Tenaga Kerja Sektor Pertanian: Hasil dari Transformasi Struktural

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Tenaga Kerja Sektor Pertanian: Hasil dari Transformasi Struktural"

Transkripsi

1 Tenaga Kerja Sektor Pertanian: Hasil dari Transformasi Struktural Prof. Dr. Bustanul Arifin Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian UNILA Dewan Pendiri/Ekonom Senior INDEF, Jakarta Professorial Fellow di InterCAFE dan MB-IPB, Bogor Seminar Ekonomi Ketengakerjaan KADIN Indonsia, tanggal 14 Desember 2013 di Jakartaa

2 Pembangunan: Transformasi Struktural Pembangunan ekonomi ditandai dengan penurunan pangsa sektor pertanian terhadap PDB dan penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pangsa industri dan jasa. Penuruan pangsa sektor pertanian sering diartikan salah oleh para ekonom makro yang tidak paham transformasi struktural, sehingga menimbulkan anggapan bahwa sektor pertanian tidak penting atau tidak perlu diproteksi. Secara teoritis, penurunan pangsa ini dapat dijelaskan dengan teori konsumsi (Hukum Engle), pertambahan produktivitas pertanian, dan keunggulan komparatif dan kompetitif dalam perdagangan internasional.

3 Penurunan Serapan Tenaga Kerja: Lambat Penurunan pangsa tenaga kerja sektor pertanian terlalu lambat, menandakan tidak berkembangnya sektor industri dan jasa, sehingga beban sektor pertanian amat berat. Penurunan pangsa dapat dilihat sebagai push factor & pull-factor. Push-factor berkonotasi negatif, menunjukkan adanya kemiskinan di sektor pertanian dan pedesaan. Pull-factor berkonotasi positif karena sektor non-pertanian lebih atraktif bagi tenaga kerja pedesaan (pertanian) yang memiliki keterampilan, sehingga meningkatkan nilai tambah dan menggerakan perekonomian negara.

4 Ketidaklengkapan Transformasi Stuktural Struktur Ekonomi Pangsa PDB Pertanian Industri Jasa Pangsa Tenaga kerja Pertanian na Sektor lain na Sumber: BPS, berbagai tahun

5 Pangsa Pertanian dan Industri dalam Ekonomi Sumber: van der Eng (2001), at 1993 price Agriculture Industry Services

6 Sectoral Share of Indonesia's GDP Agricult Industry Manufact Service

7 Penyerapan tenaga kerja pertanian masih besar (42,5%), perdagangan (20,4%), jasa sosial (14,5%),industri (12,5%). (persen) (persen) Soeharto Habibie Gus Dur Mega SBY Perindustrian Perdahangan, hotel, restoran Jasa sosial lain Pertanian, perikanan, kehutanan (Sumbu Kanan) 40 Sumber: BPS, berbagai tahun

8 Pertumbuhan Penduduk dan Kebutuhan Pangan: Apakah Jebakan Malthus akan terjadi? Jumlah Penduduk Dunia (miliar) Permintaan Biji-Bijian Dunia (ton) 9 8 World Population (B) Negara Transisi Negara Maju Negara Berkembang Negara Transisi Negara Maju Negara Berkembang Penduduk 2030: Bertambah 3 miliar Pangan 2030: Kebutuhan bertambah 50% Jebakan Thomas Malthus (berupa kondisi kekurangan pangan dan bahkan kepunahan manusia) akan menjadi kenyataan jika manusia tidak mampu menggunakan mengembangkan tekonologi pangan dan pertanian ke depan

9 Pertumbuhan Penduduk Indonesia: Eksponensial 300 jt 250 jt jt 200 jt jt jt 150 jt 97.1 jt jt jt 100 jt 60.7 jt 50 jt 0 jt Sensus Sumber: BPS, Hasil Sensus Penduduk 2010

10 Piramida Penduduk Indonesia Laki laki Perempuan Laki laki Perempuan Laki laki Perempuan Laki laki Perempuan Laki laki Perempuan Laki laki Perempuan Sumber: BPS, Hasil Sensus Penduduk 2010

11 Angkatan Kerja Bertambah, Pengangguran Berkurang? Tahun Penduduk 15+ Angkatan kerja Bekerja Menganggur Sumber: BPS-Sakernas (Survai Tenaga Kerja Nasional), berbagai tahun

