dimaksud Jangka Waktu Yang Diinginkan Kondisi yang melandasi pengecualian penanaman modal bilateral. Perjanjianperjanjian tersebut juga untuk membantu menyediakan jaminan ekonomi dan politik untuk meningkatkan hubungan bilateral Semua Sektor : Skema Kredit Pajak Persemakmuran Bagian 48 dari Undang-Undang Pajak Penghasilan memberikan keringanan atas hutang pajak penghasilan Singapura yang diterima dari suatu negara Persemakmuran Negara-negara persemakmuran yang memberikan keringanan secara timbal-balik. Tidak ditentukan Singapura akan secara berkala meninjau kembali berdasarkan perkembangan internasional Merupakan bagian dari kerjasama Singapura dengan anggotaanggota Persemakmuran Jasa Hukum Seluruh kebijakan terkait dengan ketentuan jasa hukum di Singapura Semua negara Tidak ditentukan Singapura akan menjaga kemungkinan penghapusan pengecualian ini berdasarkan hasil peninjauan ulang Pengecualian ini diperlukan mengingat pendirian firma hukum asing di Singapura didasarkan pada persetujuan kasus per kasus 47

47 SINGAPURA DAFTAR PENGECUALIAN MFN Sektor atau sub sektor Penyiaran Penyiaran meliputi : didefinisikan - Penyiaran Bebas Mengudara - Televisi kabel dan berlangganan - Penyiaran langsung melalui satelit - Teleteks - Semua jasa penyiaran yang tercantum dalam daftar Klasifikasi Sektor Jasa, MTN.GNS/W/120 Sistem Reservasi melalui Komputer Deskripsi Kebijakan yang menggambarkan ketidakkonsistenan dengan Pasal II Kementerian Informasi, Komunikasi dan Kesenian, Singapura memberikan hak penyiaran dan transmisi istimewa kepada sejumlah negara tertentu yang telah menandatangani persetujuan bilateral dengan Singapura. Akses pasar dan perlakuan nasional didasarkan pada konsesi timbal balik yang saling menguntungkan, tetapi perlu dalam wilayah yang sama, sebagaimana disepakati dalam Perjanjian Jasa Udara bilateral Negara yang memberlakukan kebijakan dimaksud Jangka Waktu Yang Diinginkan Semua negara Singapura akan menjaga kemungkinan penghapusan pengecualian ini berdasarkan hasil peninjauan ulang Semua negara Tidak ditentukan Singapura akan secara berkala meninjau kembali berdasarkan perkembangan internasional Kondisi yang melandasi pengecualian Untuk meningkatkan hubungan sosial, ekonomi, dan budaya Saat ini, kondisi dan tingkat akses pasar yang diberikan pada jasa angkutan udara terutama diatur oleh perjanjian multilateral lain dan/atau perjanjian jasa udara bilateral. Sebagai tambahan, Lampiran 48

48 SINGAPURA DAFTAR PENGECUALIAN MFN Sektor atau sub sektor Jasa Angkutan Laut : - penyimpanan dan pergudangan - Pengiriman barang - Inland trucking - Jasa pengumpulan kontainer dan gudang Deskripsi Kebijakan yang menggambarkan ketidakkonsistenan dengan Pasal II Pelaksanaan komitmen untuk mengikat akses pasar pada tingkat saat ini dan perlakuan terhadap jasa-jasa dan pemasok jasa, dalam 4 subsektor akan disimpulkan pada perjanjian pengapalan bilateral Negara yang memberlakukan kebijakan dimaksud Semua negara Jangka Waktu Yang Diinginkan Tidak ditentukan Singapura akan secara berkala meninjau kembali berdasarkan perkembangan internasional Kondisi yang melandasi pengecualian pada Jasa Angkutan Udara yang terdapa pada GATS sat ini, hanya terbatas pada aplikasi yang berdampak pada sektor jasa angkutan udara. Beberapa mitra dagang Singapura yang tidak sesuai dengan standar kepuasan akses pasar perusahaan Singapura pada jasa angkutan laut yang ada dalam wilayah mereka JASA KEUANGAN 1 Jasa Perbankan dan jasa keuangan lainnya Dibawah suatu perjanjian mata uang yang dapat dipertukarkan antara Singapura dan Brunei, otoritas penerbit mata uang dari Singapura dan Brunei akan : - menerima dari bank, uang kertas dan koin yang dikeluarkan oleh otoritas Brunei Tidak ditentukan, sampai salah satu negara mengakhiri perjanjian ini. Perjanjian mata uang yang dapat dipertukarkan dimulai pada tahun 1967 yang timbul dari hubungan sejarah dan ekonomi khusus antara Singapura dan Brunei 49

