Simulasi Animasi Tiga Dimensi Gerombolan Ikan dalam Akuarium Virtual Menggunakan Algoritma Artificial Bee Colony dan Bounding Box Collision Detection

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Simulasi Animasi Tiga Dimensi Gerombolan Ikan dalam Akuarium Virtual Menggunakan Algoritma Artificial Bee Colony dan Bounding Box Collision Detection"

Transkripsi

1 150 Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, Vol.I, No.2, Oktober 2013, Simulasi Animasi Tiga Dimensi Gerombolan Ikan dalam Akuarium Virtual Menggunakan Algoritma Artificial Bee Colony dan Bounding Box Collision Detection M Teguh Mayendra 1, Mardhiah Fadhli 2 & Meilany Dewi 3 1,3 Program Studi Teknik Informatika Politeknik Caltex Riau, Pekanbaru Program Studi Teknik Komputer Politeknik Caltex Riau, Pekanbaru teguhmayendra@yahoo.com Abstrak Pengamatan yang terlalu beresiko, mahal dan tidak mungkin dilakukan secara langsung, dapat dilakukan dengan menggunakan simulasi. Penelitian ini merupakan suatu simulasi yang memvisualisasikan pergerakan segerombolan ikan dalam menemukan jalur paling optimal saat menuju sumber makanan. Menemukan sebuah solusi yang paling optimal dari suatu permasalahan kombinasi sangat sulit dilakukan. Namun, dengan menggunakan algoritma tertentu, solusi yang paling mendekati optimal dapat ditemukan dengan mudah. Dalam simulasi ini algoritma Artificial Bee Colony (ABC) digunakan untuk mengoptimalkan pergerakan segerombolan ikan menuju sumber makanan. Nilai fitness terbaik dari hasil penerapan algoritma ini dipengaruhi oleh jumlah ikan, maksimum iterasi, nilai batas, dan nilai random. Pada penelitian ini, jumlah ikan yang digunakan adalah 5, 10, 15, dan 20, maksimum iterasi yang digunakan adalah 5, 10 dan 15, serta nilai batas yang digunakan adalah 1, 4, 8, dan 12. Nilai fitness terbaik didapatkan ketika jumlah ikan 10, maksimum iterasi sebanyak 15, serta nilai batas bernilai 8 dan 12. Ketika menuju suatu sumber makanan, ada kemungkinan terjadi tabrakan antara ikan dan hambatan, terutama pada hambatan yang memiliki pergerakan dinamis. Ikan seharusnya dapat melakukan pendeteksian tabrakan (Collision Detection) agar dapat menghindari hambatan tersebut. Pada simulasi ini, untuk menghindari tabrakan antar ikan dan antara ikan dengan hambatan digunakan metode Bounding Box Collision Detection. Keakuratan metode ini dinilai dari adanya irisan antar ikan dan antara ikan dengan hambatan. Pada simulasi ini, tidak terjadi irisan sehingga dapat dikatakan bahwa metode Bounding Box Collision Detection 100% akurat. Kata kunci: algoritma Artificial Bee Colony (ABC), metode Bounding Box Collision Detection, pergerakan, hambatan dinamis Abstract Observations that are too risky, expensive and can not be done directly, can be done using simulation. This research is a movement simulation of a swarm of fish in finding the optimal path to a food source. Find the most optimal solution of a combination problem is very difficult to do. However, by using a specific algorithm, the closest optimal solution can be found easily. In this simulation, the Artificial Bee Colony (ABC) algorithm isused to optimize the movement of a swarm of fish towards food sources. The best fitness value in this algorithm implementation is affected by number of fish, maximum iteration number, limit value, and random value. In this research, the number of fish used were 5, 10, 15, and 20, maximum iteration used were 5, 10 and 15, and limit value used were 1, 4, 8, and 12. The best fitness value is obtained when the number of fish 10, the maximum iteration 15, and limit value 8 and 12. When toward a food source, there is the possibility of a collision between fish and obstacles, especially on the obstacles that have dynamic movement. Fish should be able to perform collision detection in order to avoid these obstacles. In this simulation, in order to avoid collisions between the fish and between the fish with the obstacles used Bounding Box Collision Detection method. The accurateness of this method can be seen from the number of intersection among fish and between fish and obstacle. In this simulation, there are no intersect so it can concluded that this method is 100% accurate. Keywords: Artificial Bee Colony algorithm (ABC), Bounding Box Collision Detection method, movement, dynamic obstacle

2 Simulasi Animasi Tiga Dimensi Gerombolan Ikan dalam Akuarium Virtual Pendahuluan Metode pengamatan hewan secara langsung pada habitatnya memiliki banyak resiko kecelakaan. Ikan merupakan salah satu hewan yang menarik untuk diamati, tetapi resiko kecelakaan jika mengamati ikan secara langsung di laut adalah tenggelam atau diserang oleh hewan laut. Manusia menciptakan ekosistem buatan sebagai solusi untuk mengamati ikan secara langsung tanpa harus ke laut, yaitu akuarium. Namun perbedaan kondisi lingkungan di dalam akuarium dengan habitat asli ikan sering kali menyebabkan kematian pada ikan. Selain itu, memelihara ikan di dalam akuarium membutuhkan biaya yang relatif besar, seperti biaya perawatan dan pakan ikan. Oleh karena itu, dibangun akuarium virtual sebagai bentuk maya tiga dimensi dari akuarium. Akuarium virtual dibuat sesuai dengan kondisi lingkungan habitat asli ikan menggunakan bahasa pemrograman tertentu. Pada habitat asli ikan, biasanya terdapat tumbuhan air dan benda-benda lain yang tidak bergerak (statis) dan yang selalu bergerak (dinamis). Tumbuhan dan benda-benda lain tersebut menjadi hambatan bagi ikan untuk bergerak bebas mencari makanan. Pada penelitian ini dibuatlah sebuah simulasi pergerakan segerombolan ikan mencari makanan, dimana dalam pergerakannya, ikan dihadapkan pada suatu hambatan dinamis dalam akuarium virtual. Pergerakan ikan menggunakan suatu algoritma berbasis swarm (segerombolan), yaitu algoritma Artificial Bee Colony (ABC). Sedangkan pendeteksian tabrakan antar ikan dan antara ikan dengan hambatan menggunakan metode Bounding Box Collision Detection. 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Simulasi Arti kata simulasi dalam kamus Bahasa Indonesia adalah metode pelatihan yang meragakan sesuatu dalam bentuk tiruan yang mirip dengan keadaan yang sesungguhnya. 2.2 Animasi 3D Menurut Soewignjo (2005), animasi adalah gambar hidup yang digerakkan dari sekumpulan gambar, yang memuat tentang objek dalam posisi gerak yang beraturan [1]. Animasi 3D menggunakan tiga sumbu pada bidang kartesius (x,y,z). Firdiansyah (2010) menjelaskan bahwa animasi 3D membutuhkan proses yang relative lebih sederhana dibandingkan animasi 2D karena semua proses bisa langsung dikerjakan dalam satu komputer [2]. 2.3 Akuarium Virtual Arti kata akuarium dalam kamus Bahasa Indonesia adalah bak kaca tempat memelihara ikan hias, sedangkan arti kata virtual adalah (secara) nyata. Akuarium virtual adalah bak kaca tempat memelihara ikan hias yang dibuat menggunakan proses komputasi sehingga terlihat nyata. 2.4 Hambatan Dinamis Arti kata hambatan dalam kamus Bahasa Indonesia adalah suatu halangan atau rintangan, sedangkan arti kata dinamis adalah penuh semangat dan tenaga sehingga cepat bergerak dan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan. Hambatan dinamis adalah suatu halangan atau rintangan yang selalu bergerak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Hambatan pada habitat asli ikan dapat berupa tumbuhan laut yang bergerak bebas karena adanya gaya eksternal yang diterimanya, yaitu arus laut.

