Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. Laporan Kinerja

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. Laporan Kinerja"

Transkripsi

1 Kementerian Pariwisata Republik Indonesia Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2014

2 KATA PENGANTAR Kata Pengantar D engan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Pariwisata Tahun 2014 dapat diselesaikan. Dengan telah ditetapkannya Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun pada tanggal 27 Oktober 2014, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berubah fungsi menjadi Kementerian Pariwisata sedangkan untuk bidang Ekonomi Kreatif menjadi Badan Ekonomi Kreatif yang merupakan Lembaga Non Struktural (LNS). Penyusunan Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014 mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 dan surat Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor B/5278/D.I.PAN-RB/12/2014 yang menyebutkan bahwa Laporan Kinerja Tahun 2014 tetap mengacu pada dokumen Penetapan Kinerja tahun Dengan demikian maka Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014 secara substansi masih berisi capaian kinerja bidang pariwisata dan ekonomi kreatif pada tahun Laporan Kinerja ini dimaksudkan sebagai media bagi Sekretariat Jenderal Kementerian Pariwisata untuk menyampaikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya, sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Sekretariat Jenderal Tahun , serta sarana untuk evaluasi atas capaian kinerja Sekretariat Jenderal baik keberhasilan maupun kegagalannya. i Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

3 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014 berisi capaian kinerja sepanjang tahun 2014 dan merupakan laporan kinerja tahun ketiga atau tahun terakhir dari periode Renstra Sekretariat Jenderal Diharapkan dengan diterbitkannya Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014 ini dapat memberikan gambaran manfaat nyata yang dapat diberikan Sekretariat Jenderal kepada masyarakat dan pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu dengan memperoleh informasi yang akurat, relevan, akuntabel, dan transparan. Akhir kata, semoga Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014 ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, baik sebagai informasi maupun evaluasi kinerja. Jakarta, Februari 2015 Sekretaris Jenderal, Drs. Ukus Kuswara, M.M. ii Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

4 Kata Pengantar Daftar Isi KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii IKHTISAR EKSEKUTIF... 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Gambaran Sekretariat Jenderal Peran dan Fungsi Sekretariat Jenderal... 5 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Rencana Strategis... 7 Misi... 8 Tujuan... 9 Sasaran Penetapan/Perjanjian Kinerja BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Capaian Kinerja Organisasi Capaian dan Analisis Kinerja Anggaran BAB IV PENUTUP iii Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

5 Ikhtisar Eksekutif IKHTISAR EKSEKUTIF Sesuai dengan rentang waktu Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Tahun , maka Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014 berisi informasi kinerja selama Tahun 2014 dan merupakan Laporan Kinerja yang ketiga atau terakhir yang menyajikan perbandingan antara capaian kinerja (performance results) dengan Rencana Kinerja (Performance Plan). Rencana Kinerja (Performance Plan) 2014 dan Penetapan Kinerja 2014 merupakan kinerja yang ingin dicapai selama tahun 2014 yang sepenuhnya mengacu pada Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Tahun Sementara itu, capaian kinerja (Performance Results) merupakan hasil realisasi seluruh kegiatan selama tahun 2014 yang memang diarahkan bagi pemenuhan target yang ditetapkan dalam Rencana Kinerja Secara keseluruhan, hasil capaian kinerja tahun 2014 menunjukkan bahwa Sekretariat Jenderal memenuhi Sasaran Strategis yang ditargetkan. pencapaian sasaran Sekretariat Jenderal yang diukur dengan menggunakan Indikator Kinerja Utama yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut : Pencapaian Sasaran dan Indikator Tahun 2014 Sekretariat Jenderal No Sasaran Indikator Kinerja 2014 Target % 1. Meningkatnya kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia 1. Rasio kompetensi Sumber Daya Manusia (%) 78,92 74,38 94,24 2. Rasio kecukupan pegawai (Orang) Terciptanya peraturan perundang-undangan yang harmonis Persentase Peraturan Perundang-undangan di bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

6 3. Terwujudnya rencana program dan penganggaran serta evaluasi dan pelaporan Nilai Akuntabilitas Kinerja (Nilai) A B - 4. Terwujudnya organisasi dan tatalaksana yang sesuai dengan kebutuhan, tugas dan fungsi Nilai Quality Assurance (QA) Reformasi Birokrasi (Nilai) 85 60,23 70,86 5. Meningkatnya kualitas pengelolaan kinerja Keuangan sesuai dengan kebutuhan, tugas dan fungsi Nilai Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan (Nilai) WTP Masih dalam proses audit BPK - 6. Terselenggaranya layanan umum yang memenuhi standar pelayanan 7. Tersebarnya Pemberitaan dan Publikasi Informasi kepada publik 8. Tersedianya data dan informasi yang akurat dan valid 9. Meningkatnya Peran Hubungan dan Partisipasi Indonesia dalam forum kerjasama internasional Indeks Pelayanan (%) Angka pertumbuhan pengunjung informasi Parekraf di media sosial, elektronik, cetak dan online (%) Angka pertumbuhan pengunjung data dan informasi pada website pariwisata dan ekonomi kreatif (Orang) Partisipasi dan implementasi kegiatan forum kerjasama multiralteral, regional dan bilateral bidang pariwisata dan ekonomi kreatif (Laporan) , , , ,78 Jumlah Anggaran : Rp ,00. Jumlah Anggaran : Rp ,00. Sesuai dengan Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2014, Sekretariat Jenderal menetapkan 9 (sembilan) Sasaran Strategis dengan 10 (sepuluh) Indikator Kinerja. Selanjutnya sasaran strategis tersebut diwujudkan dalam 2 (dua) program dengan dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,00. Secara keseluruhan dapat diinformasikan bahwa, hasil capaian kinerja Sekretariat Jenderal selama tahun 2014 telah memenuhi 9 (sembilan) Sasaran Strategis yang ditargetkan. Dengan 2 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

7 demikian, tugas dan fungsi, wewenang dan tanggung jawab (core area) Sekretariat Jenderal yaitu melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dapat diwujudkan. Komitmen yang kuat dari Pimpinan dan seluruh aparatur Sekretariat Jenderal, untuk memfokuskan pemanfaatan sumber-sumber daya dan dana organisasi dalam melaksanakan program dan kegiatan yang ditetapkan dalam Renstra Sekretariat Jenderal Tahun dan Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2014, menjadi salah satu kunci utama penentu keberhasilan ini. 3 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

8 Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntabilitas kinerja merupakan sebuah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik. Memperhatikan prinsip akuntabilitas kinerja organisasi (struktur organisasi dan struktur anggaran), terdapat keterkaitan yang jelas antara tugas dan fungsi organisasi (struktur organisasi) dengan struktur program dan anggaran (struktur anggaran). Sekretariat Jenderal termasuk ke dalam program generik yaitu organisasi eselon I yang memiliki karakteristik sejenis untuk mendukung pelayanan aparatur dan/atau administrasi pemerintahan (pelayanan internal). Sekretariat Jenderal mengampu dua program yaitu Program dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 1.2 Gambaran Sekretariat Jenderal Berdasarkan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor PM.07/HK.001/MPEK/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sekretariat Jenderal dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal yang barada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. Sekretariat Jenderal terdiri atas 5 biro yaitu: 1) Biro Perencanaan dan Organisasi; 2) Biro Hukum dan Kepegawaian; 3) Biro Keuangan; 4) Biro Kerja Sama Luar Negeri; dan 5) Biro Umum. Sedangkan Pusat Data dan Informasi, Pusat 4 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

9 Pendidikan dan Pelatihan Pegawai dan Pusat Komunikasi Publik merupakan unsur penunjang pelaksanaan tugas kementerian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui Sekretariat Jenderal sebagaimana bagan dibawah ini : 1.3 Peran dan Fungsi Sekretariat Jenderal Sekretariat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dalam melaksanakan tugasnya Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : 1. Koordinasi kegiatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; 2. Koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; 3. Pembinaan dan pemberian dukungan administrsi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip dan dokumentasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; 4. Pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerja sama, dan hubungan masyarakat; 5 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

10 5. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum; 6. Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara; dan 7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 6 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

11 Bab II Perencanaan Dan Perjanjian Kinerja BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1 Rencana Strategis Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Tahun mengacu kepada Rencana Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun yang telah lebih dulu ditetapkan dan merupakan penjabaran dari visi dan misi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Renstra Sekretariat Jenderal Tahun di dalamnya termuat 2 (dua) arah kebijakan yaitu: 1. Peningkatan kerjasama dan sinergitas internal dan ekternal pada tataran kebijakan program dan kegiatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Sekretariat Jenderal diharapkan mampu meningkatkan kerjasama dan sinergitas secara internal maupun eksternal untuk seluruh satuan kerja di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif baik pada tataran kebijakan program maupun kegiatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan instansi terkait lainnya dalam rangka membangun pariwisata dan ekonomi kreatif. 2. Optimalisasi penyelenggaraan fungsi pembantu dan pendukung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dalam rangka optimalisasi penyelenggaraan fungsi pembantu dan pendukungan di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sekretariat Jenderal diharapkan mampu memfasilitasi dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Arah kebijakan tersebut dilakukan dengan strategi: 1. Penyusunan dokumen perencanaan, penganggaran, pelaporan dan evaluasi serta kapasitas organisasi dan tatalaksana; 2. Peningkatan pelayanan administrasi hukum dan kepegawaian; 7 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

12 3. Penyusunan peraturan perundang-undangan; 4. Peningkatan kinerja pengelolaan administrasi keuangan; 5. Peningkatan hubungan dan kerjasama luar negeri; 6. Peningkatan layanan administrasi umum; 7. Peningkatan kualitas program dan diklat yang berbasis kompetensi; 8. Peningkatan publikasi, analisis berita, layanan informasi, dan hubungan antar lembaga; 9. Penyediaan data dan sistem informasi bidang pariwisata dan ekonomi kreatif. Kebijakan pembangunan kepariwisataan dan ekonomi kreatif tahun 2014 merupakan tahun kelima dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang tertuang pada Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun sebagai berikut: VISI Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan yang Responsif, Transparan dan Akuntabel Melalui Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya serta Penyediaan Sarana dan Prasarana yang Efisien dan Efektif Misi 1. Meningkatkan kualitas aparatur, organisasi dan tatalaksana serta Layanan Hukum. 2. Meningkatkan kinerja pengelolaan keuangan, perencanaan dan penganggaran, serta pengelolaan aset negara. 8 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

13 Tujuan 3. Meningkatkan layanan informasi dan kualitas informasi kepada pihak internal dan eksternal. 4. Meningkatkan peran Indonesia dalam forum kerja sama luar negeri bidang pariwisata dan ekonomi kreatif. 1. Peningkatan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia Kemenparekraf. 2. Peningkatan kualitas pengelolaan peraturan perundang-undangan dan layanan hukum. 3. Peningkatan kualitas penataan, kapasitas dan tatalaksana organisasi. 4. Peningkatan kualitas pengelolaan keuangan. 5. Peningkatan efisiensi dan efektifitas perencanaan dan penganggaran, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program. 6. Peningkatan kualitas layanan umum dan pengelolaan Barang Milik Negara (BMN). 7. Peningkatan kualitas informasi yang disampaikan kepada pihak internal dan eksternal. 8. Peningkatan kualitas layanan informasi kepada pihak internal dan eksternal. 9. Peningkatan hubungan peran dan partisipasi dalam forum internasional di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Sasaran 1. Meningkatnya Kualitas SDM Kemenparekraf. 2. Meningkatnya Kuantitas SDM Kemenparekraf. 3. Meningkatnya Layanan Administrasi Kepegawaian. 4. Terciptanya Peraturan Perundang-undangan yang harmonis. 5. Terwujudnya Organisasi dan Tatalaksana yang Sesuai dengan Kebutuhan, Tugas dan Fungsi. 6. Meningkatnya Kualitas Kinerja Pengelolaan Keuangan. 7. Meningkatnya Prioritas dan Pengeluaran Pemerintah untuk Kepariwisataan. 8. Terwujudnya Rencana Program dan Penganggaran serta Evaluasi dan 9 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

14 Pelaporan yang Berkualitas. 9. Terselenggaranya Layanan Umum yang Memenuhi Standard Pelayanan. 10. Terselenggaranya Pengelolaan Aset BMN yang Akuntabel dan Transparan. 11. Tersedianya Dokumen Publikasi bagi Pihak Internal dan Eksternal. 12. Tersedianya Data dan Informasi yang Akurat, Valid, Reliabel. 13. Tersedianya Data Kepariwisataan. 14. Tersedinya Jaringan Sistem Informasi yang Reliabel. 15. Meningkatnya Kualitas Aplikasi untuk Mengakses Informasi. 16. Meningkatnya Peran dan Partisipasi Indonesia dalam Forum Kerjasama Bilateral. 17. Meningkatnya Peran dan Partisipasi Indonesia dalam Forum Kerjasama Regional. 18. Meningkatnya Peran dan Partisipasi Indonesia dalam Forum Kerjasama Multilateral. Penetapan tujuan Sekretariat Jenderal pada umumnya didasarkan pada isu-isu strategis. Tujuan menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang dan mengarahkan perumusan sasaran, program, serta kegiatan dalam rangka merealisasikan misi. Sasaran strategis adalah penjabaran dari Tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai/dihasilkan secara nyata oleh Sekretariat Jenderal dalam kurun waktu satu tahun. Penetapan Sasaran dirumuskan lebih spresifik, terukur, berorientasi pada hasil, dapat dicapai, dan memiliki kurun waktu satu tahun. Dalam sasaran dirancang pula Indikator pencapaian Sasaran, yaitu ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran yang telah diidentifikasi untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan dan disertai dengan targetnya masing-masing. 10 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

15 Tabel 2.1 Sasaran strategis, Indikator, dan Program Sekretariat Jenderal Tahun No Sasaran Indikator Kinerja Program 1. Meningkatnya kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia 2. Terciptanya peraturan perundangundangan yang harmonis 3. Terwujudnya rencana program dan penganggaran serta evaluasi dan pelaporan 4. Terwujudnya organisasi dan tatalaksana yang sesuai dengan kebutuhan, tugas dan fungsi 5. Meningkatnya kualitas pengelolaan kinerja Keuangan sesuai dengan kebutuhan, tugas dan fungsi 6. Terselenggaranya layanan umum yang memenuhi standar pelayanan 7. Tersebarnya Pemberitaan dan Publikasi Informasi kepada publik 8. Tersedianya data dan informasi yang akurat dan valid 9. Meningkatnya Peran Hubungan dan Partisipasi Indonesia dalam forum kerjasama internasional 1. Rasio kompetensi Sumber Daya Manusia 2. Rasio kecukupan pegawai Persentase Peraturan Perundangundangan di bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nilai Akuntabilitas Kinerja Nilai Quality Assurance (QA) Reformasi Birokrasi (nilai) Nilai Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan (nilai) Indeks Pelayanan Angka pertumbuhan pengunjung informasi Parekraf di media sosial, elektronik, cetak dan online Angka pertumbuhan pengunjung data dan informasi pada website pariwisata dan ekonomi kreatif Partisipasi dan implementasi kegiatan forum kerjasama multiralteral, regional dan bilateral bidang pariwisata dan ekonomi kreatif Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Parekraf 2.2 Penetapan/Perjanjian Kinerja Tahun 2014 merupakan tahun kelima dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) , Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif secara terencana dan berkesinambungan 11 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

16 melaksanakan program dan kegiatan yang telah ditetapkan, termasuk didalamnya adalah Perencanaan Kinerja 2014 yang merupakan proses perencanaan kinerja yang didokumentasikan dalam Rencana Kinerja Tahunan (Annual Performance Plan). Penyusunan rencana kinerja ini dilakukan seiring dengan agenda penyusunan dan kebijakan anggaran. Setelah anggaran 2014 ditetapkan maka disusunlah Penetapan Kinerja 2014 yang merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan dicapai dan disepakati antara pihak yang menerima amanah/tugas dan pihak yang memberi amanah/tugas dengan mempertimbangkan sumber daya yang ada. Secara umum tujuan penetapan kinerja/perjanjian kinerja Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun Anggaran 2014, antara lain: 1. Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 2. Mendorong komitmen penerima amanah untuk melaksanakan tugas yang diterima dan terus meningkatkan kinerjanya. 3. Menciptakan alat pengendalian manajemen yang praktis bagi pemberi amanah. 4. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 5. Menilai adanya keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran suatu organisasi, sekaligus sebagai dasar dalam pemberian penghargaan (reward) maupun sanksi (punishment). Salah satu alat ukur keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan dan/atau sasaran atau kegiatan utama dan dapat digunakan sebagai fokus perbaikan kinerja di masa depan adalah Indikator Kinerja Utama. Dalam upaya memperjelas dan menyelaraskan antara Indikator Kinerja Utama dengan Penetapan Kinerja di Lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, maka telah ditetapkan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 31 Tahun 2014 tentang Indikator Kinerja Utama dilingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Indikator Kinerja Utama merupakan acuan ukuran kinerja yang digunakan oleh masing-masing unit kerja di lingkungan Kementerian pariwisata dan Ekonomi 12 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

17 Kreatif dalam menyusun perencanaan dan penganggaran kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, dan evaluasi kinerja. Tabel 2.2 Sasaran Strategis, Indikator, dan Target Kinerja Tahun 2014 No Sasaran Indikator Kinerja Target Program 1. Meningkatnya kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia 2. Terciptanya peraturan perundang-undangan yang harmonis 1. Rasio kompetensi Sumber Daya Manusia (%) 2. Rasio kecukupan pegawai (Orang) Persentase Peraturan Perundangundangan di bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (%) 78, Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Parekraf 3. Terwujudnya rencana program dan penganggaran serta evaluasi dan pelaporan Nilai Akuntabilitas Kinerja (Nilai) A 4. Terwujudnya organisasi dan tatalaksana yang sesuai dengan kebutuhan, tugas dan fungsi Nilai Quality Assurance (QA) Reformasi Birokrasi (Nilai) Meningkatnya kualitas pengelolaan kinerja Keuangan sesuai dengan kebutuhan, tugas dan fungsi Nilai Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan (Nilai) WTP 6. Terselenggaranya layanan umum yang memenuhi standar pelayanan Indeks Pelayanan (%) Tersebarnya Pemberitaan dan Publikasi Informasi kepada publik Angka pertumbuhan pengunjung informasi Parekraf di media sosial, elektronik, cetak dan online (%) Tersedianya data dan informasi yang akurat dan valid Angka pertumbuhan pengunjung data dan informasi pada website pariwisata dan ekonomi kreatif (Orang) Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

18 No Sasaran Indikator Kinerja Target Program 9. Meningkatnya Peran Hubungan dan Partisipasi Indonesia dalam forum kerjasama internasional Partisipasi dan implementasi kegiatan forum kerjasama multiralteral, regional dan bilateral bidang pariwisata dan ekonomi kreatif (Laporan) Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

19 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 Capaian Kinerja Organisasi Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 31 Tahun 2014, tanggal 17 Oktober 2014, tentang Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, merupakan acuan ukuran kinerja yang digunakan oleh masing-masing unit kerja di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam menyusun perencanaan dan penganggaran kinerja, pengukuran kinerja, dan evaluasi kinerja. Berikut ini akan diuraikan Target dan Pencapaian Sasaran Kinerja Sekretariat Jenderal tahun 2014, yang diukur dengan menggunakan Indikator Kinerja Utama yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut : Tabel 3. 1 Pengukuran Kinerja 2014 No Sasaran Indikator Kinerja Target % 1. Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Manusia 1. Rasio Kompetensi Sumber Daya Manusia (%) 78,92 74,38 94,24 2. Rasio Kecukupan Pegawai (Orang) Terciptanya Peraturan Perundang-undangan yang Harmonis Persentase Peraturan Perundang-undangan di Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Terwujudnya Rencana Program dan Penganggaran serta Evaluasi dan Pelaporan Nilai Akuntabilitas Kinerja (Nilai) A B - 4. Terwujudnya Organisasi dan Tatalaksana yang sesuai dengan Kebutuhan, Tugas dan Fungsi Nilai Quality Assurance (QA) Reformasi Birokrasi (Nilai) 85 60,23 70,86 15 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

20 No Sasaran Indikator Kinerja 2014 Target % 5. Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Kinerja Keuangan sesuai dengan Kebutuhan, Tugas dan Fungsi Nilai Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan (Nilai) WTP Masih dalam proses audit BPK - 6. Terselenggaranya Layanan Umum yang Memenuhi Standar Pelayanan Indeks Pelayanan (%) ,82 7. Tersebarnya Pemberitaan dan Publikasi Informasi kepada Publik Angka Pertumbuhan Pengunjung Informasi Parekraf di Media Sosial, Elektronik, Cetak dan Online (%) ,33 8. Tersedianya Data dan Informasi yang Akurat dan Valid Angka Pertumbuhan Pengunjung Data dan Informasi Pada Website Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Orang) ,52 9. Meningkatnya Peran Hubungan dan Partisipasi Indonesia dalam Forum Kerjasama Internasional Partisipasi dan Implementasi Kegiatan Forum Kerjasama Multiralteral, Regional dan Bilateral Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Laporan) ,78 Jumlah Anggaran : Rp ,00. Jumlah Anggaran : Rp , Capaian dan Analisis Kinerja 2014 Ditinjau dari capaian kinerja masing-masing sasaran untuk tahun 2014, Sekretariat Jenderal Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggung jawab organisasi. Berikut ini akan diuraikan target dan capaian kinerja dari Sekretariat Jenderal Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dilihat dari masing-masing sasaran strategis yang telah ditetapkan. Meningkatnya kualitas SDM Keme 16 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

21 1.Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Manusia 1 Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Manusia K inerja Kementerian Pariwisata yang optimal akan terwujud apabila didukung oleh kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai baik dari segi kualitas maupun dari segi kuantitas. Kualitas SDM Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dapat dilihat dari jumlah SDM yang memiliki pendidikan lanjut dan mendalami sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Pendidikan lanjut yang dimaksud adalah pendidikan pascasarjana, untuk Strata 2 dan Strata 3. Sedangkan kuantitas dapat dilihat dari jumlah pegawai secara keseluruhan di masing-masing unit kerja di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Saat ini jumlah pegawai di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi kreatif adalah sebesar (dua ribu empat puluh lima) orang pegawai. Sedangkan untuk pegawai dengan pendidikan akhir SMA sederajat berjumlah 516, S1 berjumlah 892, S2 berjumlah 455 dan S3 berjumlah 18 pegawai yang mendalami sektor pariwisata serta fokus untuk mendalami tata kelola dan kebijakan di sektor pariwisata. Namun secara khusus pegawai yang ada dilingkungan Sekretariat Jenderal berjumlah 427 orang, untuk pegawai dengan pendidikan akhir SMA sederajat berjumlah 155 orang, S1 berjumlah 183 orang, S2 berjumlah 63 orang, dan tidak ada yang berpendidikan S3. Pegawai tersebut dialokasikan di biro-biro dan pusat. Selain memfasilitasi SDM melalui peningkatan pendidikan formal, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga memperkuat SDM dengan diklat struktural dan teknis di bidang kepariwisataan dan subsektor ekonomi kreatif, sejumlah 413 (empat ratus tiga belas) pegawai selama periode Meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dapat diukur dengan indikator: Rasio Kompetensi Sumber Daya Manusia; dan Rasio Kecukupan Pegawai. 17 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

22 a. Rasio Kompetensi Sumber Daya Manusia Kemampuan seseorang melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam suatu pekerjaan merupakan hal yang sangat diperlukan. Kemampuan ini lebih dikenal dengan sebutan kompetensi, yang menjadi satu karakteristik untuk mendasari individu atau seseorang mencapai kinerja tinggi dalam pekerjaannya. Karakteristik itu muncul dalam bentuk pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan perilaku (attitude) untuk menciptakan SDM/aparatur yang memiliki semangat pengabdian yang tinggi dalam melayani masyarakat, selalu bertindak efisien, rasional, transparan, dan akuntabel. Sehingga diperlukan strategi peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia melalui peran Pusdiklat Pegawai yaitu menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan pegawai sesuai dengan kebutuhan organisasi. Hal ini terlihat dari jumlah aparatur Sekretariat Jenderal Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang diberikan peningkatan kompetensi melalui pendidikan dan pelatihan manajemen dan teknis yang relevan di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif serta jumlah kurikulum dan modul yang dijadikan sebagai bahan pedoman/acuan dasar dalam pengembangan materi. Saat ini pengukuran kinerja secara kuantitatif melalui rasio kompetensi SDM dapat diukur berdasarkan perbandingan antara jumlah pejabat (eselon II, III dan IV) yang telah mengikuti Diklat Kepemimpinan Tingkat II, III dan IV dengan jumlah kotak jabatan yang tersedia di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Indikator keberhasilan yang pertama dari sasaran meningkatnya kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3. 2 Rasio Kompetensi Sumber Daya Manusia No Indikator Kinerja Target Capaian (%) 1. Rasio Kompetensi Sumber Daya Manusia (%) 78,92 74,38 94,24 Dari tabel di atas, terlihat bahwa realisasi Rasio Kompetensi Sumber Daya Manusia sebesar 74,38 % dari target 78,92%, dengan persentase capaian sebesar 94,24 %. Formulasi perhitungan realisasi Rasio Kompetensi Sumber Daya Manusia dapat dilihat pada tabel di bawah ini : 18 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

23 Tabel 3. 3 Formulasi Perhitungan Rasio Kompetensi Sumber Daya Manusia Kotak Jabatan Yang Sudah Mengikuti PIM Yang Belum Mengikuti PIM Alokasi Peserta Tahun 2014 Target Rasio Tahun 2014 Peserta Tahun 2014 Yang Sudah Mengikuti PIM s.d Th Rasio Tahun 2014 (a) (b) (c) (d) (e) (c)+(e)/(b) (f) (c)+(f) (c)+(f)/(b) Es II ,85% ,85% Capaian (%) Es III ,00% ,94% Es IV ,91% ,33% Target Rasio Keseluruhan 78,92% ,38% 94,24% Dilihat dari perhitungan target dan realisasi rasio kompetensi SDM pada tabel di atas capaian kinerja terukur dari jumlah peserta diklat yang mengikuti Diklat Kepemimpinan Tingkat II sejumlah 5 orang sedangkan Diklat Kepemimpinan Tingkat III dan IV tidak dapat diselenggarakan karena harus dialihkan/direvisi menjadi Diklat Prajabatan Golongan III atas dasar kebutuhan yang mendesak. Sehingga dari target 223 orang peserta diklat manajemen dan teknis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tahun 2014 dapat terealisasi 284 orang peserta yang terdiri dari 5 orang peserta Diklat Kepemimpinan/manajemen, 124 orang peserta Diklat Teknis dan 155 orang peserta Diklat Prajabatan. Untuk melihat perkembangan indikator Rasio Kompetensi Sumber Daya Manusia apakah mengalami peningkatan atau penurunan, perlu dibandingkan capaian indikator selama 3 tahun yaitu capaian indikator di tahun Perbandingannya terlihat pada tabel di bawah ini : No Indikator Kinerja Tabel 3. 4 Perbandingan Capaian Tahun * 2012* Capaian Capaian Capaian (%) (%) (%) 1. Rasio Kompetensi Sumber Daya Manusia (%) 74,38 94,24 70,31 91,43 60,66 83,96 *) dengan asumsi dasar pengukuran rasio (jumlah kotak jabatan dan orangnya) tidak berubah 19 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

24 Dari tabel di atas, terlihat bahwa capaian rasio kompetensi SDM tahun 2014 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya (tahun 2012 dan 2013) mengalami penurunan namun demikian kalau dilihat dari realisasinya mengalami peningkatan setiap tahunnya. Penyebab penurunan capaian dikarenakan oleh rendahnya capaian peserta pada kegiatan Diklat Kepemimpinan yang dijadikan dasar perhitungan rasio kompetensi. Hal ini disebabkan beberapa faktor antara lain adanya pengalihan kegiatan diklat dan alokasi anggaran tahun 2014 yang mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya serta adanya kebijakan pemerintah untuk melakukan penghematan anggaran. Bila dibandingkan dengan Target Rencana Strategis setiap tahunnya, Perbandingannya terlihat pada tabel dibawah ini : No Indikator Kinerja Tabel 3. 5 Perbandingan Capaian dengan Rencana Strategis Target Renstra Target Renstra Target Renstra 1. Rasio Kompetensi Sumber Daya Manusia 74,38-70,31-60,66 - dengan Target Rencana Strategis dalam tabel diatas tidak dapat dibandingkan, karena terjadi perubahan indikator kinerja. Indikator kinerja Rasio Kompetensi Sumber Daya Manusia merupakan indikator baru dan tidak ada dalam Renstra Sekretariat Jenderal Tahun , sehingga target Renstra nya tidak ada. Dalam upaya pencapaian indikator Rasio kompetensi Sumber Daya Manusia, kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Pelatihan Service of Excellence Peningkatan kemampuan dan pengetahuan PNS di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terutama untuk pengembangan potensi diri, kemampuan berkomunikasi dan pelayanan 20 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

25 prima pegawai. Pelatihan Service of Excellent (SOE) diselenggarakan di Hotel Park, Bandung Jawa Barat selama 3 hari pada tanggal 23 s.d. 25 Maret 2014 dan diikuti oleh 20 orang peserta. 2. Diklat TOEFL Preparation Peningkatan kemampuan dan pengetahuan PNS di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terutama untuk pengembangan kapasitas pegawai khususnya bagi Eselon IV pada bidang bahasa Inggris. Diklat TOEFL Preparation diselenggarakan di Hotel Cipta 2, Jakarta selama 4 hari yang terbagi menjadi 2 (dua) angkatan pada tanggal 18 s.d. 21 Mei 2014 (angkatan I) diikuti oleh 11 orang peserta dan tanggal 2 s.d. 5 Juni 2014 (angkatan II) diikuti oleh 12 orang peserta. Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan TOEFL Preparation 3. Diklat Prajabatan Golongan III Peningkatan pengetahuan dan keahlian, keterampilan dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika PNS Golongan III seusai dengan kebutuhan instansi. Diklat prajabatan Golongan III dibagi menjadi 2 (dua) gelombang, gelombang pertama diselenggarakan di Hotel Bayak, Puncak-Bogor selama 18 hari pada tanggal 9 s.d. 26 Juni Diikuti oleh 80 orang peserta dan seluruhnya dinyatakan lulus. Gelombang kedua diselenggarakan di Wisma Jasindo, Puncak-Bogor selama 18 hari pada tanggal 11 s.d. 28 Juni Diikuti oleh 75 orang peserta dan seluruhnya dinyatakan lulus mengikuti Diklat Prajabatan Golongan III. 21 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

26 Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III Permasalahan Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dalam pelaksanaan kegiatan tahun 2014 sehingga keberhasilan yang dicapai belum maksimal antara lain: 1. Perubahan pedoman penyelenggaraan Diklat Struktural/Kepemimpinan (Diklat Pola Baru) yang disusun oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN RI) pada tahun 2014 yang harus diimplementasikan pada tahun yang sama, sedangkan Pusdiklat Pegawai masih mengalokasikan anggaran dengan sistem diklat yang lama. 2. Peraturan Menteri Keuangan nomor 7/PMK.02/2014 pasal 9 tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun 2014 disebutkan bahwa revisi anggaran dapat dilakukan sepanjang tidak mengurangi volume keluaran yang ditetapkan dalam DIPA, sehingga apabila terjadi penghematan anggaran akan kesulitan melakukan pengurangan yang berpengaruh pada volume keluaran. 3. Pemanggilan peserta Diklat Bahasa Asing (TOEFL Preparation) menghadapi kendala berupa penolakan atau penundaan terhadap calon peserta di beberapa unit kerja dengan berbagai alasan, baik yang disampaikan secara lisan maupun tertulis. 4. Belum akuratnya data awal jumlah CPNS yang diterima melalui jalur umum dan adanya kebijakan pimpinan yang mengharuskan CPNS untuk sesegera mungkin mengikuti Diklat Prajabatan sehingga Pusdiklat Pegawai harus menambah alokasi jumlah peserta diklat. 22 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

27 5. Berdasarkan Instruksi Presiden nomor 4 Tahun 2014 tentang Langkah-langkah Penghematan dan Pemotongan Belanja Kementerian/ Lembaga dalam rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara TA Pemecahan Permasalahan Langkah-langkah yang diambil untuk pemecahan masalah tersebut di atas adalah: 1. Pusdiklat Pegawai melakukan revisi kegiatan dalam rangka mensosialisasikan dan mengimplementasikan diklat kepemimpinan pola baru. 2. Berupaya menyiasati dalam penyusunan anggaran tahun berikutnya dengan mengalokasikan biaya yang lebih besar pada komponen penunjang pelaksanaan diklat. Sehingga apabila terjadi penghematan/revisi anggaran, komponen biaya inti tidak berpengaruh atau mengalami penurunan volume keluaran (output). 3. Mendorong seluruh pimpinan satuan kerja agar memberikan dukungan kepada pejabat/staf yang ditugaskan/ditunjuk untuk mengikuti diklat. 4. Mengalihkan/merevisi kegiatan Diklat Kepemimpinan Tingkat III untuk menjadi Diklat Prajabatan Golongan III (Angkatan II) agar dapat memenuhi keseluruhan CPNS yang diikutsertakan dalam Diklat Prajabatan. a. Rasio kecukupan pegawai Kuantitas SDM Kemenparekraf pada tahun 2014 adalah sebanyak pegawai, dimana saat ini, SDM tersebut memiliki detail penugasan pada masing- Masing Unit Eselon 1 sebagai Unit Pelaksana Teknis sebagai berikut: orang di Ditjen Pengembangan Destinasi Pariwisata; orang di Ditjen Pemasaran Pariwisata; orang di Ditjen Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya; orang di Ditjen Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan IPTEK; orang di Badan Pengembangan Sumber Daya Parekraf; orang di Sekretariat Jenderal; orang di Inspektorat Jenderal; dan orang pada UPT Badan Pengembangan Sumber Daya Parekraf (STP Bandung sejumlah 269 orang, STP Bali sejumlah 243 orang, Akpar Medan sejumlah 91 orang, dan Akpar Makassar sejumlah 104 orang). 23 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

28 Penambahan SDM ekonomi kreatif sangat dibutuhkan pada Kemenparekraf khususnya pada sektor ekonomi kreatif berbasis media, desain dan iptek, karena saat ini Kemenparekraf tidak memiliki SDM yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan sektor ini. Penambahan SDM Kemenparekraf juga dirasakan perlu dilakukan tekait adanya SDM yang pensiun dan rotasi pada tahun berjalan. Jumlah penambahan SDM Kemenparekraf diharapkan akan berperan dalam mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif dengan tujuan utama mencapai arahan strategis Kementerian. Indikator keberhasilan yang kedua dari sasaran tersebut diatas, target dan realisasinya adalah sebagai berikut : Tabel 3. 6 Rasio kecukupan pegawai Capaian No Indikator Kinerja Target (%) 1. Rasio Kecukupan Pegawai (Orang) ,45 Dari tabel di atas, terlihat realisasi Rasio Kecukupan Pegawai sebesar 126 orang dari target 132 orang, artinya persentase capaian sebesar 95,45 %. Target rasio kecukupan pegawai ditentukan berdasarkan kebutuhan formasi pegawai di Lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang diajukan dalam penerimaan CPNS, sedangkan realiasasinya adalah jumlah CPNS yang diterima bekerja di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif setelah melalui rangkaian proses rekruitmen CPNS. Rasio Kecukupan pegawai berdasarkan perhitungan dari analisis beban kerja dan analisis jabatan. Hal tersebut bertujuan mengestimasikan berapa jumlah kebutuhan pegawai di tahun berjalan yang terdiri dari kantor pusat dan Unit Pelaksana Teknis (Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung dan Bali dan Akademi Pariwisata Medan dan Makassar). Penempatan pegawai sesuai dengan surat keputusan Menpan dan RB nomor 412 Tahun 2014 Tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun Anggaran Untuk melihat perkembangan indikator Rasio Kecukupan Pegawai apakah mengalami peningkatan atau penurunan, perlu dibandingkan capaian indikator selama 3 tahun yaitu capaian indikator di tahun Perbandingannya terlihat pada tabel dibawah ini : 24 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

29 No Indikator Kinerja Tabel 3. 7 Perbandingan Capaian Tahun Capaian Capaian Capaian (%) (%) (%) 1. Rasio Kecukupan Pegawai , ,14 Moratorium - Dari tabel di atas terlihat adanya peningkatan pada persentase capaian, tahun 2013 capaian sebesar 77,14 % dan di tahun 2014 capaian meningkat menjadi 95,45%, namun jika dilihat dari jumlah kuantitas kebutuhan pegawai, tahun 2013 lebih besar dibandingkan dengan tahun 2013 hal tersebut dikarenakan adanya moratorium di tahun sebelumnya sehingga kebutuhan pegawai meningkat di tahun Untuk tahun 2012 tidak dapat dibandingkan karena moratorium. Bila dibandingkan dengan Target Rencana Strategis setiap tahunnya, Perbandingannya terlihat pada tabel dibawah ini : No Indikator Kinerja Tabel 3. 8 Perbandingan Capaian dengan Rencana Strategis Target Renstra Target Renstra Target Renstra 1. Rasio Kecukupan Pegawai Moratorium - Dari tabel di atas terlihat bahwa terjadi penurunan pada target Renstra di tahun 2013 sejumlah 259 orang menjadi 136 orang ditahun 2014, namun jika dibandingkan dengan capaian realisasinya maka terjadi peningkatan capaian dari 62,54 di tahun 2013 menjadi 92,64 di tahun Untuk tahun 2012 tidak dapat dibandingkan karena moratorium. Dalam upaya pencapaian indikator Rasio Kecukupan Pegawai, kegiatankegiatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Analisis Beban Kerja Kegiatan ini bertujuan menganalisis beban kerja dan output yang di hasilkan di masing-masing satuan kerja, salah satu unit kerja yang telah dianalisis beban 25 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

30 kerjanya adalah Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata. 2. Penyusunan Perencanaan Kebutuhan Formasi Pegawai di Lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Pelaksanaan kegiatan ini menghasilkan hasil kebutuhan formasi pegawai dalam menunjang pengadaan pegawai kementerian berkoordinasi dengan Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB). 3. Penyelenggaraan Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berkoordinasi dengan instansi terkait seperti BKN dan KEMENPAN-RB. Selain itu juga melibatkan pihak luar seperti konsultan IT dan Psikolog, guna menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten di bidangnya dan mampu membawa sejumlah perubahan kearah yang lebih baik. Seluruh rangkaian proses rekruitmen CPNS di umumkan secara transparan mulai dari pendaftaran, pengumuman hasil verifikasi seleksi administrasi, jadwal, dan hasil kelulusan dalam website Pelaksanaan Sedang berlangsung dengan formasi Pegawai sebanyak 136 org baik pusat dan Unit Pelaksana Teknis (UPT). Proses Rekruitment CPNS Kementerian Pariwisata dan Ekonoi Kreatif Tahun Anggaran Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

31 Permasalahan Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2014 sehingga keberhasilan yang dicapai belum maksimal adalah: 1. Tidak adanya pelamar pada kualifikasi pendidikan tertentu sehingga terdapat formasi yang mengalami kekosongan. 2. Pada satu kualifikasi pendidikan tidak adanya peserta yang memenuhi passing grade yang telah ditentukan. Pemecahan Masalah Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah tersebut di atas adalah : 1. Memperhatikan lagi kesesuaian antara kualifikasi kebutuhan pegawai dengan kondisi jumlah lulusan pada kualifikasi pendidikan tertentu agar tidak terjadi lagi adanya formasi yang mengalami kekosongan pelamar. 2. Koordinasi dan melakukan kerjasama secara intensif dengan lembaga pendidikan negeri atau swasta untuk menjaring para pelamar (khususnya untuk lembaga yang mempunya kualifikasi pada pendidikan spesifik). 27 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

32 2.Terciptanya Peraturan Perundang-undangan yang Harmonis 2 Terciptanya Peraturan Perundang-undangan yang Harmonis P enyiapan, perencanaan, perumusan, dan penyusunan peraturan perundang-undangan ditujukan untuk melahirkan harmonisasi dan sinkronisasi produk-produk hukum bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dengan produk-produk hukum yang antisipatif dan responsif diharapkan dapat menjawab berbagai tantangan dan permasalahan di bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Indikator yang digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran Terciptanya Peraturan Perundang-undangan yang Harmonis adalah persentase peraturan perundang-undangan di Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Untuk tahun 2014, ditargetkan tercapai 10 Dokumen/Naskah Peraturan Perundang-undangan di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Indikator keberhasilan sasaran, berikut target dan realisasinya adalah terlihat pada tabel dibawah ini : Tabel 3. 9 Persentase Peraturan Perundang-undangan di bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif No Indikator Kinerja Target Capaian (%) 1. Persentase Peraturan Perundangundangan di bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dari tabel di atas terlihat bahwa realisasi dari indikator kinerja Persentase Peraturan Perundang-undangan di bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebesar 37% atau 370% dari target 10% atau 100%. Capaian melebihi dari target yang telah ditetapkan, karena adanya permintaan pelaku usaha terkait dengan penetapan standar usaha bidang pariwisata yang harus segera diterapkan sesuai amanat 28 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

33 peraturan pemerintah nomor 52 tahun 2012 tentang sertifikasi kompetensi dan sertifikasi usaha di bidang pariwisata. ini dilihat berdasarkan jumlah dokumen/naskah peraturan perundang-undangan di bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang dihasilkan, yaitu terdiri dari 2 (dua) Peraturan Presiden dan 35 (tiga puluh lima) Peraturan Menparekraf dengan rincian sebagai berikut : 1. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2014 tentang Pengawasan dan Pengendalian Kepariwisataan. 2. Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2014 Tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor Penyelenggaraan Kepariwisataan. 3. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 1 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Sertifikasi Usaha Pariwisata. 4. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pedoman Usaha Hotel Syariah. 5. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 3 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelesaian Kerugian Negara di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 6. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 4 Tahun 2014 tentang Standar Usaha Perjalanan Pariwisata. 7. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Perjalanan Wisata Pengenalan. 8. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 6 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Nomor PM.53/HM.001/MPEK/2013 tentang Standar Usaha Hotel. 9. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Sertifikasi Usaha Pariwisata. 10. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 8 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Nomor 4 Tahun 2014 tentang Standar Usaha Perjalanan Wisata. 11. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 9 Tahun 2014 tentang Standar Usaha Pondok Wisata. 12. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 10 Tahun 2014 tentang Standar Usaha Kafe. 29 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

34 13. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 11 Tahun 2014 tentang Standar Usaha Restoran. 14. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 12 Tahun 2014 tentang Standar Usaha Rumah Makan. 15. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 13 Tahun 2014 tentang Standar Usaha Wisata Arung Jeram. 16. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 14 Tahun 2014 tentang Standar Usaha Angkutan Jalan Wisata. 17. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 15 Tahun 2014 tentang Standar Usaha Wisata Selam. 18. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 16 Tahun 2014 tentang Standar Usaha Karaoke. 19. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 17 Tahun 2014 tentang Standar Usaha Kawasan Pariwisata. 20. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 18 Tahun 2014 tentang Standar Usaha Jasa Boga. 21. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 19 Tahun 2014 tentang Standar Usaha Jasa Konsultan Pariwisata. 22. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standar Usaha Diskotik. 23. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 21 Tahun 2014 tentang Standar Usaha Kelab Malam. 24. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 22 Tahun 2014 tentang Standar Usaha Pub. 25. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 23 Tahun 2014 tentang Standar Usaha Bar/Rumah Minum. 26. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 24 Tahun 2014 tentang Standar Usaha Spa. 27. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 25 Tahun 2014 tentang Standar Usaha Jasa Informasi Pariwisata. 28. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 26 Tahun 2014 tentang Standar Usaha Jasa Impresariat/Promotor. 29. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 27 Tahun Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

35 tentang Standar Usaha Taman Rekreasi. 30. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 28 Tahun 2014 tentang Standar Usaha Jasa Penyelenggaraan Pertemuan, Perjalanan Insentif, Konferensi, dan Pameran. 31. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 29 Tahun 2014 tentang Standar Usaha Vila. 32. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar Usaha Arena Permainan. 33. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 31 Tahun 2014 tentang Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 34. Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Kegiatan Dekonsentrasi Dan Tugas Pembantuan Pada Kementerian Pariwisata. 35. Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bidang Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif di Badan Koordinasi Penanaman Modal. 36. Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 3 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelengaraan dan Partisipasi Pameran Pariwisata. 37. Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perubahan Keenam atas Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.55/PW.204/ MKP/2008 Tentang Pemanfaatan Jasa Teknik Film Dalam Negeri dalam Kegiatan Pembuatan dan Penggandaan Film Nasional serta Penggandaan Film Impor Upaya-upaya koordinasi dan harmonisasi dalam persiapan, perencanaan dan penyusunan peraturan perundang-undangan bidang pariwisata dan ekonomi kreatif akan terus ditingkatkan dalam upaya melahirkan produk-produk hukum serta kebijakan yang antisipatif dan responsif terhadap dinamika permasalahan dan reformasi hukum terkait dengan pembangunan bidang pariwisata & ekonomi kreatif. Untuk melihat perkembangan indikator Persentase Peraturan Perundangundangan di bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif apakah mengalami peningkatan atau penurunan, perlu dibandingkan capaian indikator selama 3 tahun yaitu capaian indikator di tahun Perbandingannya terlihat pada tabel dibawah ini : 31 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

36 No Indikator Kinerja Tabel Perbandingan Capaian Tahun Capaian Capaian Capaian (%) (%) (%) 1. Persentase Peraturan Perundangundangan di bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dari tabel di atas nampak bahwa realisasi pada tahun 2014 sebesar 37% melampaui realisasi pada tahun 2013 sebesar 8% dan tahun 2012 sebesar 14%, dan pada tahun 2013 capaiannya hanya 80%, karena kurangnya inisiatif dari satuan kerja di lingkungan kementerian pariwisata dalam mengusulkan penyusunan peraturan perundang-undangan. Bila dibandingkan dengan Target Rencana Strategis setiap tahunnya, Perbandingannya terlihat pada tabel dibawah ini : No Indikator Kinerja Tabel Perbandingan Capaian dengan Rencana Strategis Target Renstra Target Renstra Target Renstra 1. Persentase Peraturan Perundangundangan di bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian realisasi apabila dibandingkan dengan target Renstra , maka pada tahun 2014 realisasi sebesar 37% merupakan capaian tertinggi dibandingkan dengan realisasi dua tahun sebelumnya sebesar 8% pada tahun 2013 dan sebesar 14% pada tahun Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

37 Dalam upaya pencapaian indikator Persentase Peraturan Perundangundangan di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif, kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Pengoordinasian Penyusunan Peraturan Perundang-undangan di Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Pengoordinasian penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif dimaksudkan untuk mewujudkan peraturan perundangundangan bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang akuntabel, transparan, tidak tumpang tindih, serta dapat dilaksanakan oleh pemerintah terutama unit kerja di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, pengusaha dan masyarakat. Secara garis besar kegiatan ini dilaksanakan melalui Pembentukan Tim/Kelompok Kerja/Panitia Antar Kementerian (khusus Rancangan Peraturan Presiden); Rapatrapat intern/konsinyering; Penyiapan rancangan (khusus untuk pengoordinasian Peraturan Menteri); Koordinasi dengan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah guna mencari data/masukan untuk penyempurnaan materi; Rapat Pembahasan Rancangan/Rapat Inter Kementerian dengan instansi terkait (khusus untuk Rancangan Peraturan Presiden); Perbaikan Rancangan; Rapat Harmonisasi (khusus untuk Rancangan Peraturan Presiden); Penyempurnaan Rancangan untuk disampaikan kepada Presiden (khusus untuk Rancangan Peraturan Presiden) dan penetapan rancangan untuk Peraturan Menteri; dan Pelaporan. Rapat Pengoordinasian Penyusunan Peraturan Perundang-undangan di Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 33 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

38 2. Penyusunan Rancangan Peraturan Presiden tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor Kepariwisataan. Penyusunan Peraturan Presiden tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor Penyelenggaraan Kepariwisataan telah dilakukan sejak Tahun 2012 yang dimulai dengan rapat intern, rapat konsinyering, rapat inter kementerian sampai dengan rapat harmonisasi Rancangan Peraturan Presiden di Kementerian Hukum dan HAM. Capaian pelaksanaan kegiatan Penyusunan Peraturan Presiden tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor Penyelenggaraan Kepariwisataan yaitu telah ditetapkan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2014 Koordinasi Strategis Lintas Sektor Penyelenggaraan Kepariwisataan pada tanggal 3 Juli Rapat Penyusunan Rancangan Peraturan Presiden tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor Kepariwisataan. 3. Bimbingan Teknis Peraturan Perundang-undangan di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Bimbingan Teknis Peraturan Perundang-undangan di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sangat perlu dilakukan bagi satuan kerja di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, guna memenuhi Sumber Daya Manusia yang kompeten di bidang penyusunan peraturan perundangundangan di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Kegiatan Bimbingan Teknis Peraturan Perundang-undangan dilaksanakan pada tanggal Mei 2014 di Hotel Permata, Bogor. 34 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

39 Bimbingan Teknis Peraturan Perundang-undangan di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Permasalahan Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2014 sehingga keberhasilan yang dicapai belum maksimal adalah: 1. Kurangnya koordinasi antara pihak yang terkait dalam rangka penyusunan peraturan perundang-undangan. 2. Ketidaksiapan unit kerja pengusul rancangan peraturan perundang-undangan khususnya terhadap materi muatan yang akan diatur. Pemecahan Masalah Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah tersebut di atas adalah: 1. Melakukan rapat koordinasi dengan satuan kerja yang menangani peraturan perundang-undangan guna membahas perencanaan penyusunan peraturan perundang-undangan serta permasalahan-permasalahan yang dihadapi satuan kerja tersebut. 2. Memberikan bimbingan teknis peraturan perundang-undangan kepada satuan kerja agar rancangan peraturan perundang-undangan yang akan diajukan unit kerja diharapkan sudah memenuhi sesuai dengan teknik penyusunan peraturan perundang-undangan. 3.Terwujudnya Rencana Program dan Penganggaran serta Evaluasi dan Pelaporan 35 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

40 3 Terwujudnya Rencana Program dan Penganggaran serta Evaluasi dan Pelaporan P erencanaan dan penganggaran merupakan proses sistematis yang berkelanjutan dari pembuatan keputusan yang berisiko, dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya pengetahuan antisipatif, mengorganisasi secara sistematis dalam melaksanakan keputusan tersebut dan mengukur hasilnya melalui umpan balik yang terorganisir dan sistematis. Indikator yang digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran Terwujudnya rencana program dan penganggaran serta evaluasi dan pelaporan adalah Nilai Akuntabilitas Kinerja yang tercermin dari hasil penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). SAKIP adalah rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang terselenggara secara manual atau komputerisasi yang dirancang dan ditetapkan untuk tujuan pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, baik secara sendiri-sendiri maupun secara kolektif. Penentuan Predikat SAKIP adalah berdasarkan hasil evaluasi yang dilaksanakan oleh Kementerian PAN dan RB setiap tahunnya. Evaluasi akuntabilitas kinerja mencakup review dan evaluasi atas aspek perencanaan kinerja, aspek pengukuran kinerja, aspek pelaporan kinerja, dan aspek evaluasi kinerja internal, serta aspek capaian kinerja output dan outcome serta kinerja lainnya. Indikator keberhasilan sasaran, berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut : Tabel Nilai Akuntabilitas Kinerja No Indikator Kinerja Target Capaian (%) 1. Nilai Akuntabilitas Kinerja A B - 36 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

41 Dari tabel di atas terlihat bahwa realisasi dari indikator kinerja Nilai Akuntabilitas Kinerja mendapatkan nilai B dari target nilai A. Nilai Akuntabilitas Kinerja diperoleh berdasarkan hasil evaluasi SAKIP yang dilaksanakan oleh Kementerian PAN dan RB dan disampaikan kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui Surat Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor B/2937/M.PANRB/08/2014 tanggal 4 Agustus 2014 perihal Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Pada tahun 2014, Nilai Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif adalah sebesar 73,97 dan berada pada predikat B. Untuk melihat perkembangan indikator Nilai Akuntabilitas Kinerja apakah mengalami peningkatan atau penurunan, perlu dibandingkan capaian indikator selama 3 tahun yaitu capaian indikator di tahun Perbandingannya terlihat pada tabel dibawah ini : No Indikator Kinerja Tabel Perbandingan Capaian Tahun Capaian Capaian Capaian (%) (%) (%) 1. Nilai Akuntabilitas Kinerja B - B - B - Dari tabel di atas nampak bahwa realisasi di tahun 2014 mendapat predikat B sama dengan realisasi tahun 2013 dan 2012, namun demikian terdapat peningkatan capaian nilai hasil evaluasi setiap tahunnya. Pada tahun 2014 meningkat sebesar 1,83% dari 72,14% pada tahun 2013 menjadi 73,97% dan realisasi tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 1,73% dari 70,41% pada tahun Capaian tahun , karena satuannya adalah predikat bukan nilai, sehingga tidak nampak capaiannya, padahal capaian tersebut apabila bila dilihat dari nilai yang dicapai setiap tahunnya, trennya selalu meningkat. Sedangkan untuk mencapai predikat penilaian A yang terpaut 2,03% lagi, perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan kinerja. Rincian peningkatan nilai hasil evaluasi SAKIP adalah sebagai berikut : 37 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

42 Tabel Peningkatan Nilai Hasil Evaluasi SAKIP Keterangan Nilai Hasil Evaluasi SAKIP Nilai 69,00 69,90 70,41 72,14 73,97 Peningkatan Nilai - 0,90 0,51 1,73 1,83 Predikat B B B B B Hasil evaluasi kinerja yang telah dilakukan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi terhadap Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif meliputi 5 (lima) komponen besar manajemen kinerja yaitu: Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja, Evaluasi Kinerja, dan Capaian Kinerja. Perbandingan nilai capaian kinerja selama 5 tahun, dapat dilihat dalam matriks di bawah ini: Tabel Perbandingan Capaian Berdasarkan Bobot Penilaian No. Komponen Sakip Bobot Penilaian Nilai Hasil Evaluasi Sakip Perencanaan Kinerja 35 23,91 24,72 25,11 27,20 26, Pengukuran Kinerja Pelaporan Kinerja 20 12,92 14,44 13,32 14,07 14, ,25 11,13 12,04 11,47 12,04 4. Evaluasi Kinerja 10 6,33 6,48 6,97 7,05 7,05 5. Capaian Kinerja 20 15,59 13,14 12,97 12,35 14,67 Nilai Hasil Evaluasi ,00 69,90 70,41 72,14 73,97 Peringkat 11 dari dari Predikat Penilaian B B B B B 38 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

43 Bila dibandingkan dengan Target Rencana Strategis setiap tahunnya, Perbandingannya terlihat pada tabel dibawah ini : No Indikator Kinerja Tabel Perbandingan Capaian dengan Rencana Strategis Target Renstra Target Renstra Target Renstra 1. Nilai Akuntabilitas Kinerja B A B A B B Dari tabel di atas terlihat bahwa dalam hal pencapaian selama tahun , predikat SAKIP yang diperoleh tidak mengalami peningkatan dan berada pada predikat B dan belum mencapai Target Renstra yang telah ditetapkan di Tahun 2012 yaitu B menjadi A di tahun 2013 dan Berdasarkan surat Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor B/2937/M.PANRB/08/2014 tanggal 4 Agustus 2014 perihal Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, hasil evaluasi Tahun 2014 menunjukan bahwa Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendapat nilai 73,97, atau predikat penilaian B, ada peningkatan sebesar 1,83 dari 72,14 pada tahun Dalam tabel di atas terlihat bahwa tren nilai hasil evaluasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dari tahun 2012 s.d adalah meningkat terus, namun demikian capaian hasil evaluasi masih dalam kisaran predikat B dan terpaut 2,03 lagi untuk mendapatkan predikat A. Pada tahun 2014 kondisi akuntabilitas kinerja Kementerian Lembaga (K/L) dari 83 K/L dengan kategori AA (memuaskan) masih belum ada, kategori A (sangat baik) sebesar 7 K/L, Kategori B (baik) sebesar 42 K/L (termasuk Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), kategori CC (cukup baik) sebanyak 31 K/L, kategori C (agak kurang) sebanyak 3 K/L dan kategori D (kurang), sudah tidak ada. 39 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

44 Penyerahan penghargaan oleh Wakil Presiden kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif diterima oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kratif (Istana Wakil Presiden, 24 September 2014) Wakil Presiden Boediono saat memberikan penghargaan kepada K/L dan pemerintah daerah atas hasil evaluasi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah pusat dan provinsi (AKIP) 2014 mengatakan inti dari penilaian ini adalah kualitas kerja birokrasi. Berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi merekomendasikan kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif beserta seluruh jajarannya agar melakukan perbaikan sebagai berikut: a. Meningkatkan kualitas rencana strategis di lingkungan Kementerian pariwisata dan Ekonomi Kreatif antara lain merumuskan tujuan/sasaran strategis yang berorentasi kepada outcome dan dilengkapi indikator kinerja tujuan/sasaran yang relevan dan terukur. b. Rencana Aksi atas Kinerja agar dimanfaatkan dalam pengarahan dan pengorganisasian kegiatan. c. Mereviu indikator kinerja terutama di tingkat unit kerja agar lebih berorientasi pada hasil, termasuk menetapkan indikator kinerja individu yang mengacu pada IKU organisasi. d. Meningkatkan kualitas informasi kinerja dalam LAKIP dengan menjelaskan capaian tentang hasil/outcome yang didukung hasil evaluasi/analisis yang memadai. e. Meningkatkan kualitas evaluasi kinerja agar dapat menjadi dasar perbaikan/ peningkatkan kinerja. 40 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

45 f. Meningkatkan kapasitas SDM dalam bidang akuntabilitas dan manajemen kinerja di seluruh jajaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk mempercepat terwujudnya pemerintahan yang berkinerja dan akuntabel. Dalam upaya pencapaian indikator Nilai Akuntabilitas Kinerja, kegiatankegiatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun 2015 Dalam upaya peningkatan kinerja dan pencapaian visi dan misi organisasi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah bermaksud menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun RKT Tahun 2015 merupakan penjabaran dari Rencana Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dengan adanya RKT ini, diharapkan sasaran dari masing-masing program dan kegiatan akan semakin tampak dan jelas karena masing-masing telah dilengkapi dengan indikator dan rencana tingkat capaian (target) secara kuantitatif. Untuk menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun 2015 yang bersifat indikatif. 2. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan tugas utama karena memiliki dua fungsi utama sekaligus. Pertama, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana bagi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh para stakeholders (Presiden, Instansi Pemerintah Pusat/Daerah, Pelaku/industri pariwisata dan ekonomi kreatif). Kedua, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sumber informasi bagi Kementerian 41 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

46 Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sendiri untuk perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan. Adanya dua fungsi utama ini memperjelas bahwa informasi yang tertuang dalam laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah tahun 2013 harus dapat memenuhi kebutuhan bagi pengguna baik eksternal dan internal. Menindaklanjuti Surat Edaran Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2013 tanggal 19 Desember 2013, perihal Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2013 dan Dokumen Penetapan Kinerja 2014, Biro Perencanaan dan Organisasi pada Tahun Anggaran 2014 telah menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 yang terbagi menjadi 3 kegiatan yaitu: Penyusunan LAKIP, yaitu LAKIP Biro Perencanaan dan Organisasi, LAKIP Sekretariat Jenderal, dan LAKIP Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Permasalahan Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2014 sehingga keberhasilan yang dicapai belum maksimal adalah: 1. Adanya Penghematan dan Pemotongan Anggaran ditengah-tengah tahun anggaran berjalan; 2. Masih seringnya terjadi revisi DIPA maupun POK; 3. Adanya ketidak singkronan data hasil revisi antara KPPN dengan RKA, sehingga pengajuan tagihan ke KPPN perlu disesuaikan kembali. 4. Belum adanya keterpaduan antara hasil evaluasi kinerja dengan hasil opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap Laporan Keuangan. 42 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

47 5. Indikator kinerja Nilai Akuntabilitas Kinerja satuan ukurannya adalah predikat bukan nilai, sehingga penghitungan capaiannya sulit ditentukan. Pemecahan Masalah Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah tersebut di atas adalah: 1. Perlu adanya perencanaan yang matang, untuk menghindari terjadinya revisi DIPA maupun POK.; 2. Perlu ditingkatkan kerjasama dengan berbagai pihak/instansi yang terkait agar perbagai kendala dan hambatan yang dijumpai dapat diselesaikan secara baik; 3. Perlu peningkatan kemampuan SDM Biro Perencanaan dan Organisasi, telah direncanakan adanya bimbingan teknis bidang perencanaan, pemantauan dan evaluasi, serta organisasi atau bidang lainnya yang menunjang secara berkala dan berkesinambungan tugas pokok dan fungsi Biro Perencanaan dan Organisasi. 4. Perlu dilakukan review Indikator Kinerja, dengan memperhatikan konsistensi indikator berserta targetnya. 43 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

48 4.Terwujudnya Organisasi dan Tatalaksana yang Sesuai dengan Kebutuhan Tugas dan Fungsi 4 Terwujudnya Organisasi dan Tatalaksana yang Sesuai dengan Kebutuhan Tugas dan Fungsi T erwujudnya organisasi dan tatalaksana yang sesuai dengan kebutuhan, tugas dan fungsi dapat diindikasikan dari perbaikan nilai Quality Assurance pelaksanaan reformasi birokrasi yang diberikan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Semakin tinggi nilai Quality Assurance, maka dapat dinyatakan bahwa semakin baik pula kualitas pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Nilai Quality Assurance (QA) Reformasi Birokrasi adalah nilai yang diberikan oleh Kementerian PAN & RB kepada Kemenparekraf yang menjadi tolak ukur efektivitas atau kinerja pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kemenparekraf. Sesuai Permen Menpan dan RB No.53 Tahun 2011, nilai yang diberikan kepada Kemenparekraf terkait pelaksanaan program Reformasi Birokrasi berdasarkan acuan nasional, kebijakan, strategi dan standar yang ditetapkan oleh komite pengarah RB Nasional. Pendekatan yang digunakan dalam melakukan Quality Assurance RB ini menggunakan 8 (delapan) area perubahan grand design RB dengan mengaitkan program, kegiatan, agenda dan hasil yang diharapkan dari proses RB pada tingkat mikro dalam periode tahun ; Indikator keberhasilan dalam mencapai sasaran, berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut: Tabel Nilai Quality Assurance (QA) Reformasi Birokrasi Capaian No Indikator Kinerja Target (%) 1. Nilai Quality Assurance (QA) Reformasi Birokrasi 85 60,23 70,86 44 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

49 Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja sasaran Terwujudnya Organisasi dan Tatalaksana yang sesuai dengan Kebutuhan Tugas dan Fungsi, berdasarkan Hasil Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Tahun 2014 pada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang disampaikan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi melalui surat Nomor B/3801/M.PAN-RB/10/2014 tanggal 14 Oktober 2014, Indeks Reformasi Birokrasi Kementerian Pariwisata dan Eknomi Kreatif mendapat nilai 60,23 dengan kategori B. Adapun rincian Indeks Reformasi Birokrasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebesar 60,23 dengan kategori B, sebagai berikut: No. Komponen Penilaian Nilai Maksimal Nilai Capaian % Capaian A. Pengungkit 1. Manajemen Perubahan 5,00 3,68 73,60 % 2. Penataan Peraturan Perundangundangan 5,00 2,71 54,20 % 3. Penataan dan Penguatan 6,00 2,82 47,00 % Organisasi 4. Penataan Tatalaksana 5,00 3,34 66,80 % 5. Penataan Sistem Manajemen SDM 15,00 6,74 44,93 % 6. Penguatan Akuntabilitas 6,00 4,35 72,50 % 7. Penguatan Pengawasan 12,00 5,52 46,00 % 8. Peningkatan Kualitas Pelayanan 6,00 4,30 71,67 % Publik Sub Total Komponen Pengungkit 60,00 33,46 55,76 % B. Hasil 1. Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja 20,00 13,97 69,85 % Organisasi 2. Pemerintah yang Bersih dan 10,00 6,32 63,20 % Bebas KKN 3. Kualitas Pelayanan Publik 10,00 6,48 64,80 % Sub Total Komponen Hasil 40,00 26,77 66,93 % Indeks Reformasi Birokrasi 100,00 60,23 60,23 % Untuk melihat perkembangan indikator Nilai Quality Assurance (QA) Reformasi Birokrasi apakah mengalami peningkatan atau penurunan, perlu dibandingkan capaian indikator selama 3 tahun yaitu capaian indikator di tahun Perbandingannya terlihat pada tabel dibawah ini : 45 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

50 No Indikator Kinerja Tabel Perbandingan Capaian Tahun Capaian Capaian Capaian (%) (%) (%) 1. Nilai Quality Assurance (QA) Reformasi Birokrasi (nilai) 60,23 70,86 74,53 106, ,5 Bila dibandingkan dengan Target Rencana Strategis setiap tahunnya, Perbandingannya terlihat pada tabel dibawah ini : No Indikator Kinerja Tabel Perbandingan Capaian dengan Rencana Strategis Target Renstra Target Renstra Target Renstra 1. Nilai Quality Assurance (QA) Reformasi Birokrasi (nilai) 60, , Berdasarkan pencapaian selama tahun , terlihat bahwa Nilai Quality Assurance (QA) Reformasi Birokrasi mengalami penurunan pada tahun Namun penurunan ini terjadi dikarenakan nilai 74,53 yang diperoleh pada tahun 2013 merupakan hasil evaluasi Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) yang dilakukan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sementara nilai 60,23 yang diperoleh pada tahun 2014 merupakan hasil evaluasi yang dilaksanakan oleh Kementerian PAN dan RB. Pada dasarnya Reformasi Birokrasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah dipersiapkan sejak Tahun 2010 dengan dibentuknya Tim Reformasi Birokrasi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Dengan adanya perubahan organisasi dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, maka telah dilakukan penyesuian kembali Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun dan Tim Percepatan Reformasi Birokrasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi 46 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

51 Kreatif dengan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor KM.23/OT.001/MPEK/2013 tanggal 01 Mei Keberhasilan pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada prinsipnya perlu dititik beratkan pada penguatan di bidang Organisasi telah dilakukan melalui assessment organisasi, redefinisi visi, misi strategis dan sasaran organisasi, perbaikan kewenangan dan fungsi, restrukturisasi organisasi, Analisa Beban Kerja (ABK), penguatan unit kerja organisasi, dan penguatan unit kerja pelayanan. Penguatan Pengawasan telah dilakukan dengan sistem pengendalian intern serta peran pengawasan intern serta Penguatan Akuntabilitas Kinerja melalui sistem manajemen kinerja organisasi dan Indikator Kinerja Utama (IKU) serta Penguatan SDM karena Reformasi birokrasi tidak akan berhasil jika tidak ada kompetensi sumberdaya manusia dalam implementasinya. Semakin tepat dan kompeten pelaksanannya semakin tinggi tingkat keberhasilan Reformasi Birokrasi di suatu Kementerian/Lembaga Dalam upaya pencapaian indikator Nilai Quality Assurance Reformasi Birokrasi, kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Pelaksanaan Penataan Organisasi Tersusunnya peta jabatan yang mengambarkan secara vertikal maupun horizontal menurut struktur kewenangan, tugas, dan tanggung jawab jabatan serta persyaratan jabatan. Peta jabatan menggambarkan seluruh jabatan yang ada dan kedudukannya dalam unit kerja. Dan tersusunnya Rancangan Penataan Organisasi di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan efisensi dan efektifitas organisasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif secara profesional sesuai dengan pelaksanaan tugas masing-masing sehingga organisasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menjadi tepat fungsi dan tepat ukuran. 2. Analisa Beban Kerja Untuk menciptakan efektivitas dan efisiensi organisasi seperti yang disyaratkan dalam Reformasi Birokrasi, Biro Perencanaan dan Organisasi melaksanakan kegiatan Analisasi Beban Kerja dalam upaya untuk mendapatkan informasi dan 47 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

52 gambaran tentang beban kerja masing-masing bagian sehingga organisasi dapat optimal dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Hasil Analisa Beban Kerja dapat dijadikan tolok ukur untuk meningkatkan produktivitas kerja serta langkah-langkah dalam meningkatkan pembinaan, penyempurnaan dan pendayagunaan aparatur negara baik dari segi kelembagaan, ketatalaksanaan maupun kepegawaian. Permasalahan Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2014 sehingga keberhasilan yang dicapai belum maksimal adalah: 1. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Dalam pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ada beberapa kendala yang menghambat tercapainya target yang diinginkan. Kendala tersebut antara lain: a. Dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi diharapkan adanya perubahan pola pikir dan budaya kerja Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dalam hal ini belum seluruh pejabat dan staf terlibat secara aktif serta belum didukung komitmen yang kuat dalam melaksanakan Reformasi Birokrasi. Sebagai contoh, dalam penyelesaian suatu pekerjaan masih berorientasi pada hasil dan kurangnya pemahaman akan pertanggungjawaban suatu proses pekerjaan yang dibuktikan dan didukung oleh dokumen-dokumen yang memadai; b. Banyaknya sistem-sistem dan ketentuan yang harus dibuat serta normanorma administratif yang harus disusun, seperti SOP, SKP, sistem Presensi, sedangkan SDM yang ada belum sepenuhnya memahami substansinya; c. Dari segi pendanaan, belum semua kegiatan pada unit kerja Eselon I mensinkronkan program Reformasi Birokrasi dengan program/kegiatan dalam RKAKL. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif belum didukung alokasi dana yang memadai, sehingga ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan non budgeter dan dilakukan secara bertahap, yang berakibat target yang telah dituangkan dalam Roadmap belum dapat terpenuhi dalam 1 tahun anggaran, serta belum semua unit kerja konsisten mengalokasikan anggaran kegiatan sesuai 48 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

53 sasaran pencapaian sebagaimana diamanatkan dalam Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Perencanaan, Monitoring, dan Evaluasi Program dan Kegiatan Dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi program dan kegiatan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terdapat kendala yang menghambat tercapainya target yang telah ditentukan kendala tersebut antara lain: a. Evaluasi penataan dan penguatan organisasi yang bertujuan untuk menilai ketetapan fungsi dan ketepatan ukuran organisasi baru dilakukan oleh sebagian unit organisasi, belum seluruh unit organisasi dilakukan evaluasi. b. Belum dilakuan evaluasi yang menganalisis kesesuaian struktur organisasi dengan kinerja yang akan dihasilkan kepada unit kerja, serta evaluasi yang menganalisis kemampuan struktur organisasi untuk adaptif terhadap perubahan lingkungan strategis. c. Seluruh hasil evaluasi belum ditindaklanjuti dengan mengajukan perubahan organisasi. d. Penyusunan Renstra, Penetapan Kinerja dan pemantauan pencapaian kinerja secara berkala baru sebagian besar pimpinan yang terlibat dalam pengerjaannya, padahal diperlukan keterlibatan seluruh pimpinan dalam penyusunan dan pemantauan dokumen tersebut. e. Belum terdapat sistem reward and punishment bagi pelaksana pelayanan serta pemberian kompensasi kepada penerima layanan bila layanan tidak sesuai standard. 3. Minimnya Pemanfaatan Sistem Informasi yang Berbasis Teknologi Pemanfaatan sistem informasi berbasis teknologi dapat membantu terlaksananya tata pemerintahan yang baik di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, namun permasalahan yang ada saat ini, antara lain: a. Media komunikasi yang ada belum dimanfaatkan secara maksimal dan belum dilakukan secara berkala, agar cakupannya dapat menjangkau seluruh pegawai dan pemangku kepentingan. b. Belum terintegrasinya pengembangan e-government untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat (misal: website untuk penyediaan informasi kepada masyarakat, sistem pengaduan). 49 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

54 Pemecahan Masalah Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah tersebut di atas adalah: 1. Peningkatan Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Organisasi Pada tahun 2014, Nilai Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif adalah sebesar 73,97 dan berada pada kategori B. Berdasarkan penilaian Kementerian PAN dan RB, sistem akuntabilitas kinerja telah diimplementasikan dengan baik. Selain itu, telah memiliki Indikator Kinerja Utama yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan organisasi. 2. Pemerintah Yang Bersih dan Bebas KKN Pada tahun 2014, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memperoleh Opini Disclaimer dari Badan Pemeriksa Keuangan. Hal ini menyebabkan sasaran Pemerintah Yang Bersih dan Bebas KKN belum dapat tercapai. Dalam upaya peningkatan opini yang diperoleh, perlu dilakukan pembenahan terhadap pengelolaan dan peningkatan pengawasan keuangan di lingkungan internal. 3. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh Kementerian PAN dan RB, kualitas pelayanan publik di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari hasil survey kualitas pelayanan dengan indeks kepuasan memperoleh nilai 2,59 dari nilai maksimal 4. 5.Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Kinerja Keuangan Sesuai dengan Kebutuhan, Tugas dan Fungsi 50 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

55 5 Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Kinerja Keuangan Sesuai dengan Kebutuhan, Tugas dan Fungsi I ndikator yang digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Kinerja Keuangan sesuai dengan Kebutuhan, Tugas dan Fungsi adalah Nilai Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan (nilai) yang diberikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara dinyatakan bahwa untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan negara, keuangan negara wajib dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Oleh karena itu, Kemenparekraf selaku instansi pemerintah yang menggunakan dana APBN berkewajiban untuk meningkatkan kemampuan dalam mengelola keuangan negara. Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan kualitas pengelolaan keuangan adalah opini laporan keuangan Kemenparekraf yang diberikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), yaitu secara berurutan dari penilaian yang paling rendah, yaitu: (1) Disclaimer; (2) Wajar Dengan Pengecualian (WDP); dan (3) Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap Laporan Keuangan Kemenparekraf. Di tahun 2014 ini sasaran Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan, ditandai oleh tertibnya administrasi keuangan. Tabel Nilai Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan No Indikator Kinerja Target Capaian (%) 1. Nilai Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan WTP Masih dalam proses audit BPK - 51 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

56 Dari tabel di atas terlihat bahwa realisasi dari indikator kinerja sasaran Nilai Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan pada saat penyusunan Laporan Kinerja ini masih dalam proses audit BPK. Indikator Nilai Akuntabilitas Pengelolaan Keungan di ukur melalui kriteria pemberian opini atas audit laporan keuangan oleh BPK yang meliputi: kesesuaian dengan sistem akuntansi pemerintah, kecukupan pengungkapan, ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan, dan efektifitas Sistem Pengendalian Intern (SPI). Dalam rangka menyusun laporan keuangan yang berkualitas telah ditempuh beberapa strategi antara lain: 1. Menyediakan dan meningkatkan kualitas dan kapasitas SDM yang kompeten di bidang pengelolaan keuangan secara memadai. 2. Membentuk sifat dan sikap profesional dalam pelaksanana tugas. 3. Menyusun rencana kerja secara jelas dan terukur untuk mencapai kualitas laporan keuangan yang baik. 4. Memahami pemanfaatan laporan keuangan dalam pengambilan keputusan. 5. Mentaati ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan keuangan negara sehingga terwujud laporan keuangan yang andal dan akuntabel. 6. Memberikan reward and punishment bagi pengelola akuntansi dan pelaporan keuangan. Untuk melihat perkembangan indikator Nilai Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan apakah mengalami peningkatan atau penurunan, perlu dibandingkan capaian indikator selama 3 tahun yaitu capaian indikator di tahun Perbandingannya terlihat pada tabel di bawah ini : No Indikator Kinerja Tabel Perbandingan Capaian Tahun Capaian Capaian Capaian (%) (%) (%) 1. Nilai Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Masih dalam proses audit BPK - Disclaimer - WDP - 52 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

57 Dari tabel di atas terlihat bahwa realisasi dari tahun 2012 s.d mengalami penurunan sedangkan realisasi di tahun 2014 untuk Nilai Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Kemenparekraf ketika pada posisi penyampaian Laporan Kinerja Kemenparekraf 2014 ini, masih dalam proses pemeriksaan BPK. Pada tahun 2013 opini keuangan Kemenparekraf adalah disclaimer. Adapun penyebab disclaimer tersebut adalah belum tuntasnya perpindahan asset dari Kemenparekraf ke Kemendikbud sehingga harus dilakukan percepatan pembenahan dalam pengelolaan keuangan. Bila dibandingkan dengan Target Rencana Strategis setiap tahunnya, Perbandingannya terlihat pada tabel dibawah ini : No Indikator Kinerja Tabel Perbandingan Capaian dengan Rencana Strategis Target Renstra Target Renstra Target Renstra 1. Nilai Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Masih dalam proses audit BPK WTP Disclaimer WTP WDP WTP Dari tabel diatas terlihat bahwa terjadi penurunan realisasi nilai akuntabilitas pengelolaan Keuangan Kemenparekraf dari tahun 2012 WDP menjadi disclaimer di tahun 2013, sementara untuk tahun 2013 masih dalam proses pemeriksaan BPK. Dalam upaya pencapaian indikator Nilai Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan, kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan Percepatan dan Peningkatan Akuntabilitas Keuangan (SAI) Beberapa kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka peningkatan SDM pengelola keuangan antara lain : a. Kegiatan Penyelesaian Masalah Perbendaharaan mulai di laksanakan dengan mengadakan pemantauan ke daerah-daerah untuk menindak lanjuti proses penyelesaian tuntutan ganti rugi. b. Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Pertangungjawaban Perbendaharaan sudah di laksanakan dengan melakukan pemantauan di UPT Daerah. c. Penyusunan Laporan dan Evaluasi Daya Serap Kementerian Parekraf telah dilaksanakan kegiatan ini dengan membuat laporan daya serap setiap 53 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

58 bulannya di lingkungan Kemparekraf, adapun realisasi sampai dengan bulan Desember dengan posisi tanggal 12 Januari 2015 khususnya realisasi anggaran di lingkungan Sekretariat Jenderal sebesar Rp atau 91,68 % sedangkan untuk realisasi di lingkungan Kemparekraf sebesar Rp atau 84,38 % dari pagu setelah revisi sebesar Rp d. Pemantauan Anggaran dan PNBP di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah dibuat laporan bulanan selama 11 bulan atau bulan Nopember,dan triwulan 3 Laporan, Tahunan 1 laporan. e. Penyusunan Anggaran Berdasarkan Aktifitas telah dilaksanakan dan telah dibuat laporan sebanyak 3 macam buku laporan yaitu : buku realisasi belanja modal, buku realisasi berdasarkan aktifitas, buku realisasi berdasarkan SPM dan SP2D, buku laporan tersebut dibuat perbulan sehingga laporan yang telah diselesaikan yaitu mulai bulan Januari sampai dengan Desember. f. Penyusunan Laporan Keuangan dan Evaluasi Pelaksanaan SAI Tahun 2013 dan Monitoring Pelaksanaan SAI Tahun 2014 telah dilaksanakan pembuatan laporan dengan melakukan monitoring ke daerah-daerah serta telah selesainya laporan SAI semester I dan II. g. Kegiatan Pengelolaan SAI UAPPA Es I dan UAKPA Pada Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kemenparekraf telah dilaksanakan kegiatan ini dengan menunjuk pegawai dilingkungan Kemparekraf untuk duduk sebagai pengelola SAI. h. Penyusunan Laporan SAI UAPPA/UAPPB Eselon I Sekretariat Jenderal Tahun 2014 telah dilaksanakan dan laporan Semester I dan II Tahun 2014 sudah selesai dibuat. i. Sosialisasi SPAN, Evaluasi Pengelola SPP/SPM dan Sosialisasi PMK Nomor 162/PMK.05/2013tentang Kedudukan dan Tanggung Jawab Bendahara pada Satuan Kerja Pengelola APBN di lingkungan Kemparekraf telah dilaksanakan di Merlynd Park Hotel Jakarta pada tanggal 24 Maret 2014 dengan jumlah peserta 70 orang dari Kantor Pusat Jakarta. j. Kegiatan Penyusunan dan Penelaahan RKA Biro Keuangan sudah dilaksanakan dengan mengadakan rapat pembahasan penyusunan RKA K/L Tahun 2015 di Hotel Mercure Jakarta pada bulan Oktober. 54 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

59 Kegiatan Sertifikasi Barang dan Jasa Pemerintah Tahun Anggaran Kegiatan Sertifikasi Barang/Jasa Pemerintah Bimbingan Teknis dan Ujian Keahlian Sertifikasi Nasional Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah telah dilaksanakan angkatan pertama di laksanakan di Hotel Mercure Ancol mulai tanggal 19 s.d. 22 Mei 2014 dengan jumlah peserta 50 orang dari Kantor Pusat dan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan jumlah peserta lulus 7 orang, pada angkatan ke 2 dengan jumlah peserta sebanyak 50 orang di laksanakan di Hotel Grand Cemara pada bulan Oktober 2014 dengan peserta yang lulus sebanyak 19 orang. Kegiatan Sertifikasi Barang dan Jasa Pemerintah Tahun Anggaran Kegiatan Peningkatan SDM Pengelola Keuangan Beberapa kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka peningkatan SDM pengelola keuangan antara lain : 55 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

60 a. Bimbingan Teknis Sertifikasi SAI telah dilaksanakan di Hotel Cemara Jakarta dari tanggal 28 April sampai dengan 5 Mei 2014 dengan jumlah peserta 33 orang dari Kantor Pusat dan Daerah. b. Bimbingan Teknis Penguji Tagihan telah dilaksanakan di Hotel New Ayuda, Puncak Bogor mulai tanggal 2 s.d. 16 Juni 2014 dengan jumlah peserta 25 orang dari Kantor Pusat, UPT dan Dinas Budpar. c. Bimbingan Teknis Pengelola Perbendaharan telah dilaksanakan pada tanggal 2 sampai dengan 3 September 2014 di Hotel Acasia Jakarta dengan peserta berjumlah 50 orang dari kantor pusat. d. Bimbingan Teknis Perpajakan telah dilaksanakan di Hotel Cemara tanggal 29 April 2014, dengan jumlah peserta 51orang dari Kantor Pusat. Kegiatan Peningkatan SDM Pengelola Keuangan Tahun 2014 Permasalahan Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2014 sehingga keberhasilan yang dicapai belum maksimal adalah: 1. Adanya penghematan dan Surat Edaran dari Menpan Nomor 11 tentang pembatasan rapat-rapat di luar kantor, menyebabkan beberapa kegiatan tidak dapat dilaksanakan antara lain Kegiatan Penyusunan SOP Pertanggungjawaban Bendahara, Kegiatan Pemutakhiran Data SPM/SP2D dan Kegiatan 56 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

61 Bimbingan Teknis Akuntansi Persediaan dan Bimbingan Teknis Aplikasi Dana Dekon/TP Di lingkungan Kemenparekraf. 2. Pembekalan Teknis dan Ujian Keahlian Sertifikasi Nasional Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah yang telah dilaksanakan dari peserta yang lulus hanya 7 orang atau 14 % untuk angkatan I dan 19 orang atau 38 % untuk angkatan II, penyebab turunnya tingkat kelulusan dikarenakan adanya perubahan dari Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah menjadi Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 dimana setiap kelulusan yang semula dengan nilai 141 sudah lulus berubah menjadi 167 baru lulus disamping itu juga banyak pegawai yang tidak mau lulus karena apabila lulus akan di jadikan PPK atau Panitia Pengadaan. 3. Adanya beberapa kegiatan yang mengalami perubahan/revisi DIPA/POK juga menjadi penyebab realisasi menjadi rendah. 4. Adanya Instruksi Presiden RI Nomor 4 Tahun 2014 tentang penghematan Belanja Kementerian/Lembaga. Pemecahan Masalah Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah tersebut di atas adalah : 1. Harus sering melaksanakan kegiatan bimbingan teknis di bidang pengelolaan keuangan sehingga SDM cepat mengerti apabila terjadi aturan-aturan baru. 2. Tingkatkan jumlah kelulusan peserta pengadaan barang dan jasa, yang harus di pacu dengan mengirimkan peserta yang benar-benar berkualitas. 3. Perlu disusun jadwal penarikan anggaran dan pelaksanaan kegiatan dengan mempertimbangkan pemerataan penarikan anggaran dan jadwal kegiatan sejak awal penarikan pertama. 4. Perlu adanya perencanaan program, kegiatan dan anggaran secara cermat agar tidak terlalu sering mengalami revisi baik DIPA maupun POK. 57 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

62 6.Terselenggaranya Layanan Umum yang Memenuhi Standard Pelayanan 6 Terselenggaranya Layanan Umum yang Memenuhi Standard Pelayanan I ndikator yang digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran Terselenggaranya Layanan Umum yang Memenuhi Standard Pelayanan adalah indeks pelayanan. Pelayanan harus diberikan berdasarkan standar tertentu. Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan sebagai patokan dalam melakukan kegiatan. Dengan demikian, standar pelayanan adalah spesifikasi teknis pelayanan yang dibakukan sebagai patokan dalam melakukan pelayanan. Standar pelayanan tersebut merupakan ukuran atau persyaratan baku yang harus dipenuhi dalam penyelenggaraan pelayanan dan wajib ditaati oleh pemberi pelayanan dan atau pengguna pelayanan. Setiap penyelenggaraan pelayanan harus memiliki standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan. Lembaga Administrasi Negara (LAN) (1998) dan Keputusan MenPan No. 81 Tahun 1995 membuat beberapa kriteria pelayanan publik yang baik dapat dilihat dari indikator-indikator antara lain meliputi: prosedur, kejelasan dan kepastian, keamanan, keterbukaan, efisiensi, ekonomis, keadilan yang merata, ketepatan waktu dan kriteria kuantitatif. Indikator keberhasilan sasaran, berikut target dan realisasinya adalah terlihat pada tabel dibawah ini : Tabel Indeks Pelayanan No Indikator Kinerja Target Capaian (%) 1. Indeks Pelayanan (%) ,82 Dari tabel di atas terlihat bahwa realisasi dari indikator kinerja Indeks Pelayanan sebesar 84% atau sebesar 98,82% dari target 85%. ini dilihat berdasarkan dari berkurangnya keluhan baik secara lisan maupun tulisan dibidang pelayanan umum, pimpinan, pengadaan kebutuhan sarana prasarana, pemeliharaan, kebersihan gedung, pencatatan aset, urusan dalam,pengamanan, 58 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

63 kearsipan, pengadaan barang/jasa untuk masing-masing komponen sasaran sehingga diperoleh capaian kinerja yang semakin membaik. Untuk melihat perkembangan indikator Indeks Pelayanan apakah mengalami peningkatan atau penurunan, perlu dibandingkan capaian indikator selama 3 tahun yaitu capaian indikator di tahun Perbandingannya terlihat pada tabel dibawah ini : No Indikator Kinerja Tabel Perbandingan Capaian Tahun Capaian (%) Capaian (%) Capaian (%) 1. Indeks Pelayanan (%) 84 98, Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian indeks pelayanan 2014 tidak dapat dibandingkan dengan capaian tahun 2012 dan 2013 karena Indeks pelayanan merupakan indikator kinerja Biro Umum yang baru di Tahun Di Tahun di Biro Umum terdapat 2 (dua) Indikator Kinerja Utama yaitu Jumlah Dokumen Layanan Administrasi Umum dan Jumlah Dokumen Laporan Aset BMN. Bila dibandingkan dengan Target Rencana Strategis setiap tahunnya, Perbandingannya terlihat pada tabel dibawah ini : No Indikator Kinerja Tabel Perbandingan Capaian dengan Rencana Strategis Target Renstra Target Renstra Target Renstra 1. Indeks Pelayanan (%) Perbandingan realisasi dengan Target Rencana Strategis dalam tabel di atas tidak dapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, karena terjadi perubahan indikator kinerja baru dan tidak ada dalam Renstra Sekretariat Jenderal Tahun Dalam upaya pencapaian indikator Indeks Pelayanan, kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 59 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

64 1. Evaluasi Hasil Kerja Perawatan Gedung Kantor Evaluasi Perawatan Gedung Kantor merupakan evaluasi terhadap kinerja penyedia jasa perawatan Gedung Kantor di Lingkungan Kementerian Pariwisata yaitu Gedung Sapta Pesona, Gedung Film MT Haryono, Gedung Kesenian Jl. Kimia dan Wisma Pegawai Tebet. Evaluasi ini bertujuan untuk meningkatkan Pelayanan Internal dan Eksternal Kementerian. Di Gedung Sapta Pesona Evaluasi terhadap kinerja penyedia sebagai rekan/partner Biro Umum dalam Total Building Management dalam hal Cleaning Service, Resepsionis, Teknisi dan Lainnya agar lebih meningkatkan lagi pelayanannya. Kegiatan Evaluasi Perawatan Gedung Kantor Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tanggal 28 Februari 2014 bertempat di Balairung Soesilo Soedarman Gedung Sapta Pesona 2. Peningkatan Kemampuan Tenaga Pengamanan Peningkatan SDM Pengamanan Tahun Anggaran 2014 Pelatihan Diksar Gada Pratama Satpam yaitu pelatihan kemampuan dasar Satpam bagi angota /calon anggota Satpam yang belum pernah mengikuti pelatihan dibidang Satpam, pelatihan tersebut bertujuan menghasilkan Satpam yang memiliki sikap mental kepribadian, kesamaptaan fisik dan memiliki pengetahuan serta keterampilan dasar sebagai pelaksana tugas Keamanan. 60 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

65 Tahun 2014 telah dididik sebanyak 6 (enam) anggota Satpam Kementerian Parekraf. yang belum mempunyai pendidikan dasar, selama + 2 (dua) minggu dengan menggunakan pola 232 jam pelajaran, yang dilaksanakan di Pusdiklat Sekuriti Lido Pandu Tata Tentram, Bogor. Pendidikan Diksar, Diklan dan Diksus resintel serta Lokakarya dilatih dan dibimbing oleh para Instruktur yang ahli di bidangnya yang sudah berpengalaman dari jajaran Kepolisian Mabes Polri dan Instruktur Lido Bogor. 3. Sosialisasi Keprotokolan Dalam upaya penyesuaian terhadap dinamika yang tumbuh dan berkembang dalam sistem ketatanegaraan, budaya, dan tradisi bangsa, dipandang perlu suatu pengaturan keprotokolan secara menyeluruh. Maka diperlukannya pembinaan keprotokolan untuk memahami tata cara keprotokolan yang berlandaskan terhadap Undang-undang No. 9 tahun 2010, tentang Keprotokolan Negara. Dengan pelaksanaan Seminar Sosialisai Keprotokolan diharapkan pejabat dan staf di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memiliki pemahaman yang sama tentang : a. Terbentuknya pemahaman bagaimana menjalankan tata cara dan aturan keprotokolan di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif baik di Pusat maupun Daerah. b. Terbitnya Buku Pedoman ataupun Pedoman Umum Keprotokolan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Kegiatan Sosialisasi Keprotokolan Tanggal Juni 2014 di Hotel The Mirah Bogor 61 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

66 Permasalahan Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2014 sehingga keberhasilan yang dicapai belum maksimal adalah: 1. Terbatasnya personel protokol untuk memberikan pelayanan keprotokolan kepada Menteri Parekraf, Wakil Menteri dan para eselon 1 lainnya. 2. Fasilitas sarana dan prasarana yang tersedia belum memadai; 3. Sistem pencatatan dan pelaporan akun persediaan tidak memadai; 4. Pengelolaan Aset Tetap di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Belum Tertib. 5. Proses penyusunan dan penyajian Laporan Barang Milik Negara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif belum maksimal. 6. Pencatatan dan penjelasan barang hasil rekondisi dan pemeliharaan kurang memadai. 7. Belum adanya seorang Arsiparis yang menangani langsung kegiatan penataan arsip aktif dan arsip inaktif. 8. Kurangnya kemampuan SDM keamanan sesuai dengan tugas bidangnya terutama dalam pelayanan umum sesuai dengan standar operasional prosedur yang ada di lingkungan kantor pusat Kementerian Parekraf, 9. Masing-masing personil dari kelompok kerja (unit kerja) belum memahami tentang kearsipan dan tata naskah dinas. 10. Sarana inventaris perkantoran baru sebagian diperbaharui sehingga dengan bertamba umur pemakainnya sudah tentu banyak mengalami kerusakan dan harus mengalami pembaharuan/diganti jika menilik aspek keekonomisannya. 11. Kurangnya kualitas SDM ULP dalam melaksanakan lelang. Pemecahan Masalah Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah tersebut di atas adalah: 1. Membagi tugas secara bergilir dan terjadwal untuk masing-masing staf protokol. 2. Melakukan sosialisasi tentang pengelolaan barang persediaan ke seluruh satker dan menghimbau satker untuk menyelenggarakan pencatatan dan melaporkan persediaan secara tertib dan benar dan melakukan stock opname 62 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

67 persediaan di akhir tahun dengan cara membandingkan fisik persediaan dengan catatan persediaan. 3. Melakukan upaya maksimal untuk mengamankan aset-aset tersebut (melakukan koordinasi dengan Kementerian Keuangan dan Badan Pertanahan Nasional terkait aset-aset yang bersengketa dengan pihak lain dan aset-aset yang belum memiliki bukti kepemilikan yang sah). 4. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian atas penyusunan Laporan Barang Milik Negara di seluruh jajaran Kemenparekraf. 5. Melakukan sosialisasi/pembinaan terhadap pengelolaan BMN tentang peraturan perundangan yang berlaku dan mekanisme pencatatan aset pada aplikasi SIMAK-BMN. 6. Peningkatan kemampuan SDM petugas keamanan (SATPAM) secara berjenjang bekerjasama dengan kepolisian dan pihak terkait salah satunya pendidikan dasar petugas keamanan, resintel, Latsus ancaman Bom, dan latihan pemadam kebakaran dll. 7. Sosialisasi Pelaksanaan Buku Tata Naskah Dinas ke UPT-UPT di daerah. 8. Pembenahan dan penataan ruang kerja serta ruang gedung penyimpanan arsip. 9. Melakukan pelatihan pelaksanaan pelelangan. 10. Mengajukan formasi Arsiparis pada Penerimaan CPNS Tahun Melakukan koordinasi/pembinaan terhadap unit kerja tentang kearsipan dan tata naskah dinas. 12. Melakukan pemeliharaan rutin untuk semua peralatan inventaris kantor dan mengajak semua pihak untuk ikut menjaga dan memeliharanya. 63 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

68 ersebarnya Pemberitaan dan Publikasi Informasi Kepada Publik 7 Tersebarnya Pemberitaan dan Publikasi Informasi Kepada Publik I ndikator yang digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran Tersebarnya Pemberitaan dan Publikasi Informasi kepada publik adalah Angka pertumbuhan pengunjung informasi Parekraf di media sosial, elektronik, cetak dan online. Hal ini dikarenakan angka pertumbuhan pengunjung informasi Parekraf di media sosial, elektronik, cetak dan online merupakan indikator kuantitatif. Semakin tinggi jumlah pengunjung informasi Parekraf di media sosial, elektronik, cetak dan online menunjukkan bahwa informasi yang tersebar kepada publik mengalami peningkatan. Indikator keberhasilan sasaran, berikut target dan realisasinya terlihat pada tabel dibawah ini : Tabel Angka Pertumbuhan Pengunjung Informasi Parekraf di Media Sosial, Elektronik, Cetak dan Online No Indikator Kinerja Target Capaian (%) 1. Angka Pertumbuhan Pengunjung Informasi Parekraf di Media Sosial, Elektronik, Cetak dan Online (%) ,33 Dari tabel di atas terlihat bahwa realisasi dari indikator kinerja Angka Pertumbuhan Pengunjung Informasi Sosial, Elektronik, Cetak dan Online sebesar 84% atau 93,33% dari target 90%. Data di atas menunjukan bahwa target tersebarnya pemberitaan dan publikasi informasi kepada publik tidak tercapai 100%. Tidak tercapainya target antara lain disebabkan adanya penghematan anggaran yang semula dianggarkan sebesar Rp menjadi Rp , hal ini berdampak pada beberapa kegiatan yang tidak dapat terlaksana sehingga sangat mempengaruhi penyebaran dan publikasi informasi kepada publik walaupun jika dihitung secara akumulasi tetap mengalami pertumbuhan. 64 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

69 Untuk melihat perkembangan indikator Angka Pertumbuhan Pengunjung Informasi Parekraf di Media Sosial, Elektronik, Cetak dan Online apakah mengalami peningkatan atau penurunan, perlu dibandingkan capaian indikator selama 3 tahun yaitu capaian indikator di tahun Perbandingannya terlihat pada tabel dibawah ini : No Indikator Kinerja Tabel Perbandingan Capaian Tahun Capaian (%) Capaian (%) Capaian (%) 1. Angka Pertumbuhan Pengunjung Informasi Parekraf di Media Sosial, Elektronik, Cetak dan Online (%) 84 93, Dari tabel di atas, angka pertumbuhan pengunjung informasi Parekraf di Media Sosial, Elektronik, Cetak dan Online tidak bisa dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dikarenakan baru pada tahun 2014 ini angka pertumbuhan pengunjung informasi Parekraf di Media Sosial, Elektronik, Cetak dan Online menjadi indikator untuk mengukur Tersebarnya Pemberitaan dan Publikasi Informasi Kepada Publik. Bila dibandingkan dengan Target Rencana Strategis setiap tahunnya, Perbandingannya terlihat pada tabel dibawah ini : No Indikator Kinerja Tabel Perbandingan Capaian dengan Rencana Strategis Target Renstra Target Renstra Target Renstra 1. Angka Pertumbuhan Pengunjung Informasi Parekraf di Media Sosial, Elektronik, Cetak dan Online (%) Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

70 dengan Target Rencana Strategis dalam tabel di atas tidak dapat dibandingkan, karena terjadi perubahan indikator kinerja baru dan tidak ada dalam Renstra Sekretariat Jenderal Tahun , sehingga tidak ada target dalam Rencana Strategis-nya. Dalam upaya pencapaian indikator Angka Pertumbuhan Pengunjung Informasi Parekraf di Media Sosial, Elektronik, Cetak dan Online, kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain: 1. Penerbitan Media Internal Kemenparekraf Majalah Ragam Pesona memuat berita-berita terkini seputar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan informasi terbaru setiap bulannya. Majalah ini memiliki maksud dan tujuan antara lain : a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Informasi internal dan eksternal bidang pariwisata dan ekonomi kreatif; b. Memberikan gambaran positif dan efektif tentang organisasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; c. Meningkatkan kegiatan kehumasan khususnya dalam upaya meningkatkan kinerja Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; d. Terciptanya transparansi informasi program dan kegiatan; e. Terdokumentasinya kegiatan Menteri dan Pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Capaian : Dalam setiap tahun diterbitkan 12 edisi majalah yang waktu terbitnya ditetapkan setiap bulan. 2. Peningkatan PR-ing Kinerja Kemenparekraf a. Sosialisasi dan penyebarluasan informasi tentang pembangunan bidang kepariwisataan dan ekonomi kreatif yang telah, sedang dan akan dilaksanakan b. Meningkatkan peran serta masyarakat dan pemangku kepentingan, untuk bersama-sama membangun bidang kepariwisataan dan ekonomi kreatif dalam upaya mensejahterakan kehidupan rakyat 66 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

71 c. Menumbuhkembangkan sikap kritis masyarakat terhadap program dan kegiatan Kemenperekraf, demi terciptanya kemajuan setelah memperoleh informasi yang obyektif, akurat dan faktual. Capaian dari PR-ing Kinerja Kemenparekraf adalah kerjasama dengan beberapa media massa, antara lain : 1. Media Televisi : Jumlah Tayang :1 (Satu) Episode Durasi Tayang : 24 (Dua puluh empat) Menit Program Tayang : Talkshow Pagi 2. Media Televisi : Jumlah Tayang :1 (Satu) Episode Durasi Tayang : 24 (dua puluh empat) Menit Program Tayang : Talkshow Pagi 3. Surat Kabar : Halaman Tayang : Halaman Regular Ukuran : ¼ Halaman (BW) 4. Majalah : Halaman Tayang : Halaman Regular Ukuran : 1 Halaman (FC) 3. Jumpa Pers Akhir Tahun Pada jumpa pers akhir tahun, maksud dan tujuannya adalah sebagai berikut : a. Memaparkan dan mengkomunikasikan kinerja Kemenparekraf selama 1 (satu) tahun; b. Meningkatkan pemahaman terhadap pemangku kepentingan akan peran strategis pembangunan bidang kepariwisataan dan ekonomi kreatif; c. Mensosialisasikan program dan kegiatan Kemenparekraf tahun 2014, guna diperoleh dukungan dan meminimalisir hambatan. Capaian : a. Kegiatan ini terdiri dari Jumpa Pers Akhir Tahun yang dipimpin oleh Menpar, 67 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

72 didampingi oleh Pejabat Eselon I dan Perwakilan dari Asosiasi Parekraf, kegiatan dilaksanakan pada hari Selasa 23 Desember 2014 Pukul di Lobby Lantai.2 Gd. Sapta Pesona Kemenpar; b. Acara Jumpa Pers Akhir Tahun 2014 dihadiri oleh 33 media cetak harian, 9 majalah, dan 13 media online, 15 media elektronik, dan 2 media asing; c. Pada tahun 2014, penyelenggaraan Pameran hasil kinerja yang telah dihasilkan oleh Satuan Kerja Kemenparekraf tidak dilaksanakan dikarenakan keterbatasan anggaran. Pelaksanaan Jumpa Pers Akhir Tahun 2014, Selasa 23 Desember 2014 di Lobby lantai 2 Permasalahan Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2014 sehingga keberhasilan yang dicapai belum maksimal adalah: 1. Kurangnya sumber daya manusia; 2. Beban kerja lebih banyak tersita untuk pelayanan eksternal unit; 3. Keterbatasan Anggaran karena adanya penghematan anggaran; 4. Keterbatasan sarana dan prasarana yang tersedia; 5. Banyak kegiatan yang harus dilaksanakan pada akhir tahun anggaran. Pemecahan Masalah Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah tersebut di atas adalah: 1. Merekrut pegawai baru dan merekrut tenaga outsource; 2. Membuat pembagian tugas dan waktu secara efisien, serta berkoordinasi dengan lebih baik dengan unit kerja terkait; 3. Mempercepat pelaksanaan kegiatan; dan 4. Mengajukan pengadaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. 68 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

73 8.8.Tersedianya Data dan Informasi yang Akurat dan Valid 8 Tersedianya Data dan Informasi yang Akurat dan Valid I ndikator yang digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran Tersedianya Data dan Informasi yang Akurat dan Valid adalah Angka Pertumbuhan Pengunjung Data dan Informasi Pada Website Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Hal ini dikarenakan pengunjung website merupakan indikator valid untuk mengukur kinerja kualitas website baik dari sisi teknologi maupun konten yang tersedia di dalamnya. berikut: Indikator keberhasilan sasaran, berikut target dan realisasinya adalah sebagai Tabel Angka Pertumbuhan Pengunjung Data dan Informasi Pada Website Pariwisata dan Ekonomi Kreatif No Indikator Kinerja Target Capaian (%) 1. Angka Pertumbuhan Pengunjung Data dan Informasi Pada Website Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ,52 Dari tabel di atas terlihat bahwa realisasi dari indikator kinerja Angka Pertumbuhan Pengunjung Data dan Informasi Pada Website Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebanyak pengunjung dari target pengunjung, artinya persentase capaian sebesar 254,52%. Persentase ini merupakan pencapaian yang cukup tinggi untuk selanjutnya website akan tetap jadi prioritas utama yang dikembangkan agar bisa mencapai persentase/jumlah realisasi pengunjung yang lebih tinggi. Terdapat perubahan target pengunjung dari orang menjadi orang, dikarenakan adanya kesalahan dalam pencantuman target penetapan kinerja tahun 2014, dimana target yang tercantum dalam penetapan kinerja seharusnya sesuai dengan rencana strategis yaitu sebesar orang. 69 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

74 Untuk melihat perkembangan indikator Angka Pertumbuhan Pengunjung Data dan Informasi Pada Website Pariwisata dan Ekonomi Kreatif apakah mengalami peningkatan atau penurunan, perlu dibandingkan capaian indikator selama 3 tahun yaitu capaian indikator di tahun Perbandingannya terlihat pada tabel dibawah ini : No Indikator Kinerja Tabel Perbandingan Capaian Tahun Capaian (%) Capaian (%) Capaian (%) 1. Angka Pertumbuhan Pengunjung Data dan Informasi Pada Website Pariwisata dan Ekonomi Kreatif , Dari tabel di atas terlihat bahwa realisasi dan persentase pengunjung website pada tahun 2014 cukup tinggi apabila dibandingkan dengan tahun 2013 dan 2012, dikarenakan tahun 2014 website mangalami peningkatan kualitas yang cukup banyak sehingga persentase jumlah pengunjung ikut terus meningkat. Bila dibandingkan dengan Target Rencana Strategis setiap tahunnya, Perbandingannya terlihat pada tabel dibawah ini : No Indikator Kinerja Tabel Perbandingan Capaian dengan Rencana Strategis Target Renstra Target Renstra Target Renstra 1. Angka Pertumbuhan Pengunjung Data dan Informasi Pada Website Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

75 Dari tabel di atas terlihat pencapaian realisasi mengalami peningkatan setiap tahunnya hal ini dikarenakan kualitas infrastruktur website dan kontennya yang terus mengalami perbaikan. Dalam upaya pencapaian indikator Angka Pertumbuhan Pengunjung Data dan Informasi Pada Website Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Pengelolaan Website; Kegiatan Pengelolaan website merupakan kegiatan monitoring website yang mencakup monitoring traffic akses pengguna sampai dengan pencatatan log sistem. Pada tahun 2014, kegiatan Pengelolaan Website berjalan dengan baik. 2. Pengelolaan Infrastruktur Jaringan; Kegiatan ini bertujuan untuk menunjang pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dalam penyampaian data dan informasi parekraf dapat diakses secara cepat dan mudah dari dalam dan luar negeri. Ruang lingkup kegiatan ini adalah : a. Pemeliharaan perangkat keras seperti web server, database server, Uninterruptible Power Supply (UPS). Kemudian dilanjutkan dengan pemeliharaan perangkat lunak seperti aplikasi website, aplikasi database, serta pemeliharaan AC Up Floor. b. Pemeliharaan infrastruktur jaringan, seperti penggunaan Internet Service Provider (ISP) dengan bandwidth domestik 50 Mbps dan global 30 Mbps, pemeliharaan core switch, Fiber Optik, Switch, backbone disetiap lantai, serta pemeliharaan koneksi jaringan di 18 (delapan belas) lantai dengan jumlah pamakai sebanyak 1100 pemakai, dilengkapi pemasangan 2(dua) access point setiap lantai serta adanya pemeliharaan troubleshooting jaringan. 3. Pengembangan Co-location; Kegiatan ini bertujuan untuk fungsi backup sistem serta data penting pada serverserver yang memiliki prioritas utama seperti Website, Webmail, LPSE, GIS. Backup tersebut merupakan kategori pasif backup yang jika terjadi downtime pada sisi server utama maka akan dilakukan prosedur aktifasi di sisi co-location. 71 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

76 4. Statistik Profil Wisatawan Mancanegara (PES); Kegiatan ini merupakan serangkaian kegiatan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data mengenai profil wisatawan mancanegara yang meliputi; profil demografi, pola perjalanan dan pola pengeluaran wisman selama di Indonesia. Ruang lingkup kegiatan penyusunan statistik profil wisatawan mancanegara ini adalah seluruh pengunjung asing yang telah melakukan aktivitas perjalanan di Indonesia sesuai dengan kriteria UNWTO dalam IRTS Pendataan Statistik Profil Wisatawan Mancanegara (PES) Pendataan dilakukan dengan metode wawancara terhadap wisman yang akan meninggalkan Indonesia di 10 (sepuluh) pintu internasional, yaitu : Bandara Kualanamu, Sam Ratulangi, Soekarno-Hatta, Adi Sucipto, Juanda, Ngurah Rai, Pelabuhan Laut di Batam, Sepinggan, Pelabuhan Laut Tanjung Pinang dan Lintas 72 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2014

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif KATA PENGANTAR

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif KATA PENGANTAR Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif KATA PENGANTAR Kata Pengantar KATA PENGANTAR SEKRETARIS JENDERAL D engan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M. KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga

Lebih terperinci

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Memasuki awal tahun 2016 sesuai dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat IV melakukan kegiatan yang

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI - 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET 2010 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum Good Governance pada hakekatnya merupakan kepemerintahan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM.07/HK.001/MPEK/2012

PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM.07/HK.001/MPEK/2012 PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM.07/HK.001/MPEK/2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KEMENTERIAN PARIWISATA DAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Yang menjadi dasar hukum dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi serta penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) B PMPT Provinsi Jawa Barat sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen dan Penguasaan Tanah Tahun merupakan media untuk mempertanggungjawabkan capaian kinerja Direktorat Jenderal selama tahun, dalam melaksanakan

Lebih terperinci

Plt. Sekretaris Jenderal Haris Munandar N

Plt. Sekretaris Jenderal Haris Munandar N KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme merupakan tanggung jawab semua instansi pemerintah dalam rangka mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA 2016

PERJANJIAN KINERJA 2016 PERJANJIAN KINERJA 2016 Perjanjian Kinerja 2016 PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) TAHUN ANGGARAN 2016 I. PENGERTIAN Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR 1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN JANUARI 2014 RINGKASAN EKSEKUTIF 2 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemeri

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemeri BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1008, 2016 KEMENRISTEK-DIKTI. Laporan Kinerja. PTN. Penyusunan. Pedoman. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN

Lebih terperinci

2.1 Rencana Strategis

2.1 Rencana Strategis 2.1 Rencana Strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan () telah menyusun suatu Rencana Strategis (Renstra) dengan berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama

Lebih terperinci

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN A. Latar Belakang B. Norma dan Dasar Hukum C. Definisi Global dan Detail Standar D. Maksud dan Tujuan E. Kebutuhan Sumber Daya Manusia F. Kebutuhan Sarana dan Prasarana G.

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 105) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN TENTANG SERTIFIKASI KOMPETENSI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH

GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH 1 GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah dan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA. Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik

LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA. Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA 2016 Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik LKJ DITJEN IDP 2016 2016 LKJ DITJEN IDP KATA PENGANTAR Menjadi penjuru penguatan citra positif Indonesia

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. No.585, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1144/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015-2019 KATA PENGANTAR Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice.

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap pelaksanaan urusan kepemerintahan akan selalu dikaitkan dengan pengelolaan kepemrintahan yang baik (good governance) dengan tiga pilar utama yaitu, Partisipasi,

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1919, 2015 KEMENAG. Diklat. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI

Lebih terperinci

sehingga benar-benar dapat diwujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good governance)

sehingga benar-benar dapat diwujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good governance) BAB II RENCANA STRATEGIS A. RENCANA STRATEGIS 1. VISI Tantangan birokrasi pemerintahan masa depan meliputi berbagai aspek, baik dalam negeri maupun manca negara yang bersifat alamiah maupun sosial budaya,

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Ke

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Ke No. 426, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Akuntabilitas Kinerja. Sistem. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 014 Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 Kata Pengantar Dengan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Saat Ini telah melaksanakan program reformasi birokrasi pada periode 2005-2009. Sampai saat ini program reformasi birokrasi masih terus berlanjut, dan telah memberikan manfaat

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai lima tahun secara

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN, PENETAPAN KINERJA, RENCANA AKSI, DAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 56 Undang-Undang

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel.

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel. RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BIRO PERENCANAAN, KEUANGAN DAN TATA USAHA TAHUN

RENCANA STRATEGIS BIRO PERENCANAAN, KEUANGAN DAN TATA USAHA TAHUN RENCANA STRATEGIS BIRO PERENCANAAN, KEUANGAN DAN TATA USAHA TAHUN 2015-2019 N W E S RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015-2019 BIRO PERENCANAAN, KEUANGAN DAN TATA USAHA - BSN BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2015 DAFTAR

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam No.1809, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. SAKIP. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PARIWISATA KOTA BATU DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN SEKRETARIAT KEMENTERIAN

BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN SEKRETARIAT KEMENTERIAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2016 BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN SEKRETARIAT KEMENTERIAN Kata Pengantar Kata Pengantar Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo No.1452, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. SAKIP. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator. Kinerja Utama

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator. Kinerja Utama BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.44, 2009 BKPM. Indikator. Kinerja Utama PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR : 1/P/2009 TENTANG PENETAPAN DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN

Lebih terperinci

PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI BIRO KEPEGAWAIAN

PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI BIRO KEPEGAWAIAN PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI BIRO KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN OKTOBER 2012 1. Krisis ekonomi Tahun 1997 berkembang menjadi krisis multidimensi.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.242, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. Kinerja Instansi Pemerintah. Akuntabilitas. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG Pedoman Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

Kata Pengantar. aporan Akuntabilitas Kinerja Biro Umum Sekretariat Jenderal Ombudsman RI merupakan wujud pertanggungjawaban atas kinerja

Kata Pengantar. aporan Akuntabilitas Kinerja Biro Umum Sekretariat Jenderal Ombudsman RI merupakan wujud pertanggungjawaban atas kinerja Kata Pengantar L pencapaian tujuan dan sasaran strategis Tahun Anggaran aporan Akuntabilitas Kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban atas kinerja. Penyusunan Laporan Kinerja Ombudsman RI sesuai dengan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Bab II Gambaran Pelayanan SKPD 2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Pembentukan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.316, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Data Kinerja. Pengumpulan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 11 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGUMPULAN

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF disusun untuk menyajikan informasi tentang capaian komitmen kinerja yang telah diperjanjikan Sekretariat Kabinet kepada kepada pimpinan dan stakeholders selama tahun 2015. Laporan Kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat : BAB I PENDAHULUAN I.1 KONDISI UMUM ORGANISASI B agian Hukum dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BSN Nomor 965/BSN-I/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional. Bagian

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) ASISTEN DEPUTI BIDANG MATERI PERSIDANGAN 2014 KATA PENGANTAR Dalam rangka melaksanakan amanah Inpres Nomor 7 Tahun 1999, Asisten Deputi Bidang Materi

Lebih terperinci

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 1 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum.wr.wb Alhamdulillah, kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN Pusat Data dan Teknologi Informasi

LAPORAN KINERJA TAHUN Pusat Data dan Teknologi Informasi LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 Pusat Data dan Teknologi Informasi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKj) ASISTEN DEPUTI BIDANG PELAKSANAAN DAN PELAPORAN PERSIDANGAN TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA (LKj) ASISTEN DEPUTI BIDANG PELAKSANAAN DAN PELAPORAN PERSIDANGAN TAHUN 2014 LAPORAN KINERJA (LKj) ASISTEN DEPUTI BIDANG PELAKSANAAN DAN PELAPORAN PERSIDANGAN TAHUN 2014 SEKRETARIAT KABINET 2015 RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja (LKj) Asisten Deputi Bidang Pelaksanaan dan Pelaporan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah,

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah, KATA PENGANTAR Alhamdulillaah, Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan petunjuk- Nya kami telah menyusun dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Bab II Gambaran Pelayanan SKPD 2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Pembentukan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS 2011-2016 2.1.1. Pernyataan Visi Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan dan pandangan jauh kedepan, kemana organisasi akan dibawa dan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis BAB II Renstra Tahun 2015 2019 merupakan panduan pelaksanaan tugas dan fungsi pada periode 2015 2019 yang disusun berdasarkan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan Renstra Tahun 2010

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja

Lebih terperinci