BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Teknologi Informasi. sistem informasi lainnya dalam perusahaan.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Teknologi Informasi. sistem informasi lainnya dalam perusahaan."

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar/Umum Pengertian Teknologi Informasi Menurut Turban, Rainer, dan Potter yang diterjemahkan oleh Kwary dan Sari (2006:49), teknologi informasi (TI) secara umum adalah kumpulan sumber daya informasi perusahaan, para penggunanya, serta manajemen yang menjalankannya: meliputi infrastruktur TI dan semua sistem informasi lainnya dalam perusahaan Pengertian Sistem Beberapa pengertian sistem antara lain sebagai berikut: Menurut O Brien dan Marakas (2008:24), sistem didefinisikan sebagai sekelompok elemen yang saling berhubungan, dengan batasan yang jelas, bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan dengan menerima input dan menghasilkan output di dalam proses transformasi yang terorganisir. Menurut Williams dan Sawyer (2010:492), sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan yang berinteraksi untuk melakukan suatu pekerjaan dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan. 10

2 11 Jadi, berdasarkan dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekelompok elemen yang saling berhubungan, berinteraksi dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan Informasi Pengertian Informasi Menurut O Brien dan Marakas (2008:32), informasi adalah data yang telah diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi para pemakai akhir tertentu. Menurut McLeod dan Schell (2007:9), informasi adalah data olahan yang bermakna; biasanya memberitahukan kepada pengguna sesuatu hal yang tidak mereka ketahui. Jadi, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah sekumpulan data yang sudah diolah dan memiliki makna bagi pengguna. Dimensi Informasi Menurut McLeod dan Schell (2007:34), system developer (pengguna sebagaimana merupakan spesialis informasi) mendefinisikannya sebagai suatu output yang disediakan oleh suatu prosesor informasi. Mereka mempertimbangkan 4 dasar dimensi informasi. Dimensi-dimensi tersebut berkontribusi terhadap nilai dari informasi.

3 12 Relevancy. Informasi memiliki relevansi ketika berkaitan dengan masalah yang dihadapi. Hanya ketika data relevan dengan suatu keputusan yang dibuat dapat disebut sebagai informasi. Accuracy. Pada dasarnya, semua informasi seharusnya akurat. Namun, fitur yang berkontribusi terhadap akurasi sistem menambah biaya suatu sistem informasi. Oleh karena itu, pengguna sering dipaksa untuk menetapkan keakuratan kurang dari 100 persen. Timeless. Informasi harus tersedia untuk pengambilan keputusan sebelum situasi krisis terjadi atau kesempatan hilang. Pengguna harus dapat memperoleh informasi yang mendeskripsikan apa yang terjadi sekarang, di samping apa yang telah terjadi di masa lalu. Informasi yang datang setelah suatu keputusan dibuat tidak ada nilainya. Completeness. Pengguna harus dapat memperoleh informasi yang menampilkan gambaran yang lengkap terhadap suatu masalah tertentu atau solusi. Informasi dikatakan lengkap ketika memiliki jumlah agregasi yang benar dan mendukung semua area dimana keputusan tersebut dibuat Sistem Informasi Pengertian: Menurut Laudon (2007:14), sistem informasi dapat didefinisikan secara teknis sebagai sekumpulan komponen yang saling berhubungan, yang mengumpulkan (atau mengambil), memproses, menyimpan, dan

4 13 menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, dan pengawasan dalam suatu organisasi. Menurut Turban et al yang diterjemahkan oleh Kwary dan Sari (2006:49), sistem informasi adalah proses yang menjalankan fungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu; kebanyakan sistem informasi dikomputerisasi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan suatu proses mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi mendukung untuk tujuan tertentu. Komponen-Komponen Dasar Sistem Informasi: Menurut Turban et al yang diterjemahkan oleh Kwary dan Sari (2006:49), komponen-komponen dasar sistem informasi antara lain: Peranti keras (hardware) adalah serangkaian peralatan seperti processor, monitor, keyboard, dan printer. Bersama-sama, berbagai peralatan tersebut menerima data serta informasi, memprosesnya, dan menampilkannya. Peranti lunak (software) adalah sekumpulan program yang memungkinkan peranti keras untuk memproses data. Basis data (database) adalah sekumpulan arsip (file), tabel, relasi, dan lain-lainnya yang saling berkaitan dan menyimpan data serta berbagai hubungan di antaranya.

5 14 Jaringan (network) adalah sistem koneksi (dengan kabel atau nirkabel) yang memungkinkan adanya berbagai sumber daya antar berbagai komputer yang berbeda. Prosedur adalah serangkaian instruksi mengenai bagaimana menggabungkan berbagai komponen di atas agar dapat memproses informasi dan menciptakan hasil yang diinginkan. Orang adalah berbagai individu yang bekerja dengan sistem informasi, berinteraksi dengannya, atau menggunakan hasilnya. Gambar 2.1 Teknologi Informasi di Dalam Perusahaan (Sumber: Turban, Rainer, dan Potter (2006:50))

6 15 Peranan Sistem Informasi bagi Organisasi Menurut Wijaya dan Darudiato (2009:11-12), sistem informasi merupakan aset bagi perusahaan dimana bila diterapkan secara baik, maka akan memberikan kelebihan untuk berkompetitif dan meningkatkan kesuksesan bagi perusahaan. Penerapan fungsi-fungsi manajemen berperan sangat penting untuk mensukseskan upaya pengelolaan usaha suatu sistem organisasi. Di era informasi sekarang ini, maka penerapan fungsi-fungsi manajemen tersebut sangatlah diperlukan dukungan komputer dan jaringannya untuk mempengaruhi kompetisi dan daya saing di antara sistem-sistem pada suatu sistem organisasi. Fungsi-fungsi manajemen sudah dipahami oleh dunia usaha, sedangkan sistem informasi belum semua perusahaan memahami peranan kuncinya. Adapun tujuan dari perancangan arsitektur sistem informasi adalah untuk menjawab hal-hal berikut: - Bagaimana caranya menguraikan fungsi-fungsi organisasi yang kompleks menjadi sekumpulan fungsi-fungsi yang sederhana? - Apa yang membedakan antara proses yang menjadi elemen sistem informasi dengan proses-proses lain dalam organisasi? - Bagaimana keterkaitan antara proses-proses dalam sistem informasi dengan proses-proses dalam sistem organisasi? - Bagaimana cara melakukan validasi proses pengolahan data? Aktivitas perancangan arsitektur sistem informasi harus didukung oleh aktivitas pembuatan model yang merupakan sarana komunikatif bagi

7 16 semua pihak yang terlibat dalam pembangunan sistem informasi. Dalam sistem informasi, peranan dari modul-modul program dan unit-unit tempat data mendukung pengembangan sistem informasi yang berbasis jaringan. Agar dalam membangun sistem informasi dapat berhasil sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu diperhatikan kiat-kiat dalam membangun sistem informasi, yaitu sebagai berikut: - Buat perencanaan investasi teknologi secara detail dan komprehensif. - Tentukan arah investasi sistem informasi untuk menjawab kebutuhan jangka panjang, bukan untuk kebutuhan jangka pendek. - Bentuk struktur organisasi yang fleksibel dan adaptif terhadap perubahan, sehingga dapat menangani hal-hal teknis dan non teknis yang dihadapi dalam membangun proyek sistem informasi. - Bentuk tim khusus yang berfungsi sebagai agen perubahan dalam melakukan proses manajemen perubahan. - Benahi sistem pengelolaan sumber daya manusia secara terpadu, agar dapat bekerja secara profesional dan berkinerja baik. - Mengacu pada strategi bisnis perusahaan. - Pengguna harus dilibatkan secara aktif. - Sistem informasi yang dihasilkan merupakan investasi perusahaan. - Manajemen harus berani memberhentikan suatu pekerjaan pengembangan sistem informasi yang dirasakan tidak layak. - Menghindari fungsi yang mengalami redundansi dan duplikasi.

8 17 - Menentukan secara tepat banyaknya informasi yang dibutuhkan pengguna. - Laporan yang dikeluarkan sistem baru harus benar-benar memenuhi kebutuhan informasi pengguna dan manajemen. - Sistem baru harus bekerja lebih cepat, lebih lengkap, menyeluruh, dan lebih murah dibanding sistem berjalan. - Berbagai aktivitas bisnis yang harus dilakukan, masalah bisnis yang harus dipecahkan, dan peluang bisnis yang harus dimanfaatkan. Untuk itu, dapat dikatakan bahwa sistem informasi sebagai sistem fungsional bisnis dimana cara kerja yang menggunakan teknologi informasi dalam bisnis untuk mendukung setiap fungsi bisnis yang harus diselesaikan dalam perusahaan. Sistem fungsional bisnis merupakan berbagai jenis sistem informasi yang mendukung berbagai fungsi bisnis. Gambar 2.2 Sistem Informasi Fungsional Bisnis (Sumber: Wijaya dan Darudiato (2009:13))

9 Proses Bisnis Pengertian Proses Bisnis Menurut Jones dan Rama yang diterjemahkan oleh Wibowo (2008:3), proses bisnis adalah urutan aktivitas yang dilaksanakan oleh suatu bisnis untuk memperoleh, menghasilkan, serta menjual barang dan jasa. Siklus Transaksi Proses Bisnis Menurut Jones dan Rama yang diterjemahkan oleh Wibowo (2008:3-4), proses bisnis dapat dilihat melalui siklus transaksi proses bisnis tersebut dan dapat dikelompokkan ke dalam tiga siklus transaksi utama yaitu : Siklus pemerolehan/pembelian (acquistion/purchasing cycle) adalah proses pembelian dan pembayaran untuk barang-barang dan jasa. Siklus konversi (conversion cycle) adalah proses mengubah sumber daya yang diperoleh menjadi barang-barang dan jasa. Siklus pendapatan (revenue cycle) adalah proses menyediakan barang atau jasa untuk para pelanggan dan menagih uangnya Kuesioner Pengertian Kuesioner Menurut Sugiono (2007:135), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

10 19 seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Dengan adanya kontak langsung antara peneliti dengan responden akan menciptakan suatu kondisi yang cukup baik sehingga responden dengan sukarela akan memberikan data obyektif dan cepat Skala Pengukuran Menurut Sugiono (2007:84-86), skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang variabel penelitian. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat merupakan kata-kata antara lain: 1. Sangat setuju/selalu/sangat positif diberi skor Setuju/sering/positif diberi skor Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor 3.

