BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN Subjek Penelitian Penelitian ini di lakukan pada Lembaga Dana Pensiun Pemberi Kerja yang menggunakan program pensiun manfaat pasti (PPMP) yang berada di Salatiga Jawa Tengah yaitu Dana Pensiun Sekolah Sekolah Kristen (DPSK), Dana Pensiun Satya Wacana (DPSW), Dana Pensiun Gereja Gereja Kristen Jawa (DP- GKJ) dalam jangka waktu penelitian mulai terhitung di antara bulan Februari 2014 April 2014 dengan tujuan untuk melihat bagaimana kemampuan dana pensiun dari masing masing ketiga subjek penelitian dengan menggunakan perhitungan Rasio Kecukupan dana (RKD) untuk mengukur bagaimana kemampuan dana pensiun dalam memenuhi kewajibannya. Jenis dan Metode Pengumpulan data Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskritif kualitatif. Metode deskritif kualitatif adalah penelitian yang di maksud untuk mengetahui tentang apa yang di alami oleh subjek penelitian misalnya presepsi, perilaku, motivasi, tindakan, dll, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang di alami dan dengan cara memanfaatkan berbagai metode alamiah (Lexy Moleong 2014;6). Data di peroleh dari laporan keuangan masing masing ketiga subjek penelitian dana pensiun yang berada di Salatiga Jawa Tengah mulai periode , serta dokumen yang terkait dengan penghasilan dasar pensiun (PhDP) dan Manfaat Pensiun (MP). Analisis Data Melalui data yang telah di peroleh, maka langkah berikutnya adalah penulis melakukan analisis analisis sebagai berikut: - Menjabarkan kenaikan penghasilan dasar pensiun (PhDP) dan Manfaat Pensiun (MP) 17

2 - Menghitung perkembangan investasi dari ketiga subjek penelitian - Menghitung rasio kecukupan dana (RKD) Mengukur kemampuan keuangan masing masing dana pensiun yang menjadi subjek penelitian untuk pembayaran manfaat pensiun kepada pesertanya menggunakan Rasio Kecukupan Dana (RKD). Adapun perhitungan yang di lakukan sebagai berikut: - Melakukan analisis dan Membuat Kesimpulan dari penelitian yang telah di lakukan. 18

3 BAB IV HASIL PENELITIAN Subjek penelitian dalam skripsi ini adalah pembayaran manfaat pensiun yang di ukur dengan indikator berupa rasio kecukupan dana (RKD), dari ketiga dana pensiun yang ada di Salatiga diantaranya yakni Dana Pensiun Satya Wacana (DPSW), Dana Pensiun Sekolah Kriaten (DPSK), dan Dana Pensiun Gereja Gereja Kristen (DP-GKJ) selama 5 (lima) periode penelitian yaitu Ketiga dana pensiun tersebut merupakan dana pensiun pemberi kerja (DPPK) yang menggunakan Program Pensiun Manfaat Pasti dalam rangka memenuhi kewajiban dalam pembayaran manfaat pensiun bagi peserta pensiun. Rasio kecukupan dana adalah merupakan kemampuan dalam memenuhi kewajibannya kepada peserta dan kemampuan perusahaan mendanai program pensiunnya. Ketersediaan dana merupakan kunci sukses yang mendukung hidup suatu dana pensiun. Dana yang tersedia mencerminkan kemampuan dana pensiun untuk memenuhi janjinya kepada seluruh peserta dimasa yang akan datang. Pertumbuhan dana harus lebih cepat dari pada kewajiban aktuaria agar generasi berikut masih kebagian uang pensiun. Dana pensiun diharapkan dapat menjaga rasio kapitalisasi 100% (fully funded) artinya dana yang ada dapat menjamin pembayaran sesuai janjinya di masa yang akan datang. Profil Subjek Penelitian Dana Pensiun Satya Wacana (DPSW) Dana pensiun satya wacana, didirikan di Salatiga oleh yayasan Tinggi kristen Satya Wacana pada tanggal 11 september 1983 selaku pendiri. Lokasi dana pensiun beralamat di Jalan Diponegoro N , Salatiga. Maksud di bentuknya dana pensiun ini untuk menyelenggarakan program pensiun manfaat purnakarya yang berupa program pensiun manfaat pasti, serta melaksanakan 19

4 pembayaran manfaat pasti kepada pensiunan sebagaimana di tetapkan dalam peraturan Dana Pensiun. Total peserta yang mengikuti dana pensiun tercatat sampai dengan 31 desember 2012 adalah sebesar 649 peserta aktif, 318 peserta pasif dengan kriteria 516 dosen/guru, 451 bukan dosen jadi secara keseluruhan peserta dana pensiun adalah 967. DPSW hanya memiliki 1 (satu) mitra pendiri. Dana Pensiun Sekolah Kristen (DPSK) Perjalanan dana pensiun GKJ sudah memasuki usia 42 tahun sejak tanggal 30 januari Usia 42 tahun ini di hitung ketika lembaga ini didirikan berbentuk yayasan pada tanggal 30 januari 1970, sehingga di sebut sebagai Yayasan Dana Pensiun sekolah sekolah kristen yang kemudian di ubah dalam bentuk badan hukum yang bernama Dana Pensiun Sekolah kristen pada tahun 1995 yang berlandaskan pada Undang Undang No 11 Tahun Lokasi kantor dana pensiun berkedudukan di Jalan Cemara Raya no.42 Salatiga, Jawa Tengah.. Maksud di bentuknya Dana Pensiun ini adalah menyelenggarakan PPMP yang bertujuan untuk memelihara kesinambungan penghasilan peserta, termasuk pihak yang berhak serta untuk meningkatkan motivasi dan ketenangan bekerja karyawan. Total peserta yang mengikuti dana pensiun tercatat sampai dengan 31 desember 2012 adalah sebesar DPSW tercatat per 2012 memiliki 31 mitra pendiri yang tersebar di berbagai tempat baik berada di Salatiga- Jawa Tengah maupun di luar Salatiga-Jawa Tengah. Dana Pensiun Gereja Gereja Kristen (DP-GKJ) Perjalanan dana pensiun GKJ sudah memasuki usia 38 tahun sejak tanggal 1 agustus Usia 38 tahun ini di hitung ketika lembaga ini didirikan berbentuk yayasan pada tanggal 1 agustus 1975, sehingga di sebut sebagai Yayasan Dana Pensiun GKJ yang kemudian di ubah dalam bentuk badan hukum yang bernama Dana Pensiun GKJ pada tahun 1994 yang berlandaskan pada Undang Undang No 11 Tahun Lokasi kantor dana pensiun terletak di Jalan Yos Sudarso no.5 Salatiga. Maksud di bentuknya Dana Pensiun ini adalah untuk meningkatkan 20

5 kesejahteraan hidup tenaga kerja yang menjadi peserta yayasan dana pensiun ini dan pihak yang berhak atas kesinambungan pengahasilan mereka pada hari tua setelah tidak lagi bekerja pada pemberi kerja dapat terjamin. Total peserta yang mengikuti dana pensiun tercatat sampai dengan 31 desember 2012 adalah 628 peserta aktif, 32 orang bekas karyawan, dan 232 peserta pensiunan jadi secara keseluruhan yang menjadi peserta dalam DP-GKJ adalah sebesar 845 peserta. DP-GKJ memiliki 4 (empat) mitra pendiri. 4.1 Kebijakan Menaikkan Penghasilan dasar Pensiun (PhDP) dan Manfaat pensiun (MP) Inflasi yang terjadi di Indonesia cenderung berfluktuasi, andaikan Indonesia tidak ada inflasi atau inflasinya serendah negara negara maju, maka risiko (kemungkinan) defisit suatu dana pensiun lebih kecil karena tuntutan kenaikan Biaya Hidup yang tinggi dan juga PhDP yang kecil. Inflasi Indonesia selalu tinggi, yang dalam arti kata memakan daya beli rupiah lebih cepat. Dengan jumlah uang yang sama, barang yang dapat di beli makin sedikit. Kebijakan ekonomi yang di terapkan pemerintah dan DPR masih berpihak pada produsen. Menaikan barang barang strategis (BBM, beras, cabe, tomat, dll) adalah paling gampang, cepat di lihat dampaknya dan lebih menyenangkan produsen dari pada menaikkan produktivitas dan efisiensi. Pada saat perubahan harga ini terjadi peralihan kekayaan antar pelaku ekonomi. Pelaku ekonomi yang lemah cenderung menerima beban karena bergeseranya kekayaan. Air secara alami bergerak dari atas ke bawah secar geografis, tetapi uang cenderung mengalir dari bawah ke atas dalam strata sosial ekonomi. Berbeda dengan negara negara lain seperti, Jepang, Korea, atau negara maju lainnya. Mereka mengutamakan menaikkan produktivitas dan efisiensi. Sehingga, mereka bisa menjual produk lebih bagus tetapi dengan harga yang lebih murah (dalam mata uang mereka) dan sekaligus memperkuat mata uang mereka terhadap mata uang kita (Kurs mata uang Indonesia). Mata uang Rupiah makin lemah 21

