E-Invoicing dan E-Payment: Pentingnya Aspek Pembayaran Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Robin A. Suryo 1
|
|
- Hadian Pranata
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 E-Invoicing dan E-Payment: Pentingnya Aspek Pembayaran Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 1. Pengantar Robin A. Suryo 1 Pengadaan secara elektronik (e-procurement) telah terbukti menyederhanakan proses pengadaan sehingga dapat mengurangi biaya transaksi, mendorong kompetisi, dan membuat pasar pengadaan menjadi semakin terbuka. Hasilnya menunjukkan adanya efisiensi dalam penggunaan sumberdaya waktu, SDM, dan biaya. Sebagai bagian dari e-government, pengadaan secara elektronik memiliki peran strategis karena dapat menjawab tantangan yang dihadapi dalam pembangunan ekonomi Indonesia yaitu bagaimana meningkatkan efisiensi dan efektivitas anggaran belanja pemerintah. Selain itu juga dalam rangka memberikan pelayanan yang cepat dan berkualitas kepada dunia usaha dan masyarakat. Perkembangan pengadaan secara elektronik di Indonesia yang diawali dengan e-tendering, saat ini telah mencapai tahap dimana instansi pemerintah dapat langsung membeli secara online barang/jasa yang dibutuhkan melalui sistem katalog elektronik. Artinya, kita sudah memasuki era government e-commerce yang ditandai dengan banyak penjual (multiple buyers), banyak pembeli (multiple suppliers), dan banyak produk (multiple products). Hingga saat ini terdapat lebih dari ratusan penyedia yang menjual lebih dari 18 ribu item produk di katalog elektronik yang dapat dibeli atau ditransaksikan secara online oleh seluruh instansi pemerintah. Jumlah ini bertambah terus seiring dengan bertambahnya penyedia yang berminat untuk menjual barang/jasa melalui sistem katalog elektronik. Instansi pemerintah juga tertarik mengusulkan barang/jasa yang dibutuhkan untuk dimasukkan kedalam sistem katalog elektronik, sehingga mempermudah dan mempercepat mereka dalam melakukan proses pengadaannya. Sebagaimana yang terjadi pada transaksi ekonomi lainnya, aspek pembayaran pada transaksi pengadaan merupakan hal yang sangat penting, terlebih lagi ketika kita sudah memasuki era e-commerce. Sayangnya aspek pembayaran ini masih kurang mendapatkan perhatian, bahkan seringkali tidak dianggap sebagai domain pengadaan. Padahal syarat dan ketentuan pembayaran sangat mempengaruhi kemampuan dan minat penyedia untuk berpartisipasi dalam pengadaan pemerintah. Sistem pembayaran yang masih manual dan lama dapat menjadi hambatan karena praktik yang terjadi pada e-commerce di negara lain maupun di dunia bisnis, pembayaran dilakukan secara cepat dan online. Perkembangan e-commerce atau online shopping yang pesat sebenarnya sangat dipengaruhi oleh kemajuan dalam sistem penagihan dan pembayaran. Tanpa adanya sistem penagihan dan pembayaran secara online, e-commerce menjadi kurang menarik bagi pembeli maupun penjual. Bahkan sebenarnya kita tidak dapat menyebut suatu pembelian sebagai suatu transaksi online kecuali penagihan dan pembayaran dilakukan secara online. Oleh karena itu, jika kita ingin mengembangkan government e-commerce dan mempercepat jumlah barang/jasa yang tersedia di katalog elektronik, dibutuhkan dukungan sistem penagihan dan pembayaran yang lebih mudah dan efisien. Kita harus beralih dari sistem penagihan dan pembayaran secara manual menuju elektronik karena ini merupakan cara yang mudah, cepat dan efisien. Dengan sistem ini manfaat dari pengadaan/pembelian secara 1 Ketua Dewan Pengawas Ikatan Ahli Pengadaan Indonesia (IAPI), dan Lektor pada Sekolah Paska Sarjana, Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ)
2 elektronik dapat lebih dimaksimalkan. Artikel ini akan menjelaskan manfaat dari sistem penagihan dan pembayaran secara elektronik. Namun sebelum itu penulis ingin menjelaskan pentingnya aspek pembayaran yang tepat waktu, cepat dan efisien dengan menunjukkan dampak yang ditimbulkan dari pembayaran yang terlambat atau tidak tepat waktu. 2. Pentingnya pembayaran tepat waktu: dampak keterlambatan pembayaran Pembayaran yang tepat waktu dapat diartikan bahwa ketika pemerintah sudah menerima barang atau pekerjaan dari penyedia, maka penyedia juga dapat segera menerima pembayaran yang menjadi haknya karena penyedia sudah selesai melaksanakan kewajibannya sesuai kontrak. Salah satu masalah yang dikeluhkan oleh penyedia ketika mereka berbisnis dengan instansi pemerintah adalah pembayaran yang seringkali tidak tepat waktu dan lama. Keluhan ini biasanya hanya dijawab dengan kalimat pasti akan dibayar, tinggal menunggu pencairan. Ini tentu saja merupakan jawaban yang sifatnya apologetic. Masalah seperti ini sebenarnya tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di negara lain, bahkan di negara maju sekalipun. Namun demikian negara maju sudah memahami masalah ini sejak lama dan mereka menyadari dampak kerugian yang ditimbulkannya. Di Inggris misalnya, ada Debbie Abrahams - politisi yang mengkampanyekan dan memperjuangkan praktik bisnis yang adil dengan mengusung jargon be fair, pay on time. Dia menyatakan bahwa pembayaran yang tepat waktu dan cepat sangat krusial bagi usaha kecil dan menengah (UKM) karena hal ini dapat membantu mereka memotong kesulitan ketika mencari dana dari bank. Kesulitan akses kepada pembiayaan, biaya pembiayaan dan asuransi penjaminan disebutkan sebagai masalah yang terkait dengan pembayaran yang terlambat. Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa masalah ini memang sangat faktual. Hal ini secara empiris terbukti berdasarkan survey yang dilakukan oleh ApexPeak Pte Ltd pada tahun Mereka melakukan survey terhadap UKM di beberapa negara Asia Pasifik, hasilnya 35 persen UKM menyatakan bahwa hambatan paling besar bagi mereka untuk menghasilkan keuntungan adalah ketidakmampuan untuk mempertahankan aliran kas (cash flow) yang mencukupi. Dan ini disebabkan oleh keterlambatan pembayaran. Kita tidak boleh meremehkan hal ini karena akibat dari pembayaran yang lama/terlambat tersebut perusahaan bahkan bisa mengalami insolvency yang pada akhirnya dapat membuat mereka bangkrut. Pembayaran yang terlambat/lama dampaknya jelas sangat tidak kondusif bagi iklim usaha dan persaingan. Hal ini juga ditunjukkan oleh kajian yang dilakukan Directorate General of Enterprise and Industry Uni Eropa pada tahun Dalam kajian tersebut sebanyak 38 persen penyedia dari beberapa negara Uni Eropa menilai bahwa pembayaran yang lama/terlambat dianggap sebagai hambatan utama bagi mereka untuk mengikuti pengadaan pemerintah. Hal ini tentunya sangat tidak kondusif bagi iklim usaha, karena ketika penyedia sudah menganggap pembayaran yang lambat/lama sebagai norma dalam pengadaan barang/jasa pemerintah, yang terjadi adalah sebagian penyedia enggan untuk mengikuti pengadaan pemerintah. Di Indonesia indikasi seperti ini juga ada, dimana kita bisa melihat bahwa banyak penyedia/perusahaan tidak pernah mengikuti pengadaan pemerintah meskipun mereka memenuhi persyaratan. Barangkali perusahaan seperti ini juga sudah punya persepsi bahwa pembayaran yang dilakukan oleh pemerintah selalu lama atau tidak tepat waktu, sehingga tidak menarik bagi mereka.
3 Di Eropa masalah ini sudah disadari sejak lama, bahkan pada tahun 2008 di Inggris muncul Prompt Payment Code yang dikelola oleh Chartered Institute of Credit Management (CICM) atas nama Department of Business Innovation and Skills (BIS). Para perusahaan dan instansi pemerintah yang menandatangani Code ini berkomitmen untuk membayar penyuplai (supplier) mereka secara tepat waktu serta berkomitmen untuk melakukan proses yang benar dalam menangani permasalahan yang muncul terkait pembayaran. Mereka mengerti bahwa pembayaran yang tepat waktu sangat penting bagi setiap perusahaan untuk mempertahankan aliran kas. Meskipun tidak ada kewajiban untuk menandatangani Code ini, hingga saat ini jumlah yang sudah menandatangani mewakili lebih dari 60 persen total nilai rantai pasokan (supply chain) di Inggris, sehingga dampaknya terhadap perekonomian cukup signifikan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembayaran yang terlambat atau lama sangat merugikan. Pertama, hal tersebut dianggap sebagai hambatan masuk bagi perusahaan untuk mengikuti pengadaan pemerintah. Hal ini pada gilirannya akan mempengaruhi tingkat partisipasi dan kompetisi pengadaan pemerintah. Kedua, penyedia yang sudah berkontrak dengan pemerintah - khususnya kelompok UKM - sangat mengandalkan cashflow dari pembayaran pemerintah, sehingga pembayaran yang lambat sangat merugikan bahkan dapat membawa mereka kedalam risiko kebangkrutan. Oleh karena itu, pembayaran yang dilakukan secara cepat atau tepat waktu sangat penting bagi penyedia karena hal ini mempengaruhi likuiditas perusahaan aspek yang sangat penting bagi bisnis mereka untuk berpartisipasi dan bersaing dalam pengadaan pemerintah, apalagi bagi UKM atau kontraktor kecil. Jika hal ini diatasi maka pengadaan dapat menarik lebih banyak perusahaan termasuk UKM untuk bermitra dengan pemerintah sebagai penyedia barang/jasa, dan juga membuat UKM mampu bersaing dengan perusahaan besar yang memiliki permodalan atau keuangan yang kuat. 3. Manfaat pembayaran secara elektronik Untuk mewujudkan pembayaran yang tepat waktu dan cepat, dapat difasilitasi dengan sistem pembayaran secara elektronik. Pembayaran secara elektronik terdiri dari proses penagihan yang dilakukan secara elektronik (e-invoicing) diikuti dengan proses verifikasi dan persetujuan secara elektronik (e-verification) dan dilanjutkan dengan proses pembayaran secara elektronik (e-payment). Pembayaran secara elektronik ini selain menjamin pembayaran dilakukan tepat waktu dan cepat, juga memiliki manfaat yang besar bagi pemerintah, penyedia dan ekonomi serta lingkungan Manfaat bagi pemerintah Dari sudut pandang pemerintah, pembayaran secara elektronik dapat mendukung penyelenggaraan adminstrasi publik yang efisien dan efektif. Jika proses administrasi publik efisien dan efektif maka ekonomi akan lebih berdaya saing. Dalam konteks ini pembayaran secara elektronik menjadi salah satu langkah lanjutan yang penting menuju administrasi pemerintah yang paperless (e-government) yang merupakan salah satu agenda penting pemerintah. Selanjutnya dengan meninggalkan proses penagihan dan pembayaran secara manual maka akan mengurangi bahkan meniadakan kesalahan data, menghindari proses duplikasi tagihan dan duplikasi proses tagihan. Manajemen arsip menjadi lebih sederhana, dan staf dapat diarahkan untuk aktivitas yang lebih penting.