12 Pergeseran Tenaga Kerja Sektor: Tak Terpola? Lapangan Pekerjaan Pertanian Perindustrian Konstruksi Perdagangan, hotel Transportasi, komunikasi Keuangan, perbankan Jasa kemasyarakatan Lainnya: tambang,gas dll Total (juta orang) Sumber: BPS, Februari Agustus Februari Agustus

13 Status Pekerjaan: Rentan terhadap Kejutan Status Pekerjaan Utama 1. Berusaha sendiri 2. Berusaha, buruh tidak tetap 3. Berusaha, buruh tetap 4. Buruh/Karyawan 5. Pekerja bebas pertanian 6. Pekerja bebas non-pertanian 7. Pekerja keluarga/tak dibayar Total (juta orang) Sumber: BPS, Februari Agustus Februari Agustus

14 MP3EI: Pengembangan 6 Koridor Ekonomi Sentra Produksi dan Pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung Energi Nasional "Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang & Lumbung Energi Nasional" ''Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, dan Perikanan, Migas dan Pertambangan Nasional'' Koridor Sulawesi Koridor Kalimantan Koridor Sumatera Koridor Jawa Koridor Papua Kep. Maluku "Pendorong Industri dan Jasa Nasional" Sumber: Kantor Menko Perekonomian, 2011 Koridor Bali - NTT ''Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan Nasional'' Pusat Pengembangan Pangan, Perikanan, Energi dan Pertambangan Nasional

15 Kinerja Perdagangan Pangan USD billion 35 Agro food exports Agro food imports Agro food balance Sumber: UN Comtrade, Database 2011

16 Pangsa Ekspor Indonesia di Dunia, % Coconuts Palm oil Coffee Cocoa beans Rubber Sumber: UN Comtrade Database 2011 dan FAO STAT 2011

17 Pangsa Impor Indonesia di Dunia, % Wheat Soybean Cotton lint Bovine meat Milk excluding butter Sumber: FAO FAO STAT 2011

18 Tujuan Ekspor Produk Pertanian (% total) India China United States Malaysia Netherlands Japan Singapore Germany Italy Bangladesh Korea Brazil Egypt Spain Vietnam Sumber: UN Comtrade, Database 2011

19 Asal Impor Produk Pertanian (% total) United States Australia China Thailand Argentina Brazil India New Zealand Canada Malaysia Singapore Vietnam Sumber: UN Comtrade, Database 2011

20 Penutup: Perubahan Kebijakan ke Depan Benar, bahwa penyerapan angkatan kerja sektor pertanian masih besar. Tapi sektor pertanian akan terlalu berat menanggung beban berat, jika sektor perindustrian dan jasa tidak mampu menyerap tambahan tenaga kerja tersebut. Pembangunan ekonomi akan lebih beradab, jika insentif investasi di sektor industri manufaktur (dan jasa) juga terus dibangun dan digerakkan, sehingga terjadi multiplikasi serapan tenaga kerja. Sektor pertanian cenderung bergerak ke arah sistem inovasi dan teknologi baru dengan tuntutan efisiensi dan produktivitas semakin tinggi, sehingga mensyaratkan tenaga kerja terdidik dan terampil. Peningkatan kapasitas produksi sektor pertanian wajib dilakukan, melalui pendidikan formal dan non-formal, penyebaran informasi, pelatihan, pendampingan, dan pemberdayaan petani. KADIN Indonesia adalah ujung tombak transformasi struktural ini.

SEMINAR PERAN SISTEM MANUFAKTUR DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI DI INDONESIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK, 8 OKTOBER 2012 PT.

SEMINAR PERAN SISTEM MANUFAKTUR DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI DI INDONESIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK, 8 OKTOBER 2012 PT. SEMINAR PERAN SISTEM MANUFAKTUR DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI DI INDONESIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK, 8 OKTOBER 2012 1 PENGEMBANGAN INDUSTRI MANUFAKTUR SEKTOR TRANSPORTASI MELALUI

Lebih terperinci

Seminar Nasional Outlook Industri 2018 PEMBANGUNAN INDUSTRI YANG INKLUSIF DALAM RANGKA MENGAKSELERASI PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKUALITAS

Seminar Nasional Outlook Industri 2018 PEMBANGUNAN INDUSTRI YANG INKLUSIF DALAM RANGKA MENGAKSELERASI PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKUALITAS Seminar Nasional Outlook Industri 2018 PEMBANGUNAN INDUSTRI YANG INKLUSIF DALAM RANGKA MENGAKSELERASI PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKUALITAS 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KINERJA INDUSTRI NASIONAL 2 EKONOMI

Lebih terperinci

Gambar 3.A.1 Peta Koridor Ekonomi Indonesia

Gambar 3.A.1 Peta Koridor Ekonomi Indonesia - 54 - BAB 3: KORIDOR EKONOMI INDONESIA A. Postur Koridor Ekonomi Indonesia Pembangunan koridor ekonomi di Indonesia dilakukan berdasarkan potensi dan keunggulan masing-masing wilayah yang tersebar di

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara produsen dan pengekspor terbesar minyak kelapa sawit di dunia. Kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan yang memiliki peran penting bagi perekonomian

Lebih terperinci

Governansi Kebijakan Ekonomi. Tiga Tahun Kebijakan Ekonomi KIB II

Governansi Kebijakan Ekonomi. Tiga Tahun Kebijakan Ekonomi KIB II Governansi Kebijakan Ekonomi menuju Kd Kedaulatan lt Pangan Prof. Dr. Bustanul Arifin barifin@uwalumni.com Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian UNILA Dewan Pendiri/Ekonom i/ek Senior INDEF Professorial Fellow

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR FEBRUARI 2015 *)

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR FEBRUARI 2015 *) BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No.32/05/64/Th.XVIII, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR FEBRUARI 2015 *) Jumlah angkatan kerja di Kalimantan Timur pada 2015 mencapai 1,65 juta orang yang

Lebih terperinci

Membangun Kemandirian dan Kedaulatan Pangan

Membangun Kemandirian dan Kedaulatan Pangan Membangun Kemandirian dan Kedaulatan Pangan Prof. Dr. Bustanul Arifin barifin@uwalumni.com Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian UNILA Dewan Pendiri/Ekonom Senior INDEF, Jakarta Professorial Fellow di InterCAFE

Lebih terperinci

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia Perekonomian Indonesia tahun 2004 yang diciptakan UKM berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA i BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 02/01/12/Th.XIX, 04 Januari 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA 1. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN NOVEMBER 2015 SEBESAR US$607,63 JUTA.

Lebih terperinci

Mendobrak Pasar Ekspor Melalui Pendekatan Total Football

Mendobrak Pasar Ekspor Melalui Pendekatan Total Football Mendobrak Pasar Ekspor Melalui Pendekatan Total Football Oleh Ketua Umum KADIN Indonesia Pada Rapat Kerja Kementerian Perdagangan RI Jakarta, 20 Februari 2016 Strategi Mendobrak Ekspor 1. Memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya pembangunan ekonomi mempunyai empat dimensi pokok yaitu: (1) pertumbuhan, (2) penanggulangan kemiskinan, (3) perubahan atau transformasi ekonomi, dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peran penting bagi perekonomian nasional. Selain sebagai sumber utama minyak nabati, kelapa sawit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. ekonomi terbesar di dunia pada tahun Tujuan pemerintah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. ekonomi terbesar di dunia pada tahun Tujuan pemerintah tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan Pemerintah Indonesia yang tertuang dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025, adalah menjadikan Indonesia

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 25/04/12/Thn.XVIII, 01 April 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA 1. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN FEBRUARI 2015 SEBESAR US$555,47 JUTA. Nilai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 29/05/12/Thn.XVIII, 04 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA 1. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN MARET SEBESAR US$645,79 JUTA. Nilai ekspor melalui

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA FEBRUARI 2015*)

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA FEBRUARI 2015*) BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No.33/05/64/Th.XVIII, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA FEBRUARI 2015*) Jumlah angkatan kerja di Kalimantan Utara pada 2015 mencapai 287 ribu orang yang

Lebih terperinci

SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax: SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Ekspor Indonesia Tahun 2011 Melampaui Target USD 200 Miliar

Lebih terperinci

Boks 1. Analisis Singkat Dampak Krisis Finansial Amerika Serikat terhadap Kinerja Perekonomian Kaltim