6 terhadap mata uang negara negara yang inflasinya rendah dalam hal ini terhadap mata uang yen, won, dll, terhadap rupiah semakin kuat. Berdasarkan akar masalah dari sebuah inflasi tersebut, maka di lakukan penelitian mengenai kebijakan masing masing dana pensiun dalam kebijakan menaikan Penghasilan dasar pensiun (PhDP) dan Manfaat pensiun (MP) sebagai berikut: Dana Pensiun Satya Wacana Berdasarkan penelitian yang di lakukan di Dana Pensiun Satya Wacana selama periode makadi peroleh data bahwa dalam kebijakan untuk menaikan PhDP dan MP, ketentuannya disesuaikan anggaran pensiun selama ini dan langsung menyebutkan angka sesuai dengan keputusan pendiridan pemberi kerja: a. Kenaikan Penghasilan dasar pensiun di berlakukan sebagai berikut: Pada awalnya PhDP adalah 80% kemudian pada 1 april 2010 dari 80% menjadi 90 %,1 november 2011 dari 90 % menjadi 95% dan berdasarkan keputusan pemberi kerja, dalam penelitin ini contohnya untuk kenaikan PhDP berdasarkan surat 495/rek/10/2012 memutuskan menaikan PhDP dari 95% menjadi 100%. b. Kenaikan Manfaat pensiun di berlakukan sebagai berikut: Tahun Bagi pensiunan, janda/duda dan anak yang menjalani pensiun sekurang kurangnya 12 (dua belas) bulan, di berikan kenaikan manfaat pensiun setiap tahun sebesar 2% (duaperseratus) dari manfaat pensiun yang di terima terakahir, kenaikan tersebut sekurang kurangnnya Rp (dua ribu rupiah), dengan pembulatan ke atas dalam ratusan rupiah. 2. Pembayaran kenaikan manfaat pensiun sebagaimana di maksud dalam ayat (1) di laksanakan setiap bulan januari 22

7 3. Tanpa mengurangi kenaikan manfaat pensiun sebagaimana di maksud pada ayat (1), bagi pensiunan, janda/duda dan anak yang telah menerima manfaat pensiun sebelum 1 september 2002 di berikan kenaikan sebagai berikut: Manfaat pensiun (Rp) Kenaikan Manfaat Pensiun (Rp) Kenaikan Manfaat Pensiun sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berlaku terhitung mulai 1 april 2008 Tahun Bagi pensiunan, janda/duda, dan anak yang menjalani pensiun sekurang kurangnya 12 (bulan) bulan, diberikan kenaikan manfaat pensiun setiap tahun sebesar 2% (duaperseratus) dari manfaat pensiun yang di terima terkahir, kenaikan tersebut sekurang kurangnya Rp (dua ribu rupiah), dengan pembulatan ke atas dalam ratusan rupiah 2. Pembayaran kenaikan manfaat pensiun sebagaimana di maksud dalam ayat (1) dilaksakan setiap bulan januari 3. Tanpa mengurangi kenaikan manfaat pensiun sebagimana di maksud dalam ayat (1), kepada pensiunan, janda/duda dan anak di berikan kenaikan manfaat pensiun dengan persentase sebagai berikut: 23

8 Go l MK : < 20 Tahun MK : Tahun Pensiu Jd/Dd/An Pensiu Jd/Dd/An n ak n ak MK : > 30 Tahun Pensiu Jd/Dd/An n ak I 10% 6% 12,5% 7,5% 15% 9% II 7,5% 4,5% 10% 6% 12,5% 7,5% III 5% 3% 7,5% 4,5% 10% 6% IV 2,5% 1,5% 5% 3% 7,5% 4,5% Kenaikan manfaat pensiun sebagimana di maksud pada ayat (3) ini tunduk pada ketentuan khusus yang di muat dalam ayat (4) dan ayat (5) pasal ini: 4. Bagi pensiunan, janda/duda dan anak yang sebelum kenaikan manfaat pensiun sebagimana dimaksud pada ayat (3) manfaat pensiunnya lebih kecil; dari pada manfaat pensiun minimal sebagimana tercantum dalam tabel manfaat pensiun minmal di bawah ini, dengan mengabaikan ketentuan pada ayat (3) manfaat pensiunnya di naikkan hinggga dengan manfaat pensiun minimal sesuai dengan golongan dan masa kerjanya. N o MK : < 20 Tahun MK : 20 Tahun MK : > 30 Tahun Pensiu n Jd/Dd/An ak Pensiu n Jd/Dd/An ak Pensiu n Jd/Dd/An ak I II III

9 I V Bagi pensiunan, janda/duda dan anak yang sebelum kenaikan manfaat pensiun sebagimana di maksud pada ayat (3) manfaat pensiunannya lebih besar dari manfaat pensiun minimal sesuai dengan golongan dan masa kerjanya sebagimana di maksud pada ayat (4), kenaikan manfaat pensiun sebagimana dimaksud pada ayat (3) tidak boleh melebihi Rp (seratus ribu rupiah). 6. Kenaikan manfaat pensiun sebagimana yang di maksud pada ayat (3), (4), (5) pasal ini berlaku bagi pensiunan janda/duda dan anak yang telah menerima manfaat pensiun sebelum bulan april Kenaikan manfaat pensiun sebagaimana di maksud pada ayat 3, 4, 5 pasal ini berlaku mulai tanggal 1 aprl Tahun Bagi pensiunan, janda/duda dan anak yang telah menajalani pensiun sekurang kurangnya 12 (dua belas) bulan, di berikan kenaikan manfaat pensiun setiap tahun sebesar 2% (dua perseratus) dari manfaat pensiun yang di terima terakhir, kenaikan tersebut sekurang kurangnya Rp (duaribu rupiah), dengan pembulatan ke atas dalam ratusan rupiah. 2. Pembayaran kenaikan manfaat pensiun sebagaimana di maksud dalam ayat (1) di laksanakan setiap bulan januari. 3. Tanpa mengurangi kenaikan manfaat pensiun sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepada pensiunan, janda/duda dan anak yang telah menerima manfaat pensiun sebelum bulan oktober 2011 di berikan kenaikan manfaat pensiun menurut tabel berikut NO MK : < 20 Tahun MK :20 30 Tahun MK : > 30 Tahun Pensiun Jd/Dd/Anak Pensiun Jd/Dd/Anak Pensiun Jd/Dd/Anak I

10 II III IV Kenaikan manfaat pensiun sebagimana di maksud dalam pasal ini berlaku mulai tanggal 1 oktober 2011 Dana Pensiun Sekolah Kristen Berdasarkan penelitian yang di lakukan di Dana Pensiun sekolah kristen selama periode maka di peroleh data bahwa, dana pensiun sekolah kristen merupakan dana pensiun yang menerapkan PhDP Parsial. Hal hal yang berkaitan dengan PhDP parsial sebagai berikut: 1. Pada prinsipnya penerapan PhDP Parsial, dalam arti kata bahwa di dalam satu dana pensiun di berlakukan lebih dari satu standar PhDP merupakan suatu yang tidak di larang oleh peraturan perundang undangan. 2. Penerapan PhDP Parsial merupakan alternatif yang baik jika di dalam suatu dana pensiun terdapat banyak mitra pendiri/ atau banyak pemberi kerja yang masing masing berdiri sendiri/ independent 3. Penerapan PhDP Parsial memungkinkan pemberi kerja menentukan sendiri besarnya PhDP, sehingga memang masing masing pemberi kerja bisa mengatur sendiri (sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan) besarnya PhDP yang di jadikan dasar perhitungan kewajiban iuran normal dan juga menjadi dasar perhitungan manfaat pensiun. Dengan kemungkinan ini, bisa saja pemberi kerja yang berkedudukan di daerah perkotaan menentukan PhDP yang besar, sedangkan pemberi kerja di daerah perdesaan memilih menentukan PhDP yang lebih kecil. Dari satu sisi mungkin ini bisa di pandang baik, namum dari sisi lain juga kondisi ini justru memperlebar kesejangan antara pemberi kerja. 26