11 20 4. Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif diberi skor Sangat tidak setuju/tidak pernah/sangat negatif diberi skor 1. Kemudian dengan teknik pengumpulan data angket, maka instrumen tersebut diberikan kepada 100 orang karyawan. Dari 100 orang pegawai setelah dilakukan analisis misalnya: 25 orang menjawab SS (sangat setuju). 40 orang menjawab ST (setuju). 5 orang menjawab RG (ragu-ragu). 20 orang menjawab TS (tidak setuju). 10 orang menjawab STS (sangat tidak setuju). Berdasarkan data tersebut, 65 orang atau 65% karyawan menjawab setuju dan sangat setuju. Jadi kesimpulannya mayoritas karyawan setuju dengan metode kerja baru. Data tersebut juga dapat dianalisis berdasarkan skoring setiap jawaban dari responden. Berdasarkan skor yang telah ditetapkan maka, Jumlah skor untuk 25 orang yang menjawab SS = 25 x 5 = 125. Jumlah skor untuk 40 orang yang menjawab ST = 40 x 4 = 160. Jumlah skor untuk 5 orang yang menjawab RG = 5 x 3 = 15. Jumlah skor untuk 20 orang yang menjawab TS = 10 x 2 = 40. Jumlah skor untuk 10 orang yang menjawab STS = 10 x 1 = 10. Jumlah seluruh skor adalah 350. Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item = 5 x 100 = 500 (SS) (skor tertinggi).

12 21 Jumlah skor rendah = 1 x 100 = 100 (STS). Jadi, berdasarkan data itu maka tingkat persetujuan terhadap metode kerja baru itu = (350 : 500) x 100% = 70% dan berada di daerah setuju. 2.2 Teori-Teori Khusus Enterprise Resource Planning (ERP) Pengertian Enterprise Resource Planning (ERP) Menurut O Brien dan Marakas (2008:296), Enterprise Resource Planning adalah sistem enterprise lintas fungsional yang didorong oleh modul software yang terintegrasi yang mendukung dasar proses bisnis internal untuk suatu perusahaan. Menurut Groover (2008:779), Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah software sistem komputer yang mengatur dan mengintegrasikan semua data dan fungsi bisnis sebuah organisasi melalui database tunggal dan terpusat. Fungsinya mencakup penjualan, pemasaran, pembelian, operasi, logistik, distribusi, kontrol persediaan, akuntansi, keuangan, dan sumber daya manusia.

13 22 Sejarah Sistem ERP Menurut Wijaya dan Darudiato (2009:15-16), sejarah sistem ERP adalah sebagai berikut: Tahun 1960an Sistem Fabrikan fokus kepada pengendalian persediaan (Inventory Control). 1970an Fokus bergeser pada MRP (Material Requirement Planning), yang menerjemahkan jadwal utama suatu produk menjadi kebutuhan berbasis time-phased net, untuk perencanaan dan pengadaan barang sebagian jadi, komponen maupun bahan baku. 1980an MRP-II (Manufacturing Resource Planning) berkembang mencakup pengelolaan operasi produksi (shop floor) dan aktivitas pengelolaan distribusi. 1990an MRP-II dikembangkan lagi mencakup aktivitas rekayasa, keuangan, sumber daya manusia, pengelolaan proyek yang melingkupi hampir semua aktivitas sistem organisasi usaha (business enterprise), yang

14 23 kemudian dikenal dengan istilah Enterprise Resource Planning (ERP). 2000an sekarang Extended ERP menjadi ERP II Infrastruktur Sistem ERP Menurut Wijaya dan Darudiato (2009:22-24), sebelum suatu perusahaan menggunakan sistem ERP, maka perlu dibangun suatu pondasi yang kuat, seperti infrastruktur dan bisnis proses. Hal ini dikarena, jika pondasi yang dibangun kurang kuat, maka yang terjadi adalah bukan keuntungan yang diperoleh dari sistem ERP, melainkan seperti bom waktu saja, yang akhirnya mengalami kegagalan sistem ERP. Infrastruktur merupakan hal utama dalam perencanaan pemakaian sistem ERP, karena dengan adanya infrastruktur yang kuat, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan telah membangun pondasi yang kuat. Secara umum, infrastruktur sistem ERP yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: - People Orang-orang yang terlibat dalam penerapan sistem ERP merupakan faktor yang sangat penting, terutama dalam hal komitmen waktu, dukungan top management, rasa memiliki (sense of belonging), keterlibatan (involvement), semangat (spirit), dan rasa perlawanan yang minimum (resistance). Hal ini dimulai saat pemilihan sistem ERP, pelaksanaan, penyelesaian, pemeliharaan (maintenance). Pada

15 24 saat pelaksanaan implementasi, top management dengan didukung level manajerial dapat menjadi motor penggerak untuk mengontrol dan mengevaluasi jalannya pelaksanaan implementasi. Demikian pihak konsultan tetap peduli untuk memberikan dukungan dan memberikan dokumentasi yang jelas. - Process Berkaitan dengan proses bisnis berjalan dan proses bisnis ke depan dengan penerapan sistem ERP. Dalam proses implementasi sistem ERP, harus ada kontrol dari tiap bagian. Hal terpenting dalam proses yang merupakan acuan utama dalam melakukan implementasi sistem ERP adalah sebelum mengambil keputusan menggunakan sistem ERP, maka perusahaan harus sudah memiliki bisnis prosedur yang baik yang akan diterapkan dalam implementasi sistem ERP. - Technology Penerapan sistem ERP identik dengan investasi yang relatif besar, dimana teknologi meliputi dari infrastruktur jaringan, hardware, software. Jaringan yang dibangun adalah jaringan untuk internal (Local Area Network), untuk eksternal (Wide Area Network). Untuk hardware, lebih baik jika melihat dari karakteristik software, apakah compatible (bisa open system secara hardware) atau hanya bisa untuk diinstall pada hardware tertentu. Untuk software, lebih bijaksana dengan melihat scalability, maintenance dan perkembangan di masa mendatang. Untuk database, umumnya memakai relational database,

16 25 dimana arsitekturnya sudah menggunakan client server, dan untuk beberapa sistem ERP tertentu sudah ada yang menggunakan web based. Gambar 2.3 Komponen Infrastruktur ERP (Sumber: Wijaya dan Darudiato (2009:24)) Konsep dan Arsitektur ERP Menurut Wijaya dan Darudiato (2009:26-28), Enterprise Resouce Planning (ERP) merupakan singkatan dari tiga elemen kata Enterprise (Perusahaan/Organisasi), Resource (Sumber Daya), Planning (Perencanaan). Tiga kata tersebut mencerminkan sebuah konsep yang berujung pada kata kerja yaitu Planning. Dengan demikian, berarti ERP menekankan kepada aspek perencanaan. Integrasi dalam konsep sistem ERP berhubungan dengan interpretasi sebagai berikut :

17 26 - Menghubungkan antara berbagai aliran proses bisnis. - Metode dan teknik berkomunikasi. - Keselarasan dan sinkronisasi operasi bisnis. - Koordinasi operasi bisnis. Perusahaan adalah organisasi yang terstruktur, baik dalam perencanaan maupun dalam pelaksanaan aktivitasnya. Untuk itu, dalam pelaksanaan operasionalnya untuk memperoleh tujuan organisasi, ditentukan keberhasilan dalam menangani faktor eksternal dan faktor internal. Salah satu faktor internal adalah sistem ERP, yang dapat dikatakan sebagai back bone dalam mendukung sistem operasional yang dapat mempengaruhi kemampuan kompetitif perusahaan. Enterprise digunakan untuk menggambarkan situasi bisnis secara umum dalam satu entitas korporat, dalam berbagai ukuran, mulai dari bisnis ukuran kecil hingga bisnis multinasional. Secara konsep, dapat dikatakan bahwa enterprise dapat digambarkan sebagai sebuah kelompok orang dengan tujuan tertentu yang memiliki sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi/perusahaan dibagi-bagi menjadi unit-unit dengan fungsi-fungsi tertentu, seperti fungsi personalia, keuangan, pemasaran, pengadaan, dan sebagainya. Tiap fungsi tersebut memiliki tujuan dan sasaran masing-masing, sehingga terkesan tiap fungsi memiliki sistem dan koleksi data dan analisis masing-masing. Enterprise secara keseluruhan organisasi dianggap sebagai sebuah sistem dan masing-masing fungsi adalah subsistem. Informasi mengenai semua

18 27 fungsi disimpan dan dikelola secara terpusat dan dapat diakses tiap fungsi sesuai kebutuhan, sehingga terjadi transparansi informasi bagi tiap-tiap fungsi untuk mendukung pekerjaan sebagai upaya mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan. Resource merupakan sumber daya, yang berupa aset perusahaan, seperti aset keuangan, sumber daya manusia, konsumen, supplier, order, teknologi, dan strategi. Resource dapat meliputi semua hal yang menjadi tanggung jawab dan tantangan manajemen untuk dikelola agar dapat menghasilkan keuntungan bagi organisasi secara keseluruhan. Jadi, Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan konsep untuk merencanakan dan mengelola sumber daya perusahaan, yaitu berupa paket aplikasi program terintegrasi dan multi modul yang dirancang untuk melayani dan mendukung berbagai fungsi dalam perusahaan (to serve and support multiple business functions), sehingga pekerjaan menjadi lebih efisien dan dapat memberikan pelayanan lebih bagi konsumen, yang akhirnya dapat menghasilkan nilai tambah dan memberikan keuntungan maksimal bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholder) atas perusahaan. Konsep dasar ERP dapat diterjemahkan sebagai berikut : - ERP terdiri atas paket software komersial yang menjamin integrasi yang mulus atas semua aliran informasi di perusahaan, yang meliputi keuangan, akuntansi, sumber daya manusia, rantai pasok, dan informasi konsumen.