Boks 1. Analisis Singkat Dampak Krisis Finansial Amerika Serikat terhadap Kinerja Perekonomian Kaltim Boks 1. Analisis Singkat Dampak Krisis Finansial Amerika Serikat terhadap Kinerja Perekonomian Kaltim Krisis finansial yang tengah melanda Amerika Serikat (AS) diperkirakan dapat membawa kepada resesi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. transformasi struktur ekonomi di banyak Negara. Sebagai obat, industrialisasi. ketimpangan dan pengangguran (Kuncoro, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. transformasi struktur ekonomi di banyak Negara. Sebagai obat, industrialisasi. ketimpangan dan pengangguran (Kuncoro, 2007). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sektor Industri merupakan sektor yang menjadi mesin pertumbuhan bagi sebuah perekonomian. Industiralisasi dianggap sebagai strategi sekaligus obat bagi banyak Negara.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor pertanian secara potensial mampu memberikan kontribusi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebijakan pembangunan merupakan persoalan yang kompleks, karena

I. PENDAHULUAN. Kebijakan pembangunan merupakan persoalan yang kompleks, karena I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebijakan pembangunan merupakan persoalan yang kompleks, karena melibatkan seluruh sistem yang terlibat dalam suatu negara. Di negara-negara berkembang modifikasi kebijakan

Lebih terperinci

Menuju Revolusi Ketiga Sains Teknologi:

Menuju Revolusi Ketiga Sains Teknologi: Menuju Revolusi Ketiga Sains Teknologi: Pengembangan Ekonomi Kreatif Prof. Dr. Bustanul Arifin barifin@uwalumni.com Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian UNILA Dewan Pendiri/Ekonom Senior INDEF Anggota Komite

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang bergulir dengan cepat dan didukung oleh kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang bergulir dengan cepat dan didukung oleh kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses globalisasi yang bergulir dengan cepat dan didukung oleh kemajuan teknologi tertentu di bidang komunikasi dan informasi telah mengakibatkan menyatunya pasar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (BPS 2012), dari pertanian yang terdiri dari subsektor tanaman. bahan makanan, perkebunan, perternakan, kehutanan dan perikanan.

I. PENDAHULUAN. (BPS 2012), dari pertanian yang terdiri dari subsektor tanaman. bahan makanan, perkebunan, perternakan, kehutanan dan perikanan. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK

BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK No. 50/08/Th.XII, 10 Agustus 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2009 Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA i BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 14/03/12/Thn. XIX, 01 Maret PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN JANUARI SEBESAR US$574,08 JUTA Nilai ekspor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran barang dan jasa antara penduduk dari negara yang berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran barang dan jasa antara penduduk dari negara yang berbeda dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pesat globalisasi dalam beberapa dasawarsa terakhir mendorong terjadinya perdagangan internasional yang semakin aktif dan kompetitif. Perdagangan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No.37/05/64/Th.XIX, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR FEBRUARI 2016 Jumlah angkatan kerja di Kalimantan Timur pada Februari 2016 mencapai 1.650.377 orang,

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No.43/05/64/Th.XX, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR FEBRUARI 2017 Jumlah angkatan kerja di Kalimantan Timur pada Februari 2017 mencapai 1.678.913 orang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu bagian dari negara tropis yang memiliki kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu bagian dari negara tropis yang memiliki kekayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu bagian dari negara tropis yang memiliki kekayaan sumberdaya alam melimpah, khususnya di bidang pertanian. Perhatian pemerintah terhadap

Lebih terperinci

Berita Resmi Statistik

Berita Resmi Statistik 6 November 2017 2 Pelopor Data Statistik Terpercaya Untuk Semua Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (Produk Domestik Bruto) Berita Resmi Statistik 6 November 2017 Indeks Tendensi Bisnis dan Indeks Tendensi Konsumen

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 2012 BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No 41/11/64/Th. XV, 5 November 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 2012 Jumlah angkatan kerja di Kalimantan Timur pada Agustus 2012 tercatat sebanyak 1.777.381

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Peraturan Presiden No 32 Tahun 2011 tentang MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) merupakan sebuah langkah besar permerintah dalam mencapai

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi VS Pemerataan Kesejahteraan Buruh dan Rakyat. Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia 2015