11 4. Penerapan PhDP parsial bagaimanapun juga di lakukan dalam suatu wadah dana pensiun yang memiliki peraturan dan pensiun tunggal. Jika pemberi kerja secara independen memutuskan untuk menyesuaikan/menaikan PhDP pada suatu saat tertentu dalam jumlah yang signifikan, suka atau tidak sesuai dengan perturan dana pensiun haru di lakukan. Ketika masing masing pemberi kerja memiliki indepensi untuk menentukan sendiri besarnya PhDP, frekuensi perubahan peraturan dana pensiun bisa menajdi tinggi. Hal ini tentunya akan berdampak padabiaya perubahan peraturan dana pensiun (biaya aktuaria maupun proses perubahan peraturan dana pensiun yang tidak kecil) (5) Penerapan PhDP Parsial yang memungkinkan pemberi kerja menentukan sendiri besarnta PhDP akan membawa konsekuensi Individualisme dalam arti bahwa jika salah satu pemberi kerja memutuskan untuk menaikan PhDP, konsekuensi pendaan akibat itu sepenuhnya akan di tanggung oleh pemberi kerja yang bersangkutan. Bagaimanapun, kondisi ini akan mengarahkan pemberi kerja untuk memikirkan diri sendiri. Sedangkan dari hasil data yang telah di peroleh bahwa selama periode penelitian yaitu DPSK tidak pernah menaikan manfaat pensiun di karenakan mereka merasa belum mampu dan siap untuk dapat menaikan manfaat pensiun, DPSK terakhir mnenaikan manfaat pensiun pada tahun Dana Pensiun Gereja Gereja Kristen Berdasarkan penelitian yang di lakukan di Dana Pensiun Gereja Gereja Kristen selama periode maka di peroleh data bahwa dalam kebijakan untuk menaikan PhDP dan MP, dikenal dengan sebutan kebijkan kembar yaitu: a. Kenaikan, biaya hidup tenaga (Gaji) di tambah dengan manfaat pensiun pada tahun ke t b. Pada tahun t+1 sama dengan kenaikan PhDP Kenaikan PhDP peserta aktif naikkan bersama dan MP peserta pasif harus di 27

12 a. Kenaikan Manfaat Pensiun di berlakukan sebagai berikut : Melalui surat keputusan badan pelaksana sinode GKJ Nomor 254.H tentang kenaikan manfaat pensiun (MP) bagi para pensiunan pada 1 Januari 2010 maka di tetapkan, 1. Penyesuaian Manfaat pensiun bagi para pensiunan dana pensiun GKJ, yang terdaftar sebagai pensiunan per 31 desember Kenaikan/penyesuaian manfaat pensiun secara proposional, dihitung berdasarkan rumus: ) Dimana: MPt = Manfaat pensiun setelah kenaikan MPt-1 = Manfaat Pensiun setelah kenaikan MK = Masa Kerja Pensiun LP = Lama pensiun peserta (LP) dibatasi 5 tahun dan maksimal 15 tahun,, atau : 5 LP 15 LP di bawah 5 Dk = Selisih antara upah minimum regional 2010 (Rp ) dan upah minimun regional yang diberlakukan dalam peraturan sebelumnya (Rp ) yaitu Rp S = Status pensiun, yaitu pensiun peserta adalah 100% dan pensiunan pensiunan T = 31 desember Khusus bagi peserta yang pensiun dengan masa kerja penuh mulai 1 januari 2007, setelah kenaikan/penyesuaian sebagimana di maksdu ayat (2) maka berlaku ketentuan sebagai berikut: a. manfaat pensiun normal bagi pensiunan dimaksud minimal Rp b. manfaat pensiun janda/duda/anak dari pensiunan sebagimana dimaksud huruf b minimal Rp

13 4. Kenaikan/ penyesuaian manfaat pensiun sebagiamana di atur dalam pasal ini dapat dinaikkan dengan mengubah peraturan dana pensiun sesuai ketentuan peraturan perundangan dibidang dana pensiun. b. Kenaikan penghasilan dasar di berlakukan sebagai berikut : Melalui surat keputusan badan pelaksana sinode GKJ nomor 220.H tentang kebijakan kembar kenaikan BHT/PhDP dan Manfaat Pensiun maka terjadi kenaikan penghasilan dasar pensiun pada 1 januari 2011 dari 100% dinaikan menjadi 130%, hal ini menunjukan terjadi kenaikan sebesar 30% PhDP, Kenaikan ini di tetapkan berdasarkan: 1. Waktu kenaikan biaya hidup (BHT) dan Manfaat Pensiun di tetapkan secara bersamaan (dalam waktu yang sama) 2. Besaram kenaikan di dasarkan pada kemampuan keuangan pemberi kerja, pendiri dan mitra pendiri. 3. Mekanisme perhitungan kenaikan a. Biaya hidup tenaga (BHT) di lakukan oleh badan pelaksana sinode GKJ b. Manfaat pensiun di lakukan oleh pengurus DP-GKJ dengan bantuan aktuaris melalui simulasi rasio kecukupan dana (RKD) 4. Surat keputusan di terbitkan oleh badan pelaksana sinode GKJ berdasarkan akta sidang sinode. 29

14 4.2 Perkembangan Investasi Untuk menunjang keberhasilan dalam penyelenggaraan Program Pensiun Manfaat Pasti, kegiatan Investasi dana pensiun harus di kelola secara sehat. Investasi menjadi sentral dalam meningkatkan kekayaan dalam dana pensiun. Pemerintah memperhatikan pengelolaan kekayaan dana pensiun dengan memberikan batasan invetasi yang boleh di berlakukan oleh dana pensiun. Arahan investasi paling kurang harus mencantumkan: a. Sasaran hasil investasi setiap tahun dalam bentuk kuantitatif yang harus di capai oleh pengurus. b. Batas maksimum proporsi kekayaan dana yang di tetapkan untuk setiap jenis investasi. c. Batas maksimum proporsi kekayaan dana pensiun yang dapat di tempatkan pada satu pihak. d. Objek invetasi yang di larang untuk penempatan kekayaan dana pensiun e. Ketentuan likuiditas minimum portofolio investasi dana pensiun untuk mendukung ketersedian dana guna pembayaran manfaat pensiun dan operasional dana pensiun. f. Sistem pelaksanaan dan pelaporan pelaksanaan pengelolaan investasi. g. Ketentuan mengenai tenaga ahli, penasihat, lembaga keuangan, dan jasa lain yang di pergunakan dalam pengelolaan investasi. h. Saksi akan akan di terapkan dana pensiun dan pengurus atas pelanggaran ketentuan mengenai investasi yang di tetapkan dalam undang undang dana pensiun dan peraturan pelaksanaannya. Dalam pasal 30 ayat 1 Undang Undang no 11 Tahun 1992 pengelolaan kekayaan Dana Pensiun harus di lakukan pengawasan sesuai dengan: a. Arahan Investasi yang di gariskan oleh pendiri. b. Ketentuan Investasi yang di tetapkan oleh Menteri. 30

15 Penulis mencemati, Pada tahun 2008 porfolio investasi dana pensiun di lakukan pengaturan kembali berdasarkan peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.199/PMK dalam aturan yang di terbitkan 5 desember 2008 di tetapkan sejumlah instrumen Investasi yang di perbolehkan untuk dana pensiun, terdiri dari: 1. Surat berharga negara 2. Tabungan pada bank 3. Deposito berjangka pada bank 4. Deposito on call pada bank 5. Sertifikat deposito pada bank 6. Sertifikat bank indonesia 7. Saham yang tercatat pada bursa efek indonesia 8. Obligasi yang tercata di bursa efek indonesia 9. Sukuk yang tercatat di bursa efek indonesia 10. Efek bangunan aset dari kontrak investasi kolektif 11. Unit penyertaan dana investasi real estat berbentuk kontrak investasi kolektif 12. Kontrak opsi saham yang tercatat di bursa efek di indonesia 13. Penempatan langsung pada saham 14. Tanah di indonesia 15. Atau bangunan di indonesia Kekayaan dana Pensiun dalam DP-GKJ, DPSW, dan DPSK di kelola untuk memperoleh hasil yang optimal dengan cara mengembangkan kekayaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kententuan pengelolaan kekayaan DP- GKJ, DPSW, DPSK di berlakukan berdasarkan ketentuan tentang investasi yang di tetapkan oleh menteri keuangan dan arahan investasi yang di tetapakan oleh pendiri Berikut adalah hasil perhitungan perkembangan investasi dari masing masing Dana Pensiun yang menjadi subjek penelitian dimulai selama periode

16 32

17 Dalam pengelolaan tugas operasional investasi (pengelolaan), pengurus sudah sesuai dengan arahan investasi yang telah ditetapkan oleh pendiri.data yang di atas dapat di simpulkan bahwa DPSW, DPSK, dan DP-GKJ dalam penempatan instrumen investasi berorientasi pada surat berharga, tabungan, deposito, saham, obligasi, sukuk, reksadana, penempatan langsung pada saham, tanah dan bangunan tidak melanggar aturan yang diberlakukan oleh peraturan menteri keuangan, serta realisasi yang di peroleh tidak melampaui arahan investasi yang telah di tetapkan oleh masing masing pendiri. Peneliti mencermati bahwa ketiga dana pensiun selama periode menempatkan investasi terbesar pada deposito berjangka Kinerja hasil investasi yang di peroleh oleh DPSW dan DP-GKJ selama dari tahun ke tahun selalu mengalami kenaikan, sedangkan untuk DPSK tahun selalu mengalami kenaikan hanya saja pada tahun 2012 mengalami penurunan. Tapi secara keseluruhan kinerja DPSW, DPSK, DP-GKJ di lihat dari segi hasil cukup baik. 33

