Alasan Perkembangan MAP MODIFIED ATMOSPHERE PACKAGING DEFENISI :
|
|
- Ari Lie
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DEFENISI : MODIFIED ATMOSPHERE PACKAGING Tujuan Instruksional Khusus Mahasiswa mampu merancang kemasan modifikasi atmosfir untuk produk hortikultura. Pengemasan produk dengan menggunakan bahan kemasan yang dapat menahan keluar masuknya gas sehingga konsentrasi gas di dalam kemasan berubah dan ini menyebabkan laju respirasi menurun, mengurangi pertumbuhan mikroba, mengurangi kerusakan oleh enzim serta memperpanjang masa simpan. Alasan Perkembangan MAP Perubahan pola makan Perubahan gaya hidup Kebutuhan akan produk yang aman Memperpanjang umur simpan Perluasan pasar Perkembangan teknologi kemasan Penggunaan fasilitas produksi dan distribusi yang terpusat Penerapan MAP : Shipping container Retail packages for sliced commodity Retail packages for individual units of commodity Keuntungan & kerugian sama seperti pada CA 1
2 Keuntungan : Menunda proses kematangan Menurunkan laju respirasi Mengurangi produksi etilen Mengurangi sensitivitas produk terhadap kerja etilen Mengurangi perubahan komposisi akibat pematangan Kerugian : [ ] CO 2 > batas toleransi kerusakan fisiologis [ ] O 2 < batas toleransi respirasi anaerob Keuntungan MAP Berpotensi meningkatkan umur simpan % Mengurangi kehilangan Produk dapat didistribusikan pada area pemasaran yang lebih luas Menyediakan produk bermutu tinggi Memudahkan penanganan Memperbaiki penampilan Sedikit atau bahkan tidak memerlukan pengawet Kelemahan MAP Masa simpan relatif produk yang dikemas dengan MAP 2 x > dari produk yang disimpan pada kondisi udara biasa, dan pada suhu optimal masa simpannya 4 x > panjang. Biaya tambahan Memerlukan kontrol suhu Diperlukan formulasi gas yang berbeda Peralatan dan training khusus Perhatian terhadap kemananan pangan Meningkatkan volume kemasan Keuntungan akan hilang jika kemasan terbuka atau bocor o C Suhu Opt. Udara MA Udara MA Masa Simpan Relatif Suhu opt = 0 o C untuk produk yang tidak sensitif terhadap chilling injury dan 5-14 o C untuk produk yang sensitif terhadap chilling injury 2
3 Gambar 1. Pertukaran gas dalam kemasan MAP dari produk segar Pengaruh kemasan terhadap produk segar : Barrier bagi pergerakan uap air Membantu mempertahankan RH yang tinggi menyebabkan kondensasi air di permukaan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan jamur Mempertahankan turgor buah dan sayuran Melindungi produk dari kontaminasi Melindungi produk dari cahaya Melindungi produk dari benturan Faktor-faktor yang mempengaruhi permeabilitas film kemasan : Nature of gas Structure and thickness of material Temperature Relative humidity for some materials Partial pressures 3
4 TAHAPAN-TAHAPAN DALAM MERANCANG MAP UNTUK SATU KOMODITI : Penentuan laju respirasi dari produk Penentuan konsentrasi O 2 dan CO 2 optimum Penentuan jenis film kemasan Desain Kemasan atmosfir termodifikasi 1. PENENTUAN LAJU RESPIRASI Dapat dilakukan dengan sistem tertutup (closed system) Data yang diperoleh (% O 2 dan CO 2 ) ditransfer ke dalam satuan ml/kg-jam R r C W 10 3 xm w x x( V ) 100 RxWxTx(273 t ) R r = laju produksi CO 2 atau laju konsumsi O 2 M w = berat molekul (CO 2 = 44, dan O 2 = 32) C = perbedaan konsentrasi O 2 atau CO 2 (%) antara dua pengukuran V = volume kemasan (l) R = konstanta gas ( dm 3.atm/K/mol) W = berat contoh (kg) = kerapatan jenis contoh (kg/l) to = suhu penyimpanan ( o C) T = interval pengamatan (jam) o 2. PENENTUAN KONSENTRASI O 2 DAN CO 2 OPTIMUM Dilakukan dengan menyimpan produk pada komposisi udara (konsentrasi O 2 dan CO 2 yang berbeda-beda) beda) Kombinasi gas O 2 dan CO 2 yang dapat memberikan umur simpan yang panjang merupakan daerah MA yang optimum untuk produk tersebut. Contoh : Campuran gas : 1-3% O 2 dan 5-7% CO 2 1-3% O 2 dan 8-10% CO 2 3-5% O 2 dan 5-7% CO 2 3-5% O 2 dan 8-10% CO 2 Udara biasa sebagai kontrol Suhu : 0,5 dan 10 o C Lama Penyimpanan : 5,10,15 and 20 hari 4