Pertumbuhan Ekonomi VS Pemerataan Kesejahteraan Buruh dan Rakyat. Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia 2015 Pertumbuhan Ekonomi VS Pemerataan Kesejahteraan Buruh dan Rakyat Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia 2015 PENDAHULUAN : Mengapa Indonesia Negara kaya, Pertumbuhan Ekonomi Meningkat, Namun Kesejahterannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini dilihat dari kontribusi sektor

Lebih terperinci

PRODUKSI PANGAN DUNIA. Nuhfil Hanani AR

PRODUKSI PANGAN DUNIA. Nuhfil Hanani AR 49 PRODUKSI PANGAN DUNIA Nuhfil Hanani AR Produksi Pangan dunia Berdasarkan data dari FAO, negara produsen pangan terbesar di dunia pada tahun 2004 untuk tanaman padi-padian, daging, sayuran dan buah disajikan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian dunia saat ini mendorong setiap penganut perekonomian terbuka didalamnya untuk merasakan dampak dari adanya dinamika ekonomi internasional yang dipandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang berlimpah, dimana banyak Negara yang melakukan perdagangan internasional, Sumberdaya yang melimpah tidak

Lebih terperinci

Tabel 1. Neraca Perdagangan Luar Negeri Sumatera Utara Untuk Beberapa Periode Tahun

Tabel 1. Neraca Perdagangan Luar Negeri Sumatera Utara Untuk Beberapa Periode Tahun BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 18/03/12/Thn.XVIII, 02 Maret 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA 1. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN JANUARI 2015 SEBESAR US$627,93 JUTA. Nilai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 33/06/12/Thn. XX, 02 Juni PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN APRIL SEBESAR US$775,84 JUTA Nilai ekspor melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara fundamental, bahwa gerak perdagangan semakin terbuka, dinamis, dan cepat yang menyebabkan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014 No. 06/05/53/Th. XV, 5 Mei 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014 FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 1,97% Angkatan kerja NTT pada Februari 2014 mencapai 2.383.116 orang, bertambah

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA FEBRUARI 2017 BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No.44/05/64/Th.XX, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA FEBRUARI 2017 Jumlah angkatan kerja di Kalimantan Utara pada Februari 2017 mencapai 324.586 orang, bertambah

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbagai teori pembangunan ekonomi, mulai dari teori ekonomi klasik (Adam Smith, Robert Malthus dan David Ricardo) sampai dengan teori ekonomi modern (W.W. Rostow dan

Lebih terperinci

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI PEMBERDAYAAAN KOPERASI & UMKM DALAM RANGKA PENINGKATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT 1) Ir. H. Airlangga Hartarto, MMT., MBA Ketua Komisi VI DPR RI 2) A. Muhajir, SH., MH Anggota Komisi VI DPR RI Disampaikan

Lebih terperinci

DATA PENEMPATANEMPATAN

DATA PENEMPATANEMPATAN DATA PENEMPATANEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA Tahun 211 s/d 31 Oktober 214 7 6 5 586.82 494.69 512.168 4 36.63 3 2 1 211 212 213 S.D 31 OKTOBER 214 NO TAHUN JUMLAH

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA i BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 43/08/12/Thn. XX, 01 Agustus PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN JUNI SEBESAR US$632,13 JUTA Nilai ekspor melalui

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010 BADAN PUSAT STATISTIK No. 31/05/Th. XIII, 10 Mei 2010 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010 EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010 TUMBUH MENINGKAT 5,7 PERSEN Perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2017 No. 103/11/Th. XX, 06 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2017 A. KEADAAN KETENAGAKERJAAN Agustus 2017: Tingkat

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK No. 12/02/Th. XIII, 10 Februari 2010 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERTUMBUHAN PDB TAHUN 2009 MENCAPAI 4,5 PERSEN Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2009 meningkat sebesar

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR *) FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR *) FEBRUARI 2014 BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No.22/05/64/Th.XVII, 5 Mei 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR *) FEBRUARI 2014 Jumlah angkatan kerja di Kalimantan Timur pada 2014 mencapai 1.923.968 orang, bertambah

Lebih terperinci

V. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI INDONESIA. dari waktu ke waktu. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi merupakan proses

V. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI INDONESIA. dari waktu ke waktu. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi merupakan proses 115 V. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI INDONESIA 5.1. Pertumbuhan Ekonomi Petumbuhan ekonomi pada dasarnya merupakan proses perubahan PDB dari waktu ke waktu. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi merupakan proses