3 152 M Teguh Mayendra, Mardhiah Fadhli & Meilany Dewi 2.5 Algoritma Artficial Bee Colony (ABC) Algoritma Artificial Bee Colony (ABC) terinspirasi dari perilaku lebah madu dalam mencari makanan. Menurut Tereshko (2000), model perilaku mencari makan koloni lebah madu terdiri dari tiga komponen utama yaitu [3] : 1. Sumber makanan. Untuk memilih suatu sumber makanan, lebah mengevaluasi properti yang berkaitan dengan sumber makanan seperti kedekatan dengan sarang, kekayaan energi, rasa nektar, dan kemudahan atau kesulitan ekstraksi energi tersebut. Untuk kesederhanaan, kualitas sumber makanan dapat diwakili dengan satu kuantitas meskipun kenyataannya tergantung pada berbagai parameter yang disebutkan di atas. 2. Lebah pekerja. Seekor lebah pekerja dipekerjakan pada suatu sumber makanan tertentu. Kemudian lebah tersebut membawa informasi sumber makanan tersebut dan membaginya dengan lebah lain yang menunggu di dalam sarang. Informasi ini meliputi jarak, arah, dan profitabilitas dari sumber makanan tersebut. 3. Lebah penganggur. Seekor lebah yang mencari sumber makanan untuk dieksploitasi disebut lebah penganggur. Lebah penganggur bisa berupa lebah pramuka yang mencari sumber makanan secara acak atau lebah pengamat yang mencari sumber makanan berdasarkan informasi yang diberikan oleh lebah pekerja. Rata-rata jumlah lebah pramuka adalah sekitar 5-10%. Dalam algoritma Artificial Bee Colony (ABC), posisi suatu sumber makanan merepresentasikan solusi yang mungkin untuk permasalahan optimasi. Sedangkan jumlah nektar merupakan kualitas (fitness) dari solusi tersebut. Jumlah lebah pekerja atau lebah pengamat bernilai sama dengan jumlah solusi. Jumlah lebah pekerja atau lebah pengamat bernilai sama dengan jumlah solusi. Secara umum, langkah-langkah algoritma Artificial Bee Colony (ABC) sebagai berikut : Inisialisasi populasi Repeat Tempatkan lebah pekerja pada posisi sumber makanan Tempatkan lebah pengamat pada sumber makanan berdasarkan jumlah nektar Kirim lebah pramuka pada daerah pencarian untuk menemukan sumber makanan baru Hafalkan posisi sumber makanan terbaik yang berhasil ditemukan Until Kriteria berhenti terpenuhi Karaboga & Akay (2009) menjelaskan, seekor lebah pengamat memilih sumber makanan berdasarkan nilai probabilitas sumber makanan tersebut yang dapat dihitung menggunakan persamaan 1 berikut [4] : Dimana p i merupakan nilai probabilitas sumber makanan, fit i merupakan nilai fitness solusi ke-i yang sesuai dengan jumlah nectar sumber makanan pada posisi i, dan SN merupakan jumlah sumber makanan yang juga merupakan jumlah lebah pekerja atau lebah pengamat. (1)

4 Simulasi Animasi Tiga Dimensi Gerombolan Ikan dalam Akuarium Virtual 153 Untuk menghasilkan kandidat posisi makanan, algoritma Artificial Bee Colony (ABC) menggunakan persamaan 2 berikut : Dimana v ij merupakan posisi sumber makanan baru, ø ij merupakan bilangan acak antara [-1, 1], k {1, 2,, SN} dan j {1, 2,, D} merupakan index yang dipilih secara acak. Meskipun k ditentukan secara acak, nilai k harus berbeda dengan nilai j. Sumber makanan yang usang akan ditinggalkan dan digantikan dengan sumber makanan baru oleh lebah pramuka. Hal ini disimulasikan dengan memproduksi sebuah posisi secara acak sebagai pengganti posisi makanan usang. Jika sebuah posisi tidak bisa ditingkatkan melalui sejumlah siklus yang ditentukan sebelumnya, maka sumber makanan tersebut dapat dikatakan usang. Nilai siklus tersebut merupakan parameter kontrol penting pada algoritma Artificial Bee Colony (ABC) yang disebut juga batas untuk pengabaian. Pencarian posisi makanan baru yang dilakukan oleh lebah pramuka dapat direpresentasikan dengan persamaan 3 berikut : (2) Setelah masing-masing kandidat posisi sumber makanan v ij dihasilkan dan dievaluasi, nilai fitness-nya dibandingkan dengan nilai fitness posisi sumber makanan lama. Jika nilai fitness posisi sumber makanan baru lebih besar atau sama dengan nilai fitness posisi sumber makanan lama, maka posisi sumber makanan baru menggantikan posisi sumber makanan lama. Jika tidak, posisi sumber makanan lama tetap dipertahankan. Dengan kata lain, mekanisme greedy selection adalah melakukan operasi seleksi antara sumber makanan lama dan sumber makanan baru. Perhitungan nilai fitness suatu sumber makanan dapat dilakukan dengan persamaan 4 berikut, dimana adalah nilai objektif dari solusi. (3) (4) Berdasarkan penjelasan di atas, terdapat tiga parameter kontrol pada algoritma Artificial Bee Colony(ABC) yaitu jumlah sumber makanan yang juga bernilai sama dengan jumlah lebah pekerja atau lebah pengamat (SN), nilai batas, dan nilai maksimum siklus (MCN). Berikut ini Pseudo Code algoritma Artificial Bee Colony (ABC) : Inisialisasi populasi solusi x i, dimanai = 1, 2,,SN Evaluasi populasi Siklus = 1 Repeat Tentukan solusi baru v i untuk lebah pekerja menggunakan persamaan (2) dan evaluasi menggunakan persamaan (4)

5 154 M Teguh Mayendra, Mardhiah Fadhli & Meilany Dewi Terapkan proses greedy selection pada lebah pekerja Hitung nilai probabilitas p i untuk solusi x i menggunakan persamaan (1) Tentukan solusi baru v i untuk lebah pengamat dengan solusi x i dipilih berdasarkan p i dan evaluasi menggunakan persamaan (4) Terapkan proses greedy selection pada lebah pengamat Temukan solusi yang usang oleh lebah pramuka. Jika ada, gantikan dengan solusi baru menggunakan persamaan (3) Hafalkan posisi terbaik yang berhasil ditemukan Siklus = Siklus + 1 Until siklus = MCN 2.6 Metode Bounding Box Collision Detection Menurut Arsandi dkk (t.t), collision detection adalah proses pendeteksian tabrakan antara dua objek [5]. Sebenarnya dalam simulasi penelitian ini tabrakan tidak hanya terjadi antara dua objek, tetapi dapat juga terjadi antara satu objek dengan banyak objek sehingga dibutuhkan collision detection yang akurat. Collision detection juga berguna untuk menentukan posisi dari satu objek dengan objek yang lain agar tidak ada objek yang saling menembus, sehingga simulasi yang akan dibuat memiliki kesamaan dengan realita yang ada. Gambar 1 Jenis Collision Detection Jeni (t.t) menjelaskan jenis-jenis collision detection berdasarkan gambar di atas sebagai berikut [6] : 1. Rectangles collision detection 2. Cara ini paling mudah dan tercepat, namun kurang akurat. Program akan mendeteksi terjadinya tabrakan ketika bound kedua sprite bersinggungan meskipun secara kasat mata sprite tersebut sama sekali tidak bersinggungan. Sprite adalah hasil enkapsulasi objek dalam simulasi, dimana setiap objek memiliki atribut dan method-method yang dibutuhkan. 3. Reduced size bounding box 4. Cara ini cukup mudah dan lebih akurat karena kotak batasnya diperkecil dengan cara mengurangi beberapa pixel dari ukuran sebenarnya. 5. Bounding box collision detection 6. Cara ini paling akurat karena banyaknya bounding box dapat disesuaikan dengan bentuk gambar pada sprite. Namun semakin banyak bounding box yang digunakan maka semakin banyak waktu yang diperlukan untuk mendeteksi tabrakan antar sprite. Pendeteksian tabrakan dilakukan dengan cara membandingkan nilai maksimum dan mnimum pada koordinat x, y, dan z.