18 4.3 Perkembangan rasio kecukupan periode Masalah strategis pengolahan dana pensiun adalah bagaimana menciptakan keseimbangan antara simpanan (Dana atau kekayaan bersih) dengan manfaat (uang) pensiun yang di janjikan dapat berlangsung saat peserta pensiun. Lembaga dana pensiun pemberi kerja (DPPK) yang menjalankan suatu program pensiun manfaat pasti (PPMP) tercukupnya suatu pendanaan merupakan hal penting untuk kelangsungan suatu dana pensiun. Tercukupnya suatu pendanaan merupakan tanggung jawab pendiri untuk menjaga agar dana pensiun berada dalam keadaan terpenuhi, atau dalam hal keadaan tersebut belum tecapai, bertanggung jawab agar dana pensiun secara bertahap mencapai keadaan terpenuhi. Dana pensiun di tuntut untuk dapat mengelola, mejalankan, bahkan mengembangkan dana yang telah di percayakan kepada dana pensiun oleh peserta. Pendanaan suatu dana pensiun merupakann hal penting disebabkan karena pendanaan menentukan sampai dimana kesanggupan dana pensiun untuk dapat memenuhi dan mewujudkan tujuan pendiriannya, yakni membayarkan manfaat pensiun sesuai dengan yang telah dijanjikan dari program pensiun itu sendiri. Dalam hal ini salah satu alat ukur untuk mengetahui sejauh mana efektivitas atas kinenrja dana pensiun dalam hal mengelola sejumlah dana yang telah terkumpul adalah dengan menggunakan rasio kecukupan dana (RKD), yaitu menunjukan seberapa besar kecukupan dana yang di miliki dan kemampuan lembaga dana pensiun untuk memenuhi kewajibannya yakni membayarkan manfaat pensiun pada masa kini dana masa yang akan datang.jika nilai RKD berada pada angka 100% atau lebih, sampai 120% maka terjadi overfunded, pemberi kerja dapat tetap menbayar iuran pensiun normal, namum tidak lagi membayar iurab pensiun tambahan. Sedangkan jika RKD kurang dari 100% maka terjadi underfunded, dimana terdapat defisit kekayaan sehingga timbul kewajiban pemberi kerja untuk membayar iuran tambahan atas defisit tersebut selain kewajiban membayar iuran normal. Berikut ini adalah hasil perhitungan dari RKD masing masing lembaga dana pensiun yang menjadi subjek penelitian selama periode : 34

19 Tabel 4.4 Posisi Pendanaan Dana Pensiun Satya Wacana per 31 desember Keterangan Rp Pendanaan Aktuaria Surplus (Defisit) ( ) ( ) Rasio Pendanaan 102% 107% 100% 100% 98% Kualitas Tingkat I Tingkat I Tingkat I Tingkat I Tingkat II Data di olah Tabel 4.5 Posisi Pendanaan Dana Pensiun Sekolah Kristen per 31 desember Keterangan Rp Pendanaan Aktuaria Surplus (Defisit) Rasio Pendanaan 129% 136% 161% 119% 122% Kualitas Tingkat I Tingkat I Tingkat I Tingkat I Tingkat I Data di olah 35

20 Tabel 4.6 Posisi Pendanaan Dana Pensiun Gereja Kristen Jawaper 31 desember Rp Keterangan Pendanaan Aktuaria Surplus (Defisit) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Rasio Pendanaan 90% 91% 81% 80% 87% Kualitas Tingkat II Tingkat II Tingkat III Tingkat III Tingkat III Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka dapat di lihat presentase atas RKD yang di peroleh oleh ketiga dana pensiun dari tahun ke tahun selalu berfluktuasi. Dari ketiga dana pensiun tersebut, DPSK memperoleh RKD tertinggi selama 5 periode dibandingkan dengan yang lain dan selalu berada pada peringkat I bahkan pada tahun mencapai RKD lebih dari 120%. DPSW selama tahun berada pada tingkat I akan tetapi pada tahun 2011 mengalami penurunan berada pada peringkat II. Sedangkan untuk DP-GKJ selama 5 periode penelitian berada pada tingkat II dan III DP-GKJ tidak pernah mencapai RKD 100% hal ini menunjukan bahwa kewajiban aktuaria melebihi kekayaan bersih. Dari hasil olahan yang ada menunjukan bahwa DPSW dan DPSK sudah bisa mencapai RKD 100% terpenuhi walaupun pada tahun 2012 RKD yang di miliki oleh DPSW pernah berada pada 98% tapi penurunan ini tidak cukup signifikan. Hal ini berbanding terbalik dengan DP-GKJ yang selama periode (tahun) penelitian selalu berada dibawah 100% diantara range 80 %-90% sehingga para penanggung jawab yang terdiri dari pendiri, pemberi kerja, dana pengawas/pengurus harus berupaya untuk pendanaan agar kapitalisasi yang diharapkan dapat terpenuhi, sehingga janji pembayaran manfaat pensiun kepada peserta di masa yang akan datang nantinya dapat terbayarkan. 36

21 MATRIKS PERBANDINGAN DANA PENSIUN Keterangan Dana Pensiun Satya Wacana Dana Pensiun Sekolah Kristen Dana Pensiun Gereja Kristen Jawa Rata Rata RKD periode % 107% 100% 100% 98% 129% 136% 161% 119% 122% 90% 91% 81% 80% 87% Kenaikan PhDP Kenaikan MP Investasi Mitra Pendiri

22 4.2 Upaya dalam meningkatkan kecukupan dana (pendanaan) dan menggunakan kelebihan Pendanaan. Dana pensiun di harapkan dapat menjaga rasio pendanaan bisa 100% (fully funded) artinya dana pensiun yang ada dapat menjamin janjinya di masa yang akan datang. Dana pensiun yang telah berhasil mengembangkan dananya pasti kekayaan pendanaan nya cukup bahkan lebih dari pada kewajiban aktuaria, atau dengan kata lain surplus. Tingkat kapitalisasi dana memang merupakan hal yang harus di perhatikan, tingkat kapitalisasi bisa terjadi karena kinerja invetasi yang kurang, akan tetapi lebih banyak mempengaruhi tingkat kapitalisasi adalah kebijakan pendiri selaku pemberi kerja, misalnya ketika pendiri selaku pemberi kerja memutuskan untuk menaikan penghasilan dasar pensiun (PhDP) dan Manfaat Pensiun (MP) tanpa melihat kondisi dan perkembangan kekayaan dana pensiun tersebut. Melihat kondisi RKD yang ada menunjukan bahwa DP-GKJ selama 5 (lima) periode penelitian selalu berada pada tingkat II atau tingkat III dalam range 80% - 90% itu artinya DP-GKJ tidak pernah berada pada RKD 100% atau selalu berada di bawah RKD 100%. Oleh karena itu agar janji pembayaran manfaat pensiun jangka panjang kepada peserta dapat terbayarkan maka pendiri selaku pemberi kerja DP-GKJ harus memberikan Iuran tambahan untuk menutup defisit yang ada. iuran tambahan dilakukan setelah adanya valuasi terakhir dengan melihat hasil valuasi tersebut, valuasi biasanya secara berkala dilakukan 3 tahun sekali, dengan adanya valuasi tersebut maka akan terlihat seberapa besar iuran tambahan yang harus dibayarkan oleh pemberi kerja. DP-GKJ di tahun 2010 dan 2011 RKD berada di bawah 90% hal ini menunjukan bahwa valuasi harus di lakukan setiap tahun untuk mengetahui seberapa besar iuran tambahan yang harus di tanggung oleh pemberi kerja.. Menurut peraturan yang ada, ketika terjadi defisit pendanaan pemberi kerja harus memberikan iuran tambahan untuk menutup defisit yang ada akan tetapi perlu diketahui bahwa untuk Dana Pensiun Pemberi kerja yang mengadakan Program pensiun manfaat pasti investasi merupakan salah satu pendukung kegiatan suatu dana pensiun. Investasi merupakan salah satu upaya untuk menunjang terealisasinya kesanggupan dana pensiun untuk dapat memenuhi dan mewujudkan tujuan pendiriannya untuk memberikan kesejahteraan kepada peserta. Hasil investasi yang sudah baik yang dilakukan oleh pengurus DP-GKJ tapi belum dapat mengatasi RKD yang berada dibawah 100% oleh karena itu pengurus DP-GKJ harus 38