49 SINGAPURA DAFTAR PENGECUALIAN MFN Sektor atau sub sektor Deskripsi Kebijakan yang menggambarkan ketidakkonsistenan dengan Pasal II penerbit lainnya, sama dan tanpa biaya dan untuk menukarkan uang kertas dan koin ke dalam mata uang negara bersangkutan; dan Negara yang memberlakukan kebijakan dimaksud Jangka Waktu Yang Diinginkan Kondisi yang melandasi pengecualian - mengatur pengiriman kembali atas biaya dari otoritas penerbit mata uang terkait, uang kertas dan koin dikeluarkan oleh otoritas penerbit mata uang lainnya dan untuk menerima nilai nominal yang seimbang dalam setiap mata uang yang disepakati. 1 Infomasi tambahan yang disediakan untuk transparansi Bursa Saham Singapura (SES) dan Moneter Internasional Singapura (SIMEX) telah membentuk hubungan perdagangan dengan bursa dari beberapa negara untuk memfasilitasi perdagangan surat berharga dan berjangka. Pendirian hubungan perdagangan merupakan suatu keputusan komersial dari SES dan SIMEX 50

SINGAPURA DAFTAR PENGECUALIAN MFN. Untuk Komitmen Paket Kedelapan dalam Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN di Bidang Jasa

SINGAPURA DAFTAR PENGECUALIAN MFN. Untuk Komitmen Paket Kedelapan dalam Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN di Bidang Jasa Kehadiran dari : - orang perseorangan yang tidak terampil dan semi-terampil - tenaga terampil (termasuk para pengrajin terampil dalam suatu perdagangan tertentu, kecuali tenaga spesialis/ professional

Lebih terperinci

SINGAPURA JADWAL KOMITMEN SPESIFIK. Untuk Komitmen Paket Kedelapan Dalam Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN di Bidang Jasa

SINGAPURA JADWAL KOMITMEN SPESIFIK. Untuk Komitmen Paket Kedelapan Dalam Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN di Bidang Jasa I. KOMITMEN HORISONTAL SELURUH SEKTOR YANG DICAKUP DALAM JADWAL INI 4) Kehadiran dari orang perseorangan tidak mengikat kecuali untuk perpindahan didalam perusahaan (lihat di bawah) 4) Tidak terikat 4)

Lebih terperinci

REPUBLIK DEMOKRASI RAKYAT LAOS JADWAL KOMITMEN SPESIFIK

REPUBLIK DEMOKRASI RAKYAT LAOS JADWAL KOMITMEN SPESIFIK I. KOMITMEN HORISONTAL SEMUA SEKTOR YANG DICAKUP DALAM JADWAL INI 3) Kehadiran komersial pemasok jasa asing dapat berbentuk sebagai berikut : - Suatu usaha patungan dengan satu atau lebih penanam modal

Lebih terperinci

I. KOMITMEN HORISONTAL SEMUA SEKTOR TERMASUK DALAM JADWAL INI 3) Tidak terikat untuk kebijakan yang berkaitan dengan modal asing atau kepentingan dalam perusahaan yang didirikan atau bermaksud untuk mendirikan

Lebih terperinci

REPUBLIK DEMOKRASI RAKYAT (RDR) LAOS. Komitmen Jadwal Spesifik. (Untuk Paket Komitmen Pertama)