6 Simulasi Animasi Tiga Dimensi Gerombolan Ikan dalam Akuarium Virtual Perancangan Aplikasi 3.1 Diagram Alir Diagram alir pada proyek akhir ini terdiri dari diagram alir algoritma Artificial Bee Colony (ABC) dan diagram alir metode Bounding Box Collision Detection Diagram Alir Algoritma Artificial Bee Colony (ABC) Proses awal dari algoritma Artificial Bee Colony (ABC) adalah menentukan nilai parameter kontrol yang dimasukkan oleh pengguna. Parameter-parameter tersebut adalah jumlah populasi, nilai maksimum siklus, dan batas. Kemudian menentukan posisi awal sumbersumber makanan. Setelah itu, memasuki fase inisialisasi posisi untuk memilih posisi awal untuk setiap ikan secara acak dan kemudian mengevaluasinya. Kemudian memasuki proses penambahan iterasi. Jika kriteria berhenti sudah terpenuhi (siklus sekarang sama dengan nilai maksimum siklus), maka proses selesai dan posisi sumber makanan terbaik yang berhasil ditemukan adalah solusinya. Jika kriteria berhenti belum terpenuhi maka akan memasuki fase berikutnya yaitu fase lebah pekerja. Pada fase lebah pekerja, dilakukan pencarian ketetanggaan (neighborhood search) untuk menentukan calon posisi berikutnya untuk setiap ikan. Pencarian ketetanggaan ini dilakukan secara acak. Kemudian nilai kebugaran (fitness) dihitung dan pilihan rakus (greedy selection) diterapkan antara posisi sekarang dan calon posisi berikutnya tersebut. Selanjutnya memasuki fase lebah pengamat dengan melakukan pencarian ketetanggaan (neighborhood search) untuk menentukan calon posisi berikutnya untuk setiap ikan. Pencarian ketetanggaan ini dilakukan berdasarkan probabilitas nilai kebugaran posisi ikan saat ini yang disediakan oleh lebah pekerja. Kemudian kembali menghitung nilai kebugaran (fitness) dan menerapkan pilihan rakus (greedy selection) antara lebah pengamat dan sumber makanan. Proses selanjutnya adalah menemukan posisi ikan yang telah usang. Posisi ikan disebut usang ketika ikan secara berturut-turut tidak berhasil menemukan posisi yang lebih baik dalam batas iterasi. Kemudian posisi tersebut ditinggalkan dan digantikan dengan posisi oleh lebah pramuka. Kemudian kembali ke proses penambahan iterasi. Diagram alir algoritma Artificial Bee Colony (ABC) ditunjukkan pada gambar Diagram Alir Metode Bounding Box Collision Detection Pendeteksian tabrakan dilakukan dengan cara membandingkan nilai maksimum dan minimum pada koordinat x, y, dan z objek acuan pada setiap objek ikan atau hambatan. Kemudian menghitung besarnya irisan, lalu memperbaharui posisi objek acuan terhadap sumbu koordinat yang memiliki besar irisan terkecil sesuai dengan besar irisannya. Gambar 3 menampilkan diagram alir metode Bounding Box Collision Detection. Setelah proses pendeteksian tabrakan, langkah selanjutnya adalah mencari solusi agar tidak terjadi tabrakan, yaitu dengan menghitung besar irisan kedua objek terhadap setiap sumbu koordinat, temukan sumbu koordinat dengan irisan terkecil, lalu pindahkan objek acuan sebesar nilai irisan dan sumbu koordinat tersebut. Metode Bounding Box Collision Detection hanya melakukan proses pendeteksian tabrakan tetapi tidak memberikan solusi agar tidak terjadi tabrakan. Solusi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan solusi dari penulis.

7 156 M Teguh Mayendra, Mardhiah Fadhli & Meilany Dewi Gambar 2 Diagram Alir Algoritma Artificial Bee Colony (ABC)

8 Simulasi Animasi Tiga Dimensi Gerombolan Ikan dalam Akuarium Virtual 157 Gambar 3 Diagram Alir Metode Bounding Box Collision Detection 4 Hasil dan Analisa 4.1 Hasil Simulasi Simulasi terdiri dari tiga tampilan, yaitu tampilan awal untuk menginputkan parameter, tampilan simulasi pergerakan ikan, dan tampilan akhir yang menampilkan hasil dari simulasi.

9 158 M Teguh Mayendra, Mardhiah Fadhli & Meilany Dewi Tampilan Awal Simulasi Tampilan awal simulasi dalam bentuk console yang menginputkan nilai parameterparameter kontrol yang dibutuhkan untuk menjalankan simulasi, yaitu jumlah ikan, maksimum iterasi, dan batas. Tampilan awal simulasi ditunjukkan pada gambar 4. Gambar 4 Tampilan Awal Simulasi Tampilan Simulasi Setelah menginputkan nilai parameter-parameter kontrol, simulasi akan berjalan dengan posisi awal seluruh ikan acak dan posisi suber makanan tetap. Ikan bergerak menuju sumber makanan dengan menerapkan algoritma Artificial Bee Colony (ABC). Di tengah akuarium terdapat satu hambatan yang selalu bergerak yaitu rumput laut. Agar tidak terjadi tabrakan antar ikan dan antara ikan dengan rumput laut diterapkan metode Bounding Box Collision Detection. Tampilan simulasi ditunjukkan pada gambar 5. Gambar 5 Tampilan Simulasi Tampilan Akhir Simulasi Simulasi akan berakhir ketika jumah iterasi telah mencapai nilai maksimal, lalu akan muncul tampilan console mengenai hasil dari simulasi, yaitu jumlah terdeteksi akan terjadi tabrakan antar ikan, jumlah terdeteksi akan terjadi tabrakan antara ikan dan hambatan, serta nilai fitness terbaik. Tampilan akhir simulasi ditunjukkan pada gambar 6. Gambar 6 Tampilan Akhir Simulasi 4.2 Pengujian Pengujian pada simulasi ini dilakukan dengan dua cara, yaitu pengujian kuisioner mengenai pergerakan ikan menurut responden dan pengujian parameter kontrol mengenai penerapan algoritma Artificial Bee Colony (ABC) dan metode Bounding Box Collision Detection.

10 Simulasi Animasi Tiga Dimensi Gerombolan Ikan dalam Akuarium Virtual Pengujian Simulasi Berdasarkan hasil pengujian menggunakan kuisioner terhadap 20 (dua puluh) responden dan analisa menggunakan teknik Likert Scale, pergerakan segerombolan ikan menuju sumber makanan tergolong sangat bagus dengan persentase 89% dan pergerakan segerombolan ikan menghindari hambatan dinamis tergolong bagus dengan persentase 77% Pengujian Parameter Kontrol Pengujian dilakukan dengan cara menginputkan kombinasi dari parameter-parameter kontrol (jumlah ikan, maksimum iterasi, dan batas) lalu mencatat output dari hasil kombinasi tersebut, yaitu nilai dari posisi ikan yang mendekati sumber makanan (nilai fitness terbaik), jumlah terdeteksi akan terjadi tabrakan antar ikan, dan jumlah terdeteksi akan terjadi tabrakan antara ikan dengan hambatan. Pengujian dilakukan sebanyak 48 (empat puluh delapan) kali percobaan. Hasil pengujian parameter kontrol ditampilkan pada tabel 1. Percobaan Jumlah Ikan Tabel 1 Input Maksimum Iterasi Hasil Pengujian Parameter Kontrol Batas Nilai Fitness Terbaik Output Jumlah Terdeteksi Akan Terjadi Tabrakan Antar Ikan Jumlah Terdeteksi Akan Terjadi Tabrakan Antara Ikan dengan Hambatan Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 1, solusi terbaik atau fitness terbaik yaitu yang didapatkan pada percobaan ke-23 (dua puluh tiga) dengan jumlah ikan sebanyak 10 (sepuluh) ekor, maksimum iterasi sebanyak 15 (lima belas) iterasi, batas adalah 8 (delapan) dan 12 (dua belas), jumlah terdeteksi akan terjadi tabrakan antar ikan sebanyak (seratus enam puluh tujuh ribu enam ratus tiga puluh satu) tabrakan, dan jumlah terdeteksi akan terjadi tabrakan antara ikan dengan hambatan sebanyak 5749 (lima ribu tujuh ratus empat puluh sembilan) tabrakan. Analisa mengenai penerapan algoritma Artificial Bee Colony (ABC) berdasarkan hubungan antara parameter kontrol dengan output nilai fitness terbaik yang didapatkan antara lain : 1. Semakin banyak jumlah ikan, maka semakin besar nilai fitness terbaik. 2. Semakin besar maksimum iterasi, maka semakin besar nilai fitness terbaik. 3. Nilai batas mempengaruhi besar nilai fitness terbaik secara acak. Hal ini dikarenakan semakin kecil nilai batas maka semakin sering ikan melakukan pencarian posisi baru secara acak yang menyebabkan nilai fitness ikan tersebut bisa lebih baik atau lebih buruk. Hubungan antara besar parameter kontrol dengan output jumlah akan terjadi tabrakan antar ikan dan antara ikan dengan hambatan adalah semakin banyak jumlah ikan dan semakin besar maksimum iterasi, maka jumlah akan terjadi tabrakan antar ikan dan antara ikan dengan hambatan semakin besar. Tingkat keakuratan metode Bounding Box Collision Detection dinilai dari adanya irisan antar ikan dan antara ikan dengan hambatan setelah penerapan metode ini. Gambar 7

