GAGASAN PEMBELAJARAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GAGASAN PEMBELAJARAN"

Transkripsi

1 B GAGASAN PEMBELAJARAN 34

2 embelajaran matematika dianggap sulit karena diajarkan dengan cara konvensional dan siswa Psering harus membayangkan sesuatu, tanpa melihat peragaan. Hal ini menuntut gagasan-gagasan invovatif untuk membuat matematika menjadi menarik, kontekstual, dan bermanfaat. Pada bagian ini, kami menyajikan sejumlah gagasan yang diusung guru untuk membuat pembelajaran matematika menjadi mudah dan menyenangkan. Gagasan-gagasan itu dipraktikan dengan menggunakan media yang berbiaya rendah. 35

3 Matematika Bersahabat dengan Sampah Juli Eko Sarwono Si Guru Gila Kelas Matematika yang difasilitasi pak Eko dipenuhi Media yang terbuat dari barang bekas. Hasilnya sangat efektif untuk membuat siswa belajar aktif. embelajaran matematika di SMPN 19 Purworejo bersahabat dengan barang bekas Pdan sampah. Berawal dari bergabung dengan DBE3, model pembelajaran diberi kebebasan untuk berkreasi. Alhasil pembelajaran matematika menggunakan alat dan bahan dari sampah yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar. Untuk mengukur luas dan keliling lingkaran, kami menggunakan Compact Disc, tutup kaleng, dan roda sepeda motor sebagai sumber belajar. Masih dengan menggunakan kaleng: kaleng susu dan kaleng biskuit yang memiliki ukuran berbeda, saya bersama siswa menghitung luas permukaan tabung. Pembelajaran menghitung luas tabung menjadi mudah karena keliling lingkaran menjelma menjadi panjang dan tinggi tabung menjadi lebar persegi panjang. Tempat rokok, kardus mie instant, kotak pasta gigi, dan kardus susu digunakan siswa untuk pembelajaran matematika dengan kompetensi menghitung volum dan luas kubus serta balok. positif dan yang kosong mewakili bilangan negatif. Sampah lain yang mudah diperoleh adalah kalender tahun sebelumnya yang digunakan sebagai tempat menuliskan rangkuman materi dan atau kumpulan soal. Kalender bekas cocok sekali digunakan sebagai tempat menempelkan hasil diskusi siswa kemudian digunakan untuk presentasi siswa dan pemecahan masalah dalam dan antar kelompok. Terlihat siswa berani sekali ketika menyampaikan pendapatnya. Bola ping pong bekas juga kami gunakan untuk membuktikan luas permukaan bola. Bola dibelah menjadi dua, belahan bola dipaku di papan ukuran folio, kemudian dililiti tali sehingga permukaannya tertutup. Lilitan tali kemudian dipindahkan ke sampingnya. Siswa mencermati, ternyata lilitan setengah bola membentuk lingkaran. Melakukan pengurangan dan penjumlahan, siswa menggunakan gelas bekas air mineral yang kosong dan yang berisi. Gelas yang berisi mewakili bilangan 36

4 Koran bekas digunakan untuk mempelajari statistik dan gambar-gambar iklan dimanfaatkan untuk membandingkan bangun yang sebangun. Pentul korek api dan kerikil bisa digunakan untuk belajar barisan bilangan. Ranting dahan pohon sangat tepat untuk pembelajaran mengukur sudut. Hasil pengukuranya ditempelkan di kertas. Penggunaan ini sekaligus sebagai upaya mendekatkan siswa dengan alam; bahwa alam merupakan sumber belajar yang tidak pernah habis untuk dieksplorasi. Mobil mainan yang bentuk dan ukuranya berbeda dapat digunakan untuk pembelajaran tentang foto dan skala. Mempelajari materi foto dan skala dengan menggunakan mobil mainan akan cocok bila dilakukan di luar kelas. Dengan situasi yang berbeda pembelajaran berlangsung sangat menyenangkan. Pembelajaran penjumlahan suku-suku sejenis dilakukan di luar kelas. Sampah dipisahkan dan dikelompokan menurut jenisnya, kemudian siswa menghitung dan menyederhanakan, mengelompokan dengan menjumlahkan atau mengurangi. Untuk menghitung luas selimut dan luas permukaan kerucut dapat memanfaatkan kertas stofmap bekas. Mula-mula stofmap dibentuk kerucut lalu membuat kerucut lagi dengan ukuran yang sama dengan warna berbeda. Dua kerucut dirapatkan dan dilem perekat sebagian sisa ukuran kerucut dipotong, langkah selanjutnya siswa mengukur panjang sisi dan jari-jari kemudian menghitung luas selimut kerucut tersebut, metode ini sangat mengasyikan bagi siswa. Sisa kertas yang tidak dipakai bisa digunakan untuk menulis soal dan akan menarik bila memakai tehnik saling lempar. Setiap siswa menulis soal di kertas bekas kemudian kertas diremas-remas dijadikan seperti bom tangan. Setelah itu dalam hitungan yang sama siswa saling melempar bom tangan ke depan kelas. Pada saat yang sama mereka secara acak harus mengambilnya kembali dan soal yang ada di dalamnya dikerjakan. Setelah itu mereka saling mengoreksi jawaban didampingi oleh guru. Meskipun sederhana, siswa tampak begitu antusias melakukan permainan ini. 37

5 Mendekatkan Matematika dengan Kehidupan Nyata (1) Para siswa di dalam kelompok aktif bekerjasama membuat benda bangun ruang yang sering dijumpai di rumah, (2) Hasil karya siswa dalam pembelajaran, (3) Siswa belajar di pabrik pembuatan peralatan masak yang sesuai dengan benda ruang yang dibuatnya. embelajaran matematika seringkali menjemukan dan dianggap jauh dari realita kehidupan. Ini terjadi karena pembelajaran matematika sering Pterfokus pada menghafalkan fakta, mengolah rumus, dan kegiatan hitunghitungan. Belajar matematika lebih banyak bersifat prosedural (menjalankan prosedur). Pembelajaran matematika seharusnya lebih bermakna. Mengingat sifat matematika yang universal dan sangat dekat dengan kebutuhan hidup seharihari, bahkan tidak ada satu pun dalam kehidupan ini yang lepas dari matematika, penulis tertarik untuk mengemukakan gagasan pembelajaran matematika yang mampu menjadikan matematika terasa dekat dengan kehidupan sehari-hari. 38

6 Dalam rangka menjadikan matematika lebih bermakna, dan menjadikan matematika lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari, DBE3 sebenarnya telah mengenalkan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Inti dari pembelajaran kontekstual ini adalah menjadikan konteks sebagai alat pemicu belajar anak. Dengan mengkaji konteks, secara tidak langsung anakanak dibelajarkan matematika. Karenanya, kesan yang mengemuka adalah belajar konteksnya, bukan belajar matematika. Materi bangun ruang sebenarnya merupakan materi matematika yang sangat potensial untuk menunjukkan kedekatan matematika dengan kehidupan nyata. Di dalam kehidupan sehari-hari, sangat banyak benda yang cocok untuk digunakan dalam belajar matematika. Beberapa di antaranya adalah dandang atau periuk (tempat nasi), peralatan musik drum band, topi pak tani, dan kotak beras. Ajak anak-anak untuk membuat dandang (tempat nasi), drum band, topi pak tani, kotak beras dari bahan bekas. Untuk memudahkan pembuatannya (karena dalam kesempatan ini pelajarannya bukan tentang pelajaran keterampilan), kita bisa membantu mereka dengan membuatkan contoh jaring-jaringnya. Akan tetapi, kalau kita menginginkan agar mereka memiliki pemahaman yang cukup baik tentang luas, berikan kepada mereka satu bahan dengan luas tertentu, dan minta mereka membuat dandang, drum band, topi pak tani, kotak beras, dll dengan syarat luas permukaannya paling besar. Dengan cara demikian, di dalam membuat alat-alat tersebut, mereka akan mempertimbangkan dimensi ukuran dari masing-masing bangun ruang yang dibuatnya. Mereka tidak akan membuat seenaknya saja. Tentu akan lebih menarik lagi jika setelah selesai mengerjakan tugasnya, kepada mereka diberikan tugas untuk membandingkan luas permukaan masing-masing bangun ruang. Agar kemampuan berpikirnya berkembang, mungkin akan lebih baik jika sebelumnya mereka mendiskusikan terlebih dahulu aturan main menentukan luas dari bangun-bangun ruang tersebut. Semoga bermanfaat 39

