Anita Windarini SMP Negeri 1 Sanggau anitanajori@rocketmail.com
|
|
- Indra Jayadi
- 9 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Windarini, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dan Media Manipulatif, 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD DAN MEDIA MANIPULATIF DALAM PEMBELAJARAN LUAS PERMUKAAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DI KELAS IXE SMP NEGERI 1 SANGGAU Anita Windarini SMP Negeri 1 Sanggau anitanajori@rocketmail.com Abstrak: Model pembelajaran kooperative STAD telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di SMP Negeri 1 Sanggau pada materi menentukan Luas Permukaan Bangun Ruang Sisi lengkung. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan dengan langkahlangkah STAD adalah sebagai berikut: 1) membentuk kelompok yang beranggotakan 4-5 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan sebagainya), 2) guru menyajikan materi, 3) guru memberikan tugas kepada kelompok. Anggota yang sudah mengerti diminta untuk menjelaskan kepada anggota yang lain sampai semua anggota mengerti, 4) guru memberikan kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa secara individu, 5) guru mengoreksi hasil kuis, 6) guru mengumumkan hasil kuis dan pemenangnya, dan 7) kesimpulan. Materi yang disampaikan pada kegiatan pembelajaran tersebut adalah Luas Permukaan Bangun Ruang Sisi Lengkung. Pembelajaran dilaksanakan oleh guru mata pelajaran dengan menggunakan alat peraga berupa model-model bangun ruang sisi lengkung antara lain tabung, kerucut, dan cukup menarik perhatian siswa, sehingga siswa dapat mengikuti pembelajaran secara aktif. Kata kunci: Kooperative STAD, media manipulative, Luas Permukaan Bangun Ruang Sisi Lengkung. Tuntutan pendidikan di era globalisasi saat ini, yang sangat penting salah satunya adalah peningkatan kualitas pembelajaran. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran adalah dengan peningkatan kualitas guru, karena guru memiliki peranan sentral dalam proses pembelajaran di sekolah. Guru sebagai motivator dan fasilitator bagi siswa untuk dapat belajar secara efektif dan efesien. Berdasarkan pengalaman dari pembelajaran di kelas dan informasi dari beberapa guru SMP Negeri 1 Sanggau bahwa masih ada sebagian siswa SMP Negeri 1 Sanggau yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Siswa tersebut ada yang hanya diam saja, main sendiri dan kadang melamun. Kenyataan yang terjadi saat ini, masih ada guru yang sama sekali tidak dihiraukan oleh siswanya sendiri pada saat proses pembelajaran. Guru telah mencoba untuk mengatasinya, tetapi masih saja guru belum berhasil untuk memecahkan masalah tersebut, hal tersebut berakibat pada rendahnya hasil belajar, karena masih terdapat 42% siswa yang mendapat nilai dibawah KKM. Berdasarkan hasil diskusi antara guru mata pelajaran, bahwa pada umumnya dalam belajar, siswa menginginkan sebuah suasana yang harmonis dan menyenangkan. Hal tersebut sesuai dengan yang disampaikan DEPDIKNAS, yakni; Secara garis besar dalam PAKEM menggambarkan kondisi-kondisi sebagai berikut: 369
2 370, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 2, November 2014 a. Peserta didik terlibat dalam berbagai aktifitas yang mengembangkan ketrampilan, kemampuan, dan pemahamannya dengan menekankan pada belajar dengan berbuat (learning by doing). b. Guru menggunakan berbagai stimulus dan alat peraga, termasuk lingkungan sebagai sumber belajar agar pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan relevan bagi peserta didik. c. Guru menggunakan cara belajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk belajar kelompok. d. Guru mendorong peserta didik untuk menentukan caranya sendiri dalam menyelesaikan masalah, mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan peserta didik dalam menciptakan lingkungan sekolahnya sendiri. Untuk mengatasi permasalahan yang diuraikan tersebut perlu adanya suatu penelitian yang menerapkan suatu model pembelajaran tertentu yang dapat meningkatkan ketertarikan siswa pada materi pelajaran. Maka dipilihlah penerapan model pembelajaran kooperative STAD pada materi luas permukaan bangun ruang sisi lengkung di kelas IXE SMPN 1 sanggau. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sanggau dengan materi menentukan Luas Permukaan Bangun Ruang Sisi Lengkung kelas IX. Materi tersebut diambil karena dalam menentukan rumus luas permukaan bangun ruang sisi lengkung, sering kali guru hanya memberikan rumus jadi seperti yang ada pada buku teks tanpa mengetahui proses mendapatkan rumus tersebut. Hal ini dapat menyebabkan matinya kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika yang akan menyulitkan siswa ketika harus menghadapi soal yang berbeda. Untuk itu kreatifitas guru dalam menentukan media dan model pembelajaran yang tepat akan membuat pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa sehingga akan terjadi kontruksi pengetahuan secara baik. Model pembelajaran yang diterapkan pada model pembelajaran cooperative tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). Menurut Slavin (1995, dalam Subanji, 2013) langkah-langkah STAD