Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif KATA PENGANTAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif KATA PENGANTAR"

Transkripsi

1

2

3 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif KATA PENGANTAR

4 Kata Pengantar KATA PENGANTAR SEKRETARIS JENDERAL D engan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun 2013 dapat diselesaikan. UKUS KUSWARA Laporan Akuntabilitas Kinerja ini dimaksudkan sebagai media bagi Sekretariat Jenderal Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk menyampaikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Sekretariat Jenderal Tahun , serta sarana untuk evaluasi atas capaian kinerja Sekretariat Jenderal baik keberhasilan maupun kegagalannya. Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2013 merupakan laporan akuntabilitas kinerja kedua dari Laporan Akuntabilitas untuk periode Renstra , dan berisi dengan capaian kinerja sepanjang tahun Diharapkan dengan diterbitkannya Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2013 ini dapat memberikan gambaran manfaat nyata yang dapat diberikan Sekretariat Jenderal kepada masyarakat dan pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu dengan memperoleh informasi yang akurat, relevan, akuntabel, dan transparan. i

5 Akhir kata, semoga Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2013 ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, baik sebagai informasi maupun evaluasi kinerja. Jakarta, Maret 2014 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sekretaris Jenderal Drs. Ukus Kuswara, M.M. ii

6 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DAFTAR ISI

7 Daftar Isi DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI i iii IKHTISAR EKSEKUTIF 1 6 BAB I PENDAHULUAN 6 LATAR BELAKANG 6 GAMBARAN SEKRETARIAT JENDERAL 7 8 PERAN DAN FUNGSI SEKRETARIAT JENDERAL BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 8 RENCANA STRATEGIS 14 PENETAPAN/PERJANJIAN KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 20 IKHTISAR CAPAIAN KINERJA CAPAIAN DAN ANALISIS KINERJA BAB IV PENUTUP 99 iii

8 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif IKHTISAR EKSEKUTIF

9 Ikhtisar Eksekutif IKHTISAR EKSEKUTIF Sesuai dengan rentang waktu Rencana Strategis Sekretariat Jenderal, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2013 ini merupakan Laporan Akuntabilitas Kinerja yang kedua yang menyajikan perbandingan antara capaian kinerja (performance results) dengan Rencana Kinerja (Performance Plan) dan informasi akuntabilitas kinerja selama Tahun Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan informasi mengenai rencana kinerja dan capaian kinerja yang akan dicapai selama 2 tahun dari tahun 2012 sampai dengan Rencana Kinerja (Performance Plan) 2013 dan Penetapan Kinerja 2013 merupakan kinerja yang ingin dicapai selama tahun 2013 yang sepenuhnya mengacu pada Rencana Strategis Sekretariat Jenderal. Sementara itu, capaian kinerja (Performance Results) merupakan hasil realisasi seluruh kegiatan selama tahun 2013 yang memang diarahkan bagi pemenuhan target yang ditetapkan dalam Rencana Kinerja Secara keseluruhan, hasil capaian kinerja tahun 2013 menunjukkan bahwa Sekretariat Jenderal memenuhi Sasaran Strategis yang ditargetkan. pencapaian sasaran Sekretariat Jenderal yang diukur dengan menggunakan Indikator Kinerja Utama yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut : Pencapaian Sasaran dan Indikator Tahun 2013 Sekretariat Jenderal 2013 No. Sasaran Indikator Target 1. Meningkatnya kualitas SDM Kemenparekraf 1. Jumlah peserta Pendidikan dan Pelatihan Manajemen dan Teknis (peserta) ,08 1

10 2013 No. Sasaran Indikator Target 2. Meningkatnya kuantitas Sumber Daya Manusia Kemenparekraf 3. Meningkatnya layanan Administrasi Kepegawaian 2. Jumlah pegawai yang difasilitasi untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (orang) Jumlah penambahan SDM Kemenparekraf yang akan mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif (orang) Tingkat penyelesaian pengembangan sistem informasi manajemen kepegawaian (persentase) , Terciptanya peraturan perundangundangan yang harmonis Jumlah naskah Peraturan Perundang-undangan (naskah) Terwujudnya organisasi dan tatalaksana yang sesuai dengan kebutuhan, tugas dan fungsi 1. Nilai Qualitiy Assurance (QA) Reformasi Birokrasi (nilai) 2. Jumlah dokumen ketatalaksanaan (dokumen) 70 74,53 106, Meningkatnya kualitas kinerja pengelolaan keuangan 1. Opini Keuangan Kemenparekraf (predikat) WTP Masih Dalam Proses Pemeriksaan BPK - 7. Terwujudnya rencana program dan 2. Jumlah dokumen laporan keuangan yang akuntabel sesuai Sistem Akuntasi Pemerintahan (SAP) (Dokumen) 1. Predikat SAKIP Kemenparekraf (predikat) B B+ - 2

11 No. Sasaran Indikator penganggaran serta evaluasi dan pelaporan yang berkualitas 2. Jumlah dokumen perencanaan program dan anggaran (dokumen) Target ,75 3. Jumlah laporan pemantauan dan evaluasi (laporan) 4. Jumlah pendukungan kegiatan pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif pusat dan daerah (kegiatan) Terselenggaranya layanan umum yang memenuhi standar pelayanan 9. Terselenggaranya pengelolaan aset BMN yang akuntabel dan transparan 10. Tersedianya dokumen publikasi bagi pihak internal dan eksternal Jumlah dokumen layanan administrasi umum (dokumen) Jumlah dokumen laporan aset BMN (dokumen) Jumlah dokumen publikasi, layanan informasi dan hubungan antar lembaga (dokumen) , Tersedianya data dan informasi yang akurat, valid reilabel Jumlah dokumen statistik pariwisata dan ekonomi kreatif (dokumen) Tersedianya data kepariwisataan 1. Kelengkapan data kepariwisataan tahunan (nilai) 6,41 6,5 101,40 3

12 2013 No. Sasaran Indikator Target 13. Tersedianya jaringan sistem informasi yang reilabel 2. Ketepatan waktu penyediaan data kepariwisataan bulanan/kuartalan (nilai) Jumlah pengunjung unik yang mengunjungi website Kemenparekraf pertahun (pengunjung) 6, , , Meningkatnya kualitas aplikasi untuk mengakses informasi Jumlah aplikasi yang tersedia untuk mengakses informasi (unit) Meningkatnya peran, hubungan, dan partisipasi Indonesia dalam forum kerjasama bilateral 16. Meningkatnya peran, hubungan, dan partisipasi Indonesia dalam forum kerjasama regional 17. Meningkatnya peran, hubungan, dan partisipasi Indonesia dalam 1. Partisipasi pada kegiatan forum kerjasama bilateral bidang pariwisata dan ekonomi kreatif (partisipasi) 2. Jumlah dokumen kerjasama bilateral dan implementasinya di dalam dan luar negeri (dokumen) 1. Partisipasi pada kegiatan forum kerjasama reginal bidang pariwisata dan ekonomi kreatif (partisipasi) 2. Jumlah dokumen kerjasama regional dan implementasinya di dalam dan luar negeri (dokumen) 1. Partisiapsi pada kegiatan forum kerjasama multilateral bidang pariwisata dan ekonomi kreatif

13 No. Sasaran Indikator forum kerjasama multilateral 2. Jumlah dokumen kerjasama multilateral dan implementasinya di dalam dan luar negeri Target Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana aparatur Jumlah peningkatan layanan sarana dan prasarana (unit) ,97 Jumlah Anggaran : Rp ,00 Jumlah Anggaran : Rp ,00 Sesuai dengan Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2013, Sekretariat Jenderal menetapkan 18 (Delapan Belas) Sasaran Strategis. Selanjutnya sasaran strategis tersebut diwujudkan dalam 2 (Dua) program dengan dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,00. Secara keseluruhan dapat diinformasikan bahwa, hasil capaian kinerja Sekretariat Jenderal selama tahun 2013 telah memenuhi 18 (Delapan Belas) Sasaran Strategis yang ditargetkan. Dengan demikian, tugas dan fungsi, wewenang dan tanggung jawab (core area) Sekretariat Jenderal yaitu melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dapat diwujudkan. Komitmen yang kuat dari Pimpinan dan seluruh aparatur Sekretariat Jenderal, untuk memfokuskan pemanfaatan sumber-sumber daya dan dana organisasi dalam melaksanakan program dan kegiatan yang ditetapkan dalam Renstra dan Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2013, menjadi salah satu kunci utama penentu keberhasilan ini. 5

14 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif BAB I PENDAHULUAN

15 Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akuntabilitas kinerja merupakan sebuah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaransasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik. Memperhatikan prinsip akuntabilitas kinerja organisasi (struktur organisasi dan struktur anggaran), terdapat keterkaitan yang jelas antara tugas dan fungsi organisasi (struktur organisasi) dengan struktur program dan anggaran (struktur anggaran). Sekretariat Jenderal termasuk ke dalam program generik yaitu organisasi eselon I yang memiliki karakteristik sejenis untuk mendukung pelayanan aparatur dan/atau administrasi pemerintahan (pelayanan internal). Sekretariat Jenderal mengampu dua program yaitu Program dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. B. Gambaran Sekretariat Jenderal Berdasarkan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor PM.07/HK.001/MPEK/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sekretariat Jenderal dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal yang barada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. Sekretariat Jenderal terdiri atas 5 biro yaitu: 1) Biro Perencanaan dan Organisasi; 2) Biro Hukum dan Kepegawaian; 3) Biro Keuangan; 4) Biro Kerja Sama Luar Negeri; dan 5) Biro Umum. 6

16 C. Peran dan Fungsi Sekretariat Jenderal Sekretariat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dalam melaksanakan tugasnya Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : 1. Koordinasi kegiatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; 2. Koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; 3. Pembinaan dan pemberian dukungan administrsi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip dan dokumentasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; 4. Pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerja sama, dan hubungan masyarakat; 5. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum; 6. Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara; dan 7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 7

17 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

18 Bab II Perencanaan Dan Perjanjian Kinerja BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Rencana Strategis Rencana Strategis Sekretariat Jenderal mengacu kepada Rencana Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun yang telah lebih dulu ditetapkan dan merupakan penjabaran dari visi dan misi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Renstra Sekretariat Jenderal Tahun di dalamnya termuat 2 (dua) arah kebijakan yaitu: 1. Peningkatan kerjasama dan sinergitas internal dan ekternal pada tataran kebijakan program dan kegiatan Kementerian Parekraf. Sekretariat Jenderal diharapkan mampu meningkatkan kerjasama dan sinergitas secara internal maupun eksternal untuk seluruh satuan kerja di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif baik pada tataran kebijakan program maupun kegiatan Kementerian Parekraf dengan instansi terkait lainnya dalam rangka membangun pariwisata dan ekonomi kreatif. 2. Optimalisasi penyelenggaraan fungsi pembantu dan pendukung Kementerian Parekraf. Dalam rangka optimalisasi penyelenggaraan fungsi pembantu dan pendukungan di lingkungan Kemenparekraf, Sekretariat Jenderal diharapkan mampu memfasilitasi dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Arah kebijakan tersebut dilakukan dengan strategi: 1. Penyusunan dokumen perencanaan, penganggaran, pelaporan dan evaluasi serta kapasitas organissi dan tatalaksana; 2. Peningkatan pelayanan administrasi hukum dan kepegawaian; 8

19 3. Penyusunan peraturan perundang-undangan; 4. Peningkatan kinerja pengelolaan administrasi keuangan; 5. Peningkatan hubungan dan kerjasama luar negeri; 6. Peningkatan layanan administrasi umum; 7. Peningkatan kualitas program dan diklat yang berbasis kompetensi; 8. Peningkatan publikasi, analisis berita, layanan informas, dan hubungan antar lembaga; 9. Penyediaan data dan sistem informasi bidang pariwisata dan ekonomi kreatif. Kebijakan pembangunan kepariwisataan dan ekonomi kreatif tahun 2013 merupakan tahun keempat dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang tertuang pada Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun sebagai berikut: Visi Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan Yang Responsif, Transparan dan Akuntabel Melalui Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya serta Penyediaan Sarana dan Prasarana yang Efisien dan Efektif Misi 1. Meningkatkan kualitas aparatur, organisasi dan tatalaksana serta Layanan Hukum. 2. Meningkatkan kinerja pengelolaan keuangan, perencanaan dan penganggaran, serta pengelolaan aset negara. 3. Meningkatkan layanan informasi dan kualitas informasi kepada pihak internal dan eksternal. 4. Meningkatkan peran Indonesia dalam forum kerja sama luar negeri bidang pariwisata dan ekonomi kreatif. Tujuan 1. Peningkatan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia Kemenparekraf. 9

20 2. Peningkatan kualitas pengelolaan peraturan perundang-undangan dan layanan hukum. 3. Peningkatan kualitas penataan, kapasitas dan tatalaksana organisasi. 4. Peningkatan kualitas pengelolaan keuangan. 5. Peningkatan efisiensi dan efektifitas perencanaan dan penganggaran, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program. 6. Peningkatan kualitas layanan umum dan pengelolaan Barang Milik Negara (BMN). 7. Peningkatan kualitas informasi yang disampaikan kepada pihak internal dan eksternal. 8. Peningkatan kualitas layanan informasi kepada pihak internal dan eksternal. 9. Peningkatan hubungan peran dan partisipasi dalam forum internasional di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Sasaran 1. Meningkatnya Kualitas SDM Kemenparekraf. 2. Meningkatnya Kuantitas SDM Kemenparekraf. 3. Meningkatnya Layanan Administrasi Kepegawaian. 4. Terciptanya Peraturan Perundang-undangan yang harmonis. 5. Terwujudnya Organisasi dan Tatalaksana yang Sesuai dengan Kebutuhan, Tugas dan Fungsi. 6. Meningkatnya Kualitas Kinerja Pengelolaan Keuangan. 7. Meningkatnya Prioritas dan Pengeluaran Pemerintah untuk Kepariwisataan. 8. Terwujudnya Rencana Program dan Penganggaran serta Evaluasi dan Pelaporan yang Berkualitas. 9. Terselenggaranya Layanan Umum yang Memenuhi Standara Pelayanan. 10. Terselenggaranya Pengelolaan Aset BMN yang Akuntabel dan Transparan. 11. Tersedianya Dokumen Publikasi bagi Pihak Internal dan Eksternal. 12. Tersedianya Data dan Informasi yang Akurat, Valid, Reliabel. 13. Tersedianya Data Kepariwisataan. 10

21 14. Tersedinya Jaringan Sistem Informasi yang Reliabel. 15. Meningkatnya Kualitas Aplikasi untuk Mengakses Informasi. 16. Meningkatnya Peran dan Partisipasi Indonesia Dalam Forum Kerjasama Bilateral. 17. Meningkatnya Peran dan Partisipasi Indonesia Dalam Forum Kerjasama Regional. 18. Meningkatnya Peran dan Partisipasi Indonesia Dalam Forum Kerjasama Multilateral. Penetapan tujuan Sekretariat Jenderal pada umumnya didasarkan pada isuisu strategis. Tujuan menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang dan mengarahkan perumusan sasaran, program, serta kegiatan dalam rangka merealisasikan misi. Sasaran strategis adalah penjabaran dari Tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai/dihasilkan secara nyata oleh Sekretariat Jenderal dalam kurun waktu satu tahun. Penetapan Sasaran dirumuskan lebih spresifik, terukur, berorientasi pada hasil, dapat dicapai, dan memiliki kurun waktu satu tahun. Dalam sasaran dirancang pula Indikator pencapaian Sasaran, yaitu ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran yang telah diidentifikasi untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan dan disertai dengan targetnya masingmasing. Tabel 2.1 Sasaran strategis, Indikator, dan Program Sekretariat Jenderal Tahun No. Sasaran Indikator Program 1. Meningkatnya kualitas SDM Kemenparekraf 2. Meningkatnya kuantitas Sumber 1. Jumlah peserta Pendidikan dan Pelatihan Manajemen dan Teknis (peserta) 2. Jumlah pegawai yang difasilitasi untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (orang) Jumlah penambahan SDM Kemenparekraf yang akan Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Lainnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 11

22 No. Sasaran Indikator Program Daya Manusia Kemenparekraf 3. Meningkatnya layanan Administrasi Kepegawaian 4. Terciptanya peraturan perundang-undangan yang harmonis mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif (orang) Tingkat penyelesaian pengembangan sistem informasi manajemen kepegawaian (persentase) Jumlah naskah Peraturan Perundang-undangan (naskah) 5. Terwujudnya organisasi dan tatalaksana yang sesuai dengan kebutuhan, tugas dan fungsi 6. Meningkatnya kualitas kinerja pengelolaan keuangan 7. Terwujudnya rencana program dan penganggaran serta evaluasi dan pelaporan yang berkualitas 8. Terselenggaranya layanan umum yang memenuhi standar pelayanan 9. Terselenggaranya pengelolaan aset BMN yang akuntabel dan transparan 1. Nilai Qualitiy Assurance (QA) Reformasi Birokrasi (nilai) 2. Jumlah dokumen ketatalaksanaan (dokumen) 1. Opini Keuangan Kemenparekraf (peringkat) 2. Jumlah dokumen laporan keuangan yang akuntabel sesuai Sistem Akuntansi Pemerintahan (SAP) (Dokumen) 1. Predikat SAKIP Kemenparekraf (predikat) 2. Jumlah dokumen perencanaan program dan anggaran (dokumen) 3. Jumlah laporan pemantauan dan evaluasi (laporan) 4. Jumlah pendukungan kegiatan pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif pusat dan daerah (kegiatan) Jumlah dokumen layanan administrasi umum (dokumen) Jumlah dokumen laporan aset BMN (dokumen) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Lainnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 12

23 No. Sasaran Indikator Program 10. Tersedianya dokumen publikasi bagi pihak internal dan eksternal 11. Tersedianya data dan informasi yang akurat, valid reiabel Jumlah dokumen publikasi, layanan informasi dan hubungan antar lembaga (dokumen) Jumlah dokumen statistik pariwisata dan ekonomi kreatif (dokumen) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Lainnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 12. Tersedianya data kepariwisataan 13. Tersedianya jaringan sistem informasi yang reiabel 14. Meningkatnya kualitas aplikasi untuk mengakses informasi 15. Meningkatnya peran, hubungan, dan partisipasi Indonesia dalam forum kerjasama bilateral 16. Meningkatnya peran, hubungan, dan partisipasi Indonesia dalam forum kerjasama regional 17. Meningkatnya peran, hubungan, dan partisipasi Indonesia dalam forum kerjasama multilateral 1. Kelengkapan data kepariwisataan tahunan (nilai) 2. Ketepatan waktu penyediaan data kepariwisataan bulanan/kuartalan (nilai) Jumlah pengunjung unik yang mengunjungi website Kemenparekraf pertahun (pengunjung) Jumlah aplikasi yang tersedia untuk mengakses informasi (unit) 1. Partisipasi pada kegiatan forum kerjasama bilateral bidang pariwisata dan ekonomi kreatif (partisipasi) 2. Jumlah dokumen kerjasama bilateral dan implementasinya di dalam dan luar negeri (dokumen) 1. Partisipasi pada kegiatan forum kerjasama regional bidang pariwisata dan ekonomi kreatif (partisipasi) 2. Jumlah dokumen kerjasama regional dan implementasinya di dalam dan luar negeri (dokumen) 1. Partisiapsi pada kegiatan forum kerjasama multilateral bidang pariwisata dan ekonomi kreatif 2. Jumlah dokumen kerjasama multilateral dan Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Lainnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 13

24 No. Sasaran Indikator Program implementasinya di dalam dan luar negeri 18. Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana aparatur Jumlah peningkatan layanan sarana dan prasarana (unit) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif B. Penetapan/Perjanjian Kinerja Tahun 2013 merupakan tahun ketiga dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) , Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif secara terencana dan berkesinambungan melaksanakan program dan kegiatan yang telah ditetapkan, termasuk didalamnya adalah Perencanaan Kinerja 2013 yang merupakan proses perencanaan kinerja yang didokumentasikan dalam Rencana Kinerja Tahunan (Annual Performance Plan). Penyusunan rencana kinerja ini dilakukan seiring dengan agenda penyusunan dan kebijakan anggaran. Setelah anggaran 2013 ditetapkan maka disusunlah Penetapan Kinerja 2013 yang merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan dicapai dan disepakati antara pihak yang menerima amanah/tugas dan pihak yang memberi amanah/tugas dengan mempertimbangkan sumber daya yang ada. Secara umum tujuan penetapan kinerja/perjanjian kinerja Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun Anggaran 2013, antara lain: 1. Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 2. Mendorong komitmen penerima amanah untuk melaksanakan tugas yang diterima dan terus meningkatkan kinerjanya. 3. Menciptakan alat pengendalian manajemen yang praktis bagi pemberi amanah. 14

25 4. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 5. Menilai adanya keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran suatu organisasi, sekaligus sebagai dasar dalam pemberian penghargaan (reward) maupun sanksi (punishment). Salah satu alat ukur keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan dan/atau sasaran atau kegiatan utama dan dapat digunakan sebagai fokus perbaikan kinerja di masa depan adalah Indikator Kinerja Utama. Dengan telah ditetapkannya Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai indikator keberhasilan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, maka IKU harus terdapat dalam perencanaan kinerja. Tabel 2.2 Sasaran Strategis, Indikator, dan Target Kinerja Tahun 2013 No. Sasaran Indikator Target Program 1. Meningkatnya kualitas SDM Kemenparekraf 2. Meningkatnya kuantitas Sumber Daya Manusia Kemenparekraf 3. Meningkatnya layanan Administrasi Kepegawaian 4. Terciptanya peraturan perundang-undangan yang harmonis 1. Jumlah peserta Pendidikan dan Pelatihan Manajemen dan Teknis (peserta) 2. Jumlah pegawai yang difasilitasi untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (orang) Jumlah penambahan SDM Kemenparekraf yang akan mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif (orang) Tingkat penyelesaian pengembangan sistem informasi manajemen kepegawaian (persentase) Jumlah naskah Peraturan Perundang-undangan (naskah) 321 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Lainnya 14 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

26 No. Sasaran Indikator Target Program 5. Terwujudnya organisasi dan tatalaksana yang sesuai dengan kebutuhan, tugas dan fungsi 1. Nilai Qualitiy Assurance (QA) Reformasi Birokrasi (nilai) 2. Jumlah dokumen ketatalaksanaan (dokumen) Meningkatnya kualitas kinerja pengelolaan keuangan 1. Opini Keuangan Kemenparekraf (peringkat) WTP 2. Jumlah dokumen laporan keuangan yang akuntabel sesuai Sistem Akuntansi Pemerintahan (SAP) (Dokumen) Terwujudnya rencana program dan penganggaran serta evaluasi dan pelaporan yang berkualitas 1. Predikat SAKIP Kemenparekraf (predikat) 2. Jumlah dokumen perencanaan program dan anggaran (dokumen) B 16 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Lainnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 3. Jumlah laporan pemantauan dan evaluasi (laporan) Jumlah pendukungan kegiatan pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif pusat dan daerah (kegiatan) 5 8. Terselenggaranya layanan umum yang memenuhi standar pelayanan 9. Terselenggaranya pengelolaan aset BMN yang akuntabel dan transparan Jumlah dokumen layanan administrasi umum (dokumen) Jumlah dokumen laporan aset BMN (dokumen) 9 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 5 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 16

27 No. Sasaran Indikator Target Program 10. Tersedianya dokumen publikasi bagi pihak internal dan eksternal 11. Tersedianya data dan informasi yang akurat, valid reiabel 12. Tersedianya data kepariwisataan 13. Tersedianya jaringan sistem informasi yang reiabel 14. Meningkatnya kualitas aplikasi untuk mengakses informasi 15. Meningkatnya peran, hubungan, dan partisipasi Indonesia dalam forum kerjasama bilateral 16. Meningkatnya peran, hubungan, dan partisipasi Indonesia dalam forum kerjasama regional Jumlah dokumen publikasi, layanan informasi dan hubungan antar lembaga (dokumen) Jumlah dokumen statistik pariwisata dan ekonomi kreatif (dokumen) 1. Kelengkapan data kepariwisataan tahunan (nilai) 2. Ketepatan waktu penyediaan data kepariwisataan bulanan/kuartalan (nilai) Jumlah pengunjung unik yang mengunjungi website Kemenparekraf pertahun (pengunjung) Jumlah aplikasi yang tersedia untuk mengakses informasi (unit) 1. Partisipasi pada kegiatan forum kerjasama bilateral bidang pariwisata dan ekonomi kreatif (partisipasi) 2. Jumlah dokumen kerjasama bilateral dan implementasinya di dalam dan luar negeri (dokumen) 1. Partisipasi pada kegiatan forum kerjasama regional bidang pariwisata dan ekonomi kreatif (partisipasi) 2. Jumlah dokumen kerjasama regional dan implementasinya di dalam dan luar negeri (dokumen) 72 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Lainnya 5 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 6,41 6, Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan 6 Tugas Lainnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

28 No. Sasaran Indikator Target Program 17. Meningkatnya peran, hubungan, dan partisipasi Indonesia dalam forum kerjasama multilateral 18. Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana aparatur 1. Partisiapsi pada kegiatan forum kerjasama multilateral bidang pariwisata dan ekonomi kreatif 2. Jumlah dokumen kerjasama multilateral dan implementasinya di dalam dan luar negeri Jumlah peningkatan layanan sarana dan prasarana (unit) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dan alokasi anggaran sebesar Rp ,00 tersebut terbagi dalam jenis belanja, sebagai berikut : 1. Belanja Pegawai : Rp ,00 2. Belanja Barang : Rp ,00 3. Belanja Modal : Rp ,00 4. Belanja Bansos : Rp - Permasalahan Penyebab utama rendahnya penyerapan anggaran tahun 2013: 1. Tahun Anggaran baru dimulai sudah dilakukan kebijakan nasional untuk penghematan 10% atas pagu anggaran Kementerian Negara/Lembaga; 2. Penyesuaian terhadap perubahan organisasi dari Kemenbudpar menjadi Kemenparekraf, yang membutuhkan penyesuaian/revisi program kegiatan dan alokasi anggaran; 3. Adanya blokir/tanda bintang pada sejumlah alokasi anggaran/kegiatan pusat maupun SKPD (daerah) yang membutuhkan waktu untuk proses pencairan dan penyesuaiannya; 18

29 4. Lemahnya koordinasi dalam penetapan perangkat pengelola keuangan khususnya SKPD Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk kegiatan Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan; Faktor Teknis Internal: 1. Masalah revisi POK yang berulang hampir diseluruh unit kerja, sehingga mempengaruhi jadwal kegiatan; 2. Adanya penyesuaian penetapan perangkat pengelola keuangan daerah; 3. Penerapan sistem perencanaan kas yang belum konsisten; 4. Terjadinya penumpukan SPM pada menjelang akhir tahun anggaran. Faktor Teknis Eksternal: 1. Proses pencaian tanda bintang yang memakan waktu cukup lama; 2. Penggantian pejabat teknis KPPN dapat mempengaruhi proses pencairan anggaran di lingkungan Kementerian Negara/Lembaga; 3. Revisi DIPA yang bisa memakan waktu 3-4 bulan penyelesaiannya; 4. Kekeliruan penulisan dalam DIPA masih terjadi; 5. Pagu APBNP untuk struktur organisasi baru di Ekonomi Kreatif, baru diterima pada bulan Agustus dan September Solusi Rekomendasi: 1. Perlu adanya komitmen yang kuat dari masing-masing otoritas KPA terhadap jadwal pelaksanaan kegiatan yang ketat; 2. Masing-masing otoritas KPA menyusun jadwal kegiatan setiap bulan, triwulan disesuaikan dengan rencana penarikan pendanaan; 3. Menghindari pembayaran untuk konsultan (Pihak Ketiga) yang pembayarannya sekaligus pada menjelang akhir tahun anggaran (tidak sesuai amanat Perpres No. 70 Tahun 2012). 4. Masing-masing otoritas KPA dan pengelola dibawahnya secepatnya melakukan/menjaga cash flow melalui pencairan UP, TUP, sesuai perencanaan kas pada bendahara. 19

30 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

31 Bab III Akuntabilitas Kinerja BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Ikhtisar Kinerja 2013 Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor PM.55/HK.001/MPEK/2012, tanggal 16 Juli 2012, tentang Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, merupakan acuan ukuran kinerja yang digunakan oleh masing-masing unit kerja di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam menyusun perencanaan dan penganggaran kinerja, pengukuran kinerja, dan evaluasi kinerja. Berikut ini akan diuraikan Pencapaian Sasaran Sekretariat Jenderal tahun 2013, yang diukur dengan menggunakan Indikator Kinerja Utama yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut: Tabel 3. 1 Pengukuran Kinerja 2013 No. Sasaran Indikator Target 1. Meningkatnya kualitas SDM Kemenparekraf 1. Jumlah peserta Pendidikan dan Pelatihan Manajemen dan Teknis (peserta) ,08 2. Meningkatnya kuantitas Sumber Daya Manusia Kemenparekraf 2. Jumlah pegawai yang difasilitasi untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (orang) Jumlah penambahan SDM Kemenparekraf yang akan mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif (orang) ,83 20

32 2013 No. Sasaran Indikator Target 3. Meningkatnya layanan Administrasi Kepegawaian Tingkat penyelesaian pengembangan sistem informasi manajemen kepegawaian (persentase) ,50 4. Terciptanya peraturan perundangundangan yang harmonis Jumlah naskah Peraturan Perundang-undangan (naskah) Terwujudnya organisasi dan tatalaksana yang sesuai dengan kebutuhan, tugas dan fungsi 1. Nilai Qualitiy Assurance (QA) Reformasi Birokrasi (nilai) 2. Jumlah dokumen ketatalaksanaan (dokumen) 70 74,53 106, Meningkatnya kualitas kinerja pengelolaan keuangan 1. Opini Keuangan Kemenparekraf (predikat) WTP Masih Dalam Proses Pemeriksaan BPK - 7. Terwujudnya rencana program dan penganggaran serta evaluasi dan pelaporan yang berkualitas 2. Jumlah dokumen laporan keuangan yang akuntabel sesuai Sistem Akuntasi Pemerintahan (SAP) (Dokumen) 1. Predikat SAKIP Kemenparekraf (predikat) 2. Jumlah dokumen perencanaan program dan anggaran (dokumen) B B ,75 3. Jumlah laporan pemantauan dan evaluasi (laporan) 4. Jumlah pendukungan kegiatan pembangunan

33 2013 No. Sasaran Indikator Target pariwisata dan ekonomi kreatif pusat dan daerah (kegiatan) 8. Terselenggaranya layanan umum yang memenuhi standar pelayanan 9. Terselenggaranya pengelolaan aset BMN yang akuntabel dan transparan 10. Tersedianya dokumen publikasi bagi pihak internal dan eksternal Jumlah dokumen layanan administrasi umum (dokumen) Jumlah dokumen laporan aset BMN (dokumen) Jumlah dokumen publikasi, layanan informasi dan hubungan antar lembaga (dokumen) , Tersedianya data dan informasi yang akurat, valid reilabel Jumlah dokumen statistik pariwisata dan ekonomi kreatif (dokumen) Tersedianya data kepariwisataan 1. Kelengkapan data kepariwisataan tahunan (nilai) 2. Ketepatan waktu penyediaan data kepariwisataan bulanan/kuartalan (nilai) 6,41 6,5 101,40 6, , Tersedianya jaringan sistem informasi yang reilabel Jumlah pengunjung unik yang mengunjungi website Kemenparekraf pertahun (pengunjung) ,51 22

34 2013 No. Sasaran Indikator Target 14. Meningkatnya kualitas aplikasi untuk mengakses informasi Jumlah aplikasi yang tersedia untuk mengakses informasi (unit) Meningkatnya peran, hubungan, dan partisipasi Indonesia dalam forum kerjasama bilateral 16. Meningkatnya peran, hubungan, dan partisipasi Indonesia dalam forum kerjasama regional 17. Meningkatnya peran, hubungan, dan partisipasi Indonesia dalam forum kerjasama multilateral 18. Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana aparatur 1. Partisipasi pada kegiatan forum kerjasama bilateral bidang pariwisata dan ekonomi kreatif (partisipasi) 2. Jumlah dokumen kerjasama bilateral dan implementasinya di dalam dan luar negeri (dokumen) 1. Partisipasi pada kegiatan forum kerjasama reginal bidang pariwisata dan ekonomi kreatif (partisipasi) 2. Jumlah dokumen kerjasama regional dan implementasinya di dalam dan luar negeri (dokumen) 1. Partisiapsi pada kegiatan forum kerjasama multilateral bidang pariwisata dan ekonomi kreatif 2. Jumlah dokumen kerjasama multilateral dan implementasinya di dalam dan luar negeri Jumlah peningkatan layanan sarana dan prasarana (unit) ,97 23

35 Catatan : n/a = Not Applicable (Tidak Dapat Dihitung) Jumlah Anggaran : Rp ,00 Jumlah Anggaran : Rp ,00 B. dan Analisis Kinerja 2013 Ditinjau dari capaian kinerja masing-masing sasaran untuk tahun 2013, Sekretariat Jenderal Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah dapat melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggung jawab organisasi. Berikut ini akan diuraikan kinerja dari Sekretariat Jenderal Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dilihat dari masing-masing sasaran strategis yang telah ditetapkan. Meningkatnya kualitas SDM Kemenparekraf 1 Meningkatnya Kualitas SDM Kemenparekraf TErselenggaranya kinerja Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang berkualitas akan terwujud apabila didukung oleh kualitas SDM yang berkualitas. Kualitas SDM Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dapat dilihat dari jumlah SDM yang memiliki pendidikan lanjut yang mendalami sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Pendidikan lanjut yang dimaksud adalah pendidikan pascasarjana, untuk Strata 2 dan Strata 3. Saat ini, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memiliki (seribu delapan ratus enam puluh lima) pegawai dengan pendidikan akhir S1 berjumlah 608, S2 berjumlah 428 dan S3 berjumlah 18 pegawai yang mendalami sektor pariwisata serta fokus untuk mendalami tata kelola dan kebijakan di sektor pariwisata. Selain memfasilitasi SDM Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berupa peningkatan pendidikan formal juga akan memperkuat SDM dengan 24

36 kediklatan struktural dan teknis terkait pada subsektor kepariwisataan dan subsektor ekonomi kreatif, sejumlah 413 (empat ratus tiga belas) pegawai selama periode Meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia Kemenparekraf dapat diukur dengan indikator: Jumlah peserta Pendidikan dan Pelatihan Manajemen dan Teknis ; dan Jumlah Pegawai Yang Difasilitasi Untuk Meneruskan Pendidikan Ke Jenjang Yang Lebih Tinggi. Jumlah Peserta Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Dan Teknis Jumlah peserta pendidikan dan pelatihan pegawai sesuai dengan kebutuhan organisasi, yaitu jumlah aparatur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang diberikan pembekalan melalui diklat yang relevan di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif. Tabel 3. 2 Peserta Pendidikan dan Pelatihan Manajemen dan Teknis No Indikator Kinerja Target 1. Jumlah peserta Pendidikan dan Pelatihan Manajemen dan Teknis 321 Orang 302 Orang 94,08 Pada tabel di atas, target peserta sebelum revisi adalah 321 orang. Hal itu disebabkan target peserta Diklat PIM II yang semula diperuntukan 6 orang menjadi hanya untuk 1 orang, kemudian dialokasikan untuk Pelatihan Pengembangan Kompetensi PNS dengan peserta 25 orang. Mengingat rekruitmen peserta semakin sulit karena kesibukan pegawai di masing-masing unit kerja dan yang perlu menjadi perhatian adalah belum optimalnya komitmen/dukungan para pimpinan setiap unit kerja untuk memberikan kesempatan stafnya mengikuti diklat sehingga beberapa target tidak dapat dicapai hingga 100 % yaitu antara lain: Diklat Bahasa Inggris (TOEFL Preparation) dari yang ditargetkan 120 orang, terealisasi sebanyak 87 orang; Diklat Kepemimpinan Tk. IV dari target 30 orang, terealisasi 25 orang; dan Diklat Teknis Pariwisata Tk. Lanjutan & Spesialisasi Bidang MICE Tk. Lanjutan dari target 20 orang terealisasi 19 orang. 25

37 Sehingga pada indikator Jumlah peserta Pendidikan dan Pelatihan Manajemen dan Teknis adalah sebanyak 302 orang atau sebesar 94,08 % dari target 321 orang. Tabel 3. 3 Perbandingan Tahun 2012 dan 2013 No Indikator Kinerja 1. Jumlah Peserta Pendidikan dan Pelatihan Manajemen dan Teknis (peserta) 302 Orang , Orang 94,96 Bila dibandingkan dengan capaian pada tahun 2012, terlihat bahwa pada tahun 2013 terjadi penurunan baik dari segi target maupun realisasi. Adapun penurunan target peserta tahun 2013 disebabkan oleh adanya penghematan anggaran sebesar 20% dari APBN sehingga anggaran kediklatan mengalami pengurangan. Sementara itu, rincian peserta Pendidikan dan Pelatihan Manajemen dan Teknis dari tahun dapat terlihat pada grafik berikut : Grafik 3. 1 Jumlah Peserta Pendidikan dan Pelatihan Manajemen dan Teknis Pelatihan Pengembangan Kompetensi PNS 0 25 Pelatihan Kesekretariatan 0 20 Pelatihan Service of Excellence 0 20 Diklat Bahasa Asing (TOEFL Preparation) Diklat Teknis Ekonomi Kreatif Tingkat Dasar Diklat Teknis Pariwisata Spesialisasi Bidang MICE 0 19 Diklat Teknis Pariwisata Spesialisasi Bidang MICE Diklat Teknis Pariwisata Tingkat Lanjutan Diklat Teknis Pariwisata Tingkat Dasar 0 20 Diklat PIM Tk. IV Diklat PIM Tk. III Diklat PIM Tk. II

38 Dalam upaya pencapaian indikator Jumlah Peserta Pendidikan dan Pelatihan Manajemen dan Teknis, kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: Diklat Kepemimpinan Tk. II Diklat Kepemimpinan Tingkat II diselenggarakan oleh Lembaga Administrasi Negara dan peserta yang dikirimkan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berjumlah 1 orang, yaitu M. Faried, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Kepariwisataan. Diklat Teknis Pariwisata Tingkat Dasar Diklat Teknis Pariwisata tingkat dasar diselenggarakan di Wisma Hijau, Bogor selama 19 hari pada tanggal 18 Maret s.d. 5 April 2013 dan diikuti oleh 20 orang peserta. Observasi Lapangan (OL) dalam rangka Diklat Teknis Pariwisata Tingkat Dasar dilaksanakan di Provinsi Lampung pada tanggal 1 s.d. 4 April Diklat Teknis Ekonomi Kreatif Tingkat Dasar Diklat Teknis Ekonomi Kreatif tingkat Dasar diselenggarakan di Wisma Hijau, Bogor selama 17 hari pada tanggal 27 Maret s.d. 12 April 2013 dan diikuti oleh 20 orang peserta. Observasi Lapangan (OL) dalam rangka Diklat Teknis Ekonomi Kreatif Tingkat Dasar dilaksanakan di Lombok, Nusa Tenggara Barat pada tanggal 8 s.d. 11 April

39 Diklat Teknis Pariwisata Spesialisasi Bidang MICE Tingkat Dasar Diklat Teknis Pariwisata Spesialisasi Bidang MICE Tingkat Dasar diselenggarakan di Wisma Hijau, Bogor selama 19 hari pada tanggal 16 April s.d. 04 Mei 2013 dan diikuti oleh 20 orang peserta. Observasi Lapangan (OL) dalam rangka Diklat Teknis Pariwisata Spesialisasi Bidang MICE Tingkat Dasar dilaksanakan di Solo, Jawa Tengah pada tanggal 30 April s.d. 03 Mei Diklat Bahasa Asing (TOEFL Preparation) Diklat Bahasa Asing (TOEFL Preparation) diselenggarakan di Hotel Cipta, Jakarta dalam 3 (tiga) angkatan, dengan jangka waktu pelaksanaan Diklat selama 4 hari untuk masing-masing angkatan. Diklat Bahasa Asing (TOEFL Preparation) diikuti oleh 87 orang peserta dari target 120 orang peserta. Peserta adalah para pejabat eselon IV di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Angkatan I (sebanyak 2 kelas) dilaksanakan tanggal 30 April s.d. 02 Mei Angkatan II (sebanyak 2 kelas) dilaksanakan tanggal 7 s.d. 10 Mei Angkatan III (sebanyak 2 kelas) dilaksanakan tanggal 13 s.d. 16 Mei Pelatihan Sevice of Excellence Pelatihan Sevice of Excellence diselenggarakan di PP University, Bogor selama 3 hari pada tanggal 3 s.d. 5 April 2013 dan diikuti oleh 20 orang peserta. 28

40 Pelatihan Pengembangan Kompetensi PNS Pelatihan Pengembangan Kompetensi PNS diselenggarakan di Hotel Marbella Anyer, Jl. Raya Karang Bolong Km. 135 Desa Bandulu, Anyer selama 3 hari dimulai pada tanggal 14 s.d. 16 November 2013 dan diikuti oleh 25 orang peserta. Permasalahan Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dalam pelaksanaan kegiatan tahun 2013 sehingga keberhasilan yang dicapai belum maksimal antara lain: 1. Tenaga Widyaiswara Kementerian Parekraf sangat terbatas sehingga dalam beberapa pelaksanaan Diklat masih lebih banyak menggunakan tenaga dari luar (Widyaiswara LAN) khususnya untuk pelaksanaan Diklat Struktural. 2. Beberapa unit kerja dimana pejabat ataupun staf dijadwalkan untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan tidak hadir dalam kegiatan. Pemecahan Permasalahan Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah tersebut di atas adalah: 1. Penyampaian usulan untuk menambah Formasi Widyaiswara di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif baik dari Formasi CPNS, PNS yang masih aktif, maupun pejabat eselon II, ataupun eselon I yang sudah mendekati batas usia pensiun dan berminat menjadi widyaiswara kepada LAN RI sesuai dengan ketentuan yang berlaku (Permenpan No. 14 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya). 2. Memberikan himbauan kepada atasan Pejabat/Staf yang dijadwalkan agar memberikan izin untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan. Jumlah Pegawai Yang Difasilitasi Untuk Meneruskan Pendidikan Ke Jenjang Yang Lebih Tinggi Jumlah pegawai yang difasilitasi untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu jumlah pegawai Kemenparekraf yang meneruskan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi (Strata 2 dan Strata 3) untuk 29

41 memperdalam pengetahuan pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, serta pengaturan kebijakan publik. Tabel 3. 4 Pegawai Yang Difasilitasi Untuk Meneruskan Pendidikan Ke Jenjang Yang Lebih Tinggi No Indikator Kinerja Target 2. Jumlah Pegawai Yang Difasilitasi Untuk Meneruskan Pendidikan Ke Jenjang Yang Lebih Tinggi 14 Orang 14 Orang 100 Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja sasaran Jumlah Pegawai Yang Difasilitasi Untuk Meneruskan Pendidikan Ke Jenjang Yang Lebih Tinggi mencapai 14 orang atau 100% atau telah mencapai target yang telah ditetapkan. Berikut ini matriks/tabel pegawai yang mendapatkan fasilitasi untuk meneruskan jenjang pendidikan yang lebih tinggi adalah sebagai berikut: Tabel 3. 5 Pegawai Yang difasilitasi Untuk Meneruskan Jenjang Pendidkan No Nama Universitas 1. Memet Achmad Sayuti, SE, MM. 2. Titien Damayanti, SE, M.Si. 3. Amirosa Ria Satiadji, S.Par, MM. 4. Ridwansyah Lubis, S.Sos, M.Hum 5. Marciella Elyanta, S.ST.Par 6. Christina Indriani Sianipar, S.ST.Par Universitas Padjadjaran Universitas Padjadjaran Universitas Padjadjaran Universitas Padjadjaran Universitas Padjadjaran Universitas Padjadjaran Jenjang Pendidikan S3 S3 S3 S3 S3 S3 Keterangan Akademi Pariwisata Makassar Sekolah Tinggi Pariwisata Bali Sekolah Tinggi Pariwisata Bali Ditjen EKMDI Akademi Pariwisata Medan Akademi Pariwisata Medan Dengan fasilitasi untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi bagi pejabat/pegawai yang memenuhi syarat diharapkan setelah menyelesaikan jenjang pendidikan dapat memanfaatkan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh di meja kuliah maupun pengalaman di lapangan guna mengembangkan/ meningkatkan kinerja untuk kemajuan organisasi, serta siap untuk menduduki posisi jabatan yang sesuai latar belakang dan bidang ilmu yang diperoleh. 30

42 Tabel 3. 6 Perbandingan Tahun 2012 dan 2013 No Indikator Kinerja 2. Jumlah Pegawai Yang Difasilitasi Untuk Meneruskan Pendidikan Ke Jenjang Yang Lebih Tinggi 14 Orang Orang 100 Bila dibandingkan dengan capaian pada tahun 2012, terlihat bahwa pada tahun 2013 jumlah pegawai yang difasilitasi mengalami peningkat sebesar 5 orang. Meningkatnya kuantitas Sumber Daya Manusia Kemenparekraf 2 Meningkatnya Kuantitas Sumber Daya Manusia Kemenparekraf Dengan perubahan Kemenbudpar menjadi Kemenparekraf, diperlukan SDM baru yang dapat mengisi posisi untuk sektor ekonomi kreatif khususnya, sehingga pengembangan ekonomi kreatif akan ditangani oleh SDM yang memiliki pengetahuan serta kompetensi yang sesuai dengan sektor yang akan dikembangkan. Kuantitas SDM Kemenparekraf adalah sebanyak pegawai, dimana saat ini, SDM tersebut memiliki detail penugasan pada masing-masing Unit Eselon 1 sebagai Unit Pelaksana Teknis sebagai berikut: orang di Ditjen Pengembangan Destinasi Pariwisata; orang di Ditjen Pemasaran Pariwisata; orang di Ditjen Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya; orang di Ditjen Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan IPTEK; orang di Badan Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; orang di Sekretariat Jenderal; orang di Inspektorat Jenderal; dan 31

43 orang pada UPT Badan Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (STP Bandung, STP Bali, Akpar Medan, dan Akpar Makassar). Penambahan SDM ekonomi kreatif sangat dibutuhkan pada Kemenparekraf khususnya pada sektor ekonomi kreatif berbasis media, desain dan iptek, karena saat ini Kemenparekraf tidak memiliki SDM yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan sektor ini. Penambahan SDM Kemenparekraf juga dirasakan perlu dilakukan tekait adanya SDM yang pensiun dan rotasi pada tahun berjalan. Jumlah penambahan SDM Kemenparekraf yang akan mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif, jumlah kuantitas SDM Kemenparekraf secara langsung akan berperan dalam mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif dengan tujuan utama mencapai arahan strategis Kementerian. Tabel 3. 7 Penambahan SDM Kemenparekraf Yang Akan Mengembangkan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif No Indikator Kinerja Target 1. Jumlah penambahan SDM Kemenparekraf yang akan mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif 259 Orang 199 Orang 76,83 Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja sasaran Jumlah Penambahan SDM Kemenparekraf Yang Akan Mengembangkan Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif mencapai 199 orang atau 76,83 %. Jika dibandingkan antara capaian kinerja tahun 2013 dengan capaian kinerja tahun 2012, maka dapat disandingkan kondisi realisasi dan capaian kinerja sebagai berikut: Tabel 3. 8 Perbandingan Tahun 2012 dan 2013 No Indikator Kinerja 1. Jumlah penambahan SDM Kemenparekraf yang akan mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif (orang) 199 Orang , Orang 97,01 32

44 Dari tabel di atas, nampak bahwa terdapat peningkatan penambahan sumber daya manusia pada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada tahun 2013 sebesar 69 orang dimana pada tahun 2012 sebanyak 130 orang. Meningkatnya Layanan Administrasi Kepegawaian 3 Meningkatnya Layanan Administrasi Kepegawaian Indikator yang digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran Meningkatnya layanan Administrasi Kepegawaian adalah tingkat penyelesaian pengembangan sistem informasi manajemen kepegawaian. Tabel 3. 9 Tingkat Penyelesaian Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian No Indikator Kinerja Target 1. Tingkat penyelesaian pengembangan sistem informasi manajemen kepegawaian 80 % 80 % 100 Dengan keberhasilan dalam capaian sesuai dengan target yang telah ditetapkan menunjukkan bahwa pelaksanaan layanan administrasi kepegawaian tidak hanya difokuskan pada kegiatan perencanaan, pengadaan, mutasi, dan pengembangan kualitas pegawai di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, tetapi juga pembinaan terhadap peningkatan layanan informasi dan data kepegawaian dalam bentuk pengembangan sistem informasi manajemen kepegawaian. Jika dibandingkan antara capaian kinerja tahun 2013 dengan capaian kinerja tahun 2012, maka dapat disandingkan kondisi realisasi dan capaian kinerja sebagai berikut: 33

45 Tabel Perbandingan Tahun 2012 dan 2013 No Indikator Kinerja 1. Tingkat penyelesaian pengembangan sistem informasi manajemen kepegawaian % % 100 Dari tabel di atas, nampak bahwa dalam dua tahun, target indikator Tingkat penyelesaian pengembangan sistem informasi manajemen kepegawaian dapat tercapai 100% dan di tahun 2013 terjadi peningkatan pencapaian target. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2013 yang mendukung kepada keberhasilan pencapaian sasaran tersebut antara lain: 1. Peningkatan kapasitas pengembangan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Terciptanya Peraturan Perundang-Undangan Yang Harmonis 4 Terciptanya Peraturan Perundang-Undangan Yang Harmonis Penyiapan, perencanaan, perumusan, dan penyusunan peraturan perundang-undangan ditujukan untuk melahirkan harmonisasi dan sinkronisasi produk-produk hukum bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dengan produk-produk hukum yang antisipatif dan responsif diharapkan dapat menjawab berbagai tantangan dan permasalahan di bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Indikator keberhasilan sasaran, berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut: 34

46 Tabel Naskah Peraturan Perundang-Undangan No Indikator Kinerja Target 1. Jumlah Naskah Peraturan Perundang- Undangan 6 Naskah 6 Naskah 100 Berdasarkan tabel diatas, target indikator Jumlah Naskah Peraturan Perundang-Undangan yang telah ditetapkan sebelumnya telah tercapai. Upayaupaya koordinasi dan harmonisasi dalam persiapan, perencanaan dan penyusunan peraturan perundang-undangan bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan terus ditingkatkan dalam upaya melahirkan produk-produk hukum serta kebijakan yang antisipatif dan responsif terhadap dinamika permasalahan dan reformasi hukum terkait dengan pembangunan bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Jika dibandingkan antara capaian kinerja tahun 2013 dengan capaian kinerja tahun 2012, maka dapat disandingkan kondisi realisasi dan capaian kinerja sebagai berikut: Tabel Perbandingan Tahun 2012 dan 2013 No Indikator Kinerja 1. Jumlah naskah Peraturan Perundang-undangan (naskah) 6 Naskah Naskah 100 Dari tabel di atas, nampak bahwa terdapat penurunan target yang ditetapkan, namun begitu pencapaian target dapat dilaksanakan dengan optimal sehingga target yang telah ditetapkan dapat tercapai. Dengan demikian, produk-produk hukum yang dikoordinasikan mampu melahirkan berbagai kebijakan yang dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kinerja Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagai lembaga yang diberikan kepercayaan untuk mengelola pembangunan bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagai salah satu motor penggerak yang ikut berperan dalam meningkatkan pembangunan perekonomian nasional maupun daerah. 35

47 Terwujudnya Organisasi dan Tatalaksana Yang Sesuai Dengan Kebutuhan, Tugas dan Fungsi 5 Terwujudnya Organisasi dan Tatalaksana Yang Sesuai Dengan Kebutuhan, Tugas dan Fungsi Indikator yang digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran Terwujudnya organisasi dan tatalaksana yang sesuai dengan kebutuhan, tugas dan fungsi adalah 1) Nilai Quality Assurance (QA) Reformasi Birokrasi; dan 2) Jumlah dokumen ketatalaksanaan. Nilai Quality Assurance (QA) Reformasi Birokrasi Peningkatan kualitas kinerja organisasi Kemenparekraf memiliki tiga sasaran utama, yaitu: 1. Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan; 2. Meningkatnya kualitas pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP); dan 3. Terselenggaranya reformasi birokrasi. Terselenggaranya reformasi birokrasi yang efektif dapat diindikasikan dari perbaikan nilai Quality Assurance pelaksanaan reformasi birokrasi yang diberikan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Semakin tinggi nilai Quality Assurance, maka dapat dinyatakan bahwa semakin baik pula kualitas pelaksanaan reformasi birokrasi di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Di tahun 2012 sasaran Terselenggaranya Reformasi Birokrasi, ditandai oleh capaian Passing Grade Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan capaian nilai 48 yaitu pada Level 2 (range skor 41 50) dengan usulan besaran Tunjangan Kinerja (TK) sekitar 45% dari Kementerian Keuangan. Sementara untuk tahun 2013 ini, terdapat peningkatan dimana Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendapat nilai 74,53 yang diperoleh dari hasil akhir Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB). 36

48 Tabel Nilai Quality Assurance (QA) Reformasi Birokrasi No Indikator Kinerja Target 1. Nilai Quality Assurance (QA) Reformasi Birokrasi 70 74,53 106,47 Nilai Quality Assurance (QA) Reformasi Birokrasi, yaitu nilai yang diberikan oleh Kementerian PAN & RB kepada Kemenparekraf yang menjadi tolak ukur efektifitas atau kinerja pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Kemenparekraf. Sesuai Permen Pan dan RB No. 53 Tahun 2011, nilai yang diberikan kepada Kemenparekraf terkait pelaksanaan program Reformasi Birokrasi berdasarkan acuan nasional, kebijakan, strategi dan standar yang ditetapkan oleh Komite Pengarah RB Nasional. Pendekatan yang digunakan dalam melakukan Quality Assurance RB ini menggunakan 8 (delapan) area perubahan grand design RB dengan mengaitkan program, kegiatan, agenda, dan hasil yang diharapkan dari proses RB pada tingkat mikro dalam periode tahun Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja sasaran Terselenggaranya Reformasi Birokrasi mencapai nilai 74,53 atau 106,47 %. Indikator Nilai Quality Assurance (QA) Reformasi Birokrasi, sebesar 74,53 diperoleh dari hasil akhir penilaian PMPRB meliputi: 1) Komponen Pengungkit: kepemimpinan (nilai 75), Sumber Daya Manusia Aparatur (nilai 80), Perencanaan Strategis (75), Kemitraan dan Sumber Daya (nilai 75), dan Proses (nilai 74), dengan jumlah rata-rata = 75,80; 2) Komponen Hasil: Hasil pada SDM Aparatur (nilai 70), Hasil pada Masyarakat/Pengguna Layanan (nilai 75), Hasil pada Komunitas Lokal, Nasional, dan Internasional (nilai 78), dan Hasil Kinerja Utama (nilai 70), dengan jumlah rata-rata 73,25, sehingga jumlah rata-rata keseluruhan adalah 74,53. Dasar penentuan passing grade dan skor yang digunakan, serta besaran Tunjangan Kinerja (TK) yang diusulkan adalah sebagai berikut: 37

49 Range Skor Level Keputusan Usulan Besaran TK Tidak diberikan TK Tidak diproses Tidak diberikan TK Tidak diproses Diberikan TK 40% dari Kemenkeu Diberikan TK 45% dari Kemenkeu Diberikan TK 50% dari Kemenkeu Diberikan TK 55% dari Kemenkeu Diberikan TK 65% dari Kemenkeu Diberikan TK 75% dari Kemenkeu Diberikan TK 100% dari Kemenkeu *) passing grade bagi K/L untuk mendapatkan tunjangan kinerja minimum level 2 dengan range skor antara Jika dibandingkan antara capaian kinerja tahun 2013 dengan capaian kinerja tahun 2012, maka dapat disandingkan kondisi realisasi dan capaian kinerja sebagai berikut: No Tabel Perbandingan Tahun 2012 dan 2013 Indikator Kinerja Nilai Quality Assurance (QA) Reformasi Birokrasi 74,53 106, Dari tabel di atas nampak bahwa realisasi di tahun 2013 meningkat jika dibandingkan dengan realisasi tahun Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2013 yang mendukung kepada keberhasilan pencapaian sasaran tersebut antara lain: Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi mencakup penilaian terhadap dua komponen: Pengungkit (Enablers) dan Hasil (Results). Pengungkit adalah seluruh upaya yang dilakukan oleh instansi pemerintah dalam menjalankan fungsinya, sedangkan Hasil adalah kinerja yang diperoleh dari komponen pengungkit. Hubungan sebab-akibat antara Komponen Pengungkit dan Komponen Hasil dapat mewujudkan proses perbaikan bagi instansi melalui inovasi dan pembelajaran, di mana proses perbaikan ini akan meningkatkan 38

50 kinerja instansi pemerintah secara berkelanjutan. Komponen Pengungkit sangat menentukan keberhasilan tugas instansi, sedangkan Komponen Hasil berhubungan dengan kepuasan para pemangku kepentingan. Tujuan dilaksanakannya PMPRB adalah: Memperoleh informasi mengenai perkembangan pelaksanaan reformasi birokrasi di unit kerja dan upaya-upaya perbaikan yang perlu dilakukan. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dapat melakukan bench learning (saling belajar dan tukar pengalaman) mengenai keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi antar instansi pemerintah. Hal ini sudah kami tindaklanjuti dengan surat permohonan study banding ke Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Penerima manfaat: Masyarakat pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif karena Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bermuara pada peningkatan pelayanan pada masyarakat. Jumlah Dokumen Ketatalaksanaan Indikator keberhasilan yang kedua dari sasaran tersebut di atas, berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut: Tabel Dokumen Ketatalaksanaan No Indikator Kinerja Target 2. Jumlah Dokumen Ketatalaksanaan 4 Dokumen 4 Dokumen 100 Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja sasaran Jumlah Dokumen Ketatalaksanaan, realisasi capaiannya 4 dokumen atau 100% dari target yang telah direncanakan. Jika dibandingkan antara capaian kinerja tahun 2013 dengan capaian kinerja tahun 2012, maka dapat disandingkan kondisi realisasi dan capaian kinerja sebagai berikut: 39

51 Tabel Perbandingan Tahun 2012 dan 2013 No Indikator Kinerja 2. Jumlah Dokumen Ketatalaksanaan (Dokumen) 4 Dokumen Dokumen 100 Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian indikator Jumlah Dokumen Ketatalaksanaan selama dua tahun telah mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2013 yang mendukung kepada keberhasilan pencapaian sasaran tersebut antara lain: Peningkatan Pemahaman Ketatalaksanaan Dengan dilaksanakannya kegiatan Peningkatan Pemahaman Ketatalaksanaan, diharapkan pencapaian visi organisasi dapat dicapai melalui persamaan persepsi dan tingkat pemahaman penaatalaksanaan administrasi pemerintah yang efektif, efisien, terbuka, responsif, dan akuntabel bagi seluruh pemegang jabatan dalam penyelenggaraan pemerintah di bidang pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif. Adapun sasaran yang akan dicapai dengan kegiatan Peningkatan Pemahaman Ketatalaksanaan adalah meningkatnya pemahaman kepada para pemangku jabatan dalam penatalaksanaan Administrasi Pemerintahan di lingkungan Kementerian Parekraf. Hasil dari kegiatan Peningkatan Pemahaman Ketatalaksanaan adalah terwujudnya pejabat struktural dan fungsional di lingkungan Kementerian Parekraf yang mampu dan memahami pengetahuan tentang ketatalaksanaan, baik teori maupun praktek dalam menyusun dokumen ketatalaksanaan sesuai tugas dan fungsi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dengan dilaksanakannya kegiatan Peningkatan Pemahaman Ketatalaksanaan, selain manfaat kepada para pemegang jabatan diharapkan akan menjadi cara dalam memenuhi kelengkapan dokumen RBI tentang 40

52 ketatalaksanaan yang ada di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Tata Cara Revisi Anggaran Dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi Sub Bagian Tata Laksana Bagian Organisasi dan Tata Laksana, maka dilaksanakan kegiatan Penyusunan Tata Cara Revisi Anggaran. Adapun Tata Cara Revisi Anggaran nantinya digunakan sebagai pedoman/acuan kerja yang akan memperlancar pencapaian tugas dan fungsi seluruh unit kerja di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Tata Cara Revisi Anggaran ini dimaksudkan sebagai pedoman/acuan setiap unit kerja di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam menyiapkan dokumen revisi penganggaran yang tertib dan akuntabel dalam sistem penganggaran yang berbasis kinerja. Keterkaitan dengan pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada hakekatnya merupakan upaya untuk melaksanakan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan, salah satu inti reformasi birokrasi adalah Ketatalaksanaan (business process). Adapun sasaran yang akan dicapai dengan kegiatan Penyusunan Tata Cara Revisi Anggaran adalah tercapainya persamaan persepsi kepada para pemangku jabatan dalam penatalaksanaan Administrasi Pemerintahan khususnya perencanaan anggaran yang lebih efektif dan efisien serta menerapkan prinsip-prinsip perencanaan anggaran berbasis kinerja di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Hasil/Outcome dari kegiatan Penyusunan Tata Cara Revisi Anggaran adalah tersedianya suatu rumusan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tentang Tata Cara Revisi Anggaran di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yang dipakai sebagai pedoman/acuan kerja dalam melakukan revisi penganggaran di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 41

53 Permasalahan Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2013 sehingga keberhasilan yang dicapai belum maksimal adalah: 1. Perubahan Nomenklatur dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Perubahan nomenklatur pada tahun 2012, menyebabkan perubahan struktur organisasi yang ada dalam Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sehingga pelaksanaan reformasi birokrasi menjadi tertunda. Meningkatnya Kualitas Kinerja Pengelolaan Keuangan 6 Meningkatnya Kualitas Kinerja Pengelolaan Keuangan Meningkatnya Kualitas Kinerja Pengelolaan Keuangan diukur dengan menggunakaan dua indikator yaitu: Opini Keuangan Kemenparekraf dan Jumlah Dokumen Laporan Keuangan Yang Akuntabel Sesuai Sistem Akuntasi Pemerintahan (SAP). Opini Keuangan Kemenparekraf Dalam UU No.15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara dinyatakan bahwa untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan negara, keuangan negara wajib dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Oleh karena itu, Kemenparekraf selaku instansi pemerintah yang menggunakan dana APBN berkewajiban untuk meningkatkan kemampuan dalam mengelola keuangan negara. Opini Keuangan Kemenparekraf diberikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yaitu secara berurutan dari penilaian yang paling rendah yaitu : a). 42

54 Disclaimer; b) Wajar Dengan Pengecualian (WDP); dan c) Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Tabel Opini Keuangan Kemenparekraf No Indikator Kinerja Target 1. Opini Keuangan Kemenparekraf WTP Masih Dalam Proses Pemeriksaaan BPK - Opini Keuangan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk Tahun 2013 saat ini masih dalam proses pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Jika dibandingkan antara capaian kinerja tahun 2013 dengan capaian kinerja tahun 2012, maka dapat disandingkan kondisi realisasi dan capaian kinerja sebagai berikut: Tabel Perbandingan Tahun 2012 dan 2013 No Indikator Kinerja 1. Opini Keuangan Kemenparekraf Masih Dalam Proses Pemeriksaaan BPK WDP - Pada Tahun 2012 Kemenparekraf memiliki target WTP sedangkan realisasinya WDP sehingga pada tahun 2013 harus di lakukan percepatan pembenahan dalam pengelolaan keuangan sehingga laporan keuangan tahun 2013 target yang ingin dicapai bisa terpenuhi sampai dengan pembuatan LAKIP ini realisasi laporan keuangan masih dalam proses audit BPK Indikator Opini keuangan Kemenparekraf di ukur melalui kriteria pemberian opini audit laporan keuangan oleh BPK meliputi: kesesuaian dengan sistem akuntansi pemerintah, kecukupan pengungkapan, ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan, dan efektifitas Sistem Pengendalian Intern (SPI). Adapun strategi menuju laporan keuangan yang berkualitas adalah: 1. Menyediakan dan meningkatkan kualitas dan kapasitas SDM yang kompeten di bidang pengelolaan keuangan secara memadai. 43

55 2. Membentuk sifat dan sikap profesional d alam pelaksanana tugas 3. Menyusun rencana kerja secara jelas dan terukur untuk mencapai kualitas laporan keuangan yang baik. 4. Memahami pemanfaatan laporan keuangan dalam pengambilan keputusan. 5. Mentaati ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan keuangan negara sehingga terwujud laporan keuangan yang andal dan akuntabel. 6. Memberikan reward dan punishment bagi pengelola akuntansi dan pelaporan keuangan Jumlah Dokumen Laporan Keuangan Yang Akuntabel Sesuai Sistem Akuntasi Pemerintahan (SAP) Berdasarkan UU 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1, menyatakan bahwa bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan Sistem Akuntansi Pemerintahan (SAP). Sistem Akuntansi Pemerintahan adalah rangkaian sistematik dan prosedur penyelenggara, peralatan, dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan di Lingkungan Organisasi Pemerintah. Sebagaimana ditentukan dalam pasal 30 ayat (2) UU 17 Tahun 2003, yang dimaksud dengan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN adalah laporan keuangan yang setidak-tidaknya terdiri dari Laporan Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Pengakuan dan pengukuran dengan basis akrual dimaksud diungkapkan dalam UU 17 Tahun 2003 dengan rumusan definisi unsur anggaran sebagai berikut: Pendapatan negara/daerah adalah hak pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Belanja negara/daerah adalah kewajiban pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. 44

56 Jumlah dokumen laporan keuangan yang akuntabel sesuai Sistem Akuntasi Pemerintahan (SAP) pada tahun 2013 sebagai berikut: Tabel Dokumen Laporan Keuangan Yang Akuntabel Sesuai Sistem Akuntasi Pemerintahan (SAP) No Indikator Kinerja Target 2. Jumlah Dokumen Laporan Keuangan Yang Akuntabel Sesuai Sistem Akuntasi Pemerintahan (SAP) 43 Dokumen 43 Dokumen 100 Indikator Jumlah Dokumen Laporan Keuangan Yang Akuntabel Sesuai Sistem Akuntasi Pemerintahan (SAP) pada tahun 2013 telah mencapai target yang ditentukan yaitu 43 Dokumen, sehingga capaian kinerja mencapai 100 %, karena kegiatan-kegiatan tersebut merupakan kegiatan rutin berdasarkan tugas dan fungsi yang harus dilaksanakan. Jika dibandingkan antara capaian kinerja tahun 2013 dengan capaian kinerja tahun 2012, maka dapat disandingkan kondisi realisasi dan capaian kinerja sebagai berikut: Tabel Perbandingan Tahun 2012 dan 2013 No Indikator Kinerja 2. Jumlah dokumen laporan keuangan yang akuntabel sesuai Sistem Akuntasi Pemerintahan (SAP) 43 Dokumen Dokumen 97,29 Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa terjadi peningkatan capaian antara tahun Dimana pada tahun 2012, capaian indikator tersebut adalah sebesar 97,29 % sementara pada tahun 2013 terjadi peningkatan menjadi 100%. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2013 yang mendukung kepada keberhasilan pencapaian sasaran tersebut antara lain: 1. Kegiatan Percepatan dan Peningkatan Akuntabilitas Keuangan (SAI); 2. Kegiatan Sertifikasi Barang/Jasa Pemerintah; 3. Kegiatan Peningkatan SDM Pengelola Keuangan. 45

57 Terwujudnya Rencana Program Dan Penganggaran Serta Evaluasi dan Pelaporan Yang Berkualitas 7 Terwujudnya Rencana Program Dan Penganggaran Serta Evaluasi dan Pelaporan Yang Berkualitas Indikator yang digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran Terwujudnya Rencana Program Dan Penganggaran Serta Evaluasi dan Pelaporan Yang Berkualitas adalah 1) Predikat SAKIP Kemenparekraf; 2) Jumlah dokumen perencanaan program dan anggaran; 3) Jumlah laporan pemantauan dan evaluasi; dan 4) Jumlah pendukungan kegiatan pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif pusat dan daerah. Peningkatan kualitas kinerja organisasi Kemenparekraf memiliki tiga sasaran utama, yaitu: 1. Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan; 2. Meningkatnya kualitas pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP); dan 3. Terselenggaranya reformasi birokrasi. Perbaikan tata kelola pemerintahan dan penerapan sistem manajemen pemerintahan yang berfokus pada peningkatan akuntabilitas dan sekaligus peningkatan kinerja yang berorientasi pada hasil (outcome) merupakan agenda penting dalam reformasi birokrasi di lingkungan pemerintahan, yang direalisasikan dengan diimplementasikannya Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Sasaran SAKIP adalah untuk: (1) menjadikan instansi pemerintah yang akuntabel sehingga dapat beroperasi secara efisien, efektif dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya; (2) terwujudnya transparansi instansi pemerintah; (3) terwujudnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan nasional; dan (4) terpeliharanya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Predikat SAKIP Kemenparekraf Meningkatnya kualitas pelaksanaan SAKIP di lingkungan Kemenparekraf dapat diindikasikan dari perbaikan nilai SAKIP yang diberikan oleh Kementerian 46

58 Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi terhadap pelaksanaan SAKIP di lingkungan Kemenparekraf. Hasil penilaian SAKIP secara berurutan, dari urutan penilaian paling rendah, yaitu huruf D, C, CC, B, A, dan AA. Evaluasi AKIP difokuskan pada 5 komponen besar dengan bobot penilaian di masing-masing komponen sebagai berikut : Grafik 3. 2 Bobot Penilaian Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Perencanaan Kinerja 35% Kinerja 20% 20% Pengukuran Kinerja 10% 15% Evaluasi Kinerja Pelaporan Kinerja Tabel Predikat SAKIP Kemenparekraf No Indikator Kinerja Target 1. Predikat SAKIP Kemenparekraf B B+ - Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja sasaran Predikat SAKIP Kemenparekraf mencapai predikat B+. Evaluasi akuntabilitas kinerja mencakup review dan evaluasi atas aspek perencanaan kinerja, aspek pengukuran kinerja, aspek pelaporan kinerja, dan aspek evaluasi kinerja internal, serta aspek capaian kinerja output dan outcome serta kinerja lainnya. 47

59 Hasil evaluasi akuntabilitas kinerja dituangkan dalam Laporan Hasil Evaluasi (LHE) yang di dalamnya memuat saran dan rekomendasi perbaikan kepada instansi yang dievaluasi untuk melakukan perbaikan-perbaikan secara sistematis dan berkelanjutan. Selengkapnya hasil evaluasi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara terhadap Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dapat dilihat dalam grafik di bawah ini: Grafik 3. 3 Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja ,48 67, ,9 70,41 72, , Nilai AKIP Jika dibandingkan antara capaian kinerja tahun 2013 dengan capaian kinerja tahun 2012, maka dapat disandingkan kondisi realisasi dan capaian kinerja sebagai berikut: Tabel Perbandingan Tahun 2012 dan 2013 No Indikator Kinerja Predikat SAKIP Kemenparekraf B+ - B - Evaluasi akuntabilitas kinerja mencakup review dan evaluasi atas aspek perencanaan kinerja, aspek pengukuran kinerja, aspek pelaporan kinerja, dan aspek evaluasi kinerja internal, serta aspek capaian kinerja output dan outcome serta kinerja lainnya. 48

60 Hasil evaluasi akuntabilitas kinerja dituangkan dalam Laporan Hasil Evaluasi (LHE) yang didalamnya memuat saran dan rekomendasi perbaikan kepada instansi yang dievaluasi untuk melakukan perbaikan-perbaikan secara sistematis dan berkelanjutan. Dari tabel di atas nampak bahwa realisasi di tahun 2013 mengalami peningkatan dimana pada tahun 2012 mendapat peringkat B sedangkan di tahun 2013 mendapat peringkat B+. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2013 yang mendukung kepada keberhasilan pencapaian sasaran tersebut antara lain: Review Indikator Kinerja Utama Menindaklanjuti Surat Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor B/3322/M.PAN-RB/11/2012, tentang Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, terdapat rekomendasi yang perlu ditindaklanjuti, diantaran ya adalah menyelaraskan antara indikator kinerja kementerian dengan unit-unit kerja di bawahnya. Sehingga terhadap Indikator Kinerja Utama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yang telah ditetapkan dengan Peraturan Menteri Pariwisa dan Ekonomi Kreatif Nomor PM.55/HK.001//M.PEK/2012 tentang Indikator Kinerja Utama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun 2012, telah dilakukan review di tahun 2013, yang selanjutnya akan digunakan sebagai alat ukur dalam mengevaluasi kinerja Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun 2014, oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI. Dokumen Perencanaan Program dan Anggaran Indikator keberhasilan yang kedua dari sasaran tersebut di atas, berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut: 49

61 Tabel Dokumen Perencanaan Program dan Anggaran No Indikator Kinerja Target 2. Jumlah Dokumen Perencanaan Program dan Anggaran (Dokumen) ,75 Berdasarkan tabel di atas, capaian Indikator Jumlah Dokumen Perencanaan Program dan Anggaran pada tahun 2013 tidak mencapai target yang telah ditentukan yaitu 15 Dokumen dari 16 Dokumen yang direncanakan. Kegiatan yang tidak terlaksana adalah Penyusunan Review Renstra Kemenparekraf, Sekretariat Jenderal, dan Biro Perencanaan dan Organisasi. Hal ini dikarenakan belum sepenuhnya terbangun persepsi yang sama mengenai Indikator dan Target Kegiatan antara Kemenparekraf, Bappenas, dan Kemenpan dan RB. Jika dibandingkan antara capaian kinerja tahun 2013 dengan capaian kinerja tahun 2012, maka dapat disandingkan kondisi realisasi dan capaian kinerja sebagai berikut: Tabel Perbandingan Tahun 2012 dan 2013 No Indikator Kinerja 2. Jumlah Dokumen Perencanaan Program dan Anggaran (Dokumen) , Dari tabel di atas nampak bahwa realisasi di tahun 2013 mengalami penurunan, dimana pada tahun 2012 capaian adalah sebesar 100 % sementara pada tahun 2013 sebesar 93,75 %. Namun penurunan dimaksud tidak mengganggu capain kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi secara keseluruhan. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2013 yang mendukung kepada keberhasilan pencapaian sasaran tersebut antara lain: 50

62 Penyusunan Renja-KL Tahun 2014 Renja K/L merupakan dokumen perencanaan yang berisi program dan kegiatan suatu Kementerian/Lembaga sebagai penjabaran dari Rencana Strategis K/L (Renstra K/L) yang bersangkutan dalam satu tahun anggaran. Penyusunan Renja K/L oleh Kementerian/Lembaga dilaksanakan setelah dikeluarkannya surat yang ditandatangani oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas bersama Menteri Keuangan tentang Pagu Indikatif Kementerian/Lembaga yang merupakan pagu anggaran yang didasarkan atas kebijakan umum serta Tema dan Prioritas Pembangunan Nasional. Pagu Indikatif tersebut merupakan batas tertinggi alokasi anggaran yang dirinci menurut program dan kegiatan prioritas yang pendanaannya terdiri atas rupiah murni, PHLN, dan PNBP. Renja-KL memuat sasaran-sasaran yang akan dicapai oleh KL, arah kebijakan, program, kegiatan pembangunan, dan kebutuhan pendanaannya baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah, maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Penjelasan Umum Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja K/L) ini diharapkan dapat memberikan gambaran singkat mengenai sasaran yang akan dicapai, kebijakan yang akan digunakan serta program dan kegiatan yang diprioritaskan oleh Kementerian/Lembaga. Bagi Kementerian/Lembaga yang terkait langsung dengan pencapaian Prioritas Pembangunan Nasional pada tahun tertentu, maka program dan kegiatannya harus dapat secara langsung mencerminkan pencapaian Prioritas Pembangunan Nasional yang telah ditetapkan. Masing masing unit eselon I di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menginput visi, misi, program, kegiatan, indikator dan output berdasarkan SEB Pagu Indikatif TA 2014 dan kesepakatan trilateral dengan Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian Keuangan. Selanjutnya, aplikasi dimaksud akan menjadi bahan diskusi antara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Kementerian PPN mengenai alokasi anggaran yang akan di serahkan ke daerah melalui dekonsentrasi/tugas pembantuan, yang akan disepakati bersama. 51

63 Setelah musrenbangnas, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyesuaikan Renja dimaksud dengan hasil kesepakatan musrenbangnas dan akan dikirimkan kepada Kementerian PPN/Bappenas untuk menjadi masukkan dalam RKP Tahun Penyusunan Review Pedoman Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Dalam rangka perubahan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi kreatif Nomor PM.27/UM.001/MKP/2012, maka pada bulan Desember 2013, Biro Perencanaan dan Organisasi melakukan kegiatan Review Pedoman Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan pada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Biro Perencanaan dan Organisasi mengundang Unit Kerja pemberi dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan, yaitu Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata, Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata, Badan Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya, dan Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek serta dari unit pengawasa yaitu Inspektorat I,II dan III. Pembahasan review pedoman ini difokuskan kepada mekanisme pengusulan kegiatan dan pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan melalui dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Hambatan dalam penyelenggaraan Penyusunan Review Pedoman Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan adalah Koordinasi dengan para unit Eselon I, yaitu Masukkan yang diberikan unit Eselon I berbeda antara yang dibahas pada rapat penyusunan review dengan surat yang dikirimkan sebelumnya, sehingga membutuhkan pembahasan dan diskusi lebih dalam lagi. Hasil dari kegiatan ini berupa Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 52

64 Forum Diskusi Kebijakan Pembangunan Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Biro Perencanaan dan Organisasi melakukan kegiatan Forum Diskusi Kebijakan Pembangunan bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagai salah satu proses menjaring masukan dan ide dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk para ahli, praktisi dan akademisi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk melakukan pengayaan materi bidang kepariwisataan dan ekonomi kreatif dalam rangka penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun Adapun tujuan pertemuan ini adalah untuk memperoleh pengetahuan yang mendalam (insight) bidang kepariwisataan dari para ahli, akademisi, serta pelaku atau praktisi. Sebagai bahan brainstorming, Kementerian PPN/Bappenas memberikan paparan mengenai rencana RPJMN serta hasil evaluasi program dan kegiatan yang dilakukan oleh K/L selama periode RPJMN ke dua yaitu Selanjutnya para peserta rapat akan memberikan masukan dan ide-ide terkait dengan pembangunan kepariwisataan dan ekonomi kreatif di masa yang akan datang. Masukan dan ide tersebut akan diintegrasikan dengan visi dan misi Presiden terpilih dan dokumen RPJPN. Pelaksanaan kegiatan di Jakarta lebih menitikberatkan pada masukan dan ide-ide dari para stakeholder (praktisi, ahli, pelaku dan akademisi). Sedangkan Forum Diskusi yang dilaksanakan di Yogyakarta dilaksanakan untuk menjaring masukan dari seluruh pemerintah daerah, yang dalam hal ini diwakili oleh SKPD Provinsi bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 53

65 Laporan Pemantauan dan Evaluasi Indikator keberhasilan yang ketiga dari sasaran tersebut di atas, berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut: Tabel Laporan Pemantauan dan Evaluasi No Indikator Kinerja Target 3. Jumlah Laporan Pemantauan dan Evaluasi (laporan) Berdasarkan tabel di atas, capaian Indikator Jumlah Laporan Pemantauan dan Evaluasi pada tahun 2013 telah mencapai target yang ditentukan yaitu 28 dokumen. capaian untuk indikator Jumlah Laporan Pemantauan dan Evaluasi sebesar 100% dikarenakan kegiatan pendukung untuk mencapai target indikator tersebut adalah kegiatan-kegiatan rutin yang merupakan Tugas dan Fungsi Biro Perencanaan dan Organisasi yang dikerjakan secara berkelanjutan. Jika dibandingkan antara capaian kinerja tahun 2013 dengan capaian kinerja tahun 2012, maka dapat disandingkan kondisi realisasi dan capaian kinerja sebagai berikut: No Tabel Perbandingan Tahun 2012 dan 2013 Indikator Kinerja Jumlah Laporan Pemantauan dan Evaluasi (laporan) Dari tabel di atas nampak bahwa selama dua tahun capaian indikator Jumlah Laporan Pemantauan dan Evaluasi dapat dipertahankan. Terlihat dari realisasi selama dua tahun yang mencapai target sehinggal capaiannya adalah sebesar 100 %. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2013 yang mendukung kepada keberhasilan pencapaian sasaran tersebut antara lain: 54

66 Penyusunan LAKIP Kemenparekraf Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tahun 2013 merupakan bentuk pertanggungjawaban dan penjelasan mengenai keberhasilan/kegagalan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam pencapaian tujuan dan sasaran selama tahun 2013, sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam rencana strategis dan Penetapan Kinerja tahun Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan tugas utama karena memiliki dua fungsi utama sekaligus. Pertama, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana bagi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh para stakeholders (Presiden, Instansi Pemerintah Pusat/Daerah, Pelaku/industri pariwisata dan ekonomi kreatif). Kedua, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sumber informasi bagi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sendiri untuk perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan. Adanya dua fungsi utama ini memperjelas bahwa informasi yang tertuang dalam laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah tahun 2013 harus dapat memenuhi kebutuhan bagi pengguna baik eksternal dan internal. Penyusunan Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah tahun 2013 dilaksanakan melalui beberapa tahap pertemuan (konsinyering) dengan pihak-pihak terkait diantaranya para Kepala Bagian dari masing-masing 55

67 unit utama beserta timnya. Dengan narasumber pejabat dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana, Program dan Kegiatan Tahun 2013 Kinerja instansi pemerintah sering menjadi sorotan rakyat terutama sejak timbulnya iklim yang lebih demokratis dalam pemerintahan. Rakyat mulai mepertanyakan akan nilai yang mereka peroleh atas pelayanan yang dilakukan oleh instansi pemerintah. Walaupun telah banyak anggaran dihabiskan, nampaknya masyarakat belum puas atas kualitas pelayanan jasa maupun barang yang diberikan oleh Instansi pemerintah, maka dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan pembangunan secara efisien dan efektif, perubahan sikap para pelaksana pembangunan untuk meningkatkan kemampuannya dalam rangka mencapai kinerja serta meningkatkan tranparansi dan akuntabilitas pengelolan program pembangunan di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan pembangunan. Berdasarkan Intruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), yang mewajibkan instansi pemerintah untuk melaporkan kinerjanya kepada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta pertanggungjawaban. Selain itu dalam rangka merespon tuntutan masyarakat menuju good governance serta untuk mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil. Pemerintah telah bertekad untuk menerapkan prinsip akuntabilitas dengan mempertanggungjawabkan amanah yang dibebankan kepada masing-masing Instansi pemerintah kepada pihak yang memberikan amanah melalui laporan yang dibuat setiap bulan. Laporan pertanggungjawaban ini akan menginformasikan tentang realisasi daya serap anggaran dan realisasi fisik, serta kendala-kendala yang dijumpai dalam pelaksanaannya. Sejak tahun 2009, Kemenparekraf telah melakukan monitoring dan evaluasi terpadu yang melibatkan seluruh unit kerja eselon I yang dikoordinasikan oleh Biro Perencanaan dan Organisasi, Sekretariat Jenderal. 56

68 Selain menjaring data dan permasalahan juga terjun langsung ke lapangan untuk melihat kondisi fisik yang ada. Review Indikator Kinerja Utama Menindaklanjuti Surat Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor B/3322/M.PAN-RB/11/2012, tentang Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, terdapat rekomendasi yang perlu ditindaklanjuti, diantaranya adalah menyelaraskan antara indikator kinerja kementerian dengan unit-unit kerja di bawahnya. Sehingga terhadap Indikator Kinerja Utama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yang telah ditetapkan dengan Peraturan Menteri Pariwisa dan Ekonomi Kreatif Nomor PM.55/HK.001//M.PEK/2012 tentang Indikator Kinerja Utama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun 2012, telah dilakukan review di tahun 2013, yang selanjutnya akan digunakan sebagai alat ukur dalam mengevaluasi kinerja Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun 2014, oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI. Pendukungan Kegiatan Pembangunan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Pusat dan Daerah Indikator keberhasilan yang ketiga dari sasaran tersebut di atas, berikut target dan ralisasinya adalah sebagai berikut: Tabel Pendukungan Kegiatan Pembangunan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Pusat dan Daerah No Indikator Kinerja Target 4. Jumlah Pendukungan Kegiatan Pembangunan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Pusat dan Daerah (kegiatan)

69 Dari tabel di atas terlihat bahwa realisasi capaian dari indikator kinerja sasaran Jumlah Pendukungan Kegiatan Pembangunan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Pusat dan Daerah mencapai 10 kegiatan. Terjadinya penambahan realisasi capaian merupakan prestasi yang bagus, hal ini dikarenakan tanpa adanya alokasi anggaran tambahan dan hanya memanfaatkan anggaran yang ada melalui revisi-revisi yang dilakukan seperti kegiatan Koordinasi dan Evaluasi Pelaksanaan Pengembangan Kawasan Danau Toba, Dukungan Asia Art Festival, dan Pekan Produk Kreatif Indonesia. Secara rinci, kegiatan-kegiatan yang mendukung tercapainya indikator Jumlah Pendukungan Kegiatan Pembangunan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Pusat dan Daerah antara lain : a. Lanjutan Penyusunan Reformasi Birokrasi b. Dukungan Apec c. Pendukungan Penyelenggaraan Hari Nusantara d. Koordinasi dan Evaluasi Pelaksanaan Pengembangan Kawasan Danau Toba e. Pencetakan Buku Rencana Strategi Green Job Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif f. Pencetakan Buku Pariwisata g. Dukungan Asia Art Festival h. Penyusunan Konsep Festival Danau Toba i. Penyusunan Modul Pariwisata j. Pekan Produk Kreatif Indonesia Jika dibandingkan antara capaian kinerja tahun 2013 dengan capaian kinerja tahun 2012, maka dapat disandingkan kondisi realisasi dan capaian kinerja sebagai berikut: Tabel Perbandingan Tahun 2012 dan 2013 No Indikator Kinerja 4. Jumlah Pendukungan Kegiatan Pembangunan Kegiatan Kegiatan

70 No Indikator Kinerja Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Pusat dan Daerah (kegiatan) Berikut ini kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan selama tahun 2013 yang mendukung indikator Jumlah Pendukungan Kegiatan Pembangunan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Pusat dan Daerah adalah sebagai berikut : Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Penilaian terhadap Dokumen Usulan dan Road Map Reformasi Birokrasi dilakukan pada tanggal 3 Oktober 2011, dan dilanjutkan pada tanggal 4 Oktober 2012 dalam rangka melengkapi Dokumen Usulan dan Road Map. Penilaian meliputi : (1) Penilaian terhadap Dokumen Usulan dan Road Map Reformasi Birokrasi; (2) Penilaian terhadap 9 (sembilan) Program Mikro Reformasi Birokrasi, yang meliputi: Manajemen Perubahan, Penataan Peraturan Perundang-Undangan, Penataan dan Penguatan Organisasi, Penataan Tatalaksana, Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, Penguatan Pengawasan, Penguatan Akuntabilitas Kinerja, Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik, Monitoring dan Evaluasi; dan (3) Verifikasi Lapangan. Penilaian dilaksanakan dengan mengacu pada: (1) Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi ; (2) Pe raturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi ; (3) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara 59

71 dan Reformasi Birokrasi Nomor 7 Tahun 2011 tentang penyusunan Dokumen Usulan dan Road Map Reformasi Birokrasi; (4) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pedoman Penilaian Dokumen Usulan dan Road Map Reformasi Birokrasi; (5) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pedoman Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 31 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi secara Online. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah mencapai nilai 48 yaitu pada Level 2 (range skor 41 50) dengan usulan besaran Tunjangan Kinerja (TK) sekitar 45% dari Kementerian Keuangan. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2012 yang mendukung kepada keberhasilan pencapaian sasaran tersebut antara lain: 1. Rapat-rapat masing-masing area perubahan 2. Konsinyering penyusunan Quick Win 3. Evaluasi lapangan 4. Penentuan Job grading Pendukungan Penyelenggaraan Hari Nusantara Tahun 2013 Pelaksanaan peringatan Hari Nusantara bertujuan mengenang kembali Deklarasi Djuanda pada tanggal 13 Desember Deklarasi Djuanda inilah yang menjadi awal perjuangan bangsa Indonesia untuk menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar yang harus mendapat perhatian dunia, mengingat pada zaman itu subjek hukum laut internasional tidak mengenal terminologi kepulauan dan negara kepulauan. Setelah berjuang selama 25 tahun, 60

72 konsepsi tersebut diterima melalui penetapan Konvensi Hukum Laut PBB (UNCLOS) pada tahun Hari Nusantara merupakan penekanan kembali pada peristiwa tersebut yang menyatakan bangsa Indonesia menjadi negara kepulauan sebagai konsepsi kewilayahan untuk mewujudkan wawasan nusantara. Penetapan tanggal 13 Desember sebagai Hari Nusantara diresmikan melalui Keputusan Presiden RI No. 126 tahun Tema yang diangkat pada pelaksanaan Hari Nusantara tahun 2013 adalah Setinggi Langit, Sedalam Samudera, Potensi Pariwisata dan Kreativitas Nusantara yang Tak Terhingga. Hal tersebut bermakna bahwa Indonesia memiliki potensi pariwisata dan kreativitas nusantara yang sangat besar dan harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat. Kegiatan Hari Nusantara Tahun 2013 dilaksanakan pada tanggal Desember 2013 bertempat di Anjungan Pantai Talise, Palu, Sulawesi Tengah. Terpilihnya kota Palu sebagai tuan rumah pelaksanaan Hari Nusantara terkait dengan besarnya kawasan bahari di daerah tersebut. Sehingga kawasan tersebut dapat disebut sebagai provinsi maritim karena berhubungan erat dengan aktivitas kelautan. Melalui kegiatan ini, diharapakan dapat membantu tersebarnya informasi yang efektif tentang Pariwisata Indonesia pada umumnya dan dapat menumbuhkan kembali pemahaman serta persepsi yang kuat di mata para pelaku industri pariwisata bahwa Indonesia bukan hanya Jakarta dan Bali, tetapi masih banyak daerahdaerah lain seperti Kota Palu yang mejadi tempat pelaksanaan even ini, yang cukup layak dikunjungi dan dapat membangun suatu image building tentang 61

73 Pariwisata Indonesia dimata wisman dan wisnus. Manfaat yang langsung dapat dirasakan oleh Masyarakat Palu khususnya dan Sulawesi Tengah pada umumnya dengan diselenggarakan Puncak Peringatan Hari Nusantara antara lain: 1. Toko-toko penjual oleh-oleh Khas Palu banyak didatangi oleh pembeli yang berdampak kepada para pengrajin pengusaha kecil mengalami peningkatan penghasilan. 2. Kegiatan tersebut juga menjadikan sarana promosi dan pengenalan obyek-obyek wisata budaya dan kuliner yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah. Dengan dikenalnya obyek-obyek wisata, budaya, dan kuliner oleh masyarakat luas baik dalam maupun luar negeri sehingga akan meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara maupun wisata nusantara yang akhirnya akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dab meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dukungan Penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) Forum Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) merupakan forum kerjasama ekonomi di wilayah Asia Pasifik yang bersifat sukarela, informal, dan tidak mengikat. APEC bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi kawasan dan memperkuat kerjasama ekonomi Asia Pasifik melalui peningkatan volume perdagangan dan investasi. Forum APEC juga bisa dimanfaatkan sebagai tempat bertukar informasi/pengalaman, dan sebagai forum untuk memproyeksikan kepentingan dan mengamankan posisi Indonesia dalam tata hubungan ekonomi internasional yang bebas dan terbuka. 62

74 Indonesia pada tahun 2013 menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Pacific Economic Cooperation (KTT APEC) yang berlangsung pada tanggal 1 8 Oktober 2013, dengan seluruh rangkaian acara akan terpusat di Nusa Dua, Bali. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan sejumlah Kementerian bersama Pemprov Bali dan stakeholder terkait ikut berpartisipasi dalam menyukseskan penyelenggaraan KTT APEC. Dalam rangka persiapan penyelenggaraan acara puncak Asia Pasific Economic Forum (APEC) 2013 yang diselenggarakan di Bali pada 1 8 Oktober 2013, Presiden Republik Indonesia memimpin langsung rapat koordinasi persiapan penyelenggaraan APEC 2013, bertempat di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) yang nantinya akan menjadi tempat berkumpulnya para pemimpin negara-negara peserta APEC. Keterkenalan Bali di dunia Internasional karena pariwisatanya dapat menjadi nilai tambah Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggara even pertemuan tingkat tinggi para pemimpin ekonomi negara-negara di kawasan Asia dan Pasifik tersebut, hal ini juga diungkapkan oleh Presiden Republik Indonesia pada Rapat Koordinasi persiapan APEC Permasalahan Dalam perjalanan pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Parekraf dalam rangka mempercepat tercapainya tata kelola pemerintahan yang baik sesuai Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi , dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi dan dituangkan dalam Road Map 63

75 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif , terdapat beberapa Kendala dan hambatan sebagai berikut: 1. Terjadinya Perubahan Struktur Organisasi dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada akhir tahun 2011, sehingga mengganggu percepatan reformasi. 2. Dari segi pendanaan, belum semua kegiatan pada unit kerja Eselon I mensinkronkan program Reformasi Birokrasi dengan program/kegiatan dalam RKAKL. 3. Dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi diharapkan adanya perubahan pola pikir dan budaya kerja bagi seluruh pejabat dan staf terlibat secara aktif serta belum didukung komitmen yang kuat dalam melaksanakan Reformasi Birokrasi. 4. Banyaknya sistem-sistem dan ketentuan yang harus dibuat serta normanorma administratif yang harus disusun, seperti SOP, SKP, sistem Presensi, sedangkan SDM yang ada belum sepenuhnya memahami substansinya. Pemecahan Masalah Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah tersebut di atas antara lain: 1. Perlu dilakukan koordinasi dan schedule perencanaan yang matang antar bidang secara simultan untuk menetapkan arah dan tujuan dari masing-masing kegiatan sehingga seluruh kegiatan saling mendukung dalam mencapaian tujuan; 2. Perlu lebih ditingkatkan koordinasi dan singkorinisasi program kegiatan untuk mendapatkan keterkaitan antara Tim bidang perubahan RB dengan unit kerja yang menangani program; 3. Perubahan pola pikir dan perubahan budaya kerja yang muaranya berdampak pada kinerja bagi seluruh Pejabat dan Staf di Lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; 4. Pada tahun 2014, Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) sudah diprogramkan untuk disusun oleh seluruh unit kerja. 64

76 Terselenggaranya Layanan Umum Yang Memenuhi Standar Pelayanan 8 Terselenggaranya Layanan Umum Yang Memenuhi Standar Pelayanan Indikator yang digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran Terselenggaranya Layanan Umum Yang Memenuhi Standar Pelayanan adalah Jumlah Dokumen Layanan Administrasi Umum. Indikator keberhasilan sasaran, berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut: Tabel Dokumen Layanan Administrasi Umum No Indikator Kinerja Target 1. Jumlah Dokumen Layanan Administrasi Umum (dokumen) Berdasarkan tabel diatas, capaian Indikator Jumlah Dokumen Layanan Administrasi Umum pada tahun 2013 adalah 100 % sehingga telah mencapai target yang telah ditetapkan. Jumlah Layanan Bidang Tata Usaha dan Rumah Tangga yaitu : Dokumen Laporan Jadwal Retensi Arsip Dokumen Laporan Revisi Tata Naskah Dinas Dokumen Laporan Penataan Arsip Inaktif Jumlah Layanan Bidang Pengelolaan Perlengkapan yaitu : Dokumen Laporan Semester I Biro Umum Dokumen Laporan Semester II Biro Umum Dokumen Laporan Tahunan Biro Umum Dokumen LAKIP Dokumen Laporan Standart Harga Dokumen Laporan Renstra Biro Umum 65

77 Jika dibandingkan antara capaian kinerja tahun 2013 dengan capaian kinerja tahun 2012, maka dapat disandingkan kondisi realisasi dan capaian kinerja sebagai berikut: No Tabel Perbandingan Tahun 2012 dan 2013 Indikator Kinerja Jumlah Dokumen Layanan Administrasi Umum (dokumen) Dari tabel di atas nampak bahwa realisasi di tahun 2013 tidak mengalami perubahan jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012,hal ini dikarenakan dokumen yang dihasilkan merupakan hasil kegiatan rutin yang dilaksanakan tiap tahun. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2013 yang mendukung kepada keberhasilan pencapaian sasaran tersebut antara lain: 1. Peningkatan kemampuan SDM petugas keamanan (SATPAM) secara berjenjang bekerjasama dengan kepolisian dan pihak terkait salah satunya pendidikan dasar petugas keamanan, resintel, Latsus ancaman Bom, dan latihan pemadam kebakaran dll; 2. Sosialisasi Pelaksanaan Buku Tata Naskah Dinas ke UPT-UPT di daerah; 3. Pembenahan dan penataan ruang kerja serta ruang gedung penyimpanan arsip; 4. Bimbingan Teknis Keprotokolan; 5. Bimbingan teknis aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE). Permasalahan Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2013 sehingga keberhasilan yang dicapai belum maksimal adalah: 66

78 1. Kurang kemampuan SDM sesuai dengan tugas bidangnya terutama dalam pelayanan umum sesuai dengan standar operasional prosedur yang ada di lingkungan kantor pusat Kementerian Parekraf 2. Fasilitas sarana dan prasarana yang tersedia belum memadai; 3. Sistem pencatatan dan pelaporan akun persediaan tidak memadai; 4. Pengelolaan Aset Tetap di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Belum Tertib. 5. Proses penyusunan dan penyajian Laporan Barang Milik Negara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif belum maksimal. 6. Pencatatan dan penjelasan barang hasil rekondisi dan pemeliharaan kurang memadai. Pemecahan Masalah Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah tersebut di atas adalah: 1. Peningkatan kemampuan SDM petugas keamanan (SATPAM) secara berjenjang bekerjasama dengan kepolisian dan pihak terkait salah satunya pendidikan dasar petugas keamanan, resintel, Latsus ancaman Bom, dan latihan pemadam kebakaran dll. 2. Sosialisasi Pelaksanaan Buku Tata Naskah Dinas ke UPT-UPT di daerah. 3. Pembenahan dan penataan ruang kerja serta ruang gedung penyimpanan arsip. 4. Melakukan sosialisasi tentang pengelolaan persediaan ke seluruh satker dan menghimbau satker untuk menyelenggarakan pencatatan dan melaporkan persediaan secara tertib dan benar dan melakukan stock opname persediaan di akhir tahun dengan cara membandingkan fisik persediaan dengan catatan persediaan. 5. Melakukan upaya maksimal untuk mengamankan aset-aset tersebut (melakukan koordinasi dengan Kementerian Keuangan dan Badan Pertanahan Nasioanal terkait aset-aset yang bersengketa dengan pihak lain dan aset-aset yang belum memiliki bukti kepemilikan yang sah). 67

79 6. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian atas penyusunan Laporan Barang Milik Negara di seluruh jajaran Kemenparekraf. 7. Melakukan sosialisasi/pembinaan tentang peraturan perundangan yang berlaku dan mekanisme pencatatan aset pada aplikasi SIMAK-BMN. Terselenggaranya Pengelolaan Aset BMN Yang Akuntabel dan Transparan 9 Terselenggaranya Pengelolaan Aset BMN Yang Akuntabel dan Transparan Indikator yang digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran Terselenggaranya Pengelolaan Aset BMN Yang Akuntabel dan Transparan adalah Jumlah dokumen laporan aset BMN. Indikator keberhasilan sasaran, berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut: Tabel Dokumen Laporan Aset BMN No Indikator Kinerja Target 1. Jumlah Dokumen Laporan Aset BMN Berdasarkan tabel di atas, capaian Indikator Jumlah Dokumen Laporan Aset BMN pada tahun 2013 adalah 100 % sehingga telah mencapai target yang telah ditetapkan. Jumlah Laporan Data Aset BMN : - Dokumen Laporan BMN Semester I - Dokumen Laporan BMN Semester II - Dokumen Laporan Un Audited BMN - Dokumen Laporan Audited BMN - Dokumen Laporan Tahunan BMN - Dokumen Laporan Tahunan BMN 68

80 Jika dibandingkan antara capaian kinerja tahun 2013 dengan capaian kinerja tahun 2012, maka dapat disandingkan kondisi realisasi dan capaian kinerja sebagai berikut: No Tabel Perbandingan Tahun 2012 dan 2013 Indikator Kinerja Jumlah Dokumen Laporan Aset BMN (dokumen) Dari tabel di atas nampak bahwa realisasi di tahun 2013 tidak berubah jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, hal ini dikarenakan dokumen yang dihasilkan merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan tiap tahun. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2013 yang mendukung kepada keberhasilan pencapaian sasaran tersebut antara lain: 1. Mengamankan (meliputi administrasi, fisik dan hukum) dan memelihara Barang Milik Negara yang berada dalam penguasaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; 2. Melakukan pembinaan kepada Satker Pusat dan Daerah terkait dengan penggunaan Aplikasi BMN yang baru guna peningkatan kualitas penatausahaan Barang Milik Negara di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; 3. Mengajukan usul pemanfaatan (Bangun Guna Serah), dan pemindahtanganan (meliputi penjualan, dan hibah), serta penghapusan Barang Milik Negara kepada Menteri Keuangan cq. DJKN; 4. Mengkoordinasikan pelaksanaan Inventarisasi dan Penilaian BMN di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; 5. Melakukan pemutakhiran dan/atau rekonsiliasi tripartit (antara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Keuangan dan Badan Pemeriksa Keuangan) guna penetapan data Barang Milik Negara untuk menghasilkan Laporan BMN audited. 69

81 Permasalahan Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2013 sehingga keberhasilan yang dicapai belum maksimal adalah: 1. Kurangnya kemampuan SDM sesuai dengan tugas bidangnya terutama dalam pelayanan umum sesuai dengan standar operasional prosedur yang ada di lingkungan kantor pusat Kementerian Parekraf 2. Fasilitas sarana dan prasarana yang tersedia belum memadai; 3. Sistem pencatatan dan pelaporan akun persediaan tidak memadai; 4. Pengelolaan Aset Tetap di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Belum Tertib. 5. Proses penyusunan dan penyajian Laporan Barang Milik Negara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif belum maksimal. 6. Pencatatan dan penjelasan barang hasil rekondisi dan pemeliharaan kurang memadai. Pemecahan Masalah Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah tersebut di atas adalah: 1. Melakukan sosialisasi tentang pengelolaan barang persediaan ke seluruh satker dan menghimbau satker untuk menyelenggarakan pencatatan dan melaporkan persediaan secara tertib dan benar dan melakukan stock opname persediaan di akhir tahun dengan cara membandingkan fisik persediaan dengan catatan persediaan. 2. Melakukan upaya maksimal untuk mengamankan aset-aset tersebut (melakukan koordinasi dengan Kementerian Keuangan dan Badan Pertanahan Nasioanal terkait aset-aset yang bersengketa dengan pihak lain dan aset-aset yang belum memiliki bukti kepemilikan yang sah). 3. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian atas penyusunan Laporan Barang Milik Negara di seluruh jajaran Kemenparekraf. 4. Melakukan sosialisasi/pembinaan terhadap pengelolaan BMN tentang peraturan perundangan yang berlaku dan mekanisme pencatatan aset pada aplikasi SIMAK-BMN. 70

82 Anggaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka pencapaian sasaran ini dapat dilihat bahwa dari pagu anggaran sebesar Rp ,- dan telah terserap sebesar Rp ,- atau sebesar 98.86%. Dengan tingkat capaian output maupun outcome sebesar 98.86%, dapat dikatakan bahwa sudah terdapat efisiensi dalam penggunaan anggaran. Tersedianya Dokumen Publikasi Bagi Pihak Internal dan Eksternal 10 Tersedianya Dokumen Publikasi Bagi Pihak Internal dan Eksternal Indikator yang digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran Tersedianya dokumen publikasi bagi pihak internal dan eksternal adalah Jumlah dokumen publikasi, layanan informasi dan hubungan antar lembaga. Indikator keberhasilan sasaran, berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut: Tabel Dokumen Publikasi, Layanan Informasi dan Hubungan Antar Lembaga No Indikator Kinerja Target 1. Jumlah Dokumen Publikasi, Layanan Informasi dan Hubungan Antar Lembaga (dokumen) ,33 Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja sasaran Jumlah Dokumen Publikasi, Layanan Informasi dan Hubungan Antar Lembaga mencapai 78 dokumen atau 108,33 % dengan rincian sebagai berikut ; a. Jumlah Dokumen Publikasi dan Pemberitaan kinerja dari IKU jumlah dokumen publikasi dan pemberitaan sampai dengan akhir tahun 2013 sebanyak 54 atau 120 % dari target sebanyak 45 dokumen, dengan perincian seperti pada tabel berikut: 71

83 Tabel Dokumen Publikasi dan Pemberitaan NO. NAMA DOKUMEN JUMLAH 1. Penyusunan Program Kerja Pusat Komunikasi Publik 2. Penerbitan Media Internal Kemenparekraf Monitoring dan Analisis Berita Media Peningkatan Kemitraan Dengan Forum Wartawan Kemenparekraf 5. Penyajian Informasi Bidang Parekraf Peningkatan PR-Ing Kinerja Kemenparekraf 1 7. Penyelenggaraan Publikasi Melalui Pameran 1 8. Jumpa Pers Akhir Tahun 1 9. Penyebaran Informasi dan Langganan Media Peningkatan Pemahaman Bidang Parekraf Bagi Jurnalis 11. Apresiasi Media Cetak dan Elektronik 1 TOTAL b. Jumlah Dokumen Layanan Informasi Penyelesaian jumlah dokumen layanan informasi sebanyak 16 dokumen atau 94,12% dari target sebanyak 17 (tujuh belas) dokumen, dengan perincian seperti pada tabel berikut: Tabel Dokumen Layanan Informasi NO. NAMA DOKUMEN JUMLAH 1. Laporan Tahunan Pelayanan Informasi Publik 1 2. Laporan Pelaksanaan Pekerjaan Penyelenggaraan Pameran Laporan Pelaksanaan Pekerjaan Pengelolaan Informasi Eksekutif Secara Mobile Laporan Pelaksanaan Pekerjaan Pengelolaan Content Website Parekraf Laporan Pelaksanaan Pekerjaan Standarisasi Penyediaan Informasi Parekraf Laporan Pelaksanaan Maintenance Sarana Multimedia Giant Screen

84 NO. NAMA DOKUMEN JUMLAH Laporan Pelaksanaan Pekerjaan Standar Layanan Komunikasi dan Informasi Kehumasan Laporan Pelaksanaan Pekerjaan Sistem Pengelolaan dan Pengemasan Informasi Parekraf Laporan Pelaksanaan Pekerjaan Penyediaan Konten Web TV Parekraf.go.id Laporan Pelaksanaan Pekerjaan Konten Informasi Parekraf dalam Bahasa Asing Buku Laporan Kerja Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 12. Buku Standar Manual Grafis Buku Kumpulan Kinerja Menparekraf Buku Laporan Tahunan Pusat Komunikasi Publik Buku Kumpulan Press Release Dokumentasi Kegiatan Pimpinan (Audio Video) 1 TOTAL c. Jumlah Dokumen Hubungan Antar Lembaga Sampai dengan akhir tahun 2013 capaian kinerja dari IKU ini telah mencapai 80% sesuai dengan target jumlah dokumen yang telah ditetapkan sebanyak 8 (tujuh) dokumen, dengan perincian sebagai berikut: Tabel Dokumen Hubungan Antar Lembaga NO. NAMA DOKUMEN JUMLAH 1. Sidang Kabinet Paripurna 1 2. Sidang Kabinet Terbatas 1 3. Rapat Koordinasi Tingkat Menteri 1 4. Rapat Koordinasi Menko Perekonomian 1 5. Rapat Kerja dengan Komisi X DPR-RI 1 6. Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi X DPR-RI 1 73

85 NO. NAMA DOKUMEN JUMLAH 7. Bakohumas Kemenparekraf Tahun Anggaran TOTAL 8 Jika dibandingkan antara capaian kinerja tahun 2013 dengan capaian kinerja tahun 2012, maka dapat disandingkan kondisi realisasi dan capaian kinerja sebagai berikut: Tabel Perbandingan Tahun 2012 dan 2013 No Indikator Kinerja 1. Jumlah Dokumen Publikasi, Layanan Informasi dan Hubungan Antar Lembaga (dokumen) , ,15 Dari tabel di atas nampak bahwa realisasi di tahun 2013 meningkat jika dibandingkan dengan realisasi tahun Hal ini dikarenakan adanya peningkatan anggaran terutama pada kegiatan-kegiatan utama. Antara lain penyajian informasi parekraf dan peningkatan Public Relation Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Permasalahan Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2013 sehingga keberhasilan yang dicapai belum maksimal adalah: 1. Beban kerja lebih banyak tersita untuk pelayanan eksternal unit; 2. Banyak kegiatan yang harus dilaksanakan pada akhir tahun anggaran; dan Pemecahan Masalah Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah tersebut di atas adalah: 1. Membuat pembagian tugas dan waktu secara efisien, serta berkoordinasi dengan lebih baik dengan unit kerja terkait; 2. Mempercepat pelaksanaan kegiatan; dan 74

86 Tersedianya Data dan Informasi Yang Akurat, Valid, Reliabel 11 Tersedianya Data dan Informasi Yang Akurat, Valid, Reliabel Indikator yang digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran Tersedianya Data Dan Informasi Yang Akurat, Valid Reliabel adalah Jumlah dokumen statistik pariwisata dan ekonomi kreatif. Indikator keberhasilan sasaran, berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut: Tabel Dokumen Statistik Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif No Indikator Kinerja Target 1. Jumlah Dokumen Statistik Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif (dokumen) Berdasarkan tabel di atas, capaian Indikator Jumlah Dokumen Statistik Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif pada tahun 2013 adalah 100 % sehingga telah mencapai target yang telah ditetapkan. Jika dibandingkan antara capaian kinerja tahun 2013 dengan capaian kinerja tahun 2012, maka dapat disandingkan kondisi realisasi dan capaian kinerja sebagai berikut: No Tabel Perbandingan Tahun 2012 dan 2013 Indikator Kinerja 1. Jumlah Dokumen Statistik Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif (dokumen) Dari tabel di atas nampak bahwa realisasi di tahun 2013 meningkat jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, yaitu pada tahun 2013 terdapat penambahan realisasi sebesar 1 Dokumen. 75

87 Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2013 yang mendukung kepada keberhasilan pencapaian sasaran tersebut antara lain: 1. Penyusunan Statistik Wisatawan Mancanegara (Visitor Arrival) Kegiatan ini bertujuan untuk menyediakan data wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia pada tahun 2013, yang dirinci berdasarkan kebangsaan, negara tempat tinggal, pintu masuk, bulan kedatangan, dan moda transportasi yang digunakan. Kegiatan ini dilaksanakan bekerjasama dengan Ditjen Imigrasi dan BPS dengan ruang lingkup kegiatan pengumpulan data yang mengacu pada rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Pariwisata Dunia (UNWTO) mengenai kerangka metodologi yang komprehensif untuk pengumpulan dan kompilasi statistik pariwisata dalam International Recommendation on Tourism Statistics (IRTS) Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Indonesia pada tahun 2013 sebanyak 8,8 juta atau meningkat sebesar 9,42 % dibanding tahun 2012 sebanyak 8,04 juta. 2. Penyusunan Statistik Profil Wisatawan Nusantara Kegiatan ini bertujuan untuk menyediakan data profil (karakteristik) wisatawan nusantara (wisnus) yang melakukan perjalanan pada tahun 2013, yang meliputi profil demografi, pola perjalanan dan pola pengeluaran serta distribusi pengeluaran wisatawan nusantara. Kegiatan ini dilaksanakan bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dengan ruang lingkup yang mengacu pada kegiatan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) triwulanan yang dilaksanakan oleh BPS. Sedangkan kegiatan pengumpulan data dilakukan di 33 provinsi yang meliputi 86 kabupaten/kota. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini diantaranya adalah rata-rata pengeluaran wisatawan nusantara per perjalanan pada tahun 2013 sebesar 711 ribu, atau meningkat 0,89 % dibanding tahun 2012 sebesar 704,68 ribu. 76

88 Tabel Pengeluaran Wisatawan Nusantara Per Perjalanan Tahun Perjalanan Wisatawan Nusantara (juta) Rata-Rata Pengeluaran per Perjalanan (Ribu Rupiah) Total Pembelanjaan Wisnus (Triliun Rupiah) ,32 3. Penyusunan Statistik Profil Wisatawan Mancanegara (PES) Tahun Kegiatan ini bertujuan untuk menyediakan data profil wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia pada tahun 2013 yang meliputi profil demografi, pola perjalanan, pola pengeluaran dan distribusi pengeluran wisatawan mancanegara. Kegiatan ini dilaksanakan bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik, Ditjen Imigrasi, PT. Angkasa Pura I dan II dan UPT di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan ruang lingkup pengumpulan data yang mengacu pada rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Pariwisata Dunia (UNWTO) mengenai kerangka metodologi yang komprehensif untuk pengumpulan dan kompilasi statistik pariwisata dalam International Recommendation on Tourism Statistics (IRTS) Sedangkan kegiatan Pengumpulan data dilaksanakan di 10 pintu keluar internasional, yaitu Bandara Soekarno-Hatta, Ngurah Rai, Polonia, Juanda, Sam Ratulangi, Adi Sumarmo, Sepinggan, pelabuhan laut Batam dan lintas batas Entikong. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini diantaranya adalah rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara per kunjungan pada tahun 2013 sebesar 1.142,24 USD dan rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara per hari pada tahun 2013 sebesar 149,31 USD dan lama tinggal wisatawan mancanegara pada tahun 2013 selama 7,65 hari. Tabel Pengeluaran Wisatawan Mancanegara Per Perjalanan Jumlah Wisatawan Mancanegara (juta) Rata-Rata Pengeluaran Per Orang (USD) Per Kunjungan Per Hari Rata-Rata Lama Tinggal (Hari) Total Penerimaan Devisa (miliar USD) , ,24 149,31 7, ,14 77

89 Permasalahan Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2013 sehingga keberhasilan yang dicapai belum maksimal adalah: 1. Kurangnya kompetensi dan kuantitas sumber daya manusia dibidang statistik; 2. Sulitnya memperoleh data dari sumber data yang berasal dari instansi lain dan diluar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; Pemecahan Masalah Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah tersebut di atas adalah: 1. Melakukan peningkatan kualitas sumber daya manusia bidang statistik melalui pelatihan statistik dan mengusulkan perekrutan pegawai baru dengan latar pendidikan di bidang statistik; 2. Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait secara terus-menerus; Tersedianya Data Kepariwisataan 12 Tersedianya Data Kepariwisataan Indikator yang digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran Tersedianya Data Kepariwisataan adalah 1) Kelengkapan Data Kepariwisataan Tahunan; dan 2) Ketepatan Waktu Penyediaan Data Kepariwisataan Bulanan/Kuartalan. Kelengkapan Data Kepariwisataan Tahunan Indikator keberhasilan sasaran, berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut: 78

90 Tabel Kelengkapan Data Kepariwisataan Tahunan No Indikator Kinerja Target 1. Kelengkapan Data Kepariwisataan Tahunan (nilai) 6,41 6,50 101,40 Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja sasaran Kelengkapan Data Kepariwisataan Tahunan mencapai nilai 6,50 atau 101,40%. Jika dibandingkan antara capaian kinerja tahun 2013 dengan capaian kinerja tahun 2012, maka dapat disandingkan kondisi realisasi dan capaian kinerja sebagai berikut: No Tabel Perbandingan Tahun 2012 dan 2013 Indikator Kinerja Kelengkapan Data Kepariwisataan Tahunan (nilai) 6,50 101,40 6, Dari tabel di atas nampak bahwa realisasi di tahun 2013 terjadi peningkatan dari segi realisasi. Namun bila dilihat dari segi capaian terjadi penurunan sebesar 0,60 %. Ketepatan Waktu Penyediaan Data Kepariwisataan Bulanan/Kuartalan Indikator keberhasilan yang kedua dari sasaran tersebut di atas, berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut: Tabel Ketepatan Waktu Penyediaan Data Kepariwisataan Bulanan/Kuartalan No Indikator Kinerja Target 2. Ketepatan Waktu Penyediaan Data Kepariwisataan Bulanan/Kuartalan (nilai) 6,62 7,00 105,74 Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja sasaran Ketepatan waktu penyediaan data kepariwisataan bulanan/kuartalan mencapai nilai 7,00 atau 105,74 %. 79

91 Jika dibandingkan antara capaian kinerja tahun 2013 dengan capaian kinerja tahun 2012, maka dapat disandingkan kondisi realisasi dan capaian kinerja sebagai berikut: Tabel Perbandingan Tahun 2012 dan 2013 No Indikator Kinerja 2. Ketepatan Waktu Penyediaan Data Kepariwisataan Bulanan/Kuartalan (nilai) ,00 105,74 7,00 106,38 Dari tabel di atas nampak bahwa realisasi di tahun 2013 sama dengan realisasi di tahun 2012 yaitu 7,00. Bila dilihat dari segi capaian, terjadi penurunan dibandingkan dengan realisasi di tahun 2012 sebesar 0,64 %. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2013 yang mendukung kepada keberhasilan pencapaian sasaran tersebut antara lain: 1. Pengelolaan dan Pengembangan Website Kegiatan ini bertujuan untuk menyediakan fasilitas pelayanan data dan informasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif kepada para pihak, baik internal maupun eksternal pada tahun 2013, yang dilengkapi dengan beberapa fitur pendukung. Kegiatan ini dilaksanakan bekerjasama dengan Pusat Komunikasi Publik dan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Hasil yang diperoleh adalah tersedianya data dan informasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, seperti Data Statistik Wisatawan Mancanegara, dan data kepariwisataan lainnya yang akan di perbaharui secara berkala. Permasalahan Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2013 sehingga keberhasilan yang dicapai belum maksimal adalah: 1. Masih sulitnya ketersediaan data Parekraf 2. Kurangnya kopetensi dan spesifikasi SDM bidang Tekhnologi Informasi 80

92 Pemecahan Masalah Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah tersebut di atas adalah: 1. Peningkatan koordinasi di lingkungan Parekraf 2. Melakukan peningkatan kopetensi SDM bidang Tehnologi Informasi dengan melakukan pelatihan atau kursus dan workshop 3. Mengusulkan dan merencanakan kegiatan untuk pengembangan dan pengelolaan website Parekraf Tersedianya Jaringan Sistem Informasi Yang Reliabel 13 Tersedianya Jaringan Sistem Informasi Yang Reliabel Indikator yang digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran Tersedianya Jaringan Sistem Informasi Yang Reliabel adalah Jumlah pengunjung unik yang mengunjungi website Kemenparekraf pertahun. Untuk mengetahui jumlah Pengunjung Unik website Pusat Data dan Informasi melakukan pengecekan tiap bulan terhadap laporan pengunjung website kemenparekraf. Indikator keberhasilan sasaran, berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut: Tabel Pengunjung Unik Yang Mengunjungi Website Kemenparekraf Pertahun No Indikator Kinerja Target 1. Jumlah Pengunjung Unik Yang Mengunjungi Website Kemenparekraf Pertahun (Pengunjung) ,51 Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja sasaran Jumlah Pengunjung Unik Yang Mengunjungi website Kemenparekraf Pertahun mencapai pengunjung atau 233,51 %, bila diamati secara cermat, 81

93 pengunjung website Kemenparekraf tahun 2013 mengalami peningkatan yang cukup signifikan, karena pada tahun tersebut Kermenparekraf melaksanakan penerimaan pegawai baru sehingga terjadi lonjakan pengunjung yang ingin mencari informasi atau melihat pengumuman. Jika dibandingkan antara capaian kinerja tahun 2013 dengan capaian kinerja tahun 2012, maka dapat disandingkan kondisi realisasi dan capaian kinerja sebagai berikut: Tabel Perbandingan Tahun 2012 dan 2013 No Indikator Kinerja 1. Jumlah Pengunjung Unik Yang Mengunjungi Website Kemenparekraf Pertahun (Pengunjung) , Dari tabel di atas nampak bahwa realisasi di tahun 2013 meningkat cukup signifikan jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, karena adanya lonjakan pengunjung yang ingin mencari informasi atau melihat pengumuman terkait dengan penerimaan Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2013 yang mendukung kepada keberhasilan pencapaian sasaran tersebut antara lain: 1. Pengelolaan infrastruktur jaringan Permasalahan Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2013 sehingga keberhasilan yang dicapai belum maksimal adalah: 1. Kurangnya kopetensi SDM pengelola infrastruktur jaringan 2. Kurangnya sarana dan prasarana pendukung akses jaringan Pemecahan Masalah Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah tersebut di atas adalah: 82

94 1. Meningkatkan kualitas dan kopetensi SDM untuk pengelola infrastruktur jaringan 2. Mengusulkan dan merencanakan kegiatan pengelolaan dan pengembangan infrastruktur jaringan Meningkatnya Kualitas Aplikasi Untuk Mengakses Informasi 14 Meningkatnya Kualitas Aplikasi Untuk Mengakses Informasi Indikator yang digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran Meningkatnya Kualitas Aplikasi Untuk Mengakses Informasi adalah Jumlah aplikasi yang tersedia untuk mengakses informasi. Indikator keberhasilan sasaran, berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut: Tabel Aplikasi Yang Tersedia Untuk Mengakses Informasi No Indikator Kinerja Target 1. Jumlah aplikasi yang tersedia untuk mengakses informasi (unit) (Intranet, Website, Statistik) Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja sasaran Jumlah aplikasi yang tersedia untuk mengakses informasi mencapai 3 unit atau 100%. Jika dibandingkan antara capaian kinerja tahun 2013 dengan capaian kinerja tahun 2012, maka dapat disandingkan kondisi realisasi dan capaian kinerja sebagai berikut: Tabel Perbandingan Tahun 2012 dan 2013 No Indikator Kinerja 1. Jumlah aplikasi yang tersedia untuk mengakses informasi (unit) (Intranet, Website, Statistik)

95 Dari tabel di atas, nampak bahwa realisasi di tahun 2013 menurun jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, namun demikian capaian pada tahun 2013 telah mencapai target yang telah ditetapkan. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2013 yang mendukung kepada keberhasilan pencapaian sasaran tersebut antara lain: 1. Pengelolaan dan pengembangan website 2. Pengelolaan portal intranet 3. Pengelola website 4. Pengelola sistem jaringan dokumen informasi (SJDI) Permasalahan Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2013 sehingga keberhasilan yang dicapai belum maksimal adalah: 1. Sulitnya mendapatkan data Parekraf di lingkungan Parekraf 2. Masih kurangnya kopetensi SDM pengelola aplikasi Pemecahan Masalah Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah tersebut di atas adalah: 1. Meningkatkan kerjasama dengan unit kerja terkait di lingkungan Parekraf 2. Melakukan peningkatan kualitas dan kopetensi SDM untuk pengelolaan aplikasi 84

96 Meningkatnya Peran, Hubungan, dan Partisipasi Indonesia Dalam Forum Kerjasama Bilateral 15 Meningkatnya Peran, Hubungan, dan Partisipasi Indonesia Dalam Forum Kerjasama Bilateral Indikator yang digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran Meningkatnya peran, hubungan, dan partisipasi Indonesia dalam forum kerjasama bilateral adalah 1) Partisipasi Pada Kegiatan Forum Kerjasama Bilateral Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; dan 2) Jumlah Dokumen Kerjasama Bilateral dan Implementasinya di Dalam dan Luar Negeri. Partisipasi Pada Kegiatan Forum Kerjasama Bilateral Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tabel Partisipasi Pada Kegiatan Forum Kerjasama Regional Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif No Indikator Kinerja Target 1. Partisipasi pada kegiatan forum kerjasama bilateral bidang pariwisata dan ekonomi kreatif (partisipasi) Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja sasaran Partisipasi pada kegiatan forum kerjasama bilateral bidang pariwisata dan ekonomi kreatif mencapai 6 partisipasi atau 100 %, Indikator Partisipasi pada kegiatan forum kerjasama bilateral bidang pariwisata dan ekonomi kreatif terdiri dari kegiatan-kegiatan: 1. Kerjasama Dengan Kawasan Asia-Pasifik: Kerjasama bidang pariwisata dengan Singapura dan Malaysia dan Papua New Guinea. Pemerintah telah melakukan penandatangan Memorandum of Understanding between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Independent State of Papua New Guinea on Tourism Cooperation 85

97 2. Kerjasama Dengan Kawasan Asia Timur: Terdiri dari kerjasama pariwisata dengan China dan kerjasama pengembangan ekonomi kreatif dengan Korea. Kerjasama dengan Korea dilaksanakan dalam bentuk penandatangan Memorandum of Understanding between the Ministry of Tourism and Creative Economy of the Republic of Indonesia and the Ministry of Culture, Sports and Tourism of the Republic of Korea on Cooperation in the Creative Industries Fields. 3. Kerjasama Dengan Kawasan Asia Tenggara: Berupa penguatan kerjasama pariwisata dengan pemerintah Filipina dan kerjasama dengan Laos untuk mengaktifkan kembali program Trail of Civilization yang sudah dirintis oleh Indonesia pada tahun Kerjasama Dengan Kawasan Amerika: Kerjasama dengan Negara-negara di Amerika ini terdiri dari forum konsultasi bersama Indonesia-Kanada dan tindak lanjut kerjasama yang telah ditandatangi oleh Menteri pada rangkaian KTT APEC di Bali, yakni pertemuan dengan Facultad De Turismo Y Gastronomia Universidad Autonoma Del Estado De Mexico. 5. Kerjasama Dengan Kawasan Eropa: Yakni Kunjungan Kerja Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ke Inggris dan pertemuan komisi bersama dengan pemerintah Slovakia. 6. Kerjasama dengan Kawasan Afrika dan Timur Tengah: Aktifitasnya adalah Kunjungan Kerja Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ke Khourtom, Sudan, untuk menjajagi kemungkinan kerjasama bidang ekonomi kreatif dengan pemerintah Sudan. Jika dibandingkan antara capaian kinerja tahun 2013 dengan capaian kinerja tahun 2012, maka dapat disandingkan kondisi realisasi dan capaian kinerja sebagai berikut: 86

98 Tabel Perbandingan Tahun 2012 dan 2013 No Indikator Kinerja 1. Partisipasi pada kegiatan forum kerjasama bilateral bidang pariwisata dan ekonomi kreatif (partisipasi) Dari tabel di atas terlihat bahwa realisasi jumlah partisipasi pada kegiatan forum kerjasama bilateral bidang pariwisata dan ekonomi kreatif pada tahun 2013 meningkat dibanding tahun Jumlah Dokumen Kerjasama Regional dan Implementasinya di Dalam dan Luar Negeri Indikator keberhasilan yang ke-2 dari sasaran tersebut di atas, berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut: Tabel Dokumen Kerjasama Bilateral dan Implementasinya di Dalam dan Luar Negeri No Indikator Kinerja Target 2. Jumlah dokumen kerjasama bilateral dan implementasinya di dalam dan luar negeri (dokumen) Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja sasaran Jumlah dokumen kerjasama bilateral dan implementasinya di dalam dan luar negeri mencapai 1 Dokumen atau 100 %. Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung keberhasilan pencapaian sasaran tersebut, adalah The 1st Joint Working Group on Tourism Cooperation Between The Government of The Republic of Indonesia and The Government French Republic dilaksanakan di Hotel Sheraton, Yogyakarta, pada tanggal November Jika dibandingkan antara capaian kinerja tahun 2013 dengan capaian kinerja tahun 2012, maka dapat disandingkan kondisi realisasi dan capaian kinerja sebagai berikut: 87

99 Tabel Perbandingan Tahun 2012 dan 2013 No Indikator Kinerja 2. Jumlah dokumen kerjasama bilateral dan implementasinya di dalam dan luar negeri (dokumen) ,66 Dari tabel di atas nampak bahwa realisasi di tahun 2013 menurun jika dibandingkan dengan realisasi tahun Penurunan volume ini terjadi sebagai dampak dari penurunan anggaran pada tahun Meningkatnya Peran, Hubungan, dan Partisipasi Indonesia Dalam Forum Kerjasama Regional 16 Meningkatnya Peran, Hubungan, dan Partisipasi Indonesia Dalam Forum Kerjasama Regional Indikator yang digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran Meningkatnya Peran, Hubungan dan Partisipasi Indonesia Dalam Forum Kerjasama Regional adalah 1) Partisipasi Pada Kegiatan Forum Kerjasama Regional Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; dan 2) Jumlah Dokumen Kerjasama Regional dan Implementasinya di Dalam dan Luar Negeri. Partisipasi Pada Kegiatan Forum Kerjasama Regional Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tabel Partisipasi Pada Kegiatan Forum Kerjasama Regional Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif No Indikator Kinerja Target 1. Partisipasi pada kegiatan forum kerjasama regional bidang pariwisata dan ekonomi kreatif (partisipasi) Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja sasaran Partisipasi pada kegiatan forum kerjasama regional bidang pariwisata dan ekonomi kreatif mencapai 15 partisipasi atau 100 % dengan rincian: partisipasi 88

100 pada kerjasama Regional Non ASEAN 5 partisipasi, dan kerjasama Regional ASEAN 10 partisipasi. Aktifitas dalam partisipasi tersebut antara lain: 1. Sidang-Sidang PATA yang terdiri dari PATA Government/ Destination Committee Meeting dan PATA Board meeting. 2. Pertemuan OECD untuk membahas pengembangan bidang Pariwisata. 3. The 2nd D-8 Meeting on Tourism Cooperation yang merupakan kerjasama Negara-negara yang tergabung dalam D-8 (Indonesia, Iran, Malaysia, Negeria, turki, Mesir, Bangladesh dan Pakistan 4. Pertemuan APEC TWG ke-43 and Workshop on Low Carbon Tourism Towards Green Growth 5. Forum Asia-Pasifik dalam kerangka pengembangan pariwisata: World Economic Forum on East Asia (WEFEA), Forum Indian Ocean Rim Association (IORA), dan Pertemuan Advance Passenger Information/Passenger Name Record (API/PNR) Day Asia-Pasifik. Jika dibandingkan antara capaian kinerja tahun 2013 dengan capaian kinerja tahun 2012, maka dapat disandingkan kondisi realisasi dan capaian kinerja sebagai berikut: Tabel Perbandingan Tahun 2012 dan 2013 No Indikator Kinerja 1. Partisipasi pada kegiatan forum kerjasama regional bidang pariwisata dan ekonomi kreatif (partisipasi) Dari tabel di atas nampak bahwa prosentase realisasi capaian di tahun 2013 menurun jika dibandingkan dengan tahun Penurunan volume ini terjadi sebagai dampak dari penurunan anggaran pada tahun

101 Jumlah Dokumen Kerjasama Regional dan Implementasinya di Dalam dan Luar Negeri Tabel Dokumen Kerjasama Bilateral dan Implementasinya di Dalam dan Luar Negeri No Indikator Kinerja Target 2. Jumlah dokumen kerjasama regional dan implementasinya di dalam dan luar negeri (dokumen) Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja sasaran Jumlah dokumen kerjasama regional dan implementasinya di dalam dan luar negeri mencapai 5 dokumen atau 100%. Dokumen-dokumen tersebut berupa: 1. Kerjasama ASEAN + 3 yang terdiri dari dua sub-akrtifitas yakni Seminar on Cultural and Heritage Tourism dan Korean Language Training Course for Tourism Professionals hasil kerjasama dengan pemerintah Korea; 2. Workshop on Tourist Friendly Airport Program dan Pertemuan APEC Tourism Working Group (TWG); 3. Seminar on Sustainable Tourism and Tourism Ethics: Tourism as an Instrument for Inclusive Growth and Economic Equity; 4. APEC High Level Policy Dialogue on Travel Facilitation; 5. Sosialisasi Kesepakatan Kerja Sama IMT-GT Bidang Pariwisata; Jika dibandingkan antara capaian kinerja tahun 2013 dengan capaian kinerja tahun 2012, maka dapat disandingkan kondisi realisasi dan capaian kinerja sebagai berikut: Tabel Perbandingan Tahun 2012 dan 2013 No Indikator Kinerja 2. Jumlah dokumen kerjasama regional dan implementasinya di dalam dan luar negeri (dokumen) Dari tabel di atas nampak bahwa realisasi di tahun 2013 tidak terjadi peningkatan atau penurunan jika dibandingkan dengan realisasi tahun

102 Salah satu aktivitas utama yang dilaksanakan dalam tahun 2013 dalam rangka memenuhi keberhasilan pencapaian sasaran tersebut antara lain: Pertemuan APEC High Level Policy Dialogue on Travel Facilitation tanggal 1-2 Oktober 2013 di Bali, yang dihadiri oleh para Menteri dan perwakilan dari kementerian yang membidangi sektor pariwisata, imigrasi, bea & cukai, dan perhubungan, dari anggota ekonomi APEC. Hadir juga perwakilan dari organisasi internasional seperti, UNWTO, World Travel & Tourism Council (WTTC), Pacific Asia Travel Association (PATA), International Air Transport Association (IATA), dan Pacific Economy Cooperation Council (PECC), serta Travel Facilitation Initiative (TFI) Steering Council, Counter Terrorism Working Group (CTWG) dan APEC Secretariat. Pertemuan APEC HLPD dibagi kedalam 4 (empat) sesi, dengan topik bahasan sebagai berikut: 1) Sesi 1 Visa Facilitation: Stimulating Economic Growth and Development through Tourism in the APEC Region. 2) Sesi 2 Advanced Passenger Program 91

103 3) Sesi 3 Trusted Traveler Program 4) Sesi 4 Tourist Friendly Airport Program APEC High Level Policy Dialogue on Travel Facilitation telah menghasilkan Joint Statement of APEC High Level Policy Dialogue on Travel Facilitation, dengan berkomitmen untuk menciptakan perjalanan di kawasan Asia Pasifik lebih mudah, nyaman dan efisien serta aman. Meningkatnya Peran, Hubungan, dan Partisipasi Indonesia dalam Forum Kerjasama Multilateral 17 Meningkatnya Peran, Hubungan, dan Partisipasi Indonesia dalam Forum Kerjasama Multilateral Indikator dan target yang digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran Meningkatnya peran, hubungan, dan partisipasi Indonesia dalam forum kerjasama multilateral adalah 1) Partisipasi Pada Kegiatan Forum Kerjasama Multilateral Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; dan 2) Jumlah Dokumen Kerjasama Regional Dan Implementasinya di Dalam dan Luar Negeri. 92

104 Partisipasi Pada Kegiatan Forum Kerjasama Multilateral Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tabel Partisipasi Pada Kegiatan Forum Kerjasama Multilateral Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif No Indikator Kinerja Target 1. Partisipasi pada kegiatan forum kerjasama multilateral bidang pariwisata dan ekonomi kreatif (partisipasi) Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja sasaran Partisipasi pada kegiatan forum kerjasama multilateral bidang pariwisata dan ekonomi kreatif mencapai 10 aktifitas atau 100%. Indikator Partisipasi pada kegiatan forum kerjasama multilateral bidang pariwisata dan ekonomi kreatif berupa Konferensi, seminar, workshop yang diselenggarakan oleh organisasi multilateral seperti Badan Pariwisata Dunia (UNWTO), Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Organisasi Intelektual dan property dunia (WIPO). Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2013 yang mendukung kepada keberhasilan pencapaian sasaran tersebut antara lain: 1. The 12 th Meeting of The World Committee on Tourism Ethics; 2. Pertemjuan-pertemuan dalam kerangka Putaran Perundingan Indonesia-EFTA Comprehensif Economic Partnership Agreements; 3. Sidang Komisi Regional CSA Dan CAP Joint Meeting UNWTO; 4. Pertemuan Gabungan Kedua Programe Committee Budget And Finance Unwto; 5. Pertemuan UNWTO Pada ITB Berlin dan Crans Montana Forum, Brussel; 6. The 6rd Executive Council UNWTO Meeting; 7. Pertemuan dalam kerangka Kerjasama Ekonomi Kreatif dan Penegakan HKI dalam Forum WIPO 8. The 20th UNWTO General Assembly (UNWTO GA) Victoria Falls, Zimbabwe-Zambia, Agustus Pertemuan-pertemjuan World Trade Organization (WTO) dan Organisasi Internasional Lainnya; 93

105 10. Special Meeting Organisasi Pariwisata Dunia Jika dibandingkan antara capaian kinerja tahun 2013 dengan capaian kinerja tahun 2012, maka dapat disandingkan kondisi realisasi dan capaian kinerja sebagai berikut: Tabel Perbandingan Tahun 2012 dan 2013 No Indikator Kinerja Utama (IKU) 1. Partisipasi pada kegiatan forum kerjasama multilateral bidang pariwisata dan ekonomi kreatif (partisipasi) Dari tabel di atas nampak bahwa realisasi di tahun 2013 meningkat dari 7 aktifitas yang terealisasi pada tahun 2012 menjadi 10 aktifitas pada tahun Jumlah Dokumen Kerjasama Regional Dan Implementasinya di Dalam dan Luar Negeri Tabel Dokumen Kerjasama Multilateral dan Implementasinya di Dalam dan Luar Negeri No Indikator Kinerja Utama (IKU) Target 2. Jumlah dokumen kerjasama multilateral dan implementasinya di dalam dan luar negeri (dokumen) Indikator Jumlah dokumen kerjasama multilateral dan implementasinya di dalam dan luar negeri berupa : Forum Komunikasi Optimalisasi Kerjasama Luar Negeri Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; Forum Komunikasi Pengembangan Kerjasama Luar Negeri Bidang Ekonomi Kreatif; Seminar Potensi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam memanfaatkan kerjasama Integrasi Ekonomi di Batam. Jika dibandingkan antara capaian kinerja tahun 2013 dengan capaian kinerja tahun 2012, maka dapat disandingkan kondisi realisasi dan capaian kinerja sebagai berikut: 94

106 Tabel Perbandingan Tahun 2012 dan 2013 No Indikator Kinerja Utama (IKU) 2. Jumlah dokumen kerjasama multilateral dan implementasinya di dalam dan luar negeri (dokumen) Dari tabel di atas nampak bahwa realisasi di tahun 2013 sama dengan realisasi tahun Berbagai aktifitas yang dilaksanakan selama tahun 2013 untuk pencapaian sasaran tersebut antara lain: Forum Komunikasi Optimalisasi Kerjasama Luar Negeri Bidang Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Penyelenggaraan Forum Komunikasi Optimalisasi Kerjasama Luar Negeri Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini bertujuan untuk melakukan koordinasi dengan satuan kerja dan instansi terkait mengenai tindak lanjut hasil kesepakatan kerjasama luar negeri serta menyusun inisiatif/strategi untuk diperjuangkan pada pertemuan internasional di masa mendatang. Permasalahan Secara umum, kendala yang dihadapi dalam upaya pencapaian sasaran Meningkatnya peran, hubungan, dan partisipasi Indonesia dalam forum kerjasama bilateral, Meningkatnya peran, hubungan, dan partisipasi Indonesia dalam forum kerjasama regional, dan Meningkatnya peran, hubungan, dan partisipasi Indonesia dalam forum kerjasama multilateral adalah sebagai berikut: 1. Masih terjadinya biaya ekonomi tinggi sebagai dampak dari gejolak nilai tukar rupiah terhadap dolar 2. Terbatasnya anggaran yang sebagian besar anggaran Biro KSLN adalah untuk perjalanan luar negeri 3. Terbatasnya SDM baik kuantitas maupun kualitas. 95

107 Pemecahan Masalah Dalam mengatasi kendala yang dihadapi pada pencapaian sasaran Meningkatnya peran, hubungan, dan partisipasi Indonesia dalam forum kerjasama bilateral, Meningkatnya peran, hubungan, dan partisipasi Indonesia dalam forum kerjasama regional, dan Meningkatnya peran, hubungan, dan partisipasi Indonesia dalam forum kerjasama multilateral, upaya-upaya yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Perlu adanya komitmen yang kuat dari pimpinan terhadap jadwal pelaksanaan kegiatan yang ketat; 2. Perlu menyusun jadwal kegiatan setiap bulan, triwulan disesuaikan dengan rencana penarikan pendanaan; 3. Perlu menjaga cash flow melalui pencairan TUP sesuai perencanaan pada pengelola pengeluaran pembantu. Meningkatnya Kualitas Sarana dan Prasarana Aparatur 18 Meningkatnya Kualitas Sarana dan Prasarana Aparatur Di tahun 2013 ini sasaran Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana aparatur, dapat ditinjau dari : - Jumlah peningkatan layanan sarana dan prasarana - Jumlah pengadaan kendaraan bermotor - Jumlah pengadaan perangkat pengolah data - Jumlah pengadaan peralatan dan fasilitas perkantoran - Jumlah peningkatan layanan gedung Indikator dan target yang digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana aparatur adalah Jumlah peningkatan layanan sarana dan prasarana. Indikator keberhasilan sasaran, berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut: 96

108 Tabel Peningkatan Layanan Sarana dan Prasarana No Indikator Kinerja Utama (IKU) Target 1. Rekondisi Sarana dan Prasarana 2. Jumlah Pengadaan Kendaraan Bermotor 19 Unit 8 Unit 19 Unit 8 Unit Jumlah Pengadaan Perangkat Pengolah Data 64 Unit 64 Unit Jumlah Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 367 Unit 367 Unit Jumlah Peningkatan Layanan Gedung (m 2 ) m m Jika dibandingkan antara capaian kinerja tahun 2013 dengan capaian kinerja tahun 2012, maka dapat disandingkan kondisi realisasi dan capaian kinerja sebagai berikut: No Tabel Perbandingan Tahun 2012 dan 2013 Indikator Kinerja Utama (IKU) Jumlah peningkatan layanan sarana dan prasarana (unit) Rekondisi sarana dan prasarana 3. Jumlah pengadaan kendaraan bermotor 4. Jumlah pengadaan perangkat pengolah data 5. Jumlah pengadaan peralatan dan fasilitas perkantoran 6. Jumlah peningkatan layanan gedung (m 2 ) 19 Unit 8 Unit 64 Unit 367 Unit m Dari tabel di atas perbandingan pencapaian target kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2013 dengan tahun 2012 tidak dapat dibandingkan karena output kegiatan yang ada pada tahun anggaran 2012 hanya 1 (satu) output, sementara pada kegiatan tahun anggaran 2013 terdapat 5 (lima) output kegiatan sehingga capaian tahun 2013 dengan 2012 tidak dapat dibandingkan. 97

109 Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2013 yang mendukung kepada keberhasilan pencapaian sasaran tersebut antara lain: 1. Melakukan pemeliharaan dan perawatan untuk mempertahankan kondisi sarana dan prasarana gedung sehingga memperpanjang usia pakai 2. Meningkatkan pelayanan operasional pimpinan 3. Mendukung kebutuhan sarana dan prasarana pegawai 98

110 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif BAB IV PENUTUP

111 BAB IV PENUTUP BAB IV PENUTUP Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Sekretariat Jenderal pada tahun anggaran 2012 telah menunjukkan kinerja yang baik melalui pelaksanaan serangkaian programprogram yang diembannya yaitu: 1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Pencapaian program Sekretariat Jenderal secara umum telah menunjukkan kinerja yang baik, dari 2 program dengan total 28 indikator, 14 indikator kinerja atau 50 persen indikator berhasil mencapai target yang ditetapkan, 5 indikator kinerja atau 17,86 persen indikator melebihi target yang ditetapkan, 8 indikator kinerja atau 28,57 persen indikator tidak mencapai target yang ditetapkan, karena adanya revisi DIPA dan 1 indikator kinerja atau 3,57 persen, belum ada capaian kinerjanya, karena hasilnya masih dalam proses pemeriksaan BPK. Namun demikian masih terdapat permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan program Sekretariat Jenderal, diantaranya: 1. Perencanaan kinerja dan penganggaran yang belum optimal karena harus dilakukan beberapa penyesuaian (revisi) dokumen anggaran (RKAKL, DIPA, POK) yang menyebabkan keterlambatan dalam penyerapan anggaran. 2. Masih terbatasnya jumlah dan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mendukung pelaksanaan kegiatan. 3. Belum adanya sosialisasi tentang Reformasi Birokrasi Indonesia (RBI) kepada seluruh staf dan pejabat di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, baik pusat maupun daerah, sehingga para pegawai belum mengetahui apa itu RBI. 99

112 4. Adanya kebijakan pemerintah penghematan anggaran 10 % dari pagu anggaran, dan dari hasil penghematan tersebut dapat dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan mendesak dan prioritas. 5. Pengelolaan Aset Tetap di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Belum Tertib; 6. Proses penyusunan dan penyajian Laporan Barang Milik Negara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif belum maksimal. 100

113 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif LAMPIRAN

114 PENGUKURAN KINERJA LAMPIRAN Kementerian/Lembaga : Sekretariat Jenderal Tahun Anggaran : 2013 No Sasaran Indikator Kinerja Utama (IKU) Penanggungjawab Target % Target % 1. Meningkatnya kualitas SDM Kemenparekraf 1. Jumlah peserta Pendidikan dan Pelatihan Manajemen dan Teknis (peserta) , ,08 Pusdiklatpeg 2. Jumlah pegawai yang difasilitasi untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (orang) Rokumpeg 2. Meningkatnya kuantitas Sumber Daya Manusia Kemenparekraf Jumlah penambahan SDM Kemenparekraf yang akan mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif (orang) , ,83 3. Meningkatnya layanan Administrasi Kepegawaian Tingkat penyelesaian pengembangan sistem informasi manajemen kepegawaian (persentase) Terciptanya peraturan perundang-undangan yang harmonis Jumlah naskah Peraturan Perundangundangan (naskah) Terwujudnya organisasi dan tatalaksana yang sesuai dengan kebutuhan, tugas dan fungsi 1. Nilai Qualitiy Assurance (QA) Reformasi Birokrasi (nilai) 2. Jumlah dokumen ketatalaksanaan (dokumen) ,53 106,47 Rorensi Meningkatnya kualitas kinerja pengelolaan keuangan 1. Opini keuangan Kemenparekraf (peringkat) WTP WDP - WTP Masih Dalam Proses Pemeriksaaan - Rokeu LAK SEKRETARIAT JENDERAL

115 LAMPIRAN No Sasaran Indikator Kinerja Utama (IKU) Penanggungjawab Target % Target % BPK 2. Jumlah dokumen laporan keuangan yang akuntabel sesuai Sistem Akuntasi Pemerintahan (SAP) (Dokumen) , Rokeu 7. Terwujudnya rencana program dan penganggaran serta evaluasi dan pelaporan yang berkualitas 1. Predikat SAKIP Kemenparekraf (predikat) 2. Jumlah dokumen perencanaan program dan anggaran (dokumen) B B - B B+ - Rorensi ,75 3. Jumlah laporan pemantauan dan evaluasi (laporan) 4. Jumlah pendukungan kegiatan pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif pusat dan daerah (kegiatan) Terselenggaranya layanan umum yang memenuhi standar pelayanan Jumlah dokumen layanan administrasi umum (dokumen) Ro Umum 9. Terselenggaranya pengelolaan aset BMN yang akuntabel dan transparan Jumlah dokumen laporan aset BMN (dokumen) Ro Umum 10. Tersedianya dokumen publikasi bagi pihak internal dan eksternal Jumlah dokumen publikasi, layanan informasi dan hubungan antar lembaga (dokumen) , ,94 Puskompub LAK SEKRETARIAT JENDERAL

116 LAMPIRAN No Sasaran Indikator Kinerja Utama (IKU) Penanggungjawab Target % Target % 11. Tersedianya data dan informasi yang akurat, valid reiabel Jumlah dokumen statistik pariwisata dan ekonomi kreatif (dokumen) Pusdatin 12. Tersedianya data kepariwisataan 1. Kelengkapan data kepariwisataan tahunan (nilai) 6,37 6,5 101,40 6,41 6,5 101,40 2. Ketepatan waktu penyediaan data kepariwisataan bulanan/kuartalan (nilai) 6,58 7,00 105,74 6, , Tersedianya jaringan sistem informasi yang reiabel Jumlah pengunjung unik yang mengunjungi website Kemenparekraf pertahun (pengunjung) , Meningkatnya kualitas aplikasi untuk mengakses informasi Jumlah aplikasi yang tersedia untuk mengakses informasi (unit) Meningkatnya peran, hubungan, dan partisipasi Indonesia dalam forum kerjasama bilateral 1. Partisipasi pada kegiatan forum kerjasama bilateral bidang pariwisata dan ekonomi kreatif (partisipasi) 2. Jumlah dokumen kerjasama bilateral dan implementasinya di dalam dan luar negeri (dokumen) , Ro KSLN 16. Meningkatnya peran, hubungan, dan partisipasi Indonesia dalam forum kerjasama regional 1. Partisipasi pada kegiatan forum kerjasama regional bidang pariwisata dan ekonomi kreatif (partisipasi) 2. Jumlah dokumen kerjasama regional dan implementasinya di dalam dan luar negeri (dokumen) Ro KSLN LAK SEKRETARIAT JENDERAL

117 LAMPIRAN No Sasaran Indikator Kinerja Utama (IKU) Penanggungjawab Target % Target % 17. Meningkatnya peran, hubungan, dan partisipasi Indonesia dalam forum kerjasama multilateral 1. Partisipasi pada kegiatan forum kerjasama multilateral bidang pariwisata dan ekonomi kreatif (partisipasi) 2. Jumlah dokumen kerjasama multilateral dan implementasinya di dalam dan luar negeri , Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana aparatur Jumlah peningkatan layanan sarana dan prasarana (unit) Rekondisi sarana dan prasarana Jumlah pengadaan kendaraan bermotor Ro Umum 19 Unit Unit 19 Unit 8 Unit Jumlah pengadaan perangkat pengolah data Unit 64 Unit 100 Jumlah pengadaan peralatan dan fasilitas perkantoran Unit 367 Unit 100 Jumlah peningkatan layanan gedung (m 2 ) m m2 100 Jumlah Anggaran Kegiatan Tahun 2013 Rp ,00 Jumlah Anggaran Kegiatan Tahun 2013 Rp ,00 Jakarta, 10 Februari 2014 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sekretaris Jenderal UKUS KUSWARA LAK SEKRETARIAT JENDERAL

Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. Laporan Kinerja

Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. Laporan Kinerja Kementerian Pariwisata Republik Indonesia Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2014 KATA PENGANTAR Kata Pengantar D engan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Pariwisata

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Memasuki awal tahun 2016 sesuai dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat IV melakukan kegiatan yang

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN SEKRETARIAT KEMENTERIAN

BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN SEKRETARIAT KEMENTERIAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2016 BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN SEKRETARIAT KEMENTERIAN Kata Pengantar Kata Pengantar Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI - 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM.07/HK.001/MPEK/2012

PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM.07/HK.001/MPEK/2012 PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM.07/HK.001/MPEK/2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KEMENTERIAN PARIWISATA DAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 NOMOR SP DIPA-18.1-/215 DS791-3632-6284-16 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DAFTAR PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2015

DAFTAR PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2015 01 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian 01 Meningkatnya Pelaksanaan 01 Persentase Pencapaian Sistem Akuntabilitas Kegiatan Kementerian Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA-018.01-0/2013 DS 5903-0340-5288-0144 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH

GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH 1 GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah dan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah,

Lebih terperinci

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET 2010 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum Good Governance pada hakekatnya merupakan kepemerintahan

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-018.01-0/AG/2014 DS 6100-9979-1830-7597 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam No.1809, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. SAKIP. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-18.1-/216 DS933-1269-654-625 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR : SP DIPA-33.1-/218 A. DASAR HUKUM : 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M. KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KLASIFIKASI ARSIP DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1344, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pemerintahan. Pelimpahan. Penugasan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELIMPAHAN DAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2012 KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Urusan Pemerintah. Pelimpahan dan Penugasan. Tahun Anggaran 2012. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud pertanggung jawaban dalam mencapai visi dan misi serta tujuan instansi pemerintah dalam rangka perwujudan penyelenggaraan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM - 2 - Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

Plt. Sekretaris Jenderal Haris Munandar N

Plt. Sekretaris Jenderal Haris Munandar N KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme merupakan tanggung jawab semua instansi pemerintah dalam rangka mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-33.1-/216 DS2286-196-725-318 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1 - 2-5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82); 6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel.

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel. RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET DAN UNIT KERJA DI LINGKUNGAN DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI

INDIKATOR KINERJA UTAMA DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET DAN UNIT KERJA DI LINGKUNGAN DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI LAMPIRAN VII PERATURAN SEKRETARIS KABINET NOMOR : 1 TAHUN 2016 TANGGAL : 29 JANUARI 2016 INDIKATOR KINERJA UTAMA DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET DAN UNIT KERJA DI LINGKUNGAN DEPUTI BIDANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

2 Nomor 5071, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2964); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang N

2 Nomor 5071, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2964); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang N BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1294, 2015 KEMENPAN-RB. Arsip. Klasifikasi PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KLASIFIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pengawasan Intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan

Lebih terperinci

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); - 2-3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4746); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Yang menjadi dasar hukum dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi serta penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) B PMPT Provinsi Jawa Barat sebagai

Lebih terperinci

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat B A B I I I A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat pencapaian kinerja, berdasarkan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis, yang kemudian dijabarkan

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 15/PRT/M/2015 TANGGAL 21 APRIL 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. No.585, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1144/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR 1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN JANUARI 2014 RINGKASAN EKSEKUTIF 2 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 1 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum.wr.wb Alhamdulillah, kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.905, 2015 KEMENDESA-PDT-Trans. Urusan Pemerintahan. Ditjen Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. TA 2015. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-15.1-/216 DS5272-8985-171-5367 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU

Lebih terperinci

2.1 Rencana Strategis

2.1 Rencana Strategis 2.1 Rencana Strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan () telah menyusun suatu Rencana Strategis (Renstra) dengan berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

Kata Pengantar. aporan Akuntabilitas Kinerja Biro Umum Sekretariat Jenderal Ombudsman RI merupakan wujud pertanggungjawaban atas kinerja

Kata Pengantar. aporan Akuntabilitas Kinerja Biro Umum Sekretariat Jenderal Ombudsman RI merupakan wujud pertanggungjawaban atas kinerja Kata Pengantar L pencapaian tujuan dan sasaran strategis Tahun Anggaran aporan Akuntabilitas Kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban atas kinerja. Penyusunan Laporan Kinerja Ombudsman RI sesuai dengan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri; GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 014 Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 Kata Pengantar Dengan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA. Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik

LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA. Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA 2016 Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik LKJ DITJEN IDP 2016 2016 LKJ DITJEN IDP KATA PENGANTAR Menjadi penjuru penguatan citra positif Indonesia

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 17 /PER/M.KOMINFO/10/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen dan Penguasaan Tanah Tahun merupakan media untuk mempertanggungjawabkan capaian kinerja Direktorat Jenderal selama tahun, dalam melaksanakan

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemeri

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemeri BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1008, 2016 KEMENRISTEK-DIKTI. Laporan Kinerja. PTN. Penyusunan. Pedoman. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t No.33, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. Urusan Pemerintahan. Tahun 2015. Penugasan. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015-2019 KATA PENGANTAR Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo No.1452, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. SAKIP. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PARIWISATA KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK

Lebih terperinci

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif KATA PENGANTAR

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif KATA PENGANTAR Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif KATA PENGANTAR Kata Pengantar Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun 2012 dapat diselesaikan.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016 LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintah. Melalui

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2017 1 KATA PENGANTAR Sekretariat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Ke

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Ke No. 426, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Akuntabilitas Kinerja. Sistem. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS

Lebih terperinci

I. Pengertian BAB I PENDAHULUAN

I. Pengertian BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PADA LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA. ii DAFTAR ISI.. vi

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA. ii DAFTAR ISI.. vi DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA. ii DAFTAR ISI.. vi BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang. 1 B. Tugas Pokok dan Fungsi... 2 C. Tujuan Penyusunan Perjanjian Kinerja 3 BAB II

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

- 4 - BAB III SEKRETARIAT JENDERAL. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

- 4 - BAB III SEKRETARIAT JENDERAL. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi - 4 - BAB III SEKRETARIAT JENDERAL Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Pasal 5 (1) Sekretariat Jenderal berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. (2) Sekretariat Jenderal dipimpin oleh

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI II.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Biro Organisasi Tugas dan Fungsi pada Biro Organisasi berdasarkan pada Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 58 Tahun

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya

Lebih terperinci

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN A. Latar Belakang B. Norma dan Dasar Hukum C. Definisi Global dan Detail Standar D. Maksud dan Tujuan E. Kebutuhan Sumber Daya Manusia F. Kebutuhan Sarana dan Prasarana G.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN 2014 DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET 2015 A. Rencana

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2015 INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2016. KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat Jenderal

Lebih terperinci