4 Dari aspek kepatuhan atau compliance, tingkat kepatuhan terhadap regulasi dan kontrak menjadi lebih baik, penagihan dan pembayaran secara elektronik dapat mengurangi kecurangan dalam penagihan (invoice fraud), pelaporan dan audit menjadi lebih mudah, cepat dan akurat. Dari aspek kinerja anggaran maka kinerja penyerapan anggaran menjadi lebih baik dan konsisten dengan kemajuan fisik pekerjaan, karena relatif tidak ada delay antara realisasi fisik dan realisasi anggaran. Dengan demikian diharapkan penyerapan anggaran tidak lagi menumpuk di triwulan ketiga dan keempat. Manfaat lain bagi pemerintah adalah terkait dengan adminsitrasi pajak pertambahan nilai (PPN). Seperti kita ketahui PPN masih menjadi salah satu sumber pendapatan yang sangat penting bagi Indonesia. Dengan sistem penagihan dan pembayaran secara elektronik maka dapat sekaligus menyempurnakan administrasi PPN dan mengurangi faktur fiktif. Hal ini akan sangat memudahkan Direktorat Jenderal Pajak dalam memungut, mengadministrasikan dan mempertanggungjawabkan pajak pertambahan nilai. Sementara itu dilihat dari aspek kebijakan dan proses pengadaan, pembayaran secara elektronik bermanfaat karena merupakan bagian integral dari proses pengadaan secara elektronik baik melalui e-tendering maupun e-purchasing. Syarat dan ketentuan yang terkait dengan aspek pembayaran bahkan menjadi salah satu bagian penting dalam kontrak pengadaan/pembelian. Jika ketentuan mengenai pembayaran tidak menarik bagi penyedia maka akan berpengaruh pada harga yang ditawarkan kemungkinan menjadi lebih tinggi. Sebaliknya, jika kita dapat menjanjikan pembayaran yang lebih cepat dan tepat waktu, hal ini dapat memperkuat posisi tawar pemerintah sebagai pembeli Manfaat bagi penyedia Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa pembayaran yang cepat dan tepat waktu sangat penting bagi perusahaan untuk mengelola arus kasnya. Selain bermanfaat untuk meningkatkan cash flow perusahaan, penggunaan sistem penagihan dan pembayaran secara elektronik juga memiliki banyak manfaat bagi penyedia yang berkontrak dengan pemerintah. Manfaat tersebut antara lain: (1) tidak diperlukan biaya pengiriman dan pencetakan tagihan; (2) pengiriman tagihan secara elektronik dijamin lebih aman dan cepat; (3) proses validasi tagihan yang dilakukan secara otomatis memungkinkan kesalahan dapat segera diketahui dan dikoreksi; (4) mengeliminir potensi tagihan yang hilang atau terselip; (5) pembayaran lebih cepat dan pasti waktunya; (6) meningkatkan transparansi dan visibility proses pembayaran; (7) mengurangi komunikasi untuk menanyakan status pembayaran. Semua manfaat tersebut pada gilirannya akan membuat proses bisnis dan transaksi yang dilakukan oleh penyedia menjadi lebih efisien dan murah Manfaat bagi ekonomi dan lingkungan Dari perspektif yang lebih makro, pembayaran yang cepat sangat bermanfaat bagi ekonomi karena mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk berinvestasi dan menciptakan kesempatan kerja. Dengan demikian dampaknya tidak hanya dirasakan oleh penyedia tetapi juga berpengaruh pada perputaran kegiatan ekonomi yang lebih cepat. Jika hal ini terjadi maka dapat mendukung pembangunan ekonomi melalui pengembangan usaha, produktivitas dan pertumbuhan. Bagi pemerintah sendiri kinerja penyerapan anggaran akan jauh lebih baik jika pembayaran dapat segera dilaksanakan terhadap pekerjaan yang sudah selesai atau barang yang sudah diterima. Hal ini juga berarti menambah likuiditas terhadap perekonomian karena uang tidak lama tersimpan di bank, tapi cepat berputar, sehingga ekonomi lebih produktif. Pembayaran yang cepat dan tepat waktu juga sangat positif dilihat dari perspektif
5 etika bisnis dan penerapan tata kelola yang baik (good governance) karena pembayaran yang tepat waktu merupakan hak dari penyedia. Ini tentunya membuat iklim usaha menjadi lebih menarik. Dari sisi lingkungan transaksi pengadaan yang prosesnya masih melibatkan penggunaan kertas pasti menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Sistem yang masih manual memiliki dampak negatif terhadap lingkungan akibat penggunaan kertas dan tinta yang masih cukup tinggi. Jika kita bisa meninggalkan sistem penagihan dan pembayaran secara manual, kita dapat meminimalisir kerusakan lingkungan dan sekaligus memperoleh manfaat ekonomi yang sangat besar. Dengan sistem penagihan dan pembayaran secara elektronik maka ribuan hingga jutaan tagihan yang masih menggunakan kertas (paperbase) bisa diubah menjadi paperless sehingga diperoleh penghematan yang luar biasa. Tidak diperlukan lagi kertas, amplop/sampul, perangko. Hal ini tentu saja sejalan dengan konsep pengadaan yang berkelanjutan atau sustainable public procurement (SPP). Sebagai contoh, negara Turki telah mulai menggunakan sistem penagihan dan pembayaran secara elektronik di berbagai bidang sejak tahun 2010, dan terjadi penghematan sebesar $293 juta serta mencegah terjadinya penebangan 100 ribu pohon. Ini hanya sekedar ilustrasi yang menunjukkan bahwa penggunaan sistem pembayaran secara elektronik memberikan dampak yang luar biasa terhadap lingkungan. 4. Kesimpulan Penerapan sistem penagihan dan pembayaran secara elektronik pada pengadaan barang/jasa pemerintah memberikan banyak manfaat. Manfaat ini tidak hanya dinikmati oleh penyedia yang berkontrak dengan pemerintah tapi juga oleh pemerintah sendiri dan bahkan masyarakat yang lebih luas. Manfaat tidak hanya secara ekonomi yaitu efisiensi sumberdaya waktu, uang dan SDM tetapi juga manfaat lingkungan. Dari perspektif pengadaan, sistem ini akan melengkapi upaya efisiensi yang sedang kita lakukan di sepanjang proses pengadaan dari hulu ke hilir, mulai dari perencanaan, pemilihan yang dilakukan secara sistem elektronik, kontrak payung (framework agreement), manajemen kontrak secara elektronik, dan pembayaran secara elektronik. Diharapkan sistem ini membawa pengaruh besar dan perubahan yang signifikan bagi pengelolaan keuangan negara khususnya pengelolaan belanja pengadaan barang/jasa. Sudah saatnya pemerintah mendorong efisiensi dan produktivitas di berbagai bidang, termasuk bidang yang berhubungan dengan pengelolaan keuangan negara khususnya menyangkut aspek pembayaran. Kita harus dapat memanfaatkan dan mengeksploitasi kemajuan teknologi informasi untuk kepentingan peningkatan kesejahteraan melalui efisiensi proses, dan efisiensi penggunaan sumberdaya baik waktu, uang, SDM serta sumberdaya alam. Tentu saja penerapan sistem tersebut harus didukung dengan regulasi, infrastruktur dan jaringan internet yang lebih baik, standarisasi, keamanan, serta kelembagaan yang melayani dan mengelola penagihan secara elektronik.