REPUBLIK DEMOKRASI RAKYAT (RDR) LAOS. Komitmen Jadwal Spesifik. (Untuk Paket Komitmen Pertama) PERSETUJUAN ASEAN-KOREA MENGENAI PERDAGANGAN JASA LAMPIRAN/SC1 REPUBLIK DEMOKRASI RAKYAT (RDR) LAOS Komitmen Jadwal Spesifik (Untuk Paket Komitmen Pertama) pkumham.go 1 LAOS- Jadwal Komitmen Spesifik Moda

Lebih terperinci

BRUNEI DARUSSALAM. Jadwal dari Komitmen Spesifik. (Untuk Paket Komitmen Pertama)

BRUNEI DARUSSALAM. Jadwal dari Komitmen Spesifik. (Untuk Paket Komitmen Pertama) PERSETUJUAN ASEAN-KOREA MENGENAI PERDAGANGAN JASA ANNEX/SC1 BRUNEI DARUSSALAM Jadwal dari Komitmen Spesifik (Untuk Paket Komitmen Pertama) pkumham.go 1 I. KOMITMEN HORISONTAL SEMUA SEKTOR TERMASUK DALAM

Lebih terperinci

BRUNEI DARUSSALAM JADWAL KOMITMEN SPESIFIK. Untuk Komitmen Paket Kedelapan dalam Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN di Bidang Jasa

BRUNEI DARUSSALAM JADWAL KOMITMEN SPESIFIK. Untuk Komitmen Paket Kedelapan dalam Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN di Bidang Jasa KOMITMEN HORIZONTAL SEMUA SEKTOR TERMASUK DALAM JADWAL INI 3) Tidak terikat untuk kebijakan yang berkaitan dengan modal asing atau kepentingan dalam perusahaan yang didirikan atau bermaksud untuk mendirikan

Lebih terperinci

KAMBOJA JADWAL KOMITMEN SPESIFIK. Untuk Komitmen Paket Kedelapan dalam Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN di Bidang Jasa

KAMBOJA JADWAL KOMITMEN SPESIFIK. Untuk Komitmen Paket Kedelapan dalam Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN di Bidang Jasa A. KOMITMEN HORIZONTAL Subsidi (3), (4) Tidak terikat untuk subsidi, termasuk untuk penelitian dan pengembangan. Kebijakan Pajak (1), (2), dalam kaitannya dengan Pajak Tanah (3) Orang perseorangan dan

Lebih terperinci

MYANMAR JADWAL KOMITMEN SPESIFIK. Untuk Komitmen Paket Kedelapan Dalam Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN di Bidang Jasa

MYANMAR JADWAL KOMITMEN SPESIFIK. Untuk Komitmen Paket Kedelapan Dalam Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN di Bidang Jasa I.KOMITMEN HORIZONTAL Semua Sektor; Untuk pemasok jasa pihak lain yang merupakan orang perseorangan dari pihak tersebut, tapi bukan berkewenagaraan dari pihak tersebut untuk mode 1, 2, 3, 4: Tidak terikat

Lebih terperinci

MALAYSIA JADWAL KOMITMEN SPESIFIK

MALAYSIA JADWAL KOMITMEN SPESIFIK Moda Pasokan: Pasokan Lintas Batas Konsumsi di Luar Negeri Kehadiran Komersial 4) Kehadiran orang I. KOMITMEN HORISONTAL SEMUA SEKTOR YANG TERMASUK DALAM JADWAL INI KECUALI DINYATAKAN SEBALIKNYA 3) Akuisisi,

Lebih terperinci

Moda Pasokan: Pasokan Lintas Batas Konsumsi di Luar Negeri Kehadiran Komersial 4) Kehadiran orang perseorangan I. KOMITMEN HORISONTAL SEMUA SEKTOR YANG TERMASUK DALAM JADWAL INI KECUALI DINYATAKAN SEBALIKNYA

Lebih terperinci

Persetujuan Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru JADWAL KOMITMEN PERPINDAHAN ORANG PERSEORANGAN MYANMAR

Persetujuan Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru JADWAL KOMITMEN PERPINDAHAN ORANG PERSEORANGAN MYANMAR Persetujuan Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru JADWAL KOMITMEN PERPINDAHAN ORANG PERSEORANGAN MYANMAR Horizontal Semua Sektor; Untuk pemasok jasa dari pihak lain yang merupakan