23 lebih ekstra kerja keras untuk meningkatkan investasi untuk mencapai hasil lebih lagi dan bisa digunakan untuk menutup RKD yang defisit. Melihat kondisi RKD pada DPSW yang berada pada kondisi ideal 100% selama , hanya pada tahun 2012 berada pada 98% hal ini menunjukan pada dana pensiun sudah mampu mengelola dana mereka akan tetapi, lebih baik lagi apabila dana pensiun mengelola RKD bisa berada 120% agar pemberi kerja tidak perlu menyetor iuran pemberi kerja lagi oleh karena itu pengurus dan pengawas harus lebih kerja keras dalam melakukan investasi agar dapat meningkatkan dan mempertahankan kondisi RKD DPSW. Best pratice RKD berada pada 100% - 120%. Jika RKD mencapai di atas 120% maka pemberi kerja dapat mengurangi iuran normal sampai RKD berada pada nilai 120%. Melihat kondisi RKD DPSK yang pada tahun berada pada RKD 120% bahkan pada tahun 2011 RKD berada sampai pada 161% maka pendiri tetap memotong iuran peserta akan tetapi tidak memotong iuran pemberi kerja sampai RKD berada pada kondisi ideal 100% - 120%. Melihat kondisi RKD pada DPSK yang selalu berada pada tingkat I range 119% - 161% menurut data di atas peneliti berkeyakinan bahwa DPSK mampu untuk memberikan tambahan kenaikkan manfaat pensiun, sebagaimana salah satu untuk menggunakan kelebihan pendanaan yang di miliki oleh DPSK. Tentunya harus perlu di lakukan analisis yang tajam untuk mengkaji sampai sejauh mana DPSK maampu menaikkan manfaat pensiun. Kewenangan untuk menaikan manfaat pensiun tidak berada pada dana pensiun akan tetapi berada pada pendiri yang dalam hal ini berkewenangan penuh terhadap dana pensiun. Jadi perlu forum untuk menyakinkan pendiri bahwa melihat kondisi RKD, DPSK mampu menaikkan manfaat pensiun demi kesejahteraan para penerima manfaat pensiun. 39

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Dana Pensiun Undang Undang dana pensiun yang dikeluarkan tahun 1992 yaitu Undang Undang No 11 Tahun 1992 tentang dana pensiun. Tujuan di keluarkannya Undang Undang tersebut untuk

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENDANAAN DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENDANAAN DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2017 TENTANG PENDANAAN DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS POSISI PENDANAAN DANA PENSIUN PLN TERHADAP KENAIKAN MANFAAT PENSIUN

BAB IV ANALISIS POSISI PENDANAAN DANA PENSIUN PLN TERHADAP KENAIKAN MANFAAT PENSIUN BAB IV ANALISIS POSISI PENDANAAN DANA PENSIUN PLN TERHADAP KENAIKAN MANFAAT PENSIUN 4.1 Gambaran Posisi Pendanaan Dana Pensiun PLN Pendanaan Dana Pensiun adalah kemampuan dana pensiun dalam memenuhi kewajibannya

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN BULANAN DANA PENSIUN I.

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN BULANAN DANA PENSIUN I. - 1 - PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN BULANAN DANA PENSIUN I. Laporan Bulanan Dana Pensiun meliputi: a. laporan keuangan bulanan; dan b. laporan analisis kesesuian aset dan liabilitas. II. Pedoman

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Mata uang

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Mata uang BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Akuntansi Dana Pensiun KWI 1. Deskriptif Kualitatif a. Penyajian Laporan Keuangan Laporan keuangan Dana Pensiun KWI disusun dengan menggunakan prinsip dan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN Nomor : 630. H Tahun 2012

KEPUTUSAN Nomor : 630. H Tahun 2012 KEPUTUSAN Nomor : 630. H Tahun 2012 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN GEREJA-GEREJA KRISTEN JAWA BADAN PELAKSANA SINODE GEREJA-GEREJA KRISTEN JAWA Menimbang: a. Bahwa tujuan penyelenggaraan

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 199/PMK.010/2008 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN,

- 1 - PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 199/PMK.010/2008 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN, - 1 - PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 199/PMK.010/2008 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menunjang keberhasilan penyelenggaraan Program Pensiun, investasi

Lebih terperinci

A. LAPORAN PENGURUS. I. Kepesertaan 1. Jumlah Peserta per 31 Desember 2010.

A. LAPORAN PENGURUS. I. Kepesertaan 1. Jumlah Peserta per 31 Desember 2010. A. LAPORAN PENGURUS Dalam rangka memenuhi kewajiban DP PERTAMINA, dengan ini disampaikan perkembangan Kepesertaan, Laporan Valuasi Aktuaria dan Laporan Keuangan DP PERTAMINA Tahun 2010 Dalam menjalankan

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2014 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2014 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN -1- RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2014 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN Lampiran II I. PEDOMAN UMUM A TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN 1 Pengurus Dana Pensiun bertanggung jawab atas laporan keuangan Dana

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pengawasan atas Pengelolaan Pengurus terhadap Dana Pensiun Perhutani 2009

Laporan Hasil Pengawasan atas Pengelolaan Pengurus terhadap Dana Pensiun Perhutani 2009 Laporan Hasil Pengawasan atas Pengelolaan Pengurus terhadap Dana Pensiun Perhutani 2009 I. Pendahuluan Dana Pensiun Perhutani (DPP) didirikan oleh Direksi Perum Perhutani pada 9 Mei 1997 dan telah disetujui

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 296/KMK.017/2000 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 296/KMK.017/2000 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 296/KMK.017/2000 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa dalam rangka menunjang keberhasilan penyelenggaraan

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN DEWAN PENGAWAS DANA PENSIUN BRI TAHUN 2012

LAPORAN TAHUNAN DEWAN PENGAWAS DANA PENSIUN BRI TAHUN 2012 LAPORAN TAHUNAN DEWAN PENGAWAS DANA PENSIUN BRI TAHUN 2012 Laporan Tahunan Dewan Pengawas Dana Pensiun BRI ini merupakan hasil pengawasan terhadap pengelolaan Dana Pensiun BRI periode tahun 2012, dan merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada laporan akuntansi DPLK AIAF, periode akuntasi (tahun buku) adalah 1 Januari sampai dengan 31 Desember. A. Jurnal Pencatatan Akuntansi Dana Pensiun Pencatatan Transaksi

Lebih terperinci

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /POJK.05/2017 TENTANG IURAN, MANFAAT PENSIUN, DAN MANFAAT LAIN YANG DISELENGGARAKAN OLEH DANA PENSIUN DENGAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 9 /SEOJK.05/2016 TENTANG DASAR PENILAIAN INVESTASI DANA PENSIUN, BENTUK DAN SUSUNAN SERTA TATA

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 9 /SEOJK.05/2016 TENTANG DASAR PENILAIAN INVESTASI DANA PENSIUN, BENTUK DAN SUSUNAN SERTA TATA LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 9 /SEOJK.05/06 TENTANG DASAR PENILAIAN INVESTASI DANA PENSIUN, BENTUK DAN SUSUNAN SERTA TATA CARA PENYAMPAIAN LAPORAN INVESTASI TAHUNAN DANA PENSIUN

Lebih terperinci

SOSIALISASI PROGRAM PENSIUN PADA FORUM PERWAKILAN PESERTA AKTIF, UNSUR PENSIUNAN dan SERIKAT PEKERJA

SOSIALISASI PROGRAM PENSIUN PADA FORUM PERWAKILAN PESERTA AKTIF, UNSUR PENSIUNAN dan SERIKAT PEKERJA PONTIANAK, 02 OKTOBER 2013 SOSIALISASI PROGRAM PENSIUN PADA FORUM PERWAKILAN PESERTA AKTIF, UNSUR PENSIUNAN dan SERIKAT PEKERJA OLEH : Dikdik Purwana Table of Contents Section Section Title I. Sekilas

Lebih terperinci

Presiden Direktur : Farida Taher Dir Administrasi&Kepensiunan : Nanang Hendriana Dir Keuangan & Investasi : A.B. Hadi Karyono

Presiden Direktur : Farida Taher Dir Administrasi&Kepensiunan : Nanang Hendriana Dir Keuangan & Investasi : A.B. Hadi Karyono DP PERTAMINA merupakan Dana Pensiun Pemberi Kerja yang menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP), dimana Peserta dan Pemberi Kerja bersama-sama membayar Iuran. Peserta Program Pensiun di DP

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 511/KMK.06/2002 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 511/KMK.06/2002 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 511/KMK.06/2002 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai isinya harap merujuk kepada teks aslinya.