5 3. PENENTUAN JENIS FILM KEMASAN Faktor yang harus diperhatikan dalam memilih jenis kemasan untuk MAP adalah koefisien permeabilitas dari film kemasan. Yang paling banyak digunakan adalah LDPE dan PVC Tabel 1. Jenis dan permeabilitas film yang tersedia sebagai bahan pengemas produk segar Jenis Film Permeabilitas* CO 2 O 2 Perbandingan CO 2 : O 2 LDPE 7,700-77,00077,000 3,900-13, PVC 4,263-8, ,2, Polipropilen 7,700-21,000 1,300-6, Polistiren 10,000-26,000 2,600-7, Saran Poliester *) dalam ml/m 2 /mil/hari-1 atm PEMILIHAN FILM KEMASAN BERDASARKAN MANNAPERUMA et al., Mannaperuma et al., (1989) memilih film kemasan berdasarkan metode grafik dengan persamaan : x 2 = c 2 + / (c 1 x 1 ) x = konsentrasi gas di dalam kemasan c = konsentrasi gas di luar kemasan = perbandingan laju produksi CO 2 dengan laju konsumsi O 2 = perbandingan koef.permeabilitas film kemasan terhadap CO 2 dengan O 2 Angka subskrip 1 menyatakan O 2 dan 2 unuk CO 2 Tabel 2. Koefisien permeabilitas film kemasan hasil perhitungan dan penetapan (ml-mil/m 2 -jam-atm) Jenis Tebal (mil) 10 o C* 15 o C* 25 o C** *** O 2 CO 2 O 2 CO 2 O 2 CO 2 LDPE PP SF WSF Grafik Pemilihan Jenis Film Kemasan (Gunadnya, 1993) *) Hasil Perhitungan **) Hasil penetapan metode ASTM 1413 ***) pada suhu 25 o C LDPE = Low Density Polyethylen SF = Stretch Film PP = Polipropilen WSF = White Stretch Film 5
6 Tabel 3. Jenis film kemasan dan keadaan MA optimal untuk buah-buahan Komodita s Salak Pondoh Keadaan MA opt 2-6% O 2, 10-28% CO 2 Jenis Film Masa Simpan (Hari) Suhu ( o C) MA Tanpa MA SF Belimbing 3-10% O 2, PP,0.04 mm % CO 2 Sawo 3-5% O 2, 8-10% CO 2 SF mm Rambuta n Binjai Arben Chandler Arben Oso Jamur Merang 3-5% O 2, SF mm % CO 2 2-5% O 2, SF mm % CO 2 2-5% O 2, SF mm % CO 2 4-8% O 2, WSF % CO 2 4. DESAIN KEMASAN ATMOSFIR TERMODIFIKASI Berat buah yang dikemas dan luas permukaan kemasan diperoleh dengan menggunakan persamaan keseimbangan sebagai berikut : ( c x WR PA ) b W = berat buah (kg) R = laju respirasi (ml/kg.jam) P = permeabilitas kemasan (ml.mil/m 2.jam.atm) A = luas kemasan (m 2 ) b = ketebalan kemasan (m) c = komposisi udara normal x = komposisi udara dalam kemasan Sub skrip 1 = konsentrasi O 2 dan 2 = [ ] CO 2 Contoh : Dari hasil penentuan laju respirasi dan komposisi atmosfir optimum untuk penyimpanan buah jambu mete pada suhu 10 o C diperoleh hasil sebagai berikut : Laju respirasi (konsumsi O 2 ) = ml/kg-jam Laju respirasi (produksi CO 2 ) = ml/kg-jam Daerah MA optimum = 4-6% O 2, 5-9% CO 2 Film kemasan terpilih = Polipropilen, dengan permeabilitas terhadap O 2 = 265 ml.mil/m 2.jam atm, dan terhadap CO 2 = 364 ml.mil/m 2.jam.atm Jika luas permukaan kemasan dibuat tetap yaitu m 2 dan tebal kemasan = 0.58 mil Maka dengan menggunakan rumus di atas, jambu mete yang dapat dikemas adalah : W. 10,15 = 265.0,0187 (0,21-0,04)/0,58 W. 10,15 = (0,293) W. 10,15 = 1,4525 W = 0,14 kg ( c x2 WR PA ) 2 2 b W. 27,47 = 364.0,0187 (0,21-0,05)/0,58 W. 27,47 = (0,276) W. 27,47 = 1,8787 W = 0,06 kg Jadi berat jambu mete yang dapat dikemas dengan luas permukaan 187 cm 2 = gr 6