adalah sebagai berikut: 1) membentuk kelompok yang beranggotakan 4-5 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan sebagainya), 2) guru menyajikan materi, 3) guru memberikan tugas kepada kelompok. Anggota yang sudah mengerti diminta untuk menjelaskan kepada anggota yang lain sampai semua anggota mengerti, 4) guru memberikan kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa secara individu, 5) guru mengoreksi hasil kuis, 6) guru mengumumkan hasil kuis dan pemenangnya, dan 7) kesimpulan. Dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran cooperative, peranan guru adalah mendorong dan atau mengkondisikan kelas sedemikian hingga siswa bekerjasama dalam suatu tugas bersama, dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas bersamanya (Subanji, 2013). Penerapan model pembelajaran cooperative STAD dalam pembelajaran Luas Permukaan Bangun Ruang sisi lengkung. Guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator dan berupaya mendampingi siswa agar tetap menggunakan kelompok dalam belajar. Dengan berkelompok siswa juga terbantu oleh teman dalam satu kelompok jika memerlukan bantuan dalam belajar (Edy Syarifudin dan Sugiyarni, 2011). Dengan demikian komunikasi siswa dalam kelompok dan bahasa siswa yang sebaya pada umumnya lebih mudah diterima oleh temannya. Dalam pembelajaran matematika sangat penting dengan menggunakan alat peraga untuk mengembangkan pemahaman siswa. Benda-benda fisik atau manipulative untuk memodelkan konsep-
3 Windarini, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dan Media Manipulatif, 371 konsep matematika merupakan alat-alat yang penting untuk membantu siswa belajar matematika (Subanji, 2013). Model pembelajaran cooperative STAD dan media manipulative membuat siswa antusias dan terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran cooperative STAD memberikan kesempatan kepada siswa yang kurang memahami materi terbantu oleh temannya yang telah memahami materi.. METODE Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IXE SMP N 1 Sanggau yang berjumlah 30 anak. Adapun latar belakang kelas ini dipilih sebagai subjek pembelajaran adalah: 1. Peneliti adalah guru matematika kelas IXE SMP N 1 Sanggau, sehingga mudah untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran 2. Berdasarkan teori, bahwa melalui penerapan Model pembelajaran cooperative STAD dan penggunaan media manipulative dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi menentukan Luas Permukaan Bangun Ruang Sisi Lengkung di kelas IXE SMPN 1 Sanggau. Sesuai dengan Standar Proses (dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007), salah satu tugas guru dalam menyusun perencanaan proses pembelajaran adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam penyusunan RPP tersebut, guru memilih dan memodifikasi metode pembelajaran untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa serta karakteristik siswa dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai. Sebagai salah satu pilihan, yang dapat digunakan dalam pembelajaran kooperatif adalah dengan STAD. Langkah-langkah Pelaksanaan Penerapan Model Pembelajaran Kooperative STAD Dan Media Manipulative Pembelajaran 1. Persiapan materi dan penerapan siswa dalam kelompok. Sebelum menyajikan pembelajaran guru harus mempersiapkan lembar kegiatan dan lembar jawaban yang akan dipelajarai siswa dalam kelompok-kelomok kooperatif. Kemudian menetapkan siswa dalam kelompok heterogen dengan jumlah maksimal 4-6 orang, aturan heterogenitas dapat berdasarkan pada : a. Kemampuan akademik (pandai, sedang dan rendah). Yang didapat dari hasil akademik (skor awal) sebelumnya. Perlu diingat pembagian itu harus diseimbangkan sehingga setiap kelompok terdiri dari siswa dengan siswa dengan tingkat prestasi seimbang. b. Jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan bawaan/sifat (pendiam dan aktif), dll. 2. Penyajian Materi Pelajaran a. Pendahuluan Di sini perlu ditekankan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok dan menginformasikan hal yang penting untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep-konsep yang akan mereka pelajari. Materi pelajaran dipresentasikan oleh guru dengan menggunakan metode pembelajaran. Siswa mengikuti presentasi guru dengan seksama sebagai persiapan untuk mengikuti tes berikutnya. b. Pengembangan. Dilakukan pengembangan materi yang sesuai yang akan dipelajari