7 Membelajarkan Persen dengan Tema BELANJA DI TOKO suatu toko, berikut dengan diskon yang berlaku untuk barang itu. Untuk menentukan harga sesudah diskon, guru bisa meminta siswa terlebih dahulu menentukannya secara individual, berpasangan, kelompok kecil, hingga secara klasikal. Cara lainnya adalah guru langsung memodelkan (secara klasikal) cara menghitung harganya. Untuk kegiatan awal pembelajaran, cara langsung pun boleh saja dilakukan. Setelah siswa cukup mengerti cara menghitung harga pembelian sesudah diskon, guru kemudian meminta siswa untuk duduk berkelompok. Sebagian ditetapkan sebagai kelompok pembeli dan sebagian lainnya sebagai kelompok penjual. Mereka diminta untuk bermain peran pelaksanaan jual beli suatu barang. Barang yang dijual hanya ada satu, tetapi diberi alternatif pembeliannya bermacam- macam. elanja di Toko seringkali memberikan inspirasi yang mengasyikkan untuk Bpembelajaran persen (atau materi aritmatika sosial lainnya). Diskon pembelian di toko, baik yang dilakukan secara tunai atau cicilan, bisa menjadi inspirasi pembelajaran matematika yang kontekstual. Karena itu, kita bisa menggunakan tema BELANJA di TOKO untuk membelajarkan aritmatika sosial. Berikut ide yang penulis bayangkan. Pembelajaran bisa dimulai dengan memberikan apersepsi dan membangkitkan motivasi siswa, terutama dengan melihat manfaat pelajaran ini dalam kehidupan sehari-hari. Guru mengadakan tanya jawab tentang hal-hal penting yang menarik perhatian kalau seseorang sedang belanja di toko atau supermarket. Setelah siswa menyebutkan tentang diskon, yang biasanya dinyatakan dalam persen, guru memberikan contoh harga barang di 40

8 Kalau dibayar tunai, diberi harga A dengan diskon x %. Kalau dicicil selama 3 kali diberi harga B dengan diskon y %. Kalau dicicil 6 kali, diberi harga C dengan diskon z %. Pembeli dan Penjual kemudian diberikan sejumlah uang mainan tertentu. Tugas pembeli adalah menawar dan membeli barang itu dengan salah satu cara dari 3 cara yang disediakan dan harganya harus yang paling murah. Tugas penjual adalah merayu pembeli sehingga mampu menjual barang itu dengan harga yang setinggi-tingginya. Dalam waktu 15 menit, jual beli harus dihentikan, dan ditetapkan siapa pembeli yang paling hemat, dan siapa penjual yang paling lihai. Pembeli yang paling hemat diberi hadiah. Demikian pula dengan penjual yang paling lihai. Setelah kelompok menjalankan peran jual beli itu secara bergantian, para siswa bisa diberikan LKS untuk lebih memantapkan keterampilan mereka menghitung diskon, dan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah yang terkait dengan diskon. Karena itu, di dalam LKS ini diberikan soal-soal yang menuntut siswa untuk berlatih dan melakukan refleksi. Di dalamnya, disediakan pula soal pemecahan masalah yang menuntut siswa menggunakan pemikiran tingkat tinggi. Selama siswa mengerjakan LKS ini, guru berkeliling melihat proses kerja siswa, dan mengadakan tanya jawab untuk memantau pemahaman mereka. Satu catatan penting, pada saat monitoring, menurut hemat penulis, fokus monitoring hendaknya diarahkan kepada mereka yang ditengarai kurang baik pemahamannya. Kalau dari hasil monitoring ini ternyata mereka ini memperlihatkan pemahaman yang baik, maka siswa yang lain bisa diharapkan memiliki pemahaman yang lebih baik lagi. Terimakasih. Selamat mencoba. 41

9 Ibu Nia membantu siswa melakukan proses percobaan di halaman sekolah. Menghitung Tinggi Kayu Menggunakan Perbandingan Senilai Heny Kurnia, S.Pd, Guru Matematika SMPN 4 Tanjungbalai, Sumatera Utara ayu bisa membantu dalam mempelajari matematika. Itu yang saya lakukan dalam KStandar Kompetensi Menggunakan bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel dan perbandingan dalam pemecahan masalah. Dengan menggunakan kayu saya lebih mudah untuk memenuhi target Kompetensi Dasar: Menggunakan perbandingan untuk menyelesaikan masalah. Kayu yang saya gunakan sangat sederhana dan bisa diperoleh dengan mudah. Saya hanya meminta siswa mebawa pegangan (gagang) sapu yang sudah tidak terpakai lagi. Jika tidak ada, maka ranting kayu yang lurus bisa sebagai gantinya. Panjang kayu tidak boleh lebih dari 200 cm, agar siswa tidak kerepotan membawanya. Sedangkan media pendukung seperti alat ukur dan alat penggali tanah tersedia di sekolah. Saya memulai pembelajaran dengan memberikan apersepsi selama lima menit. Di sini saya menyampakan bahwa pelajaran kali ini berhubungan dengan perbandingan senilai. Saya memberikan motivasi agar siswa dapat memahami materi ini dengan baik. Saya yakinkan bahwa siswa mampu mengetahui tinggi sebuah bangunan atau tiang yang tinggi tanpa mengukur secara langsung. Setelah itu, saya mengajak siswa bermain di lapangan. Alat dan bahan yang telah mereka sediakan dari rumah dibawa serta. Selama empat puluh menit, siswa diminta melakukan langkah-langkah yang ada pada lembar kerja (LK). Setelah itu, selama 20 menit siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok. Mereka mendemonstrasikan cara menghitung tinggi tiang dengan perbandingan senilai. Siswa menuliskan hasil percobaan secara berkelompok. Setelah presentasi kelompok selesai, saya memberikan penguatan kepada siswa selama lima menit. Saya ke m b a l i m e m p e r t e g a s metode penghitungan tinggi. Selanjutnya siswa diminta untuk membuat kesimpulan sendiri dan menuliskan jurnal refleksi. Proses pembelajaran berjalan lancar dan efektif. Untuk pengembangan, pembelajaran ini bisa digunakan untuk melatih siswa dalam menghitung tinggi benda yang sering ditemui di lingkungan sekitarnya. Misalnya menghitung tinggi rumah, tinggi gedung bangunan bertingkat, tinggi tiang listrik, tinggi tower telekomunikasi, dan lain sebagainya. Selamat Mencoba. 42

10 Memanfaatkan Permainan Sudoku untuk Belajar Bilangan Bulat Dikembangkan dari Praktik yang dilakukan oleh Nur Khamimah, S.Pd, Fasilitator Daerah DBE3 Mojokerto, Jawa Timur u Nur Khamimah S.Pd menceritakan bahwa terdiri dari dua angka, tiga angka atau yang lain. beliau memanfaatkan permainan Sudoku Buntuk membelajarkan Bilangan Bulat di MTs Kedua, setelah siswa berhasil mengisi semua kotak Brawijaya. Beliau mengatakan bahwa dengan cara sesuai dengan aturan main Sudoku, para siswa tersebut siswanya menjadi sangat termotivasi. diminta untuk melakukan eksplorasi. Kepada Mereka asyik bermain-main dengan bilangan bulat. mereka diberikan LKS, yang didalamnya mereka diminta untuk: Sayangnya, bilangan yang digunakan adalah bilangan 1. menghitung jumlah mendatar di setiap baris, asli saja, dan itupun dari 1 hingga 9, persis seperti menghitung jumlah vertikal di setiap kolom, dan permainan sudoku aslinya. Akibatnya, mereka tidak menghitung jumlah diagonal; berkesempatan belajar bilangan bulat. Mereka pun 2. memilih salah satu dari 9 kelompok 3 x 3 hanya mengurutkan bilangan saja sesuai aturan yang bilangan, dan menghitung sekali lagi jumlah berlaku. Karena itu, penulis mencoba mendatar, vertikal, dan diagonalnya; mengembangkan suatu gagasan pembelajaran yang 3. menemukan salah satu sifat menarik untuk memanfaatkan permainan Sudoku ini agar mereka disampaikan kepada kelas (open ended) belajar bilangan bulat. Pembelajaran bisa diteruskan dengan meminta anak Pertama-tama, bilangan yang digunakan adalah untuk menyajikan temuannya, atau dengan teknik bilangan campuran antara bilangan bulat positif, nol, sharing lainnya (kunjung karya, karya kunjung, dll). dan negatif. Dalam hal ini, penulis menyarankan penggunaan bilangan -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4. Dengan cara ini, para siswa diharapkan belajar tentang bilangan bulat sambil bermain. Nuansa Kalau sudah mahir dengan bilangan-bilangan ini, kita bermain ini diharapkan membuat mereka merasa bisa menggunakan bilangan-bilangan bulat yang asyik dalam belajar matematika. 43

