Legisnal Hakim ABSTRAK
|
|
- Yanti Hardja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Aplikasi RCM Pada Peralatan Pengolahan CPO Aplikasi Komponen RCM Program Pemeliharaan Pencegahan Sebagai Parameter Ketersediaan dan Tingkat Kegagalan pada Peralatan Pengolahan CPO di Pabrik Kelapa Sawit RSI Legisnal Hakim ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari tentang efek Program Pemeliharaan Pencegahan (PMP) implementasi pada sebuah pabrik kelapa sawit. Ada banyak proses yang terlibat dalam mengekstraksi minyak dari minyak tandan buah sawit. Termasuk proses utama( mayor ), proses pengolahan minyak kelapa sawit adalah penerimaan dan grading buah kelapa sawit, sterilisasi, perontok, pencernaan, penekan, klarifikasi dan produksi kernel. Ada beberapa faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam implementasi PMP di sebuah pabrik kelapa sawit. Faktor-faktor ini terdiri dari program pemeliharaan preventif, penjadwalan, inspeksi dan frekuensi pekerjaan pemeliharaan. Penelitian telah menunjukkan bahwa dengan menerapkan PMP pada pabrik minyak kelapa sawit mampu memberikan ketersediaan mesin lebih tinggi dan tingkat kegagalan mesin lebih rendah. Tulisan ini menggunakan analisis matematis untuk mengevaluasi ketersediaan mesin di pabrik kelapa sawit. Terakhir, penulis telah mengusulkan beberapa saran tentang bagaimana meningkatkan efektivitas PMP yang ada di pabrik kelapa sawit. Kata kunci: Program Pemeliharaan pencegahan (PMP), Keandalan, Laju Kegagalan, Mean Time to Failure (MTTF), Mean Time to Repair (MTTR) Waktu antara Kegagalan (MTTF), Mean Time to Repair (MTTR) ABSTRACT The purpose of this research is to study about the effects of Prevention Maintenance Program (PMP) implementation on a palm oil mill. There are many processes involved in extracting oil from oil palm fruit. Including the main process (major), palm oil processing process is acceptance and grading of oil palm fruit, sterilization, thresher, indigestion, pressure, clarification and kernel production. There are several important factors to consider in implementing the PMP in a palm oil mill. These factors consist of preventive maintenance program, scheduling, inspection and frequency of maintenance work. Research has shown that by applying the PMP on palm oil mill machinery capable of providing higher availability and lower the engine failure rate. This paper uses mathematical analysis to evaluate the availability of machinery in the plant oil palm. Finally, the authors have proposed some suggestions on how to improve the effectiveness of the PMP that is in palm oil mill. Keywords: preventive Maintenance Program (PMP), Reliability, Failure Rate, Mean Time To Failure (MTTF), Mean Time To Repair (MTTR) Time between Failure (MTTF), Mean Time To Repair (MTTR) 1. Pengenalan Penggantian, perbaikan atau perawatan mesin karena memburuk dari waktu ke waktu telah dipelajari di banyak konteks. Hal ini umumnya setuju bahwa saat ini program pemeliharaan preventif dapat sangat sukses Legisnal Hakim, Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian Univeritas Pasir Pengaraian - Riau Page 23
2 dalam meningkatkan kehandalan peralatan dan meminimalkan biaya pemeliharaan terkait. pemeliharaan pencegahan (PM) terdiri dari tindakan-tindakan yang meningkatkan kondisi elemen sistem sebelum mereka gagal. perawatan pencegahan adalah tindakan yang melibatkan pemeriksaan, servis, perbaikan atau penggantian fisik komponen mesin, pabrik dan peralatan dengan mengikuti jadwal yang ditentukan. Aktivitas PM tidak mempengaruhi bagian elemen, tetapi memastikan bahwa elemen ini dalam kondisi operasi, walaupun elemen dalam keadaan ' sudah tua. ". Tujuan utama PMP adalah untuk mengurangi komponen fisik agar tidak rusak selama operasi normal dan kasus kegiatan perawatan takterencana. Hal ini sangat penting dalam rangka mencapai lebih efisien dan ekonomis pabrik dan operasi peralatan. Menurut Worsham (2005), pemeliharaan preventif adalah kegiatan pemeliharaan yang direncanakan terhadap pabrik dan peralatan yang dirancang untuk meningkatkan kehidupan mesin dan menghindari aktivitas pemeliharaan takterencana. Ada beberapa studi yang dilakukan di daerah PMP. studi kasus di mana pemeliharaan preventif dilakukan pada saat mesin memburuk setelah mesin menghasilkan kuantitas manufaktur ekonomis. pemeliharaan preventif dilakukan untuk menentukan pabrik dan ketersediaan dan kehandalan mesin. Ketersediaan mesin berarti kemampuan mesin untuk melaksanakan tugas kapan saja bilamana diperlukan. Di sisi lain, keandalan berarti kemampuan mesin untuk mengoperasikan dan melakukan dengan baik dalam periode waktu tertentu. Menurut Anderson (2003),istilah pemeliharaan preventif mengarahkan pada beberapa aktivitas, yang mana melakukan : (1) Untuk memprediksi terjadinya kegagalan komponen; (2) Untuk mendeteksi kegagalan sebelum itu berdampak pada fungsi aset; (3) Untuk memperbaiki atau mengganti aset sebelum kegagalan terjadi. Ketersediaan adalah kemampuan aset untuk melakukan fungsinya ketika diprediksi. Ketersediaan biasanya diukur sebagai rata-rata waktu antara kegagalan (MTTF) untuk setiap sistem. Pemeliharaan berpusatkan ketersediaan adalah sebuah proses yang dapat digunakan untuk menentukan apakah fisik aset terus berfungsi sesuai dengan tugas yang dirancang atau ditugaskan. Rekayasa ketersedian, adalah kira-kira yang terkait dengan prediksi dan menghindari setiap kegagalan secara efektif dan pada saat yang sama, termasuk faktor biaya jika kegagalan diperbolehkan terjadi. Setiap personel pemeliharaan harus mengetahui dan memahami operasi mesin dan selalu berusaha untuk meningkatkan ketersediaan mesin. dalam menghadapi masalah teknis, kompetensi personil pemeliharaan bisa muncul keluar dengan solusi dan alat ukur agar permasalahan tidak akan terulang kembali. Selain itu, mereka juga bertanggung jawab untuk melakukan kegiatan pemeliharaan yang ada dan mengambil tindakan korektif untuk memecahkan setiap masalah yang ada. Pemeliharaan dengan penjadwalan juga menjadi indikator penting untuk mengendalikan dan memantau kegiatan pemeliharaan. Jumlah pesanan dibagi dari jumlah total pekerjaan pemeliharaan terjadwal yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu (biasanya dalam seminggu). Normalnya, dalam sebagian besar, hasilnya diukur kurang dari 100 persen. Kinerja jadwal perawatan juga bisa didefinisikan sebagai persentase dari aktual penggunaan kapasitas mesin atau kapasitas mesin untuk memproduksi barang lebih dari satu tahun. Pekerjaan jadwal perbaikan adalah kegiatan pemeliharaan untuk memperbaiki komponen tertentu tanpa memperhatikan atau memperhitungkan kondisi Page 24 JURNAL APTEK Vol. 3 No.1 Januari 2010