BAB I PENDAHULUAN. maju dan demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional sebagai suatu rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan akan menuntut adanya modernisasi meliputi semua aspek kehidupan. Layaknya sebuah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis dan pembahasan adalah : 1. Instansi pemerintah yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (selanjutnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan proses pengadaan barang dan jasa untuk mendapatkan. keuangan negara. Penggunaan keuangan negara yang akan dibelanjakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menjalankan tugas dan fungsinya pemerintah menggunakan proses pengadaan barang dan jasa untuk mendapatkan berbagai jenis kebutuhan yang diperlukan dengan menggunakan
Lebih terperincipembiayaan dan pembangunan dalam negeri. Pemerintah Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional adalah upaya untuk meningkatkan seluruh aspek kehidupan masyarakat bangsa dan Negara yang sekaligus merupakan proses pengembangan keseluruhan sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya kebutuhan dalam pembangunan infrastruktur untuk mendukung Indonesia khususnya kota Yogyakarta yang sedang dalam masa perkembangan menghantarkan konstruksi
Lebih terperinciImplementasi E-Bisnis e-procurement Concept And Aplication Part-6
Implementasi E-Bisnis e-procurement Concept And Aplication Part-6 Pendahuluan E-procurement merupakan bagian dari e-bisnis dan digunakan untuk mendesain proses pengadaan berbasis internet yang dioptimalkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan di Indonesia ditujukan untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Teknologi informasi (TI) yang terus berkembang memberi berbagai kemudahan bagi banyak dunia bisnis dalam meningkatkan efisiensi. Manfaatnya yang besar khususnya
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi dirasakan semakin cepat dan pesat sehingga menjadikan suatu organisasi harus bersiap diri dalam menghadapi persaingan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keberhasilan ekonomi, dan juga kemampuan untuk bertahan hidup, merupakan hasil implementasi misi organisasi untuk memuaskan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan ekonomi, dan juga kemampuan untuk bertahan hidup, merupakan hasil implementasi misi organisasi untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dalam mencapai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem e-procurement atau pengadaan barang/ jasa secara elektronik melalui internet di Indonesia pada perspektif pemerintah dipercaya sebagai alat/instrumen untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mau harus ditanggung Wajib Pajak (Waluyo, B.Illyas, Perpajakan Indonesia, 2003;4)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak adalah iuran wajib yang diberikan oleh seseorang atau badan organisasi yang disetor atau diberikan kepada pemerintah tanpa memperoleh prestasi atau
Lebih terperinciPENGGUNAAN E-PROCUREMENT
20 PENGGUNAAN E-PROCUREMENT PENGGUNAAN E-PROCUREMENT Pelatihan Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Tingkat Dasar/Pertama LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan LKPP Lembaga Barang/Jasa Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk. menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan pemerintah disusun untuk menyediakan informasi yang relevan tentang posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas
Lebih terperinciNo Upaya untuk menyelenggarakan Standardisasi Industri melalui perencanaan, penerapan, pemberlakuan, pembinaan dan pengawasan Standar Nasional
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.6016 EKONOMI. Pembangunan. Perindustrian. Sarana. Prasarana. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 9) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan secara manual. Tidak terkecuali penggunaan teknologi informasi oleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini, teknologi informasi telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Saat ini, penggunaan teknologi informasi sudah tidak dapat dipisahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketidaksetaraan status sosial ekonomi (pendidikan, pekerjaan dan pendapatan) merupakan salah satu tantangan utama bagi kesehatan masyarakat, sehingga dibutuhkan suatu
Lebih terperinciPerbankan Komersial dan UKM
01 Ikhtisar Data 02 Laporan Tinjauan Bisnis 04 122 PT Bank Central Asia Tbk 03 Profil 04 Analisis dan Pembahasan 05 Tata Kelola Pendukung Bisnis 06 Tanggung Jawab Sosial Tinjauan Perbankan Komersial dan