11 Teorema Pythagoras untuk Pemecahan Masalah Didin Mahpudin, Guru SMPN 4 Pagaden, Subang dan Ence Tajudin Guru SMPN 2 Panggarangan, Lebak, Banten SK nomor 3: Menggunakan Teorema Pythagoras dalam pemecahan masalah. KD nomor 3.1: Menggunakan Teorema Pythagoras untuk menentukan panjang sisi-sisi segitiga siku-siku. Langkah-langkah pembelajaran yang bisa kita lakukan adalah sebagai berikut, Sebagai pengantar (10 menit), guru memberitahukan bahwa dalam kegiatan selama 80 menit peserta akan menemukan: (a) panjang sisi segitiga siku-siku dengan berbagai ukuran dan (b) hubungan panjang sisi segitiga siku-siku. Pada kegiatan inti (60 menit), siswa mengerjakan LK yang telah disediakaan secara berkelompok dan mereka kemudian memajang hasil karyanya (20 menit). Siswa menyajikan hasil karya kelompok untuk disajikan dan mendapat tanggapan dari kelompok lain (40 menit). Pada bagian akhir, siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan mengenai cara penggunaan teorema Pythagoras dalam pemecahan masalah. Guru juga bersama para siswa melakukan refleksi pembelajaran guna mengukur tingkat keefektifan pembelajaran. Sebelum pulang, siswa juga didorong untuk menerapkan hukum Pythagoras dalam kehidupan. 44

12 45

13 Luas Muka dan Volume Kubus, Balok, Prisma, dan Limas Sopiandi Resmana, Guru MTs At-Ta awun, Garut, Jawa Barat SK nomor 5: Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya KD nomor 5.3: Menghitung luas permukaan dan volum kubus, balok, prisma dan limas Proses Belajar Membahas tujuan pembelajaran; Membahas manfaat mempelajari materi ini dalam kehidupan sehari-hari; Guru dan siswa bertanya jawab untuk mengingat cara dan rumus penghitungan volum kubus dan balok; Siswa bekerja dalam kelompok untuk mengidentifikasi wadah mana yang tercepat untuk mengisi bak air; Siswa dalam kelompok menghitung perbedaan volum wadah berbentuk kubus dengan wadah berbentuk balok; Siswa melakukan refleksi mengenai materi yang telah dipelajari; Pembahasan tugas pengembangan untuk kegiatan di rumah. 46

14 ? 47

15 C SERBA SERBI 48

16 embar kerja (LK) merupakan salah satu alat bantu yang dapat digunakan guru sewaktu mengajar. LK yang baik Lmendorong siswa untuk antara lain melakukan penemuan, penyelidikan, pemecahan masalah, berimajinasi, dan mengkreasi; daripada hanya sekedar melakukan apa yang diperintahkan di LK. 49

17 Meningkatkan Kepercayaan Diri Anggota Kelompok uatu saat aku memberikan soal pemecahan masalah tentang segitiga kepada siswa-siswaku. SAku minta mereka mengerjakan dalam kelompok, dan soalnya adalah sebagai berikut: Pada persegipanjang berikut ini. Jika angka-angka a, b, dan c pada gambar tersebut menyatakan panjang sisisisi yang bersesuaian (dalam cm), berapakan jumlah jarak dari T ke PS dan T ke SR (dalam dm). Ternyata, di setiap kelompok, selalu saja ada siswa yang pasif, dan tidak berpartisipasi. Mereka hanya menonton teman-temannya bekerja dan tidak berkontribusi sama sekali. Kudekati mereka yang pasif, dan kutanya dengan sabar dari hati ke hati. Mengapa tidak berpartisipasi? Mengapa diam saja?. Ternyata jawaban mereka hampir sama. Tidak bisa pak. Akupun bertanya lebih lanjut Kalau kalian bisa apakah ada jaminan bahwa kalian akan aktif berpartisipasi dalam diskusi kelompok? Mereka pun menjawab Pasti, pak. Kalau kami bisa, maka kami akan bangga sekali. Apalagi kalau kami kelihatan hebat di mata teman-teman yang biasanya lebih pandai. Maka akupun berinisiatif. Kupanggil masing-masing satu orang dari setiap kelompok, terutama mereka yang biasanya agak kurang pandai, untuk ke luar dari kelas. Kukumpulkan mereka, dan kuadakan tanya jawab yang dengan itu akhirnya mereka bisa menjawab soal itu. Mereka mengangguk-angguk melihat bahwa ternyata penyelesaiannya sederhana. Ketika mereka kutanya Apakah kalian sudah mengerti?, secara serempak mereka mengatakan Sudah, pak.. Ketika kutanyakan lebih lanjut, apakah kalian mampu menerangkan kepada teman-teman kalian?, sebagian dari mereka ragu, tetapi sebagian dari mereka mengatakan mampu. Setelah kuulangi lagi penjelasannya dan mereka kemudian memperoleh keyakinan tinggi untuk menjelaskannya kepada temannya, akupun meminta mereka untuk kembali ke kelompok dan berpartisipasi dengan memeriksa jawaban temannya serta memberikan penjelasan tentang cara yang sudah diperolehnya dariku. Ketika mereka kembali ke kelompok, ternyata hampir semua mampu menjelaskan kepada teman-teman di kelompoknya. Teman-temannya pun terlihat sepenuh hati mendengarkan penjelasan dan bertanya kalau dipandang perlu. Diskusi kelompok terlihat berjalan dengan baik. Anak yang semula pasif, menjadi aktif. Hebatnya lagi, sejak saat itu, mereka menjadi lebih percaya diri, dan tidak segansegan bertanya kepada temannya kalau memang tidak mengerti. Mereka juga berani bertanya kepada guru soal-soal lain yang mereka cari dari tempat lain. Sungguh, semangat belajar yang berkembang. a S P 9 b T c 16 Q R 50

18 Lembar Kerja yang Membuat Siswa Berpikir Tingkat Tinggi embar kerja (LK) di atas adalah buatan Bapak Ngatman, guru MTsN Cepogo, LBoyolali, Jawa Tengah. Untuk menyelesaikan persoalan yang dikemukakan dalam lembar kerja tersebut siswa dituntut untuk menerapkan pemahaman tentang lingkaran. Pemahaman tentang apa sajakah itu? Selain pemahaman tersebut, yang lebih penting adalah logika berpikir tentang apa saja yang harus dicari sehingga panjang kawat keseluruhan dapat dihitung. Di samping kanan adalah hasil pengembangan lembar kerja tersebut. Coba bandingkan dengan LK asal, apa sajakah yang dituntut dari siswa oleh LK hasil pengembangan ini? 51

19 Lebih Mudah Mengerjakan Soal Matematika Liana Zahara (13) itu nama saya. Sekarang saya belajar di SMP Negeri 2 Binjai-Sumatera Utara. Saat menulis cerita ini, saya tengah menyiapkan diri menghadapi final kompetisi matematika PASIAD se-indonesia. engikuti kompetisi bukan perkara gampang bagi saya. Selain banyak pesaing, Msoal-soal yang disajikan juga beragam. Tidak mudah untuk mengerjakannya. Ini benarbenar kompetisi yang ketat. Saya cukup tertolong dalam persiapan. Metode pembelajaran yang dijalankan di sekolah banyak membantu saya. Di sekolah kami belajar secara berkelompok. Dalam kelompok kami dibiasakan untuk bertukar pendapat. Perbedaan pendapat adalah hal yang biasa. Kami bisa menerima itu dengan baik. lebih mengerti maka saya akan membantunya. Cara belajar di sekolah kami memang berbeda. Hubungan kami dengan guru terasa lebih dekat. Kami diijinkan untuk mengemukakan pendapat. Ruang kelas kami juga tampak berbeda. Banyak karya kami ditempel di seluruh permukaan dinding kelas. Ruang kelas kami seperti itu membuat saya lebih nyaman mempersiapkan diri. Saya pun lebih percaya diri untuk menghadapai kompetisi. Semoga saya berhasil! Hal yang menyenangkan dalam belajar berkelompok adalah kami bisa berbagi pengetahuan. Soal-soal matematika yang rumit, misalnya, bisa kami selesaikan bersama-sama. Jika saya kurang mengerti cara menyelesaikan salah satu soal, saya bisa bertanya kepada kawan saya yang lebih paham. Dia akan membantu saya bagaimana mengerjakannya. Cara dia menjelaskan juga lebih sederhana sehingga saya lebih cepat mengerti. Begitu pula sebaliknya, jika saya yang 52