3 Aplikasi RCM Pada Peralatan Pengolahan CPO mesin. Frekuensi kegiatan pemeliharaan ditentukan oleh total waktu komponen. 2. Metodologi Penelitian Dalam melakukan penelitian apapun, perencanaan yang tepat sangat penting karena bisa memfasilitasi kelancaran pelaksanaan dari semua langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan studi dalam waktu dan mampu mencapai tujuan penelitian. Selama penelitian ini, langkah-langkah berikut ini dilakukan: pertama, menetapkan tujuan penelitian; kedua, menulis pernyataan masalah bagi penelitian, ketiga, melakukan tinjauan literatur; keempat, mengembangkan satu set kuesioner untuk melakukan wawancara untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan dan data; kelima, melakukan analisis data; dan keenam, studi menyimpulkan dengan cara menarik kesimpulan dan memberikan beberapa saran dan rekomendasi untuk manajemen perusahaan untuk melaksanakan dalam rangka meningkatkan ketersediaan dan kehandalan pabrik mesin mereka dan. Penelitian dilakukan di salah satu pabrik minyak kelapa sawit di Rokan Hulu, Riau Indonesia. Yang terkenal dengan RSI 3. Pembahasan Mengacu pada Tabel 1 data yang dikumpulkan dari penelitian menunjukkan jumlah kegagalan mesin, yang terjadi pada pabrik minyak sawit mesin produksi awal dari tahun 2005 sampai 2010 di pabrik RSI. Sementara itu, Tabel 2 menunjukkan data waktu breakdown kegagalan mesin pabrik penggilingan minyak sawit selama lima tahun terakhir. Jenis kegagalan mesin dapat dikategorikan menjadi 3 kelompok utama, yaitu kegagalan listrik, kerusakan mesin dan kegagalan lainnya. Gambar 1 menunjukkan jumlah kegagalan dalam jam sesuai dengan 3 kategori utama dari tahun 2005 sampai Tabel 1: Jumlah Kegagalan mesin di RSI Jumlah Kegagalan Mesin Mesin/Peralatan FFB Conveyor Sterilizer Crane/Hoist Thresher/Autofeeder Press/Digester Power Supply ( Turbin ) Conveyors Vibrating Screen Decanter ID Fan Crude Oil Pump/P.Line Sludge Separator Boiler Fibre Cyclone Water Treatment Plant Legisnal Hakim, Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian Univeritas Pasir Pengaraian - Riau Page 25
4 Machineries Breakdowns (hour) Tabel 2: Waktu Breakdown mesin di RSI Waktu Breakdown ( hour ) Mesin Mesin/Peralatan FFB Conveyor 0,1 0,47 0 0,42 0 0,5 Sterilizer 1,5 2,35 6,24 8,32 5,83 3,49 Crane/Hoist 0.1 0,5 17,49 6,25 6,42 13,33 Thresher/Autofeeder 0,5 1,58 0 5,08 7,74 5,09 Press/Digester , Power Supply ( Turbin ) ,0 0,16 0 0,67 7,16 Conveyors ,08 20,17 10,08 9,26 Vibrating Screen 0.1 0,25 3, ,25 Decanter 1.3 3, ID Fan 0 0 3,42 2 0,5 0 Crude Oil Pump/P.Line 0 0 0,58 0,83 0 2,5 Sludge Separator Boiler , ,5 Fibre Cyclone ,75 3,84 Water Treatment Plant ,67 Sementara itu, Gambar 2 menunjukkan jumlah keseluruhan waktu kerusakan mesin dalam jam untuk mesin dari tahun 2005 sampai tahun Waktu kegagalan adalah dengan total waktu satu jam, melainkan dihitung dengan menambahkan jumlah jam untuk setiap kegagalan mesin yang telah terjadi selama jangka waktu tertentu. Data pada Gambar 1 menunjukkan bahwa RSI memiliki gangguan yang lebih tinggi melibatkan kegagalan listrik dibandingkan dengan dua kategori yang lain karena sebagian besar ditemukan pada mesinmesin listrik di pabrik minyak kelapa sawit. Jumlah kegagalan listrik tertinggi terjadi pada tahun 2008 dan minimum itu selama tahun Selain itu, Gambar 1 menunjukkan ada relatif kecil jumlah kerusakan mesin dan kegagalan lainnya. Seharusnya waktu breakdown mesin terhadap kegagalan mekanik kurang dari 12 jam selama setiap tahun untuk periode enam tahun ,3 1,5 2,1 1,59 2, ,99 26,08 7,82 40,32 8, Year 3,16 Gambar 1: Menurut Waktu Breakdown Mesin pada Mekanikal, dan listrik dan kategori Lainnya untuk Tahun 2005 to ,91 11,74 6,42 6,16 33,61 9,82 Waktu breakdown (jam) mechanical Waktu breakdown (jam) electrical Waktu breakdown (jam) others Page 26 JURNAL APTEK Vol. 3 No.1 Januari 2010
5 Aplikasi RCM Pada Peralatan Pengolahan CPO Machineries breakdown (hour) Secara umum, mengacu pada Gambar 2 dapat disimpulkan bahwa kerusakan mesin total waktu di RSI selama enam tahun terakhir tidak konsisten berkisar ,4 jam untuk setiap tahun dipelajari. Dengan kata lain, tren dari waktu kerusakan mesin yang tidak terduga dari tahun ke tahun. Ada banyak faktor yang dapat berkontribusi terhadap penurunan dan 60 kecenderungan secara total waktu kegagalan kerusakan mesin. Faktor-faktor ini: pertama, tingkat kesulitan untuk melakukan kegiatan pemeliharaan; kedua, keterampilan teknisi atau operator, dan ketiga, kesulitan dalam menemukan suku cadang yang diperlukan untuk suku cadang mesin dan perbaikan. 52,4 49,59 45, , ,65 5,19 0 year Gambar 2: Total Waktu Breakdown Mesin untuk Tahun Analisis Matematika Mesin di RSI 2007 pada Kinerja Metode analisis matematis digunakan di RSI untuk mengukur kinerja mesin dan mengevaluasi tingkat ketersediaan. Mesin utama yang terlibat dalam penelitian ini adalah Tandan Buah Segar (FFB) conveyer, Sterilizer, Crane/Hoist, Thresher/Auto-feeder, Power Supply (Turbine), Vibrating Screen, Decanter, ID Fan, Crude Palm Oil/Pipe Line, Ketersediaan, Sludge Separators, Boiler, fiber (Serat),Cyclone and Water Treatment Plant. Analisis matematika dilakukan untuk menghitung nilai ketersediaan, tingkat kegagalan, berarti waktu antara kegagalan ( MTTF ), dan berarti waktu untuk perbaikan ( MTTR ). Masing-masing persamaan (1), (2), (3) dan (4) digunakan untuk menghitung nilai ketersediaan (A), tingkat kegagalan (λ), yang berarti antara kegagalan (MTTF) dan waktu yang berarti untuk perbaikan (MTTR).... (1) Laju Kegagalan, ( λ )... (2) Antara Kegagalan Mean Time, MTTF = MTBF =... (3) Mean Time Untuk Perbaikan, MTTR =... (4) Legisnal Hakim, Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian Univeritas Pasir Pengaraian - Riau Page 27