11 160 M Teguh Mayendra, Mardhiah Fadhli & Meilany Dewi menampilkan pendeteksian tabrakan antar ikan sedangkan gambar 8 menampilkan pendeteksian tabrakan antara ikan dengan hambatan. Gambar 7 Pendeteksian Tabrakan Antar Ikan Gambar 8 Pendeteksian Tabrakan Antara Ikan dengan Hambatan Berdasarkan gambar 7 dan 8, objek-objek hanya bersinggungan, tidak ada terjadi irisan, sehingga dapat dikatakan bahwa metode Bounding Box Collision Detection 100% akurat. 5 Kesimpulan dan Saran Kesimpulan yang diperoleh dari peroyek akhir ini adalah : 1. Berdasarkan hasil kuisioner, pergerakan segerombolan ikan menuju sumber makanan tergolong sangat bagus dengan persentase 89% dan pergerakan segerombolan ikan menghindari hambatan dinamis tergolong bagus dengan persentase 77%. 2. Dalam kasus pergerakan segerombolan ikan menuju sumber makanan menggunakan algoritma Artificial Bee Colony (ABC), hal-hal yang mempengaruhi nilai fitness terbaik adalah jumlah ikan, maksimum iterasi, nilai batas, dan nilai random. 3. Nilai fitness terbaik didapatkan ketika jumlah ikan 10 ekor, maksimum iterasi 15, serta nilai batas 8 dan Pada simulasi ini, tidak ada terjadi irisan sehingga dapat dikatakan bahwa metode Bounding Box Collision Detection 100% akurat. Adapun saran untuk proyek akhir ini adalah menerapkan metode Edge Detection dan algoritma Polinom Lagrange untuk pemodelan ikan yang lebih sempurna dan pergerakan ikan yang lebih leluasa. 6 Daftar Pustaka [1] Soewignjo, S. (2005). Belajar Membuat Animasi 2 Dimensi Let s Animate. Bandung : Nexx Media. [2] Firdiansyah, M.E. (2010). Multimedia Interaktif Tiga Dimensi Tata Cara Bersuci dan Shalat. [3] Tereshko, V. (2000). Reaction-Diffusion Model of a Honeybee Colony s Foraging Behaviour. In M.Schoenauer (Ed.), Parallel Problem Solving from Nature VI. Lecture Notes in Computer Science, 1917, [4] Karaboga, D. & Akay, B. (2009). A Comparative Study of Artificial Bee Colony Algorithm. [5] Arsandi, A., Mardi, S., & Hariadi, M. (t.t). Visualisasi Gerakan Objek 3D pada Augmented Reality dengan Deteksi Tumbukan Berbasis Bounding Box. [6] Jeni. (t.t). Sprite & Collision Detection.

Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC)

Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC) Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC) Oleh : Ahmad Zakaria H. 2207100177 Dosen Pembimbing : Prof. Dr.Ir. Imam Robandi, MT. Ir. Sjamsjul

Lebih terperinci

Adhiswara Mangala 1, Memen Akbar 2, Meilany Dewi 3. Kata kunci :Potential Field, pergerakan gerombolan ikan,hambatan statis

Adhiswara Mangala 1, Memen Akbar 2, Meilany Dewi 3. Kata kunci :Potential Field, pergerakan gerombolan ikan,hambatan statis Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, Vol. 2 No.1, April 2014, 01-10 1 Computer Vision Aplikasi Simulasi 3D Gerombolan Ikan Dalam Akuarium Virtual Dengan Metode Potential Field (Studi Kasus : Menghindari

Lebih terperinci

Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC)

Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 B-16 Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC) Ahmad Zakaria H, Sjamsjul

Lebih terperinci

PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Kartina Diah KW1), Mardhiah Fadhli2), Charly Sutanto3) 1,2) Jurusan Teknik Komputer Politeknik Caltex Riau Pekanbaru Jl. Umban Sari No.1 Rumbai-Pekanbaru-Riau

Lebih terperinci

Pemilihan Jalur Evakuasi Dalam Keadaan Darurat Menggunakan Algoritma Quantum Ant-Colony

Pemilihan Jalur Evakuasi Dalam Keadaan Darurat Menggunakan Algoritma Quantum Ant-Colony Pemilihan Jalur Evakuasi Dalam Keadaan Darurat Menggunakan Algoritma Quantum Ant-Colony Path Selection In Emergency Evacuation Using Quantum Ant- Colony Algorithm Fransisca Arvevia I A 1, Jondri 2, Anditya

Lebih terperinci

Dynamic Economic Dispatch Mempertimbangkan Prohibited Operating Zones Menggunakan Algoritma Improved Artificial Bee Colony

Dynamic Economic Dispatch Mempertimbangkan Prohibited Operating Zones Menggunakan Algoritma Improved Artificial Bee Colony JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B -199 Dynamic Economic Dispatch Mempertimbangkan Prohibited Operating Zones Menggunakan Algoritma Improved Artificial Bee Colony

Lebih terperinci

Pemodelan dan Animasi Ikan Dalam Simulasi Akuarium Maya

Pemodelan dan Animasi Ikan Dalam Simulasi Akuarium Maya Pemodelan dan Animasi Ikan Dalam Simulasi Akuarium Maya Ricki Effendy, Meilany Dewi, Erwin Setyo Nugroho Politeknik Caltex Riau RickiEffendy@gmail.com, meilany@pcr.ac.id, erwinsn@pcr.ac.id Tel : + 6285278343178

Lebih terperinci

Desain Rute Terpendek untuk Distribusi Koran Dengan Algoritma Ant Colony System

Desain Rute Terpendek untuk Distribusi Koran Dengan Algoritma Ant Colony System Desain Rute Terpendek untuk Distribusi Koran Dengan Algoritma Ant Colony System Jan Alif Kreshna, Satria Perdana Arifin, ST, MTI., Rika Perdana Sari, ST, M.Eng. Politeknik Caltex Riau Jl. Umbansari 1 Rumbai,

Lebih terperinci

SIMULASI PERGERAKAN EVAKUASI KELUAR SEGEROMBOLAN MANUSIA DALAM BENTUK 2D DENGAN METODE FLOCKING DAN RAY CASTING (Studi Kasus : Rumah)

SIMULASI PERGERAKAN EVAKUASI KELUAR SEGEROMBOLAN MANUSIA DALAM BENTUK 2D DENGAN METODE FLOCKING DAN RAY CASTING (Studi Kasus : Rumah) Jurnal... Vol. XX, No. X, Bulan 20XX, XX-XX 1 SIMULASI PERGERAKAN EVAKUASI KELUAR SEGEROMBOLAN MANUSIA DALAM BENTUK 2D DENGAN METODE FLOCKING DAN RAY CASTING (Studi Kasus : Rumah) David Candra 1, Meilany

Lebih terperinci

Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC)

Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC) Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC) Ahmad Zakaria H, Sjamsjul Anam, dan Imam Robandi Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

APLIKASI TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY

APLIKASI TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY APLIKASI TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY Andri 1, Suyandi 2, WinWin 3 STMIK Mikroskil Jl. Thamrin No. 122, 124, 140 Medan 20212 andri@mikroskil.ac.id 1, suyandiz@gmail.com

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam beberapa tahun terakhir ini, peranan algoritma genetika terutama untuk masalah optimisasi, berkembang dengan pesat. Masalah optimisasi ini beraneka ragam tergantung dari bidangnya. Dalam

Lebih terperinci

KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA

KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA LAPORAN TUGAS BESAR ARTIFICIAL INTELLEGENCE KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA Disusun Oleh : Bayu Kusumo Hapsoro (113050220) Barkah Nur Anita (113050228) Radityo Basith (113050252) Ilmi Hayyu

Lebih terperinci

ALGORITMA OPTIMASI UNTUK PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (Optimization Algorithm for Solving Travelling Salesman Problem)

ALGORITMA OPTIMASI UNTUK PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (Optimization Algorithm for Solving Travelling Salesman Problem) ALGORITMA OPTIMASI UNTUK PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (Optimization Algorithm for Solving Travelling Salesman Problem) Dian Tri Wiyanti Program Studi Teknik Informatika, Jurusan Teknologi Informasi

Lebih terperinci

Penyelesaian Permasalahan Optimasi Global Menggunakan AlgoritmaKoloni Lebah Buatan

Penyelesaian Permasalahan Optimasi Global Menggunakan AlgoritmaKoloni Lebah Buatan Penyelesaian Permasalahan Optimasi Global Menggunakan AlgoritmaKoloni Lebah Buatan Nursyiva Irsalinda Program Studi MatematikaUniversitas Ahmad Dahlan Kampus III: Jalan Prof. Dr. Soepomo, Janturan, Umbulharjo,

Lebih terperinci

Optimisasi Dynamic Economic Dispatch Menggunakan Algoritma Artificial Bee Colony

Optimisasi Dynamic Economic Dispatch Menggunakan Algoritma Artificial Bee Colony Optimisasi Dynamic Economic Dispatch Menggunakan Algoritma Artificial Bee Colony Nurlita Gamayanti 1, Abdullah Alkaff 2, Amien Karim 3 Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE ANT COLONY OPTIMIZATION UNTUK PEMILIHAN FITUR PADA KATEGORISASI DOKUMEN TEKS