Lebih terperinciPROYEK MODERNISASI PENGADAAN
PROYEK MODERNISASI PENGADAAN Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/jasa Pemerintah booklet final.indd 1 booklet final.indd 2 PROYEK MODERNISASI PENGADAAN Pengantar Pemerintah Amerika Serikat melalui Millennium
Lebih terperinciPENGANTAR E-PROCUREMENT
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI PENGANTAR E-PROCUREMENT PERATURAN PRESIDEN RI NOMOR 54 TAHUN 2010 beserta perubahannya MATERI 7 1 2 TUJUAN PELATIHAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan efektivitas dan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 233/PMK.01/2012 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 233/PMK.01/2012 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jalannya roda pemerintahan. Lembaga yang ditunjuk untuk mengelola pajak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Penerimaan pajak merupakan sumber utama pendapatan negara dalam pembiayaan pemerintah dan pembangunan. Pajak bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbukti bahwa pada pendapatan negara sebesar Rp Triliun bersumber
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak merupakan pendapatan negara terbesar yang digunakan untuk pembangunan di dalam negara dan membiayai pengeluaran negara. Hal ini terbukti bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan pembangunan yang berlangsung secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional adalah kegiatan pembangunan yang berlangsung secara terus-menerus yang bersifat memperbaiki dan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Lebih terperinci10,3% Perbankan Komersial dan UKM. Tinjauan Bisnis. Rp 164,7 triliun
Ikhtisar Data Keuangan Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Tinjauan Bisnis Pendukung Bisnis Tinjauan Keuangan Tinjauan Bisnis BCA terus meningkatkan kapabilitas dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. semakin meningkat. Informasi tersebut dapat menjadi dasar dan alat bantu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan berkembangnya teknologi informasi dewasa ini, kebutuhan akan tersedianya teknologi yang dapat menghasilkan informasi berkualitas semakin meningkat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kemajuan teknologi informasi yang pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan, dan pendayagunaan informasi
Lebih terperinciI. KATA PENGATANTAR Kepemerintahan yang baik (good governance), telah menjadi wacana yang paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi
PANDUAN I. KATA PENGATANTAR Kepemerintahan yang baik (good governance), telah menjadi wacana yang paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi pemerintahan sekarang ini. Hal tersebut sejalan dengan
Lebih terperinciKonsep E-Business. Mia Fitriawati, S.Kom, M.Kom
Konsep E-Business Mia Fitriawati, S.Kom, M.Kom Deskripsi Membahas mengenai bisnis internal, kolaborasi berbagai bentuk e-bisnis, serta keterkaitan e-business dengan e-commerce berbagai bentuk application.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. warganya, dan pasar dengan warga. Dahulu negara memposisikan dirinya sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era informasi pelayanan publik menghadapi tantangan yang sangat besar. Hal ini berkaitan dengan relasi antara negara dengan pasar, negara dengan warganya,
Lebih terperinciTATA KELOLA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN
TATA KELOLA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN sindonews.com I. PENDAHULUAN Akhir tahun 2017, dunia kesehatan dikejutkan dengan berita defisit Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk kepentingan negara seperti halnya menyediakan infrastruktur yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada awalnya pajak merupakan suatu pungutan yang bersifat sukarela yang digunakan untuk kepentingan negara seperti halnya menyediakan infrastruktur yang memadai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pengadaan barang/jasa pemerintah mengalami pergeseran paradigma baru dalam pelaksanaannya, terutama setelah kegiatan pengadaan dilakukan melalui sistem elektronik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini bukan hanya orang-orang dari bidang akuntansi yang dapat memahami laporan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menyusun laporan keuangan merupakan sebuah kewajiban bagi setiap kepala daerah, hal ini bertujuan untuk mempertanggungjawabkan penggunaan uang negara sesuai
Lebih terperinciBisnis Dalam Teknologi Informasi, aspek bisnis i adalah bagian dalam pengembangan teknologi. Bisnis untuk tujuan pencarian keuntungan.