6 Analisis Matematika dilakukan untuk menjelaskan dan menghitung kinerja mesin pabrik minyak kelapa sawit. Data-data ini tidak tersedia sebelum penelitian tertentu. Ketersediaan, tingkat kegagalan, rata rata waktu antara kegagalan ( MTTF ) dan rata rata waktu untuk perbaikan ( MTTR ) untuk 15 mesin utama di pabrik kelapa yang ditunjukkan pada Tabel 3, Tabel 4, Tabel 5 dan Tabel 6. Tabel 3: Laju kegagalan utama Mesin (λ) pada RSI Laju Kegagalan ( λ ) Mesin Mesin/Peralatan FFB Conveyor Sterilizer Crane/Hoist Thresher/Autofeeder Press/Digester Power Supply ( Turbin ) Conveyors Vibrating Screen Decanter ID Fan Crude Oil Pump/P.Line Sludge Separator Boiler Fibre Cyclone Water Treatment Plant Tabel 4 : Rata - rata waktu antara Kegagalan (MTTF) Mesin utama di RSI MTBF Mesin Mesin/Peralatan FFB Conveyor Sterilizer Crane/Hoist Thresher/Autofeeder Press/Digester Power Supply ( Turbin ) Conveyors , Vibrating Screen Decanter ID Fan Crude Oil Pump/P.Line Sludge Separator Boiler Fibre Cyclone Water Treatment Plant Page 28 JURNAL APTEK Vol. 3 No.1 Januari 2010
7 Aplikasi RCM Pada Peralatan Pengolahan CPO Tabel 5: Rata - rata Waktu untuk Reparasi (MTTR) mesin utama di RSI MTTR Mesin Mesin/Peralatan FFB Conveyor 0,1 0,47 0 0, Sterilizer 1.5 1,175 1,248 2,7733 2,915 1,1633 Crane/Hoist 0.1 0,5 1,9433 1,5625 2,14 2,2217 Thresher/Autofeeder 0.5 0,79 0 1,6933 2,58 1,6967 Press/Digester , Power Supply ( Turbin ) 1,59 1 0,16 0 0,67 1,79 Conveyors 0 0 4,036 4,034 3,36 3,0867 Vibrating Screen 0.1 0,25 1, ,5 1,125 Decanter 1.3 1, ID Fan 0 0 1,71 1 0,5 0 Crude Oil Pump/P.Line 0 0 0,58 0, ,8333 Sludge Separator Boiler ,5267 2,04 0,5 Fibre Cyclone ,75 0,96 Water Treatment Plant ,67 Tabel 6 : Ketersediaan Mesin Utama(A) pada RSI Availability ( A ) Mesin Mesin/Peralatan FFB Conveyor , , ,9999 Sterilizer ,9999 0,9991 0,9988 0,9992 0,9995 Crane/Hoist ,9999 0,9975 0,9991 0,9991 0,9981 Thresher/Autofeeder , ,9993 0,9989 0,9993 Press/Digester , ,9999 Power Supply ( Turbin ) , ,9999 0,999 Conveyors 1 1 0,9981 0,9971 0,9985 0,9987 Vibrating Screen , ,9996 0,9997 Decanter , ID Fan 1 1 0,9995 0,9997 0, Crude Oil Pump/P.Line 1 1 0,9995 0, ,9996 Sludge Separator 1 1 0, Boiler , Fibre Cyclone ,9999 0,9994 Water Treatment Plant ,9999 Legisnal Hakim, Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian Univeritas Pasir Pengaraian - Riau Page 29
8 Availibility % 4. Hasil dan Pembahasan Dari analisis matematis dari data masa lalu yang tersedia dari pabrik kelapa sawit, yang ditunjukkan pada Tabel 3, 4, 5 dan 6, dapat disimpulkan bahwa 15 besar mesin untuk pengolahan buah kelapa sawit untuk mengekstrak minyak sawit di RSI masih dalam kondisi baik selama periode tahun 2005 sampai tahun Penilaian ini dibuat berdasarkan fakta-fakta bahwa mesin utama kritis di RSI masih memiliki tingkat ketersediaan yang sangat tinggi dari 99,9 sampai 100 persen. Namun demikian, ada beberapa mesin kritis yang memiliki tingkat lebih rendah sedikit nilai ketersediaan 99,71-99,89 persen. Mesin ini terdiri dari crane / hoist, konveyor, boiler, perontok dan auto feeder. Di antara 15 mesin besar, konveyor memiliki tingkat kinerja terendah karena memiliki tinggi tingkat kegagalan, yang terjadi hampir setiap tahun. Dari hasil analisis, semua 15 mesin utama kritis memiliki mean waktu untuk perbaikan (MTTR) sama dengan nol. Ini berarti tingkat ketersediaan mesin di pabrik minyak kelapa adalah 100 persen. Untuk meringkas penjelasan dari analisis di atas, penulis akan mempersempit cakupan pembahasan. Dalam jurnal ini, penulis akan menggunakan alat sterilisasi sebagai contoh untuk melakukan detail analisis terhadap mesin-mesin yang digunakan dalam pabrik kelapa sawit. Gambar 3 menunjukkan ketersediaan alat sterilisasi selama masa studi dari tahun 2005 sampai 2010 adalah sangat tidak stabil, yang berfluktuasi antara 99,99 (Yaitu pada sisi tinggi) dan 99,88 (yaitu pada sisi bawah).tingkat ketersediaan tertinggi dicapai oleh sterilisasi adalah 99,99 persen pada tahun 2006, sedangkan tingkat ketersediaan minimum dicapai adalah 99,88 persen pada tahun Gambar 3 juga menunjukkan bahwa ketersediaan alat sterilisasi adalah tertinggi ketika tingkat kegagalan berada di titik terendah. Singkatnya, dapat disimpulkan ada beberapa bentuk hubungan terbalik antara ketersediaan alat sterilisasi dan tingkat kegagalan ,98 99,96 99,94 99,92 99,9 99,88 99,86 99,84 99,82 99,99 99,98 99,95 99,92 99,91 99, Year availibility (%) availibility (%) Page 30 JURNAL APTEK Vol. 3 No.1 Januari 2010