19 28 - Sistem ERP adalah paket sistem informasi yang dapat dikonfigurasi, yang mengintegrasikan informasi dan proses yang berbasis informasi di dalam dan melintas area fungsional dalam sebuah organisasi. - ERP merupakan satu basis data, satu aplikasi dan satu kesatuan antarmuka di seluruh enterprise. Gambar 2.4 Konsep Sistem ERP (Sumber: Wijaya dan Darudiato (2009:28)) Manfaat Sistem ERP Menurut O Brien di Wijaya dan Darudiato (2009:33-35), penerapan sistem ERP memiliki banyak manfaat, antara lain sebagai berikut:

20 29 Kualitas dan efisiensi. Sistem ERP dapat menciptakan kerangka kerja untuk mengintegrasikan dan meningkatkan proses bisnis internal perusahaan yang menghasilkan peningkatan signifikan dalam kualitas dan efisiensi layanan pelanggan, produksi, dan distribusi. Penurunan Biaya. Sistem ERP dapat menurunkan signifikan dalam biaya pemrosesan transaksi dan hardware, dan software, serta karyawan pendukung teknologi informasi, jika dibandingkan dengan sistem yang tidak terintegrasi yang digantikan oleh sistem ERP. Pendukung Keputusan. Sistem ERP dapat mempermudah tugastugas manajemen sehari-hari dalam pengambilan keputusan dan melakukan fungsi manajemen yang meliputi diantaranya di bidang perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, dan pengendalian. Sistem ERP dapat menyediakan informasi mengenai kinerja bisnis lintas fungsi yang sangat penting secara cepat untuk level manajerial dan pengambil keputusan agar dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan secara tepat waktu pada lintas bisnis perusahaan. Kelincahan Perusahaan. Dalam mengimplementasikan sistem ERP dapat menghilangkan perbedaan budaya antar departemen sehingga data dapat diintegrasikan. Dan menghilangkan dinding departemen dan fungsi berbagai proses bisnis, sistem informasi dan sumber daya informasi, sehingga menghasilkan struktur organisasi, tanggung jawab manajerial dan peran kerja yang lebih fleksibel, dan karenanya

21 30 menghasilkan struktur organisasi dan tenaga kerja yang lebih lincah dan adaptif yang dapat dengan lebih mudah memanfaatkan berbagai peluang baru bisnis. Sistem Terintegrasi. Sistem ERP menawarkan sistem terintegrasi dalam perusahaan, sehingga proses dan pengambilan keputusan dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien. Sistem ERP tidak hanya memadukan data dan orang, tetapi dapat menghilangkan kebutuhan pemutakhiran dan koreksi data pada banyak sistem komputer yang terpisah. Sistem ERP dapat memungkinkan manajemen mengelola operasi, tidak hanya memonitor operasional saja, tetapi mampu menjawab apa yang harus dikerjakan untuk menjadi lebih baik. Sistem ERP dapat memudahkan ekstraksi informasi untuk menghasilkan analisa dan laporan pendukung perencanaan jangka panjang yang dapat dijadikan alat pengambilan keputusan sebagai decision support system. Sistem ERP menghasilkan informasi dari data masukan yang relevan untuk membuat perencanaan aktivitas antar departemen agar sumber daya dikelola dan dialokasikan secara efisien dan efektif, misalnya perencanaan pembelian barang, perencanaan produksi dan perencanaan cash flow, perencanaan penjualan dan perencanaan biaya. Sistem ERP menciptakan struktur organisasi yang ramping dan pembagian kerja yang tepat dengan menggunakan sistem yang

22 31 terintegrasi untuk seluruh fungsi baik fungsi penjualan, pembelian, produksi, dan keuangan, sehingga dapat menghilangkan pekerjaanpekerjaan rangkap dan menggunakan standarisasi data untuk seluruh departemen. Sistem ERP menjamin seluruh aktivitas dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, misalnya fungsi pembelian harus melalui perhitungan perencanaan kebutuhan barang, setelah itu order pembelian, kemudian penerimaan barang, selanjutnya pengakuan hutang. Dengan demikian, seluruh aktivitas dapat berjalan efisien dan efektif. Sistem ERP mengendalikan seluruh proses bisnis dengan menggabungkan seluruh aktivitas masing-masing departemen dalam satu sistem yang terintegrasi. Dengan sistem yang terintegrasi, dapat dihindari kebocoran, pemborosan, penyalahgunaan sumber daya perusahaan, dan alokasi sumber daya yang tidak tepat. Faktor Penentu Keberhasilan ERP Menurut Wijaya dan Darudiato (2009:133), faktor penentu yang perlu dipertimbangkan dalam keberhasilan implementasi sistem ERP, adalah sebagai berikut: Kepemimpinan dan komitmen yang kuat top management dan executive dalam perencanaan manajemen.

23 32 Tim implementasi solid yang mewakili semua fungsi-fungsi level manajerial organisasi yang terlibat secara aktif dalam implementasi sistem ERP. Keterlibatan secara aktif dari level manajerial manajemen dalam dukungan penuh implementasi sistem ERP. Teknik project management yang baik. Dihilangkan pelaksanaan sistem lama yang memerlukan waktu yang relatif lama, termasuk yang tidak termasuk implementasi sistem ERP. Pengawasan ketat dalam tahapan implementasi sistem ERP. Melakukan implementasi sesuai jadwal yang dapat tercapai. Penerapan teknis perubahan proses bisnis manajemen. Pendidikan dan pelatihan secara intensif bagi semua pengguna dalam implementasi sistem ERP Inventory/Persediaan Menurut Chase, Jacobs, dan Aquilano (2006:589), persediaan adalah stok dari setiap item atau sumber daya yang digunakan dalam suatu organisasi. Suatu sistem persediaan adalah serangkaian kebijakan dan kontrol yang memantau tingkat persediaan dan menentukan tingkat mana yang harus dipelihara, kapan stok harus ditambah, dan seberapa besar pesanan yang seharusnya dilakukan.

24 33 Dengan konvensi, persediaan manufaktur umumnya mengacu pada item yang berkontribusi atau menjadi bagian dari output produk perusahaan. Persediaan manufaktur biasanya diklasifikasikan ke dalam bahan baku, produk jadi, komponen, perlengkapan, dan barang dalam proses. Dalam jasa, persediaan umumnya mengacu pada barang berwujud yang dijual dan perlengkapan yang diperlukan untuk mengelola jasa tersebut. Tujuan dasar dari analisis persediaan di dalam manufaktur dan jasa stockkeeping adalah untuk menentukan : 1) Kapan item harus dipesan dan 2) Seberapa besar pesanan yang harus dilakukan. Banyak perusahaan cenderung untuk melakukan hubungan jangka panjang dengan vendor untuk memasok kebutuhan mereka sepanjang tahun. Hal ini mengubah kapan dan berapa banyak yang dipesan menjadi kapan dan berapa banyak yang dikirim. Jenis Persediaan Menurut Render dan Heizer (2011:501), perusahaan mempertahankan 4 jenis persediaan: 1)persediaan bahan mentah, 2)persediaan barang dalam proses (Work-in-process-WIP), 3)persediaan MRO (perlengkapan pemeliharaan/perbaikan/operasi), dan 4) persediaan barang jadi.

25 34 Persediaan bahan mentah telah dibeli, namun belum diproses. Bahan mentahnya dapat digunakan dari proses produksi untuk pemasok yang berbeda-beda. Meskipun demikian, pendekatan yang lebih disukai adalah dengan menghapus variabilitas pemasok dalam hal mutu, jumlah, atau waktu pengiriman sehingga tidak diperlukan pemisahan. Persediaan barang dalam proses telah mengalami beberapa perubahan, tetapi belum selesai. WIP ini adalah karena untuk membuat produk diperlukan waktu (disebut cycle time). Pengurangan cycle time menyebabkan persediaan WIP pun berkurang. Sering kali hal ini tidak sulit untuk dilakukan, karena hampir di sepanjang waktu pembuatan produk, produk itu sebenarnya menganggur. MRO merupakan persediaan yang dikhususkan untuk perlengkapan pemeliharaan/perbaikan/operasi. MRO ini ada karena waktu dan kebutuhan untuk pemeliharaan dan perbaikan dari beberapa peralatan tidak dapat diketahui. Walaupun permintaan untuk persediaan MRO ini sering kali merupakan fungsi jadwal-jadwal pemeliharaan, permintaan MRO lainnya perlu diantisipasi. Demikian pula, persediaan barang jadi selesai dan menunggu untuk dikirimkan. Barang jadi dimasukkan ke dalam persediaan karena permintaan konsumen untuk jangka waktu tertentu mungkin tidak diketahui.

26 35 Fungsi Persediaan Menurut Render dan Heizer (2011: ), persediaan (inventory) dapat memiliki berbagai fungsi penting yang menambah fleksibilitas dari operasi suatu perusahaan. 4 fungsi persediaan adalah: 1. Untuk memisahkan berbagai bagian dari proses produksi. Misalnya, jika pasokan suatu perusahaan mengalami fluktuasi, persediaan ekstra mungkin diperlukan untuk memisahkan proses produksi dari supplier. 2. Untuk memisahkan perusahaan dari fluktuasi atas permintaan dan menyediakan stok barang yang akan memberikan pilihan kepada pelanggan seperti persediaan yang khas pada perusahaan eceran. 3. Untuk mengambil keuntungan dari kuantitas diskon, karena pembelian dalam jumlah besar dapat mengurangi harga pokok barang atas pengirimannya. 4. Untuk melakukan antisipasi terhadap inflasi dan perubahan harga yang meningkat Production/Produksi Sistem Produksi Menurut Groover (2008:19-20), sebuah sistem produksi merupakan suatu kumpulan orang, peralatan dan aturan-aturan yang dikelola sedemikian rupa untuk melaksanakan operasi-operasi manufaktur dalam sebuah pabrik (atau organisasi lainnya). Sistem

27 36 produksi dapat dibagi menjadi dua kategori atau dua tingkatan seperti yang ditunjukkan gambar berikut. Sistem Penunjang Manufaktur Sistem Produksi Fasilitas: Pabrik, Peralatan Gambar 2.5 Sistem Produksi Terdiri dari Fasilitas dan Sistem Penunjang Manufaktur (Sumber: Groover (2008:20)) - Fasilitas Produksi (Facilities). Fasilitas dalam sistem produksi terdiri dari pabrik, peralatan produksi, dan cara pengorganisasian peralatan tersebut. - Sistem Penunjang Manufaktur (Manufacturing Support System). Ini merupakan suatu rangkaian aturan atau prosedur yang digunakan oleh perusahaan untuk mengelola produksi dan untuk menyelesaikan masalah teknis dan logistik yang terkait dengan pemesanan dan pemindahan bahan di dalam pabrik serta untuk menjamin agar produk memenuhi berbagai standar kualitas. Perancangan produk dan fungsifungsi usaha tertentu juga dimasukkan ke dalam penunjang manufaktur ini.

