TUGAS AKHIR KEBOCORAN KABIN YANG DIPERBOLEHKAN UNTUK PESAWAT BOEING DENGAN METODE PRESSURE DECAY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TUGAS AKHIR KEBOCORAN KABIN YANG DIPERBOLEHKAN UNTUK PESAWAT BOEING DENGAN METODE PRESSURE DECAY"

Transkripsi

1 TUGAS AKHIR KEBOCORAN KABIN YANG DIPERBOLEHKAN UNTUK PESAWAT BOEING DENGAN METODE PRESSURE DECAY DIBUAT OLEH : NAMA : JAPAR SODIK NIM : PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009

2 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA LEMBAR PENGESAHAN Telah Diperiksa dan disahkan oleh, Jakarta, Agustus 2009 Menyetujui ( Ir. ALFINO ALWIE. M.Sc ) Pembimbing Utama

3 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA LEMBAR PENGESAHAN Telah Diperiksa dan disahkan oleh, Jakarta, Agustus 2009 Menyetujui ( Dr.H.Abdul Hamid. M.Eng ) Ketua Koordinator Tugas Akhir

4 Teknik Mesin [ Abstrak ] ABSTRAK Perawatan berkala atau inspeksi berkala pada pesawat terbang Boeing dilaksanakan dengan waktu yang sudah ditentukan oleh pabrik pembuat pesawat dan harus dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. dalam pelaksanaan perawatan berkala pesawat terbang Boeing dapat dibagi dalam beberapa waktu pengerjaannya, misal dapat dilaksanakan pada saat transit check, A - check, B - check, C check dan juga D - check ( Over haul ). Seluruh aktifitas pengerjaan dapat dilakukan diluar hanggar maupun didalam hanggar dengan adanya pemeriksaan atau perawatan secara berkala, maka pesawat dapat dinyatakan layak terbang dengan ketentuan atau peraturan pabrik pembuat, maka setiap penumpang dapat menggunakan pesawat dengan aman, nyaman dan selamat. Keterlambatan waktu pelaksanaan pekerjaan banyak disebabkan oleh faktor faktor lain seperti : suku cadang tidak tersedia digudang, dan kalibrasi komponen untuk memenuhi kebutuhan pesawat yang sedang beroperasi, proses perbaikan komponen terlalu lama, pengetesan kebocoran kabin secara manual hanya untuk mengetahui turunnya tekanan dari 4 psid hingga 2.5 psid sesuai dengan prosedur, tetapi dengan menggunakan simulasi metode pressure decay kita dapat mengetahui luas kebocoran dari ketinggian ft ( 2.0 sq in ) sampai dengan landing. Untuk kenyamanan bagi para penumpang maka sistem udara bertekanan dan juga sistem air conditioning didalam pesawat harus memenuhi keriteria yang sudah ditentukan oleh peraturan penerbangan internasional, dan harus dalam keadaan baik dan nyaman karena jika sistem tidak bekerja dengan baik maka tubuh kita akan mengalami kekurangan oksigen didalam tubuh dan menyebabkan terjadinya Hypoxia kerusakan pada organ tubuh manusia salah satunya adalah alat pendengaran akan sakit jika terkena udara bertekanan yang besar, maka dengan standart yang telah ditentukan para penumpang dapat merasakan nyamannya menggunakan pesawat terbang. Universitas Mercu Buana iii

5 Teknik Mesin [ Daftar Isi ] DAFTAR ISI Halaman Lembar Pengesahan. Surat Pernyataan. Kata Pengantar... i Abstrak... iii Daftar Gambar iv Daftar Tabel... v Daftar Notasi... vi Daftar Isi.. viii BAB I : PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Pentingnya Pemecahan Masalah Pembatasan Masalah Maksud dan Tujuan Metode Penelitian Sistematika Penulisan. 3 BAB II : LANDASAN TEORI Pendahuluan Sumber sumber aliran udara bertekanan pada pesawat Boeing Universitas Mercu Buana viii

6 Teknik Mesin [ Daftar Isi ] Engine bleed air system Precooler control valve Pressure regulator and shutoff valve Auxiliry Power Unit ( APU ) Bleed air system Pneumatic Ground connection Prinsip dasar sistem air conditioning pada pesawat B Komponen pada system air conditioning Boeing Flow control and shutoff valve Heat Exchangers Air Cycle Machine Water Extractor / Water Separator Reheater Turbine Condenser Pembagian udara bertekanan pada pesawat Boeing Sistem utama dari distribusi udara bertekanan pada pesawat Sistem distribusi untuk daerah kokpit Sistem sirkulasi udara didalam pesawat Sistem ventilasi Sistem pendinginan pada komponen avionic pesawat. 22 BAB III : ANALISA DAN PEMBAHASAN Analisa udara bertekanan didalam kabin pesawat Cabin pressure control system Cabin pressure relief valve 25 Universitas Mercu Buana ix

7 Teknik Mesin [ Daftar Isi ] Cabin pressure indication and warning system Pembahasan udara bertekanan pada kabin pesawat saat akan melakukan tahapan terbang Pada tahap posisi di Ground Pada tahap posisi Take off Pada tahap posisi Climb Pada tahap posisi Cruise Pada tahap posisi Descent Pada tahap posisi Landing Valve yang mengatur tekanan udara didalam kabin pesawat Boeing Outflow valve Positive pressure relief valve Negative pressure relief valve Analisa pengetesan kebocoran tekanan kabin pesawat B737NG 700 yang diijinkan saat menjalani perawatan menggunakan stopwacth Persiapan untuk melakukan pengetesan tekanan kabin Pengetesan tekanan udara didalam kabin Daerah yang sering terjadi kebocoran pada tekanan kabin BAB IV : PERHITUNGAN Analisa perhitungan luas penampang kebocoran kabin pesawat pada saat melakukan Descent. 47 Universitas Mercu Buana x

8 Teknik Mesin [ Daftar Isi ] BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran saran Daftar pustaka Lampiran lampiran. Universitas Mercu Buana xi

9 Teknik Mesin [ Daftar Table ] DAFTAR TABEL Tabel CFR Part 121. Persyaratan penambahan oksigen. Tabel. 2 Tekanan udara yang hilang dihitung menggunakan waktu dengan penu runan tekanan sebesar 0.15 psid pada saat pengetesan di area hangar. Tabel. 3 Metode pressure decay untuk mencari luas kebocoran kabin. Universitas Mercu Buana v

10 Teknik Mesin [ Daftar Gambar ] DAFTAR GAMBAR A. GAMBAR.1 : Sistem skematik udara bertekanan/pnuematik dari tiga sumber. B. GAMBAR.2 : Panel P5-10 untuk mengontrol udara bertekanan yang didapat dari tiga sumber utama. C. GAMBAR.3 : Sumber udara bertekanan dari kedua mesin pesawat. D. GAMBAR.4 : Skematik dari flow control and shutoff valve. E. GAMBAR.5 : Reheater. F. GAMBAR.6 : Condenser. G. GAMBAR.7 : Sistem skematik dari air conditioning pesawat Boeing H. GAMBAR.8 : Diagram distribusi udara bertekanan pesawat Boeing I. GAMBAR.9 : Aliran udara bertekanan pada kabin penumpang pesawat. J. GAMBAR.10 : Skematik distribusi udara bertekanan yang diambil dari tiga sumber. K. GAMBAR.11 : Sistem sirkulasi udara bertekanan didalam pesawat. L. GAMBAR.12 : Overboard exhaust valve. M.GAMBAR.13 : Skematik pengatur udara bertekanan yang masuk kedalam cabin pressure control ( CPC ) dengan mendapatkan input dari bebe - rapa komponen dan gambar P5 Panel. N.GAMBAR.14 : Menunjukan perbedaan tekanan kabin dengan ketinggian pesawat pada saat akan melakukan tahap tahap penerbangan. O. GAMBAR.15 : Aft Outflow valve. P. GAMBAR.16 : Positive pressure relief valve. Q. GAMBAR.17 : Negative pressure relief valve. R. GAMBAR.18 : Sumber udara bertekanan yang diambil dari udara di bawah ( Ground source ) untuk melakukan pengetesan kabin. S. GAMBAR.19 : Kurva kebocoran kabin setelah udara bertekanan dimatikan menggunakan perhitungan sesuai dengan grafik dari pabrik Universitas Mercu Buana iv

11 Teknik Mesin [ Daftar Gambar ] pesawat dengan memakai stopwatch. T. GAMBAR.20 : Kurva Allowable leak pada saat pesawat melakukan Descent. Universitas Mercu Buana v

12 Teknik Mesin [ Daftar Notasi ] m Masa kg m Massa aliran fluida ( cair atau gas ) kg/s v Volume m³ V Volume aliran udara m³/s v Volume jenis m³/kg ρ Masa jenis kg/m³ F Gaya N ( kg.m/s² ) W Kerja Nm ( j ) W = P Daya kw ( kj/s ) q Panas ( Kalor ) 1 kg masa kj/kg Q Panas ( Kalor ) 1 kg masa kj Q Panas ( kalor ) aliran fluida gas / cair kj/s t Suhu C T Suhu kelvin ( absolut ) K a Percepatan m/s² g Grafitasi m/s² M Berat molekul n Jumlah molekul mol ( kmol ) R Konstanta gas kj/kg K Ru Konstanta gas universal kj/mol K w Kecepatan molekul m/s Ek Energi kinetik kj Ep Energi potensial Kj η Visikositas dinamik m²/s, mm²/s, cst Tekanan kohesi N/m² / (bar) b Konstanta u Energi dalam 1 kg masa zat kj/kg U Energi dalam m kg masa zat kj h Entalpi dalam 1 kg masa zat kj/kg H Entalpi m kg masa zat kj Universitas Mercu Buana vi

13 Teknik Mesin [ Daftar Notasi ] c Kecepatan aliran gas m/s A Luas penampang m² Cv Panas jenis volume konstan kj/ kg K Cp Panas jenis tekanan konstan kj/ kg K k Indeks adiabata 1,4 n Indeks politropi 1< n < 1,4 gn Bagian masa campuran gas % masa rn Bagian volume campuran gas % volume α Sudut sumbu v β Sudut sumbu p Tf Suhu didih ( cairan jenuh ) K h/g r = hfg Panas penguapan kj/kg x Kadar uap ( dryness franction ) % volume s Detik sekonde s Entropi kj/ kg K S Entropi m kg masa zat kj/ K hf Entalpi cairan jenuh kj/kg hg Entalpi uap jenuh kj/kg sf Entropi cairan jenuh kj/ kg K sg Entropi uap jenuh kj/ kg K sfg Perbedaan entropi (Sg - Sf ) kj/ kg K Universitas Mercu Buana vii

