Pandangan Akademisi terhadap

Transkripsi

1 Pandangan Akademisi terhadap Rancangan Teknokratik RPJM : 2019: Ekonomi Berbasis Ilmu Pengetahuan? Prof. Dr. Bustanul Arifin i Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian UNILA Dewan Pendiri/Ekonom Senior INDEF-Jakarta Anggota Komite Inovasi Nasional (KIN) Penjaringan Aspirasi Masyarakat terhadap RPJM , Bappenas-Unand, 17 Februari 2014 di Padang

2 Pembangunan: Dayasaing dan Peradaban Bangsa Kompetitif berkah diciptakan Supremasi Nasional Peningkatan Produktivitas Komparatif Aset (Kekayaan) Nasional - Basis sumberdaya alam - Intensif tenaga kerja - Intensif kapital - Tenaga kerja terampil - Intensif teknologi - Basis kapabilitas teknologi Peningkatan kapabilitas perekonomian Ekonomi basis pertanian Ekonomi basis industri Ekonomi basis inovasi Didorong sumberdaya Didorong investasi Didorong inovasi

3

4 Master Plan Ekonomi Indonesia 2025

5 Telaah Tiga Dokumen RPJM : Ekonomi, SDA-LH dan Infrastruktur Ekonomi: Keberlanjutan fiskal dan stabilitas moneter, sektor riil penggerak ekonomi, investasi iberkelanjutan dan pembiayaannya, perdagangan berkelanjutan, pertumbuhan yang lebih inklusif SDA-LH: Regulator vs operator, integrated t forest-based cluster industry, ketahanan, kemandirian & kedaulatan pangan, preferensi konsumenkelas kelas menengah, ketahanan energi, pengembangan energi baru-terbarukan & konservasi energi, mainstreaming sustainable development, penurunan CO 2 26% & 41% pada Infrastruktur: Konektivitas untuk keseimbangan pembangunan, ketahanan pangan, air dan energi, sistem transportasi massal perkotaan, pemenuhan infrastruktur dasar, governansi kerjasama pemerintah-swasta-masyarakat.

6 Rekomendasi Tiga Bidang RPJM Ekonomi: Peningkatan tax ratio, penajaman subsidi, lebih serius untuk memerangi ketimpangan pendapatan, penghapusan jenis pungutan yg membenai investasi, langkah, hilirasi produk basis SDA, diplomasi perdagangan dan pembukaan pasar2 baru, keadilan ekonomi, perbankan inklusif dan akses kebutuhan dasar. SDA-LH: Prioritas nasional, enforcement UU 18/2013, fokus hutan tanaman, swasembada pangan selektif dan berdayasaing, hak atas pangan, pertanian biid bioindustri tiberkelanjutan, continent- t maritime-based economy, micro-algae for renewable energy, pasar jasa lingkungan g hidup, p,grassroots-based REDD+ strategies; Infrastruktur: Penyempurnaan sistem logistik nasional, pelabuhan dan pendaratan ikan, dimensi psikologi dari transportasi massal, instruktur dasar perkotaan (i (air, sewage, gas dan listrik), ik) prioritas it khusus pada infrastruktur daerah tertinggal dan terluar Indonesia>.

7 Ekonomi: Tumpuan Melewati Middle-Income Trap Th Tahapan pembangunan dari negara agraris (tahap 1) ke industri sederhana (tahap 2) dan industri terintegrasi dan FDI (tahap 3) umumnya berjalan cukup mulus; Dari tahap 3 menuju negara industri berteknologi tinggi (tahap 4) sering terkena jebakan. Dari tahap 4 menuju ekonomi kreatif dan inovatif (tahap 5), juga agak mulus. Strategi: -Knowledge-based economy y( (KBE) -Innovation-driven economy, sinergi Kemitraan ABGC -Peran research universities di seluruh Indonesia -Pola ilmiah pokok dan kekhasan universitas daerah

8

9 Dana R&D menuju Innovation-Driven Economy

10 Kreativitas: Gelombang ke-4 Peradaban

11 SDA-LH: Target Swasembada Pangan Selektif Harapan besar, tapi fakta belum didukung oleh langkah konkrit. Padi, dari 54,09 juta ton (2004) menjadi 70,87 juta (2013); Jagung, dari 11,23 juta ton (2004) menjadi 18,51 juta ton (2013); Kedelai, dari 723 ribu ton (2004) menjadi 808 ribu ton (2013); Gula, dari 2,05 juta ton (2004) menjadi 2,27 juta ton (2013); Tapi pangan mempengaruhi laju inflasi: harga cabe merah dsb Strategi: -Evidence-based policy making, bukan voting suara terbanyak -Peningkatan peran profesi ekonomi pertanian di daerah -Pembumian (ground-truthing) d t thi GAP dan pertanian presisi ii -Universitas daerah harusnya mengembangkan pangan lokal

12 Pertanian Masa Depan: Konsekuensi dan Solusi Trend Perubahan Energi fosil makin langka Kebutuhan pangan, pakan, energi dan serat Perubahan iklim global Kelangkaan lahan dan air Permintaan terhadap jasa lingkungan g hidup Petani marjinal meningkat Kemajuan iptek bioscience dan bioengineering Konsekuensi dan Solusi Transformasi ekonomi ke bioenergi Urgensi bioproduk, pola hidup sehat, dan pola konsumsi biokultura. Kapasitas adaptasi dan mitigasi Keniscayaan efisiensi & konservasi Pertanian ekologis dan bioservices Pluriculture: sistem biosiklus terpadu Pengembangan bioekonomi

13 Global Governance: Perubahan Strategi Mempertahankan dayasaing secara abadi bditentu t sulit, baik pada skala makro negara, maupun skala mikro bisnis. Gaya hidup kaum urban mempengaruhi jatuh-bangun merek kopi bubuk. Kedai Starbucks & Exelso fokus pada blending & cupping mengubah loyalitas konsumen, selera berubah cepat.

14 Infrastruktur: Pembenahan Total Sistem Logistik

15 Pengembangan Skema Pembiayaan Alternatif Sumber: Bappenas, 2014

16 Penutup: Operasionalisasi Strategi Ketiga rancangan teknokratik RPJM untuk bidang ekonomi, sumberdaya alam dan lingkungan, serta sarana dan prasarana telah berbentuk dan memiliki landasan teori yang cukup solid. Dmensi kelengkapan (comprehensiveness) dari teori yang digunakan masih perlu disempurnakan. Pengembangan KBE (knowledge-based economy) wajib dijadikan acuan utama. KBE mengarah evidence-based policy yang mampumengurangikejenuhan g pada politik praktis. Misalnya, ekonomi kreatif hanya lahir dari masyarakat kreatif, penuh gagasan dan imaginasi untuk maju, mengubah dunia dan mengantisipasi perubahan dan trend yang akan terjadi; Akademisi (plus masyarakat politik dan masyarakat bisnis) juga perlu berkontribusi pada perbaikan lingkungan kebijakan di internal birokrasi dan lintas institusi untuk mendorong efisiensi & efektivitas perjalanan kebijakan pembangunan.