9 failure rate % Aplikasi RCM Pada Peralatan Pengolahan CPO 0,14 0,12 0,1 0,08 0,06 0,04 0,02 0 Failure Rate (%) 0,12 0,09 0,08 0,05 0,02 0, Year Failure Rate (%) Gambar 3: Ketersediaan dan Tingkat Kegagalan Sterilizer Dengan demikian, fenomena ini bisa disimpulkan 15 mesin-mesin utama terlibat dalam pengolahan minyak buah sawit tandan untuk mengambil minyak sawit di RSI akan memiliki ketersediaan tertinggi jika tingkat kegagalan atau frekuensi kegagalan adalah pada kondisi terendah. Singkatnya, fenomena ini dapat disimpulkan ke 14 lainnya mesin utama di RSI bahwa ada beberapa bentuk hubungan terbalik antara tingkat kegagalan dan ketersediaan terjadi di lini produksi. Ketersediaan mungkin maksimum (yaitu 100 persen) telah dicapai oleh mesin-mesin utama di RSI disebabkan beberapa faktor. Dari analisis, faktor utama yang bisa secara signifikan berpengaruh pada ketersediaan mesin adalah bahwa mereka tidak ditugaskan untuk bekerja dengan penuh atau maksimum kapasitas mereka. Menurut manajemen perusahaan, RSI dirancang untuk memproses minyak sawit tandan buah segar (TBS) sampai dengan 45 ton metrik per jam. Namun, saat ini pabrik minyak sawit hanya beroperasi dengan sekitar 35 ton metrik TBS per jam. Dengan kata lain, saat ini pabrik hanya beroperasi pada sekitar 78 persen dari kapasitas penuh yang ada banyak kapasitas yang belum digunakan dalam pabrik kelapa sawit. Dengan demikian, di bawah mesin digunakan pada RSI hanya memberikan dampak kerusakan mesin dan tingkat kegagalan rendah. Singkatnya, pabrik kelapa sawit kapasitas operasi bisa lebih ditingkatkan ke tingkat yang lebih tinggi, sehingga memberikan kontribusi terhadap profitabilitas yang lebih baik bagi perusahaan. penelitian ini ditunjukkan dalam Gambar 4, penulis menemukan bahwa ketersediaan dari 5 besar mesin di RSI sangat tinggi karena mereka masih kondisi sangat baik. Mengacu pada Gambar 4, yang memiliki ketersediaan yang lebih rendah dibandingkan dengan mesin yang lain (yaitu tekan / digester, conveyor TBS, alat sterilisasi dan perontok / feeder otomatis), adalah dua yang paling kritis mesin yang harus sering dipantau dan diperiksa oleh personil pemeliharaan, penulis memberikan saran ini karena hoist crane dan ketersediaan yang berfluktuasi antara 99,75 dan 99,99 persen. Meskipun hanya menghasilkan sedikit penurunan dalam tingkat ketersediaan mesin, namun penurunan ketersediaan mesin cukup signifikan dibandingkan dengan 4 mesin. Legisnal Hakim, Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian Univeritas Pasir Pengaraian - Riau Page 31
10 Availibility % 100, ,95 99,9 99,85 99,8 99,75 99,7 99,65 Sterilizer press/digester FFB conveyor crane /Hoist Thresher/Auto feder 99, Year Gambar 4: Ketersediaan lima mesin utama di RSI 5. Kesimpulan Untuk menyimpulkan laporan tersebut, maka penulis telah menemukan bahwa ada hubungan terbalik antara laju kegagalan dan ketersediaan mesin di RSI. Penulis menemukan bahwa hubungan terbalik antara kedua variabel sesuai dengan teori industri dan pengalaman masa lalu. Oleh karena itu hasil analisis matematika telah membuktikan bahwa ketersediaan mesin yang tinggi pada RSI. Para penulis juga telah memberi beberapa saran kepada manajemen RSI efektivitas program pemeliharaan preventif dapat ditingkatkan dengan melakukan analisis matematis seperti yang dijelaskan dalam makalah ini, juga yang diberikan seperti, mendorong manajemen untuk membangun pemantauan berkala dan memeriksa kegiatan ke crane dan hoist karena kedua mesin memiliki tingkat ketersediaan yang rendah. Studi ini juga mengungkapkan tingginya tingkat utilisasi mesin di RSI tercapai karena kapasitas operasi tingkat rendah. Pada umum, studi yang dilakukan di RSI telah mencapai tujuannya untuk mengevaluasi PMP di RSI. penulis juga menemukan, PMP telah dilakukan dalam RSI cukup untuk mencapai seluruh proses efisien. Terakhir penulis ingin mengambil kesempatan untuk menyarankan berikutnya Penelitian harus difokuskan pada implementasi model matematis PMP paling cocok untuk sawit minyak pabrik. 6. Referensi AR Ismail, BM Deros, NK Makhtar, R. Ismail, R. Zulkifli, A Study on Implementation of Preventive Maintenance Programme at Malaysia Palm Oil Mill EuroJournals Publishing, Inc. 2009, ISSN X Vol.29 No.1 (2009), pp Anderson, D Reducing the Cost of PreventiveMaintenanceBusiness Analyst - MaintenanceOniquaEnterpriseAnalytics. PMCostReduction.pdf. Bris, R., Chatelet, E., Yalaoui, F., 2003, New Method to Minimize the Preventive Maintenance Cost of Series-Parallel Page 32 JURNAL APTEK Vol. 3 No.1 Januari 2010
11 Aplikasi RCM Pada Peralatan Pengolahan CPO Systems, Reliability Engineering and System Safety 82, pp Lee, HI, and Rosenblatt, MJ, 1987, Simultaneous Determination of Production cycle and Inspection Schedules in a Production System, Management Science 33/9, pp MC ETI, Sot Ogaji Dan Probert SD. T. Th. T. Th. Reliability of the AFAM Electric Power GeneratingNigeria. ld.ac.uk/bitstream/1826/760/2/reliabili TY+OF+THE+AFAM+EL Rusell, D. Meller and David S. Kim. Rusell, The Impact of Preventive Maintenance on System Cost and Buffer Size, European Journal of Operational Research 95. pp Sofia, P., and George, T, 2006, Optimal Preventive Maintenance for equipment with two states, and general failure time distributions, European Journal of Operational Research In Press, Corrected Proof. Online 13 June Worsham, WC Is Preventive Maintenance Necessary? Focus on reliability.column atmaintenance Resources.com. y_articles.htm Legisnal Hakim, Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian Univeritas Pasir Pengaraian - Riau Page 33
12 Page 34 JURNAL APTEK Vol. 3 No.1 Januari 2010
BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai pengolah bahan mentah kelapa sawit untuk menghasilkan minyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Rambutan PT.Perkebunan Nusantara 3 (PTPN 3) berperan sebagai pengolah bahan mentah kelapa sawit untuk menghasilkan minyak sawit (CPO) dan
Lebih terperinciPerancangan Penjadwalan Perawatan Mesin dengan Metode Map Value Stream Mapping (MVSM) di PT XXX
Petunjuk Sitasi: Sembiring, N., & Nst, A. H. (2017). Perancangan Penjadwalan Perawatan Mesin dengan Metode Map Value Stream Mapping (MVSM) di PT XXX. Prosiding SNTI dan SATELIt 2017 (pp. C229-235). Malang:
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT Sumber Jaya Indahnusa Coy (disingkat SJI) merupakan sebuah perusahaan keluarga penghasil minyak kelapa sawit mentah (CPO) yang berlokasi di Kota Lama, Riau. Perusahaan ini belum menerapkan perawatan
Lebih terperinciDAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Halaman Pengajuan... ii Halaman Pengesahan... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel...