14 Teknik Mesin [ BAB I Pendahuluan ] BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan dilakukannya secara rutin atau berkala dalam pelaksanaan pada tekanan kabin maka suatu pesawat dapat dinyatakan aman dan layak untuk penerbangan, maka organisasi sipil yang mengatur sistem kelayakan suatu pesawat akan menstandarkan seberapa kebocoran dari kabin pesawat yang diperbolehkan atau diijinkan yang dapat merusak sistem pendengaran dari semua penumpang. Organisasi yang mengatur kesalamatan penerbangan international International civil aviation organization ( ICAO ) sudah mensyaratkan suatu penerbangan agar selalu mentaati peraturan yang sudah ada di masing masing suatu negara, dalam penulisan tugas akhir ini akan diuraikan mengenai kebocoran kabin yang diijinkan pada pesawat Boeing dengan menggunakan sistem metode pressure decay untuk kenyamanan penumpang pada saat penerbangan berlangsung sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk dunia internasional. Adapun peraturan keselamatan penerbangan sipil indonesia Civil Aviation Safety Regulation ( CASR ) tersebut terdiri dari beberapa bab yang mensyaratkan ketentuan ketentuan yang mencakup kegiatan didalam Penerbangan Sipil di Indonesia antara lain : Part 43 : Tentang Maintenance Preventive, Rebuilding dan Alteration. Part 45 : Indentification pesawat dan marking. Part 65 : Aircraft Maintenance Engineering Licensi. Part 121 : Certification and operating Requirement. Part 145 : Approval Maintenance Organization. Part 39 : Airworthiness Derective and service bulletin. Universitas Mercu Buana 1

15 Teknik Mesin [ BAB I Pendahuluan ] Dari hasil evaluasi ataupun hasil rapat setiap bulan atau minggu yang diadakan oleh dinas perawatan pesawat ada kecenderungan mengalami gangguan pada sistem udara bertekanan didalam kabin yang menyebabkan pada saat penerbangan berlangsung, dalam jadwal penerbangan yang disebabkan oleh terlambatnya penyelesaian pada pekerjaan sistem maka biaya yang dikeluarkan sangat banyak untuk operator. Untuk mengantisipasi kejadian tersebut yang dapat merugikan perusahaan penerbangan dan perusahaan perawatan, penulis berusaha menyajikan metode atau cara penanganan dalam menyelesaikan pekerjaan yang ada pada metode sistem pengontrol pressure decay pada Boeing dalam bentuk tulisan tesis. 1.2 Perumusan Masalah Dengan meningkatnya jumlah frekuensi jadwal penerbangan, apakah metode yang menggunakan metode sistem pengontrol pressure decay dapat menyelesaikan dan mempermudah penanganannya untuk kenyamanan penerbangan pada saat ini. 1.3 Pentingnya Pemecahan Masalah Analisis ini bertujuan untuk menekan nilai kerusakan penggunaan sistem pressure decay dalam penyelesaian pelaksanaan perawatan pada pesawat Boeing sehingga dapat menurunkan biaya perawatan pesawat, dapat menaikan pendapatan perusahaan dan meningkatkan kepercayaan terhadap pengguna jasa perawatan atau masyarakat yang menggunakan pesawat terbang. 1.4 Pembatasan Masalah Dari uraian latar belakang masalah tersebut diatas dan keterbatasan waktu yang tersedia, maka penulis menganggap penting untuk mencoba melakukan analisis terhadap kebocoran kabin pesawat yang sering terjadi yang dapat menyebabkan kerusakan pada telinga penumpang pada saat pesawat sedang terbang, untuk meningkatkan kenyamanan bagi penumpang dan menyelesaikan masalah pekerjaan perawatan. Universitas Mercu Buana 2

16 Teknik Mesin [ BAB I Pendahuluan ] Adapun pembatasan masalah yang dapat diambil dalam penyelesaian tugas akhir ini adalah : 1. Tidak melakukan pengkajian masalah dari aspek biaya. 2. Tidak membahas masalah kerugian yang dialami oleh perusahaan. 1.5 Maksud dan Tujuan Sesuai dengan tujuan program pendidikan yang diikuti dan dari uraian latar belakang masalah tersebut diatas serta keterbatasan waktu yang tersedia maka dalam pembuatan tugas akhir ini akan dibatasi pada pembahasan analisa. sebagai akibat dari kerusakan pada sistem Cabin pressure control system maka penulis mencoba untuk : 1. Mengetahui sistem udara bertekanan pada kabin pesawat. 2. Mengetahui besarnya perbedaan tekanan kabin saat pesawat sedang terbang. 3. Menganalisa pengetesan kebocoran kabin pesawat. 3. Mencoba metode sistem pressure decay. 1.6 Metode Penelitian Dalam pengumpulan data guna mendukung dan melengkapi pembahasan permasalahan ini digunakan metode sebagai berikut : 1. Penelitian Pustaka 2. Penelitian Lapangan 3. Konsultasi dengan para teman teman dan pekerja. 1.7 Sistematika Penulisan Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis menyusun sedemikian rupa agar dapat dengan mudah memahami permasalahannya sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan, pentingnya masalah, Pembatasan masalah, metode penelitian dan sistematika penulisan. Universitas Mercu Buana 3

17 Teknik Mesin [ BAB I Pendahuluan ] BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini menjelaskan tentang metode sistem udara bertekanan didalam kabin yang diambil dari tiga sumber untuk digunakan pada sistem air conditioning di pesawat Boeing uraian singkat mengenai teori dan metode yang digunakan dalam pembatasan kasus. BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan dari sistem bertekanan yang digunakan untuk tekanan kabin pesawat pada saat terbang maupun cara pengetesan tekanan kabin pada saat di hanggar ( Ground ) dikumpulkan dan digunakan untuk penelitian, dan pemecahan masalah. BAB IV PERHITUNGAN Dalam bab ini berisikan pemecahan masalah berdasarkan sistematika model perhitungan dengan formula kenyataan memakai komputer dan mencari luas penampang kebocoran pada saat pesawat melakukan descent dengan waktu yang dibutuhkan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini diuraikan kesimpulan yang didapat dari penelitian ataupun perancangan yang dibuat serta saran saran yang diusulkan untuk penerapan hasil. Universitas Mercu Buana 4

18 Teknik Mesin [ BAB I Pendahuluan ] Universitas Mercu Buana 5

19 Teknik Mesin [ BAB II Landasan Teori ] BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan. Dalam pembahasan landasan teori ini, penulis akan membahas teori dasar dari sistem tata udara yang digunakan pada pesawat terbang untuk kenyamanan seluruh penumpang dan awak pesawat terbang, sistem yang digunakan adalah : udara yang di dinginkan oleh mesin, dan disebut juga Air Cycle apakah yang dimaksud dari Air Cycle adalah udara yang dibuat alami, nyaman untuk dihirup dan murah dalam pembiayaan pendinginan, didalam lingkungan untuk mengurangi masalah saat ini maka sistem ini untuk mendukung undang undang lingkungan hidup sebagai alternative dari pemecahan masalah pencemaran udara, pada sistem air cycle mempunyai beberapa spesifikasi yang menguntungkan dan dapat dipakai untuk semua permintaan yang potensial sebagai berikut: 1. Bekerjanya cairan ( udara ) yang bebas, didalam lingkungan yang nyaman dan tidak mengandung karbon ( toxic ). 2. Sistem air cycle sangat bagus dan dapat dipercaya untuk mengurangi biaya dari perawatan dan waktu melaksanakan perawatan berat ( over haul ). 3. Kemampuan dari air cycle dapat dihandalkan dan tidak buruk, tidak seperti halnya menggunakan vapour-compression ketika pada saat penggunaannya dan dari segi perancangan tidak terlalu sulit. 4. Pada saat pengoperasian selain sebagai pendingin ruangan kabin, juga dapat berfungsi memperoduksi udara panas dan bertekanan yang dibutuhkan dan bermanfaat untuk sistem yang lainnya. Dasar dari penggunaan udara pendingin pada prinsipnya adalah kapan gas akan menguap menjadi isentropically dari suhu udara yang diberikan, suhu udara akhir dari tekanan yang baru banyak menurunkan, yang diakibatkan oleh gas dingin didalam tempat udara dapat digunakan sebagai pendingin salah satunya sebagai petunjuk dalam membuka sistem atau bukan petunjuk yang diartikan sebagai pengganti panas didalam penutup sistem. Universitas Mercu Buana 5

20 Teknik Mesin [ BAB II Landasan Teori ] 2.2 Sumber sumber aliran udara bertekanan pada pesawat Boeing Sumber - sumber aliran udara bertekanan yang digunakan untuk sistem dan ruangan kabin pesawat didapat dari beberapa sumber, ada tiga ( 3 ) sumber yang berbeda yaitu : ( Ref : Maintenance manual, chapter ) 1. Engine Bleed Air System 2. Auxiliary Power Unit ( APU ) Bleed Air System 3. Pnuematic Ground Air Connection Pada saat normal atau pesawat dalam keadaan terbang sistem udara bertekanan untuk kabin pesawat disuplai oleh mesin, yang bersumber dari udara yang dihasilkan oleh kompresor mesin, pada saat pesawat di darat akan disuplai oleh mobil ground cart,, dan bisa didapat melalui auxiliary power unit ( APU ), dengan dikontrol oleh beberapa katup pengontrol aliran udara bertekanan, beberapa sistem yang menggunakan sumber pneumatik pada sistem pesawat. 1. Sistem untuk start engine. 2. Sistem untuk Air Conditioning and Pressurization cabin. 3. Sistem untuk Engine Inlet Cowl and anti- ice. 4. Sistem untuk Wing thermal anti ice. 5. Sistem untuk Water tank Pressurization. 6. Sistem untuk Reservoir Pressurization. Sistem pneumatik dikontrol dan indikasinya berada panel kokpit P5-10 dengan menggunakan listrik 28 volt DC dan 115 AC, sistem pneumatik juga menyuplai udara panas dan tekanan udara tinggi yang digunakan untuk sistem yang lainnya Engine Bleed Air System. Setiap mesin mempunyai masing masing satu bleed air dan engine bleed system yaitu untuk mengontrol suhu udara dan tekanan udara yang keluar dari mesin pesawat, Engine bleed air berasal dari stage 5th compressor dan stage 9th high pressure compressor pada stage 9 terdapat dua valve yaitu : Universitas Mercu Buana 6