IMPLEMENTASI METODE ANT COLONY OPTIMIZATION UNTUK PEMILIHAN FITUR PADA KATEGORISASI DOKUMEN TEKS IMPLEMENTASI METODE ANT COLONY OPTIMIZATION UNTUK PEMILIHAN FITUR PADA KATEGORISASI DOKUMEN TEKS Yudis Anggara Putra Chastine Fatichah Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut

Lebih terperinci

VISUALISASI GERAKAN OBJEK 3D PADA AUGMENTED REALITY DENGAN DETEKSI TUMBUKAN BERBASIS BOUNDING BOX

VISUALISASI GERAKAN OBJEK 3D PADA AUGMENTED REALITY DENGAN DETEKSI TUMBUKAN BERBASIS BOUNDING BOX VISUALISASI GERAKAN OBJEK 3D PADA AUGMENTED REALITY DENGAN DETEKSI TUMBUKAN BERBASIS BOUNDING BOX Adhi Arsandi 2208205734 PROGRAM MAGISTER BIDANG KEAHLIAN JARINGAN CERDAS MULTIMEDIA (TEKNOLOGI PERMAINAN)

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH ALIRAN MAKSIMUM MENGGUNAKAN EDMONS KARP ALGORITHM

PENYELESAIAN MASALAH ALIRAN MAKSIMUM MENGGUNAKAN EDMONS KARP ALGORITHM PENYELESAIAN MASALAH ALIRAN MAKSIMUM MENGGUNAKAN EDMONS KARP ALGORITHM Fathimatuzzahro, Sapti Wahyuningsih, dan Darmawan Satyananda Universitas Negeri Malang E-mail: fathimatuzzahro90@gmail.com ABSTRAK:

Lebih terperinci

ANALISIS ALOKASI KANAL DINAMIK PADA KOMUNIKASI SELULER DENGAN ALGORITMA ARTIFICIAL BEE COLONY

ANALISIS ALOKASI KANAL DINAMIK PADA KOMUNIKASI SELULER DENGAN ALGORITMA ARTIFICIAL BEE COLONY ANALISIS ALOKASI KANAL DINAMIK PADA KOMUNIKASI SELULER DENGAN ALGORITMA ARTIFICIAL BEE COLONY Agus Noble, Rahmad Fauzi Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM ( TSP ) DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL BEE COLONY

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM ( TSP ) DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL BEE COLONY PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM ( TSP ) DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL BEE COLONY Rendra Firman Pratama, Purwanto, dan Mohammad Yasin e-mail: Ren_mr07@yahoo.com Universitas Negeri Malang ABSTRAK:

Lebih terperinci

Implementasi Artificial Bee Colony untuk Pemilihan Titik Pusat pada Algoritma K-means

Implementasi Artificial Bee Colony untuk Pemilihan Titik Pusat pada Algoritma K-means A608 Implementasi Artificial Bee Colony untuk Pemilihan Titik Pusat pada Algoritma K-means Ario Bagus Nugroho, Diana Purwitasari, dan Chastine Fatichah Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T Abstrak : Algoritma genetika adalah algoritma pencarian heuristik yang didasarkan atas mekanisme evolusi

Lebih terperinci

PENERAPAN TEORI GRAF UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH MINIMUM SPANNING TREE (MST) MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL

PENERAPAN TEORI GRAF UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH MINIMUM SPANNING TREE (MST) MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL PENERAPAN TEORI GRAF UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH MINIMUM SPANNING TREE (MST) MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL Swaditya Rizki Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Lebih terperinci

METODE KOLONI SEMUT PADA DOMAIN KONTINU UNTUK OPTIMISASI PENJADWALAN EKONOMIS UNIT PEMBANGKIT PLTG DI PLTGU PT INDONESIA POWER TAMBAK LOROK

METODE KOLONI SEMUT PADA DOMAIN KONTINU UNTUK OPTIMISASI PENJADWALAN EKONOMIS UNIT PEMBANGKIT PLTG DI PLTGU PT INDONESIA POWER TAMBAK LOROK METODE KOLONI SEMUT PADA DOMAIN KONTINU UNTUK OPTIMISASI PENJADWALAN EKONOMIS UNIT PEMBANGKIT PLTG DI PLTGU PT INDONESIA POWER TAMBAK LOROK Ivan Darren Alber *), Hermawan, and Susatyo Handoko Departemen

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LONGEST PATH ALGORITHM (LPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPANJANG PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI

PENGEMBANGAN LONGEST PATH ALGORITHM (LPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPANJANG PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI PENGEMBANGAN LONGEST PATH ALGORITHM (LPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPANJANG PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI Oliver Samuel Simanjuntak Prodi Teknik Informatika UPN eteran Yogyakarta Jl. Babarsari

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA GREEDY PADA PERMAINAN OTHELLO

IMPLEMENTASI ALGORITMA GREEDY PADA PERMAINAN OTHELLO IMPLEMENTASI ALGORITMA GREEDY PADA PERMAINAN OTHELLO Nur Fajriah Rachmah NIM 13506091 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha nomor

Lebih terperinci

TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA. Oleh Dian Sari Reski 1, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT

TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA. Oleh Dian Sari Reski 1, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA Oleh Dian Sari Reski, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT Scheduling problem is one type of allocating resources problem that exist to

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata kunci : Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK Kata kunci : Universitas Kristen Maranatha APLIKASI ALGORITMA GENETIK PADA SIMULASI PENCARIAN JALUR OPTIMAL MENGGUNAKAN BAHASA JAVA R. Bg. Merdianto / 0222079 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri 65, Bandung 40164,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Jadwal pelajaran, algoritma Artificial Bee Colony, fitness. ii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Jadwal pelajaran, algoritma Artificial Bee Colony, fitness. ii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penjadwalan merupakan rencana pengaturan urutan kerja serta pengalokasian sumber baik waktu maupun fasilitas untuk setiap operasi yang harus diselesaikan. Secara garis besarnya, penjadwalan adalah

Lebih terperinci

OPTIMASI ECONOMIC DISPATCH PADA UNIT PEMBANGKIT PLTG DI PLTGU TAMBAK LOROK MENGGUNAKAN ALGORITMA ARTIFICIAL BEE COLONY

OPTIMASI ECONOMIC DISPATCH PADA UNIT PEMBANGKIT PLTG DI PLTGU TAMBAK LOROK MENGGUNAKAN ALGORITMA ARTIFICIAL BEE COLONY OPTIMASI ECONOMIC DISPATCH PADA UNIT PEMBANGKIT PLTG DI PLTGU TAMBAK LOROK MENGGUNAKAN ALGORITMA ARTIFICIAL BEE COLONY Enrich Van Bosar Sitorus *), Hermawan, and Agung Nugroho Jurusan Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 PENANGANAN JARINGAN KOMUNIKASI MULTIHOP TERKONFIGURASI SENDIRI UNTUK PAIRFORM-COMMUNICATION

BAB 3 PENANGANAN JARINGAN KOMUNIKASI MULTIHOP TERKONFIGURASI SENDIRI UNTUK PAIRFORM-COMMUNICATION BAB 3 PENANGANAN JARINGAN KOMUNIKASI MULTIHOP TERKONFIGURASI SENDIRI UNTUK PAIRFORM-COMMUNICATION Bab ini akan menjelaskan tentang penanganan jaringan untuk komunikasi antara dua sumber yang berpasangan.