Etika Bisnis & E-commerce PERTEMUAN 6 Bisnis Dalam Teknologi Informasi, aspek bisnis i adalah bagian dalam pengembangan teknologi. Bisnis untuk tujuan pencarian keuntungan. Bisnis & Etika Dua pandangan
Lebih terperinciBAB IV EVALUASI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI LEMIGAS. IV. 1 Objek Penelitian dan Evaluasi mekanisme PPN di LEMIGAS
BAB IV EVALUASI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI LEMIGAS IV. 1 Objek Penelitian dan Evaluasi mekanisme PPN di LEMIGAS LEMIGAS merupakan Instansi Pemerintah yang tidak bertujuan untuk mencari keuntungan, LEMIGAS
Lebih terperinciPengalaman Implementasi dan Perencanaan Ke Depan di Pemerintah Kota Surabaya Drh. SUNARNO ARIS TONO,MSi.
e-procurement Pengalaman Implementasi dan Perencanaan Ke Depan di Pemerintah Kota Surabaya Drh. SUNARNO ARIS TONO,MSi. Pelaksanaan proyek selalu terlambat Latar Belakang Harga kontrak relatif sama atau
Lebih terperinciBAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM
BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM A. SASARAN STRATEJIK yang ditetapkan Koperasi dan UKM selama periode tahun 2005-2009 disusun berdasarkan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. global, menyebabkan persaingan di dunia industri semakin meningkat. Suatu sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru dalam dunia bisnis global, menyebabkan persaingan di dunia industri semakin meningkat. Suatu sistem yang efektif
Lebih terperinciPRESS RELEASE. (Hari Kamis tanggal 08 Desember 2014)
PRESS RELEASE ACARA PENYERAHAN SERTIFIKAT SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008, PERESMIAN DATA CENTER DAN LAUNCHING SISTEM RKPD ONLINE, SIPPE (SISTEM INFORMASI PEMANTAUAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI), SIMANJA
Lebih terperinci2016 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN ANGGARAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang No 17 tahun 2003 pasal 1 angka 7 disebutkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Teknologi informasi menjadi bagian yang signifikan bagi perusahaan maupun instansi pemerintahan. Teknologi informasi berperan dalam mendukung tujuan bisnis perusahaan
Lebih terperinciMODUL 10 PENGGUNAAN EPROCUREMENT
MODUL 10 PENGGUNAAN EPROCUREMENT PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BERDASARKAN PERATURAN PRESIDEN NO 54 TAHUN 2010 BESERTA PERUBAHANNYA 2014 DEPUTI BIDANG PPSDM LKPP Penggunaan E-Procurement
Lebih terperinciNO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. E
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 13 2008 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 14 TAHUN 2008 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT PADA PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN
Lebih terperincigovernance) dan pemerintahan yang bersih (clean government) tetapi juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengadaan barang dan jasa pemerintah memiliki posisi yang strategis, bukan hanya dalam mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih
Lebih terperinciProgram Peningkatan Kemampuan Pemasok secara Efektif Nike 1. Apa persoalan yang perlu diselesaikan?
Studi Kasus dalam merancang intervensi tingkat perusahaan mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM Program Peningkatan Kemampuan Pemasok secara Efektif Nike 1. Apa persoalan yang perlu diselesaikan?