Lebih terperinci

SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax: SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 1 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Ekspor Bulan Februari 2012 Naik 8,5% Jakarta, 2 April 2012

Lebih terperinci

Peluang & Tantangan Pengembangan Ketenagalistrikan di Kalbar

Peluang & Tantangan Pengembangan Ketenagalistrikan di Kalbar Peluang & Tantangan Pengembangan Ketenagalistrikan di Kalbar Oleh : Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kalimantan Barat Pada Acara Seminar dan Workshop MKI Wilayah Kalimantan Barat 2013 Pontianak. 13 Maret

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAGIAN PERTAMA PRIORITAS NASIONAL DAN BAB 1 PENDAHULUAN PRIORITAS NASIONAL LAINNYA

DAFTAR ISI BAGIAN PERTAMA PRIORITAS NASIONAL DAN BAB 1 PENDAHULUAN PRIORITAS NASIONAL LAINNYA DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i BAGIAN PERTAMA PRIORITAS NASIONAL BAB 1 PENDAHULUAN... 1-1 BAB 2 PRIORITAS NASIONAL DAN PRIORITAS NASIONAL LAINNYA.... 2-1 A. PRIORITAS NASIONAL 2.1 PRIORITAS NASIONAL 1: REFORMASI

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008 BADAN PUSAT STATISTIK No.43/08/Th. XI, 14 Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II- Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan

BAB I PENDAHULUAN. perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai Negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi yang besar di sektor perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan memiliki

Lebih terperinci

DAYA SAING KARET INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL. Nuhfil Hanani dan Fahriyah. Abstrak

DAYA SAING KARET INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL. Nuhfil Hanani dan Fahriyah. Abstrak 1 DAYA SAING KARET INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL Nuhfil Hanani dan Fahriyah Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan menganalisis kinerja ekonomi karet Indonesia dan menganalisis daya karet

Lebih terperinci

Pengembangan, Aplikasi Riset dan Alih Teknologi untuk Akselerasi Sektor Inovasi

Pengembangan, Aplikasi Riset dan Alih Teknologi untuk Akselerasi Sektor Inovasi Pengembangan, Aplikasi Riset dan Alih Teknologi untuk Akselerasi Sektor Inovasi Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc Rektor IPB Disampaikan pada: Seminar Nasional dan Kongres ISEI XIX Surabaya, 9 Oktober

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2013

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2013 BADAN PUSAT STATISTIK No. 55/08/Th. XVI, 2 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2013 EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2013 TUMBUH 5,81 PERSEN Perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA Tahun 2011 s/d Triwulan III 2014

PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA Tahun 2011 s/d Triwulan III 2014 DATA PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA TRIWULAN III 214 PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA Tahun 211 s/d Triwulan III 214 7 6 5 586.82 494.69 512.168 4 3 2 1 95.799 98.376 123.527 211 212 213 Triwulan I

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 80/11/64/Th. XVIII, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 2015 Jumlah angkatan kerja di Kalimantan Timur pada Agustus 2015 tercatat sebanyak

Lebih terperinci

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas. Bahan Konferensi Pers Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas. Bahan Konferensi Pers Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas Bahan Konferensi Pers Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Jakarta, 18 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI 2 Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA PADA AGUSTUS 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA PADA AGUSTUS 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 04/01/34/Th.XI, 05 Januari 2009 No. 47/12/34/Th.XI, 01 Desember 2009 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA PADA AGUSTUS 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN (Di

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI DAN KINERJA EKSPOR IMPOR INDONESIA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERKEMBANGAN EKONOMI DAN KINERJA EKSPOR IMPOR INDONESIA KEMENTERIAN PERDAGANGAN PERKEMBANGAN EKONOMI DAN KINERJA EKSPOR IMPOR INDONESIA KEMENTERIAN PERDAGANGAN Jakarta, Maret 2017 1. PEREKONOMIAN DAN PERDAGANGAN GLOBAL 2. PEREKONOMIAN DAN PERDAGANGAN NASIONAL Trade Policy Research