Lebih terperinci

BAB III KONSEP DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB III KONSEP DAN PERANCANGAN APLIKASI BAB III KONSEP DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Konsep Pada bab ini penulis akan membahas konsep mengenai perangkat lunak yang digunakan serta akan dibahas mengenai tujuan, kegunaan dan untuk siapa aplikasi

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN PENGERJAAN SOFTWARE PADA SOFTWARE HOUSE DENGAN FLOW-SHOP PROBLEM MENGGUNAKAN ARTIFICIAL BEE COLONY

OPTIMASI PENJADWALAN PENGERJAAN SOFTWARE PADA SOFTWARE HOUSE DENGAN FLOW-SHOP PROBLEM MENGGUNAKAN ARTIFICIAL BEE COLONY Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK) p-issn: 2355-7699 Vol. 3, No. 4, Desember 2016, hlm. 259-264 e-issn: 2528-6579 OPTIMASI PENJADWALAN PENGERJAAN SOFTWARE PADA SOFTWARE HOUSE DENGAN FLOW-SHOP

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN MASALAH

BAB III PEMODELAN MASALAH BAB III PEMODELAN MASALAH Masalah penjadwalan kereta api jalur tunggal dapat dimodelkan sebagai sebuah kasus khusus dari masalah penjadwalan Job-Shop. Hal ini dilakukan dengan menganggap perjalanan sebuah

Lebih terperinci

OPTIMASI PENEMPATAN DAN KAPASITAS SVC DENGAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY ALGORITHM

OPTIMASI PENEMPATAN DAN KAPASITAS SVC DENGAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY ALGORITHM OPTIMASI PENEMPATAN DAN KAPASITAS SVC DENGAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY ALGORITHM Khairina Noor.A. 1, Hadi Suyono, ST., MT., Ph.D. 2, Dr. Rini Nur Hasanah, ST., M.Sc. 3 1 Mahasiswa Teknik Elektro, 2,3

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Permasalahan transportasi yang terjadi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang tinggi membuat para pengguna jasa transportasi berpikir untuk dapat meminimalisasi biaya yang dikeluarkan.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA FUZZY EVOLUSI PADA PENJADWALAN PERKULIAHAN

IMPLEMENTASI ALGORITMA FUZZY EVOLUSI PADA PENJADWALAN PERKULIAHAN IMPLEMENTASI ALGORITMA FUZZY EVOLUSI PADA PENJADWALAN PERKULIAHAN Herny Wulandari Pangestu. Kartika Yulianti, Rini Marwati Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA UPI *Surel: hernyw@ymail.com ABSTRAK.

Lebih terperinci

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP)

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP) JTRISTE, Vol.1, No.2, Oktober 2014, pp. 50~57 ISSN: 2355-3677 Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP) STMIK Handayani Makassar najirah_stmikh@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

Penyelesaian Masalah Travelling Salesman Problem Menggunakan Ant Colony Optimization (ACO)

Penyelesaian Masalah Travelling Salesman Problem Menggunakan Ant Colony Optimization (ACO) Penyelesaian Masalah Travelling Salesman Problem Menggunakan Ant Colony Optimization (ACO) Anna Maria 1, Elfira Yolanda Sinaga 2, Maria Helena Iwo 3 Laboratorium Ilmu dan Rekayasa Komputasi Departemen

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peringkasan Teks

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peringkasan Teks 4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peringkasan Teks Peringkasan teks adalah proses pemampatan teks sumber ke dalam versi lebih pendek namun tetap mempertahankan informasi yang terkandung didalamnya (Barzilay & Elhadad

Lebih terperinci

OPTIMASI ECONOMIC DISPATCH PADA UNIT PEMBANGKIT PLTG DI PLTGU TAMBAK LOROK MENGGUNAKAN ALGORITMA ARTIFICIAL BEE COLONY

OPTIMASI ECONOMIC DISPATCH PADA UNIT PEMBANGKIT PLTG DI PLTGU TAMBAK LOROK MENGGUNAKAN ALGORITMA ARTIFICIAL BEE COLONY KETENAGAAN OPTIMASI ECONOMIC DISPATCH PADA UNIT PEMBANGKIT PLTG DI PLTGU TAMBAK LOROK MENGGUNAKAN ALGORITMA ARTIFICIAL BEE COLONY Enrich Van Bosar Sitorus *), Dr. Ir. Hermawan, DEA dan Ir. Agung Nugroho

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN Hari Purnomo, Sri Kusumadewi Teknik Industri, Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang Km 4,5 Yogyakarta ha_purnomo@fti.uii.ac.id,

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA Muhammad Arief Nugroho 1, Galih Hermawan, S.Kom., M.T. 2 1, 2 Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur No. 112-116, Bandung 40132 E-mail

Lebih terperinci

Pembuatan Program Pembelajaran Integer Programming Metode Branch and Bound. Frengki

Pembuatan Program Pembelajaran Integer Programming Metode Branch and Bound. Frengki Pembuatan Program Pembelajaran Integer Programming Metode Branch and Bound Frengki Jurusan Teknik Informatika / Fakultas Teknik Universitas Surabaya Frengki91@gmail.com Abstrak Linier programming adalah

Lebih terperinci

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM DEFINISI ALGEN adalah algoritma yang memanfaatkan proses seleksi alamiah yang dikenal dengan evolusi Dalam evolusi, individu terus menerus mengalami perubahan gen untuk

Lebih terperinci

Matematika dan Statistika

Matematika dan Statistika ISSN 1411-6669 MAJALAH ILMIAH Matematika dan Statistika DITERBITKAN OLEH: JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS JEMBER Majalah Ilmiah Matematika dan Statistika APLIKASI ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA CHEAPEST

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA PADA PENJADWALAN PERKULIAHAN

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA PADA PENJADWALAN PERKULIAHAN IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA PADA PENJADWALAN PERKULIAHAN Uning Lestari 2, Naniek Widyastuti 3, Desti Arghina Listyaningrum 1 1,2,3 Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, IST AKPRIND Yogyakarta

Lebih terperinci

PENENTUAN SLACK BUS PADA JARINGAN TENAGA LISTRIK SUMBAGUT 150 KV MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY

PENENTUAN SLACK BUS PADA JARINGAN TENAGA LISTRIK SUMBAGUT 150 KV MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY PENENTUAN SLACK BUS PADA JARINGAN TENAGA LISTRIK SUMBAGUT 150 KV MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY Tommy Oys Damanik, Yulianta Siregar Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

PENGENALAN ANGKA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK. Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

PENGENALAN ANGKA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK. Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia PENGENALAN ANGKA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Frengki Agus f124nk_85@yahoo.com Pembimbing I : Linda Salma, S.Si., M.T. Pembimbing II : Khusnul Novianingsih,M.Si Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 27 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Analisis Pada subbab ini akan diuraikan tentang analisis kebutuhan untuk menyelesaikan masalah jalur terpendek yang dirancang dengan menggunakan algoritma

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma A* (A Star) Sebagai Solusi Pencarian Rute Terpendek Pada Maze

Penerapan Algoritma A* (A Star) Sebagai Solusi Pencarian Rute Terpendek Pada Maze Penerapan Algoritma A* (A Star) Sebagai Solusi Pencarian Rute Terpendek Pada Maze 1 Rakhmat Kurniawan. R., ST, M.Kom, 2 Yusuf Ramadhan Nasution, M.Kom Program Studi Ilmu Komputer, Fakultas Sains dan Teknologi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Gambaran Umum Manusia mempunyai kemampuan untuk belajar sejak dia dilahirkan, baik diajarkan maupun belajar sendiri, hal ini dikarenakan manusia mempunyai jaringan saraf.

Lebih terperinci

Pemanfaatan Algoritma Hybrid Ant Colony Optimization dalam Menyelesaikan Permasalahan Capacitated Minimum Spanning Tree. Tamam Asrori ( )

Pemanfaatan Algoritma Hybrid Ant Colony Optimization dalam Menyelesaikan Permasalahan Capacitated Minimum Spanning Tree. Tamam Asrori ( ) Pemanfaatan Algoritma Hybrid Ant Colony Optimization dalam Menyelesaikan Permasalahan Capacitated Minimum Spanning Tree Tamam Asrori (5104 100 146) Pendahuluan Latar Belakang Tujuan Dan Manfaat Rumusan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE COLLISION DETECTION DALAM PERMAINAN BERBASIS ANDROID. Yulianti Haerun Nisa,Prihastuti Harsani dan Arie Qur ania.

PENERAPAN METODE COLLISION DETECTION DALAM PERMAINAN BERBASIS ANDROID. Yulianti Haerun Nisa,Prihastuti Harsani dan Arie Qur ania. PENERAPAN METODE COLLISION DETECTION DALAM PERMAINAN BERBASIS ANDROID Yulianti Haerun Nisa,Prihastuti Harsani dan Arie Qur ania Program Studi Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi graf, permasalahan optimasi, model matematika dari objek wisata di Yogyakarta, dan algoritma genetika

Lebih terperinci

Penentuan Letak dan Kapasitas Bank Kapasitor Secara Optimal Menggunakan Bee Colony Algorithm

Penentuan Letak dan Kapasitas Bank Kapasitor Secara Optimal Menggunakan Bee Colony Algorithm Penentuan Letak dan Kapasitas Bank Kapasitor Secara Optimal Menggunakan Bee Colony Algorithm Oleh : Danang Sulistyo 2205100002 Dosen Pembimbing : Prof. Imam Robandi Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Travelling Salesman Problem (TSP) Travelling Salesmen Problem (TSP) termasuk ke dalam kelas NP hard yang pada umumnya menggunakan pendekatan heuristik untuk mencari solusinya.