20 Replikasi BTL 2 di MTs N Karangtengah, Demak, Jawa Tengah Pembelajaran Penyajian Data Statistika dengan Model Proyek embelajaran matematika dengan tujuan pembelajaran menyajikan data dengan tabel, diagram batang dan diagram garis dirancang Puntuk melatih siswa mampu mengkomunikasikan hasil pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif bertujuan agar siswa dapat bekerja sama antar mata pelajaran matematika dengan mengadakan replikasi madiri. Siswa didorong anggota kelompok yang pada gilirannya siswa menggunakan tempat parkir dan plat nomor sepeda mampu mencapai kecakapan sosial. motor sumber belajar. Orientasi pembelajarannya adalah kerja proyek, yaitu menugaskan siswa untuk melakukan investigasi, perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengelolaan, dan penyajian data yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu. Sebagai madrasah, MTs Negeri Karangtengah juga berkeinginan untuk meningkatkan kompetensi guru-guru khususnya Guru memulai pelajaran dengan melakukan tanya jawab tentang manfaat belajar statistika dan penyajian data. Sebagai connection, guru memperlihatkan contoh diagram garis dan diagram batang pada koran atau surat kabar. Dari hasil pengamatan contoh diagram tersebut siswa secara berkelompok keluar kelas menuju tempat parkir untuk mencatat angka satuan atau ribuan plat nomor sepeda motor. Data hasil pengamatan dicatat di lembar kerja dan didiskusikan di dalam kelompok, untuk membuat tabel, diagram garis, dan diagram batang. Tidak lupa setiap kelompok membuat karya siswa dalam bentuk diagram batang dan garis nomor satuan atau nomor ribuan plat nomor bapak/ibu guru dan karyawan MTs Negeri Karang Tengah Demak. 53

21 BTL 2 dan 3 Menjawab Peran Guru dalam Mengembangkan Potensi Siswa Yadi Suyanto, Distrik Fasilitator Grobogan, Jawa Tengah alam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang sistem pendidikan Nasional, Pasal 39, Dayat 2, Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta pengabdian kepada masyarakat. Sedangkan dalam pasal 32 ayat 1 disebutkan bahwa pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi siswa yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat yang istimewa. Berdasarkan ketentuan tersebut dan pengalaman kami setelah mengikuti pelatihan dan pendampingan, BTL 2 dan 3 mampu menjawab dan memberikan pelatihan Guru berperan yang sangat besar dalam megembangkan potensi belajar siswa, seperti yang ada dalam BTL 2 Unit 2A dan BTL 3 Unit 2A tentang bagaimana seorang Guru dapat merumuskan pertanyaan tingkat tinggi yang dikemas pada Lembar Kerja sehingga siswa diarahkan pada proses belajar kreatif dengan menggunakan proses berpikir divergen (proses berpikir ke macam-macam arah dan menghasilkan banyak alternatif penyelesaian) maupun proses berpikir konvergen (proses berfikir mencari jawaban tunggal yang paling tepat). Hal ini ketika kami melakukan pendampingan ke berbagai sekolah Mitra dan non Mitra (sekolah replikasi) ternyata para Guru mencoba untuk merumuskan pertanyaan tingkat tinggi yang dijabarkan pada lembar kerja dan mempraktikan dalam proses pembelajaran hasilnya mampu memicu siswa untuk menyelidiki, menemukan, memecahkan masalah dan mengkreasi. Dalam pelatihan BTL 2 Unit 3 dan BTL 3 Unit 2b yang mengupas tentang bagaimana Guru menggunakan lingkungan dan media yang merupakan potensi sumber belajar yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran, 54

22 dalam kontek ini pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa Guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator dari pada sebagai pengarah yang menentukan segala galanya bagi siswa. Sebagai fasilitator guru lebih banyak mendorong siswa (motivator) untuk mengembangkan inisiatif dalam menjajagi tugas-tugas baru. Guru harus bersifat lebih terbuka menerima gagasan-gagasan siswa dan lebih berusaha menghilangkan ketakutan dan kecemasan siswa yang menghambat pemikiran dan pemecahan masalah secara kreatif. Suasana belajar yang kooperatif dan berlatih untuk memecahkan masalah seperti yang dilatihkan dalam BTL 2 unit 2A dan 2C dari hasil pengamatan kami di lapangan ternyata sangat digemari para siswa dan Guru dan ini sepertinya sudah menjadi suatu kebiasaan pada sekolah-sekolah mitra dan replikasi DBE3 karena menurut beberapa guru yang kami dampingi, hal ini sangat memungkinkan siswa mengembangkan seluruh potensi kecerdasannya secara optimal. Suasana kegiatan belajar yang menarik, interaktif, merangsang kedua belahan otak siswa secara simbang, memperhatikan keunikan setiap siswa, melibatkan partisipasi aktif siswa, dan membuat seluruh potensi siswa berkembang secara optimal. Pemajangan hasil karya siswa dalam BTL 2 merupakan pelatihan yang sangat tepat untuk mengapresiasi kompetensi siswa dan pembelajaran kecakapan hidup antara lain mencakup aspek personal dimana seorang siswa dituntut untuk mampu mempresentasikan hasil pemikiran baik itu individu maupun mewakili kelompoknya di hadapan teman-temannya. Aspek akademik yang menuntut peran siswa untuk berpikir secara runtut dan logis, aspek sosial menuntut siswa untuk bekerja kooperatif sehingga membuahkan hasil karya yang optimal. Hal seperti ini tampak sekali nuansanya pada sekolah mitra dan replikasi yang pernah kami kunjungi di Kabupaten Grobogan tampak hasil karya dipajang baik itu di dalam maupun di luar kelas, dan hasil karya siswa yang dipajang sebenarnya dapat dijadikan sebagai sumber belajar bersama semua warga sekolah bahkan ada sekolah yang memiliki tempat tersendiri untuk mengkoleksi hasil karya tersebut dan sebagai bukti bahwa guru memiliki peran yang sangat besar untuk mengembangkan kemampuan potensi siswa adalah ketika ada showcase di tingkat kabupaten maupun provinsi. Bagaimana hasil karya siswa?...???... lua ar.ar biasa, dan jangan lupa selanjutnya tugas guru adalah mengembangkan potensi siswa menjadi kemampuan yang maksimal. 55

23 Domino Pecahan Alat Peraga Ibu Arfi Wahyuni, Guru Matematika Ku Fatur Rizky Pulungan, Siswa Kelas VIII-4 MTsN Lubuk Pakam, Sumatera Utara ami bermain kartu domino di kelas. Tapi kami tidak sedang bermain judi. Kartu yang kami Kmainkan berhubungan dengan pembelajaran. Ibu Arfi membuat kartu ini untuk memudahkan kami memahami pecahan senilai. Kartu yang kami pakai tidak berbeda dengan kartu domino biasa yang berumlah 28 kartu. Tapi tanda-tanda dalam kartu itu yang berbeda. Nilai pada kartu domino biasa ditentukan oleh banyak lingkaran. Maka pada kartu Ibu Arfi, lingkaran diganti dengan lambang bilangan pecahan. 56

24 Cara bermain domino matematika juga tidak beda. Pada kartu domino, urutan kartu ditentukan dari jumlah nilai yang sama. Demikian juga pada kartu ibu Arfi. Perbedaannya sangat sederhana. Misal, jika kartu yang diletakkan bernilai 1/2, maka saya harus mencari kartu dengan nilai yang sama. Saya bisa menggunakan 2/4 atau 3/6. Permainan ini semakin menarik karena ada kompetisi. Kami harus berlomba menghabiskan kartu secepat mungkin. Siapa yang lebih dulu menghabiskan kartu maka ia yang menang. Agar menang kami harus berpikir cepat dan tepat. Ini sungguh mengasikkan. Tawa kami sering meledak, karena kami silap menghitung nilai pecahan. Begitu pula ketika menang, kami gembira tidak ketulung. Asyik. Kini kami sering memainkan domino matematika. Semakin sering kami bermain, semakin cepat kami dapat menghitung pecahan senilai. 57