21 Teknik Mesin [ BAB II Landasan Teori ] high stage regulator and high stage valve control untuk mengontrol aliran udara, dan pada stage 5 hanya terdapat satu valve yaitu : Check valve untuk mencegah aliran balik udara bertekanan dari stage 9 masuk kedalam stage 5, pada saat putaran engine low speed atau rendah maka udara yang bertekanan diambil dari stage 9th dan pada saat putaran engine high speed atau tinggi, maka udara bertekanan untuk tekanan kabin diambil dari stage 5th, pada saat putaran mesin tinggi maka high stage valve akan menutup dan check valve pada stage 5th akan membuka untuk menyuplai udara bertekanan kedalam pressure regulating shutoff valve, sebelum udara bertekanan masuk kedalam sistem maka udara akan dikontrol lagi oleh dua buah valve yaitu : 1. precooler control valve. 2. pressure regulating and shutoff valve Precooler control valve. Komponen valve ini akan mengontrol suhu tekanan udara yang akan masuk kedalam sistem tekanan kabin dengan menggunakan sensor thermostat, posisi normal adalah membuka valvenya, yang terdapat didalam pipa pnuematik setelah aliran valve dan juga untuk mengontrol wing thermal anti ice ( WTAI ), kemudian sinyal akan dikirim kedalam Air Conditioning Accessories Unit ( ACAU ) yang berisikan relay yang bekerja secara elektrik dengan suhu F ( C ) switch pada saat pengoperasian normal, valve ini dipasang untuk mencegah kerusakan pada sistem udara bertekanan yang keluar dari mesin pesawat yang akan masuk dalam kabin pesawat agar suhu dan udara bertekanan selalu terjaga dengan baik Pressure regulating and shutoff valve. Komponen ini berfungsi untuk mematikan aliran udara yang keluar dari mesin, mengatur tekanan udara yang keluar dari mesin sebesar 42 psi nominal yang akan masuk kedalam Precooler dengan menggunakan sensor thermostat akan mengirim sinyal kedalam Air Conditioning Accessories Unit berisikan relay yang bekerja secara elektrik dan juga secara manual, dengan suhu udara tidak boleh lebih dari 450 F / 232 C maka thermostat akan mengirim sinyal. Universitas Mercu Buana 7

22 Teknik Mesin [ BAB II Landasan Teori ] untuk Pressure Regulating and Shutoff Valve yang dikontrol oleh Bleed Air Regulator secara pneumatik maka PRSOV akan menuju pada posisi menutup, ketika suhu sudah mencapai 490 F / 254 C dengan tekanan udara mencapai 220 psi maka terdeteksi tekanan udara dari mesin yang berlebihan dan lampu di Air conditioning control panel cockpit akan menyala dengan tulisan Bleed trip off Auxiliry Power Unit ( APU ) Bleed Air System. Pada APU putaran kompresor adalah putaran konstan / stabil yang dapat mensuplai pneumatik dan listrik untuk digunakan di darat ( Ground ), tetapi untuk di udara APU generator dapat mensuplai listrik 90 KVA pada ketinggian 32,000 ft ( 9,754 meter ) dan 66 KVA pada ketinggian 41,000 ft ( 12,500 meter ), listrik dan pneumatik dapat disuplai pada saat ketinggian pesawat 10,000 ft ( 3,048 meter ), dan APU hanya dapat mensuplai udara bertekanan sampai dengan ketinggian 17,000 ft ( 5,183 meter ), pada pipa aliran udara bertekanan dipasang check valve untuk mencegah aliran udara yang datang dari mesin agar tidak merusak sistem udara bertekanan dari APU Pnuematic Ground Connection. Udara bertekanan yang diambil dari ground atau mobil yang dapat menghasilkan udara bertekanan sebesar 2000 cfm ( 56.6^3M/minute ) atau bertekanan sebesar 10 psig ( 69 kpa ), pada pipa pneumatik ground dipasang sebuah Check valve untuk mencegah udara yang datang dari mesin pesawat maupun APU, udara yang diambil dari ground dipakai untuk sistem pesawat yaitu untuk memutar mesin dan juga bisa dipakai untuk Air conditioning system. Universitas Mercu Buana 8

23 Teknik Mesin [ BAB II Landasan Teori ] Gambar 1. Sistem skematik udara bertekanan/pnuematik dari tiga sumber. ( Ref : Maintenance Manual Boeing, chapter ) Gambar 2. Panel P5-10 untuk mengontrol udara bertekanan yang di dapat dari tiga sumber utama. ( Ref : Kokpit Boeing ) Universitas Mercu Buana 9

24 Teknik Mesin [ BAB II Landasan Teori ] 2.3 Prinsip dasar sistem air conditioning pada pesawat Boeing Sumber udara bertekanan dari sistem mesin diambil dari dua tingkat kompresor yang berbeda dari dua mesin pesawat yaitu : 1. Compressors Stage 9th stage ini digunakan pada saat putaran mesin rendah ( Idle ) dengan dikontrol dua buah valve yaitu high stage regulator dan high stage valve control pada saat putaran mesin tinggi dan tekanan lebih dari 110 psi maka valve tingkat 9 akan menutup. 2. Compressors Stage 5th stage ini digunakan pada saat putaran mesin dengan kecepatan tinggi pada stage ini juga dipasang check valve yang berfungsi untuk mencegah udara yang datang dari tingkat 9 pada saat putaran rendah, agar tidak merusak komponen yang berada pada tingkat 5, untuk menyuplai ( PRSOV ). Gambar 3. Sumber udara bertekanan dari kedua mesin pesawat. ( Ref : General Electric CFM56 7 ) Udara bertekanan yang diambil dari mesin kemudian masuk kedalam engine bleed valve system yang beroperasi secara pneumatik dan dapat mengatur udara Universitas Mercu Buana 10

25 Teknik Mesin [ BAB II Landasan Teori ] bertekanan setelah melewati valve sekitar 60 psi dan tidak boleh melebihi karena dapat menyebabkan kerusakan pada komponen pnuematik, juga dapat melukai manusia. Pressure regulating and shutoff valve ( PRSOV ) akan menutup secara otomatis apabila kelebihan tekanan udara dan suhu yang berlebihan, dan terdeteksi oleh over pressure valve dipasang pada Bleed air regulator yang berfungsi untuk melindungi bleed valve system, suhu udara yang didapat dari mesin sangat panas sekali oleh karena itu dipasang precooler yang berfungsi untuk mengatur suhu yang datang dari mesin pesawat sebelum masuk kedalam pipa pipa pneumatik, precooler valve menggunakan udara dingin didapat dari fan kompresor bagian depan mesin yang diatur oleh Precooler control valve sensor untuk menghembuskan udara kedalam Precooler dengan menggunakan Type ball valve akan mulai membuka jika suhu sudah mencapai 390 F ( 199 C ) dan akan penuh membuka jika suhu sudah mencapai 440 F ( 227 C ) untuk menjaga suhu yang akan masuk kedalam pipa pipa pneumatik, apabila suhu dari mesin tidak terlalu panas maka precooler valve akan menuju secara otomatis menutup, untuk memonitor dari engine bleed system dengan menggunakan lampu indikasi yang berada didalam panel kokpit. Lampu yang menyala dengan berwarna amber yang ditempatkan pada P5-10 panel yang berada pada kokpit dengan tulisan ( Bleed Trip Off ), maka pada saat itu suhu terdeteksi dengan menggunakan dua buah sensor berupa thermostat 450 F / 232ºC, maka yang terjadi adalah Pressure regulating and shutoff valves akan bergerak menuju menutup, dan pada suhu 490 F / 254 C atau tekanan udara mencapai 220 psi maka Pressure regulating and shutoff valves akan penuh menutup untuk mencegah suhu dan tekanan udara yang berlebihan yang datang dari mesin, juga untuk mencegah kerusakan dari pipa - pipa pneumatik, setelah keadaan suhu udara bertekanan yang datang dari mesin sudah normal maka kemudian udara dari bleed system masuk kedalam Air conditioning system. Universitas Mercu Buana 11

26 Teknik Mesin [ BAB II Landasan Teori ] Komponen pada system air conditioning Boeing Ada beberapa komponen pendukung dari sistem pendinginan didalam ruang kabin pesawat terbang untuk memberikan rasa nyaman pada setiap kru maupun penumpang pesawat, disamping itu komponen ini sebagai pemanas pada saat terbang dengan ketinggian tertentu, yaitu : ( Ref : Maintenance Manual, chapter ). 1 Flow control and shutoff valve. 2 Heat Exchangers. 3 Compressor machine ( disebut Air Cycle Machine ( ACM )). 4 Water Separator / Water Extractor. 5 Reheater. 6 Turbine. 7 Condenser Flow control and shutoff valve. Komponen ini dikontrol menggunakan listrik 28v dc dan pneumatik, jika tidak terpakai maka akan kembali menutup, pada valve ini mempunyai tiga posisi switch yaitu : OFF, AUTO, HIGH. Ketika switch posisi OFF maka pada coil solenoid C akan mendorong Butterfly plate akan menuju posisi menutup valve. Ketika switch posisi AUTO menggerakkan coil solenoid C untuk membuka, ketika solenoid C membuka maka Butterfly plate akan membuka, bergeraknya switch juga akan memberikan sinyal kepada sistem yang lain seperti : Flight management computer system, Common display system, Pressurization system, Temperature control system, Recirculation system, jumlah udara normal yang dikontrol kira kira sebesar 75 pound per minute ( ppm ). Ketika switch posisi HIGH akan menggerakkan coil solenoid B untuk siap bergerak dengan membuka lebih besar lagi kira kira sebesar 105 ppm, solenoid A akan bergerak dan geraknya solenoid A hanya untuk aliran udara yang keluar dari APU valve akan mengalirkan udara kira kira sebesar 131 ppm, jika semua kondisi sudah memenuhi yang Universitas Mercu Buana 12

27 Teknik Mesin [ BAB II Landasan Teori ] disyaratkan seperti : Pack switch HIGH position, APU Bleed switch ON position, APU operates above 95%, Airplane in ground. Gambar 4. Skematik dari Flow control and shutoff valve. ( Ref : Maintenance Manual Boeing, chapter ) Heat Exchangers. Pada komponen ini terdiri dari dua bagian yaitu : Primary heat exchangers dan Secondary heat exchangers, fungsi keduanya sama yaitu untuk mendinginkan udara bertekanan yang datang dari mesin pesawat terbang, tetapi setiap bagian komponen mempunya fungsi masing masing, pada primary heat exchangers mempunyai tipe plate pin, cross flow heat exchanger pendinginan dengan cara aliran udara yang menyilang yaitu udara dari mesin akan di dinginkan oleh udara luar pesawat melalui Ram air inlet, pada saat kondisi didarat maka pintu dari ram air mendapat sinyal dari ACAU untuk posisi membuka, pada saat akan take off maka pintu dari ram air akan menutup untuk menghindari benda asing yang masuk kedalam, tetapi pada saat pesawat sudah dalam keadaan terbang maka akan menerima Universitas Mercu Buana 13