Lebih terperinci

OPTIMASI PENCAPAIAN TARGET PADA SIMULASI PERENCANAAN JALUR ROBOT BERGERAK DI LINGKUNGAN DINAMIS

OPTIMASI PENCAPAIAN TARGET PADA SIMULASI PERENCANAAN JALUR ROBOT BERGERAK DI LINGKUNGAN DINAMIS OPTIMASI PENCAPAIAN TARGET PADA SIMULASI PERENCANAAN JALUR ROBOT BERGERAK DI LINGKUNGAN DINAMIS Yisti Vita Via Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

KONSEP ALGORITMA GENETIK BINER UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PERKULIAHAN

KONSEP ALGORITMA GENETIK BINER UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PERKULIAHAN Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer KONSEP ALGORITMA GENETIK BINER UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PERKULIAHAN (Binary Genetic Algorithm Concept to Optimize Course Timetabling) Iwan Aang Soenandi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Optimalisasi Optimalisasi merupakan suatu proses untuk mengoptimalkan suatu solusi agar ditemukannya solusi terbaik dari sekumpulan alternatif solusi yang ada dengan menggunakan

Lebih terperinci

Penentuan MVar Optimal SVC pada Sistem Transmisi Jawa Bali 500 kv Menggunakan Artificial Bee Colony Algorithm

Penentuan MVar Optimal SVC pada Sistem Transmisi Jawa Bali 500 kv Menggunakan Artificial Bee Colony Algorithm Penentuan MVar Optimal SVC pada Sistem Transmisi Jawa Bali 500 kv Menggunakan Artificial Bee Colony Algorithm Oleh : Fajar Galih Indarko NRP : 2207 100 521 Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Imam Robandi, MT Abstrak

Lebih terperinci

Perbandingan Algoritma Dijkstra Dan Algoritma Ant Colony Dalam Penentuan Jalur Terpendek

Perbandingan Algoritma Dijkstra Dan Algoritma Ant Colony Dalam Penentuan Jalur Terpendek Perbandingan Algoritma Dijkstra Dan Algoritma Ant Colony Dalam Penentuan Jalur Terpendek Finsa Ferdifiansyah NIM 0710630014 Jurusan Teknik Elektro Konsentrasi Rekayasa Komputer Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PENENTUAN TITIK INTERKONEKSI DISTRIBUTED GENERATION

PENENTUAN TITIK INTERKONEKSI DISTRIBUTED GENERATION PENENTUAN TITIK INTERKONEKSI DISTRIBUTED GENERATION (DG) PADA JARINGAN 20 KV DENGAN BANTUAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY STUDI KASUS : PLTMH AEK SILAU 2 Syilvester Sitorus Pane, Zulkarnaen Pane Konsentrasi

Lebih terperinci

OPTIMISASI TOTAL TEMPUH NPC PADA RTS GAME MENGGUNAKAN HARMONY SEARCH ALGORITHM. Herti Miawarni 1* Jl. A. Yani 114, Surabaya 60231, Telp.

OPTIMISASI TOTAL TEMPUH NPC PADA RTS GAME MENGGUNAKAN HARMONY SEARCH ALGORITHM. Herti Miawarni 1* Jl. A. Yani 114, Surabaya 60231, Telp. OPTIMISASI TOTAL TEMPUH NPC PADA RTS GAME MENGGUNAKAN HARMONY SEARCH ALGORITHM Herti Miawarni 1* 1 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Bhayangkara Surabaya Jl. A. Yani 114, Surabaya

Lebih terperinci

Pencarian Jalur Terpendek dengan Algoritma Dijkstra

Pencarian Jalur Terpendek dengan Algoritma Dijkstra Volume 2 Nomor 2, Oktober 207 e-issn : 24-20 p-issn : 24-044X Pencarian Jalur Terpendek dengan Algoritma Dijkstra Muhammad Khoiruddin Harahap Politeknik Ganesha Medan Jl.Veteran No. 4 Manunggal choir.harahap@yahoo.com

Lebih terperinci

SKRIPSI HYBRID ALGORITMA CAT SWARM OPTIMIZATION (CSO) DAN TABU SEARCH (TS) UNTUK PENYELESAIAN PERMUTATION FLOWSHOP SCHEDULING PROBLEM (PFSP)

SKRIPSI HYBRID ALGORITMA CAT SWARM OPTIMIZATION (CSO) DAN TABU SEARCH (TS) UNTUK PENYELESAIAN PERMUTATION FLOWSHOP SCHEDULING PROBLEM (PFSP) SKRIPSI HYBRID ALGORITMA CAT SWARM OPTIMIZATION (CSO) DAN TABU SEARCH (TS) UNTUK PENYELESAIAN PERMUTATION FLOWSHOP SCHEDULING PROBLEM (PFSP) QORIMA EMILA PUSPARANI PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA DEPARTEMEN

Lebih terperinci

SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT

SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT Gahara Nur Eka Putra NRP : 1022045 E-mail : bb.201smg@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Greedy dalam Permainan MarketGlory

Penerapan Algoritma Greedy dalam Permainan MarketGlory Penerapan Algoritma Greedy dalam Permainan MarketGlory Erwin / 13511065 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

PERMASALAHAN OPTIMASI 0-1 KNAPSACK DAN PERBANDINGAN BEBERAPA ALGORITMA PEMECAHANNYA

PERMASALAHAN OPTIMASI 0-1 KNAPSACK DAN PERBANDINGAN BEBERAPA ALGORITMA PEMECAHANNYA PERMASALAHAN OPTIMASI 0-1 KNAPSACK DAN PERBANDINGAN BEBERAPA ALGORITMA PEMECAHANNYA Fitriana Passa (13508036) Program Studi Teknik Informatika Institut Teknologi Bandungg Jl. Ganesha 10 Bandung Email:

Lebih terperinci

UJM 3 (2) (2014) UNNES Journal of Mathematics.

UJM 3 (2) (2014) UNNES Journal of Mathematics. UJM 3 (2) (2014) UNNES Journal of Mathematics http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm IMPLEMENTASI ALGORITMA BRANCH AND BOUND PADA 0-1 KNAPSACK PROBLEM UNTUK MENGOPTIMALKAN MUATAN BARANG Arum Pratiwi,

Lebih terperinci

Prosiding SENTIA 2016 Politeknik Negeri Malang Volume 8 ISSN:

Prosiding SENTIA 2016 Politeknik Negeri Malang Volume 8 ISSN: Prosiding SENTIA 216 Politeknik Negeri Malang Volume 8 ISSN: 285-2347 OPTIMASI PENGATURAN MENU DAN TAKARAN ENERGI UNTUK PENDERITA JANTUNG MENGGUNAKAN ALGORITMA KOLONI LEBAH BUATAN Oktriza Melfazen Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal diciptakan, komputer hanya difungsikan sebagai alat hitung saja. Namun seiring dengan perkembangan zaman, maka peran komputer semakin mendominasi kehidupan.

Lebih terperinci

Optimalisasi Penyelesaian Knapsack Problem Dengan Algoritma Genetika

Optimalisasi Penyelesaian Knapsack Problem Dengan Algoritma Genetika Optimalisasi Penyelesaian Knapsack Problem Dengan Algoritma Genetika I Wayan Supriana a1 a Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas MIPA, Universitas Udayana, Indonesia Jalan Kampus Bukit Jimbaran, Bali, Indonesia

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Greedy pada Permainan Ludo

Implementasi Algoritma Greedy pada Permainan Ludo Implementasi Algoritma Greedy pada Permainan Ludo Sylvia Juliana, 13515070 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl, Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MASALAH

BAB IV ANALISIS MASALAH BAB IV ANALISIS MASALAH 4.1 Tampilan Program Persoalan TSP yang dibahas pada tugas akhir ini memiliki kompleksitas atau ruang solusi yang jauh lebih besar dari TSP biasa yakni TSP asimetris dan simetris.

Lebih terperinci

ILMU KOMPUTER. Daftar Isi : HEALTH INFORMATICS : AN INTRODUCTION... 1 I Made Agus Setiawan

ILMU KOMPUTER. Daftar Isi : HEALTH INFORMATICS : AN INTRODUCTION... 1 I Made Agus Setiawan Jurnal ILMU KOMPUTER Volume 6 Nomor 1 April 2013 Daftar Isi : HEALTH INFORMATICS : AN INTRODUCTION... 1 I Made Agus Setiawan PENERAPAN METODE FORGY PADA PERILAKU LEBAH PENJELAJAH DALAM ARTIFICIAL BEE COLONY...