Lebih terperinci

PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA

PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA INDONESIA JADWAL KOMITMEN SPESIFIK JADWAL KOMITMEN HORISONTAL DALAM AFAS Sektor

Lebih terperinci

I. KOMITMEN HORISONTAL SEMUA SEKTOR TERMASUK DALAM JADWAL INI 3) Dalam kegiatan-kegiatan yang dilindungi secara jelas oleh Hukum untuk kewarganegaraan Filipina (seperti modal asing hanya terbatas pada

Lebih terperinci

PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA

PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA KAMBOJA JADWAL KOMITMEN SPESIFIK JADWAL KOMITMEN HORISONTAL DALAM AFAS Pola

Lebih terperinci

INDONESIA JADWAL KOMITMEN SPESIFIK. Untuk Komitmen Paket Kedelapan dalam Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN di Bidang Jasa

INDONESIA JADWAL KOMITMEN SPESIFIK. Untuk Komitmen Paket Kedelapan dalam Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN di Bidang Jasa I. KOMITMEN HORIZONTAL SEMUA SEKTOR YANG DICAKUP DI DALAM JADWAL INI 3) Kehadiran komersial penyediapenyedia jasa asing bisa dalam bentuk perusahaan patungan dan/atau kantor perwakilan, kecuali jika disebutkan

Lebih terperinci

FILIPINA JADWAL KOMITMEN SPESIFIK. Untuk Komitmen Paket Kedelapan Dalam Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN di Bidang Jasa

FILIPINA JADWAL KOMITMEN SPESIFIK. Untuk Komitmen Paket Kedelapan Dalam Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN di Bidang Jasa I. KOMITMEN HORISONTAL SEMUA SEKTOR TERMASUK DALAM JADWAL INI 3) Dalam kegiatan-kegiatan yang dilindungi secara jelas oleh Hukum untuk kewarganegaraan Filipina (seperti modal asing hanya terbatas pada

Lebih terperinci

PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA BRUNEI DARUSSALAM JADWAL KOMITMEN SPESIFIK BRUNEI DARUSSALAM JADWAL KOMITMEN

Lebih terperinci

PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA THAILAND

PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA THAILAND PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA THAILAND JADWAL KOMITMEN SPESIFIK JADWAL KOMITMEN HORISONTAL DALAM AFAS I. KOMITMEN

Lebih terperinci

MALAYSIA JADWAL KOMITMEN SPESIFIK. Untuk Komitmen Paket Kedelapan dalam Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN di Bidang Jasa

MALAYSIA JADWAL KOMITMEN SPESIFIK. Untuk Komitmen Paket Kedelapan dalam Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN di Bidang Jasa Moda Pasokan: Pasokan Lintas Batas Konsumsi di Luar Negeri Kehadiran Komersial 4) Kehadiran orang perseorangan I. KOMITMEN HORISONTAL SEMUA SEKTOR YANG TERMASUK DALAM JADWAL INI KECUALI DINYATAKAN SEBALIKNYA

Lebih terperinci

THAILAND JADWAL KOMITMEN SPESIFIK

THAILAND JADWAL KOMITMEN SPESIFIK I. KOMITMEN HORISONTAL SELURUH SEKTOR YANG DICAKUP DALAM DAFTAR INI 3) Kehadiran komersial di sektor atau subsektor dalam daftar ini diperbolehkan hanya melalui perusahaan perseroan terbatas yang terdaftar

Lebih terperinci

AFAS 7 / INDONESIA INDONESIA JADWAL KOMITMEN SPESIFIK. Untuk Komitmen Paket Ketujuh dalam Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN di Bidang Jasa

AFAS 7 / INDONESIA INDONESIA JADWAL KOMITMEN SPESIFIK. Untuk Komitmen Paket Ketujuh dalam Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN di Bidang Jasa I. KOMITMEN HORIZONTAL SEMUA SEKTOR YANG DICAKUP DI DALAM JADWAL INI 3) Kehadiran komersial penyediapenyedia jasa asing bisa dalam bentuk perusahaan patungan dan/atau kantor perwakilan, kecuali jika disebutkan