7 Cara pengemasan : Buah/sayur yang segar dengan tingkat kematangan relatif seragam dibersihkan, ditimbang dan dimasukkan ke dalam trayfoam Kemasan kontrol tidak ditutup dengan film kemasan, sedang yang lainnya ditutup Caranya : pinggirian trayfoam diberi double tape dan pada badan trayfoam digunakan cellophan tape untuk melekatkan film kemasan Film kemasan tidak menutupi bagian bawah trayfoam Daerah MA jambu mete PERKEMBANGAN MAP Intelligent packaging/active packaging : Kemasan yang mempunyai kemampuan untuk menghilangkan atau mengabsorbsi gas dan uap sesuai dengan kebutuhan Kategori active packaging : Oxygen scavenging Carbon dioxida formation Aroma removal Off-flavor removal Ethylene removal Ethanol removal Water removal Edible films Oxygen Scavenger System Pengertian : penyerap oksigen di dalam kemasan Contoh jenis bahan : besi (dalam bentuk bubuk), asam askorbat, sulfit, enzim. Bahan penyerap dan penambah oksigen (absorber dan emitters CO 2 : Asam askorbat dan besi karbonat 7
8 Mekanisme Oksidasi dari Bubuk Besi Contoh Oxygen Adsorber Komersial Jenis penyerap etilen KMnO 4, karbon aktif dan mineral lain yang dimasukkan ke sachet dan diserapkan pada silika gel. Permanganat mengoksidasi etilen membetuk etanol dan asetat penyerap berbentuk katalis logam seperti pallaidum karbon aktif yang mengandung bromin, tetapi penggunaannya harus hati-hati gas Bromin mineral mineral yang mempunyai kemampuan menyerap etilen seperti zeolit, tanah liat dan batu Oya dari Jepang Kombinasi diena dan triena yang defisien elektron pada bahan kemasan 8
9 Mekanisme oksidasi etilen oleh KMnO 4 ABSORBER AIR DAN UAP AIR Karbon aktif, zeolit, silika gel granula-granula polimer superabsorbent film dilaminasi dengan propilen glikol dan polivinil alkohol (PVA) penambahan bahan anti kabut (anti fog) yang dicampur dengan resin polimer garam poliakrilat dan kopolimer graft dari pati ETHANOL EMITTERS Etanol merupakan bahan pengawet Dalam konsentrasi tinggi dapat mendenaturasi protein dari kapang dan ragi antimikroba Memperpanjang umur simpan 9
10 Antimicrobial Packaging 10
TEKNIK PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN Interaksi Bahan dan Teknologi Pengemasan
TEKNIK PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN Interaksi Bahan dan Teknologi Pengemasan Interaksi Bahan dan Kemasan Pertukaran Udara dan Panas Kelembaban Udara Pengaruh Cahaya Aspek Biologi Penyimpanan Migrasi Zat
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Laju Respirasi Wortel Terolah Minimal
HASIL DAN PEMBAHASAN Laju Respirasi Wortel Terolah Minimal cold chaín Perubahan laju produksi CO 2 pada wortel terolah minimal baik pada wortel utuh (W1) maupun irisan wortel (W2) pada penelitian pendahuluan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGUKURAN LAJU RESPIRASI Setelah dipanen ternyata sayuran, buah-buahan, dan umbi-umbian masih mengalami proses respirasi oleh karena itu sayuran, buah-buahan dan umbiumbian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Belimbing manis (Averrhoa carambola L.) merupakan salah satu buah nonklimaterik
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Belimbing manis (Averrhoa carambola L.) merupakan salah satu buah nonklimaterik berkulit tipis, memiliki rasa yang manis dan menyegarkan, juga memiliki kadar
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN Proses respirasi sangat mempengaruhi penyimpanan dari buah melon yang terolah minimal, beberapa senyawa penting
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Belimbing terdiri atas dua jenis, yaitu belimbing manis (Averrhoa carambola L.)