28 37 Perencanaan Produksi Menurut Groover (2008:754), perencanaan produksi terdiri dari: - Memutuskan produk mana yang akan dibuat, kuantitasnya, dan kapan produk tersebut harus diselesaikan. - Menjadwalkan pengiriman dan/atau produksi dari bagian-bagian produk dan produk itu sendiri. - Merencanakan sumber daya manusia dan peralatan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan rencana produksi. Kanban/Work Order Menurut Groover (2008:791), Kanban berasal dari dua kata dalam bahasa Jepang; Kan berarti kartu dan Ban berati sinyal. Jika digabungkan, Kanban berarti kartu sinyal. Sebuah sistem kontrol kanban produksi didasarkan pada penggunaan kartu yang mengotorisasi (1) bagian produksi dan (2) bagian pengiriman. Dengan demikian, dalam pelaksanaan suatu sistem kanban, ada 2 tipe kartu: Production Kanban dan Transport Kanban. Production Kanban (P-Kanban) mengotorisasi upstream station untuk menghasilkan produk. Setelah diproduksi, produk tersebut diletakkan di dalam kontainer, sehingga kuantitas yang ada hanya cukup untuk mengisi kontainer. Produksi yang melebihi kuantitas di bagian ini tidak diizinkan di dalam sistem kanban.

29 38 Transport Kanban (T-Kanban) mengotorisasi pengiriman kontainer ke downstream station. Implementasi modern dari sistem kanban menggunakan barcode dan teknologi pengumpulan data otomatis lainnya untuk mengurangi waktu transaksi dan meningkatkan akurasi dari data. Bill of Material Menurut Render dan Heizer (2011: ), Bills of Material adalah sebuah daftar jumlah komponen, bahan, dan material yang dibutuhkan untuk membuat suatu produk. Bills of Material tidak hanya menentukan persyaratan, namun juga bermanfaat untuk biaya, dan dapat berfungsi sebagai suatu daftar barang yang akan dikeluarkan untuk produksi atau perakitan. Beberapa jenis Bills of Material antara lain: Modular Bills merupakan bills of material yang diselenggarakan oleh sub perakitan utama atau oleh product option. Planning Bills (Kits) merupakan pengelompokan material yang dibuat dalam rangka untuk menetapkan induk suatu bills of material; juga disebut "pseudo bills" Phantom Bills of Material merupakan bills of material untuk komponen, biasanya perakitan, yang hanya timbul sementara; dan tidak pernah disimpan.

30 39 Low-level Coding merupakan suatu penomoran yang mengindentifikasi item pada tingkat terendah dimana item tersebut terjadi BTripleE Framework Menurut Van der Zee (2002:36), dalam mengukur nilai dari suatu IT, harus didasarkan pada 2 atribut: An overall management framework: dikarenakan kenyataan aplikasi IT di organisasi-organisasi sangat kompleks, sebuah skema konseptual untuk menyederhanakan dan memesannya begitu diperlukan. Meskipun penggunaan beberapa kerangka memancing godaan terhadap ancaman dari suatu abstraksi kerangka, sama jika mereka nyata berputar, atau dengan alternatif, godaan untuk tidak meleset sebagai mere jargon, seperti yang Cohen letakkan, sebuah kerangka seharusnya diancam sebagai suatu alat untuk menolong mengarahkan lahan area yang sulit, lebih dari seperti dirinya sendiri. Untuk mengelola, memantau, dan menghasilkan timbal balik dari nilai suatu IT, pengukuran dari nilai IT harus berdasarkan pada kerangka manajemen (diciptakan BTripleE Framework) yang menghubungkan tingkatan dari business planning, IT planning, IT supply planning, dengan perbandingan tingkatan penilaian. Dengan mengajukan nilai dari IT pada setiap tingkatan, dan dalam konteks keseluruhan, secara keseluruhan pertanyaan tentang nilai tersebut dapat dijawab.

31 40 A set of key measures for value: ini memungkinkan pengelolaan dari IT, bervariasinya didasarkan pada tujuan dari suatu organisasi dan tingkatan dari suatu kerangka yang akan mengkonstruksikan pengukuran-pengukuran tersebut. Pengukuran yang sesuai untuk mengakses nilai dari IT akan dijelaskan pada basis dari BTripleE Framework. Gambar 2.6 Planning, Deliverables, and Control at Different Levels (Sumber: Van der Zee (2002:38)) Menghubungkan Value dengan Tingkatan Perencanaan Menurut Van der Zee (2002:38-40), ada 3 tingkatan perencanaan yang terkait dengan nilai suatu teknologi informasi, yaitu business planning, IT planning, dan IT supply planning. Sama dengan hal

32 41 terdahulu, untuk setiap tingkatan seperti pada gambar di atas terdapat pertanyaan-pertanyaan kritis yang perlu dicari jawabannya. Meskipun antara tingkat perencanaan saling terkait dan bersifat iterasi (berulang) yang dapat dilakukan secara top-down atau bottom-up, nilai (value) dapat diukur untuk setiap tingkatan yang berbeda dan menggunakan sekumpulan pertanyaan yang berbeda untuk mengukurnya. Business plan diturunkan dari business objective dan melalui serangkaian proses tertentu. Business plan pada dasarnya menentukan bagaimana sesuatu yang harus dilakukan dapat dilakukan, mulai dari konfigurasi products, services, distribution channels, business process, dan business activities, dengan alokasi dari sumber daya. Hubungan dari business objective dengan products, services, distribution channels, business process, dan business activities, yang dinamakan business management. IT strategy dan IT architecture tidak secara hirarki dibagi dari business plan. IT planning processes lebih selaraskan dengan IT strategy dan IT architecture yang dinamis dengan sasaran dan rencana bisnis, dan proses-proses, aktivitas-aktivitas, dan sumber daya bisnis. Ini dinamakan IT Management. Demikian juga, IT strategy dan IT architecture digunakan untuk mengarahkan proses IT Supply Planning, yang berdampak pada konstruksi dari proses-proses IT deliveries dan IT development projects. Hubungan antara IT strategy dan IT architecture dalam satu sisi, dan IT

33 42 delivery processes dan IT development projects dengan lainnya, dinamakan IT Supply Management. Gambar 2.7 Planning, Deliverables, and Control at Different Levels (Sumber: Van der Zee (2002:39)) Menggantikan Kontrol dengan Pengukuran Nilai Menurut Van der Zee (2002:40-42), istilah kontrol yang digunakan pada Gambar 2.6 tersebut terlalu luas dan terlihat kurang spesifik untuk menyatakan apa yang seharusnya diukur. Nilai (value) menurut Webster s New World Dictionary, nilai didefinisikan sebagai the worth of a thing in money or goods dan quality of a thing which makes it more or less desirable, useful, etc.

34 43 Sedangkan effectiveness (Webster), producing desire effect, yang juga berarti doing the right things. Efficiency: producing the desire result with a minimum effort, expense or waste, atau doing the things right. Jadi, dapat disimpulkan bahwa: Business value of IT dapat didefinisikan sebagai perolehan IT untuk sebuah organisasi secara keseluruhan, yang diekspresikan melalui peningkatan kinerja organisasi dengan biaya yang minimum. Effectiveness of IT dapat didefinisikan sebagai tingkat kepuasan IT dalam mendukung proses bisnis, aktivitas bisnis, dan karyawan bisnis, tanpa memperhatikan biaya terkait. Definisi yang sesuai untuk Effectiveness of IT Supply adalah seberapa jauh dukungan setiap produk-produk dan layanan IT, yang diselaraskan dengan business requirement seperti yang didefinisikan pada IT strategy dan IT architecture, tanpa memperhatikan biaya terkait. Definisi untuk Efficiency of IT Supply adalah seberapa efektifkah setiap IT yang disediakan dengan biaya yang minimum. Menurut Van der Zee (2002:43-45), diskusi dari (business) value, effectiveness, dan efficiency dari persediaan dan aplikasi dari IT yang hasilnya diterjemahkan ke dalam 3 konsep dari three-layer framework dari Business Management, IT Management, dan IT supply Management.