Lebih terperinci

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 511 /KMK.06/2002 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 511 /KMK.06/2002 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 511 /KMK.06/2002 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang a. bahwa dalam rangka menunjang keberhasilan penyelenggaraan

Lebih terperinci

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN PERATURAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : PER- 0/BL/00 TENTANG ISI DAN SUSUNAN

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2016 TENTANG IURAN, MANFAAT PENSIUN, DAN MANFAAT LAIN YANG DISELENGGARAKAN OLEH DANA PENSIUN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2016 TENTANG IURAN, MANFAAT PENSIUN, DAN MANFAAT LAIN YANG DISELENGGARAKAN OLEH DANA PENSIUN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2016 TENTANG IURAN, MANFAAT PENSIUN, DAN MANFAAT LAIN YANG DISELENGGARAKAN OLEH DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS

Lebih terperinci

Penerimaan iuran pensiun tahun... sebesar Rp. 000,- terjadi kenaikan Rp. 000,- atau 0,00% dari tahun. Uraian Tahun Tahun

Penerimaan iuran pensiun tahun... sebesar Rp. 000,- terjadi kenaikan Rp. 000,- atau 0,00% dari tahun. Uraian Tahun Tahun LAPORAN TAHUNAN HASIL PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS TAHUN... ============================================================================= Laporan Tahunan Dewan Pengawas ini merupakan hasil pengawasan pengelolaan

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Nega

2 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Nega LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.82, 2015 KEUANGAN. OJK. Dana Pensiun. Investasi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5692) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.05/2015

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN DEWAN PENGAWAS DANA PENSIUN BRI HASIL PENGAWASAN TERHADAP PENGELOLAAN DANA PENSIUN BRI PERIODE TAHUN 2013

LAPORAN TAHUNAN DEWAN PENGAWAS DANA PENSIUN BRI HASIL PENGAWASAN TERHADAP PENGELOLAAN DANA PENSIUN BRI PERIODE TAHUN 2013 LAPORAN TAHUNAN DEWAN PENGAWAS DANA PENSIUN BRI HASIL PENGAWASAN TERHADAP PENGELOLAAN DANA PENSIUN BRI PERIODE TAHUN 2013 I. PENDAHULUAN Dana Pensiun Bank Rakyat Indonesia berkedudukan di Jakarta, dan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.05/2015 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.05/2015 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN -1- OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.05/2015 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Dana Pensiun Sesuai UU No. 11 tahun 1992, dana pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun Dalam PP No. 77 Tahun

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN No.Kpts 44/C00000/2010 S0 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN PERTAMINA DIREKTUR UTAMA PT PERTAMINA (PERSERO)

SURAT KEPUTUSAN No.Kpts 44/C00000/2010 S0 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN PERTAMINA DIREKTUR UTAMA PT PERTAMINA (PERSERO) 1 SURAT KEPUTUSAN No.Kpts 44/C00000/2010 S0 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN PERTAMINA DIREKTUR UTAMA PT PERTAMINA (PERSERO) Menimbang : a. Bahwa dalam rangka memberikan Manfaat Pensiun yang lebih baik dan

Lebih terperinci

RENCANA INVESTASI DANA PENSIUN PERHUTANI TAHUN 2009

RENCANA INVESTASI DANA PENSIUN PERHUTANI TAHUN 2009 RENCANA INVESTASI DANA PENSIUN PERHUTANI TAHUN 2009 DANA PENSIUN PERHUTANI MEI 2009 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... I DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iii I. PENDAHULUAN... 1 II. KONDISI EKONOMI MAKRO

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 230/KMK.017/1993 TENTANG MAKSIMUM IURAN DAN MANFAAT PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 230/KMK.017/1993 TENTANG MAKSIMUM IURAN DAN MANFAAT PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 230/KMK.017/1993 TENTANG MAKSIMUM IURAN DAN MANFAAT PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa iuran kepada Dana Pensiun merupakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Imbal hasil investasi dan rasio kecukupan Dana Pensiun PLN pada tahun 2016 diatas target yang direncanakan.

KATA PENGANTAR. Imbal hasil investasi dan rasio kecukupan Dana Pensiun PLN pada tahun 2016 diatas target yang direncanakan. PERKEMBANGAN DANA PENSIUN PT PLN (Persero) TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Memenuhi ketentuan Pasal 22 ayat (15) PDP DP-PLN 2015, Pengurus wajib menyampaikan keterangan kepada Peserta mengenai Neraca dan Perhitungan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 510/KMK.06/2002 TENTANG PENDANAAN DAN SOLVABILITAS DANA PENSIUN PEMBERI KERJA

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 510/KMK.06/2002 TENTANG PENDANAAN DAN SOLVABILITAS DANA PENSIUN PEMBERI KERJA KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 510/KMK.06/2002 TENTANG PENDANAAN DAN SOLVABILITAS DANA PENSIUN PEMBERI KERJA Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai isinya harap

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: /SEOJK.05/2015 TENTANG DASAR PENILAIAN INVESTASI DANA PENSIUN, BENTUK DAN SUSUNAN SERTA TATA

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: /SEOJK.05/2015 TENTANG DASAR PENILAIAN INVESTASI DANA PENSIUN, BENTUK DAN SUSUNAN SERTA TATA LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: /SEOJK.05/05 TENTANG DASAR PENILAIAN INVESTASI DANA PENSIUN, BENTUK DAN SUSUNAN SERTA TATA CARA PENYAMPAIAN LAPORAN INVESTASI TAHUNAN DANA PENSIUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat sehingga menciptakan lingkungan persaingan yang semakin ketat hal ini. kesejahteraan masa tua karyawan dengan mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. pesat sehingga menciptakan lingkungan persaingan yang semakin ketat hal ini. kesejahteraan masa tua karyawan dengan mengikuti BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan ekonomi di Indonesia mengalami perkembangan dengan pesat sehingga menciptakan lingkungan persaingan yang semakin ketat hal ini menuntut perusahaan

Lebih terperinci

Tabel Laporan Aset Bersih, Perhitungan Hasil Usaha dan Neraca Dana Pensiun 2015

Tabel Laporan Aset Bersih, Perhitungan Hasil Usaha dan Neraca Dana Pensiun 2015 LAPORAN ASET BERSIH/ ASET/ INVESTASI (Nilai Wajar)/ Surat Berharga Pemerintah/ 30.847 30.925 31.237 30.634 30.482 31.481 32.769 32.757 32.475 34.156 34.768 35.601 Tabungan/ 117 244 274 230 219 141 124

Lebih terperinci

Tabungan/ Deposito On Call/

Tabungan/ Deposito On Call/ LAPORAN ASET BERSIH/ ASET/ INVESTASI (Nilai Wajar)/ Surat Berharga Pemerintah/ 31.302 30.847 30.925 31.237 30.634 30.482 31.481 32.769 32.757 32.475 34.156 Tabungan/ 146 117 244 274 230 219 141 124 156

Lebih terperinci

Laporan Aset Bersih, Perhitungan Hasil Usaha dan Neraca Dana Pensiun Periode Januari-Agustus 2015

Laporan Aset Bersih, Perhitungan Hasil Usaha dan Neraca Dana Pensiun Periode Januari-Agustus 2015 LAPORAN ASET BERSIH/ ASET/ INVESTASI (Nilai Wajar)/ Surat Berharga Pemerintah/ 30.847 30.925 31.237 30.634 30.482 31.481 32.769 32.757 Tabungan/ 117 244 274 230 219 141 124 156 Deposito On Call/ 1.419

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manfaat Pasti (PPMP) dan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP).

BAB I PENDAHULUAN. Manfaat Pasti (PPMP) dan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fungsi utama lembaga Dana Pensiun bagi karyawan atau pegawai adalah memberikan jaminan kesinambungan penghasilan bagi dirinya sendiri, bagi istri/suami dan anaknya

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA. Nomor: 134/MI/X/2012 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI

KEPUTUSAN DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA. Nomor: 134/MI/X/2012 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI KEPUTUSAN DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA Nomor: 134/MI/X/2012 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN MANULIFE INDONESIA DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA

Lebih terperinci

Perkembangan Dana Pensiun PLN

Perkembangan Dana Pensiun PLN Perkembangan Dana Pensiun PLN Tepat Jumlah Tepat Waktu Tepat Sasaran Perkembangan Dana Pensiun PLN Tahun Hal : 0 Dana Pensiun PLN Jl. Wolter Monginsidi No. 5 Kebayoran Baru Jakarta Tlp. (021) 7222867 Fax.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Dana Pensiun Laporan keuangan dana pensiun mengalami perubahan seiring diterbitkannya PSAK 18 Revisi 2010. Ada 3 (tiga) alternatif bentuk laporan

Lebih terperinci

Statistik Dana Pensiun Kupas Tuntas Permasalahan Dana pensiun Menuju Stabilitas Industri

Statistik Dana Pensiun Kupas Tuntas Permasalahan Dana pensiun Menuju Stabilitas Industri Statistik Dana Pensiun Kupas Tuntas Permasalahan Dana pensiun Menuju Stabilitas Industri Direktorat Pengawasan Dana Pensiun dan BPJS Ketenagakerjaan Jakarta, 28 Nopember 2016 Statistik Dana Pensiun Per

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendekatan-pendekatan yang menjelaskan pengertian tingkat kecukupan dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendekatan-pendekatan yang menjelaskan pengertian tingkat kecukupan dana BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, Variabel Penelitian 2.1.1 Landasan Teori Bagian ini akan membahas lebih mendalam mengenai teori-teori dan pendekatan-pendekatan yang menjelaskan pengertian

Lebih terperinci

2 baik dalam jangka pendek, menengah, dan panjang, Dana Pensiun dapat memenuhi kewajiban pembayaran manfaat kepada Peserta. Untuk itu, Dana Pensiun me

2 baik dalam jangka pendek, menengah, dan panjang, Dana Pensiun dapat memenuhi kewajiban pembayaran manfaat kepada Peserta. Untuk itu, Dana Pensiun me TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KEUANGAN. OJK. Dana Pensiun. Investasi. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 82). PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3 /POJK.05/2015