28 Teknik Mesin [ BAB II Landasan Teori ] sinyal dari pack/zone temperature controller kemudian udara akan dialirkan ke dalam kompresor ( ACM ). Pada Secondary heat exchanger tipe dan penerima sinyalnya sama, tetapi pendinginan udara dilakukan setelah kompresor menaikkan kembali tekanan udara dan suhu dari sebagian udara yang sudah dingin kemudian menekan udara untuk masuk kedalam secondary heat exchanger lalu udara luar yang masuk dari ram air akan mendinginkan kembali, udara dari kompresor kemudian masuk kedalam water extractor Air Cycle Machine. ( ACM ) Pada komponen ini berfungsi untuk menurunkan suhu udara dengan putaran yang sangat tinggi dengan gesekan kecil, komponen ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu : Turbine. Compressore. Impeller Fan Water Extractor / Water separator. Pada komponen ini adalah alat untuk memisahkan antara air dan udara yang sudah di dinginkan oleh Secondary heat exchanger, bekerjanya komponen ini dengan memakai static swirl vanes dengan aliran udara secara centripugal maka air dan udara akan memisah tetapi pada komponen ini tidak seratus persen dapat dipisahkan antara air dan udara dingin, air yang sudah dipisahkan akan dimasukkan kedalam saluran Ram air inlet duct sebagai pendingin aliran udara Reheater. Pada komponen ini adalah Plate-fin, single pass, kemudian komponen ini terbuat dari alumunium dengan aliran udara menyilang, pada komponen ini mempunyai dua fungsi yaitu : Untuk mendinginkan udara pack yang datang dari Secondary heat exchanger sebelum masuk kedalam Condenser. Universitas Mercu Buana 14

29 Teknik Mesin [ BAB II Landasan Teori ] Memanaskan udara pack yang datang dari Water extractor sebelum masuk kedalam turbin ( ACM ). Gambar 5. Reheater. ( Ref : Maintenance Manual Boeing, chapter ) Turbine. Pada komponen turbin adalah berfungsi untuk melanjutkan udara yang datang dari reheater setelah proses menaikkan suhu udara kembali agar bekerjanya turbin dapat menjadi effisien, kemudian udara dari turbin disalurkan kedalam Condenser Condenser. Pada komponen ini berfungsi untuk menurunkan kembali suhu udara yang datang dari turbin pada Air conditioning pack sampai dibawah titik embun, dan sampai menyebabkan aliran pada uap udara sampai menjadi bentuk cairan. Komponen ini terbuat dari aluminium, plate-fin, single pass, crossflow, jika udara sudah cukup dingin atau menjadi bentuk cairan maka udara sudah dapat dialirkan kedalam pipa pipa aliran distribusi udara untuk daerah yang memerlukan, untuk mencegah terjadinya es didalam condenser maka aliran udara dari Reheater dapat masuk kedalam ruang condenser. Universitas Mercu Buana 15

30 Teknik Mesin [ BAB II Landasan Teori ] Gambar 6. Condenser. ( Ref: Maintenance Manual Boeing, chapter ) Pada Air conditioning pack mempunyai sensor panas untuk mencegah kerusakan pada komponen dan akan secara otomatis akan berhenti beroperasi jika terdeteksi panas yang berlebihan, komponen pendeteksinya yaitu : Compressore discharge overheat switch 390 F ( 199 C ). Turbine inlet overheat switch 210 F ( 99 C ). Pack discharge overheat switch 250 F ( 121 C ). juga menyediakan udara untuk pengeringan, membersihkan dari debu bebas dari bakteri dan mensterilkan udara yang akan masuk kedalam kabin pesawat dengan suhu aliran udara yang sudah diatur oleh kru pesawat dan juga tekanan udara yang di isyaratkan untuk dikontrol pada kapasitas yang sama. Universitas Mercu Buana 16

31 Teknik Mesin [ BAB II Landasan Teori ] Gambar 7. Sistem skematik dari air conditioning pesawat Boeing ( Ref : Maintenance Manual Boeing, chapter ) 2.4 Pembagian udara bertekanan pada pesawat Boeing Udara bertekanan yang datang dari mesin pesawat melalui Bleed Air System yaitu aliran udara yang panas yang belum diatur sistem pendinginannya untuk digunakan pada pesawat, fungsi dari udara panas yang diambil dari mesin yaitu: menyediakan untuk pesawat yang terbagi oleh dua area ( zone ). sebagai alat sirkulasi pada system air conditioning pesawat. menyediakan sebagai alat untuk tata ruang udara pada galleys dan lavatories. untuk menyuplai udara sebagai pendingin pada komponen elektronik. Universitas Mercu Buana 17

32 Teknik Mesin [ BAB II Landasan Teori ] Gambar 8. Diagram distribusi udara bertekanan pesawat Boeing Sistem distribusi pada pesawat didapat dari dua buah air conditioning pack yang dialirkan untuk sistem distribusi utama yang menyuplai untuk daerah penumpang melalui bagian atas dari kabin pesawat menggunakan pipa pipa dan lubang lubang yang berada pada dibawah samping kaki penumpang, udara didalam pesawat tidak semuanya diambil dari mesin tetapi setelah udara sampai pada komponen utama dari sistem distribusi maka udara dari mesin pesawat akan dicampur oleh udara yang diambil dari area kabin dan kargo pesawat, tetapi sebelum udara yang diambil dari area kabin dan kargo udara akan disaring terlebih dahulu dengan menggunakan filter yang terdapat diarea kargo depan dengan menggunakan Recirculation fan kemudian udara setelah proses pencampuran akan disalurkan kedaerah penumpang dan kokpit. Universitas Mercu Buana 18

33 Teknik Mesin [ BAB II Landasan Teori ] Gambar 9. Aliran udara bertekanan pada kabin penumpang pesawat. Pada sistem distribusi aliran udara bertekanan pada pesawat mempunyai beberapa sub-sistem yang dibagi yaitu : 1. sistem utama dari distribusi pesawat. 2. sistem distribusi untuk area kokpit ( flight compartment ). 3. sistem sirkulasi udara didalam pesawat. 4. sistem ventilasi. 5. sistem pendinginan pada komponen avionic pesawat Sistem utama dari distribusi udara bertekanan pada pesawat. Pada sistem ini udara akan disalurkan kebeberapa daerah yang membutuhkan seperti pada bagian kokpit kru, bagian depan dan belakang kabin penumpang, juga ruang kargo depan dan belakang pesawat, sistem distribusi berfungsi sebagai : Penyedia udara bertekanan untuk tiga ruang pesawat terbang. Sebagai pensirkulasi udara bertekanan pada kabin penumpang. Menyediakan sistem ventilasi untuk lavatory dan galley. Mensuplai udara pendingin untuk pendinginan komponen elektronik. Universitas Mercu Buana 19

34 Teknik Mesin [ BAB II Landasan Teori ] Pada sistem ini mendapatkan udara bertekanan dari tiga sumber yaitu: Air conditioning pack. Ground conditioned air. Recirculation system. Gambar 10. Skematik distribusi udara bertekanan yang diambil dari tiga sumber. ( Ref : Aircraft Miantenance Manual Boeing, chapter ) Sistem distribusi untuk area kokpit. Pada sistem ini mendapatkan udara dengan secara mandiri dengan aliran udara yang stabil dan menyediakan udara yang segar bagi pilot dan kopilot dengan menggunakan sirkulasi, dengan diaturnya suhu dan aliran udara yang digunakan, udara diambil dari bagian kiri pack dan bagian pipa pencampuran udara, udara masuk dari bagian sisi kiri melalui pipa pipa dan dikontrol masuk dan keluar udara dari kabin dengan menggunakan valve. Universitas Mercu Buana 20

35 Teknik Mesin [ BAB II Landasan Teori ] Sistem sirkulasi udara didalam pesawat. Pada sistem ini mendapatkan udara dari mix manifold dari hasil pencampuran udara dari dalam kabin menggunakan Recirculation fan yang diambil dari area kargo pesawat tetapi sebelum masuk kedalam mix manifold udara disaring terlebih dahulu oleh filter dengan jenis High efficiency particulate air ( HEPA ) dan untuk udara dari mesin setelah melalui proses air cycle machine, setelah itu kemudian udara dialirkan melalui pipa yang berada diatas dari ceiling kabin dengan pipa utama kemudian dibagi dengan beberapa pipa dan bagian bawah sisi kiri dari kursi agar sistem pembagian udaranya dapat secara merata kebagian kabin, lavatory dan galley. Gambar 11. Sistem sirkulasi udara bertekanan didalam pesawat. ( Ref : Maintenance Manual Boeing, Chapter ) Sistem Ventilasi. Pada sistem ventilasi ini menggunakan perbedaan tekanan, antara tekanan kabin dengan udara luar kabin untuk menekan udara keluar dari pesawat, komponen utama dari sistem ventilasi ini adalah Galley ventilation muffler sebagai alat untuk memperkecil kebisingan udara pada saat udara bergerak keluar dari tekanan kabin melalui celah Exhaust Nozzle dari area kabin galley dan lavatory pesawat. Universitas Mercu Buana 21

36 Teknik Mesin [ BAB II Landasan Teori ] Sistem pendinginan pada komponen avionic pesawat. Pada sistem ini menggunakan sistem kipas dengan tujuan membuang panas dari setiap komponen dengan mengambil udara dari area kabin melalui pipa pipa dan setiap unit komponen mempunyai masing masing kipas utama dan cadangan, hasil dari pendinginan komponen ada satu valve yang akan mengatur kapan udara hasil pendinginan dibuang dan digunakan kembali untuk menjadi udara pemanas ruangan kargo depan yaitu Overboard Exhaust Valve yang berfungsi sebagai : Pengontrol jumlah udara untuk pendinginan komponen yang dikeluarkan. Dan dioperasikan untuk membuang udara yang berasap. Pada valve ini diameternya sebesar 4 inch dan mempunyai dua buah posisi indikasi ( NORMAL / SMOKE ), valve ini dikontrol secara aerodinamik ( Aerodinamic controlled shutoff vakve ). Ketika actuator dari valve menunjukan posisi NORMAL maka valve disk dapat diputar dari posisi membuka ke posisi menutup, dan ketika actuator menunjukan posisi SMOKE maka valve disk dapat diputar dari posisi pull membuka dan juga bisa untuk tidak pull membuka kira kira membukanya valve sekitar ( 54 derajat ). kekuatan spring untuk membuka valve yaitu ketika pesawat sudah mulai bertekanan didalam kabin aliran udara yang melalui valve akan naik, maka valve akan menutup ketika aliran udara yang melalui valve lebih dari 30 lbs/min ( 14 kg/min ) kapan valve akan menutup, selama terjadinya perbedaan tekanan sebesar 1 psid maka valve akan menutup. dengan menutupnya valve maka udara yang berasal dari komponen pendingin yang berada dibawah bagian depan kargo dimanfaatkan untuk sebagai pemanas dari lantai kargo juga untuk seluruh ruangan kargo depan pesawat pada saat pesawat dalam keadaan terbang, ketika pesawat berada dibawah maka udara dari hasil pendinginan komponen akan langsung dibuang keluar melalui overboard exhaust valve akan membuka. Universitas Mercu Buana 22