35 44 Pengukuran dari total biaya dan efektivitas maksimal yang harus dicapai, keduanya dinamakan nilai (value), dari semua IT (termasuk IT yang mendukung proses bisnis dan merekonfigurasi business network, IT dalam produk dan layanan, mandatory IT, infrastruktur IT, dan IT research) terkait dengan tingkatan business management dari kerangka kerja. Gambar 2.8 BTripleE Framework for IT Planning and Validation (Sumber: Van der Zee (2002:44)) Kerangka kerja yang menghubungkan IT planning dengan penilaian dari IT dan menentukan tingkatan tersebut dinamakan BTripleE

36 45 Framework, setelah huruf pertama dari nama setiap level dari pengukuran nilai (value). Membaca BTripleE Framework dari bawah ke atas, value of IT akan terlihat bila : Yang dibutuhkan produk dan layanan IT kepuasannya dikembangkan, dirawat, dan dioperasikan (IT supply effectiveness), mengkonsumsi sumber daya yang jumlahnya minimum (IT supply efficiency). IT telah dengan sukses dikontribusikan untuk kinerja dari business processes, activity, dan employee (IT effectiveness). IT digunakan untuk potensinya secara penuh dalam kontribusinya ke dalam kinerja suatu organisasi, dengan biaya yang minimum (business value). Pengukuran dengan BTripleE Framework ada 4 sudut pandang yang dikemukakan yaitu sudut pandang customer, sudut pandang internal, sudut pandang inovasi dan pembelajaran, serta sudut pandang keuangan. Biaya IT Menurut Van der Zee (2002:62-64), dalam mengelola dan mengukur nilai dari IT, perlu diperhatikan biaya yang diperlukan sebelum dan sesudah implementasi IT. Biaya investasi IT tidak dapat ditentukan dengan bebas dan juga bukan merupakan bagian dari keputusan dari manajemen, melainkan memiliki polanya sendiri. Terdapat satu dari tiga

37 46 pilihan yang dapat diambil oleh sebuah institusi untuk menyesuaikan dengan dinamika biaya dalam investasi IT, yaitu: - Cut Development Cost Jika biaya investasi IT tetap sama selama periode 5 tahun, maka biaya pengembangan harus dipangkas secara kumulatif sebesar 93 persen selama periode tersebut, hanya 7 persen dari total biaya pengembangan awal yang perlu disisakan. - Keep Development Cost at the same level Dampak dari pilihan ini adalah biaya investasi IT akan bertambah sebesar 15 persen per tahun (total dana pengembangan) selama 5 tahun. - Grow Development Cost Pertumbuhan biaya pengembangan 10 persen pertahun akan mengakibatkan pertumbuhan dana investasi IT sebesar 18 persen per tahun. Pada umumnya, biaya investasi IT dikategorikan ke dalam beberapa aktivitas berikut ini, yaitu: 1. Pengembangan fungsi-fungsi baru. 2. Memelihara fungsi-fungsi yang telah ada. 3. Pengoperasian fungsi-fungsi yang telah ada. 4. Dukungan pengoperasian oleh end-user.

38 47 Perencanaan dan administrasi dari IT dan aktivitas IT, serta kebutuhan lainnya yang sifatnya tidak terkait langsung dengan aktivitas-aktivitas umum seperti biaya tempat, perabotan serta perangkat lainnya. Mengukur Nilai Bisnis dari IT Menurut Van der Zee (2002:60-61), dalam bisnis, dashboard sebagai sebuah indikator kinerja diperlukan untuk mengukur kemajuan dari perusahaan. Dalam mengevaluasi IT, sebuah dashboard yang berkaitan dengan indikator performansi IT perlu dibangun. BTripleE merupakan framework yang menawarkan struktur dashboard dan mengidentifikasi perbedaan serta tahapan-tahapan yang independen antara Nilai Bisnis dari IT, Efektifitas dari IT, serta Efektivitas dan Efisiensi dari IT Planning. Pengukuran Nilai Bisnis dari IT dapat dilakukan dengan memperhatikan biaya yang dipergunakan dalam investasi IT serta tiga dimensi performansi yang saling berkaitan, yaitu: 1. Kinerja Finansial Diukur dengan menggunakan indikator finansial seperti profitability, productivity, earning, dan lain-lain. 2. Kinerja Bisnis Diukur dengan indikator-indikator non finansial, seperti competitiveness (daya saing), penjualan produk baru, lead time dalam mengembangkan produk baru, lead time dalam memproduksi produk

39 48 baru, lead time untuk distribusi, dan kepuasan pelanggan. Indikatorindikator yang dimaksudkan adalah indikator-indikator yang terdapat dalam konsep Balance Scorecard. Menurut Van der Zee (2002:187), berikut merupakan scorecard dari sudut pandang internal; yang merupakan IT Supply Management Scorecard dan merupakan nilai ukur peranan Investasi IT terhadap Nilai Bisnis: a. Be a good employer i. Employee satisfication score ii. Employee turnover rate iii. % of employee absence, illness days iv. Salary competitiveness b. Be a lean organization i. Ratio direct/support personnel ii. Ratio direct/indirect hours c. Be competent i. Loss business because of lack of capability ii. Usage of external consultants to compensate for lack of skills as a % of own 3. Kinerja Strategis Diukur menggunakan indikator yang mencocokkan sasaran manajemen yang efektif atau yang disebut Critical Success Factor.

40 49 Menurut Van der Zee (2002:188), berikut merupakan scorecard dari sudut pandang innovation and learning; yang merupakan IT Supply Management Scorecard dan merupakan nilai ukur peranan Investasi IT terhadap Nilai Bisnis: a. Be an innovative supplier i. % of budget spent on IT staff training ii. % of budget spent on IT research and development iii. Average ages of hardware and IT applications iv. Mix of new and old technology and extent of their usage v. Number of new products/services launched per year b. Foster innovative thinking i. Number of employee improvement ideas made, approved and implemented per year c. Create new markets i. % of revenues from new applications, products, and/or relationships IT Development Management Scorecard a. Be an quick adopter i. Average elapsed time to (fully) master new development approaches/technique/tools ii. Average elapsed time to (fully) implement new development approaches/technique/tools

41 50 b. Foster innovation i. Number of states of the art projects per year/% of total numbers of projects ii. Number of experiments with new package/it solutions per year iii. Number of training days per year/% of total time devoded to training IT Infrastructure Management Scorecard a. Be an quick adopter i. Average elapsed time to (fully) master new technique/tools ii. Average elapsed time to (fully) implement new technique/tools b. Foster innovation i. Number of training days per year/% of total time devoded to training ii. Number of experiments with new technology per year Account Management Scorecard a. Be an innovative marketer i. % of budget spent on market development ii. New promotion material as a % of total promotion material iii. Average ages of promotion material

42 51 iv. Number of products/services launched per year b. Foster innovative thinking i. Number of marketing improvement ideas made, approved and implemented per year ii. % of budget spent on marketing and IT training c. Create new markets i. % of revenues from new applications, products, and/or relationships Client Support Scorecard a. Be an quick adopter i. Average elapsed time to (fully) support new client applications/client technology ii. Average elapsed time to (fully master new technology/support tools iii. Average elapsed time to (fully) implement new technology/support tools b. Foster innovation i. Number of training days per year/% of total time devoded to training ii. Number of experiments with new support technology per year

43 52 Mengukur Efektivitas dari IT Menurut Van der Zee (2002:80-81), jenis pengukuran yang diperlukan untuk memperoleh hasil pengukuran terhadap Efektivitas dari IT belum memiliki standar yang baku. Pendekatan yang sering dipergunakan adalah dengan mengukur norma-norma kualitas yang melekat padanya. Penerapan ukuran-ukuran kualitas dalam berbagai organisasi berbeda-beda, tapi tetap dengan menyertakan fitur-fitur durability, serviceability, realiability, dan functionality. Garvin mengklasifikasikan berbagai definisi dari kualitas sebagai berikut: 1. Transcendent: kualitas tidak dapat didefinisikan, You know what it is. 2. Product based: dibedakan berdasarkan jumlah kualitas untuk membedakan kuantitas dari beberapa unsur pembentuk atau atribut. 3. User based: kualitas merupakan kesesuaian dalam penggunaan. 4. Manufacturer based: kualitas berarti hal pemenuhan kebutuhan. 5. Value based: kualitas merupakan hal terbaik bagi pelanggan. Pengukuran tertentu untuk efektifitas IT mengacu kepada kebutuhan bisnis dengan memperhatikan kepada tiga, yaitu: 1. Produk bisnis dan layanan, proses-proses, serta aktivitas bisnis 2. Pengguna IT 3. IT Supply

44 53 Efektivitas IT dari Perspektif Produk, Proses, dan Aktivitas Bisnis Menurut Van der Zee (2002:81), penelitian tentang efektifitas IT telah secara dominan dilakukan terhadap atribut-atribut kualitas IT. Dengan memperhatikan kepada efektifitas IT dari perspektif Produk Bisnis dan Layanan, Proses-Proses, dan Aktivitas Bisnis bagaimanapun satu hal yang perlu dijawab adalah apakah IT tersedia (available) untuk mendukung produk dan layanan, dan mendukung proses bisnis secara menyeluruh, serta apa-apa saja yang akan dicapai. Teknik-teknik untuk mengukur ketersediaan (availability) IT yang dikembangkan tahun 1970-an sampai dengan 1980-an dimana secara garis besar dipergunakan untuk mengukur persentase cakupan pengolahan data dan masih dipergunakan sampai saat ini. Teknik-teknik pengukuran tersebut mengukur fungsi bisnis: - Tahapan sebenarnya untuk otomatisasi, yaitu pertama sekali dengan meninjau output dari fungsi, kemudian mengestimasi jumlah pekerja manusia yang diperlukan untuk menghasilkan output tersebut, kemudian mengestimasi pekerjaan manusia yang telah digantikan dengan IT. - Tahapan potensial untuk otomatisasi, yaitu dengan melakukan estimasi terhadap kemungkinan pengurangan tenaga kerja manusia dengan implementasi IT.

45 54 - Otomatisasi aktual yang didapat dari persentase Otomotatisasi Potensial. Otomatisasi yang dimaksudkan di atas hanya baru merupakan pengurangan tenaga manusia dengan implementasi IT terhadap fungsi-fungsi bisnis. Menurut Van der Zee (2002:82), Anthony mendefinisikan bahwa terdapat tiga tipe manajemen proses, yaitu: 1. Manajemen Strategis, yaitu proses untuk memutuskan objektif dari organisasi, perubahaan dari objektif-objektif, sumber daya yang diperlukan untuk mencapai objektif-objektif yang didefinisikan, serta aturan yang mengatur proses akuisisi, menggunakan, dan mengatur sumber daya. Manajemen Strategis diharapkan fokus kepada masalah-masalah yang tidak terstruktur dan melibatkan banyak variabel. 2. Manajemen Kontrol, yaitu proses-proses dimana manajer memastikan bahwa sumber daya yang sebenarnya diperlukan dan dipergunakan secara efektif dan efisien untuk mencapai objektifobjektif perusahaan. Manajemen Kontrol diharapkan untuk mengarahkan banyak operasi-operasi perusahaan dengan tujuan untuk melahirkan tindakan-tindakan yang diperlukan sesuai dengan aturan serta standar yang telah dibangun dalam strategi manajemen proses.

46 55 3. Kontrol Operasional, yaitu proses-proses yang dipergunakan untuk memastikan bahwa pekerjaan-pekerjaan spesifik telah dikerjakan dengan efektif dan efisien. Proses-proses Kontrol Operasi fokus kepada level pengawasan yang dilakukan oleh manajemen dimana aktivitas-aktivitas yang spesifik dikerjakan. Peneliti lain mengatakan bahwa terdapat tiga jenis Proses Operasional, yaitu: 1. Production-oriented process, seperti proses pabrikasi bendabenda yang berwujud, telah terstruktur outputnya, begitu juga dengan aturan-aturan dan prosedur yang telah yang didefinisikan terbatas tuntutan serta keputusan yang diperlukan. 2. Innovation-or-development-oriented process, seperti pembuatan produk, kurang terstruktur, tujuan tidak terdefinisi dengan jelas, aktivitas-aktivitas dilakukan dengan memperhatikan sekelompok prinsip-prinsip panduan ketimbang aturan dan prosedur yang jelas. 3. Problem-solving-oriented process, seperti customer service, memiliki alasan yang terstruktur, walaupun outputnya sangat sulit untuk didefinisikan. Proses ini bertujuan untuk memperoleh solusi solusi untuk masalah yang dilaporkan, jadi kecepatan dan efektifitas merupakan kriteria utama.

47 56 Efektivitas IT dari Perspektif Pengguna Menurut Van der Zee (2002:85), Boem dan Gorry dan Scott Morton mendefinisikan kriteria Efektivitas IT dari sudut pandang pengguna, yaitu: 1. Reliability of IT Applications: derajat dimana aplikasi IT tersedia ketika diperlukan, output diterima sesuai dengan jadwal, dan masalah-masalah yang ada dengan cepat diperbaiki. 2. Reliability of Information: derajat kebenaran dan integritas data yang disediakan oleh aplikasi IT, serta derajat dimana output dan data didapatkan dalam aplikasi tersedia sesaat setelah proses terjadi di dalam aplikasi IT. 3. Accessibility of Information: menampilkan bagaimana informasi permintaan dari aplikasi IT diterima. 4. Security of Information: derajat dimana data di dalam aplikasi dilindungi dari pengguna yang tidak memiliki otorisasi. 5. Ease of Use: penggunaan aplikasi IT yang sederhana, serta dilengkapi dengan output yang mencukupi pada setiap form. Efektivitas IT dari Perspektif IT Planning Menurut Van der Zee (2002:88-89), efektivitas IT dari sudut pandang IT Supply berakar dari aspek operasional dan aspek maintenance dikaitkan dengan ketertarikan dari individu untuk bertanggungjawab terhadap pengadaan IT yang efektif dan efisien,

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ENTERPRISE RESOURCE PLANNING RUANG LINGKUP MATAKULIAH Materi Pengantar ERP Sistem dan Rekayasa ERP Pemetaan Proses Siklus ERP ERP: Sales, Marketing & CRM ERP: Akuntansi, Keuangan ERP: Produksi, Rantai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai modal untuk memenangkan persaingan global. dapat memberikan informasi yang akurat, informatif, dan up to date yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai modal untuk memenangkan persaingan global. dapat memberikan informasi yang akurat, informatif, dan up to date yang dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, bidang teknologi informasi dan sistem informasi telah mengalami perkembangan. Kedua bidang ini sangat berhubungan dalam kemajuan bisnis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori Peneliti merangkai kerangka teori berdasarkan olah data yang di ambil dari responden yang menggunakan sistem ERP di satuan kerja kementerian keuangan. sistem ERP

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT

BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT 124 BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT 4.1 Evaluasi Perspektif dalam IT Balanced Scorecard Sesudah menetapkan ukuran dan sasaran strategis dari masing-masing perspektif IT balanced

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning (ERP)

Enterprise Resource Planning (ERP) Enterprise Resource Planning (ERP) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Oleh : Bansa Tuasikal 06.11.1012 S1 Ti 10A Daftar Isi : Pendahuluan...1 Pengertian ERP...2 Tujuan dan Peran ERP Dalam Perusahaan...3 Kelebihan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Metodologi Penelitian merupakan langkah selanjutnya untuk memecahkan masalah yang ada, dimana penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan beberapa

Lebih terperinci

ERP merupakan fungsi sistem aplikasi software yang dapat membantu organisasi dalam

ERP merupakan fungsi sistem aplikasi software yang dapat membantu organisasi dalam Teknologi enterprise resources planning (ERP) dapat mengintegrasikan fungsi marketing, fungsi produksi, fungsi logistik, fungsi finance, fungsi sumber daya, fungsi produksi, dan fungsi lainnya. ERP telah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Nastiti (UMM:2001) judul: penerapan MRP pada perusahaan tenun Pelangi lawang. Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu membuat Jadwal

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 7

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 7 ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 7 Pengertian ERP adalah aplikasi sistem informasi manajemen terintegrasi untuk bisnis/organisasi yang mencakup multi fungsionalitas seperti penjualan, pembelian,

Lebih terperinci

Lab. Teknik Industri Lanjut LEMBAGA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI. p j UNIVERSITAS GUNADARMA

Lab. Teknik Industri Lanjut LEMBAGA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI. p j UNIVERSITAS GUNADARMA Enterprise Resource Planning Visual Manufacturing ERP Infor Visual Alur Part Maintenance Modul Dengan menggunakan Visual Manufacturing Unit Of Measure, Vendor, Shop Resource, maintenance Engineering Master

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Chapter 10

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Chapter 10 ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Chapter 10 PENGERTIAN ERP adalah sebuah sistem informasi perusahaan yang dirancang untuk mengkoordinasikan semua sumber daya, informasi dan aktifitas yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB II. organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga

BAB II. organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga BAB II A. Manajemen Operasi Manajemen Operasi membahas bagaimana membangun dan mengelola operasi suatu organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga pengendalian sistim

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning (ERP)

Enterprise Resource Planning (ERP) Enterprise Resource Planning (ERP) ERP adalah sebuah system informasi perusahaan yang dirancang untuk mengkoordinasikan semua sumber daya, informasi dan aktifitas yang diperlukan untuk proses bisnis lengkap.

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja SCM

Pengukuran Kinerja SCM Pengukuran Kinerja SCM Pertemuan 13-14 Dalam SCM, manajemen kinerja dan perbaikan secara berkelanjutan merupakan salah satu aspek fundamental. Oleh sebab itu diperlukan suatu sistem pengukuran yang mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, persaingan usaha semakin kompetitif dan kreatif. Untuk dapat bertahan dalam persaingan usaha yang ketat, pihak manajemen dalam

Lebih terperinci

SISTEM LINTAS FUNGSI PERUSAHAAN Sistem lintas fungsi perusahaan merupakan sistem yang mendukung/berfokus pada penyelesaian berbagai proses bisnis dasa

SISTEM LINTAS FUNGSI PERUSAHAAN Sistem lintas fungsi perusahaan merupakan sistem yang mendukung/berfokus pada penyelesaian berbagai proses bisnis dasa SISTEM LINTAS FUNGSI PERUSAHAAN DIANA RAHMAWATI SISTEM LINTAS FUNGSI PERUSAHAAN Sistem lintas fungsi perusahaan merupakan sistem yang mendukung/berfokus pada penyelesaian berbagai proses bisnis dasar bersama

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 outline Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Rantai Pasok, SCM dan ERP Kebutuhan dan Manfaat Sistem Terintegrasi Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Sub Bab

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Referensi : 1. Management Information Systems : A Managerial End User Perspective, James A. O'Brien 2. Management Information Systems, Raymond McLeod, Jr. Sistem Informasi dan

Lebih terperinci

OBJEK PEMBELAJARAN OBJEK PEMBELAJARAN. Pertemuan 1 Konsep Dasar ERP. Gambaran Umum ERP. Definisi Sistem Informasi Klasifikasi Sistem Informasi

OBJEK PEMBELAJARAN OBJEK PEMBELAJARAN. Pertemuan 1 Konsep Dasar ERP. Gambaran Umum ERP. Definisi Sistem Informasi Klasifikasi Sistem Informasi OBJEK PEMBELAJARAN Definisi ERP Manfaat Penerapan ERP Pertemuan 1 Konsep Dasar ERP Haryono Setiadi, M.Eng STMIK Sinar Nusantara Modul standart yg terintegrasi dengan ERP Definisi Sistem Informasi Klasifikasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Informasi Sistem informasi merupakan sekumpulan orang, prosedur, dan sumber daya dalam mengumpulkan, melakukan proses, dan menghasilkan informasi dalam suatu organisasi

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP)

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Sumber : http://en.wikipedia.org http://yanuar.kutakutik.or.id/ngeweb/erp-masih- validkahditerapkan-di-perusahaan/ www.mikroskil.ac.id/~erwin/erp/00.ppt http://www.komputer-teknologi.net/syarwani/downloads/

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan teknologi informasi yang terintegrasi telah banyak memberikan kontribusi kepada perkembangan bisnis saat ini. Semua proses bisnis dalam suatu organisasi

Lebih terperinci

SISTEM BISNIS ELEKTRONIK

SISTEM BISNIS ELEKTRONIK SISTEM BISNIS ELEKTRONIK Saat ini dunia perdagangan tidak lagi dibatasi dengan ruang dan waktu. Mobilitas manusia yang tinggi menuntut dunia perdagangan mampu menyediakan layanan jasa dan barang dengan