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Belimbing Belimbing terdiri atas dua jenis, yaitu belimbing manis (Averrhoa carambola L.) dan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.). Belimbing manis mempunyai bentuk seperti bintang,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perubahan Ion Leakage Ion merupakan muatan larutan baik berupa atom maupun molekul dan dengan reaksi transfer elektron sesuai dengan bilangan oksidasinya menghasilkan ion.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KOMPOSISI SAMPEL PENGUJIAN Pada penelitian ini, komposisi sampel pengujian dibagi dalam 5 grup. Pada Tabel 4.1 di bawah ini tertera kode sampel pengujian untuk tiap grup
Lebih terperinciSkripsi PENYIMPANAN POTONGAN SAWO SEGAR DALAM KEMASAN ATMOSFIR TERMODIFIKASI. Oleh : DEDY AGUSPRIANDONO SUPRAPTO F
Skripsi PENYIMPANAN POTONGAN SAWO SEGAR DALAM KEMASAN ATMOSFIR TERMODIFIKASI Oleh : DEDY AGUSPRIANDONO SUPRAPTO F 14103093 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pengemasan merupakan proses perlindungan suatu produk pangan yang bertujuan menjaga keawetan dan konsistensi mutu. Produk yang dikemas akan memiliki masa simpan relatif
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perubahan Konsentrasi O dan CO dalam Kemasan mempunyai densitas antara.915 hingga.939 g/cm 3 dan sebesar,9 g/cm 3, dimana densitas berpengaruh terhadap laju pertukaran udara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mengalami kerusakan saat penyimpanan yaitu buah mengalami kerontokan dan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah mengalami kerusakan saat penyimpanan yaitu buah mengalami kerontokan dan pencoklatan karena adanya lapisan absisi yang terbentuk, sehingga buah memiliki
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Stroberi berasal dari benua Amerika, jenis stroberi pertama kali yang ditanam di
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroberi berasal dari benua Amerika, jenis stroberi pertama kali yang ditanam di Indonesia adalah jenis Fragaria vesca L. Buah stroberi adalah salah satu produk hasil
Lebih terperinci14/12/2011. Teknologi Pengemasan Moderen TEKNOLOGI PENGEMASAN AKTIF. Pengertian
Teknologi Pengemasan Moderen Pengemasan atmosfir termodifikasi (Modified Atmosphere Packaging = MAP) Pengemasan aktif (Active Packaging)/Smart Packaging TEKNOLOGI PENGEMASAN AKTIF MAP = pengemasan produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu buah yang memiliki produktivitas tinggi di Indonesia adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu buah yang memiliki produktivitas tinggi di Indonesia adalah buah pisang. Tahun 2014, buah pisang menjadi buah dengan produksi terbesar dari nilai produksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging merupakan produk peternakan yang banyak dikonsumsi oleh hampir seluruh lapisan masyarakat. Penggunaannya pun bermacam-macam, baik langsung diolah menjadi masakan
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Bakso ikan Sumber: Dokumentasi Junide (2009)
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakso Ikan Bakso ikan dapat didefinisikan sebagai produk makanan berbentuk bulatan atau lain, yang diperoleh dari campuran daging ikan (kadar daging ikan tidak kurang dari 50%)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Buah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Buah (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura. Buah mudah sekali mengalami kerusakan yang disebabkan oleh faktor keadaan fisik buah yang
Lebih terperinciPrinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri
Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri PENANGANAN Jenis Kerusakan Bahan Pangan Kerusakan mikrobiologis Kerusakan mekanis Kerusakan fisik Kerusakan biologis Kerusakan kimia Kerusakan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. WARNA KULIT BUAH Selama penyimpanan buah pisang cavendish mengalami perubahan warna kulit. Pada awal pengamatan, buah berwarna hijau kekuningan dominan hijau, kemudian berubah
Lebih terperinciRINGKASAN. Dibawah bimbingan Dr. Ir. Sutrisno M. Agr.