37 Teknik Mesin [ BAB II Landasan Teori ] Gambar 12. Overboard exhaust valve. ( Ref : Aircraft Maintenance Manual Boeing, ) Universitas Mercu Buana 23

38 Teknik Mesin [ BAB III Analisa dan Pembahasan ] BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN 3.1 Analisa udara bertekanan didalam kabin. Pada bab analisa berikut ini akan diketengahkan tentang pembahasan yang berhubungan dengan bab sebelumnya, untuk mengetahui kebocoran yang terjadi pada pesawat dan berapakah perbedaan tekanan didalam pesawat pada saat terbang dengan tekanan udara yang ada diluar pesawat dan tekanan yang di ijinkan, dimana pesawat dioperasikan dengan ketinggian tekanan udara yang lebih kecil dan kerapan udara ( oksigen ) yang semakin sedikit dan tidak cukup untuk membantu pernapasan para penumpang, maka pada pesawat terdapat system cabin pressurization dimana sistem ini menyimpan atau mengatur dari tekanan udara yang ada didalam pesawat dengan tekanan udara yang berada diluar pesawat yang berfungsi untuk menyelamatkan penumpang dan pilot agar dapat menghirup udara segar dan agar menghindari effek dari hypoxia ( oxygen starvation ). Pada sistem air conditioning pack yang mensuplai udara bertekanan pada ruang kabin pesawat, untuk mengontrol tekanan agar stabil dan aman pada ketinggian kabin, maka sistem pengontrol udara bertekanan mempunyai tiga sub - sistem yaitu : ( Ref : Maintenance Manual Boeing ) 1. Cabin pressure control system. 2. Cabin pressure relief system. 3. Cabin pressure indication and warning system. Universitas Mercu Buana 24

39 Teknik Mesin [ BAB III Analisa dan Pembahasan ] Cabin Pressure Control System. Pada sistem pengontrol tekanan kabin ini digunakan untuk mengontrol jumlah udara yang masuk dan yang keluar pada ruang kabin pesawat dengan beberapa komponen pengontrol yaitu : Cabin pressure control module. Two digital cabin pressure controllers. ( CPC ) Outflow valve assembly with three drive motors. Overboard exhaust valve Cabin Pressure Relief System. Pada cabin pressure relief system, sistem ini digunakan jika komponen utama dari CPC rusak atau tidak bekerja lagi maka sistem ini digunakan untuk mencegah struktur dari badan pesawat dari tekanan yang berlebihan dari dalam pesawat dan juga tekanan negative dari luar pesawat sistem ini juga digunakan jika sistem normal tekanan pada kabin rusak, beberapa komponen pada sistem ini : Two positive pressure relief valves Negative pressure relief valve Cabin Pressure Indication and Warning System. Pada sistem ini memberikan pilot data tentang sistem tekanan yang ada didalam kabin pesawat bagaimana status dari sistem bertekanannya, beberapa komponen yang digunakan yaitu : Cabin altitude panel Aural warning module Cabin altitude warning switch Universitas Mercu Buana 25

40 Teknik Mesin [ BAB III Analisa dan Pembahasan ] Pada sistem udara bertekanan untuk ruang kabin pesawat mempunyai dua pengontrol yang dapat digunakan secara otomatis dan manual, secara otomatis komponen tersebut adalah Two digital cabin pressure controllers ( CPCs ), setiap CPC mempunyai sistem penghubung dengan pengontrol yang lain dan sistem valve motor, dengan posisi switch ditempatkan pada AUTO maka sistem dikontrol oleh Dual redundant architecture, dan hanya satu CPC yang dikontrol oleh outflow valve sewaktu waktu, sistem CPC yang lain hanya sebagai cadangan, secara manual dihubungkan dengan pengontrol sistem valve motor, memberikan sistem pengontrol bertekanan dikontrol oleh Triple redundant architecture. Pada saat terbang data yang terhubung diambil dari cabin pressure control didapat dari beberapa komponen yaitu : Pressurization Mode Flight Altitude Landing Altitude Pada CPC mempunyai sensor yang terdapat pada kabin dan juga mendapatkan data udara dari kedua Air Data Inertial Reference Units ( ADIRUs ), Engine Speed Data diambil dari Stall Management and Yaw Damper Computers ( SMYDCs ) dan dari Air/ground logic didapat dari Proximity Switch Electronics Unit ( PSEU ). dan pada setiap CPC menggunakan posisi umpan balik dari setiap valve yang mempengaruhi sistem udara bertekanan pada ruang kabin yaitu: Left pack valve Right pack valve Overboard exhaust valve untuk mengontrol tekanan kabin dan ketinggian kabin pesawat dapat dikontrol melalui P5 panel yang berada tepat diatas kepala dari pilot pada saat pesawat akan memulai beberapa tahapan terbang. Universitas Mercu Buana 26

41 Teknik Mesin [ BAB III Analisa dan Pembahasan ] mbar 13. Skematik pengatur udara bertekanan yang masuk kedalam Cabin pressure Ga Universitas Mercu Buana 27

42 Teknik Mesin [ BAB III Analisa dan Pembahasan ] control ( CPC ) dengan mendapatkan input dari beberapa komponen dan gambar P5- panel. ( Ref : kokpit Boeing ) Pada P5- panel dimana udara bertekanan dan ketinggian kabin dapat dikontrol dan isi dari panel tersebut adalah : Mode selector terdiri dari : AUTO, ALT ( sistem cadangan otomatis ), MAN ( sistem ini menggunakan manual switch dengan tiga posisi untuk membuka outflow valve, Close, Neutral, Open ). FLT ALT ( Flight altitude ) : menggunakan display dan penggunaannya untuk memprogram sampai cruise altitude dari 1,000 sampai 42,000 ft dengan laju batas kenaikan sebesar 500 feet. LAND ALT ( Landing altitude ) : menggunakan display dan penggunaannya untuk memprogram landing field altitude dari 1,000 sampai 14,000 ft dengan laju batas penurunan sebesar 50 feet. System status light : yang mempunyai empat lampu indikasi yaitu : AUTO FAIL ( indikasi lampu ini menyala jika sistem otomatis rusak atau gagal maka lampu akan menyala dengan warna amber ). OFF SCHED DESCENT ( indikasi lampu ini menyala jika sistem otomatis terjadi penyimpangan dari rencana yang sudah ditentukan oleh pilot maka lampu akan menyala dengan warna amber ). ALTN ( indikasi lampu ini menyala jika sistem otomatis tidak bekerja maka sistem cadangan otomatis sedang bekerja dengan indikasi lampu dengan warna hijau). MANUAL ( indikasi lampu ini menyala jika semua sistem tidak bekerja secara otomatis maka sistem manual yang sedang dipakai dengan warna lampu hijau ). Universitas Mercu Buana 28

43 Teknik Mesin [ BAB III Analisa dan Pembahasan ] Cabin altitude / differential pressure indicator : Pada sistem ini terhubung dengan alternate static system dengan penunjukan jarum besar dengan lingkaran luar pada indikator menunjukan perbedaan tekanan kabin dengan satu garis kecil seharga 0.2 psid, untuk penunjukan jarum kecil dengan lingkaran dalam pada indikator yaitu menunjukan ketinggian kabin dengan satu garis kecil seharga 1000 feet. Cabin rate of climb indicator : Pada indikator ini menunjukan besarnya aliran udara bertekanan yang masuk kedalam ruang kabin, penunjukan jarum dalam lingkaran berupa garis maka dengan satu garis kecil seharga 100 fpm. ALT HORN CUTOUT : Indikasi ini digunakan jika terjadinya kelebihan dari ketinggian kabin yang di ijinkan sudah melebihi batas yang ditentukan, maka alarm dipesawat akan berbunyi dan untuk mematikan alarm tersebut dengan menekan tombol ALT HORN CUTOUT. Stiker yang ada pada kontrol panel adalah sebagai referensi pada saat pengoperasian secara manual, yaitu menyediakan informasi : 1. Untuk perbedaan tekanan pada saat Take off dan Landing. 2. Untuk mengetahui ketinggian pesawat dan perbedaan tekanan kabin. 3.2 Pembahasan udara bertekanan pada kabin saat tahapan terbang. Untuk otomatis ( AUTO atau ALTN ) akan mengontrol tekanan udara yang ada didalam pesawat dengan beberapa tahap pada saat akan mulai terbang yaitu : 1. Ground. 2. Take off. 3. Climb. 4. Cruise. Universitas Mercu Buana 29

44 Teknik Mesin [ BAB III Analisa dan Pembahasan ] 5. Descent. 6. Landing Pada tahap posisi di Ground. Ketika pesawat berada di bawah sistem akan mulai bekerja sesuai dengan tahapnya yaitu : Udara / Sistem dibawah menunjukan posisi dari kiri dan kanan pada roda pendarat bahwa pesawat berada di landasan. N1 ( Fan and Booster, Low pressure turbine rotor ) Pada kedua mesin pesawat menunjukan kurang dari 50% untuk waktu yang dibutuhkan paling sedikit 1,5 detik. N2 ( High pressure compressor and High pressure turbine rotor ) Pada kedua mesin pesawat menunjukan kurang dari 84 % untuk waktu yang dibutuhkan paling sedikit 1,5 detik. Ketika pesawat berada pada tahap untuk melakukan taxi atau berjalan diatas landasan pasawat tidak dalam keadaan bertekanan dan posisi dari outflow valve yang berada dibagian belakang pesawat posisinya membuka Pada tahap Posisi Take Off. Pada tahap ini maka sistem pesawat mulai menunjukan perubahan pada tekanan yang terjadi didalam kabin dengan tahap yaitu : N1 ( Fan and Booster, Low pressure turbine rotor ) Dengan kedua mesin akan mulai naik menuju lebih dari 60 % untuk waktu yang dibutuhkan paling sedikit 1,5 detik. Universitas Mercu Buana 30