Lebih terperinci

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian

Lebih terperinci

Sistem Informasi Akuntansi I. Modul ke: 13Feb. Pengantar ERP (Enterprise Resource Planning) Fakultas. Afrizon, SE, M.Si, Ak. Program Studi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi I. Modul ke: 13Feb. Pengantar ERP (Enterprise Resource Planning) Fakultas. Afrizon, SE, M.Si, Ak. Program Studi Akuntansi Modul ke: Sistem Informasi Akuntansi I Fakultas 13Feb Pengantar ERP (Enterprise Resource Planning) Afrizon, SE, M.Si, Ak Program Studi Akuntansi Sejarah ERP ERP berkembang dari Manufacturing Resource Planning

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mutu 2.1.1 Definisi Mutu International Organization for Standardization (ISO) mendefinisikan mutu sebagai totalitas fitur dan karakteristik dari suatu produk atau jasa yang

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran Internet

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem SCM. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Dasar Enterprise Arsitektur 3.1.1. Enterprise Architecture Enterprise Architecture atau dikenal dengan arsitektur enterprise adalah deskripsi yang didalamnya termasuk

Lebih terperinci

DEFINISI DAN PERKEMBANGAN ERP JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Definisi ERP Daniel O Leary : ERP system are computer based system designed to process an organization s transactions

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, tantangan yang dihadapi oleh sebuah organisasi semakin berat. Salah satu hal yang menyebabkan beratnya tantangan tersebut adalah tingginya kompetisi global.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : 2.1.1 Sistem Pengertian sistem menurut Williams dan Sawyer (2005, p457) adalah sekumpulan

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 2. Kajian Pustaka

1. Pendahuluan 2. Kajian Pustaka 1. Pendahuluan Teknologi menjadi elemen yang sangat penting dalam persaingan bisnis saat ini. Melalui implementasi teknologi, perusahaan dapat bersaing dalam persaingan bisnis dengan pemahaman, pemenuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi merupakan teknologi yang dapat digunakan untuk membantu manusia dalam memproses data untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Sistem Informasi Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling terkait yang beroperasi bersama-sama untuk mencapai suatu sasaran atau suatu maksud. Hal ini berarti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diperbaharui dalam perusahaan untuk dapat menjadi market leader didalam bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. diperbaharui dalam perusahaan untuk dapat menjadi market leader didalam bisnis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Persaingan di dunia bisnis semakin kompleks, banyak hal yang harus diperbaharui dalam perusahaan untuk dapat menjadi market leader didalam bisnis yang mereka kembangkan.

Lebih terperinci

enterprise resource planning, penjualan, produksi, work order, otomatisasi

enterprise resource planning, penjualan, produksi, work order, otomatisasi PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING SUBSISTEM PENJUALAN DAN PRODUKSI DENGAN OTOMATISASI PEMBUATAN WORK ORDER PADA PT. X, SIDOARJO Jimmy Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat dalam mempertahankan keunggulan kompetitifnya (competitive advantage).

BAB I PENDAHULUAN. tepat dalam mempertahankan keunggulan kompetitifnya (competitive advantage). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perusahaan dituntut untuk dapat menghadapi persaingan yang kompleks, baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Persaingan antar perusahaan

Lebih terperinci

Bab 9 KONSEP e SUPPLY CHAIN DALAM SISTEM INFORMASI KORPORAT TERPADU

Bab 9 KONSEP e SUPPLY CHAIN DALAM SISTEM INFORMASI KORPORAT TERPADU Bab 9 KONSEP e SUPPLY CHAIN DALAM SISTEM INFORMASI KORPORAT TERPADU Sistem Informasi Korporat Terpadu Konsep manajemen supply chain memperlihatkan adanya proses ketergantungan antara berbagai perusahaan

Lebih terperinci

SAP PRODUCT LIFECYCLE MANAGEMENT

SAP PRODUCT LIFECYCLE MANAGEMENT Karya Ilmiah E-Business SAP PRODUCT LIFECYCLE MANAGEMENT Manajemen Siklus Hidup Produk SAP Disusun oleh : Nama : Achmad Mustagfiri NIM : 09.11.2962 Kelas : 09-S1TI-06 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning

Enterprise Resource Planning Modul ke: Enterprise Resource Planning Fakultas FASILKOM PENTINGNYA ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) DAN TEKNOLOGI TERKAIT Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Anita Ratnasari, M.Kom Latar

Lebih terperinci

Information Systems. Sistem Informasi untuk Keuntungan Kompetitif 16/10/2012 8:56

Information Systems. Sistem Informasi untuk Keuntungan Kompetitif 16/10/2012 8:56 Information Systems for Competitive Advantage Sistem Informasi untuk Keuntungan Kompetitif Tujuan Mengetahui model sistem umum (general system) perusahaan Memahami model lingkungan delapan elemen (eightelements

Lebih terperinci

INFRASTRUKTUR E-BISNISE Pertemuan ke-4

INFRASTRUKTUR E-BISNISE Pertemuan ke-4 MKK-3161 E-BisnisE INFRASTRUKTUR E-BISNISE Pertemuan ke-4 Infrastruktur Dasar E-Bisnis Infrastruktur e-bisnis adalah arsitektur hardware, software, konten dan data yang digunakan untuk memberikan layanan

Lebih terperinci

SIKLUS PRODUKSI. Tiga fungsi SIA dasar dalam siklus produksi, yaitu:

SIKLUS PRODUKSI. Tiga fungsi SIA dasar dalam siklus produksi, yaitu: SIKLUS PRODUKSI Siklus produksi adalah serangkaian kegiatan usaha yang berulang dan operasi pemrosesan data yang terkait berhubungan dengan pembuatan produk. Tiga fungsi SIA dasar dalam siklus produksi,

Lebih terperinci

RANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN

RANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN RANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN (Achieving Operational Excellence and Customer Intimacy: Enterprise Applications) Rangkuman ini akan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 3, NO. 2, DESEMBER 2001: 80-86 SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Bernardo Nugroho Yahya Dosen Fakultas Teknologi Industri, Jurusan

Lebih terperinci

Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan. Caca E. Supriana, S.Si.,MT.

Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan. Caca E. Supriana, S.Si.,MT. Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan Caca E. Supriana, S.Si.,MT. caca.e.supriana@unpas.ac.id Data Data adalah sumber daya berharga yang dapat menerjemahkan menjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logistik

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logistik BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logistik Distribusi fisik dan efektivitas logistik memiliki dampak yang besar pada kepuasan dan biaya perusahaan. Manajemen logistik penting dalam rantai pasokan, tujuan dari

Lebih terperinci

Supply Chain Management. Tita Talitha,MT

Supply Chain Management. Tita Talitha,MT Supply Chain Management Tita Talitha,MT 1 Materi Introduction to Supply Chain management Strategi SCM dengan strategi Bisnis Logistics Network Configuration Strategi distribusi dan transportasi Inventory

Lebih terperinci

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI Titien S. Sukamto Pengantar Dalam proses mencapai keselarasan dan dampaknya, diperlukan adanya pemahaman akan lingkungan bisnis dan teknologi,

Lebih terperinci

I. SISTEM BISNIS ENTERPRISE

I. SISTEM BISNIS ENTERPRISE Manajemen & SIM 2 Bisnis Elektronik Hal. 1 SISTEM BISNIS ELEKTRONIK Definisi Bisnis Elektronik Saat ini dunia perdagangan tidak lagi dibatasi dengan ruang dan waktu. Mobilitas manusia yang tinggi menuntut

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 6

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 6 ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 6 Implementasi Sistem ERP Dimensi dan faktor yang mempengaruhi implementasi ERP Isu pada manajemen proyek Estimasi waktu, penentuan skala prioritas, fleksibilitas

Lebih terperinci

Muhammad Bagir S.E., M.T.I

Muhammad Bagir S.E., M.T.I Muhammad Bagir S.E., M.T.I Perkenalan Sistem informasi yang efisien, teritegrasi sangat penting bagi perusahaan untuk mampu berkompetisi Sistem ERP dapat mengintegrasikan operasi perusahaan Bertindak sebagai

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN LANJUTAN. Dea Arri Rajasa, SE., S.Kom

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN LANJUTAN. Dea Arri Rajasa, SE., S.Kom SISTEM INFORMASI MANAJEMEN LANJUTAN Dea Arri Rajasa, SE., S.Kom SEKILAS TENTANG ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ERP (Enterprise Resource Planning) menyediakan informasi tunggal untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi telah mendorong terciptanya persaingan yang sengit diantara para pelaku bisnis di setiap bidang. Kemampuan perusahaan dalam merespon perubahan secara cepat

Lebih terperinci

IT VALUATION PENERAPAN ORACLE E-BUSINESS SUITE MODUL PLAN TO PRODUCE PADA PT. XYZ DENGAN PENDEKATAN B3E

IT VALUATION PENERAPAN ORACLE E-BUSINESS SUITE MODUL PLAN TO PRODUCE PADA PT. XYZ DENGAN PENDEKATAN B3E IT VALUATION PENERAPAN ORACLE E-BUSINESS SUITE MODUL PLAN TO PRODUCE PADA PT. XYZ DENGAN PENDEKATAN B3E Monica Dea Puspita BINUS UNIVERSITY, JAKARTA, DKI JAKARTA, INDONESIA Devia Marina BINUS UNIVERSITY,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka A.1. Teori A.1.1 Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Haming (2011:24) Manajemen Operasional dapat diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Menurut O Brien (2005, p5), sistem informasi dapat merupakan kombinasi teratur apapun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber daya

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning

Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning Pendahuluan Aspek perencanaan yang terintegrasi di suatu organisasi/perusahaan, bersifat lintas fungsional yang terdiri atas berbagai fitur. Tujuan integrasi : agar dapat merencanakan

Lebih terperinci

1. Apa saja data yang dibutuhkan? 2. Bagaimana sistem pengolahan data real time yang bisa diimplementasikan? 3. Teknologi Akses yang digunakan?

1. Apa saja data yang dibutuhkan? 2. Bagaimana sistem pengolahan data real time yang bisa diimplementasikan? 3. Teknologi Akses yang digunakan? 1 P a g e Deskripsi Soal : Sebuah Perusahaan Distributor makanan kecil mempunyai 10 cabang di 10 kota. Masingmasing cabang mempunyai beberapa unit yang membawahi kawasan tertentu. Masingmasing unit berkantor

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dengan baik. Adapun kebutuhan perangkat lunak (software) dan perangkat keras

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dengan baik. Adapun kebutuhan perangkat lunak (software) dan perangkat keras BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Sebelum mengimplementasikan dan menjalankan Sistem Informasi Pengendalian Persediaan Barang pada UD. Mekaryo Utomo dibutuhkan perangkat keras dan perangkat

Lebih terperinci

MAKALAH ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

MAKALAH ENTERPRISE RESOURCE PLANNING MAKALAH ENTERPRISE RESOURCE PLANNING Dosen : M. Suyanto, Prof. Dr, M.M. Disusun Oleh : Nama : NURUL FARIDA NIM : 09.11.3242 Kelas : S1 TI 10 Jurusan : S1 Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 3

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 3 ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 3 materi Peranan Sistem Terintegrasi Peranan dan Posisi ERP pada Perusahaan Investasi utama pada sektor teknologi informasi Peranan Sistem Terintegrasi Pertemuan

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 6 KSI LANJUT ERP (Bagian 1) Pemahaman Enterprise Resource Planning (ERP). Karakter Sistem. Pemahaman Enterprise Resource Planning (ERP) ERP adalah

Lebih terperinci

BAB III Landasan Teori

BAB III Landasan Teori BAB III Landasan Teori 3.1 Sistem Informasi Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial

Lebih terperinci

Information System Analysis and Design

Information System Analysis and Design Information System Analysis and Design 1 Pengantar Perubahan relatif biaya dari H/W dan S/W Hardware Software 1960 1970 1980 1990 Sumber : Software Engineering a Programming Approach 2 nd Edition, Doug

Lebih terperinci

Lean Thinking dan Lean Manufacturing

Lean Thinking dan Lean Manufacturing Lean Thinking dan Lean Manufacturing Christophel Pratanto No comments Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Apakah kebutuhan pemakai / end-user (dalam kasus ini divisi penjualan) telah

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Apakah kebutuhan pemakai / end-user (dalam kasus ini divisi penjualan) telah DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT Studi Kasus Pada PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA UNIT JATENG AI1 : Identify Automated Solutions 1. Apakah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Bisnis Menurut Aguilar Shaven dan Olhger (2002) proses bisnis adalah elemen kunci saat terintegrasi dengan sebuah perusahaan Kemudian Aguilar Saven (2004) menekankan proses

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan panduan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang sedang dihadapi. Pada bab ini akan dikemukakan landasan teori yang terkait dengan permasalahan untuk

Lebih terperinci

APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E */**

APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E */** APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E */** SAP (System Application and Product in data processing ) Pertemuan 6 PENGENALAN SAP SAP is Systems, Applications, Products in Data processing Founded in 1972 by 5

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ENTERPRISE RESOURCE PLANNING 05 ERP: Produksi ERP: PRODUKSI Ditujukan untuk mendukung proses produksi atau manufakturing Sistem produksi adalah Sistem yang menyediakan aplikasi manufaktur dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. saling terkait dan tergantung satu sama lain, bekerja bersama-sama untuk. komputer. Contoh lainnya adalah sebuah organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI. saling terkait dan tergantung satu sama lain, bekerja bersama-sama untuk. komputer. Contoh lainnya adalah sebuah organisasi. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Kendall (2003), sistem merupakan serangkaian subsistem yang saling terkait dan tergantung satu sama lain, bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGIK DAN MANAJEMEN BIAYA STRATEGIK

ANALISIS STRATEGIK DAN MANAJEMEN BIAYA STRATEGIK 3 ANALISIS STRATEGIK DAN MANAJEMEN BIAYA STRATEGIK strategik Visi Misi Corporate Strategy Tujuan tujuan yang ingin dicapai di masa depan jalan pilihan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan seperangkat

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN SUPPLY CHAIN MELALUI PENDEKATAN SCOR MODEL DI PT. LASER JAYA SAKTI,Tbk GEMPOL, PASURUAN SKRIPSI

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN SUPPLY CHAIN MELALUI PENDEKATAN SCOR MODEL DI PT. LASER JAYA SAKTI,Tbk GEMPOL, PASURUAN SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN SUPPLY CHAIN MELALUI PENDEKATAN SCOR MODEL DI PT. LASER JAYA SAKTI,Tbk GEMPOL, PASURUAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E*/**

APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E*/** APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E*/** Pertemuan 4 Enterprise Resource Planning (ERP) PEMAHAMAN ERP Perencanaan sumber daya perusahaan atau yang sering dikenal ERP adalah : Sistem informasi yang diperuntukkan

Lebih terperinci

Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem.

Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Karakteristik Sistem a. Komponen Sistem (Components) suatu sistem terdiri dari sejumlah komponenyang saling berinteraksi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, sumber daya manusia, piranti lunak (software), dan piranti keras. dengan memanfaatkan teknologi informasi (TI).

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, sumber daya manusia, piranti lunak (software), dan piranti keras. dengan memanfaatkan teknologi informasi (TI). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan yang semakin meningkat membuat kalangan dunia usaha terus meningkatkan daya saingnya, dengan cara perbaikan struktur organisasi dan manajemen, sumber daya

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #11

Pembahasan Materi #11 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Konsep, Pengelolaan, Kolaborasi SCM Sistem Informasi Terpadu Tahapan Evolusi Pengembangan Aspek Pengembangan 6623 - Taufiqur Rachman 1 Konsep SCM 3 SCM Memperlihatkan

Lebih terperinci

ERP ( Enterprise Resource Planning )

ERP ( Enterprise Resource Planning ) ERP ( Enterprise Resource Planning ) Agus Suryanto - 1313080014 Sistem Informasi Intensif AFBII Perbanas Jakarta 2014 agus.antz@gmail.com ABSTRAK Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan salah satu

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning (ERP)

Enterprise Resource Planning (ERP) E-BUSSINES Enterprise Resource Planning (ERP) Disusun oleh : Mohammad Nidhom 08.11.2180 S1 TI 6E SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 Enterprise Resource Planning

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Strategis Perkembangan bisnis yang pesat telah memaksa hampir semua perusahaan untuk tidak hanya memikirkan lingkungan internal perusahaan saja, tetapi juga lingkungan

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ENTERPRISE RESOURCE PLANNING 02- Pemetaan Proses & Siklus ERP PENGELOLAAN PROYEK ERP Lingkungan struktur organisasi dalam implementasi ERP bisa disesuaikan dengan kebutuhan, karena struktur organisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Implementasi sistem ERP (Enterprise Resources Planning) merupakan teknologi informasi yang memiliki peranan penting dan berinteraksi dengan sistem informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan, menganalisis kebutuhan informasi,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan, menganalisis kebutuhan informasi, 49 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1. Tentang Perusahaan Pada bab tiga, akan diuraikan lebih banyak mengenai perusahaan yaitu gambaran sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan, menganalisis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Investigasi Awal 4.1.1. Informasi dan Data 4.1.1.1 Input Sistem kerja yang ada dan berjalan sebelumnya dilakukan secara manual. Manual dalam hal ini adalah masih menggunakan

Lebih terperinci

Minggu 01 Sistem Informasi

Minggu 01 Sistem Informasi Minggu 01 Sistem Informasi Sistem Informasi (IS) adalah susunan dari orang, data, proses, dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan sebagai output

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menawarkan solusi bisnis yang dapat diandalkan sehingga mampu menghasilkan

BAB 1 PENDAHULUAN. menawarkan solusi bisnis yang dapat diandalkan sehingga mampu menghasilkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan sistem informasi ( SI ) untuk mendukung proses bisnis pada sebuah perusahaan kini telah menjadi suatu tuntutan agar perusahaan dapat mencapai tujuan yang

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Rencana Strategis Bisnis Rencana strategis bisnis berisi sekumpulan arahan strategi yang akan dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada. Adapun arahan strategi yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT)

BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT) BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT) Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association)

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA KARYA ILMIAH E-BISNIS Enterprise Resources Planning (ERP) Sebagai Proses Otomatisasi Pengolaaan Informasi Pada Perusahaan Oleh : DASRI (09.11.3367) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 Enterprise Resources Planning

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari

Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari PENGEMBANGAN SISTEM Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN SISTEM Kebutuhan Pengembangan g Sistem Terstruktur Proses Konstruksi Sistem 1. Mengidentifikasi masalah besar TI untuk

Lebih terperinci

Enterprise Systems For Management

Enterprise Systems For Management Enterprise Systems For Management Chapter 1 Introduction To Enterprise Systems For Management Information Systems in Organization Sistem informasi berhubungan dengan software,hardware, data dan proses.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. data diolah lebih berdaya guna secara optimal.

BAB II LANDASAN TEORI. data diolah lebih berdaya guna secara optimal. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Aplikasi Menurut (Jogiyanto, 2006) aplikasi merupakan program yang berisikan perintah-perintah untuk melakukan pengolahan data. Jogiyanto juga menjelaskan bahwa pengertian aplikasi

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning

Enterprise Resource Planning MODUL PERKULIAHAN Enterprise Resource Planning Supply Chain Management and Customer Relationship Management Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Sistem Informasi Sistem Informasi 04 MK18046

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Informasi menjadi dasar pelaksanaan proses rantai pasok dan dasar bagi manajer dalam membuat keputusan. Menurut cophra dan meindl(2007) informasi harus memiliki karakteristik:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Strategi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Berdasarkan John Ward dan Joe Peppard (2002, hal 44), strategi sistem informasi adalah suatu kebutuhan organisasi

Lebih terperinci

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak by webmaster - Tuesday, January 05, 2016 http://anisam.student.akademitelkom.ac.id/?p=123 Menurut IEEE, Pengembangan software (software engineering ) adalah :

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. aktifitas-aktifitas proyek untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek.

BAB III LANDASAN TEORI. aktifitas-aktifitas proyek untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek. 13 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Manajemen Proyek Menurut PMBOK (Project Management Body of Knowledge) dalam buku Budi Santoso (2009:3) manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges), keterampilan

Lebih terperinci