Lebih terperinci

PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA

PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA LAOS JADWAL KOMITMEN SPESIFIK JADWAL KOMITMEN SPESIFIK UNTUK SEKTOR KEUANGAN

Lebih terperinci

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Ukraina

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Ukraina PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH UKRAINA TENTANG PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DAN PENCEGAHAN PENGELAKAN PAJAK ATAS PENGHASILAN Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah

Lebih terperinci

Presiden Republik Indonesia,

Presiden Republik Indonesia, PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK YANG DILAKUKAN OLEH PEDAGANG BESAR DAN PENYERAHAN JASA KENA PAJAK DISAMPING YANG DILAKUKAN OLEH PEMBORONG Peraturan Pemerintah (Pp) Nomor:

Lebih terperinci

3) Tidak terikat kecuali yang berkaitan dengan kehadiran komersial yang telah ada :

3) Tidak terikat kecuali yang berkaitan dengan kehadiran komersial yang telah ada : I. KOMITMEN HORISONTAL SEMUA SEKTOR TERMASUK DALAM JADWAL INI 3) Tidak terikat untuk kebijakan yang berkaitan dengan modal asing atau kepentingan dalam perusahaan yang didirikan atau bermaksud untuk mendirikan

Lebih terperinci

PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA

PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA FILIPINA JADWAL KOMITMEN SPESIFIK JADWAL KOMITMEN HORISONTAL DALAM AFAS Pola

Lebih terperinci

VIETNAM JADWAL KOMITMEN SPESIFIK. Untuk Komitmen Paket Kedelapan dalam Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN di Bidang Jasa

VIETNAM JADWAL KOMITMEN SPESIFIK. Untuk Komitmen Paket Kedelapan dalam Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN di Bidang Jasa I. KOMITMEN HORIZONTAL SELURUH SEKTOR YANG DICAKUP DALAM JADWAL INI, kecuali: Kecuali ditetapkan sebaliknya dalam setiap sektor atau sub-sektor spesifik dalam Jadwal ini, perusahaan asing diijinkan mendirikan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-321/PJ/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-

Lebih terperinci

VIETNAM JADWAL KOMITMEN SPESIFIK. Untuk Komitmen Paket Ketujuh dalam Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN di Bidang Jasa

VIETNAM JADWAL KOMITMEN SPESIFIK. Untuk Komitmen Paket Ketujuh dalam Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN di Bidang Jasa I. KOMITMEN HORIZONTAL SELURUH SEKTOR YANG DICAKUP DALAM JADWAL INI Tidak ada, kecuali: Kecuali ditetapkan sebaliknya dalam setiap sektor atau sub-sektor spesifik dalam Jadwal ini, perusahaan asing diijinkan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 155 TAHUN 1998 (155/1998) TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH UKRAINA TENTANG PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA

Lebih terperinci

PERSETUJUAN ANTARA KANTOR DAGANG DAN EKONOMI INDONESIA, TAIPEI DAN KANTOR DAGANG DAN EKONOMI TAIPEI, JAKARTA TENTANG

PERSETUJUAN ANTARA KANTOR DAGANG DAN EKONOMI INDONESIA, TAIPEI DAN KANTOR DAGANG DAN EKONOMI TAIPEI, JAKARTA TENTANG PERSETUJUAN ANTARA KANTOR DAGANG DAN EKONOMI INDONESIA, TAIPEI DAN KANTOR DAGANG DAN EKONOMI TAIPEI, JAKARTA TENTANG PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DAN PENCEGAHAN PENGELAKAN PAJAK ATAS PENDAPATAN Kantor Dagang

Lebih terperinci

Persetujuan Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru JADWAL KOMITMEN PERPINDAHAN ORANG PERSEORANGAN SELANDIA BARU

Persetujuan Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru JADWAL KOMITMEN PERPINDAHAN ORANG PERSEORANGAN SELANDIA BARU Persetujuan Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru JADWAL KOMITMEN PERPINDAHAN ORANG PERSEORANGAN SELANDIA BARU www.djpp.de.id 1. Komitmen Selandia Baru di bawah Bab Perpindahan