TAUFIK HIDAYATULLAH. F 27.0470. Mempelajari Penyimpanan Wortel ( Daucus carota L) dengan "Modified Atmosphere". Dibawah bimbingan Dr. Ir. Sutrisno M. Agr. RINGKASAN Produksi sayur-sayuran dan buah-buahan
Lebih terperinciTEKNIK PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN KEMASAN KERTAS DAN PLASTIK
TEKNIK PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN KEMASAN KERTAS DAN PLASTIK Kertas Kasar Kertas Lunak Daya kedap terhadap air, gas, dan kelembaban rendah Dilapisi alufo Dilaminasi plastik Kemasan Primer Diresapi lilin,
Lebih terperinciBAHAN DAN METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Pendahuluan
BAHAN DAN METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pada bulan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. baik tumbuhan, manusia maupun hewan. Menurut Winarno (2004), respirasi
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Respirasi Respirasi merupakan suatu aktifitas yang dilakukan oleh mikroorganisme hidup baik tumbuhan, manusia maupun hewan. Menurut Winarno (2004), respirasi merupakan proses
Lebih terperinciMATA KULIAH TPPHP UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013 TIM DOSEN PENGAMPU TPPHP
MATA KULIAH TPPHP UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013 TIM DOSEN PENGAMPU TPPHP KERUSAKAN FISIK/MEKANIS KERUSAKAN KIMIAWI KERUSAKAN MIKROBIOLOGIS KEAMANAN PANGAN, CEGAH : o CEMARAN FISIK o CEMARAN KIMIAWI o CEMARAN
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penentuan Laju Respirasi dengan Perlakuan Persentase Glukomanan Proses respirasi sangat mempengaruhi penyimpanan dari buah sawo yang terolah minimal, beberapa senyawa penting
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. akan cepat mengalami kerusakan. Masa simpan buah yang pendek diawali
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah setelah dipanen buah akan cepat mengalami kerusakan. Masa simpan buah yang pendek diawali dengan terbentuknya lapisan absisi di pangkal buah sehingga buah
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Konsentrasi KMnO 4 Terhadap Susut Berat Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap susut berat cabai merah berbeda nyata
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Jenis makanan basah ataupun kering memiliki perbedaan dalam hal umur simpan
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Parameter sensori sangat penting pada tahap penelitian dan pengembangan produk pangan baru. Produk baru yang dihasilkan harus memiliki penanganan yang tepat agar
Lebih terperinciTEKNOLOGI PENGEMASAN AKTIF
TEKNOLOGI PENGEMASAN AKTIF Saat ini permintaan konsumen akan kemasan bahan pangan adalah teknik pengemasan yang ramah lingkungan, produk yang lebih alami dan tanpa menggunakan bahan pengawet. Industri-industri
Lebih terperinciSifat Fisiologis Pasca Panen PENYIMPANAN. a. Respirasi. a. Respirasi 12/17/2012
PENYIMPANAN Teknik Penanganan Pasca Panen Sifat Fisiologis Pasca Panen a. Respirasi b. Produksi Ethilen c. Transpirasi 17/12/2012 Fisiologi Pasca Panen 2011 1 d. Sensitivitas 17/12/2012 Fisiologi Pasca
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dari sekian banyak varietas jeruk yang sudah dikenal dan dibudidayakan. Buahnya
TINJAUAN PUSTAKA Jeruk Siam Jeruk siam (Citrus nobilis LOUR var Microcarpa) merupakan salah satu dari sekian banyak varietas jeruk yang sudah dikenal dan dibudidayakan. Buahnya berbentuk bulat dengan permukaan
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Organoleptik Bakso Ikan Nila Merah Uji organoleptik mutu sensorik yang dilakukan terhadap bakso ikan nila merah yang dikemas dalam komposisi gas yang berbeda selama
Lebih terperinciPENANGANAN PASCA PANEN HORTIKULTURA
Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama I. PENDAHULUAN PENANGANAN PASCA PANEN HORTIKULTURA Kebanyakan pasca panen produk hortikultura segar sangat ringkih dan mengalami penurunan mutu sangat cepat.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jambu biji (Psidium guajava L.) Crystal adalah buah yang mengandung banyak
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jambu biji (Psidium guajava L.) Crystal adalah buah yang mengandung banyak vitamin dan mineral yang berguna untuk tubuh. Selain kandungan vitamin dan mineral
Lebih terperinci6/27/2013. Pengertian
Pengertian CONTROLLED ATMOSPHERE STORAGE Tujuan Instruksional Khusus - Mahasiswa mampu menerapkan teknologi penyimpanan dengan udara terkendali (CAS) pada produk hortikultura. Elisa Julianti- ITP FP USU
Lebih terperinciFISIOLOGI MINGGU 9 SBW
FISIOLOGI MINGGU 9 SBW PENGARUH KOMPOSISI GAS gas O 2, CO 2, Etilen, CO dan Nitrogen DALAM RUANG PENYIMPANAN BUAH/SAYUR BERPENGARUH THD FISIOLOGI KOMODITI KONTROL KOMPOSISI GAS DALAM RUANG DAPAT DICAPAI
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tanaman terung belanda berbentuk perdu yang rapuh dengan
TINJAUAN PUSTAKA Terung Belanda Tanaman terung belanda berbentuk perdu yang rapuh dengan pertumbuhan yang cepat dan tinggi dapat mencapai 7,5 meter. Tanaman ini mulai berproduksi pada umur 18 bulan setelah