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK NOMOR : KP/085/DIR/R

KEPUTUSAN DIREKSI PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK NOMOR : KP/085/DIR/R KEPUTUSAN DIREKSI PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK NOMOR : KP/085/DIR/R PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK DIREKSI PT. BANK NEGARA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori Dana Pensiun 1. Pengertian Manfaat Purnakarya Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, PSAK 18 Revisi 2010 par 18.3: 6 sebagai berikut : Manfaat purnakarya atau program

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2344 /LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN INVESTASI DANA

Lebih terperinci

Mengenal. Dana Pensiun

Mengenal. Dana Pensiun Mengenal Dana Pensiun Definisi dan Istilah Pensiun Program Pensiun: Program yang menjanjikan pembayaran sejumlah uang secara berkala setelah peserta berhenti bekerja karena mencapai usia pensiun Dana Pensiun:

Lebih terperinci

(Program Pensiun Iuran Pasti)

(Program Pensiun Iuran Pasti) (Program Pensiun Iuran Pasti) 1. Sejarah Dana Pensiun Bank Bukopin Dapen Bukopin merupakan kelanjutan dari Yayasan Dana Pensiun Karyawan Bank Umum Koperasi Indonesia yang dibentuk berdasarkan akta Nomor

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN DAN INVESTASI TAHUN 2011 ( Audited)

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN DAN INVESTASI TAHUN 2011 ( Audited) ( Audited) Sehubungan dengan telah berakhirnya tahun buku 2011, maka berikut ini kami sajikan Ringkasan Laporan Keuangan dan Investasi DAPEN LIA per 31 Desember 2011 dan per 31 Desember 2010 yang telah

Lebih terperinci

Jakarta, 22 Maret 2017 Direktorat Pengaturan, Penelitian, dan Pengembangan IKNB

Jakarta, 22 Maret 2017 Direktorat Pengaturan, Penelitian, dan Pengembangan IKNB SOSIALISASI PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5/POJK.05/2017 TENTANG IURAN, MANFAAT PENSIUN, DAN MANFAAT LAIN YANG DISELENGGARAKAN OLEH DANA PENSIUN Jakarta, 22 Maret 2017 Direktorat Pengaturan, Penelitian,

Lebih terperinci

P E N J E L A S A N A T A S PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA UMUM

P E N J E L A S A N A T A S PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA UMUM P E N J E L A S A N A T A S PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA UMUM Undang-undang Nomor 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun mengatur berbagai

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Dana Pensiun Tahun

Lebih terperinci

KEPESERTAAN KUNCI UTAMA PENGELOLAAN DANA PENSIUN

KEPESERTAAN KUNCI UTAMA PENGELOLAAN DANA PENSIUN KEPESERTAAN KUNCI UTAMA PENGELOLAAN DANA PENSIUN Disampaikan Dalam SEMINAR NASIONAL PERKUMPULAN ADPI Jakarta, 28 Nopember 2016 Sularno Sekretaris Perkumpulan ADPI Dirut DAPENMA PAMSI Untuk Masa Depan Pegawai

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3 /POJK.05/2015 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3 /POJK.05/2015 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3 /POJK.05/2015 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN I. UMUM Dana Pensiun merupakan badan hukum yang didirikan dengan tujuan untuk mengupayakan kesinambungan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN PERATURAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: PER-01/BL/2009 TENTANG DASAR PENILAIAN JENIS-JENIS INVESTASI DANA PENSIUN Menimbang KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA

Lebih terperinci

32/DP. Mengingat : 1. DANA PENSIUN

32/DP. Mengingat : 1. DANA PENSIUN Tambahan Berita - Negara R.I. Tanggal 28/7-2017 No. 60. Pengumuman dalam Berita - Negara R.I. sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat (2) Undang-undang No. 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun. SALINAN KEPUTUSAN

Lebih terperinci

DANA PENSIUN GEREJA KRISTEN INDONESIA PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI A S E T N E T O Per 30 Juni 2017

DANA PENSIUN GEREJA KRISTEN INDONESIA PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI A S E T N E T O Per 30 Juni 2017 A S E T N E T O Per 30 Juni 2017 A S E T INVESTASI (Nilai Wajar) Surat Berharga Negara 18.319.480.000 Tabungan 701.534.054 Deposito On Call 0 Deposito Berjangka 35.500.000.000 Sertifikat Deposito 0 Sertifikat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat dua jenis Dana Pensiun menurut Undang-Undang Nomor 11. tahun 1992 tentang Dana Pensiun. Kedua jenis Dana Pensiun itu

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat dua jenis Dana Pensiun menurut Undang-Undang Nomor 11. tahun 1992 tentang Dana Pensiun. Kedua jenis Dana Pensiun itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dana Pensiun merupakan badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan pembayaran manfaat pensiun. Terdapat dua jenis Dana Pensiun menurut Undang-Undang

Lebih terperinci

MENGENAL DANA PENSIUN

MENGENAL DANA PENSIUN MENGENAL DANA PENSIUN 1 I. Pengertian 1. Menurut UU No 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun a. Dana pensiun adalah badan hukum yang menyelenggarakan program pensiun, yaitu suatu program yang menjanjikan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA. EKONOMI. Jaminan Sosial. Kesehatan. Aset. Pengelolaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5482)

LEMBARAN NEGARA. EKONOMI. Jaminan Sosial. Kesehatan. Aset. Pengelolaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5482) No.239, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA EKONOMI. Jaminan Sosial. Kesehatan. Aset. Pengelolaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5482) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

Pokok-pokok Perubahan PMK Investasi Dana Pensiun. Mulabasa Hutabarat Kepala Biro Dana Pensiun - Bapepam-LK

Pokok-pokok Perubahan PMK Investasi Dana Pensiun. Mulabasa Hutabarat Kepala Biro Dana Pensiun - Bapepam-LK Pokok-pokok Perubahan PMK Investasi Dana Pensiun Mulabasa Hutabarat Kepala Biro Dana Pensiun - Bapepam-LK Jakarta 13 Januari 2009 Penambahan jenis investasi baru Penghapusan SPU Penyesuaian batasan investasi

Lebih terperinci

LAPORAN ASET NETO. Per 31 Desember 2013 NBDU : Nama Dana Pensiun : Jenis Program : Tahunan (Audited) 2013 Tahunan (Audited) 2012

LAPORAN ASET NETO. Per 31 Desember 2013 NBDU : Nama Dana Pensiun : Jenis Program : Tahunan (Audited) 2013 Tahunan (Audited) 2012 1 ASET INVESTASI (Nilai Wajar) Surat Berharga Negara Tabungan Deposito on Call Deposito Berjangka Sertifikat Deposito Sertifikat Bank Indonesia Saham Obligasi Sukuk Unit Penyertaan Reksadana RD Pasar Uang,

Lebih terperinci

Pedoman Praktis Dana Pensiun Pertamina 1

Pedoman Praktis Dana Pensiun Pertamina 1 BAB I UMUM A. PENGERTIAN 1. Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun. 2. Pendiri adalah : a. orang atau badan yang membentuk Dana Pensiun

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap orang mendambakan hidup tenang, tenteram, bahagia dan sejahtera. Berbagai cara dilakukan untuk dapat memperolehnya. Hal yang biasa dilakukan adalah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

LAPORAN ASET NETO. Per 30 Juni 2013 NBDU : Nama Dana Pensiun : Jenis Program : Semester I 2013 Semester II 2012

LAPORAN ASET NETO. Per 30 Juni 2013 NBDU : Nama Dana Pensiun : Jenis Program : Semester I 2013 Semester II 2012 1 ASET INVESTASI (Nilai Wajar) Surat Berharga Negara Tabungan Deposito on Call Deposito Berjangka Sertifikat Deposito Sertifikat Bank Indonesia Saham Obligasi Sukuk Unit Penyertaan Reksadana RD Pasar Uang,

Lebih terperinci

Dana Pensiun Pegawai PT Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti

Dana Pensiun Pegawai PT Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti Laporan Neraca ASET INVESTASI (Harga Historis) Surat Berharga Negara 126.026.683.00 102.978.183.00 Tabungan 319.181.46 183.688.885,00 Deposito on Call 16.200.000.00 11.929.000.00 Deposito Berjangka 178.308.000.00

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 9 /SEOJK.05/2016 TENTANG DASAR PENILAIAN INVESTASI DANA PENSIUN, BENTUK DAN SUSUNAN SERTA TATA

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 9 /SEOJK.05/2016 TENTANG DASAR PENILAIAN INVESTASI DANA PENSIUN, BENTUK DAN SUSUNAN SERTA TATA LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 9 /SEOJK.05/2016 TENTANG DASAR PENILAIAN INVESTASI DANA PENSIUN, BENTUK DAN SUSUNAN SERTA TATA CARA PENYAMPAIAN LAPORAN INVESTASI TAHUNAN DANA PENSIUN