45 Teknik Mesin [ BAB III Analisa dan Pembahasan ] N2 ( High pressure compressor and High pressure turbine rotor ) Dengan kedua mesin akan mulai naik menuju lebih dari 89 % untuk waktu yang dibutuhkan paling sedikit 1,5 detik. Pada saat tahap take off, sistem bertekanan pada kabin akan mulai bekerja dengan ditunjukan melalui indikator 0,1 psid dibawah dari ketinggian dengan tujuan untuk mencegah dari perasaan tidak nyaman pada tekanan yang naik dirasakan oleh penumpang atau disebut juga ( Pressure bump ) dan dapat mencegah kerusakan kulit pesawat, tekanan didalam kabin akan naik selama tahap take off sebesar 350 slfpm Pada tahap posisi Climb. Ketika pesawat sudah menunjukan indikasi dari kedua roda pendarat sudah berada diatas dengan diketahui melalui switch dan dapat dilihat oleh pilot dengan indikasi lampu roda pendarat dikokpit mati maka roda pendarat tidak lagi menyentuh dari landasan dengan penunjukan instrumen yang ada dengan ketinggian yang sudah mencapai maka sudah dimulainya ke tahap climb. tekanan udara yang dijinkan untuk penumpang agar tidak terjadi sakitnya kuping maka maximum cabin pressurization rate of change yaitu sebesar 600 slfpm apabila kurang dari itu maka lebih bagus dan nyaman untuk telinga penumpang, dan tidak boleh lebih dari 600 slfpm Pada tahap posisi Cruise. Pada saat pesawat sudah mencapai ketinggian yang diinginkan oleh seorang pilot untuk menerbangkan pesawat, maka tekanan udara akan mulai menunjukan perbedaan tekanan udara yang berada didalam pesawat dan diluar pesawat, ketika udara bertekanan diluar pesawat mulai menunjukan turun dari 0.25 Psid pada display FLT ALT ( Cruise altitude ) maka dimulailah tahap Cruise. Pada saat tahap cruise maka sistem dipesawat akan mulai menstabilkan secara konstan dari ketinggian kabin dengan ketinggian pesawat, ketinggian / tekanan dari kabin pesawat akan ditentukan dengan Landing field elevation pada saat pesawat terbang dengan ketinggian 18,500 feet atau kurang dari itu, untuk penerbangan dengan Universitas Mercu Buana 31

46 Teknik Mesin [ BAB III Analisa dan Pembahasan ] ketinggian pesawat diatas 18,500 feet maka tekanan kabin yang ada didalam pesawat akan naik untuk perbedaan tekanan dengan ketinggian pesawat harus dengan batas aman yang sudah ditentukan. Awak Pesawat Terbang Ketinggian Kabin ( Feet ) Persyaratan Penambahan Oksigen ( O₂ ) 10,000 12,000 Oksigen harus digunakan dari setiap awak pesawat terbang pada saat didalam ruangan awak pesawat, dan juga harus menyediakan untuk awak yang lain, untuk ketinggian kabin tersebut pesawat boleh terbang lebih dari selama 30 menit. Oksigen harus digunakan dari setiap awak pesawat Maka diatas ketinggian pesawat dengan tekanan yang ada didalam kabin akan terjadi perbedaan, terkadang terjadi penyimpangan dari ketinggian pada saat terbang yang dapat menyebabkan perbedaan tekanan dari kabin akan naik mencapai 8.35 psid untuk menstabilkan dari ketinggian kabin. Table CFR PART 121. Persyaratan Penambahan Oksigen Universitas Mercu Buana 32

AIRPLANE PRESSURIZATION

AIRPLANE PRESSURIZATION BAB III SISTEM PENGATURAN TEKANAN PADA KABIN PESAWAT TERBANG BOEING 747-400 3.1. Airplane Pressurization AIRPLANE PRESSURIZATION CABIN PRESSURIZATION CONTROL SYSTEM PRESSURE RELIEF SYSTEM AUTOMATIC MANUAL

Lebih terperinci

BERKURANGNYA KINERJA AIR CONDITIONING SYSTEM PESAWAT AIRBUS A PK-AXU

BERKURANGNYA KINERJA AIR CONDITIONING SYSTEM PESAWAT AIRBUS A PK-AXU BERKURANGNYA KINERJA AIR CONDITIONING SYSTEM PESAWAT AIRBUS A320-200 PK-AXU Adhit Gyta Prasditya 1, Ir. Herry Hartopo., MT 2 Program Studi Rangka Pesawat Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung ABSTRAKSI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan teori tentang mesin refrigerasi dan beberapa parameter yang berkaitan dengan beban kerja mesin refrigerasi. Selain teori mengenai mesin

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Hai teman-teman penerbangan, pada halaman ini saya akan berbagi pengetahuan mengenai Auxiliary Power Unit atau yang sering kita dengar dalam dunia penerbangan

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Hai teman-teman penerbangan, pada halaman ini saya akan berbagi pengetahuan mengenai engine atau mesin yang digunakan pada pesawat terbang, yaitu CFM56 5A. Kita

Lebih terperinci

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan )

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) Adalah sistim dalam engine diesel yang berfungsi: 1. Mendinginkan engine untuk mencegah Over Heating.. 2. Memelihara suhu kerja engine. 3. Mempercepat dan meratakan

Lebih terperinci

BAB IV. TINGKAT KEBOCORAN yang DIIZINKAN PADA KABIN PESAWAT BOEING Bepergian dengan pesawat terbang sudah meningkat sejak beberapa tahun.

BAB IV. TINGKAT KEBOCORAN yang DIIZINKAN PADA KABIN PESAWAT BOEING Bepergian dengan pesawat terbang sudah meningkat sejak beberapa tahun. BAB IV TINGKAT KEBOCORAN yang DIIZINKAN PADA KABIN PESAWAT BOEING 747-400 Bepergian dengan pesawat terbang sudah meningkat sejak beberapa tahun. Menurut Federal Aviation AdministrationI, sudah mencapai

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal

Lebih terperinci

FUEL SYSTEM. Oleh: Muhammad Agung Prabowo, S.Pd Instructure of Aircraft Maintenance Engineer

FUEL SYSTEM. Oleh: Muhammad Agung Prabowo, S.Pd Instructure of Aircraft Maintenance Engineer FUEL SYSTEM Oleh: Muhammad Agung Prabowo, S.Pd Instructure of Aircraft Maintenance Engineer FUEL SYSTEM adalah sistem pengisian, penyimpanan dan pendistribusian fuel ke ssistem engine dan APU Pada normalnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan saat ini terutama bagi masyarakat perkotaan. Refrigerasi dapat berupa lemari es pada rumah tangga, mesin

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a. 3.1. Lokasi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Motor Bakar Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3.2. Bahan Penelitian Pada penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING 737-500 PK-GGF Eko Yuli Widianto 1, Herry Hartopo 2 Program Studi Motor Pesawat Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Laporan Tugas Akhir 4

BAB II TEORI DASAR. Laporan Tugas Akhir 4 BAB II TEORI DASAR Sistem tata udara adalah suatu proses mendinginkan/memanaskan udara sehingga dapat mencapai suhu dan kelembaban yang diinginkan/dipersyaratkan. Selain itu, mengatur aliran udara dan

Lebih terperinci

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR 3.1 Mesin Perakit Radiator Mesin perakit radiator adalah mesin yang di gunakan untuk merakit radiator, yang terdiri dari tube, fin, end plate, dan side plate.

Lebih terperinci

ANALISIS TERJADINYA APU AUTO SHUTDOWN Di PESAWAT AIRBUS A

ANALISIS TERJADINYA APU AUTO SHUTDOWN Di PESAWAT AIRBUS A ANALISIS TERJADINYA APU AUTO SHUTDOWN Di PESAWAT AIRBUS A320-200 Abyan Fadhil 1, H. Abu Bakar, MSAE 2 Program Studi Teknik Penerbangan Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung ABSTRAKSI APU (Auxiliary

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUJIAN APU GTCP36-4A

BAB III PROSES PENGUJIAN APU GTCP36-4A BAB III PROSES PENGUJIAN APU GTCP36-4A 3.1 Teori Dasar APU Auxiliary Power Unit (APU) merupakan mesin turbin gas yang berfungsi sebagai supporting engine pada pesawat. APU tergolong dalam jenis turboshaft,

Lebih terperinci

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai STEAM TURBINE POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai PENDAHULUAN Asal kata turbin: turbinis (bahasa Latin) : vortex, whirling Claude Burdin, 1828, dalam kompetisi teknik tentang sumber daya air

Lebih terperinci

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan 17 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES KERJA PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan Mingguan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA PEMAKAIAN BAHAN BAKAR ENGINE AUXILIARY POWER UNIT (APU) HONEYWELL 131-9B PADA PESAWAT BOEING NEXT GENERATION

TUGAS AKHIR ANALISA PEMAKAIAN BAHAN BAKAR ENGINE AUXILIARY POWER UNIT (APU) HONEYWELL 131-9B PADA PESAWAT BOEING NEXT GENERATION TUGAS AKHIR ANALISA PEMAKAIAN BAHAN BAKAR ENGINE AUXILIARY POWER UNIT (APU) HONEYWELL 131-9B PADA PESAWAT BOEING 737-800 NEXT GENERATION Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA TERHADAP SISTEM PENGKONDISIAN UDARA PADA KABIN PESAWAT TERBANG BOEING GELAR STRATA SATU.

TUGAS AKHIR ANALISA TERHADAP SISTEM PENGKONDISIAN UDARA PADA KABIN PESAWAT TERBANG BOEING GELAR STRATA SATU. ANALISA TERHADAP SISTEM PENGKONDISIAN UDARA PADA KABIN PESAWAT TERBANG BOEING 747-400 INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN MENEMPUH GELAR STRATA SATU Disusun Oleh : Nama : KRISNA MEIDY L NIM : 01303-012

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Batasan Rancangan Untuk rancang bangun ulang sistem refrigerasi cascade ini sebagai acuan digunakan data perancangan pada eksperiment sebelumnya. Hal ini dikarenakan agar

Lebih terperinci

AIRBLEED INDICATOR FAULTILLUMINATE AKIBAT GANGGUAN PADA PRESSURE REGULATOR PADA SISTEM DE-ICING PESAWAT ATR

AIRBLEED INDICATOR FAULTILLUMINATE AKIBAT GANGGUAN PADA PRESSURE REGULATOR PADA SISTEM DE-ICING PESAWAT ATR AIRBLEED INDICATOR FAULTILLUMINATE AKIBAT GANGGUAN PADA PRESSURE REGULATOR PADA SISTEM DE-ICING PESAWAT ATR 42-500 Reza 1, Bona P. Fitrikananda 2 Program Studi Motor Pesawat Terbang Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dasar-dasar Pompa Sentrifugal Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan ialah pompa bertipe sentrifugal. Gaya sentrifugal ialah sebuah gaya yang timbul akibat

Lebih terperinci

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur BAB II MESIN PENDINGIN 2.1. Pengertian Mesin Pendingin Mesin Pendingin adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendinginkan air, atau peralatan yang berfungsi untuk memindahkan panas dari suatu tempat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Pengkondisian Udara Pengondisian udara adalah suatu proses mengkondisikan udara, baik memanaskan maupun mendinginkan udara, sehingga dapat dicapai suhu, kelembaban,

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam

KUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam KUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang tersedia. 01. Berikut ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara Sistem pengkondisian udara adalah suatu proses mendinginkan atau memanaskan udara sehingga dapat mencapai temperatur dan kelembaban yang sesuai dengan

Lebih terperinci

Session 11 Steam Turbine Protection

Session 11 Steam Turbine Protection Session 11 Steam Turbine Protection Pendahuluan Kesalahan dan kondisi tidak normal pada turbin dapat menyebabkan kerusakan pada plant ataupun komponen lain dari pembangkit. Dibutuhkan sistem pengaman untuk

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA ANALISA SISTEM KONTROL LEVEL DAN INSTRUMENTASI PADA HIGH PRESSURE HEATER PADA UNIT 1 4 DI PLTU UBP SURALAYA. Disusun Oleh : ANDREAS HAMONANGAN S (10411790) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGUMPULAN DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGUMPULAN DATA BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGUMPULAN DATA 3.1 Diagram Air Metode penelitian merupakan suatu langkah-langkah sistematis yang akan manjadi acuan dalam penyelesaian (Sugiyono, 2004:28). Secara umum metodologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin pendingin atau kondensor adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari dalam ruangan ke luar ruangan. Adapun sistem mesin pendingin yang

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Hai teman-teman penerbangan, pada halaman ini saya akan berbagi pengetahuan mengenai Engine Fuel System pada engine CFM56-5A yang diaplikasikan pada pesawat

Lebih terperinci

ANALISA TERJADINYA STUCK OPEN PADA ENGINE AIR INTAKE ICE PROTECTION VALVE PESAWAT AIRBUS A PK GPK GIA DAN CARA PENANGGULANGANNYA

ANALISA TERJADINYA STUCK OPEN PADA ENGINE AIR INTAKE ICE PROTECTION VALVE PESAWAT AIRBUS A PK GPK GIA DAN CARA PENANGGULANGANNYA ANALISA TERJADINYA STUCK OPEN PADA ENGINE AIR INTAKE ICE PROTECTION VALVE PESAWAT AIRBUS A330-200 PK GPK GIA DAN CARA PENANGGULANGANNYA Arya Dian D 1, FX. Djamari 2 Program Studi Rangka Motor Terbang Fakultas

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA.1 Teori Pengujian Sistem pengkondisian udara (Air Condition) pada mobil atau kendaraan secara umum adalah untuk mengatur kondisi suhu pada ruangan didalam mobil. Kondisi suhu yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan atau pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variable, parameter) sehingga berada pada suatu harga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 Latar Belakang Pengkondisian udaraa pada kendaraan mengatur mengenai kelembaban, pemanasan dan pendinginan udara dalam ruangan. Pengkondisian ini bertujuan bukan saja sebagai penyejuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambahnya ketinggian jelajah (altitude) pesawat maka tekanan dan

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambahnya ketinggian jelajah (altitude) pesawat maka tekanan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada hakikatnya, keamana dan kenyamanan merupakan faktor penting dalam sistem pengkondisian udara khususnya pada pesawat terbang, dengan semakin bertambahnya ketinggian

Lebih terperinci

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran yang dibimbing oleh Bapak Drs. Ganti Depari, ST.M.Pd Disusun oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk menyerap kalor dari lingkungan atau untuk melepaskan kalor ke lingkungan. Sifat-sifat fisik

Lebih terperinci

Bab III. Metodelogi Penelitian

Bab III. Metodelogi Penelitian Bab III Metodelogi Penelitian 3.1. Kerangka Penelitian Analisa kinerja AC split 3/4 PK dengan mengunakan refrigeran R-22 dan MC-22 variasi tekanan refrigeran dengan pembebanan terdapat beberapa tahapan

Lebih terperinci

TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. Berat turbin per daya kuda yang dihasilkan lebih besar.

TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. Berat turbin per daya kuda yang dihasilkan lebih besar. 5 TURBIN GAS Pada turbin gas, pertama-tama udara diperoleh dari udara dan di kompresi dengan menggunakan kompresor udara. Udara kompresi kemudian disalurkan ke ruang bakar, dimana udara dipanaskan. Udara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Skema Oraganic Rankine Cycle Pada penelitian ini sistem Organic Rankine Cycle secara umum dibutuhkan sebuah alat uji sistem ORC yang terdiri dari pompa, boiler, turbin dan

Lebih terperinci

Teknologi Injeksi Pada Sepeda Motor (Konstruksi Dasar Injection Suzuki Fl 125 FI)

Teknologi Injeksi Pada Sepeda Motor (Konstruksi Dasar Injection Suzuki Fl 125 FI) Teknologi Injeksi Pada Sepeda Motor (Konstruksi Dasar Injection Suzuki Fl 125 FI) Sepeda motor Suzuki di Indonesia memulai teknologi fuel injection sesuai dengan perkembanganya maka faktor yang menentukan

Lebih terperinci

UNJUK KERJA PENGKONDISIAN UDARA MENGGUNAKAN HEAT PIPE PADA DUCTING DENGAN VARIASI LAJU ALIRAN MASSA UDARA

UNJUK KERJA PENGKONDISIAN UDARA MENGGUNAKAN HEAT PIPE PADA DUCTING DENGAN VARIASI LAJU ALIRAN MASSA UDARA UNJUK KERJA PENGKONDISIAN UDARA MENGGUNAKAN HEAT PIPE PADA DUCTING DENGAN VARIASI LAJU ALIRAN MASSA UDARA Sidra Ahmed Muntaha (0906605340) Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 1.1 PERAWATAN MESIN DOUBLE FACER 1.1.1 Tahapan-Tahapan Perawatan Pada perawatan mesin double facer kali ini hanya akan dijelaskan perawatan terhadap mesin double facer

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2012

BAB II DASAR TEORI 2012 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Brine Sistem Brine adalah salah satu sistem refrigerasi kompresi uap sederhana dengan proses pendinginan tidak langsung. Dalam proses ini koil tidak langsung mengambil

Lebih terperinci

PENGUJIAN UNJUK KERJA SOLAR ASSISTED HEAT PUMP WATER HEATER. MENGGUNAKAN HFC-134a DENGAN VARIASI INTENSITAS RADIASI

PENGUJIAN UNJUK KERJA SOLAR ASSISTED HEAT PUMP WATER HEATER. MENGGUNAKAN HFC-134a DENGAN VARIASI INTENSITAS RADIASI PENGUJIAN UNJUK KERJA SOLAR ASSISTED HEAT PUMP WATER HEATER MENGGUNAKAN HFC-134a DENGAN VARIASI INTENSITAS RADIASI Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh : TRI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA 3.1 Metode Pengujian 3.1.1 Pengujian Dual Fuel Proses pembakaran di dalam ruang silinder pada motor diesel menggunakan sistem injeksi langsung.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN HASIL DATA. Flight controls hydraulic modular package adalah suatu komponen yang

BAB IV ANALISA DAN HASIL DATA. Flight controls hydraulic modular package adalah suatu komponen yang BAB IV ANALISA DAN HASIL DATA 4.1. Analisa Data 4.1.1. Umum Flight controls hydraulic modular package adalah suatu komponen yang berfungsi sebagai pengontrol dari tenaga hydraulic untuk aileron, rudder,

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. stage nozzle atau nozzle tingkat pertama atau suhu pengapian turbin. Apabila suhu

BAB II LANDASAN TEORI. stage nozzle atau nozzle tingkat pertama atau suhu pengapian turbin. Apabila suhu BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kendali suhu Pembatasan suhu sebenarnya adalah pada turbin inlet yang terdapat pada first stage nozzle atau nozzle tingkat pertama atau suhu pengapian turbin. Apabila suhu pengapian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya jumlah dan kualitas dari udara yang dikondisikan tersebut dikontrol.

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya jumlah dan kualitas dari udara yang dikondisikan tersebut dikontrol. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan kondisi udara yang nyaman pada saat ini sudah menjadi kebutuhan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, terutama pada kendaraan seperti

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Air Conditioner Air Conditioner (AC) digunakan untuk mengatur temperatur, sirkulasi, kelembaban, dan kebersihan udara didalam ruangan. Selain itu, air conditioner juga

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split BAB II DASAR TEORI 2.1 AC Split Split Air Conditioner adalah seperangkat alat yang mampu mengkondisikan suhu ruangan sesuai dengan yang kita inginkan, terutama untuk mengkondisikan suhu ruangan agar lebih

Lebih terperinci

TURBIN UAP & GAS ANALISA PENGARUH WATER WASH TERHADAP PERFORMANSI TURBIN GAS PADA PLTG UNIT 7 PAYA PASIR PT.PLN SEKTOR PEMBANGKITAN MEDAN SKRIPSI

TURBIN UAP & GAS ANALISA PENGARUH WATER WASH TERHADAP PERFORMANSI TURBIN GAS PADA PLTG UNIT 7 PAYA PASIR PT.PLN SEKTOR PEMBANGKITAN MEDAN SKRIPSI TURBIN UAP & GAS ANALISA PENGARUH WATER WASH TERHADAP PERFORMANSI TURBIN GAS PADA PLTG UNIT 7 PAYA PASIR PT.PLN SEKTOR PEMBANGKITAN MEDAN SKRIPSI Skripsi ini diajukan untuk melengkapi salah satu syarat

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Sistem tata udara Air Conditioning dan Ventilasi merupakan suatu proses mendinginkan atau memanaskan udara sehingga dapat mencapai suhu dan kelembaban yang diinginkan

Lebih terperinci

SISTEM AIR CONDITIONER (AC)

SISTEM AIR CONDITIONER (AC) SISTEM AIR CONDITIONER (AC) KOMPETENSI Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan dapat : 1. Menjelaskan prinsip terjadinya pendinginan pada sistem AC. 2. Menjelaskan Fungsi AC pada mobil. 3. Menjelaskan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data 26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Instalasi Pengujian Pengujian dengan memanfaatkan penurunan temperatur sisa gas buang pada knalpot di motor bakar dengan pendinginan luar menggunakan beberapa alat dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Deskripsi Peralatan Pengujian Pembuatan alat penukar kalor ini di,aksudkan untuk pengambilan data pengujian pada alat penukar kalor flat plate, dengan fluida air panas dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Motor Bakar Motor bakar adalah mesin atau peswat tenaga yang merupakan mesin kalor dengan menggunakan energi thermal dan potensial untuk melakukan kerja mekanik dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Turbin gas adalah suatu unit turbin dengan menggunakan gas sebagai fluida kerjanya. Sebenarnya turbin gas merupakan komponen dari suatu sistem pembangkit. Sistem turbin gas paling

Lebih terperinci

Gambar 2.32 Full pneumatik element

Gambar 2.32 Full pneumatik element 2. Two control valve Katup dua tekanan mempunyaidua saluran masuk X dan Y satu saluran keluar A. udara kempaan dapat mengalir melaluinya jika sinyal masukan ke X dan Y alirannya akan tertutup. Jika sinyal

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN GREEN MEDICAL BOX PORTABLE

BAB III PERANCANGAN GREEN MEDICAL BOX PORTABLE BAB III PERANCANGAN GREEN MEDICAL BOX PORTABLE Green Medical Box Portable dirancang dengan menggunakan sistem refrigerasi yang terintegrasi dengan box. Box terdiri dari dua tingkat, tingkat pertama/bawah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Boiler Longchuan Boiler Longchuan adalah boiler jenis thermal yang dihasilkan dari air, dengan sirkulasi untuk menyalurkan panasnya ke mesin-mesin produksi. Boiler Longchuan mempunyai

Lebih terperinci

BAB V TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. No. Turbin Gas Turbin Uap

BAB V TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. No. Turbin Gas Turbin Uap BAB V TURBIN GAS Pada turbin gas, pertama-tama udara diperoleh dari udara dan di kompresi dengan menggunakan kompresor udara. Udara kompresi kemudian disalurkan ke ruang bakar, dimana udara dipanaskan.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Umum

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Umum BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Umum Ada dua hal yang sangat spesifik yang harus dimengerti dan dipahami dalam menangani simulator pesawat terbang yaitu simulation software atau program komputer untuk simulasi dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER TUGAS SARJANA MESIN FLUIDA PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER OLEH NAMA : ERWIN JUNAISIR NIM : 020401047 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1)

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1) Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1) Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari komponen Pneumatik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Dispenser Air Minum Hot and Cool Dispenser air minum adalah suatu alat yang dibuat sebagai alat pengkondisi temperatur air minum baik air panas maupun air dingin. Temperatur air

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel BAB II DASAR TEORI 2.1 Cooling Tunnel Cooling Tunnel atau terowongan pendingin merupakan sistem refrigerasi yang banyak digunakan di industri, baik industri pengolahan makanan, minuman dan farmasi. Cooling

Lebih terperinci

Instruksi Kerja Penggunaan Oven Carbolite

Instruksi Kerja Penggunaan Oven Carbolite Instruksi Kerja Penggunaan Oven Carbolite Laboratorium Kesmavet Program kedokteran Hewan Universitas Brawijaya 2012 1 Instruksi Kerja Penggunaan Oven Carbolite Laboratorium Kesmavet Program Kedokteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi pesawat terbang tidak hanya mengarah pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi pesawat terbang tidak hanya mengarah pada BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi pesawat terbang tidak hanya mengarah pada aspek keselamatan tetapi juga pada segi kepraktisan dan efisiensi. Teknologi pada pesawat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Heat pump Heat pump adalah pengkondisi udara paket atau unit paket dengan katup pengubah arah (reversing valve) atau pengatur ubahan lainnya. Heat pump memiliki

Lebih terperinci

- 1 - (1/1) Komponen. Lokasi

- 1 - (1/1) Komponen. Lokasi Garis Besar Garis Besar 1. Sistem Auto A/C (Air Conditioner) Sistem auto A/C bekerja dengan mengaktifkan pengaturan temperatur udara yang dikehendaki, dengan selektor temperatur dan menekan switch AUTO.

Lebih terperinci

PENGOPERASIAN COOLING WATER SYSTEM UNTUK PENURUNAN TEMPERATUR MEDIA PENDINGIN EVAPORATOR. Ahmad Nurjana Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN

PENGOPERASIAN COOLING WATER SYSTEM UNTUK PENURUNAN TEMPERATUR MEDIA PENDINGIN EVAPORATOR. Ahmad Nurjana Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN PENGOPERASIAN COOLING WATER SYSTEM UNTUK PENURUNAN TEMPERATUR MEDIA PENDINGIN EVAPORATOR ABSTRAK Ahmad Nurjana Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN PENGOPERASIAN COOLING WATER SYTEM UNTUK PENURUNAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PLTU merupakan sistem pembangkit tenaga listrik dengan memanfaatkan energi panas bahan bakar untuk diubah menjadi energi listrik dengan

Lebih terperinci

SISTEM PENGKONDISIAN UDARA (AC)

SISTEM PENGKONDISIAN UDARA (AC) Pertemuan ke-9 dan ke-10 Materi Perkuliahan : Kebutuhan jaringan dan perangkat yang mendukung sistem pengkondisian udara termasuk ruang pendingin (cool storage). Termasuk memperhitungkan spatial penempatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Simulator Pengertian simulator adalah program yg berfungsi untuk menyimulasikan suatu peralatan, tetapi kerjanya agak lambat dari pada keadaan yg sebenarnya. Atau alat untuk melakukan

Lebih terperinci

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger Pengertian Turbocharger Turbocharger merupakan sebuah peralatan, untuk menambah jumlah udara yang masuk kedalam slinder dengan memanfaatkan energi gas buang. Turbocharger merupakan perlatan untuk mengubah

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian pirolisis dilakukan pada bulan Juli 2017. 3.1.2 Tempat Penelitian Pengujian pirolisis, viskositas, densitas,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL Pada awalnya sistem pompa transmisi menggunakan sistem manual dimana dalam menyalakan atau mematikan sistem diperlukan dua operator lebih. Tugas para

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA ENGINE TURBOFAN CFM56-3

ANALISA KINERJA ENGINE TURBOFAN CFM56-3 ANALISA KINERJA ENGINE TURBOFAN CFM56-3 Afdhal Kurniawan Mainil (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Universitas Bengkulu ABSTRACT This study focused on the performance analysis of a turbofan engine

Lebih terperinci

STIKOM SURABAYA BAB IV PEMBAHASAN 4.1. PROSES MESIN AUTOMATIC MIXING

STIKOM SURABAYA BAB IV PEMBAHASAN 4.1. PROSES MESIN AUTOMATIC MIXING BAB IV PEMBAHASAN 4.1. PROSES MESIN AUTOMATIC MIXING Mesin automatic mixing adalah suatu sistem yang memproses bahan mentah seperti biji plastik menjadi bahan yang stengah jadi untuk dicetak atau di bentuk

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERCOBAAN KUALITAS ETHYLENE DAN AIR PADA ALAT PERPINDAHAN PANAS DENGAN SIMULASI ALIRAN FLUIDA

TUGAS AKHIR PERCOBAAN KUALITAS ETHYLENE DAN AIR PADA ALAT PERPINDAHAN PANAS DENGAN SIMULASI ALIRAN FLUIDA PERCOBAAN KUALITAS ETHYLENE DAN AIR PADA ALAT PERPINDAHAN PANAS DENGAN SIMULASI ALIRAN FLUIDA Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK 4.1 Perhitungan Beban Operasi System Gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat movable bridge kapasitas 100 ton yang akan diangkat oleh dua buah silinder hidraulik kanan

Lebih terperinci

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic A. PNEUMATIK 1. Prinsip Kerja Peralatan Pneumatik Prinsip kerja dari solenoid valve/katup (valve) solenoida yaitu katup listrik yang mempunyai koil sebagai penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply

Lebih terperinci

1. Bagian Utama Boiler

1. Bagian Utama Boiler 1. Bagian Utama Boiler Boiler atau ketel uap terdiri dari berbagai komponen yang membentuk satu kesatuan sehingga dapat menjalankan operasinya, diantaranya: 1. Furnace Komponen ini merupakan tempat pembakaran

Lebih terperinci

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA Tujuan Instruksional Khusus Mmahasiswa mampu melakukan perhitungan dan analisis pengkondisian udara. Cakupan dari pokok bahasan ini adalah prinsip pengkondisian udara, penggunaan

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS 1. Dongkrak Hidrolik Dongkrak hidrolik merupakan salah satu aplikasi sederhana dari Hukum Pascal. Berikut ini prinsip kerja dongkrak hidrolik. Saat pengisap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lampung 2 x 100 MW unit 5 dan 6 Sebalang, Lampung Selatan. Pengerjaan tugas akhir ini

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Tempat penelitian Penelitian dan pengambilan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH COMPRESSOR WASH TERHADAP EGT MARGIN PADA ENGINE CF5M6-3

ANALISIS PENGARUH COMPRESSOR WASH TERHADAP EGT MARGIN PADA ENGINE CF5M6-3 ANALISIS PENGARUH COMPRESSOR WASH TERHADAP EGT MARGIN PADA ENGINE CF5M6-3 ANALISIS PENGARUH COMPRESSOR WASH TERHADAP EGT MARGIN PADA ENGINE CF5M6-3 Muhammad Takdir, Muhamad Jalu Purnomo Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeringan Pengeringan adalah proses mengurangi kadar air dari suatu bahan [1]. Dasar dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan

Lebih terperinci

STUDI SENSOR PNEUMATIK PADA SISTEM PENGENDALIAN WELLHEAD

STUDI SENSOR PNEUMATIK PADA SISTEM PENGENDALIAN WELLHEAD STUDI SENSOR PNEUMATIK PADA SISTEM PENGENDALIAN WELLHEAD Oleh : Irfan Choiruddin, ST.,MT. *) ABSTRAK Sistem pengendalian wellhead di gunakan untuk memonitor kondisi aliran di flowline sumur dan untuk memulai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada perancangan modifikasi sistem kontrol panel mesin boiler ini, selain menggunakan metodologi studi pustaka dan eksperimen, metodologi penelitian yang dominan digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Termodinamika 2.1.1 Siklus Termodinamika Siklus termodinamika adalah serangkaian proses termodinamika mentransfer panas dan kerja dalam berbagai keadaan tekanan, temperatur,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI & FUNGSI SISTEM BAHAN BAKAR

IDENTIFIKASI & FUNGSI SISTEM BAHAN BAKAR Sistem Bahan Bakar Menggunakan Karburator Charcoal Canister adalah suatu kanister berisi arang pada sistim pengendalian penguapan yang digunakan untuk memerangkap uap bahan bakar untuk mencegahnya keluar

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut.

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut. BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi adalah suatu proses penarikan kalor dari suatu ruang/benda ke ruang/benda yang lain untuk menurunkan temperaturnya. Kalor adalah salah satu bentuk

Lebih terperinci