DAFTAR ISI Judul... i Pengajuan... ii Pengesahan... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... x Daftar Lampiran... xii Abstrak... xiii Abstract... xiv Bab I. Pendahuluan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi Pemecahan masalah adalah suatu proses berpikir yang mencakup tahapan-tahapan yang dimulai dari menentukan masalah, melakukan pengumpulan data melalui studi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan data stagnasi mesin yang dicatat oleh perusahaan. Penelitian
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian mengenai preventive maintenance mesin pada PTPTN XIII menggunakan data stagnasi mesin yang dicatat oleh perusahaan. Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat, memacu industri-industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan teknologi yang semakin pesat, memacu industri-industri terus berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkannya. Dalam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan tempat Waktu pada penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus, September dan Oktober 2016 yang bertempat di Pabrik Kelapa Sawit 3.2 Rancangan penelitian Adapun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meminimisasi terhambatnya proses produksi jika terjadi kerusakan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan PT Pancakarsa Bangun Reksa (PBR) merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang jasa konsultan, desain dan konstruksi, mekanikal, sipil, dan elektrikal
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terduhulu Acuan dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan beberapa penelitian tentang maitenance managament yang sudah ada. Penjelasan tentang penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan manufaktur menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan berusaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Industri manufaktur dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal ini disebabkan adanya perubahan yang dinamis sehingga kompetisi antara perusahaan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALIR METODOLOGI PENELITIAN Dalam proses penyusunan laporan tugas akhir mengenai penerapan sistem Preventive Maintenance di departemen 440/441 men summer shoes pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai beberapa keunggulan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris mempunyai beberapa keunggulan komparatif yang didukung oleh sumber daya alam dalam pembangunan sektor pertanian. Sektor pertanian
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO ISSN: USULAN PENENTUAN KEBUTUHAN SPARE PARTS MESIN COMPRESSOR BERDASARKAN RELIABILITY PT.
USULAN PENENTUAN KEBUTUHAN SPARE PARTS MESIN COMPRESSOR BERDASARKAN RELIABILITY PT.KDL Ratna Ekawati, ST., MT. 1, Evi Febianti, ST., M.Eng 2, Nuhman 3 Jurusan Teknik Industri,Fakultas Teknik Untirta Jl.Jend.Sudirman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kecanggihan teknologi dibidang mesin-mesin industri semakin lama
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecanggihan teknologi dibidang mesin-mesin industri semakin lama semakin meningkat sesuai dengan kebutuhan, sehingga secara otomatis menuntut adanya suatu sistem
Lebih terperinciSTE TE HE E SE. Indicator Perusahaan (95%) (95%) (95%) (95%) (95%)
Indicator Perusahaan melakukan pemeriksaan dan pengencangan pada baut yang longgar melakukan pengesekan terhadap temperatur turbin memberikan pelumasan pada bearing melakukan pengecekan secara visual melakukan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Stephens (2004:3), yang. yang diharapkan dari kegiatan perawatan, yaitu :
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Definisi maintenance Maintenance (perawatan) menurut Wati (2009) adalah semua tindakan teknik dan administratif yang dilakukan untuk menjaga agar kondisi mesin/peralatan tetap
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis/Disain Penelitian Dari sifat masalah penelitian dari uraian latar belakang masalah dapat dikategorikan kedalam penelitian kasus dan penelitian lapangan. Menurut Usman
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flowchart Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah (Lanjutan) 62 63 3.2 Observasi Lapangan Observasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang digunakan sebagai bahan bakar tungku alternatif baik skala kecil maupun
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Semua jenis industri khususnya industri manufaktur membutuhkan suatu kelancaran proses produksi dalam memenuhi tuntutan yang harus dipenuhi untuk menjaga kinerja
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Perawatan (Maintenance) Perawatan di suatu industri merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendukung suatu proses produksi yang mempunyai daya saing di pasaran.