Lebih terperinci

PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA

PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA MYANMAR JADWAL KOMITMEN SPESIFIK JADWAL KOMITMEN HORISONTAL DALAM AFAS I. HORISONTAL

Lebih terperinci

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2017 PEMBANGUNAN. Konstruksi. Jasa. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6018) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 157/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH MONGOLIA MENGENAI PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DAN PENCEGAHAN PENGELAKAN PAJAK ATAS PENGHASILAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

Persetujuan Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru JADWAL KOMITMEN PERPINDAHAN ORANG PERSEORANGAN FILIPINA

Persetujuan Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru JADWAL KOMITMEN PERPINDAHAN ORANG PERSEORANGAN FILIPINA Persetujuan Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru JADWAL KOMITMEN PERPINDAHAN ORANG PERSEORANGAN FILIPINA www.djpp.de.id 1. Jadwal ini berlaku untuk semua sektor tertentu

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA KUPANG

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA KUPANG PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG, Menimbang

Lebih terperinci

Persetujuan Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas. ASEAN-Australia-Selandia Baru JADWAL KOMITMEN JASA SPESIFIK SELANDIA BARU

Persetujuan Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas. ASEAN-Australia-Selandia Baru JADWAL KOMITMEN JASA SPESIFIK SELANDIA BARU Persetujuan Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru JADWAL KOMITMEN JASA SPESIFIK SELANDIA BARU www.m.go.id I. KOMITMEN HORIZONTAL 1 SEMUA SEKTOR yang TERMASUK DALAM JADWAL

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

1 ORANG DAN BADAN YANG TERCAKUP DALAM PERSETUJUAN

1 ORANG DAN BADAN YANG TERCAKUP DALAM PERSETUJUAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN KONFEDERASI SWISS MENGENAI PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DAN PENCEGAHAN PENGELAKAN PAJAK YANG BERKENAAN DENGAN PAJAK ATAS PENGHASILAN BERHASRAT untuk

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 177 TAHUN 1998 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK SOSIALIS VIETNAM TENTANG PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA

Lebih terperinci

DAN REPUBLIK KOREA LAMPIRAN MENGENAI JASA KEUANGAN

DAN REPUBLIK KOREA LAMPIRAN MENGENAI JASA KEUANGAN PERSETUJUAN MENGENAI PERDAGANGAN JASA BERDASARKAN PERSETUJUAN KERANGKA KERJA KERJASAMA EKONOMI MENYELURUH ANTARA PEMERINTAH NEGARA-NEGARA ANGGOTA PERHIMPUNAN BANGSA-BANGSA ASIA TENGGARA 1. Cakupan dan

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 24 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 158 TAHUN 1998 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DAN PENCEGAHAN PENGELAKAN PAJAK DAN PENGHINDARAN PAJAK ATAS PENGHASILAN ANTARA REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 2000 TENTANG JENIS BARANG DAN JASA YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 2000 TENTANG JENIS BARANG DAN JASA YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 2000 TENTANG JENIS BARANG DAN JASA YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152 TAHUN 1998 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA KUWAIT TENTANG PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DAN PENCEGAHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1992 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH MALAYSIA MENGENAI PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DAN PENCEGAHAN

Lebih terperinci

KEPPRES 55/1999, PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FEDERAL JERMAN DI BIDANG PELAYARAN

KEPPRES 55/1999, PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FEDERAL JERMAN DI BIDANG PELAYARAN Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 55/1999, PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FEDERAL JERMAN DI BIDANG PELAYARAN *48854 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2

2016, No Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2 No.1052, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Visa Tinggal Terbatas. Permohonan dan Pemberian. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN

Lebih terperinci

PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH UKRAINA PASAL I PENGERTIAN-PENGERTIAN

PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH UKRAINA PASAL I PENGERTIAN-PENGERTIAN PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH DAN PEMERINTAH UKRAINA Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Ukraina di dalam Persetujuan ini disebut sebagai Para Pihak pada Persetujuan; Sebagai peserta