Lebih terperinci

Algoritma Greedy untuk Pengambilan Keputusan dalam Permainan Kartu Hearts

Algoritma Greedy untuk Pengambilan Keputusan dalam Permainan Kartu Hearts Algoritma Greedy untuk Pengambilan Keputusan dalam Permainan Kartu Hearts Kanisius Kenneth Halim (13515008) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

Seleksi Fitur Dua Tahap Menggunakan Information Gain dan Artificial Bee Colony untuk Kategorisasi Teks Berbasis Support Vector Machine

Seleksi Fitur Dua Tahap Menggunakan Information Gain dan Artificial Bee Colony untuk Kategorisasi Teks Berbasis Support Vector Machine Seleksi Fitur Dua Tahap Menggunakan Information Gain dan Artificial Bee Colony untuk Kategorisasi Teks Berbasis Support Vector Machine Khalid 1), Bagus Setya Rintyarna 2), Agus Zainal Arifin 3) 1) Prodi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam dan operator genetika. Particle swarm optimization algoritm mensimulasikan

BAB I PENDAHULUAN. alam dan operator genetika. Particle swarm optimization algoritm mensimulasikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alam menginspirasi para peneliti untuk mengembangkan model dalam meyelesaikan permasalahan mereka. Optimasi merupakan satu bidang yang secara berkala dikembangkan dan

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah Leonard Tambunan AMIK Mitra Gama Jl. Kayangan No. 99, Duri-Riau e-mail : leo.itcom@gmail.com Abstrak Pada saat ini proses penjadwalan kuliah

Lebih terperinci

PENYELESAIAN TRAVELING SALESMAN PROBLEM (TSP) MENGGUNAKAN ALGORITMA RECURSIVE BEST FIRST SEARCH (RBFS)

PENYELESAIAN TRAVELING SALESMAN PROBLEM (TSP) MENGGUNAKAN ALGORITMA RECURSIVE BEST FIRST SEARCH (RBFS) PENYELESAIAN TRAVELING SALESMAN PROBLEM (TSP) MENGGUNAKAN ALGORITMA RECURSIVE BEST FIRST SEARCH (RBFS) Hari Santoso 146060300111019 haripinter@gmail.com Prodi Sistem Komunikasi dan Infromatika Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi terutama teknologi multimedia dewasa

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi terutama teknologi multimedia dewasa BAB 1 PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi terutama teknologi multimedia dewasa ini telah berkembang semakin pesat sehingga membuat kehidupan manusia sekarang ini menjadi sedemikian

Lebih terperinci

ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR

ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 5, No. 03(2016), hal 265 274. ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR Abdul Azis, Bayu Prihandono, Ilhamsyah INTISARI Optimasi

Lebih terperinci

DETEKSI MAHASISWA BERPRESTASI DAN BERMASALAH DENGAN METODE K- MEANS KLASTERING YANG DIOPTIMASI DENGAN ALGORITMA GENETIKA

DETEKSI MAHASISWA BERPRESTASI DAN BERMASALAH DENGAN METODE K- MEANS KLASTERING YANG DIOPTIMASI DENGAN ALGORITMA GENETIKA DETEKSI MAHASISWA BERPRESTASI DAN BERMASALAH DENGAN METODE K- MEANS KLASTERING YANG DIOPTIMASI DENGAN ALGORITMA GENETIKA Akmal Hidayat 1) & Entin Martiana 2) 1) Teknik Elektro Politeknik Bengkalis Jl.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Job shop scheduling problem (JSSP) adalah permasalahan optimasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Job shop scheduling problem (JSSP) adalah permasalahan optimasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Job Shop Scheduling Problem (JSSP) Job shop scheduling problem (JSSP) adalah permasalahan optimasi kombinatorial. Misalkan terdapat n buah job atau pekerjaan, yaitu J 1, J 2,,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibangkitkan oleh pembangkit harus dinaikkan dengan trafo step up. Hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibangkitkan oleh pembangkit harus dinaikkan dengan trafo step up. Hal ini 2.1 Sistem Transmisi Tenaga Listrik BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem transmisi adalah sistem yang menghubungkan antara sistem pembangkitan dengan sistem distribusi untuk menyalurkan tenaga listrik yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Beberapa peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 5.86GT/s, Cache 12MB, Quad-Core, Socket LGA1366 (No HSF)

BAB IV METODE PENELITIAN. Beberapa peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 5.86GT/s, Cache 12MB, Quad-Core, Socket LGA1366 (No HSF) BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Peralatan yang Digunakan Beberapa peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Satu unit komputer dengan spesifikasi utama processor Xeon 2.4GHz, QPI 5.86GT/s,

Lebih terperinci

SIMULASI PENGENDALIAN KECEPATAN MOBIL OTOMATIS MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA

SIMULASI PENGENDALIAN KECEPATAN MOBIL OTOMATIS MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA SIMULASI PENGENDALIAN KECEPATAN MOBIL OTOMATIS MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA Helmy Thendean, M.Kom 1) Albert, S.Kom 2) Dra.Chairisni Lubis, M.Kom 3) 1) Program Studi Teknik Informatika,Universitas

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1 di bawah ini mengilustrasikan jalur pada TSP kurva terbuka jika jumlah node ada 10:

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1 di bawah ini mengilustrasikan jalur pada TSP kurva terbuka jika jumlah node ada 10: BAB III PERANCANGAN Pada bagian perancangan ini akan dipaparkan mengenai bagaimana mencari solusi pada persoalan pencarian rute terpendek dari n buah node dengan menggunakan algoritma genetika (AG). Dari

Lebih terperinci

Sistem Optimasi Rute Tempat Wisata Kuliner Di Malang Menggunakan Algoritma Bee Colony

Sistem Optimasi Rute Tempat Wisata Kuliner Di Malang Menggunakan Algoritma Bee Colony Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 3, Maret 2017, hlm. 215-223 http://j-ptiik.ub.ac.id Sistem Optimasi Rute Tempat Wisata Kuliner Di Malang Menggunakan

Lebih terperinci

MENEMUKAN AKAR PERSAMAAN POLINOMIAL MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

MENEMUKAN AKAR PERSAMAAN POLINOMIAL MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION MENEMUKAN AKAR PERSAMAAN POLINOMIAL MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION Oei,EdwinWicaksonoDarmawan, Suyanto Edward Antonius, Ir., M.Sc, Program Studi Teknik Informatika Universitas Katolik Soegijapranata

Lebih terperinci

SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN METODA ALGORITMA KUANTUM PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT

SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN METODA ALGORITMA KUANTUM PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN METODA ALGORITMA KUANTUM PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT Mart Christo Belfry NRP : 1022040 E-mail : martchristogultom@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemodelan adalah sesuatu yang tak lepas dari dunia arsitektur. Pemodelan ini digunakan para arsitek untuk memodelkan bangunan yang akan mereka buat. Dalam istilah

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION Samuel Lukas 1, Toni Anwar 1, Willi Yuliani 2 1) Dosen Teknik Informatika,

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALGORITMA BELAJAR JARINGAN SYARAF TIRUAN MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO)

PERANCANGAN ALGORITMA BELAJAR JARINGAN SYARAF TIRUAN MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) Jurnal POROS TEKNIK, Volume 5, No. 1, Juni 2013 : 18-23 PERANCANGAN ALGORITMA BELAJAR JARINGAN SYARAF TIRUAN MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) Nurmahaludin (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PENEMPATAN KAPASITOR DAN OPTIMASI KAPASITASNYA MENGGUNAKAN ARTIFICIAL BEE COLONY (ABC) PADA SALURAN DISTRIBUSI PRIMER

PENEMPATAN KAPASITOR DAN OPTIMASI KAPASITASNYA MENGGUNAKAN ARTIFICIAL BEE COLONY (ABC) PADA SALURAN DISTRIBUSI PRIMER 146 Dielektrika ISSN 2086-9487 Vol. 1, No. 2 : 146 153 Agustus 2014 PENEMPATAN KAPASITOR DAN OPTIMASI KAPASITASNYA MENGGUNAKAN ARTIFICIAL BEE COLONY (ABC) PADA SALURAN DISTRIBUSI PRIMER Wildan Faisal Harharah1

Lebih terperinci

Penggunaan Algoritma Greedy Dalam Perancangan Papan Teka Teki Silang

Penggunaan Algoritma Greedy Dalam Perancangan Papan Teka Teki Silang Penggunaan Algoritma Greedy Dalam Perancangan Papan Teka Teki Silang Stefanus Thobi Sinaga / 13510029 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

What Is Greedy Technique

What Is Greedy Technique 1 What Is Greedy Technique A technique constructing a solution through a sequence of steps, on each step it suggests a greedy grab of the best alternative available in the hope that a sequence of locally

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Perancangan program aplikasi yang akan dibuat menggabungkan algoritma Brute Force dan algoritma Greedy yang digunakan secara bergantian pada tahap-tahap tertentu. Karena itu, pada

Lebih terperinci