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Perkebunan Dunia

IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Perkebunan Dunia IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Perkebunan Dunia Komoditi perkebunan Indonesia rata-rata masuk kedalam lima besar sebagai produsen dengan produksi tertinggi di dunia menurut Food and agriculture organization (FAO)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan sebuah negara. Hal ini serupa dengan pendapat yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan sebuah negara. Hal ini serupa dengan pendapat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perdagangan Internasional merupakan salah satu kegiatan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan sebuah negara. Hal ini serupa dengan pendapat yang disampaikan Salvatore

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat. (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat. (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tantangan ke depan pembangunan ekonomi Indonesia tidaklah mudah untuk diselesaikan. Dinamika ekonomi domestik dan global mengharuskan Indonesia senantiasa siap terhadap

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN SELATAN BULAN APRIL 2011

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN SELATAN BULAN APRIL 2011 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN SELATAN BULAN APRIL 2011 No. 31/06/63/Th.XV, 01 Juni 2011 Nilai ekspor sementara Kalimantan Selatan bulan April 2011 sebesar 721,93 juta US$ atau naik 4,16 persen

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA AGUSTUS 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No 81/11/64/Th. XVIII, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA AGUSTUS 2015 Jumlah angkatan kerja di Kalimantan Utara pada Agustus 2015 tercatat sebanyak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga

I. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya berusaha di bidang pertanian. Dengan tersedianya lahan dan jumlah tenaga kerja yang besar, diharapkan

Lebih terperinci

RANGKUMAN HASIL RAKOR PANGAN NASIONAL, FEED INDONESIA FEED THE WORLD II JAKARTA, 26 JULI 2011

RANGKUMAN HASIL RAKOR PANGAN NASIONAL, FEED INDONESIA FEED THE WORLD II JAKARTA, 26 JULI 2011 RANGKUMAN HASIL RAKOR PANGAN NASIONAL, FEED INDONESIA FEED THE WORLD II JAKARTA, 26 JULI 2011 Tujuan Rakor Pangan : Rakor pangan bertujuan mengsinkronisasikan kebijakan dan kegiatan seluruh pemangku kepentingan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penyumbang devisa, kakao (Theobroma cacao) juga merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. penyumbang devisa, kakao (Theobroma cacao) juga merupakan salah satu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang mengandalkan sektor migas dan non migas sebagai penghasil devisa. Salah satu sektor non migas yang mampu memberikan kontribusi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA MEI 2012

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA MEI 2012 BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 41/07/12/Th. XV, 01 Juli 2012 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA MEI 2012 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN MEI 2012 SEBESAR US$771,76 JUTA. Nilai

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Jakarta, Mei 2010

KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Jakarta, Mei 2010 KEMENTERIAN PERDAGANGAN KINERJA Periode: MARET 21 Jakarta, Mei 21 1 Neraca Perdagangan Indonesia Kondisi perdagangan Indonesia semakin menguat setelah mengalami kontraksi di tahun 29. Selama Triwulan I

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK No. 16/02/Th. XVII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERTUMBUHAN PDB TAHUN 2013 MENCAPAI 5,78 PERSEN Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2015 BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 33/05/73/Th. IX, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2015 Struktur ketenagakerjaan di Provinsi Sulawesi Selatan berfluktuasi dari tahun ke tahun.

Lebih terperinci

KORIDOR EKONOMI INDONESIA DALAM PENATAAN RUANG SUATU PERSPEKTIF

KORIDOR EKONOMI INDONESIA DALAM PENATAAN RUANG SUATU PERSPEKTIF KORIDOR EKONOMI INDONESIA DALAM PENATAAN RUANG SUATU PERSPEKTIF Apakah Rencana Tata Ruang Pulau sudah sesuai dengan koridor ekonomi?, demikian pertanyaan ini diutarakan oleh Menko Perekonomian dalam rapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termaktub dalam alenia ke-4 pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu: (1)

BAB I PENDAHULUAN. termaktub dalam alenia ke-4 pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu: (1) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagaimana termaktub dalam alenia ke-4 pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu: (1) melindungi segenap bangsa

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2014 No. 63/08/Th. XVII, 5 Agustus 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2014 EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2014 TUMBUH 5,12 PERSEN Perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan besaran Produk Domestik

Lebih terperinci

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013 LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013 I. PENDAHULUAN Kegiatan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional telah diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari aktivitas perdagangan international yaitu ekspor dan impor. Di Indonesia sendiri saat