Lebih terperinciPENYIMPANAN BUAH DAN SAYUR. Cara-cara penyimpanan meliputi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN SEGAR (BUAH, SAYUR DAN UMBI)
PENYIMPANAN BUAH DAN SAYUR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN SEGAR (BUAH, SAYUR DAN UMBI) Cara-cara penyimpanan meliputi : 1. penyimpanan pada suhu rendah 2. penyimpanan dengan
Lebih terperinciPENGATURAN PENYIMPANAN KOMODITI PERTANIAN PASCA PANEN
PENGATURAN PENYIMPANAN KOMODITI PERTANIAN PASCA PANEN PENYIMPANAN DINGIN Diperlukan untuk komoditi yang mudah rusak, karena dapat mengurangi Kegiatan respirasi dan metabolisme lainnya Proses penuaan karena
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. membantu aktivitas pertumbuhan mikroba dan aktivitas reaksi-reaksi kimiawi
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aktifitas Air (Aw) Aktivitas air atau water activity (a w ) sering disebut juga air bebas, karena mampu membantu aktivitas pertumbuhan mikroba dan aktivitas reaksi-reaksi kimiawi
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Penyusunan Buah Dalam Kemasan Terhadap Perubahan Suhu Penelitian ini menggunakan dua pola penyusunan buah tomat, yaitu pola susunan acak dan pola susunan teratur. Pola
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. B. Bahan dan Alat. C. Prosedur Penelitian. 1. Tahapan Persiapan. a. Persiapan Buah Jambu Biji Terolah Minimal
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan pada bulan februari sampai april 2010 di laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Mesin
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN MBAHASAN A. SUSUT BOBOT Perubahan susut bobot seledri diukur dengan menimbang bobot seledri setiap hari. Berdasarkan hasil pengukuran selama penyimpanan, ternyata susut bobot seledri mengalami
Lebih terperinciPENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh
PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING (Laporan Penelitian) Oleh PUTRI CYNTIA DEWI JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PETANIAN
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian pendahuluan diawali dengan melakukan uji terhadap buah salak segar Padangsidimpuan. Buah disortir untuk memperoleh buah dengan kualitas paling
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SUSUT BOBOT Susut bobot merupakan salah satu faktor yang mengindikasikan mutu tomat. Perubahan terjadi bersamaan dengan lamanya waktu simpan dimana semakin lama tomat disimpan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Pisang Raja Bulu
4 TINJAUAN PUSTAKA Pisang Raja Bulu Pisang merupakan tanaman yang termasuk kedalam divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, kelas monokotiledon (berkeping satu) ordo Zingiberales dan famili Musaseae.
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tomat termasuk tanaman sayuran buah, yang berasal dari benua Amerika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomat termasuk tanaman sayuran buah, yang berasal dari benua Amerika dan kini telah menyebar di kawasan benua Asia termasuk di Indonesia. Tomat biasa ditanam di dataran
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. buah-buahan tertentu, di mana selama proses ini terjadi serangkaian perubahan
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pisang Pisang termasuk buah klimakterik, yaitu suatu periode mendadak yang unik bagi buah-buahan tertentu, di mana selama proses ini terjadi serangkaian perubahan biologis yang
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN EDIBLE COATING TERHADAP SUSUT BOBOT, ph, DAN KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK BUAH POTONG PADA PENYAJIAN HIDANGAN DESSERT ABSTRAK
PENGARUH PENGGUNAAN EDIBLE COATING TERHADAP SUSUT BOBOT, ph, DAN KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK BUAH POTONG PADA PENYAJIAN HIDANGAN DESSERT Alsuhendra 1, Ridawati 1, dan Agus Iman Santoso 2 1 Staf Pengajar
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. B. Bahan Dan Alat. C. Prosedur Penelitian
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai Mei 2011 di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Mesin dan
Lebih terperinciBunga. Sayuran. Cold Storage. Hortikultura
Cold Storage Hortikultura Panen C 6 H 12 O 6 + O 2 Respirasi 6 CO 2 + 6 H 2 O + 673 Kal Umur simpan produk Tergantung dari laju evolusi panas Kondisi lingkungan daun buah Sayuran : kailan, brokoli, horenzo,
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada saat musim panen buah duku yaitu Januari sampai dengan Mei 2006. Tempat penelitian di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Wortel dan Kandungan Kimia
4 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Wortel dan Kandungan Kimia Wortel (Daucus carota) bukan tanaman asli Indonesia, berasal dari negeri yang beriklim sedang (sub-tropis) yaitu Asia Timur dan Asia Tengah. Ditemukan
Lebih terperinciKULIAH KE VIII EDIBLE FILM. mampu membuat kemasan edible yang dapat diaplikasikan pada bahan pangan.