25 Buat Meja Yuk! Perhatikan tampak atas sebuah meja seperti terlihat pada gambar. Bagian meja yang berbentuk lingkaran dan berwarna coklat/hitam terbuat dari kayu jati, sedangkan bagian meja yang berbentuk persegi terbuat dari kaca. Jika diameter meja tersebut 98 cm, tentukanlah luas dari: Kaca yang dibutuhkan? Kayu jati yang diperlukan? Buatlah desain benda yang memadukan dua bangun datar dari bangun datar berikut: lingkaran, persegi, atau bidang datar lainnya. Tentukan pula ukuran dan kebutuhan bahannya. 58

26 Melalui DBE 3, Matematika Menemukan Rumahnya Kembali Nunung Komariah, S.Pd, Guru Matematika MTs Al-Rohmah Karangpawitan, Garut, Jawa Barat aya sebagai guru matematika telah lama merasakan Sketidakpuasan menyaksikan hasil proses pembelajaran matematika yang saya lakukan. Hasil belajar siswa rendah dan motivasi mereka untuk mengikuti pelajaran matematika rendah. Pada saat pembelajaran berlangsung, yang aktif dalam diskusi maupun menyelesaikan soal-soal hanya siswa yang tergolong cerdas itupun satu hingga dua orang saja dalam setiap kelas. Kondisi ini kadang membuat saya frustasi. Berdasarkan pengamatan dan hasil bincang-bincang dengan siswa, saya mengetahui bahwa ternyata matematika di mata mereka adalah mata pelajaran yang kurang menyenangkan untuk dipelajari dan bahkan cenderung ditakuti dan dihindari siswa. Berdasarkan fakta tersebut bergelayut pertanyaan yang selalu mengganggu pikiran saya: Mengapa siswa berpendapat demikian? dan bagaimana agar pelajaran matematika menjadi lebih menyenangkan untuk dipelajari? Dalam rangka menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut, saya sering bertanya pada rekan-rekan guru yang saya anggap mampu menjawabnya, sedikit membaca buku, atau mempraktikkan dalam pembelajaran ide-ide yang saya peroleh dari rekanrekan guru atau ide saya sendiri. Dari kegiatan- kegiatan yang saya lakukan itu sebagian saya menemukan jawaban dan sebagian lagi tidak. Sementara masih dalam proses pencarian, bergema sebuah istilah yang baru saya dengar Decentralized Based Education (DBE) 3. Melalui serangkaian pelatihan yang dilaksanakan, mulai dari Better Teaching and Learning 2 (BTL 2) hingga BTL 3 yang saya ikut di dalamnya sebagai peserta, secara Siswa mempersentasikan hasil kerja kelompok. perlahan saya menemukan pencerahan dan saya menemukan jawaban atas pertanyaan yang selama ini mengganggu saya. Di samping itu muncul semangat baru dalam diri saya sebagai seorang guru dan memperoleh banyak keterampilan baru yang sebelumnya tidak saya miliki. Melalui kegiatan-kegiatan dalam pelatihan DBE, kami diajari banyak hal diantaranya adalah tentang perubahan sikap dan pola pikir dalam mengajar. Dulu, kami mengajar semata-mata adalah bagaimana agar siswa mampu memahami dan mampu menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Istilah karya siswa tidak kami kenal dalam pelajaran matematika. Karya siswa kami anggap hanya sesuai untuk mata pelajaran keterampilan. Namun kini, kami sadar bahwa karya siswa merupakan salah satu bukti hasil belajar siswa yang sama pentingnya dengan kemampuan siswa menyelesaikan soal-soal yang kami berikan. Karya siswa yang dihasilkan tidak berhenti sampai di situ saja namun kami pilih yang terbaik dan dipajangkan di dinding kelas pada tempat yang telah disiapkan sebelumnya. Tujuan pemajangan 59

27 Siswa bekerja bersama-sama dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Proses kerja kelompok ini melatih siswa memecahkan masalah bersama-sama. Siswa bisa berbagi pengatahuan dan pengalamannya. tersebut adalah di samping sebagai sumber belajar juga sebagai bentuk penghargaan kepada siswa atas karyanya. Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan ternyata sikap siswa lebih antusias dalam belajar. Mereka termotivasi untuk menghasilkan karya yang terbaik, untuk menyampaikan pendapatnya dalam diskusi, dan banyak lagi hal positif lain ditunjukkan siswa yang sebelumnya jarang terjadi di kelas kami. Bentuk lain dari perubahan pola pikir yang kami alami adalah pada Lembar Kerja (LK). Dulu, kami menganggap LK kurang bermanfaat bagi pembelajaran. LK yang kami gunakan pada umumnya diperoleh di pasaran dan tidak pernah ada upaya untuk menganalisis apakah LK tersebut sesuai dengan Standar Isi matematika atau tidak, apakah sesuai dengan konteks lingkungan siswa di sekolah kami atau tidak. Ringkasnya kami hanya menggunakan LK yang kami peroleh di pasaran tanpa keinginan mengetahui lebih lanjut apa dan bagaimana isi dari LK itu. Kini, kami menganggap bahwa LK adalah bagian penting dari proses pembelajaran di kelas. LK sangat membantu dalam pencapaian kompetensi yang akan kami belajarkan. Dengan demikian LK harus sesuai dengan konten dan konteks keseharian siswa. Konsekwensinya adalah kami harus menganalisis LK yang sudah ada dan ujung-ujungnya kami harus membuat sendiri LK yang akan kami gunakan karena hampir tidak ada LK yang ada di pasaran yang sesuai dengan harapan kami. Melalui latihan dan diskusi dengan teman-teman alumni pelatihan BTL 2 dan BTL 3, akhirnya kami dapat merumuskan berbagai LK matematika yang telah kami cobakan di kelas. LK yang kami buat tersebut jauh berbeda dengan LK yang ada di pasaran. Di samping LK yang kami buat kami sesuaikan dengan standar isi juga kami arahkan agar LK tersebut dapat menghasilkan karya siswa. Sebagai contoh, saya buat sebuah LK untuk materi mencari Luas Lingkaran. Di dalam LK terdapat beberapa perintah seperti dibawah ini: Buatlah sebuah lingkaran dan bagi kedalam 16 juring yang sama bentuk dan ukuran, kemudian potong. Bagilah setiap juring menjadi 2 potongan yang sama besar. Susun kembali potongan-potongan tersebut sehingga membentuk sebuah persegi panjang. Selidiki luas persegi panjang tersebut dengan memperhatikan unsur-unsur lingkaran (jari-jari dan dan keliling lingkaran). Semua siswa mengerjakan perintah-perintah tersebut, dengan mudah saya membantu dan mengarahkan siswa untuk menemukan hasil yang akan dicari. 60

28 Pada saat itu terlihat sekali kebanggaan di raut muka mereka ketika menyelesaikan pekerjaannya yaitu menemukan rumus luas lingkaran. Mereka dengan penuh semangat segera mengacungkan tangan seraya berkata lantang Bu, saya sudah selesai!! atau secara tidak sengaja saya mendengar kata a ha! dan hal-hal lain yang sebelumnya jarang dirasakan. Berdasarkan pengamatan tersebut dapat saya disimpulkan bahwa LK yang kami buat tersebut dapat merangsang dan menggiring mereka untuk berfikir dan berbuat (learning by doing) sehingga pembelajaran terpusat pada siswa. Saya merasa bahwa saat pembelajaran berlangsung, saya tidak lagi banyak memberikan informasi dalam bentuk ceramah seperti sebelumnya namun saya lebih banyak berperan sebagai fasilitator. Suasana pembelajaran di kelas terasa menyenangkan. Saya sebagai guru bersemangat membelajarkan siswa, mereka sebagai siswa bersemangat mengikuti proses pembelajaran. Hubungan kami dengan siswa terasa sangat dekat. Kami ibarat sebuah keluarga. Saya ibunya, mereka anak-anak saya. Kelas adalah rumah kami. Kami sadar bahwa rumah harus menjadi surga bagi kami. Oleh sebab itu kami harus meningkatkan eksistensi kami sebagai tuan rumah Di rumah kami, kami dapat meningkatkan rasa bangga. Kami nyaman melakukan aktivitas kami sehari-hari. Maka dengan bangga kami mengatakan, Inilah rumah kami. Siswa maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok. 61

Lebih Mudah Mengerjakan Soal Matematika

Lebih Mudah Mengerjakan Soal Matematika Lebih Mudah Mengerjakan Soal Matematika Liana Zahara (13) itu nama saya. Sekarang saya belajar di SMP Negeri 2 Binjai-SUMUT. Saat menulis cerita ini, saya tengah menyiapkan diri menghadapi final kompetisi

Lebih terperinci

GAGASAN PEMBELAJARAN

GAGASAN PEMBELAJARAN B GAGASAN PEMBELAJARAN 14 embelajaran matematika dianggap sulit karena diajarkan dengan cara konvesional dan Pmengandalkan imajinasi.tantangan ini menuntut gagasan-gagasan invovatif untuk membuat matematika

Lebih terperinci

CERITA-CERITA HASIL PROSES PEMBELAJARAN

CERITA-CERITA HASIL PROSES PEMBELAJARAN A CERITA-CERITA CERITA-CERITA HASIL PROSES PEMBELAJARAN embelajaran aktif yang dikemas dengan cara kreatif dan menyenangkan, tentu menyisakan Pcerita-cerita berkesan. Kesan itu tidak hanya tertangkap dari

Lebih terperinci

embelajaran matematika di SMPN 19 positif dan yang kosong mewakili bilangan negatif. Purworejo bersahabat dengan barang bekas

embelajaran matematika di SMPN 19 positif dan yang kosong mewakili bilangan negatif. Purworejo bersahabat dengan barang bekas Matematika Bersahabat dengan Sampah Juli Eko Sarwono Si Guru Gila Kelas Matematika yang difasilitasi pak Eko dipenuhi Media yang terbuat dari barang bekas. Hasilnya sangat efektif untuk membuat siswa belajar

Lebih terperinci

Praktik-praktik pembelajaran yang baik sebagai dampak dari pelatihan tersebut dihimpun dalam buku ini yang terdiri dari 6 jilid sebagai berikut:

Praktik-praktik pembelajaran yang baik sebagai dampak dari pelatihan tersebut dihimpun dalam buku ini yang terdiri dari 6 jilid sebagai berikut: Decentralized Basic Education 3 (DBE3), program yang didukung dana dari USAID, telah bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Departemen Agama dari tahun 2006 s.d. tahun 2011, di 44 kabupaten/kota di enam

Lebih terperinci

contoh lidi yang digunakan dalam pembelajaran Siswa membuat seindiri media yang dibutuhkan Semua siswa aktif menggunakan media

contoh lidi yang digunakan dalam pembelajaran Siswa membuat seindiri media yang dibutuhkan Semua siswa aktif menggunakan media 2. Dengan rumus Pythagoras di atas, siswa diminta untuk menentukan rumus untuk jenis segitiga yang lain 4. Siswa diminta pendapatnya tentang tiga sisi yang tidak bisa membentuk segitiga. contoh lidi yang

Lebih terperinci

Kolaborasi Modeling dan Lembaran Kerja untuk Memahamkan Materi Himpunan Eneng Erliani, S.Pd, Guru SMPN 4 Tarogong Kidul, Jawa Barat

Kolaborasi Modeling dan Lembaran Kerja untuk Memahamkan Materi Himpunan Eneng Erliani, S.Pd, Guru SMPN 4 Tarogong Kidul, Jawa Barat (Kiri Kanan): Siswa mengerjakan lembaran kerja (LK) bersama-sama dalam kelompok, proses ini membantu siswa memecahkan masalah bersama-sama; siswa melakuan shoping window atau belanja gagasan dengan melihat

Lebih terperinci

42. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A)

42. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A) 42. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai

Lebih terperinci

Menemukan Rumus Luas Lingkaran dengan Konteks Bundaran Air Mancur Palembang. Novita Sari

Menemukan Rumus Luas Lingkaran dengan Konteks Bundaran Air Mancur Palembang. Novita Sari Menemukan Rumus Luas Lingkaran dengan Konteks Bundaran Air Mancur Palembang Novita Sari A. PENDAHULUAN Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan mempunyai peran

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah : SD Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : I/1 Tema : Diri Sendiri, Keluarga Standar Kompetensi : 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan

Lebih terperinci

KISI KISI UJIAN SEKOLAH TULIS

KISI KISI UJIAN SEKOLAH TULIS KISI KISI UJIAN SEKOLAH TULIS Mata Pelajaran : Matematika Bentuk Soal : PGB Satuan Pendidikan : SMP Jumlah Soal : 40 Tahun Pelajaran : 2015/2016 Penyusun : Tatik Triagustinah Waktu : 120 menit Penelaah

Lebih terperinci

Luas Muka dan Volume Kubus, Balok, Prisma, dan Limas

Luas Muka dan Volume Kubus, Balok, Prisma, dan Limas Luas Muka dan Volume Kubus, Balok, Prisma, dan Limas Sopiandi Resmana, Guru MTs At-Ta awun, Garut, Jawa Barat SK nomor 5: Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya serta menentukan

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah : SD Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : V/2 Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar : 5.1 Mengubah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), gambar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), gambar 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaan, Pelaksanaan, dan Refleksi 4.1.1 Siklus 1 4.1.1.1 Perencanaan Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), gambar segi empat (persegi,

Lebih terperinci

KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Mapel Matematika kls VII s/d IX. 1-2

KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Mapel Matematika kls VII s/d IX. 1-2 KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Matematika. : SMP/MTs. : VII s/d IX /1-2 Nama Guru

Lebih terperinci

43. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

43. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B) 43. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai

Lebih terperinci

09. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

09. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan 09. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir

Lebih terperinci

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai

Lebih terperinci

PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMP/MTs DAN PEMBAHASAN

PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMP/MTs DAN PEMBAHASAN PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMP/MTs DAN PEMBAHASAN. * Indikator SKL : Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi tambah, kurang, kali, atau bagi pada bilangan. * Indikator Soal : Menentukan

Lebih terperinci

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai

Lebih terperinci

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B SMPN 2 Sirenja pada Materi Teorema Pythagoras Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala

Lebih terperinci

A. LATIHAN SOAL UNTUK KELAS 9A

A. LATIHAN SOAL UNTUK KELAS 9A A. LATIHAN SOAL UNTUK KELAS 9A. Hasil dari 5 ( 6) + 24 : 2 ( 3) =... A. -5 B. -6. 0 D. 6 2. Hasil dari 2 : 75% + 8,75 =... A. 4 B. 5. 6 D. 7 3. Uang Irna sama dengan 2 3 uang Tuti. Jika jumlah uang mereka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas V SDN Kebowan 02 Kecamatan Suruh dengan jumlah 21 siswa yang terdiri dari 10 siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Pembelajaran Reciprocal Teaching, Pembelajaran Konvensional, Kemampuan Komunikasi Matematis dan Skala Sikap 1. Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Reciprocal Teaching

Lebih terperinci

Kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pemakai buku ini sangat kami harapkan untuk penyempurnaan bahan ajar ini. Cisarua, Maret 2009

Kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pemakai buku ini sangat kami harapkan untuk penyempurnaan bahan ajar ini. Cisarua, Maret 2009 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena dengan rahmat dan perkenan-nya kami dapat menghadirkan bahan ajar yang disusun berdasarkan pada Standar Isi tahun 2006

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas melalui model pembelajaran langsung dengan permainan balok pecahan pada mata pelajaran matematika materi pecahan ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pratindakan Kegiatan pratindakan dilakukan oleh penulis dengan melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran, aktivitas belajar

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P) Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : IX / 1 (Ganjil) STANDAR KOMPETENSI : 1. Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

KI dan KD Matematika SMP/MTs

KI dan KD Matematika SMP/MTs KI dan KD Matematika SMP/MTs Kelas VIII Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ` BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Awal Pra Siklus Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di SMP Negeri 8 Salatiga pada kelas VIII B Semester II Tahun Ajaran 2011/2012. Kelas yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I A. Tahap Perencanaan Setelah diperoleh informasi pada waktu observasi, maka peneliti melakukan diskusi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Kondisi Awal. Penelitian ini dilakukan di kelas I SD Negeri Kebolampang Kecamatan Winong Kabupaten Pati Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

PENJABARAN KISI-KISI UJIAN NASIONAL BERDASARKAN PERMENDIKNAS NOMOR 75 TAHUN SKL Kemampuan yang diuji Alternatif Indikator SKL

PENJABARAN KISI-KISI UJIAN NASIONAL BERDASARKAN PERMENDIKNAS NOMOR 75 TAHUN SKL Kemampuan yang diuji Alternatif Indikator SKL PENJABARAN KISI-KISI UJIAN NASIONAL BERDASARKAN PERMENDIKNAS NOMOR 75 TAHUN 2009 Mata Pelajaran : Matematika No. 1. Menggunakan konsep operasi 1. Menghitung operasi tambah, kurang, kali dan 1.1. Menentukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan di kelas 5 SD Negeri Sukorejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Jumlah siswa di kelas 5 sebanyak 19 terdiri dari

Lebih terperinci

BIMBINGAN TEKNIS UJIAN NASIONAL TAHUN 2010 PENGEMBANGAN SOAL-SOAL TERSTANDAR. Oleh: R. Rosnawati

BIMBINGAN TEKNIS UJIAN NASIONAL TAHUN 2010 PENGEMBANGAN SOAL-SOAL TERSTANDAR. Oleh: R. Rosnawati BIMBINGAN TEKNIS UJIAN NASIONAL TAHUN 010 PENGEMBANGAN SOAL-SOAL TERSTANDAR A. Pendahuluan Oleh: R. Rosnawati Yang menjadi landasan atau dasar pelaksanaan Ujian Nasional (UN) adalah sebagai berikut: a)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan yang memaparkan uraian masing-masing siklus, mulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bagian pelaksanaan tindakan, akan diuraikan empat subbab yaitu kondisi awal, siklus 1, siklus 2 dan pembahasan

Lebih terperinci

SOAL-SOAL dan PEMBAHASAN UN MATEMATIKA SMP/MTs TAHUN PELAJARAN 2008/2009

SOAL-SOAL dan PEMBAHASAN UN MATEMATIKA SMP/MTs TAHUN PELAJARAN 2008/2009 SOAL-SOAL dan PEMBAHASAN UN MATEMATIKA SMP/MTs TAHUN PELAJARAN 2008/2009 1. Hasil dari ( 18 + 30): ( 3 1) adalah. A. -12 B. -3 C. 3 D.12 BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN ( 18 + 30): ( 3 1) = 12

Lebih terperinci

Kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pemakai buku ini sangat kami harapkan untuk penyempurnaan bahan ajar ini. Cisarua, Maret 2009

Kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pemakai buku ini sangat kami harapkan untuk penyempurnaan bahan ajar ini. Cisarua, Maret 2009 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena dengan rahmat dan perkenan-nya kami dapat menghadirkan bahan ajar yang disusun berdasarkan pada Standar Isi tahun 2006

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM Mata Pelajaran Jenjang : Matematika : SMP / MTs MATA PELAJARAN Hari / Tanggal : Rabu, 9 April 009 Jam : 08.00 0.00 WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM. Isikan identitas Anda ke dalam Lembar Jawaban Ujian Nasional

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah : SD Mata pelajaran : Matematika Kelas/Semester : II/2 Tema : Peristiwa Standar Kompetensi : 3. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka.

Lebih terperinci

1 m, maka jumlah anak yatim yang menerima. menerima Bilangan 3 jika dinyatakan dalam bentuk akar menjadi... A. 9 3 C. 5 2 B. 6 3 D.

1 m, maka jumlah anak yatim yang menerima. menerima Bilangan 3 jika dinyatakan dalam bentuk akar menjadi... A. 9 3 C. 5 2 B. 6 3 D. PREDIKSI UCUN THP I Sukses Ujian Nasional 204 No. Kisi-Kisi Jabaran Soal Prediksi Soal Menentukan hasil operasi hitung campuran bilangan bulat 2 Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan pembagian

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P No. 1 ) KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P No. 1 ) KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P No. 1 ) KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN Sekolah : SMP Negeri 9 Cimahi Kelas / Semester : IX / I Mata Pelajaran : Matematika Standar Kompetensi : Geometri dan Pengukuran

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan di M.Ts. Tarbiyatul Islamiyah (Taris) Lengkong yang letaknya di Desa Lengkong, Batangan, Pati, Jawa Tengah. M.Ts. ini berstatus

Lebih terperinci

PAKET I SOAL PENGAYAAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN

PAKET I SOAL PENGAYAAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN PAKET I SOAL PENGAYAAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN MATEMATIKA TAHUN 2014/2015 13 Pengayaan Ujian Nasional PAKET I SOAL PENGAYAAN UJIAN NASIONAL SMP/ MTs MATA PELAJARAN MATEMATIKA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Prasiklus/kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi

Lebih terperinci

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Supardjo MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) MATEMATIKA 22B Gemar Berhitung untuk Kelas II SD dan MI Semester Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Permendiknas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VIII E SMP N 2 Susukan semester I tahun ajaran 2012 / 2013 pada kompetensi dasar mendiskripsikan hubungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Tahap Identifikasi Masalah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Sebelum melakukan

Lebih terperinci

Soal-soal dan Pembahasan UN Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2007/2008

Soal-soal dan Pembahasan UN Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2007/2008 Soal-soal dan Pembahasan UN Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2007/2008 1. Hasil dari 1.764 + 3.375 adalah... A. 53 B. 57 C.63 D. 67 BAB VIII BILANGAN BERPANGKAT 4 2 15 1.764 3.375 4 x 4 16 1 3 1 1 64

Lebih terperinci

08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan 08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH KISI-KISI UJIAN SEKOLAH Matematika SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DAERAH KHUSUS IBUKOTA (DKI) JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012-2013 KISI KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2012-2013 Jenjang : SMP

Lebih terperinci

dibangun rumah, 3. Urutan naik dari pecahan 15%, 0,3, dan 4 a. 0,3 ; 15% ; 4

dibangun rumah, 3. Urutan naik dari pecahan 15%, 0,3, dan 4 a. 0,3 ; 15% ; 4 PEMNTPN UJIN NSIONL 0 No. Indikator Prediksi Soal. Menghitung hasil operasi tambah, kurang, kali, dan bagi pada bilangan bulat (). Hasil dari 9 (-0 : ) + (-3 x ) adalah. a. -8 c. 8 b. -8 d. 8. Menyelesaikan

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MALANG MGMP MATEMATIKA SMPN SATAP TRYOUT UN menit

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MALANG MGMP MATEMATIKA SMPN SATAP TRYOUT UN menit DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MALANG MGMP MATEMATIKA SMPN SATAP P.14 TRYOUT UN 2013 Mata Pelajaran Matematika Hari/Tanggal Waktu 120 menit 1. Hasil dari -15 + (-12 : 3) adalah... a -19 b -11 c -9 d 9 2. Hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal keaktifan belajar dan hasil belajar matematika pada siswa kelas 5 SD Negeri Jebeng

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK A. Analisis Aspek-Aspek yang Diteliti Antara Pembelajaran Tutor Sebaya dan Pembelajaran

Lebih terperinci

14. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SD/MI

14. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SD/MI 14. KOMPETENSI INTI DAN MATEMATIKA SD/MI KELAS: I Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut

Lebih terperinci

PAKET 1 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs

PAKET 1 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs PAKET 1 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs 1. * Kemampuan yang Diuji Menghitung hasil operasi tambah, kurang, kali dan bagi pada bilangan bulat Menentukan hasil operasi campuran bilangan bulat

Lebih terperinci

BAB II TABUNG, KERUCUT, DAN BOLA. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya

BAB II TABUNG, KERUCUT, DAN BOLA. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya BAB II TABUNG, KERUCUT, DAN BOLA Tujuan Pembelajaran Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya A. Pendahuluan Istilah tabung, kerucut, dan bola di sini adalah istilah-istilah

Lebih terperinci

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Ponco Sujatmiko MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) MATEMATIKA KREATIF Konsep dan Terapannya untuk Kelas IX SMP dan MTs Semester 1 3A Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN KELAS VII SEMESTER I. Mata Pelajaran : Matematika

PROGRAM PEMBELAJARAN KELAS VII SEMESTER I. Mata Pelajaran : Matematika PROGRAM PEMBELAJARAN KELAS VII SEMESTER I Mata Pelajaran : Matematika 191 PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 Nama Sekolah : Kelas/ Semester : VII/1 Mata Pelajaran : Matematika Aspek : BILANGAN Standar

Lebih terperinci

MINIMARKET GURU UNTUK BELAJAR PENGURANGAN. Sri Rejeki

MINIMARKET GURU UNTUK BELAJAR PENGURANGAN. Sri Rejeki Research Design: Pengurangan Bilangan Bulat MINIMARKET GURU UNTUK BELAJAR PENGURANGAN Sri Rejeki A. Pendahuluan Dalam pembelajaran matematika, operasi penjumlahan dan pengurangan merupakan salah satu materi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran dan Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Suruh 02 berlokasi di Desa Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Subyek dalam

Lebih terperinci

MINIMARKET GURU UNTUK BELAJAR PENGURANGAN Oleh:

MINIMARKET GURU UNTUK BELAJAR PENGURANGAN Oleh: MINIMARKET GURU UNTUK BELAJAR PENGURANGAN Oleh: Nikmatul Husna Sri Rejeki (nikmatulhusna13@gmail.com) (srirejeki345@rocketmail.com) A. PENDAHULUAN Dalam pembelajaran matematika, operasi penjumlahan dan

Lebih terperinci

Mata Pelajaran MATEMATIKA Kelas X

Mata Pelajaran MATEMATIKA Kelas X Mata Pelajaran MATEMATIKA Kelas X SEKOLAH MENENGAH ATAS dan MADRASAH ALIYAH PG Matematika Kelas X 37 Bab 1 Bentuk Pangkat, Akar, dan Logaritma Nama Sekolah : SMA dan MA Mata Pelajaran : Matematika Kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan Sekolah Dasar Negeri Dukuh 02 Salatiga. Penelitian ini rancang dengan menggunakan tahap-tahap penelitian seperti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kondisi Awal. Penelitian ini dilakukan di kelas I MI Miftahul Ulum Curah Keris Kalipang Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan Tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VII F SMP N 2 Susukan semester 2 tahun ajaran 2013 / 2014 pada kompetensi dasar mendiskripsikan Potensi

Lebih terperinci

model bangun lingkungan, kawat atau datar dari karton 2x40 menit Buku teks, sebangun? Mengapa? Teknik Bentuk

model bangun lingkungan, kawat atau datar dari karton 2x40 menit Buku teks, sebangun? Mengapa? Teknik Bentuk Sekolah : SMP Kelas : IX Mata Pelajaran : Matematika Semester : I(satu) SILABUS Standar : GEOMETRI DAN PENGUKURAN 1. Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan masalah 1.1 Mengiden

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Peneliatian dilakukan di SD Negeri Ujung-ujung 02 merupakan SD yang terletak di Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. SD Negeri Ujung-ujung 02 berada

Lebih terperinci

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

Tabel 1. Rata-rata Nilai Ujian Nasional Secara Nasional

Tabel 1. Rata-rata Nilai Ujian Nasional Secara Nasional Rekap Nilai Ujian Nasional tahun 2011 Pada tahun 2011 rata-rata nilai matematika 7.31, nilai terendah 0.25, nilai tertinggi 10, dengan standar deviasi sebesar 1.57. Secara rinci perolehan nilai Ujian Nasional

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas 4 SDN Salatiga 09. Total jumlah siswa di kelas 4 berjumlah 38 siswa, dengan total

Lebih terperinci

Latihan Soal Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah. SMP / MTs Mata Pelajaran : Matematika

Latihan Soal Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah. SMP / MTs Mata Pelajaran : Matematika Latihan Soal Ujian Nasional 00 Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah SMP / MTs Mata Pelajaran : Matematika Dalam UN berlaku Petunjuk Umum seperti ini :. Isikan identitas Anda ke dalam Lembar Jawaban

Lebih terperinci

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII ( 1 ) SEMESTER I

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII ( 1 ) SEMESTER I KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII ( 1 ) SEMESTER I 16 KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MATA PELAJARAN: MATEMATIKA Sekolah : SMP/MTs... Kelas : VII Semester : I

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Subyek Penelitian Penelitian dilakukan di kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Candiroto semester II tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 25 siswa.

Lebih terperinci

Copyright Hak Cipta dilindungi undang-undang

Copyright  Hak Cipta dilindungi undang-undang Latihan Soal UN SMP/MTs Mata Pelajaran : Matematika Jumlah Soal : 0. Hasil dari.7 +.75 adalah. 5 c. 57 d 7. Suhu di dalam kulkas - 0 C. Pada saat mati lampu suhu di dalam kulkas naik 0 C setiap menit.

Lebih terperinci

ANALISIS PENETAPAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

ANALISIS PENETAPAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) ANALISIS PENETAPAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) Nama Sekolah : SMP... Mata Pelajaran : MATEMATIKA Tahun Pelajaran : 2014/2015 Kelas : VIII (DELAPAN) Nilai Modus SEMESTER I (SATU) / GANJIL KI-1 dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bab ini akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi prasiklus, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi Prasiklus

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK Salah satu masalah yang dihadapi dalam pembelajaran matematika adalah

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN PAKEM SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2008/2009

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN PAKEM SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2008/2009 PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN PAKEM SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Kusnaeni SMP Negeri 3 Purworejo Jl. Mardihusodo 3 Kutoarjo, Purworejo

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Standar Kompetensi: Geometri 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Standar Kompetensi: Geometri 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Pertama (SMP) : IX (sembilan)/1(satu) : Matematika : 2 x 40 menit (1 pertemuan) A.

Lebih terperinci

TRY OUT 2 TAHUN PELAJARAN 2015/2016

TRY OUT 2 TAHUN PELAJARAN 2015/2016 1 TRY OUT TAHUN PELAJARAN 015/016 SMP/MTs MATEMATIKA Musyawarah Guru Mata Pelajaran MGMP MATEMATIKA SMP/MTs DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN LEMBATA Mata Pelajaran Jenjang Hari/Tanggal Jam

Lebih terperinci

Anita Windarini SMP Negeri 1 Sanggau anitanajori@rocketmail.com

Anita Windarini SMP Negeri 1 Sanggau anitanajori@rocketmail.com Windarini, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dan Media Manipulatif, 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD DAN MEDIA MANIPULATIF DALAM PEMBELAJARAN LUAS PERMUKAAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG

Lebih terperinci

SMP / MTs Mata Pelajaran : Matematika

SMP / MTs Mata Pelajaran : Matematika Latihan Soal Ujian Nasional 200 Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah SMP / MTs Mata Pelajaran : Matematika Dalam UN berlaku Petunjuk Umum seperti ini :. Isikan identitas Anda ke dalam Lembar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengembangan Instrumen Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan soal tes akhir siklus. Seluruh instrumen

Lebih terperinci

PAKET 3 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs

PAKET 3 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs PAKET 3 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs. * Kemampuan yang diuji. Menghitung hasil operasi tambah, kurang, kali dan bagi pada bilangan bulat Menentukan hasil operasi campuran bilangan bulat.

Lebih terperinci

LAMPIRAN A.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN)

LAMPIRAN A.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN) 148 LAMPIRAN A.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN) Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Matematika Pokok Bahasan : Bangun Datar Segi Empat Sub Pokok Bahasan : Persegi Panjang Kelas/Semester

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : IX / 2 (Genap) Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat bilangan berpangkat dan bentuk akar

Lebih terperinci

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E) 41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

15. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SMP/MTs

15. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SMP/MTs 15. KOMPETENSI INTI DAN MATEMATIKA SMP/MTs KELAS: VII Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL SMP/MTs

UJIAN NASIONAL SMP/MTs UJIAN NASIONAL SMP/MTs Tahun Pelajaran 2007/2008 Mata Pelajaran Jenjang : Matematika : SMP/MTs MATA PELAJARAN Hari/Tanggal : Selasa, 6 Mei 2008 Jam : 08.00-10.00 WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM 1. Isikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan observasi yang telah dilakukan peneliti terhadap hasil belajar siswa kelas 5 SDN Karangduren 04 sebelum dilaksanakan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus SD Negeri Salatiga 12 teletak di jalan Domas Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Jumlah total Siswa di SD Negeri Salatiga 12 sebanyak 200 siswa,

Lebih terperinci

PAKET 2 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs

PAKET 2 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs PAKET CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs 1. * Kemampuan yang diuji. Menghitung hasil operasi tambah, kurang, kali dan bagi pada bilangan bulat Menentukan hasil operasi campuran bilangan bulat.

Lebih terperinci

MENEMUKAN KONSEP LUAS TRAPESIUM DENGAN PENDEKATAN PERSEGI PANJANG DAN SEGITIGA Oleh:

MENEMUKAN KONSEP LUAS TRAPESIUM DENGAN PENDEKATAN PERSEGI PANJANG DAN SEGITIGA Oleh: MENEMUKAN KONSEP LUAS TRAPESIUM DENGAN PENDEKATAN PERSEGI PANJANG DAN SEGITIGA Oleh: Nikmatul Husna Sri Rejeki (nikmatulhusna13@gmail.com) (srirejeki345@rocketmail.com) A. PENDAHULUAN Bangun datar merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah dasar merupakan pondasi awal pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah dasar merupakan pondasi awal pendidikan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah dasar merupakan pondasi awal pendidikan yang sangat menentukan dalam suatu pendidikan. SD Kutowinangun 11 Salatiga ini merupakan SD imbas. Kelas di

Lebih terperinci