4 372, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 2, November 2014 siswa dalam kelompok. Di sini siswa belajar untuk memahami makna bukan hafalan. Pertanyaanperanyaan diberikan penjelasan tentang benar atau salah. Jika siswa telah memahami konsep maka dapat beralih kekonsep lain. c. Praktek terkendali Praktek terkendali dilakukan dalam menyajikan materi dengan cara menyuruh siswa menjawab soal, memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan masalah agar siswa selalu siap dan dalam memberikan tugas jangan menyita waktu lama. 3. Kegiatan kelompok Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok sebagai bahan yang akan dipelajari siswa. Isi dari LKS selain materi pelajaran juga digunakan untuk melatih kooperatif. Guru memberi bantuan dengan memperjelas perintah, mengulang konsep dan menjawab pertanyaan. Dalam kegiatan kelompok ini, para siswa bersamasama mendiskusikan masalah yang dihadapi, membandingkan jawaban, atau memperbaiki miskonsepsi. Kelompok diharapkan bekerja sama dengan sebaik-baiknya dan saling membantu dalam memahami materi pelajaran. 4. Evaluasi Dilakukan selama menit secara mandiri untuk menunjukkan apa yang telah siswa pelajari selama bekerja dalam kelompok. Setelah kegiatan presentasi guru dan kegiatan kelompok, siswa diberikan tes secara individual. Dalam menjawab tes, siswa tidak diperkenankan saling membantu. Hasil evaluasi digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan kelompok. 5. Penghargaan kelompok Setiap anggota kelompok diharapkan mencapai skor tes yang tinggi karena skor ini akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan skor rata-rata kelompok. Dari hasil nilai perkembangan, maka penghargaan pada prestasi kelompok diberikan dalam tingkatan penghargaan seperti kelompok baik, hebat dan super. 6. Perhitungan ulang skor awal dan pengubahan kelompok Satu periode penilaian (3 4 minggu) dilakukan perhitungan ulang skor evaluasi sebagai skor awal siswa yang baru. Kemudian dilakukan perubahan kelompok agar siswa dapat bekerja dengan teman yang lain. PEMBAHASAN Dengan materi menentukan rumus luas permukaan bangun ruang sisi lengkung di kelas IXE. Kegiatan diawali dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu menentukan rumus luas permukaan bangun ruang sisi lengkung. Pada awal pembelajaran, siswa sudah mulai tertarik karena guru membawa banyak media (alat peraga) berupa modelmodel bangun ruang sisi lengkung. Media yang dibawa berupa model tabung, kerucut dan bola dengan berbagai ukuran. Selanjutnya guru memberikan apersepsi dengan bertanya kepada beberapa siswa mengenai nama-nama dari model bangun ruang dan unsur-unsurnya.
5 Windarini, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dan Media Manipulatif, 373 tabung yang dibuat oleh siswa pada pertemuan sebelumnya, dengan proses seperti berikut: Gambar 1. Peraga Bangun Ruang Sisi Lengkung Pada kegiatan inti, dimulai dengan menentukan rumus luas permukaan tabung dengan menggunakan jaring-jaring tabung. Guru menunjukkan gambar proses mendapatkan jaring-jaring tabung seperti berikut di papan tulis. Gambar 2. Jaring-jaring Tabung Selanjutnya secara berkelompok siswa menemukan luas permukaan tabung seperti berikut. Bidang tegak (selimut tabung) Alas Tutup Gambar 3. Luas Permukaan Tabung Berdasarkan gambar tersebut, guru bertanya kepada siswa, seperti berikut - Bangun datar apakah yang membentuk alas dan tutup tabung? Dan sebutkan rumus luas daerahnya! - Bangun datar apakah yang membentuk selimut tabung? Dan sebutkan rumus luas daerahnya! Selanjutnya siswa menemukan rumus luas tabung dengan media manipulative yang digunakan adalah jaring-jaring Gambar 4. Hasil Kerja Siswa Luas Selimut Tabung = Luas prsg.pjg = p x l = 2πr x t = 2πrt Luas Permukaan Tabung = Luas Alas + Luas Tutup + Luas Bidang Tegak = πr 2 + πr 2 + 2πrt = 2πr 2 + 2πrt = 2πr (r + t) Luas Permukaan Tabung Tanpa Tutup = Luas Alas + Luas Bidang Tegak = πr 2 + 2πrt = πr (r + 2t) Setelah siswa menemukan rumusrumus luas pada tabung, selanjutnya masing-masing kelompok mendeskripsikan hasil kerjanya pada kertas karton. Setelah berdiskusi masing-masing kelompok mempersentasikan hasilnya dan guru memberikan reward kepada masing-masing kelompok yang telah mempersentasikan hasil kerjanya dengan baik. Guru memberikan penguatan. Selanjutnya guru dan siswa membuat kesimpulan pembelajaran pada hari itu Pada kegiatan akhir, guru memberikan kuis secara individu. Nilai tersebut diakumulasi dalam kelompok untuk menentukan mana kelompok terbaik untuk mendapatkan reward kelompok terbaik. 369
6 374, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 2, November 2014 Dalam menentukan rumus luas permukaan kerucut, siswa diberikan gambar sebagai berikut : Gambar 5. Peraga Bangun Kerucut Gambar 8. Hasil Kerja Siswa Luas Juring AOB = x Luas lingkaran besar Gambar 6. Bangun Kerucut Luas Selimut Kerucut = x πs 2 = x πs 2 = πrs Luas Permukaan Kerucut = Luas alas + Luas Selimut = πr 2 + πrs = πr (r + s) Gambar 7. Luas Permukaan Kerucut Berdasarkan gambar tersebut, guru bertanya kepada siswa, seperti berikut - Bangun datar apakah yang membentuk alas kerucut? Dan sebutkan rumus luas daerahnya! - Apakah yang membentuk selimut kerucut? Dan sebutkan rumus luas daerahnya! Selanjutnya siswa menemukan rumus luas permukaan kerucut dengan media manipulative yang digunakan adalah jaring-jaring kerucut yang dibuat oleh siswa pada pertemuan sebelumnya, dengan proses seperti berikut: Setelah siswa menemukan rumusrumus luas pada kerucut, selanjutnya masing-masing kelompok mendeskripsikan hasil kerjanya pada kertas karton. Setelah berdiskusi masing-masing kelompok mempersentasikan hasilnya dan guru memberikan reward kepada masing-masing kelompok yang telah mempersentasikan hasil kerjanya dengan baik. Guru memberikan penguatan. Selanjutnya guru dan siswa membuat kesimpulan pembelajaran pada hari itu Pada kegiatan akhir, guru memberikan kuis secara individu. Nilai tersebut diakumulasi dalam kelompok untuk menentukan mana kelompok terbaik untuk mendapatkan reward kelompok terbaik.
7 Windarini, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dan Media Manipulatif, 375 Dalam menetukan rumus luas permukaan bola, siswa diberikan gambar sebagai berikut: Gambar 10. Peraga Luas Permukaan Bola Gambar 9. Luas Permukaan Bola Gambar 11. Hasil Pekerjaan Siswa Gambar 10. Peraga Luas Permukaan Bola Berdasarkan gambar tersebut, guru menjelaskan kepada siswa, untuk menemukan rumus luas permukaan bola bisa menggunakan benang yang dililitkan pada setengah permukaan bola kasti, atau bisa menggunakan kulit buah jeruk. Selanjutnya siswa menemukan rumus luas pada bola dengan media manipulative yang digunakan adalah bola kasti yang dililit benang dan buah jeruk, dengan langkahlangkah seperti berikut: - Setengah dari bola kasti dililit dengan benang, selanjutnya benang dilepas dan diletakkan pada persegi panjang dengan ukuran panjangnya sama dengan keliling bola dan lebarnya sama dengan jari-jari bola. Sehingga untuk menemukan luas setengah permukaan bola bisa menggunakan pendekatan luas persegi panjang. Seperti berikut: p = 2πr l = r Gambar 12. Luas Permukaan Setengah Bola Luas setengah permukaan bola = p x l = 2πr x r = 2πr 2 Luas permukaan bola = 2 x Luas setengah permukaan bola = 2 x 2πr 2 = 4πr 2 - Dari sebuah jeruk, diukur keliling dan jari-jari jeruk, kulit jeruk dikupas. - Dibuat lingkaran dengan jari-jari sama dengan jari-jari jeruk, selanjutnya kulit jeruk ditempelkan pada lingkaran tersebut sampai habis, dan ternyata kulit jeruk dapat ditempel pada 4 buah lingkaran yang sama. Sehingga siswa dapat menemukan luas permukaan bola dengan pendekatan luas lingkaran seperti berikut:
8 376, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 2, November 2014 Luas permukaan bola = Luas satu buah kulit jeruk = 4 x luas lingkaran = 4 x πr 2 = 4πr 2 Gambar 13. Hasil Pekerjaan Siswa Setelah siswa menemukan rumusrumus luas pada bola, selanjutnya masingmasing kelompok mendeskripsikan hasil kerjanya pada karton. Setelah berdiskusi masing-masing kelompok mempersentasikan hasilnya dan guru memberikan reward kepada masing-masing kelompok yang telah mempersentasikan hasil kerjanya dengan baik. Guru memberikan penguatan. Selanjutnya guru dan siswa membuat kesimpulan pembelajaran pada hari itu. Pada kegiatan akhir, guru memberikan kuis secara individu. Nilai tersebut diakumulasi dalam kelompok untuk menentukan mana kelompok terbaik untuk mendapatkan reward kelompok terbaik. HASIL Dalam Penerapan Model Pembelajaran Kooperative STAD dan Media Manipulative Dalam Pembelajaran Luas Permukaan Bangun Ruang Sisi Lengkung di Kelas IXE SMP Negeri 1 Sanggau, penilaian dilakukan dengan menggunakan tes. Dimana setelah melaksanakan pembelajaran mata pelajaran materi Luas permukaan Bangun Ruang Sisi lengkung diperoleh peningkatan belajar siswa. Hal ini dapat terlihat dari hasil evaluasi siswa yang diperoleh siswa seperti pada tabel berikut: Tabel 1. Nilai pre test: Rata-rata Nilai yang diperoleh 35,83 Ketuntasan 16,67% Tabel 2. Nilai tes 1-3 Tes 1 Tes 2 Tes 3 Rata-rata Nilai yang diperoleh 72,7 76,96 81,64 Ketuntasan 66,67% 76,67% 83,3% Berdasarkan hasil nilai evaluasi maka dapat diartikan bahwa dalam proses pembelajaran guru mempunyai peranan yang sangat penting untuk menciptakan pembelajaran PAKEM, serta memilihan model pembelajaran dan alat peraga yang tepat dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga tercipta pembelajaran bermakna. KESIMPULAN Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam Penerapan Model Pembelajaran Kooperative STAD dan Media Manipulative dalam pembelajaran Luas Permukaan Bangun Ruang Sisi Lengkung di Kelas IXE SMP Negeri 1 Sanggau dapat menarik perhatian siswa sehingga membuat siswa menjadi aktif dan kreatif. Maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran ini
9 Windarini, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dan Media Manipulatif, 377 dapat meningkatkan hasil prestasi belajar siswa. DAFTAR RUJUKAN Depdiknas Materi Pelatihan Terintegrasi Buku 2. Jakarta: Depdiknas Subanji Pembelajaran Matematika Kreatif dan Inovatif. Malang : Universitas Negeri Malang (UM PREES). Rini, Nurhakiki dkk Media Pembelajaran Matematika SMP. Malang : Universitas Negeri Malang (UM PREES). Bambang Hariyanto Upaya Peningkatan Hasil Belajar Luas Bangun Segibanyak Sederhana Melalui Media Pembelajaran Konkrit. J-TEQIP, Tahun 1, Nomor 1, November 2010, SARAN Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil prestasi belajar siswa khususnya pada materi Luas Permukaan Bangun Ruang Sisi Lengkung diharapkan guru dapat menerapkan Model Pembelajaran Kooperative STAD dan Media Manipulative. Karena hal tersebut dapat menciptakan pembelajaran bermakna. Edy Syarifudin dan Sugiyarni Pembelajaran Bermakna Faktorisasi Prima melalui Model Kooperatif STAD pada Siswa Kelas IV SDN 08 Curup. J-TEQIP, Tahun IV, Nomor 1, Mei 2011, Ibrohim Panduan Pelaksanaan Lesson Study. Malang: Universitas Negeri Malang. Subanji Pembelajaran Matematika Kreatif dan Inovatif. Malang: Universitas Negeri Malang. Wahyu Suswinto, Isnandar, Subanji, dan Anang Santoso Pedoman Umum TEQIP. Malang: Universitas Negeri Malang