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK No. 12/02/Th. XIV, 7 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERTUMBUHAN PDB TAHUN 2010 MENCAPAI 6,1 PERSEN Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2010 meningkat sebesar

Lebih terperinci

Isu Strategis Pengelolaan Industri Dalam Perpekstif Kebijakan Fiskal (Kementerian Keuangan)

Isu Strategis Pengelolaan Industri Dalam Perpekstif Kebijakan Fiskal (Kementerian Keuangan) Isu Strategis Pengelolaan Industri Dalam Perpekstif Kebijakan Fiskal (Kementerian Keuangan) Badan Kebijakan Fiskal Pusat Kebijakan Pendapatan Negara Februari 2014 Tema Undang-undang Perindustrian Sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Serat kapas yang berasal dari tanaman kapas (Gossypium hirsutum L.) merupakan salah satu bahan baku penting untuk mendukung perkembangan industri Tekstil dan Produk Tekstil

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA i BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 02/01/12/Thn. XX, 3 Januari 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN NOVEMBER SEBESAR US$723,68 JUTA Nilai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA i BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 23/05/12/Thn. XX, 02 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN MARET SEBESAR US$831,16 JUTA Nilai ekspor melalui

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Kalimantan Timur Agustus 2017 No.92/11/64/Th.XX, 06 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur Keadaan Ketenagakerjaan Kalimantan Timur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategi dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk terlibat dalam kegiatan UMKM

Lebih terperinci

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 1 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BAGIAN I PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI 2 PERINGKAT GLOBAL MEMBAIK Realisasi Investasi (Rp Triliun) 313 399 463 +12,4%2 016 (y/y) 545 613 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur 57 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta Provinsi DKI Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 7 meter diatas permukaan laut dan terletak antara

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI DIY PADA AGUSTUS 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,97 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI DIY PADA AGUSTUS 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,97 PERSEN BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 04/01/34/Th.XI, 05 Januari 2009 No. 52/11/34/Th.XIV, 5 November 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI DIY PADA AGUSTUS 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,97

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2011 BADAN PUSAT STATISTIK No. 31/05/Th. XIV, 5 Mei 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2011 EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2011 TUMBUH 6,5 PERSEN Perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan besaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor nonmigas lain dan migas, yaitu sebesar 63,53 % dari total ekspor. Indonesia, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.1.

BAB I PENDAHULUAN. sektor nonmigas lain dan migas, yaitu sebesar 63,53 % dari total ekspor. Indonesia, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan barang dan jasa antar negara di dunia membuat setiap negara mampu memenuhi kebutuhan penduduknya dan memperoleh keuntungan dengan mengekspor barang

Lebih terperinci

Ekspor Bulan Juni 2014 Menguat. Kementerian Perdagangan

Ekspor Bulan Juni 2014 Menguat. Kementerian Perdagangan Ekspor Bulan Juni 2014 Menguat Kementerian Perdagangan 5 Agustus 2014 1 Neraca perdagangan non migas bulan Juni 2014 masih surplus Neraca perdagangan Juni 2014 mengalami defisit USD 305,1 juta, dipicu

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 65/11/61/Th. XIX, 07 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,23 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Kalimantan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN SELATAN BULAN FEBRUARI 2013

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN SELATAN BULAN FEBRUARI 2013 No.19/04/63/Th.XVII, 1 April 2013 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN SELATAN BULAN FEBRUARI 2013 EKSPOR KALIMANTAN SELATAN BULAN FEBRUARI 2013 NAIK 12,23 PERSEN DAN IMPOR TURUN 41,59 PERSEN Nilai

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK No. 13/02/Th. XV, 6 Februari 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERTUMBUHAN PDB TAHUN 2011 MENCAPAI 6,5 PERSEN Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5 persen dibandingkan

Lebih terperinci

Boks 1. DAMPAK PENGEMBANGAN KELAPA SAWIT DI JAMBI: PENDEKATAN INPUT-OUTPUT

Boks 1. DAMPAK PENGEMBANGAN KELAPA SAWIT DI JAMBI: PENDEKATAN INPUT-OUTPUT Boks 1. DAMPAK PENGEMBANGAN KELAPA SAWIT DI JAMBI: PENDEKATAN INPUT-OUTPUT Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting di Indonesia yang berperan sebagai sumber utama pangan dan pertumbuhan ekonomi.

Lebih terperinci