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Pengantar E-Procurement. Diklat Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah TUJUAN PELATIHAN PENDAHULUAN. e-tendering. e-purchasing 10/19/2016
Pengantar E-Procurement Diklat Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Kementerian Keuangan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan DAFTAR ISI TUJUAN PELATIHAN PENDAHULUAN
Lebih terperinciMATERI 7 PENGANTAR E-PROCUREMENT
MATERI 7 PENGANTAR E-PROCUREMENT PERATURAN PRESIDEN RI NOMOR 54 TAHUN 2010 beserta perubahannya 1 DAFTAR ISI TUJUAN PELATIHAN PENDAHULUAN e-tendering e-purchasing 2 TUJUAN PELATIHAN SETELAH MATERI INI
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PADA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Perkembangan Teknologi Informasi pada era globalisasi sekarang ini
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan Teknologi Informasi pada era globalisasi sekarang ini sudah sangat maju. Dahulu masyarakat Indonesia masih awam mengenalnya dengan biaya yang mahal dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor publik yang ditandai dengan munculnya era New Public Management
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan good coorporate governance dan reformasi pengelolaan sektor publik yang ditandai dengan munculnya era New Public Management (NPM), dengan tiga prinsip utamanya
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO, Menimbang :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berkesinambungan selama 4 tahun terakhir dalam APBN.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan yang sangat vital bagi negara. Tidak dapat dipungkiri bahwa pajak memiliki peranan penting dalam menunjang penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kantor, hingga pembelian barang dan jasa untuk kantor pemerintah. Bahkan sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kontrak untuk pekerjaan publik antara pemerintah dengan sektor swasta/privat merupakan bisnis dengan ukuran yang sangat besar. Mulai dari proyek-proyek infrastruktur
Lebih terperinciSEKILAS TENTANG ANALISIS KEBIJAKAN BELANJA PUBLIK/NEGARA
SEKILAS TENTANG ANALISIS KEBIJAKAN BELANJA PUBLIK/NEGARA 1. Arti penting dan peran analisis kebijakan belanja publik. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara
Lebih terperinciFORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adanya administrasi perpajakan, untuk administrasi pajak pusat, diemban oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengeluaran rutin pemerintah dibiayai oleh sumber utama penerimaan pemerintah yaitu pajak. Proses pengenaan dan pemungutan pajak ini memerlukan adanya administrasi
Lebih terperinciIMPLEMENTASI E-PROCUREMENT (X 1 )
IMPLEMENTASI E-PROCUREMENT (X 1 ) PERNYATAAN SL SR KK JR TP Tahapan Pelaksanaan E-Procurement Persiapan Pengadaan 1. Pejabat Pembuat Komitmen menetapkan paket pekerjaan dalam SPSE (Sistem Pengadaan Secara
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Jalan Jenderal Sudirman, Gedung E Lantai 12 13, Senayan, Jakarta 10270 Telepon (021) 5725477 (Hunting), 5725471-74
Lebih terperinciMuhammad Yusuf Teknik Informatika Universitas Trunojoyo
Muhammad Yusuf Teknik Informatika Universitas Trunojoyo Http://yusufxyz.wordpress.com Email : yusufxyz@gmail.com E-Commerce (Electronic Commerce) Mencakup segala kegiatan jual beli dan pertukaran informasi
Lebih terperincibarang dan jasa yang dibutuhkan, untuk mendapatkan mitra kerja yang sesuai dengan kriteria perusahaan diperlukan suatu proses untuk pemilihan
BAB IV TINJAUAN HUKUM MENGENAI PENGADAAN BARANG DAN JASA MELALUI SISTEM ELEKTRONIK PADA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, perekonomian Indonesia berkembang dengan pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaanperusahaan baru yang bermunculan untuk memenangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Birokrasi yang berbelit dan kurang akomodatif terhadap gerak ekonomi mulai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya perekonomian suatu bangsa menuntut penyelenggara negara untuk lebih profesional dalam memfasilitasi dan melayani warga negaranya. Birokrasi yang berbelit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konstruksi, teknologi telah menjadi salah satu upaya pemerintah untuk dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari hampir semua aspek kehidupan manusia. Dengan majunya perkembangan teknologi, manusia dapat bekerja dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat dan telah semakin luas.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat dan telah semakin luas. Penggunaan teknologi yang tidak hanya terbatas pada bidang bisnis dan perdagangan tetapi lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Daerah dalam mewujudkan kepemerintahaan yang baik (good
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di era globalisasi yang semakin berkembang dan berkelanjutan, partisipasi Pemerintah Daerah dalam mewujudkan kepemerintahaan yang baik (good governance) merupakan suatu
Lebih terperinciPuskesmas Sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Ditulis oleh Administrator Selasa, 24 May 2011 08:55 -
Badan Layanan Umum Daerah atau disingkat BLUD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah daerah di Indonesia yang dibentuk untuk
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA TAHUN Pusat Data dan Teknologi Informasi
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 Pusat Data dan Teknologi Informasi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Lebih terperinciBAB 4 EVALUASI PPH PASAL 22 BENDAHARAWAN PEMERINTAH PADA PPPTMGB LEMIGAS. Mekanisme PPh Pasal 22 Bendaharawan Pemerintah di LEMIGAS
BAB 4 EVALUASI PPH PASAL 22 BENDAHARAWAN PEMERINTAH PADA PPPTMGB LEMIGAS IV.1. Mekanisme PPh Pasal 22 Bendaharawan Pemerintah di LEMIGAS LEMIGAS merupakan Satuan Kerja yang melakukan pemungutan PPh Pasal
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN DALAM PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN DALAM PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KETUA PELAKSANA: Dra. ENDAH SULISTYOWATI, SE., M.S.A, Ak ANGGOTA: DEMAS RIZKI FAUZI ZAIN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN
Lebih terperinciSISTEM BISNIS ELEKTRONIK
SISTEM BISNIS ELEKTRONIK Saat ini dunia perdagangan tidak lagi dibatasi dengan ruang dan waktu. Mobilitas manusia yang tinggi menuntut dunia perdagangan mampu menyediakan layanan jasa dan barang dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, kontribusi penelitian,
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, kontribusi penelitian, dan proses penelitian. 1.1 Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan fungsinya yang didasarkan pada perencanaan strategis yang telah ditetapkan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Instansi pemerintah wajib melakukan pengelolaan keuangan serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan keuangannya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang didasarkan
Lebih terperinciLAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA
LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA 2 PRINSIP DAN REKOMENDASI TATA KELOLA A. Hubungan Perusahaan Terbuka Dengan Pemegang
Lebih terperinciINTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK
2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi penelusuran atas fungsi penjualan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi penelusuran atas fungsi penjualan dan penerimaan kas PT Kurnia Mulia Citra Lestari, dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.746, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Hibah. Millenium Challenge Corporation. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 124/PMK.05/2012 TENTANG MEKANISME
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang tersebar dari Sabang sampai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, dalam menjalankan roda pemerintahnya Presiden dibantu oleh Gubernur dan Bupati untuk
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 13 TAHUN 2008 TENTANG
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 2 2008 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT PADA PT JASA SARANA JAWA BARAT
Lebih terperinciSISTEM PERBENDAHARAAN DAN ANGGARAN NEGARA (SPAN) TINGKATKAN TRANSPARANSI KEUANGAN
SISTEM PERBENDAHARAAN DAN ANGGARAN NEGARA (SPAN) TINGKATKAN TRANSPARANSI KEUANGAN kppnmakassar2.net Pada April 2015 lalu, pemerintahan Jokowi-JK meluncurkan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang sangat besar pengaruhnya terhadap pembangunan di segala bidang. Penerimaan negara dari sektor pajak
Lebih terperinciBUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG
BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PINJAMAN/UTANG PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciWALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI
WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KENDARI Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciStudi kasus untuk merancang intervensi tingkat perusahaan untuk mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM SCORE
Studi kasus untuk merancang intervensi tingkat perusahaan untuk mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM SCORE 1. Persoalan apa yang akan diselesaikan? Pertumbuhan produktivitas di negara-negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dana pensiun dapat dilihat dari tingkat pencapaian tujuan nya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dana pensiun merupakan suatu hal yang sangat diinginkan oleh para pekerja dan keluarganya sebagai jaminan di masa pensiun nanti. Setiap dana pensiun secara
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PADA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE- 62/PJ/2013 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE- 62/PJ/2013 TENTANG PENEGASAN KETENTUAN PERPAJAKAN ATAS TRANSAKSI E-COMMERCE MODEL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional maupun internasional. Aparatur pemerintah sebagai pelayan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aparatur pemerintahan sebagai ujung tombak dalam pembangunan dari masa ke masa dituntut untuk terus mengembangkan dirinya sesuai dengan perkembangan nasional
Lebih terperinciTUJUAN PELATIHAN. Setelah Materi Ini disampaikan, diharapkan Peserta Mampu Mengetahui dan Memahami :
TUJUAN PELATIHAN Setelah Materi Ini disampaikan, diharapkan Peserta Mampu Mengetahui dan Memahami : Pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik Sumber Daya Manusia (SDM) dan kelembagaan pengawasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi memacu perubahan dalam bidang pemasaran, operasional,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penguasaan teknologi berperan dalam mendukung pencapaian tujuan bisnis pada berbagai skala usaha dan jenis industri. Kecakapan dalam pemanfaatan teknologi informasi
Lebih terperinci2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lem
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1510, 2014 KEMENKES. Katalog Elektronik. Obat. Pengadaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2014 TENTANG PENGADAAN OBAT BERDASARKAN
Lebih terperinciRANCANGAN REVISI PERATURAN PRESIDEN NO 54 TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
RANCANGAN REVISI PERATURAN PRESIDEN NO 54 TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH Balikpapan, 28 Juli 2017 Bimtek PBJ Kementerian PU-PR Disampaikan oleh : Ir. Hardi Afriansyah, MSi Kasubdit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan zaman beriringan dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat. Kini perkembangan teknologi menjadi suatu komponen utama dalam semua bidang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2015 pada
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, proses penelitian, dan sistematika penulisan. 1.1. Latar Belakang Dalam
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum. 1. Sejarah singkat perusahaan. Pada awal berdirinya Perseroan tahun 1983, bernama PT. INDO
digilib.uns.ac.id 36 BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum 1. Sejarah singkat perusahaan Pada awal berdirinya Perseroan tahun 1983, bernama PT. INDO ALKOHOL UTAMA, kemudian pada tahun 1986 berubah nama menjadi
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG
SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DI KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinci