AIRPLANE PRESSURIZATION

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "AIRPLANE PRESSURIZATION"

Transkripsi

1 BAB III SISTEM PENGATURAN TEKANAN PADA KABIN PESAWAT TERBANG BOEING Airplane Pressurization AIRPLANE PRESSURIZATION CABIN PRESSURIZATION CONTROL SYSTEM PRESSURE RELIEF SYSTEM AUTOMATIC MANUAL INDICATION AND WARNINGS POSITIVE RELIEF NEGATIVE RELIEF Gambar 3.1 Airplane Pressurization TUGAS AKHIR 28

2 Cabin Pressurization Control mengendalikan tekanan kabin, tingkat perubahan dari tekanan kabin dan perbedaan antara kabin dan tekanan ambient. Tekanan udara pesawat terbang terdiri dari sistem pengaturan tekanan udara kabin dan sistim cadangan / pendukung. Sistem pengaturan tekanan udara dapat dioperasikan di dalam modus manual dan otomatis. Sistem pelepas tekanan udara kabin menyediakan pelepas tekanan positif, pelepas tekanan negatif, indikasiindikasi dan peringatan Cabin Pressurization System (sistim tekanan udara kabin) Sistim tekanan udara kabin menyediakan kenyamanan penumpang secara maksimum dan keselamatan dengan beban kerja awak kapal terbang yang minimum. Ini tercapai dengan pengaturan pembuangan muatan udara yang dikondisikan dari kabin oleh dua buah katup outflow. Sistim ini terdiri dari cabin pressure control selector panel, dua cabin pressure control (A dan B ), auxiliary panel (p212, p213), dan dua interface control unit. Pelepas tekanan disediakan oleh dua katup pelepas tekanan. Pelepas tekanan negatif disediakan oleh dua pintu pelepas tekanan di dalam haluan dan dua pintu pelepas di dalam pintu kompartemen kargo belakang. TUGAS AKHIR 29

3 Gambar 3.2 Cabin pressurization system 3.3. Cabin Pressurization Control System (Sistem Pengaturan Tekanan Udara Kabin) Mode sistim pengoperasiannya dilakukan oleh cabin pressure selector panel yang menyediakan pengoperasian secara manual dan otomatis. Keluaran dari panel disediakan untuk dua cabin pressure controllers bersama-sama dengan data dari ADCs (Air Data Computers), FMC (Flight Management Computrer) dan sistim autopilot. Pengendali A secara normal mengasumsikan pengaturan dengan masing-masing penerbangan. Pengendali B akan menyediakan pengaturan cadangan / pendukung jika diperlukan. Dengan begitu, pengendali A akan mengatur kedua ICU kiri dan ICU kanan selama penerbangan. Interface control units (ICUs) menggabungkan keluaran pengendalian dan mengirimkan sinyal operasi untuk kedua katup outflow. ICU kanan mengirimkan TUGAS AKHIR 30

4 sinyal operasi kepada katup outflow sebelah kanan. ICU kiri mengirinkan sinyal operasi kepada katup outflow sebelah kiri. Kedua katup outflow dapat dioperasikan secara manual dari selector panel sampai auxiliary panel dengan melewati controller dan interface control units. posisi katup outflow di atur oleh interface units, controllers dan selector panel. Gambar 3.3 cabin pressurization control system Gambar 3.4 flight management computrer TUGAS AKHIR 31

5 Cabin Pressurization Control System Control and Indication Cabin pressurization control system control and indication ditempatkan di m181 cabin pressure selector di p5. Control dan indication terdiri atas : Gambar 3.5 cabin pressure selector panel Kiri dan kanan indikasi kedudukan katup outflow. Landing Altitude (LDG ALT) saklar selektor dan tombol. AUTO SELECT saklar untuk pengendali tekanan A dan B. Kiri dan kanan manual (MAN L, MAN R) dengan ON tombol lampu. TUGAS AKHIR 32

6 Outflow velve OPEN/CLOSE sakelar-tekan Gambar 3.6 Engine indication crew alert system (EICAS) Cabin Pressure Controller Kedua cabin pressure controller (A dan B), menyediakan sinyal-sinyal operasi untuk kedua katup outflow secara otomatis di dalam setiap pengoperasiannya. Controller itu ditempatkan di main equipment center di rak E1 dan E2 dan secara elektris dihubungkan. Masing-masing pengendali menerima masukan tekanan kabin melalui port di bagian depan dari controller. Masukan dari cabin pressure control selector panel, ICUs, ADCs dan FMCs disampaikan ke controller. Keluaran dari controller disampaikan ke katup outflow melalui ICUs dan di tampilan EICAS. TUGAS AKHIR 33

7 Gambar 3.7 cabin pressure controller Interface Control Units ICUs menerima masukan dari pressure controller dan katup outflow. ICUs bertindak sebagai perantara dengan mengubah sinyal digital antara CPCs dan pemasangan katup outflow. ICU yang kiri mengendalikan katup outflow yang kiri dan ICU yang kanan mengendalikan katup outflow yang kanan. ICUs menerima informasi dari posisi katup outflow dan mengirimkannya kepada controller untuk sistim operasi Outflow Valve Outflow valve berjumlah 2 unit yang terletak di ekor pesawat. Outflow valve membuka pada saat tekanan kabin tinggi untuk membuang sebagian udara terkondisi di kabin, dan menutup pada saat tekanan kabin rendah. Mekanisme TUGAS AKHIR 34

8 buka tutup outflow valve dilakukan oleh cabin pressure controller system (CPCS). Pada saat CPCS beroperasi secara manual, buka tutup outflow valve dilakukan dari kokpit melalui selector panel. Gambar 3.8 outflow valve Katup outflow adalah satuan daerah variabel yang mengendalikan tingkat pelepasan dari udara yang dikondisikan oleh pressurized compartment. Masingmasing katup mempunyai dua pintu flapper yang dihubungkan oleh batang ikat dan digerakan oleh actuator. Actuator terdiri dari gearbox case dengan 115 volt AC (alternating current) motor (otomatis), 28 volt DC (direct current) motor (manual) dan posisi feedback dan indication potentiometers. Metal screen di atas katup mencegah masuknya sesuatu saat mesin beroperasi. Katup outflow beroperasi ketika cabin pressurization control system sedang berfungsi di dalam mode otomatis. Katup outflow ditempatkan di daerah TUGAS AKHIR 35

9 bagian belakang pesawat dari bulk cargo comparment. Akses ke kedua katup outflow melalui pintu masuk di dalam bulkhead dari bulk cargo compartment. Main Outflow Valve Dikendalikan oleh sistim pressurisasi. Mengatur tekanan kabin dengan menyesuaikan outflow dengan udara di dalam kabin. Mula-mula outflow valve (yang ditunjukkan di sini) membuka ke dalam badan pesawat terbang. Kemudian outflow valves membuka ke luar badan pesawat terbang.. Dari Dec 2003 kedepan, outflow valve utama diberi gigi untuk mengurangi kebisingan aerodinamika. Penampilannya yang menakutkan membantu juga untuk menghalangi orang-orang memasukan tangan atau sesuatu kedalam outflow valve tersebut. Outflow valve flapper door Pintu flapper adalah bagian dari katup outflow. Mereka berfungsi untuk mengendalikan tingkat pelepasan udara yang dikondisikan dari kabin yang diberi tekanan. Gerakan flapper tercapai oleh dua motor (AC dan DC motor) dan satu actuator di masing-masing katup. Bergeraknya pintu flapper dikendalikan oleh pressure controller dan ICUs, selama di operasikan secara TUGAS AKHIR 36

10 otomatis. Selama beroperasi secara manual gerakan pintu flapper dikendalikan oleh awak kapal terbang melalui sakelar-tekan yang manual di cabin pressure control selector panel. Ketika pesawat berada di darat pintu flapper membuka penuh. Setelah pesawat udara menjangkau 65 knot, pintu flapper menutup sedikit. Selama penerbangan pintu flapper akan mengatur sendiri. Outflow valve position indication and EICAS displays Indikasi kedudukan katup outflow di M181 CABIN PRESSURE SELECTOR. Itu terdiri dari dua indikator menunjukan posisi katup antara OPEN (OP) dan CLOSE (CL). Indikator menerima masukan-masukan kedudukan katup dari potensiometer yang berada di masing-masing katup outflow. Indikasi kedudukan katup outflow juga dipertunjukkan pada ECS synoptic dan ECS. ECS synoptic display Tampilan ECS synoptic display menyediakan indikasi kedudukan katup outflow di bentuk yang serupa ke indications di CABIN PRESSURE SELECTOR PANEL. Itu terdiri dari dua indikator yang menunjukan kedudukan katup antara OPEN (OP) dan CLOSE (CL). Di dalam mode manual, tampilan itu berwarna kekuning-kuningan dan di dalam mode otomatis yang ditampilkan itu berwarna putih. TUGAS AKHIR 37

11 Gambar 3.9 Outflow valve position indication Gambar 3.10 Outflow valve position indication EICAS display 3.4. Pressurization System Capabilities Sistim tekanan udara dirancang untuk menyediakan ketinggian kabin yang maksimum ft selama ketinggian jelajah yang tinggi. Hal ini mengakibatkan TUGAS AKHIR 38

12 perbedaan tekanan kabin mencapai 8.9 psid Suatu penerbangan yang khas (yang disederhanakan) terdiri dari taxi, takeoff, climb, cruise, descent, landing dan taxi. Pressurization system mengatur tekanan kabin tampa melebihi tekanan differential. Selama climb, ketinggian kabin melebihi tingkat yang telah disesuaikan. Ketinggian kabin selama cruise harus dipelihara / dipertahankan di ketinggian yang mungkin yang paling rendah. selama pendaratan, ketinggian kabin berkurang pada tingkat pengaturan, dan sistem pengaturan menjadwalkan ketinggian kabin sama seperti ketinggian ambient atas landasan pendaratan. Derivasi ketinggian kabin digambarkan oleh contoh yang berikut. Jika pesawat udara itu sedang menjelajah pada ft, tekanan ambient adalah 2.14 psia, dan tekanan kabin adalah atau psia. Hal ini sama dengan ketinggian kabin di 7.300ft Ground and takeoff pressurization system operation Ground dan takeoff (automatic mode) Di darat, katup outflow membuka penuh membiarkan ketinggian kabin sama seperti ketinggian landasan. Ketika di dalam ground mode dan kecepatan pesawat terbang di landasan pesawat terbang melebihi 65 knot, sistim tekanan udara bekerja pada saat pesawat tinggal landasan dan menjadwalkan katup ke arah posisi menutup. Ketinggian kabin berkurang pada 500 ft/ menit (nominal) untuk sekitar 50 ft di bawah elevasi landasan untuk memperkecil pengaruh dari benturan tekanan pada putaran pesawat udara. Jika kecepatan di darat kembali di bawah 65 knot, sistim kembali ke ground mode. TUGAS AKHIR 39

13 AIRPLANE AIRPLANE CRUISE ALTITUDE INCRESING MAX DIFFENTIAL PRESSURE 8.9psid SEE LEVEL CABIN ALTITUDE START TIME END CABIN TAKEOFF LANDING Gambar 3.11 Pressurization System Capabilities TUGAS AKHIR 40

14 Gambar 3.12 Ground and takeoff pressurization system operation Climb (mode automatic) Sistim tekanan udara bekerja ke mode pengoperasian climb dengan masukan dari sistim udara / ground. Mode climb mempunyai eksternal climb dan intenal climb. Di dalam eksternal climb, pengaturan tekanan menerima masukan data climb dari Flight Management Computers (FMC) dan ketinggian kabin selama climb dikendalikan seperti itu supaya tingkat perubahan konstan. Tingkat perubahan, yang ditentukan dari FMC, mestinya tidak melebihi 300 ft/menit diatas permukaan laut. Internal climb digunakan ketika data tidak tersedia dari FMC. TUGAS AKHIR 41

15 Ketika di dalam internal climb, pressure controller mengasumsikan ketinggian jelajah ft dan tingkat ketinggian kabin akan berubah sesuai dengan itu (8.000 ft). Ground takeoff dan Climb (manual mode) Jika mode otomatis tidak tersedia, mode manual harus diaktipkan. Pada saat ground, takeoff dan climb pengaturan tekanan udara secara manual dicapai dengan tombol/saklar katup yang berada di CABIN PRESSURE SELECTOR PANEL dan memonitoring indikator dan tampilan EICAS Cruise, descent, landing pressurization system operation Cruise (automatic mode) Cruise mode ditetapkan ketika pesawat terbang menjangkau ketinggian 100 ft dengan ketinggian jelajah diatur di FMC. Pressure controller di dalam cruise mode memelihara ketinggian kabin di dalam batas ± 25 ft pada tekanan diferensial sampai dengan 8.9 psi dengan mengatur katup outflow. Ketika FMC mengalami kegagalan data, controller menggunakan penjadwalan cruise/climb internal yang disimpan di dalam controller. Kondisi jelajah ditetapkan ketika kecepatan naik pesawat udara kurang dari 100 ft/menit selama 45 detik. Descent, landing automatic mode Mode pendaratan mempunyai dua cara, pendaratan eksternal dan pendaratan internal. Di dalam pendaratan eksternal, pressure controller menerima masukan data pendaratan dari FMC dan mengendalikan perubahan ketinggian kabin sama dengan tingkat pendaratan pesawat. TUGAS AKHIR 42

16 Gambar 3.13 Cruise, descent and landing pressurization system operation Pendaratan internal digunakan ketika data dari FMC tidak tersedia. Ketika mengunakan pendaratan internal, controller menggunakan cadangan penjadwalan pendaratan yang tersimpan di dalam controller. Penjadwal pendaratan ditetapkan ketika pesawat terbang turun ±2000 ft. Tingkat pendaratan yang nominal adalah 200 ft/menit, dengan batas maksimum 300 ft/menit dan batas minimum 200 ft/menit. Selama pendaratan, controller mengoperasikan katup outflow ke arah posisi terbuka. Selama pendaratan, jika ketinggian pesawat udara bervariasi kurang dari 250 ft untuk 2 menit, tekanan kabin dilanjutkan untuk ditingkatkan sampai jangkauan yang telah ditentukan, sebelum memilih ketinggian lapangan terbang atau tekanan diferensial di mulai dari pendaratan. TUGAS AKHIR 43

17 Cruise, descent, landing manual mode Jika mode otomatis tidak tersedia, mode manual harus diaktipkan. Pada saat cruise, descent dan landing pengaturan tekanan udara secara manual dicapai dengan tombol/saklar katup yang berada di CABIN PRESSURE SELECTOR PANEL dan memonitoring indikator dan tampilan EICAS Cabin Pressurization Relief System Untuk mengeluarkan tekanan differential yang berlebih digunakan sistem pelepas tekanan udara kabin untuk melindungi kompartemen pesawat terbang dan kargo terhadap tekanan diferensial yang berlebihan. Indication berada di flight deck. Perlindungan disediakan oleh katup pelepas tekanan, pintu-pintu pelepas tekanan negatif, dan vent pelepas tekanan udara. Tekanan pelepas secara cepat disiapkan untuk pengurangan tekanan udara di kompartemen kargo dan penumpang. Gambar 3.14 Cabin Pressurization Relief System TUGAS AKHIR 44

18 Pressure relief valve Kedua katup pelepas tekanan, atas dan bawah, menyediakan pelepas tekanan positif ketika kompartemen badan pesawat terbang diberi tekanan. Katup itu ditempatkan di sisi bawah sebelah kiri dari badan pesawat terbang di dalam kompartemen kargo bagian depan dan dapat diakses dengan memindahkan panel dinding samping. Kedua katup ini juga, ditempatkan di atas dan di bawah katup outflow utama, untuk melindungi struktur pesawat terbang terhadap tekanan berlebih jika sistem kendali pressurisasi gagal. Gambar 3.15 Pressure relief valve TUGAS AKHIR 45

19 Katup akan membuka pada 9.25 psi tekanan differensial untuk melepaskan tekanan di bagian badan pesawat terbang. Penetapan back up pelepas tambahan di set menjadi 9.70 psi tekanan diferensial. Posisi katup yang terbuka dapat terlihat di EICAS di dalam kompartemen penerbangan dengan mengatur kedudukan katup Pressure relief valve door Katup pelepas tekanan membuka ke luar di bagian bawah sisi sebelah kiri dari kulit badan pesawat terbang. Pembukaan itu dilindungi oleh dua blowout door untuk masing-masing katup. Selama katup pelepas tekanan beroperasi, dalam posisi terbuka blowout door membuka dan menutup. Hal ini memberikan indikasi positif bahwa pelepasan tekanan sudah terjadi. setelah mendaratan, pintu harus ditutup secara manual dengan mendorong mereka dari luar pesawat. TUGAS AKHIR 46

20 Gambar 3.16 Pressure relief valve door Negative pressure relief door Berfungsi untuk mencegah kerusakan ruang hampa udara pada pesawat terbang selama terjadinya pendaratan yang sangat cepat. Ini merupakan suatu pegas beban katup-engsel, supaya membuka ke arah dalam pada -1.0 psid. Empat pintu pelepas tekanan negatif menyediakan pelepas tekanan negatif antara tekanan ambient dan kompartemen badan pesawat terbang yang diberi tekanan. Masing-masing pintu merupakan pegas beban katup-engsel yang ditutup plat segi empat kira-kira 9 inci dan 12 inci. Dua pintu ditempatkan di bagian atas dari kedua haluan dan pintu kompartemen kargo belakang dan juga rata dengan kulit badan pesawat terbang. Pintu itu normalnya membuka sebelum pintu dibuka oleh pintu mekanis. Setelah pintu kargo tertutup dan dikancing, pintu itu secara parsial membuka (bagian atas dari pintu terbuka ke dalam pesawat sampai dengan 0.50 inci dari TUGAS AKHIR 47

21 kulit pintu). Sebagian pintu terbuka memeriksa agar pengancing pintu kargo tertutup dan mengancing Pitot Static Gambar 3.17 negative pressure relief valve door Pitot static adalah salah satu sistem yang akan selalu merupakan bagian dari suatu pesawat terbang, pengertian akan sistem ini sangatlah penting karena untuk mencari sebab-sebab kerusakan pada sistem ini. Sistem pitot statik terdiri dari : Pitot tube atau Pitot Head Pitot tube kadang-kadang juga disebut pitot head atau pressure head. Jenisjenis tekanan udara yang terjadi pada pitot head adalah : 1. PITOT PRESSURE : tekanan udara pada suatu bidang yang disebabkan oleh bergeraknya bidang tersebut di udara. 2. STATIC PRESSURE : tekanan udara dalam bidang terbuka. Pada gambar 4.16 terlihat bahwa pada pitot head terdapat pitot tube dengan lubangnya berada di ujung depan dan ststic hole yaitu lubang-lubang untuk TUGAS AKHIR 48

22 menghubungkan atmosfir dengan saluran-saluran di dalam sistem ini, berada di sekitar pitot head. 1. Heating elemant 2. Static slot 3. Pitot tube connection 4. Static tube connection 5. Heater elemant cabel 6. External drain hole 7. Pitot tube drain hole Gambar 3.18 pitot tube Sumber : buku instrument pesawat terbang Untuk mencegah masuknya tekanan dinamis melalui lubang static maka arah lubang harus tegak lurus dengan arah aliran udara. Terdapat pula alat pemanas (heating alemant) guna mencegah tertutupnya lubang-lubang dalam pitot head oleh es. Terdapat pula water trap (perangkap air) guna mencegah masuknya air kedalam sistem ini, air di buang melalui lubang pitot tube drain hole. Bila pesawat tidak sedang terbang maka pitot tube ini harus di tutup dengan pitot cover untuk mencegah supaya pitot tube tidak kemasukan kotoran atau oleh serangga Pressurization indicating and warning system Cabin altitude indication and warning Cabin altitude berada di cabin pressure controller dimonitor di dalam tampilan utama EICAS dan berfungsi untuk mengatur ketinggian pesawat. Di TUGAS AKHIR 49

23 cabin altitude terdapat Cabin altitude warning horn, yang akan bunyi ketika Cabin altitude melebihi 10,000ft. Suaranya seperti take-off config warning horn dan dapat dihilangkan dengan menekan tombol ALT HORN CUTOUT. Catatan : masker oksigen tidak akan jatuh sampai di ketinggian kabin 14,000ft. TUGAS AKHIR 50

BAB IV. TINGKAT KEBOCORAN yang DIIZINKAN PADA KABIN PESAWAT BOEING Bepergian dengan pesawat terbang sudah meningkat sejak beberapa tahun.

BAB IV. TINGKAT KEBOCORAN yang DIIZINKAN PADA KABIN PESAWAT BOEING Bepergian dengan pesawat terbang sudah meningkat sejak beberapa tahun. BAB IV TINGKAT KEBOCORAN yang DIIZINKAN PADA KABIN PESAWAT BOEING 747-400 Bepergian dengan pesawat terbang sudah meningkat sejak beberapa tahun. Menurut Federal Aviation AdministrationI, sudah mencapai

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR KEBOCORAN KABIN YANG DIPERBOLEHKAN UNTUK PESAWAT BOEING DENGAN METODE PRESSURE DECAY

TUGAS AKHIR KEBOCORAN KABIN YANG DIPERBOLEHKAN UNTUK PESAWAT BOEING DENGAN METODE PRESSURE DECAY TUGAS AKHIR KEBOCORAN KABIN YANG DIPERBOLEHKAN UNTUK PESAWAT BOEING 737-700 DENGAN METODE PRESSURE DECAY DIBUAT OLEH : NAMA : JAPAR SODIK NIM : 0130311-045 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BERKURANGNYA KINERJA AIR CONDITIONING SYSTEM PESAWAT AIRBUS A PK-AXU

BERKURANGNYA KINERJA AIR CONDITIONING SYSTEM PESAWAT AIRBUS A PK-AXU BERKURANGNYA KINERJA AIR CONDITIONING SYSTEM PESAWAT AIRBUS A320-200 PK-AXU Adhit Gyta Prasditya 1, Ir. Herry Hartopo., MT 2 Program Studi Rangka Pesawat Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung ABSTRAKSI

Lebih terperinci

FUEL SYSTEM. Oleh: Muhammad Agung Prabowo, S.Pd Instructure of Aircraft Maintenance Engineer

FUEL SYSTEM. Oleh: Muhammad Agung Prabowo, S.Pd Instructure of Aircraft Maintenance Engineer FUEL SYSTEM Oleh: Muhammad Agung Prabowo, S.Pd Instructure of Aircraft Maintenance Engineer FUEL SYSTEM adalah sistem pengisian, penyimpanan dan pendistribusian fuel ke ssistem engine dan APU Pada normalnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Menurut Federal Aviation Administration, sudah mencapai 750 juta

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Menurut Federal Aviation Administration, sudah mencapai 750 juta BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bepergian dengan pesawat terbang sudah meningkat sejak beberapa tahun. Menurut Federal Aviation Administration, sudah mencapai 750 juta orang yang menempuh perjalanan

Lebih terperinci

- 1 - (1/1) Komponen. Lokasi

- 1 - (1/1) Komponen. Lokasi Garis Besar Garis Besar 1. Sistem Auto A/C (Air Conditioner) Sistem auto A/C bekerja dengan mengaktifkan pengaturan temperatur udara yang dikehendaki, dengan selektor temperatur dan menekan switch AUTO.

Lebih terperinci

Pada semua Kendaraan Megane II dipasang air conditioning (manual atau automatic), management pendinginan lakukan oleh injection computer, melalui

Pada semua Kendaraan Megane II dipasang air conditioning (manual atau automatic), management pendinginan lakukan oleh injection computer, melalui AIR CONDITIONING RENAULT Mégane II has 3 air conditioning functions, depending on the equipment level: - conventional heating (without air conditioning), - manual air conditioning, - automatic air conditioning.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Umum

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Umum BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Umum Ada dua hal yang sangat spesifik yang harus dimengerti dan dipahami dalam menangani simulator pesawat terbang yaitu simulation software atau program komputer untuk simulasi dan

Lebih terperinci

MANAJEMEN TRANSPORTASI UDARA DAN LAUT

MANAJEMEN TRANSPORTASI UDARA DAN LAUT MANAJEMEN TRANSPORTASI UDARA DAN LAUT Dr.Eng. Muhammad Zudhy Irawan, S.T., M.T. MSTT - UGM MANAJEMEN TRANSPORTASI UDARA Dr.Eng. Muhammad Zudhy Irawan, S.T., M.T. MSTT - UGM 1 MATERI PEMBELAJARAN Perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN HASIL DATA. Flight controls hydraulic modular package adalah suatu komponen yang

BAB IV ANALISA DAN HASIL DATA. Flight controls hydraulic modular package adalah suatu komponen yang BAB IV ANALISA DAN HASIL DATA 4.1. Analisa Data 4.1.1. Umum Flight controls hydraulic modular package adalah suatu komponen yang berfungsi sebagai pengontrol dari tenaga hydraulic untuk aileron, rudder,

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 1.1 PERAWATAN MESIN DOUBLE FACER 1.1.1 Tahapan-Tahapan Perawatan Pada perawatan mesin double facer kali ini hanya akan dijelaskan perawatan terhadap mesin double facer

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Aspek Perancangan Dalam Modifikasi Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan perencanaan, pemasangan dan pengujian. Dalam hal tersebut timbul

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Hai teman-teman penerbangan, pada halaman ini saya akan berbagi pengetahuan mengenai Engine Fuel System pada engine CFM56-5A yang diaplikasikan pada pesawat

Lebih terperinci

MODUL PENGENALAN KAMERA MD-10000

MODUL PENGENALAN KAMERA MD-10000 MODUL PENGENALAN KAMERA MD-10000 Deskripsi Kamera : Panasonic MD 10000 Spesifikasi : + 3CCD Camera System + Crystal Engine + Shoulder-Type Design + One Touch Navigation + Manual Focus Ring + 0 lux colour

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Hai teman-teman penerbangan, pada halaman ini saya akan berbagi pengetahuan mengenai Auxiliary Power Unit atau yang sering kita dengar dalam dunia penerbangan

Lebih terperinci

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran yang dibimbing oleh Bapak Drs. Ganti Depari, ST.M.Pd Disusun oleh

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Permasalahan Pada saat kita mencuci pakaian baik secara manual maupun menggunakan alat bantu yaitu mesin cuci, dalam proses pengeringan pakaian tersebut belum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan atau pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variable, parameter) sehingga berada pada suatu harga

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 62 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan dari pembuatan alat ini telah telaksana dengan baik atau tidak, maka perlu dilakukan pengujian dan analisa terhadap alat yang dibuat.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420 RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420 Suhanto Prodi D3 Teknik Listrik Bandar Udara, Politeknik Penerbangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 PLC (Programmable Logic Controller) Pada sub bab ini penulis membahas tentang program PLC yang digunakan dalam system ini. Secara garis besar program ini terdiri

Lebih terperinci

INSTRUKSI KERJA ALAT DRYING OVEN BINDER ED-53

INSTRUKSI KERJA ALAT DRYING OVEN BINDER ED-53 INSTRUKSI KERJA ALAT DRYING OVEN BINDER ED-53 Laboratorium Sains Program Studi Teknik Kimia Universitas Brawijaya Malang 2015 Instruksi Kerja Drying Oven BINDER ED-53 Laboratorium Sains Program Studi Teknik

Lebih terperinci

JOB SHEET SISTEM KELISTRIKAN RTU

JOB SHEET SISTEM KELISTRIKAN RTU JOB SHEET SISTEM KELISTRIKAN RTU Job No 1 Simple Air Conditioning System Kompresor dihubungkan dengan arus 3 phasa dan tiap phasa menggunakan sekring. 3 kipas evaporator dengan 1 phasa dihubungkan terpisah

Lebih terperinci

BAB VI INTEGRASI ANALISA CRUISE, LANDING, DAN TAKEOFF

BAB VI INTEGRASI ANALISA CRUISE, LANDING, DAN TAKEOFF BAB VI INTEGRASI ANALISA CRUISE, LANDING, DAN TAKEOFF 6.1. Hasil Analisis Fasa Terbang Setelah tiap tahap analisis selesai dilakukan, tahap selanjutnya adalah melakukan penggabungan hasil-hasil tersebut

Lebih terperinci

( LAPANGAN TERBANG ) : Perencanaan Lapangan Terbang

( LAPANGAN TERBANG ) : Perencanaan Lapangan Terbang LESSON - 3 ( LAPANGAN TERBANG ) Materi : Perencanaan Lapangan Terbang Buku Referensi : Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara, Jilid 1 dan 2, Horonjeff, R. & McKelvey, FX. Merancang, Merencana Lapangan

Lebih terperinci

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik 1. Saklar Elektro Mekanik (KONTAKTOR MAGNET) Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan

Lebih terperinci

1 P a g e SISTEM KONTROL

1 P a g e SISTEM KONTROL 1 P a g e SISTEM KONTROL SISTIM KONTROL Alat ukur adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk mengukur besaran fisik pada suatu tempat yang tidak terjangkau oleh manusia. Instrument Mekanik DEFINISI-DEFINISI

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Perangkat ajar ini membutuhkan spesifikasi perangkat keras dan piranti lunak sebagai berikut : 4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras Sewaktu pembuatan perangkat

Lebih terperinci

AIRBLEED INDICATOR FAULTILLUMINATE AKIBAT GANGGUAN PADA PRESSURE REGULATOR PADA SISTEM DE-ICING PESAWAT ATR

AIRBLEED INDICATOR FAULTILLUMINATE AKIBAT GANGGUAN PADA PRESSURE REGULATOR PADA SISTEM DE-ICING PESAWAT ATR AIRBLEED INDICATOR FAULTILLUMINATE AKIBAT GANGGUAN PADA PRESSURE REGULATOR PADA SISTEM DE-ICING PESAWAT ATR 42-500 Reza 1, Bona P. Fitrikananda 2 Program Studi Motor Pesawat Terbang Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Programmable Logic Controller (PLC) Programmable logic controller singkatnya PLC merupakan suatu bentuk khusus pengendalian berbasis mikroprossesor yang memanfaatkan memori

Lebih terperinci

KAJIAN KERUSAKAN MICROSWITCH TIPE AC PADA CARGO DOOR SYSTEM PESAWAT CN-235

KAJIAN KERUSAKAN MICROSWITCH TIPE AC PADA CARGO DOOR SYSTEM PESAWAT CN-235 KAJIAN KERUSAKAN MICROSWITCH TIPE AC- 110172 PADA CARGO DOOR SYSTEM PESAWAT CN-235 Abdul Halim 1, Heni Puspita 2 Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung ABSTRAKSI Pesawat

Lebih terperinci

Prototype Synopsis Page pada Model Landing Gear System Pesawat Terbang dengan Kontrol PLCmikro PIC16F877A dan Aplikasi HMI Stampplot

Prototype Synopsis Page pada Model Landing Gear System Pesawat Terbang dengan Kontrol PLCmikro PIC16F877A dan Aplikasi HMI Stampplot Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Juli 2014 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.2 No.3 Prototype Synopsis Page pada Model Landing Gear System Pesawat Terbang dengan Kontrol

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Pengujian Kinerja Damper Position Blower Persiapan Pencatatan data awal Pengujian Kinerja Blower: -Ampere Actual - Tekanan Pencatatan hasil pengujian performance

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF

BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF 4.1 Pengetahuan Dasar Tentang Bahan Bakar Bahan bakar adalah suatu pesawat tenaga yang dapat mengubah energi panas menjadi tenaga mekanik dengan jalan pembakaran

Lebih terperinci

BAB II STUDI LITERATUR

BAB II STUDI LITERATUR BAB II STUDI LITERATUR 2.1. Komponen Berat Pesawat Udara Berat pesawat udara, pada umumnya, terbagi menjadi 3 (tiga) bagian besar, yaitu APS (Aircraft Prepared for Service) weight, payload, dan berat bahan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1. Metodologi Pengujian Alat Dengan mempelajari pokok-pokok perancangan yang sudah di buat, maka diperlukan suatu pengujian terhadap perancangan ini. Pengujian dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR 3.1 Mesin Perakit Radiator Mesin perakit radiator adalah mesin yang di gunakan untuk merakit radiator, yang terdiri dari tube, fin, end plate, dan side plate.

Lebih terperinci

Prosedur Pengoperasian Coal Handling

Prosedur Pengoperasian Coal Handling Prosedur Pengoperasian Coal Handling 1. Prinsip Kerja Coal handling system adalah instalasi yang menangani batubara untuk mencukupi kebutuhan bahan bakar PLTU batubara. Penanganan mulai dari pembongkaran

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 TEORI DASAR GENSET Genset adalah singkatan dari Generating Set. Secara garis besar Genset adalah sebuah alat /mesin yang di rangkai /di design /digabungkan menjadi satu kesatuan.yaitu

Lebih terperinci

BAB III REKONTRUKSI TERBANG DENGAN PROGRAM X-PLANE

BAB III REKONTRUKSI TERBANG DENGAN PROGRAM X-PLANE BAB III REKONTRUKSI TERBANG DENGAN PROGRAM X-PLANE 3.1 Pendahuluan Dalam tugas akhir ini, mengetahui optimalnya suatu penerbangan pesawat Boeing 747-4 yang dikendalikan oleh seorang pilot dengan menganalisis

Lebih terperinci

REFRIGERATOR DAN FREEZER

REFRIGERATOR DAN FREEZER Teknik Pendingin dan Tata Udara REFRIGERATOR DAN FREEZER Hartoyo Pendidikan Teknik Elektro REFRIGERASI Proses penyerapan panas sehingga temperatur suatu produk atau zat menjadi lebih rendah dari temperatur

Lebih terperinci

PRINSIP DASAR MENGAPA PESAWAT DAPAT TERBANG

PRINSIP DASAR MENGAPA PESAWAT DAPAT TERBANG PRINSIP DASAR MENGAPA PESAWAT DAPAT TERBANG Oleh: 1. Dewi Ariesi R. (115061105111007) 2. Gamayazid A. (115061100111011) 3. Inggit Kresna (115061100111005) PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB IV MENGENAL FISIK LEMARI ES

BAB IV MENGENAL FISIK LEMARI ES BAB IV MENGENAL FISIK LEMARI ES Mengenal fisik lemari es sangat diperlukan baik oleh pemilik atau calon tukang servis. Pada saat melakukan pemeliharaan terkadang kita dituntut untuk bisa membuka bagian-bagian

Lebih terperinci

Bagian 4 P ERENCANAAN P ANJANG L ANDAS P ACU DAN G EOMETRIK LANDING AREA

Bagian 4 P ERENCANAAN P ANJANG L ANDAS P ACU DAN G EOMETRIK LANDING AREA Bagian 4 P ERENCANAAN P ANJANG L ANDAS P ACU DAN G EOMETRIK LANDING AREA Bab 4 Perencanaan Panjang Landas Pacu dan Geometrik Landing Area 4-2 Tujuan Perkuliahan Materi Bagian 4 Tujuan Instruksional Umum

Lebih terperinci

IK UJI TARIK BAJA INTRUKSI KERJA

IK UJI TARIK BAJA INTRUKSI KERJA Halaman : 1 dari 7 INSTRUKSI KERJA 1. Hidupkan mesin dengan memindahkan breaker ke posisi ON. Breaker terletak di sisi kiri Control Console (lihat Gambar 16). 2. Tekan tombol PUMP ON, kemudian putar posisi

Lebih terperinci

1. Bagian Utama Boiler

1. Bagian Utama Boiler 1. Bagian Utama Boiler Boiler atau ketel uap terdiri dari berbagai komponen yang membentuk satu kesatuan sehingga dapat menjalankan operasinya, diantaranya: 1. Furnace Komponen ini merupakan tempat pembakaran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Rancangan Pengujian rancangan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah sistem ini telah bekerja sesuai dengan yang diharapkan atau tidak, pengujian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Pemotong Rumput Lapangan Sepakbola Otomatis dengan Sensor Garis dan Dinding ini, terdapat beberapa masalah

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

Perancangan dan Realisasi Kontrol Prototype Landing Gear System Menggunakan PLCmikro berbasis Mikrokontroller PIC16F877A

Perancangan dan Realisasi Kontrol Prototype Landing Gear System Menggunakan PLCmikro berbasis Mikrokontroller PIC16F877A Jurnal ELKOMIKA Teknik Elektro Itenas No.1 Vol. 2 Institut Teknologi Nasional Bandung Januari - Juni 2014 Perancangan dan Realisasi Kontrol Prototype Landing Gear System Menggunakan PLCmikro berbasis Mikrokontroller

Lebih terperinci

INSTALASI PERMESINAN

INSTALASI PERMESINAN INSTALASI PERMESINAN DIKLAT MARINE INSPECTOR TYPE-A TAHUN 2010 OLEH MUHAMAD SYAIFUL DITKAPEL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT KEMENTRIAN PERHUBUNGAN KAMAR MESIN MACHINERY SPACE / ENGINE ROOM RUANG

Lebih terperinci

Desain pesawat masa depan

Desain pesawat masa depan Desain pesawat masa depan Flying Wing = Sayap Terbang? Itu memang terjemahan bebasnya. Dan arti yang sebenarnya memang tidak terlalu jauh berbeda. Flying Wing sebenarnya merupakan istilah untuk desain

Lebih terperinci

B. PERBANDINGAN TIAP MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA

B. PERBANDINGAN TIAP MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA Dalam dunia industri media kerja merupakan salah satu komponen penggerak yang digunakan dalam menghasilkan produk selama proses produksi berlangsung. Adapun macam macam media

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi FSM based PLC Spesifikasi dari FSM based PLC adalah sebagai berikut : 1. memiliki 7 buah masukan. 2. memiliki 8 buah keluaran. 3. menggunakan catu daya 5

Lebih terperinci

PERENCANAAN BEBAN PENDINGIN PADA KABIN PESAWAT AIRBUS

PERENCANAAN BEBAN PENDINGIN PADA KABIN PESAWAT AIRBUS PERENCANAAN BEBAN PENDINGIN PADA KABIN PESAWAT AIRBUS 330-300 Oleh : Herviando Aryo 2111 030 001 Dosen Pembimbing : Ir. Denny M. E. Soedjono, MT PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain motor servo, LCD Keypad Shield, rangkaian pemantik, mikrokontroler arduino uno dan kompor

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Blok Diagram Sistem Sensor Gas Komparator Osilator Penyangga/ Buffer Buzzer Multivibrator Bistabil Multivibrator Astabil Motor Servo Gambar 4.1 Blok Diagram

Lebih terperinci

"CAP COMBI 2600 CL" (10,000 L tangki lumpur L air, total 15,250 L)

CAP COMBI 2600 CL (10,000 L tangki lumpur L air, total 15,250 L) "CAP COMBI 2600 CL" (10,000 L tangki lumpur + 5250 L air, total 15,250 L) Peralatan kombinasi yang diperuntukkan untuk menyedot & membersihkan saluran dan cairan apapun (tidak termasuk limbah berbahaya),

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) DI GEDUNG LABORATORIUM DEPKES JAKARTA A. PENDAHULUAN

BAB IV PEMBAHASAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) DI GEDUNG LABORATORIUM DEPKES JAKARTA A. PENDAHULUAN BAB IV PEMBAHASAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) DI GEDUNG LABORATORIUM DEPKES JAKARTA A. PENDAHULUAN Untuk pembahasan ini penulis menganalisa data dari lapangan yang berupa peralatan meliputi PCD, jenis

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini akan dijabarkan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang menjadi bagian dari sistem ini.

Lebih terperinci

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan 17 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES KERJA PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan Mingguan

Lebih terperinci

ALAT PEMBAGI TEGANGAN GENERATOR

ALAT PEMBAGI TEGANGAN GENERATOR ALAT PEMBAGI TEGANGAN GENERATOR 1. Pendahuluan Listrik seperti kita ketahui adalah bentuk energi sekunder yang paling praktis penggunaannya oleh manusia, di mana listrik dihasilkan dari proses konversi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 4.1. Pendahuluan Sebelum digunakan untuk produksi, rancangan prototype robot auto spray ini harus diuji terlebih dahulu. Pengujian ini berfungsi untuk: Mengetahui kondisi

Lebih terperinci

PT.LINTAS ANANTARA NUSA DRONE MULTI PURPOSES.

PT.LINTAS ANANTARA NUSA DRONE MULTI PURPOSES. DRONE MULTI PURPOSES Multirotor merupakan salah satu jenis wahana terbang tanpa awak yang memiliki rotor lebih dari satu. Wahana ini memiliki kemampuan take-off dan landing secara vertical. Dibandingkan

Lebih terperinci

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING 737-500 PK-GGF Eko Yuli Widianto 1, Herry Hartopo 2 Program Studi Motor Pesawat Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI SUHU DENGAN MENGGUNAKAN. A. Sistem Kendali dengan NI MyRio untuk Mengatur Suhu Ruangan

SISTEM KENDALI SUHU DENGAN MENGGUNAKAN. A. Sistem Kendali dengan NI MyRio untuk Mengatur Suhu Ruangan SISTEM KENDALI SUHU DENGAN MENGGUNAKAN NI MyRIO A. Sistem Kendali dengan NI MyRio untuk Mengatur Suhu Ruangan Tujuan : Menggunakan NI myrio untuk mengendalikan modul Temperature Controlled System Leybold

Lebih terperinci

A. SKEMA RANGKAIAN DAN INSTALASI. A.1. Blok Diagram Alarm - 3 -

A. SKEMA RANGKAIAN DAN INSTALASI. A.1. Blok Diagram Alarm - 3 - Terimakasih atas kepercayaan Anda terhadap Alarm Sepeda Motor Zuvitronic ZN01 sebagai pengaman sepeda motor Anda. Keunggulan Alarm ini adalah: 1. Password 3 digit. Motor tidak akan bisa dihidupkan tanpa

Lebih terperinci

4.4 Elektro Pneumatik

4.4 Elektro Pneumatik 4.4 Elektro neumatik 4.4. endahuluan neumatik mempunyai peranan yang penting dalam industri modern, penggunaannya meningkat seiring dengan perkembangan teknologi di dunia industry, khususnya di bidang

Lebih terperinci

ANALISIS TERJADINYA APU AUTO SHUTDOWN Di PESAWAT AIRBUS A

ANALISIS TERJADINYA APU AUTO SHUTDOWN Di PESAWAT AIRBUS A ANALISIS TERJADINYA APU AUTO SHUTDOWN Di PESAWAT AIRBUS A320-200 Abyan Fadhil 1, H. Abu Bakar, MSAE 2 Program Studi Teknik Penerbangan Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung ABSTRAKSI APU (Auxiliary

Lebih terperinci

Saklar Manual dalam Pengendalian Mesin

Saklar Manual dalam Pengendalian Mesin Saklar Manual dalam Pengendalian Mesin Saklar manual ialah saklar yang berfungsi menghubung dan memutuskan arus listrik yang dilakukan secara langsung oleh orang yang mengoperasikannya. Dengan kata lain

Lebih terperinci

DAFTAR BARANG DAN BAHAN GUNA PERBAIKAN DAN/ATAU PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG YANG MENDAPAT BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH UNTUK TAHUN ANGGARAN 2012

DAFTAR BARANG DAN BAHAN GUNA PERBAIKAN DAN/ATAU PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG YANG MENDAPAT BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH UNTUK TAHUN ANGGARAN 2012 2012, No.612 8 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100/PMK.011/2012 TENTANG BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN GUNA PERBAIKAN DAN/ATAU PEMELIHARAAN PESAWAT

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI DIGITAL

SISTEM KENDALI DIGITAL SISTEM KENDALI DIGITAL Sistem kendali dapat dikatakan sebagai hubungan antara komponen yang membentuk sebuah konfigurasi sistem, yang akan menghasilkan tanggapan sistem yang diharapkan. Jadi harus ada

Lebih terperinci

LIFT (ELEVATOR) Berikut yang perlu diketahui tentang lift, antara lain : A. Jenis Jenis Motor Penggerak Lift. 1. Motor Gear

LIFT (ELEVATOR) Berikut yang perlu diketahui tentang lift, antara lain : A. Jenis Jenis Motor Penggerak Lift. 1. Motor Gear LIFT (ELEVATOR) Lift atau elevator merupakan alat transfortasi vertikal suatu gedung. Lift sekarang ini telah menjadi kebutuhan yang mendasar di gedung gedung pemerintahan, perkantoran, hotel, apartemen,

Lebih terperinci

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK Dwi Aji Sulistyanto PSD III Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Pada industri

Lebih terperinci

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR 2009/2010 http://www.totoktpfl.wordpress.com Page 1 of 39 Disusun : TOTOK NUR ALIF, S.Pd, ST NIP. 19720101 200312

Lebih terperinci

DAFTAR BARANG DAN BAHAN GUNA PERBAIKAN DAN/ATAU PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG YANG MENDAPAT BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH UNTUK TAHUN ANGGARAN 2011

DAFTAR BARANG DAN BAHAN GUNA PERBAIKAN DAN/ATAU PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG YANG MENDAPAT BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH UNTUK TAHUN ANGGARAN 2011 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 117/PMK.011/2011 TENTANG BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN GUNA PERBAIKAN DAN/ATAU PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG UNTUK TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

VISUALISASI NAVIGASI PESAWAT DALAM FORMAT TIGA DEMENSI

VISUALISASI NAVIGASI PESAWAT DALAM FORMAT TIGA DEMENSI VISUALISASI NAVIGASI PESAWAT DALAM FORMAT TIGA DEMENSI Asro Nasiri, Tohir Ismail STMIK AMIKOM Yogyakarta Abstraksi Berdasarkan penelitian penyebab kecelakaan terbesar pesawat terbang yaitu berkisar 60%

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 123 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini berisi mengenai hasil pengujian mesin Heat Press 110 Ton 2RT 2P1U yang telah mengalami perubahan basis kontrol dengan PLC FX3U-80M dan HMI Proface AGP3300. Pengujian

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-602

Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-602 Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-602 Edisi 1 PERNYATAAN KESESUAIAN Dengan ini, NOKIA CORPORATION menyatakan bahwa produk HS- 91W ini telah memenuhi persyaratan utama dan ketentuan terkait lainnya

Lebih terperinci

1.2 Tujuan Tujuan dari Kerja Praktek di PT. Dirgantara Indonesia Tbk. Bandung adalah :

1.2 Tujuan Tujuan dari Kerja Praktek di PT. Dirgantara Indonesia Tbk. Bandung adalah : Makalah Seminar Kerja Praktek ENHANCED GROUND PROXIMITY WARNING SYSTEM (EGPWS) SEBAGAI ALAT NAVIGASI PADA PESAWAT CN-235 Nanang Trisnadik (L2F 008 069) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS FASA LANDING

BAB IV ANALISIS FASA LANDING BAB IV ANALISIS FASA LANDING 4.1. Analisis Penentuan Maximum Landing Weight Seperti yang telah dijelaskan pada Bab II, penentuan Maximum Landing Weight (MLW) dilakukan dengan mengacu kepada flight manual

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA

PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA Disusun Oleh: Nama :Widhi Setya Wardani NPm :26409372 Jurusan : Teknik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pengujian sistem elektronik terdiri dari dua bagian yaitu: - Pengujian tegangan catu daya - Pengujian kartu AVR USB8535

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pengujian sistem elektronik terdiri dari dua bagian yaitu: - Pengujian tegangan catu daya - Pengujian kartu AVR USB8535 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Alat Adapun urutan pengujian alat meliputi : - Pengujian sistem elektronik - Pengujian program dan mekanik 4.1.1 Pengujian Sistem Elektronik Pengujian sistem

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Produksi gula pada PT.PN X UNIT PG. Tjoekir Jombang terdapat beberapa

BAB IV PEMBAHASAN. Produksi gula pada PT.PN X UNIT PG. Tjoekir Jombang terdapat beberapa BAB IV PEMBAHASAN Produksi gula pada PT.PN X UNIT PG. Tjoekir Jombang terdapat beberapa proses produksi. Proses dari tebu kemudian berubah menjadi butiran butiran kristal gula yang siap jual. Dari beberapa

Lebih terperinci

D E P A R T E M E N P E R H U B U N G A N Komite Nasional Keselamatan Transportasi

D E P A R T E M E N P E R H U B U N G A N Komite Nasional Keselamatan Transportasi D E P A R T E M E N P E R H U B U N G A N Komite Nasional Keselamatan Transportasi Gedung Karya Lt.7 Departemen Perhubungan - Jl. Medan Merdeka Barat No. 8 JKT 10110 INDONESIA Phone : (021) 3517606, (021)

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN DI KABUPATEN BADUNG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN DI KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN DI KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN

BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN Pada bab ini, sistem pendingin dibagi dalam dua kategori yaitu sistem pemipaan dan sistem kelistrikan. Komponen dalam sistem pemipaan terdiri dari; kompresor, kondenser,

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/14 Revisi: 03 Tgl: 22 Agustus 2016 Hal 1 dari 9 I. Kompetensi: Setelah melaksanakan praktek, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Menggunakan Carman Hi-Scan Pro dengan prosedur yang benar.

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-803. Edisi 1

Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-803. Edisi 1 Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-803 Edisi 1 PERNYATAAN KESESUAIAN Dengan ini, NOKIA CORPORATION menyatakan bahwa produk HS-89W ini telah memenuhi persyaratan utama dan ketentuan terkait lainnya

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ON BOARD DIAGNOSTIC (OBD) PADA KENDARAAN BERBASIS ENGINE MANAGEMENT SYSTEM. Oleh : Sutiman Otomotif, FT UNY

PEMANFAATAN ON BOARD DIAGNOSTIC (OBD) PADA KENDARAAN BERBASIS ENGINE MANAGEMENT SYSTEM. Oleh : Sutiman Otomotif, FT UNY 1 PEMANFAATAN ON BOARD DIAGNOSTIC (OBD) PADA KENDARAAN BERBASIS ENGINE MANAGEMENT SYSTEM Oleh : Sutiman Otomotif, FT UNY Pendahuluan Elektronik Control Unit (ECU) atau Electronic Control Modul (ECM) pada

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada Gambar 3.1 menunjukan blok diagram sistem dari keseluruhan alat yang dibuat. Mikrokontroler. Pemantik Kompor.

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada Gambar 3.1 menunjukan blok diagram sistem dari keseluruhan alat yang dibuat. Mikrokontroler. Pemantik Kompor. BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan

Lebih terperinci

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM Simulasi Timer dan Counter PLC Omron Type ZEN sebagai (David A. Kurniawan dan Subchan Mauludin) SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL

Lebih terperinci

FLIGHT PLAN. Petunjuk Pengisian Flight Plan: Pilih menu UPLOAD DATA Flight Plan Create, tentukan station dan tanggal, kemudian klik Add.

FLIGHT PLAN. Petunjuk Pengisian Flight Plan: Pilih menu UPLOAD DATA Flight Plan Create, tentukan station dan tanggal, kemudian klik Add. FLIGHT PLAN Flight plan yang digunakan pada web Centralized Dispatch merupakan computerized flight plan, dimana perhitungannya dilakukan oleh sistem berdasarkan database di dalam server yang telah disesuaikan

Lebih terperinci

TRAFFIC ALERT AND COLLISION AVOIDANCE SYSTEM CAS) SEBAGAI ALAT NAVIGASI PADA CN-235

TRAFFIC ALERT AND COLLISION AVOIDANCE SYSTEM CAS) SEBAGAI ALAT NAVIGASI PADA CN-235 Makalah Seminar Kerja Praktek TRAFFIC ALERT AND COLLISION AVOIDANCE SYSTEM (TCAS) SEBAGAI ALAT NAVIGASI PADA CN-235 Bramono Hanindito (L2F 008 019) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci