PEMILIHAN LOKASI KANTOR PERWAKILAN PT. X MELALUI INTEGRASI FAKTOR OBJEKTIF DAN SUBJEKTIF
|
|
- Ivan Santoso
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMILIHAN LOKASI KANTOR PERWAKILAN PT. X MELALUI INTEGRASI FAKTOR OBJEKTIF DAN SUBJEKTIF Gita Widi Bhawika 1) dan I Nyoman Pujawan 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya, 60264, Indonesia gita11@mhs.mmt.its.ac.id 2) Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK PT X adalah perusahaan jasa operasi dan pemeliharaan pembangkit listrik yang berencana menentukan lokasi sebuah kantor perwakilan dengan tiga kota alternatif. Model Brown Gibson tepat digunakan untuk menentukan lokasi karena dapat mengintegrasikan faktor objektif dan subjektif dengan baik. Input faktor objektif diolah dengan model transportasi yang dilakukan untuk menentukan kota alternatif dengan biaya transportasi terendah. Dari model ini juga didapatkan alokasi karyawan dari kantor pusat dan kantor perwakilan ke pembangkit listrik milik klien. Untuk input faktor subjektif, diolah dengan metode Analytic Network Process (ANP) dengan identifikasi kriteria subjektif, hubungan antar kriteria, dan penilaian setiap alternatif melalui kuesioner oleh pengambil keputusan di PT. X. Selain itu dilakukan analisis sensitifitas untuk mengetahui seberapa besar pengaruh bobot faktor objektif dan subjektif terhadap penentuan lokasi kantor perwakilan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. X akan memilih Jakarta sebagai lokasi kantor perwakilan karena menempati peringkat pertama dengan nilai LPMi sebesar 0, , dilanjutkan dengan Semarang (0, ), serta yang terakhir adalah Medan (0, ). Biaya transportasi pegawai pada tahun 2013 dibandingkan 2012 turun sebesar 44,52%. Hal itu membuktikan bahwa dengan penambahan kantor perwakilan, maka biaya transportasi dapat ditekan sekaligus dapat mengakomodasi faktor subjektif terkait penentuan lokasi. Kata kunci: Pemilihan Lokasi, Model Brown Gibson, Model Transportasi, ANP PENDAHULUAN PT X adalah perusahaan jasa operasi dan pemeliharaan pembangkit listrik. Saat ini, industri pembangkit sedang mendirikan pembangkit-pembangkit listrik di seluruh wilayah Indonesia untuk mendukung misi pemerataan akses listrik di pelosok Indonesia. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik yang tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun PT. X menangkapnya sebagai peluang untuk meningkatkan pelayanannya, menjaga relasi dan servis yang maksimal kepada klien lama, dan sekaligus berpotensi untuk memperbesar ekspansi pasarnya kepada klien-klien baru. Kondisi tersebut akan menyebabkan mobilitas karyawan PT. X sangat tinggi. Di lain pihak, PT. X hanya memiliki satu kantor pusat di Sidoarjo. Berdasarkan hal tersebut, maka pihak manajerial PT. X berencana mendirikan kantor perwakilan baru di salah satu kandidat lokasi di Jakarta, Medan, dan Semarang. Masingmasing kota tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya, dimana pemenuhan suatu kriteria penentuan lokasi pada suatu kandidat akan mengurangi nilai kriteria yang lainnya. Hal tersebut memerlukan pemikiran yang kompleks agar lokasi yang dipilih dapat meminimalkan biaya transportasi karyawan karena penentuan lokasi adalah permasalahan pengambilan A-37-1
2 keputusan yang bersifat kritis untuk berbagai macam jenis organisasi (Randhawa dan West, 1995) tidak terulang, lintas fungsi serta rumit dan berdampak sistemik (Zhang, dkk., 2010). Pemilihan lokasi kantor perwakilan merupakan suatu keputusan strategis yang penting dalam manajemen rantai pasok yang dibuat oleh pihak manajemen perusahaan (Viswanadham dan Kameshwaran, 2007), karena kesuksesan suatu perusahaan bergantung dengan pemilihan lokasi dan kesalahan pengambilan keputusannya akan menghabiskan biaya yang cukup besar karena sifatnya yang tidak dapat diganti dengan mudah ketika kantor telah dibangun di lokasi yang telah dilakukan. Namun, jika penentuan lokasi dilakukan dengan tepat maka perusahaan berpotensi meningkatkan keuntungan mereka karena biaya-biaya seperti biaya transportasi dapat diminimalisasi. Para penulis sebelumnya menggunakan berbagai metode untuk penentuan lokasi seperti Analytic Hierarchy Process (AHP) (Viswanadham dan Kameshwaran, 2007), Analytic Network Process (ANP) (Çelebi dkk., 2010), Model Transportasi (Randhawa dan West, 1995; Zhang, Johnson dan Sutherland, 2011), dan Model Brown-Gibson (Wibawa dkk., 2011; Bagum dkk., 2012). Sementara itu, penelitian mengenai model terintegrasi antara faktor objektif dan subjektif pertama kali dikembangkan oleh Brown dan Gibson (1972). Mereka mengembangkan model untuk mengevaluasi lokasi alternatif pabrik dengan menggunakan faktor objektif dan subjektif. Lalu Randhawa dan West (1995) melakukan pendekatan terintegrasi dengan tahap pertama, model lokasi analitik (model transportasi) untuk mencari alternatif lokasi lalu tahap kedua, yaitu analisis multikriteria untuk menentukan lokasi terbaik, sehingga dia tidak mengintegrasikan kedua model tersebut untuk langsung menentukan lokasi. Sarkis dan Sundarraj (2002) hanya mempertimbangkan satu faktor kualitatif, yaitu strategi perusahaan dan satu faktor kuantitatif, yaitu biaya angkut produk untuk menentukan lokasi. Thanos (2007) telah menyusun decision support system untuk pemilihan lokasi berbasis metode Brown Gibson yang telah dikembangkan dengan analisis multi kriteria yang masih sederhana. Sementara itu, Wibawa (2011) memilih metode GIS dan Brown Gibson untuk menentukan lokasi. Penulis menawarkan solusi penentuan lokasi kantor perwakilan PT. X dengan integrasi faktor objektif dan subjektif yang mempengaruhi penentuan lokasi dengan Metode Brown-Gibson. Model ini digunakan karena dapat mengintegrasikan kedua jenis faktor objektif dan subjektif dengan baik (Bagum dkk., 2012). Sebelum diintegrasikan, model transportasi dilakukan terlebih dahulu untuk mendapatkan nilai objektif berupa biaya transportasi minimal dari semua kandidat lokasi serta mendapatkan alokasi pengiriman pegawai dari kantor pusat dan kantor perwakilan ke pembangkit listrik milik klien. Sedangkan semua faktor subjektif terkait penentuan lokasi di PT. X dianalisis dengan menggunakan ANP karena kriteria pemilihan lokasi sesuai dalam kondisi aktual di PT. X memiliki pengaruh antar kriteria. ANP dapat menunjukkan alternatif terbaik berdasarkan kriteria dari variasi alternatif (Viswanadham dan Kameshwaran, 2007). Struktur jaringan memodelkan kondisi riil dengan baik. ANP memberikan hasil terbaik sejauh ini setelah perbandingan struktur jaringan dibuat dengan benar (Guneri dkk., 2009). Diharapkan hal ini akan membantu PT. X dalam menentukan lokasi kantor perwakilannya. Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini untuk menentukan lokasi kantor perwakilan PT. X dengan mempertimbangkan faktor objektif dan subjektif, menentukan alokasi karyawan dari kantor pusat dan kantor perwakilan ke pembangkit listrik milik klien, meminimalkan biaya transportasi karyawan ke lokasi pembangkit listrik, dan mengetahui seberapa besar pengaruh perubahan faktor objektif dan subjektif terhadap penentuan lokasi. A-37-2
3 METODE Penelitian ini dilakukan secara garis besar terdiri atas empat tahap, yaitu penelitian pendahuluan, pengolahan faktor objektif dengan model transportasi, pengolahan data faktor subjektif dengan ANP, serta integrasi faktor objektif dan subjektif dengan Metode Brown Gibson. Tahap Penelitian pendahuluan dilakukan dengan identifikasi kondisi lapangan, permasalahan, kriteria penentuan lokasi, serta pengumpulan data relevan PT. X. Kegiatan tersebut dilakukan dengan cara wawancara dengan pihak PT. X dan meninjau dari penelitian terdahulu yang relevan. Tahap Pengolahan Faktor Objektif Tahap pengolahan faktor objektif dengan model transportasi dilakukan dengan penyusunan model transportasi yang sesuai dengan kondisi riil PT.X. Data yang diolah adalah: 1. Data perjalanan dinas tahun 2012, data ini digunakan sebagai referensi biaya perjalanan dinas untuk dibandingkan dengan hasil pengolahan data dengan model transportasi untuk proyeksi alokasi pegawai tahun Data proyeksi jumlah pegawai yang akan dialokasikan untuk menyervis suatu pembangkit tahun , data ini akan digunakan untuk menentukan jumlah pegawai yang dikirim ke suatu pembangkit di lokasi tertentu Sedangkan formulasi matematis model transportasi pegawai dapat dijabarkan sebagai berikut. 1. Variabel Keputusan: xij= jumlah karyawan yang dialokasikan dari kantor i ke pembangkit 2. Fungsi Tujuan dari permasalahan ini adalah untuk menentukan jumlah yang dikirim yang tidak diketahui yang akan meminimalkan total biaya transportasi pegawai dari kantor i ke pembangkit listrik milik klien j yang memenuhi batas pasokan dan kebutuhan, sehingga min (1) 3. Fungsi Pembatas: a. Jumlah karyawan yang dialokasikan tidak melebihi total karyawan di kantor i (2) b. Semua permintaan klien di pembangkit j terpenuhi (3) Dengan i= indeks kantor (1,2,..n), j = indeks pembangkit (1,2, m), Dj= permintaan dari pembangkit j, Ki= jumlah karyawan di kantor i, dan cij= biaya transportasi karyawan dari kantor i ke pembangkit j Gambar 1. Skema Perjalanan Dinas Pegawai A-37-3
4 Karena setiap tahun jumlah permintaan pengiriman pegawai dan lokasi pembangkit berbeda, maka model transportasi yang dikerjakan pada penelitian ini terdiri dari 15 formulasi matematis model transportasi yang berbeda, yaitu formulasi matematis untuk tahun 2013, 2014, 2015, 2016, dan 2017 dengan masing-masing tahun terdiri dari tiga formulasi matematis, yaitu dengan lokasi asal di Sidoarjo dan Semarang; Sidoarjo dan Jakarta; serta Sidoarjo dan Medan. Model tersebut kemudian dikalkulasikan, sehingga mendapatkan alokasi pengiriman pegawai dengan biaya minimal dan biaya perjalanan dinas yang akan diolah lebih lanjut sebagai input faktor objektif pada Model Brown Gibson. Tahap Pengolahan Faktor Subjektif Tahap pengolahan faktor subjektif dilakukan dengan cara wawancara kepada pihak pengambil keputusan penentuan lokasi di PT. X untuk menentukan kriteria penentuan lokasi. Lalu disusunlah model ANP yang terdiri dari kriteria, subkriteria serta pengaruh antar kriteria dan subkriteria serta tujuan. Kemudian dilakukan penilaian kriteria subjektif melalui pengisian kuesioner oleh beberapa responden yang menjadi pengambil keputusan penentuan lokasi PT. X. Lalu dilakukan kalkulasi bobot semua kriteria dan subkriteria dengan matriks perbandingan berpasangan, supermatriks, dan perhitungan prioritas dan bobot. Hasil perhitungan dikatakan valid jika indeks konsistensi bernilai kurang dari 0,1. Jika tidak memenuhinya, maka pengisian kuesioner harus diperbaiki hingga memenuhi syarat tersebut. Setelah dilakukan penghitungan bobot kriteria, maka nilai-nilai bobot kriteria itu menjadi acuan untuk penilaian lokasi kandidat. Responden melakukan penilaian dalam form penilaian tersendiri untuk mengetahui seberapa baikkah suatu lokasi berdasarkan kriteria yang telah mendapat bobot tersebut. Hasil akhir akan didapatkan peringkat lokasi yang akan digunakan sebagai input faktor subjektif untuk metode Brown Gibson. Tahap Integrasi Faktor Objektif dan Subjektif Tahap terakhir adalah integrasi faktor objektif dan subjektif dengan Model Brown Gibson dengan input dari hasil pengolahan data model trasnportasi dan ANP dengan langkah berikut. 1. Mengeliminasi setiap alternatif lokasi yang tidak layak. Menghitung dan tetapkan performance measurements dari faktor objektif (OFi). Dalam penelitian ini jumlah biaya minimal (Ci) didapat dari metode transportasi dengan (4) 2. Menentukan rating kriteria faktor subjektif (wj) dan bobot lokasi (Rij) yang didapatkan dari hasil ANP. Faktor subjektif (SFi) dihitung dengan (5) dimana Rij = (0 1 1 (6) 3. Menentukan pembobotan faktor objektif (k) dan subjektif (1-k). dilakukan kuesioner kepada pengambil keputusan PT. X. 4. Mengkombinasikan faktor objektif dan subjektif yang nilai masing-masing sudah dihitung untuk menentukan Location Preference Measure (LPMi) untuk setiap alternatif yang ada dengan Model Brown Gibson berikut ini. 1 (7) 5. Analisis sensitivitas diperlukan untuk mengetahui seberapa jauh perubahan bobot faktor objektif dan subjektif terhadap keputusan pemilihan kandidat lokasi. Analisis ini terdiri dari nilai bobot yang bervariasi dalam interval tertentu dan diobservasi nilai akhir berdasarkan perubahan nilai bobot tersebut (Randhawa dan West, 1995). A-37-4
5 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengolahan faktor objektif dengan 15 model transportasi pegawai dari alternatif kantor perwakilan di Semarang, Jakarta, dan Medan ke pembangkit milik klien untuk tahun 2013, 2014, 2015, 2016, dan 2017 adalah sebagai berikut. No. Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Biaya Transportasi Tahun Lokasi Alternatif Semarang Jakarta Medan Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Jumlah (Ci) Rp Rp Rp OFi 0, , , Tabel 2 Alokasi Pegawai dari Sidoarjo dan Jakarta (sebagai Kota dengan biaya transportasi terendah) ke pembangkit klien Tujuan Lokasi Alokasi Pegawai Dari Sidoarjo Tujuan Lokasi Alokasi Pegawai dari Jakarta Pembangkit Listrik Pembangkit Listrik Rembang Rembang Paiton Indramayu Pacitan Duri Golang Giringan Belitung Selorejo, Lodoyo, Asta Keramasan Tanjung Awar-awar Asahan Tanjung Pinang Tanjung Pinang Mendalan Lhokseumawe Banjarsari Bangka Jeranjang Jeranjang Pemalang Pemalang Indramayu Dari Tabel 1, dapat diketahui bahwa biaya terendah adalah pada Jakarta senilai Rp disusul oleh Semarang senilai Rp , dan yang terakhir adalah Medan dengan Rp Biaya transportasi per tahun ternyata juga linier, yaitu Jakarta selalu lebih rendah daripada yang lain. Hasil ini terjadi karena biaya transportasi dari Jakarta ke pembangkit listrik milik klien banyak yang lebih rendah daripada kandidat alternatif lainnya. Setelah dilakukan penentuan kota dengan biaya terendah, maka dikalkulasikan alokasi pegawai dari kantor pusat dan kator perwakilan di Jakarta sebagai kota dengan biaya transportasi terendah, yang hasilnya ada pada Tabel 2. Sementara itu, untuk pengolahan faktor subjektif, setelah melakukan wawancara dengan pihak pengambil keputusan, dapat dirumuskan kriteria, subkriteria, dan pengaruh antar kriteria, sehingga disusunlah model ANP seperti Gambar 2. A-37-5
6 Gambar 2. Model ANP Penentuan Lokasi PT.X Hasil kuesioner untuk pembobotan kriteria berdasarkan model di atas adalah sebagai berikut. Tabel 3. Bobot Kriteria Penentuan Lokasi Berdasarkan gambar di atas, dapat diperhatikan bahwa kriteria dengan bobot terbesar adalah faktor ekonomi sebesar 0, Hal ini menunjukkan bahwa kriteria ini yang paling besar pengaruhnya terhadap penentuan lokasi menurut pada pengambil keputusan PT. X. Sedangkan inconsistency (indeks konsistensi) sebesar 0, Nilai tersebut masih kurang dari 0,1, sehingga penilaian yang diberikan pada kuesioner adalah konsisten dan hasilnya dapat digunakan untuk proses penentuan lokasi ini. Hasil penilaian responden adalah sebagai dalam form penilaian performa kandidat berdasarkan kriteria terbobot yang sudah terkalkulasi tersebut pada gambar di bawah ini. Dapat dilihat bahwa Medan meraih peringkat pertama dengan bobot (SFi) sebesar 0,374907, disusul dengan Semarang sebesar 0,321759, dan yang terakhir yaitu Jakarta sebesar 0, Hasil bobot lokasi ini kemudian akan diolah lebih lanjut dalam metode Brown-Gibson. Metode ini menggunakan output dari pengolahan data objektif dan subjektif sebagi input. Selain itu, diperlukan juga data mengenai bobot faktor objektif (k) dan subjektif (1-k). Data bobot ini didapatkan dari hasil kuesioner dari pengambil keputusan dengan hasil nilai k adalah 0,66. Setelah itu dilakukan perhitungan Location Preference Measurement (LPMi) dengan hasil berikut ini. Tabel 4. Perhitungan LPMi A-37-6
7 Dari evaluasi yang telah dilaksanakan terlihat bahwa sesuai dengan metode Brown Gibson, maka Jakarta merupakan kota yang layak untuk pendirian kantor perwakilannya, karena lokasi ini memiliki nilai LPM yang terbesar. Perlu diperhatikan bahwa meskipun lokasi ini memiliki nilai subjektif yang terendah, tetapi pengaruh faktor objektif yang terbaik membawa keputusan bahwa Jakarta adalah alternatif terbaik yang bersaing dengan Semarang. Disinilah analisis sensitivitas terhadap keputusan yang diambil sangat ditentukan oleh pembobotan faktor objektif (k) dan subjektif (1-k). Berikut ini adalah analisis sensitivitas bobotnya. Gambar 3. Analisis Sensitivitas Penentuan Lokasi berdasarkan Nilai LPMi Berdasarkan analisis sensitifitas di atas terlihat bahwa jika nilai bobot faktor objektif senilai 2,5, maka terjadi nilai LPM yang sama antara Semarang (LPM1), Jakarta (LPM2), dan Medan (LPM3). Jika kurang dari 2,5, maka Kota Medanlah yang dipilih, dan jika bobot objektif senilai lebih dari 2,5, maka Kota Jakarta yang dipilih. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jakarta dipilih sebagai peringkat tertinggi dengan LPMi sebesar 0, , dilanjutkan Semarang dengan 0, , serta yang terakhir adalah Medan dengan 0, Alokasi karyawan dari kantor pusat dan kantor perwakilan Jakarta ke pembangkit listrik milik klien tahun telah dapat ditentukan dengan metode transportasi. 3. Biaya transportasi pegawai pada tahun 2013 dengan kantor perwakilan Jakarta sebesar Rp , lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp Nilai tersebut turun sebesar 44,52%. Hal itu membuktikan bahwa dengan penambahan kantor perwakilan, maka biaya transportasi dapat ditekan. 4. Nilai bobot faktor objektif dan subjektif sangat berpengaruh terhadap hasil akhir keputusan penentuan lokasi. Untuk memperbaiki hasil penelitian ini, maka sarannya adalah: 1. Untuk pengolahan faktor subjektif, dapat digunakan analisis keputusan multikriteria selain ANP dan hasilnya bisa dibandingkan dengan hasil penelitian ini. 2. Untuk pengolahan faktor objektif, bisa menambahkan faktor objektif lainnya yang berpengaruh bagi penentuan lokasi seperti biaya pembangunan kantor, biaya akomodasi, pajak, biaya buruh dll. Selain itu, tarif biaya transportasi agar ditentukan berbeda untuk setiap jabatan pegawai yang bepergian. DAFTAR PUSTAKA Bagum, N., Rashed, A. A., Masud, A. K., & Islam, Q. (2012). Using Multi-Criteria Analysis in Decision Making Regarding The Adoption of Wind Pump for Irrigation in Bangladesh. Review of General Management, 15(1), A-37-7
8 Brown, P., & Gibson, D. (1972). A Quantified Model for Facility Site Selection Application to Multi-Plant Location Problem. AIIE Trans, 4, Çelebi, D., Bayraktar, D., & Bingöl, L. (2010). Analytical Network Process for logistics management: A case study in a small electronic appliances manufacturer. Computers & Industrial Engineering, 58, Randhawa, S. U., & West, T. M. (1995). An Integrated Approach to Facility Location Problems. Computers and Industrial Engineering, 29, Viswanadham, N., & Kameshwaran, S. (2007). A Decision Framework for Location Selection in Global Supply Chains. Proceedings of the 3rd Annual IEEE Conference on Automation Science and Engineering, (pp ). Scottsdale, USA. Wibawa, Y., Sukmaaji, A., & Taufik, V. M. (2011). Sistem Informasi Geografis Penentuan Lokasi Pembangunan Lembaga Bimbingan Belajar Berbasis Web dengan Metode Brown Gibson (Study Kasus Kota Malang). Zhang, L.-y., Sun, Y., & Ma, J. (2010). A Hybrid Decision Method for Multi-Resolution Model of Logistics Location. 2nd International Conference on Future Computer and Communication, 2, pp Sarkis, J., & Sundarraj, R. (2002). Hub Location at Digital Equipment Corporation: A Comprehensive Analysis of Qualitative and Quantitative Factors. European Journal of Operational Research, 137, Thanos, G., Vrachopoulos, M. Gr., Kakouris, A. P., Koukou, M. K., dan Thanos, A. G. (2007). A Decision support system for the Ecological selection of a Facility location: A multi-criteria Approach IRMA International Conference, Melo, M., Nickel, S., & Saldanha-da-Gama, F. (2009). Facility location and supply chain management A review. European Journal of Operational Research, 196, A-37-8
Penentuan Lokasi Kantor Cabang Perusahaan Jasa Servis Pembangkit Listrik
Penentuan Lokasi Kantor Cabang Perusahaan Jasa Servis Pembangkit Listrik Gita Widi Bhawika I NyomanPujawan InstitutTeknolog SepuluhNopember Surabaya gita@mmt.its.ac.id Abstrak PT.X adalah perusahaan jasa
Lebih terperinciPEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING
PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING Akhmad Rusli 1, *), dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1, 2) Program
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Vendor Dalam arti harfiahnya, vendor adalah penjual. Namun vendor memiliki artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam industri yang menghubungkan
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
EVALUASI KINERJA PEMASOK BERDASARKAN ADAPTASI DARI DICKSON S VENDOR SELECTION CRITERIA DENGAN PENDEKATAN TERINTEGRASI DEMATEL DAN ANP (STUDI KASUS: Online Shop X) Rizky Amelia 1) dan Suparno 2) 1) Program
Lebih terperinciANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM)
ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) Ema Dwi Saputri 1) dan Putu Artama Wiguna 2) 1,2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Lebih terperinciINTEGRASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN GOAL PROGRAMMING DALAM OPTIMASI PEMILIHAN ALTERNATIF PEMASOK DI PT. XYZ INDONESIA POWER
INTEGRASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN GOAL PROGRAMMING DALAM OPTIMASI PEMILIHAN ALTERNATIF PEMASOK DI PT. XYZ INDONESIA POWER Juwita Metrihayu Rahmadani dan Udisubakti Ciptomulyono Program
Lebih terperinciANALISIS PEMILIHAN PEMASOK BAHAN BAKU TEPUNG AGAR-AGAR PADA PT JAYA FOOD INDONESIA MENGGUNAKAN METODE FUZZY ANP DAN FUZZY TOPSIS
ANALISIS PEMILIHAN PEMASOK BAHAN BAKU TEPUNG AGAR-AGAR PADA PT JAYA FOOD INDONESIA MENGGUNAKAN METODE FUZZY ANP DAN FUZZY TOPSIS Nama : Retno Eka NPM : 36412164 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : 1.
Lebih terperinciAPLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK
APLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK Siti Komsiyah Mathematics Department, School of Computer Science, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah,
Lebih terperinciANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (FAHP)
ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (FAHP) Winda Sulistiana 1 dan Evi Yuliawati 2 1 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA SUPPLIER DENGAN INTEGRASI METODE DEMATEL, ANP DAN TOPSIS (STUDI KASUS: PT. XYZ)
EVALUASI KINERJA SUPPLIER DENGAN INTEGRASI METODE DEMATEL, ANP DAN TOPSIS (STUDI KASUS: PT. XYZ) Rista Dwi Novianto 1) dan Suparno 2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi Bidang keahlian Manajemen
Lebih terperinciMANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 4: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN (LANJUTAN)
MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 4: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN (LANJUTAN) By: Rini Halila Nasution, ST, MT METODE ANALISA TRANSPORTASI Aplikasi metode transportasi meliputi pemecahan
Lebih terperinciKOMBINASI METODE AHP DAN TOPSIS PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
KOMBINASI METODE AHP DAN TOPSIS PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN Ahmad Abdul Chamid 1*, Alif Catur Murti 1 1 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muria Kudus Gondangmanis, PO Box
Lebih terperinciPENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG)
PENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG) Frans Ikorasaki 1 1,2 Sistem Informasi, Tehnik dan Ilmu Komputer, Universitas Potensi
Lebih terperinciPENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA PERALATAN SEKSI PENGGILINGAN E
PENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA PERALATAN SEKSI PENGGILINGAN E (Studi Kasus: PT ISM Bogasari Flour Mills Surabaya) Edi Suhandoko, Bobby
Lebih terperinciPEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI PT. HARVITA TISI MULIA SEMARANG
PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI PT. HARVITA TISI MULIA SEMARANG 1 Febriarto Adhi Wiwoho 1 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro Jalan
Lebih terperinciPENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE
PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE Nunu Kustian Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Matematika dan IPA Email: kustiannunu@gmail.com ABSTRAK Kebutuhan
Lebih terperinciEVALUASI SUPPLIER BAHAN BAKU PEMBUATAN TIANG PANCANG PADA PT.XYZ DENGAN MENGGUNAKAN AHP DAN LOSS FUNCTION
EVALUASI SUPPLIER BAHAN BAKU PEMBUATAN TIANG PANCANG PADA PT.XYZ DENGAN MENGGUNAKAN AHP DAN LOSS FUNCTION Efraim S. Ginting 1,Sugiharto Pujangkoro 2, Tuti Sarma Sinaga 2 Departemen Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013
PEMILIHAN PEMASOK DAN ALOKASI PEMESANAN BAHAN BAKU PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING. STUDI KASUS DI CV. SUMBER CAHAYA HIDUP Fandy Hartono,1) dan Suparno 2) 1)Program
Lebih terperinciPenerapan Metode Multi Attribute Decision Making) MADM- (Weighted Product) WP dalam Pemilihan Supplier di PT. XYZ
Penerapan Metode Multi Attribute Decision Making) MADM- (Weighted Product) WP dalam Pemilihan Supplier di PT. XYZ Suhartanto 1, Putiri Bhuana Katili 2, Hadi Setiawan 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian 15 16
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
75 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dari serangkaian perhitunganperhitungan dan analisa-analisa yang telah dilakukan sesuai dengan permasalahan yang ada. Disamping itu disampaikan
Lebih terperinciEvaluasi Kinerja Supplier Bahan Baku Menggunakan Metode Fuzzy Analytic Hierarchy Process (Studi Kasus di PT. Inti Luhur Fuja Abadi)
Evaluasi Kinerja Supplier Bahan Baku Menggunakan Metode Fuzzy Analytic Hierarchy Process (Studi Kasus di PT. Inti Luhur Fuja Abadi) Raw Material Supplier Performance Evaluation Using Fuzzy Analytic Hierarchy
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di UD. Karya Jaya ini, beberapa hal yang bisa disimpulkan adalah: a. Berdasarkan analisis AHP maka urutan prioritas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen rantai pasok adalah metode, alat, atau pendekatan pengelolaan yang terintegrasi dari rantai pasok (Pujawan, 2005). Rantai Pasok adalah suatu kegiatan menghubungkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke tahun. Menurut Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia 15-59 tahun berada di urutan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Definisi Manajemen Robbins dan Coultier (2012) menyatakan bahwa manajemen mengacu pada proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan
Lebih terperinciPemilihan Supplier Batu Split ke Perusahaan PT. XYZ Dengan Pendekatan Metode AHP
Pemilihan Supplier Batu Split ke Perusahaan PT. XYZ Dengan Pendekatan Metode AHP Heri Guntar 1,Hadi Setiawan 2,Nurul Ummi 3 1,2, 3 JurusanTeknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa hery_guntar@yahoo.com
Lebih terperinciAnalisis Pemilihan Supplier Yang Tepat Untuk Produk Gigi Palsu (Studi Kasus Di CV. Brother Dent)
Analisis Pemilihan Supplier Yang Tepat Untuk Produk Gigi Palsu (Studi Kasus Di CV. Brother Dent) Agus Syamsudin 1*, Ellysa Nursanti 2, Emmalia Adriantantri 3 1 Mahasiswa Progam Studi Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciPEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGINTEGRASIKAN CLUSTER ANALYSIS, ANP DAN TOPSIS SERTA ALOKASI ORDER DENGAN BEBERAPA FUNGSI TUJUAN
Sidang Tesis PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGINTEGRASIKAN CLUSTER ANALYSIS, ANP DAN TOPSIS SERTA ALOKASI ORDER DENGAN BEBERAPA FUNGSI TUJUAN Disusun oleh : Ivan Angga Shodiqi NRP : 2509 203 011 Dibimbing
Lebih terperinciPEDEKATAN MODEL FUZZY TIME SERIES DENGAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS UNTUK PERAMALAN MAHASISWA BERPRESTASI
PEDEKATAN MODEL FUZZY TIME SERIES DENGAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS UNTUK PERAMALAN MAHASISWA BERPRESTASI Rahmad Syah Jurusan Teknik Informatika, sekolah tinggi teknik harapan Jln. H.M Joni, Sumatera Utara,
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK CV Duta Warna adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa percetakan, dimana pemenuhan kebutuhan bahan baku kertas bergantung kepada supplier. Saat ini perusahaan memiliki 5 supplier bahan baku
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dibahas beberapa teori yang mendukung terhadap studi kasus yang akan dilakukan seperti: Strategic Planning Decision Support System (DSS) Evaluasi Supplier 2.1 Strategic
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sistem pendukung keputusan terdiri dari beberapa landasan teori yang menjelaskan tentang defenisi sistem pendukung keputusan, ciri-ciri pendukung keputusan,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Kata Kunci analytical hierarchy process, analytic network process, multi criteria decision making, zero one goal programming.
PENENTUAN MULTI CRITERIA DECISION MAKING DALAM OPTIMASI PEMILIHAN PELAKSANA PROYEK Chintya Ayu Puspaningtyas, Alvida Mustika Rukmi, dan Subchan Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciPEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS
PEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS Kristophorus Kanaprio Ola 1) dan Tri Joko Wahyu Adi 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi
Lebih terperinciPenerapan Analytic Hierarchy Process dan Goal Programming untuk Pengalokasian Pemesanan Bahan Baku Kertas Daur Ulang
Petunjuk Sitasi: Tantrika, C. F., Azlia, W., & Arfiansyah, A. (2017). Penerapan Analytic Hierarchy Process dan Goal Programming untuk Pengalokasian Pemesanan Bahan Baku Kertas Daur Ulang. Prosiding SNTI
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
i DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i iii iii iv 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Rumusan Masalah 4 Tujuan Penelitian 4 Manfaat Penelitian 5 Ruang Lingkup Penelitian 5 2 TINJAUAN
Lebih terperinciAbstrak
PEMILIHAN ALTERNATIF SUPPLIER MENGGUNAKAN PENDEKATAN VENDOR PERFORMANCE INDICATOR (VPI) DAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCES (AHP) DI PT SUMBER BERKAT ANUGERAH INDONESIA Euis Nina Saparina Yuliani 1,
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a) Pada permasalahan pemilihan order
Lebih terperinciModel Penentuan Lokasi Pendirian Distribution Center
Petunjuk Sitasi: Wati, P. E., Nuha, H., & Murnawan, H. (2017). Model Penentuan Lokasi Pendirian Distribution Center. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. H70-74). Malang: urusan Teknik Industri Universitas
Lebih terperinciPEMILIHAN STRATEGI KEBIJAKAN PEMBINAAN UMKM DI DINAS KUMKM DAN PERDAGANGAN PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS
PEMILIHAN STRATEGI KEBIJAKAN PEMBINAAN UMKM DI DINAS KUMKM DAN PERDAGANGAN PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS Dino Caesaron 1), Leksani B. R. 2 ) Program Studi Teknik Industri-Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang memiliki rantai pasok (supply chain), baik sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Setiap perusahaan yang memiliki rantai pasok (supply chain), baik sebagai supplier maupun sebagai pelanggan, baik yang beroperasi dalam wilayah Indonesia
Lebih terperinciANALISIS OPTIMASI SISTEM AUTO RECOMMENDATION DENGAN MENGGUNAKAN DECISION SUPPORT SYSTEM
Prosiding SNATIF Ke-4 Tahun 207 ISBN: 978-602-80-50- ANALISIS OPTIMASI SISTEM AUTO RECOMMENDATION DENGAN MENGGUNAKAN DECISION SUPPORT SYSTEM Alif Catur Murti *, Ahmad Abdul Chamid Program Studi Teknik
Lebih terperinciFakultas Teknik Universitas Widyatama BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman era persaingan global saat ini, perusahaan dituntut untuk melakukan peningkatan produktivias dalam rangka untuk menghasilkan output yang optimal. Output
Lebih terperinciImpelentasi Metode Promethee dan AHP pada Pemilihan Indekost di Telkom University. Risky Diatama
Impelentasi Metode Promethee dan AHP pada Pemilihan Indekost di Telkom University Risky Diatama Program Studi Teknik Informatika, Departemen Informatika Telkom University Jl. Telekomunikasi No. 1 Bojongsoang,
Lebih terperinciSeleksi Material Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Dan Pugh Gabriel Sianturi
Seleksi Material Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Dan Pugh Gabriel Sianturi Program Studi Teknik Industri Universitas Komputer Indonesia Jalan Dipatiukur 112-116 Bandung Email: gabeinct@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin maju dan berkembangnya kondisi perekonomian menyebabkan persaingan di dunia bisnis menjadi semakin ketat. Persaingan tersebut menuntut para pelaku bisnis melakukan
Lebih terperincirepository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iv viii xv xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Perumusan Masalah...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta di samping dikenal sebagai sebutan kota perjuangan, pusat kebudayaan dan pusat pendidikan juga dikenal dengan kekayaan potensi pesona alam dan budayanya
Lebih terperinciPEMILIHAN PEMASOK DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP): STUDI KASUS DI PT. AI
PEMILIHAN PEMASOK DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP): STUDI KASUS DI PT. AI Yogi Yusuf Wibisono dan Kristi D. A. Gondo Jurusan Teknik Industri, Universitas Katolik Parahyangan Jalan Ciumbuleuit
Lebih terperinciPEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Mohamad Aulady 1) dan Yudha Pratama 2) 1,2) Program Studi Teknik Sipil FTSP ITATS Jl. Arief Rahman
Lebih terperinciMETODE FUZZY SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN KUALITAS KULIT ULAR UNTUK KERAJINAN TANGAN (STUDI KASUS : CV. ASIA EXOTICA MEDAN)
METODE FUZZY SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN KUALITAS KULIT ULAR UNTUK KERAJINAN TANGAN (STUDI KASUS : CV. ASIA EXOTICA MEDAN) Alfa Saleh 1, Ria Eka Sari 2, Harris Kurniawan 3 STMIK Potensi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL KLASIFIKASI INVENTORY DENGAN MEMPERTIMBANGKAN COMPONENT COMMONALITY
PENGEMBANGAN MODEL KLASIFIKASI INVENTORY DENGAN MEMPERTIMBANGKAN COMPONENT COMMONALITY Indra Dwi F ), Imam Baihaqi ), dan Erwin Widodo 3) ) Program Studi Magister Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis telah memberikan dampak terhadap perubahan lingkungan. Dampak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri yang melibatkan berbagai aktivitas dan operasi bisnis telah memberikan dampak terhadap perubahan lingkungan. Dampak lingkungan yang ditimbulkan
Lebih terperinci1. Pendahuluan 2. Metodologi yang diajukan 2.1. Metode Delphi
1. Pendahuluan Permasalahan tranasportasi merupakan masalah yang krusial karena memberikan dampak yang luas bagi kehidupan manusia. Dalam menangani masalah transportasi membutuhkan koordinasi dari banyak
Lebih terperinciPEMODELAN PEMILIHAN MERK DUMP TRUCK UNTUK PROYEK URUGAN MELALUI PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
PEMODELAN PEMILIHAN MERK DUMP TRUCK UNTUK PROYEK URUGAN MELALUI PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Karna Rajasa, Christiono Utomo Program Studi Magister Manajemen Teknologi Bidang Keahlian
Lebih terperinciMancalaAHP: Game Tradisional Mancala Berbasis Analytic Hierarchy Process
MancalaAHP: Game Tradisional Mancala Berbasis Analytic Hierarchy Process Chandra Kusuma Dewa Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang Km 14 Yogyakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang pengangkutan dengan jenis muatan berupa bahan baku pabrik kertas. Jasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Gajah Mas merupakan perusahaan di Surabaya yang bergerak di bidang pengangkutan dengan jenis muatan berupa bahan baku pabrik kertas. Jasa pengangkutan pada
Lebih terperinciPenerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Dalam Evaluasi Agen Pangkalan LPG 3 kg
Prosiding INSAHP5 Semarang,14 Mei 2007 ISBN :... Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Dalam Evaluasi Agen Pangkalan LPG 3 kg Evi Yuliawati Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pujawan (2010) menyatakan bahwa Supply Chain Management tidak hanya berorientasi pada urusan internal sebuah perusahaan, melainkan juga urusan eksternal yang menyangkut hubungan
Lebih terperinciMATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)
Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Definisi AHP (Analytic Hierarchy Process) merupakan suatu model pengambil keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty yang menguraikan masalah multifaktor
Lebih terperinciMODEL ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PRIORITAS ALOKASI PRODUK
Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 3 Juli 2005 MODEL ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PRIORITAS ALOKASI PRODUK Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Malikulsaleh
Lebih terperinciSaaty, T. L. and Vargas, L. G. (2006). Decision Making With The Analytic Network Process: Economic, Political, Social and Technological Applications
71 DAFTAR PUSTAKA Aronson, Jay. E. et at, (2005), Decision Support System, Penerbit ANDI, Jakarta Assauri, S. 1999. Manajemen Produksi dun Operasi, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1. Skema Metodologi Penelitian 119 Gambar 3.2. Skema Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data 120 Gambar 3.3. Skema Metode Analisa Sistem Informasi (lanjutan 1) 121
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXV Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 30 Juli 2016
STRATEGI PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI UNIVERSIDADE DA PAZ (UNPAZ)-TIMOR LESTE DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI MAKRO ERGONOMI DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Jeronimo da Silva 1), Sri Gunani Partiwi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompetisi yang ketat di dalam industri. Dalam menghadapi kompetisi tersebut,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menyebabkan banyak perusahaan harus menghadapi kompetisi yang ketat di dalam industri. Dalam menghadapi kompetisi tersebut, perusahaan harus senantiasa
Lebih terperinciBAB I PERSYARATAN PRODUK
BAB I PERSYARATAN PRODUK I.1 Pendahuluan Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini membuat banyak pihak merasakan manfaat yang luar biasa. Bukan hanya sebagai pelengkap kebutuhan manusia, namun keberadaan
Lebih terperinciBAB III METODE FUZZY ANP DAN TOPSIS
BAB III METODE FUZZY ANP DAN TOPSIS 3.1 Penggunaan Konsep Fuzzy Apabila skala penilaian menggunakan variabel linguistik maka harus dilakukan proses pengubahan variabel linguistik ke dalam bilangan fuzzy.
Lebih terperinciANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS
ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS Muhammad Yusuf Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Email : yusuf@akprind.ac.id ABSTRAK Pemilihan lokasi yang
Lebih terperinciSELEKSI PENERIMAAN CALON KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS
SELEKSI PENERIMAAN CALON KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS Sri Lestari IBI Darmajaya t4ry09@yahoo.com ABSTRACT One factor supporting human resource development is qualification. The selection of employees
Lebih terperinciPENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN NASABAH KARTU KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DENGAN METODE FUZZY ANALYTIC HIERARCHY PROCESS
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN NASABAH KARTU KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DENGAN METODE FUZZY ANALYTIC HIERARCHY PROCESS Fratika Aprilia Purisabara, Titin Sri Martini, dan Mania Roswitha Program
Lebih terperinciPEMILIHAN PEMASOK DAN PENGALOKASIAN ORDER DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY-ANALYTIC NETWORK PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING (STUDI KASUS DI PT.
PEMILIHAN PEMASOK DAN PENGALOKASIAN ORDER DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY-ANALYTIC NETWORK PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING (STUDI KASUS DI PT. SA) SUPPLIER SELECTION AND ORDER ALLOCATION USING FUZZY- ANALYTIC
Lebih terperinciANALISIS PEMILIHAN MITRA LSM DAN OPTIMASI BUDGETING DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP DAN GOAL PROGRAMMING
ANALISIS PEMILIHAN MITRA LSM DAN OPTIMASI BUDGETING DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP DAN GOAL PROGRAMMING Joko Agus Hariyono 1) dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1. Mahasiswa Magister Manajemen Teknologi ITS,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pendukung Keputusan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pendukung Keputusan Sistem pendukung keputusan adalah sebuah sistem yang efektif dalam membantu mengambil suatu keputusan yang kompleks, sistem ini menggunakan aturan
Lebih terperinciPenentuan Kriteria Evaluasi Vendor pada Perusahaan Hulu Minyak dan Gas Dengan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP)
Petunjuk Sitasi: Hakim, I. M., & Saphira, Z. (2017). Penentuan Kriteria Evaluasi Vendor pada Perusahaan Hulu Minyak dan Gas Dengan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Prosiding SNTI dan SATELIT 2017
Lebih terperinciPENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA
Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA Dwi Prasetyanto 1, Indra Noer Hamdhan
Lebih terperinciUSULAN PROSES PEMILIHAN PEMASOK DI TOKO BESI NUSANTARA SEMARANG
USULAN PROSES PEMILIHAN PEMASOK DI TOKO BESI NUSANTARA SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Teknik Industri FRANSISKA RATNAWATI 13 06 07336 PROGRAM
Lebih terperinciSistem Pendukung Keputusan Penentuan Supplier Terbaik dengan Metode AHP Pada AMALIUN FOODCOURT
Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Supplier Terbaik dengan Metode AHP Pada AMALIUN FOODCOURT ati Putra 1) Septi Arianto 2) STMIK IBBI l. Sei Deli No. 18 Medan, Telp. 061-4567111 Fax. 061-4527548 e-mail:
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO ISSN:
ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BIJI PLASTIK POLYPROPYLENE MENGGUNAKAN METODE AHP DAN QFD PADA PT ARISAMANDIRI PRATAMA Diana Puspita Sari 1 *, Agil Saputro 2, Susatyo Nugroho 3 1,2,3 Program Studi
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR KEBERHASILAN AGROINDUSTRI KAKAO BERKELANJUTAN DI SUMATERA BARAT MENGGUNAKAN PENDEKATAN FUZZY AHP
ANALISIS FAKTOR KEBERHASILAN AGROINDUSTRI KAKAO BERKELANJUTAN DI SUMATERA BARAT MENGGUNAKAN PENDEKATAN FUZZY AHP Universitas Dharma Andalas Email: dewi.a@unidha.ac.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciPenerapan Model Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Dosen Berprestasi di STMIK Atma Luhur Pangkalpinang
TEKNOMATIKA, Vol.06, No.02, September 2016 ISS 65 Penerapan Model Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Dosen Berprestasi di STMIK Atma Luhur Pangkalpinang IMPLEMENTATION OF DECISION SUPPORT SYSTEM MODEL
Lebih terperinciMETODE MAX MIN VOGEL S APPROXIMATION METHOD UNTUK MENEMUKAN BIAYA MINIMAL PADA PERMASALAHAN TRANSPORTASI
METODE MAX MIN VOGEL S APPROXIMATION METHOD UNTUK MENEMUKAN BIAYA MINIMAL PADA PERMASALAHAN TRANSPORTASI Bilqis Amaliah 1), Agri Krisdanto 2), dan Astris Dyah Perwita 3) 1,2,3) Teknik Informatika, Fakultas
Lebih terperinciPENERAPAN FUZZY ANALYTICAL NETWORK PROCESS DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN
PENERAPAN FUZZY ANALYTICAL NETWORK PROCESS DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN Oleh : Manis Oktavia 1209 100 024 Dosen Pembimbing : Drs. I Gusti Ngurah Rai Usadha, M.Si Sidang Tugas Akhir - 2013
Lebih terperinciMETODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM
METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM Oleh : Yuniva Eka Nugroho 4209106015 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan
Lebih terperinciSistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global
Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global Sri Subekti 1, Arni Retno Mariana 2, Andri Riswanda 3 1,2 Dosen STMIK Bina Sarana Global,
Lebih terperinciPengolahan Data Merubah variabel linguistik menjadi bilangan fuzzy
Pengolahan Data Merubah variabel linguistik menjadi bilangan fuzzy Skala Linguistik Nilai Kepentingan pada ANP Bilangan fuzzy untuk fuzzy ANP Skala TFN (l, m, u) Fungsi Keanggotaan Contoh Kuesioner Sama
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICHAL HIERARCHY PROCESS
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICHAL HIERARCHY PROCESS 1 Rikky Wisnu Nugrha, 2 Romi 1 Program Studi Komputerisasi Akuntansi Politeknik LPKIA 2 Program Studi Sistem Informasi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Pemilihan Supplier dan Kriteria Dalam industri manufaktur, pemilihan supplier akan memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja dari perusahaan (Herbon dkk,
Lebih terperinciDECISION SUPPORT DALAM PEMILIHAN STAF TERBAIK DENGAN METODE ANP
DECISION SUPPORT DALAM PEMILIHAN STAF TERBAIK DENGAN METODE ANP Edy Victor Haryanto Universitas Potensi Utama Jl. KL. Yos Sudarso, Km. 6,5 No. 3A Tanjung Mulia Medan Abstrak Staf atau Pegawai adalah salah
Lebih terperinciPENDEKATAN SEDERHANA UNTUK FORMULASI MODEL UKURAN LOT GABUNGAN SINGLE-VENDOR MULTI-BUYER
PENDEKATAN SEDERHANA UNTUK FORMULASI MODEL UKURAN LOT GABUNGAN SINGLE-VENDOR MULTI-BUYER Hari Prasetyo Pusat Studi Logistik dan Optimisasi Industri (PUSLOGIN) Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan ekploitasi sumberdaya mineral atau bahan galian seperti pasir merupakan salah satu pendukung sektor pembangunan baik secara fisik, ekonomi maupun sosial.
Lebih terperinciJurnal Edik Informatika
Sistem Pendukung Keputusan Menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) Pemilihan Metode Pembelajaran untuk Mata Kuliah Praktikum yang Berbasiskan Bahasa Pemrograman Komputer Thomson Mary 1, Yusran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN PT PLN (Persero) merupakan perusahaan penyedia jasa kelistrikan terbesar di Indonesia. Proses dalam meningkatkan usahanya, PT PLN (Persero) tidak dapat melepaskan perhatiannya
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE
34 EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE Faisal piliang 1,Sri marini 2 Faisal_piliang@yahoo.co.id,
Lebih terperinciPERBANDINGAN PENENTUAN PEMBOBOTAN EVALUASI TEKNIS JASA KONSULTANSI MENGGUNAKAN METODE AHP DAN FUZZY
PERBANDINGAN PENENTUAN PEMBOBOTAN EVALUASI TEKNIS JASA KONSULTANSI MENGGUNAKAN METODE AHP DAN FUZZY M. Adhitya Verdian 1 Mahasiswa Magister Teknik Sipil Konsentrasi Manajemen Proyek Konstruksi Program
Lebih terperinciANALISIS RANTAI PASOK SEMEN DI PAPUA BARAT
ANALISIS RANTAI PASOK SEMEN DI PAPUA BARAT Yandra Rahadian Perdana Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Jl. Marsda Adisucipto No. 1 Yogyakarta yrperdana@gmail.com Abstrak
Lebih terperinciMENENTUKAN PRIORITAS PENILAIAN MICROTEACHING INSTRUKTUR KURSUS MENGGUNAKAN SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (STUDI KASUS LPK ALFABANK SEMARANG)
INFOKAM Nomor II / Th. XI/Sept / 15 106 MENENTUKAN PRIORITAS PENILAIAN MICROTEACHING INSTRUKTUR KURSUS MENGGUNAKAN SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (STUDI KASUS LPK ALFABANK SEMARANG) Sugeng Murdowo Dosen AMIK
Lebih terperinciPENENTUAN PRIORITAS KRITERIA PEMILIHAN KANDIDAT PROGRAM MANAGEMENT TRAINEE PADA PT. XYZ DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
PENENTUAN PRIORITAS KRITERIA PEMILIHAN KANDIDAT PROGRAM MANAGEMENT TRAINEE PADA PT. XYZ DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Ida Ayu Utari Ananda Putri ), Fida N. Nugraha 2), Litasari W. Suwarsono
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analytic Hierarchy Process (AHP) Sumber kerumitan masalah keputusan bukan hanya dikarenakan faktor ketidakpasatian atau ketidaksempurnaan informasi saja. Namun masih terdapat penyebab
Lebih terperinciPEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BENANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) (STUDI KASUS HOME INDUSTRY NEDY)
PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BENANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) (STUDI KASUS HOME INDUSTRY NEDY) Yani Iriani 1, Topan Herawan 2 1 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik,
Lebih terperinci