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 2000 TENTANG JENIS BARANG DAN JASA YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 2000 TENTANG JENIS BARANG DAN JASA YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 2000 TENTANG JENIS BARANG DAN JASA YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH KERAJAAN DENMARK MENGENAI PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN PENANAMAN MODAL

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH KERAJAAN DENMARK MENGENAI PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN PENANAMAN MODAL PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH KERAJAAN DENMARK MENGENAI PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN PENANAMAN MODAL Pembukaan Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Denmark

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 2000 TENTANG JENIS BARANG DAN JASA YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 2000 TENTANG JENIS BARANG DAN JASA YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 2000 TENTANG JENIS BARANG DAN JASA YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-28/PJ/2012 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-28/PJ/2012 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-28/PJ/2012 TENTANG TEMPAT PENDAFTARAN DAN/ATAU TEMPAT PELAPORAN USAHA BAGI WAJIB

Lebih terperinci

Bab 4 PASAL-PASAL TAX TREATY DAN PENJELASANNYA

Bab 4 PASAL-PASAL TAX TREATY DAN PENJELASANNYA Bab 4 PASAL-PASAL TAX TREATY DAN PENJELASANNYA RUANG LINGKUP P3B Untuk mempermudah pemahaman pembaca tentang P3B, maka ruang lingkup P3B dengan menggunakan United Nations (UN) Model dikelompokkan sebagai

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 58 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS BURSA EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 58 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS BURSA EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 58 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS BURSA EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 151 TAHUN 1998 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH KERAJAAN YORDANIA HASHIMIAH TENTANG

Lebih terperinci

MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI). DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI). DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG PENGESAHAN AGREEMENT BETWEEN THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE GOVERNMENT OF THE CZECH REPUBLIC OF ECONOMIC COOPERATION

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 147 TAHUN 1998 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN PEMERINTAH ROMANIA MENGENAI PENGHIDARAN

Lebih terperinci

- 1 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 16 /POJK.04/2015 TENTANG AHLI SYARIAH PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 16 /POJK.04/2015 TENTANG AHLI SYARIAH PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 16 /POJK.04/2015 TENTANG AHLI SYARIAH PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS

Lebih terperinci

KEPPRES 111/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK UKRAINA

KEPPRES 111/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK UKRAINA Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 111/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK UKRAINA *47919 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES)

Lebih terperinci

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 68 /POJK.04/2017 TENTANG PENILAI YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 68 /POJK.04/2017 TENTANG PENILAI YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 68 /POJK.04/2017 TENTANG PENILAI YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA PEMERINTAH KOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DINAS KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.01/2017 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.01/2017 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.01/2017 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI mencakup: A. Komposisi, Kriteria, dan Independensi Direksi B. Masa Jabatan Direksi C. Rangkap Jabatan Direksi D. Kewajiban, Tugas, Tanggung Jawab

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/9/PADG/2017 TENTANG LEMBAGA PENDUKUNG PASAR UANG YANG MELAKUKAN KEGIATAN TERKAIT SURAT BERHARGA KOMERSIAL DI PASAR UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA

Lebih terperinci

KODE PERILAKU ETIK APACMED DALAM INTERAKSI DENGAN TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL

KODE PERILAKU ETIK APACMED DALAM INTERAKSI DENGAN TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL KODE PERILAKU ETIK APACMED DALAM INTERAKSI DENGAN TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL MISI APACMED: Misi kami adalah meningkatkan standar perawatan melalui kolaborasi inovatif di kalangan pemangku kepentingan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa transportasi mempunyai peranan penting dalam

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa industri perasuransian yang sehat, dapat diandalkan,

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L No.394, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Terminal Khusus. Terminal untuk Kepentingan Sendiri. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 20 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan

Lebih terperinci

2017, No.9 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebaga

2017, No.9 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebaga LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.9, 2017 EKONOMI. Pembangunan. Perindustrian. Sarana. Prasarana. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6016) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