Lebih terperinci

Pada akhir tahun 2016 kualitas pendanaan pada Kualitas Pendanaan Tingkat I (Fully Funded)

Pada akhir tahun 2016 kualitas pendanaan pada Kualitas Pendanaan Tingkat I (Fully Funded) . KATA PENGANTAR Dana Pensiun Bank DKI merupakan Dana Pensiun Pemberi Kerja yang menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP), dimana Peserta dan Pemberi Kerja bersama-sama membayar Iuran. Peserta

Lebih terperinci

LAPORAN ASET NETO. Per 31 Desember 2012 NBDU : Nama Dana Pensiun : Jenis Program : Tahunan (Audited) 2012 Tahunan (Audited) 2011

LAPORAN ASET NETO. Per 31 Desember 2012 NBDU : Nama Dana Pensiun : Jenis Program : Tahunan (Audited) 2012 Tahunan (Audited) 2011 1 ASET INVESTASI (Nilai Wajar) Surat Berharga Negara Tabungan Deposito on Call Deposito Berjangka Sertifikat Deposito Sertifikat Bank Indonesia Saham Obligasi Sukuk Unit Penyertaan Reksadana RD Pasar Uang,

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.36, 2017 KEUANGAN OJK. Investasi Kolektif. Multi Aset. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6024) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 77/KMK.017/1995 TENTANG PENDANAAN DAN SOLVABILITAS DANA PENSIUN PEMBERI KERJA

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 77/KMK.017/1995 TENTANG PENDANAAN DAN SOLVABILITAS DANA PENSIUN PEMBERI KERJA KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 77/KMK.017/1995 TENTANG PENDANAAN DAN SOLVABILITAS DANA PENSIUN PEMBERI KERJA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Program Pensiun

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

Dana Pensiun PERTAMINA. Ringkasan Laporan Perkembangan Tahun 2013 A. LAPORAN PENGURUS

Dana Pensiun PERTAMINA. Ringkasan Laporan Perkembangan Tahun 2013 A. LAPORAN PENGURUS Dana Pensiun PERTAMINA Ringkasan Laporan Perkembangan Tahun 2013 A. LAPORAN PENGURUS Dalam rangka memenuhi kewajiban pelaporan DP PERTAMINA, dengan ini disampaikan informasi perkembangan Kepesertaan, Laporan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PMK.01/2007

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PMK.01/2007 PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PMK.01/2007 TENTANG PENGADMINISTRASIAN, PELAPORAN DAN PENGAWASAN PENITIPAN DANA IURAN PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEJABAT NEGARA MENTERI KEUANGAN,

Lebih terperinci

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 510/KMK.06/2002 TENTANG PENDANAAN DAN SOLVABILITAS DANA PENSIUN PEMBERI KERJA

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 510/KMK.06/2002 TENTANG PENDANAAN DAN SOLVABILITAS DANA PENSIUN PEMBERI KERJA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 510/KMK.06/2002 TENTANG PENDANAAN DAN SOLVABILITAS DANA PENSIUN PEMBERI KERJA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang a bahwa untuk memberikan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.239, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA EKONOMI. Jaminan Sosial. Kesehatan. Aset. Pengelolaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5482) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk. SELAKU PENDIRI DANA PENSIUN SEMEN GRESIK. Nomor : 0033/Kpts/Dir/2014 TENTANG

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk. SELAKU PENDIRI DANA PENSIUN SEMEN GRESIK. Nomor : 0033/Kpts/Dir/2014 TENTANG SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk. SELAKU PENDIRI DANA PENSIUN SEMEN GRESIK Nomor : 0033/Kpts/Dir/2014 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN SEMEN GRESIK DIREKSI Menimbang

Lebih terperinci

Penjelasan atas UU Nomor 11 Tahun 1992 P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN

Penjelasan atas UU Nomor 11 Tahun 1992 P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN U M U M Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional yang pada hakekatnya merupakan pembangunan manusia

Lebih terperinci

DANA PENSIUN PERHUTANI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO Per 31 Desember Ref

DANA PENSIUN PERHUTANI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO Per 31 Desember Ref Jumlah % ASET 1 INVESTASI (Nilai Wajar) Tabungan pada Bank 0 0 0 0,00 Deposito on call pada Bank 0 0 0 0,00 Deposito Berjangka pada Bank 1 6,000,000,000 20,000,000,000 (14,000,000,000) 30 Sertifikat Deposito

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pensiun atau Tunjangan Hari Tua merupakan dambaan setiap karyawan. Hal ini merupakan konsekuensi logis dari siklus hidup manusia, yaitu siklus yang ditandai

Lebih terperinci

SALINAN KEPUTUSAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR : KEP-60/NB.1/2016 TENTANG

SALINAN KEPUTUSAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR : KEP-60/NB.1/2016 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR : KEP-60/NB.1/2016 TENTANG PENGESAHAN ATAS PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN PERHUTANI DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN Menimbang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA. Nomor : LC/i/BODR/9/13 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI

KEPUTUSAN DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA. Nomor : LC/i/BODR/9/13 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI Menimbang: KEPUTUSAN DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA Nomor : LC/i/BODR/9/13 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN MANULIFE INDONESIA DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.179, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESRA. Aset. Jaminan Sosial. Ketenagakerjaan. Pengelolaan. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5724). PERATURAN

Lebih terperinci

Karyawan Pemberi Kerja (PT AP II) yang memenuhi syarat kepesertaan sesuai Peraturan Dana Pensiun dan telah terdaftar pada DAPENDA PESERTA

Karyawan Pemberi Kerja (PT AP II) yang memenuhi syarat kepesertaan sesuai Peraturan Dana Pensiun dan telah terdaftar pada DAPENDA PESERTA Tangerang, 15 Juni 2013 PESERTA PESERTA AKTIF PENSIUNAN Karyawan Pemberi Kerja (PT AP II) yang memenuhi syarat kepesertaan sesuai Peraturan Dana Pensiun dan telah terdaftar pada DAPENDA Peserta yang telah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN DAN INVESTASI DANA PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN DAN INVESTASI DANA PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN DAN INVESTASI DANA PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pengelolaan dan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk

Lebih terperinci

Peraturan Dana Pensiun

Peraturan Dana Pensiun Protection & Investment DPLK AIA Financial Peraturan Dana Pensiun Corporate Solution aia-financial.co.id KEPUTUSAN DIREKSI PT. AIA FINANCIAL NOMOR: 002/SK/DIR/III/2016 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2013

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2013 SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Lampiran III PENJELASAN SETIAP PERKIRAAN DALAM LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

Lampiran III PENJELASAN SETIAP PERKIRAAN DALAM LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN Lampiran III PENJELASAN SETIAP PERKIRAAN DALAM LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN I. NERACA Neraca adalah laporan yang menggambarkan keadaan keuangan pada saat tertentu dan terdiri dari kekayaan (aktiva) yang

Lebih terperinci

-1- OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2013 TENTANG

-1- OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2013 TENTANG -1- OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2013 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMBUBARAN DAN PENYELESAIAN LIKUIDASI DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Hasil Pengawasan Atas Pengelolaan Dana Pensiun Bank Mandiri Satu Tahun Buku 2015

Hasil Pengawasan Atas Pengelolaan Dana Pensiun Bank Mandiri Satu Tahun Buku 2015 Hasil Pengawasan Atas Pengelolaan Dana Pensiun Bank Mandiri Satu Tahun Buku 2015 Menunjuk Peraturan Dana Pensiun Bank Mandiri Satu yang telah disahkan oleh Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PERUM PERHUTANI PENDIRI DANA PENSIUN PERHUTANI Nomor : 446 /Kpts/Dir/2011. Tentang

KEPUTUSAN DIREKSI PERUM PERHUTANI PENDIRI DANA PENSIUN PERHUTANI Nomor : 446 /Kpts/Dir/2011. Tentang KEPUTUSAN DIREKSI PERUM PERHUTANI PENDIRI DANA PENSIUN PERHUTANI Nomor : 446 /Kpts/Dir/2011 Tentang DIREKTUR UTAMA PERUM PERHUTANI, Menimbang : a. bahwa Dana Pensiun merupakan sarana penghimpun dana, guna

Lebih terperinci

DANA PENSIUN BANK DKI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO PER 30 JUNI ASET Semester I 2017 Semester II 2016

DANA PENSIUN BANK DKI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO PER 30 JUNI ASET Semester I 2017 Semester II 2016 A. LAPORAN ASET NETO INVESTASI (NILAI WAJAR) ASET Surat Berharga Negara 43.996.444.448 100.081.670.878 Tabungan 2.581.094.681 2.983.430.198 Deposito on call 30.000.000.000 0 Deposito Berjangka 77.060.000.000

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tidak mengherankan jika masih banyak pendapat yang beranggapan bahwa status

BAB I PENDAHULUAN. Tidak mengherankan jika masih banyak pendapat yang beranggapan bahwa status 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia lebih banyak mengenal bahwa program pensiun hanya dapat dimiliki oleh seseorang yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS). Tidak mengherankan

Lebih terperinci