KULIAH KE VIII EDIBLE FILM mampu membuat kemasan edible yang dapat diaplikasikan pada bahan pangan. Kelemahan Kemasan Plastik : non biodegradable Menimbulkan pencemaran Dikembangkan kemasan dari bahan
Lebih terperinciBAB IV PENGEMASAN VACUUM DAN CUP SEALER
BAB IV PENGEMASAN VACUUM DAN CUP SEALER 4.1. Tujuan Tujuan dari materi praktikum Pengemasan Vacuum Dan Cup Sealer adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui cara pengemasan menggunakan vacuum sealer. 2. Mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pola makan sehat bagi kehidupan manusia. Sebagaimana al-qur an. menjelaskan dalam surat Abbasa (80) :
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah-buahan merupakan salah satu jenis pangan yang disebut dalam al-qur an yang pengulangannya mencapai 33 kali, yaitu 14 kali untuk kata Hal ini menunjukkan peran
Lebih terperinciOleh TITO AD1 DEWANTO F FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANlAN IMSTITUT PERTANlAN BOGOR BOGOR
Oleh TITO AD1 DEWANTO F 26.0661 1994 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANlAN IMSTITUT PERTANlAN BOGOR BOGOR RINGKASAN Sayuran Ketimun Jepang (Cucumis sativus) dan Zucchini (Cucurbina maxima) merupakan jenis sayuran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung mampu memproduksi pisang sebanyak 319.081 ton pada tahun 2003 dan meningkat hingga
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALIR PENELITIAN Proses pembuatan edible film khitosan dilakukan melalui proses pelarutan, pemanasan, pengadukan, penyaringan, penuangan larutan pada cetakan, pengeringan,
Lebih terperinciPENUNTUN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PASCAPANEN
PENUNTUN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PASCAPANEN Disusun oleh : Elisa Julianti PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017 PENUNTUN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PASCAPANEN
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciPengawetan bahan pangan
Pengawetan bahan pangan SMA Negeri 5 Mataram Dhita Fajriastiti Sativa, S.Pd. Prinsip pengawetan pangan Mencegah atau memperlambat laju proses dekomposisi (autolisis) bahan pangan Mencegah kerusakan yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Buah Naga
3 TINJAUAN PUSTAKA Buah Naga Tanaman buah naga termasuk dalam kingdom Plantae, divisi Magnoliophyta, kelas Magnoliopsida, ordo Caryophyllales, famili Cactaceae, subfamili Cactoidae, genus Hylocereus Webb.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis, dan (7) Tempat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. 42 Karbohidrat (g) 9.30 Lemak (g) 0.30 Protein (g) 1.20 Kalsium (mg) 39 Phosphor (mg) 37 Besi (mg) 0.
TINJAUAN PUSTAKA Wortel Tanaman wortel (Daucus carrota) berasal dari dataran Asia, kemudian berkembang ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Wortel ditanam pada cuaca agak dingin dan lembab, biasa ditanam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pisang merupakan salah satu komoditi yang banyak di budidayakan oleh
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pisang merupakan salah satu komoditi yang banyak di budidayakan oleh masyarakat Indonesia khususnya di Provinsi Lampung. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya lahan pekarangan
Lebih terperinciKajian Penyimpanan Buah Naga (Hylocereus costaricensis) dalam Kemasan Atmosfer Termodifikasi
Technical Paper Kajian Penyimpanan Buah Naga (Hylocereus costaricensis) dalam Kemasan Atmosfer Termodifikasi Study of Dragon Fruit (Hylocereus costaricensis) Storage under Modified Atmosphere Packaging
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Buah Sawo
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Buah Sawo Diduga tanaman sawo berasal dari Amerika Tengah, yakni Meksiko dan Indian Barat. Tanaman sawo telah menyebar luas di daerah tropik, termasuk Indonesia. Pohon sawo dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pedas yang disebabkan oleh kandungan kapsaisin. Buahnnya mengandung
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Cabai Merah Besar Tanaman buah cabai merah besar adalah tanaman perdu dengan rasa buah pedas yang disebabkan oleh kandungan kapsaisin. Buahnnya mengandung kapsaisin,
Lebih terperinciPENANGANAN PASCA PANEN
PENANGANAN PASCA PANEN WBS 1 Penanganan Pasca Panen Penyimpanan Transportasi Pemasaran 2 1 Handling systems Sorting, sizing atau grading Curing Degreening 3 Sorting, sizing atau grading Pemisahan produk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu jenis buah yang akhir-akhir ini populer adalah buah naga. Selain
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu jenis buah yang akhir-akhir ini populer adalah buah naga. Selain karena bentuknya yang eksotik, buah naga juga memiliki rasa yang manis dan beragam manfaat untuk
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Aliran Udara Kipas terhadap Penyerapan Etilen dan Oksigen Pada ruang penyerapan digunakan kipas yang dihubungkan dengan rangkaian sederhana seperti pada gambar 7.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Pola Spektra Buah Belimbing