Lebih terperinciPENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT AMW
PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT AMW Bahtiar S. Abbas 1 ; Edi Steven 2 ; Harry Christian 3 ; Tedy Sumanto 4 1,2,3,4 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
7 BAB II LANDASAN TEORI Didalam sebuah industri dan perdagangan terdapat beberapa faktor yang sangat penting untuk diperhatikan guna meningkatkan kinerja didalam sebuah industri yaitu: 1. Kelancaran dalam
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Pada metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk dapat membantu menyelesaikan masalah dengan mudah, sehingga
Lebih terperinciSISTEM MANAJEMEN PERAWATAN UNIT MMU PUMP DAN OIL SHIPPING PUMP
Yogyakarta 15 September 2012 SISTEM MANAJEMEN PERAWATAN UNIT MMU PUMP DAN OIL SHIPPING PUMP Eko Nursubiyantoro dan Triwiyanto Program studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri UPN Veteran Yogyakarta
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kerusakan dan Pemeliharaan Suatu barang atau produk dikatakan rusak ketika produk tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik lagi (Stephens, 2004). Hal yang
Lebih terperinciUSULAN INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN PENCETAK BOTOL (MOULD GEAR) BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWNTIME
USULAN INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN PENCETAK BOTOL (MOULD GEAR) BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWNTIME Much. Djunaidi dan Mila Faila Sufa Laboratorium Sistem Produksi, Jurusan Teknik Industri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berkembangmya ilmu dan teknologi memberikan banyak kemudahan bagi kehidupan umat manusia. Kendaraan bermotor merupakan sarana transportasi yang sangat menunjang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terbaik yang dapat membantu para manajer dalam mengelola organisasi perusahaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Total Quality Management (TQM) merupakan filosofi dan praktik manajemen terbaik yang dapat membantu para manajer dalam mengelola organisasi perusahaan agar efektivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini pertumbuhan industri telah memberikan dampak yang sangat besar bagi seluruh Negara yang memiliki lahan industri, dimana tidak ada lagi penghalang
Lebih terperinciSistem Manajemen Maintenance
Sistem Manajemen Maintenance Pembukaan Yang dimaksud dengan manajemen maintenance modern bukan memperbaiki mesin rusak secara cepat. Manajemen maintenance modern bertujuan untuk menjaga mesin berjalan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT Karya Tama Bakti Mulia merupakan salah satu perusahaan dengan kompetensi pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang sedang melakukan pengembangan bisnis dengan perencanaan pembangunan pabrik kelapa
Lebih terperinciANALISA SITEM PENJADWALAN PERAWATANMESIN DEPARTEMEN UTILITY DI PT.INDORAMA SYNTHETICS, Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE MTBF
ANALISA SITEM PENJADWALAN PERAWATANMESIN DEPARTEMEN UTILITY DI PT.INDORAMA SYNTHETICS, Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE MTBF Deni Suhara, ST. Program Studi Teknik IndustriSTT Wastukancana H. Didih Sumiardi,
Lebih terperinciPENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) DALAM PERENCANAAN KEGIATAN PADA MESIN BOILER DI PT PG CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI.
PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) DALAM PERENCANAAN KEGIATAN PADA MESIN BOILER DI PT PG CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI Oleh : NURAHADIN ZAKI ROMADHON NPM. 0632010165 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
68 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Flowchart Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Berikut ini flowchart diagaram alir metodologi penelitian untuk menganalisa terjadinya breakdown dan cara meminimasinya
Lebih terperinciT U G A S A K H I R. Diajukan guna melengkapi sebagai syarat. Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) DISUSUN OLEH : : Puguh Mursito adi
T U G A S A K H I R P e n e n t u a n I n t e r v a l P e r a w a t a n G u n a M e n u r u n k a n D o w n t i m e M e s i n P e n g e r i n g O v e n B o t o l D i PT. P h a r o s I n d o n e s i a Diajukan
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan data mengikuti metode Reliability Centered Maintenance (RCM) yang telah dilakukan maka, dapat disimpulkan : a. Penentuan komponen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri di Indonesia yang sangat cepat menyebabkan banyak industri yang tumbuh dan bersaing dalam mendapatkan konsumennya. Melihat gejala tersebut
Lebih terperinciBAB 3 Metode Penelitian Persiapan Penelitian Berikut ini tahapan-tahapan yang dilakukan dalam persiapan penelitian ini: 1. Studi Lapangan.
BAB 3 Metode Penelitian 1. 3.1 Persiapan Penelitian Berikut ini tahapan-tahapan yang dilakukan dalam persiapan penelitian ini: 1. Studi Lapangan. Kegiatan melakukan pengamatan secara langsung di lapangan
Lebih terperinciPenjadwalan Pemeliharaan Mesin Pengelasan Titik Bergerak Menggunakan Metode Realibility Centered Maintenance (RCM)
Petunjuk Sitasi: Noor, A. M., Musafak, & Suhartini, N. (2017). Penjadwalan Pemeliharaan Mesin Pengelasan Titik Bergerak Menggunakan Metode Realibility Centered Maintenance (RCM). Prosiding SNTI dan SATELIT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembuatan dan perbaikan mesin dan peralatan pada pabrik kelapa sawit. Produk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT. Kharisma Abadi Sejati adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan dan perbaikan mesin dan peralatan pada pabrik kelapa sawit. Produk yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam dunia industri khususnya sebagai supplier bahan baku
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT. Cisangkan yang terletak di Bandung merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam dunia industri khususnya sebagai supplier bahan baku bangunan.
Lebih terperinciSeminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017
PENJADWALAN PRODUKSI CRUDE PALM OIL (CPO) DAN KERNEL PADA MESIN DIGESTER DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDIKATOR (STUDI KASUS : PT. KRESNA DUTA AGROINDO, JAMBI) Heri Wibowo 1), Marcelly Widya W. 2), Eka Septiana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kapal sebagai sebuah wahana teknis terdiri dari beberapa sistem permesinan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kapal sebagai sebuah wahana teknis terdiri dari beberapa sistem permesinan yang bekerja sesuai fungsinya masing-masing. Pada setiap sistem dibangun oleh berbagai komponen
Lebih terperinciTrainer Agri Group Tier-2
No HP : 082183802878 PERAWATAN / MAINTENANCE kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan mesin kegiatan pemeliharaan, perbaikan penyesuaian, maupun penggantian sebagian peralatan yang
Lebih terperinciPENENTUAN JADWAL PERAWATAN MESIN POMPA MELALUI ANALISIS KEANDALAN PADA PDAM GUNUNG LIPAN, SAMARINDA SEBERANG, KALIMANTAN TIMUR
PENENTUAN JADWAL PERAWATAN MESIN POMPA MELALUI ANALISIS KEANDALAN PADA PDAM GUNUNG LIPAN, SAMARINDA SEBERANG, KALIMANTAN TIMUR Fathiruddin Ilwan, Fatkhul Hani Rumawan, Lina Dianati Fathimahhayati Program
Lebih terperinciOPTIMASI PERAWATAN DI INDUSTRI MANUFAKTUR
OPTIMASI PERAWATAN DI INDUSTRI MANUFAKTUR Masruki Kabib Teknik Mesin, FakultasTeknik, Universitas Muria Kudus PO BOX 53, Gondang Manis, Bae, Kudus Tel: +62-291-438229, Email: maskabib@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinci3 BAB III LANDASAN TEORI
3 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pemeliharaan (Maintenance) 3.1.1 Pengertian Pemeliharaan Pemeliharaan (maintenance) adalah suatu kombinasi dari setiap tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam,
Lebih terperinciPengantar Manajemen Pemeliharaan. P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Pengantar Manajemen Pemeliharaan P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia Topik Bahasan Perkembangan manajemen pemeliharaan Sistem pemeliharaan Preventive maintenance (PM) Total
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persaingan dengan perusahaan manufaktur lainnya, maka diperlukan kebijakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Di era globalisasi saat ini perusahaan manufaktur akan menghadapi persaingan dengan perusahaan manufaktur lainnya, maka diperlukan kebijakan untuk bersaing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tandan buah segar yang di hasilkan perkebunan kelapa sawit diolah di pabrik kelapa sawit untuk diambil minyak dan intinya. Proses pengolahan kelapa sawit terdiri dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama kurang lebih 30 tahun belakangan ini, perawatan adalah faktor terbesar yang mempengaruhi biaya produksi. Sebagai contoh di Amerika Serikat, pada tahun 1981,
Lebih terperinciANALISIS KERUSAKAN LINER PADA MUD PUMP IDECO T-800 TYPE TRIPLEX PUMP BERDASARKAN RELIABILITY, AVAILABILITY, DAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DI PT.