Helmi Nurul Hikmah Guru Matematika MTsN Tanah Grogot
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE STAD UNTUK MENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATERI UKURAN PEMUSATAN DATA (STATISTIKA) SISWA KELAS IXF MTsN TANAH GROGOT: PENGALAMAN LESSON STUDY Helmi Nurul
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengalaman dan latihan terjadi melalui interaksi antara individual dan
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar Belajar merupakan perkembangan yang dialami seorang menuju kearah yang lebih baik. Menurut Azis Wahab ( 2009: 2 ) belajar merupakan proses perubahan tingkah laku pada diri
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil siklus I, deskripsi hasil perbaikan pada siklus II, pembahasan
Lebih terperinciHazal Fitri 1. Abstrak. Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad, Hasil Belajar, Bola Voli
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BOLA VOLI DI KELAS VII SMPN 1 SIMPANG TIGA KABUPATEN ACEH BESAR
Lebih terperinci5. Siswa menerangkan kembali penjelasan kelompoknya kepada teman yang belum memahami materi 6. Guru meminta siswa mengerjakan latihan-latihan yang
INSTRUMEN OBSERVASI PADA PENELITIAN TENTANG IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA PEMBELAJARAN PAI KELAS IV DI SDN 15 PADANG PASIR, PADANG A. Pelaksanaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KajianTeori 2.1.1 Hasil Belajar Hasil belajar menurut Anni ( 2004:4 ) merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar Hasil belajar
Lebih terperinciMateri Bangun Ruang Sisi Lengkung SMP Kelas 9
Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung SMP Kelas 9 Bangun Ruang Sisi Lengkung - Di dalam postingan ini rumus matematika dasar akan memberikan pembahasan mengenai materi pelajaran matematika untuk kelas 9 SMP
Lebih terperinciPENERAPAN COOPERATIVE GI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IX-B SMP NEGERI 3 SANGGAU PENGALAMAN LESSON STUDY PADA KEGIATAN ON GOING TEQIP 2013
PENERAPAN COOPERATIVE GI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IX-B SMP NEGERI 3 SANGGAU PENGALAMAN LESSON STUDY PADA KEGIATAN ON GOING TEQIP 2013 Nining Wijiyanti SMP Negeri 10 Sanggau Kalimantan Barat
Lebih terperinciModel pembelajaran matematika di sd
Model pembelajaran matematika di sd Tahapan Proses Belajar Mengajar Input Proses Output 1 Input kejadian pertama yang menggambarkan siswa yang memiliki sejumlah materi prasyarat dari konsep yang akan dipelajari,
Lebih terperinciSuherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DI SMA NEGERI 1 STABAT Suherman Guru Fisika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh pemerintah antara lain dengan jalan melengkapi sarana dan prasarana, meningkatkan kualitas tenaga
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA
PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA Oleh: Leli Dwi Nugraheni, Mujiyem Sapti, Riawan Yudi Purwoko. Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinci2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dalam pandangan tradisional selama beberapa dekade dipahami sebagai bentuk pelayanan sosial yang harus diberikan kepada masyarakat. Namun demikian pendidikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Bruner beranggapan bahwa belajar dengan menggunakan metode penemuan (discovery) memberikan hasil yang baik sebab anak dituntut untuk berusaha
Lebih terperinciPROSIDING ISBN :
P 5 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII C SMP ANGGREK BANJARMASIN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN SCRAMBLE Agisna
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang mempengaruhi siswa dalam mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan yang diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber daya manusia merupakan aspek yang dominan terhadap kemajuan suatu bangsa. Manusia dituntut
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep. konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat
6 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemahaman Konsep 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yaitu pemahaman dan konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam proses penyampaian pelajaran dibutuhkan pendekatan-pendekatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses transfer atau perpindahan pengetahuan dari guru kepada siswa. Guru dituntut harus menjadi motivator, fasilitator, dan juga pengontrol
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang IPA merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan ilmiah. Pembelajaran
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Terdapat Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe. STAD (Student Team Achievement Divisions) Terhadap Hasil Belajar
BAB V PEMBAHASAN A. Terdapat Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Divisions) Terhadap Hasil Belajar Setelah analisis data penelitian selesai, langkah selanjutnya
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. 1. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams. model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD).
BAB V PEMBAHASAN 1. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Perkalian Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DATA DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DATA DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil penelitian ini menggambarkan tentang pengamatan dan tindakan pembelajaran pra siklus, tindakan pada siklus I yang dilaksanakan pada hari
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN SUSUN BANGUN DATAR MANDIRI DALAM PRAKTIK LESSON STUDY DI SD GMIH IDAMGAMLAMO DAN SD LOCE HALMAHERA BARAT
PENERAPAN PEMBELAJARAN SUSUN BANGUN DATAR MANDIRI DALAM PRAKTIK LESSON STUDY DI SD GMIH IDAMGAMLAMO DAN SD LOCE HALMAHERA BARAT Welhelmus Denny SD Loce Kecamatan Sahu Timur Kabupaten Halmahera Barat Abstrak:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. dasar untuk pengembangan materi lebih lanjut.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Keberhasilan proses belajar mengajar dapat diukur dari keberhasilan siswa mengikuti kegiatan pembelajaran. Keberhasilan tersebut dapat terlihat dari tingkat pemahaman
Lebih terperinciBAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Madrasah tempat berlangsungnya penelitian terletak di Jalan Basuki
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Madrasah tempat berlangsungnya penelitian terletak di Jalan Basuki Rahmat No.46 Tajau Pecah Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan
8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Makna Belajar Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki obyek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif,
Lebih terperinciPenelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Magister Pendidikan Sains dan Doktor Pendidikan IPA FKIP UNS Surakarta,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari pembentukan Negara RI adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tentunya menuntut adanya penyelenggaraan
Lebih terperinciPenerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray
Suska Journal of Mathematics Education Vol.2, No. 1, 2016, Hal. 41 51 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIIIb
Lebih terperinciMETODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION)
METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) Makalah Ini Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Pembelajaran Dosen Pengampu :, M.Pd HALAMAN JUDUL Disusun: 1. Rahardhika Adhi Negara (14144600170)
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VII F SMP N 2 Susukan semester 2 tahun ajaran 2013 / 2014 pada kompetensi dasar mendiskripsikan Potensi
Lebih terperinciPENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENJUMLAHAN PECAHAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI PADA SISWA KELAS V SDN INPRES CENGGU
Hamzah dan Susilo, Peningkatan Prestasi Belajar Penjumlahan Pecahan, 81 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENJUMLAHAN PECAHAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI PADA SISWA KELAS V SDN INPRES CENGGU Hamzah,
Lebih terperinciPeningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII.1 SMPN 7 Kubung dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Print ISSN: 2541-3163 - Online ISSN: 2541-3317 Mariani, S.Pd. 1 Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII.1 SMPN 7 Kubung dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Article
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan Metode STAD dalam Meningkatkan Hasil Belajar. Matematika Pokok Bahasan Geometri Siswa Kelas V A Madrasah
113 BAB V PEMBAHASAN 1. Perencanaan Metode STAD dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Geometri Siswa Kelas V A Madrasah Ibtidaiyah Sunan Kalijigo Karangbesuki Malang Penelitian ini
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Oemar Hamalik, 2002: 57) dalam
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Cooperative Learning Learning (pembelajaran) adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur unsur manusiawi, material,fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang
Lebih terperinci17 Media Bina Ilmiah ISSN No
17 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK HIMPUNAN SISWA KELAS VII.3 SMPN 4 MATARAM TAHUN PELAJARAN
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS Xl IPS 4 SMA NEGERI COLOMADU KARANGANYAR TAHUN
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 1.Siklus I a. Perencanaan Tindakan Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas VI Sekolah
Lebih terperinciOleh: Via Vandella*, Yulia Haryono**, Alfi Yunita**
PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMAN 15 PADANG Oleh: Via Vandella*, Yulia Haryono**, Alfi
Lebih terperinciAsari* Rini Dian Anggraini ** Zuhri D *** Key word : cooperative learning, STAD, mathematics learning outcomes
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 013 SINTONG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Asari*
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sekolah ini berdiri pada tanggal 1 Februari 1965 dengan nomor akte No. 359/I-003/KS-65/1977. Dengan Luas tanah 128 m². 1. Letak
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG BIOLOGI DI KELAS VIII SMP NEGERI 6 BANAWA Nurmah nurmaharsyad@gmail.com
Lebih terperinciKelompok Materi : Materi Pokok
Silabus Pelatihan Silabus Pelatihan Kelompok Materi : Materi Pokok 87 Materi Pelatihan Alokasi Waktu :. d. Inspirasi Pembelajaran melalui Tayangan Video : JP (90 menit) No Kompetensi Uraian Materi Kegiatan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Rusman (2011:201) Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah teori kontruktivisme. Soejadi dalam Teti Sobari,
Lebih terperinci2013 IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG SIFAT BAHAN DAN KEGUNAANNYA
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses pertumbuhan dan perkembangan yang dilakukan oleh manusia secara sadar menuju kedewasaan baik mental, emosional, maupun intelektual.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Dukuh 01 Kota Salatiga. Dalam hal ini siswa kelas IV yang berjumlah 35 siswa. Berdasarkan data hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Akan tetapi banyak persoalan-persoalan yang sering muncul dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003 pasal 1 disebutkan bahwa, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif
2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif BAB II KAJIAN TEORI Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Lebih terperinciJurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 20 Tolitoli Dinayanti Mahasiswa Program Guru Dalam
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT UNTUK SISWA KELAS IV SD MELALUI KOOPERATIF TIPE STAD
PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT UNTUK SISWA KELAS IV SD MELALUI KOOPERATIF TIPE STAD Trilius Septaliana Kusuma Rukmana, S.Pd. Mahasiswi Pascasarjana Universitas Sriwijaya Abstrak Dalam pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru merupakan pemegang peran utama dalam proses pembelajaran karena guru mempunyai peranan penting dalam keberhasilan siswa menerima dan menguasai pelajaran
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS SURAT UNTUK TEMAN SEBAYA PADA KELAS IV SEKOLAH DASAR
PENERAPAN MODEL STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS SURAT UNTUK TEMAN SEBAYA PADA KELAS IV SEKOLAH DASAR Iskandar SD Negeri Nomor. 005 Tanjungpinang Kota Kota Tanjungpinang
Lebih terperinciPEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP
PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Banyak pengertian tentang hasil belajar menurut beberapa ahli yaitu sebagai berikut: 1. Menurut Darmansyah (2006: 13) menyatakan bahwa hasil
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
19 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di SD Negeri 5 Pringsewu Barat Kabupaten Pringsewu, dengan waktu penelitian mulai bulan Maret sampai dengan bulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan proses belajar mengajar disekolah tidak terlepas dari peran serta guru
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Keberhasilan proses belajar mengajar disekolah tidak terlepas dari peran
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
LAMPIRAN 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I Sekolah : SDN 3 Mrisi Mata Pelajaran : Matematika Kelas/ semester : IV/1 Pokok Bahasan : Kelipatan dan Faktor Alokasi Waktu : 6 x 35 menit (3 x pertemuan)
Lebih terperinciPENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS, DAN RUMUS LUAS SEGITIGA. Tino Santigiarti
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, April 2016 ISSN 2087-3557 PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS, DAN RUMUS LUAS SEGITIGA SMA Negeri 1 Ulujami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan sains dan teknologi di era modern ini. Dalam mempelajari matematika tidak cukup bila hanya dibaca dihafal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pada bab 2 pasal 3 menyatakan:
Lebih terperinciSebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan
31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Deskripsi Kondisi awal Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning Tipe STAD diketahui ketuntasan hasil belajar IPA semester I kelas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
Lebih terperinciDATAR MELALUI METODE STAD. Winarni
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SD Negeri 01 Rembun Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Pelaksanaan Tindakan 1.1.1 Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciTingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pembelajaran yang diterapkan pada penelitian guna meningkatkan kreatifitas dan prestasi belajar dalam pemecahan masalah matematika adalah pembelajaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi proses peningkatan kemampuan dan daya saing suatu bangsa. Menjadi bangsa yang maju tentu
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 02 Salatiga dengan jumlah siswa 17 siswa. Sebelum dilakukan
Lebih terperinciSangidah
PENINGKATAN KOMPETENSI MENENTUKAN SIFAT SIFAT BANGUN RUANG SEDERHANA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA KUBUS DAN BALOK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA PESERTADIDIK KELAS IV SD NEGERI 02 PEGIRINGAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV Melalui Model Pembelajaran Student
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV Melalui Model Pembelajaran Student
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN 1 Madajaya kelas IV
21 BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN 1 Madajaya kelas IV pada semester I (ganjil) Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 38
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian dari pendapat beberapa ahli yang mendukung penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama yang mempunyai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Kritig yang berlokasi di desa Kritig, Kecamatan Petanahan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah dasar merupakan pondasi awal pendidikan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah dasar merupakan pondasi awal pendidikan yang sangat menentukan dalam suatu pendidikan. SD Kutowinangun 11 Salatiga ini merupakan SD imbas. Kelas di
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan pemerintah dalam pendidikan mengacu pada perubahan kurikulum yang menuntut guru agar lebih aktif dan inovatif dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas 6 semester I SD Negeri Pungangan 02 Kecamatan Limpung Kabupaten Batang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas V SDN Kebowan 02 Kecamatan Suruh dengan jumlah 21 siswa yang terdiri dari 10 siswa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Kondisi Awal 1.1.1. Kondisi Aktifitas Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran khususnya pembelajaran IPA di SDN Kalangsono 02 Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Pembelajaran penerapan trigonometri melalui belajar kooperatif tipe Student
BAB V PEMBAHASAN A. Aktivitas dan Bentuk Penerapan Pembelajaran Penerapan Trigonometri melalui Belajar Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division) Pembelajaran penerapan trigonometri melalui
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Metode student team achievement division (STAD) Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang diterapkan
Lebih terperinciRusdel Syam, Rini Dian Anggraini, Jalinus No. HP.
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SDN 12 BUNGARAYA Rusdel Syam, Rini Dian Anggraini, Jalinus
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Kondisi awal adalah kondisi belajar siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Peneliatian dilakukan di SD Negeri Ujung-ujung 02 merupakan SD yang terletak di Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. SD Negeri Ujung-ujung 02 berada
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P No. 1 ) KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P No. 1 ) KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN Sekolah : SMP Negeri 9 Cimahi Kelas / Semester : IX / I Mata Pelajaran : Matematika Standar Kompetensi : Geometri dan Pengukuran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi proses peningkatan kemampuan dan daya saing suatu bangsa. Menjadi bangsa yang maju tentu
Lebih terperinciPELAKSANAAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN PERAGA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA
PELAKSANAAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN PERAGA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA Oleh: Dwi Astuti 1, Suhartono, Warsiti FKIP, PGSD Universitas Sebelas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Matematika Menurut Dimyati (dalam Heruman 2007:186) Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua jenjang pendidikan, mulai dari
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney Insani, Samsurizal M. Suleman, dan Fatma Dhafir Mahasiswa Program Guru
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam dunia pendidikan, karena dalam pelaksanaannya pelajaran matematika diberikan di semua
Lebih terperinciQUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.3, No.2, Oktober 2012, hlm
QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.3, No.2, Oktober 2012, hlm. 141-146 141 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI SUMBER DAYA ALAM MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dini Octavia, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar (SD) yang wajib dipelajari. Menurut James dalam ensiklopedia Matematika, Ismunamto (2011) mengungkapkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SMP PGRI PAMANUKAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SMP PGRI PAMANUKAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Ika Sriyanti 1), R.Poppy Yaniawati 2) 1,2 STKIP Subang 1 ikasriyanti99@gmail.com, 2 pyaniwari@unpas.ac.id
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia selalu mendapat prioritas utama dalam
Lebih terperinci