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pola Spektra Buah Belimbing Buah belimbing yang dikenai radiasi NIR dengan panjang gelombang 1000-2500 nm menghasilkan spektra pantulan (reflektan). Secara umum, spektra pantulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah stroberi merupakan komoditas buah-buahan yang memiliki produktivitas cukup tinggi di Indonesia. Volume produksi buah stroberi di Indonesia pada tahun 2009 sebesar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kemasan memiliki fungsi utama untuk melindungi produk dari kerusakan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengemasan adalah salah satu hal yang sangat penting dalam industri pangan. Kemasan memiliki fungsi utama untuk melindungi produk dari kerusakan lingkungan, menjaga kualitas
Lebih terperinciTEKNIK PENANGANAN PASCA PANEN R i n i Y u l i a n i n g s i h
TEKNIK PENANGANAN PASCA PANEN R i n i Y u l i a n i n g s i h Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa memahami hal-hal yang menyebabkan kerusakan dan kehilangan serta memahami teknologi penanganan pasca panen
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2010 sampai dengan bulan juni 2010 di laboratorium Teknologi Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Departemen Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspornya adalah produk hortikultura.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu produk pertanian yang memiliki potensi cukup tinggi untuk ditingkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspornya adalah produk hortikultura. Komoditas hortikultura
Lebih terperinciPENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN
PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN EFEK PENGERINGAN TERHADAP PANGAN HASIL TERNAK PERLAKUAN SEBELUM
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pisang merupakan salah satu jenis buah segar yang disenangi masyarakat. Pisang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan salah satu jenis buah segar yang disenangi masyarakat. Pisang Cavendish memiliki nilai gizi yang tinggi, kaya karbohidrat, antioksidan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di Indonesia memungkinkan berbagai jenis buah-buahan tumbuh dan berkembang. Namun sayangnya, masih banyak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka
I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan tanaman pertanian yang strategis untuk dibudidayakan karena permintaan cabai yang sangat besar dan banyak konsumen yang mengkonsumsi
Lebih terperinci42. PENGAWETAN BUAH SEGAR
Sosis, Pengawetan Buah Segar, Gelatin, Pike1 Menflmun/Temng, Aneka Manisan Buah 42. PENGAWETAN BUAH SEGAR Setelah dipanen, produk hasil pertanian tetap melakukan fisiologis sehingga dapat disebut sebagai
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti buah-buahan dan sayuran tropis. Produk hortikultura Indonesia memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara penghasil produk hortikultura seperti buah-buahan dan sayuran tropis. Produk hortikultura Indonesia memiliki keanekaragaman
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN
JUDUL MATA KULIAH NOMOR KODE/SKS GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN : TEKNOLOGI PENGEMASAN : THP 407 / 2 SKS DESKRIPSI SINGKAT : Penguasaan mengenai tujuan dan fungsi pengemasan. Interaksi bahan dan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 SIFAT MEKANIK PLASTIK Sifat mekanik plastik yang diteliti terdiri dari kuat tarik dan elongasi. Sifat mekanik diperlukan dalam melindungi produk dari faktor-faktor mekanis,
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,
I PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Buah pisang tergolong buah klimakterik. Di samping harganya yang masih
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Buah pisang tergolong buah klimakterik. Di samping harganya yang masih memiliki nilai ekonomi yang relatif tinggi, pisang banyak digemari masyarakat. Namun,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah merupakan salah satu jenis pangan yang sangat penting peranannya bagi tubuh kita, terlebih karena mengandung beberapa vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh. Buah juga
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dikonsumsi. Jenis jamur tiram yang dibudidayakan hingga saat ini adalah jamur
PENDAHULUAN Latar Belakang Jamur tiram adalah salah satu jenis jamur yang dapat dimakan dan dapat dikonsumsi. Jenis jamur tiram yang dibudidayakan hingga saat ini adalah jamur tiram putih, coklat dan merah
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udang merupakan salah satu komoditi hasil perikanan yang banyak digemari oleh masyarakat karena selain rasanya enak juga merupakan sumber protein hewani. Kandungan protein
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN PENDAHULUAN Dari penelitian pendahuluan diperoleh bahwa konsentrasi kitosan yang terbaik untuk mempertahankan mutu buah markisa adalah 1.5%. Pada pengamatan
Lebih terperinciProgram Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian USU Medan. Abstract
PENGGUNAAN BAHAN PENJERAP OKSIGEN DAN ETILEN PADA PENYIMPANAN PISANG BARANGAN DALAM KEMASAN ATMOSFIR TERMODIFIKASI AKTIF (THE UTILIZATION OF OXYGEN AND ETHYLENE ADSORBERS IN STORAGE OF BARANGAN BANANA
Lebih terperinci