ANALISIS KERUSAKAN LINER PADA MUD PUMP IDECO T-800 TYPE TRIPLEX PUMP BERDASARKAN RELIABILITY, AVAILABILITY, DAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DI PT. X Jupri Aldi 1, Yohanes 2, Yuhelson 3 1 Mahasiswa Jurusan
Lebih terperinciMaintenance and Reliability Decisions
Chapter 17 Maintenance and Reliability Decisions Tujuan dari maintenance & reliability mengelola kapabilitas dari sistem. Sistem haruslah didesain dan dikelola untuk mencapai kinerja perusahaan yang diharapkan.
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH START Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Pustaka Perumusan Masalah Pengumpulan Data Pengolahan Data A Taguchi Identifikasi faktorfaktor yang berpengaruh Penentuan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
28 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pemeliharaan (Maintenance) 2.1.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) Beberapa definisi pemeliharaan (maintenance) menurut para ahli: Menurut Patrick (2001, p407), maintenance
Lebih terperinciTEKNIK MINIMALISASI KERNEL LOSSES DI CLAYBATH PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT. Ari Saraswati. Abstrak
TEKNIK MINIMALISASI KERNEL LOSSES DI CLAYBATH PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PENDAHULUAN Pabrik kelapa sawit adalah pabrik yang mengolah Tandan Buah Segar (TBS) menjadi produk utama berupa Crude Palm Oil
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pabrik kelapa sawit merupakan pabrik yang mengolah tandan buah segar (TBS) untuk menghasilkan Crude Palm Oil (CPO) dan juga menghasilkan Kernel (inti). Pada dasarnya
Lebih terperinciPERANCANGAN PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. ARTHA PRIMA SUKSES MAKMUR
PERANCANGAN PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. ARTHA PRIMA SUKSES MAKMUR Yugowati Praharsi 1, Iphov Kumala Sriwana 2, Dewi Maya Sari 3 Abstract: PT. Artha Prima Sukses Makmur memiliki lima mesin
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 MANAJEMEN PERAWATAN Manajemen perawatan adalah salah satu elemen penting dalam suatu perusahaan terutama dalam perusahaan manufaktur. Sehingga sangat dibutuhkan perawatan dalam
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Preventive Maintenance Preventive maintenance adalah suatu pengamatan secara sistematik disertai analisis teknis-ekonomis untuk menjamin berfungsinya suatu peralatan
Lebih terperinciPenjadwalan Predictive Maintenance dan Biaya Perawatan Mesin Pellet di PT Charoen Pokphand Indonesia - Sepanjang
Soesetyo, et al. / Penjadwalan Predictive Maintenance dan Biaya Perawatan Mesin di PT Charoen Pokphand Indonesia - Sepanjang / Jurnal Titra, Vol. 2, No.2, Juni 24, pp. 47-54 Penjadwalan Predictive Maintenance
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk membantu menyelesaikan masalah dengan mudah. Oleh karena itu
Lebih terperinciAnalisis Overall Equipment Effectiveness dalam Meminimalisasi Six Big Losses pada Area Kiln di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.
Analisis Overall Equipment Effectiveness dalam Meminimalisasi Six Big Losses pada Area Kiln di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Pabrik Tuban Tofiq Dwiki Darmawan *1) dan Bambang Suhardi 2) 1,2) Program
Lebih terperinciSTUDY SISTEM PREVENTIVE MAINTENANCE PADA TURBIN UAP DENGAN KAPASITAS 700 KW PUTARAN TURBIN 1500 RPM DI PKS PT.PERKEBUNAN NUSANTARA I
STUDY SISTEM PREVENTIVE MAINTENANCE PADA TURBIN UAP DENGAN KAPASITAS 700 KW PUTARAN TURBIN 1500 RPM DI PKS PT.PERKEBUNAN NUSANTARA I SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peneltian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kondisi pabrik sebenarnya dan melakukan pengamatan langsung untuk mengetahui permasalahan yang
Lebih terperinciDAFTAR ISTILAH. : Probabilitas suatu sistem beroperasi sesuai fungsinya dalam suatu waktu tertentu dalam kondisi operasi yang telah ditetapkan
DAFTAR ISTILAH Availability Consequence Assesment Corrective Maintenance Downtime Failure function Failure Rate Maintainability Maintenance : Probabilitas suatu sistem beroperasi sesuai fungsinya dalam
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIVITAS PERALATAN PRODUKSI PADA PT. BAHARI DWIKENCANA LESTARI KABUPATEN ACEH TAMIANG
ANALISIS EFEKTIVITAS PERALATAN PRODUKSI PADA PT. BAHARI DWIKENCANA LESTARI KABUPATEN ACEH TAMIANG Dewi Mulyati Jurusan Teknik Manajemen Industri, Fakultas Teknik Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh,
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Perumusan masalah dan Pengambilan Keputusan Model perumusan masalah dan pengambilan keputusan yanag digunakan dalam skripsi ini dimulai dengan melakukan observasi
Lebih terperinciPEMBUATAN APLIKASI OTOMASI PENJADWALAN UNTUK MANAJEMEN PEMELIHARAAN MESIN INDUSTRI
Anita Hidayati, Pembuatan Aplikasi Penjadwalan, Hal 171-180 PEMBUATAN APLIKASI OTOMASI PENJADWALAN UNTUK MANAJEMEN PEMELIHARAAN MESIN INDUSTRI Anita Hidayati 15 Abstrak Ketersediaan dan kesiapan mesin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mesin dalam dunia industri memiliki definisi sebagai salah satu faktor produksi yang menentukan kelancaran suatu proses produksi. Kelancaran proses produksi menuntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produk, kehandalan dan kelancaran suatu proses serta biaya. Hal ini memicu para
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Sistem manajemen perawatan merupakan hal yang sangat penting untuk diterapkan di sektor industri manufaktur karena proses perawatan sendiri merupakan aspek
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Manajemen operasi merupakan salah satu bidang yang berpengaruh sangat besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam menjalankan operasionalnya,
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Juli 2016 yang bertempat di Pabrik Kelapa Sawit Dolok Ilir PT.Perkebunan Nusantara
Lebih terperinciPerancangan Aktivitas Pemeliharaan Dengan Reliability Centered Maintenance II (Studi Kasus : Unit 4 PLTU PT. PJB Gresik)
JURNAL TEKNIK, (2014) 1-6 1 Perancangan Aktivitas Pemeliharaan Dengan Reliability Centered Maintenance II (Studi Kasus : Unit 4 PLTU PT. PJB Gresik) Ahmad Nizar Pratama, Yudha Prasetyawan Teknik Industri,
Lebih terperinciJurnal Telematika, vol. 10 no. 2, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung ISSN:
Jurnal Telematika, vol. 10 no. 2, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: 1858-2516 Penentuan Jadwal Pemeliharaan Pencegahan dan Perhitungan Kebutuhan Komponen Kritis pada Mesin Tuber 645M dan
Lebih terperinciPERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVITY (OEE) PADA CYLINDER HEAD LINE PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA JAKARTA
PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVITY (OEE) PADA CYLINDER HEAD LINE PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA JAKARTA Meisarah Sabrina Arifianty (1) Rani Rumita (2) Program Studi
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. merupakan mesin paling kritis dalam industri pengolahan minyak sawit. Pabrik
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Pengumpulan Data Kerusakan Mesin Dalam penelitian ini, penulis meneliti kerusakan pada mesin kempa yang merupakan mesin paling kritis dalam industri pengolahan minyak sawit.
Lebih terperinciKata Kunci Life Cycle Cost (LCC), Overall Equipment Effectiveness (OEE), Six Big Losses
PERANCANGAN KEBIJAKAN MAINTENANCE PADA MESIN KOMORI LS440 DENGAN MENGGUNAKAN METODE LIFE CYCLE COST (LCC) DAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) (Studi Kasus : PT ABC) Chairun Nisa 1, Judi Alhilman
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian 11 12 Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian (Lanjutan) 3.2 Langkah-Langkah Pelaksanaan Penelitian Untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan sebuah unit produksi yang memelukan sumber energi yang besar untuk menggerakkan mesin-mesin serta peralatan lain yang memerlukan
Lebih terperinci4.1.7 Data Biaya Data Harga Jual Produk Pengolahan Data Penentuan Komponen Kritis Penjadualan Perawatan
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT KETERANGAN DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN MOTTO...
Lebih terperinciLOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya)
BIAStatistics (2015) Vol. 9, No. 2, hal. 7-12 LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya) Yulius Indhra Kurniawan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH
94 BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Di bawah ini merupakan urutan dari pada tahapan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis : Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 95 96 Uji Kesesuaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kondisi full capacity serta dapat menghasilkan kualitas produk seratus persen.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mesin dan peralatan idealnya dapat beroperasi seratus persen dalam kondisi full capacity, idealnya peralatan dan mesin dapat beroperasi seratus persen dengan kondisi
Lebih terperinciPENERAPAN PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MENINGKATKAN RELIABILITY PADA BOILER FEED PUMP PLTU TARAHAN UNIT 3 & 4 TUGAS SARJANA
PENERAPAN PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MENINGKATKAN RELIABILITY PADA BOILER FEED PUMP PLTU TARAHAN UNIT 3 & 4 TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciDiagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah (Lanjutan)
60 A Perhitungan Interval Waktu Kerusakan (TTF) dan Downtime (TTR) Perhitungan Index of Fit Data TTF dan TTR Pemilihan Distribusi Data TTF dan TTR Uji Kesesuaian Distribusi Data Kerusakan Tidak Distribusi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Peranan Pemeliharaan Pemeliharaan merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan pabrik yang sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Hal ini
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN
Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol. 13 --- No. 1 --- 2014 ISSN 1412-7350 PERANCANGAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA MESIN CORRUGATING dan MESIN FLEXO di PT. SURINDO TEGUH GEMILANG Sandy Dwiseputra Pandi, Hadi
Lebih terperinciANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN (BREAKDOWN) UNTUK PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA SEMI GANTRY CRANE 32 TON DI PT.
ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN (BREAKDOWN) UNTUK PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA SEMI GANTRY CRANE 32 TON DI PT. RST TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT XYZ merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi dua jenis produk yaitu Upper dan Full Shoe.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT XYZ merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi dua jenis produk yaitu Upper dan Full Shoe. Produk Upper merupakan bagian atas sepatu, sedangkan full shoe
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Jumlah produksi listrik Perum Jasa Tirta II. Pembangkitan KWH
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kegiatan perawatan memiliki peranan yang penting dalam mendukung berjalannya suatu sistem agar berjalan dengan baik. Dengan diterapkannya kegiatan perawatan yang tepat
Lebih terperinciSTUDI PEMELIHARAAN PABRIK PADA PABRIK KELAPA SAWIT DI PTPN IV KEBUN PABATU
Jurnal Dinamis Vol. I, No. 5, Juni 29 ISSN 216-7492 STUDI PEMELIHARAAN PABRIK PADA PABRIK KELAPA SAWIT DI PTPN IV KEBUN PABATU Alfian Hamsi Staf pengajar Departemen Teknik FT.USU ABSTRAK Kelangsungan proses
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA
BAB IV ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA 4.1. Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Analisa perhitungan overall equipment effectiveness di PT. Sulfindo Adi Usaha dilakukan untuk melihat
Lebih terperinciUsulan Selang Waktu Perawatan dan Jumlah Komponen Cadangan Optimal dengan Biaya Minimum Menggunakan Metode Smith dan Dekker (Studi Kasus di PT.
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014 Usulan Selang Waktu Perawatan dan Jumlah Komponen Cadangan Optimal dengan Biaya
Lebih terperinciJISI : JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI VOLUME 4 NO. 1 FEBRUARI 2017
JISI : JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI VOLUME 4 NO. 1 FEBRUARI 017 PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA MESIN RIPPLE MILL (1) Ir. Denur, MM, () Legisnal Hakim, MT, (3) Ir. Indra Hasan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan menjelaskan latar belakang dilakukannya penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian yang ingin dicapai, batasan masalah dan sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 4793
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 4793 OPTIMASI KEBIJAKAN PERAWATAN BASE TRANSCEIVER STATION (BTS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: produksi pada departemen plastik
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah Perancangan Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: a. Melakukan studi literatur sejumlah buku yang berkaitan dengan preventive maintenance.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan Total Productive Maintenance (TPM) merupakan salah satu konsep inovasi dari Jepang, dan Nippondenso adalah perusahaan pertama yang menerapkan dan mengembangkan konsep
Lebih terperinci