2 e. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 125/PMK.01/2008 tentang Jasa Penilai Publik dipandang sudah tidak relevan dengan perkembangan profesi sehi

2 e. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 125/PMK.01/2008 tentang Jasa Penilai Publik dipandang sudah tidak relevan dengan perkembangan profesi sehi BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.719, 2014 KEMENKEU. Publik. Penilai. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101/PMK.01/2014 TENTANG PENILAI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL 1 tahun ~ pemberian izin masuk kembali bagi pemegang izin tinggal terbatas pemberian izin masuk kembali untuk beberapa kali perjalanan bagi pemegang izin tinggal

Lebih terperinci

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

UU No. 8/1995 : Pasar Modal UU No. 8/1995 : Pasar Modal BAB1 KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1 Afiliasi adalah: hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat a. kedua, baik

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan

2017, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan No.289, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Pasar Modal. Kegiatan. Penilai. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6157) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.337, 2014 EKONOMI. Asuransi. Penyelenggaraan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5618). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 9 /POJK.04/2017 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DAN PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM EFEK

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1994 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH KEHARYAPATIHAN LUXEMBOURG TENTANG PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2018 TENTANG PENERAPAN PRINSIP MENGENALI PEMILIK MANFAAT DARI KORPORASI DALAM RANGKA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DAN TINDAK

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL Tbk.

PEDOMAN DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL Tbk. PEDOMAN DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL Tbk. Untuk memenuhi ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku, Direksi dan Dewan Komisaris PT Nusantara Pelabuhan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

KEPPRES 112/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK UZBEKISTAN

KEPPRES 112/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK UZBEKISTAN Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 112/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK UZBEKISTAN *47933 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES)

Lebih terperinci

Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS

Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS 1. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih

Lebih terperinci

*48128 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 150 TAHUN 1998 (150/1998)

*48128 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 150 TAHUN 1998 (150/1998) Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 150/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK SUDAN TENTANG PENGHIDARAN PAJAK BERGANDA DENGAN PAJAK ATAS PENGHASILAN *48128

Lebih terperinci

No.18/6/DKEM Jakarta, 22 April 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA KORPORASI NONBANK DI INDONESIA

No.18/6/DKEM Jakarta, 22 April 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA KORPORASI NONBANK DI INDONESIA No.18/6/DKEM Jakarta, 22 April 2016 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA KORPORASI NONBANK DI INDONESIA Perihal: Perubahan Kedua atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 16/24/DKEM tanggal 30 Desember 2014

Lebih terperinci

PROTOCOL TO IMPLEMENT THE SIXTH PACKAGE OF COMMITMENTS UNDER THE ASEAN FRAMEWORK AGREEMENT ON SERVICES

PROTOCOL TO IMPLEMENT THE SIXTH PACKAGE OF COMMITMENTS UNDER THE ASEAN FRAMEWORK AGREEMENT ON SERVICES NASKAH PENJELASAN PROTOCOL TO IMPLEMENT THE SIXTH PACKAGE OF COMMITMENTS UNDER THE ASEAN FRAMEWORK AGREEMENT ON SERVICES (PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN KOMITMEN PAKET KEENAM DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 59 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 59 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 59 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KEBIJAKAN ANTIKORUPSI

KEBIJAKAN ANTIKORUPSI Kebijakan Kepatuhan Global Maret 2017 Freeport-McMoRan Inc. PENDAHULUAN Tujuan Tujuan dari Kebijakan Antikorupsi ini ("Kebijakan") adalah untuk membantu memastikan kepatuhan oleh Freeport-McMoRan Inc ("FCX")

Lebih terperinci

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS FREQUENTLY ASKED QUESTIONS SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 17/11 1 11/DKSP TANGGAL 1 JUNI 2015 PERIHAL KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA A. UMUM 1. Apa saja pertimbangan

Lebih terperinci

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 313 ayat 3

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 313 ayat 3 MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA ^ PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM 30 TAHUN 2015 TENTANG PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF TERHADAP PELANGGARAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 147 TAHUN 1998 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN PEMERINTAH ROMANIA MENGENAI PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DAN PENCEGAHAN

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci